Modul Sejarah Kelas X (Semua Jurusan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 1



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS KONSEP DASAR ILMU SEJARAH Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Siswa



Judul Elemen



Tugas Konsep Dasar Ilmu Sejarah



Deskripsi



Kelas



Menjelaskan pengertian sejarah secara etimologi dan terminologi Menyebutkan ciri-ciri sejarah sebagai sebuah peristiwa, kisah, ilmu dan seni Mengklasifikasikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni Menjelaskan urutan sejarah secara kronologi dan periodisasi Menyimpulkan kegunaan mempelajari sejarah ( guna edukatif, rekreatif, inspiratif, instruktif) X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



1 / 2JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Gambar peristiwa sejarah



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



1.1 Menjelaskan pengertian sejarah secara etimologi dan terminologi 1.2 Menyebutkan ciri-ciri sejarah sebagai sebuah peristiwa, kisah, ilmu dan seni 1.3 Mengklasifikasikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni 1.4 Menjelaskan urutan sejarah secara kronologi dan periodisasi 1.5 Menyimpulkan kegunaan mempelajari sejarah ( guna edukatif, rekreatif, inspiratif, instruktif)



PERTEMUAN 1 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)



  



Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam pembelajaran Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu tentang sejarah? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas konsep dasar ilmu sejarah?



KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang konsep dasar ilmu sejarah melalui ppt (10 Menit)  Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit)  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang mengklasifikasikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni, menjelaskan urutan sejarah secara kronologi dan periodisasi dan menyimpulkan kegunaan mempelajari sejarah ( guna edukatif, rekreatif, inspiratif, instruktif) (20 Menit)  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit)  Dengan dibimbing guru Menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit)  Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran? Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan



  



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawa ini : 1. Apa pengertian sejarah secara etimologi ? 2. Apa pengertian sejarah secara terminologi?



LAMPIRAN RINGKAS MATERI KONSEP DASAR ILMU SEJARAH A. Pengertian Sejarah a. Pengertian sejarah secara etimologis Kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajaratun, artinya pohon. sebuah pohon terdiri dari akar, dahan, ranting dan daun sehingga sejarah diartikan sebagai asal usul , riwayat dan silsilah yang menyerupai sebuah pohon dalam bahasa arab ilmu yang mempelajari kisah masa lalu di kenal dengan istilah Tarikh. Di Eropa , sejarah dikenal dengan istilah history (Inggris) , histoire (Perancis) , storia (Italia) , semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu historia yang artinya orang pandai sementara dalam bahasa Belanda sejarah disebut dengan geschiedenis (terjadi), dalam bahasa jerman disebut  geschichate (sesuatu yang terjadi) dengan demikian sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa lampau dari kehidupan manusia. Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau dapat masuk kedalam ruang lingkup sejarah, hanya kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya dan masa-masa berikutnya. b. Pengertian sejarah secara terminologi Sejarah merupakan kajian masa-masa kebe;akang saat manusia telah mengetahui tulisan sejatah pada saat peristiwa atau momen yang benar-benar berlangsung pada saat lampau. c. Pengertian sejarah menutut para ahli Pengertian sejarah menurut para ahli berikut: 1. Herodotus (484 - 425), ia mengatakan sejarah bukan berkembang dan bergerak ke depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak melingkar. 2. Ibnu Khaldun (1332-1406), mendefinisikan sejarah adalah catatan tentang manusia dan peradabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata dengan segala sebab dan akibatnya. 3. R.G. Collingwood (1889 - 1943) mendefinisikan sejarah sebagai penyelidikan tentang hal – hal yang telah dilakukan manusia pada masa lampau. 4. Sartono Kartodirdjo (1921 - 2007), menurut beliau, pada hakekatnya sejarah dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah objektif dan sejarah subjektif. Sejarah yang objektif adalah sejarah yang menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri. Adapun sejarah yang subjektif adalah sejarah yang telah dipengaruhi oleh emosi dan pikiran sejarawan atau penulis sejarah tentang suatu peristiwa. 5. R. Mohammad Ali, mendefinisikan sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan yang memang benar– benar terjadi di sekitar kita. 6. Muhammad Yamin (1903 - 1962), mendefinisikan sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari berbagai peristiwa yang dapat dibuktikan. B. Ruang Lingkup Ilmu Sejarah 1. Sejarah sebagai peristiwa. Sejarah sebagai peristiwa diartikan sebagai peristiwa masa lampau manusia yang benar-benar terjadi (histoire realita), sehingga hanya terjadi satu kali saja , yaitu pada saat kejadiannya sedang berlangsung, sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada masa-masa selanjutnya.  Ciri utama dari Sejarah sebagai peristiwa adalah abadi unik dan penting.Tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. 2. Sejarah sebagai kisah. Sejarah sebagai kisah (histoire reite) , dapat diartikan sebagai rekontruksi peristiwa masa lampau oleh manusia masa kini melalui berbagai fakta dan fenafsiran. sejarah sebagai kisah dapat kita baca dalam berbagai buku sejarah , majalah atau Koran, atau pada saat guru



menjelaskan Sejarah sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena tergantung pada interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah. Subjektivitas terjadi lebih banyak diakibatkan oleh faktorfaktor kepribadian si penulis atau penutur cerita. 3. Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah peristiwa masa lampau manusia, maka ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau manusia. Sejarah sebagai ilmu sama dengan ilmu-ilmu lainnya . sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: empiris, mempunyai obyek : sama seperti disiplin ilmu lain, sejarah mempunyai obyek, teori dan metode 4. Sejarah sebagai seni. Sejarah dapat berperan sebagai seni yang mengedepankan nilai estetika. Dithley menyatakan bahwa sejarah adalah pengetahuan tentang cita rasa. Sejarah sebagai seni dapat menuntun kita kepada realitas bahwa pelaku sejarah adalah manusia yang memiliki intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa tersendiri. Sejarawan diharapkan bisa menghadirkan peristiwa sejarah seolaholah dialami oleh pembaca sejarah. C. Generalisasi, Periodisasi Sejarah dan Kronologi Sejarah a. Generalisasi Generalisasi adalah usaha penyimpulan dari khusus ke umum dengan tujuan untuk saintifikasi dan simplifikasi. Salah satu bentuk generalisasi adalah periodisasi b. Periodisasi sejarah Periodisai sejarah berarti pembabakan peristiwa sejarah berdasarkan rentan waktu. Tujuan di buatnya periodisasi adalah membuat peristiwa sejarah menjadi rapi dan runut. Hal ini mempermudah orang-orang menverifikasi dan menginterpretasi sejarah bersangkutan. Penyusunan periodisasi sejarah  bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari sejarah. Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya. dalam rentang waktu itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan perubahan dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka digunakan pemisahan yang biasanya didasarkan pada momentum tertentu. Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan periodisasi sejarah. c. Kronologi sejarah Karena kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap kurun waktu, maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu harus dikelompokan berdasarkan bentuk atau jenis tertentu (periodisasi) . setelah itu barulah disusun secara kronologis (berdasarkan urutan waktu kejadian). Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut, sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat). Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik, bukan sebagai sejarah. D. Kegunaan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Dengan demikian mempelajari sejarah banyak kegunaannya atau manfaatnya, antara lain sebagai berikut: 1. Edukatif Maksudnya adalah bahwa sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah juga mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk dalam berperilaku. Orang sering berkata “Belajarlah dari Sejarah“ atau “Sejarah mengajarkan kepada kita” atau “Perhatikanlah pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh sejarah”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat memberikan pelajaran dan mendidik kita. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran,



kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, pelajaran-pelajaran sejarah juga banyak memberikan pengajaran moral, kebijaksanaan, dan kearifan. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan masyarakat, baik pada masa sekarang atau masyarakat sebelumnya. Keberhasilan di masa lampau akan dapat memberi pengalaman pada masa sekarang. Sebaliknya, kesalahan masyarakat di masa lampau akan menjadi pelajaran berharga yang harus diwaspadai di masa kini. Dengan mempelajari sejarah, orang dapat menemukan hukum yang menguasai kehidupan manusia, bahkan dengan belajar sejarah kita dapat berbuat bijaksana untuk menghadapi masa depan (ingat belajar sejarah akan bijaksana lebih dahulu). Oleh karena itu, belajarlah dari sejarah karena sejarah dapat mengajarkan kita apa yang telah dilakukan sebelumnya. Janganlah sampai kita melupakan sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya. Masa lalu harus menjadi pelajaran dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sejarah adalah guru kehidupan, sebagaimana pepatah yang menyatakan “Historia magistra vitae”. 2. Inspiratif Sejarah memberikan ilham atau inspirasi kepada kita, tindakan-tindakan kepahlawanan dan peristiwaperistiwa gemilang pada masa lalu dapat mengilhami kita semua pada taraf perjuangan yang sekarang. Kegunaan atau fungsi inspiratif ini terkait dengan suatu proses untuk memperkuat identitas dan mempertinggi dedikasi sebagai suatu bangsa. Dengan menghayati berbagai peristiwa dan kisah-kisah kepahlawanan, memperhatikan karya-karya besar dari para tokoh, akan memberikan kebanggaan dan makna yang begitu dalam bagi kita. Karena itu, dengan mempelajari sejarah akan dapat mengembangkan inspirasi, imajinasi dan kreativitas generasi yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara. Fungsi inspirasi juga dapat dikaitkan dengan sejarah sebagai pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah, seseorang dapat mengembangkan inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dapat menerima atau menolak pelajaran yang terkandung dalam peristiwa sejarah yang dimaksud. Kaitannya dengan fungsi inspiratif, C.P. Hill juga menambahkan bahwa belajar sejarah dapat menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap perjuangan dan pemikiran serta karya-karya tokoh pendahulu. Di Indonesia sejarah yang berfungsi inspiratif seringkali dijalin di sekitar perjuangan para pahlawan pembela kemerdekaan selama masa imperialisme dan kolonialisme Barat. 3. Instruktif Yaitu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Misalnya, kegunaan dalam rangka pengajaran dalam salah satu kejuruan atau keterampilan seperti navigasi, teknologi, persenjataan, jurnalistik, taktik militer dan sebagainya. Fungsi dan kegunaan sejarah ini disebut sebagai kegunaan yang bersifat instruktif karena mempunyai peran membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau keterampilan (instruksi). Dalam hal ini sejarah dapat berperan dalam upaya penyampaian pengetahuan dan keterampilan kepada subjek belajar. Fungsi ini sebenarnya banyak dijumpai, tetapi nampaknya kurang dirasakan, atau kurang disadari, karena umumnya terintegrasi dengan bahan pelajaran teknis yang bersangkutan. Peninggalan-peninggalan sejarah pada dasarnya merupakan hasil dari keterampilan manusia pada masa itu. Keterampilan-keterampilan yang ditunjukkan oleh masyarakat pada masa lalu pada dasarnya dapat menjadi pengajaran bagi manusia sekarang dalam mengembangkan keterampilan, misalnya keterampilan dalam seni. Berbagai karya dapat memberikan pengembangan keterampilan misalnya seni bangunan, seni lukis, seni rupa, seni ukir, pelayaran, bertani, berkebun, dan berbagai keterampilan teknis lainnya. Peninggalan bangunan masa lalu, sebagaimana telah dicontohkan dengan candi yang memiliki nilai seni sangat tinggi. Selain teknik cara membangun yang sudah maju, dalam candi itu terdapat ukiran-ukiran yang sangat indah. Keterampilan-keterampilan yang ada pada contoh bangunan candi dapat kita pelajari. Kita bisa belajar bagaimana cara membangun suatu bangunan yang indah dan kokoh, bagaimana mengukir batu dengan ukiran yang sangat indah. 4. Rekreatif Sejarah pada fungsi rekreatif ini, sebagai pendidikan keindahan, menekankan pada upaya untuk menumbuhkan rasa senang untuk belajar dan menulis sejarah. Kalau yang dipelajari berkait dengan sejarah naratif dan isi kisahnya mengandung hal-hal yang terkait dengan keindahan, dengan romantisme, maka akan melahirkan kesenangan estetis.



Seperti halnya dalam karya sastra yakni cerita atau roman, sejarah juga memberikan kesenangan estetis, karena bentuk dan susunannya yang serasi dan indah. Kita dapat terpesona oleh kisah sejarah yang baik sebagaimana kita dapat terpesona oleh sebuah roman yang bagus. Dengan sendirinya kegunaan yang bersifat rekreatif ini baru dapat dirasakan jika sejarawan berhasil mengangkat aspek seni dari cerita sejarah yang disajikan. Sejarah dapat juga memberikan kesenangan lain kepada kita. Kesenangan ini berupa “wisata intelektual” yang dipancarkannya kepada kita. Tanpa beranjak dari tempat duduk kita dapat dibawa oleh sejarah menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, baik jauh tempat maupun jauh waktunya. Kita diajak untuk berwisata ke negeri-negeri nan jauh disana, menyaksikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam suasana yang berbeda dengan suasana kita sekarang. Kita akan terpesona oleh pemandangan pada masa lampau yang dilukiskan oleh sejarawan. Dengan penuh minat kita akan berkenalan dengan cara hidup, kebiasaan dan tindakan yang berlainan dengan yang kita alami sekarang. Jadi, seolah-olah kita sedang berekreasi ke suasana masa lalu dan memberikan kepuasan dalam bentuk "pesona perlawatan". Proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa di masa lampau memungkinkan orang untuk bercermin diri. Orang yang maju akan lebih dinamis sebab melihat adanya masa depan yang cerah yang didasarkan pada pengalaman masa lalu yang indah dan menarik. 5. Memberikan Kesadaran Waktu Kesadaran waktu yang dimaksud adalah kehidupan dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya terus berjalan melewati waktu. Kesadaran itu dikenal juga sebagai kesadaran akan adanya gerak sejarah. Kesadaran tersebut memandang peristiwa-peristiwa sejarah sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa sekarang sangat menentukan masa yang akan datang. Waktu terus berjalan pada saat seorang atau suatu bangsa mulai menjadi tua dan digantikan oleh generasi berikutnya. Bahkan waktu terus berjalan pada saat seseorang atau suatu bangsa hanya bersenangsenang dan bermalas-malasan, atau sebaliknya, seseorang atau suatu bangsa sedang membuat karya-karya besar. Dengan memiliki kesadaran sejarah yang baik, seseorang akan senantiasa berupaya mengukir sejarah kehidupannya sebaik-baiknya. 6. Memperkokoh Rasa Kebangsaan (Nasionalisme) Suatu bangsa adalah suatu kelompok sosial yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak perbedaan. Terbentuknya suatu bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar di masa lampau dan adanya kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar bersama di masa yang akan datang. Sebagai contoh Bangsa Indonesia sejak zaman prasejarah telah memiliki kesamaan sejarah. Kemudian memiliki zaman keemasan pada zaman Sriwijaya, Mataram Hindu-Buddha, dan Majapahit. Setelah itu bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan selama ratusan tahun. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tersebut menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa solidaritas, mempertebal semangat kebangsaan, memperkokoh identitas nasional dan kepribadian bangsa. SOAL LATIHAN PERTEMUAN 1 1. Apa pengertian sejarah secara etimologi ? ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ............................ 2. Apa pengertian sejarah secara terminologi? ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Intruksi Tugas Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________



Kelas



: ________________________________________



Kerjakanlah soal-soal berikut dengan kelompokmu! 1. Isilah tabel berikut! No.



