Modul Praktikum Pelaporan Korporat - Edit 2022 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA PRAKTIKUM: LAPORAN KEUANGAN KORPORAT



KODE PRAKTIKUM:EPK6101 MENYUSUN LAPORAN KONSOLIDASI



Disusun Oleh: Lim Hendra M. Si, Ak, BKP, CPSAK,CA, CPA, ACPA Shafrani Dizar SE., Ak., MM Natasya Brigitta



PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 2022



KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta pihak lain khususnya Program Studi S1 Akuntansi beserta Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti dan Staff yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan ide dan pikirnnya sehingga telah terselesaikan modul Teori dan Kasus Praktikum Pelaporan Korporat dengan baik dan tepat waktu. Modul ini disusun sebagai bahan ajar dan latihan untuk mata kuliah Praktikum Pelaporan Korporat yang dilengkapi dengan teori dan kasus. Dengan mempelajari modul ini, diharapkan para mahasiswa dan pembaca lainnya dapat memahami dan melaksanakan praktik pelaporan korporat, yang dimulai dari transaksi, jurnal dan juga pembuatan laporan konsolidasi. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak. Berbagai saran dan kritik kami terima untuk perbaikan padapenulisan yang akan datang.



Jakarta, Agustus 2022



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................i KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................vi



BAB 1. PENDAHULUAN Deskripsi mata ajar ............................................................................................................... 1 Tujuan pembelajaran ............................................................................................................ 1 Urutan penyajian materi pembelajaran ................................................................................. 2 Peralatan dan Perlengkapan ................................................................................................. 2



BAB 2. MATERI TUTORIAL KONSEP DASAR PERUSAHAAN ................................................................................... 3 PSAK 14: PERSEDIAAN (INVENTORY) ........................................................................... 6 PSAK 16: ASET TETAP (FIXED ASSET) ........................................................................ 13 PSAK 19: ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE ASSET) ............................................ 36 PSAK 24: IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFIT) .................................................. 43 PSAK 46: DEFERRED TAX AND CORPORATE INCOME TAXES ................................. 47 PSAK 22: KOMBINASI BISNIS (BUSINESS COMBINATION) ...................................... 50 PSAK 65: LAPORAN KONSOLIDASI ............................................................................ 60 ............................................................................................................................ ...



BAB 3. TUGAS MANDIRI (PROJECT BASE) Analisa Laporan Keuangan Perusahaan ....................................................................... 74 Kasus Persediaan (Inventory) ....................................................................................... 83 Kasus Aset Tetap (Fixed Asset) .................................................................................... 86 Kasus Aset Takberwujud (Intangible Asset) ..................................................................... 88 Kasus Imbalan Kerja (Employee Benefit) ......................................................................... 90 Kasus Deferred Tax & Corporate Income Taxes ....................................................................... 92



Kasus Kombinasi Bisnis (Business Combination) ............................................................... 94 Kasus Laporan Keuangan Konsolidasi (Consolidation Statement) .............................. 95



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Ringkasan Pemahaman tentang Persediaan



12



Gambar 2.2 Ringkasan Pemahaman Pertukaran Aset



29



Gambar 2.3 Ringkasan Pemahaman tentang Aset Tetap



35



Gambar 2.4 Ringkasan Pemahaman tentang Aset Tetap Tak berwujud



42



Gambar 2.5 Klasifikasi Imbalan Kerja



43



Gambar 2.6 Perbedaan Iuran Pasti dan Imbalan Pasti



45



Gambar 2.7 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)



48



Gambar 2.8 Hubungan Transaksi Bisnis, SAK dan KUP



49



Gambar 2.9 Bentuk Hukum Penggabungan Usaha



52



Gambar 2.10 Bentuk Hukum Konsolidasi Usaha



52



Gambar 2.11 Bentuk Hukum Akuisisi Saham



53



Gambar 2.12 Akuisisi Terbalik



56



BAB 1 PENDAHULUAN



Deskripsi Mata Ajar Praktikum ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menguasai teori, pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan konsolidasi. Metode pembelajaran praktikum ini adalah: Self learning, Active learning, collaborative learning, problem/project based learning. Pelaksanaan praktikum dilakukan



secara



tutorial,



praktik/demonstrasi,



dan



tugas



mandiri.Tujuan



Pembelajaran



Tujuan Pembelajaran Capaian pembelajaran praktikum akuntansi perusahaan dagang adalah: NO



DESKRIPSI



1



Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 14.



2



Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 16.



3



Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 19.



4



Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 24.



5



Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 46 (Deferred Tax dan Corporate Income Taxes).



6



Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 22.



7



Peserta mampu menyusun laporan keuangan konsolidasi.



Urutan Penyajian Materi Pembelajaran Urutan penyajian materi pembelajaran untuk mencapai capaian pembelajaran adalah sebagaiberikut: Mengidentifikasi latar belakang perusahaan



Teori dan Konsep Dasar PSAK



Pemahaman contoh implementasi teori



Menyusun laporan konsolidasi perusahaan



Menyusun Jurnal eliminasi



Mengidentifikasi kasus dan memproses jurnal



Peralatan dan Perlengkapan Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk untuk menyelesaikan tugas yang diinstruksikan adalah: a. Modul Tutorial; b. Modul Kasus dan Lembar Kerja; c. Kalkulator; d. Alat Tulis kantor; e. Dokumen sumber; f. Komputer dengan Jaringan Internet; g. Ms. Excel.



BAB 2 MATERI TUTORIAL



KONSEP DASAR PERUSAHAAN Definisi Secara umum, pengertian perusahaan adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh sekelompok orang yang terlibat dalam menjalankan badan usaha dalam kapasitas komersial atau industri. Perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga dalam bentuk organisasi yang dioperasikan dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif untuk memperoleh keuntungan. Lini bisnis sebuah perusahaan biasanya akan menentukan struktur bisnis yang dipilih perusahaan tersebut. Beberapa di antaranya; kemitraan, perseorangan, atau korporasi. Struktur bisnis juga menunjukkan struktur kepemilikan perusahaan. Pada umumnya, perusahaan bertempat di suatu bangunan fisik di lokasi tertentu dalam menjalankan operasionalnya, memiliki catatan administrasi terkait produksi dan struktur biaya, serta terdapat beberapa orang yang bertanggung jawab terhadap operasional dan risiko bisnis/ usaha. Jenis peusahaan 1. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang untuk di pasarkan. Tetapi produk mereka bersifat tidak berwujud seperti perusahaan dagang atau manufaktur.Produk mereka terlihat berupa hasil jasa mereka. Sehingga dalam pencatatan akuntansi mereka hanya akan terlihat pada bagian persediaan dan pembelian saja. 2. Perusahaan Dagang Perusahaan dagang memperoleh produk persediaan dari supplier dalam bentuk bahan jadi untuk di jual kembali. Perusahaan ini hanya melakukan penjualan kembali dan mengambil selisih penjualan sebagai keuntungan bisnis. 3. Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur memperoleh produk yang dibuat dari bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi, untuk kemudian diolah sedemikian rupa menjadi produk dengan nilai jual yang



lebih tinggi dari bahan baku.Karena itu, penghitungan keuangannya akan jauh lebih rumit dari perusahaan dagang. Bentuk Perusahaan 1. Perseorangan Perseorangan melakukan semua kegiatan usahanya sendiri, atau dengan kata lain, mengurus semua urusan keuangan, produksi, pemasaran dan kegiatan usaha lainnya sendiri. Tentu saja, otomatis tanggung jawab dibebankan seluruhnya kepada pemilik, karena yang memiliki semua modal dan yang mengambil keputusan strategis adalah pemilik. 2. Partnership Bentuk kerjasama antara dua belah pihak atas dasar kesepakatan dan rasa



saling



membutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik. 3. Perseroan (PT) PT adalah badan usaha yang merupakan badan hukum. Artinya, PT dapat memiliki harta dan kewajiban (hutang) sendiri. Untuk mendirikan PT, dibutuhkan minimal 2 orang dan diwajibkan memiliki akta notaris sebelum mendaftar dan mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. PT juga memiliki struktur organisasi yang jelas, yaitu direksi dan komisaris. PT memiliki 3 jenis modal, yaitu Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor.



Peran Laporan Keuangan Konsolidasi Bagi Perusahaan Pada umumnya, laporan keuangan dibuat sebagai salah satu bentuk penyajian informasi keuangan. Namun, secara khusus, laporan keuangan ini dibuat untuk melakukan konsolidasi antar perusahaan induk dan anak perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dari dibuatnya laporan keuangan ini. 



Menyajikan informasi kepada stakeholder terkait.







Memberikan informasi kepada pemilik dan manajemen perusahaan induk terkait kinerja dan situasi keuangan anak perusahaan.







Mempelajari dinamika dari anak perusahaan terhadap induk perusahaan dalam jangka panjang.







Tidak perlu membuat dokumen baru terkait laporan keuangan.







Mengurangi dokumen.



Terlepas dari kelebihan dan keuntungan yang ada, laporan keuangan konsolidasi juga memiliki kekurangan, yaitu: 



Karena laporan digabung menjadi satu, laporan keuangan ini menyebabkan catatan laporan keuangan anak perusahaan sangat mungkin untuk terjadi kekurangan laporan.







Tidak semua kinerja keuangan anak perusahaan disampaikan sehingga laporan yang disajikan kurang baik.







Rasio keuangan kurang mewakilkan rasio keuangan perusahaan secara induk dan anak perusahaan.



Tahap utama dalam menyusun laporan keuangan ini adalah menggabungkan laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan. Penggabungan ini menghitung tiap-tiap dari aktivitas keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini dapat dibuat dengan menjumlahkan akun sejenis mulai dari aset, modal, kewajiban, beban, dan pendapatan.



Untuk menyusun sebuah laporan keuangan konsolidasi, berikut langkah yang perlu dipersiapkan. 



Setiap transaksi antara induk dan anak perusahaan harus dicatat dan direkonsiliasi.







Pendapatan dan beban yang ditransaksikan antara perusahaan induk dan anak perusahan harus direkonsiliasi.







Mengubah periode pelaporan keuangan induk dan anak perusahaan pada waktu yang bersamaan.







Laporan keuangan dipastikan agar sesuai dengan metode yang disusun untuk metode akuntansi yang sama atau sejenis.







Layaknya laporan keuangan biasa, pembuatan laporan keuangan ini terdiri dari neraca (balance sheets), laporan laba rugi (income statements), laporan perubahan modal (statement of change equity), dan laporan arus kas (cash flow statements).



Sebelum membuat laporan keuangan ini, perlu dilakukan proses identifikasi. Perusahaan induk akan berupaya untuk menjangkau seluruh anak perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dan kelalaian. 



Pastikan selisih laporan laba rugi sudah diatur dan dijelaskan.







Eliminasi setiap penghasilan dan dividen milik anak perusahaan.







Pastikan saldo awal di anak perusahaan sudah kembali ke jumlah semula.







Lakukan alokasi dan amortisasi ketika terjadi perbedaan nilai antar individu di perusahaan.







Eliminasi saldo resiprokal seperti utang dan piutang, pendapatan dan beban, dan lainlain.



Pada materi selnajutnya akan dijelaskan mengenai akun-akun yang biasanya muncul dalam transaksi sebuah perusahaan.



PSAK 14: PERSEDIAAN (INVENTORY) Berdasarkan PSAK 14 Persediaan Par 02 , ruang lingkup PSAK ini meliputi seluruh persediaan, kecuali: a. Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang terkait langsung (lihat PSAK 34: Kontrak Konstruksi). b. Intrumen keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen keuangan: Penyajian dan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran). c. Aset biologis yang terkait dengan aktiitas agrikultur dan produk agrikultur pada titik panen (lihat PSAK 69: Agrikultur). PSAK 14 Persediaan tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh: a. Produsen agriculture dan kehutanan, produk agrikultur setelah panen, dan mineral dan produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan praktik yang berlaku di Industri tersebut. Jika persediaan diukur pada nilai realisasi neto, maka perubahan nilai tersebut diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya. b. Pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaanya pada nlai wajar dikurangi biaya untuk menjual, jika perseidaan etrsebut diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, maka perusbahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya. Definisi a. Persediaan adalah aset:  Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;



 Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau  Dalam bentuk badan datau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. b. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. c. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antar pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68: Pengukuran nilai wajar). Pengukuran Persediaan. Berdasarkan PSAK 14 par 09, persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. (PSAK 14 par 10) Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (selain yang dapat ditagih kembali setelahnya oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal serupa lain yang dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. (PSAK 14 par 11) Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, seperti biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variable yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi. (PSAK 14 par 12) Biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. (PSAK 14 par 15). Contoh Soal 1: PT.AAA adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pabrik/manufaktur interior mobil, berikut adalah data pembelian selama periode desember 20x3:



Pesanan material plastik untuk bahan baku



IDR 1.000.000.000



Bea import



IDR 20.000.000



Pajak pph 22



IDR 50.000.000



Biaya angkut



IDR 10.000.000



Biaya bongkar muat



IDR 5.000.000



Diskon



IDR 20.000.000



Selama bulan desember biaya proses produksi terkait dengan material diatas adalah sbb: Biaya tenaga kerja langsung



IDR 300.000.000



Biaya variable overhead



IDR 120.000.000



Biaya fixed overhead



IDR 30.000.000



Biaya reject selama proses produksi



IDR 25.000.000



Biaya reject barang jadi



IDR 30.000.000



Persediaan diatas tidak terjual selama bulan desember dan pada bulan januari 20x4 PT AAA akan menjual barang tersebut dengan margin 10% dari biaya persediaan diatas dengan estimasi biaya penyelesaian (cost of completion) dan biaya penjualan (cost to sell) masing-masing sebesar 5% dan 7% dari biaya persediaan diatas. Diminta: 1. Berapakah biaya persediaan berdasarkan soal diatas? 2. Berapakah nilai realisasi bersih atas persediaan dibulan januari? 3. Apakah terdapat penyesuaian atas NRV terhadap biaya persediaan? Jika ada berapa? Dan buatkan jurnal penyesuaiannya Biaya Yang Dikeluarkan Dari Biaya Persediaan Contoh–contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya, adalah (PSAK 14 par 16): 1. Jumlah yang tidak normal atas pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya; 2. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi selanjutnya;



3. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini; dan 4. Biaya penjualan. Contoh Soal 2: PT AAA adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pabrik/manufaktur interior mobil, berikut adalah data pemeriksaan fisik persediaan pada akhir periode 31 Desember 20x8: Data persediaan setelah pemeriksaan fisik: Persediaan Sistem/GL Bahan Baku Bahan dalam proses Barang jadi Suku cadang Total



IDR 9.893.750.567 IDR 2.567.753.475 IDR 2.615.793.934 IDR 617.517.899



Fisik



Selisih



Keterangan



IDR 9.890.210.873 IDR 2.202.053.475 IDR 2.614.693.934 IDR 617.517.899



IDR 3.539.694 IDR 365.700.000 IDR 1.100.000 0 IDR 370.339.694



Note1 Note2 Note3



Berdasarkan analisis dari team pemeriksaan persediaan diperoleh informasi sebagai berikut: Note 1:  Selisih bahan baku sebesar IDR 3.539.694 karena rusak. Bahan baku tersebut berupa box untuk pengiriman barang jadi yang terkena air saat atap gudang bocor.



Note 2:  Selisih bahan dalam proses sebesar IDR 365.700.000 dengan rincian sebagai berikut: Kode Persediaan LL-JB007-UK-001 LL-JB007-UK-001S II-AA-001-MGL-09 II-CSC-003-MLY-01 Total



Qty 100 100 1500 2.150



Harga IDR 100.000 IDR 107.000 IDR 100.000 IDR 100.000



Jumlah (IDR 10.000.000) IDR 10.700.000 IDR 150.000.000 IDR 215.000.000 IDR 365.700.000



Keterangan BOM Tertukar BOM tertukar Reject proses BOM vs Actual beda



 Untuk persediaan LL-JB007-UK-001 tertukar dengan penggunaan bahan LL-JB007-UK001S sehingga terdapat selisih IDR 700.000.  Untuk material II-AA-001-MGL-09 terjadi reject saat proses vaccum sebesar IDR 150.000.000 yang belum dilaporkan di akhir bulan Desember sebagai reject proses (reject proses ini adalah nilai normal yang sudah diperhitungkan dalam Bill of Material (BOM)).



 Untuk persediaan II-CSC-003-MLY-01 aktual pengerjaan dilakukan oleh operator yang tidak terlatih sehingga terjadi pemborosan material glue (lem perekat) dengan total pemborosan IDR 215.000.000.



Note 3: 



Selisih persediaan barang jadi adalah klaim pengiriman kembali barang reject di customers selama bulan Desember yang belum dicatat. Diminta: 1. Hitunglah selisih persediaan. 2. Buatlah jurnal penyesuaian atas selisih persediaan. Biaya persediaan pemberian jasa (PSAK 14 par 19) Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan. Teknik pengukuran biaya (PSAK 14 par 21) Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas kapasitas. Biaya standard ditelaah secara regular dan jika diperlukan direvisi sesuai dengan kondisi terakhir. Rumus biaya (PSAK 14 par 23) Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.



Biaya persediaan, kecuali yang disebutkan dalam paragraph 23, dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO) atau rata – rata tertimbang (average). Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap seluruh persediaan yang



memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumus biaya yang berbeda diperkenankan. (PSAK 14 par 25)



Nilai realisasi neto. Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh atau sebagian persediaan telah using, atau harga jualnya menurun. Biaya persediaan juga tidak akan dipulihkan kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat. Praktik penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset seharunsya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang diharapkan dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaannya. (PSAK 14 par 28) Pengakuan sebagai beban. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.



RINGKASAN PEMAHAMAN PERSEDIAAN Gambar 2.1 Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan persediaan dan nilai realisasi bersih



Biaya persediaan vs NRV Biaya persediaan = Biaya pembelian + Biaya konversi + Biaya lain



Biaya pembelian persediaan meliputi: Harga beli Bea impor Pajak lainnya (kecuali yang dapat ditagih kembali) Biaya pengangkutan Biaya penanganan Biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa Dikurangi: Diskon, rabat dan hal lain yang serupa.



V



Nilai Realisasi Bersih (NRV) = Estimasi hargajual (-) Estimasi biaya penyelesaian (-) Biaya penjualan



Biaya yang dikeluarkan dari biayapersediaan meliputi: -



Biaya konversi meliputi: Biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi. Termasuk alokasi overhead dalam mengkonversi menjadi barang jadi.



Biaya–biayalain hanyadibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbulagar persediaanberada dalam Kondisi danlokasi saat ini.



