Modul PESERTA Analisis Menggunakan Spektropfotometer UV-VIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



BAB I PENDAHULUAN A.



Rasional Analisis instrumental mengalami perkembangan



yang pesat mengikuti



perkembangan dan kemajuan teknik elektronika. Pesatnya perkembangan analisis instrumental karena adanya tuntutan dan kebutuhan analisis terhadap matriks sampel yang sulit serta diperlukannya waktu analisis yang singkat. Keshahihan analisis instrumental didukung oleh kecermatan, ketelitian, keterulangan,



sensitivitas,



kelurusan,



kepemilahan,



kemantapan



atau



ketahanan dan kestabilan dari suatu metode analisis yang dipakai. Perbedaan



sifat fisiko-kimia



yang kecil pada molekul-molekul



yang



sederhana lebih mudah diketahui daripada perbedaan yang sama pada molekul-molekul yang kompleks. Untuk menentukan sifat fisiko-kimia yang khas dan khusus pada molekul zat organik diperlukan suatu instrumen fisiko-kima



dengan metode analisis



yang sesuai. Diantara cara-cara



penentuan sifat-sifat khusus suatu molekul dengan instrumen fisiko-kimia adalah : penentuan rotasi optik, absorpsi, emisi dan percikan radiasi elektromagnetik, hantaran listrik dan panas, massa molekul relatif dan massa pecahan molekul, beda partisi dan absorpsi diantara dua fasa, resonansi magnetik inti. Kesulitan akan ditemui pada analisis fisiko-kimia karena sifat fisiko-kimia yang diberikan oleh molekul-molekul



yang dianalisis sangat banyak,



disamping banyak pula bentuk dan macam molekul zat organik. Oleh karena itu pada analisis fisiko-kimia perlu diperhatikan lingkup kegunaan dan keterbatasannya. Keterbatasan suatu metode analisis instrumental dapat disebabakan oleh molekul sampel yang dianalisis atau kuantitas molekul yang dianalisis. Sebagai contoh metode analisis spektrofotometri UV-Vis hanya dapat dipakai untuk analisis terhadap molekul-molekul



yang strukturnya ada



ikatan rangkap terkonjugasi atau mengandung kromofor dan ausokrom. Disamping itu metode spektrofotometri UV-Vis memeberikan kecermatan



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



1



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



dan ketelitian pada rentang pembacaan



absorbansi 0,2 – 0,8 pada



pengukuran yang dilakukan pada panjang gelombang maksimum. Spektrofotometri sebagai suatu metode yang telah lama dikembangkan dan dipergunakan



dalam pengerjaan



memberikan



beberapa



analisa suatu bahan/produk



kelebihan,



baik



dalam



hal



pangan



akurasi-presisi,



kemudahan pengerjaan maupun dalam hal biaya yang digunakan. Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak



instrumen



yang biasa digunakan



dalam



menganalisa



suatu



senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam



menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya



dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan metode analisa. Instrumen ini



dengan beberapa



selain digunakan secara tersendiri juga



dapat digabungkan dengan instrumen lain sepeti dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT/HPLC), Dalam unit kompetensi ini bahan atau produk pangan yang dianalisis atau diuji dengan meliputi



menggunakan



proses



pengabuan,



instrumen



penggilingan,



pereflukan



dasar. Persiapan



penghalusan,



dan pengektraksian,



penyiapan



penyaringan,



dari sampel pelarutan, penguapan,



flokulasi, pengendapan dan sentrifugasi/pemusingan.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



2



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



B.



Sub Kompetensi Ruang lingkup analisis minyak dan lemak dalam produk pangan meliputi: 1.



Menyiapkan sampel



2.



Menyiapkan standar



3.



Membuat kurva standar pengujian



4.



Menguji sampel



5.



Memproses data dan menjaga catatan laboratorium



6.



Menjaga keamanan lingkungan kerja



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



3



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



BAB II PEMBELAJARAN



Tujuan Akhir Pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO). Setelah mempelajari kompetensi ini peserta diklat mampu melakukan pengujian/prosedur analisis secara spektrofotometri untuk menganalisis mutu berbagai bahan/produk pangan dengan



menggunakan



metode standar,



bila disediakan



peralatan



pengujian, sampel produk pangan dan bahan kimia/pereaksi yang diperlukan. Sub. Kompetensi Menyiapkan Sampel



A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu menyiapkan sampel untuk pengujian dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis



B. Materi Menyiapkan Sampel Jumlah sampel yang akan diuji di laboratorium biasanya melebihi yang diperlukan untuk analisis, sehingga sejumlah kecil sampel harus dicuplik. Teknik



sub sampling



kerepresentatifan



yang diterapkan



mempunyai



pengaruh



terhadap



bahan yang akan dianalisi. Jika sub sampling tidak



mewakili sampel aslinya, maka akan dihasilkan data yang tidak akurat/tepat. Refresentatif berarti masih membawa sifat-sifat (karakteristik) esensial yang diwakili oleh bahan asalnya. Idealnya sub sampel representatif harus menjadi miniatur sampel dari berbagai macam karakteristik yang dikandung oleh sampel aslinya, termasuk : ƒ



Jenis / ukuran butiran / partikel



ƒ



Komposisi kimia (relatif terhadap analit yang dikandung)



Ada tiga prinsip yang mendasari sub sampling sampel uji, yaitu : 1. Keperluan pengurangan jumlah sampel secara sistematik. 2. Kebutuhan



untuk



mereduksi



ukuran



partikel



sampel



tanpa



kehilangan/destruksi analit dan tanpa kontaminasi secara kimia.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



4



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



3. Kebutuhan untuk mengaduk secara seksama guna menghasilkan sampel lab yang



lebih



homogen



sehingga



diperoleh



porsi



analisis



yang



representatif dari keseluruhan sampel. Proses



persiapan



sampel



selanjutnya



meliputi



proses



penggilingan,



penghalusan, penyiapan pelarutan, pengabuan, pereflukan dan pengektraksian, penyaringan, penguapan, flokulasi, pengendapan dan sentrifugasi/pemusingan.



Grinding (Penggilingan) Proses penggilingan adalah penghalusan sampel dengan menggunakan pestel dan mortar atau ball mill untuk memperoleh sampel yang homogen. Ada beberapa jenis kesalahan yang dapat terjasi selama proses penggilingan, yaitu : 1.



Proses penghalusan/penggilingan akan melibatkan friksi/gesekan yang menyebabkan



timbulnya



panas.



Hal



ini



mengakibatkan



hilangnya



komponen volatil dan juga terjadi proses dekomposisi sampel yang tidak stabil karena kenaikan suhu. 2. Kandungan



air dapat



berubah



(meningkat)



yang disebabkan



oleh



meningkatnya luas permukaan sampel sehingga dapat meningkatkan jumlah air yang diserap lebih banyak. 3. Dapat terjadi kontaminasi karena permukaan sampel bersinggungan dengan permukaan mateial yang lain.



Pelarutan / Destruksi contoh Banyak jenis contoh yang tidak atau sulit untuk dilarutkan langsung dengan air, terutama contoh yang berupa bahan padat bahan organik, oleh karena itu diperlukan persiapan terlebih dahulu sebelum analisis. 1. Cara Preparasi contoh untuk bahan organik / biologi Contoh padat bahan organik terkadang dapat diekstrak dengan suatu pelarut misalnya air, asam encer, etanol dsb, misalnya dalam analisis sirup, gula, pati dan ekstrak. Namun apabila unsur-unsur tersebut terikat dalam bentuk



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



5



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



senyawa kompleks dengan zat-zat organik seperti protein maka apabila langsung diukur akan diperoleh hasil analisa yang salah, karena standar yang dipergunakan hanyalah terdiri atas larutan garam dari unsur yang dianalisa tersebut, jadi benar-benar bersifat anorganik. Maka contoh perlu dihidrolisis dulu. Hidrolisis dapat dilakukan dengan larutan HCl 8 N, yaitu dengan cara mendidihkan selama 10 menit atau lebih. Apabila cara hidrolisis ini tidak efektif maka dapat ditempuh cara lain yaitu destruksi total. Destruksi total yaitu menghilangkan



seluruh bahan organik, sedangkan



bahan anorganik/mineral terdapat dalam residu yang tersisa, caranya yaitu memanaskan contoh (5 gram) dalam cawan porselen dalam tungku (furnace) pada suhu 550oC sampai seluruh bahan organik habis teroksidasi sehingga diperoleh abu yang berwarna putih. Apabila abu masih berwarna hitam maka perlu dibasahi dengan 1-2 tetes asam nitrat pekat untuk mengoksidasi sisasisa bahan organik dan karbon. Abu yang sudah putih kemudian dilarutkan dalam HCl atau HNO3 dan unsur siap dianalisa. Unsur-unsur logam dan metaloid selain terikat sebagai senyawa organik logam, garam mineral dapat juga sebagai garam anorganik biasa (misalnya NaCl). Maka untuk dapat



menganalisis unsur-unsur anorganik tersebut



adalah dengan cara: a. Cara Oksidasi Kering Proses oksidasi dilakukan secara bertahap, yaitu penguapan air dan tahap awal oksidasi dilakukan pada suhu relatif rendah (100oC atau lebih) pemanasan ini dapat dilakukan dengan pembakar bunsen, hotplate dll, kemudian suhu dinaikkan perlahan sampai 550 oC sampai oksidasi sempurna (pemanasan dapat dilakukan dengan tungku/furnace). b. Cara Oksidasi Basah Dalam oksidasi basah digunakan asam-asam sebagai berikut: •



