Modul Status Prosto [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL KLINIK MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI



MATERI PEMBELAJARAN: PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENETAPAN DIAGNOSIS PROSTODONSIA



BLOK CD 1 ILMU PROSTODONSIA



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG



PENYUSUN MODUL KLINIK PENANGGUNG JAWAB PENYUSUN



: :



Ketua Program Studi Profesi Dr. drg. Rasmi Rikmasari., Sp.Pros, (K) Drg. Setiawan Bonifacius, Sp.Pros. Drg. An-nissa Kusumadewi, Sp.Pros.



KONTRIBUTOR



:



Drg. Gian Nur Alamsyah Drg. Emma Rachmawati., M.Kes.



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



2



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



KATA PENGANTAR Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD akan melaksanakan Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) sebagai tindak lanjut disyahkannya Peraturan Mentri Ristek Dikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi. Implementasi KPT dipandu oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) melalui dikeluarkannya revisi buku Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia pada tahun 2016 yang menetapkan profil dan kompetensi dokter gigi di Indonesia. Di tahap profesi pembelajaran dilakukan dengan cara pelatihan praktik klinik secara terintegarasi sehingga peserta didik dapat melakukan pekerjaan keterampilan klinik secara komprehensif baik substansial maupun tingkat pencapaian kognitif, psikomotor dan afektif yang hal ini dapat terlihat di dalam modul praktik klinik. Setiap modul klinik dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi integrasi antara ilmu klinik, ilmu penunjang medik serta ilmu kedokteran komunitas dan integrasi antara kemampuan kognitif, psikomotor, afektif. Praktik klinik memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pelatihan ketrampilan klinik dan prosedur klinik yang baku serta mendapat pelatihan 6 ranah atau area kompetensi seorang dokter gigi. Modul ini dibuat untuk menunjang proses pembelajaran mahasiswa agar dapat lebih cepat menguasai cara belajar yang tepat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



3



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



DAFTAR ISI



KATA



2



PENGANTAR .................................................................................................... DAFTAR



3



ISI .................................................................................................................. PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENETAPAN DIAGNOSIS PROSTODONSIA .......... Catatan



Untuk



Dosen



Pendidik 7



Klinik ................................................................... Rancangan



7



Tugas ................................................................................................ Rubrik



8



Keterampilan .............................................................................................. Instruksi



10



Kerja ....................................................................................................... TINJAUAN



13



PUSTAKA ..................................................................................................



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



4



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



BLOK Materi Pembelajaran SKS Waktu



: : : :



ILMU PROSTODONSIA PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENETAPAN DIAGNOSIS 0,02 50 MENIT



TOPIK I



PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENETAPAN DIAGNOSIS PROSTODONSIA Waktu: 50 menit I. Kompetensi Utama 1. Melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah-masalah penyakit gigi dan mulut secara komprehensif dengan pendekatan ilmu-ilmu dasar, ilmu kedokteran gigi klinik yang terkait dan psikososial. 2. Membuat kesimpulan yang valid dan mengambil keputusan yang tepat atas kelainan/penyakit gigi mulut baik yang ringan maupun yang kompleks berdasarkan analisis dan interpretasi data klinik. 3. Merumuskan solusi secara mandiri maupun kelompok untuk penyelesaian masalahmasalah gigi mulut baik yang ringan maupun kompleks secara komprehensif dan merencanakan pencegahannya dengan pendekatan psikososial dan ekonomi. II. Kompetensi Penunjang 1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik dengan mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis, dan sosial guna mengevaluasi kondisi medik pasien. 2. Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi mulut melalui interpretasi, analisis, dan sisntesis hasil pemeriksaan pasien 3. Menentukan tindakan pencegahan serta merencanakan tahapan penyakit gigi dan mulut sesuai standar yang berlaku, berkomunikasi efektif dalam menyampaikan alternatif perawatan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. III. Bahan Kajian Ilmu Gigi tiruan IV. Materi Pembelajaran/Pelatihan 1. Komunikasi interpersonal 2. Cara melakukan anamnesis 3. Cara melakukan pemeriksaan ekstra oral dan intra oral 4. Cara intepretasi pemeriksaan penunjang Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



