Modul Penutup Lantai Dan Dinding [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga modul ini dapat diselesaikan. Modul berjudul "Pemasangan Penutup Lantai dan Dinding” ini disusun guna menyelesaikan tugas Praktik Bangunan 1. Dalam penulisan modul ini, penyusun menyadari masih adanya kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnaan modul “Pemasangan Penutup Lantai dan Dinding” ke depannya. Modul ini berisi materi dalam pemasangan lantai dan dinding, mulai dari ketentuanketentuan umum dakam pemasangan, jenis-jenis penutup lantai dan dinding, tahap pengerjaan, hingga evaluasi. Dalam penyusunan modul ini, penyusun banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan modul ini. Akhirnya penyusun mempersembahkan modul ini dengan harapan dapat bermanfaat dan membantu bagi mahasiswa pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Semarang, 11 April 2020



Penyusun



ii



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. iii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………… iv BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………....... 1 A. Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1 B. Tujuan ……………………………………………………………………………… 1 BAB II PENUTUP LANTAI DAN DINDING ………………………………………. 2 A. Pemasangan Lantai ………………………………………………………………... 2 B. Ketentuan Umum Pemasangan Lantai …………………………………………… 2 C. Lantai Keramik …………………………………………………………………….. 5 1. Jenis Keramik ……………………………………………………………………. 5 2. Sifat Keramik …………………………………………………………………….. 7 3. Kelebihan Ubin Keramik ………………………………………………………… 8 4. Kekurangan Ubin Keramik ………………………………………………………. 8 5. Alat dan Bahan dalam Pemasangan Lantai Keramik ………………………….…. 9 6. Keselamatan Kerja …………………………………………....………………….. 9 7. Pemasangan Lantai Keramik ……………………………………………………... 9 8. Cara Membuat Jark Nat ………………………………………………………… 12 D. Lantai Mozaik …………………………………………………………………….. 12 1. Mengenal Mozaik ……………………………………………………………..... 12 2. Cara Memasang Lantai Mozaik ………………………………………………… 13 E. Penutup Dinding ………………………………………………………………….. 14 1. Penutup Dinding dengan Batu Tempel/Hias ……………………………………. 14 2. Penutup Dinding dengan Keramik ……………………………………………… 16 3. Penutup Dinding dengan Gypsum ………………………………………………. 17 4. Penutup Dinding dengan Partisi ………………………………………………… 18 BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….. 20 A. Rangkuman ……………………………………………………………………….. 20 B. Evaluasi …………………………………………………………………………… 20 DAFTAR PUSTAKA



iii



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



DAFTAR GAMBAR Gambar 1, Ketentuan Umum Pemasangan Ubin Lantai ………………………………... 4 Gambar 2, Benang Tarikan Sebagai Pedoman Pemasangan Ubin ……………………... 4 Gambar 3, Ubin Keramik Interior ……………………………………………………… 6 Gambar 4, Keramik Dekoratif ………………………………………………………….. 7 Gambar 5, Keramik pada Konstruksi Tangga ………………………………………….. 7 Gambar 6, Pemasangan Benang Ukur pada Permukaan Lantai …………………… 10 Gambar 7, Pemberian Semen ………………………………………………………. 10 Gambar 8, Pemberian Serbuk Semen ………………………………………………. 11 Gambar 9, (a) Pemasangan Keramik, (b) Mengatur Ketinggian Keramik ………… 11 Gambar 10, Lantai Mozaik ……………………………………………………………. 13 Gambar 11, Langkah Memasang Mozaik ……………………………………………... 14 Gambar 12, Proses Pembobokan Dinding …………………………………………….. 14 Gambar 13, Proses Pemasangan Benang untuk Patokan ……………………………… 15 Gambar 14, Pemasangan Batu dengan Pola Timbul …………………………………... 15 Gambar 15, Proses Coating …………………………………………………………… 16 Gambar 16, Dinding dengan Batu Tempel ……………………………………………. 16 Gambar 17, Dinding dengan Keramik ………………………………………………… 16 Gambar 18, Pemasangan Dinding dengan Gypsum …………………………………… 17 Gambar 19, Sistem Pemasangan Dinding Partisi ……………………………………… 18 Gambar 20, Dinding Partisi …………………………………………………………… 20



