Morfologi Serangga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI PERCOBAAN V PENGAMATAN MORFOLOGI SERANGGA



OLEH :



NAMA



: DHEANI NOVITHA Z



STAMBUK



: F1D116127



KELOMPOK



: I (SATU)



ASISTEN PEMBIMBING : SULHADANA, S.Si



PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Serangga disebut pula Insecta merupakan kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang memiliki jumlah kaki enam (tiga pasang), sehingga disebut Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Keluarga besar serangga (Insecta) dikelompokkan ke dalam 28 ordo yang masing-masing ordo memiliki ciri-ciri unik yang membedakan antara mereka, kelas (class) Insecta terbagi menjadi dua subkelas (subclass) berdasarkan keberadaan organ sayap pada serangga, yaitu subkelas Apterygota bagi serangga yang tidak memiliki sayap dan subkelas Apterygota bagi serangga-serangga yang memiliki sayap. Insecta atau serangga mempunyai spesies yang paling banyak jumlahnya di antara semua hewan. Jumlah spesies Insecta dapat mencapai 657.000 spesies. Hewan ini dapat hidup di dalam tanah, di darat, di udara, di air tawar atau sebagai parasit pada tubuh makhluk hidup lain. Serangga merupakan kelompok terbesar di dunia, sehingga perlu dibahas terlebih dahulu secara umum, baik morfologi, pernapasan, perlindungan diri, makanan dan pencernaan, perkembangbiakan dan pengelompokannya. secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjdai tiga bagian utama. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras serta terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Thorax



terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari kurang lebih sembilan ruas. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum dengan judul Pengamatan Morfologi Serangga. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengenal morfologi tubuh Orthoptera, Coleoptera dan Hymenoptera? 2. Bagaimana mengidentifikasi serangga Orthoptera, Coleoptera dan Hymenoptera? C. Tujuan Praktikum Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat mengenal morfologi tubuh Orthoptera, Coleoptera dan Hymenoptera. 2. Praktikan dapat mengidentifikasi serangga Orthoptera, Coleoptera dan Hymenoptera. D. Manfaat Praktikum Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat mengenal morfologi tubuh Orthoptera, Coleoptera dan Hymenoptera. 2. Praktikan dapat mengidentifikasi serangga Orthoptera, Coleoptera dan Hymenoptera.



II. TINJAUAN PUSTAKA



A. Morfologi Serangga Arthropoda permukaan tanah merupakan kelompok dari filum Arthropoda yang hidup dan beraktivitas di permukaan tanah.Jumlah jenis arthropoda permukaan tanah yang terdapat pada suatu tempat tertentu menunjukkan



keanekaragaman.Keanekaragaman



makhluk



hidup



yang



menempati bumi memiliki arti yang penting ditinjau dari berbagai alasan.Keanekaragaman hayati berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem (Sugiyarto dalam Fatmala, 2017). Secara umum arthropoda dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya dan jenis makanannya. Berdasarkan tempat hidupnya arthropoda permukaan tanah dibedakan menjadi kelompok Epigeon merupakan arthropoda permukaan tanah yang hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan, seperti Plecoptera, Homoptera dan lain-lain, Hemiedafon merupakan arthropoda permukaan tanah yang hidup pada lapisan organik tanah, seperti Dermaptera, Hymenoptera dan lain-lain, Eudafon merupakan arthropoda permukaan tanah yang hidup pada lapisan mineral, seperti protura, collembola dan lain-lain (Suin dalam Fatmala, 2017). Morfologi arthropoda permukaan tanah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kepala (Caput), dada (Toraks) dan perut (Abdomen). Ketiga bagian tersebut dilindungi oleh kutikula yang tersusun dari lapisan kitin yang keras. Bagian terluar arthropoda permukaan tanah terbagi menjadi beberapa buku-buku. Kepala (Caput) arthropoda tersusun dari sepasang antena,



sepasang mandibular (rahang belakang), sebuah hipofharing dan labium. Antena tersebut tersusun atas buku-buku yang mengandung bulu-bulu sensoris, mata majemuk yang tersusun atas ommatidia, kecuali tiga mata sederhana yang disebut ocelli (Fatmala, 2017). Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara Caput dan Abdomen. Toraks terdiri atas tiga ruas, yaitu prothorax (bagian depan), mesothorax (bagian tengah) dan metathorax (bagian belakang). Abdomen merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan dan alat reproduksi, ekskresi dan reproduksi. Abdomen arthropoda terdiri dari beberapa ruas, ratarata 9-10 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami slerotisasi, sedangkan bagian yang menghubungkan berupa membran. Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut tergit, bagian ventral disebut sternit dan bagian ventral berupa membran disebut pleura (Rahmat, 2013). B. Capung Capung dikelompokkan kedalam ordo Odonata. Odonata artinya rahang bergigi di bagian ujung labium (bibir bawah) terdapat tonjolantonjolan (spina) tajam menyerupai gigi. Odonata terdiri atas dua subordo yaitu subordo Anisoptera (capung biasa) memiliki tubuh lebih gemuk dan terbang dengan cepat, kepala tidak memanjang dalam posisi melintang tetapi membulat, memiliki sayap belakang lebih lebar pada bagian dasar dibandingkan dengan sayap depan dan sayap tersebut direntangkan horizontal pada waktu istirahat. Sedangkan Zygoptera (capung jarum) memiliki tubuh langsing, lebih kecil dan terbang lambat dibandingkan capung biasa, kepala