5



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



5. Penentuan diagnosis dan diagnosis banding 6. Penyusunan rencana perawatan



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



6



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



V. Capaian Pembelajaran CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL) SIKAP S2 Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika. S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik. S9 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. S11 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya. S12 Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan dan pasien. S13 Menunjukkan sikap menghargai hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik (beneficence), tidak merugikan (non maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran (veracity) dan adil (justice). PENGETAHUAN P1 Mampu menguasai teori aplikasi dan pengetahuan faktual tentang hukum kesehatan, kebijakan lokal, regional, dan global tentang kesehatan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik kedokteran gigi P2 Mampu menguasai keterampilan prosedur perawatan klinis dalam bidang Kedokteran Gigi P4 Mampu menguasai teori aplikasi dasar etik kedokteran dan keterampilan teknik perawatan klinis di bidang kedokteran gigi KETERAMPILAN UMUM KU1 Mampu menangani pasien secara holistik, sebagai individu dan bagian dari keluarga dan masyarakat, dan yang menyediakan perawatan berkelanjutan yang berkualitas dalam lingkup hubungan dokter pasien yang berdasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan KU2 Mampu memilih teknologi tepat guna untuk digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya murah KU3 Seseorang yang mampu meningkatkan gaya hidup sehat dengan penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya dan ekonomi, dengan demikian kesehatan pada perorangan maupun kelompok akan meningkat dan terjaga KETERAMPILAN KHUSUS KK1 Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali riwayat pasien (riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat kepenyakitan dan pengobatan, riwayat perawatan gigidan mulut,perilaku) yang relevan dengan keluhan utama melalui metode komunikasi efektif terhadap pasien/keluarga pasien KK2



KK4



Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik yang meliputi pemeriksaan ektra dan intra oral secara mandiri pada pasien anak dan dewasadengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi dan kode etik. Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis akhir dan menetapkan prognosis kelainan atau penyakit gigi mulut berdasarkan patogenesis dengan mempertimbangkan derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis, dan sintesis hasil pemeriksaan pasien sesuai standar klasifikasi penyakit internasional (International Classification of Diseases) secara mandiri.



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



7



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



MK1 L1 L2 L3 L4 L5 L6



Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Mahasiswa mampu melakukan pengisian status pasien dan penentuan diagnosis Sub capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub CP-MK) Mahasiswa mampu melakukan komunikasi interpersonal secara efektif pada pasien. Mahasiswa mampu menyusun anamnesis berdasarkan keluhan utama pasien. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada sistem stomatognatik meliputi pemeriksaan ekstra oral dan intra oral pada pasien. Mahasiswa mampu menentukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi. Mahasiswa mampu melakukan penentuan diagnosis dan diagnosis banding. Mahasiswa mampu menyusun rencana perawatan sesuai indikasi.



Metode



:



1. Pelatihan mengisi status prostodonsia dengan pengawasan DPK 2. Praktik kepada pasien di bawah pengawasan DPK.



Fasilitas



:



1. Kursi unit gigi 2. Kartu status prostodonsia 3. Alat tulis



Tempat pelatihan Peserta Pelatihan Sistem assessmen Sistem evaluasi



: : : :



Klinik Integrasi Dewasa Mahasiswa program profesi semester 1 Rubrik formatif Rubrik sumatif (mini Cex/DOPS)



CATATAN UNTUK DOSEN PENDIDIK KLINIK (DPK) 1.



2.



3. 4. 5.



DPK menggunakan tahap pelatihan ini untuk melatih mahasiswa melakukan komunikasi interpersonal dengan pasien dalam upaya mengumpulkan data identitas pasien dan data-data klinis yang diperlukan untuk menyusun anamnesis. DPK menggunakan tahap pelatihan ini untuk melatih mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital pasien dan sistem stomatognatik yang terdiri dari pemeriksaan ekstra oral dan intra oral. DPK menggunakan tahap pelatihan ini untuk melatih mahasiswa menetukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi yang dibutuhkan untuk menunjang diagnosis. DPK menggunakan tahap pelatihan ini untuk melatih mahasiswa menentukan diagnosis dan diagnosis banding kelainan pada sistem stomatognatik. DPK menggunakan tahap pelatihan ini untuk melatih mahasiswa membuat dan menyusun rencana perawatan pasien. RANCANGAN TUGAS



1. 2. 3. 4. 5.



Mahasiswa diwajibkan mengerjakan pengisian status dengan menggali. informasi dari pasien. Pengisian status dilakukan di bawah bimbingan DPK. Melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik. Menegakkan diagnosis dan diagnosis banding. Menyusun rencana perawatan pasien. RUBRIK KETERAMPILAN



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



8



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



NO.