Ruang Lingkup Sejarah



2.



Sejarah sebagai kisah



3.



Sejarah sebagai ilmu



4.



Sejarah sebagai seni



1.



2.



No.



Ciri-ciri



Sejarah sebagai peristiwa



Buatlah kesimpulan tentang kegunaan mempelajari ilmu sejarah!



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan 1-4



1. 2.



1-4



Jumlah Skor



3. 4.



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan



4



yang efektif) b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2 1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



a. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :   Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas  Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang



telah disampaikan Asesmen Sumatif Terst Akhir Pembelajaran 1. Sejarah adalah ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadiankejadian, dan peristiwa yang merupakan realitas dari masa lalu. Pernyataan tersebut merupakan pengertian sejarah menurut …. a. R.G. Collingwood b. Kuntowijoyo c. Sartono Kartodirdjo d. R. Moh. Ali e. Ibnu Kholdun 2. Istilah sejarah yang berasal dari kata dalam bahasa Belanda, yaitu …. a. geschichte b. geschiedenis c. syajarotun



3.



4.



5.



6.



d. history e. Historia Pengertian sejarah sebagai kisah adalah …. a. menunjukkan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau b. peristiwa masa lampau yang diceritakan sendiri oleh pelakunya c. peristiwa atau kejadian yang sudah tidak mungkin terjadi lagi d. peristiwa masa lampau yang telah disusun menjadi tulisan atau buku e. pengetahuan tentang masa lampau yang berkembang dalam tradisi lisan Pecahnya Perang Dunia II di Eropa disebabkan oleh serangan Jerman terhadap Polandia. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah bersifat …. a. kontinuitas b. anakronis c. kausalitas d. unik e. Logis Sebagai sebuah ilmu, sejarah memiliki syarat-syarat sebagai berikut, kecuali…. a. memiliki teori b. bersifat empiris c. memiliki metode d. memiliki objek e. memiliki rumus pasti Catatan kejadian-kejadian secara singkat dari waktu ke waktu secara berurutan disebut …. a. kronologi b. sistematika c. periodisasi d. kronik



e. Alur 7. Pembagian sejarah menjadi masa Hindu–Buddha, masa Islam, dan masa kolonial Barat merupakan contoh …. a. kronik b. sistematis c. historiograf d. periodisasi e. Kronologi 8. Sejarah memiliki sifat unik karena pada hakikatnya suatu peristiwa sejarah tidak dapat terulang atau terjadi lagi sama persis. Dengan demikian, sejarah memiliki posisi sebagai …. a. pelajaran b. peristiwa c. kisah d. seni e. Ilmu 9. Peristiwa sejarah dapat mengilhami jiwa kepahlawanan seseorang. Pernyataan di atas yang paling tepat adalah manfaat sejarah dari segi …. a. edukatif b. rekreatif c. instruktif d. inspiratif e. Pedagogi 10.Pernyataan di bawah ini yang paling tepat sebagai contoh kegunaan edukatif adalah …. a. kisah sejarah membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme b. kisah sejarah membuat seseorang bijaksana menghadapi masa depan c. kisah sejarah memberikan suatu hiburan kepada para pembacanya d. kisah sejarah mendorong seseorang untuk cinta terhadap tanah air e. kisah sejarah dapat mendorong seseorang menjadi lebih kreatif



MODUL 2



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS DASAR ILMU SEJARAH SEBAGAI PISAU ANALISA UNTUK MENGKAJI PERISTIWA SEJARAH Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Judul Elemen



Siswa



Tugas Dasar ilmu sejarah sebagai pisau analisa untuk mengkaji peristiwa sejarah



Deskripsi



Menjelaskan langkah-langkah penilitian sejarah dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah Menerapkan langkah-langkah penelitian sejarah dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah



Kelas



X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



1 / 2JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Peta konsep langkah-langkah penilitian sejarah



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



2.1 Menjelaskan langkah-langkah penelitian sejarah dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah 2.2 Menerapkan langkah-langkah penelitian sejarah dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah



PERTEMUAN 1 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan  Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam







pembelajaran Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu tentang metode? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas dasar ilmu sejarah sebagai pisau analisa untuk mengkaji peristiwa sejarah?



KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang dasar ilmu sejarah sebagai pisau analisa untuk mengkaji peristiwa sejarah melalui ppt (10 Menit)  Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit)  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang menerapkan langkah-langkah penelitian sejarah dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah (20 Menit)  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit)  Dengan dibimbing guru menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit)  Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran?



2. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? 3. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? 4. Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? 5. Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? 6. Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? 7. Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan   



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawah ini :



1. 2.



Tuliskan enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah menurut Sjamsuddin! Dalam melakukan kritik, terdapat dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal, jelaskan perbedaan antara keduanya!



LAMPIRAN RINGKAS MATERI DASAR ILMU SEJARAH SEBAGAI PISAU ANALISA UNTUK MENGKAJI PERISTIWA SEJARAH



1. Metode dan Metodologi Pengertian metode dan metodologi mempunyai hubungan erat meskipun tetap ada perbedaan. Pengertian metode pada umumnya adalah menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of the English Language(Sjamsuddin, 2007, hal. 12-13): a. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek b. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subjek. c. Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu. d. Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran. e. Suatu cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistik: 1) suatu cara, teknik, atau proses dari atau untuk melakukan sesuatu; 2) suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skills) atau teknik-teknik. Sementara menurut kamus The New Lexicon (1989:628) dalam (Sjamsuddin, 2007, hal. 14) memberikan gambaran tentang pengertian metodologi yaitu suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains. Berkaitan dengan Sejarah, Sartono Kartodidjo dalam (Sjamsuddin, 2007, hal. 14) membedakan metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah. Pendapat lain mengenai metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah (Kuntowijoyo, 1995, hal. xii). Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode sejarah merupakan suatu metode yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumbersumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis. 2.



Fakta Sejarah Fakta adalah hasil dari seleksi data yang terpilih. Fakta menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di



masa lampau. Fakta berasal dari bahasa latin, factus dan facerel, yang artinya selesai atau mengerjakan.



Fakta sejarah adalah fakta – fakta yang berhubungan langsung dengan peristiwa sejarah yang kita teliti. F. J. Tigger mendefinisikan fakta adalah sebagai hasil penyelidikan secara kritis yang ditarik dari sumber – sumber dokumenter (Sidi Gazalba, 1981). Sementara Louis Gottchalk mengartikan fakta sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari sumber sejarah yang dipandang kredibel, setelah diuji secara seksama dengan metode sejarah. Dari pandangan sejarah itu menunjukkan bahwa fakta dalam sejarah adalah rumusan atau kesimpulan yang diambil dari sumber sejarah atau dokumen. Fakta sejarah dibagi menjadi fakta lunak, fakta keras, inferensi dan opini. Berikut adalah penjelasan masing-masing a. Fakta lunak Fakta lunak merupakan fakta yang masih perlu dibuktikan dengan dukungan fakta – fakta lain. Para sejarawan melalui penelitian sumber – sumber sejarah mencoba mengolah sehingga bisa dimengerti. Tetapi bisa saja bahwa apa yang dianggap sebagai fakta belum tentu diterima oleh orang lain, sehingga tidak jarang masih mengundang perdebatan. Contohnya peristiwa supersemar merupakan fakta lunak karena masih dalam perdebatan. b. Fakta keras Fakta keras adalah fakta – fakta yang biasanya sudah diterima sebagai sesuatu peristiwa yang benar, yang tidak lagi diperdebatkan. Fakta ini sering disebut “fakta keras”, fakta yang sudah mapan (established) dan tidak mungkin dipalsukan lagi. Contohnya peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan faakta yang tidak bisa diubah lagi. c.



Inferensi Inferensi merupakan ide – ide sebagai benang merah yang menjembatani antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Ide atau gagasan ini dapat dimasukkan dalam kategori fakta, tetapi masih cukup lemah. Karena inferensi tidak lebih dari suatu pertimbangan logis yang menjelaskan pertalian antara fakta – fakta.



d. Opini Opini mirip dengan inferensi, tetapi opini ini lebih bersifat pendapat pribadi / perorangan. Karena pendapat pribadi maka tidak didasarkan pada konsideran umum. Sedangkan salah satu benntuk informasi sejarah, opini merupakan penilaian (value judgment) atau sangkaan pribadi. Berdasarkan bentuknya fakta sejarah dibagi menjadi 3, yaitu : fakta mental, fakta social, dan artefak a.



Fakta mental Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian, dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya kehidupan manusia, masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak mudah menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanannya.



b.



Fakta Sosial Fakta sosial adalah fakta sosial yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan sistem kemasyarakatan, misalnya interaksi (hubungan)antarmanusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran raja. Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat atau suatu Negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi yang terjaga baik. Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota Indonesia. Ini menandakan Bahwa di kota bersangkutan pernah di tempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun rumah yang beraksitektur dan tidak jauh beda dengan negara asalnya.



c.



Artefak Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan manusia, contohnya candi, patung, dan perkakas.



3.



Penelitian Sejarah Menurut Thomas Jefferson, dalam penulisan sejarah Penelitian sejarah adalah salah satu penelitian



mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang (Sukardi, 2003, hal. 203). Menurut (Sjamsuddin, 2007, hal. 13) penelitian sejarah berhubungan dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang akan diteliti (Sjamsuddin, 2007, hal. 13). Menurut Sjamsuddin (2007, hal. 89) paling tidak ada enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah yaitu: a. Memilih topik yang sesuai b. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik c. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung dengan membuat system card, fotokopi, komputer dan internet. d. Mengevaluasi secara kritis semua bukti yang telah dikumpulkan (kritik sumber) e. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disajikan sebelumnya. f. Menyajikannya dalam suatu cara yang menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin. Penelitian sejarah pada dasarnya adalah penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yang tercakup dalam metode sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Tahapan historiografi merupakan kegiatan penulisan hasil penelitian. Gambar 5.1 menggambarkan metode Sejarah sebagai berikut:



a.



Heuristik Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Heuristik berasal



dari bahasa Yunani, heurikein yang berarti menemukan. Dalam kegiatan penelitian sejarah, heuristic berarti kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan menghimpun jejak-jejak masa lalu berupa sumber-sumber sejarah. Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber (Sobana Hs, 2008, hal. 4). Menurut Carrard (1992) dan Gee (1950) dalam(Sjamsuddin, 2007, hal. 86) heuristik (heuristics) merupakan sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data/materi sejarah/evidensi sejarah. Tahap heuristik ini banyak menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran dan perasaan karena apabila kita mendapatkan yang dicari maka serasa mendapatkan harta karun, sementara jika sudah bersusah payah mencari sumber tetapi tidak berhasil maka rasa frustasi akan muncul. Sumber-sumber sejarah dapat ditemukan di perpustakaan, arsip dan museum, dimana kekayaan perpustakaan, arsip dan museum dapat diketahui dari petunjuk-petunjuk, indeks, bibliografi, katalog, majalah, dan jurnal serta brosur yang meminformasikan kepada sejarawan, peneliti, pengunjung apa saja yang tersedia dalam perpustakaan, arsip atau museum itu yang berhubungan dengan literatur atau dokumen sejarah. Pengetahuan praktis mengenai petunjuk-petunjuk atau indeks-indeks ini dan bagaimana menggunakan perpustakaan dan arsip adalah syarat mutlak bagi penelitian sejarah. Pengetahuan tersebut muncul biasanya selama proses pengumpulan materi itu berlangsung (Sjamsuddin, 2007, hal. 121). Berdasarkan cara memperolehnya sumber-sumber sejarah itu dapat berupa sumber primer dan sumber sekunder, yaitu : 



Data primer, yaitu sumber yang datang langsung dari sumber pertama. Sumber primer dapat berupa keterangan langsung dari pelaku dan saksi sejarah, dokumen asli, laporan atau catatan, foto, benda peninggalan, film, dan artefak.







Sumber sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak kedua seperti buku teks, Koran, majalah, ensiklopedi, tinjauan penelitian, dan referensi-referensi lain.



Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terdiri dari :







Sumber tulisan, yaitu sumber berbentuk tulisan yang mengandung informi tentang suatu peristiwa sejarah. Contoh, prasasti, naskah, buku, dokumen tertulis, arsip, Koran, dan internet.







Sumber benda, yaitu sumber sejarah berbentuk artefak atau hasil-hasil budaya yang ditinggalkan langsung dari zamannya. Contoh, peralatan penunjang kegiatan manusia sehari-hari, senjata, fosil, pakaian, serta bangunan-bangunan bersejarah.







Sumber lisan, yaitu keterangan-keterangan yang diperoleh dari pelaku dan saksi sejarah. Contoh, rekaman pidato, video, hasil wawancara. Untuk melacak sumber-sumber tersebut, sejarawan harus dapat mencari di berbagai tempat seperti di perpustakaan dan kantor arsip atau mengunjungi situs-situs sejarah di internet.



Beberapa masalah yang kerap muncul terkait sumber sejarah yang sudah didapatkan adalah : 



Sumber sudah sangat tua







Sumber tidak boleh sembarangan dibaca (pada daerah tertentu yang boleh membacanya hanya orang-orang tertentu)



b.







Kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan







Lebih banyak menggunakan tulisan angan (sumber tua)







Sumber masih tertutup (batas dibukanya sumber sekitar 25 tahun)



Kritik/Verifikasi Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumbersumber sejarah yang telah



ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas. Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (sistem kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan. Kritik sumber dilakukan setelah peneliti berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya dan tidak menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber tersebut dan menyaringnya secara kritis terutama sumber pertama (Sjamsuddin, 2007, hal. 131). Kritik sumber dilakukan dilakukan baik terhadap bahan materi maupun terhadap substansi (isi) sumber. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal. 1). Kritik eksternal Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007, hal. 132). Sebelum sumber-sumber sejarah dapat digunakan dengan aman, menurut Lucey (1984) ada lima pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan (Sjamsuddin, 2007, hal. 133) yaitu: a) Siapa yang mengatakan? b) Apakah kesaksian tersebut telah diubah? c) Apa yang dimaksud sumber dengan kesaksiannya?



d) Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata (witness) yang kompeten (mengetahui fakta yang sebenarnya) e) Apakah saksi mengatakan fakta yang sebenarnya (truth) dan memberikan fakta yang diketahui? Fungsi kritik eksternal adalah memeriksa sumber sejarah atas dasar dua hal pertama dan menegakkan sedapat mungkin otentisitas dan integritas dari sumber tersebut. Kritik eksternal juga harus memperhatikan otentisitas (authenticity), deteksi sumber palsu, integritas dan penyuntingan. Sebuah sumber sejarah (catatan harian, surat, buku) adalah otentik atau asli jika itu benar-benar produk dari orang yang dianggap sebagai pemiliknya (atau dari periode yang dipercayai sebagai masanya jika tidak mungkin menandai pengarangnya). Langkah yang dilakukan dalam menegakkan otentisitas adalah mengidentifikasi penulis. Kadangkadang penulis tidak dapat ditandai karena banyak dokumen dan penerbitan pertama-tama muncul tidak menggunakan nama samaran dan penelitian kemudian dapat saja berhasil mengidentifikasi beberapa penulisnya. Belum ada aturan yang benar-benar baku untuk memutuskan berapa banyak yang harus dibuktikan sebelum sebuah sumber dapat diterima sebagai sesuatu yang asli, namun semakin banyak yang diketahui tentang dokumen tersebut, semakin banyak pula yang dapat digunakan oleh peneliti dari sumber tersebut (Sjamsuddin, 2007, hal. 134-137). Keahlian dalam mendeteksi sumber asli diperlukan mengingat kecanggihan teknologi modern yang memudahkan para pemalsu dokumen untuk melakukan operasinya. Banyak dokumen rahasia negara terutama yang sedang konflik dijajakan oleh para pemalsu kepada pihak yang berkepentingan dikatakan asli padahal palsu (Sjamsuddin, 2007, hal. 137). Dalam mendeteksi sumber maka haru diperhatikan kriteria fisik (jenis kertas, tinta, cat), garis asal usul dokumen, tulisan tangan, dan isi dari sumber. Setelah mendeteksi sumber maka selanjutnya harus diketahui integritasnya. Integritas disini dapat diartikan bahwa sumber mempunyai otentisitas yang tetap jika kesaksian yang asli tetap terpelihara tanpa ubah-ubahan mensikipun ditransmisikan dari masa ke masa (Sjamsuddin, 2007, hal. 140). Ubahan dapat berupa penambahan, pengurangan, penghilangan atau penggantian dalam teks asli dan ini mungkin saja disengaja atau tidak disengaja dalam sumber asli atau dalam salinan aslinya. Ubahan yang sering terjadi diakibatkan oleh kekeliruan dalam menyalin sehingga secara substansional dapat mengubah arti sebuah teks. Untuk mencegah kekeliruan tersebut perlu dilakukan kolasi yaitu membandingkan manuskrip asli dengan salinan oleh seseorang yang membaca naskah asli dan sejarawan mengikuti naskah salinannya. Jika integritasnya terjaga maka dapat dikatakan fakta dari kesaksian (fact of testimony) telah ditegakkan bagi sejarawan (Lucey dalam (Sjamsuddin, 2007, hal. 140)). Dokumen yang diedit secara sembarangan dapat merusak banyak sumber sejarah. Dokumen memang harus diedit sebagaimana aslinya dan jika ada perubahan, penyunting harus memberitahukan pembacanya. Aplikasi dari aturan-aturan sederhana ini menuntut kerajinan yang diteliti dan penyunting dapat menggunakan tanda-tanda tertentu dalam mengoreksi kesalahan ejaan, istilah, ataupun nama yang dibuat oleh penulis asli (Sjamsuddin, 2007, hal. 143). 2). Kritik Internal



Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber, yaitu kesaksian (testimony) (Sjamsuddin, 2007, hal. 143). Setelah fakta kesaksian ditegakkan melalu kritik eksternal, tiba giliran sejarawan untuk mengadakan evaluasi terhadap kesaksian tersebut apakah reliable atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan dari kritik internal adalah: a)



Arti sebenarnya dari kesaksian Sejarawan harus menetapkan arti sebenarnya dari perkataan yang dikemukakan oleh saksi apakah diartikan harfiah atau sesungguhnya (real) . Arti harfiah adalah pengertian gramatikal yang berarti menurut huruf yang tertulis. Sementara arti yang sesungguhnya adalah arti yang tersirat dari balik huruf yang ditulis. Mungkin dalam sebuah tulisan sejarah sumber tersebut menggunakan kalimat metafora sehingga peneliti harus tahu arti yang sesungguhnya.



b)



Kredibilitas kesaksian. Kredibilitas (keterpercayaan) seorang saksi harus memperhatikan bagaimana kemampuan saksi untuk mengamati, bagaimana kesempatannya untuk mengamati teruji dengan benar atau tepat, bagaimana jaminan bagi kejujurannya, bagaimana kesaksiannya itu dibandingkan dengan saksi-saksi yang lain. Dalam membandingkan satu sumber dengan sumber-sumber lain untuk kredibilitas, terdapat tiga kemungkinan yaitu sumber-sumber lain dapat cocok dengan sumber yang dibandingkan, berbeda dengan sumber atau malah tidak menyebutkan apa-apa (Sjamsuddin, 2007, hal. 151-152)



c)



Sumber-sumber yang sesuai (concurring sources) Sumber dikatakan kredibel apabila sumber yang lain sesuai dengan kesaksiannya baik secara independen maupun dependen. Penyesuaian kesaksian dari saksi independen dan dapat dipercaya yang dapat menegakkan kredibilitas suatu sumber tertentu. Sumber-sumber yang berbeda (disseting sources). Perbedaan kesaksian sumber lain terhadap satu sumber tidak begitu saja dapat membatalkan kesaksian dari sumber yang dibicarakan. Tetapi tergantung dari tingkat perbedaannya. Pada beberapa kondisi tertentu perbedaan sudah dapat diperkirakan namun kembali kepada kecerdasan peneliti dalam menghadapi perbedaan tersebut dan komplikasi-komplikasi yang muncul akibat perbedaan sehingga dapat ditemukan juga benang merahnya.



c.



Historiografi Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber,



maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya (Sjamsuddin, 2007, hal. 155). Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. a) Penafsiran (Interpretasi)



Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem. Teknik analisis deskripsi narasi sering kali dikaitkan dengan bentuk atau model sejarah lama, sedangkan teknik analisis dikaitkan dengan bentuk atau model sejarah baru yang ilmiah (Sjamsuddin, 2007, hal. 158). Proses interpretasi dan penyusunan fakta bersifat selektif karena tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita. Fakta yang dipilih adalah fakta yang relevan dengan topik penelitian. Interpretasi terhadap fakta sering menyebabkan perbedaan dalam penulisan sejarah, sebab pada tahap ini muncul subjektvitas. Perbedaan interpretasi sering disebabkan oleh : a.



Adanya pandangan yang berbeda di kalangan sejarawan



b.



Wawasan atau pengetahuan yang terbatas



c.



Ketertarikan yang berbeda



d.



Perbedaan idiologi



e.



Perbedaan kepentingan kelompok



f.



Latarbelakang sosial yang berbeda



g.



Perbedaan tujuan penulisan



b) Penjelasan (Eksplanasi) Dalam setiap pembahasan mengenai metodologi sejarah, penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan. Penjelasan menurut D.H. Fischer berarti membuat terang, jelas dan dapat dimengerti dengan menggunakan: what (apa), how (bagaimana), when (kapan), where (dimana) dan who (siapa) (Sjamsuddin, 2007, hal. 190). Seringkali eksplanasi disamakan dengan deskripsi padahal sebenarnya keduanya dapat dibedakan. Deskripsi hanya penyebutan fakta saja, sementara penjelasan menuntut jawaban yang analitis-kritis yang akhirnya bermuara pada suatu penjelasan atau keterangan sintesis sejarah. Sejarah yang sebenarnya adalah jika dapat menjelaskan atau memberikan jawaban tentang why (mengapa). Jadi bukan sekedar what, when, where dan who tapi lebih kepada why-what, why-when, why-where dan whywho. Sebagai contoh misalnya fakta sejarah mengenai Proklamasi Kemerdekaan yang diucapkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi oleh Ir. Sukarno. Dalam deskripsi, peneliti cukup menjawab apa (Proklamasi Kemerdekaan), kapan (tanggal 17 Agustus 1945 jam 10), dimana (Jakarta) dan siapa (Ir. Sukarno). Tetapi dalam eksplanasi harus dapat menjawab, mengapa Proklamasi Kemerdekaaan diucapkan (why-what), mengapa Sukarno yang mengucapkan bukan Hatta (why-who), mengapa tanggal 17 Agustus 1945 bukan tanggal yang lainnya (why-when), dan mengapa di Jakarta bukan kota-kota lain di Indonesia (why-where). Jadi semuanya menuntut keterangan, penjelasan yang kalau ditulis dapat menghasilkan buku yang tebal bukan hanya sekedar jawaban faktual (Sjamsuddin, 2007, hal. 191-192). Tetapi tanpa deskripsi faktual mustahil dapat membuat sebuah eksplanasi sejarah sebab eksplanasi tanpa fakta adalh fantasi. Hubungan antara keduanya adalah hubungan yang saling melengkapi dan tidak dapat berdiri sendiri. Seperti mobil dengan bahan-bahan pembuat mobil. Tidak



akan ada mobil (eksplanasi) kalau tidak ada bahan-bahan pembuatnya seperti mesin, kaca, baja, ban, jok dan sebagainya (deskripsi fakta). Dalam bentuk yang paling sederhana, dengan merangkaikan komponen-komponen itu dalam suatu sintesis akan menghsilkan suatu penjelasan mengapa dan/atau bagaimana peristiwa sejarah terjadi (Sjamsuddin, 2007, hal. 193). Terdapat beberapa model penjelasan sejarah seperti yang terlihat pada tabel 5.2.



c) Penyajian (Ekspose) Dalam penulisan sejarah, wujud dari penulisan itu merupakan paparan, penyajian dan presentasi yang sampai kepada dan dibaca oleh para pembaca dan pemerhati sejarah. Paling tidak secara bersamaan digunakan tiga bentuk teknik dasar menulis yaitu deskripsi, narasi dan analisis. Sehubungan dengan hal tersebut maka penyajian sejarah dapat dilakun dengan tiga cara yaitu deskriptif naratif, sejarah analitis-kritis dan gabungan deskriptif-naratif dan analitis kritis (Sjamsuddin, 2007, hal. 236-238). Sejarah yang bersifat naratif mempunyai beberapa sebutan seperti sejarah populer dan sejarah peristiwa karena terlalu menyandarkan diri kepada peristiwa-peristiwa atau sejarah lama dimana sejarawan dianggap sebagai narator yang ditulis pada bagian luarnya saja dan tidak memiliki arti. Penyajian sejarah yang bersifat analitis kritis dianggap sebagai sejarah akademik dengan orientasinya pada problema dan struktur. Pemaparan untuk jenis ini umumnya terdapat pada karya tulis ilmiah sepeti tesis dan disertasi. Namun cara ini dianggap terlalu kaku dan tidak historis. Sementara gabungan deskriptif naratif dan analitis kritis merupakan proses integrasi peristiwa yang naratif dengan struktur yang analitis. Menurut sifatnya, terdapat dua model penulisan historiografi, yaitu : a. Historigrafi diskriptif-naratif, yaitu penulisan sejarah hanya berisi barasi kronologisfakta peristiwa yang telah diinterpretasikan tanpa ada suatu analisis yang lebih mendalam terhadap peristiwa tersebut. Jadi model ini bersifat informatif. Menurut R.Moh.Ali, dalam model penulisan diskriptifnaratif ini, rangkaian kejadian dan peristiwa dibuat berjajar dan berderet-deret (kronologis) tanpa



