(Luas Lantai) Modul Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA MODUL PEMBELAJARAN Fakultas Program Studi Nama Praktikum Modul Praktikum Pertemuan ke



: Teknologi Industri : Teknik Industri : Perancangan Teknik Industri 4 : Luas Lantai 2



Pengertian Luas Lantai Luas lantai adalah rincian luas tanah atau luas area pabrik yang dibutuhkan untuk aktivitas perusahaan seperti produksi, penyimpanan, perkantoran, dan lainnya (Wignjosoebroto, 2013). Luas lantai adalah luas suatu tempat atau area yang akan digunakan dalam mengelola suatu bahan atau dalam mengerjakan suatu proses produksi (Sritomo, 2013). Luas lantai adalah pembakuan sistem kerja. Dalam perancangan stasiun kerja kita harus memastikan bahwa sistem kerja telah baku. Apabila sistem kerja belum baku, maka luas lantai yang dibutuhkan menjadi tidak absah. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan luas lantai adalah luasan mesin, luasan ruang gerak operator, luasan penumpukan bahan yang akan diproses dan setelah diproses, serta luasan untuk kegiatan pemindahan bahan. Luasan pokok kemudian ditambahkan allowance yang bertujuan mendukung kelancaran kegiatan produksi. (Hadiguna, 2008) Kegunaan Luas Lantai Luas lantai digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan. Perhitungan luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya. Dalam melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan, dibutuhkan beberapa kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas- fasilitas pendukung lainnya. Dengan demikian perlu dihitung berapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi.



LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku yang akan disiapkan (Hadiguna, Rika Ampuh, 2009). Perhitungan luas lantai pada prinsipnya memiliki manfaat bagi sebuah pabrik yang akan dibentuk, diantaranya (Apple, 1990). 1. Dapat memperkirakan kebutuhan luas lantai produksi di gudang bahan baku, apakah penempatan atau peletakan produk dilakukan dengan cara ditumpuk atau ditempatkan pada tempat yang sudah disiapkan yaitu dengan menggunakan rak. 2. Dapat memperkirakan luas lantai produksi saat fabrikasi dan perakitan seperti mesin dan alat. 3. Dapat memperkirakan kebutuhan luas lantai yang akan digunakan pada gudang barang jadi. Jenis-Jenis Luas Lantai Luas lantai terbagi atas beberapa jenis dalam pengimplementasiannya yang di dasari dengan spesifikasi dan kegunaannya, meliputi : 1. Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Receiving) Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Receiving) adalah luas lantai yang digunakan untuk menyimpan bahan baku atau material yang akan digunakan dalam produksi. Luas lantai gudang bahan baku terbagi menjadi dua model, yaitu model tumpukan dan model rak. 2. Luas Lantai Gudang Barang Jadi (Shipping) Luas Lantai Gudang Barang Jadi (Shipping) merupakan luas area yang dibutuhkan sebuah pabrik untuk menyimpan hasil produksi sebelum nantinya produk tersebut di distribusikan. 3. Luas Lantai Mesin dan Peralatan Luas Lantai Mesin dan Peralatan merupakan luas lahan yang digunakan untuk peletakan fasilitas mesin dan peralatan yang



LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA digunakan selama proses produksi berlangsung. Luas lantai dibutuhkan untuk mesin atau peralatan yang dapat ditentukan setelah mengetahui berapa banyak jumlah mesin yang perlu diawasi oleh seorang operator.Luas Lantai Perkantoran (Apple, 1990). 4. Luas Lantai Perkantoran dan Fasilitas Luas Lantai Perkantoran dan Fasilitas merupakan luas yang digunakan untuk penempatan-penempatan beberapa bagian, diantaranya : a. Bagian Umum, merupakan fungsi yang melayani seluruh pabrik, misalnya Tool Room (tempat penyimpanan peralatan), Tool Crib (tempat menyimpan atau memperbaiki peralatan yang rusak), ruang rapat, ruang tunggu, dan sebagainya. b. Bagian Produksi, merupakan bagian yang melayani organisasi produksi, misalnya Teknik Industri (standar kerja, metoda, material handling, process quality control (receiving, in process, finished good), plan engineering. c. Bagian Personil, merupakan fungsi yang melayani atau menangani kebutuhan orang, misalnya fasilitas kesehatan, kantin, WC/kamar mandi, daerah rekreasi atau taman, lapangan parkir, telepon umum, dan lain-lain. d. Bangunan Fisik, merupakan bagian yang berhubungan dengan kebutuhan fasilitas fisik bangunan, peralatan, utilitas, dan sebagainya, misalnya fasilitas pemasaran, pembangkit tenaga, garasi, pemadam kebakaran, bengkel peralatan, dan sebagainya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun luas lantai perkantoran dan fasilitas, meliputi : 1. Departemen yang berhubungan ditempatkan berdekatan satu sama lain.



LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA 2. Lebar lorong minimal 0,9 meter. 3. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan merupakan dasardepartementasi. 4. Tiap pekerja membutuhkan kira-kira 4,5 s/d 25 m2. 5. Cahaya yang dating dari kiri dan atau dari belakang lebih baik. 6. Bila pekerja harus duduk saling membelakangi maka harus dipisahkan minimal melebar 1 meter diantara kursi. Metode Penentuan Luas Lantai Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan luas lantai, diantarnya : 1. Metode Produksi Pusat (Production Centered Method), dimana pusat produksi terdiri dari satu mesin ditambah dengan seluruh peralatan yang diperlukan dan area untuk operator. Tempat kerja (depan, belakang, kiri, kanan) ditambah ruang maintenance dan ruang storage akan didapat luas lantai untuk mesin. Prinsipnya semua peralatan dan lokasi storage disusun pada pusat produksi (Hadiguna, 2008). 2. Roughed – Out Layout Method, dimana model ditempatkan pada tata letak yang diperoleh dari estimasi konfigurasi umum dan luas lantai yang dibutuhkan (Harahap, 2006). 3. Metode Jarak Standar, dimana untuk industri-industri yang standar, luas lantai ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan sebelumnya (Harahap, 2006). 4. Metode Waktu Rasio Dan Metode Proyek merupakan metode luas lantai dengan menetapkan perbandingan dari meter kuadrat suatu faktor yang bisa mengukur atu memprediksi tata letak yang diusulkan. Sebagai contoh adalah meter kuadrat per jam buruh langsung, meter kuadrat per unit produksi dan meter kuadrat per kepala bagian (Harahap, 2006).



LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA 5. Metode Konversi, dimana kebutuhan area yang sekarang dikonversikan untuk kebutuhan tata letak yang direncanakan. Perlu diingat bahwa kebutuhan area bukan merupakan fungsi linier dari jumlah produksi. Metode ini dapat digunakan untuk departemen pendukung dan gudang bahan baku (Harahap, 2006). Dasar Luas Lantai ❑ Bahan baku yang akan disiapkan ❑ Mesin atau peralatan yang digunakan ❑ Barang jadi yang dihasilkan ❑ Fasilitas penunjang Manfaat perhitungan Luas Lantai 1. Dapat memperkirakan bagaimana penyimpanan produk (tumpuk/rak) 2. Dapat memperkirakan luas lantai produksi 3. Dapat memperkirakan kebutuhan luas lantai gudang barang jadi. Kegiatan yang mempengaruhi luas lantai 1. Alat angkut 2. Cara pengangkutan 3. Cara penyimpanan bahan baku 4. Aliran pengangkutan 5. Kelonggaran



Gang/ Lorong Gang merupakan lorong atau jalan untuk kegiatan transportasi pekerja, alat angkut dan kegiatan lainya yang membutuhkan ruangan untuk perpindahan Manfaat Gang: 1.Sebagai tempat perpindahan bahan baku dan barang jadi 2. Perjalanan pekerja 3. Jalan masuk pemadam kebaran 4. Jalan masuk alat angkut 7. Sebagai tempat pembuangan scrap Faktor yang menentukan besarnya gang/ lorong yaitu manusia, alat angkut dan bahan baku Penentuan Allowance Perencanaan ini bertujuan untuk mengetahui luas lantai yang dibutuhkan pada setiap fasilitas-fasilitas yang didirikan. Syarat utama perencanaan luas lantai adalah pembakuan sistem kerja. Dalam perancangan stasiun kerja kita harus memastikan bahwa sistem kerja telah baku. Apabila sistem kerja belum baku, maka luas lantai yang dibutuhkan menjadi tidak absah. Komponen- komponen yang harus diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan luas lantai adalah luasan mesin, luasan ruang gerak operator, luasan penumpukan bahan yang akan diproses dan setelah



LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA diproses, serta luasan untuk kegiatan pemindahan bahan. Luasan pokok kemudian ditambahkan allowance yang bertujuan mendukung kelancaran kegiatan produksi. (Hadiguna, 2008) Perhitungan kebutuhan luas lantai, dilibatkan pula masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan memepengaruhi terhadap luas lantai tersebut, yaitu alat angkut, cara pengangkutan, cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk atau dirak), aliran bahan. Semua hal tersebut harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan menambah harga allowance (kelonggaran) tertentu. Dengan demikian perlu dihitung beberapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk



kegiatan



bagian produksi yang didasarkan pada bahan baku yang akan



disiapkan, mesin atau peralatan yang digunakan, barang jadi yang dihasilkan, aktivitas yang dilakukan, serta dimensi material handling equipment. Tujuan



menghitung



luas



lantai



adalah



untuk



memperkirakan



ebutuhan luas lantai bagian produksi, yang meliputi, receiving (gudang bahan baku model tumpukan dan rak), pabrikasi dan assembling (mesin dan peralatan), shipping (gudang barang jadi untuk kemasan isi dan kemasan kosong). Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan ongkos material handling (OMH) antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan perhitungan Allowance didasari pada:



LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA k



DAFTAR PUSTAKA Apple, James M, 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi KetigaBandung: ITB Hadiguna, Rika Ampuh (2008), Tata Letak Pabrik, Andi. Yogyakarta Hadiguna, Rika Ampuh. 2009. Manajemen Pabrik, Pendekatan Sistem untuk Efisiensi dan Efektivitas. Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, 2006. Perencanaan Pabrik, Graha Ilmu. Yogyakarta Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Guna Widya. Surabaya.