Modul Praktikum Prakarya Kimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Disusun oleh: Silvia Rahmawati Kartika Angga Cahyaningsih Hamidah Heni Astuti Marini Isnaeni Khoerunnisa Pandu Ridzaniyanto



(14670013) (14670019) (14670021) (146700xx) (146700xx) (15670026) (15670031)



KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Modul Bahan Ajar Prakarya Kimia ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu terlantunkan untuk sang Maha Guru Kebaikan sekalian manusia, yaitu sang Panutan Nabi Agung Muhammad SAW. Bahan ajar ini disusun dengan tujuan menyediakan tata cara membuat produk-produk prakarya yang berkaitan dengan ilmu kimia. Mulai dari landasan teori dari produk yang akan dibuat, alat dan bahan yang diperlukan, runtutan cara kerja yang harus dilakukan, hingga pembahasan materi secara singkat. Kegiatan-kegiatan belajar dikembangkan untuk menjadikan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses belajar kimia melalui kegiatankegiatan praktikum dengan menghasilkan berbagai macam produk yang dapat bermanfaat bagi siswa. Penyusunan Modul Bahan Ajar Prakarya Kimia ini terselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan modul ini. Meski kami telah menyusun modul ini dengan upaya yang sungguh-sungguh, karena berbagai keterbatasan kami modul ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami menghaturkan permohonan maaf dan mengharapkan masukan dari berbagai pihak, terutama guru dan siswa pengguna modul ini, untuk perbaikan lebih lanjut.



Yogyakarta, 25 Mei 2011



Penulis



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................................... ii Daftar Isi ......................................................................................................................... iii 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Pembuatan Minyak VCO ................................................................................... 1 Pembuatan Sabun Transparan.......................................................................... 6 Pembuatan Handbody Lotion .......................................................................... 15 Pembuatan Lilin Aromaterapi......................................................................... 20 Pembuatan Shampo Mobil ............................................................................... 25 Pembuatan Brownies Salak ............................................................................. 30



iii



PEMBUATAN MINYAK VCO (VIRGIN COCONUT OIL) A. Tujuan Percobaan Pembuatan minyak VCO dengan menggunakan buah kelapa



B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Baskom



f. Sendok



b. Mixer



g. Botol



c. Saringan



h. Toples



d. Selang plastik kecil



i. Corong



e. Kertas Saring



j. Mori Halus



2. Bahan a. Kelapa b. Air c. Minyak Pancing



C. Cara Kerja 1. Pilih kelapa tua yang masih segar dan bagus 2. Kelapa yang sudah dipilih dikupas, kemudian kulit dan daging dipisahkan 3. Daging buah kelapa dicuci dan diparut 4. Air dicampurkan ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 3 liter air untuk 5 butir kelapa (dapat ditambah jika nanti masih terasa ada minyak pada perasan santan) 5. Remas-remas santan dengan tangan, kemudian saring santan menggunakan



saringan 6. Air santan hasil perasan didiamkan dalam baskom selama 2 jam sampai membentuk 2 lapisan (lapisan atas berupa kepala santan dan lapisan bawah berupa air) 7. Bagian bawah/air diambil dengan selang agar tersisa kepala santan saja dalam toples



1



8. Kepala santan dimixer selama 25-30 menit dengan bergantian arah setiap 5 menit 9. Setelah dimixer didiamkan selama 12 jam hingga terbentuk 3 lapisan. Lapisan atas berupa minyak vco, lapisan tengah berupa blondo dan lapisan bawah berupa air 10. Minyak vco dan blondo dipisahkan dari air dengan menggunakan sendok secara perlahan agar air tidak ikut terbawa 11. Minyak vco yang telah dipisahkan dari air selanjutnya disaring dengan kain mori dan kertas saring sebanyak 5 kali. Penyaringan pertama menggunakan kain mori satu lapis, penyaringan kedua dengan kain mori dua lapis, penyaringan ketiga dengan kain mori tiga lapis, penyaringan keempat menggunakan kertas saring satu lapis dan terakhir dengan kertas saring dua lapis. 12. Blondo yang didapat di goreng dengan nyala api kecil. Minyak yang ada dalam blondo dipisahkan dari blondo dengan cara disaring dengan kertas saring.



D. Pembahasan Percobaan ini berjudul pembuatan minyak VCO. Tujuannya adalah membuat minyak VCO dengan menggunakan buah kelapa. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah ekstraksi padat cair, dimana digunakan air sebagai pelarut. Proses pertama ialah menambahkan air pada parutan kelapa yang sudah diparut. Kelapa yang dipakai ialah kelapa yang masih segar dan sudah tua (± berumur 2 tahun). Tujuan penambahan air adalah untuk memudahkan melarutkan minyak yang ada pada parutan kelapa. Setelah didapatkan air santan, lalu santan didiamkan selama kurang lebih selam 2 jam. Tujuannya agar memisahkan kepala santan dan pelarut air. Kepala santan inilah yang diambil untuk dijadikan VCO. Kepala santan dimixer selama 25 menit dengan cara searah perputarannya dan bergantian arahnya



setiap 5 menit. Tujuannya agar tidak merusak kandungan yang penting dalam minya VCO. Setelah dimixer didiamkan selama 12 jam. Tujuannya agar terbentuk 3 lapisan. Lapisan pertama yaitu minyak, lapisan tengah yaitu blondo, dan paling bawah adalah air. Namun pada percobaan ini terjadi pertukaran posisi antara blondo dan minyak.