PROSEDUR



SKALA PRESTASI PELATIHAN 0



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



1



KOMENTAR



2



9



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



1



Persiapan Dental Unit: 1. Sandaran dental chair dibungkus oleh plastik wrap. 2. Pegangan tangan pasien dibungkus oleh plastik. 3. Semua bagian dental unit yang dipegang operator dibungkus oleh plastik. 4. Sputum bak dalam keadaan bersih.



2



Persiapan Dental Unit Tray: 1. Baki berisi alat dasar 2. Cotton pellet yang disimpan dalam petridish 3. Cotton roll yang disimpan dalam petridish 4. Tempat alkohol tertutup neirbeken



3



Persiapan Alat dan Bahan Area Kerja: 1. Sabun antiseptik (tidak diencerkan) 2. Kertas tissue wajah 3. Kertas tissue towel (paper towel) 4. Larutan desinfektan (surface disinfectant spray) 5. Plastic Wrap 6. Lap meja Persiapan Pasien: 1. Pasien dipersilahkan duduk dengan nyaman. 2. Pasien menggunakan polibib. 3. Identitas pasien dicatat dengan lengkap. (nomor rekam medik, tanggal, nama, umur, jenis kelamin, alamat, no, telepon, pekerjaan)



4



Pemeriksaan Subyektif (S) 5 Menanyakan riwayat keluhan utama (Subjektif/ S): 1. Keluhan utama (yang menyebabkan pasien datang) 2. Lokasi keluhan 3. Kapan terjadinya (on set) 4. Lama terjadinya (duration) 5. Perkembangan atau kronologis penyakit 6. Kualitas keluhan (derajat sakit) 7. Kuantitas keluhan (sakit berulang/tidak) 8. Hal-hal yang memperparah 9. Hal-hal yang meringankan keluhan 10. Gejala penyerta 11. Perawatan yang telah diterima pada keluhan utama 6 Menanyakan pengalaman perawatan gigi dan pemakaian gigi tiruan: 1. Terakhir dicabut gigi 2. Sebab pencabutan gigi 3. Pengalaman perdarahan setelah pencabutan gigi 4. Gigi tiruan yang pernah dipakai 5. Pengalaman pemakaian gigi (Bila pengalaman tidak baik, sebutkan alasannya) 6. Lamanya memakai gigi tiruan 7. Kebiasaan membersihkan gigi 7 Pemeriksaan Ekstra Oral 1. Wajah 2. Profil Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



10



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



3. Bibir 4. Mata 5. Lebar bukaan mulut 6. Pembesaran kelenjar 7. Sendi temporomandibula 8 Pemeriksaan Intra Oral 1. Ukuran lengkung 2. Bentuk lengkung 3. Bentuk lingir 4. Kesejajaran lingir 5. Jarak antar lengkung rahang 6. Hubungan horisontal rahang atas dan bawah 7. Tubrositas maksilaris 8. Torus 9. Bentuk palatum 10. Palatum lunak 11. Frenulum (labialis, bukalis, lingualis) 12. Kebersihan mulut 13. Ludah 14. Refleks muntah 15. Status gigi geligi (odontogram) 16. Menentukan Klasifikasi kehilangan Gigi ASSESSMENT (A) 9 RESUME 1. Diagnosis 2. Differensial Diagnosis (DD) 3. Kode ICD 10 PLANNING (P) 10 RENCANA PERAWATAN 1. Perawatan non farmakologis 2. Tindakan Farmakologis 3. Perawatan penunjang 11 PROGNOSIS Menuliskan Prognosis 1. Baik = ad bonam, 2. Buruk = ad malam, 3. Meragukan= Dubia/ Indubia) Total skala



24



Pengali



4,1



Nilai Catatan: 0 = mahasiswa tidak melakukan semua tahap tindakan 1 = mahasiswa melakukan tahap tindakan tetapi tidak sempurna 2 = mahasiswa melakukan semua tahap tindakan



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



98,4



11



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



12



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



INSTRUKSI KERJA 1. Tujuan Memberikan panduan kepada mahasiswa program profesi dokter gigi untuk melaksanakan praktik pemeriksaan klinis dan penetapan diagnosis kasus prostodontik. 2. Ruang Lingkup Instruksi kerja ini berlaku untuk pelaksanaan praktik di klinik integrasi berkaitan dengan pemeriksaan klinis dan penetapan diagnosis kasus prostodontik. 3. Penanggungjawab Pelaksanaan Instruksi Kerja 1. Ketua Program Studi 2. Ketua Instalasi Klinik Integrasi 3. Dosen Pembimbing Klinik 4. Persyaratan 1. Mahasiswa telah mendapatkan orientasi RSGM 2. Mahasiswa mempunyai kemampuan berkomunikasi dan mengelola tugas dengan baik 3. Mahasiswa bekerja pada jadwal praktik klinik yang telah ditetapkan Program Studi 4. Mahasiswa telah melakukan praktik klinik antar teman 5. Tahapan Kerja 1.



