Nasihat Dan Didikan: Kajian Hermeneutik Amsal 1:8-19 Berdasarkan Metode Hermeneutik Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASIHAT DAN DIDIKAN: KAJIAN HERMENEUTIK AMSAL 1:8-19 BERDASARKAN METODE HERMENEUTIK FRIEDRICH DANIEL ERNST SCHLEIERMACHER



Abstrak Untuk menemukan makna sebuah teks, diperlukan interpretasi. Tujuan utama interpretasi bukan mengenai apa isi teks tersebut, melainkan apa yang ada dibelakang motivasi penulis untuk menuliskan teks tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif menggunakan metode hermeneutik Schleiermacher yaitu gramatikal dan Psikologi. Amsal 1:8-19 lebih ditujukan kepada kaum muda terkhusus laki-laki karena pada masa kerajaan maupun masa sesudah pembuangan, anak perempuan Israel tidak dididik di sekolah melainkan mereka dididik di rumah oleh ibunya. Jadi makna teks yang terkandung dalam kitab Amsal 1:8-19 berdasarkan metode hermeneutik Schleiermacher adalah Didikan orang tua mampuh mengarahkan kaum muda ke jalan yang baik. Kata Kunci: Amsal, Hermeneutik, Schleiermacher, Nasehat dan Didikan



Abstrac To find the meaning of a text, interpretation is needed. The main purpose of interpretation is not about what the text contains, but what is behind the author's motivation to write the text. The method used is a qualitative research method using the Schleiermacher hermeneutic method, namely grammatical and psychological. Proverbs 1:8-19 is more directed at young people, especially men, because during the kingdom and after the exile, the daughters of Israel were not educated in schools, but they were educated at home by their mothers. So the meaning of the text contained in the book of Proverbs 1:819 based on Schleiermacher's hermeneutic method is that parental education is able to direct young people to a good path. Keywords: Proverbs, Hermeneutics, Schleiermacher, Advice and Education



11



PENDAHULUAN Problem dalam memahami makna pada suatu teks adalah konteks penulisan teks dan konteks sekarang. Dalam kitab Amsal ada begitu banyak ayat yang mampu mengarahkan kita menjadi lebih baik apabila kita memahami teks-teks dan maksud penulis teks dari kitab Amsal tersebut. Namun fenomena yang terjadi di kehidupan anak remaja (Pemuda) Kristen saat ini, memperlihatkan bahwa terdapat remaja yang mengabaikan nasihat serta didikan orangtuanya. Sebagai pemuda Kristen yang seringkali ke gereja mendengarkan khotbahkhotbah dan diajarkan untuk dengar-dengaran kepada orang tuanya dan melakukan hal yang baik, mereka justru melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kehidupan sebagai warga gereja. