Morfologi Akar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR FARMASI PERCOBAAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN



Kelompok



: IV (Empat)



Kelas



: Farmasi B



Asisten Pj



: Rahmaniah Ediman



JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SAMATA-GOWA 2017-2018



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar murupakan tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam tanah dan pada tumbuhan tertentu berfungsi sebagai alat penimbun makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Misalnya, wortel memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tanaman sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Adapun ciri-ciri akar yaitu merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop). Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah. Ujungn akar seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah. Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu dikenal akar udara, akar penyimpan, akar sekulen, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang dan akar yang bersimbiosis dengan jamur (mikoriza). Secara umum, akar terbagi menjadi dua jenis yakni akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun terkadang, tumbuhan dikotil



juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. Sedangkan akar tunggang umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan. Setiap tumbuhan memiliki karakteristiknya masing-masing sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu botani yang mempelajari pengaruh lingkungan terhadap tumbuhan adalah ekologi. Dengan mengetahui ekologi tumbuhan kita dapat mengetahui tempat dan lingkungan yang paling baik untuk jenis tumbuhan tertentu. Misalnya ada tumbuhan yang dapat tumbuh didataran tinggi tapi adapula tumbuhan yang tidak dapat tumbuh disana. Dalam dunia farmasi, proses pembuatan obat-obatan ada yang berasal dari bahan kimia adapun yang berasal dari bahan alam yaitu tumbuh-tumbuhan. Salah satunya yaitu morfologi akar dimana kita akan mengamati bagian-bagian akar tersebut yang dapat terlihat oleh kasat mata atau mata yang telanjang. Dengan dilakukannya praktikum kali ini, saat kita mengambil suatu sampel akan lebih mudah mendapatkannya karena telah mempelajari bagian-bagian morfologi dari tumbuhan tersebut. B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui system perakaran dan variasi bentuk metamorfosisnya. 2. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah mengenal bermacam-macam morfologi akar, bentuk akar, dan modifikasinya dengan sampel percobaan Bayam (Amaranthus



spinosus),



Benalu



(Loranthus



sp),



Beringin



Ficus



Benjamin,



Bengkuang



(Pachyrrhizus erosus), Kacang Tanah (Arachis hypogea), Padi (Oryza sativa), Wortel (Daucus carota). C. Prinsip Percobaan. Melakukan pengamatan terhadap sampel percobaan Bayam (Amaranthus spinosus), Benalu



(Loranthus sp), Beringin (Ficus Benjamin), Bengkuang



(Pachyrrhizus erosus), Kacang Tanah (Arachis hypogea), Padi (Oryza sativa), Wortel (Daucus carota). Dan kemudian gambar masing-masing sampel dan beri keterangan dengan jelas dalam bahasa Indonesia maupun bahasa latin dari sampel tersebut.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Menurut Weier, Stoeking dan Barbour (1974) Root berasal dari kata Rot bahasa Anglosaxon (Inggris). Root is the descending axis of a plant, artinya akar adalah poros tanaman yang arah geraknya ke bawah (Agustina, 2004: 3). Berbagai jaringan tumbuhan melakukan diferensiasi menjadi tiga bagian pokok tumbuhan yaitu akar, batang, dan daun. Bagian lain yang dapat ditemukan pada tubuh tumbuhan dapat dipandang sebagai suatu modifikasi (berganti bentuk, sifat, dan juga fungsi) dari salah satu atau mungkin kedua bagian pokok tersebut.Bagian lain tumbuhan yang dianggap sebagai bentuk modifikasi atau kombinasi bagian pokok tumbuhan antara lain kuncup dan bunga merupakan modifikasi daun, duri merupakan modifikasi batang atau daun, umbi merupakan modifikasi batang dan akar, rimpang merupakan modifikasi batang dan daun (Aryulina, 2004: 48). Pada umumnya akar terletak di bawah permukaan tanah. Namun ada juga beberapa akar tumbuhan yang tumuh di atas tanah. Fungsi utama akar adalah menyerap air dan mineral dari tanah. Kemudian air dan mineral tersebut disebarkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada beberapa jenis tumbuhan akar juga berperan untuk menyimpan makanan cadangan. Salah satu cirri yang meanrik dari akar tumbuhan adalah akar tersbut akan tumbuh terus. Hal ini disebabkan karena pada akar terdapar meristem apikal yang akan melakukan pembelahan terus-menerus (Abdurahman. 2008: 32).



Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan tanaman ke tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke organ lain tanaman. Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas metabolik, misalnya: respirasi, tempat penyimpanan bahan cadangan makanan, misalnya kabohidrat, tempat penghasil fitohormon, misalnya sitokinin (Agustina. 2004: 3). 1. Morfologi Akar Secara umum, tanaman tingkat tinggi mempunyai empat bagian penting akar, yaitu: (Hidayat, 1995: 32). a. Akar utama atau akar primer. b. Akar lateral atau akar sekunder atau akar cabang. c. Rambut atau bulu akar. d. Tudung akar. Akar mempunyai variasi yang besar dalam bentuk dan strukturnya. Variasi ini secara langsung berhubungan dengan fungsi atau karakteristik spesies tanaman, misalnya: berfungsi sebagai penyimpan, fleshy (berdaging), akuatik, dan areal. Pada spesies tanaman tertentu bisa jadi mempunyai dua macam akar yang berbeda fungsinya, misalnya: pada tanaman ubi kayu dan ubi jalar. Selain kedua tanaman tersebut mempunyai akar yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan air, ada beberapa akar yang berfungsi sebagai penimbun karbohidrat (Agustina, 2004: 4). 2. Struktur Akar Akar mempunyai dua tipe pertumbuhan, yaitu: pertumbuhan primer dan sekunder. Pada suatau fase tertentu pertumbuhan tanaman, dapat terjadi akarnya mengalami pertumbuhan primer dan sekunder pada waktu yang bersamaan, hanya saja letaknya berbeda. Perbedaan kedua pertumbuhan itu berasal dari asalnya jaringan



meristem. Pertumbuhan primer berasal dari jaringan meristem apikal, sedangakan pertumbuhan sekunder berasal dari jaringan meristem cambium (Agustina, 2004: 4). Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai sifatsifat berikut: (Hidayat, 1995: 33). a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya. b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya. c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan. d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibanding dengan batang. e. Bentuknya sering kali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah. Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk: (Hidayat. 1995: 33-34). a. Memperkuat berdirinya tumbuhan. b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah. c. Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan. d. Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan.



Pada



akar



umumnya



dapat



dibeda-bedakan



bagian-bagian



berikut:



(Tjitrosoepomo, 2009: 57). a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambung dengan pangkal batang. b. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan. c. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya. d. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung bersambung dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi. e. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut. f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zatzat makanan yang dapat dihisap. g. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.



Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, calon akar itu sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran: (Tjitrosoepomo, 2009: 58). a. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). b. Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia). Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan dalam: (Tjitrosoepomo, 2009: 58-59). a. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar tunggangnya bersifat demikian sering kali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang istimewa, misalnya:



1) Berbentuk sebagai tombak (fusiformis), misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.), wortel atau (Daucus carota I.). 2) Berbentuk gasing (napiformis), misalnya bengkoang (Pachyrrhizus erosus Urb.) dan biet (Beta vulgaris L.). 3) Berbentuk benang (filiformis), misalnya pada kratok (Phaseolus lunatus L.) b) Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji. Berhubung dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaankeadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya: (Tjitrosoepomo, 2009: 61). a. Akar udara atau akar gantung (radix aereus). b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium). c. Akar pelekat (radix adligans). d. Akar pembelit (cirrhus radicalis). e. Akar nafas (pneumatophora). f. Akar tunjang atau akar egrang. g. Akar lutut. h. Akar banir.