menjelaskan latar belakangnya, kesalingterkaitan peristiwa, serta hubungan sebab akibat di antaranya. b. Historiografi deskriptif-eksplanatif atau deskritif-argumentatif , yaitu narasi peristiwa diberi bobot tambahan, yaitu analisis peristiwa. Analisis itu terutama berfokus pada hubungan sebab akibat (kausalias) serta dampak peristiwa bagi generasi pada peristiwa itu terjadi serta bagi generasi setelahnya. Untuk menambah ketajaman dan bobot analisis sejarah, dewasa ini pendekatan interdisipliner yang melibatkan ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan. Pendekatan ini terutama untuk penelitan serta model penulisan sejarah diskriptif-eksplanasi. Ilmu-ilmu sosial itu diantaranya sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi, dan demografi. Penggunaan ilmu-ilmu sosial ini hanya sebagai ilmu bantu dalam rangka mempertajam analisis bukan untuk dijadikan sejarah sebagia ilmu sosial. Sebab tidak seperti ilmu-ilmu sosial,peristiwa sejarah itu bersifat diakronis (memanjang dalam waktu atau bekesinambungan dan dalam ruang yang terbatas atau sempit) dan idiografis (unik). Bedasarkan cakupan temanya, para sejarawan membagi historigrafi menjadi : a. Historiografi sejarah dunia, yaitu suatu peristiwa yang terjadi dapat mempengaruhi perkembangan dunia internasional. Misalnya, karya yang berjudul From World to Cold War.;Churchill, Roosevelt, and the Internastional History of the 1940’s, karya David Reynolds b. Historiografi Sejarah regional, yaitu suatu peristiwa yang dapat dirasakan oleh kawasan tertentu, atau suatu peristiwa yang terjadi dapat mempengaruhi perkembangan di wilayah tertentu.contoh, historiografi yang berjudul Asia Tenggara dalam Kurun Waktu 1450-1680, oleh ASnthoni Reid. c. Historiografi sejarah nasional, yaitu sejarah yang dapat dirasakan oleh suatu negara atau dapat mempengaruhi tatanan kehidupan bangsa dan negara. Contoh, historiografi karya M.C. Ricklefs yang berjudual Sejarah Nasional Indonesia Modern1200-2008 d. Historiografi Sejarah local, yaitu peristiwa yang terjadi hanya berpengaruh pada suatu daerah tertentu saja dan tidak menyebar ke daerah lainnya. Conoth, historiografi karya Robert B. Cribb yang berjudul Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949. Selanjutnya, perkembangan historiografi di Indonesia dibagai menjadi: a. Historiografi tradisional, Historiografi tradisonal adalah tradisi penulisan sejarah setelah masyarakat Indonesia mengenal tulisan,baik pada zaman Hindu dan Budha maupun Islam. Hasil tulisan sejarah pada masa itu disebut naskah. Contoh historiografi tradisional adalah Babad Tanah Jawi, Babad Kraton, Babad Diponegoro, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Silsilah Raja Perak, Hikayat Tanah Hitu, dan Kronik Banjarmasin. Adapun sifat-sifat penulisan historiografi tradisional adalah :  Istana sentris, yaitu penulisan sejarah untuk kepentingan kerajaan (raja dan keluarganya) yang dominan ditampilkan atau dituliskan. Kehidupan yang digambarkan seolah-olah hanya



untuk kalangan istana dan sekitarnya. Kebanyakan historiografi tradisional kuat dalam silsilah tetapi lemah dalam hal kronologis dan detail-detail biografi.  Feodalisme sentris, yaitu penulisan yang menggambarkan kehidupan para bangsawan feodal, tidak membicarakan peran masyarakat, segi-segi sosial, dan ekonomi dari rakyatnya  Religi magis, yaitu penulisan sejarah yang dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib  Tidak membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata  Sumber datanya sulit ditelusuri kembali bahkan terkadang mustahil untuk dibuktikan  Besifat region sentris (kedaerahan) , yaitu penulisan sejarah banyak dipengaruhi oleh factor kedaerahan. Misal tentang cerita gaib dan magic yang terjadi di daerah itu  Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan 19olonial yang tinggi, bertuah dan sakti Tujuan penulisan sejarah tradisional adalah untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja. b. Historiografi Kolonial Historiografi colonial merupakan penulisan sejarah warisan para penjajah. Penulisan peristiwa dilakukan untuk kepentingan colonial. Penulisan, lebih menjolkan peran bangsa Belanda serta memberi tekanan pada aspek politik dan ekonomi. Kata-kata yang mereka gunakan sangat merugikan bangsa Indonesia, misal untuk menyebut perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dengan kata pemberontak. Berikut ciri-ciri historiografi colonial: 



Bersifat mitologi







Mengangung-agungkan peran orang-orang Belanda, semua peristiwa dilihat dari sudut pandang bangsa colonial.







Mengabaikan sumber local







Bersifat diksriminatif







Bersifat Eropasentris, yaitu menceritakan aktivitas bangsa-bangsa Eropa-Belanda di HindiaBelanda.







Meninggikan kehebatan bangsa kolonial dengan tujuan melemahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia



Contoh historiografi colonial; Beknopt Leerboek Gerschiedenis van Nederlandsch Oos Indie Karya A.J.Eijkman dan F.W. Stapel, Schets eener Economische Geschiedenis van Bederlands-Indie karya G.Gonggrijp, Geschiedenis ban den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke, Geschiedenis van Indonesie karya H.J. de Graaf, dan History of Java (1817) karya Thomas S. Raffles. c. Historiografi Modern Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapat melalui penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu, adanya teknik pengarsipan, dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Masa ini dimulai dengan



munculnya studi sejarah kritis, yang menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian sejarah. Contoh historiografi modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson. Historiografi modern tentunya berkembang sesuai dengan zaman. Historiografi masa kini sudah semakin objektif dan kritis terhadap satu peristiwa sejarah. Adapun ciri-cirinya adalah: a. Bersifat metodologis: sejarawan diwajibkan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. b. Bersifat



kritis historis: artinya dalam penelitian sejarah menggunakan



pendekatan



multidimensional. c. Sebagai kritik terhadap historiografi nasional: lahir sebagai kritik terhadap historiografi nasional



yang dianggap memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan keindonesiaan. d. Munculnya peran-peran rakyat kecil Meskipun demikian, historiografi modern tidak lepas dari



berbagai kelebihan dan kekurangan, seperti:



3.Penulisan Sejarah Menulis sejarah merupakan kegiatan intelektual dan cara yang utama untuk memahami sejarah. Ketika serawan memasuki tahap menulis, maka segala daya pikirannya dikerahkan, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan dan catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikirn-pikiran kritis dan analisisnya sehingga menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penulisan utuh yang disebut historiografi. Menulis karya sejarah baik itu makalah singkat ataupun buku tebal sebenaranya merupakan suatu paduan antara kerja seni karena menggunakan bahasa dengan berbagai gaya yang disukai atau dikuasai dan kemampuan berpikir kritis, analitis dan sintesis. Para peneliti sejarah dituntut kemampuan dan keterampilan menulis, karena harus mengkomunikasikan hasil penelitian atau temuan tersebut kepada umum. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya di atas maka penulisan sejarah diawali dengan penelitian sejarah yang mencakup bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi (kritik internal dan eksternal), interpretasi, rekonstruksi (dari tahapan heuristik dan kritik sumber, lalu dibangun suatu rangkaian cerita sejarah) dan penulisan. Peserta didik tinggal mengikuti langkah-langkah



penelitian sejarah untuk membuat penulisan sejarah dan menghasilkan sebuah tulisan sejarah, walaupun sederhana tetapi memenuhi kaidah penelitian sejarah. SOAL LATIHAN PERTEMUAN 2 1.



2.



Tuliskan enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah menurut Sjamsuddin! _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________ Dalam melakukan kritik, terdapat dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal, jelaskan perbedaan antara keduanya! _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Intruksi Tugas Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________



Kelas



: ________________________________________



Setelah kalian membaca materi pembelajaran di atas, maka buatlah tabel rencana penelitian sejarah dengan topik tentang ‘Dampak Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terhadap Kemerdekaan Indonesia’, seperti contoh tabel di bawah ini: No. Sumber Data Kritik Sumber/Verifikasi Kritik Eksternal Kritik Internal



No.



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan



Jumlah Skor



1-4



1-4 1. 2. 3. 4.



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan



4



yang efektif) b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2 1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



d. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :  



Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas  Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan Asesmen Sumatif Tes Akhir Pembelajaran Isilah soal di bawah ini dengan jawaban yang anda anggap paling benar! 1. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian tentang kerjaan Majapahit adalah A. Hikayat Raja-Raja Majapahit B. Sutanussalatin C. Negarakertagama D. Panjikenanga E. Mahabaratha 2. Perhatikan data berikut. 1) Dokumen naskah teks Proklamasi 2) Foto pembacaan teks Proklamasi oleh Soekarno-Hatta 3) Wawancara dengan B.M. Diah tentang peranannya dalam peristiwa proklamasi 4) Koran Merdeka yang memberitakan tentang peristiwa proklamasi 17 Agusstus 1945 5) Buku sejarah karangan Marwati Djoened Poesponegoro jilid VI Dari data di atas, yang termasuk sumber sejarah primer adalah … A. 1), 2), dan 3) B. 1), 3), dan 4) C. 2), 3), dan 4) D. 2), 4), dan 5 E. 3), 4), dan 5) 3. Perhatikan tabel berikut!



Contoh jenis sumber data yang sesuai untuk mengisi tanda X adalah …



A. Kesaksian Sukarni tentang peristiwa penculikan Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok B. Isi slide pada PPT yang dijelaskan oleh dosen kepada mahasiswanya C. Tayangan film tentang kehidupan manusia purba di Musium Sangiran D. Peralatan penunjang kegiatan manusia sehari-hari seperti senjata, fosil, dan rumah Limas E. Cerita tentang ‘Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat’ dari Sumatera Selatan 4. Gambar di bawah ini adalah Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dalam dua versi. Silahkan amati.



Jika kita akan melakukan suatu kritik eksternal, maka yang harusnya dianalisa adalah … A. Letjen Soeharto diamanatkan oleh Presiden RI untuk mengambil tindakan pengamanan pasca G.30.S/PKI B. Bahan dan jenis ketikannya sebagai bagian dari keaslian informasi atau dokumen C. Isi naskah sebagai bagian dari kredibilitas atau kepercayaan data sebagai suatu informasi D. Keterkaitan antara kedua versi Supersemar sebagai sebuah peristiwa sejarah E. Antara kedua versi Supersemar itu terdapat perbedaan pada jumlah poin di bagian memutuskan/Memerintahkan 5. Tujuan seorang peneliti sejarah melakukan sebuah verifikasi atau kritik sumber adalah … A. Agar penulisan sejarah berada pada realnya tanpa pengaruh kepentingan yang tidak berkaitan dengan keilmuan B. Memberi penafsiran pada suatu data sejarah sehingga menjadi satu rangkaian cerita sejarah yang objektif C. Untuk memilah dan memilik mana data yang mendukung dan mana data yang tidak diperlukan D. Untuk mendapatkan sumber-sumber penelitian yang relevan E. Menguji keaslian dan keabsahan data sebuah sumber sejarah agar mendapatkan data yang mendekati kebenaran 6.Seorang sejarawan melakukan penafsiran atas data sejarah. Hal ini dilakukan pada tahap… A. Pemilihan topik B. Heuristik C. Verifikasi



D. Interpretasi E. Historiografi 7. Seorang sejarawan menguji kesesuaian tanggal pembuatan dokumen dengan isi dokumen. Hal ini dilakukan untuk melihat …. A. Kredibilitas sumber B. Kesalahan heuristik C. Kesalahan interpretasi D. Otentisitas sumber E. Kesalahan narasi 8. Menguraikan semua sumber yang ada dan Menganalisis beberapa kemungkinan yang terkandung dalam suatu sumber sejarah. Misalnya, dalam dokumen yang berisi daftar anggota wajib militer suatu negara. Dalam daftar tersebut terdapat sejumlah nama yang menunjukkan kekhasan daerah tertentu. Berdasarkan daftar tersebut dapat dianalisis bahwa anggota wajib militer itu berasal dari berbagai daerah di negara tersebut. Pernyataan ini merupakan pengertian dari …. A. Interpretasi analitis B. Interpretasi sintetis C. Interpretasi struktural D. Deskriptif interdisipliner E. Deskriptif historia 9. Perhatikan informasi berikut. 1) Menggunakan metode ilmiah 2) Mengangung-agungkan peran orang-orang Belanda 3) Istana sentris 4) Feodal sentris 5) Religi magic Dari data di atas, yang murupakan ciri historiografi tradisional adalah … A. 1), 2), dan 3) B. 1), 2), dan 4) C. 2), 3), dan 4) D. 2), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5) 10. Pada tahap historiografi, maka yang dilakukan peneliti sejarah adalah … A. Setiap sumber harus diuji keaslian dan keabsahannya karena setiap sumber dapat saja dipengaruhi oleh prasangka, kondisi ekonomi, dan iklim politik saat penelitian berlangsung., B. Fakta-fakta yang telah dikumpulkan dikritik dan diinterpretasi kemudian disajikan dalam bentuk tulisan yang logis, sistematis, dan bermakna C. menemukan. Dalam kegiatan penelitian sejarah, heuristic berarti kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan menghimpun jejak-jejak masa lalu berupa sumbersumber sejarah D. seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber



sejarah secara efektif, menilai secara kritis dan mengajukan sintetis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis. E. Kemampuan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang peneliti terhadap objek yang ditelitinya.



MODUL 3



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK SEJARAH Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Siswa



Judul Elemen



Tugas manusia sebagai subjek dan objek sejarah



Deskripsi Kelas



Menjelaskan hubungan antara manusia dan sejarah Mengidentifikasi manusia sebagai subjek dan objek sejarah Membedakan manusia sebagai subjek dan objek sejarah X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



1 / 2JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Gambar tokoh seperti Soekarno



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



3.1. Menjelaskan hubungan antara manusia dan sejarah 3.2 Mengidentifikasi manusia sebagai subjek dan objek sejarah 3.3. Membedakan manusia sebagai subjek dan objek sejarah



PERTEMUAN 3 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan  Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam pembelajaran  Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu tentang hubungan manusia dengan sejarah? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas manusia sebagai subjek dan objek sejarah? KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang manusia sebagai subjek dan objek sejarah melalui ppt (10 Menit)  Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit)  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang mengidentifikasi manusia sebagai subjek dan objek sejarah dan membedakan manusia sebagai subjek dan objek sejarah (20 Menit)  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit)  Dengan dibimbing guru Menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit)  Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran?



2. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? 3. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? 4. Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? 5. Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? 6. Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? 7. Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan   



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawah ini :



1. Apa hubungan antara manusia dengan sejarah? 2. Bagaimana peran manusia sebagai objek dan subjek sejarah?



LAMPIRAN RINGKAS MATERI MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK SEJARAH a.