-



Jumlah pemborosan bahan,tenaga kerja atau biaya produksi lainnya yang tidaknormal. Biaya penyimpanan, kecualibiaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya Biaya admin yang tidak memberikan kontribusi untukmembuat persediaan



Biaya persediaan > NRV = Impairment Charge to COGS



Jika terjadi pemulihan kembali (NRV > Biaya persediaan)



Nilai pemulihan kembali yang dibebankan (negative) ke COGS tidak lebih besar dariimpairment sebelumnya



PSAK 16: ASET TETAP (FIXED ASSET) Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta mampu menguasai dan mengimplementasikan teori dan konsep dasar PSAK 16 mengenai aset tetap (fixed asset). Definisi (PSAK 16 par 06) a. Aset tetap/Property plant and equipments adalah aset berwujud yang : 



dimiliki untuk digunakan atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative; dan







diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.



b. Biaya perolehan atau Acquisition cost adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya PSAK 53: Pembayaran berbasis saham. c. Jumlah tercatat atau Carrying Value adalah jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. d. Jumlah terpulihkan atau Recoverable Amount adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (fair value less cost to sale) dan nilai pakainya (value in use). e. Jumlah tersusutkan atau Depreciated Value adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residu nya.



f. Nilai wajar atau Fair Value adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68: Pengukuran nilai wajar). g. Nilai residual atau Residual Value dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset tersebut mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya. h. Nilai spesifik entitas atau Specific Value of Entity adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau diharapkan terjadi ketika penyelesaian liabilitas. i. Penyusutan atau Depreciation adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama umur manfaatnya. j. Rugi penurunan nilai atau Impairment Loss adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat aset atas jumlah terpulihkannya. k. Umur manfaat atau Useful life adalah:  Periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau  Jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh dari aset entitas.  Contoh Soal 1 (Pemahaman Definisi) PT AAA membeli sebuah mesin pembuat busa (foam) pada tanggal 15 Januari 2017 dengan rincian sebagai berikut:  Biaya pembelian mesin



IDR 700.000.000



 Bea masuk



IDR 50.000.000



 Biaya pengiriman



IDR 15.000.000



 Biaya instalasi



IDR 10.000.000



 Pajak pertambahan nilai



IDR 70.000.000



Dari biaya tersebut di atas PT AAA mencatat biaya perolehan sebesar IDR 775.000.000 (PPN tidak termasuk karena dapat dikreditkan). Manajemen melakukan estimasi yang diperlukan untuk mengukur pengakuan aset tersebut sebagai berikut:



 Nilai sisa aset setelah disusutkan (residual) diperkirakan sebesar IDR 7.000.000 (nilai ini berasal nilai scrap mesin jika tidak digunakan lagi dikalikan dengan berat mesin tersebut).  Para insinyur di pabrik memperkirakan aset tersebut dapat digunakan sampai dengan 10 tahun penggunaan (Umur ekonomis) atau setara dengan 1.000.000 unit hasil produksi.  Manajemen akan melakukan reviu secara periodic terhadap aset tersebut di setiap 3 tahun penggunaan untuk memastikan penggunaan asumsi manajemen sesuai dengan fakta manfaat penggunaan aset tersebut. Manajemen menggunakan asumsi reviu periodic selama 3 tahun dikarenakan manajemen berasumsi perubahan nilai aset akan mungkin signifikan setelah penggunaan selama 3 tahun (dibawah 3 tahun belum ada perubahan signifikan atas aset tsb). Note: diasumsikan fair value aset setelah 6 tahun penggunaan sebesar IDR 250.000.000 dan biaya penjualan jika aset tersebut dijual adalah IDR 5.000.000. Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: 1. Menghitung apakah terdapat penurunan nilai pada periodik pertama 2. Menghitung apakah terdapat penurunan nilai pada periodik kedua 3. Menghitung nilai buku mesin pada periodik ketiga (6 tahun penggunaan)



Contoh Soal 2 (Pemahaman Definisi) Jika perusahaan melakukan sewa atas aset tersebut nilai sewa aset tersebut selama sebulan sebesar IDR 5.000.000 atau setara dengan nilai penggunaan (value in use) IDR 240.000.000 selama 4 tahun (sisa umur ekonomis aset). Dari asumsi nilai wajar aset setelah dikurangi biaya menjual dibandingkan dengan nilai penggunaan (value in use) diperoleh nilai terpulihkan (recoverable amount) sebesar IDR 245.000.000 (yang mana lebih besar antara value in use dengan nilai wajar aset setelah dikurangi biaya untuk menjual). Diminta: Berdasarkan kasus yang disajikan diatas anda diminta untuk menghitung apakah terdapat penurunan nilai.



Permasalahan dalam Aset Tetap Permasalahan dalam aset tetap dapat digambarkan dalam tabel berikut:



Permasalahan Dalam Aset Tetap Permasalahan aset tetap 1. Pengakuan awal a. Biaya perolehan awal dan komponennya b. Biaya setelah perolehan awal 2. Pengukuran setelah pengakuan awal a. Model biaya perolehan / Cost model b. Revaluasi model / Revaluation model (proporsional dan eliminasi) 3. Reviu periodik atas estimasi manajemen. a. Metode penyusutan b. Masa manfaat c. Nilai residual 4. Pertukaran aset a. Terdapat substansi komersial (laba rugi diakui) b. Tidak terdapat substansi komersial (laba rugi tidak diakui) 5. Penurunan nilai aset a. Impairment = Carrying value > Recoverable amount b. Recoverable amount = yang mana lebih besar dari (Fair value less cost to sales VS Value in use) Pengakuan Awal Aset Tetap (PSAK 16 par 07) Biaya perolehan aset tetap diakui (prinsip pengakuan) sebagai aset jika dan hanya jika:  Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut (future benefit); dan  Biaya perolehannya dapat diukur dengan andal (measurable) Dari penjelasan di atas diperoleh kata kunci untuk pengakuan perolehan aset tetap yaitu future benefit dan measurable. Sehingga dapat disimpulkan setiap pengeluaran sumber daya perusahaan yang memiliki future benefit yang measurable dapat diakui sebagai aset tetap. Contoh Soal 3 (Pemahaman Definisi)



PT AAA melakukan pembelian atas aset selain tanah dan bangunan yang teridentifikasi memiliki wujud fisik berupa peralatan pabrik dengan nilai IDR 50 juta yang akan dibayar dalam jangka waktu 30 hari dan dilakukan pembayaran secara transfer via Bank BCA atas nama PT AAA (kebijakan perusahaan atas pengakuan aset tetap adalah pembelian aset dengan nilai lebih dari IDR 5 juta). Diminta: Berdasarkan kasus yang disajikan diatas anda diminta membuat jurnal yang diperlukan untuk pengakuan aset atas pengeluaran sumber daya yang memiliki future benefit yang measurable.



Biaya Perolehan Awal dan Komponennya Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara biaya tunai dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali beban bunga tersebut dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26: Biaya pinjaman. Setelah pengeluaran sumber daya dari perusahaan masuk kriteria pengakuan sebagai aset tetap, pengukuran atas pengakuan aset tetap tersebut diukur pada biaya perolehannya. Elemen biaya perolehan (PSAK 16 par 16): a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lainnya. (Acquisition cost except creditabel tax). b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. (Direct attribution costs). c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuanselain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut. (Restoration obligation).



Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung (direct attribution costs) adalah: a. Biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan kerja) yang timbul secara langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap;



b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; c. Biaya penanganan dan penyerahan awal; d. Biaya instalasi dan perakitan; e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil neto penjualan setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (seperti contoh hasil dari peralatan yang sedang diuji); dan f. Fee professional. Contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah: a. Biaya pembukaan fasilitas baru; b. Biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi); c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelas pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staff); d. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lain; e. Biaya yang terjadi ketika aset telah mampu beroperasi sesuai dengan intensi manajemen namun belum digunakan atau masih beroperasi di bawah kapasitas penuh; f. Kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap output masih rendah; dan g. Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas. h. Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat aset tetap dihentikan ketika aset tetap tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.



Acquisition Costs + Direct Attribution Costs + Restoration Obligation Tgl aset diperoleh



Tgl aset siap digunakan sesuai intensi manajemen



Contoh Soal 4 (Perolehan Awal dan Komponen Aset Tetap) PT AAA bergerak di bidang konstruksi, akan membangun kantor di Cikarang untuk usahanya, proyek pembangunan kantor baru ini mengikutsertakan karyawan internal perusahaan dengan total karyawan yang dikaryakan untuk pembangunan kantor baru sebanyak 30 orang karyawan (level operator sampai manager), proyek ini direncanakan dimulai tanggal 1 Januari 2017 dan akan selesai 31 Desember 2020 (empat tahun pembangunan) dengan rincian perencanaan biaya sebagai berikut:







Biaya perolehan tanah



IDR 5.000.000.000







Biaya pembongkaran bangunan lama



IDR



99.000.000







Biaya keruk dan pematangan tanah



IDR



250.000.000







Biaya konstruksi bangunan (sudah termasuk gaji karyawan yang dikaryakan) a) Tahun pertama



IDR 1.200.000.000



b) Tahun kedua



IDR 1.450.000.000



c) Tahun ketiga



IDR 1.570.000.000



d) Tahun keempat



IDR 2.300.000.000



Karena tidak adanya karyawan yang cukup kompeten untuk desain kantor baru, perusahaan melakukan kontrak jasa dengan pihak konsultan desain interior & eksterior dengan nilai kontrak tetap IDR 500.000.000.Seluruh pembangunan gedung baru tidak menggunakan sumber dana pinjaman dari pihak manapun karena PT AAA telah membuat provisi anggaran perolehan aset dari tahun sebelumnya.Pendapatan atas penjualan puing bangunan lama IDR 25.000.000 dan biaya pengurusan HGB saat perolehan tanah IDR 1.000.000.000 yang berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang setiap 30 tahun.



Pada akhir tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 diperoleh laporan aktuarial atas karyawan tetap yang dikeluarkan untuk pembangunan gedung kantor sebagai berikut: Keterangan



Tahun



Jumlah (IDR)



Imbalan kerja – manfaat pasti



2017



150.000.000



Imbalan kerja – manfaat pasti



2018



165.000.000



Imbalan kerja – manfaat pasti



2019



181.500.000



Imbalan kerja – manfaat pasti



2020



199.650.000



Total



696.150.000



Pada proses pembangunan, dikarenakan terbatasnya lokasi PT AAA menyewa tanah disebelah lokasi pembangunan untuk menyimpan bahan bangunan yang akan digunakan selama masa pembangunan dengan nilai sewa selama 4 tahun IDR 500.000.000 dengan syarat perjanjian sewa bahwa lokasi tersebut harus dikembalikan seperti kondisi semula ketika PT AAA telah selesai pembangunan gedung kantor baru nya. Biaya restorasi tersebut diestimasi



sebesar IDR 300.000.000 pada tahun keempat dengan estimasi suku bunga 7,5%. Alokasi biaya sewa diasumsikan 25% tanah dan 75% bangunan. Pada tanggal yang telah direncanakan gedung baru kantor PT AAA telah selesai. Untuk merayakan gedung kantor baru serta mempromosikan bisnis perusahaan PT AAA melakukan perayaan kantor baru dengan mengundang seluruh perusahaan di sekitar kawasan industri Cikarang beserta para partner bisnis PT AAA (Supplier dan Konsumen) yang acara tersebut dilaksanakan pada 2 Januari 2021. Total biaya perayaan tersebut IDR 350.000.000. Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: 1. Menghitung biaya perolehan gedung 2. Menghitung dan membuat jurnal pengakuan awal kewajiban restorasi 3. Menghitung bagaimana pengukuran setelah pengakuan awal Contoh Soal 5 (Biaya Setelah Perolehan Awal) PT AAA memiliki mesin vacuum produksi dengan nilai perolehan IDR 700.000.000 dengan estimasi manajemen rinci sebagai berikut: 



Nilai residual



IDR 10.000.000







Umur ekonomis



5 tahun







Metode penyusutan



Garis lurus



Mesin tersebut diperoleh pada 1 Januari 2015 dengan nilai buku (Carrying value) pada tanggal 31 Desember 2017 sebagai berikut: Harga perolehan (Acquisition cost)



IDR 700.000.000



Akumulasi penyusutan (Accumulated depreciation)



(IDR 414.000.000)



Nilai buku (Carrying value)



IDR 286.000.000



Pada akhir tahun 2017 ditemukan terdapat kerusakan komponen dinamo mesin vacuum yang memerlukan penggantian spare part, nilai komponen dinamo mesin tersebut senilai 10% dari total nilai mesin (berdasarkan asumsi engineer perusahaan). PT AAA membeli komponen baru dengan nilai IDR 95.000.000 (sudah termasuk ongkos pasang). Diminta: Berdasarkan kasus yang disajikan pada bagian 3.2.1 anda diminta untuk menyajikan bagaimana seharusnya PT AAA



1. Mengakui, mengukur, dan mencatat transaksi biaya selanjutnya setelah perolehan awal 2. Menilai penggantian komponen mesin menambah kapasitas mesin atau memperpanjang umur ekonomis mesin. Pengukuran setelah pengakuan awal (PSAK 16 par 29 – 42) Entitas memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelas yang sama.



1. Model Biaya (Cost model) Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.



2. Model revaluasian (Revaluation model) Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.



Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.



Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelas yang sama harus direvaluasi.



Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.



Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi. Akan tetapi, penurunan nilai tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang



diakui dalam penghasilan komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.



Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif. Contoh Soal 6 (Model Biaya) PT AAA pada tanggal 1 Januari 2016 membeli sebuah mesin produksi (satu paket) yang terdiri dari 3 mesin yaitu mesin vacuum, mesin cutting, dan mesin injection dengan total nilai mesin produksi tersebut sebesar IDR 3.570.000.000 (sudah termasuk biaya instalasi dan pengiriman sampai mesin siap untuk digunakan) dengan rincian terpisah sebagai berikut: a. Mesin vacuum IDR 550.000.000, nilai residual IDR 10.000.000 b. Mesin cutting IDR 1.010.000.000, nilai residual IDR 10.000.000 c. Mesin injection IDR 2.010.000.000, nilai residual IDR 60.000.000



Nilai residual yang ditetapkan oleh manajemen berdasar nilai pasar besi bekas pada tanggal perolehan. Umur ekonomis mesin tersebut ditetapkan selama 10 tahun (berdasarkan estimasi umur ekonomis dari para insinyur mesin perusahaan).



PT AAA menggunakan metode garis lurus untuk penyusutan mesin tersebut. Model biaya: Keterangan



Mesin Vacuum



Mesin Cutting



Mesin Injection



Harga perolehan



IDR 550.000.000



IDR 1.010.000.000



IDR 2.010.000.000



Nilai residual



IDR 10.000.000



IDR 10.000.000



IDR 60.000.000



Umur ekonomis



10



10



10



Metode penyusutan



Garis lurus



Garis lurus



Garis lurus



Model perolehan



Model biaya



Model biaya



Model biaya



Nilai tersusutkan



IDR 540.000.000



IDR 1.000.000.000



IDR 2.000.000.000



Biaya penyusutan per tahun



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Biaya penyusutan per bulan



IDR 4.500.000



IDR 8.333.333



IDR 16.666.666



Penyusutan tahun pertama



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun kedua



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun ketiga



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun keempat



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun kelima



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun keenam



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun ketujuh



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Penyusutan tahun



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



kedelapan Penyusutan tahun kesembilan Penyusutan tahun kesepuluh



Pada tanggal 31 Desember 2020 (5 tahun setelah penggunaan) perusahaan melakukan reviu ulang secara periodik atas aset tetapnya dengan hasil reviu sebagai berikut: Nilai jual masing – masing aset mesin: a. Mesin vacuum IDR 120.000.000 b. Mesin cutting IDR 510.000.000 c. Mesin injection IDR 1.000.000.000 Biaya penjualan untuk seluruh aset tersebut sampai aset dapat terjual sebesar IDR 30.000.000. Nilai jual bersih masing – masing aset setelah dikurangi biaya menjual: a. Mesin vacuum IDR 110.000.000 b. Mesin cutting IDR 500.000.000 c. Mesin injection IDR 990.000.000



PT AAA juga membuat analisa jika perusahaan melakukan sewa mesin tersebut, dengan value in use masing – masing aset tersebut adalah sebagai berikut: a. Biaya sewa setahun untuk mesin vacuum IDR 24.000.000, Value in use selama 5 tahun (2021 – 2026) IDR 120.000.000 b. Biaya sewa setahun untuk mesin cutting IDR 50.000.000, Value in use selama 5 tahun (2021 – 2026) IDR 250.000.000 c. Biaya sewa setahun untuk mesin injection IDR 120.000.000, Value in use selama 5 tahun (2021 – 2026) IDR 600.000.000



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Menentukan nilai terpulih atas aset tetap mesin tersebut b. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020 masing-masing aset tetap c. Menyajikan jurnal penurunan nilai aset tetap d. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020 masing-masing aset tetap setelah penurunan nilai Contoh Soal 7 (Model revaluasian) Keterangan



Mesin Vacuum



Mesin Cutting



Mesin Injection



Harga perolehan



IDR 550.000.000



IDR 1.010.000.000 IDR 2.010.000.000



Nilai residual



IDR 10.000.000



IDR 10.000.000



IDR 60.000.000



Umur ekonomis



10



10



10



Metode penyusutan



Garis lurus



Garis lurus



Garis lurus



Model perolehan



Model revaluasi



Model revaluasi



Model revaluasi



Nilai tersusutkan



IDR 540.000.000



IDR 1.000.000.000 IDR 2.000.000.000



Biaya penyusutan per tahun



IDR 54.000.000



IDR 100.000.000



IDR 200.000.000



Biaya penyusutan per bulan



IDR 4.500.000



IDR 8.333.333



IDR 16.666.666



Pada tanggal 31 Desember 2018 (3 tahun setelah penggunaan) perusahaan melakukan reviu terhadap nilai wajar aset tetap (manajemen melakukan reviu periodik dalam jangka waktu 3 tahun karena manajemen berasumsi bahwa nilai wajar aset tetap berubah signifikan setelah 3 tahun penggunaan aset tetap). Nilai pasar aset saat penilaian ulang adalah sebagai berikut: a. Mesin vacuum IDR 425.000.000 b. Mesin cutting IDR 750.000.000 c. Mesin injection IDR 1.500.000.000 Pada tanggal 31 Desember 2020 (5 tahun setelah penggunaan) perusahaan melakukan reviu ulang secara periodik atas aset tetapnya dengan hasil reviu sebagai berikut: Nilai jual masing – masing aset mesin: a. Mesin vacuum IDR 120.000.000 b. Mesin cutting IDR 510.000.000 c. Mesin injection IDR 1.000.000.000 Biaya penjualan untuk seluruh aset tersebut sampai aset dapat terjual sebesar IDR 30.000.000. Nilai jual bersih masing – masing aset setelah dikurangi biaya menjual:



a. Mesin vacuum IDR 110.000.000 b. Mesin cutting IDR 500.000.000 c. Mesin injection IDR 990.000.000 PT AAA juga membuat analisa jika perusahaan melakukan sewa mesin tersebut, dengan value in use masing – masing aset tersebut adalah sebagai berikut: a. Biaya sewa setahun untuk mesin vacuum IDR 24.000.000, Value in use selama 5 tahun (2021 – 2026) IDR 120.000.000 b. Biaya sewa setahun untuk mesin cutting IDR 50.000.000, Value in use selama 5 tahun (2021 – 2026) IDR 250.000.000 c. Biaya sewa setahun untuk mesin injection IDR 120.000.000, Value in use selama 5 tahun (2021 – 2026) IDR 600.000.000 Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Menghitung nilai buku masing-masing aset tetap pada tanggal review (31 Desember 2018). b. Menyajikan jurnal laba revaluasi aset tetap. c. Menghitung nilai buku masing-masing aset tetap pada tanggal review (31 Desember 2018) setelah revaluasi aset. d. Menghitung nilai terpulihkan atas aset tetap mesin setelah 5 tahun penggunaan (31 Desember 2020). e. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020masing - masingaset tetap. f. Menghitung dan menyajikan jurnal penurunan nilai aset tetap. g. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020 masing-masing aset tetap setelah penurunan nilai. Reviu periodik atas estimasi manajemen. (PSAK 16 par 43 – 61) 1. Penyusutan. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset tetap disusutkan secara terpisah. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban tersebut termasuk dalam jumlah tercatat aset lain.



