Modul Seni Kelas X [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AJAR MAKNA DAN SIMBOL TARI TUNGGAL I. INFORMASI UMUM A.



Identitas Modul Penyusun Identitas Sekolah Tahun Jenjang Sekolah Kelas Alokasi Waktu



B.



: Sri Nugraheni Puspaningrum S.Pd : SMKS Tamansiswa Banjarnegara : 2021 : SMK : X (Fase E) : 2 × 45 menit



Kompetensi Awal: 1.1 Mampu membandingkan makna dan simbol melalui ragam gerak tari tunggal tarinya. 1.2 Mampu membandingkan makna dan simbol melalui tata rias dan busana tari tunggal tunggal dengan tepat. 1.3 Mampu membandingkan makna dan simbol melalui level dan pola lantai tari tunggal



Profil Pelajar Pancasila:  Berkebhinekaan Global  Bernalar kritis  Kreatif



C.



Sarana dan Prasarana: Ruang kelas  Ruang kelas  Ruang aula, atau ruang di luar kelas yang memungkin untuk melakukan diskusi  Ruang kelas maya (google meet, zoom meeting, WAG, atau platform lainnya) Properti  Disesuaikan dengan kebutuhan perbandingan makna dan simbol tari tunggal daerah setempat yang akan dikembangkan oleh peserta didik D.



E.



Kunci Makna dan simbol gerak Tari tunggal daerah setempat



F.



G.



H.



Deskripsi umum Kegiatan Aktivitas pembelajaran dilakukan melalui metode diskusi, ceramah, project, discovery learning, apresiasi dan eksplorasi. Target Peserta Didik : 1. Untuk peserta didik yang memiliki kesulitan belajar, disediakan contoh materi dan urutan pembelajaran sehingga guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan tingkat kesulitan belajar peserta didik di kelas. 2. Untuk peserta didik dengan tingkat pencapaian kemampuan belajar tinggi telah disediakan contoh materi ajar beserta urutan pembelajaran agar digunakan sebagai dasar guru mengembangkan materi ajar sendiri sesuai dengan karakteristik awal dan kondisi tingkat pencapaian peserta didik di kelas. Ketersediaan Materi



Pengayaan untuk pelajar berpencapaian tinggi



I.



Alternatif penjelasan, metode, dan aktivitas untuk pelajar yang sulit memahami konsep Materi Ajar Alat dan Bahan  Materi Ajar Makna dan Simbol gerak tari tunggal daerah setempat Makna dan Simbol rias dan busana tari tunggal daerah setempat Makna dan simbol level dan pola lantai tari tunggal daerah setempat  Alat Laptop LCD Audio visual Peralatan Instrumen  Bahan Youtube Foto Tari J.



Video Tari K.







Kegiatan Pembelajaran Utama Pengaturan siswa Individu Kelompok kecil Kelompok besar







Metode Ceramah Diskusi Case metode Apresiasi Project Eksplorasi L.



Asesmen Penilaian ketercapaian pembelajaran dilakukan melalui asesmen individu , asesmen kelompok Jenis asesmen, pengetahuan dan keterampilan



Model Pembelajaran : Model pembelajaran luring , Blanded learning. M.



