Monitoring Dan Evaluasi Promosi Gizi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Monitoring dan evaluasi promosi gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan untuk mencapai tujuan separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan, dan setengahnya lagi oleh fungsi pengawasan atau monitoring. Perencanaan dan monitoring merupakan fungsi yang penting dari manajemen. Dikatakan oleh beberapa pakar manajemen bahwa fungsi dari monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses uuntuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tjuan yang direncanakan, evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran dan pengembangan indikator. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi harus berpedoman pada ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan program gizi, terkadang kegiatan monitoring dan evaaluasi sering dilalaikan. Sebagai contoh adalah kegiatan pemberian kapsul iodium di daerah GAKI. Akibat tidak adanya monitoring dan evaluasi yang baik, program ini pada akhirnya banyak menimbulkan kejadian hipertiroid, sehingga kegiatan pemberian kapsul iodium tersebut akhirnya dihentikan. Contoh pelaksanaan program gizi yang berhasil baik karena monitoring dan evaluasi yang baik adalah pemberian kapsul vitamin A pada balita dan ibu nifas. Program vitamin A terbukti dapat menurunkan kejadian xeroftalmia sekaligus mencegah kebutaan di Indonesia. 1.2 1. 2. 3.



Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi promosi gizi? Bagiamana monitoring dalam promosi gizi? Bagaimana evaluasi promosi gizi?



1.3 1. 2. 3.



Tujuan Mengetahui apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi promosi gizi. Mengetahui monitoring dalam promosi gizi. Mengetahui evaluasi dalam promosi gizi.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Monitoring dan Evaluasi Promosi Gizi



Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses manajemen, karena dengan evaluasi aka diperoleh umpan balik (feedback) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang direncanakan tersebut telah dicapai, maka diperlukan memonitoring dan evaluasi. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari waktu maupun jenis kegiatannya. Dalam praktiknya, monitoring atau pemantau kadang diidentikan dengan evaluasi proses dari suatu program. Dalam pelaksanaan program kesehatan masyarakat, selain evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Dalam kegiatan monitoring, dilakukan pencatatan atau pengamatan , namun tidak dilakukan penilaian sebagaimana yang dilakukan pada kegiatan evaluasi. Jika terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan koreksi atau pembetulan, termasuk pembetulan terhadap penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana). 2.2 Monitoring dalam Promosi Gizi Menurut Casely & Kumar (1987), definisi monitoring dapat bervariasi, tetapi prinsip yang digunakan sama, yaitu monitoring merupakan penilaian yang terus-menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan proyek di dala konteks jadwal pelaksanaan dan terhadap pengunaan inputinput proyek oleh kelompok sasaran di dalam konteks harapan-harapan rancangan. Monitoring yang dilakukan adalah dengan metode pengumpulan dan analisis informasi secara teratur. Kegiatan ini dilakukan secara internal untuk menilai apakah input sudah digunakan, apakah dan bagaimana kegiatan dilaksanakan, dan apakah output dihasilkan sesuai rencana. Monitoring berfokus secara khusus pada efisiensi. Sumber data yang penting untuk monitoring adalah alat verifikasi pada tingkat kegiatan, dan keluaran (output) yang umumnya merupakan dokumen internal, seperti laporan bulanan/triwulan, catatan kerja dan perjalanan, catatan pelatihan, notulen rapat dan sebagainya. Menurut Clayton & Petry (1983), monitoring adalah suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses, dan mengomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen projek. Sementara itu, menurut Dadang solihin (2008), monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi ( berdasarkan indikator yang telah ditetapkan) secara sistematik dan berkelanjutan tentang kegiatan/program, sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk menyempurnakan kegiatan/program selanjutnya. Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi dari monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Keberhasilan uuntuk mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan, dan setengahnya lagi oleh fungsi pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, perencanaan dan monitoring merupakan fungsi yang penting dalam manajemen. Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti halnya pada evaluasi, tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan, maka dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi ketidakcocokan antara



penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana) dengan yang direncanakan, maka sebaiknya dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, dalam praktiknya, monitoring atau pemantauan ini kadang-kadang diidentikan dengan evaluasi proses dari suatu program.