Akar yaitu bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang lebih kecil. Sistem akar ini disebut sistem akar tunggang dan merupakan salah satu ciri dari kelas dikotil. Jika cabang akar tumbuh sama besar dengan akar utama atau kadang-kadang akar utama berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar samping yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar serabut. Sistem akar ini merupakan salah satu ciri dari kelas monokotil (Loveles, 1998: 22). Adapun fungsi dari akar adalah untuk melekat dalam tanah, untuk menyerap air dan garam-garam yang terlarut sebagai nutrisi dan pada beberapa tumbuhan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan misalnya pada umbi-umbian (Tjitrosoepomo, 2009: 67). Istilah akar tambahan digunakan bagi akar yang tumbuh pada bagian tumbuhan diatas tanah, pada batang dibawah tanah dan pada akar yang sudah cukup tua, terutama yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder. Selain itu, akar tambahan dapat dibentuk pada tumbuhan utuh yang tumbuh pada kondisi normal, atau tumbuh sehubungan infeksi oleh hama dan penyakit tumbuhan atau luka. Akar tambahan tumbuh pula pada potongan tanaman (Begonia sedum) atau pada kalus dalam kultur jaringan (Loveles, 1998: 23). Adapun ayat dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan praktikum ini adalah firman Allah SWT dalam Q.S. Ibrahim : 24



َ ٍ‫ش َج َرة‬ َ ً‫ب هللاُ َمثَالً َك ِل َمة‬ ٌ‫صلُ َها ثَابِت‬ َ ‫طيِبَةً َك‬ ْ َ ‫ط ِيبَ ٍة ا‬ َ ‫ْف‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫اَلَ ْم ت َ َر َكي‬ ◌‫اء‬ َّ ‫ع َها فِي ال‬ ِ ‫س َم‬ ُ ‫َوفَ ْر‬ Terjemahnya:



"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit”. Ayat diatas menjelaskan bahwa akarnya teguh menunjukkan akarnya yang kuat menancap ke bumi. Di antara fenomena kekuasaan Allah Swt, Ia telah menjadikan kesesuaian/keseimbangan antara batang-batang pohon dan akar-akarnya. Setiap kali batangnya semakin besar dan banyak, maka akar-akarnya pun semakin kuat, banyak dan dalam. Demikian itu untuk menjaga cabang-cabangnya dari terpaan angin-angin topan dan banjir. Cabangnya menjulang ke langit menunjukkan pertumbuhannya menaik dan menjulang menuju langit. Telah diketahui bahwa fungsi akar ialah mengantarkan bahan makanan ke cabang-cabang dan daun pohon. B. Uraian Tanaman 1. Bayam (Amaranthus spinosus) a. Klasifikasi



(Tjitrosoepomo, 2012: 130)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledonae



Subkelas



: Apetalae



Ordo



: Caryophyllales



Family



: Amaranthaceae



Genus



: Amaranthus



Spesies



: Amaranthus spinosus



b. Deskripsi



Akar ini termasuk akar tunggang dan termasuk akar tunggang yang bercabang. Arah tumbuhnya yaitu kebawah tanah. Akar ini termasuk akar dikotil yang berkeping dua. Bentuk akar ini yaitu tombak (Tjitrosoepomo, 2009: 90-92). c. Khasiat Mengobati sakit gigi, mengobati bisul, untuk merelaksakan tubuh, menghilangkan bau mulut, dan untuk melancarkan ASI (Herbie, 2015: 274-276). 2. Benalu (Loranthus sp) a. Kalsifikasi



(Tjitrosoepomo, 2012: 122)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicoyledonae



Subkelas



: Diallypetalae



Ordo



: Loranthales



Family



: Loranthaceae



Genus



: Loranthus



Spesies



: Loranthus sp



b. Deskripsi Akar ini merupakan akar tunggang berupa haustorium yaitu akar yang sangat keras dan kaku yang dapat menembus kulit batang inang sampai kebagian kayu untuk menyerap air. Akar ini termasuk akar penggerek atau akar penghisap. Akar ini juga termasuk akar dikotil yang berkeping dua. Arah tumbuhnya tak teratur karena melekat pada suatu media (Tjitrosoepomo, 2009: 90-94). c. Khasiat