Campuran H2SO4 –HNO3







Campuran H2SO4 – HNO3 – HClO4







Campuran HNO3 – HClO4







Campuran H2SO4 – H2O2



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



6



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Dalam penggunaan campuran H2SO4 – HNO3, mula-mula H2SO4(pekat) ditambahkan ke dalam contoh dengan disertai sebagian HNO3



(pekat),



kemudian apabila dengan pemanasan terjadi kehabisan HNO3 maka HNO3 ditambahkan lagi, demikian seterusnya hingga oksidasi selesai. Pada pemakaian HClO4 biasanya dilakukan pada waktu oksidasi sudah hampir selesai, bila tidak, terdapat bahaya letusan atau reaksi yang terlalu keras Perbandingan antara cara oksidasi basah dengan cara oksidasi kering adalah sebagai berikut: No



Kriteria



Cara Basah



Cara Kering



1



Waktu yang tersita



Banyak



Lebih sedikit



2



Perhatian yang tersita



Banyak



Sedikit



3



Biaya bahan kimia



Banyak



Sedikit



4



Efek polusi terhadap lingkungan



Sedang-Banyak



Sedikit



5



Akurasi hasil analisis



Umumnya



Kurang



lebih



baik (accurate) 6



Keterbatasan dari segi jumlah jenis Kecil



baik/



sampai baik Lebih banyak *)



unsur yang dapat dianalisis melalui cara/oksidasi ini 7



Peralatan



yang diperlukan



lemari asam



selain



Hanya gelas



alat-alat Hotplate, biasa



dan furnace,



pemanas



krus



porselen dll



*) Unsur-unsur logam tertentu dapat dianalisis melalui oksidasi basah, tetapi tidak dapat melalui cara oksidasi kering (misal Hg,As,Se,Sb) c. Cara Kombinasi Mengingat



segi-segi keuntungan dan kerugian cara basah vs cara kering,



maka orang dapat mencari kombinasi-kombinasi



yang dianggap paling



menguntungkan untuk jenis bahan tertentu dan unsur tertentu.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



7



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



d. Cara Disolusi dengan microwave Cara pemanasan menggunakan energi microwave dalam wadah teflon, memanaskan contoh plus asam. Beberapa keuntungan cara disolusi dengan microwave adalah konsumsi energi sedikit tetapi efisien dan cepat, memakai sistem tertutup. Tekanan tinggi dan suhu tinggi akan menghasilkan reaksi lebih cepat (– 20-30 menit saja) dan daya oksidasi lebih kuat. Hasil analisa yang akurat karena kehilangan



analit akibat penguapan



tidak terjadi,



kontaminan dari luar tidak masuk. Aplikasi untuk segala contoh organik dan anorganik serta efek polusi terhadap lingkungan laboratorium amat minim.



2. Cara Preparasi contoh untuk bahan anorganik Dalam analisis mineral terdapat dua kelompok metoda, destruktif



dan



nondestruktif.



Dalam



metoda



destruktif



yaitu metoda mineral



harus



didekomposisi dan dilarutkan, sedangkan dalam metoda nondestruktif tidak perlu dilarutkan. Dekomposisi mineral dapat dilakukan dengan asam-asam (HCl,



HBr,



HF,



HNO3,



(NaHCO3,NaOH



atau



dengan



sekaligus



asam



H2SO4,HClO4,H3PO4)



atau



bahan



KOH,Na2O2,Na2B4O7,KHSO4,KHF2). melarutkan



mineral



tersebut,



pelebur



Dekomposisi sedangkan



dekomposisi dengan cara melebur diikuti dengan melarutkan hasil peleburan itu dalam pelarut (biasanya asam) yang tepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah: •



Jenis contoh







Ukuran butir contoh







Jenis pelarut







Suhu







Konsentrasi pelarut







Pengadukan dll



Cara peleburan dipergunakan apabila mineral sukar dilarutkan dengan asam. Cara peleburan lebih cepat dan efektif daripada cara pelarutan biasa dengan asam-asam, berkat suhu reaksi yang sangat tinggi (250 – 1000oC) yang tidak akan pernah dicapai oleh cara pelarutan biasa.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



8



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



C. Tugas-Tugas 1) Penguasaan Konsep •



Hal apa saja yang harus anda lakukan agar sampel yang dianalisa tidak mengalami perubahan kualitas sebelum dilakukan pengujian ?







Bagaimana teknik yang benar agar pengambilan



sampel dapat



mereprensentasikan kondisi dari suatu batch sampel ? •



Sebutkan jenis-jenis peralatan yang dapat digunakan untuk sampling suatu bahan pangan!







Bagaimana teknik preparasi sampel padatan agar dapat dianalisa menggunakan spektrofotometer UV-Vis ?







Jelaskan kegunaan dari berbagai jenis alat pelindung diri yang harus kita kenakan ketika melakukan analisa di laboratorium !



2) Mengenal Fakta •



Melakukan observasi. Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh widyaiswara, kegiatan observasi ke laboratorium lain dalam kegiatan persiapan sampel.







Observasi dilakukan secara berkelompok pada laboratorium yang berbeda.







Observasi



dilakukan untuk mengetahui



bagaimana



analis pada



laboratorium lain melakukan persiapan sampel. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yanag dilakukan analis dan mampu memberi konstribusi secara positif tapi belum ada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh analis, dan bila dilakukan akan mampu memberi konstribusi dalam meningkatkan kualitas pengujian. Saran apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan persiapan sampel. •



Kegiatan



mengenal



fakta



ini dapat



dilakukan



sekaligus



untuk



subkompetensi/kompetensi dasar menyiapkan sampel, menyiapkan standar,



membuat



memproses



kurva



standar



data dan mencatat



pengujia,



menguji



sampel,



lab serta menjaga keamanan



lingkungan kerja.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



9



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



3)



Merefleksikan. Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana



anda akan melakukan



persiapan



sampel,



berdasarkan



konsep dasar dan hasil observasi persiapan pengujian di laboratorium lain.



4) Melakukan analisis dan sintesis •



Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap



daya dukung



mengetahui



tingkat



yang tersedia



kesesuaiannya



di tempat praktik untuk



dalam



kegiatan



persiapan



sampel. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. •



Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi



persiapan



sampel



dan hasil analisis



terhadap



tingkat



kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap daya



dukung,



peserta



diklat



melakukan



rekonstruksi/modifikasi



terhadap hasil refleksi dalam kegiatan persiapan sampel. Kegiatan rekonstruksi



ini



tetap



memperhatikan



parameter



persyaratan



pengujian.



5) Menyusun dan melaksanakan rencana kerja. •



Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat



alternatif-



alternatif rencana persiapan sampel, rencana kerja/proposal memuat metode



persiapan



keberhasilan,



sampel



waktu



yang



pencapaian



akan dan



dilaksanakan, jadwal



kegiatan,



kriteria serta



pembagian tugas kelompok. •



Pengambilan berkelompok alternatif



keputusan/menetapkan



rencana



kerja.



Secara



peserta dikklat mengambil keputusan/ menetapkan



rencana



persiapan



sampel



yang



akan



dilaksanakan,



dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis dalam persiapan



sampel.



Apabila



ada



kesulitan



peserta



dapat



mendiskusikan dengan fasilitator. •



Penetapan



peran



masing-masing



individu



dalam



kelompok.



Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota kelompok.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



10



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis







Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan persiapan sampel, mengacu pada rencana kerja persiapan sampel yang telah disepakati.