2. Jumlah tersusutkan dan periode penyusutan Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya. 3. Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset ditelaah sekurang-kurangnya setiap akhir tahun buku dan jika hasil kajian berbeda dengan estimasi akuntansi sebelumnya, maka perbedaan tersebut dicatat sebagai estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (perlakuannya dilakukan secara prospektif). 4. Metode penyusutan Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan aset yang diharapkan oleh entitas. Metode penyusutan yang diterapkan untuk suatu aset ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun buku dan, jika terjadi perubahan yang signifikan dalam pola pemakaian yang diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (perlakuannya dilakukan secara prospektif).



Berdasarkan PSAK 16 manajemen harus melakukan reviu secara periodik (paling sedikit setiap akhir tahun) terkait dengan metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat aset tetap dan nilai residual aset tetap. Semua asumsi yang digunakan tersebut dalam PSAK 16 dianggap sebagai estimasi manajemen sehingga setiap perubahan yang dilakukan atas estimasi manajemen harus diterapkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Kesalahan. Perubahan tersebut diperlakukan secara prospektif.



Contoh Soal 8 (Reviu Periodik atas Estimasi Manajemen) PT AAA pada tanggal 1 Januari 2016 membeli sebuah mesin foam (mesin pembuat foam untuk kursi) dengan rincian biaya perolehan sebagai berikut: a. Harga beli mesin foam IDR 5.000.000.000 b. Biaya angkut dan instalasi IDR 250.000.000 c. PPh 22 impor dan PPN masukan masing – masing IDR 100.000.000 dan IDR 500.000.000.



Nilai residual yang ditetapkan oleh manajemen berdasar nilai pasar besi bekas pada tanggal perolehan adalah sebesar IDR 50.000.000. Umur ekonomis mesin tersebut ditetapkan selama 10 tahun (berdasarkan estimasi umur ekonomis dari para insinyur mesin perusahaan).



PT AAA menggunakan model biaya dan metode garis lurus pada saat pertama kali perolehan mesin tersebut. Harga perolehan mesin: Biaya pembelian mesin



IDR 5.000.000.000



Biaya angkut dan instalasi sampai mesin dapat digunakan



IDR



250.000.000



Total biaya perolehan



IDR 5.250.000.000



Nilai residual



IDR



Nilai tersusutkan



IDR 5.200.000.000



50.000.000



Pada tanggal 31 Desember 2020 (5 tahun setelah penggunaan) pada saat nilai buku aset tetap sebesar IDR 2.650.000.000 (termasuk nilai residual IDR 50.000.000) perusahaan melakukan reviu ulang secara periodik atas aset tetapnya berdasarkan hasil reviu manajemen memutuskan bahwa asumsi selama ini harus diperbaiki sehingga manajemen merubah metode penyusutan atas mesin foam menjadi menurun berganda dengan rincian perhitungan sebagai berikut: Metode saldo menurun berganda Nilai buku



2.650.000.000



Tarif



Tahun 6



1.060.000.000



40%



Tahun 7



636.000.000



40%



Tahun 8



381.600.000



40%



Tahun 9



228.960.000



40%



Tahun 10



293.440.000



40%



Akum Penyusutan



Nilai buku



Diminta: Berdasarkan kasus yang disajikan pada bagian 3.2.1 anda diminta untuk: a. Menghitung penyusutan aset mesin foam sampai dengan akhir penggunaan. b. Menghitung akumulasi penyusutan dan nilai buku melalui metode saldo menurun berganda pada tabel yang disajikan. c. Menentukan kebijakan manajemen yang diambil untuk nilai penyusutan aset.



Pertukaran aset (PSAK 16 par 24 – 26) Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset moneter atau aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Biaya perolehan aset tetap tersebut diukur pada nilai wajar, kecuali: a. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau b. Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.



Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur pada nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.



Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan yang diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika: a. Konfigurasi (risiko, waktu dan jumlah) arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan konfigurasi arus kas dari aset yang diserahkan; atau b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi berubah sebagai akibat dari pertukaran; dan c. Selisih di (a) dan (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan. Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi tersebut mencerminkan arus kas sesudah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas menyajikan perhitungan yang rinci.



Nilai wajar suatu aset dapat diukur secara andal jika: a. Variabilitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut adalah tidak signifikan; atau b. Probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengukur nilai wajar. Jika entitas dapat mengukur nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima, kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.



Jika terdapat subtansi komersial dalam pertukaran aset tetap maka laba rugi atas pertukaran tersebut diakui tetapi jika tidak terdapat subtansi komersial maka rugi atas transaksi pertukaran tersebut diakui dan laba atas keuntungan pertukaran tidak diakui.



Ringkasan Pemahaman Pertukaran Aset Gambar 2.2



Pertukaran memiliki subtansi komersial : Mengakui keuntungan dan kerugian pertukaran segera setelah transaksi pertukaran tersebut terjadi



Pertukaran tidakmemiliki subtansi komersial : Menangguhkan keuntungan pertukaran aset dan mengakui kerugian pertukaran segera setelah transaksi pertukaran tersebut terjadi



Contoh Soal 9 (Pertukaran aset) PT AAA memiliki mesin injection yang dibeli dari China pada tahun 2016 dengan rincian data sebagai berikut: Keterangan



Mesin injection



Harga perolehan



IDR 2.010.000.000



Nilai residual



IDR 60.000.000



Umur ekonomis



10



Metode penyusutan



Garis lurus



Model perolehan



Model biaya



Nilai tersusutkan



IDR 2.000.000.000



Biaya penyusutan per tahun



IDR 200.000.000



Biaya penyusutan per bulan



IDR 16.666.666



Pada 31 Desember 2020 PT AAA ingin fokus bisnis pada usaha utama perusahaan dan mencoba melakukan relayout pabrik yang ada dengan memindahkan Divisi foam digedung baru yang luasnya lebih kecil dibandingkan gedung sebelumnya, agar bisnis Divisi foam dapat terus berjalan PT AAA melakukan pertukaran mesin foam dengan PT ABC (sister company dari group Company) karena memiliki ukuran yang lebih kecil (asumsi perolehan masing-masing aset di tanggal yang sama). Pada saat pertukaran terjadi PT AAA mengeluarkan kas sebesar IDR 10.000.000 kepada PT ABC. Nilai wajar mesin foam PT ABC pada saat tanggal pertukaran IDR 1.100.000.000.



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Buat tabel perhitungan penyusutan dan nilai buku aset sampai tahun ke-10 b. Menghitung dan menyajikan jurnal pertukaran aset



Penurunan nilai aset 1. Penurunan nilai & kompensasi nya (jika ada) Penurunan nilai aset tetap diperlakukan sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai aset. Setiap kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi ketika kompensasi menjadi piutang.



2. Setiap pembelian atas kontruksi selanjutnya dari penggantian aset adalah peristiwa ekonomik terpisah dan dicatat secara terpisah sebagai berikut: a. Penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset; b. Penghentian pengakuan aset tetap yang dihentikan atau dilepaskan ditentukan sesuai dengan PSAK 16; c. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi menjadi piutang dan; d. Biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikontruksi sebagai penggantian ditentukan sesuai dengan PSAK 16.



Contoh Soal 10 (Penurunan nilai aset dan kompensasinya) Pada tanggal 31 Desember 2020 terjadi kebakaran di pabrik PT AAA dengan total aset mesin yang terbakar sebagai berikut:



Bangunan: Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku



IDR 12.000.000.000 (IDR 6.000.000.000) IDR 6.000.000.000



Mesin vacuum: Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku



IDR 550.000.000 (IDR 270.000.000) IDR 280.000.000



Mesin cutting: Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku



IDR 1.010.000.000 (IDR 500.000.000) IDR



510.000.000



Mesin injection: Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku



IDR 2.010.000.000 (IDR 1.000.000.000) IDR 1.010.000.000



Perusahaan mengasuransikan bangunan dan mesin tersebut dengan nilai kompensasi masingmasing mesin sebagai berikut (nilai kompensasi diperhitungkan oleh pihak asuransi pada tanggal 1 Februari 2021):



Bangunan



IDR 5.000.000.000



Mesin vacuum



IDR



350.000.000



Mesin cutting



IDR



550.000.000



Mesin injection



IDR 1.000.000.000



Total nilai kompensasi



IDR 6.900.000.000



Setelah peristiwa kebakaran tersebut Nilai bangunan dan mesin dinilai oleh appraisal (pada tanggal 3 Januari 2021) sebagai berikut:



Bangunan



IDR 3.000.000.000



Mesin vacuum



IDR



0



Mesin cutting



IDR



0



Mesin injection



IDR



0



Total nilai appraisal



IDR 3.000.000.000



Pada tanggal 5 Januari 2021 PT AAA memulai konstruksi bangunan yang terbakar dan melakukan pembelian singkat mesin bekas vacuum, cutting dan injection dengan nilai sebagai berikut: Konstruksi bangunan



IDR 10.000.000.000



Mesin vacuum bekas



IDR



375.000.000



Mein cutting bekas



IDR



575.000.000



Mesin injection



IDR



1.000.000.000



Konstruksi bangunan dibayar secara berkala kepada perusahaan kontraktor dengan pembayaran dimuka 50% dari nilai kontrak dibayarkan pada 5 Januari 2021 Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Membuat jurnal transaksi 3 Januari 2021 b. Membuat jurnal transaksi 5 Januari 2021 c. Membuat jurnal transaksi 1 Februari 2021



Penghentian Pengakuan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya: a. Pada saat pelepasan; atau b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.



Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa mensyaratkan perlakuan yang berbeda dalam transaksi jual dan sewa balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.



Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya.



Contoh Soal 11 (Perhentian Pengakuan) PT AAA memiliki mesin water jet yang akan dihentikan pengakuannya pada 31 Desember 2017 dengan rincian nilai buku sebagai berikut: Mesin water jet 



Biaya perolehan



IDR 1.000.000.000







Akumulasi penyusutan



(IDR 990.000.000)







Nilai residual



IDR



10.000.000



Aset tersebut telah habis masa manfaatnya sehingga hanya menyisakan nilai sisa (residual value). Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Membuat jurnal pelepasan sebagai barang bekas dengan nilai IDR 10.000.000 (sesuai dengan nilai residual) b. Membuat jurnal pelepasan sebagai mesin bekas dengan menjual kepada perusahaan yang mau membeli dan memperbaiki kekurangan mesin yang ada dengan nilai IDR 15.000.000



Contoh Soal 12 (Aset Tetap Tersedia Untuk Dijual) PT AAA mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 20x4 pada biaya perolehan Rp100juta. Nilai residu aset diestimasikan sebesar IDR 10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 20x7, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”. Nilai wajar diestimasikan IDR 80.000.000 dan biaya untuk menjual adalah IDR 3.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 20x8 pada harga IDR 77.000.000.



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menganalisis bagaimana perlakuan akutansi pada saat reklasifikasi asset tanggal 1 Desember 20x7 dan saat dijual serta bagaimana jurnalnya.



Gambar 2.3 Ringkasan Pemahaman Tentang Aset Tetap Pengakuan



N



Apakah transaksi perolehan masuk kriteria sebagai aset tetap (future benefit, measurable, tangible except land and building for generate income or rental income) ???



Dicatat sebagai biaya, aset lain-lain (sesuai dengan kriterianya) selain aset tetap.



Y



Bagaimana cara perolehannya ???



Pembelian



Pengukuran



Pertukaran



N Tunai



Pembayaran di tangguhkan



Kerugian pertukaran diakui segera, keuntungan pertukaran ditangguhkan



Apakah terdapat substansi komersial ???



Y Selisih antara pembayaran ditangguhkan dengan nilai tunai diakui sebagai biaya



Akui seluruh pengeluaran untuk memperoleh aset tetap kecuali pajak yang dapat direstitusikan Nilai perolehan



Nilai perolehan



Entitas dapat memilih model



Pengukuran setelah pengakuan awal



Model biaya



Model revaluasian



Harga perolehan (-) Akum penyusutan (-) Akum penurunan nilai



Nilai revaluasian (-) Akum penyusutan (-) Akum penurunan nilai



Penurunan nilai Penurunan nilai



Surplus revaluasi



Jika terdapat surplus revaluasi di OCI maka kurangi, jika rugi penurunan > dari surplus revaluasi di OCI



Diakui di OCI



Diakui di PL



Pemulihan kembali



Sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) harus segera diakui di PL dan tidak boleh melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui.



35



PSAK 19: ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE ASSET) Tujuan. Berdasarkan PSAK 19 par 01 tujuan PSAK 19 “Aset takberwujud” adalah Untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk asset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain



Ruang lingkup. Berdasarkan PSAK 19 par 02 ruang lingkup PSAK 19 “Aset takberwujud”, yang dikecualikan dalam PSAK 19 adalah: 1. Aset tak berwujud yang diatur oleh PSAK lain 2. Aset keuangan yang didefinisikan dalam PSAK 50 3. Pengakuan dan pengukuran asset eksplorasi dan evaluasi PSAK 64 4. Pengeluaran atas pengembangan dan ekstraksi mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya tidak dapat diperbaharui lainnya.



Definisi (PSAK 19 par 08) Aset tak berwujud adalah asset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik 1. Aset Aset adalah sumber daya yang: a. Dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan b. Manfaat ekonomik masa depan dari asset tersebut diperkirakan mengalir ke entitas 2. Keteridentifikasian.(PSAK 19 par 12) Suatu asset dikatakan teridentifikasi jika: a. Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak terkait, asset teridentifikasi, atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas memiliki untuk melakukan hal tersebut; atau b. Timbulnya dari hak kontraktual atau hak hukum lain, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain.



36



3. Pengendalian Entitas mengendalikan asset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari asset dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut. 4. Manfaat ekonomik masa depan Manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari asset takberwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari pengggunaan asset oleh entitas. Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, system, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru.



Pengakuan dan pengukuran Pengakuan suatu pos sebagai asset takberwujud mensyaratkan entitas untuk menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi: a. Definisi asset takberwujud b. Kriteria pengakuan. (PSAK 19 par 21-23) Aset takberwujud diakui jika dan hanya jika: (PSAK 19 par 21) a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari asset tersebut; dan b. Biaya perolehan asset tersebut dapat diukur secara andal. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merepresentasikan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomik yang berlaku sepanjang umur manfaat asset tersebut. (PSAK 19 par 22)



Dalam menilai tingkat kepastian adanya manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari penggunaan asset takberwujud, entitas mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat 37



pengakuan awal asset takberwujud dengan memberikan penekanan yang lebih besar pada bukti eksternal. (PSAK 19 par 23)



Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. (PSAK 19 par 24) Biaya perolehan asset takberwujud terdiri dari: a. Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat; dan b. Seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan asset untuk digunakan sesuai dengan intensinya. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung ketika membawa asset dalam kondisi siap digunakan. b. Fee professional yang muncul secara langsung untuk membawa asset pada kondisi siap digunakan; dan c. Biaya untuk menguji apakah asset tersebut dapat berfungsi dengan baik. Contoh dari pengeluaran yang tidak termasuk biaya asset takberwujud adalah a. Biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan kegiatan promosi) b. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi atau pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan karyawan); dan c. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lain. Contoh Soal 1 (Aset Takberwujud Internal yang Tidak Dapat Dikapitalisasikan) Setelah pemasangan Enterprise management system, PT AAA menginvestasikan sekitar Rp 2.000.000.000 untuk melatih semua pegawai dan menambah image perusahaan. Direktur PT AAA berpendapat bahwa pengeluaran yang dilakukan tersebut dapat dikapitalisasi menjadi asset takberwujud. Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk mengidentifikasi apakah pendapat direktur tersebut tepat?



38



Jenis Perolehan Aset Takberwujud: 1. Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal Untuk mengakui asset tak berwujud yang dihasilkan secara internal, maka dikelompokkan menjadi dua tahap: a. Tahap penelitian atau tahap riset: Entitas tidak mengakui asset tak berwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahapan penelitian pada proyek internal). Pengeluaran untuk penelitian (atau tahap penelitian pada proyek internal) diakui sebagai BEBAN pada saat terjadinya. b. Tahap pengembangan, dapat diakui sebagai asset tak berwujud jika memenuhi SEMUA hal berikut:  Kelayakan teknis  Niat untuk menyelesaikan  Kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset  Dapat menghasilkan manfaat ekonomi dimasa depan  Kecukupan sumber daya teknis/keuangan untuk menyelesaikan  Kemampuan mengukur secara handal pengeluaran Contoh Soal 2 (Aplikasi Asset Takberwujud Yang Dihasilkan Secara Internal)



PT AAA mengikuti tender project baru pengadaan interior part kendaraan dengan PT HMMI. Masa produksi produk tersebut adalah selama 5 tahun dengan rincian biaya setiap tahap termasuk tahap memperoleh LOI (komitmen menjual) sampai dengan produksi masal sebagai berikut:



No



Keterangan



Total Biaya



1



Tahap riset



IDR 175.567.432



2



Tahap riset dan pengembangan



IDR 275.897.654



3



Tahap pengembangan (belum mendapatkan LOI)



IDR 321.876.954



4



Tahap pengembangan (sudah mendapatkan LOI)



IDR 567.901.243



5



Tahap pengembangan akhir (sebelum prod. Masal)



IDR 387.980.593



Total biaya yang dikeluarkan



IDR 1.729.223.876



39



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menyajikan jurnal yang dibutuhkan. 2. Aset takberwujud yang dihasilkan secara external Contoh dari asset tak berwujud yang diperoleh dari eksternal adalah sebagai berikut: a. Piranti lunak computer b. Paten c. Hak cipta d. Film e. Hak pelayanan jaminan f. Izin penangkapan ikan g. Kuota impor h. Waralaba Contoh Soal 3 (Aset Takberwujud Dari Eksternal) PT AAA melakukan upgrade accounting software nya dengan rincian biaya dan asumsi sebagai berikut:



Biaya upgrade software kepada vendor



IDR 950.000.000



Biaya pembelian hardware (computer, server, barcode machine, dll)



IDR 350.000.000



Biaya training kepada konsultan



IDR 100.000.000



Biaya konsumsi selama training



IDR 15.000.000



Total biaya



IDR 1.415.000.000



IT manager PT AAA berasumsi bahwa software tersebut dapat digunakan selama 10 tahun (perolehan 1 januari 20x8). Berdasarkan asumsi dan rincian biaya tersebut buatlah jurnal perolehan aset takberwujud, aset tetap dan biaya yang terkait transaksi tersebut dengan asumsi PT AAA membayar dengan kas bank (abaikan dampak pajak).



Diminta: Berdasarkan kasus yang disajikan pada bagian 3.3.1 anda diminta untuk menyajikan jurnal yang dibutuhkan 3. Aset takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis Sesuai dengan PSAK 22 : Kombinasi bisnis, jika asset takberwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan asset takberwujud adalah nilai wajar asset pada 40



tanggal akuisisi. Nilai wajar dari asset takberwujud akan mencerminkan perkiraan pelaku pasar pada tanggal akuisisi tentang probabilitas bahwa manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan dari asset tersebut akan mengalir ke entitas. Dengan kata lain, entitas memperkirakan adanya arus masuk manfaat ekonomik, bahkan jika ada ketidakpastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Oleh karena itu kriteria pengakuan probabilitas di PSAK 19 par 21 (a) dianggap selalu terpenuhi untuk asset tetap takberwujud yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis. Jika asset diperoleh melalui kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai asset secara andal. Dengan demikian kriteria pengukuran andal di paragraph 21 (b) dianggap selalu terpenuhi untuk asset tetap takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Contoh Soal 4 (Aplikasi Asset Takberwujud Yang Diperoleh Akibat Kombinasi Bisnis) PT A mengakuisisi 75% (60.000 lembar) saham beredar PT B dengan membayar Rp 360.000. Nilai buku harta bersih PT. B saat itu sebesar Rp 240.000 dengan nilai wajar sebesar Rp 300.000. Nilai wajar saham PT. B saat itu Rp 5 per lembar.



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menghitung goodwill non-controlling interest dan parent serta jurnal yang dibutuhkan.



41



Gambar 2.4 Ringkas Pemahaman Tentang Aset Tetap takberwujud



INTERNAL 1



2



Eksternal 4



3



b.



Tahap



Tahap penelitian



a.



Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah dikurangi diskon dan rabat; dan Seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan asset untuk digunakan sesuai dengan intensinya.



Semua pengeluaran dibebankan



Kombinas Bisnis



Nilai Akuisisi



Nilai wajar asset bersih



Nilai buku asset bersih



Pengeluaran yang relevan dapat dikapitalisasi



Goodwill



Pengalo kasian asset teriden tifikasi



Entitas menilai apakah umur manfaat asset tak berwujud TERBATAS atau TIDAK TERBATAS



Biaya perolehan asset tetap takberwujud



Entitas dapat memilih model pengukuran



Cost model Acquisition cost (-) Acum amort (-) Accum impairment.



Revaluation model Fair value (-) accum amort (-) Accum impairment



Impairment



surplus revaluasi masuk OCI



Jika tedapat surplus revaluasi di OCI maka kurangi, jika masih terdapat sisaDiakui dalam laporan laba rugi



Catatan: 1. Tanggal penelitian dimulai 2. Tanggal pengembangan dimulai 3. Tanggal pemenuhan tahap pengembangan kriteria a-f 4. Tanggal asset tetap takberwujud selesai.



Tidak terbatas Jika, berdasarkan analisis dari seluruh factor relevan, tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode mana asset diharapkan menghasilkan arus kas neto untuk entitas



Penelaahan setiap periode : tidak diamortisasi, setiap periode ditelaah untuk menentukan apakah peristiwa dan kondisi dapat terus mendukung penilaian bahwa umur tetap tak terbatas. Perubahan umur manfaat : jika umur berubah maka perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi dan mengacu pada PSAK 25



Jika terbatas Jangka waktu/jumlah produksi/jumlah unit serupa yang dihasilkan selama umur manfaat



Periode amortisasi: dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya Metode amortisasi : garis lurus, saldo menurun dan metode unit produksi Dasar pemilihan metode amortisasi: pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode



42



PSAK 24: IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFIT) Ruang Lingkup PSAK 24 par 02. Pernyataan ini diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja, kecuali hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53: Pembayaran berbasis saham. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan oleh program imbalan kerja (lihat PSAK 18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya). Imbalan kerja



Imbalan kerja jangka pendek



Imbalan jangka pendek absen



Pesangon



Bagi hasil atau bonus



Diterapkan oleh pemberi kerja dalam pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.



Imbalan Pasca kerja



Kontribusi pasti



Past Service Cost



Imbalan kerja jangka panjang lainnya



Manfaat pasti



Current Service Cost



KlasifikasiImbalan Kerja Gambar 2.5 1. Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja: a. Imbalan kerja jangka pendek b. Imbalan pasca-kerja, c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya d. Pesangon e. Imbalan berbasis ekuitas 2. Imbalan jangka pendek < 12 bulan 3. Imbalan jangka panjang seperti pensiun 4. Pesangon diakui sebagai kewajiban dan beban jika,perusahaan berkomitmen untuk: a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. 43



1. Imbalan kerja diberikan melalui: a. Program formal; b. Peraturan perundang-undangan atau peraturan industri; atau c. Kebiasaan yang menimbulkan kewajiban konstruktif. 2. Kewajiban hukum  didasarkan pada suatu ketentuan hukum : a. Kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan b. Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003  hukum yang mengikat perusahaan dan karyawan 3. Kewajiban konstruktif : a. Berdasarkan praktik baku masa lalu, dan b. Menimbulkan ekspektasi kuatbahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut. 4. Imbalan jangka pendek: Jatuh tempo ≤ 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasa. Jenis – jenis imbalan jangka pendek: a. Upah, gaji b. Cuti imbalan jangka pendek c. Bonus d. Imbalan non moneter Imbalan pasca kerja: Terdapat dua jenis imbalan pasca kerja, yaitu: 1. Imbalan pasca kerja, Imbalan pasca kerja terdiri dari: a. Tunjangan purna karya b. Imbalan pasca kerja lainnya 2. Program imbalan pasca kerja, terdiri dari: a. Iuran pasti dan b. Imbalan pasti Perbedaan iuran pasti dan imbalan pasti adalah batasan risiko nya. Risiko iuran pasti berhenti ketika perusahaan melakukan pembayaran iuran pasti kepada perusahaan dana pension, sedangkan imbalan pasti risiko nya ditanggung oleh pemberi kerja sampai dengan usia pension. Perbedaan tersebut digambarkan sebagai berikut:



Perbedaan Iuran Pasti dan Imbalan Pasti Gambar 2.6 Pemberi kerja



Dana pension



Karyawan



Iuran pasti Batas risiko



Imbalan pasti Batas risiko



Contoh Soal (Implementasi Imbalan Kerja) Berikut adalah saldo – saldo yang terkait dengan liabilitas imbalan pasti PT AAA per 31 Desember 20x8 sebelum perhitungan aktuaria selesai dibuat:



Keterangan



31 Desember 20x8



31 Desember 20x7



Liabilitas imbalan pasti



IDR 12.546.971



IDR 13.349.670



Saldo keuntungan aktuari (OCI)



IDR 1.422.496



IDR 1.422.496



0



IDR 3.333.928



Beban imbalan pasti



Pada akhir tahun aktuari dari Firma Gugi & Rekan membuat perhitungan saldo aktuaria PT AAA per 31 Desember 20x8 sebagai berikut:



Jumlah yang dicatat dalam neraca Keterangan (Liabilitas)/Aset neto Awal Periode



31 Desember 20x8



31 Desember 20x7



(13.349.670)



(10.771.057)



Iuran Program oleh Perusahaan



0



0



Pembayaran Imbalan dari Perusahaan



0



1.002.385



(4.216.122)



(3.333.928)



4.865.435



(1.422.496)



(Beban)/Pendapatan pada Laba Rugi (Beban)/Pendapatan pada PKL



Kelebihan Pembayaran Imbalan (Liabilitas)/Aset neto Akhir Periode



1.770.790



1.175.426



(10.929.567)



(13.349.670)



Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi Keterangan



31 Desember 20x8



31 Desember 20x7



Biaya jasa kini



1.365.926



1.243.678



Biaya bunga atas NKKIP



1.079.406



914.824



Total biaya Sebelum Kelebihan Pembayaran



2.445.332



2.158.502



Kelebihan Pembayaran Imbalan



1.770.790



1.175.426



Total Biaya diakui pada Laba Rugi



4.216.122



3.333.928



Jumlah yang diakui dalam OCI Keterangan



31 Desember 20x8



31 Desember 20x7



88,893



0



(4.366.261)



1.031.470



Penyesuaian pengalaman



(588.067)



391.026



Imbal hasil aset program



0



0



Perubahan dampak batas atas aset



0



0



(4.865.435)



1.422.496



(Keuntungan)/Kerugian Aktuaria dari: Perubahan asumsi demografi Perubahan asumsi ekonomi



Total Biaya diakui pada PKL



Berikut adalah mutasi saldo liabilitas imbalan pasti PT AAA Saldo audit tahun lalu Pembayaran pesangon



IDR 13.349.670 Sesuai saldo audit tahun lalu (IDR



802.699) Pembayaran penghargaan masa kerja karyawan



Beban imbalan pasti tahun berjalan



IDR



0 Perusahaan belum membuat cadangan



Saldo akhir imbalan pasti



IDR 12.546.971 Sebelum penyesuaian lap. aktuaria



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat perhitungan final dari laporan aktuaria.



PSAK 46: PAJAK TANGGUHAN DAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (DEFFEREDTAXES DAN CORPORATE INCOME TAX) Prinsip Akuntansi Berlaku Umum Akuntansi di Indonesia menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), SAK yang dikeluarkan IAI merupakan acuan Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia sehingga perlakuan setiap transaksi suatu entitas harus sesuai dengan SAK yang berlaku. SAK di Indonesia mengacu pada International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standard Board). IFRS merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global. Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh pada tahun 2012 (tahap pertama – IFRS 2009). Strategi adopsi di Indonesia menggunakan gradual strategi (bertahap).



Perpajakan di Indonesia Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1 ayat (1) UU No.28/2007)



Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) KUP adalah ketentuan formal untuk mengatur kewajiban wajib pajak, Hak wajib pajak, Sanksi perpajakan, Tata cara pemungutan pajak, Larangan, Kewenangan Pemerintah dan Kewajiban Pemerintah.



KUP digunakan untuk menjalankan aturan material Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Gambar 2.7



Hubungan Transaksi bisnis, SAK & KUP Hubungan transaksi bisnis, SAK dan KUP Gamba 2.8



Business transactions



Accounting



Tax



SFAS/SAK



Tax Law/KUP



Different recognition



Fiscal correction Temporary different



Permanent different Correction(+)



Correction (-)



Temporary different charged to PL Correction(+)



Correction (-)



Increase the profit



Increase the losses/expense



Increase current tax



Decrease current tax expense



Recognize the benefit/deferred tax asset because the payment of current tax is higher and will be take the benefit in the future due to temporary different/timming different



Temporary different charged to equity



No fiscal correction



Maintained the deftax



Recognize the expense/deferred tax libaility because the payment of current tax is lower and will be charge off to the entity in the future due to temporary differnt/timming different



Kesimpulan: Perbedaan pengakuan transaksi entitas yang terjadi dalam pengakuan akuntansi dan pajak dapat dijembatani dalam akuntansi pajak tangguhan untuk transaksi yang memiliki sifat perbedaan waktu pengakuan, dengan melakukan implementasi pajak tangguhan laporan keuangan entitas akan lebih relevan karena akan meningkatkan nilai konfirmasi dan nilai prediksi dari jumlah pajak yang dibebankan oleh entitas.



Contoh Soal (Implementasi PSAK 46) Terdapat perbedaan waktu pembebanan antara perpajakan dan akuntansi komersial untuk biaya penyusutan perusahaan sebesar IDR 237.000.000 dimana komersial membebankan terlalu kecil dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal yang diakui.



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk membuat penjelasan secara mekanis penyesuaian seperti kerangka berpikir di atas beserta jurnal penyesuaiannya dengan asumsi pajak penghasilan 22%. PSAK 22: KOMBINASI BISNIS (BUSINESS COMBINATION) Tujuan PSAK 22 par 01: Pernyataan ini mengatur prinsip dan persyaratan tentang bagaimana pihak pengakuisisi (acquirer): a. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan nonpengendali dari pihak diakuisisi (acquire); b. Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis atau keuntungan dari pembelian dengan diskon; dan c. Mengatur informasi yang diungkapkan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis. Contoh Soal 1 (Aplikasi Asset Takberwujud Yang Diperoleh Akibat Kombinasi Bisnis) PT A mengakuisisi 75% (60.000 lembar) saham beredar PT B dengan membayar Rp 360.000. Nilai buku harta bersih PT. B saat itu sebesar Rp 240.000 dengan nilai wajar sebesar Rp 300.000. Nilai wajar saham PT. B saat itu Rp 5 per lembar.



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menghitung goodwill non-controlling interest dan parent serta jurnal yang dibutuhkan.



Ruang lingkup PSAK 22 par 02. Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis. Pernyataan tidak diterapkan untuk: a. Akuntansi pembentukan pengaturan bersama dalam laporan keuangan pengaturan bersama itu sendiri (PSAK 66: Pengaturan Bersama); b. Akuisisi asset atau kelompok asset yang bukan merupakan suatu bisnis. Dalam hal tersebut, pihak pengakuisisi mengidentifikasi dan mengakui asset teridentifikasi yang diperoleh (termasuk asset yang memenuhi definisi dari, dan kriteria pengakuan untuk, asset takberwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 19: Aset takberwujud) dan liabilitas yang diambil alih. Biaya perolehan dari kelompok asset tersebut dialokasikan kepada masinng – masing asset teridentifikasi dan liabilitas berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal pembelian. Transaksi atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan goodwill. c. Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali (PSAK 38: Kombinasi bisnis entitas sepengendali)



Identifikasi kombinasi bisnis PSAK 22 par 03. Entitas mengatur apakah suatu transaksi atau peristiwa lain merupakan kombinasi bisnis dengan menerapkan definisi dalam pernyataan ini yang mensyaratkan bahwa asset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih merupakan suatu bisnis. Jika asset yang diperoleh bukan suatu bisnis, maka entitas pelapor mencatat transaksi atau peristiwa lain tersebut sebagai akuisisi asset.



Definisi bisnis adalah suatu rangkaian terintegrasi dari aktivitas dan asset yang mampu diarahkan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk deviden, biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomik lain secara langsung kepada investor atau pemilik, anggota, atau pelaku lainnya.



Bentuk Hukum Penggabungan Usaha 1.



Penggabungan menurut undang-undang (Statutory Merger) Statutory Merger Gambar 2.9 PT AA PT AA PT BB



Penggabungan menurut undang-undang (Statutory Merger) adalah jenis kombinasi bisnis di mana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang bertahan dan yang lainnya kehilangan identitasnya yang terpisah. Aset dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dialihkan ke perusahaan yang diakuisisi, dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan, atau dilikuidasi. Operasi perusahaan yang sebelumnya terpisah dilakukan dalam satu badan hukum tunggal setelah merger. Tidak seperti bentuk lain dari kombinasi bisnis yang harus transaksi saham saja agar bebas pajak, undang-undang merger memungkinkan perusahaan yang mengakuisisi untuk mentransfer saham dan aset lainnya untuk menyelamatkan kepentingan pemegang saham.



2.



Konsolidasi menurut undang-undang (Statutory Consolidation) Consolidation Merger Gambar 2.10 PT AA PT AA PT BB



Konsolidasi menurut undang-undang (Statutory Consolidation) adalah kombinasi bisnis di mana kedua perusahaan yang bergabung dibubarkan dan aset dan kewajiban kedua perusahaan dialihkan ke perusahaan yang baru dibuat. Operasi perusahaan yang



sebelumnya terpisah dijalankan dalam satu badan hukum, dan tidak satu pun dari perusahaan yang bergabung tetap ada setelah konsolidasi hukum. Dalam banyak situasi, korporasi yang dihasilkan hanya dalam bentuk baru, dan dalamsubstansi itu sebenarnya adalah salah satu perusahaan yang menggabungkan kembali dengan nama baru. 3. Akuisisi saham (Stock Acquisition) Stock Acquisition Gambar 2.11



PT AA



PT AA



PT BB



PT BB



Terjadi ketika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan terus beroperasi sebagai badan hukum yang terpisah, tetapi terkait. Karena tidak satu pun dari perusahaan yang bergabung dilikuidasi, perusahaan yang mengakuisisi memperhitungkan kepemilikannya di perusahaan lain sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang mengakuisisi tidak perlu mengakuisisi semua saham perusahaan lain untuk mendapatkan kendali.



Hubungan yang tercipta dalam akuisisi saham disebut sebagai hubungan induk-anak. Perusahaan induk adalah salah satu yang mengendalikan perusahaan lain, disebut sebagaianak perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas saham biasa. Untuk pelaporan keuangan tujuan umum, perusahaan induk dan anak perusahaannya menyajikan laporan keuangan konsolidasi yang sebagian besar tampak seolah-olah perusahaan telah benar-benar bergabung menjadi satu. Terkadang sebuah perusahaan baru dibuat oleh dua (atau lebih) perusahaan untuk menjadi perusahaan induk bersama mereka.



Berdasarkan PSAK 22: Kombinasi bisnis, entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi.



Penerapan metode akuisisi mensyaratkan: a. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi b. Penentuan tanggal akuisisi c. Pengakuan dan pengukuran asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak diakuisisi; dan d. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon. Identifikasi pihak pengakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnsi, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi.



Dalam suatu kombinasi bisnis yang terutama disebabkan oleh pengalihan kas atau asset lain atau timbulnya liabilitas, pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang mengalihkan kas atau asset lain atau menimbulkan liabilitas.



Dalam suatu kombinasi bisnis yang terutama disebabkan oleh pertukaran kepentingan ekuitas, pihak pengakuisisi biasanya adalah entitas yang menerbitkan kepentingan ekuitas tersebut. Akan tetapi dalam beberapa kombinasi bisnis, yang biasa disebut akuisisi terbalik, entitas yang menerbitkan ekuitas tersebut merupakan pihak diakuisisi.



Fakta dan keadaan lain yang terkait juga dipertimbangkan dalam mengidentifikasi pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis yang disebabkan oleh pertukaran kepentingan ekuitas, temasuk: a. Bagian hak suara dalam entitas hasil kombinasi setelah kombinasi bisnis. b. Keberadaan kepentingan suara minoritas yang besar dalam entitas hasil kombinasi jika tidak ada pemilik lain atau kelompok pemilik terorganisasi lain yang mempunyai kepentingan suara signifikan. c. Komposisi organ pengatur entitas hasil kombinasi d. Komposisi manajemen senior entitas hasil kombinasi e. Ketentuan pertukaran kepentingan ekuitas.



Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang ukurannya relatifnya (asset, penghasilan atau laba) yang secara signifikan lebih besar dari ukuran entitas yang bergabung lainnya.



Dalam suatu kombinasi bisnis yang melibatkan lebih dari dua entitas, penentuan pihak pengakuisisi mempertimbangkan, antara lain, entitas yang bergabung yang berinisiatif untuk melakukan kombinasi, serta ukuran relative dari entitas yang bergabung.



Entitas baru yang terbentuk dalam rangka kombinasi bisnis tidak selalu merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung yang telah ada sebelum kombinasi bisnis diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi. Sebaliknya entitas baru yang mengalihkan kas atau asset lainnya atau menimbulkan liabilitas sebagai imbalan mungkin merupakan pihak pengakuisisi.



Akuisisi Terbalik Akuisisi terbalik terjadi jika entitas yang menerbitkan efek (pihak pengakuisisi secara hukum) diidentifikasi sebagai pihak diakuisisi untuk tujuan akuntansi. Entitas yang kepentingan ekuitasnya diperoleh (pihak diakuisisi secara hokum) harus menjadi pihak pengakuisisi untuk tujuan akuntansi dalam transaksi yang merupakan akuisisi terbalik.



Contoh: Akuisisi terbalik terkadang terjadi ketika suatu entitas tertutup ingin menjadi entitas terbuka tapi tidak ingin mendaftarkan efek ekuitasnya. Untuk mencapai hal tersebut, entitas tertutup akan merancang agar entitas terbuka mengakuisisi kepentingan ekuitasnya sebagai pertukaran atas kepentingan ekuitas entitas terbuka tersebut.