Untuk mengobati rematik, mengobati kista, mengurangi adanya tumor, mengobati radang amandel, dan dapat meningkatkan stamina (Wijayakusuma, 2008: 260). 3. Beringin (Ficus Benjamin) a. Klasifikasi



(Tjitrosoepomo, 2012: 111)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Monocotyledonae



Subkelas



:-



Ordo



: Urticales



Family



: Moraceae



Genus



: Ficus



Spesies



: Ficus Benjamin



b. Deskripsi Akar ini merupakan akar tunggang dan termasuk akar tunggang bercabang. Beringin memiliki akar tambahan berupa akar udara atau gantung yang keluar dari cabang-cabang batang menggantung ke arah tanah. Termasuk jenis akar dikotil yang berkeping dua. Percabangan akarnya termasuk akar cekik (Tjitrosoepomo, 2009: 9094). c. Khasiat Untuk mengobati demam tinggi, untuk mengobati pilek, untuk mengobati radang amandel, untuk mengurangi nyeri sendi, untuk mengobati luka memar (Hariana. 2013: 46).



4. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) a. Klasifikasi



(Steenis, 2005: 81)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angispermae



Kelas



: Dicotyledonae



Subkelas



: Diallypetalae



Ordo



: Fabales



Family



: Fabaceae



Genus



: Pachyrrhizus



Spesies



: Pachyrrhizus erosus



b. Deskripsi Akar ini merupakan akar tunggang yang jika dilihat dari bentuk dan percabangannya yaitu berbentuk gasing dan hanya sedikit bercabang. Berdasarkan asal tumbuhnya akar ini termasuk akar utama dan merupakan modifikasi akar sebagai akar cadangan makanan. Arah tumbuh akar ini yaitu kebawah atau ke arah tanah. Termasuk akar yang bercabang sedikit dan akar yang jenisnya dikotil atau berkeping dua (Tjitrosoepomo, 2009: 90-91). c. Khasiat Mengobati hipertensi, menghaluskan kulit, untuk beri-beri, dan mengobati demam (Tersono, 2008: 44). 5. Kacang Tanah (Arachis hypogea) a. Klasifikasi Regnum



(Tjitrosoepomo, 2012: 192) : Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermaee



Kelas



: Dicotyledonae



Subkels



: Diallypetalae



Ordo



: Fabales



Family



: Fabaceae



Genus



: Arachis



Spesies



: Arachis hypogea



b. Deskripsi Akar ini merupakan akar tunggang dan juga termasuk akar tunggang yang tidak bercabang/ sedikit bercabang. Bermodifikasi menjadi akar yang simbiotik. Bagian ini merupakan akar utama jika dilihat dari asal tumbuhnya. Bentuk akar ini yaitu seperti tombak. Akar ini termasuk jenis akar dikotil yaitu berkeping dua (Tjitrosoepomo, 2009: 90-92). c. Khasiat Untuk menurunkan kolestrol, mencegah penyempitan pembuluh darah, mengurangi batuk, dan mengobati asma (Dalimartha, 2014: 99). 6. Padi (Oryza sativa) a. Klasifikasi



(Tjitrosoepomo, 2012: 438)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Monocotyledonae



Subkelas



:-



Ordo



: Poales



Family



: Poaceae



Genus



: Oryza



Spesies



: Oryza sativa



b. Deskripsi Akar ini termasuk akar serabut. Bentuk akarnya seperti benang. Serabutserabut akar hampir sama satu sama lain. Akar ini tidak memiliki modifikasi. Arah tumbuhnya yaitu ke bawah atau tanah. Termasuk akar yang jenisnya monokotil atau berkeping satu (Tjitrosoepomo, 2009: 90-92). c. Khasiat Mengobati diare, untuk mengobati gondongan, mengurangi rematik, mengobati bisul, dan untuk mengobati beri-beri (Herbie, 2015: 594). 7. Sirih (Piper betle) a. Klasifikasi