1. 2. 3. 4. 5. 1.



2.



3.



1. a. b. c. d. 2. e. f. g. h.



3.



Tujuan Monitoring: Mengkaji apabila kegiatan yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana Mengidentifikasi masalah yang muncul sehingga dapat langsung diatasi Menilai apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan. Mengetahui kaitan antara kegiatan dan tujuan untuk mengetahui ukuran kemajuan Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah tanpa menyimpan dari tujuan. Aspek-aspek Monitoring adalah: Aspek masukan/input kegiatan Termasuk tenaga manusia, dana, bahan, peralatan, data, kebijakan, dll yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan. Aspek proses/aktivitas Aspek kegiatan yang mencerminkan proses kegiatan seperti penelitian, pelatihan, proses produksi, pemberian bantuan, dsb. Aspek keluaran/output Aspek kegiatan yang mencangkup hasil dari proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas/jumlah. Langkah-langkah dalam Monitoring: Perencanaan Merancang sistem monitoring yang spesifik : apa yang akan dimonitor, mengapa, dan untuk siapa (user) Menentukan ruang lingkup monitoring: luasnya area, apakah bersifat klinis, atau pelayanan (service), siapa yang terlibat, dan beberapa lama monitoring akan dilakukan. Memilih dan menentukan indicator: menentukan batasan sasaran kelompok, misalnya balita. Menentukan sumber-sumber informasi, menentukan metode pengumpulan data, misalnya metode observasi, interview petugas, rapid survey untuk cakupan, atau pengobatan di rumah. Implementasi Memilih menentukan proses supervise dan prosesnya, ke mana akan di kirim. Tabulasi data dan analisis data: membandingkan temuan atau pencapaian dengan perencanaan. Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila ada perlu diidentifikasi penyebabnya. Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan. Rencana monitoring perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberi efek sesuai dengan harapan. Menentukan kelanjutan monitoring Kegiatan monitoring dirancang untuk memperoleh hasil kinerja saat ini atau jangka pendek untuk manungajer. Ketika program memberikan perubahan yang signifikan, maka kelangsungan program akan mendapatkan perhatian.



Penilaian secara periodik penting dilakukan untuk mempertimbangkan kapan indicator atau frekuensi monitoring dikurangi, atau pada bagian mana perlu direncanakan lagi dan dilanjutkan. Tipe Monitoring: 1. Monitoring rutin Kegiatan pengumpulan informasi secara regular dengan menggunakan indicator kunci. Digunakan untuk mengidentifikasi penerapan program, baik dengan atau tanpa perencanaan. 2. Monitoring jangka pendek Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya untuk aktivitas yang spesifik. Biasanya untuk mengetahui apakah proses sudah diterapkan sesuai rencana dan sesuai dengan keluaran (output) yang diingikan. 2.3 Evaluasi dalam Promosi Gizi Pengertian evaluasi berasal dari kata “to evaluate”, yang berarti menilai atau memberikan nilai. Evaluasi adalah bagian yang terkait dari proses manajemen, termasuk juga manajemen promosi kesehatan. Semua orang setuju bahwa setiap kegiatan promosi kegiatan promosi kesehatan harus dievaluasi, tetapi evaluasi yang dilakukan dengan baik masih sangat sedikit . setiap evaluasi selalu berusaha untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: “perbedaan apa yang sudah dihasilkan oleh kegiatan promosi kesehatan?” “keuntungan apa bagi kesehatan yang telah dihasilkan oleh kegiatan promosi?” Evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran dan pengembangan indikator. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi harus berpedoman pada ukuran dan indicator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang. Menurut Dadang Solihin (2008), evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan mengungkapkan masalah kinerja program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/kegiatan. Evaluasi program merupakan evaluasi terhadap kinerja program, sebagaimana diketahui bahwa program dapat didefinisikan sebgai kumpulan kegiatan-kegaitan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerinta ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat, atau yang merupakan partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi program gizi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan dan hasil yang dicapai dalam upaya peningkatan gizi masyarakat yang dilakukan oleh masing-masing wilayah/daerah (Depkes, 2008). Dalam pelaksanaan program gizi, terkadang kegiatan monitoring dan evaluasi sering dilalaikan. Sebagai contoh adalah kegiatan pemberian kapsul iodium di daerah GAKI. Akibat tidak adanya monitoring dan evaluasi yang baik, program ini pada akhirnya banyak menimbulkan kejadian hipertiroid, sehingga kegiatan pemberian kapsul iodium tersebut akhirnya dihentikan. Contoh pelaksanaan program gizi yang berhasil baik karena monitoring dan evaluasi yang baik adalah pemberian kapsul vitamin A pada balita dan ibu nifas. Program