II KOMPONEN INTI



A. Tujuan Pembelajaran Setelah melihat video tari tunggal melalui youtube dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan discovery learning, peserta didik diharapkan 1. Peserta didik dapat menganalisis makna dan simbol pada setiap ragam gerak tari tradisi. 2. Peserta didik dapat menganalisis makna dan simbol melalui rias dan busana tari tradisi. 3. Peserta didik dapat menganalisis makna dan simbol melalui level dan pola lantai tari tradisi. B. PEMAHAMAN BERMAKNA Gerak dalam tari merupakan elemen utama dan memiliki makna. Rias, busana, level, pola lantai dalam tari merupakan elemen pendukung dalam tari dan memiliki makna. C. PERTANYAAN PEMANTIK Apa yang membuat sebuah karya tari menarik untuk di pertunjukkan dan menarik untuk dinikmati oleh penonton? D. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Apersepsi berisi tanya jawab terbuka berkaitan dengan gerak, rias busana, level dan pola lantai dalam sebuah bentuk karya tari. 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam 2. Siswa yang piket memimpin doa bersama sebelum memulai pelajaran 3. Guru memulai pelajaran dengan menanyakan kabar peserta didik. 4. Guru menjelaskan rencana aktivitas pembelajaran tentang materi gerak, rias busana, level dan pola lantai Tari tradisional. 5. Guru menayangkan contoh pertunjukan Tari tradisional. Guru mengajukan pertanyaan pemantik: “Apa yang membuat sebuah karya tari menarik untuk di pertunjukkan dan menarik untuk dinikmati oleh penonton?” Kegiatan-Inti 1. Guru memberikan asesmen diagnostik berupa satu soal tentang makna dalam gerak, rias busana, level dan pola lantai tari tradisional. 2. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik makna dan simbol gerak, tata rias dan busana, level dan pola lantai tari tradisional dengan cara :  Melihat (tanpa atau dengan alat) Menayangkan video, gambar/foto tari tunggal tentang Makna dan Simbol gerak, tata rias dan busana, level dan pola lantai. https://www.youtube.com/watch? v=uNwhrJkcCrA https://www.youtube.com/watch?v=ze-83JN2dYs  Mengamati Lembar kerja - Pemberian contoh-contoh tari tunggal untuk peserta didik, dari media interaktif, dsb



- Melihat contoh-contoh tari tunggal melalui youtube  Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung) Lembar kerja - pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan peserta didik - Membaca berita tentang tari tunggal berdasarkan makna dan simbol  Mendengar - pemberian materi oleh guru melalui daring goggle meet.  Menyimak, penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai makna dan simbol gerak, tata rias dan busana, level dan pola lantai untuk melatih kesungguhan, ketelitian dan mencari informasi. 3. Guru mengidentifikasi apakah rata-rata siswa telah memiliki kompetensi awal, jika mayoritas belum menguasai maka guru menjelaskan ulang. 4. Peserta didik membentuk kelompok. Secara berkelompok siswa berdiskusi tentang makna gerak, rias busana, level dan pola lantai dalam tari tradisi. 5. Pembelajaran berakhir, siswa yang piket memimpin doa bersama menutup pembelajaran. 6. Guru mengucapkan salam. Penutup Guru Bersama peserta didik membuat catatan berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan baik kelemahan dan kelebihannya sebagai sebuah resume. E. ASESMEN Assemen-Formatif 1. Sikap (ProfilPelajarPancasila) Menggunakan lembar Observasi 2. Perfoma Praktik Langsung dengan unjuk kerja menonton contoh video pertunjukkan Tari tradisional. 3. Pengetahuan Tes lisan F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL Pengayaan atau remedial diberikan setelah peserta didik menyelesaikan pembelajaran materi/asesmen. Pengayaan: diperlakukan untuk siswa yang mempunyai kecepatan belajar tinggi dan optimal dengan diberi kesempatan untuk mengeksplore lebih jauh dan dalam tentang Tari tradisional. Remidial: diberikan kepada siswa yang kecepatan belajarnya lambat dengan memanfaatkan teman (tutor sebaya). G. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU Guru Bersama peserta didik berkolaborasi berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, serta mengungkap beberapa hal yang mungkin peserta didik dan guru lakukan selama pembelajaran, saling mengoreksi dan mengungkapkan kelebihannya.



1. Apa hal yang paling Kalian senangi dari materi kali ini? 2. Jelaskan manfaat dari pengalaman mengerjakan materi! 3. Hal apa yang perlu diperbaiki agar pembelajaran lebih bermanfaat atau menyenangkan?



LAMPIRAN A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kerjakan dengan secara berkelompok beberapa pertanyaan dibawah ini 1. Jelaskan makna gerak tari tradisional ! …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………



……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan makna tata rias dan busana dalam tari tradisional! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Jelaskan makna pola lantai dalam tari tradisional! 4. Buatlah ………………………………………………………………………………………



……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……… Anggota Kelompok : 1………………….. 2………… 3.dst B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK Bahan Bacaan Guru  Eisner, Elliot W. 2002. The Arts and the Creation of Mind, United State of Amerika; Yale University.