Mahasiswa/asisten atau perawat menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan untuk pelaksanaan praktik pengisian catatan medik



2.



Mahasiswa mencuci tangan dengan hibiscrub kemudian menggunakan masker dan sarung tangan.



3.



Pasien dipersilahkan duduk di kursi gigi



4.



Mahasiswa mengisi catatan medik pasien berdasarkan data yang telah diberikan oleh pasien di bawah bimbingan DPK, yang meliputi: 1)



Mahasiswa mencatat identitas pasien dengan lengkap, meliputi nomor rekam medik, tanggal, nama, umur, jenis kelamin, alamat, no, telepon, pekerjaan)



2)



Mahasiswa menanyakan riwayat keluhan utama (Subjektif/ S), seperti: a. Keluhan utama (yang menyebabkan pasien datang) b. Lokasi keluhan c. Kapan terjadinya (on set)



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



13



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



d. Lama terjadinya (duration) e. Perkembangan atau kronologis penyakit f.



Kualitas keluhan (derajat sakit)



g. Kuantitas keluhan (sakit berulang/tidak) h. Hal-hal yang memperparah i.



Hal-hal yang meringankan keluhan



j.



Gejala penyerta



k. Perawatan yang telah diterima pada keluhan utama 3) Menanyakan pengalaman perawatan gigi dan pemakaian gigi tiruan: a. Terakhir dicabut gigi b. Sebab pencabutan gigi c. Pengalaman perdarahan setelah pencabutan gigi d. Gigi tiruan yang pernah dipakai e. Pengalaman pemakaian gigi (Bila pengalaman tidak baik, sebutkan alasannya) f.



Lamanya memakai gigi tiruan



g. Kebiasaan membersihkan gigi 4) Melakukan Pemeriksaan Ekstra Oral a. Wajah b. Profil c. Bibir d. Mata e. Lebar bukaan mulut f.



Pembesaran kelenjar



g. Sendi temporomandibular 5) Melakukan Pemeriksaan Intra Oral a. Ukuran lengkung b. Bentuk lengkung c. Bentuk lingir d. Kesejajaran lingir e. Jarak antar lengkung rahang f.



Hubungan horisontal rahang atas dan bawah



g. Tuberositas maksilaris h. Torus i.



Bentuk palatum



j.



Palatum lunak



k. Frenulum (labialis, bukalis, lingualis)



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



14



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



l.



Kebersihan mulut



m. Ludah n. Refleks muntah o. Status gigi geligi (odontogram) p. Menentukan Klasifikasi kehilangan Gigi 6) Melakukan assessment terhadap hasil pengisisan status dan pemeriksaan klinis, meliputi: a. Diagnosis b. Differensial Diagnosis (DD) c. Kode ICD 10 7) Mahasiawa menentukan rencana perawatan, meliputi: a. Rencana perawatan prostodontik b. Tindakan farmakalogis c. Perawatan penunjang 8) Mahasiswa menuliskan prognosis perawatan: a. Baik = ad bonam, b. Buruk = ad malam, c. Meragukan= Dubia/ Indubia) 5.



Mahasiswa memperlihatkan catatan medik pasien yang telah diisi kepada DPK untuk ditandatangani



6.



Dokumen Pendukung 1. Standar Prosedur Operasional RSGM 2. ICD-10



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



15



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



TINJAUAN PUSTAKA PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENETAPAN DIAGNOSIS KASUS PROSTODONTIK Kata Prosthodontics berasal dari bahasa Latin (pros-menggantikan, dons-gigi, icsilmu). Prosthodontics adalah cabang dari kedokteran gigi yang berhubungan dengan mengganti gigi dan bagian mulut lainnya dengan bahan pengganti buatan. Menurut Glossary of Prosthodontic Term (GPT-7), Prosthodontics sebagai suatu seni dan ilmu yang berhubungan dengan penggantian jaringan keras maupun lunak yang hilang dengan bahan pengganti buatan yang bisa dilepas maupun tidak bisa dilepas oleh pasien. Tujuan perawatan prosthodontics adalah untuk: (1) Pemeliharaan dari bagian mulut yang masih tersisa; (2) Meningkatkan Kesehatan; (3) Memperbaiki fungsi dan estetik; dan (4) Memperbaiki fungsi fonetik. Sistem stomatognatik adalah suatu sistem yang melibatkan otot-otot pengunyahan, sendi temporomandibula dan struktur-struktur yang terkait. Struktur-struktur yang terkait, diantaranya adalah gigi. Kalau gigi hilang maka sistem stomatognatik terganggu sehingga perlu penggantian dagi gigi yang hilang tersebut. Pemeriksaan pasien untuk penggantian kasus kehilangan gigi perlu bantuan dokter gigi. Pada saat melakukan perawatan maka dilakukan pendekatan pada pasien yang bersangkutan. Pada pasien yang akan dilakukan perawatan prostodontik perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu meliputi pemeriksaan subjektif (anamnesis), pemeriksaan objektif (klinis), dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis secara lengkap dan menyeluruh meliputi : 1.