2



Dimana minyak berada di tengah dan blondo berada di atas. Hal ini dimungkinkan karena massa jenis blondo lebih kecil dari minyak VCO. VCO yang diperoleh diambil dan disaring selama 5 kali, dimana penyaringan pertama menggunakan 1 lapis kain mori, penyaringan kedua dengan 2 lapis kain mori, penyaringan ketiga dengan 3 lapis kain mori, penyaringan ke empat dengan 1 lapis kertas saring, dan penyaringan kelima dengan 2 lapis kertas saring. Penyaringan ini bertujuan untuk menghilangkan pengotor dari VCO. Sehingga menjadi semakin murni dengan dilakukannya 5 kali tahap penyaringan. Blondo yang diperoleh juga diambil minyaknya (sebagai minyak kualitas 2) dengan memanaskannya dan diambil minyaknya saat sudah terbentuk, kemudian dilakukan 3 kali penyaringan. Penyaringan pertama dnegan 1 lapis kain mori, kedua dengan 2 lapis kain mori dan penyaringan ketiga dengan 1 lapis kertas saring. Tujuannya sama untuk memurnikan minyak dari pengotor. Minyak yang diperoleh sebanyak ±350 mL minyak VCO dan ±200 mL minyak kualitas 2. Minyak VCO yang diperoleh warnanya agak kekuningan, padahal seharusnya tidak berwarna. Hal ini disebabakan oleh berberapa faktor diantaranya



adalah proses penyaringan yang kurang maksimal. E. Foto Kegiatan



Gambar 1. Proses pembuatan santan



3



Gambar 2. Santan yang sudah didiamkan



Gambar 3. Kepala santan yang



selama 2 jam



sudah dipisahkan dari air



Gambar 4. Santan yang sudah dimixer



Gambar 5. Setelah 12 jam



dan ditambah minyak pemancing bersiap



terbentuk 3 lapisan



untuk didiamkan selama 12 jam



4



Gambar 6. Proses penyaringan minyak



Gambar 7. Minyak VCO yang



dengan menggunakan kain mori



dihasilkan



5



PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN A. Tujuan Percobaan Pembuatan sabun transparan dengan menggunakan minyak VCO dan minyak Blondo



B. Dasar Teori Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut: Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan



dapat ditulis sebagai berikut : C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 RCOONa Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.



Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida / soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang



6



dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun. Jenis sabun berdasarkan Jenis dan Fungsi. Ditinjau dari jenis dan fungsinya sabun dapat kategorikan sebagai :  Transparant Soap – sabun „tembus pandang‟ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.  Castile Soap – sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.  Deodorant Soap – sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap pada bagian tubuh. Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.  Acne Soap – Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat. Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.  Cosmetic Soap atau Bar Cleanser – biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan. Harganya jauh lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih. Cosmetic soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada whitening facial soap dan firming facial soap.  Superfatted Soap – memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit



kering karena dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit dan iritasi dan jerawat.  Oatmeal Soap – dan hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan sensitif.



7



 „Natural‟ Soap – sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil. Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil. Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan menghilangkan kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent) yang menawan, sabun ini sangat lembut dikulit dan dapat melembabkan kulit. Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alcohol, gula, dan glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, alkohol dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material memperpertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting dalam warna sabun seperti adanya tincture dan balsam yang digunakan agar sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting (bintik hitam). Apabila sabun sengaja diwarna dipilih pewarna yang tahan alkali. Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin dipilih yang murni, alkohol juga yang terbaik prosentasi tertinggi. Untuk minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan warna yang baik. Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun menjadi lengket dan manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang umum digunakan ; 1.



Transparan karena gula.



2.



Transparan karena glyserin dan energy.



3.



Dimana 1 dan 2 digabung dengan menggunakan minyak castor.



4.



Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun



dimill. metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25%, lemak yang lain adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat menjadikan sabun keras. Sabun dididihkan dan dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan dalam pengaduk untuk dicampur dalam larutan yang mengandung 10 – 20 % gula sesuai berat sabun. Gula dilarutkan dalam air dan larutan dipanasi sampai 60˚C kemudian perlahan–lahan



8



ditambahkan dalam sabun. Manakala air menguap, sabun jenis tersebut menunjukkan bintik–bintik dan menjadi lengket karena gula menembus permukaan larutan. Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan sebagaimana biasanya dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan dalam mixer dan dicampur etanol 96 % dengan perbandingan satu bagian etanol dalam dua bagian total asam lemak dalam sabun, bersama gliserin dengan proporsi yang sama. Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat sabun atau lebih dari sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar diatas. Jika minyak castor yang digunakan hanya perlu 2 atau 3 % gula. Metode yang terkhir kombinasi dari tallow 75 % , minyak kelapa 20% , rosin jernih 5 %. Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan dengan cara pemanasan. Sabun selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan diolah sesuai dengan pemanasan sempurna. Kebanyakan sabun transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya lebih sederhana dan mudah. Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan minyak dalam ketel, dipanasi sampai 60˚C. Sabun scrap yang sudah dibuat dapat dicairkan dalam lemak yang panas jika diinginkan. Ditambahkan larutan soda yang sudah dibuat. Masa diaduk sampai terjadi proses saponifikasi. Setelah itu sabun ditutup dan dibiarkan selama 2 jam atau sampai pada tengahnya ada tonjolan. Kemudian larutan gula dimasukkan dan akhirnya alkohol dan glyserin. Temperatur dari massa dinaikkan sampai 60˚C Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu: a.



Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa



alkali (basa). Yaitu minyak (VCO), natrium hidroksida, alcohol, gula, dan gliserin. b.



Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah



kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung



yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. Sabun transparan terbaik adalah sabun transparan yang terbuat dari campuran minyak kelapa dengan RBDPO (15:5). Sifat fisikokimia sabun transparan terbaik yaitu : kadar air dan zat menguap (12.13%), kadar asam lemak (33.41%), kadar fraksi tak tersabunkan (1.66%), kadar bagian tak larut dalam alkohol (0.75%), kadar alkali



9



bebas dihitung sebagai NaOH (0.21%), pH (10.57), kekerasan (2.10 mm/detik), stabilitas emulsi (82.64%), stabilitas busa (33.64%), dan daya bersih (285.50 ftuturbidity).



C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gelas Arloji



g. Cetakan



b. Gelas Ukur 25 mL



h. Sendok Sungu



c. Gelas Beker 100 mL



i. Magnet Stirrer



d. Gelas Beker 25 mL



j. Botol aquades



e. Pengaduk Gelas



k. Hot plate



f. Thermometer



l. Neraca



2. Bahan a. VCO 20 gram



e. Larutan gula 40% 10 mL



b. Asam stearat 10 gram



f. Gliserin 20 mL



c. NaOH 30% 13,5 mL



g. Parfum 10 tetes



d. Etanol 96% 20 mL



D. Cara Kerja 1. Menggunakan VCO a. Timbang 20 gram VCO dan 10 gram asam stearat b. Panaskan campuran VCO dan asam stearat dalam gelas beker di atas hotplate pada suhu 60-65°C. c. Membuat larutan NaOH 30% pada suhu 40°C (NaOH dibuat dengan melarutkan 6 gram NaOH pada aquades sampai volume 20 mL). d. Masukkan larutan NaOH 30% sebanyak 13,5 mL ke dalam campuran VCO



asam stearat, perlahan-lahan dan jaga suhu tetap 60°C serta diaduk sampai homogen. e. Masukkan 15 mL etanol 96%, larutan gula, dan 20 mL gliserin, aduk dan jaga suhu tetap 60°C (larutan gula dibuat dengan cara melarutkan 4 gram gula sampai volume 10mL). f. Tambahkan 10 tetes pewangi, aduk kembali.



10



g. Turunkan suhu dan tuang ke dalam cetakan. 2. Tanpa VCO (Minyak Krengseng) a. Timbang 20 gram minyak krengseng dan 10 gram asam stearat b. Panaskan campuran VCO dan asam stearat dalam gelas beker di atas hotplate pada suhu 60-65°C. c. Membuat larutan NaOH 30% pada suhu 40°C (NaOH dibuat dengan melarutkan 6 gram NaOH pada aquades sampai volume 20 mL). d. Masukkan larutan NaOH 30% sebanyak 13,5 mL ke dalam campuran VCO asam stearat, perlahan-lahan dan jaga suhu tetap 60°C serta diaduk sampai homogen. e. Masukkan 15 mL etanol 96%, larutan gula, dan 20 mL gliserin, aduk dan jaga suhu tetap 60°C (larutan gula dibuat dengan cara melarutkan 4 gram gula sampai volume 10mL). f. Tambahkan 10 tetes pewangi, aduk kembali. g. Turunkan suhu dan tuang ke dalam cetakan.



E. Pembahasan



Pembuatan sabun transparan dengan menggunakan VCO ini menggunakan beberapa bahan yaitu VCO 20 gram ,Asam stearat 10 gram ,NaOH 30% 13,5 mL,Etanol 96% 20 mL,Larutan gula 40% 10 mL,Gliserin 20 mL ,Parfum. Pertamatama yang harus dilakukanyaitu dengan pembuata larutan NaOH 30% dan pembuatan larutan gula. Selanjutnya minyak VCO dicampur dengan minyak stearat. Virgin Coconut Oil (minyak kelapa) merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan. Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan



terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat. Selain bahan utamma VCO kita juga menggunakan bahan dari minyak krengseng. Fungsi bahan-bahan yang lainnya adalah NaOH (Natrium Hydrosida) Disebut juga kaustik soda atau soda api, merupakan bahan kimia yang harus ada dalam



11



pembuatan sabun. Merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. Sifat fisikanya adalah: Bentuk : padat. Warna : putih. Densitas : 1,40775 g/cm³. Titik leleh : 318°C (591°K). Titik didih : 1390°C (1663°K). Massa molar : 39,9971 g/mol. Asam Stearat / Stearic Acid Dipakai untuk membuat sabun natural (optional) dan sabun transparan, fungsinya adalah untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa. Dengan sifat fisika yaitu berat molekul : 284.478 g/mol. Titik leleh : 69.6 °C. titik didih : 2910C. densitas : 0.847 g/cm3 suhu 70 °C mudah terhidrogenasi. Merupakan asam lemak tak jenuh. Alkohol atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol), berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Fungsi alkohol adalah untuk membuat sabun transparan menjadi bening. Glyiserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Sifat dari gliserin adalah Tekanan Uap : 0,025 mm Hg. Titik Didih : 2900C. Titik Leleh : 200F. Titik Nyala : 193 0C ( 379,40 0F). Densitas : 1,4746 g cm-3. Berat Molekul : 92,0542. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energy dan komoditi



perdagangan



utama.