MANUSIA DAN SEJARAH Manusia, Terdapat banyak definisi menurut para ahli ternama tentang manusia namun definisi manusia itu sendiri bisa pahami secara bahasa bahwa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi menurut agama, dan dalam hubungannya dengan kekuatan keTuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otakdengan massa tubuh terbesar di antara semua makhluk yang ada di bumi. Sejarah merupakan ilmu tentang manusia. Namun, juga bukan cerita tentang masa lalu manusia secara keseluruhan. Demikian pula dengan manusia yang menjadi obyek penelitian antropologi ragawi, seperti hasil penelitian Steve Olson dalam Mapping Human History (2006) yang berhasil melacak asal usul manusia modern di empat benua dan penyebarannya di seluruh dunia selama lebih dari 150.000 tahun silam. Hal tersebut bukanlah sejarah. Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia adalah khayal. Manusia dan sejarah merupakan kesatuan dengan manusia sebagai subyek dan obyek sejarah. Bila manusia dipisahkan dari sejarah maka ia bukan manusia lagi, tetapi sejenis mahluk biasa, seperti hewan (Ali 2005:101) Di sini ingatan manusia memegang peranan penting. Ingatan itu digunakan manusia untuk menggali kembali pengalaman yang pernah dialaminya. Mengingat berarti mengalami lagi, mengetahui kembali sesuatu yang terjadi di masa lalu. Namun ingatan manusia terbatas sehingga perlu alat bantu yaitu tulisan yang berfungsi untuk menyimpan ingatannya. Dengan tulisan, manusia mencatat pengalamannya. Pengalaman yang dialami manusia, dituturkan kembali dengan menggunakan bahasa (Ali 2005:101) Sejarah merupakan pengalaman manusia dan ingatan manusia yang diceritakan. Dapat dikatakan bahwa manusia berperan dalam sejarah yaitu sebagai pembuat sejarah karena manusia yang membuat pengalaman menjadi sejarah. Manusia adalah penutur sejarah yang membuat cerita sejarah sehingga semakin jelas bahwa manusia adalah sumber sejarah (Ali 2005:102) Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki sejarah. Oleh sebab itu Walsh (1977) dalam buku A.Daliman menekankan bahwa sejarah adalah senantiasa sejarah manusia. Manusia dan sejarah



memiliki suatu keterkaitan yang erat, tanpa sejarah, patut dipertanyakan eksistensi manusia sebagai mahluk hidup yang tinggal dan menetap. Tanpa manusia, sejarah pun menjadi kosong. Manusia berperan dalam sejarah, dalam hal ini ia berperan dalam menghadirkan eksistensi sejarah. Eksistensi manusia memiliki tiga arti yaitu dapat diartikan sebagai peristiwa, kisah, dan nilai. Sebagai peristiwa berarti benar-benar terjadi di masa lalu unik, dan tidak bisa terulang kembali. Sebagai kisah berarti cerita atau kisah dari peristiwa sejarah yang dapat diceritakan berulang-ulang. Sebagai nilai berarti dalam sejarah terdapat nilai yang dapat diambil, dibagikan dan diajarkan. . b. MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK SEJARAH Manusia dalam sejarah dapat mencakup manusia sebagai subjek dalam sejarah dan manusia sebagai objek dalam sejarah. Manusia bukan saja objek sejarah melainkan juga sebagai subjek sejarah. Sebagai objek berarti mereka terlibat langsung dan sebagai subjek berarti setiap tindakan yang dilakukan manusia menentukan arus kesejarahannya. Ia bukan saja produk peredaran waktu, melainkan pembuat sejarah. Mereka tidak hidup pasif di tengah peristiwa-peristiwa sejarah, melainkan senantiasa berperanan aktif sebagai pelaku atau pejuang di dalamnya. Kalau harus dikatakan bahwa manusia itu memiliki kodrat maka satu-satunya kodrat mereka adalah sejarah. Dengan sifat kesejarahannya ia senantiasa berubah. Perubahan itu terjadi karena manusia senantiasa berkembang. Manusia berkembang, berubah, sekaligus memperkembangkan dan merubah lingkungan di sekitarnya yang kemudia membuat peristiwa dan kejadian. Manusia berbuat untuk mengejar atau melaksanakan nilai, maka semakin banyak mereka berbuat, semakin banyak pula mereka berperistiwa atau berkejadian. Kenyataan ini sekaligus menunjukan bahwa sejarah tidak boleh dipahami atau ditafsirkan sebagai perubahan semata-mata, melainkan harus dilihat dari sesuatu yang substansial. Dengan kata lain perubahan itu terjadi karena manusia membuat sejarah atau menyejarah a. Manusia sebagai subjek sejarah berarti tindakan manusia dalam menentukan arus kesejarahan. Peran ini kebanyakan dilakukan oleh para sejarawan yang meneliti dan menulis peristiwa masa lalu. Manusia sebagai subjek sejarah cenderung bersifat subjektif. b. Manusia sebagai objek sejarah berarti tindakan manusia yang mempengaruhi sejarah karena manusialah yang membuat sejarah. Karena manusia yang mengendalikan sejarah berarti menegaskan kedinamisan dirinya. Karena manusia yang membuat sejarah, sudah seharusnya setiap dari diri kita menjadi seorang sejarawan. Minimal sejarawan bagi diri sendiri ( every man is own historians). Dalam sudut pandang manusia sebagai objek sejarah, manusia merupakan menu sejarah yang di kaji oleh subjek. Objek yang berarti masuk dalam konteks “yang telah terjadi” Sedang dalam sudut pandang manusia sebagai subjek sejarah, manusia dapat menjadi penyedia menu sejarah tersebut.



SOAL LATIHAN PERTEMUAN 3 1.



Bagaimana hubungan antara manusia dengan sejarah?



...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... 2. Bagaimana peran manusia sebagai objek dan subjek sejarah? ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Intruksi Tugas Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________



Kelas



: ________________________________________



Kerjakanlah soal-soal berikut dengan kelompokmu! 1. Apa perbedaan manusia sebagai objek dan subjek sejarah!



No.



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan 1-4



1. 2. 3. 4.



1-4



Jumlah Skor



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan



4



yang efektif) b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2 1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



b. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :   Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas  Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan



Asesmen Sumatif Terst Akhir Pembelajaran 1. Setiap tindakan yang dilakukan manusia menentukan arus kesejarahannya, merupakan peran manusia sebagai .... A. Objek sejarah B. Subjek sejarah C. Manusia sejarah D. Tindakan sejarah E. Peristiwa sejarah 2. Tindakan manusia yang mempengaruhi sejarah karena manusialah yang membuat sejarah, merupakan peran manusia sebagai .... A. Manusia sejarah B. Objek Sejarah C. Subjek Sejarah D. Tindakan sejarah E. Peristiwa sejarah 3. Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan manusia. Pernyatan tersebut berarti … . A. manusia tidak dapat hidup tanpa sejarah B. sejarah menciptakan kehidupan manusia C. sejarah mempengaruhi gerak aktivitas manusia D. sejarah menceritakan kisah kehidupan manusia E. sejarah merupakan kenangan masa lalu manusia 4. Aktivitas manusia menjadi kajian utama ilmu sejarah. Akibat yang muncul apabila manusia hidup tanpa sejarah adalah … . A. masa lalu manusia tidak akan bermanfaat bagi masa depannya B. kedudukan manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat dibuktikan C. manusia tidak mampu memprediksi peristiwa yang terjadi pada masa yang akan datang. D. manusia tidak akan mampu membentuk peradaban yang bermanfaat pada masa depan E. eksistensi manusia sebagai mahluk hidup yang beraktivitas dan berfikir patut dipertanyakan



MODUL 4



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS PERISTIWA SEJARAH DALAM RUANG LINGKUP LOKAL, NASIONAL DAN GLOBAL Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Siswa



Judul Elemen



Tugas peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global



Deskripsi



Kelas



Menjelaskan konsep ruang dalam mempelajari sejarah Mengidentifikasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional dan global Membedakan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global Memberikan contoh peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



2 /4JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Gambar peristiwa sejarah lokal, nasional dan global



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



4.1. Menjelaskan konsep ruang dalam mempelajari sejarah. 4.2.Mengidentifikasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional dan global



4.3.Membedakan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global 4.4.Memberikan contoh peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global PERTEMUAN 4 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan  Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam pembelajaran  Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu tentang ruang? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global? KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global melalui ppt (10 Menit)  Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit)  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang membedakan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global, dan memberikan contoh peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global (20 Menit)  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit)  Dengan dibimbing guru Menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit)  Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran? Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan



 



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan







Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawah ini : 1. Jelaskan konsep ruang dalam mempelajari sejarah! 2. Apa perbedaan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global?



LAMPIRAN RINGKAS MATERI PERISTIWA SEJARAH DALAM RUANG LINGKUP LOKAL, NASIONAL DAN GLOBAL



A. Konsep Ruang dalam Sejarah Anak-anak hebat Indonesia, pernahkan kalian menampilkan sebuah cerita drama dalam sebuah panggung pertunjukan di satu tempat?. Tanpa adanya panggung pasti cerita drama kalian tidak akan terjadi. Hal ini menunjukkan bahwasanya sebuah tempat memegang peranan penting dalam sebuah peristiwa. Demikian juga peristiwa sejarah, bisa terjadi di berbagai ruang kehidupan baik lokal, nasional maupun dunia. Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai macam peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari adanya ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat dimana peristiwa itu terjadi. Konsep Ruang Sejarah mengenal adanya dimesi spasial dan dimensi temporal. Spasial atau ruang merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sedangkan temporal atau waktu ini berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi. Sedangkan manusia adalah subjek dan objek sejarah. Manusia sebagai pelaku dan penulis sejarah itu sendiri. Ruang (dimensi spasial) adalah suatu tempat dimana terjadinya berbagai peristiwa alam ataupun peristiwa sosial serta peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Berikut secara umum penjelasan konsep ruang dalam mempelajari sejarah. 1. Ruang adalah tampat terjadinya berbagai peristiwa-peristiwa dalam perjalan waktu. 2. Penelaahan suatu peristiwa dimana berdasarkan dimensi waktunya tidak bisa terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. 3. Saat waktu menitikberatkan terhadap aspek kapan peristiwa tersebut terjadi. Maka konsep ruang menitikberatkan terhadap aspek tempat dimana peristiwa tersebut terjadi. B. Peristiwa Sejarah dalam Ruang Lingkup Lokal, Nasional dan Global (Dunia) a. Peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal adalah peristiwa yang terterjadi dalam lingkup yang terbatas meliputi suatu lokalitas tertentu. Keterbatasan lingkupitu biasanya dikaitkan dengan unsur wilayah. b. Peistiwa sejarah dalam ruang lingkup nasional adalah peristiwa yang memiliki pengaruh secara nasioal dan kebangsaan. c. Peristiwa sejarah dalam ruang lingkup Global (dunia) adalah peristiwa umat manusia di seluruh dunia, di semua daerah di bumi, dirunut dari era Paleolitikum (Zaman batu tua).



SOAL LATIHAN PERTEMUAN 4 1.



Jelaskan konsep ruang dalam mempelajari sejarah? ......................................................................................................................................................................



...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... 2. Apa perbedaan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional dan global? ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Intruksi Tugas Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________



Kelas



: ________________________________________



Kerjakanlah soal-soal berikut dengan kelompokmu! 1. Apa perbedaan peristiwa sejarah dalam lingkup lokal, nasional dan global? ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ 2. Isilah tabel berikut! No. Ruang Lingkup Contoh peristiwa 1. Peristiwa sejarah dalam lingkup lokal



2.



Peristiwa sejarah dalam lingkup nasional



3.



Peristiwa sejarah dalam lingkup global



No.



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan 1-4



1-4



Jumlah Skor



1. 2. 3. 4.



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan



4



yang efektif) b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2 1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



c. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :   Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan



  



Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan



Asesmen Sumatif Terst Akhir Pembelajaran Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Jelaskan konsep ruang dalam mempelajari sejarah! ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... 2. Berikan 4 contoh peristiwa sejarah dalam lingkup lokal! ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... 3. Berikan 4 contoh perisiwa sejarah dalam lingkup nasional! ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... 4. Berikan 4 contoh peristiwa sejarah dalam lingkup global! ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................................



MODUL 5



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS SEJARAH DALAM DIMENSI MASA LALU, MASA KINI, DAN MASA DEPAN Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Siswa



Judul Elemen



Tugas sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan



Deskripsi



Kelas



Menjelaskan konsep waktu dalam mempelajari sejarah Menjelaskan sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan Menyimpulkan pentingnya konsep waktu dalam sejarah X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



1 / 2JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Peta Konsep tentang Waktu dalam mempelajari sejarah



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



5.1 Menjelaskan konsep waktu dalam mempelajari sejarah 5.2 Menjelaskan sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan 5.3. Menyimpulkan pentingnya konsep waktu dalam sejarah



PERTEMUAN 5 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama



  



Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking) Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam pembelajaran  Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu tentang waktu? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan? KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan melalui ppt (10 Menit)  Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit)  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang menjelaskan sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan dan menyimpulkan pentingnya konsep waktu dalam sejarah (20 Menit)  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit)  Dengan dibimbing guru Menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit)  Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran?



2. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? 3. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? 4. Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? 5. Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? 6. Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? 7. Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan   



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawah ini : 1. Jelaskan konsep waktu dalam mempelajari sejarah! 2. Mengapa konsep waktu penting dalam sejarah?