 Gilbert, Anne Green. 1992. Creative Dance For All Ages, Reston, Virginia, National Dance Association.  Graham, George, Shirley Ann Holt, dan Melissa Parker. 1987. Children Moving: A Teacher’s Guide to Developing A Successful Physical Education Program, USA, Mayfield Publishing Company.  Hopper, Bev, Jenny Grey, dan Trish Maude. 2000. Teaching Physical Education in the Primary School, New York, RoutledgerFalmer.  Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi, Yoyakarta, Institut Seni Indonesia.  Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Mengikuti Kata Hati, terjemahan I Wayan Dibia, Jakarta, MSPI.  Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemahan Sal Murgiyanto, Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta.  Kaufmann, Karen A. 2006. Inclusive Creative Movement and Dance, United State, Human Kinetics.  Widaryanto, F.X. 2009. Koreografi Bahan Ajar, Bandung, STSI Bandung. Bahan Bacaan siswa Buku Teks  Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas Ilalang, Jakarta, Indonesia Tera  Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari Komunal, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.  Harymawan, RMA. 1993. Dramaturgi, Bandung, Remajaroda Karya.  Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.  Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.  Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin Bangun. 2005. Membaca Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi Seni Pertunjukan.  Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara. Video  Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya, Link Youtube  https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti  https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes  https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+isi+surakarta  https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina  https://www.youtube.com/watch?v=8ckLBZK6BM4  https://www.youtube.com/watch?v=-hXH1GmzU6U C. GLOSARIUM Makna atau arti adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. [1] Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi



sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Makna terbagi ke dalam dua kelompok besar: speaker-sense dan linguistic-sense. Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain. Gerak tari diperagakan berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga. Ciri khas gerak tari setiap daerah di indonesia berbeda-beda. Gerak tari terbagi atas dua macam, yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Dalam tari menitik beratkan pada konsep dan koreografis yang bersifat kreatif. Kata tari dalam Bahasa Inggris terkait pada Bahasa Prancis danse yang keduanya dianggap berakar dari Bahasa Jerman Kuno donson yang berari regangan (stretch) atau tarikan (drag).[1] tradisional/tra·di·si·o·nal/ a : 1 sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turuntemurun: daerah itu mempunyai potensi cukup besar dalam bidang perikanan, tetapi masih diolah secara --; 2 menurut tradisi (adat): upacara -- , upacara menurut adat D. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud (2014). Buku Paket Seni Budaya Kelas X. Semarang: PT. Erlangga Gregory, Gayle H., Carolyn Chapman, (2006) Differntiated Instructional Strategies, California: Corwin Press. Kemp, Jerrold E., (2001) Designing Effective Instructional, New York: John Willey. Koster, Joan Bouza (2012) Growing Artists Teaching the Arts to Young Children, New York: Wadsworth. Moore, Kenneth D., (2005) Effective Instructional Strategies From Theory to Practice, California: Sage Publication. Morrison, Gary R., Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp., (2007) Designing Effective Instruction, United State of America: John Wiley & Sons, Inc. Ragan, Tillman, Patricia L Smith, (1992) Instructional Design, New York, John Wiley & Son Inc. Reigeluth, Charles M., Cynthia B. Leshin, Joellyn Pollock, (2005) Instructional Design Strategies and Tactics, Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publication. Richey, Rita C., James D. Klein, (2007) Design and Development Reseach: Methods, Strategies,and Issues, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Seel, Norbet M., Sanne Dijkstra, (2008) Curriculum, Plans, and Process in Instructional Design, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Smaldino, Sharon, E., Deborah L. Lowther, dan James D. Russel. (2011) Instructional Technology & Media for Learning, terjemahan Arif Rahman, Jakarta, Kencana Prenada. Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta, Ikalasti. Tucker, Carlin R., Tiffany Wycoff, Jason T. Green. 2017. Blended Learning in Action: A Practical Guide Toward Sustainable Change, Singapore, Sage Publsher Asia Afrika.



Materi Pengayaan MAKNA DAN SIMBOL DALAM TARI TUNGGAL TRADISIONAL Tari bukanlah gerak tanpa makna. Setiap gerak dalam tari bermakna dan memiliki motif tertentu. Hadirnya tari dalam kehidupan manusia merupakan respon manusia terhadap gerak kehidupan. Tari ada dalam ruang kehidupan manusia sehingga pencipataan dan pemaknaan tari tidak boleh lepas dari ruang kebudayaannya. Gerak manusia sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultural. Tari penuh dengan tanda-tanda simbolik. Karena itu, tandatanda dalam gerak tari perlu dilakukan pembacaan untuk mengetahui maknanya. Komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi simbolik, interpretatif, transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki perbedaan derajat kepentingan, memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk prilaku tertentu sebagai makna yang diperlukan (Liliweri, 2003:12-13). Dalam suatu sistem budaya dapat ditemui empat perangkat simbol yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri bagi manusiamanusia yang bersangkutan dalam tindakan antar mereka. Keempat perangkat simbol tersebut dikemukakan oleh Hidajat (2011: 16), yaitu: 1. Simbol-simbol konstitutif yang terbentuk sebagai kepercayaan kepercayaan dan biasanya merupakan inti dari agama. 2. Simbol-simbol kognitif yang membentuk ilmu pengetahuan. 3. Simbol-simbol penilaian moral yang membentuk nilai-nilai dan aturan. 4. Simbol-simbol pengungkapan perasaan atau simbol-simbol ekspresif. Dari keempat perangkat simbol makna simbol tari Lawet baik dalam bentuk gerak, busana, dan iringan tari tersebut ke dalam simbol kognitif, simbol penilaian moral dan simbol ekspresif. Pengertian Simbol Secara etimologi, simbol berasal dari kata Yunani, symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu perihal kepada seseorang atau orang lain, (Herusatoto dalam Kusumawardani, 2003:3). Menurut Jazuli (2011: 95) teori Interaksionisme simbolik merupakan teori yang mempelajari tentang interaksi antar individu manusia melalui pernyataan simbol, sebabesensial interaksi simbolik terletak pada komunikasi melalui simbolsimbol yang bermakna. Interaksionisme simbolik meletakkan tiga landasan aktivitas manusia dalam memahami kehidupan sosial yaitu : 1) sifat individual, 2) interaksi, 3) interpretasi. Substansi teori ini adalah 1) manusia adalah makhluk yang bersimbol, untuk itu manusia hidup dalam lingkungan simbol serta menanggapi hidup dengan simbol, 2) melalui simbol manusia memiliki kemampuan dalam menstimuli orang dengan cara yang berbeda dengan stimuli orang lain tersebut, 3) melalui komunikasi simbol dapat dipelajari arti dan nilai-nilai, 4) simbol, makna dan nilai selalu berhubungan dengan manusia. Salah satu kebutuhan dasar manusia dalam hidupnya adalah kebutuhan simbol. Proses terjadinya simbol adalah apabila subjek berhadapan dengan realitas, (Juzuli, 2012:10). Simbol ataupun makna merupakan bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat. Simbol atau makna yang dimaksud bukan berupa benda, wujud melaikan sebuah interaksi yang ada didalam masyarakat tersebut menciptakan sebuah makna-makna tertentu. Simbol adalah segala sesuatu (benda material, peristiwa, tindakan, ucapan, gerakan manusia) yang menandai atau mewakili sesuatu yang lain atau segala sesuatu yang telah diberi makna tertentu (Geertz dalam Triyanto 2001:20). Simbol atau lambang memiliki bentuk dan isi atau disebut makna. Bentuk simbol merupakan wujud lahiriah, sedangkan isi simbol merupakan arti atau makna. Makna simbolik, makna merupakan maksud pembicaraan, pengertian yang diberikan