Gula



paling



banyak



diperdagangkan



dalam



bentuk kristal sukrosa padat.Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Pengharum dapat menyembunyikan bau-bau dari semua bahan



lainnya dan menjadikan kita mengira cucian kita menjadi “segar”. Hasil dari percobaan didapatkan bahwasanya ketika menggunakan minyak VCO, hasil sabunnya lebih transparan dibandingkan dengan menggunakan minyak krengseng. Dapat dilihat dengan foto-foto hasil percobaan.



12



F. Foto Kegiatan



Gambar 1. Proses memasukan sabun kedalam cetakan



Gambar 2. Proses prngeringan sabun dalam cetakan



13



Gambar 3. Hasil sabun dengan minyak VCO



Gambar 4. Hasil sabun dengan minyak krengseng



14



PEMBUATAN HANDBODY LOTION A. Tujuan Pembuatan handbody lotion menggunakan minyak VCO



B. Dasar Teori Emulsi adalah jenis sistem penghantar yang paling banyak digunakan dalam berbagai produk kosmetik. Pada produk kosmetik, jenis emulsi yang digunakan biasanya berupa bahan semipadat yang memiliki fase air (hidrofilik) dan fase minyak (hidrofobik). Kedua fase ini membentuk fase internal dan eksternal pada emulsi. Fase internal terdiri dari bahan-bahan yang membentuk sebaran butiran teremulsifikasi, sedangkan fase eksternal terbentuk dari sisa-sisa fase internal. Partikel yang membentuk fase internal memiliki ukuran yang berbeda-beda (polidisperse). Ukuran rata-rata diameter partikel digunakan lebih kecil untuk mengklarifikasi emulsi. (US Patent Pub Np 2004/0076598 AI) Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi yang didefinisikan sebagai campuran dari dua fase yang tidak dapat bercampur, distabilkan dengan emulsifier, dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk cairan yang dapat dituang. Proses pembuatan lotion adalah dengan mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air dan bahan-bahan yang larut dalam fase minyak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1966). Keithler (1956) menambahkan bahwa pada kebanyakan pembuatan kosmetik, dua fase yang satu dituangkan ke fase yang lainnya dan dipanaskan pada temperatur yang sama dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan sampai emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar. Fungsi utama lotion untuk perawatan kulit adalah sebagai pelembut (emolien).



Hasil akhirnya yang diperoleh tergantung dari daya campur bahan baku dengan bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban, kelembutan, dan perlindungan kulit dari kekeringan. Bahan-bahan yang berfungsi sebagai pelembut adalah minyak mineral, ester isopropil, alkohol alifatik, turunan lanolin, alkohol dan trigliserida serta asam lemak. Sedangkan untuk pelembab diantaranya adalah gliseril dan propilen glikol. Penggunaan pelembut dan pelembab berkisar antara 0,5%-15% (Schmit,1996)



15



Skin lotion merupakan salah satu produk industri kosmetik yang menggunakan tipe emulsi minyak dalam air atau oil in water (o/w), yang terdiri dari fase minyak (10-25%), humektan (3-10%), dan fase air (75-80%) (Schmitt, 1996). Fase minyak terbentuk dari bahan-bahan nonpolar yang biasanya tidak dapat menyatu dengan air. Bahan-bahan tersebut meliputi: lemak, minyak, lilin dan turunannya seperti lemakalkohol, asam lemak, ester, hidrokarbon, gliserida, dan silikon. Jika diaplikasikan pada kulit, fase minyak berperan sebagai pelembut (emolient), penghalus dan pelembab, karena minyak dapat membentuk semacam lapisan pelindung yang mempertahankan air.



C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gelas Beker b. Penangas air c. Spatula d. Termometer 2. Bahan a. Beeswax 10 gram b. Minyak Zaitun 30 mL c. Cocoa butter 10 gram d. VCO 10 mL e. Kapsul Vitamin E 2 buah f. Akuades 20 mL



D. Cara Kerja



1.



10 gram beeswax ditmbang



2.



Sebanyak 30 ml minyak zaitun diambil



3.



Beeswax dan minyak zaitun dicampur dalam gelas beker



4.



Campuran dipanaskan dengan hot plate pada suhu 700C dan diaduk sampai beeswax larut sempurna



5.



16



10 gram cocoa butter ditimbang dan dimasukkan ke dalam adonan



6.



Diambil 10 mL minyak kelapa murni (VCO) dan dimasukkan ke dalam adonan



7.



Diaduk sampai cocoa butter larut sempurna dan dipertahankan suhu 700C



8.



Ditambah 2 kapsul vitamin E



9.



Ditambahkan parfum 10 tetes



10. Adonan didinginkan dalam penangas air sampai terbetuk seperti gel 11. Ditambahkan 20 mL akuades hangat dan diaduk adonan Catatan: minimal penambahan akuades hangat 20 mL, bisa lebih sesuai kekentalan yang dikehendaki.



E. Pembahasan Percobaan ini berjudul pembuatan handbody lotion yang bertujuan membuat handbody menggunakan minyak VCO. Prinsip kerja percobaan ini yaitu pembuatan handbody dengan mengemulsikan minyak zaitun dan beewax dengan pemanasan hingga mencair dan dipadatkan dalam air es. Tahap pertama adalah minyak zaitun dan beeswax dicampurkan dalam gelas beker. Digunakan bahan beeswax yaitu sebagai zat pengemulsi untuk mencampur air dan minyak sehingga dapat bercampur secara merata dan stabil, selain itu juga sebagai pengawet. Sedangkan penambahan minyak zaitun untuk mencegah beeswax berubah bentuk menjadi padat. Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70℃. Pemanasan dimaksudkan agar campuran beeswax dan minyak zaitun dapat mencair dan bercampur



dengan



sempurna.