LAMPIRAN RINGKAS MATERI SEJARAH DALAM DIMENSI MASA LALU, MASA KINI, DAN MASA DEPAN A. Konsep Waktu dalam Sejarah Waktu, mendengar kata ini apa yang ada dibenak kalian?. Kata itu merujuk pada jam,hari,tanggal, atau tahun. Tanpa kita sadari waktu terus berjalan dan melekat pada kehidupan kita sehari-hari. Jika kita tidak bisa mengelola waktu dengan baik maka kita akan tergerus oleh waktu, karena kita tidak ada dapat memutar kembali waktu. Waktu adalah seluruh rangkaian ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung (KBBI Online). Dalam sejarah, unsur waktu merupakan unsur sangat penting. Sebab mempelajari sejarah bukanlah mempelajari sesuatu yang berhenti melainkan mempelajari sesuatu yang terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada pada kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang kurun waktu sebelumnya. Unsur waktu juga memberikan konteks atau setting tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Oleh sebab itu, dalam mempelajari sejarah, harus ditentukan dengan tegas dan jelas siapa pelakunya, kapan terjadinya, dan dimana peristiwa itu berlangsung. Konsep waktu dalam sejarah, menurut Kuntowijoyo mencakup empat hal, yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Dalam hal perkembangan, sejarah akan melihat dan mencatat peristiwa yang menunjukan terjadinya perubahan dalam masyarakat dari satu bentuk ke bentuk yang lain, biasanya dari yang sederhana ke bentuk yang lebih rumit. Dalam sejarah, juga terjadi kontinuitas atau kesinambungan yang melahirkan kondisi baru, namun tetap diwariskan atau diteruskan karena dianggap baik oleh suatu masyarakat. Dalam sejarah, pengulangan terjadi sebelumnya terulang kembali pada masa sesudahnya atau masa sekarang. Sehingga menghasilkan perubahan yang terjadi karena praktik lama dinilai tidak memadai lagi untuk menunjang kemajuan dan tata kehidupan Waktu (dimensi temporal) mempunyai dua makna, ialah makna denotatif dan konotatif. Makna waktu secara denotatif ialah suatu satu-kesatuan, dimana detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, serta seterusnya. Pada umumnya, berikut konsep waktu dalam mempelajari sejarah yang ada. 1. Masa lampau itu sendiri ialah sebuah masa dimana sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan sebuah masa yang final ataupun berhenti. 2. Masa lampau itu bersifat terbuka serta berkesinambungan. Dimana apa yang terjadi dimasa lampau bisa dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa yang akan datang ataupun sekarang, serta untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa yang akan mendatang. 3. Sejarah bisa digunakan sebagai modal awal untuk bertindak dimasa kini atau sebagai acuan untuk perencanaan masa yang akan datang. Konsep waktu dalam sejarah dapat menjelaskan secara konkret perkembangan manusia. Suatu peristiwa yang menjadi sejarah, tidak dapat lepas dari struktur waktu yang menyertainya. Oleh karena itu, konsep waktu dalam sejarah sangat esensial. Ada 4 konsep waktu dalam sejarah, yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. 1. Perkembangan. Masyarakat yang berkembang akan membawa bentuk baru yang lebih relevan dengan kondisi zaman. Perkembangan ini bertujuan untuk memperbarui segala sesuatu yang sudah dianggap tidak efektif bagi kelangsungan hidup masyarakat. Contohnya adalah demokrasi Amerika yang semakin berkembang akibat dari perkembangan struktur kota yang semakin kompleks. 2. Kesinambungan. Kecenderungan masyarakat dalam mengadopsi cara-cara lama, menjadi dasar kesinambungan sejarah dari masa lalu. Meskipun ada beberapa poin yang berbeda, namun tidak merubah pola dan



esensi dari sistem sebelumnya. Contohnya adalah sistem-sistem partai yang menyerupai sistem kerajaan masa sebelumnya, dalam lingkup yang hampir sama. 3. Pengulangan. Peristiwa yang sama terulang kembali di masa berikutnya. Hal ini sering terjadi, sehingga muncul jargon "Sejarah terulang kembali". Contohnya pada peristiwa lengsernya presiden Soekarno dan Soeharto yang dilatarbelakangi aksi demonstrasi dari para mahasiswa. 4. Perubahan. Peristiwa perubahan terjadi dalam masyarakat secara besar-besaran dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini biasanya terjadi karena adanya pengaruh yang kuat dari luar Kesimpulan : Empat konsep waktu dalam sejarah tersebut diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap sejarah. Perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat menjadi fokus perhatian dalam mempelajari sejarah. B. Sejarah dalam Dimensi Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan



Menurut Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Maksud penyataan tersebut adalah kehidupan manusia sekarang merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia generasi sebelumnya ke generasi yang akan datang. Oleh karena itu setiap peristiwa yang terjadi tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan keterkaitan antara peristiwa satu dan lainnya. Sebaliknya, setiap peristiwa yang terjadi karena ada peristiwa yang mendahuluinya. Konsep waktu terbagi menjadi tiga, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa akan datang . Dalam sejarah, konsep waktu yang paling dominan adalah masa lampau. Akan tetapi, konsep waktu pada masa lampau ini juga memengaruhi peristiwa pada masa kini. Sebagai contoh, pada masa lampau Republik Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan (NKRI) dengan pertimbangan kemajemukan sosial dan adanya ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keputusan pemerintah tetap bertahan sampai sekarang. Oleh sebab itu, keputusan pemerintah pada masa lampau berpengaruh terhadap perkembangan negara pada masa kini dan masa yang akan datang. Konsep waktu dalam sejarah meliputi dua hal, yakni 1. proses kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu, 2. kesatuan kelangsungan waktu, yaitu waktu pada masa yang lampau, sekarang, dan masa yang akan datang. Sebagai contoh, pemerintahan Orde Baru yang mengalami kemunduran dengan peristiwa mundurnya Presiden Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 atau contoh lain, Pembacaan Naskah Proklamasi oleh Bung Karno pada pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran manusia terhadap waktu



dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu: (1) Waktu yang lalu atau the past, menyusul, (2) Waktu sekarang atau the present, dan berlanjut, (3) Waktu yang akan datang atau the future. Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna, yaitu makna denotatif dan makna konotatif.Makna waktu secara denotatif merupakan satu-kesatuan,yaitu detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan seterusnya. Pada umumnya, konsep waktu dalam mempelajari sejarah adalah masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa masa lalu itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lalu bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lalu itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lalu dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang serta sebagai pijakan mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang. Seperti sebuah ungkapan “Semakin anak panah kita tarik kebelakang akan semakin jauh Jangkauannya, dengan belajar sejarah, mengetahui masa lampu maka kita akan dapat menyiapkan masa depan dengan lebih baik”. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak dalam kehidupan sosial, politik, budaya, dan ekonomi pada suatu ruang atau tempat tertentu. Sedangkan makna waktu secara konotatif berarti ruang yang merupakan tempat terjadinya peristiwa. Perspektif waktu merupakan dimensi yang sangat penting dalam sejarah. Sekalipun sejarah itu erat kaitannya dengan waktu lalu, tetapi waktu lalu itu terus berkesinambungan. Sehingga perspektif waktu dalam sejarah, ada waktu lampau, kini dan yang akan datang. Waktu akan memberikan makna dalam kehidupan dunia yang sedang dijalani sehingga selama hidup manusia tidak dapat lepas dari waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri. C. Pentingnya Waktu dalam Sejarah Sejarah ialah sebagai suatu ilmu dimana kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajara” yang artinya ialah terjadi ataupun “syajaratun” (baca syajarah), dimana artinya pohon kayu itu tumbuh serta berkembang. Jadi pengertian sejarah secara etimologis, ialah tumbuh, hidup, serta berkembang dimana akan berlangsung terus tiada hentinya sepanjang masa atau usia.Sejarah merupakan sebuah Ilmu Pengetahuan dimana mengenai rangkaian kejadian yang berkualitas terhadap masyarakat manusia serta segala aspek didalamnya. Dimana proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal sejarah hingga saat ini. Dimana berguna bagi pedoman sebuah kehidupan masyarakat manusia masa sekarang dan arah cita-cita masa depan. SOAL LATIHAN PERTEMUAN 5 1. Jelaskan sejarah dalam dimensi masa Lalu, masa Kini, dan masa depan! ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... 2. Jelaskan konsep waktu dalam sejarah, menurut Kuntowijoyo! ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Intruksi Tugas Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________



Kelas



: ________________________________________



Kerjakanlah soal-soal berikut dengan kelompokmu! 1. Menurut Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Jelaskan maksud penyataan tersebut! ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ 2. Apa kesimpulan kelompokmu tentang pentingnya konsep waktu dalam sejarah? ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................



No.



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan



1-4



1-4 1. 2. 3. 4.



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok



Jumlah Skor



No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan



4



yang efektif) b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2 1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



d. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :   Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas  Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan Asesmen Sumatif Terst Akhir Pembelajaran 1. Konsep waktu dalam sejarah mencakup 4 hal, yaitu... A. Perkembangan, Kesinambungan, Pengulangan, dan Perubahan



B. Masa Lalu, Perkembangan, Masa Kini, dan Masa Depan C. Lampau, Terbatas, Kisaran Tahun, dan Peradaban D. Primitif, Nomaden, Semi Nomaden, dan Tinggal Menetap E. Anak anak, Remaja, Dewasa, Tua 2. Selain manusia dan ruang, waktu merupakan unsur penting yang lain dalam sejarah. Waktu menjadi unsur dan konsep yang penting dalam sejarah karena … . A. sejarah manusia berlangsung dalam waktu tertentu B. waktu menentukan bekerjanya akal budi dan kesadaran C. waktu menjadi penentu perjalanan hidup manusia D. manusia membutuhkan waktu untuk menciptakan sejarah E. hanya manusia yang memiliki unsur dan konsep waktu 3. Peristiwa sejarah dapat dijadikan pedoman hidup suatu bangsa agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan. Hal tersebut merupakan sejarah dalam dimensi .... A. Masa lalu B. Masa lampau C. Masa kini D. Masa depan 4. Generasi penerus memahami setiap peristiwa sejarah, agar peristiwa sejarah tidak terulang lagi untuk yang kedua kalinya dalam peristiwa yang sama. Hal tersebut merupakan sejarah dalam dimensi .... A. Masa lalu B. Masa lampau C. Masa kini D. Masa depan 5. Peristiwa sejarah yang merupakan fakta yang abadi dan tidak pernah beubah-ubah. Hal tersebut merupakan sejarah dalam dimensi .... A. Masa lalu B. Masa lampau C. Masa kini D. Masa depan



MODUL 6



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS SEJARAH DARI ASPEK PERKEMBANGAN, PERUBAHAN, KEBERLANJUTAN, DAN KEBERULANGAN Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Judul Elemen



Siswa



Tugas sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan;



Deskripsi



Kelas



Menjelaskan sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan Memberikan contoh sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



1 / 2JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Peta Konsep tentang perubahan dan keberlanjutan



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



6.1 Menjelaskan sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan 6.2 Memberikan contoh sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan



PERTEMUAN 6 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan  Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam pembelajaran  Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu tentang perubahan dan keberlanjutan? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan? KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan melalui ppt (10 Menit)  Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit)  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang Memberikan contoh sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan (20 Menit)  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit)  Dengan dibimbing guru Menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit)  Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran?



2. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? 3. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? 4. Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? 5. Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? 6. Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? 7. Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan   



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman



pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawah ini : 1. Jelaskan konsep perubahan dalam sejarah? 2. Jelaskan konsep berkelanjutan dalam sejarah?



LAMPIRAN RINGKAS MATERI SEJARAH DARI ASPEK PERKEMBANGAN, PERUBAHAN, KEBERLANJUTAN, DAN KEBERULANGAN A. Peta Konsep



B. Sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan dan keberulangan Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo (2001: 14-15) meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan. a. Perkembangan Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kotakota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota (Kuntowijoyo 2001:14) b. Kesinambungan Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembagalembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi (Kuntowijoyo 2001: 15) c. Pengulangan Pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya.



Misalnya menjelang presiden Soekarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi, khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya menjelang presiden Soeharto jatuh pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi. d. Perubahan Perubahan apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya gerakan nasionalisme di Indonesia sering dianggap sebagai kepanjangan dari gerakan romantik di Eropa. Berhubungan dengan konsep waktu ini lah dikisahkan kehidupan manusia pada masa lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lalu bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu bersifat terbuka dan berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan acuan untuk bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa datang. C. Konsep Perubahan dalam Sejarah



Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain perkembangan, keberlanjutan/ kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Heraclitus mengatakan “Panta rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change (Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan). Perubahan dalam kehidupan manusia, apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relative singkat. Perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya Revolusi Industri yang terjadi di Eropa, membawa perubahan dalam kehidupan umat manusia di dunia. Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Berkaitan dengan perubahan, ada dua jenis perubahan yaitu evolusi dan revolusi. Berikut penjelasan menurut Soerjono Soekanto dalam Sosiologi Suatu Pengantar (2012: 269) a. Evolusi Evolusi adalah perubahan-perubahan yang memerlukanwaktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Contoh evolusi perubahan fisik manusia purba dan perubahan kehidupan manusia dari berburu dan mengumpulkan makanan kearah bercocok tanam. b. Revolusi



Revolusi adalah perubahan-perubahan social dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar pokok kehidupan masyarakat. Contoh revolusi antara lain Revolusi Agraria di Indonesia dan Revolusi Industri di Inggris. Perubahan dalam kehidupan manusia juga ditentukan oleh beberapa faktor, baik faktor intern dan faktor ektern yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan. 1. Faktor Intern a. Perubahan Penduduk Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial. b. Penemuan-Penemuan Baru Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi. 1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru. 2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat. 3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat. 1) Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh terhadap berbagai hal. Pengaruh itu mempunyai polapola sebagai berikut : Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain. 2) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat 3) Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi. 4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembagalembaga sosial baru yang bersifat nasional c. Konflik dalam Masyarakat Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain. Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.



d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya. 2. Faktor Ekstern a. Faktor Alam Faktor yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi. Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya. b. Peperangan Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut. c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain adalah sebagai berikut : 1. Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain. 2. Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut. 3. Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik. 4. Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah. Gerak sejarah menuju ke arah kemajuan yang tidak ada batasnya. Evolusi tak terbatas adalah tujuan manusia. Abad ke-18 dan 19 merupakan masa revolusi jiwa yang luar biasa, yaitu suatu revolusi yang mematahkan kekuatan heteronomi. Hukum siklus yang mengekang daya pencipta lenyap kekuatannya. Jika digambarkan sebagai berikut: Gerak evolusi, Teori Gerak Evolusi Sejarah adalah medan perjuangan manusia dan cerita sejarah adalah epos perjuangan ke arah kemajuan. Peristiwa sejarah yang terjadi adalah sebuah perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu mempengaruhi kehidupan masa kini. Perubahan tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan manusia seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Masa lalu merupakan masa yang telah dilalui oleh suatu masyarakat selalu berkaitan dengan konsepkonsep dasar berupa waktu dan ruang. Berkaitan dengan peristiwa sejarah yang merupakan perubahan dalam kehidupan manusia di masa lalu, John Dewey (1959) menganjurkan bahwa dalam penulisan sejarah harus menulis masa lampau dan sekarang. Sejarah harus bersifat instrumental dalam memecahkan masalah



masa kini atau sebagai pertimbangan program aksi masa kini. Dengan kata lain John Dewey menyarankan bahwa sejarah harus dapat memecahkan masalah masa kini. D. Konsep Keberlanjutan dalam Sejarah Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan atau kesinambungan, pengulangan dan perubahan. 1. Perkembangan terjadi apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. 2. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya mengadopsi lembagalembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial Belanda mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi. 3. Pengulangan merupakan suatu fenomena dimana suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau terjadi pada masa berikutnya. Contohnya; peristiwa mundurnya Presiden Soekarno akibat demo mahasiswa Indonesia tahun 1966. Demikian juga yang terjadi pada peristiwa mundurnya Presiden Soeharto akibat aksi dan demo mahasiswa E. Contoh perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah



SOAL LATIHAN PERTEMUAN 6 1.



