Musik Kontemporer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses perjalanan seni musik, sejarah menguak beberapa perkembangan yang dialami oleh seni musik itu sendiri. “Dimulai dari musik Renaissance (1350-1600), musik Barok (1600-1750) dan kemudian pada 1750-1820 berganti menjadi musik klasik” (Purwidodo, 1983:  12). Setelah itu masih banyak lagi jenis musik yang berubah mengikuti perkembangan zaman pada waktu itu. Perkembangan ini, menunjukkan keberadaan musik sebagai satu kesatuan yang ikut berkembang seiring jaman. Sekitar zaman Renaissance, abad ke-15 ke atas, muncul satu fenomena, yakni pemahaman “karya musik otonom” yang kemudian disebut “karya seni”. Sejak itulah pengertian seni musik Barat sepenuhnya menuju ke karya seni otonom. Dari perkembangan ini, akhirnya muncullah “musik kontemporer” (Neue Musik). Sejajar dengan perkembangan ini pada abad ke20 muncul sesuatu yang sangat baru lagi, yaitu musik populer. Musik populer ini tidak dapat disamakan dengan musik rakyat, seperti misalnya dalam tradisi etnik-etnik di Indonesia. Sementara dalam proses perdebatan tentang seni yang aktual di Indonesia, seni musik paling sering dipermasalahkan. Untuk pemahaman permasalahan seni musik kontemporer, kita harus menyinggung situasi tersebut terlebih dahulu, fenomena perbedaan persepsi antara jenisjenis seni kontemporer tidak hanya terjadi di Indonesia saja, di Barat sendiri sering terdapat hal yang sama. Persepsi dan pendapat yang terjadi didasarkan oleh kesalahpahaman yang fatal. Kenyataan ini harus kita maklumi, siapapun bisa memilih yang diinginkan. Ini dapat memperkuat bahwa perkembangan musik kontemporer di Indonesia jangan dianggap sebagai “Penjajahan baru” melainkan sebagai sebuah tawaran pemikiran lain. B. Rumusan masalah Adapun rumusan dalam makalah ini adalah : Bagaimana musik kontemporer di Indonesia? C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui musik kontemporer di Indonesia



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Musik Kontemporer Musik Kontemporer adalah sebuah istilah kalau di dalam bahasa Indonesia yaitu hal yang mengedepankan aktivitas dan kekekreatifan, pada konteks yang berbahasa Inggris biasa dinamakan dengan musik baru, musik kontemporer yang musik seni kontemporer. Definisi dari musik kontemporer lainnya adalah memainkan musik namun tidak menggunakan alat musik asli, atau bisa dikatakan alunan musik yang dapat di menghasilkan bunyi atau suara yang cukup baik seperti memakai alat musik aslinya. Tetapi ini justru memainkan musik dengan kaleng, pipa, atau barang bekas. Musik kontemporer yang sebagian mengartikan sebagai seni musik yang ada di waktu lampau atau kontemporer, lebih tepatnya di abad ke-19 atau di tahun 90.n sampai dengan sekarang.



2.2 Ciri khas musik kontemporer di Indonesia Menggambarkan kekhasan musik kontemporer di Indonesia adalah (walaupun hanya satu kelompok, yaitu yang nonkarawitan) tidak mungkin karena pasti terdapat beberapa komponis yang menarik, tetapi tidak sesuai sepenuhnya dengan kriteria-kriteria utama tentang musik kontemporer. Kalau suatu ciri khas kemudian dapat dikaitkan dengan satu orang saja, maka pasti masih ada beberapa di belakangnya yang juga mesti disebut. Keanekaragaman individual musik kontemporer di Indonesia barangkali tidak disangka sebelumnya oleh beberapa orang, terutama ditinjau dari peranan kesadaran hidup secara individual yang masih belum menonjol sebagai ciri khas budaya Indonesia (pengutamaan kesadaran kelompok dan gotong royong misalnya, untuk menyebut berbagai aspek saja). Bagi telinga orang Barat, mula-mula kebanyakan komposisi kontemporer di Indonesia barangkali dirasakan agak sederhana, improvisatif, bahkan seperti “main-main saja”. Ternyata hal tersebut bisa ditafsirkan sebagai salah satu benang merah hampir antara semua komponis di lingkungan kontemporer. Namun, tetap saja ada konotasi negatif. Tafsiran seperti ini kurang cocok untuk sebagian karya-karya komponis Indonesia, karena justru unsur “main-main” itu adalah metode tertentu untuk mentransfer unsur kesadaran kolektif pada suatu konsep karya seni yang lebih otonom. Dengan demikian, bentuk musikal sering terjadi pada saat pementasan salah satu karya melalui proses interaksi antar musisi. Dimana esensi kualitatif sebagai karya seni tidak bisa dipelajari dari notasi partitur. Maka tidak mengherankan kalau beberapa musikolog atau kritikus



2



Barat cenderung pada kesalahpahaman karya-karya komponis Indonesia dalam proses penilaiannya. Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) yang menjadi sanggar musik dengan anggota berumur antara 16-30 tahun merupakan semacam “play ground” untuk semua eksperimen dan perwujudan konsep-konsep Harry (Komponis Indonesia). Sekali lagi terasa bahwa konsep Harry adalah suatu ide kerjasama antar orang dalam bentuk yang unik, akan tetapi sekaligus sesuai dengan salah satu ciri khas budaya Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari berbagai komponis di Indonesia yang mampu menunjukkan identitas dari budaya Indonesia sendiri. 2.3 Tokoh-tokoh Musik Kontemporer 



Harry Roesli



Harry Roesli bukan musisi biasa. Kehidupan yang sesungguhnya baginya adalah seni musik. Kehidupannya adalah kegiatan musik. Alat yang digunakan untuk musik kontemporernya yakni  perkusi, band, rekaman musik, dan lain-lain. 



