5 0 368 KB
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungi (Jamur) adalah kelompok organisme eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam.Fungi pada umumnya multiseluler (bersel banyak).Bila fungi tersebut tumbuh dari benda organik yang terlarut, maka
disebut
saprofit.Beberapa
fungi
meskipun
saprofitik, dapat juga menyerang inang yang hidup lalu
tumbuh
parasit.Sebagai
dengan
subur
disitu
parasit
mereka
dapat
sebagai
menimbulkan
penyakit terhadap inangnya. Fungi terdiri dari dua kelompok besar yaitu kapang dan khamir.Perbedaan utama dari dua kelompok ini adalah kapang hidupnya berkoloni dan memiliki filamen
yang
membentuk
miselium
sedangkan
khamir
merupakan sel tunggal yang tidak berfilamen. Untuk dapat mengenal lebih jauh mengenai suatu mikroorganisme,
maka
identifikasi.Tahap identifikasi ciri-ciri
kapang
pertama dan
morfologi
tersebut.Pengamatan
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
perlu
khamir suatu
morfologi
dilakukan
untuk adalah
melakukan pengenalan
mahkluk tersebut
hidup biasanya
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
dilakukan
baik
secara
2
makroskopik
(dengan
mata
telanjang), maupun mikroskopik secara langsung dan tidak langsung.Selain dari ciri morfologinya, masih harus dilengkapi dengan sifat-sifat fisiologi dan biokimia. Berdasarkan
latar
belakang
tersebut,
maka
Praktikum Morfologi Kapang dan Khamir perlu untuk dilakukan. B. Tujuan Percobaan Tujuan mengenali
dari bentuk
percobaan dan
ini
morfologi
adalah sel
untuk
dan
koloni
adalah
untuk
mikroorganisme. C. Maksud Percobaan Maksud
dari
percobaan
ini
mengetahui morfologi sel dan koloni mikroorganisme. D. Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan ini adalah dengan cara menumbuhkan
mikroba
pada
media
steril
kemudian
diamati morfologinya menggunakan mikroskop.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Fungi
adalah
organisme
kemoheterotrof
yang
memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya (sumber karbon
dan
diperoleh tersebut
energi).Bila dari
bahan
bersifat
sumber
organik
nutrisi mati,
saprofit.Ilmu
tersebut
maka
yang
fungi
mempelajari
fungi disebut mikologi.Pada fungi ada dua istilah, yaitu
khamir
(yeast)
dan
kapang
(mold).Khamir
(yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih besar dibandingkan sel
bakteri,
dengan
lebar
berkisar
1-5
mm
dan
panjang berkisar 5-30mm. Pada kapang (mold), tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium
dan
spora.
Miselium
merupakan
kumpulan
beberapa filamen yang disebut hifa.Bagian dari hifa yang
berfungsi
untuk
mendapatkan
nutrisi
disebut
hifa vegetatif.Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai atau
alat hifa
reproduksi udara
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
disebut
(aerial
hifa
reproduktif
hypha),
karena
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
4
pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan media tempat fungi ditumbuhkan (Pratiwi, 2008). Ada tiga macam morfologi/tipe hifa: 1) Aseptat atau
senosit.
Hifa
seperti
ini
tidak
mempunyai
dinding sekat atau septum; 2) Septat dengan sel-sel uninukleat.Sekat
membagi
atau sel-sel berisi septum
terdapat
memungkinkan
hifa
menjadi
nukleus tunggal. pori
perpindahan
ruang-ruang Pada setiap
ditengah-tengah nukleus
dan
yang
sitoplasma
dari satu ruang ke ruang yang lain. Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran
sebagaimana
halnya
pada
sel
yang
khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel; 3) Septat dengan
sel-sel
menjadi
multinukleat.Septum
sel-sel
dengan
lebih
dari
membagi satu
hifa
nukleus
dalam setiap ruang (Pelczar dan Chan, 1986). Untuk dapat mengenal lebih jauh mengenai suatu mikroorganisme,
maka
identifikasi.Tahap
pertama
perlu untuk
dilakukan melakukan
identifikasi adalah pengenalan ciri-ciri morfologi suatu
mahkluk
hidup
tersebut.Pengamatan
morfologi
tersebut biasanya dilakukan baik secara makroskopik (dengan mata telanjang), maupun mikroskopik secara langsung dan tidak langsung.Untuk mengidentifikasi WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
kelompok
khamir
5
atau
bakteri
maka
selain
ciri
morfologinya, masih harus dilengkapi dengan sifatsifat fisiologi dan biokimia (Djide, 2005). Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang
mencakup
semua
fungiuniseluler
yang
berasal
dari kingdom Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Khamir umumnya berkembang biak baik
secara
yaitu
seksual
dengan
denganmating
maupunaseksual.