vitamin A terbukti dapat menurunkan kejadian xeroftalmia sekaligus mencegah kebutaan di Indonesia. Sustainability atau kesinabungan proses evaluasi sangat penting dilakukan dalam pelaksanaan program kesehatan termasuk program perbaikan gizi, sehingga kemajuan kegiatan/program dan hasil yang dicapai dapat dinilai untuk mengambil langkah-langkah perbaikan terkait kendalah atau masalah yang timbul. Data yang didapat dari pelaksanaan evaluasi suatu program dapat digunakan untuk melahirkan berbagai kebijakan baru di bidang kesehatan. Sosialisasi dan advokasi kepada pihak terkait penting dilakukan untuk menentukan kebijakan baru terkait hasil evaluasi dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakt. Jika ditemukan kegagalan suatu program, perlu dilakukan evaluasi mencakup mencari faktorfaktor penyebab keg glan, apakah sasaran tidak tepat, atau produk yang digunakan tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Sering terjadi kegagalan suatu program bukan pada kegiatan monitirong dan evaluasi, tetapi karena perencanaan dan penentuan kelompok sasaran yang tidak tepat. Data monitoring dan evaluasi dapat juga digunakan di bidang surveilans untuk menetapkan kebijakan/program yang lain sesuai temuan hasil evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal (orang luarbukan pelaksana program). Evaluasi oleh pihak internal sering bersifat bias, karena cenderung memperlihatkan hassil positif atau hasil yang baik-baik saja dan menyembunjikan kegagalan, sedangkan evaluasi dari pihak eksternal bersifat objektif, sesuai hasil yang sebenarnya. Pihak-pihak yang berkaitan dengan evaluasi : Menurut Fitzgibbon dan Morris (1987), gambaran klasik dari suatu evaluasi menyangkut tiga pihak, yaitu manager, evaluator dan programme worker. 1. Manager (pengelolah program evaluasi) Seseorang yang membuat keputusan tentang sumber daya. Mereka akan menggunakan evaluasi untuk menolong mereka membuat keputusan apakah kegiatan promosi kesehatan seharusnya dilanjutkan, diulangi atau dihentikan. 2. Evaluator Seseorang yang mengumpulkan informasi tentang kegiatan promosi kesehatan dan hasil dari kegiatan tersebut, kemudian menginterpretasikan informasi tersebut untuk mencari apa yang telah dicapai oleh kegiatan promosi kesehatan. Seorang evaluator tidak mempunyai kepentingan untuk mendukung atau menentang kelanjutan dari kegiatan promosi kesehatan. Mereka hanya tertarik untuk mecoba menilai efek dari kegiatan tersebut. Untuk evaluator, menjaga posisi yang tepat sangat sulit. Di dalam melaksanakan tugas untuk mengumpulkan informasi pada proyek promosi kesehatan, evaluator harus mengerti apa yang sedang dilakukan dan bagaimana proses terjadinya, dan karena itu butuh kedekatan dengan proyek dan pekerjanya. Di waktu yang sama, evaluator harus dipercaya oleh manager untuk mengerti kerangka keputusan manajerial dan memberikan evaluasi yang tidak sekedar merupakan pengulangan pandangan atau pendapat pekerja proyek. 3. Programme worker (pekerja program)



1.



2.



3.



4. a. b. c. d. e. f. 5.



6. 7. 8. 9.



1. 2.