kepada suatu bentuk kebahasan, (Depdikbud, 2001). Sementara simbolik adalah perihal pemakaian simbol (lambang) untuk mengeksplorasi ide-ide misal sastra dan seni oleh, (Sugono dalam Kusumawardani :2008 :3) Jenis Simbol Proses simbolik terjadi pada saat manusia menciptakan simbol dengan cara membuat suatu kesepakatan tentang sesuatu untuk menyatakan sesuatu. Secara etimologi , simbol berasal dari kata Yunani, symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberihukan sesuatu hal kepada seseorang atau orang lain, (Herusatoto dalam Kusumawardani: 2003: 3). Menurut Hayawaka (1949:25), proses simbolik terdapat pada semua tingkat peradaban manusia dari yang paling sederhana sampai yang telah maju, dari kelompokmasyarakat paling bawah sampai pada kelompok yang paling atas. Menurut Herusatoto dalam Kusumawardani (2003:3) memakai simbol antara lain sebagai sesuatu seperti tanda lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang mengandung maknatertentu, misal warna putih ialah lambang kesucian, gambar padi sebagai lambang kemakmuran. Simbol banyak digunakan dalam kesenian untuk memberikan kedalamanarti seni, seperti juga simbol-simbol yang digerakkan dalam tari. Langer dalam Jazuli (2012:67) menjelaskan bahwa simbol digolongkan menjadi dua, yaitu simbol diskursif fan simbol presentasional. Simbol diskursif merupakan simbol tempat logika modern menganalisis pernyataanpernyataan. Pada prinsipnya simbol diskursif adalah ada suatu sistem atau aturan tertentu yang tidak bisa diabaikan, yaitu suatu struktur dengan unsur yang dibangun menurut cara tertentu sehingga aturan itu dapat dipahami maknanya. Adapun simbol presentasional dapat dimengerti melalui intuisi karena bukan merupakan suatu konstruksi yang bisa diuraikan ke unsurunsurnya, melainkan merupakan satu yang bulat dan utuh. Tari merupakan simbol diskursif karena tari merupakan suatu sistem yang unsurunsurnya saling menjalin hubungan secara dialektis dan korektif. Tari juga tergolong simbol presentasional, karena tari merupakan satu kesatuan simbol gerak, ruang, dan waktu yang hanya bisa diamati secara keseluruhan (utuh) dari penampakannya. Simbol dan Tari Menurut (Jazuli, 2012:69) Secara struktural, tari merupakan wujud (realitas) dari kesatuan simbol gerak, ruang, dan waktu sekaligus merupakan unsur pendukung tari. Unsur gerak, ruang, dan waktu selalu menjalin hubungan dialektis dan korektif yaitu sebagai unsur yang selalu menjalankan fungsinya untuk saling melengkapi. 1. Tari Sebagai Sistem Simbol Tari sebagai hasil kebudayaan yang sarat makna dan nilai, dapat disebut sebagai sistem simbol. Sistem simbol adalah sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan secara konvensional digunakan bersama, teratur, dan benarbenar dipelajari sehingga memberi pengertian hakikat “manusia” yaitu suatu kerangka yang penuh dengan arti untuk mengorientasikan dirinya kepada yang lain kepada lingkungannya dan kepada dirinya sendiri sekaligus sebagai produk dan ketergantungannya dalam interaksi sosial, (Sumandiyo : 2005:22- 23). Tari sebagai ekspresi manusia atau subyektivitas seniman merupakan sistem simbol yang yang signifikan, artinya mengandung arti dan sekaligus mengundang reaksi yang bermacam-macam. Tari sebagai sistem simbol dapat pula dipahami sebagai sistem penandaan,artinya kehadiran tari tak terlepas dari beberapa aspek yang dapat dilihat secara terperinci antara lain : geraknya, iringan, tempat, pola latai, waktu, tata pakaian, busana, dan properti, (Sumandiyo : 2005:24). 2. Tari Sebagai Keindahan Keindahan menjadi unsur pokok dalam membicarakan masalah seni, walaupun beberapa ilmuwan maupun seniman kadang kala sudah tidak perlu membicarakan lagi unsur keindahan itu. Keindahan seolah-olah mutlak harus ada dalam seni termasuk seni tari. Seni tari selau