iv



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan adalah merupakan perpaduan beberapa dari beberapa bahan dan konstruksi sehingga dapat berfungsi sesuai dengan yang direncanakan. Bangunan (khususnya rumah tempat tinggal) berfungsi untuk melindungi dan menjaga penghuninya dari segala macam bahaya dan kondisi (keadaan alam) yang tidak menyenangkan. Dari dulu hingga sekarang fungsi bangunan berkembang terus sesuai dengan keadaan dan kebutuhan manusia, demikian juga dengan bahan dan konstruksi bangunan. Perkembangan jenis bahan dan konstruksi bangunan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagian dalam bangunan yang tidak kalah penting adalah lantai dan dinding. Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitarnya. Dinding bangunan berfungsi untuk memisahkan suatu ruangan dengan ruangan lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi bangunan, berbagai macam produk lantai dan dinding mulai bermuncul mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks, selain itu dari segi harga juga beragam, dari yang murah sampai yang mahal. B. Tujuan Tujuan umum: 1. Memberi petunjuk untuk mengetahui cara untuk memasang keramik lantai pada pekerjaan suatu proyek dan mampu mengarahkan kepada mahasiswa untuk dapat memasang lantai keramik dengan baik dan benar. 2. Memberi petunjuk tentang bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemasangan keramik lantai dan mampu menganalisa alat dan bahan tersebut sesuai dengan fungsinya.



Tujuan khusus: 1. Dapat melakukan pemasangan lantai keramik dengan benar. 2. Dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.



1



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



BAB II PENUTUP LANTAI DAN DINDING A. Pemasangan Lantai Pemasangan lantai biasanya dimulai bila semua pekerjaan bagian atas, seperti pemasangan atap, plafon, dan plesteran dinding dan pekerjaan bagian bawah, seperti pemasangan pipa-pipa riolering telah selesai dilaksanakan. Permukaan dasar tanah yang akan dipasang lantai harus diberi urugan terlebih dahulu. Tujuan dari pengurugan adalah agar tidak terjadi penyusutan tanah yang dapat mengakibatkan lantai menjadi tidak kokoh dan pecah. Bahan yang digunakan untuk urugan adalah tanah urug atau pasir urug dengan ketebalan 15-20 cm. Langkah pengurugan adalah sebagai berikut. 1. Permukaan tanah dibersihkan dari kotoran, seperti sisa-sisa adukan, potongan kayu, sisa gergajian dan Iain-lain. 2. Jika urugan cukup tebal (> 20 cm ), urugan tanah dibuat berlapislapis, dengan tebal setiap lapisan 15-20 cm dengan cara dipadatkan alat pemadat yang dialiri air sampai jenuh. Hal ini dilaksanakan sampai permukaan tanah tidak menunjukkan penurunan lagi. 3. Pekerjaan selanjutnya urugan pasir diatasnya yang pelaksanaannya seperti pada pelaksanaan diatas.



B. Ketentuan Umum Pemasangan Lantai Ubin lantai ubin terdiri dari ubin semen portland yang bahannya merupakan campuran pasir dengan semem dan permukaannya dari lapisan semen Portland murni, granite dan sebagainya. Menurut motifnya dibedakan atas ubin galasan, ubin-sisik, ubinkembang dan sebagainya. Ukuran ubin biasanya 15 X 15; 20 X 20 dan 30 X 30 cm dengan tebal 2cm. Ketentuan umum pemasangan ubin lantai yang menggunakan bentuk segi empat dengan menggunakan spesi/adukan adalah sebagai berikut; 1. Tentukan letak titik tertinggi sebagai dasar muka lantai, yang biasanya diambil dibawah pintu.