memanjang pada posisi melintang memiliki sayap depan dan sayap belakang yang bentuknya sama, keduanya menyempit pada bagian dasarnya dan ketika istirahat dilipatkan di atas tubuh bersama-sama atau sedikit melebar (Herpina, 2014). C. Belalang Serangga termasuk hewan penyerbuk yang berharga bagi tumbuhan, tetapi ada juga yang menghancurkan tanaman pertanian serta bisa terlibat dalam penyebaran penyakit Serangga yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah belalang, belalang tergolong serangga yang bersayap lurus dan selalu bertahan hidup pada ekosistem padang rumput. Beberapa jenis belalang dapat bermanfaat sebagai sumber makanan karena mengandung protein. Belalang juga dapat merugikan bagi kehidupan, contohnya seperti belalang kayu (Valanga nigricornis), merupakan hama yang menyerang daun pada tanaman (Syahlan, 2016).



III. METODE PRAKTIKUM



A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 02 November 2019, pada pukul 06-00 WITA-Selesai. Bertempat di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Tinanggea. B. Bahan Praktikum Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Nama bahan dan kegunaannya No. Nama Bahan 1 2 1. Lebah Kayu (Xylocopa virginica) 2. Capung (Pantala sp.) 3. Kumbang Blister Merah (Horia fabricus) 4. Belalang (Valanga nigricornis) 5. Kloroform 6. Kapas 7. Tissue



Kegunaan 3 Sebagai objek pengamatan Sebagai objek pengamatan Sebagai objek pengamatan Sebagai objek pengamatan Sebagai larutan pembius hewan uji Sebagai media membius hewan uji Sebagai pembersih hewan uji dan alat yang digunakan



C. Alat Praktikum Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Nama alat dan kegunaannya No. 1 1.



Nama alat 2 Papan bedah



Kegunaan 3 Untuk tempat membetang hewan uji



2.



Kamera



3.



Alat tulis



Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan Untuk mencatat hasil pengamatan



4.



Amplop



Untuk menyimpan hewan uji



D. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Memilih habitat serangga berada disekitar lingkungan Taman Nasional Rawa Aopa. 3. Menggunakan Sweep net (jaring ayun) untuk mengkoleksi serangga. 4. Memasukkan serangga ke dalam amplop 5. Mengamati bentuk morfologi, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan seerangga yang diperoleh. 6. Mendokumentasikan dan mencatat hasil pengamatan pada serangga yang didapat.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengamatan perlakuan pasteurisasi



B. Pembahasan



V. PENUTUP



A. Simpulan Simpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengenal morfologi serangga dapat dilakukan dengan melihat bentuk tubuh, sayap, alat mulut, mata, kaki dan bentuk kepalanya. 2. Mengidentifikasi serangga dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan buku kunci identifikasi serta dapat melihat bentuk sayap yang lebih spesifik. B. Saran Saran yang dapat diajukan dari praktijkum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan agar lebih memperhatikan saat asisten pembimbing menjelaskan dan menjaga kebersihan laboratorium yang digunakan. 2. Asisten pembimbing agar menuntun jalannya praktikum hingga praktikum selesai.



DAFTAR PUSTAKA



Ansori, I., 2008, Keanekaragaman Nimfa Odonata (Dragonglies) di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung Jawa Barat, Jurnal Exacta 6(2): 42-52 Fatmala, L., 2017, Keanekaragaman Arthropoda Permukaan Tanah di Bawah Tegakan Vegetasi Pinus (Pinus merkusii) Tahura Pecut Meurah Intan sebagai Referensi Praktikum Ekologi hewan, Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh. Hasanmuhito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan, Bumi Aksara, Jakarta. Herpina, R., Ade, F.Y., dan Afnianti, E., 2014, Jenis-Jenis Capung (Odonata:Anisoptera) di Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Rokan Hulu, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian. Nonadita, 2007, Ordo-ordo Serangga, PT. Aksara, Jakarta. Rahmat, A., 2013, Pelatihan Inventarisasi dan Monitoring Flora dan Arthropoda, Bandung. Sugiyarto, 2007, Konservasi Makrofauna Tanah dalam Sistem Agroforestri, Puslitbang Bioteknologi dan Biodiversitas LPPS, UNS Surakarta. Suin, M.N., 2012, Ekologi Hewan Tanah, Bumi Aksara, Bandung. Syahlan, S., Yolanda, R., dan Lubis, R.R., 2016, Jenis-Jenis Belalang (Orthoptera: Ensifera) di Dusun III Desa Rambah Hilir Tengah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengairan.