Mosi 1 Pro [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GURU ADALAH TOKOH SENTRAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PRO (+) PEMBICARA 1 Salam, perkenalan diri, membaca tugas pembicara lain. *wikipedia* Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. SAAT ini perilaku kehidupan masyarakat Indonesia semakin ramai dengan tingkah pola yang jauh dari karakter yang mencermikan masyarakat beragama dan berpancasila. Dalam kehidupan remaja kita semakin merosot nilai-nilai moralnya, pergaulan bebas dan prostitusi yang semakin ramai,tawuran pelajar, maraknya peredaran narkoba di kalangan siswa, adanya siswa yang terlibat dalam tindakan kriminal dan lain-lain. Tidak hanya di kalangan remaja saja, dalam kehidupan masyarakat tumbuh tindakan ketidakadilan serta kebohongan-kebohongan dan tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya merupakan keprihatinan kita bersama. Bahkan ditingkat yang lebih tinggi sendiri, yaitu pemerintah yang tak mengenal lagi sebuah karakter diri sebagai makhluk Tuhan dan sosial. Jadi secara umum bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai problem dan krisis kebangsaan yang serius. Berbagai permasalahan silih berganti menyita perhatian kita semua. Jika tidak segera ditangani dan diantisipasi, maka problem dan krisis itu bisa mengarah pada bergesernya karakter (jati diri) bangsa ini, dari karakter positif ke negatif. Untuk mengatasi problema di atas diperlukan pendidikan karakter yang ditanamkan kepada anak didik, karena Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Bukan menjadi beban dalam pembangunan dan untuk memenuhi sumberdaya manusia, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pendidikan yang dimaksud tidak hanya membentuk manusia Indonesia yang cerdas saja, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Apa itu pendidikan karakter? Memang dibutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk menuju bangsa yang berkarakter, karena pendidikan karakter itu sangat penting untuk mendukung pembangunan bangsa. Seperti Presiden Ir. Soekarno pernah berkata, “There is no nation-building without character-building.” (Tidak akan mungkin membangun sebuah negara kalau pendidikan karakternya tidak dibangun). Ini menandakan betapa pentingnya pendidikan karakter atau pendidikan moral dalam membangun jati diri sebuah bangsa. Prof. Suyanto, Ph.D dalam artikel “Pentingnya Pendidikan Karakter”mengatakan Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negaranegara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.



Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis Jadi, pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgent untuk dilakukan di keluarga maupun di sekolah. Jika ingin meningkatkan mutu lulusan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Hal ini dapat diambil perkataan pemikir besar dunia. Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal, yaitu “education without character”(pendidikan tanpa karakter). Dr. Martin Luther King juga pernah berkata: “Intelligence plus character….that is the goal of true education” (Kecerdasan plus karakter….itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya). Juga Theodore Roosevelt yang mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat). Dr. Abdul Munip,M.Ag dalam tulisannya yang berjudl ‘’Reinventing Nilai-Nilai Islam mengenai Peranan Guru dalam Pendidikan Karakter ‘’ memberikan penjelasan bahwa, peranan guru dalam membantu proses internalisasi nilai-nilai positif ke dan di dalam diri siswa tidak bisa digantikan oleh media pendidikan secanggih apapun. Hal ini karena pendidikan karakter membutuhkan teladan hidup (living model) yang hanya bisa ditemukan dalam pribadi para guru. Tanpa peranan guru, pendidikan karakter tidak akan pernah berhasil dengan baik. Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah.



PEMBICARA 2 : Perkenalan, menginterupsi Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), jumlah guru di Indonesia sekitar 3,1 juta. Namun, masih ratusan ribu di antaranya yang berstatus guru honorer.



"Pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembangunan manusia, baik dalam hal membentuk karakter, keterampilan, maupun kecerdasan," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Menurutnya, dalam pembangunan jangka menengah, pemerintah saat ini sedang fokus dalam tiga dimensi untuk membawa bangsa Indonesia ke arah kemajuan. Yakni, dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan sektor unggulan, dan dimensi pembangunan pemerataan serta kewilayahan. Dimensi pembangunan manusia adalah kunci dari dimensi-dimensi pembangunan lainnya. Kemudian, pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembangunan manusia tersebut. Penguatan pendidikan karakter (PPK) ini merupakan salah satu program yang diprioritaskan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Nilai-nilai karakter utama yang diprioritaskan dalam program PPK ini ialah religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan gotong-royong. Lima nilai karakter tersebut saling berkaitan, yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya Salah satu komponen pendidikan yang harus diperkuat dalam pendidikan karakter adalah peran guru. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru berperan menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Guru merupakan sumber belajar muridnya. Dari gurulah, murid diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Serta dari gurulah, murid mendapat pengetahuan baru dan pendidikan karakter. Guru sebagai orangtua kedua yang ada disekolah setelah orangtua kandung dirumah. Prey katz (Aini, 2012), menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihatanasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. [2] Namun, di zaman yang sudah modern ini, berbagai penemuan baru ditemukan untuk mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Begitupun juga dalam dunia pendidikan. Berbagai teknologi yang disebut-sebut bisa melakukan apa saja dan menjawab apa saja ditemukan guna mempermudah manusia. Seperti misalnya Google, yang biasanya disebut Om Google yang dikatakan oleh anak sekolahan zaman sekarang sebagai pengganti guru. Dari google, segala macam hal dapat dicari dan ditemukan hanya dalam hitungan detik, Tidak heran, anak-anak sangat menyukainya dan bahkan bergantung padanya. Bahkan ketika didalam kelas, murid lebih bergantung kepada internet untuk mencari suatu jawaban daripada menanyakan lansung kepada gurunya. Hal ini menyebabkan peran guru mulai tersinggirkan oleh teknologi.



Menurut Sanjaya (2006 : 21) peran guru dalam proses pembelajaran ada tujuh yakni : 1.



Guru sebagai sumber belajar



Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran. Sehingga ketika siswa bertanya, dengan sigap dan cepat tanggap, guru akan dapat lansung menjawabnya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswanya. 2.



Guru sebagai Fasilitator



Peran guru sebagai fasilitator dalam memberikan pelayanan kepada siswa untuk dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien. 3.



Guru sebagai pengelola



Dalam proses pembelajaran, guru berperan untuk memegang kendali penuh atas iklim dalam suasana pembelajaran. Diibaratkan seperti seorang nakhoda yang memegang setir kemudi kapal, yang membawa jalannya kapal ke jalan yang aman dan nyaman. Guru haruslah menciptakan suasanya kelas yang nyaman dan kondusif. Sehingga siswa dapat menerima pembelajaran dengan nyaman. 4.



Guru sebagai demonstrator



Berperan sebagai demonstrator maksudnya disini bukanlah turun ke jalan untuk berdemo. Namun yang dimaksudkan disini adalah guru itu sebagai sosok yang berperan untuk menunjukkan sikap-sikap yang akan menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik. 5.



Guru sebagai pembimbing



Perannya sebagai seorang pembimbing, guru diminta untuk dapat mengarahkan kepada siswa untuk menjadi seperti yang diinginkannya. Namun tentunya, haruslah guru membimbing dan mengarahkan untuk dapat mencapai cita-cita dan impian siswa tersebut. 6.



Guru sebagai motivator



Proses pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi disalam dirinya. Olehkarena itu, guru juga berperan penting dalam menumbuhkan motivasi dan semangat dalam diri siswa untuk belajar. 7.



Guru sebagai elevator



Setelah melakukan proses pembelajaran, guru haruslah mengevaluasi semua hasil yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Evaluasi ini tidak hanya mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun juga sebagai evaluasi keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang. [3] Peran seorang guru tak akan dapat terganti oleh canggihnya teknologi. Teknologi memang bisa memberi berbagai macam kemudahan kepada siswa. Namun teknologi tidak dapat memberikan pendidikan karakter, nilai, dan moral kepada siswa. Sehingga gurulah yang memiliki peran penting untuk dapat menciptakan generasi muda bangsa yang beretika, berpendidikan, bermoral, dan berkarakter.