2



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



2. Pemasangan pertama dilakukan di bawah pintu dengan menggunakan adukan. 3. Dari muka atas pasangan pertama ditarik benang kearah sudutsudut ruangan lalu pada masing-masing sudut dipasang satu pasangan lantai sebagai pedoman untuk tinggi muka lantai. 4. Dari 9 tempat pasangan lantai sudut ditarik benang-benang sejajar tepi ruangan untuk menetapkan letak titik-titik antara atau tengahtengah ruangan. 5. Di tempat-tempat tersebut dipasang patok. Pada patok dipakukan papan untuk tarikan-benang, seperti pada pemasangan papanbangunan. Pemasangan papan harus datar dan diperiksa dengan alat sipat datar. 6. Dari papan-papan ini direntangkan benang untuk tarikan benang pemasangan. Mula-mula ditarik benang dari pasangan lantai pertama di dekat pintu, kemudian pada arah tegak lurus direntangkan juga benang untuk tarikan-benang kearah silang lainnya. 7. Dari tempat tarikan benang tersebut dimulai pemasangan satu baris ubin lantai. 8. Untuk tiap pemasangan dipakai adukan yang cukup untuk luas satu pasangan ubin lantai. Bahan lantai didesak dengan kekuatan sedang sampai rata dan sejajar dengan benang-tarikan. 9. Pemasangan berikutnya kearah tegak lurus terhadap arah pemasangan pasangan yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bagian ujung sudut ruangan terpasang penuh dengan ubin lantai. 10. Pemasangan dilakukan dengan cara mundur menuju kearah pintu agar ubin lantai yang telah selesai dipasang tidak terganggu oleh pemasangan lantai berikutnya, sebab adukannya belum mengeras. 11. Untuk menjaga agar pemasangan ubin yang telah selesai tidak rusak. maka pada tempat-tempat tertentu diletakkan papan untuk jalan di atasnya.



3



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



Gambar 1, Ketentuan Umum Pemasangan Ubin Lantai



Gambar 2, Benang Tarikan Sebagai Pedoman Pemasangan Ubin



4



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



C. Lantai Keramik Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan keramik. Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan (lantai). Selain fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih. Dalam kaitan dengan mutu ubin keramik dikenal istilah KW1, KW2, KW3, artinya dalam (1) satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan nol kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), sedangkan KW berikutnya kualitasnya lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran berselisih antara satu dengan lainnya berkisar 1 – 1.5 mm. Jenis dan merk lantai keramik yang ada dipasaran antara lain: Roman, KIA, IKAD, INA, White Horse, Masterina, Mulia, Acura, Hercules, KIG, Milan, Platinum, Genova dan sebagainya. 1. Jenis Keramik Keramik dilihat dari penggunaan bahan dan proses pembuatan terbagi dalam dalam dua jenis keramik, yaitu: a. Keramik Tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory). b. Keramik Halus Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.



5



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



Berdasarkan perletakkannya, jenis keramik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: a. Ubin Keramik Interior Ubin keramik interior senantiasa terlindung dari hujan, dan sinar matahari langsung, oleh karena itu biasanya digunakan jenis ubin keramik polos atau dekoratif sesuai dengan fungsi ruang serta kesan yang diharapkan. Khusus ruangruang interior dengan kegiatan menggunakan peralatan yang menghasilkan panas serta adanya bahanbahan kimia, seprti laboratorium, dapur dan sebagainya maka gunakan ubin keramik yang resisten terhadap bahan-bahan pewarna, asam-basa, dan lemak, sehingga cairan yang tumpah dilantai dapat dengan mudah dibersihkan dan tidak merusak ubin keramik, serta resisten tinggi terhadap suhu tinggi. Jenis keramik yang memenuhi kualitas tersebut anata lain keramik yang berglazur dan glossy. Sedang untuk ruang untuk kegiatan basah, seperti kamar mandi, tempat cuci gunakan keramik berglasur dengan tekstur pada permukaannya, sehingga tidak licin pada waktu basah dan mudah dibersihkan Keramik dinding juga lazim dipakai untuk kamar mandi, jenis yang cocok adalah keramik dinding berglasur, kilap yang resisten terhadap bahan-bahan kimia serta mudah dibersihkan.



Gambar 3, Ubin Keramik Interior



b. Ubin Keramik Eksterior Untuk lantai eksterior dan sering kena hujan dan sinar matahari secara langsung disarankan pilih jenis keramik tahan perubaha cuaca, ditandai dengan daya serap air rendah, permukaan berglazur, tidak mengkilap (berkesan suram), karena jenis warna kusam tidak sensitif terhadap abrasi/goresan. Jenis keramik untuuk eksterior dipasaran dikenal dengan embossed (tidak rata).