fusi
Cara
(penggabungan)
type(tipe
perkawinan)
seksual
dua
yang
sel
berbeda,
zigot hasil fusi ini kemudian akanmembentuk 4 hingga 8 spora yang kemudian menyebar.Cara aseksual yaitu dengan bertunas
dan
fisi
(membelah
menjadi
duasetelah
mitosis)(Purves,2003). Khamir bentuknya jeruk,
merupakan beranekaragam,
topi,
(transparan) khamir,
jamur
dan
adaseperti
lain-lain.Khamir
sehingga
harus
uniseluler
untuk
diwarnai
botol,bulat,
tidak
pengamatan untuk
yang
berwarna morfologi
lebihmemudahkan
pengamatan (Nawir, dkk, 2012). Sebelum
melakukan
pewarnaan
terlebih
dahulu
menyiapkan kultur yang akan diwarna dan sebaiknya sesuai dengan umur yang disyaratkan dalam pedoman pewarnaan
yang
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
standar.
Begitu
pula
pewarna
yang
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
digunakan disini,
harus
6
larutan
dibagi
baru.
menjadi
3,
Teknik
yaitu:
pewarnaan
1)
Pewarnaan
sederhana, dilakukan dengan menggunakan satu jenis pewarna
yaitu
metilen
biru,
atau
safranin;
2)
Pewarnaan negatif, menggunakan pewarna asam seperti eosin atau nigrosin. Pewarnaan ini dilakukan untuk mewarnai
latar
sehingga
sel
belakang
bakteri
sel
akan
yang
tampak
akan
diwarna
tidak
berwarna
(terang); dan 3) Pewarnaan Gram, terbagi atas Gram positif
dan
identifikasi
Gram dan
negatif,
sangat
klasifikasi
berguna
bakteri
(La
dalam Kolaka,
2009). Fungi miselium
mutiseluler atau
filamen,
atau dan
kapang
mempunyai
pertumbuhannya
dalam
bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi
bila
berbentuk kapang.
telah
berbagai
memproduksi warna
Sifat-sifat
mikroskopik
ataupun
spora
tergantung
kapang makroskopik
baik
maka dari
akan jenis
penampilan
digunakan
untuk
identifikasi dan klasifikasi kapang (Waluyo, 2011).
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
7
B. Uraian Bahan 1. AGAR (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 69) Nama resmi
: AGAR
Nama lain
: Agar-agar
Pemerian
: Tidak
berbau
atau
bau
lemah,
berasa musilago pada lidah. Kelarutan
: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai bahan pemadat medium
2. ALKOHOL (Ditjen POM Edisi III, 1979 : Hal.65) Nama resmi
: AETHANOLUM
Nama lain
: Etanol/Alkohol
RM/BM
: C2H5OH/46,07
Pemerian
: Cairan
tak
berwarna,
jernih,
mudah menguap dan mudah bergerak; bau
khas;
rasa
panas.
Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Penyimpanan
: Dalam
wadah
tertutup
rapat,
terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api. Kegunaan
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
: Sebagai antiseptik
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
8
3. ASAM TARTRAT (Ditjen POM Edisi III, 1979 : Hal. 53) Nama resmi
: ACIDUM TARTARICUM
Nama lain
: Asam tartrat
RM/BM
: C4H4O6/150,09
Pemerian
: Hablur,
tidak
berwarna
atau
bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam, dan stabil di udara. Kelarutan
: Sangat
mudah
larut
dalam
air,
mudah larut dalam etanol. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai dapar asam
4. AQUADEST (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1125) Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
RM/BM
: H2O/18,02
Pemerian
: Cairan
jernih,
tidak berbau,
tidak
berwarna,
tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai
sumber
nutrien
mikroba
dan pelarut medium
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
9
5. DEKSTROSA (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 300) Nama resmi
: DEXTROSUM
Nama lain
: Glukosa, dekstrosa.
RM/BM
: C6H12O6/180,16
Pemerian
: Hablur
tidak
berwarna,
serbuk
halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis. Kelarutan
: Mudah
larut
dalam
air,
sangat
mudah larut dalam air mendidih, agak
sukar
larut
dalam
etanol
(95%). Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai
sumber
nutrient
yang
spesifik untuk mikroba jamur 6. Gliserol (Ditjen POM Edisi III, 1979 : Hal. 271) Nama resmi
: GLYCEROLUM
Nama lain
: Gliserin
RM/BM
: C3H8O3/92,10
Pemerian
: Cairan
seperti
tidak
berwarna,
manis
diikuti
sirop,
jernih,
tidak
berbau,
rasa
hangat,
higroskopik. Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air, dan dengan
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
etanol
(95%)
P,
praktis
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
10
tidak larut dalam kloroform P dan dalam minyak lemak. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Khasiat
: Sebagai zat tambahan
Kegunaan
: Untuk melembabkan kertas saring
7. PEPTON (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1191) Nama resmi
: PEPTON
Nama lain
: Pepton
Pemerian
: Serbuk,
kuning
kemerahan
sampai
coklat, bau khas tidak busuk. Kelarutan
: Larut
dalam
larutan
air,
memberikan
berwarna
coklat
kekuningan yang bereaksi asam. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai
komponen
pembuat
medium
PDA C. Prosedur Kerja 1. Penyiapan bahan praktikum a. Disiapkan semua alat. b. Cawan petri diisi dengan kertas saring, batang V, serta kaca objek dan deck glass dibungkus dengan kertas. c. Disterilkan di dalam oven.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
11
2. Pembuatan media dan penanaman bakteri a. Untuk pengamatan menggunakan pewarnaan
Jamur roti diambil dan diletakkan di atas kaca objek.