Jelaskan konsep perubahan dalam sejarah?



...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... 3. Jelaskan konsep keberlanjutan dalam sejarah!



...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... .



Intruksi Tugas



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK



Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________



Kelas



: ________________________________________



Bacalah materi tentang perubahan dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah,selanjutanya pilih tema di bawah ini lalu kembangkan melalui gambar, diskusikan dengan orangtuamu dan berikan analisa kalian dalam lembar folio yang nantinya akan di presentasikan



SETELAH MEMILIH, LALU GAMBARKAN PERUBAHAN YANG AKAN TERJADI 10 TAHUN DIMASA YANG AKAN DATANG LINGKARI NOMER YANG GAMBARNYA AKAN KAMU JELASKAN



No.



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan



1-4



1-4 1. 2. 3. 4.



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok



Jumlah Skor



No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan



4



yang efektif) b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2 1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



d. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :   Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas  Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan



Asesmen Sumatif Tes Akhir Pembelajaran 1. Peristiwa sejarah merupakan suatu proses perubahan dan keberlanjutan yang terjadi dalam



kehidupan manusia di masa lampau. Perubahan dan keberlanjutantersebut selaras dengan perjalanan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu .... A. hubungan antara pelaku dan penulis sejarah B. terdapat keterkaitan dengan peristiwa lainnya C. tidak memiliki hubungan dengan masa kini D. tergantung siapa yang menjadi penulisnya E. tergantung siapa yang menjadi pelakunya 2. Faktor internal yang mempengaruhi terjadinya perubahan adalah…. A. perubahan kondisi demografi (penduduk). B. alam yang ada disekitar masyarakat mulai berubah. C. pengaruh kebudayaan masyarakat lain. D. peperangan. E. penjajahan. 3. Pengulangan menurut konsep waktu dalam sejarah adalah.... A. membuat ulang suatu peristiwa B. mencoba melakukan hal yang sama C. suatu kejadian yang dilakukan untuk membuat suatu peristiwa yang sama D. kejadian yang persis sama terjadi 2 kali di waktu berbeda E. fenomena yang pernah terjadi sebelumnya terulang kembali pada masa sesudahnya atau masa sekarang. Peristiwanya tidak berulang tetapi fenomenanya yang berulang 4. Perubahan menurut konsep waktu dalam sejarah berdasarkan skala pengaruhnya ada 2, yaitu... A. Pengaruhnya besar dan Pengaruhnya kecil B. Dampak langsung dan Dampak tidak langsung C. Berakibat keseluruhan dan Berakibat sebagian D. Berakibat fatal dan berakibat tidak fatal E. Cepat dan Lambat 5. Di bawah ini merupakan faktor yang mendorong terjadinya perubahan, kecuali… A. Orentasi ke masa depan, B. Penduduk yang heterogen, C. Sistem masyarakat yang terbuka, dan D. Sistem Pendidikan formal yang maju E. Vested Interes



MODUL 7



SEJARAH INDONESIA KELAS X TUGAS PERISTIWA SEJARAH SECARA DIAKRONIK (KRONOLOGI) MAUPUN SINKRONIK Disusun Oleh Della Juliana Rismalinda, S.Pd Wulan Nurul Huda, S.Sos.I Nama



: Della Juliana Rismalinda, S.Pd



Program Keahlian



: Semua Jurusan



Asal Sekolah



: SMK 45 Lembang



Jumlah Peserta didik



:



Siswa



Judul Elemen



Tugas peristiwa sejarah secara diakronik (kronologi) maupun sinkronik.



Deskripsi Kelas



Menjelaskan pengertian diakronik dan sinkronik Membedakan ciri-ciri diakronik dan sinkronik Memberikan contoh peristiwa sejarah secara diakronik dan sinkronik X



Alokasi Waktu



90 menit



Jumlah Pertemuan



1 / 2JP



Fase Capaian



E



Profil Pelajar Pancasila



Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan  berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif, Berkebinekaan Global



Model Pembelajaran Moda Pembelajaran



Daring/Kombinasi



Metode Pembelajaran



Diskusi, presentasi



Bentuk Penilaian



Asesmen Non Kognitif dan Kognitif



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet, dan lainnya



Alat & Bahan Pembelajaran



Peta Konsep tentang diakronik dan sinkronik



Media Pembelajaran



LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet



Tujuan Pembelajaran



7.1 Menjelaskan pengertian diakronik dan sinkronik 7.2 Membedakan ciri-ciri diakronik dan sinkronik 7.3 Memberikan contoh peristiwa sejarah secara diakronik dan sinkronik



PERTEMUAN 7 DARING/LURING (90 MENIT)/ 2 JP KEGIATAN AWAL (10 Menit )  Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan  Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan dalam pembelajaran  Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik a. Apakah ada yang tahu diakronik dan sinkronik? b. Apa harapan kalian setelah mempelajari tentang tugas peristiwa sejarah secara diakronik (kronologi) maupun sinkronik? KEGIATAN INTI (80 MENIT )  Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan tentang peristiwa sejarah secara diakronik (kronologi) maupun sinkronik.melalui ppt (10 Menit)



    



Dengan Metode Tanya Jawab guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan ppt untuk menggali pemahaman dari ppt yang ditayangkan (10 Menit) Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman tentang membedakan ciri-ciri diakronik dan sinkronik dan memberikan contoh peristiwa sejarah secara diakronik dan sinkronik (20 Menit) Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas (30menit) Dengan dibimbing guru Menyimpulkan hasil Capaian Pembelajaran (10 menit) Melaksanakan Doa penutup Pembelajaran Referensi



Buku pegangan siswa, internet, buku sejarah lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia, Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia, Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Refleksi 1.



Apa yang menjadi Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran?



2. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif ? 3. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa setelah mengidentifikasi hasil kegiatan hari ini? 4. Apakah bisa mengatasi kesulitan siswa ketika melaksanakan kegitan pembelajaran hari ini? 5. Pada level apa pencapaian hasil rata-rata yang didapatkan siswa pada kegiatan siswa hari ini ? 6. Apakah semua siswa dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran hari ini? 7. Strategi apa yang akan di terapkan agar siswa dapat menuntaskan kompetensi? Lembar Kegiatan   



Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan Diskusi dan hasil Diskusi Siswa Soal-Soal Latihan Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana di bawah ini : 1. Apa yang dimaksud dengan berpikir diakronik dan sinkronik? 2. Apa perbedaan berpikir diakronik dan sinkronik?



LAMPIRAN RINGKAS MATERI



PERISTIWA SEJARAH SECARA DIAKRONIK (KRONOLOGI) MAUPUN SINKRONIK A. Peta Konsep



B. Konsep Berfikir Diakronik dan Sinkronik a. Konsep Berfikir Diakronik ( Kronologis ) 1) Pengertian Diakronik Istilah dari kata diakronik ini sendiri sebenarnya adalah dari istilah bahasa Yunani, istilah itu ialah Dia serta Chronoss. Dimana makna Dia sendiri mempunyai arti ialah sebagai melampaui, melalui, atau juga melintas. Sedangkan untuk kata Chronoss mempunyai arti sebagai waktu. Jadi bisa atau dapat diartikan apabila diakronik ini merupakan suatu hal yang melalui, melampaui, dan juga melintas batasan waktu tertentu. Diakronik ini merupakan suatu cara untuk berpikir dengan secara runtut / kronologis di dalam menganalisa / meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah suatu catatan mengenai peristiwa / kejadian itu dengan secararuntut dengan berdasarkan dengan waktu kejadian peristiwa yang di catattersebut. Dari hal ini bisa atau dapat kita ambil kesimpulan bahwa sejarah tersebumengajarkan kepada kita untuk melakukan pemikiran yang kronologis dan juga beraturan. 2) Ciri-Ciri Diakronik Diakronik ini mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya sebagai berikut : 1. Memanjang, berdimensi waktu 2. Terus bergerak, hubungan kuasalitas 3. Siifatnya itu naratif, berproses serta bertransformasi 4. Sifatnya itu dinamis 5. Lebih menekankan pada proses durasi 6. Digunakan di dalam ilmu sejarah 3) Konsep Diakronik Dalam Sejarah Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis (urutan) di dalam menganalisis sesuatu. Sehingga dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan prinsip memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam konsep diakronik tidak terlalu mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek dalam peristiwa tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal sampai akhir. Hal ini sejalan dengan konsep kronologis yang juga merupakan sebuah catatan kejadiankejadian yang diurutkan itu sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi di dalam peristiwa atau kejadian sejarah dapat membantu didalam merekonstruksi kembali suatu peristiwa atau kejadian itu dengan berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu juga dapat membantu untuk dapat membandingkan kejadian sejarah itu di dalam waktu yang sama pada tempat berbeda yang terkait mengenai peristiwanya. Sejarah adalah ilmu diakronis, yang artinya ialah lebih mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu kejadian atau peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat tertentu itu sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Melalui pendekatan diakronis tersebut, sejarah berupaya untuk menganalisis evolusi/perubahan sesuatu hal itu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan untuk



seseorang dapat menilai bahwa perubahan tersebut terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan sebuah pendekatan ini untuk dapat atau bisamenganalisis mengenai dampak dari perubahan variabel pada sesuatu kejadian, sehingga akan memungkinkan sejarawan untuk dapat mendalikan mengapa keadaan tertentu itu lahir dari keadaan sebelumnya atau juga mengapa keadaan tertentu itu erkembang atau juga berkelanjutan. Contoh penerapan konsep berfikir diakronik dalam peristiwa sejarah Perhatikan uraian peristiwa Tanam Paksa berikut ini :



Tanam Paksa ( 1830 – 1870 ) Pada tahun 1830 saat pemerintah belanda hampir bangkrut setelah terlibat Perang Diponegoro (1825-1830), kondisi ini diperparah dengan pecahnya Perang Belgia (1830 – 1831) Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari kebrangkrutan, kemudian Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok mencari dana semaksimal mungkin untuk mengisi kas negara yang kosong, membiayai perang serta membayar hutang. Untuk mnjalankan tugas yang berat tersebut, Gubernur Jenderal Van den Bosch memfokuskan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu, Van den Bosch mengerahkan rakyat jajahannya untuk melakukan penanaman tanaman yang hasilnya dapat laku di pasaran ekspor. Van den Bosch menyusun peraturan-peraturan pokok yang termuat pada lembaran negara (Staatsblad) Tahun 1834 No.22 sebagai berikut: 1. Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian tanah milik mereka untuk penanaman tanaman dagangan yang dapat dijual di pasar Eropa. 2. Bagian tanah tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima tanah pertanian yang dimiliki oleh penduduk di desa. 3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagang tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi. 4. Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. 5. Tanaman dagang yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda jika nilai hasil-hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, selisih profitnya harus diserahkan kepada rakyat. 6. Panen tanaman dagangan yang gagal harus dibebankan kepada pemerintah, sedikit-dikitnya jika kegagalan ini tidak disebabkan oleh kurang rajin atau ketekunan dari pihak rakyat. 7. Penduduk desa mengerjakan tanah-tanah mereka di bawah pengawasan kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai-pegawai Eropa hanya membatasi diri pada pengawasan apakah membajak tanah, panen, dan pengangkutan tanaman-tanaman berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tanam paksa sendiri diterapkan secara perlahan mulai tahun 1830 sampai 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah berjalan sepenuhnya di Jawa. Pada tahun 1843, padi pun dimasukan dalam system tanam paksa sehingga pada tahun 1844 timbul paceklik di Cirebon, Demak, Grobogan yang menyebabkan ribuan rakyat mati kelaparan. Setelah peritiwa tersebut , antara tahun 1850 – 1860 muncul perlawanan secara gencar dari kalangan orang Belanda sendiri seperti L. Vitalis (Inspektur Pertanian), dr. W. Bosch (Kepala Dinas Kesehatan), dan W. Baron Van Hoevell (kaum Humanis) untuk menuntut dihapuskannya Tanam Paksa. Selain tokoh tokoh tersebut pada tahun 1860 seorang mantan Assisten Residen di Lebak , Banten yaitu Eduard Douwes Dekker (Multatuli) menulis buku berjudul Max Havelaar yang berisi kritik tajam atas pelaksanaan Tanam Paksa yang tidak manusiawi. Dengan kritikan ini perhatian terhadap kondisi di Indonesia menjadi semakin luas dikalangan masyarakat Belanda, mereka menuntut agar sistem tanam paksa yang sudah melanggar Hak asasi Manusia ini dihapuskan. Sistem tanam paksa yang kejam ini, akhirnya dihapus pada tahun 1870 setelah memperoleh protes keras dari berbagai kalangan di Belanda, meskipun pada kenyataannya Sistem Tanam Paksa untuk tanaman kopi di luar Jawa masih berjalan hingga tahun 1915. Program tersebut (Sistem Tanam Paksa) dijalankan dengan nama sistem sewa tanah dalam UU Agraria 1870. Teks diatas menggambarkan pelaksanaan Tanam Paksa yang pernah diterapkan pemerintah Belanda di Hindia Belanda pada tahun 1830 – 1870.