6



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



Gambar 4, Keramik Dekoratif Khusus untuk tangga baik tangga interior maupun eksterior digunakan ubin khusus yaitu ubin keramik yang tidak licin, seperti keramik yang bertekstur atau dapat dipilih juga aksesoris keramik lantai yang memang khusus untuk dipasang pada anak tangga, yang bernama bullnose dan stepnose. Tipe ini pada permukaan terdapat granula-granula yang menimbulkan efek anti slip.



Gambar 5, Keramik pada Konstruksi Tangga



2. Sifat Keramik a. Mudah pecah Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya. Walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.



7



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



b. Tahan suhu tinggi Sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. c. Kekuatan tekan tinggi Sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.



3. Kelebihan Ubin Keramik a. Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur, harga dan bahan pembentuk (batu alam, granit, marmer). b. Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parket), warna tahan sangat lama, serta mudah dalam membersihkannya. c. Permukaannya anti air (daya serap airnya kecil) sehingga mudah dalam pemeliharaan dan cara membersihkan). d. Tahan terhadap goresan pisau dan juga tahan panas (api). e. Mudah dibersihkan dan bebas perawatan. f. Tidak berubah warna dari waktu dan waktu g. Permukaan halus dari ubin keramik mencegah penumpukan bakteri dan jamur



4. Kekurangan Ubin Keramik a. Meledak pada musim kemarau Terjadi akibat udara (tidak semua bagian di bawah keramik solid terisi adukan) panas yang terperangkap di bawah keramik memuai dan mendorong keramik hingga pecah, penyebab lain adalah adukan kurang homogen (adukan dilakukan sebentar, kurang lama) yang mengakibatkan daya rekat tidak tahan lama sehingga beberapa waktu kemudian ubin keramik lepas. b. Kurang tahan terhadap guncangan dan benda-benda padat yang berat. c. Kurangnya elastisitas sehingga tidak dapat diletakkan pada permukaan melengkung. d. Nat keramik sulit untuk dibersihkan. e. Mudah pecah.



8



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



5. Alat dan Bahan dalam Pemasangan Lantai Keramik Bahan: 



Keramik



: bahan utama untuk pemasangan lantai.







Semen



: bahan perekat untuk campuran.







Pasir



: bahan campuran semen.







Air



: bahan campuran semen dan pasir.



Alat: 



Sekop



: alat untuk memgambil pasir dan semen.







Cetok



: alat untuk meratakan spesi.







Benang & kayu



: untuk memudahkan dalam menyamakan ketinggian



lantai.



6. Keselamatan Kerja a. Pakai pakaian dan atribut agar aman dalam melakukan pekerjaan. b. Gunakan helm proyek (safety helm). c. Hindari Bergurau dalam bekerja. d. Hindari pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya.



7. Pemasangan Lantai Keramik Sebelum memasang ubin keramik diatas dasar lantai beton, ada beberapa hal yang harus diperhatiakn dan dilakukan, yaitu menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan. Buatlah gambar desain pola lantai dan lajur pemasangan (arah horizontal, vertikal atau diagonal luas ruang) untuk membantu menghitung secara detail kebutuhan keramik (lebihkan sekitar 5 % untuk persediaan, bila waktu pemasangan pasang ada yang rusak, dan cadangan apabila ada kerusakan dikemudian hari, disebabkan stok terbatas dan selang bebrapa waktu kemungkinan tidak diproduksi lagi). Dan pastikan ubin keramik yang datang dan akan dipasang sesuai kode, ukuran warna yang dipesan. Cara pemasangan keramik: a. Sebelum dipasang keramik, siram terlebih dahulu permukaan lantai dengan air. Setelah itu, berilah pasir yang berfungsi sebagai pencegah keretakan pada



9



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



lantai. Lalu diberi campuran semen yang menggunakan adukan antara semen, pasir, air, dalam satu wadah adukan. Dengan perbandingannya yaitu 1 semen : 6 pasir. b. Pemasangan benang pengukur pada permukaan lantai dan atur ketinggian antara benang dan permukaan lantai. Fungsi benang tersebut sebagai patokan pengukuran pada pemasangan keramik selanjutnya. Setelah itu, ukur kembali lebar benang dengan kayu. Fungsi kayu adalah untuk menyamakan ketinggian antara jarak benang satu dengan benang satunya yang telah disesuaikan dengan ukuran keramik.