Campuran



ditambahkan



cocoa



butter



untuk



melengketkan kulit karena kandungannya terdapat kalsium, potassium, seng dan mangan. Setelah itu ditambahkan VCO yang fungsinya untuk melembabkan dan mengahluskan kulit. Campuran masih dipanaskan dalam suhu 70℃ agar campuran tidak menggumpal. Kemudian ditambahkan vitamin E sebagai antioksidan yang melindungi



kulit dari sinar matahari dan mencegah pengerutan dan penuaan kulit. Ditambahkan juga dengan parfum agar lebih menambah aroma dalam handbody. Terakhir, campuran didinginkan dan dimasukkan ke dalam wadah handbody.



17



F. Foto Kegiatan



Gambar 1. Campuran dipanaskan dengan suhu 70‟ C



Gambar 3. Proses pendinginan



18



Gambar 2. Proses pengadukan



Gambar 4 dan 5. Handbody sudah mulai mengental



Gambar 6. Proses memasukan handbody kedalam wadah



19



Gambar 7. Hasil handbody



PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI A. Tujuan Mengetahui pembuatan lilin aromaterapi.



B. Dasar Teori 1. Lilin Sebelum tahun 1854, lilin terbuat dari bahan baku lemak hewan, malam tawon, dan terkadang diberi campuran asam stearin (Saraswati, 1985). Lilin lemak



hewan menimbulkan asap hitam dan bau tidak sedap, sedangkan lilin dari malam tawon harganya mahal dan sulit didapatkan. Barulah pad apertengahan abad ke20, ditemukan bahan baku lilim yang lebih murah, mudah didapat waktu bakar lebih lama dan lebih mudah diolah, yaitu stearin (Murhananto, 1999). 2. Lilin Aromaterapi Lilin aromaterapi berfungsi ganda, yaitu sebagai alat penerangan, media terapi dan penyegar ruangan. Lilin aromaterapi adalah alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan), yaitu penghirupan uap aroma atsiri dalam wadah yang berisi air panas. Lilin aromaterapi akan menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi bila dibakar (Primadiati, 2002). 3. Parafin Wax Paraffin wax merupakan campuran murni dari padatan hidrokarbon jenuh yang mempunyai rumus umum CnH2n+1. Paraffin wax memiliki organoleptis tidak berbau, tidak berwarna dan merupakan padatan putih (Rowe dkk, 2009). Paraffin wax memiliki berat molekul rata-rata 300-700 gram/mol. Titik leleh dari parafin wax adalah 45-65°C. Paraffin wax memiliki sifat basa karena memiliki pH 11 (Mozes, 1983) 4. Stearic Acid Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam heksadekanoat, C16H32O2 (Ditjen POM, 1979). Pemberian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin. Titik lebur : 54°C. Titik didih : 384°C.



20



Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol; benzena kloroform; aseton; karbon tetraklorida; karbon disulfida; amil asetat dan toluen (Merck, 1976). 5. Minyak Nilam Fungsi minyak nilam dalam industri parfum adalah untuk mengfiksasi bahan pewangi dan mencegah penguapan sehingga wangi tidak cepat hilang, serta membentuk bau yang khas dalam suatu campuran (Kateren, 1985).



C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gelas beker 250 mL



g. Sendok sungu



b. Gelas beker 50 mL



h. Spatula



c. Pisau



i. Cetakan lilin



d. Gelas ukur 5 mL



J. Pengaduk gelas



e. Gelas arloji besar



k. Statif + klem



f. Termometer



l. Botol akuades



2. Bahan a. Parafin solid 25 gram b. Stearic acid/asam stearat 2,5 gram c. Pewarna lilin (krayon) d. Minyak nilam 2 ml e. Pewangi



D. Cara Kerja 1. Menimbang asam stearat sebanyak 2,5 ml dan parafi sebanyak 25 ml. 2. Asam stearat dipanaskan sampai suhu 55°C, kemudian ditambahkan pewarna



minyak (krayon) dipanaskan sampai suhu 65-70°C dan diaduk sampai suhu 40°C. 3. Parafit dipanaskan sampai suhu 50 °C 4. Asam stearat dan parafit dicampurkan dan diaduk menjadi satu, kemudian ditambahkan minyak mawar (parfum) pada suhu 40°C dan minyakn nilam untuk mengikat minyak mawar.