Coba kalian perhatikan dengan seksama, dalam uraian diatas, pembahasannya memanjang dalam waktu, yaitu dari tahun 1830 sampai dengan 1870, sehingga penjelasan mengenai latar belakang peristiwa, jalannya peristiwa, dan akhir peristiwa tidak terlalau mendalam pembahasannya. Konsep berfikir yang digunakan dalam memaparkan peristiwa Tanam Paksa seperti paparan diatas menggunakan Konsep Berfikir Diakronik. b. Konsep berfikir Sinkronik



a) Pengertian Sinkronik Selain lewat berpikir diakronis, suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi dengan berpikir sinkronis. Berpikir sinkronis yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa. Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta “Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”. Metode sinkronik ini lebih menekankan kepada struktur, yang maksudnya meluas dalam ruang. Sinkronik ini dapat atau bisa menganalisa sesuatu hal di saat tertentu, jadi tidak berusaha untuk bisa atau dapat menarik kesimpulan mengenai suatu perkembangan kejadian atau peristiwa yang berpengaruh di kondisi saat ini, tapi hanya untuk menganalisa suatu kondisi saat itu. Dengan berdasarkan etimologi diatas, bisa juga dikatakan bahwa pengertian sinkronik ini ialah Sebagai segala sesuatu yang berkaitan atau bersangkutan dengan peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu masa. Di dalam ilmu sejarah, pengertian sinkronik ini ialah mempelajari peristiwa sejarah dengan seluruh aspek yang terkait di masa atau juga waktu tertentu itu dengan lebih mendalam. Jadi pengertian sinkronik ini merupakan cara berfikir di dalam mempelajari struktur pada suatu peristiwa sejarah, itu dalam kurun waktu tertentu. Atau juga bisa atau dapat diartikan yakni mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa. b) Makna Sinkronik Jadi apa makna dari sinkronik sebagai metode kajian sejarah? Maknanya iala apabila kita menggunakan metode sinkronik ini, maka kita tidak memperhatikan perkembangan sejarah atau juga perkembangan peristiwa tersebut. Sejarah tidak semata mata bertujuan untuk menceritakan uruttan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji sebab sebabnya , kondisi lingkungannya, kondisi sosial budayanya secara lebih mendalam c) Ciri-Ciri Sinkronik Dibawah ini merupakan beberapa ciri sinkronik di dalam mempelajari suatu kejadian atau peristiwa sejarah, diantaranya: 1. Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat masa tertentu. 2. Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian selalu memfokuskan terhadap adanya pola-pola, gejalagejala serta juga karakter. 3. Tidak memiliki konsep perbandingan. 4. Mempunyai jangkauan yang lebih sempit. 5. Mempelajari dengan secara mendalam. 6. Kajiannya juga yang sistematis. 7. Sifatnya adalah horizontal. Maksudnya dari sifat horizontal ialah memanjang pada ruang serta juga terbatas did alam waktu, jadi umumnya menjelaskan mengenai kejadia atau peristiwa hanya intinya saja. d) Konsep Berfikir Sinkronis Dalam Sejarah Berpikir sejarah dengan secara sinkronis ini merupakan cara berpikir meluas itu di dalam ruang tetapi terbatas di dalam waktu. Pendekatan sinkronik ini biasa digunakan di dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik ini lebih menekankan pada struktur, artinya adalah meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis ini menganalisa sesuatu hal tersebut pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Hal tersebut arti tidak berusaha untuk membuat sebuah kesimpulan mengenai suatu perkembangan dari peristiwa yang berkontribusi di kondisi saat ini, namun hanya menganalisis pada suatu kondisi seperti itu. Istilah dari memanjang dalam waktu itu melingkupi juga gejala sejarah yang terdapat didalam waktu yang panjang itu. Contoh penerapan konsep berfikir sinkronik dalam peristiwa sejarah



Latar Belakang Pelaksanaan Tanam Paksa Sejarah ini dimulai pada tahun 1830 dimana pada saat itu pemerintah Belanda yang ada di Indonesia sudah hampir bangkut. Kebangkrutan ini terjadi setelah Belanda terlibat perang Diponegoro yang terjadi di tahun 1825 hingga tahun 1830 dan setelah pembubaran VOC yang mau tidak mau membuat pemerintah Belanda menanggung hutang serikat dagang Belanda tersebut. Pada saat itu, Gubernur Jenderal Judo mendapatkan sebuah izin untuk menjalankan Cultuur Stelsel. Tujuannya adalah untuk menutup defisit yang terjadi pada pemerintah Belanda dan digunakan untuk mengisi kas penjajah pada saat itu. Adapun kebijakan Tanam Paksa ini diberikan oleh pihak pemerintah dengan menerapkan sistem politik liberal pada masa kekuasaannya. Hanya saja kebijakan ini mengalami sebuah kegagalan. Adapun diantara kegagalan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan liberal yang terjadi di Indonesia tidak sesuai dengan sistem feodal yang ada di Indonesia terutama di pulau Jawa. 2. Struktur birokrasi ada feodal yang berbelit-belit dan panjang mengakibatkan pemerintah tidak bisa berhubungan langsung dengan rakyat. 3. Kas negara yang kosong akibat terjadinya Perang Diponegoro yang tak kunjung usai. 4. Terjadinya kesulitan keuangan yang semakin menjadi-jadi setelah Belgia yang mana ia adalah negara sumber dana melepaskan diri dari Belanda tepatnya pada tahun 1830. 5. Kekalahan ekspor Belanda dengan inggris karena ketidakmampuan dalam bersaing. Pada kurun waktu 1816-1830, pertentangan antara kaum liberal dan kaum konservatif terus berlangsung. Sementara itu kondisi di negeri Belanda semakin memburuk akibat di Eropa Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan yang menghabiskan biaya yang besar, diantaranya upayanya mengahadapi Perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda pada tahun 1830 Pelaksanaan Sistem tanam paksa didasari oleh pemikiran pemerintal kolonial yang beranggapan bahwa desa desa di Jawa berutang sewa tanah kepada pemerintah kolonial, yang seharusnya diperhitungkan (membayar) senilai 40% dari hasil panen utama desa. kemudian Van den Bosch menginginkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi yang laku di pasar ekspor Eropa (tebu, nila dan kopi). Penduduk kemudian wajibkan untuk menggunakan sebagian tanah pertaniannya (minimal 20% atau seperlima luas) dan menyisihkan sebagian hari kerja (75 hari dalam setahun) untuk bekerja bagi pemerintah. Dengan menjalankan tanam paksa, Pemerintah Kolonial beranggapan desa akan mampu melunasi hutang pajak tanahnya. Seandainya pendapatan desa dari penjualan komoditas ekspor itu lebih besar dari pajak tanah yang harus dibayar, desa akan mendapat kelebihannya. namun Jika kurang, desa harus membayar kekurangannya. Pelaksanaan Tanam Paksa membuat para petani sangat menderita kala itu karena alih-alih mereka berfokus menanam padi untuk makan sendiri, mereka malah harus menanam tanaman ekspor yang harus diserahkan ke pemerintah kolonial. Meski peraturan Tanam Paksa jelas memberatkan para petani dan penduduk, namun kenyataan di lapangan, penderitaan yang dialami jauh lebih besar dan berkepanjangan karena dicekik kemiskinan dan ketidaktentuan penghasilan ke depannya. Tanam paksa atau Cultuurstelsel merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum (nila). Tanaman ekspor tersebut nantinya kemudian dijual dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial, dan bagi warga yang tidak memiliki tanah harus bekerja selama 75 hari dalam setahun pada kebun milik pemerintah Sistem tanam paksa ini diketahui lebih keras daripada saat monopoli VOC, sebab ada target yang harus dipenuhi untuk pemasukan penerimaan pemerintah kolonial yang saat itu sangat dibutuhkan. Pemasukan dari Sistem Tanam Paksa kemudian digunakan untuk membayar hutang Belanda sebab, kas pemerintah Belanda amblas setelah Perang Jawa tahun 1830. Sistem itu pun berhasil dan pemerintah Belanda meraup keuntungan yang amat besar. Teks diatas menggambarkan pelaksanaan Tanam Paksa yang pernah diterapkan pemerintah Belanda di Hindia Belanda pada tahun 1830 . konsep berfikir yang digunakan dalam teks tersebut adalah sinkronis. Coba kalian perhatikan dengan seksama , dalam uraian diatas hanya menerangkan latar belakang diterapkannya Sistem Tanam Paksa oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun bahasannya sangat melebar walaupun dalam waktu yang relative pendek hanya disekitar awal pelaksanaan Tanam Paksa saja. Dengan kata lain , bahasan sinkronis lebih mementingkan ruang bagi penjelasan yang luas



Perbedaan Cara Berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Mempelajari Sejarah Diakronis berasal dari kata Diachronic yakni, "Dia" yang dalam bahasa latin artinya melewati atau melampaui dan Chronicus yang artinya waktu. Diakronis maknanya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir diakronis sering disebut pula dengan berpikir kronologis. Berpikir diakronis dalam sejarah yaitu menganalisa atau meneliti suatu kejadian dari awal sampai akhir peristiwa. Misalnya, menceritakan pengalaman hidup dari seseorang sejak lahir ke dunia hingga masa sekarang. Sedangkan, Sinkronis artinya memanjang dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronis yakni menganalisa sesuatu pada waktu tertentu, tidak menceritakan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya saja. Ada pula yang menyebut ilmu sinkronis, ialah ilmu yang meneliti tanda - tanda yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Berikut perbedaan konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam sejarah yaitu : Konsep berpikir diakronik 1. Melihat masyarakat sebagai hal yang terus bergerak aktif dan mempunyai hubungan kausalitas atau sebab akibat. 2. Mempelajari kehidupan sosial dengan cara memanjang tetapi, berdimensi waktu. 3. Menjelaskan detail proses transformasi yang terus terjadi dari waktu ke waktu secara berkesinambungan. Konsep berpikir sinkronik 1. Mengamati kehidupan sosial dengan cara meluas tetapi, berdimensi ruang. 2. Melihat kehidupan masyarakat sebagai suatu sistem yang terstruktur atau terorganisir yang saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya. 3. Menjelaskan kehidupan masyarakat secara deskriptif. Jadi, kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa cara berpikir sejarah itu bersifat Diakronis yakni memanjang dalam waktu, dan mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan, berpikir ilmu sosial itu bersifat Sinkronik, memanjang dalam ruang serta mengutamakan struktur dalam suatu peristiwa. Perbedaan keduanya terletak pada cara memahami dan mempelajari hal – hal yang ada di peristiwa atau kejadian tertentu. SOAL LATIHAN PERTEMUAN 7 1.



Apa yang dimaksud dengan diakronik dan sinkronik?



...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... 2. Apa perbedaan cara berpikir diakronik dan sinkronik? ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................... .



Intruksi Tugas



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK



Kerjakan secara berkelompok dengan memanfaatkan internet Nama Kelompok



: ________________________________________



Anggota Kelompok



: ________________________________________



_________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ Kelas



: ________________________________________



Kerjakanlah bersama kelompokmu! 1. Isilah tabel berikut! No. Cara Berpikir 1. Berpikir diakronik



2.



No.



Ciri-ciri



Contoh



Berpikir sinkronik



Nama Siswa



RUBRIK PENILAIAN PERFORMA Penilaian Diskusi Kelompok Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi 1-4



Kekompakan



Jumlah Skor



1-4



1-4 1. 2. 3. 4.



Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok No.



Kriterian Penilaian



Jumlah Skor



1.



Keterampilan berkomunikasi a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif)



4



b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



3



cukup efektif) c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



2



kurang efektif) d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang



1



tidak efektif) 2.



3.



Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan) a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif)



4



b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif)



3



c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif)



2



d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif)



1



Kemampuan berargumentasi a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan)



4



b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan)



3



c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan)



2



d. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan)



1



Keterangan :   Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.   Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten Asesmen Formatif Setiap pelaksanaan Pembelajaran selalu melaksanaan  Tanya Jawab guru memberikan peranyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan / penayangan PPT/Membahasan singkat untuk menggali pemahaman dari pembelajaran yang di sampaikan  Guru membagi Kelompok untuk memperdalam pemahaman  Peserta didik diminta laporan dari hasil diskusi dan mempresentasikannya di depan kelas  Bersama-sama dengan Guru peserta didik diminta untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan



Asesmen Sumatif Tes Akhir Pembelajaran 1. Dalam konsep Diakronis , hal penting yang harus diperhatikan adalah …. A. keajegan B. eksplanatif C. validitas D. kronologis E. periodesasi



2. Perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik terletak pada…. A. penekanan terhadap konsep ruang dan waktu B. kepentingan dalam pencapaian tujuan C. cara menguraikan sebuah peritiwa D. menentukan pokok permasalahan sebuah peristiwa sejarah E. sudut pandang dalam memahami perkembangan dalam kehidupan manusia 3. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan memanjang dalam waktu, terbatas dalam ruang disebut.... A. Ruang B. Waktu C. Kronologis D. Sinkronik E. Diakronik 4. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan meluas dalam ruang, terbatas dalam waktu disebut.... A. Ruang B. Waktu C. Kronologis D. Sinkronik E. Diakronik 5. Untuk dapat memahami persitiwa sejarah yang telah lampau maka digunakan berbagai pendekatan dan cara, salah satunya seperti yang dilakukan oleh seorang guru sejarah berikut ini : Bu Veni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik untuk membuat urut urutan waktu berlangsungnya sistem Tanam Paksa secara kronologis sejak dimulainya sampai berakhirnya program tanam paksa ( rentang waktu dari tahun 1830 – 1870 ) . Hal yang dilakukan oleh bu Veni dalam mengungkapkan sejarah Tanam Paksa diatas menggunakan pendekatan …. A. diakronis B. sinkronis C. causalitas D. pengulangan E. keberlanjutan