Seseorang yang melakukan kegiatan promosi kesehatan. Mereka mempunyai pengetahuan yang mendalam dan terperinci tentang bagaimana kegiatan berjalan, tetapi mungkin menjadi sulit untuk menerima pandangan atau pendapat yang lain. Dalam kenyataannya, situassi yang terjadi menjadi lebih rumit dan satu orang dapat memainkan lebih dari satu peran. Kadang-kadang manager juga sebagai evaluator. Sering kali pekerja program juga sebagai evaluator dan berusaha mengevaluasi diri. Menurut Mubarak (2009), langkah-langkah daalam evaluasi adalah: Menentukan tujuan evaluasi Tujuan dari evaluasi harus dimengerti, sebab hal ini mempengaruhi bagian apa dari program yang perlu diamati, selanyutnya mempengaruhi pula jenis informasi yang akan dikumpulkan. Menentukan bagian apa dari program yang akan dievaluasi Apa yang akan dievaluasi, apakah masukannya, proses, keluaran, atau dampaknya, atau kombinasi dari bagian-bagian tersebut. Mengumpulkan data awal (baseline data) Data ini dapat digunakan sebagai perbandingan, antara sebelum diadakan suatu kegiatan dengan situasi sesudah diadakan kegiaatan. Data awal yang diperlukan bergantung pada apa yang akan dinilai dan maksud penilaian. Mempelajari tujuan program Tujuan program merupakan syarat penting suatu program, agar penilaian dapat dilakukan dengan baik Tujuan harus dapat diukur dan jelas Tujuan dapat dirumuskan menjadi tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai dalam waktu dekat, merupakan loncatan untuk bisa sampai pada tujuan jangka menengah. Tujuan jangka menengah yaitu untuk bisa sampai pada tujuan akhir harus dicapai dulu, kemudian bisa mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang merupakan tujuan akhir dari suatu program Menentukan tolak ukur (indicator) Perlu ditetapkan patokan apa yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran. Dengan kata lain, harus ditentukan apa yang akan diukur. Menentukan cara atau metode menilai, alat penilaian, dan sumber datanya Mengumpulkan data Mengolah dan menyimpulkan data yang didapat Umpan balik (feedback) dan saran-saran tindakan lebih lanjut kepada program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut Tujuan evaluasi: Menurut Prayitno (1997), tujuan evaluasi yaitu: Untuk memperbaiki kebijakan pelaksanan program dan perencanaan program yang akan datang Untuk memperbaiki alokasi sumber daya



3. Untuk memperbaiki pelaksaan suatu kegiatan yang sedang berjalan 4. Untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik terhadap suatu program Tujuan utama dari penilaian/evaluasi adalah agar hasil penlaian tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik untuk perencanaan sebelumnya (Muninjaya, 2004). Jenis-jenis evaluasi: 1. Evaluasi formatif a. Dilakukan untuk menilai suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program b. Evaluasi promatif dilakukan pada saat program sedang berjalan dan digunakan untuk menemukan bagaimana cara program dapat diperbaiki atau ditingkatkan dan membuat program promosi kesehatan tersebut berjalan lebih baik. Evaluasi ini cenderung focus pada proses dan akan menjadi ketertarikan yang besar dari pekerja proyek. c. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi dengan penekanan strategi pada usaha memberikan informasi yang berguna secepatnya bagi perbaikan program d. Desain evaluasi (fixed atau semergent) dibuat bersama orang-orang proyek dan direvisi untuk mencapai kebutuhan mereka 2. Evaluasi sumatif a. Merupakan suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program b. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir dari proyek promosi kesehatan atau pada saat program sudah selesai c. Digunakan untuk memutuskan apakah suatu proyek promosi kesehatan seharusnya dilanjutkan atau diulang. Evaluasi ini cenderung fokus kepada hasil atau outcome. Manajer cenderung lebih tertarik kepada evaluasi sumatif, yang dikelompokan dalam dua bentuk: a. Evaluasi output, yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan program b. Evaluasi dampak/outcome, yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil pelaksanaan program d. Evaluasi sumatif digunakan untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Evaluasi sumatif juga digunakan untuk menilai apakah suatu program akan diteruskan atau dihentikan saja. Evaluator harus dapat dipercaya oleh sejumlah audiens yang akan dipengaruhi oleh keputusan. Untuk usaha-usaha yang dibiaya perorangan, evaluaasi sumatif ini lebih popular dibandingkan formatif. e. Pada evaluasi sumatif, evaluasi berfokus pada variable-variabel yang dianggap penting oleh sponsor atau pembuat keutusan. Evaluator luar atau tim review sering dipakai karena evaluator internal dapat berminat lain. Strategi pengumpulan informasi akan memaksimalkan validitas eksternal dan internal yang mungkin dikumpulkan dalam waktu yang cukup lama. Desain evaluasi dapat berupaemergent dai fixed, yang dibuat untuk mencapai kebutukan sponsor atau pemegang kunci keputusan. Meskipun demikian, pada praktik evaluasi program sekaligus mencangkup kedua tujuan tersebut.