Proses pengamatan



dan pencatatan,



peserta



diklat melakukan



pengamatan dan pencatatan data kegiatan persiapan sampel yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator. •



Evaluasi



dan



melaksanakan



diskusi



terhadap



evaluasi



hasil



terhadap



kegiatan.



pelaksanaan



Peserta kegiatan



diklat dan



pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan. •



Peserta



diklat melakukan



diskusi terhadap



hasil kegiatan



dan



hasilnya, dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. •



Proses penyusunan



kesimpulan



dan memberikan



umpan balik,



peserta secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap metode persiapan sampel untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.



D. Tes Formatif



E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan







Hasil



perumusan



penguasaan



konsep



dan



tugas-tugas



diskusi,



presentasi, dan hasil perumusan tentang persiapan sampel •



Hasil observasi mengenal fakta dimasyarakat (labotratorium lain) tentang persiapan sampel







Hasil refleksi tentang persiapan sampel







Hasil analisis tentang persiapan sampel







Hasil sintesis tentang persiapan sampel







Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal implementasi) tentang persiapan sampel







Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang persiapan sampel







Hasil evalusi ketercapaian tentang persiapan sampel







Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang persiapan sampel.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



11



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Sub. Kompetensi Menyiapkan Standar



A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu menyiapkan standar untuk pengujian dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis B. Materi Melengkapi Menyiapkan Standar Dalam pengukuran menggunakan spektrofotometer



larutan-larutan yang



akan diukur/diuji mempunyai konsentrasi yang sangat rendah, sehingga larutan standar yang diperlukan untuk ananlisis itu juga harus dibuat dalam konsentrasi yang sangat rendah. Penyiapan larutan standar jarang dilakukan dengan menimbang langsung zat standar yang diperlukan. Oleh karena itu yang umum dilakukan adalah mempersiapkan larutan-larutan induk yang mengandung 1000 ppm unsur yang akan diuji, dan kemudian larutan standar untuk bekerja (pengukuran sampel)



disiapkan dengan pengenceran larutan



induk tersebut. Larutan standar yang mempunyai konsentrasi kurang dari 10 ppm seringkali rusak apabila disimpan terlalu lama karena zat terlarutnya teradsorpsi pada dinding kaca labu ukur, jadi larutan tersebut tidak boleh disimpan lebih dari 1-2 hari. Larutan induk idealnya disiapkan dari bahan kimia dengan kemurnian tinggi. Persyaratan bahan kimia yang dapat dijadikan sebagai standar primer diantaranya adalah : 1.



Mempunyai kemurnian yang tinggi



2.



Mempunyai berat molekul (BM) yang tinggi



3.



Tidak bersifat higroskopis



4.



Mudah didapat



C. Tugas-Tugas 1)



Penguasaan Konsep •



Pembuatan larutan standar harus dimulai dari penimbangan yang tepat terhadap penimbangan



standar



yang akan dilarutkan.



Jelaskan



teknik



yang benar agar dapat diperoleh larutan standar



dengan konsentrasi yang tepat.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



12



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis







Coba anda jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh suatu larutan standar







Jelaskan tahapan yang harus dilakukan ketika membuat larutan standar, dari satu senyawa yang berbentuk padatan!



2)



Mengenal Fakta •



Melakukan observasi. Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh widyaiswara, kegiatan observasi ke laboratorium lain dalam kegiatan persiapan standar.







Observasi dilakukan secara berkelompok pada laboratorium yang berbeda.







Observasi



dilakukan untuk mengetahui



bagaimana



analis pada



laboratorium lain melakukan persiapan standar. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yanag dilakukan analis dan mampu memberi konstribusi secara positif tapi belum ada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh analis, dan bila dilakukan akan mampu memberi konstribusi dalam meningkatkan kualitas pengujian. Saran apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan persiapan standar. •



Kegiatan



mengenal



fakta



ini dapat



dilakukan



sekaligus



untuk



subkompetensi/kompetensi dasar menyiapkan sampel, menyiapkan standar,



membuat



memproses



kurva



standar



data dan mencatat



pengujia,



menguji



sampel,



lab serta menjaga keamanan



lingkungan kerja.



3) Merefleksikan. Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan persiapan standar, berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi persiapan pengujian di laboratorium lain.



4) Melakukan analisis dan sintesis •



Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap



daya dukung



mengetahui



tingkat



yang tersedia



kesesuaiannya



di tempat praktik untuk



dalam



kegiatan



persiapan



standar. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



13



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis







Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi



persiapan



standar



dan hasil analisis



terhadap



tingkat



kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap daya



dukung,



peserta



diklat



melakukan



rekonstruksi/modifikasi



terhadap hasil refleksi dalam kegiatan persiapan standar. Kegiatan rekonstruksi



ini



tetap



memperhatikan



parameter



persyaratan



pengujian.



5) Menyusun dan melaksanakan rencana kerja. •



Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat



alternatif-



alternatif rencana persiapan standar, rencana kerja/proposal memuat metode



persiapan



keberhasilan,



standar



waktu



yang



pencapaian



akan dan



dilaksanakan, jadwal



kriteria



kegiatan,



serta



pembagian tugas kelompok. •



Pengambilan



keputusan/menetapkan



berkelompok alternatif



rencana



kerja.



Secara



peserta dikklat mengambil keputusan/ menetapkan



rencana



persiapan



standar



yang



akan



dilaksanakan,



dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis dalam persiapan



standar.



Apabila



ada



kesulitan



peserta



dapat



mendiskusikan dengan fasilitator. •



Penetapan



peran



masing-masing



individu



dalam



kelompok.



Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota kelompok. •



Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan persiapan standar, mengacu pada rencana kerja persiapan standar yang telah disepakati.







Proses pengamatan



dan pencatatan,



peserta



diklat melakukan



pengamatan dan pencatatan data kegiatan persiapan standar yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator. •



Evaluasi



dan



melaksanakan



diskusi evaluasi



terhadap



hasil



terhadap



kegiatan.



pelaksanaan



Peserta kegiatan



diklat dan



pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



14



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis







Peserta



diklat melakukan



diskusi terhadap



hasil kegiatan



dan



hasilnya, dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. •



Proses penyusunan



kesimpulan



dan memberikan



umpan balik,



peserta secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap metode persiapan standar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.



D. Tes Formatif



E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan







Hasil



perumusan



penguasaan



konsep



dan



tugas-tugas



diskusi,



presentasi, dan hasil perumusan tentang persiapan standar •



Hasil observasi mengenal fakta dimasyarakat (labotratorium lain) tentang persiapan standar







Hasil refleksi tentang persiapan standar







Hasil analisis tentang persiapan standar







Hasil sintesis tentang persiapan standar







Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal implementasi) tentang persiapan standar







Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang persiapan standar







Hasil evalusi ketercapaian tentang persiapan standar







Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang persiapan standar.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



15



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Sub. Kompetensi Membuat Kurva Standar Pengujian



A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu membuat kurva standar pengujian untuk analisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis



B. Materi Membuat Kurva Standar Pengujian Cara pembuatan kurva kalibrasi ada 3 macam yang aplikasinya tergantung kepada kondisi analisis yang dihadapi: a. Cara biasa Sederet



larutan



baku yang konsentrasinya



berada



dalam rentang



konsentrasi kerja AAS ini diukur langsung dan hasilnya diplotkan sebagai kurva kalibrasi. Biasanya akan ditemui daerah yang linier dan non linier. Daerah yang tidak linier sebaiknya tidak dipakai dan konsentrasi contohcontoh yang diukur sebaiknya berada dalam konsentrasi dalam daerah yang linier. b. Metode adisi standar Kurva baku dibuat di dalam matriks contoh yang bersangkutan. Kepada larutan contoh ditambahkan analit yang konsentrasinya sebesar 0, 50, 100 dan 150 % dari konsentrasi analit dalam contoh asalnya. Hasil pengukuran diplotkan dalam kurva adisi standar yang harus linier. Cara ini tidak dapat dipakai apabila kurva tersebut tidak linier. Konsentrasi analit ditemukan dengan cara interpolasi c. Metode “high precision ratio” (bracketting) Metode



ini



(pengukuran) konsentrasinya



diperlukan yang



untuk



amat



berada



memperoleh



tinggi.



dalam



Untuk



batas



itu



linier



presisi



hasil



larutan



contoh



kurva



kalibrasi



menggunakan 2 buah larutan standar yang konsentrasinya



analisa yang diukur masing-



masing C1 (konsentrasi = 5% lebih rendah) dan C2 (konsentrasi = 5% lebih tinggi) daripada konsentrasi larutan contoh Cs. Hasil pengukuran



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



16



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



absorban masing-masing adalah A1 dan A2 (larutan standar) dan As (larutan contoh) Maka nilai Cs dihitung dari rumus :



C. Tugas-Tugas 1)



Penguasaan Konsep • Coba anda jelaskan tahapan pembuatan kurva baku, dengan salah satu metode yang anda pahami. • Dari suatu pengukuran diperoleh data sebagai berikut : [X] ppm



0,01



0,02



0,04



0,06



%T



70



65



60



55



Buatlah



kurva baku konsentrasi



terhadap



absorban,



kemudian



buatkan persamaan linear dari kurva baku tersebut. Selanjutnya jelaskan



apakah



kurva



baku



tersebut



dapat



digunakan



untuk



menentukan konsentrasi dari suatu sampel.