21



5. Campurn hasil akhir dimasukkan dalam cetakan disertai dengan pengadukan supaya tidak terbentuk gelembung.



E. Pembahasan Bahan dasar dari pembuatan lilin aromaterapi adalah asam strearat, parafin, pewarna dan juga minyak nilam. Pada pembuatan lilin aromaterapi, terlebih dahulu asam stearat dipanaskan pada suhu 55°C agar asam stearat yang semula berwujud padat menjadi cair. Karena titik leleh dari asam stearat adalah sekitar 69-70 °C. Asam stearat ini berfungsi untuk membuat keras lilin. Hal ini dikarenakan asam stearat akan menjadi padat setelah dingin. Semakin banyak asam stearat yang digunakan maka akan menghasilkan struktur yang padat dan kristal. Selanjutnya dalam asam stearat di tambahkan pewarna krayon yang sudah di iris tipis-tipis. Pemberian crayon adalah untuk memberikan warna pada lilin agar lebih menarik. Paraffin juga dipanaskan pada suhu 40°C, karena titik leleh parafiin adalah 4766 °C. Permanasan ini bertujuan untuk mencairkan paraffin yang berbentuk kristal. Fungsi dari penambahan paraffin pada pembuatan lilin adalah sebagai bahan bakar untuk lilin agar lilin dapat terbakar. Selanjutnya asam stearat yang telah ditambahkan crayon dicampur dengan paraffin. Pencampuran ini bertujuan agar paraffin dapat keras, karena paraffin memiliki sifat yang cenderung lembek dan lentur pada temperatur dibawan titik leburnya. Kemudian menambahakan parfum ke dalam lilin agar berbau harum dan juga di gunakan sebagai aromaterapi. Selain itu parfum juga ditambahkan minyak nilam. Minyak nilam berfungsi untuk mengikat parfum agar tidak menguap karena minyak nilam bersifat volatil. Penambahan minyak nilam juga dilakukan pada suhu 40°C, hal ini mencegah komponen volatil minyak mudah menguap dan rusak. Campuran hasil akhir kemudian dimasukkan ke dalam cetakan



lilin dan sambil diaduk agar tidak terbentuk gelembung. Sumbu yang digunakan pada pembuatan lilin harus 100% berasal dari bahan cotton, karena bahan cotton akan mudah terbakar dan lebih awet.



22



F. Foto Kegiatan



Gambar 1. Proses pemanasan asam



Gambar 2. Proses pemberian



stearat dan parafin



warna



Gambar 3. Proses memasukan lilin dalam cetakan



23



Gambar 4. Hasil lilin aromaterapi



24



PEMBUATAN SHAMPO MOBIL A. Tujuan Percobaan Mengetahui pembuatan shampo untuk mencuci mobil.



B. Dasar Teori Sampo motor atau mobil adalah suatu detergen yang sekarang sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan yang penting dalam pembuatan sampo ini adalah surfaktan, yaitu LABS (Linier Alkyl Benzene Sulfonat) atau kadang disebut juga Linier Alkyl Benzene (LAS) dan surfaktan penunjang yaitu SLS (Sodium Lauryl Sulfonat). Surfaktan (Surface Active Agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Molekul surfaktan mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrofobik). Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air teknologi pembuatan sampo motor



atau mobil ini termasuk salah satu teknologi tepat guna dalam pembuatannya. Karena dalam proses pembuatannya tidak memerlukan alat yang canggih dan proses yang rumit. Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah



25



merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil. (Jatmika, 1998) Komponen yang paling penting dari sistem deterjen adalah surfaktan. Sistem bahan pembersih pertamapada sabun adalah surfaktan. Terbentuk dari lemak nabati maupun hewani ditambah air dan alkali. Hal ini merupakan



salah satu alasan



mengapa tahun 1940-an,sabun mulai diganti dengan sintetisdeterjen, yaitu, kombinasi sintetis surfaktan, sebagian besar alkylbenzene sulfonat (ABS), dan zat pembangun pentasodium tripolifosfat (STPP). Faktor lingkungan menyebabkan penggantian ABS



oleh alkylbenzene linier sulfonat (LAS), dan penggantian STPP oleh zeolit, karena pembangunnya lebih kompleks (Bailey, 1996). Surfaktan, termasuk sabun, memiliki struktur bipolar, terdiri dari baik hidrofobik (ekor) dan kelompok hidrofilik (kepala). Sebagai hasil dari struktur bifunctional, surfaktan memiliki banyak sifat fisik yang unik. Dalam larutan, surfaktan berkonsentrasi sebagai monolayers di daerah antar muka antara dua fase konstanta dielektrik yang berbeda atau polaritas. Contoh daerah antarmuka adalah minyak dan air atau udara dan air. Bagian hidrofilik preferentially solubilizes dalam fase polaritas kutub atau lebih tinggi, sedangkan hidrofobikbagian secara istimewa solubilizes dalam tahap polaritas nonpolar lebih rendah. Kehadiran surfaktan pada antarmuka memberikan stabilitas di antarmuka dengan menurunkan total energi pada permukaan (Bailey, 1996). Sodium lauril sulfat (SLS), atau natrium deodecil sulfat (NaDS atau C12H25SO4Na) adalah surfaktan anionoik yang digunakan dalam membersihkan lemak, dan pada produk-produk untuk kebersihan. Molekul ini memiliki 12 atom karbon, yang melekat pada gugus sulfat, dan memberikan sifat amphiphilic yang dibutuhkan deterjen. SLS adalah surfaktan yang sangat efektif dan digunakan untuk menghilangkan noda berminyak dan residu. Sebagai contoh, SLS ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi pada produk industry, termasuk degreasers mesin, pembersih lantai, sampo mobil. Penggunaan SLS dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu pada pembuatan pasta gigi, shampoo rambut, dan busa cukur. Sodium lauril sulfat



26



merupakan komponen penting dalam formulasi untuk efek penebalan busa dan kemampuannya untuk menciptakan busa (Marrakchi, 2006).