Slamet Abdul Sjukur



Slamet berpendapat kalau ada penonton yang bingungmendengarkan musik kontemperer , ya lumrah saja. Hal ini tersebut disebabkan karena adanya jarak  tafsir antara pemusik dengan penonton yang ada. Slamet mengaitkan karya musik kontemporer dengan zaman sekarang. Salah satu ciri khasnya yaitu adanya sifat mendrobrak. Tetapi saat berbicara mengenai perlunya suatupembaruan, Slamet tidak terbatas pada permasalahan sosial atau politik. Dan didalam sebuah musik juga perlu banyak hal yang dikembangkan. Misalnya yang mempunyai suara uwek-uwek,  yang belum pernah ada sebelumnya dalam dunia musik. Hal seperti inilah merupakan tanda kreatifitas yang dapat mengembangkan seni musik itu sendiri. Dalam pertunjukannya, ada pula tari yang ditampilkan sendirian dan musik yang ditampilkan sendirian. 



Djaduk Ferianto



Djaduk Ferianto adalah seseorang yang memadukan antara musik tradisional dan musik modern. Dalam karya musiknya, alat musik yang digunakan sudah sering kita lihat, hanya saja perpaduan yang belum pernah ada sebelumnya. Contohnya saja kendang dipadu dengan flute. Djaduk sendiri lebih banyak bereksperimen bersama grup musiknya yaitu yang berbasis di daerah Yogya, Sinten Remen



3







I Nyoman Winda



Musik tradisional Bali yang didominasi alat-alat pukul seperti (perkusi) sehingga karakteristik musiknya cendrung lebih keras, bersemangat dan lincah. Inilah yang dianggap sebagai ciri khas dari sebuah musik Bali.  I Nyoman Winda Mengarap musik kontemporer dengan komposisi baru, yaitusimfoni bambu yang dipadu dengan musik vokal. 



Al Suwardi



Gamelan Genta sudah lama dianggap ‘mati’ di Kerajaan Solo. Suara yang indah itu, tampak tampaknya terus terngiang di telinga dan menggugat pikiran dan perasaan Al Suwardi yang akhirnya bersusah payah membuat peralatan gamelan genta baru, yang orientasi baru dan tangga nada baru pula. Swara Genta, begitulah judul yang akan menggema dari musik kontemporer Al Suwardi.  



Royke (Media Perkusi)



Royke merupakan seorang musisi yang secara khusus mengeksplorasikan musik-musik kontemprorer Royke jauh dari nuansa futuristik. Royke sendiri menampilkan komposisi dengan alat musik kendang, kemudian drum akustik dan petikan gitar dengan komposisi klasikal. Menurut Royke, musik adalah permainana atau alat yang tidak ada yang jeleknya. Karena dari setiap musik itusendiri lahir karena adanya pengolahan ide atau gagasan, apabila di eksplorasi tidak akan ada habisnya, khususnya untuk mendapatkan bentuk baru dan taste yang lain. Musik adalah sesesuatu yang khas karena musik sendiri dapat menyampaikan pesan dari pembuat musik kepada masyarakat. Yang penting, bermusik haruslah kreatif, karena kreativitas adalah suatu awal yang tidak akan pernah terputus. Royke menyatakan, bahwa lahirnya musik kontemporer bukan untuk menyaingi musik yang konvensional, tetapi untuk menunjukan pada balancing position. 



Jomped



Musik kontemporer Jomped, secara khusus menampilkan komposisi musik dari proses kreatifitasnya, dan proses pencariannya dalam mengeksplorasi media komputer. Musik yang terkesan tidak lazim ini, lebih mengarah pada bentukan musik elektronis dengan perpaduan efek cahaya yang menimbulkan suasana futuristik.



4



Untuk menghidupkan musiknya, Jomped menambahkan beberapa perangkat software yang sacara khusus dibuat denagn menggabungkan berbagai elemen yang dianggap bisa menciptakan bunyi sesuai dengan keinginan.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam proses perjalanan seni musik, sejarah menguak beberapa perkembangan yang dialami oleh seni musik itu sendiri. Dari perkembangan ini, akhirnya muncullah “musik kontemporer” (Neue Musik). Kontemporer dianggap sebagai salah satu gaya tertentu, padahal kontemporer mesti diartikan sebagai suatu sikap menggarap di ujung perkembangan seni yang digeluti. Namun perkembangan musik kontemporer itu sendiri memunculkan nayak pertanyaan akan keberadaan musik kontemporer di Indonesia. Terlepas dari persoalan yang timbul, perlu diperhatikan bentuk musikal yang dimunculkan dalam bentuk kontemporer. Hal tersebut dapat menggambarkan secara jelas bentuk musik kontemporer yang masih berkaitan dengan budaya dalam negeri sendiri. Demikianlah kalau kita analisis, dimana sebagian bentuk musik di Indonesia penggarapannya dengan gaya barat itu meskipun tetap menggambarkan ciri khas budaya Indonesia.



5



DAFTAR PUSTAKA



https://sharingconten.com/musik-kontemporer/#Tokoh_Musik_Kontemporer_Indonesia https://guruakuntansi.co.id/tag/pengertian-musik-kontemporer-menurut-tokoh/



6