MORFOLOGI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Endang Estiyati



NIM



: 044091791



UPBJJ UT



: Yogyakarta



Prodi



: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia



Mata Kuliah



: Morflogi Bahasa Indonsia - PBIN4106



Tutor



: Refisa Ananda, M.Pd.



Tugas.3 Kerjakanlah Tugas 3 berikut dengan cermat.  1. Dalam bahasa Indonesia, terdapat kata rudal (peluru kendali). Di samping itu, terdapat pula kata membaca yang pada kalimat Dia sedang mengetik berkategori sebagai verba, tetapi pada kalimat Mengetik itu melelahkan berkategori sebagai nomina. Kata mengetik tersebut terbentuk dari kata tik yang oleh sebagian orang dianggap berasal dari kata ketik. Berikan penjelasan tentang proses yang terjadi pada kata-kata yang dicontohkan di atas!  2. Analisis unsur langsung dianggap sebagai salah satu analisis morfologis yang rumit. Untuk itu, agar analisis unsur langsung dapat dilakukan dengan lebih mudah, diperlukan langkahlangkah kerja yang dapat diikuti. Sebutkan langkah analisis unsur langsung! 3. Di



dalam



bahasa



Indonesia,



terdapat



kompleks berketidakadilan dan mempertanggungjawabkan. Analisislah kedua kata tersebut! 4. Contoh kata ke-an + raja  à  kerajaan à [kәraja’an] ber- + kerja  à bekerja  à [bәkәrja] me- + baca  à membaca  à [mәmbaca]



unsur



bentuk langsung



tanam [ta.nam] à tanami [ta.na.mi]  Dari contoh di atas, jelaskan perubahan bentuk morfem pada peristiwa morfofonemik di atas! 5. Pembahasan morfosintaksis selalu bertemali dengan pembahasan kelas kata karena kelas kata merupakan salah satu komponen penting dalam pembahasan morfosintkasis. Berikan penjelasan yang cukup tentang hubungan kelas kata dengan gejala morfosintaksis! Jawaban 1. Bentuk kata, ada dua yaitu kata bermorfem tunggal ( kata dasar ) dan kata bermorfem banyak (kata berimbuhan). Kata dasar berpotensi untuk dikembangkan sebagai kata berimbuhan atau kata turunan.. Perubahan kata dasar menjadi kata turunan selain mengubah



bentuk



juga



mengubah



makna.



Selanjutnya,



perubahan



makna



mengakibatkan perubahan jenis atau kelas kata. Sebuah kata dapat menyampaikan beberapa pengertian melalui bentukanbentukannya. Dari satu kata pula, kita dapat membuat atau mengembangkannya menjadi beberapa kata turunan. Dari kata turunan tersebut, kita dapat mengungkapkan satu bahkan beberapa ide/perasaan. Pemekaran kata dengan memberi imbuhan itu pun akan membuat katakata tersebut mengalami perubahan jenis atau kelas katanya. Contohnya kata satu termasuk kata bilangan / numeralia yang berarti “bilangan asli pertama”. Kata satu diberi awalan ber- menjadi bersatu. Kata tersebut mengalami perubahan arti, meskipun masih memiliki arti dasar yang tetap, yaitu “satu”, bersatu artinya berkumpul atau bergabung menjadi satu. Kata bersatu bukan merupakan kelas kata bilangan lagi, tetapi termasuk kelas kata kerja. Dari uraian di atas dapat disimpukan bahwa dari satu kata (misalnya satu) dapat kita bentuk belasan kata turunannya. Bentuk berimbuhan tersebut menunjukkan pertalian yang teratur antara bentuk dan maknanya. Hal ini dapat berlaku pula pada kata-kata yang lainnya. Proses yang terjadi pada kata-kata yang disebutkan pada soal nomor satu di atas ialah pergeseran atau perpindahan posisi kata tersebut terletak sehingga menjadikan berubahnya fungsi dari kata tersebut yang awalnya berfungsi sebagai verba menjadi nomina, dan sebagainya. 2. Unsur langsung sering disebut unsur bawahan terdekat. Konsep unsur langsung ini didasari oleh keyakinan bahwa setiap konstruksi kata polimorfemis itu selalu bersifat



biner atau belah dua. Artinya, kata polimorfemis itu memiliki dua unsur yang secara langsung membangunnya atau memiliki dua unsur yang menadi bawahan terdekatnya. Dengan demikian, analisis unsur langsung adalah analisis yang dilakukan dengan cara membelah konstruksi kata polimorfemis menjadi dua bagian yang secara langsung menjadi unsur bawahan terdekatnya. Berikut ini langkah-langkah kerja yang peru dilakukan ketika akan menganalisis unsur langsung terhadap kata kompleks atau kata polimorfemis : a. Yakinkan diri Anda bahwa kata yang akan Anda analisis itu kata kompleks atau kata polimorfemis b. Berdasarkan pertimbangan makna dan kegramatikalan, tentukan dua unsur yang secara langsung membangun kata kompleks yang bersangkutan c. Jika salah satu di antara dua unsur langsung hasil analisis itu masih berupa bentuk kompleks atau polimorfemis, tentukan dua unsur yang secara langsung membangun bentuk kompleks tersebut d. Lakukan terus urutan kegiatan itu sampai diperoleh unsur-unsur atau elemenelemen terkecil yang sudah tidak bisa dianalisis lagi atas elemen-elemen bermakna yang lebih kecil. 3. -