Dalam contoh ini, entitas terbuka merupakan pihak pengakuisisi secara hukum karena entitas terbuka menerbitkan kepentingan ekuitas, dan entitas tertutup merupakan pihak diakuisi secara hukum karena kepentingan ekuitasnya telah diakuisisi. Akan tetapi, penerapan pedoman



identifikasi pihak pengakuisisi berdasarkan PSAK 22 PP 14-18 menghasilkan identifikasi berikut: a. Entitas terbuka sebagai pihak diakuisisi untuk tujuan akuntansi (pihak diakuisisi secara akuntansi); dan b. Entitas tertutup sebagai pihak pengakuisisi untuk tujuan akuntansi (pihak pengakuisisi secara akuntansi). Pihak diakuisisi secara akuntansi harus memenuhi definisi bisnis agar transaksi tersebut dicatat sebagai akuisisi terbalik, dan seluruh prinsip pengakuan dan pengukuran dalam PSAK 22 berlaku termasuk persyaratan untuk mengakui. Akusisi Terbalik Gambar 2.12 legal



PT Terbuka



PT Tertutup akuntansi



Secara akuntansi PT Tertutup teridentifkasi sebagai pengakuisisi (lihat PP 14- 18 PSAK 22)



Penentuan Tanggal Akuisisi (PSAK 22 par 08) Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akusisi, yaitu tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak diakusisi. Pada tanggal akuisi, pihak pengakusisi mengklasifikasikan atau mengatur asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK selanjutnya (PSAK 65” Laporan Keuangan Konsolidasi). Pihak pengakuisisi membuat klasifikasi atau penentuan tersebut berdasarkan pada persyaratan kontraktual,



kondisi



ekonomik, kebijakan operasional atau akuntansinya, dan keadaan terkait lainnya yang ada pada tanggal akuisisi. (PSAK 22 par 15) Pengakuan dan pengukuran (asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi)



Pengakuan dan Pengukuran 1.



Prinsip pengakuan Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, terpisah dari goodwill, asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak diakuisisi. Pengakuan asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih tunduk kepada ketentuan sebagai berikut: a. Untuk memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi, asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih memenuhi definisi asset dan liabilitas dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan pada tanggal akuisisi. b. Asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis, dan bukan hasil transaksi terpisah.



2. Prinsip pengukuran. Pihak pengakusisi mengukur asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur pada tanggal akuisisi komponen dari kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi yang menyajikan bagian kepemilikan kini dan memberikan mereka hakatas bagian proposional dari asset neto entitas dalam hal terjadi likuidasi pada: a. Nilai wajar; atau b. Bagian proposional instrument kepemilikan yang ada dalam jumah yang diakui atas asset neto yang teridentifikasi dari pihak diakuisisi. Seluruh komponen lain dari kepentingan nonpengendali diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali terdapat dasar pengukuran lain yang disyaratkan oleh SAK.



Pengecualian Dari Prinsip Pengakuan Atau Pengukuran 1. Pengecualian dari prinsip pengakuan a. Liabilitas kontijensi (PSAK 57) b. Pajak penghasilan (PSAK 46) c. Imbalan kerja (PSAK 24) d. Aset indemnifikasi



Penjual dalam kombinasi bisnis dapat secara kontraktual menjamin (indemnify) pihak pengakuisisi atas hasil dari suatu kontijensi atau ketidakpastian terkait dengan seluruh atau sebagian dari aset atau liabilitas tertentu. Sebagai contoh, penjual dapat menjamin pihak pengakuisisi atas kerugian di atas jumlah tertentu dari liabilitas yang timbul dari kontijensi tertentu; dengan kata lain, penjual akan menjamin bahwa liabilitas pihak pengakuisisi tidak akan melampaui jumlah tertentu. Sebagai akibatnya, pihak pengakuisisi memperoleh aset indemnifikasi. Pihak pengakuisisi mengakui aset indemnifikasi pada saat yang sama dengan saat mengakui hal yang dijamin, diukur dengan dasar yang sama dengan hal yang dijamin, yang memerlukan penilaian untuk penyisihan jumlah yang tidak tertagih. Oleh karena itu, jika jaminan tersebut terkait dengan aset dan liabilitas yang diakui pada tanggal akuisisi dan diukur dengan nilai wajar pada tanggal akuisisinya, maka pihak pengakuisisi mengakui aset indemnifikasi pada tanggal akuisisi yang diukur dengan nilai wajar, dampak ketidakpastian mengenai arus kas masa depan karena pertimbangan kolektibilitas termasuk ke dalam pengukuran nilai wajar dan penyisihan penilaian secara terpisah tidak diperlukan. 2. Pengecualian dari prinsip pengukuran a. Hak yang diperoleh kembali Pihak pengakuisisi mengukur nilai hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset takberwujud berdasarkan sisa jangka waktu kontraktual dari kontrak terkait tanpa memperhatikan apakah pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan pembaruan perjanjian ketika mengukur nilai wajarnya. b. Transaksi pembayaran berbasis saham (PSAK 53) c. Aset dimiliki untuk dijual (PSAK 58)



Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon(goodwill negative) Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih nilai gabungan dari imbalan yang dialihkan yang diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi, jumlah setiap kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi dan untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap. Termasuk jumlah neto dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi.



Contoh Soal 2 (Metode Akuisisi Kombinasi Bisnis) Untuk mengilustrasikan penerapan metode akuisisi akuntansi untuk kombinasi bisnis yang dilakukan melalui akuisisi aset bersih pihak yang diakuisisi, asumsikan bahwa Point Corporation memperoleh semua aset dan menanggung semua kewajiban Sharp Company sesuai dengan hukum merger dengan menerbitkan 10.000 saham saham biasa nominal $10 kepada Sharp. Saham yang diterbitkan memiliki nilai pasar total $610.000. Point menimbulkan biaya hukum dan penilaian sebesar $40.000 sehubungan dengan kombinasi dan biaya penerbitan saham sebesar $25.000. Assets, Liabilities & Equities Kas dan Piutang Persediaan Tanah Bangunan & Peralatan Akumulasi penyusutan Patent Total Assets, Liabilities & Equities Liabilitas lancar Modal saham ($5 par) Add PIC Saldo laba Total liabilitas dan ekuitas Nilai wajar asset bersih



Nilai buku $ 45.000 65.000 40.000 400.000 (150.000) 400.000 Nilai buku 100.000 100.000 50.000 150.000 400.000



Nilai wajar $ 45.000 75.000 70.000 350.000 80.000 620.000 Nilai wajar 110.000



510.000



DIMINTA: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Menggambarkan diagram hubungan antara nilai wajar imbalan yang dipertukarkan, nilai wajar aset bersih Sharp, dan nilai buku aset bersih Sharp b. Membuat jurnal transaksi oleh pengakuisi c. Menyajikan pencatatan yang dilakukan oleh pihak yang diakuisisi jika. Dalam pencatatan



kombinasi bisnis, nilai buku Sharp tidak relevan dengan Point; hanya nilai wajar yang dicatat. Karena telah terjadi perubahan kepemilikan, maka dasar akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang diakuisisi tidak relevan dengan pihak pengakuisisi. Konsisten dengan pandangan ini, akumulasi penyusutan yang dicatat oleh Sharp pada



bangunan dan peralatannya tidak relevan dengan Point dan tidak dicatat. (berbeda dari cara aset yang dapat disusutkan untuk anak perusahaan dari transaksi kombinasi bisnis entitassepengendali.) PSAK 65: LAPORAN KONSOLIDASI (CONSOLIDATION STATEMENT) Laporan keuangan konsolidasi diatur dalam PSAK 65: Laporan keuangan konsolidasian. Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain (PSAK 65 pas 01). Pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan pada paragraph 01, berikut syarat-syarat pencapaian tujuan: a.



Mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain (entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian;



b.



Mendefinisikan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan pengendalian sebagai dasar konsolidasi;



c.



Menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi apakah investor mengendalikan investee sehingga investor harus mengonsolidasi investee;



d.



Menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian; dan



e.



Mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasikan entitas anak tertentu dari entitas investasi.



Ruang Lingkup Ruang lingkup PSAK 65 ini adalah entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Pengecualian lingkup PSAK ini adalah entitas induk yang merupakan entitas investasi tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi. Sesuai dengan PSAK 65 par 31.



PSAK 65 par 31 menyatakan: Entitas investasi tidak mengonsolidasi entitas anaknya atau menerapkan PSAK 22 : Kombinasi Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian atas entitas lain. Akan tetapi, entitas



investasi mengukur investasi dalam entitas anak pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55 : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan entitas investasi dan tujuan utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa terkait dengan aktivitas investasi dari entitas investasi, maka entitas investasi mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan PSAK 65 par 32.



Definisi Penting: 1. Entitas investasi (investment entity) adalah adalah entitas yang: a. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor tersebut jasa manajemen investasi; b. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk menginvestasikan dana yang semata – mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan c. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial berdasarkan nilai wajar. 2. Aktivitas relevan (relevant activities) adalah aktivitas investee yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee. 3. Entitas anak (subsidiary) adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas lain 4. Entitas induk (parent) adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas. 5. Kekuasaan (power) adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan. 6. Kelompok usaha (group) adalah entitas induk dan entitas anaknya 7. Kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada entitas induk. 8. Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statement) adalah laporan keuangan kelompok usaha yang di dalamnya asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomik tunggal. 9. Pengambil keputusan (decision maker) adalah entitas yang dengan hak pengambilan keputusan yang merupakan principal maupun agen untuk pihak lain. 10. Pengendalian atas investee (control of an investee) Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hakatas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan



investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investor. 11. Hak pencabutan (removal rights) adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan. 12. Hak protektif (protective rights) adalah hak yang didesain untuk melindungi kepentingan pihak pemegang hak protektif tanpa memberikan kekuasaan kepada pihak tersebut atas entitas di mana hak tersebut terkait. Penjelasan pengecualian pengonsolidasian entitas investasi: Entitas investasi dapat menyediakan jasa terkait dengan investasi (sebagai contoh adalah jasa konsultasi investasi, manajemen investasi, jasa pendukung, dan administrasi investasi), baik secara langsung atau melalui entitas anak, kepada pihak ketiga dan kepada investornya, meskipun aktivitas tersebut substansial terhadap entitas, dengan catatan entitas tetap memenuhi definisi entitas investasi. 1. Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi, entitas investasi adalah entitas yang: a. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor tersebut jasa manajemen investasi; b. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan c. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya berdasarkan nilai wajar.



2. Entitas investasi dapat juga berpartisipasi dalam aktivitas terkait investasi berikut ini: a.



Pemberian jasa manajemen dan saran strategis kepada investee; dan



b.



Pemberian dukungan keuangan kepada investee, seperti pinjaman, komitmen atau jaminan modal.



Baik secara langsung maupun melalui entitas anak, jika aktivitas tersebut dilakukan untuk memaksimalkan imbal hasil investasi (kenaikan modal atau penghasilan investasi) dari investee-nya, dan tidak merepresentasikan aktivitas bisnis substansial yang terpisah atau sumber penghasilan substansial yang terpisah dari entitas investasi tersebut. Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan entitas investasi dan tujuan utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa atau aktivitas terkait dengan investasi yang



berkaitan dengan aktivitas entitas investasi maka entitas invetasi tersebut mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan PSAK 65 par 32. Jika entitas anak yang memberikan jasa atau aktivitas terkait investasi adalah entitas investasi, maka entitas investasi induk mengukur entitas anaknya tersebut pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 65 par 31.



Pengendalian Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee), menentukan apakah investor merupakan entitas induk dengan menilai pakah investor tersebut mengendalikan investee. Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki ha katas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasannya atas investee. Dengan demikian, investor mengendallikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hak sebagai berikut: a.



Kekuasaan atas investee



b.



Eksposur atau ha katas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee



c.



Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.



Kekuasaan Investor memiliki kekuasaan atas investee ketika investor memiliki hak yang ada saat ini yang memberi investor tersebut kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan, yaitu aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee. Kekuasaan timbul dari hak. Terkadang menilai kekuasaan sangat mudah, seperti ketika kekuasaan atas investee diperoleh secara langsung dan semata – mata dari hak suara yan diberikan oleh instrument ekuitas seperti saham, dan dapat dinilai dengan mempertimbangkan hak suara dari pemegang saham. Dalam kasus lain penilaian akan lebih kompleks dan mensyaratkan lebih dari satu factor yang harus dipertimbangkan sebagai contoh ketika kekuasaan berasal dari satu atau lebih pengaturan kontraktual.



Investor dengan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan memiliki kekuasaan meskipun hak untuk mengarahkan belum dilaksanakan. Bukti bahwa investor telah mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu menentukan apakah investor memiliki kekuasaan, namun bukti tersebut tidak dengan sendirinya dapat menyakinkan dalam menentukan apakah investor memiliki kekuasaan atas investee. Jika terdapat dua atau lebih investor yang memiliki hak yang ada saat ini yang memberi mereka kemampuan sepihak untuk mengarahkan aktivitas relevan yang berbeda maka investor yang memiliki kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil investee secara signifikan, memiliki kekuasaan atas investee. Investor dapat memiliki kekuasaan atas investee meskipun entitas lain memiliki hak yang ada saat ini yang memberi mereka kemampuan kini untuk berpartisipasi dalam mengarahkan aktivitas relevan, sebagai contoh ketika entitas lain memiliki pengaruh signifikan. Akan tetapi investor yang hanya memiliki hak protektif tidak memiliki kekuasaan atas investee dan sebagai akibatnya tidak mengendalikan investee.



Penjelasan Atas Hak Protektif Dalam mengevaluasi apakah suatu hak memberikan investor kekuasaan atas investee, investor menilai pakah haknya dan hak yang dimiliki oleh pihak lain merupakan hak protektif. Hak protektif terkait dengan perubahan fundamental terhadap aktivitas investee atau diterapkan dalam keadaan khusus. Akan tetapi, tidak seluruh hak yang diterapkan dalam keadaan khusus atau peristiwa kontijensi adalah protektif. Karena hak protektif didesain untuk melindungi kepentingan pemiliknya tanpa memberikan kekuasan atas investee yang terkait dengan hak tersebut, maka investor yang hanya memiliki hak protektif tidak dapat memiliki kekuasaan atau tidak dapat mencegah pihak lain memiliki kekuasaan atas investee. Contoh hak protektif termasuk, tetapi tidak terbatas pada: a.



Hak pemberi pinjaman untuk membatasi peminjam dalam melakukan aktivitas yang dapat secara signidikan mengubah risiko kredit peminjam yang dapat menyebabkan kerujian pemberi pinjaman;



b.



Hak pemilik kepentingan nonpengendali dalam investee untuk menyetujui pengeluaran modal yang lebih besar dari yang diperlukan dalam kegiatan usaha normal atau untuk menyetujui penerbitan instrument ekuitas atau utang;



c.



Hak pemberi pinjaman untuk mengambil alih asset dari peminjam jika peminjam gagal memenuhi ketentuan spesifik pembayaran kembali utang.



Contoh Penerapan Dua investor memberntuk suatu investee untuk mengembangkan dan memasarkan sebuah produk medis. Salah satu investor bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memperoleh persetujuan regulator atas produk medis tersebut. Tanggung jawab tersebut



meliputi



kemampuan sepihak untuk membuat seluruh keputusan terkait pengembangan produk dan memperoleh persetujuan regulator. Setelah regulator menyetujui produk tersebut, investor lain akan memproduksi dan memasarkan produk tersebut. Investor lain tersebut memiliki kemampuan sepihak untuk membuat seluruh keputusan mengenai produksi dan pemasaran produk. Jika seluruh aktivitas (pengembangan dan perolehan persetujuan regulator maupun produksi dan pemasaran produk medis) adalah aktivitas relevan, maka masing – masing investor perlu menentukan siapakah investor yang mampu mengarahkan aktivitas yang paling signifikan mempengaruhi imbal hasil investee. Sejalan dengan hal tersebut, masing – masing investor perlu mempertimbangkan apakah pengembangan dan perolehan persetujuan regulator atau produksi dan pemasaran produk medis tersebut adalah aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil investee secara signifikan dan siapakah investor yang mampu untuk mengarahkan aktivitas tersebut. Dalam menentukan investor mana yang memiliki kekuasaan, investor mempertimbangkan: a.



Tujuan dan desain investee;



b.



Factor yang menentukan marjin laba, pendapatan, dan nilai dari investee maupun nilai dari produk medis;



c.



Dampak imbal hasil investee yang dihasilkan dari wewenang pengambilan keputusan masing – masing investor berkenaan dengan factor hufu b; dan



d.



Eksposur investor terhadap variabilitas imbal hasil.



Dalam contoh tersebut, investor juga mempertimbangkan: a.



Ketidakpastian dan usaha yang diperlukan dalam memperoleh persetujuan regulator (dengan mempertimbangkan riwayat keberhasilan investor dalam mengembangkan produk medis dan memperoleh persetujuan regulator atas produk tersebut); dan



b.



Investor mana yang mengendalikan produk medis ketika tahap pengembangan telah berhasil.



Imbal hasil Investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee ketika imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negative, atau positif dan negative. Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoht, pemilik kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau distribusi dari investee. Hubungan antara kekuasaan dan imbal hasil Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki kekuasdaan atas investee dan eksposur atau ha katas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil investor dari keterlibatannya dengan investee.



Persyaratan Akuntansi Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh pengendalian atas investee dan berakhir ketika investor kehilangan pengendalian atas investee. Prosedur Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian: a.



Menggabungkan aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas sejenis dari entitas induk dengan entitas anaknya.



b.



Menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap entitas anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22: Kombinasi bisnis menjelaskan bagaimana menghitung setiap goodwill terkait);



c.



Mengeliminasi secara penuh asset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha (laba atau rugi yang timbul dari transaksi dalam kelompok usaha yang diakui dalam asset, seperti persediaan dan asset tetap, dieliminasi seluruhnya). Kerugian dalam kelompok usaha mengindikasikan adanya penurunan nilai yang



mensyaratkan



pengakuan dalam laporan konsolidasian. PSAK 46: Pajak Penghasilan diterapkan untuk



perbedaan temporer sebagai akibat penghapusan laba dan rugi yang timbul dari transaksi dalam kelompok usaha.