PEMBICARA 3: Perkenalan diri, interupsi pendidikan karater adalah pendidikan yang dilakukan untuk membentuk kepribadian seseorang agar menjadi pribadi yang baik. Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter memang sangat penting bagi peserta didik, untuk bekal mereka ketika sudah bekerja ataupun terjun di dunia politik, dalam dunia politik banyak sekali anggota-angkota DPR, KPU, KY, dan sebagainya yang terjerat dalam kasus korupsi, dengan adanya hal demikian maka bagi pendidik perlu membentuk kepribadian peserta didik mulai sejak dini agar menjadi pribadi yang baik. Tetapi pada kenyataanya pendidikan sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri dan kurang memperhatikan perkembangan otak kanan. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang bermoral, membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan rasional, membentuk manusia yang inovatif dan suka bekerja keras, optimis dan percaya, dan berjiwa patriot. Dengan demikian pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak baik dari ranah kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas dan spiritual harus seimbang. Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah, sebagai berikut. 1. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik, tetapi guru seyogyanya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya. 2. Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran. Guru dituntut untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya. Dalam hubungannya dengan ini, setiap guru dituntut untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yang dapat diintergrasikan dalam proses pembelajaran. 3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik. 4. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik. Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (peserta didik), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk itu sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan pendidikan karakter peserta didik. 5. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter. Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan adalah menempatkan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah.



6. Menjadi figur teladan bagi peserta didik. Penerimaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan bergantng kepada penerimaan pribadi peserta didik tersevut terhadap pribadi seorang guru. Ini suatu hal yang sangat manusiawi, dimana seseorang akan selalu berusaha untuk meniru, mencontoh apa yang disenangi dari model/pigurnya tersebut. Momen seperti ini sebenarnya merupakan kesempatan bagi seorang guru, baik secara langsung maupun tidak langsung menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi peserta didik. Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak hanya dapat diintegrasikan ke dalam subtansi atau materi pelajaran, tetapi juga pada prosesnya



Memperkuat peran guru dalam mendidik anak merupakan langkah maju dunia pendidikan agar guru tidak lagi dipandang sebelah mata oleh siapapun, termasuk peserta didik. Kuatnya peran guru akan bisa menanamkan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan oleh pemrintah, sehingga setiap peserta didik menjadi lulusan yang berkarakter baik.



Reply speech



Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya, untuk menutup argumen dari tim pemerintah saya akan menyampaikan pidato singkat ini Seperti yang sudah saya dan kedua pembicara saya jelaskan secara jelas dan terperinci bahwa guru memiliki peran yang sangat besar tehadap pembentukan karakter siswa, kami dari tim pemerintah tetap mempertahankan argumen kami yang sangat setuju terhadap mosi GURU SEBAGAI TOKOH SENTRAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER. Dimana, seperti yang kita ketahui bersama pentingnya pendidikan karakter bagi setiap insan manusia agar kehidupan masyarakat dapat terjalin dengan aman dan nyaman. Tak dapat dipungkiri bahwa zaman sekarang berbagai informasi dari seluruh dunia dapat di akses kapan saja dan dimana saja menjadikan generasi millenial dapat tergerus oleh hal-hal negatif yang dapat menghancurkan hidupnya. Disinilah mengapa pendidikan karakter sangat sangat penting bagi kita. Saya menghabiskan waktu di sekolah hampir 8 jam setiap 6 hari dalam seminggu. Waktu yang saya pergunakan di kelas sangat berpengaruh terhadap pendidikan karakter saya. Dari apa yang saya rasakan, saya pribadi sangat setuju bahwa guru memiliki peran yang sangat krusial dalam membangun karakter yang saya dan juga murid murid lainnya miliki. Apa yang dilakukan, diajarkan, dididik oleh para guru saya, sangat berpengaruh terhadap saya dan apa yang akan saya lakukan. Semua orang dapat menjadi pintar dan cerdas karena belajar bertahun-tahun, tetapi tidak semua dapat memiliki karakter yang baik walau sudah sekolah bertahun-tahun. Oleh karena pentingnya pendidikan karakter tersebut terhadap siswa/i, kami dari tim pro sangat setuju dengan mosi ini bahwa guru adalah tokoh sentral atau tokoh yang utama yang berperan sangat besar terhadap pembentukan pendidikan karakter siswa/i. Karena dengan pendidikan karakter yang baik, siswa/i dapat menjadi manusia yang kuat dan tangguh menghadapi perubahan globalisasi dan cerdas secara akademis sehingga nantinya dapat membangun bangsa dan negaranya menjadi maju dan dipandang dunia.