Identitas pasien



2.



Kesehatan umum



3.



Keluhan utama



4.



Riwayat yang berhubungan dengan gigi dan pemakaian gigi tiruan



5.



Pemeriksaan objektif, meliputi: a. Pemeriksaan E.O secara inspeksi dan palpasi b. Pemeriksaan I.O secara inspeksi dan palpasi c. Pemeriksaan TMJ d. Pemeriksaan Radiologi e. Pemeriksaan pada model



Pemeriksaan inspeksi merupakan pengamatan secara visual, sedangkan palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan untuk memeriksa: a. Perubahan konsistensi b. Fluktuasi



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



16



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



c. Krepitasi d. Sakit pada perabaan e. Fraktur gigi/rahang Pemeriksaan auskultasi dilakukan jika diperlukan. Pemeriksaan perkusi dilakukan untuk memeriksa kelainan membran periodontal. Kesimpulan akhir dari data-data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan akan menentukan rencana perawatan dan prognosis perawatan. I.



PENGISIAN DATA PASIEN



1.



Pencatatan nomor rekam medik. Dilakukan untuk memudahkan pencarian rekam medik sehingga semua data perawatan pasien bisa dilacak. No.CMKG/rekam medik untuk pengganti alamat.



2.



Pencatatan tanggal pengisisan status prostodontik,



3.



identitas pasien Identitas pasien dicatat dengan lengkap (nomor rekam medik, tanggal, nama, umur, jenis kelamin, alamat, no, telepon, pekerjaan). a. Nama dicatat untuk membedakan satu pasien dengan pasien yang lain b. Umur untuk menentukan kemampuan seseorang untuk menerima perawatan prostodontik



dan perubahan fisiologis



karena



penuaan akan memengaruhi



perawatan, dan adanya perbedaan dalam hal kejiwaan. c. Alamat dicatat untuk membedakan bila ada pasien dengan nama yang sama. d. Nomor tilpon dicatat memudahkan menghubungi apabila ada hal-hal yang harus disampaikan dan mengatur perjanjian kunjungan. II.



PEMERIKSAAN KESEHATAN UMUM BERTUJUAN UNTUK: Pemeriksaan kesehatan umum bertujuan untuk: a. Mengetahui penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi pembuatan gigi tiruan. b. Apabila mempunyai penyakit menular maka dokter gigi dapat lebih waspada untuk mencegah penularan terhadap dirinya, perawat dan pasien yang lain. c. Penyakit sistemik yang berlangsung lama akan mengubah sifat jaringan mulut, sehingga akan menyukarkan pembuatan gigi tiruan.



III. PEMERIKSAAN KELUHAN UTAMA Pemeriksaan keluhan utama bertujuan untuk: Keluhan utama termasuk pemeriksaan kesehatan umum untuk keperluan rujukan ke dokter ahli dan perawatan persiapan pasien (Mouth preparation).



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



17



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



a. Untuk mengetahui masalah yang dirasakan dan diharapkan pasien, sehingga perawatan akan disesuaikan dengan harapan pasien tersebut. b. Bila pasien tertutup, dokter gigi dapat merangsang dengan pertanyaan yang akan mengundang jawaban yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis c. Dari hasil wawancara drg dapat mengetahui sifat kejiwaan pasien, menurut MM. House: 1) Filosofis 2) Sulit/rewel 3) Histeris 4) Acuh/pasif Menanyakan riwayat keluhan utama (Subjektif/S): a. Keluhan utama (yang menyebabkan pasien datang) b. Lokasi keluhan c. Kapan terjadinya (on set) d. Lama terjadinya (duration) e. Perkembangan atau kronologis penyakit f.



Kualitas keluhan (derajat sakit)



g. Kuantitas keluhan (sakit berulang/tidak) h. Hal-hal yang memperparah i.



Hal-hal yang meringankan keluhan



j.