C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gelas beker 100 mL b. Botol akuades c. Pengaduk 2. Bahan a. Texapon 10 gram



e. Gliserin 1 mL



b. NaSO4 1,75 gram



f. EDTA 0,2 gram



c. Akuades 100 mL



g. parfum secukupnya



d. Comperland 4 mL



h. Propilen glikol 1 mL



D. Cara Kerja 1. Ambil 10 gram texapon dan 1 gram NaSO4, lalu masukkan bersama-sama ke dalam gelas beker. 2. Tambahkan 60 mL akuades sedikit demi sedikit ke dalam campuran lalu aduk sampai mengental 3. Tambahkan comperland sebanyak 4 mL kemudian aduk sampai mengental 4. Tambahkan 20 mL akuades ke dalam campuran, lalu tambahkan 0,75 gram NaSO4 ke dalam campuran. 5. Tambahkan 1 mL gliserin disertai pengadukan supaya homogen 6. Tambahkan 0,2 gram EDTA bersamaan dengan 1 ml H2O, aduk sampai homogeny 7. Tambahkan 19 mL akuades dan parfum secukupnya



8. Tambahkan 1 mL Propilen glikol, aduk sampai homogen.



27



E. Pembahasan Shampoo mobil adalah suatu detergen yang sebagian besar bahannya terdiri dari surfaktan, yaitu suatu molekul senyawa yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan cmpuran yang terdiri dari minyak dan air sehingga dapat mengangkat kotoran yang menempel pada bodi kendaraan. Untuk mengangkat kotoran pada mobill dengan surfaktan, beberapa bahan pokok yang diperlukan adalah NaSO4 dan texapon. Pembuatan shampoo mobil diawali dengan pencampuran texapon dengan NaSO4 yang kemudian diencerkan dengan menambahkan akuades. Texapon sebagai surfaktan berfungsi untuk mengangkat kotoran. Texapon dapat menyatu dengan air dan dapat menghasilkan busa. Sedangkan NaSO4 berfungsi untuk membantu mencampur bahan serta mempercepat kelarutan texapon. NaSO4 ini dapat mempercepat pengangkatan kotoran, selain itu NaSO4 juga digunakan sebagai pengental.



Pengenceran



dengan



menambahakan



akuades



berfungsi



untuk



mempercepat pencampuran kedua larutan. Perlakuan selanjutnya adalah penambahan comperland untuk penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil. Comperland juga berfungsi sebagai pengental. Ketika larutan sudah mengental, campuran ditambahkan akuades dan NaSO4 untuk mempercepat kearutan. Perlakuan selanjutnya adalah penambahan gliserin yang berfungsi untuk membuat mobil mengkilat. Setelah campuran homogen, ditambahkan EDTA



yang bermanfaat



untuk



mengawetkan cairan shampoo. Kemudiian



ditambahkan akuades untuk mempermudah pelarutan. Setelah homogen, ditambahkan parfum agar mobil menjadi wangi penambahan terakhir adalah propilen glikol yang berfungsi untuk mengikat parfum agar tidak cepat menguap karna parfum berfifat volatile.



28



F. Foto Kegiatan



Gambar 1 dan 2. Proses Pencampuran sambil pengadukan



Gambar 3. Hasil shampo mobil



29



PEMBUATAN BROWNIES SALAK A. Tujuan Percobaan Mengetahui pembuatan brownies dengan menggunakan buah salak



B. Dasar Teori Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni Salacca sumatrana Beccari. Salacca zalacca sendiri dibedakan lagi atas 2 varietas, yakni Salacca zalacca Var. Zalacca dari Jawa dan



Salacca zalacca Var amboinensis (Becc) Mogea dari Bali dan Pulau ambon. Varietas salak dibedakan berdasarkan tekstur daging buah, warna kulit buah, besar buah, aroma dan rasa daging buah. Beberapa yang terkenal di antaranya salak Padangsidempuan dari Sumatra utara, salak condet dari Jakarta, salak pondoh dari Jogyakarta dan salak Bali yang berasal dari Bali. Salak pondoh dan salak bali merupakan varietas salak yang memiliki nilai komersial tinggi (Schuling dan Mogea 1992) Salak merupakan salah satu komoditas unggulan buah asli Indonesia dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Potensi yang unggul dari salak ini untuk agribisnis telah memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani. Keragaman genetik salak yang tinggi memungkinkan tanaman ini dikembangkan untuk memperoleh varietas unggul (Utama et al. 2006). Brownies merupakan salah satu kue yang sering ditemukan dan digemari oleh masyarakat. Brownies memiliki berbagai macam sejarah yang belum diketahui kebenarannya beredar hingga kini. Brownies merupakan salah satu jenis cake yang berwarna coklat kehitaman dengan tekstur sedikit lebih keras dari pada cake. (Astawan 2009:51). Bahan dasar dari brownies adalah tepung terigu dengan protein sedang. Tepung terigu diolah dari biji gandum melalui proses penggilingan kemudian dikembangkan menjadi beragam makanan, dimana yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi berbagai negara termasuk Indonesia adalah roti, mie, produGandum merupakan tanaman pangan penting di dunia. 20% dari bahan makanan (kalori) yang dikonsumsi di dunia berasal dari gandum, 20% beras, dan