1.



g. h. i. j. k.



2.



a. b. c. d. e.



3.



Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yaitu evalusi terhadap proses pelaksaan program, evaluasi terhadap hasil program, dan evaluasi terhadap dampak program. Evaluasi terhadap proses program Ditujukan terhadap pelaksaan program yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti, tenaga, dana, dan fasilitas lain. Pertanyaan pada evaluasi proses antara lain: Berapa banyak orang yang menghadiri pertemuan tersebut? Apakah orang-orang menikmatinya? Berapa banyak orang-orang yang meminta leaflet/brosur? Apakah brosur dirancang dengan baik dan sesuai untuk tujuan mereka? Apakah metode yang digunakan sesuai? Pemeriksaan yang terperinci dari proses akan menunjukan bagaimana kegiatan dapat diperbaiki atau ditingkatkan dan memberikan pengetahuan tentang kegiatan dari proyek tersebut. Evaluasi terhadap dampak program Ditunjukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yaitu sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya, meningkatkan cakupan imunisasi, meningkatkan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya. Evaluasi hasil (outcome) mempertanyakan apakah kegiatan promosi kesehatan telah mempengaruhi pengetahuan masyarakat, sikap, perilaku, atau kesehatan kea rah yang diinginkan. Evaluasi ini mengajukan pertanyaan antara lain: Berapa banyak ibu yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang pemberian makan bayi? Berapa banyak orang yang berniat untuk melakukan lebih banyak olahraga? Berapa banyak ibu yang terus menyusui setelah minggu pertama? Berapa banyak orang yang menurun berat badanya? Berapa banyak angka kematian akibat kanker paru yang telah berkurang? Jenis evaluasi hasil (outcome) ini cenderung lebih sulit, tetapi hal tersebut diperlukan untuk menilai apakah kegiatan promosi kesehatan telah efektif. Evaluasi yang paling baik mengandung campuran dari evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi dampak program Ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya, menurunya angka kematian bayi (AKB), meningkkatnya status gizi anak balita, menurunya angka kematian ibu, dan sebagainya. BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan



Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses manajemen, karena dengan evaluasi aka diperoleh umpan balik (feedback) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. monitoring merupakan penilaian yang terus-menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan proyek di dala konteks jadwal pelaksanaan dan terhadap pengunaan inputinput proyek oleh kelompok sasaran di dalam konteks harapan-harapan rancangan. Evaluasi program gizi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan dan hasil yang dicapai dalam upaya peningkatan gizi masyarakat yang dilakukan oleh masing-masing wilayah/daerah 3.2 Saran Monitoring dan evaluasi program yang berkaitan dengan gizi perlu dilakukan karena hal tersebut sangat penting dalam menilai baik kemajuan maupun hasil kegiatan yang dilakukan untuk menilai dalam upaya peningkatan gizi dimasyarakat. DAFTAR PUSTAKA Portal.endekab.go.id/pemerintahan/executive.dinas/pertembangan-danenergi/kesehatan/pertambangan-dan-energi /kesehatan/-html?start =2 Infopilkada kpu.go.id/sitap 2015/assets/4a20a47/visimisi_program20%DAN%20KEGIATA N%202015%202020.pdf Gizi.undip.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/GBPP-promosi_advokasi-dan-edukasi-gizi.pdf