Gejala penyerta



IV. PENGALAMAN PERAWATAN GIGI DAN PEMAKAIAN GIGI TIRUAN Menanyakan pengalaman perawatan gigi dan pemakaian gigi tiruan: a. Terakhir dicabut gig. Waktu terakhir dicabut gigi akan menentukan apakah perawatan gigi tiruan akan dapat segera dilakukan atau menunggu setelah luka pencabutan sembuh. b. Sebab pencabutan gigi bertujuan untuk: 1) Mengetahui sebab pencabutan akan diketahui prognosa dari pembuatan gigi tiruannya. 2) Kehilangan gigi yang disebabkan oleh kerusakan jaringan periodontal akan memberikan prognosa yang buruk c. Pengalaman perdarahan setelah pencabutan gigi Pemeriksaan gigi tiruan yang sudah ada 1) Adaptasi landasan 2) Perluasan landasan



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



18



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



3) Hubungan lengkung gigi tiruan dengan lengkung lingir 4) Estetik 5) Oklusi dan keadaan gigi buatan 6) Dimensi vertikal dan relasi sentrik d.



Gigi tiruan yang pernah dipakai. Apakah gigi tiruan yang pernah dipakai sebelumnya, bisa berupa gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan penuh, gigi tiruan cekat mahkota, mahkota pasak atau jembatan.



e.



Pengalaman pemakaian gigi (Bila pengalaman tidak baik, sebutkan alasannya). Pasien yang sudah pernah memakai gigi tiruan akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan proses pembuatan gigi tiruan yang baru. 1) Pasien yang datang untuk membuat gigi tiruan yang baru tidak berarti mereka mempunyai pengalaman yang buruk dengan gigi tiruannya. Mungkin mereka mempunyai gigi tiruan yang nyaman, tetapi karena sudah lama terjadi perubahan estetis, mereka merasa perlu mengganti dengan yang baru. 2) Apabila mereka mempunyai pengalaman yang tidak baik drg harus mencatat keluhan pasien. Dari keluhan tersebut akan tergambar apa yang diharapkan oleh pasien terhadap gigi tiruan yang barunya.



f.



Lamanya memakai gigi tiruan: Lamanya tidak bergigi akan menentukan seberapa jauh perubahan yang mungkin terjadi dengan lamanya kehilangan gigi.



g.



Kebiasaan membersihkan gigi



V. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL. 1.



Pemeriksaan wajah Pemeriksaan wajah dilakukan dengan cara memeriksa bentuk wajah apakah lonjong, persegi atau lancip.



2. Pemeriksaan Profil Wajah, dapat dinilai dengan normal/cembung/cekung. 3. Bentuk bibir, dinilai dengan panjang, sedang atau pendek serta kesimetriannya (simetris/tidak simetris) yang tidak simetris akan mempengaruhi faktor estetis dalam pembuatan gigi tiruan. Selain itu, diperiksa juga tonus bibir apakah hipertonus atau hipertonus. Tonus otot bibir akan memengaruhi penentuan garis-garis orientasi. Tonus bibir yang kuat akan memengaruhi kestabilan gigi tiruan. 4.



Mata. Diperiksa apakah sejajar atau tidak dan simetris atau tidak.



5.



Pembesaran kelenjar. Diperiksa pembesaran kelenjar di submandibula, apakah teraba/ tidak terada, sakit/tidak sakit, membesar/tidak membesar.



6.



Pemeriksaan sendi temporomandibula. Pemeriksaan sendi diperiksa di kedua sisi kanan dan kiri. Pemeriksaan sendi bisa dilakukan dengan inspeksi, palpasi, dan auskultasi.



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



19



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



Inspeksi dilakukan apakah ada pembengkakan di daerah sendi, kemerahan pada dan adanya asimetri wajah. Palpasi dilakukan 13 mm di depan meatus akustikus eksternus, apakah ada rasa sakit waktu ditekan serta waktu membuka dan menutup mulut. Auskultasi dilakuakn bisa dengan didengar langsung atau menggunakan stetoskop. Yang diperiksa adalah krepitasi dan kliking adalah bunyi sendi ketika pasien membuka dan/atau menutup mulut. 7.