Contoh Soal 1 (Penerapan Laporan Keuangan Konsolidasi) AAA mengakuisisi 80 persen saham biasa ABC yang beredar pada tanggal 1 Januari 20x1 seharga Rp 240.000.000.000 atau setara dengan 80 persen dari nilai wajar aset bersih ABC pada tanggal 1 Januari 20X1. Pada tanggal ini, nilai wajar aset dan kewajiban individual ABC sama dengan nilai bukunya. Dengan demikian, tidak ada perbedaan. Karena AAA hanya memperoleh 80 persen saham biasa ABC, Investasi di ABC sama dengan 80 persen dari total ekuitas pemegang saham ABC (Rp 200.000.000.000 + Rp 100.000.000.000). Berikut adalah laporan konsolidasian AAA 1 Jan 20x1 setelah mendapatkan pengendalian ABC 80% (dalam jutaan IDR):



AAA



ABC



Jurnal Konsolidasian Dr



Cr



Laporan Kosolidasian



Lap. Posisi Keuangan Kas



110.000



50.000



160.000



75.000



50.000



125.000



Persediaan



100.000



60.000



160.000



Investasi ABC



240.000



-



Tanah



175.000



40.000



215.000



Bangunan & peralatan



800.000



600.000



1.400.000



(400.000) (300.000)



(700.000)



1.100.000



500.000



1.360.000



Hutang



100.000



100.000



200.000



Hutang obligasi



200.000



100.000



300.000



Modal saham



500.000



200.000



200.000



500.000



Saldo laba



300.000



100.000



100.000



300.000



Piutang



Dikurangi: Akum



240.000



0



peny Total Aset



NCI ABC Total liabilitas &



-



-



1.100.000



500.000



300.000



60.000



60.000



300.000



1.360.000



Ekuitas



AAA dan Anak Perusahaan Laporan Posisi Laporan Keuangan Konsolidasian 1 Januari 20x1 Aset



Liabilities



Kas



160.000 Hutang



200.000



Piutang



125.000 Hutang obligasi



300.000



Persediaan



160.000 Ekuitas:



Tanah



215.000 Modal saham



500.000



Bangunan & Peralatan



1.400.000



Saldo laba



300.000



Akum. Penyusutan



(700.000)



700.000 NCI ABC



60.000



Total Aset



1.360.000



Total liabilitas &



1.360.000



Ekuitas



Asumsikan AAA telah mencatat akuisisi pada 1 Januari 20X1, dan selama 20X1, AAA mencatat laba operasi sebesar IDR 140.000.000.0000, tidak termasuk pendapatannya dari investasi di ABC, dan mengumumkan dividen sebesar IDR 60.000.000.000. ABC melaporkan laba bersih 20X1 sebesar IDR 50.000.000.000 dan mengumumkan dividen sebesar IDR 30.000.000.000. Berikut adalah laporan konsolidasian AAA 31 Des 20x1 (dalam jutaan IDR): AAA



ABC



Jurnal



Laporan



Konsolidasian



Kosolidasian



Dr



Cr



Laporan laba rugi Penjualan Dikurangi: HPP Dikurangi: Biaya penyusutan



400.000



200.000



600.000



(170.000) (115.000)



(285.000)



(50.000)



(20.000)



(70.000)



Dikurangi: Biaya lain



(40.000)



Pendapatan dari ABC



40.000



40.000



0



180.000



50.000 40.000



190.000



10.000



(10.000)



Pendapatan bersih



(15.000)



(55.000)



konsolidasi Pendapatan bersih NCI Pendapatan bersih



180.000



50.000 50.000



0



180.000



pengendali AAA



ABC



Jurnal Konsolidasian Dr



Laporan saldo laba Saldo awal



300.000



100.000



Laba bersih



180.000



50.000



Dikurang: Dividen



(60.000)



(30.000)



420.000



120.000



264.000



75.000



75.000



50.000



Persediaan



100.000



75.000



Investasi pada ABC



256.000



0



Tanah



175.000



40.000



Bangunan & Peralatan



800.000



600.000



(450.000)



(320.000)



1.220.000



520.000



Hutang



100.000



100.000



Hutang obligasi



200.000



100.000



Saham biasa



500.000



200.000



Saldo laba



420.000



120.000



Saldo akhir



Laporan posisi keuangan Kas Piutang



Dikurangi: Akum Penyusutan Total Aset



Cr



Laporan Kosolidasian



NCI pada ABC Total liabilitas & Ekuitas



1.220.000



520.000



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk: a. Membuat perhitungan selisih nilai wajar dan nilai buku serta jurnal akuisisi saham ABC b. Membuat perhitungan nilai buku investasi dan jurnal konsolidasi dasar c. Jurnal pada perusahaan induk (AAA) d. Jurnal konsolidasi dasar akhir periode 20x1 e. Melengkapi laporan konsolidasian AAA 31 Des 20x1



Transaksi Persediaan. Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling umum. Semua pos pendapatan dan beban yang dicatat oleh perusahaan induk dan anak harus dihilangkan sepenuhnya dalam penyusunan laporan laba rugi konsolidasi, dan nilai tercatat aset yang ditransfer harus disesuaikan sehingga muncul di neraca konsolidasi pada biaya aslinya. Selain itu, di bawah metode ekuitas yang disesuaikan sepenuhnya, keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas transfer antar perusahaan ditangguhkan sampai barang-barang tersebut dijual kepada nonafiliasi. Proses pencatatan untuk transfer inventaris antar perusahaan mungkin lebih kompleks daripada bentuk transfer lainnya. Perusahaan sering kali memiliki banyak jenis persediaan yang berbeda, dan beberapa mungkin ditransfer dari afiliasi ke afiliasi. Juga, masalah mengawasi barang mana yang telah dijual kembali dan barang mana yang masih ada lebih besar dalam kasus transaksi persediaan karena bagian dari pengiriman dapat segera dijual oleh perusahaan pembelian dan unit lain mungkin tetap ada untuk satu atau lebih periode akuntansi. Kertas kerja memastikan bahwa hanya biaya persediaan ke entitas konsolidasi yang (1) dimasukkan dalam neraca konsolidasi ketika persediaan masih ada dan (2) dibebankan ke harga pokok penjualan pada periode persediaan dijual kembali kepada non-afiliasi.



Transfer sesuai dengan biaya perolehan. Barang dagangan terkadang dijual ke perusahaan terkait dengan biaya atau nilai tercatat penjual. Ketika penjualan antar perusahaan tidak termasuk laba atau rugi, jumlah persediaan



neraca pada akhir periode tidak memerlukan penyesuaian untuk konsolidasi karena jumlah tercatat persediaan afiliasi pembelian sama dengan biaya untuk afiliasi yang mentransfer dan entitas yang dikonsolidasikan. Pada saat persediaan dijual kembali ke non-afiliasi, jumlah yang diakui sebagai harga pokok penjualan oleh afiliasi yang melakukan penjualan ke luar adalah biaya untuk entitas konsolidasi. Meskipun penjualan antar perusahaan tidak mencakup laba atau rugi, namun, jurnal kertas kerja konsolidasi diperlukan untuk menghapus pendapatan dan harga pokok penjualan yang dicatat oleh penjual dari penjualan antar perusahaan dan saldo hutang atau piutang yang belum dibayar yang mungkin tersisa. Jurnal kertas kerja konsolidasi ini menghindari melebih-lebihkan akun ini. Ayat jurnal konsolidasi tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi ketika transfer dilakukan pada biaya perolehan karena pendapatan dan harga pokok penjualan dikurangi dengan jumlah yang sama.



Transfer dengan laba atau rugi. Perusahaan menggunakan banyak pendekatan berbeda dalam menetapkan harga transfer antar perusahaan. Di beberapa perusahaan, harga jual ke afiliasi sama dengan harga ke pelanggan lain. Beberapa perusahaan secara rutin menandai persediaan yang ditransfer ke afiliasi dengan persentase biaya tertentu. Perusahaan lain memiliki kebijakan penetapan harga transfer yang dirancang untuk mendorong penjualan internal. Terlepas dari metode yang digunakan dalam menetapkan harga transfer antar perusahaan, proses konsolidasi harus menghilangkan pengaruh penjualan tersebut dari laporan konsolidasi.



Contoh Soal 2 (Implementasi) PT AAA memiliki total penjualan antar perusahaan sebesar IDR 4.000.000.000 kepada PT ABC dengan total laba kotor dari penjualan ini sebesar IDR 800.000.000 Penjualan ini dapat dibagi menjadi dua kategori: (1). Persediaan yang akhirnya dijual kembali oleh PT ABC selama periode berjalan, IDR 3.000.000.000, dan (2). Persediaan yang masih di PT ABC pada akhir periode akuntansi, IDR 1.000.000.000 Laba kotor atas penjualan antar perusahaan yang belum direalisasikan melalui penjualan



kepada pihak ketiga yang independen, IDR 200.000.000, harus ditangguhkan sampai persediaan ini akhirnya dijual kembali ke nonafiliasi. Semua penjualan antarperusahaan dieliminasi dalam konsolidasi laporan keuangan melalui jurnal kertas kerja konsolidasi. Dalam juta



Total penjualan



(1) Penjualan



(2) Persediaan di



rupiah



Intercompany



kembali pada



PT ABC



nonafiliasi Sales



4.000



3.000



1.000



(HPP)



3.200



2.400



800



Laba kotor



800



600



200



GP%



20%



Diminta: Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk membuat jurnal kertas kerja konsolidasi yang diperlukan.



BAB 3 TUGAS MANDIRI (GROUP PROJECT BASED) Petunjuk pelaksanaan Tugas Mandiri berbasis Proyek: 1. Anda membentuk kelompok dengan jumlah anggota maksimum 3-4 orang 2. Setiap kelompok dipimpin oleh Ketua Kelompok 3. Setiap kelompok bertugas untuk: a. Membuat perhitungan atas pertanyaan b. Membuat jurnal penyesuaian c. Menyajikan laporan konsolidasi 4. Mahasiswa menyajikan dan mendiskusikan tugas proyek tersebut di forum kelas pada pertemuan ke 16



ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PT



Otomotif



Indonesia



Sukses



(Perusahaan),



Perusahaan



Indonesia



ber



NPWP



003.123.456.9.876.000 yang berdomisili di Jln. Delta Silicon 18 No. 8 Cikarang, didirikan berdasarkan Undang - Undang No. 1/1967 dan Undang - Undang No. 11/1970 tentang Investasi Modal Asing yang disahkan oleh Notaris Tri Makmur, S.H., No. 1 dated 5 December 20x1. Akta notaris telah disahkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Nomor No. A88888.HT.x1.x1 TH 20x2 on 09 December 20x2. Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan bisnis produksi komponen kendaraan industri.



Pada tanggal 31 Desember 20x2 Perusahaan mengotorisasi penanaman modal sebesar US$ (4.000.000 lembar dengan nilai pari $1 per lembar saham), yang telah diterbitkan dan dibayar penuh oleh PT Otomotif Indonesia dan Success Corporation (Perusahaan terbuka dari Singapura) masing - masing US$ 2.000.000 (masing - masing 2.000.000 lembar saham) atau setara dengan IDR 20.665.792.071.



Untuk dapat mengelola dan mengontrol entitas ventura, para pemegang saham turut serta dalam manajemen dengan menempatkan Direktur dan Komisioner Perusahaan sebagai wakil dari para pemegang saham dengan rincian sebagai berikut:



Presiden Komisaris Komisaris Presiden Direktur Direktur



: Dr. Jhonyman Mr. Ong Kim Seng : Mr. Robin Tan Mr. Poltak



Mewakili PT Otomotif Indonesia Mewakili Success Corporation Mewakili Success Corporation Mewakili PT Otomotif Indonesia



Perusahaan mempunyai total 559 dan 555 karyawan selama tahun 20x6 dan 20x7.Pada dua tahun sebelumnya (20x6 dan 20x5) perusahaan mengalami kerugian masing-masing sebesar IDR 13,8 Milyar dan IDR 18,4 Milyar. Pada tahun berjalan yaitu 20x7 perusahaan memperoleh keuntungan sebesar IDR 1 Milyar.Terjadi keuntungan pada tahun berjalan karena perusahaan mengajukan kenaikan harga yang efektif selama tahun 20x7 sebesar 15% dari total penjualan dan telah disetujui oleh customers, selain itu pesanan customers selama tahun 20x7 meningkat hamper 15%. Perusahaan menggunakan SAK umum dalam proses pencatatan dan pelaporan atas laporan keuangan Perusahaan.



Direktur PT OIS menjelaskan bahwa selama tahun 20x6 dn 20x7 tidak ada transaksi dengan pihak berelasi, berikut adalah informasi pihak berelasi PT OIS: Pihak Berelasi PT OIS Tabel 2.1 Nama Perusahaan



Sifat hubungan



Keterangan sifat relasi



PT Otomotif Indonesia



Pemegang saham



50% saham



Success Corporation



Pemegang saham



50% saham



PT Roda Bergulir



Pihak berelasi



Subsidiary PT Otomotif Indonesia



PT Pick Up Indonesia



Pihak berelasi



Subsidiary PT Otomotif Indonesia



PT Dealer Semesta



Pihak berelasi



Subsidiary PT Otomotif Indonesia



Success No Reason Corp.



Pihak berelasi



Subsidiary Success Corporation



PT Sukses Otomotif Mandiri



Perusahaan asosiasi



25% investasi pada asosiasi



Pada tahun lalu PT OIS tidak melakukan konsolidasi laporan keuangan karena tidak memiliki investasi pada subsidiary, hanya memiliki investasi pada perusahaan asosiasi, PT OIS juga tidak dikonsolidasi karena bentuk hukum PT OIS adalah ventura bersama.



Pada tanggal 1 Juli 20x8 PT OIS melakukan akuisisi PT Otomotif Indonesia Mandiri sebesar IDR 20 milyar, sebelum melakukan akuisisi tersebut para pemegang saham melakukan setoran modal masing – masing IDR 10 milyar.



Tata kelola perusahaan Jajaran Direksi membuat visi jangka pendek dan jangka panjang. Visi ini dikomunikasikan selama rapat tahunan dan akhir tahun Perusahaan. Visi jangka pendek dikomunikasikan pada tiap kepala departemen selama rapat manajemen yang dilakukan setiap bulan. Rapat manajemen bulanan ini dibuat untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi serta memecahkan risiko yang berpotensi baik dari dalam atau luar perusahaan yang terkait dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tiap departemen mempersiapkan anggaran dan menyerahkan anggaran tahunan tersebut kepada Ibu Desiana (Manager Akuntansi dan Keuangan Perusahaan) untuk digabungkan dengan departemen lain dan disatukan menjadi Anggaran Tahunan Perusahaan di setiap tahunnya. Laporan Anggaran akan dilaporkan ke Manajemen dan Para pemegang saham dalam Rapat Komisaris yang dilakukan sebelum akhir tahun sebagai acuan target pencapaian di tahun



depan. Strategi jangka pendek dan menengah dipaparkan oleh BOD kepada jajaran management agar Anggaran Tahunan dapat dicapai dengan baik. (Bagaimana perusahaan melakukan control dan monitoring atas pencapaian tujuan yang menjadi target dari perusahaan).



Anggaran tahunan disetujui oleh jajaran komisaris dan pemegang saham dan secara periodik dilakukan review dan evaluasi secara bulanan dalam manajemen meeting dan secara kuartal dalam rapat komisaris untuk mendiskusikan semua masalah dan pemecahannya terkait masalah bisnis yang dihadapi oleh Perusahaan untuk mencapai tujuannya.



Karena ukuran perusahaan, tidak ada departemen internal audit untuk perusahaan tersebut, sebagai penggantinya manajemen telah membangun secara formal kode etik (peraturan perusahaan) yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Peraturan Perusahaan ("PP") telah disetujui oleh jajaran Direksi dan Karyawan dan dilakukan review tahunan (dua tahun sekali) untuk PP tersebut. PP tersebut berisikan kebijakan perusahaan terkait dengan kepegawaian termasuk didalamnya kode etik pekerja. Setiap karyawan baru akan mendapatkan PP tersebut dimuka saat departemen HRD mengangkat karyawan tersebut.



Dalam PP juga diinformasikan bahwa semua karyawan di setiap level departemen dapat datang ke departemen HRD untuk mengungkap isu yang terkait dengan kepegawaian, hal ini sudah termasuk dalam kebijakan perusahaan untuk mengkomunikasikan kesalahan yang terjadi oleh karyawan lainnya dalam kondisi yang pribadi dan rahasia. Setiap pelanggaran dalam kebijakan perusahaan yang dilakukan pihak karyawan dan manajemen akan ada hukuman yang akan diberikan baik bersifat untuk menskor atau memecat karyawan yang melanggar PP tersebut. Tergantung dari kesalahan yang dibuat, Perusahaan juga dapat membawa permasalahan tersebut ke meja hijau jika terkait dengan tindakan kriminal sesuai dengan UU No 13 tahun 2003 tentang Kepegawaian dan UU No 12 tentang hubungan Yurisdiksi Industri.



Perusahaan dalam menyusun PP tersebut telah mengacu pada peraturan omnibus law yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk di dalamnya adalah kewajiban membuat provisi terhadap karyawan kontrak sesuai dengan peraturan tersebut dengan rincian sebagai berikut: 1. PKWT selama 12 bulan secara terus menerus diberikan sebesar 1 bulan upah.



2. PKWT selama 1 bulan atau lebih namun kurang dari 12 bulan dihitung secara proporsional dengan rumus masa kerja dibagi 12 dikalikan 1 bulan upah. 3. PKWT lebih dari 12 bulan dihitung dengan rumus masa kerja dibagi 12 dikalikan 1 bulan upah.



BOD diwakilkan oleh Direktur Keuangan yaitu Pak Poltak bertemu dengan eksternal auditor dua kali dalam setahun (periode audit interim dan final). Semua isu audit terkait dengan perusahaan didiskusikan oleh auditor kepada Pak Poltak. Jika ada fungsi internal control yang bermasalah secara signifikan akan dicatat dan diinformasikan kepada pak Poltak dan Pak Robin. Di Akhir tahun setelah audit selesai dilakukan auditor akan memberikan surat tertulis terkait dengan temuan audit selama tahun berjalan termasuk didalam rekomendasi yang dapat manajemen lakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Jika pada pertemuan tersebut jajaran direksi dapat menerima dan menjalankan rekomendasi tersebut maka jajaran direksi akan bertemu dengan tiap kepala departemen untuk mengkomunikasikan rencana kerja untuk menyelesaikan masalah tersebut.



Pak Robin dan Pak Poltak memimpin rapat bulanan manajemen yang dihadiri oleh para kepala departemen. Desiana menyediakan laporan keuangan bulanan dan hasil operasional, target penjualan bulanan dan masalah-masalah lain perusahaan diinformasikan dalam rapat ini oleh masing - masing departemen terkait. Manajemen perusahaan menggunakan rapat manajemen ini sebagai kesempatan untuk mengkomunikasikan rencana jangka pendek dan hasil serta ekspektasi. Selanjutnya dalam rapat ini manajemen lakukan dengan menghaturkan pertanyaan dan menjawab segala masalah yang terjadi.



Pengrekrutan karyawan dilakukan oleh departemen sumber daya manusia dan personalia. Karyawan perusahaan pada tahun ini berjumlah 555 orang dengan total karyawan tetap 350 orang. Perusahaan membuat beberapa strategi bisnis untuk menghindari kewajiban manfaat karyawan (employe benefit obligation) di masa depan dengan bekerja sama dengan perusahaan perusahaan untuk membantu proses produksi dan pengirimannya. Perusahan bekerjasama dengan PT Sumber Kerja Keras (SKK) untuk penjualan produk tersebut.



Departemen akuntansi terdiri dari delapan personel yang sangat familiar dengan tanggung jawab masing - masing sehingga departemen akuntansi bisa menutup laporan bulanan dalam waktu 7 hari kerja untuk laporan bulanan dan tahunannya. Departemen akuntansi, Pajak, Costing dan IT dipimpin oleh seorang Manajer Umum.