2)



Mengenal Fakta •



Melakukan observasi. Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh widyaiswara, kegiatan observasi ke laboratorium lain dalam kegiatan pembuatan kurva standar pengujian.







Observasi dilakukan secara berkelompok



pada laboratorium



yang berbeda. •



Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana analis pada laboratorium



lain



melakukan



pembuatan



kurva



standar



pengujian. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yanag dilakukan analis dan mampu memberi konstribusi



secara



positif



tapi



belum



ada



konsep



dasar,



mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh analis, dan bila dilakukan akan mampu memberi konstribusi dalam meningkatkan kualitas pengujian. Saran apa



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



17



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan pembuatan kurva standar pengujian. •



Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk subkompetensi/kompetensi



dasar



menyiapkan



sampel,



menyiapkan standar, membuat kurva standar pengujia, menguji sampel, memproses data dan mencatat lab serta menjaga keamanan lingkungan kerja.



3)



Merefleksikan. Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana



anda



akan



melakukan



pembuatan



kurva



standar



pengujian, berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi persiapan pengujian di laboratorium lain.



4)



Melakukan analisis dan sintesis •



Analisis



daya



dukung,



peserta



diklat



melakukan



kegiatan



analisis terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktik untuk



mengetahui



tingkat



kesesuaiannya



dalam



kegiatan



pembuatan kurva standar pengujian. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. •



Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi pembuatan kurva standar pengujian dan hasil analisis terhadap tingkat kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil refleksi dalam kegiatan



pembuatan



kurva



standar



pengujian.



Kegiatan



rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter persyaratan pengujian.



5)



Menyusun dan melaksanakan rencana kerja. •



Peserta



diklat



secara



berkelompok



menyusun/membuat



alternatif-alternatif rencana pembuatan kurva standar pengujian, rencana



kerja/proposal



standar



pengujian



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



memuat yang



metode



akan



pembuatan



dilaksanakan,



kurva kriteria



18



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



keberhasilan, waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok. •



Pengambilan



keputusan/menetapkan



rencana



kerja.



Secara



berkelompok peserta dikklat mengambil keputusan/ menetapkan alternatif rencana pembuatan kurva standar pengujian yang akan dilaksanakan, dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis dalam pembuatan kurva standar pengujian. Apabila ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator. •



Penetapan



peran



masing-masing



individu



dalam



kelompok.



Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota kelompok. •



Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan pembuatan kurva standar pengujian, mengacu pada rencana kerja pembuatan kurva standar pengujian yang telah disepakati.







Proses pengamatan



dan pencatatan,



peserta



diklat melakukan



pengamatan dan pencatatan data kegiatan pembuatan kurva standar pengujian



yang



dilaksanakan.



Lembar



pengamatan



disiapkan



peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator. •



Evaluasi



dan



melaksanakan



diskusi



terhadap



evaluasi



hasil



terhadap



kegiatan.



Peserta



pelaksanaan



kegiatan



diklat dan



pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan. •



Peserta



diklat melakukan



diskusi terhadap



hasil kegiatan



dan



hasilnya, dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. •



Proses penyusunan



kesimpulan



dan memberikan



umpan balik,



peserta secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap



metode



pembuatan



kurva



standar



pengujian



untuk



mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



19



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



D. Tes Formatif



E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan •



Hasil



perumusan



penguasaan



konsep



dan



tugas-tugas



diskusi,



presentasi, dan hasil perumusan tentang pembuatan kurva standar pengujian •



Hasil observasi mengenal fakta dimasyarakat (labotratorium lain) tentang pembuatan kurva standar pengujian







Hasil refleksi tentang pembuatan kurva standar pengujian







Hasil analisis tentang pembuatan kurva standar pengujian







Hasil sintesis tentang pembuatan kurva standar pengujian







Hasil penyusunan



rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal



implementasi) tentang pembuatan kurva standar pengujian •



Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang pembuatan kurva standar pengujian







Hasil evalusi ketercapaian tentang pembuatan kurva standar pengujian







Kesimpulan dan rekomendasi/umpan



balik tentang pembuatan kurva



standar pengujian.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



20



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Sub. Kompetensi Menguji Sampel



1. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu menguji sampel dengan menggunakan spektrofotometer UVVis 2. Materi Menguji Sampel Spektrofotometri



uv-vis adalah pengukuran



serapan cahaya di daerah



ultraviolet (200 – 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek.



Jenis Transisi Elektron Keadaan dasar suatu molekul mengandung elektron-elektron valensi dalam tiga jenis utama orbital molekul, yaitu : orbital sigma (σ), phi (π) dan non bonding (n). Sebagai contoh ketiga orbital elektron tersebut ada pada senyawa organik formal dehide : CH3 C



On



CH3



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



21



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Apabila pada molekul tersebut dikenakan radiasi elektromagnetik maka akan terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron ”anti bonding”. ¤



Eksitasi elektron (σ – σ*) memerlukan energi yang relatif besar yang memiliki cahaya pada daerah uv jauh yaitu pada panjang gelombang 100 – 200 nm, terjadi pada ikatan tunggal (alkana).



¤



Eksitasi elektron (π – π*) terjadi pada ikatan rangkap dua atau tiga (alkena dan alkuna), juga pada daerah uv jauh.



¤



Eksitasi elektron (n – σ*) terjadi pada gugus karbonil (dimetil keton dan asetaldehide) oleh cahaya pada daerah uv dekat dengan sinar tampak, yaitu pada daerah panjang gelombang 200 – 380 nm.



Gugusan atom pada molekul yang mengabsorpsi radiasi disebut gugus kromofor yang merupakan ikatan kovalen yang tidak jenuh yang terdiri dari elektron π (phi) . Absorpsi radiasi oleh gugus kromofor dapat dipengaruhi oleh gugus lain yang terdapat dalam molekul yang disebut gugus ausokrom yang mempunyai elektron n (non bonding) seperti gugus : –OH ; –OCH3 ; –NH2 yang dapat mengabsorpi radiasi uv jauh tapi tidak mengabsorpsi radiasi uv dekat. Terikatnya gugus ausokrom akan mengakibatkan



pergeseran pita absorpsi



menuju ke panjang gelombang yang lebih panjang, disebut pergeseran merah atau batokromik disertai peningkatan intensitas (efek hiperkromik). Absorpsi radiasi di daerah sinar tampak dapat terjadi bila terdapat sejumlah gugus



kromofor



yang



terkonjugasi



(-C=C-C=C-).



Pada



sistem



tersebut



elektronnya mempunyai mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu energi yang dibutuhkan untuk mengeksitasi elektronnya tidak terlampau tinggi. Semakin panjang rantai terkonjugasinya semakin rendah eksitasinya. Dan jika radiasi yang diabsorpsi setara dengan energi radiasi sinar tampak maka senyawa yang mengabsorpsi tersebut tampak berwarna.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



22



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Prinsip Pengukuran dengan Spektrofotometer UV-VIS Jika radiasi elektromagnetik dilewatkan pada suatu media yang homogen, maka sebagian



radiasi



itu



ada



yang



dipantulkan,



diabsorpsi,



dan



ada



yang



transmisikan. Radiasi yang dipantulkan dapat diabaikan, sedangkan radiasi yang dilewatkan sebagian diabsorpsi dan sebagian lagi ditransmisikan. Jika intensitas awal radiasi yang datang adalah I0 dan intensitsas radiasi yang dilewatkan adalah I, maka berlaku Hukum Lambert - Beer : Log (I0/ I ) = abc A



= abc



A



=



bc



Besaran spektroskopik yang diukur adalah transmitan T : T = (I0/ I ) A = log (1/T) dimana a = absorptivitas ; b = tebal medium ; c = konsentrasi senyawa yang mengabsorpsi radiasi. Absorpsivitas a merupakan tetapan proposionalitas yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal larutan dan intensitas radiasi yang dilewatkan. Absorpsivitas hanya tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul dan panjang gelombang atau frekuensi radiasi yang digunakan. Harga absorpsivitas tergantung kepada besaran c dan b. Jika c dinyatakan dalam Molar, maka a disebut absorpsivitas molar (ε) dan satuannya L mol-1 cm-1 . Jika c dinyatakan dalam % (b/v, g/100 ml) maka a disebut absorpsivitas jenis (A1%). Dengan demikian absorpsivitas dapat diinterpretasikan



sebagai



absorban



(dari



suatu



senyawa



pada



panjang



gelombang tertentu) dari suatu larutan per unit konsentrasi.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



23



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Spektrum absorpsi Spektrum



absorpsi



(kurva absorpsi)



adalah



kurva yang menggambarkan



hubungan antara absorban atau transmitan suatu larutan terhadap panjang gelombang atau frekuensi radiasi. Spektrum ini dibuat dengan cara merajah absorban



(sumbu y) terhadap



panjang gelombang



(sumbu x). Kurva ini



mempunyai bentuk yang khas tetapi tidak mempunyai puncak yang lancip dan dikarakterisasi



oleh posisi panjang



gelombang



absorban



maksimum



λmaks



(panjang gelombang radiasi yang diabsorpsi maksimum) dan oleh intensitas absorpsi yang dapat diinterpretasikan sebagai absorpsivitas.