Lebar bukaan rahang. Yang diperiksa saat buka rahang adalah jarak buka rahang, dan pola bukaan rahang. Jarak bukaan rahang diukur dari insisal gigi insisif rahang atas ke insisif rahang bawah. Diisi normal, sedang atau abnormal. Bila diisi normal artinya jarak bukaan rahang antara ... dan ... Bila bukaan sedang antara... sampai..., Bila hipomobility atau bukaan terbatas bila kurang dari...., dan hipermobility bila buakaan rahang lebih besar dari..... Pola bukaan rahang dilihat apakah lurus, deviasi dan defleksi. Pemeriksaan bukaan rahang dilakukan untuk: a. Mengetahui adakah keterbatasan dalam bukaan mulut, b. Keterbatasan bukaan mulut menunjukkan gangguan sendi TMJ. c. Mempengaruhi pemilihan sendok cetak. d. Sama seperti bukaan mulut ke arah vertikal, keterbatasan gerakan mulut ke arah protrusif dan lateral juga menunjukkan adanya gangguan TMJ.



VI. PEMERIKSAAN INTRA ORAL Pemeriksaan Intra oral meliputi: 1.



Ukuran lengkung makin baik karena gigi tiruan akan makin mantap. Besar rahang dapat bervariasi. Besar rahang yang tidak sama antara rahang atas dan rahang bawah akan membuat masalah pada penyusunan gigi.



2. Bentuk lengkung lonjong --- membulat di daerah anterior. lancip --- menyempit di anterior dan melebar ke posterior, Persegi --- lebar yang sama di anterior maupun posterior. Berpengaruh terhadap kemantapan dan kekokohan gigi tiruan. Yang persedi dan membulat lebih kokoh dibanding dengan yang lancip. 3. Bentuk lingir persegi bila puncak lingir sejajar bidang horisontal. lonjong bila puncak lingir membulat. lancip bila puncak lingir sempit/tajam seperti pisau.



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



20



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



bulbous bila puncak lingi rmelebar berbentuk seperti jamur dengan leher menyempit. Makin tinggi lingir makin kokoh dan mantap gigi tiruan, namun ketinggian lingir akan mempengaruhi besar ruang antar maksila 4. Kesejajaran lingir sejajar apabila lingir rahang bawah dan rahang atas mempunyai jarak di anterior dan di posterior sama. konvergen apabila lingir rahang bawah dan rahang atas mempunyai jarak di anterior lebih besar daripada di posterior. divergen apabila lingir rahang bawah dan rahang atas mempunyai jarak di anterior lebih kecil di posterior 5. Jarak antar lengkung rahang jarak dari permukaan oklusal gigi asli salah satu rahang terhadap lingir pada rahang lawannya. Jarak ini menentukan panjang gigi buatan dan pemilihan jenis gigi buatan. Jarak yang pendek tidak memungkinkan untuk memilih gigi porselen. Ruang antar alveolar adalah jarak antara lingir rahang atas dan lingir rahang bawah. Jarak normal antara 10-15 mm. Makin dekat permukaan lingir ke bidang oklusal gigi tiruan makin kokoh gigi tiruan. Kalau jarak ini terlalu besar mudah terjadi ungkitan terutama pada rahang bawah 6. Hubungan horisontal rahang atas dan bawah normal apabila puncak lingir rahang atas berada tepat di atas rahang bawah. retrognatik apabila puncak lingir rahang atas berada di depan rahang bawah. puncak lingir rahang atas berada di belakang rahang bawah. Hubungan ini akan memberikan pedoman pada penyusunan gigi dengan tidak mengganggu estetik dan fungsinya. 7. Tuberositas maksilaris yang besar sampai menyentuh lingir rahang bawah akan menyulitkan penyusunan gigi buatan, bentuk yang besar dapat membantu menambah retensi. Bila terdapat di kedua sisi akan menyebabkan kesulitan dalam memasang dan melepaskan gigi tiruan 8. Torus Tonjolan tulang bisa berbentuk membulat atau tajam. Yang membulat biasanya terdapat di palatum atau di lingual rahang bawah. Yang tajam biasanya sisa pencabutan gigi, sehingga harus dihaluskan sebelum pembuatan gigi tiruan karena akan menyebabkan rasa sakit. Tonjolan tulang membulat bisa berupa torus palatinus maupun tonus mandibularis. Torus palatinus biasanya terdapat di tengah palatum, bila terlalu besar



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



21



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



akan mengganggu pembuatan landasan gigi tiruan terutama yang melewati garis getar. Juga akan menghilangkan retensi atmosferik di bagian postdam. Torus mandibularis terdapat di rahang bawah. Pada penderita bruxism, torus mandibularis dapat menyebar di daerah lingual dan bukal. Adanya torus tersebut dapat mengganggu pembuatan gigi tiruan 9. Bentuk palatum persegi dan lonjong dengan kedalaman yang tinggi akan lebih memberikan kestabilan terhadap gigi tiruan dibanding yang dangkal. 10. Palatum lunak Kelas I yaitu sudut yang dibentuk oleh palatum lunak dan palatum keras pada saat mengatakan huruf A, besarnya 0-15 derajat; kelas II, 15-45 derajat; dan kelas III, lebih dari 45 derajat. Getaran waktu bergerak dikategorikan aktif, pasif atau sedang. Untuk menentukan batas posterior gigi tiruan, bila terlalu panjang akan mudah lepas, bila terlalu pendek akan terjadi kebocoran. 11. Frenulum (labialis, bukalis, lingualis) a.