Susunan Struktur Organisasi Departemen Akuntansi, Keuangan, Pajak dan IT Nama



Jabatan



Lama



Pengalaman sebelumnya



bekerja Rianto Hasan



GM Finance & Accounting



4 tahun



12 tahun



Desiana



Manager Finance & Accounting



5 tahun



5 tahun



Indra



Tax Supervisor



5 tahun



3 tahun



Edward



Tax Staff



3 tahun



0 tahun



Feti



Cashier



3 tahun



0 tahun



Jayanti



AR & AP Staff



3 tahun



0 tahun



Ajeng



Inventory Staff



3 tahun



0 tahun



Indah



Costing Staff



5 tahun



0 tahun



Pak Poltak mereviu laporan keuangan yang disiapkan oleh departemen akuntansi termasuk rincian laporan laba rugi dan laporan lainnya yang mengindikasikan hasil usaha perusahaan. Departemen akuntansi membandingkan hasil aktual dengan jumlah anggaran perusahaan yang dibuat di awal tahun dan hasil usaha tahun sebelumnya. Selisih yang signifikan akan diinvestigasi dan akan diungkapkan dalam rapat managemen bulanan supaya diketahui alasan selisih hasil aktual dengan anggaran perusahaan, Desiana (manager akuntansi dan keuangan) akan memberikan rincian alasan perubahan tersebut setiap akhir bulan pada saat penyampaian laporan laba rugi kepada Direktur dibantu oleh Rianto Hasan (GM FA). Rianto Hasan setelah menyelesaikan laporan keuangan menyerahkannya (mengirim) melalui email kepada staff perwakilan masing-masing pemegang saham.



GM FA Rianto Hasan, beliau adalah mantan auditor dari KAP Tedy dan Rekan. Beliau adalah mantan manager audit yang sebelumnya mengaudit PT OIS untuk 5 tahun sebelumnya. Rianto



Hasan adalah pemegang 3 gelar profesi yang terkait dengan akuntansi yaitu Chartered Accountant (CA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified PSAK (CPSAK).



Kondisi Bisnis Perusahaan Perusahaan (PT OIS) adalah perusahaan penyedia komponen otomotif (OEM / Otomotif Equipment Manufacturing) yang mensupply komponen otomotif kepada pabrikan kendaraan. Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya membuat kontrak jangka menengah dan panjang dengan para konsumennya untuk mengambil tanggung jawab mensupply komponen selama masa kontrak tersebut. Kontrak jangka menengah diberikan selama 5 tahun kepada PT OIS dari konsumen pabrikan kendaraan untuk menyediakan komponen otomotif tersebut dan 5 tahun lainnya untuk bertanggung jawab menyediakan komponen spare partnya setelah masa produksi berakhir.



Stabilitas produksi dan kualitas produk menjadi salah satu tanggung jawab yang harus diberikan kepada konsumen, pengiriman yang terlambat dengan berbagai macam alasan tidak dapat dibenarkan dan akan mendapatkan penalti yang telah disepakati oleh perusahaan dan Konsumen (ini adalah perilaku bisnis yang normal dalam bisnis OEM).



Industri otomotif sangat besar dikuasai oleh perusahaan - perusahaan Jepang sehingga persaingan di industri otomotif di Indonesia cukup sulit sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi produksi agar mendapatkan harga yang bersaing sehingga dapat memperoleh bisnis baru dari para konsumen, karena jika tiap tahun tidak memperoleh bisnis baru maka 5 tahun berikutnya tidak akan ada lagi bisnis yang dijalankan sehingga akan mengancam kelangsungan usaha Perusahaan. Tetapi para pemegang saham optimis akan bisnis ini di masa depan dan komit untuk mendukung penuh perusahaan.



PT OIS memiliki perusahaan asosiasi yang bergerak di bidang otomotif penyedia kursi kendaraan yang berada di Cikampek yaitu PT Sukses Otomotif Mandiri (PT SOM), PT OIS memiliki 25% kepemilikan saham, akuntansi untuk pengukuran saham ini menggunakan metode ekuitas. Perusahaan asosiasi nya merupakan gabungan usaha dengan perusahaan Malaysia (Mandiri SDN BHD). Pada tahun 20x7 PT SOM melaporkan laba sebesar IDR 10 Milyar dengan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebesar 50% dari laba



tahun berjalan pada awal tahun 20x7.Pada akhir tahun 20x7 PT OIS belum melakukan pencatatan atas laba afiliasi dan dividennya.



Manajemen belum melakukan perhitungan pajak penghasilan badan termasuk pajak tangguhannya sampai auditor memberikan koreksian atas laporan keuangan yang diaudit. Perusahaan menyajikan pajak pertambahan nilai keluaran dan masukan pada masing – masing utang pajak dan pajak dibayar dimuka, perusahaan akan melakukan netting off atas PPN keluaran dan Masukan pada saat penyajian laporan keuangan audit.



Perusahaan melakukan perhitungan manfaat karyawan sesuai dengan PSAK 24 dengan melakukan perikatan dengan aktuaria Firma Gugi & Rekan. Hasil perhitungan aktuaria akan menjadi acuan bagi perusahaan untuk membuat provisi pada tahun berjalan. Selama tahun 20x7 perusahaan sudah membuat provisi manfaat karyawan sebesar IDR 2.040.000.000 dan pengurangan provisi terhadap pembayaran karyawan yang mengundurkan diri selama tahun 20x7 sebesar IDR 50.788.000.



Perusahaan belum melakukan pengujian atas nilai realisasi bersih atas nilai persediaan diakhir periode. Perusahaan akan melakukan penilaian NRV pada akhir periode berbarengan dengan analisa pemeriksaan fisik diakhir periode.



Kondisi Bisnis Tahun Berjalan Berikut adalah Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT OIS pada tahun 20x7 dan 20x6: Laporan Posisi Keuangandan Laporan Laba Rugi PT OIS pada tahun 20x7 dan 20x6 Informasi Laporan Keuangan



31 Des 20x7



31 Des 20x6



(Unaudited)



(Audited)



Aset Lancar: Kas dan setara kas



21.096.927.859



18.916.363.574



Piutang dagang



32.371.313.648



27.031.448.657



6.462.777.739



4.992.700.295



15.324.476.182



10.294.182.963



Piutang lain – lain Persediaan



Lain – lain (termasuk pajak)



33.814.414.980



14.623.462.990



109.069.910.408



75.858.158.479



90.842.006.345



97.782.319.809



3.781.399.958



3.781.399.958



46.315.255.449



26.315.255.449



Total Aset Tidak Lancar



140.938.661.752



127.878.975.216



Total Aset



250.008.572.160



203.737.133.695



18.917.123.044



13.175.554.539



2.358.024.416



1.788.401.212



Pajak



16.874.019.669



22.155.510



Total Liabilitas Jangka Pendek



38.149.167.129



14.986.111.261



Provisi kewajiban karyawan



10.392.923.000



8.403.711.000



Total Liabilitas Jangka Panjang



10.392.923.000



8.403.711.000



61.331.584.143



41.331.584.143



2.005.210.990



2.005.210.990



Penghasilan komprehensif lain



138.129.686.898



137.010.516.301



Saldo laba



201.466.482.031



180.347.311.434



Total Ekuitas



250.008.572.160



203.737.133.695



21.096.927.859



18.916.363.574



Total Aset Lancar



Aset Tidak Lancar: Aset tetap, bersih Aset pajak tangguhan Investasi, bersih



Liabilitas Jangka Pendek: Utang dagang Utang lain – lain



Liabilitas Jangka Panjang:



Informasi Laporan Keuangan Ekuitas: Modal saham



Total Liabilitas & Ekuitas



Informasi Laporan Keuangan



31 Des 20x7



31 Des 20x6



(Unaudited)



(Audited)



Laporan Laba Rugi: Pendapatan Harga pokok penjualan Beban operasi



201.285.904.815



158.054.424.999



(184.199.657.826) (154.639.489.975) (16.919.537.932)



(16.720.832.338)



952.461.539



(326.927.401)



1.019.170.597



(13.632.824.715)



-



(185.474.683)



1.119.170.597



(13.818.299.398)



Keuntungan aktuaria



-



1.061.904.000



Bagian keuntungan asosiasi – Aktuaria



-



95.766.490



Pajak penghasilan



-



(289.417.623)



Total Penghasilan Komprehensif Lain



-



868.252.867



1.119.170.597



(12.950.046.531)



Lain – lain Pendapatan sebelum pajak Pajak Laba Setelah Pajak



Penghasilan Komprehensif Lain:



Total Penghasilan Komprehensif



DIMINTA: Berdasarkan kasus diatas hitunglah selisih antara tahun 31 Des 20x7 dan 31 Des 20x6 dan buatlah analisa atas akun-akun diatas berdasarkan penjelasan latar belakang perusahaan.



KASUS PERSEDIAAN (INVENTORY) Berdasarkan PSAK 14 “Persediaan”paragraph 9 Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Berdasarkan PSAK 14 “Persediaan”paragraph 6 bait kedua Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.



Berikut adalah data yang telah diberikan oleh PT AAA untuk pengujian atas nilai realisasi bersih persediaan. Ringkasan persediaan: Bahan baku



IDR 9.890.210.873



Bahan dalam proses



IDR 2.202.053.475



Persediaan barang jadi Suku cadang



IDR 2.614.693.934 IDR



617.517.899



Total Persediaan



IDR 15.324.476.181



Persediaan barang jadi yang di uji NRV



IDR 1.561.215.000 (sampel)



Persentase persediaan barang jadi yang diuji



59.71%



Data persediaan barang jadi (sampel) untuk pengujian NRV: No



Kode



Nama barang



Qty



Harga



Total



1



OIS001



Barang jadi kode 1



130



120.000



15.600.000



2



OIS002



Barang jadi kode 2



250



110.000



27.500.000



3



OIS003



Barang jadi kode 3



300



130.000



39.000.000



4



OIS004



Barang jadi kode 4



290



100.000



29.000.000



5



OIS005



Barang jadi kode 5



765



121.000



92.565.000



6



OIS006



Barang jadi kode 6



183



124.000



22.692.000



7



OIS007



Barang jadi kode 7



950



125.000



118.750.000



8



OIS008



Barang jadi kode 8



759



90.000



68.310.000



9



OIS009



Barang jadi kode 9



84



138.000



11.592.000



10



OIS0010



Barang jadi kode 10



672



121.000



81.312.000



11



OIS0011



Barang jadi kode 11



394



119.000



46.886.000



12



OIS0012



Barang jadi kode 12



826



118.000



97.468.000



13



OIS0013



Barang jadi kode 13



940



120.450



113.223.000



14



OIS0014



Barang jadi kode 14



76



53.000



4.028.000



15



OIS0015



Barang jadi kode 15



920



74.000



68.080.000



16



OIS0016



Barang jadi kode 16



475



151.000



71.725.000



17



OIS0017



Barang jadi kode 17



274



123.000



33.702.000



18



OIS0018



Barang jadi kode 18



2040



134.500



274.380.000



19



OIS0019



Barang jadi kode 19



28



145.000



4.060.000



20



OIS0020



Barang jadi kode 20



1930



167.000



322.310.000



21



OIS0021



Barang jadi kode 21



104



183.000



19.032.000



Total sampel pengujian NRV



Total sampel



IDR 1.561.215.000



Total persediaan barang jadi



IDR 2.614.693.934



Persentase pengujian



IDR 59.71%



1.561.215.000



Berikut data harga jual per 1 Januari 20x8 beserta estimasi biaya penyelesaian (packing) dan biaya pemasaran: Nama barang



Harga jual



Biaya packing per



Biaya pemasaran per



unit



unit



No



Kode



1



OIS001



Barang jadi kode 1



144.000



12.000



5.000



2



OIS002



Barang jadi kode 2



121.000



11.000



5.000



3



OIS003



Barang jadi kode 3



140.400



13.000



5.000



4



OIS004



Barang jadi kode 4



120.000



10.000



5.000



5



OIS005



Barang jadi kode 5



145.200



12.100



5.000



6



OIS006



Barang jadi kode 6



148.800



12.400



5.000



7



OIS007



Barang jadi kode 7



138.750



12.500



5.000



8



OIS008



Barang jadi kode 8



108.000



9.000



5.000



9



OIS009



Barang jadi kode 9



165.600



13.800



5.000



10



OIS0010



Barang jadi kode 10



145.200



12.100



5.000



11



OIS0011



Barang jadi kode 11



124.950



11.900



5.000



12



OIS0012



Barang jadi kode 12



141.600



11.800



5.000



13



OIS0013



Barang jadi kode 13



144.540



12.045



5.000



14



OIS0014



Barang jadi kode 14



63.600



5.300



5.000



15



OIS0015



Barang jadi kode 15



88.800



7.400



5.000



16



OIS0016



Barang jadi kode 16



158.550



15.100



5.000



17



OIS0017



Barang jadi kode 17



126.690



12.300



5.000



18



OIS0018



Barang jadi kode 18



143.915



13.450



5.000



19



OIS0019



Barang jadi kode 19



174.000



14.500



5.000



20



OIS0020



Barang jadi kode 20



173.680



16.700



5.000



21



OIS0021



Barang jadi kode 21



219.600



18.300



5.000



DIMINTA: Berdasarkan data tersebut di atas, buatlah perhitungan pengujian atas nilai realisasi bersih (NRV) atas persediaan barang jadi, selisih atas NRV atas sampel tersebut harus dibuatkan jurnal penyesuaian dengan ekstrapolate dari total sampel pengujian.



KASUS ASET TETAP (FIXED ASSET) PT AAA pada tanggal 1 Juli 20x4 membeli sebidang tanah berserta bangunan di kawasan industri cikarang yang akan digunakan sebagai pabrik dan kantor cabangnya dengan nilai perolehan atas tanah dan bangunan tersebut sebesar IDR 5.100.000.000.



Tanah yang akan diakuisisi tersebut telah habis masa guna bangunannya sehingga pada saat perolehan PT AAA harus membayar Sertifikat Hak Guna bangunan atas tanah tersebut sebesar IDR 500.000.000 selama masa 20 tahun kepada badan pertanahan nasional. Untuk membangun pabrik baru tersebut management PT AAA memutuskan untuk tidak menggunakan bangunan yang telah ada karena dianggap tidak layak pakai dan dapat membahayakan jika tetap digunakan sehingga management memutuskan untuk membongkarnya dengan biaya membongkar sebesar IDR 50.000.000 dan untuk membuat tanah tersebut layak untuk digunakan sebagai pabrik PT AAA harus melakukan pengerukan tanah setinggi 1 meter untuk mencegah bencana banjir dimasa depan dengan biaya pengerukan sampai tanah tersebut siap untuk dibangun sebesar IDR 350.000.000.



Pembongkaran bangunan berjalan dengan lancar dan beberapa bagian bangunan seperti kerangka baja dijual kepada pemborong bongkaran tersebut seharga IDR 15.000.000.



Pada tanggal 1 Januari 20x5 tanah tersebut telah layak untuk dibangun, perusahaan mulai mencari dana untuk membangun pabrik dan kantor ditanah tersebu]t dengan melakukan pinjaman kepada Bank Manja Indonesia sebesar IDR 3.000.000.000 dengan tingkat bunga 12% setahun dan menunjuk PT Bangun Tahan Lama sebagai kontraktor dimana dalam proses pembangunan diperkirakan akan dilakukan selama setahun dengan target penyelesaian tanggal 1 Januari 20x6.



Kontraktor memberikan rincian rencana proses pembangunan dengan rincian pembayaran tagihan sebagai berikut: Tanggal 1/1/x5 1/7/x5 1/11/x5



Keterangan DP proyek pembangunan Tahap lanjutan Tahap penyelessaian Total Nilai Proyek



Persentase 50% 30% 20%



Nilai IDR 1.500.000.000 IDR 900.000.000 IDR 600.000.000 IDR 3.000.000.000



Pada tahun 20x5 management memutuskan untuk mendepositokan sisa pinjaman yang telah cair kedalam deposito di Bank Ceria Asia dengan estimasi pendapatan bunga sampai dana tersebut habis digunakan untuk pembangunan pabrik dan kantor sebesar IDR 90.000.000.



Kontraktor menyelesaikan pembangunan pabrik dan kantor tersebut tepat waktu yaitu tanggal 1 Januari 20x6, selama masa pembangunan di tahun 20x5 tingkat pertumbuhan pasar konsumen PT AAA turun signifikan karena kondisi ekonomi yang melemah sehingga PT AAA membatalkan pembukaan cabang di Kawasan Industri cikarang tersebut dan management memutuskan untuk menunda pembukaan cabang di pabrik baru tersebut sampai dengan 3 tahun kedepan sesuai dengan rencana anggaran dari konsumen yang akan membaik secara progresif selama 3 tahun kedepan sehingga PT AAA berencana untuk mensewakan gedung pabrik dan kantor tersebut kepada salah satu anak perusahaan pemegang saham dominan yaitu PT DEF selama tiga tahun dengan nilai sewa IDR 3.000.000.000. PT AAA menggunakan metode harga perolehan untuk mencatat aset bangunan dan tanah tersebut pada saat perolehannya dan merubah ke metode nilai wajar pada saat aset tesebut disewakan dengan nilai wajar tanah dan bangunan sebesar IDR 10.000.000.000. Berdasarkan PSAK 13 : Properti Investasi par 35 “Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar property investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya”



DIMINTA: a. Berapakah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi atas aset bangunan tersebut? b. Berapakah harga perolehan tanah dan bangunan tersebut? c. Buatlah jurnal untuk perolehan aset tersebut sampai aset tersebut siap untuk digunakan termasuk jurnal kapitalisasi biaya pinjaman tersebut! d. Berapakah keuntungan atas nilai wajar atas aset tersebut setelah direklasifikasi ke dalam properti investasi? e. Buatlah jurnal untuk mereklas aset tersebut ke properti investasi! f. Atas perubahan kebijakan di atas mereklas aset tetap ke PI dan merubah metode perhitungan dari metode harga perolehan menjadi nilai wajar, bagaimana manajemen menerapkannya dalam akuntansi perusahaan berdasarkan PSAK 25?



KASUS ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE ASSET) PT AAA mendapatkan informasi bahwa PT ADM Indonesia sedang dalam project peluncuran kendaraan baru, ada beberapa perusahaan pemasok yang diundang untuk memberikan proposal penawaran termasuk PT AAA. Selama proses proposal penawaran PT AAA telah melakukan beberapa riset terkait komponen project tersebut yang akan menjadi bagian yang diajukan proposalnya. Berikut rincian biaya dan jadwal pengajuan proposal hingga produksi masal dilakukan. Tahapan Project



Januari



Februari



Maret



Juni 20x8



Agustus



Semester



Semester 2,



20x8



20x8 (IDR)



20x8



(IDR)



20x8 (IDR)



1, 20x9



20x9



(IDR) 1.Mendapatkan



(US$)



0



surat undangan pengajuan project 2.Pengajuan



150.000.000



budget harga 1) 3.Penerimaan



83,000



LOI 2) 4.Pembuatan



3.500.000.000



sampel3) 5.Pengiriman



85.000.000



sampel 4) 6.Sampel



0



disetujui 7.Produksi masal



500.000.000



1 Desember 20x9 5) Note: 1) Pada saat pengajuan budget PT AAA melakukan kunjungan ke luar negeri untuk melihat beberapa supplier pembuat mesin, mold dan bahan baku produk yang akan diajukan proposalnya untuk mengetahui total anggaran biaya untuk membuat produk tersebut dengan total biaya survey IDR 150.000.000



2) PT AAA mengeluarkan biaya untuk technical engineering fee kepada engineering consulting di Jepang senilai US$ 83,000 dengan kurs 1US$ = 14.457.83 atau setara dengan IDR 1.200.000.000 dalam jangka waktu 1 tahun (1 maret 20x8 sampai dengan 1 April 20x9). 3) Setelah mendapatkan LOI dan customers PT AAA mulai membeli mesin dan bahan baku dari supplier yang telah dilakukan survei sebelumnya dengan rincian biaya sebagai berikut: a. Pembelian mesin IDR 3.000.000.000 b. Biaya pembuatan sampel IDR 500.000.000 4) Biaya pengiriman sampel ke Jepang untuk diperiksa IDR 85.000.000 5) Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel terdapat catatan improvement quality yang harus memperbaiki mould mesin agar mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan persyaratan dari customer, PT AAA melakukan modifikasi mould dan mesin dengan total biaya IDR 500.000.000



DIMINTA: Berdasarkan contoh kasus di atas buatlah perhitungan asettakberwujud sesuai dengan kriteria pada PSAK 19 beserta jurnalnya sampai aset takberwujud tersebut disusutkan pada tahun pertama.