Gambar 6, Pemasangan Benang Ukur pada Permukaan Lantai



c. Maka tahap selanjutnya yaitu pemberian semen (yang sudah tercampur dengan pasir dan air) dan ratakan dengan menggunakan alat cetok.



Gambar 7, Pemberian Semen



10



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



d. Tahap selanjutnya yaitu pemberian serbuk semen yang fungsinya untuk melekatkan antara semen dengan keramik.



Gambar 8, Pemberian Serbuk Semen



e. Sebelum keramik dipasang, rendam terlebih dahulu keramik dengan air yang fungsinya agar daya rekat keramik dengan semen yang berada di permukaan lantai benar-benar lengket. Setelah itu, pasang keramik pada permukaan lantai. f. Mengatur ketinggian keramik yang telah dipasang dengan cara ketuk perlahan-lahan keramik dengan palu, dan sesuaikan ketinggian dengan benang ukur. Tujuannya untuk memastikan tidak terjadi adanya rongga diantara keramik dan adukan semen yang akan mengakibatkan keramik mudah lepas. Begitu seterusnya untuk pemasangan keramik berikutnya dengan jarak antar keramik sekitar 4 mm.



(a)



(b)



Gambar 9, (a) Pemasangan Keramik, (b) Mengatur Ketinggian Keramik



11



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



g. Pada tahap terakhir, adalah biarkan selama lima sampai tujuh hari untuk pengisian semen nat. Peristiwa ini akan membuat sisa udara gas akibat reaksi campuran semen dan air yang mengendap dibawah keramik akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu, diberi semen nat.



8. Cara Membuat Jarak Nat a. Gunakan plastik spacer Cara yang lazim digunakan untuk menetukan/mengatur jarak nat adalah dengan plastic spacer yang banyak dijual di toko-toko keramik. Ukurannya bermacam-macam, memberikan banyak pilihan penentuan lebar nat. Plastic spacer tersebut ditempatkan disamping (atas), dan dapat dengan muda dilepaskan dan dipasang kembali. b. Menggunakan papan kayu Cara lain untuk menentukan lebar nat adalah dengan menggunakan penanda dari kayu. Lebar nat ditandai dengan pensil atau yang lainnya. Pemakaian dengan cara ini fleksibel sekali tetapi dalam aplikasinya mungkin lebih sulit. Pemasangan keramik dinding biasanya dipergunakan paku yang dipasang benang yang direntangkan dari satu sisi kesisi berikutnya untuk ketepatan pemasnagan dan menyeragamkan lebar nat.



D. Lantai Mozaik 1.



Mengenal Mozaik Mozaik semakin populer untuk mempercantik elemen bangunan. Ia menjadi



pelapis dinding, lantai kamar mandi, back panel dapur, pelapis saniter, hingga dinding dan lantai kolam renang. Mozaik terbuat dari porselen, kaolin, dan bahan khusus. Daya tekannya mencapai 500kg/cm2. Berbentuk kepingan, mozaik dirangkai di atas jaring benang. Ukuran keping bervariasi, ada yang 18mmx18mm, 25mmx25mm, 28mmx28mm, 35mmx35mm, juga 50mmx50mm. Masing-masing keping memiliki tebal 3mm-4mm. Sebagai pengikat antarkepingan adalah jejaring berbahan nilon, mirip benang. Jaring berperan sebagai pengikat sekaligus perekat kepingan mozaik. Agar tak lepas, jejaring dilem ke bagian belakang mozaik. Jejaring juga memudahkan pemasangan.



12



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



Mozaik memiliki bentuk, desain, dan warna beragam. Ada yang berbentuk kotak siku, bulat, kotak lengkung, dan segienam. Model lainnya berupa kembangan, dekoratif, dan acak. Variasi warnanya sampai ratusan, mirip dengan color card dari cat. Inilah yang membuat mozaik menjadi bahan pencitraan elemen rumah.