Pemilihan Panjang Gelombang Pemilihan berdasarkan Pengukuran



Panjang



pada



Gelombang



spektrum



untuk



absorpsi



yang



analisis



kuantitatif



diperoleh



pada



dilakukan percobaan.



absorpsi harus dilakukan pada panjang gelombang



absorban



maksimum λmaks karena : a.



Kepekaan maksimum dapat diperoleh jika larutan dengan konsentrasi tertentu



memberikan



signal yang kuat pada panjang



gelombang



tersebut. b. Perbedaan absorban sangat minimal dengan berubahnya panjang gelombang disekitar panjang gelombang absorban maksimum sehingga kesalahan pengukuran sangat kecil.



Pemilihan Pelarut Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis spektrofotometer uv-vis adalah air, etanol, sikloheksa dan isopropanol. Namun demikian perlu diperhatikan absorpsi pelarut yang dipakai di daerah uv-vis serta polaritas pelarut, karena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis. Pemilihan pelarut hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : ·



Pelarut



yang



dipakai



tidak



mengandung



sistem



ikatan



rangkap



terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



24



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



·



Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis



·



Kemurniannya harus tinggi.



Instrumentasi Spektrofotometer UV-VIS Alat yang digunakan untuk pengukuran spektrum disebut spektroskop atau spektrometer. Jika radiasi yang dilewatkan pada sampel dideteksi dengan film atau lempeng fotografi maka spektrometer itu disebut spektrograf. Jika intensitas radiasi yang ditransmisikan diukur dengan sel fotolistrik maka alat itu disebut spektrofotometer. Pada umumnya konfigurasi dasar setiap Spektrofotometer uv-vis mempunyai susunan sebagai berikut :



Gambar 1. Skema alat Spektrofotometer UV-VIS



A. Sumber Radiasi Untuk pengukuran halogen-tungstein



di daerah sinar tampak digunakan



lampu kompak



yang dibungkus kwarsa atau lampu filamen tungsten



biasa. Untuk pengukuran di daerah ultra violet digunakan lampu deuteurium. Dalam spektrometer yang diukur adalah intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi, maka emisinya harus tetap yang dapat diperoleh bila tegangan listrik yang digunakan tetap. Setiap lampu mempunyai batas waktu operasional yang terbatas, lampu deuteurium umumnya mempunyai batas operasional sekitar 500 jam sedangkan lampu tungstein sekitar 2000 jam. VIS



Wolfram/Tungstein



350 – 780 nm



UV



Deuterium



180 – 350 nm



Sumber Radiasi



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



25



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



B. Monokromator Alat ini berfungsi untuk memperoleh radiasi monokromatis dari sumber radiasi polikromatis. Monokromator terdiri dari susunan : celah masuk – filter – kisi (grating difraksi) atau prisma – celah keluar. Pada spektrofotometer modern dipakai sistem monokromator ganda yaitu dua monokromator yang dipasang secara paralel yang terdiri dari prisma dan kisi, yang menghasilkan sinar



monokromatis



monokromator



yang



tunggal



jauh dan



lebih



sempurna



mengurangi



dibandingkan



pengaruh



radiasi



dengan asing.



Monokromatorlah yang membedakan spektrofotometer dengan piranti lain yaitu kolorimeter atau fotometer.



Gambar 2. Skema alat monokromator



Celah (Slit) Celah monokromator adalah bagian dari suatu sistem optik monokromator pada spektrofotometer uv-vis. Efek pengaturan celah (slit) terhadap resolusi panjang gelombang antara intensitas radiasi yang keluar dari celah terhadap panjang gelombang terlihat pada Gambar 3.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



26



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Gambar 3. Efek pengaturan celah (slit) ƒ



Panjang gelombang (puncak segitiga) adalah panjang gelombang maksimum yang terbaca pada spektrofotometer



ƒ



Lebar pita efektif (effective band width) atau lebar celah spektra, ialah



ƒ



rentangan panjang gelombang yang dipancarkan dari celah keluar. Rentangan panjang gelombang (band width) yang dipancarkan dari intensitas radiasi menuju celah keluar, lebarnya adalah 2x lebar pita efektif pada keadaan celah masuk dan celah keluar yang identik.



ƒ



Celah monokromator berperan penting dalam hal terbentuknya radiasi monokromatis dan resolusi panjang gelombang.



Sampel Kompartemen (Sel Atau Kuvet) Sel atau kuvet adalah wadah berbentuk kotak empat persegi panjang atau silinder untuk menyimpan larutan yang diukur. Sel harus transparan dan dapat melewatkan sekurang-kurangnya 70% radiasi yang mengenainya serta tidak boleh menyerap radiasi yang digunakan dalam pengukuran. Kuvet untuk blanko dan kuvet untuk sampel harus ”matched” Kuvet kaca digunakan untuk pengukuran di daerah sinar tampak (380 – 1100 nm) karena bahan dari kaca mengabsorpsi radiasi UV. Kuvet silika dapat digunakan untuk pengukuran di daerah ultra violet dan sinar tampak (190 – 1100 nm). Kuvet yang digunakan mempunyai ketebalan tertentu yaitu 1, 2, 5,



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



27



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



dan 10 cm. Yang biasa digunakan adalah kuvet berukuran 1 cm dengan kapasitas 4 ml. Sampel yang diukur berupa larutan yang sangat encer.



Gambar 4. Kuvet Spektrofotometer UV-VIS



Detektor Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut. Radiasi diubah menjadi energi listrik oleh sel tabung foto, fotovoltaik atau silicon fotodida. Pada sel tabung foto terdapat permukaan yang jika dikenai foton/radiasi akan memancarkan elektron, kemudian elektron yang dipancarkan dikumpulkan pada lempeng positif yang menghasilkan arus listrik yang proporsional dengan intensitas radiasi yang ditransmisikan sampel. Pada piranti yang modern, elektron yang terkumpul dikuatkan oleh alat tabung fotomultiflier beberapa kali yang meningkatkan kepekaan pengukuran. Detektor terbaru dengan teknologi maju dan cangggih adalah ”diode array”. Beberapa persyaratan yang menunjukan kualitas dan fungsi detektor, diantaranya : a.



Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima, tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum.



b.



Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respons terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (uv-vis).



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



28



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



c.



Detektor harus memberikan respons terhadap radiasi dalam waktu yang serempak.



d.



Detektor harus memberikan jaminan terhadap respons kuantitatif dan signal elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan signal radiasi yang diterima.



e.



Signal



elektronik



yang



diteruskan



oleh



detektor



harus



dapat



diamplifikasi oleh penguat (amplifier) ke recorder (pencatat).



Rekorder Signal listrik yang keluar dari detektor diterima pada sirkuit potensiometer yang dapat langsung mengukur transmitans atau absorban. Rekorder dapat mengggambarkan secara otomatis kurva absorpsi pada kertas rekorder. Yang diukur pada spektrofotometer adalah transmitans yaitu ratio antara intensitas radiasi yang ditransmisikan sampel terhadap intensitas radiasi yang ditransmisikan sel yang berisi pelarut murni. Radiasi harus dikalibrasi agar memberikan harga transmitans atau absorbannya yaitu log (1/T) secara langsung. Aplikasi Spektrofotometer UV-VIS 1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri uv-vis hanya dipakai untuk data sekunder atau data pendukung. Jenis-jenis analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri uv-vis, yaitu : a.



Pemeriksaan kemurnian Pada pemeriksaan kemurnian dilakukan dengan cara membandingkan kemiripan spektrum uv-vis senyawa yang ditentukan dengan reference standard.



b.