(Herbie, 2015: 274)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledoae



Subkelas



: Apetalae



Ordo



: Piperales



Family



: Piperaceae



Genus



: Piper



Spesies



: Piper betle



b. Deskripsi



Akar ini termasuk akar tunggang dan berbentuk benang. Bagian-bagiannya yaitu leher akar, ujung akar, cabang akar, dan tudung akar. Modifikasinya berupa akar pelekat yang tumbuh di buku-buku batang dan berfungsi unutk melekat pada penunjang. Termasuk akar dikotil karena berkeping dua (Tjitrosoepomo, 2009: 8994). c. Khasiat Mengurangi ASI berlebih, mengoati keputihan, mengobati sakit jantung, mengobati alergi, dan mengobati sifilis (Wijayakusuma, 2008: 260). 8. Wortel (Daucus carota) a. Klasifikasi



(Tjitrosoepomo, 2012: 163)



Regnum



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledonae



Subkelas



: Diallypetalae



Ordo



: Apiales



Family



: Apiaceae



Genus



: Daucus



Spesies



: Daucus carota



b. Deskripsi Akar ini merupakan akar tunggang dan termasuk akar tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Akar ini berbentuk sebagai akar tombak. Berdasarkan asal tumbuhnya akar ini merupakan akar utama sebagai akar cadangan makanan. Termasuk akar dikotil yaitu berkeping dua (Tjitrosoepomo, 2009: 90-91).



c. Khasiat Untuk rabun senja,



anti



kanker, mempercepat



penyembuhan luka,



menurunkan tekanan darah, dan melancarkan BAB (Wijayakusuma, Hembing. 2016: 9-18).



BAB III METODE KERJA



A. Alat dan Bahan. 1. Alat. Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah Balpoint, Pensil, Pensil warna, dan Penggaris. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah bayam (Amaranthus spinosus), benalu (Loranthus sp), beringin (Ficus benjamin), bengkuang (Pachyrrhizus erosus), kacang tanah (Arachis hypogea) padi (Oryza sativa), sirih (Piper betle), dan wortel (Daucus carota). B. Cara Kerja 1. Diucpkan basmalah sebelum memulai praktikum. 2. Disiapkan alat dan bahan. 3. Dicuci bersih akar dari masing masing sampel. 4. Diamati masing masing akar dari sampel yaitu bagian-bagian akar, sistem perakaran, bentuk akar dan sifat atau modifikasi dari akar tersebut. 5. Digambarkan masing masing preparat dan diberi keterangan denga jelas dalam bahasa indonesia maupun latin. 6. Dibuat deskripsi singkat dan kesimpulan dari hasil pengamatan yang diperoleh.



BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Tabel pengamatan NO. 1



Sanpel



Gambar



Keterangan



Bayam



1



(Amaranthus



2



spinosus)



3



1. Leher akar (Colium radix) 2. Batang akar (Corpus



4 5



radix) 3. Ujung akar ( Apex radix) 4.Akar lateral ( Radix lateral)



6 7



5. Serabut akar ( Radix fibrilla) 6. Tudung akar ( Calyptra) 7. Rambut akar ( Pilus radicalix)



2



Benalu



1



(Loranthus sp)



2



d. Leher akar (Colium radix) e. Batang akar (Corpus



3 4 5



radicis) f. Akar lateral (Radix lateral) g. Ujung akar (Apex radicis) h. Tudung akar (Calyptra)



3



Beringin



1. Leher akar (Colium



(Ficus



1



benjamin)



2 3 4 5



radix) 2. Batang akar (Corpus radix) 3. Ujung akar ( Apex radix) 4. Tudung akar ( Calyptra) 5. Akar lateral ( Radix lateral)



4



Bengkuang



1. Leher akar (Colium



(Pachyrrhizus



1



erosus)