Menentukan panjang perluasan landasan.



b.



Landasan yang menutupi frenulum akan mengakibatkan gigi tiruan tidak retentif dan tidak stabil, tetapi bila menutupinya tidak terlalu banyak gigi tiruan akan retentif tapi lama kelamaan akan terjadi luka pada frenulum.



c.



Peninggian frenulum dilakukan dengan frenektomi.



12. Perlekatan otot a. batas antara jaringan yang bergerak dan tidak bergerak yang akan membatasi gigi tiruan. b. Kalau gigi tiruan terlalu panjang akan mudah lepas, bila terlalu pendek akan mengurangi stabilitas gigi tiruan. c. Terlalu dangkal dapat dilakukan pendalaman dengan cara bedah/vestibulektomi 13. Kompresibilitas jaringan: Ketebalan jaringan mukosa yang akan dijadikan landasan gigi tiruan. Normalnya adalah 2 mm, diperiksa dengan alat tumpul seperti burnisher. Perbedaan tahanan jaringan akan menyebabkan ketidakstabilan gigi tiruan. 14. Daerah retromylohioid Makin tinggi daerah retromilohyoid, makin retentif gigi tiruan. 15. Kebersihan mulut 16. Ludah Konsistensi dan volume ludah penting untuk menentukan retensi gigi tiruan. Ludah yang encer dan dalam jumlah yang cukup akan mempertinggi tegangan permukaan yang akan memperbesar retensi gigi tiruan 17. Refleks muntah



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



22



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



18. Diperiksa dengan cara menempatkan kaca mulut di daerah posterior palatum keras (trigger area). Pasien dengan refleks yang tinggi akan langsung bereaksi. Refleks muntah yang tinggi akan mengganggu pencetakan. 19. Status gigi geligi dilakukan dengan menisi odontogram. Setelah itu dilakukan penentuan klasifikasi kehilangan gigi. Klasifikasi Kennedy a.



Kelas I: Bilateral free end



b.



Kelas II: Unilateral free end



c.



Kelas III: All tooth supported



d.



Kelas IV: All tooth supported meliputi garis median



Klasifikasi Soelarko a.



Kelas I: berujung bebas



b.



Kelas II: bersandaran ganda



c.



Kelas III: gabungan berujung bebas dan bersandaran ganda



Aturan divisi Klasifikasi Soelarko:



VII.



a.



Divisi 1: satu sisi



b.



Divisi 2: dua sisi



c.



Divisi 3: meliputi garis median



ASSESSMENT RESUME



1.



Diagnosis



2.



Differensial Diagnosis (DD)



Diisi berdasarkan Kode ICD 10 VIII. RENCANA PERAWATAN 1. Perawatan non farmakologis Meliputi perawatan untuk kasus kehilangan gigi sebagian atau lengkap, yaitu: a. Pembuatan GTC b. Pembuatan GTSL c. Pembuatan GTL 2. Tindakan Farmakologis 3. Perawatan penunjang Konsul ke Eksodontia/Bedah mulut, Konservasi, Endodontik, Periodonsia bila diperlukan 4. Pemeriksaan periodik dan pemeliharaan a.



Pemeriksaan sendi



VII. REFERENSI



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



23



Modul Klinik Program Profesi Dokter Gigi



1.



Zarb GA, Bolender CL. Prosthodontic treatment for edentulous patients: Complete dentures and implant supported prothesis. 12th ed. India: Elsevier-Mosby. 2004. Hal 85, 100-121



2.



Rosensthil SF, Land MF, Fujimoto I. Contemporary fixed prosthodontics. 3 rd ed. St. Louis: Mosby; 2001.. Hal 2-24; 25-58; 59-82



3.



Nalaswany D. Textbook of Prosthodontics. India: Jaypee Brothers Medical Publisher Pvt Ltd. Tanpa tahun. P. 4-32, 266-295.



Program Studi Profesi Dokter Gigi – FKG UNPAD



24