Pengujian identitas (identifikasi) Identifikasi senyawa ditentukan melalui pengukuran spektrum absorpsi, panjang gelombang absorbans maksimum dan nilai absorptivitas molar dari senyawa asli atau turunannya. Pada pengujian identitas senyawa kadang-kadang dilakukan dengan mengukur absorban suatu larutan dengan konsentrasi tertentu pada suatu panjang gelombang tertentu.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



29



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan literatur atau dengan hasil pengukuran larutan pembanding. c.



Elusidasi struktur Spektrum absorpsi memberikan informasi adanya gugus kromofor dan gugus fungsi melalui profil spektrum, posisi panjang gelombang absorpsi maksimum dan absorptivitasnya dalam pelarut tertentu. Melalui kaidah Woodward, parameter tersebut digunakan untuk menjelaskan struktur molekul yang dianalisis. Namun data dari spektrum uv-vis ini belum mencukupi untuk keperluan elusidasi yang lengkap, masih dibutuhkan data pendukung lainnya seperti analisis struktur, spektrum infra merah, NMR, dan lain-lain.



2. Analisis kuantitatif a. Analisis kuantitatif senyawa tunggal Analisis kuantitatif senyawa tunggal dilakukan dengan mengukur harga absorban pada panjang gelombang maksimum, caranya : ·



Dengan membandingkan absorban senyawa yang dianalisis dengan reference



standard



pada



panjang



gelombang



maksimum.



Persyaratannya pembacaan nilai absorban sampel dan reference standard tidak jauh berbeda. A(s) . C(s) = A(R.S) .C(R.S) dimana :



·



A(s)



=



absorban larutan sampel C(s)



=



konsentrasi larutan sampel



A(R.S)



=



absorban reference standard



C(R.S)



=



konsentrasi larutan reference standard



Dengan menggunakan kurva baku dari larutan reference standard dengan pelarut tertentu



pada panjang



gelombang



maksimum.



Kemudian dibuat grafik sistem koordinat Cartesian dimana sebagai ordinat adalah absorban dan sebagai absis adalah konsentrasi.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



30



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



b. Analisis kuantitatif senyawa multikomponen Analisis kuantitatif senyawa multikomponen dapat dilakukan berdasarkan sifat aditif dari absorban. Misalnya ada campuran dua senyawa dalam pelarut bening, masing-masing



senyawa mengabsorpsi



radiasi. Jika



spektrum absorpsi kedua komponen berbeda dimana dua panjang gelombang dapat ditemukan pada masing-masing spektrum yang tidak saling mengganggu satu dengan yang lainnya. Kadar masing-masing dalam campuran



dapat dihitung dengan cara mengukur



absorban



campuran pada panjang gelombang maksimum masing-masing



dan



larutan baku masing-masing komponen pada kedua panjang gelombang tadi.



C. Tugas-Tugas 1) Penguasaan Konsep •



Jelaskan apa yang dimaksud panjang gelombang maksimum pada teknik pengukuran menggunakan metode spektrofotometri!







Jelaskan apa yang harus dilakukan bila konsentrasi sampel berada di bawah limit deteksi dari kurva baku!







Apa yang harus anda lakukan



bila sampel



yang anda miliki



tercampur dengan senyawa lain yang akan mengganggu proses pengukuran, tolong jelaskan tahapannya! 2) Mengenal Fakta •



Melakukan observasi. Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh widyaiswara, kegiatan observasi ke laboratorium lain dalam kegiatan pengujian sampel.







Observasi dilakukan secara berkelompok pada laboratorium yang berbeda.







Observasi



dilakukan untuk mengetahui



bagaimana



analis pada



laboratorium lain melakukan pengujian sampel. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yanag dilakukan analis dan mampu memberi konstribusi secara positif tapi belum ada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh analis, dan bila dilakukan akan mampu memberi



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



31



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



konstribusi dalam meningkatkan kualitas pengujian. Saran apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan pengujian sampel. •



Kegiatan



mengenal



fakta



ini dapat



dilakukan



sekaligus



untuk



subkompetensi/kompetensi dasar menyiapkan sampel, menyiapkan standar,



membuat



memproses



kurva



standar



data dan mencatat



pengujia,



menguji



sampel,



lab serta menjaga keamanan



lingkungan kerja.



3) Merefleksikan. Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan pengujian sampel, berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi persiapan pengujian di laboratorium lain.



4) Melakukan analisis dan sintesis •



Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap



daya dukung



mengetahui



tingkat



yang tersedia



kesesuaiannya



di tempat praktik untuk



dalam



kegiatan



pengujian



sampel. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. •



Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi



pengujian



sampel



dan hasil analisis



terhadap



tingkat



kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap daya



dukung,



peserta



diklat



melakukan



rekonstruksi/modifikasi



terhadap hasil refleksi dalam kegiatan pengujian sampel. Kegiatan rekonstruksi



ini



tetap



memperhatikan



parameter



persyaratan



pengujian.



5) Menyusun dan melaksanakan rencana kerja. •



Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat



alternatif-



alternatif rencana pengujian sampel, rencana kerja/proposal memuat metode



pengujian



keberhasilan,



waktu



sampel



yang



pencapaian



akan dan



dilaksanakan, jadwal



kegiatan,



kriteria serta



pembagian tugas kelompok. •



Pengambilan berkelompok



keputusan/menetapkan



rencana



kerja.



Secara



peserta dikklat mengambil keputusan/ menetapkan



alternatif rencana pengujian sampel yang akan dilaksanakan, dengan



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



32



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



memperhatikan pengujian



daya



dukung



sampel.



Apabila



dan



persyaratan



ada



kesulitan



teknis



dalam



peserta



dapat



mendiskusikan dengan fasilitator. •



Penetapan



peran



masing-masing



Kelompok



menyusun



individu



pembagian



dalam



kelompok.



tugas dan menentukan



peran



setiap anggota kelompok. •



Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan pengujian sampel, mengacu pada rencana kerja pengujian sampel yang telah disepakati.







Proses pengamatan



dan pencatatan,



peserta



diklat melakukan



pengamatan dan pencatatan data kegiatan pengujian sampel yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator. •



Evaluasi



dan



melaksanakan



diskusi



terhadap



evaluasi



hasil



terhadap



kegiatan.



pelaksanaan



Peserta kegiatan



diklat dan



pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan. •



Peserta



diklat melakukan



diskusi terhadap



hasil kegiatan



dan



hasilnya, dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. •



Proses penyusunan



kesimpulan



dan memberikan



umpan balik,



peserta secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap metode pengujian sampel untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



33



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



D. Tes Formatif



E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan •



Hasil



perumusan



penguasaan



konsep



dan



tugas-tugas



diskusi,



presentasi, dan hasil perumusan tentang pengujian sampel •



Hasil observasi mengenal fakta dimasyarakat (labotratorium lain) tentang pengujian sampel







Hasil refleksi tentang pengujian sampel







Hasil analisis tentang pengujian sampel







Hasil sintesis tentang pengujian sampel







Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal implementasi) tentang pengujian sampel







Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang pengujian sampel







Hasil evalusi ketercapaian tentang pengujian sampel







Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang pengujian sampel.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



34



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Sub. Kompetensi Memproses Data dan Menjaga Catatan Lab



A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu memproses data dan menjaga catatan lab untuk pengujian dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis



B. Materi Memproses Data dan Menjaga Catatan Lab Kegiatan



memproses



data dan menjaga



catatan lab dilakukan



untuk



mengumpulkan data-data setelah melakukan pengujian. Data hasil pengujian larutan sampel dan larutan deret standar diantaranya adalah : absorban larutan deret standar, konsentrasi larutan deret standar, absorban larutan sampel, jumlah sampel, jumlah pengenceran / pemekatan dll. Untuk menentukan konsentrasi sample yang diuji maka data absorban larutan sample kemudian dibandingkan (diplotkan) terhadap kurva larutan standar yang sudah dibuat. Hasil pengujian yang tidak sesuai dengan estimasi kemungkinan hal tersebut diakibatkan oleh kesalahan pada saat menyiapkan sampel atau adanya gangguan pada saat pelaksanaan pengujian. Kesalahan dalam pengukuran spektrofotometri dapat timbul dari beberapa sebab, diantaranya dapat dicegah dengan cara: 1.



Menggunakan kuvet yang bersih, beberapa zat misalnya protein kadang-kadang melekat sangat kuat pada kuvet.



2.



Tidak menyentuh bagian kuvet yang dilewati sinar karena sidik jari dapat menyerap radiasi.



3.



Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik.



4.



Peneraan panjang gelombang harus diperiksa



5.