30



60% lainnya adalah jagung, kentang, dan lain – lain. Gandum memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis sereal lainnya, yaitu kandungan protein gandum lebih tinggi bila dibandingkan dengan padi dan jagung (Malik Chaerul, 2011). Telur



berfungsi



mengikat



bahan



lain,



membangun



struktur



bolu,



melembabkan, dan memberikan rasa gurih. Sifat putih telur adalah mengeraskan adonan, sedangkan kuning telur memberi efek empuk dan meningkatkan cita rasa (Budi Sutomo, 2008:12). Penulis menggunakan vanili bubuk sebagai salah satu penguat harum dari Brownies. Sementara minyak goreng dalam pembuatan Brownies bertujuan untuk menjaga daya tahan Brownies. Soda kue dipakai berfungsi sebangai pengembang brownies apabila tidak menggunakan tidak apa-apa, kue akan terasa lebih lembut, tetapi kadang tidak mengembang. Gula berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, minuman, ataupun segala jenis aneka masakan. Gula kastor sering digunakan dalam pembuatan kue kering maupun bolu karena memiliki tekstur yang lebih halus sehingga mudah larut. Gula kastor dapat dibuat sendiri dengan menghaluskan gula pasir yang diproses dengan menggunakan blender kering (Fifi Erdia,2014:12).



C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Mixer b. Baskom c. Loyang d. Sendok



e. Blender f. Kompor g. Tempat pengukus



31



2. Bahan a. Tepung terigu



f. Susu kental manis



b. Telur 3 butir



g. Salak sekitar 350 gram



c. Gula 125 gram atau sesuai selera



h. Air



d. Vanili secukupnya



i. Minyak goreng 100 ml



e. Soda kue setengah sdt



D. Cara Kerja 1. Salak a. Kupas salak 13 biji dan keluarkan biji salak dari daging buah b. Iris salak dan di masukkan dalam blender c. Blender sampai halus 2. Brownies salak a. Pecahkan 3 butir telur kedalam baskom b. Masukkan gula c. Tambahkan vanili d. Kemudian di mixer dengan kecepatan sedang sampai gula larut atau sampai telur dan gula berwarna putih pucat (sudah mengembang). e. Setelah itu masukkan soda kue, susu kental manis, dan tepung terigu sedikit demi sedikit f. Setelah itu di mixer kembali sampai adonan merata g. Masukkan salak yang sudah di blender sambil di mixer h. Masukkan minyak goreng sebanyak 100 ml. i. Kemudian masukkan adonan kedalam loyang, sebelum dimasukkan dalam loyang jangan lupa mengolesskan minyak dan tepung pada loyang sampai merata supaya tidak lengket ketika mengeluarkan dari loyang



j. Dikukus sampai matang, sekitar 45 menit.



E. Pembahasan Percobaan ini berjudul pembuatan brownies salak yang bertujuan mengetahui pembuatan brownies dengan menggunakan buah salak. Prinsip kerja percobaan ini



32



yaitu sama halnya seperti pembuatan kue brownies kukus pada umumnya, namun pada percobaan ini digunakan buah salak sebagai komponen utama browniesnya. Salak yang sudah dikupas, kemudian di belender bertujuan untuk membuat salak lebih berasa ketika di dalam brownies dan untuk membuat tekstur brownies lebih lembut. Jika tidak diblender ciri khas atau rasa dari brownies salak ini tidak terlalu menonjol. Pada pembuatan brownies salak hal pertama yang dilakukan adalah dengan memasukkan telur, gula dan vanili terlebih dahulu bertujuan untuk membuat gula larut dan telur mengembang ketika di mixer, jika langsung menambahkan bahanbahan yang lain akan gagal karena gula belum larut dan telur tidak dapat mengembang



secara



maksimal.



Dan



penambahan



vanili



bertujuan



untuk



menghilangkan aroma amis pada telur serta memberikan aroma khas vanili. Setelah gula larut dan telur mengembang atau sudah berwarna putih pucat. Selanjutnya adalah dengan memasukkan soda kue, bertujuan untuk membuat kue mengembang, kemudian penambahan susu bertujuan untuk membuat kue lebih enak dan bergizi, dan setelah itu masukkan tepung terigu yang merupakan salah satu bahan dasar dari pembuatan brownies, dimasukkan sedikit demi sedikit sampai merata, kemudian di mixer kembali. Seteah itu baru memasukkan salak yang sudah di blender kedalam adonan, penambahan salak bertujuan untuk memberi rasa salak pada brownies dan kemudian yang terahir memasukkan minyak goreng kedalam adonan bertujuan untuk membuat kue lebih lembut dibandingkan dengan menggunakan mentega, apabila menggunakan mentega lebih baik dilelehkan terlebih dahulu. Dan kemudian dikukus selama 45 menit bertujuan supaya brownies matang sempurna, brownies rasa salak siap di santap. Apabila ingin menambahkan toping brownis seperti brownies pada umumnya bisa menanmbahkan coklat, keju, kacang atau missis sebagai toping. Pemilihan salak sebagai inovasi adalah karena salak merupakan potensi lokal



yang banyak kita jumpai di daerah kita, harga salah yang relatif murah Rp 4000 – Rp 7000 membuat kami ingin mengolah salak dengan memamfaatkan potensi lokal, dengan olahan salak akan memberikan harga yang sesuai bahakan dapat dikatakan tinggi.



33



F. Foto Kegiatan



Gambar 1. Bahan-bahan yang digunakan



Gambar 2. Salak segar dikupas



Gambar 3. Daging salak dipisahkan dengan bijinya



Gambar 4. Daging salak diblender



34



Gambar 5. Proses pengocokan adonan



Gambar 6. Brownies salak yang sudah dikukus



Gambar 7. Brownies salak dengan potongan



Gambar 8. Brownies salak tanpa



buah salak



potongan buah



35