Berketidakadilan ber-ketidakadilan ber- ke- tidakadil ber- ke- an- tidak- adil



-



Mempertanggungjawabkan mem- pertanggungjawabkan mem- per- tanggungjawabkan mem- per- tanggungjawab-kan mem- per- tanggung- jawab- kan



4. -



Kerajaan Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Misalnya pembentukan afiks ber-, meN-, peN-, -an, ke-an, dan sebagainya. Ada juga afiks yang tidak membentuk kata, melainkan membentuk pokok kata, misalnya afiks per- pada perpanjang, perluas, afiks –kan pada lemparkan, afiks –i pada tanami. Afiks melekat pada bentuk dasar, sehingga satuan yang dilekati afiks



itu menjadi satuan yang lebih besar. Misalnya bentuk dasar bekerja adalah kerja, bentuk dasar berkeluh kesah adalah keluh kesah, bentuk dasar berkesimpulan adalah kesimpulan, dan sebagainya. Bentuk dasar itu ada yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, misalnya kata dalam berkata, pakaian dalam berpakaian, dan sebagainya, tetapi ada pula bentuk dasar yang tidak dapat berdiri sendiri dalam pemakaian bahasa yang disebut pokok kata, misalnya cantum dalam tercantum, mencantumkan, dicantumkan, satuan giur dalam tergiur, menggiurkan, dan sebagainya. Pada kata kerajaan tersebut terjadi pembubuhan afiks yaitu ke-an pada kata dasar raja sehingga menjadi kerajaan. -



Bekerja Pada kata tersebut memiliki perubahan bentuk morfem melalui peristiwa morfofonemik yaitu penghilangan bunyi. Penghilangan bunyi merupakan gejala morfofonemik yang terjadi ketika morfem yang satu dan morfem yang lain digabungkan, dapat menyebabkan hilangnya bunyi, pada stem (morfem dasar) atau pada morfem afiks. Kata bekerja adalah gabungan morfem {ber-} dan {kerja} yang morfem afiksnya kehilangan bunyi [r].



-



Membaca Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain (Ramlan, 1983: 73). Morfofonemik adalah proses perubahan-perubahan fonem yang timbul dalam pembentukn kata akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Pada kata membaca terdiri dari dua morfem, yaitu morfem meN- dan morfem baca. Akibat pertemuan kedua morfem itu, fonem nasal /N/ pada morfem meN- berubah, sehingga meN- menjadi mem-.



-



Tanami Pada kata tersebut memiliki perubahan bentuk morfem melalui peristiwa morfofonemik yaitu pergeseran bunyi. Pergeseran bunyi mungkin terjadi sebagai akibat bergabungnya morfem dengan morfem dalam pembentukan kata. Pergeseran bunyi berkenaan dengan lokasi sehingga pergeseran bunyi juga dimaknai sebagai perubahan lokasi atau perpindahan tempat. Perpindahan tempat yang disebabkan oleh penggabungan morfem dalam rangka pembentukan kata kompleks itu bersifat lintas silabel atau antarsuku kata. Jadi, penggabungan morfem dengan morfem itu bisa menyebabkan bunyi bergeser atau berpindah dari



silabel yang satu ke silabel yang lain. Kehadiran sufiks –i pada kata tanam tersebut menyebabkan konsonan akhir pada silabel kedua yang semua bertugas sebagai koda, mengalami perpindahan ke silabel di depannya dan bertugas sebagai onset bagi sufiks yang bersangkutan. 5. Proses morfologis biasanya dibedakan menjadi dua : drivasi dan infleksi. Proses morfologis yang berkenaan dengan perubahan kelas kata adalah derivasi. Derivasi pembentukan kata adalah proses morfologis yang digunakan untuk membentuk katakata baru berdasarkan leksem-leksem yang sudah ada sebelumnya, termasuk mengubah leksem keinginan menjadi berkeinginan dan leksem pendidik menjadi berpendidikan misalnya. Tujuan pembentukan kata-kata baru seperti contoh kata yang telah disebutkan di atas ialah agar memiliki sejumlah kata yang bisa menempati posisi kata yang tepat dan sesuai kebutuhan leksikon kebutuhan sintaksis para penutur bahasa sehingga menjadi gejala morfosintaksis. Status kategorial kata bisa diperoleh secara leksikal atau gramatikal secara morfologis atau sintaksis. Dengan demikian, cukup kiranya ka persoalan kelas kata tersebut melibatkan morfologi dan sintaksis atau merupakan persoalan morfosintaksis.