Penyimpangan



atau



ketidakseimbangan



di



dalam



sirkuit



harus



diperbaiki.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



35



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



C. Tugas-Tugas 1) Penguasaan Konsep •



Jelaskan hal-hal apa saja yang harus anda siapkan agar anda yakin dengan hasil pengukur yang telah anda lakukan !







Jelaskan hal-hal apa saja yang dapat menjadi penyebab kesalahan pengukuran bila bekerja dengan metode spektrofotometri UV-Vis !







Apakah yang dimaksud dengan akurasi dan presisi pada pengukuran dengan menggunakan metode spektrofotometri.



2) Mengenal Fakta •



Melakukan observasi. Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh widyaiswara, kegiatan observasi ke laboratorium lain dalam kegiatan memproses data dan menjaga catatan lab.







Observasi dilakukan secara berkelompok pada laboratorium yang berbeda.







Observasi



dilakukan untuk mengetahui



bagaimana



analis pada



laboratorium lain memproses data dan menjaga catatan lab. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yanag dilakukan analis dan mampu memberi konstribusi secara positif tapi belum ada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh analis, dan bila dilakukan akan mampu memberi konstribusi dalam meningkatkan kualitas pengujian.



Saran apa yang bisa diberikan



untuk memperbaiki



kegiatan memproses data dan menjaga catatan lab. •



Kegiatan



mengenal



fakta



ini dapat



dilakukan



sekaligus



untuk



subkompetensi/kompetensi dasar menyiapkan sampel, menyiapkan standar,



membuat



memproses



kurva



standar



data dan mencatat



pengujian,



menguji



sampel,



lab serta menjaga keamanan



lingkungan kerja.



3) Merefleksikan. Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan memproses data dan menjaga catatan lab, berdasarkan



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



36



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



konsep dasar dan hasil observasi persiapan pengujian di laboratorium lain.



4) Melakukan analisis dan sintesis •



Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap



daya dukung



yang tersedia



di tempat praktik untuk



mengetahui tingkat kesesuaiannya dalam kegiatan memproses data dan



menjaga



catatan



lab.



Kegiatan



ini



dilakukan



secara



berkelompok. •



Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi memproses data dan menjaga catatan lab dan hasil analisis terhadap



tingkat



kesesuaian



daya



dukung.



Apabila



terdapat



ketidaksesuaian terhadap daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi



terhadap



hasil



refleksi



dalam



kegiatan



memproses data dan menjaga catatan lab. Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter persyaratan pengujian.



5) Menyusun dan melaksanakan rencana kerja. •



Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif



rencana



memproses



rencana



kerja/proposal



data dan menjaga



memuat



metode



alternatif-



catatan



memproses



lab,



data dan



menjaga catatan lab yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan, waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok. •



Pengambilan berkelompok



keputusan/menetapkan



rencana



kerja.



Secara



peserta dikklat mengambil keputusan/ menetapkan



alternatif rencana memproses data dan menjaga catatan lab yang akan



dilaksanakan,



dengan



memperhatikan



daya



dukung



dan



persyaratan teknis dalam memproses data dan menjaga catatan lab. Apabila



ada



kesulitan



peserta



dapat



mendiskusikan



dengan



fasilitator. •



Penetapan



peran



masing-masing



individu



dalam



kelompok.



Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota kelompok.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



37



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis







Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan memproses data dan menjaga catatan lab, mengacu pada rencana kerja



memproses



data



dan menjaga



catatan



lab



yang



telah



disepakati. •



Proses pengamatan



dan pencatatan,



peserta



diklat melakukan



pengamatan dan pencatatan data kegiatan memproses data dan menjaga



catatan



lab yang dilaksanakan.



Lembar



pengamatan



disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator. •



Evaluasi



dan



melaksanakan



diskusi



terhadap



evaluasi



hasil



terhadap



kegiatan.



pelaksanaan



Peserta kegiatan



diklat dan



pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan. •



Peserta



diklat melakukan



diskusi terhadap



hasil kegiatan



dan



hasilnya, dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. •



Proses penyusunan



kesimpulan



dan memberikan



umpan balik,



peserta secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap metode memproses data dan menjaga catatan lab untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.



D. Tes Formatif



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



38



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan







Hasil



perumusan



penguasaan



konsep



dan



tugas-tugas



diskusi,



presentasi, dan hasil perumusan tentang memproses data dan menjaga catatan lab •



Hasil observasi mengenal fakta dimasyarakat (labotratorium lain) tentang memproses data dan menjaga catatan lab







Hasil refleksi tentang memproses data dan menjaga catatan lab







Hasil analisis tentang memproses data dan menjaga catatan lab







Hasil sintesis tentang memproses data dan menjaga catatan lab







Hasil penyusunan



rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal



implementasi) tentang memproses data dan menjaga catatan lab •



Hasil pengamatan/recording



kegiatan tentang memproses



data dan



menjaga catatan lab •



Hasil evalusi ketercapaian tentang memproses data dan menjaga catatan lab







Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang memproses data dan



menjaga catatan lab



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



39



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Sub. Kompetensi Menjaga Keamanan Lingkungan Kerja



A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu menjaga keamanan lingkungan kerja B. Materi Menjaga Keamanan Lingkungan Kerja Laboratorium termasuk tempat kerja yang berpotensi kecelakaan seperti kebakaran, peledakan, keracunan dan iritasi. Hampir semua kecelakaan mempunyai penyebab. Apabila penyebab dapat diketahui atau diperkirakan, maka kecelakaan dapat dicegah atu dikurangi kemungkinannya. Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti bahan mudah terbakar, eksplosif, reaktif, korosif dan toksik serta teknik percobaan dengan suhu dan atau tekanan tinggi adalah penyebab keadaan yang tidak aman. Beberapa tindakan yang dapat meminimalkan dan menghindari kecelakaan kerja sehingga keamanan lingkungan kerja dapat terjaga, diantaranya adalah : 1.



Memakai pakaian kerja (jas lab atau apron) dan memakai sepatu untuk menghindari tumpahan bahan kimia yang akan menyebabkan cedera kulit.



2. Memakai kaca mata atau goggles untuk menghindari semprotan bahan kimia atau pecahan kaca yang dapat melukai mata. 3. Menggunakan pelindung muka (face shield) dalam menangani reaktor yang eksplosif untuk menghindari cedera muka tau mata. 4. Memakai sarung tangan yang tepat untuk menangani bahan yang panas, atau toksik dan korosif. 5.



Menggunakan respirator yang tepat untuk menangani pencemaran atau kontaminasi udara oleh debu, gas beracun atau toksik.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



40



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



C. Tugas-Tugas 1) Penguasaan Konsep •



Bila selama



analisa



anda



bekerja



dengan



bahan-bahan



yang



berbahaya terhadap lingkungan, hal apa saja yang perlu anda siapkan dan lakukan sebelum, selama dan setelah proses analisa yang anda lakukan? •



Berikan penjelasan mengenai standar minimal pengolahan limbah yang harus dimiliki oleh sebuah laboratorium pengujian kimia agar hasil pekerjaannya tidak memberikan efek yang buruk terhadap lingkungan!







Peralatan dan bahan apa saja yang minimal harus tersedia di laboratorium pengujian kimia, agar bahaya kecelakaan kerja dapat diminimalkan ?



2) Mengenal Fakta •



Melakukan observasi. Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh widyaiswara, kegiatan observasi ke laboratorium lain dalam kegiatan menjaga keamanan lingkungan kerja.







Observasi dilakukan secara berkelompok pada laboratorium yang berbeda.







Observasi



dilakukan untuk mengetahui



bagaimana



analis pada



laboratorium lain menjaga keamanan lingkungan kerja. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yanag dilakukan analis dan mampu memberi konstribusi secara positif tapi belum ada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh analis, dan bila dilakukan akan mampu memberi konstribusi dalam meningkatkan kualitas pengujian. Saran apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan menjaga keamanan lingkungan kerja. •



Kegiatan



mengenal



fakta



ini dapat



dilakukan



sekaligus



untuk



subkompetensi/kompetensi dasar menyiapkan pengujian, melakukan pengujian dan melengkapi pengujian serta melengkapi hasil.



3) Merefleksikan. Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal



fakta,



selanjutnya



peserta



diklat



melakukan



refleksi



bagaimana anda akan melakukan menjaga keamanan lingkungan kerja,



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



41



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi persiapan pengujian di laboratorium lain.



4) Melakukan analisis dan sintesis •



Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap



daya dukung



mengetahui



tingkat



keamanan



lingkungan



yang tersedia



kesesuaiannya kerja.



di tempat praktik untuk



dalam



Kegiatan



kegiatan



ini



menjaga



dilakukan



secara



berkelompok. •



Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi menjaga keamanan lingkungan kerja serta hasil analisis terhadap



tingkat



kesesuaian



daya



dukung.