2 3 4 5



radicis) 2. Batang akar (Corpus radicis) 3. Akar lateral (Radix lateral) 4. Ujung akar (Apex radcis) 5. Tudung akar (Calyptra)



5



Wortel (Daucus



1. Leher akar (Colium 1



radicis)



2 carota)



3 4 5



2. Batang akar (Corpus radicis) 3. Akar lateral (Radix lateral) 4. Ujung akar (Apex radcis) 5. Tudung akar (Calyptra)



6



Kacang Tanah



1



(Arachis



2



hypogea)



3



1. Leher akar (Collum radicis) 2. Batang akar (Corpus



4 5



radicis) 3. Akar lateral (Radix lateral) 4. Ujung akar (Apex radicis) 5. Tudung akar (Calyptra)



7



Padi ( Oryza sativa)



1. Leher akar (Collum radicis) 1 2 3 4 5 6



2. Batang akar (Corpus radicis) 3. Ujung akar (Apex radicis) 4. Tudung akar (Calyptra) 5. Serabut akar (Radix fibilla)



6. Akar lateral (Radix lateral)



8



Sirih ( Piper betle)



1. Serabut akar ( Radix fibrilla) 1 2. Ujung akar ( Apex radicis) 2 3. Leher akar ( collum radicis) 3 4. Batang akar ( Corpus radicis) 4



B. Pembahasan Akar merupakan salah satu bagian dari tumbuhan atau tanaman yang berada didalam tanah sebagai penyerap zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan. Tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil mempunyai sistem perakaran yamg berbeda. Pada akar tumbuhan monokotil tersusun sistem akar serabut sedangkan tumbuhan dikotil tersusun sistem akar tunggang. Panjang akar suatu tumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air dan mineral dan kelembapan tanah (Tjitrosoepomo,Gembong.2009 :33). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu melakukan pengamatan terhadap macam-macam morfologi akar, bentuk akar dan modifikasinya dari sampel Bayam (Amaranthus spinosus) Benalu Loranthus sp), Beringin (Ficus Benjamin), Bengkuang (Pachyrrhizus erosus), Kacang Tanah (Arachis hypogeal) Padi (Oryza sativa), Wortel (Daucus carota). Pada percobaan pertama pada akar Bayam duri (Amaranthus spinosus) hasil yang di dapatkan yaitu system perakarannya tunggang, karena disebabkan oleh akar embrio tumbuh terus menerus menjadi akar utama yang lebih jelas dan bercabangcabang, termasuk ke dalam bentuk akar tambahan yaitu akar tumbuh dari pangkal batang, bentuk akar tambahannya itu berbentuk serabut karna akarnya halus dan



bejulah banyak, ditinjau dari penampakan akar dan percbangan termasuk kedalam akar tunjang yaitu tumbuh dari bagian bawah batang . Pada percobaan kedua



pada akar Benalu (Loranthus sp) yaitu system



peraarannya tunggang karna embrio tumbuh terus menerus menjadi akar kuat menembus masuk, panjangnya seperti akar serabut dan sedikit sekali bercabang, modifikasi akarnya termasuk ke dalam akar penghisap. Pada percobaan ketiga pada akar pohon beringin (Ficus benjamina) System perakarannya tunggang tetapi tidak kuat, tumbuh dari batang, akarnya menggantung, tidak meiliki sifat khusus pada akar, arah tumbuh akar menuju ke pusat bumi, Berdasarkan asa tumbuh akar termasuk ke dalam akar tambahan ( Adventif), bentuk akar tambahannya berbentuk tongkat karna akar dari tumbuhan ini panjang sperti tongkat, dilihat dari percabangan dan penamakan karnya tiang. Pada percobaan ke empat pada Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) yaitu memiliki system perakaran tunggang, bentuk gasing karna pangkal akar besar dan membulat, akar lateral sebagai cabang hanya terdapat pada daerah ujung yang meruncing, dilihat dari modifikasi akar termasuk kedalam akar cadangan makanan karna akar ini termasuk akar berumbi. Pada percobaan ke enam pada Wortel (Daucus carota) yaitu memiliki system perakaran tunggang, bentuk akar utamanya berbentuk tombak yaitu akar berbentuk kerucut,pangkal akar besar, meruncing kearah ujung dengan akar lateral,dan dalam pertumbuhan akar tunggangnya mengalami perubahan bentuk. Bentuk sedikit sekali percabangan yang terdapat, termasuk kedalam modifikasi akar cadangan makanan, Pada percobaan ke tujuh yaitu pada akar Padi (Oryza sativa) yaitu memiliki sitem perakaran serabut karna embrio berkembang dan selanjutnya mati, termasuk