KASUS IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFIT) Berikut adalah risalah rapat umum pemegang saham PT AAA pada tanggal 15 Desember 20x8: MINUTES OF GENERAL MEETING SHAREHOLDERS 20X8 Attendances



: Dr. Jhonyman, Mr. Ong Kim Seng, Mr. Robin Tan, Mr. Poltak, Mr. Alexander, Mr. Adrian



Agenda



: Update Current Company Condition PT AAA



Conclusion



:



Berdasarkan paparan manajemen dalam laporan budget 20x9 yang dilakukan pada 15 Desember 20x8. BOD dan BOC beserta para pemegang saham memutuskan dalam risalah RUPS ini untuk melakukan pengurangan karyawan dikarenakan kapasitas produksi menurun signifikan pada rencana penjualan tahun 20x9, dengan total rencana pengurangan karyawan sebanyak 30 orang (operator produksi) dengan total biaya pesangon sebesar Rp 3.175.000.000 (sesuai dengan peraturan yang berlaku) yang keseluruhan adalah pegawai tetap karyawan. Proposed:



Ϧ



µ



Mr. Robin Tan



Mr. Poltak



(President Director)



(Director)



Ж



Ћ



Dr. Jhonyman



Mr. Ong Kim Seng



(President Commissioner)



(Commissioner)



й



Д



Mr. Alexander



Mr. Adrian



On Be Half Success Corporation



On Be Half PT Otomotif Indonesia



Checked:



Approved:



DIMINTA: Berdasarkan risalah tersebut apa yang harus dilakukan oleh PT AAA untuk mengidentifikasi transaksi tersebut dalam laporan keuangannya.



KASUS PAJAK TANGGUHAN DAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (DEFFERED TAXES AND CORPORATE INCOME TAX)



Berikut adalah laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya (komersial - dalam ribuan rupiah) untuk PT AAA selama tahun 20x8 dan 20x7:



Transaksi lainnya (dalam ribuan IDR): Pada saat membuat perhitungan pajak penghasilan PT AAA auditor menemukan beberapa koreksi fiskal yang harus diperhitungkan dalam perhitungan pajak penghasilan badan PT AAA, diantaranya adalah sebagai berikut: Biaya penyusutan Terdapat perbedaan waktu pembebanan antara perpajakan dan akuntansi komersial untuk biaya penyusutan perusahaan sebesar Rp 237.000 dimana komersial membebankan terlalu besar dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal yang diakui. Biaya imbalan kerja (PSAK 24) Kewajiban manfaat karyawan pada tahun berjalan setelah perhitungan aktuaris sebesar Rp 7.200.000 yang sebelumnya di tahun 20x7 sebesar Rp 5.800.000. Keuntungan aktuarial atas perhitungan manfaat karyawan adalah sebesar Rp 800.000.



Biaya pajak Pada tahun 20x8 perusahaan diperiksa oleh pajak untuk tahun fiskal 20x5 atas pemeriksaan tersebut perusahaan menerima restitusi pajak sebesar Rp 1.500.000 dari total restitusi yang diharapkan sebesar Rp 2.000.000.



DIMINTA: 1. Berapakah total laba fiskal yang dijadikan dasar perhitungan pajak penghasilan badan PT AAA? 2. Berapakah total pajak penghasilan badan PT AAA jika asumsi tarif pajak penghasilan sebesar 25%? 3. Berapakah net deferred taxasset/liabilitas atas transaksi di atas (asumsi tarif pajak 25%)? 4. Buat jurnal untuk deferred tax transaksi di atas (asumsi tarif pajak 25%)?



KOMBINASI BISNIS (COMBINATION BUSINESS) Jika perusahaan yang diakuisisi terus eksis, pihak pengakuisisi mencatat investasi dalam saham biasa pihak yang diakuisisi daripada aset dan kewajiban individualnya. Pihak pengakuisisi mencatat investasinya dalam saham biasa pihak yang diakuisisi sebesar nilai wajar total dari imbalan yang diberikan sebagai pertukaran. Misalnya, jika Point Corporation (a) menukar 10.000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar $610.000 untuk semua saham Sharp Company dan (b) menimbulkan biaya merger sebesar $40.000 dan biaya penerbitan saham sebesar $25.000.



Berikut ini nilai buku dan nilai wajar aset dan kewajiban individu Sharp pada tanggal akuisisi.



Assets, Liabilities & Equities



Nilai buku $



Nilai wajar $



Kas dan Piutang



45,000



45,000



Persediaan



65,000



75,000



40,000 400,000



70,000 350,000



Tanah Bangunan & Peralatan Akumulasi penyusutan



-



150,000



Patent



80,000



Total asset Liabilitas lancar



400,000 100,000



Modal saham ($5 par)



100,000



Add PIC Saldo laba



50,000 150,000



Total liabilitas dan ekuitas



400,000



Nilai wajar asset bersih



620,000 110,000



510,000



DIMINTA: Bagaimana Point mencatat jurnal atas transaksi tersebut buatlah perhitungan kombinasi bisnis dan jurnal yang diperlukan atas kombinasi bisnis dengan mekanisme akuisisi saham (acquisition stock). Note: Bahwa saham Point Corporation tidak memiliki nilai par ataupun nilai yang ditetapkan.



LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (CONSOLIDATION STATEMENT) Berikut adalah Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Otomotif Indonesia Sukses (PT OIS) pada tahun 20x7 dan 20x6: Informasi lapkeu



Periode berjalan



Periode lalu



Aset lancar: Kas dan setara kas



21.096.927.859



18.916.363.574



Piutang dagang



32.371.313.648



27.031.448.657



6.462.777.739



4.992.700.295



Persediaan



15.324.476.182



10.294.182.963



Lain – lain (termasuk pajak)



33.814.414.980



14.623.462.990



109.069.910.408



75.858.158.479



90.842.006.345



97.782.319.809



3.781.399.958



3.781.399.958



46.315.255.449



26.315.255.449



Total tidak asset lancar



140.938.661.752



127.878.975.216



Total asset



250.008.572.160



203.737.133.695



18.917.123.044



13.175.554.539



2.358.024.416



1.788.401.212



Pajak



16.874.019.669



22.155.510



Total liabilitas jk pendek



38.149.167.129



14.986.111.261



Provisi kewajiban karyawan



10.392.923.000



8.403.711.000



Total liabilitas jk panjang



10.392.923.000



8.403.711.000



61.331.584.143



41.331.584.143



Piutang lain – lain



Total asset lancar



Asset tidak lancar: Aset tetap, bersih Aset pajak tangguhan Investasi, bersih



Liabilitas jangka pendek: Utang dagang Utang lain – lain



Liabilitas jangka panjang:



Ekuitas: Modal saham



Penghasilan komprehensif lain



2.005.210.990



2.005.210.990



100.000.000



-



Saldo laba



138.029.686.898



137.010.516.301



Total ekuitas



201.466.482.031



180.347.311.434



Total liabilitas & ekuitas



250.008.572.160



203.737.133.695



Tax Amnesty



Informasi lapkeu



Periode berjalan



Periode lalu



Laporan laba rugi: Pendapatan Harga pokok penjualan Beban operasi



201.285.904.815



158.054.424.999



(184.199.657.826) (154.639.489.975) (16.919.537.932)



(16.720.832.338)



952.461.539



(326.927.401)



1.119.170.597



(13.632.824.715)



-



(185.474.683)



1.119.170.597



(13.818.299.398)



Keuntungan aktuaria



-



1.061.904.000



Bagian keuntungan asosiasi – Aktuaria



-



95.766.490



Pajak penghasilan



-



(289.417.623)



Total penghasilan komprehensif lain



-



868.252.867



1.119.170.597



(12.950.046.531)



Lain – lain Pendapatan sebelum pajak Pajak Laba setelah pajak



Penghasilan konprehensif lain:



Total penghasilan komprehensif



Project cases: a. Pada tanggal 1 juli 20x7PT OIS melakukan akuisisi 75% saham PT Otomotif Indonesia Mandiri (PT OIM) dengan rincian transaksi sebagai berikut:



Harga akuisisi IDR 20.000.000.000 Nilai wajar PT OIM IDR 17.500.000.000 Nilai buku asset bersih PT OIM IDR 15.250.000.000



Berikut adalah data rinci nilai buku asset bersih dan nilai wajar asset bersih PT OIM per 1 juli 20x7 (dalam jutaan IDR): Assets, Liabilities & Equities



Nilai buku



Nilai wajar



Kas dan Piutang



50



50



450



450



Persediaan



2.750



2.750



Tanah



6.250



7.000



Bangunan & Peralatan



8.000



8.000



Akumulasi penyusutan



(1.500)



Total asset



16.000



18.250



750



750



Piutang



Liabilitas lancer Liabilitas jangka panjang



-



Modal saham



15.000



Saldo laba



250



Total liabilitas dan ekuitas



16.000



Nilai wajar asset bersih



17.500



Berdasarkan informasi tersebut diatas, buatlah perhitungan dan jurnal dasar konsolidasi atas transaksi kombinasi bisnis tersebut. b. Berikut adalah saldo investasi entitas asosiasi (PT Sukses Otomotif Mandiri):



Saldo awal 1 Januari 20x7



IDR 26.315.255.449



Laba tahun berjalan (20x7)



IDR



Saldo akhir 31 Januari 20x7



IDR 26.315.255.449



0



Berdasarkan data laporan audit PT Sukses Otomotif Mandiri dengan rincian sebagai berikut:



Laba bersih tahun berjalan



IDR 12.576.498.007



Penghasilan komprehensif lain



IDR



Aset bersih PT Sukses Otomotif Mandiri



645.369.000 (keuntungan actuarial)



IDR 118.482.888.802



Berdasarkan informasi tersebut diatas buatlah perhitungan dan jurnal penyesuaian yang diperlukan atas saldo investasi pada entitas asosiasi tersebut. c. Berikut adalah timetable pelaksanaan project baru dari customers: Tahapan Project



1.Mendapatkan surat



Januari



Februari



20x7



20x7



Maret 20x7



Juni 20x7



Agustus 20x7



IDR 0



undangan pengajuan project 2.Pengajuan budget



IDR



harga a)



250.000.000



3.Penerimaan LOI b)



US$ 83,000



4.Pembuatan sample c)



IDR 3.500.000.000



5.Pengiriman sampel d)



IDR 85.000.000



6.Sampel disetujui



IDR 0



Notes: a. Pada saat pengajuan budget PT OIS melakukan kunjungan ke luar negeri untuk melihat beberapa supplier pembuat mesin, mold dan bahan baku produk yang akan diajukan proposalnya untuk mengetahui total anggaran biaya untuk membuat produk tersebut dengan total biaya survey IDR 250.000.000 dengan jurnal sebagai berikut: Dr. Biaya survey



IDR 250.000.000



Cr. Bank



IDR 250.000.000



b. Setelah mendapatkan kepastian project (melalui LOI)PT OIS mengeluarkan biaya untuk technical engginering fee kepada engineering consulting di Jepang senilai US$ 83,000 dengan kurs 1US$ = 15.000 untuk jangka waktu 1 tahun (1 maret 20x8 sampai dengan 1 April 20x9). Dengan jurnal sebagai berikut:



Dr. Biaya konsultasi



IDR 1.245.000.000



Cr. Bank



IDR 1.245.000.000



c. Setelah mendapatkan LOI dan customers PT OIS mulai membeli mesin dan bahan baku dari supplier yang telah dilakukan survei sebelumnya dengan rincian biaya dan jurnal sebagai berikut:  Pembelian mesin IDR 3.000.000.000  Biaya pembuatan sample IDR 500.000.000 Dr. Mesin



IDR 3.000.000.000 Cr. Bank



Dr. Biaya sample



IDR 3.000.000.000



IDR 500.000.000



Cr. Bank



d.



IDR 500.000.000



Biaya pengiriman sampel ke Jepang untuk diperiksa IDR 85.000.000 dengan jurnal sebagai berikut: Dr. Biaya kirim



IDR 85.000.000



Cr. Bank



IDR 85.000.000



Berdasarkan jurnal yang dicatat oleh PT OIS buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan PSAK 19: Aset takberwujud. d. PT OIS pada tahun 20x7 memiliki karyawan magang sebesar 20% dari total karyawan dan sisa dari karyawan tidak tetap tersebut adalah karyawan kontrak. Semua karyawan kontrak tersebut dipekerjakan sejak 1 Januari 20x7 dengan rata – rata gaji per karyawan kontrak sebesar IDR 4.500.000. PT OIS belum membentuk provisi atas kompensasi karyawan kontrak tersebut. Berdasarkan peraturan tenaga kerja baru (lihat pada bab1) berapakah provisi harus dibuat oleh perusahaan beserta jurnalnya.



e. Berdasarkan perhitungan aktuaria atas laporan manfaat karyawan per 31 Desember 20x7 terdapat kekurangan pengakuan beban dan liabilitas sebesar IDR 325.000.000 atas provisi tahun berjalan manfaat karyawan tahun 20x7 dengan rincian sebagai berikut:



Tambahan beban manfaat karyawan tahun berjalan



IDR 275.000.000 (25% admin & 75%



DL) Kerugian aktuaria



IDR 50.000.000



Total penambahan provisi sesuai laporan aktuaria



IDR 325.000.000



Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan atas laporan aktuaria tersebut. Note: PT OIM belum mencadangkan manfaat karyawan karena perusahaan baru berdiri dan memiliki nilai estimasi kewajiban manfaat karyawan yang masih tidak signifikan



f. Berikut adalah daftar koreksi fiscal dan pajak dibayar dimuka PT OIS selama tahun 20x7: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



Koreksi fiskal Biaya manfaat karyawan – Biaya tenaga kerja langsung Biaya rental kendaraan manager – Biaya overhead Biaya manfaat karyawan – Biaya overhead Biaya penyusutan komersial FOH lebih besar dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal Biaya jamuan – Biaya penjualan Biaya manfaat karyawan – Biaya administrasi Biaya jamuan – Biaya administrasi Biaya rental kendaraan manager – Biaya administrasi Biaya perawatan kendaraan manager – Biaya administrasi Donasi - Biaya administrasi Biaya denda & penalti Biaya penyusutan komersial administrasi lebih kecil dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal Pendapatan bunga bank Pajak dibayar dimuka atas pajak penghasilan pasal 22 Pajak dibayar dimuka atas pajak penghasilan pasal 25 Keuntungan / kerugian aktuari Laba perusahaan asosiasi



Jumlah 1.273.823.353 200.850.201 565.550.623 1.119.889.557 49.063.765 424.838.024 52.610.791 236.742.834 61.232.185 9.450.000 39.594.799 116.123.290 447.436.008 227.204.000 353.892.240 50.000.000 3.144.124.502



Catatan: koreksi pajak atas beban manfaat karyawan sudah termasuk tambahan dari penyesuaian berdasarkan laporan aktuaria. Berdasarkan daftar koreksi fiskal diatas diketahui koreksi fiskal – beda waktu adalah sebagai berikut: No Koreksi fiskal Jumlah 1 Biaya manfaat karyawan – Biaya tenaga kerja langsung 1.273.823.353 3 Biaya manfaat karyawan – Biaya overhead 565.550.623 4 Biaya penyusutan komersial FOH lebih besar dibandingkan 1.119.889.557



dengan biaya penyusutan fiskal Biaya manfaat karyawan – Biaya administrasi Biaya penyusutan komersial administrasi lebih dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal Keuntungan / kerugian aktuari



6 12 16



424.838.024 116.123.290



kecil



50.000.000



Buatlah perhitungan pajak penghasilan badan dengan tariff 22% dan pajak tangguhan atas daftar koreksi fiskal tersebut diatas. g. Berikut adalah transaksi – transaksi yang terjadi pada tahun 20x7 antara PT OIS dan PT OIM: 1. Keuntungan PT OIM selama tahun berjalan sebesar IDR 2.354.000.000 dan karena PT OIM masih baru dan butuh pengembangan dimasa depan maka para pemegang saham sepakat bahwa tidak ada dividen yang dibagikan pada tahun 20x7. 2. Total penjualan PT OIS kepada PT OIM selama tahun 20x7 adalah sebagai berikut dengan rincian persediaan yang sudah terjual dengan pihak ketiga dan yang masih dalam gudang PT OIM: Dalam



juta Total



penjualan (1)Penjualan kembali



(2) Persediaan di PT



rupiah



Intercompany



pada nonafiliasi



OIM



Sales



4.000



3.000



1.000



(HPP)



3.200



2.400



800



Laba kotor



800



600



200



GP%



20%



Berdasarkan transaksi – transaksi diatas (dari point a sampai dengan point g) buatlah laporan keuangan konsolidasian PT OIS (sudah termasuk penyesuaian yang dibuat pada PT OIS) dengan menggunakan laporan keuangan PT OIM per 31 Desember 20x7 sebagai berikut:



(dalam rupiah penuh) Informasi lapkeu



31 Des 20x7



1 July 20x7



Kas dan setara kas



175.000.000



50.000.000



Piutang dagang



835.000.000



450.000.000



Persediaan



4.675.000.000



2.750.000.000



Aset lancar:



Lain – lain (termasuk pajak)



0



0



Total asset lancer



5.685.000.000



3.250.000.000



Aset tetap, bersih



13.179.000.000



12.750.000.000



Aset pajak tangguhan



0



0



Total tidak asset lancar



13.179.000.000



12.750.000.000



Total asset



18.864.000.000



16.000.000.000



Utang dagang



1.230.000.000



750.000.000



Utang lain – lain



0



0



Pajak



30.000.000



0



Total liabilitas jk pendek



1.260.000.000



750.000.000



Provisi kewajiban karyawan



0



0



Total liabilitas jk panjang



0



0



Modal saham



15.000.000.000



15.000.000.000



Penghasilan komprehensif lain



0



0



Saldo laba



2.604.000.000



250.000.000



Total ekuitas



17.604.000.000



15.250.000.000



Total liabilitas & ekuitas



18.864.000.000



16.000.000.000



Asset tidak lancar:



Liabilitas jangka pendek:



Liabilitas jangka panjang:



Ekuitas:



(dalam rupiah penuh) Informasi lapkeu



Periode berjalan



Laporan laba rugi: Pendapatan



17.051.983.000



Harga pokok penjualan



(10.102.016.000)



Beban operasi



(4.000.000.000)



Lain – lain



(505.000.000)



Pendapatan sebelum pajak



2.444.967.000



Pajak



(90.967.000)



Laba setelah pajak



2.354.000.000



Penghasilan komprehensif lain: Keuntungan aktuaria



0



Bagian keuntungan asosiasi – Aktuaria



0



Pajak penghasilan



0



Total penghasilan komprehensif lain



0



Total penghasilan komprehensif



2.354.000.000