Apabila



terdapat



ketidaksesuaian terhadap daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi



terhadap



hasil



refleksi



dalam



kegiatan



menjaga keamanan lingkungan kerja. Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter persyaratan pengujian.



5) Menyusun dan melaksanakan rencana kerja. •



Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat



alternatif-



alternatif rencana menjaga keamanan lingkungan kerja, rencana kerja/proposal memuat metode melengkapi pengujian dan mencatat hasil



yang



akan



dilaksanakan,



kriteria



keberhasilan,



waktu



pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok. •



Pengambilan berkelompok



keputusan/menetapkan



rencana



kerja.



Secara



peserta dikklat mengambil keputusan/ menetapkan



alternatif rencana menjaga keamanan lingkungan kerja yang akan dilaksanakan, dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis dalam melengkapi pengujian dan mencatat hasil. Apabila ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator. •



Penetapan



peran



masing-masing



individu



dalam



kelompok.



Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota kelompok. •



Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan menjaga keamanan lingkungan kerja, mengacu pada rencana kerja melengkapi pengujian dan mencatat hasil yang telah disepakati.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



42



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis







Proses pengamatan



dan pencatatan,



peserta



diklat melakukan



pengamatan dan pencatatan data kegiatan melengkapi pengujian dan



mencatat



hasil



yang



dilaksanakan.



Lembar



pengamatan



disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator. •



Evaluasi



dan



melaksanakan



diskusi



terhadap



evaluasi



hasil



terhadap



kegiatan.



Peserta



pelaksanaan



diklat



kegiatan



dan



pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan. •



Peserta



diklat melakukan



diskusi terhadap



hasil kegiatan



dan



hasilnya, dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. •



Proses penyusunan



kesimpulan



dan memberikan



umpan balik,



peserta secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap



metode



menjaga



keamanan



lingkungan



kerja



untuk



mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.



D. Tes Formatif



E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan







Hasil



perumusan



penguasaan



konsep



dan



tugas-tugas



diskusi,



presentasi, dan hasil perumusan tentang menjaga keamanan lingkungan kerja •



Hasil



observasi



mengenal



fakta



dimasyarakat



(labotratorium



lain)



menjaga keamanan lingkungan kerja •



Hasil refleksi tentang menjaga keamanan lingkungan kerja







Hasil analisis tentang menjaga keamanan lingkungan kerja







Hasil sintesis tentang menjaga keamanan lingkungan kerja







Hasil penyusunan



rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal



implementasi) tentang menjaga keamanan lingkungan kerja •



Hasil



pengamatan/recording



kegiatan



tentang



menjaga



keamanan



lingkungan kerja •



Hasil evalusi ketercapaian tentang menjaga keamanan lingkungan kerja







Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang menjaga keamanan lingkungan kerja.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



43



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



BAB III EVALUASI



Penilaian



sebagai



proses



pengakuan



terhadap



kompetensi



peserta



diklat



dilakukan pada setiap sub kompetensi dan unit kompetensi. Metode penilaian dikembangkan dengan memperhatikan aspek/domain yang ada pada setiap kriteria unjuk kerja (KUK), agar penilaian mampu mengukur dan menilai kompetensi peserta diklat sesuai tuntutan kompetensi. Bentuk tes dikembangkan sesuai dengan karakter materi. 1.



Penilaian aspek kognitif dapat dikembangkan beberapa bentuk tes/non tes seperti: pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian tertutup (jawaban singkat), uraian terbuka, lisan atau wawancara.



2.



Penilaian aspek motorik menggunakan lembar observasi performansi.



3.



Penilaian sikap menggunakan fish bone analisis.



4.



Penilaian terhadap benda kerja hasil praktik menggunakan lembar observasi mengacu pada kriteria standar yang ditetapkan.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



44



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



Lembar Observasi Performansi No



Sub.Kompetensi/



Kriteria Keberhasilan



Kriteria Kinerja 1.



Hasil Ya



Tidak



Menyiapkan pengujian • Sampel







Sampel diregistrasi/dicatat pada nota pemesanan



diregistrasi/dicatat dan disiapkan untuk pengujian • Pereaksi, bahan







Pereaksi dibuat sesuai dengan



habis pakai dan



kebutuhan dan persyaratan



sampel yang



analisis



diperlukan







Sampel dipreparasi







Peralatan yang diperlukan



disiapkan sesuai dengan persyaratan analisis. • Suplai air, listrik atau gas dikonfirmasi tersedia dan siap untuk digunakan. • Peralatan dipilih, disiapkan, dan



disiapkan, diperiksa



diperiksa untuk



kelayakannya dan dirangkai



menjamin siap



dengan benar



digunakan. • Kerusakan atau







Pereaksi yang sudah tersedia



penyimpangan



di laboratorium diperiksa dan



dalam sampel,



dapat digunakan jika tahan



pereaksi, bahan



terhadap penyimpanan dan



habis, dan



tidak kadaluarsa



peralatan diidentifikasi atau dikenali, dilaporkan atau tidak



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



45



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



digunakan dan diganti dengan yang dapat digunakan.



2



Melakukan pengujian • Metode pengujian







Tahapan dari setiap prosedur



ditaati sesuai



analisis diikuti sesuai dengan



metoda standar



SOP



untuk minyak dan lemak atau prosedur/SOP yang ada di tempat kerja. • Peralatan dan







sesuai dengan jenis analisis



bahan-bahan yang diperlukan dalam



Peralatan dipilih dan disiapkan







Pereaksi yang digunakan



pengujian



sesuai dengan jenis analisis



digunakan sesuai



dan SOP.



jenis analisis minyak dan lemak atau prosedur/SOP yang ada di tempat kerja.



• Hasil pengujian







Format data hasil pengujian



dibaca dan



dibuat untuk setiap jenis



diintrepretasikan.



analisis dengan mencantumkan perhitungan dan interpretasi data jika diperlukan.



• Hasil pengujian







Hasil pengujian yang



yang diluar



menyimpang diidentifikasi



perkiraan



penyebabnya dan melakukan



diidentifikasi dan



tindakan perbaikan



tindakan koreksi



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



46



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



yang perlu dilakukan



3.



Melengkapi pengujian dan mencatat hasil • Limbah atau bekas-







dengan benar.



bekas pengujian/ analisis dipantau



Limbah bahan kimia ditangani







Meja kerja dibersikan dari sisa –sisa bahan kimia.



dan dibersihkan sesuai dengan prosedur yang ada di tempat kerja.



• Peralatan







Peralatan yang digunakan



dibersihkan sesuai



dibersihkan sesuai dengan



SOP



SOP



• Hasil pengujian







Format data hasil pengujian



dicatat dan



dibuat untuk setiap jenis



dilaporkan dalam



analisis dengan



format yang sesuai.



mencantumkan perhitungan.



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



47



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



BAB IV PENUTUP



Setelah



peserta



diklat



menyelesaikan



kompetensi



dasar



dan



dinyatakan



berkompeten oleh fasilitator, selanjutnya peserta diklat akan dilakukan sertifikasi kompetensi. Proses sertifikasi akan dilakukan melalui uji kompetensi yang dilakukan oleh eksternal evaluator.



PPPPTK akan menyediakan assesor dari



lembaga/institusi yang relevan untuk melakukan proses sertifikasi. Peserta yang dinyatakan berhasil akan diberikan sertifikat oleh lembaga/institusi yang



melakukan



sertifikasi



sesuai



dengan



kompetensi



yang



dinyatakan



kompeten. Peserta diklat yang sudah dinyatakan berhasil dalam kompetensi melakukan pengujian/prosedur analisis secara spektrofotometer UV-Vis dapat melanjutkan ke modul/kompetensi berikutnya



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



48



Modul Peserta Melakukan Analisis Secara Spektrofotometri UV-Vis



DAFTAR PUSTAKA



---------. 2006. Teknik Analisis dan Validasi Spektrofotometri UV-VIS. LIPI. Bandung.



Fessenden & Fessenden. 1995. Kimia Organik. Jilid 1 & 2. Alih Bahasa : Aloysius HP. Penerbit Erlangga. Jakarta.



Mulja, HM. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya.



Tahid. 2006. Kalibrasi Spektrofotometer UV-VIS. LIPI. Bandung



Underwood, A.L. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif. Penerbit Erlangga. Jakarta.



Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa : Aloysius HP.. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.



Yuliana, Trisna,. 2006. Penyiapan Contoh Dalam Analisis Spektrofotometer UV-VIS. LIPI. Bandung



VEDCA-Laboratorium Pengujian Mutu



49