kedalam bentuk akar uama yaitu akar benang, akar tambahannya berbentuk serabut yaitu akar yang meyusun kecil-kecil, halus dan berjumlahbanyak. Pada percobaan ke delapan pada akar sirih (Piper betle) memiliki sitem perakaran serabut karna pada embrio dalam perkembangan selanjutnya akan mati, juga memiliki akar khusus (memanjat) melekat ke tempat yang di panjati, dan bukan termasuk tanaman parasit. Memiliki bentuk akar utama yaitu berbentuk benang karna akar serabutnya kecil dan hanya sedikit percabangan.Pada akar tumbuh dibagian batang dan termasuk ke dalam modifikasi akar pelekat.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan pada percobaan ini yaitu pada sampel Bayam (Amaranthus spinosus), Benalu Loranthus sp), Beringin (Ficus Benjamin), Bengkuang (Pachyrrhizus erosus), Kacang Tanah (Arachis hypogeal) Padi (Oryza sativa), Wortel (Daucus carota). Yang termasuk ke dalam akar tunggang yaitu Beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp), wortel (Daucus carota), bengkoang (Pachyrrhizus erosus), Kacang tanah (Arachis hipogea) sedangkan yang termasuk akar serabut yaitu sirih (Piper betle), bayam (Amaranthus spinosus) dan padi (Oryza sativa). B. Saran dan Kritik 1. Untuk Asisten Sebaiknya untuk penanggung jawab praktikum ini tidak terlalu terburu- buru dalam memberikan penjelasan dan diharpkan agar asisten lebih memerhatikan praktikan pada saat percobaan agar tidak terdapat lagi kesalahan saat melakukan percobaan. 2. Untuk Laboratorium Sebaiknya perlengkapan dalam laboratorium lebih ditambah lagi agar praktikan tidak lagi kekurangan terutama dalam hal peralatan dan perlengkapan.



DAFTAR PUSTAKA Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Inonesia: Niaga Swadaya. Jakarta. 2008 Hariana, Arief. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya: Octapus Publishing House.Yogyakarta. 2013 Herbie, Tandi. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat: Ocapus Publishing House. Yogyakarta. 2015 Hidayat, Syamsul. Khasiat Bayam: Niaga Swadaya. Jakarta. 2015 Steenis, J.G.G.C. Dr. Van. Flora: PT Balai Pustaka. Jakarta. 2013 Tersono, Lukas. Tanaman Obat Herbal: Swadaya Gram. Jakarta. 2008 Tjitrosoepomo, Gembong. Morfologi Tumbuhan: University Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 2009 Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta): University Gadjah Mada Press.Yogyakarta. 2012 Wijayakusuma,Hembing. Tanaman Obat: Kanisius. Jakarta. 2008



SKEMA KERJA



Diucpkan basmalah sebelum memulai praktikum



Disiapkan alat dan bahan



Dicuci bersih akar dari masing masing sampel



Diamati masing masing akar dari sampel yaitu bagianbagian akar, sistem perakaran, bentuk akar dan sifat atau modifikasi dari akar tersebut



Digambarkan masing masing preparat dan diberi keterangan denga jelas dalam bahasa indonesia maupun latin



Dibuat deskripsi singkat dan kesimpulan dari hasil pengamatan yang diperoleh