dihubung-hubungkan dengan unsur keindahan, (Hadi:2005:14). Menurut Hadi (2005:15) tari klasik Jawa mengandung makna bahwa keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakangerakan badan dengan iringan musik gamelan, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud isi tari yan dibawakan. Dengan demikian yang dimaksud Keindahan seni tari ternyata harus mengandung isi, makna atau pesan tertentu. 3. Tari Sebagai Sarana Komunikasi Penciptaan seni tari banyak orang mengatakan bahwa pada tahap yang paling awal seni itu adalah satu dari berbagai cara untuk melukiskan dan mengkomunikasikan sesuatu. Pada hakikatnya semua seni termasuk tari bermaksud untuk dikomunikasikan, (Hadi:2005:20). Tari sebagai komunikasi adalah salah satu peran tari selain sebagi media ekspresi, media berfikir kratif dan media mengembangkan bakat. Seni merupakan alat komunikasi yang halus sebab simbolis yang terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan disampaikan. Daftar Pustaka Djelantik, M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung. MSPI Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Yogyakarta PustakaJazuli, M. 2012. Struktur dan Simbol Dalam Seni Tari. Jazuli, M. 1999. Telaah Teoris Seni Tari. Semarang : IKIP Semarang Press Jazuli, M. 2007. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: UNNES Press Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual pendidikan Seni. Semarang : UNNES Press Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: UNNES Press Jazuli, M. 2011. Sosiologi Seni.Solo : Program Buku Teks Lembang Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret Murgiyanto, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaa Peterson, R. Anya. 1980. The Anthopology of dance. First Midland Book, dan terjemahannya oleh F.X Widaryanto. 2007. Antropologi Tari. Bandung : STSI Press Bandung. Purnomo, Eko. 2014. Buku Pegangan Guru Seni Budaya Kelas VIII Semester 1.Jakarta Kemdikbud



Materi



Unsur – unsur seni tari        Unsur seni tari ada 2 yaitu unsur pokok adalah gerak dan unsur pendukung meliputi iringan, tema, tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung.



a.      Unsur pokok tari adalah gerak



 Unsur – unsur gerak  Unsur - unsur gerak meliputi tenaga, ruang dan waktu. Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat, dan ruang gerak penari itu sendiri. Ruang berhubungan dengan level yaitu tingkat jangkauan gerak. Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari. Ruang dapat diartikan sebagai tempat dimana menyangkut garis, volume, arah, dan dimensi, level, fokus serta arah pandang dan gerak. Arah ada 2 macam yaitu arah hadap dan arah gerak. Arah hadap menunjukkan dimana penari menghadap sedangkan arah gerak menunjukkan kemana penari bergerak.  Fokus adalah titik pandang penari dengan sentral penonton level adalah tingkat jangkauan gerak yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan aturan gerak tari itu sendiri. Level berfungsi sebagai pemberi kesan, daya tarik dan menimbulkan kesan dinamis terhadap tari. Level ada 3 yaitu rendah, sedang dan tinggi.   Teknik gerakan tari pada level rendah biasanya ditujukan untuk memperlihatkan gerakan tari yang terus bergerak tanpa lelah. Umumnya posisi tubuh saat sedang melakukan gerak tari level rendah adalah dengan merebahkan tubuh di atas lantai dan kemudian berguling.   Teknik gerakan tari pada level sedang adalah gerakan pada saat penarinya berdiri dan duduk, gerakan ini biasanya terdapat pada tari Jawa, Sunda, dan Kalimantan. contoh gerakan level sedang yaitu gerak Jengkeng pada tari jawa, gerak Lumaksono pada tari Jawa.  Teknik gerakan tari pada level tinggi adalah gerakan pada saat penarinya melakukan hal seperti melompat, melayang. gerakan level tinggi biasanya dilakukan pada tari Cakalele, Maluku. Tari Polandia dengan gerakan melompat. Tari balet. Dimensi adalah keleluasaan dan kepadatan (densitas) ruang. Ini digunakan sebagai ukuran penari bergerak. Kepadatan atau densitas adalah penguasaan ruang oleh penari.  Ruang juga menyangkut pola lantai atau formasi penari. Pola lantai diciptakan fungsinya untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak. Macam – macam pola lantai antara lain vertikal /lurus, horisontal, diagonal dan melengkung.  Waktu adalah cepat lambatnya gerakan yang dilakukan oleh penari. Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perubahan posisi dan perubahan kedudukan tubuh.  Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Tenaga merupakan pengendalian energi yang diekspresikan kontras perubahan yang dinamis(cepat lambat, tinggi rendah, keras lembut). Jadi faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga adalah intensitas, tekanan dan kualitas.    Macam – macam gerak  Macam - macam gerak dalam tari ada 2 yaitu gerak murni dan maknawi. Gerak murni (Pure Movement) di sebut gerak wantah yaitu gerak yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk gerak yang artistic (keindahan) dan tidak mempunyai maksud tertentu. contohnya sabetan, besut dan lain sebagainya.