Gambar 10, Lantai Mozaik 2. Cara Memasang Lantai Mozaik Mozaik Memasang mozaik perlu ketelitian. Selain butuh nat tipis, berkisar 2mm3mm, mozaik juga perlu perlakuan khusus. Cara memasang mozaik adalah sebagai berikut; a. Mozaik tidak boleh direndam dalam air. Air dapat merusak dan menghilangkan lem perekat pada jejaring di balik keping mozaik. b. Tidak semua tukang keramik dapat memasang mozaik. Ada baiknya pilih tukang khusus mozaik. Jika sulit dapat berkonsultasi kepada distributor mozaik. c. Nat mozaik cukup kecil berkisar 2mm-3mm. Oleh sebab itu, gunakan pengisi nat khusus dan bukan menggunakan semen biasa. Jenis semen biasa dapat membuat tampilan nat tidak rapi. d. Perawatan mozaik menggunakan kain lap basah, tak perlu diguyur dengan air. Lakukan pembersihan segera jika mozaik di dinding atau lantai terkena noda.



13



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



14



Gambar 11, Langkah Memasang Mozaik E. Penutup Dinding 1. Penutup Dinding dengan Batu Tempel/Hias a. Alat dan Bahan:  Paku beton,



 Adukan semen, dan



 Benang,



 Pelapis/cairan coating



b. Cara Pemasangan Beragam batu tempel/hias tersedia di pasar. Cara pemasangan batu tempel/hias adalah sebagai berikut: 1) Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan yang hendak dipergunakan. 2) Siapkan dinding yang hendak ditempel dengan batu alam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengupas/membobok permukaan dinding dengan acak. Ini penting untuk dilakukan supaya adonan atau adukan semen yang akan ditempel dapat merekat dengan baik antara batu dengan dinding.



Gambar 12, Proses Pembobokan Dinding



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



3) Pasang paku beton di bagian atas dinding yang telah dipasangi benang. Benang ini nantinya akan digunakan sebagai patokan untuk memasang batu alam supaya siku.



Gambar 13, Proses Pemasangan Benang untuk Patokan 4) Rendamlah batu alam dengan air. Hal ini berfungsi untuk menjaga agar batu tetap lembab. Jika kondisi batu alam terlalu kering maka air akan cepat tersedot ke dalam adukan semen ketika diaplikasikan. 5) Pemasangan batu alam pada dinding, sebaiknya dimulai dari bagian bawah lebih dulu. Jangan lupa untuk memberi ganjal supaya batu alam yang telah dibasang tidak turun ke bawah, karena batu alam cukup berat. 6) Jika ingin dinding terlihat lebih indah dan berestetika, Anda dapat menggunakan pola pemasangan timbul tenggelam. Pola seperti ini dapat membuat tampilan dinding tidak monoton.



Gambar 14, Pemasangan Batu dengan Pola Timbul 7) Langkah terakhir dari proses pemasangan batu alam ini adalah melapisinya dengan cairan coating supaya dinding batu tidak mudah berjamur/berlumut. Selain itu



15



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



fungsi dari proses coating adalah dapat membuat tampilan dinding batu alam menjadi lebih indah.



Gambar 15, Proses Coating



Gambar 16, Dinding dengan Batu Tempel 2. Penutup Dinding dengan Keramik Pelapisan dengan keramik biasnya dilakukan pada dinding kamar mandi dan dinding dapur dengan susunan keramik di bagian bawah dinding dan lis di bagian atas dinding. Model dan motif dari keramik dan lis dinding tersebut mempunyai banyak ragam.



Gambar 17, Dinding dengan Keramik



16



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



3. Penutup Dinding dengan Gypsum Beberapa keunggulan gypsum diantaranya adalah: a. Papan Gypsum Lebih Ringan b. Mudah Dipasang Pemasangan gypsum untuk dinding interior ternyata sangat mudah, Anda hanya menyiapkan rangka dinding lalu bahan ini bisa langsung ditempel. Proses pengerjaannya pun relatif cukup cepat. c. Mudah Diperbaiki Selain mudah dipasang, ternyata gypsum mudah diperbaiki, contohnya jika dinding mengalami kerusakan seperti berlubang atau lecet, Anda hanya cukup mendempul bagian yang rusak tersebut, atau memotong dibagian yang rusak dan menempelkannya kembali dengan papan gypsum yang baru. d. Ramah Lingkungan Papan gypsum ramah terhadap lingkungan, karena jika bahan material ini sudah tidak terpakai lagi maka gypsum tidak akan mencemari tanah sebab akan langsung melebur dalam tanah.