Sebelum ditutup dengan deck glass ditetesi dengan metilen blue.
Diamati morfologinya di bawah mikroskop.
b. Untuk pengamatan setelah dimasukkan di enkas
Media
PDA
autoclave, tetesi
yang
telah
diambil
di
atas
1
disterilkan tetes
kaca
dalam
kemudian
objek
yang
di
telah
disterilkan di dalam cawan petri.
Dimasukkkan jamur roti ke dalam media PDA tersebut kemudian tutup dengan deck glass.
Basahi
kertas
saring
dalam
cawan
petri
dengan gliserol.
Ditutup
kembali
cawan
petri
kemudian
dimasukkan ke dalam enkas selama 3x24 jam.
Diamati di bawah mikroskop.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
12
BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan morfologi kapang dan khamir sebagai berikut: a.
Autoclave
b.
Batang V
c.
Cawan petri
d.
Deck glass
e.
Enkas
f.
Kaca objek
g.
Lampu Bunsen
h.
Mikroskop
i.
Ose lurus
j.
Spatula
2. Bahan Bahan-bahan
yang
digunakan
pada
percobaan
morfologi kapang dan khamir sebagai berikut: a.
Alkohol
b.
Asam tartrat
c.
Gliserol
d.
Jamur roti Dhiba
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
13
e.
Kertas saring
f.
Media Sintetik Potato Dextrose Agar(PDA)
g.
Metilen blue
B. Cara Kerja Berikut
cara
kerja
yang
dilakukan
dalam
percobaaan morfologi kapang dan khamir: A. Pengamatan Makroskopis - Disiapkan sampel. - Dibiarkan
sampel
selama
3-4
minggu
hingga
ditumbuhi jamur. - Diamati bentuk jamur B. Pengamatan Mikroskopis Secara Langsung - Disiapkan alat dan bahan. - Diambil obyek glass dan diletakkan diatasnya 1 ose
sampel
ditetesi
1
biakan tetes
jamur
metilen
roti, blue,
kemudian
lalu
tutup
rapat dengan dek glass. - Diamati dibawah mikroskop. C. Pengamatan Mikroskopis Secara Tidak Langsung - Disiapkan alat dan bahan. - Diletakkan di dalam cawan petri kertas saring, batang
V,
obyek
glass,
dan
dek
glass
yang
telah steril.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
- Diletakkan
diatas
14
obyek
glass
1
ose
biakan
jamur roti dan ditambahkan 1 tetes medium PDA yang
telah
diberi
asam
tartrat
secukupnya,
kemudian ditutup dengan mengunakan dek glass. - Kertas
saring
yang
berada
di
bawah
sebagai
alas batang V ditetesi dengan gliserol 10%, kemudian cawan ditutup. - Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar. - Diamati di bawah mikroskop.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1.
Gambar PengamatanMakroskopis a. Minggu Pertama
b. Minggu Kedua
c. Minggu Ketiga
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
16
2. Gambar Pengamatan Mikroskopis Secara Langsung
1
2 3
Keterangan: 1. sporangium 2. sporangiofor 3. stolon 3.
Gambar Pengamatan Mikroskopis Secara Tidak Langsung
1
2 3
4
Keterangan: 1.spora 2.stolon 3.sporangium 4.sporangiofor
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
17
B. Pembahasan
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
18
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dapat
percobaan
disimpulkan
morfologi,
bahwa
spora,
yang
telah
jamur
stolon,
roti
dilakukan memiliki
sporangium,
dan
sporangiofor. B. Saran Saran yang dapat diberikan yaitu agar praktikan lebih berhati-hati dalam penggunaan alat dan bahan selama
praktikum
untuk
meminimalisir
kesalahan
serta lebih serius dalam pengerjaan agar memperoleh hasil yang lebih baik.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.
MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR
19
DAFTAR PUSTAKA Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Djide, M.N., 2005, Penuntun Praktikum Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar. La Kolaka, 2009, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas Halu Oleo, Kendari. Nawir, N.A., Zaraswati dan U. Najamuddin, 2012, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., 1986, Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta. Pratiwi, Sylvia T., 2008, Mikrobiologi Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Dasar-Dasar Farmasi,
PT
Purves, B., 2003, Life The Science Of Biology Edition, Sinauer Associates Inc., New York.
7th
Waluyo, Lud. 2011. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.
WA ODE ARLINA MISNAENI F1F1 12 069
SABARUDIN, S.Farm., M.Si., Apt.