 Gerak maknawi (gesture) disebut gerak tidak wantah yaitu gerak yang mengandung arti atau maksud tertentu dan telah distilisasi dari wantah menjadi tidak wantah. Contoh gerak ulap – ulap (melihat sesuatu yang jauh letaknya), ukel karno ( mendengar), penthangan ( menolak / tidak setuju), golek iwak (mencari ikan di sungai), nuding (marah), lumaksono (berjalan).  Berikut ini contoh gerak Murni dan gerak Maknawi :



Gambar Contoh gerak ulap ulap menggambarkan melihat sesuatu yang letaknya jauh.



b.     Unsur pendukung tari 1)     Iringan (Musik) tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Pada dasarnya bentuk musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal. Musik Internal yaitu Musik atau iringan tari yang ditimbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri. Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb. Musik Eksternal yaitu Musik atau iringan yang ditimbulkan atau bersumber dari alat instrument yang dilakukan orang lain. Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb 2)     Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Macam – macam tema adalah heroic, erotik, drama tari, pantomime.  Tari Pantomim, yaitu tari yang isi atau temanya mencoba untuk menirukan sesuatu.  Tari Erotik, yaitu tari yang mengambil tema percintaan pria dan wanita.  Tari Heroik atau Kepahlawanan, yaitu tarian yang mengambil tema kepahlawanan. Biasanya berupa tarian perang. Perang antara yang jahat melawan yang baik/benar. Juga menggambarkan kecintaan seorang pahlawan terhadap tanah airnya.  Drama Tari, yaitu rangkaian tari yang disusun sedemikian rupa hingga melukiskan suatu kisah atau cerita drama tari berdialog, baik prosa maupun puisi dan juga ada



yang berupa dialog (percakapan). Jika tanpa dialog, maka menggunakan tanda-tanda gerakan ekspresi muka atau mimik sebagai alat untuk berbicara. 3)     Tata Busana atau Kostum Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut: ü  Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton ü  Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat     menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana ü  Penataan busana hendaknya biasa menimbulkan imajinasi penonton ü  Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari ü  Busana sebaiknya dapat memberi proyeksi kepada penarinya. ü  Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana Dalam tari kita, busana tari mencerminkan identitas suatu daerah yang sekaligus menunjuk pada tari itu berasal. Arti simbolis dihubungkan dengan kepentingan tari dapat dikemukakan seperti berikut merah merupakan simbol keberanian dan keagresifan, biru merupakan simbol kesitiaan dan mempunyai kesan ketentraman, kuning mrerupakan simbol keceriaan atau berkesan gembira, hitam merupakan simbol kebijaksanaan atau kematangan diri,putih merupakan simbol kesucian atau bersih.



Gambar Contoh Tata Busana, kostum Tari “Bedhaya Kusuma Wilayajana” dari Kadipaten Pakualaman Yogyakarta 4)     Tata Rias berfungsi antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik penampilan. Tata Rias meliputi tata rias wajah (tata rias wajah untuk penampilan pagi dan tata rias wajah untuk penampilan malam), Body painting, Rias rambut (sanggul).  jenis tata rias dibagi menjadi 2 yaitu tata rias karakter dan tata rias fantasi. Menurut Santoso (2008:277) tata rias karakter adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan cirri-ciri khusus yang melekat pada tokoh.



Gambar Contoh Rias Karakter Tokoh Gatotkaca Tata rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang diangan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya.



  Gambar Rias Fantasi Lembu Suro 5)     Tempat Pentas Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Bentuk pemanggungan atau bentuk pentas, ada bermacam-macam yaitu panggung Proscenium, Tapal Kuda, Pendhapa, Bentuk Pentas Terbuka, Arena, dsb.



Contoh panggung proscenium pada pertunjukan Matah ati Surakarta.



Contoh panggung tapal kuda



Contoh tempat pentas berbentuk Pendhapa



Contoh bentuk panggung di arena terbuka 6)     Tata Lampu/Pencahayaan Tata lampu di dalam pergelaran tari, di samping untuk menerangi serta menyinari juga dipakai untuk membentuk suasana yang diperlukan dalam adegan-adegan yang ditampilkan. seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat pengaturan lampunya. Jenis-jenis lampu antara lain Lampu khusus atau spotlight digunakan untuk menyinari objek secara khusus, Follow spotlight lampu sentral yang berfungsi mengikuti objek, Strip light lampu berderet dan bermacam-macam warna, General light sebagai penerangan keseluruhan arena pentas. Fungsi tata lampu Menerangi dan menyinari pentas dan Mengingatkan efek lighting alamiah.



Gambar Conton Tata Lampu



Gambar Contoh Tata Lampu Siluet Penari Daftar Pustaka Djelantik, M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung. MSPI Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta:Yogyakarta Pustaka Jazuli, M. 2012. Struktur dan Simbol Dalam Seni Tari. Jazuli, M. 1999. Telaah Teoris Seni Tari. Semarang : IKIP Semarang Press Jazuli, M. 2007. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari.Semarang: UNNES Press Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual pendidikan Seni.Semarang : UNNES Press Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari.Semarang: UNNES Press Murgiyanto, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaa Peterson, R. Anya. 1980. The Anthopology of dance. First Midland Book, dan terjemahannya oleh F.X Widaryanto. 2007. Antropologi Tari. Bandung : STSI Press Bandung.



Asesmen sikap Rubik Skor 4



Nilai Sangat Baik



3



Baik



2



Cukup



1



Kurang



Skor 4



Nilai Sangat Baik



3



Baik



2



Cukup



1



Kurang



Keaktifan Indikator jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten Jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran Bekerjasama Indikator jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten. jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten. jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten. jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.



Toleran Skor 4



Nilai Sangat Baik



3



Baik



2



Cukup



1



Kurang



Indikator Jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten. jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten. jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.



Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No



Nama siswa



keaktifan 1



2



3



4



bekerjasama 1



2



3



toleran 4



1



2



3



Asesmen pengetahuan Penilaian Pengetahuan - Tes Tulis Uraian Topik



: Makna dan simbol



Indikator : Perbandingan Makna dan simbol dalam gerak, tata rias dan busana, level dan pola lantai tari tunggal Soal : Jawablah soal di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan makna gerak tari tradisional! 2. Jelaskan simbol gerak tari tradisional 3. Jelaskan makna tata rias dalam tari tradisional! 4. Jelaskan simbol tata rias dalam tari tradisional! 5. Jelaskan makna busana dalam tari tradisional! 6. Jelaskan simbol busana dalam tari tradisional! 7. Jelaskan makna level dalam tari tradisional! 8. Jelaskan simbol level dalam tari tradisional! 9. Jelaskan makna pola lantai alam tari tradisional! 10.Jelaskan simbol pola lantai dalam tari tradisional! Pedoman Penskoran



4



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Jawaban



Skor



Skor maksimal LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan KELAS : . ……………..



No Nama Peserta didik



Pengungkapa n gagasan orisinil ya tidak



Pernyataan Kebenaran Ketepatan konsep penggunaan istilah ya tidak ya tidak



Jumlah ya



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA Pekerjaan :     



Membuat perbandingan makna dan simbol gerak tari tradisional Membuat perbandingan makna dan simbol tata rias tari tradisional Membuat perbandingan makna dan simbol tata busana tari tradisional Membuat perbandingan makna dan simbol level tari tradisional Membuat perbandingan makna dan simbol pola lantai tari tradisional Tabel Rubik Penilaian Unjuk Kerja Tingkat Kriteria 4 Semua jawaban benar, sesuai dengan prosedur operasi dan penerapan konsep yang berhubungan dengan perbandingan makna dan simbol gerak, tata rias dan



tidak



busana, level dan pola lantai tari tradisional.



3



Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah. Sedikit kesalahan perbandingan makna dan symbol gerak, tata rias dan busana, level dan pola lantai tari tradisional.



2



Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban tidak sesuai dengan permasalahan perbandingan makna dan simbol gerak, tata rias dan busana, level dan pola lantai tari tradisional.



1



Semua jawaban salah, atau Jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar.



0



Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong



LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN- UNJUK KERJA KELAS : ………….. No



Nama siswa



Tingkat 1



2



Nilai 3



4



ket