Gambar 18, Pemasangan Dinding dengan Gypsum



17



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



4. Penutup Dinding dengan Partisi Untuk membuat kesan ruangan menjadi luas atau terbagi-bagi dapat dilakukan dengan cara membuat dinding partisi. Cara membuat dinding partisi adalah sebagai berikut; a. Tentukan model partisi yang diinginkan. Kini ada banyak variasi untuk menyamarkan ruangan. Partisi dapat menyerupai dinding utuh dengan modifikasi material atau partisi yang menyerupai lemari untuk menyimpan barang. b. Ukur jarak antarruang yang akan ditutupi, sebaiknya saat membagi ruang didukung oleh dinding struktur, sehingga partisi akan terlihat seperti dinding sungguhan. c. Pilih material sesuai kebutuhan. Lalu buat rangka struktur partisi dengan menggunakan material tersebut. d. Setelah partisi terbentuk, beri finishing warna yang sesuai dengan warna kusen dan pintu. e. Langkah terakhir, pasang pintu pada ruang yang telah ditentukan. Untuk menyamarkan pintu, handel dapat dipasang pada satu sisi, yakni bagian dalam. f. Jika dinding pintu partisi memiliki jarak yang cukup lebar, meja kecil dapat menjadi penghias sebagian pintu. Melalui cara ini, dinding akan terlihat seperti bukan partisi.



Gambar 19, Sistem Pemasangan Dinding Partisi



18



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



Gambar 20, Dinding Partisi



19



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



BAB III PENUTUP A. Rangkuman



Salah satu bagian dalam bangunan yang paling penting adalah lantai. Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitarnya. Lantai juga bagian bangunan yang digunakan untuk pijakan kaki. Dinding bangunan berfungsi untuk memisahkan suatu ruangan dengan ruangan lainnya. Berbagai macam produk lantai dan dinding mulai bermuncul mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks, selain itu dari segi harga juga beragam, dari yang murah sampai yang mahal. Yang paling sering digunakan sebagai bahan penutupnya ialah keramik, selain harganya terjangkau, perawatan yang mudah juga menjadi alasannya. Dalam pemasangan keramik sebagai penutup lantai dan dinding, meskipun selalu dilakukan dalam setiap proyek bangunan, ketentuan-ketentuan pemasangannya harus selalu diperhatikan. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam pembangunan yang optimal. Pemilihan bahan penutup lantai dan dinding juga disesuaikan dengan kebutuhan dan tetap melihat sifat, kelebihan, dan kekurangan maisng-maisng.



B. EVALUASI Jawab dan jelaskan pertanyaan berikut secara singkat. 1. Sebutkan ketentuan-ketentuan umum dalam pemasangan penutup lantai! 2. Sebutkan macam-macam bahan lantai suatu bangunan! 3. Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan dalam pemasangan penutup lantai dan dinding! 4. Jelaskan langkah-langkah dalam pemasangan penutup lantai dan dinding! 5. Menurut anda, material atau bahan apakah yang paling relefan untuk digunakan sebagai penutup dinding? Berikan alasannya!



20



Praktik Bangunan 1 ǀ Pemasangan Lantai dan Dinding



DAFTAR PUSTAKA Anonim. Pemasangan Batu Alam pada Dinding. 2016. www.batuandesit.info, diakses tanggal 6 April 2020. Anonim. Mengenal Mozaik Dinding, Cara Memasang. 2017. www.builder.id, diakses pada 6 April 2020. Anonim. Pengertian Keramik, Klasifikasi, Bahan, dan Sifat Keramik Nusantara. 2018. www.materipelajar.com, diakses pada 6 April 2020. Lamudi. Keunggulam Papas Gypsum untuk Dinding Rumah. 2018. www.lamudi.co.id, diakses pada 6 April 2020. Tamrin, A. G. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.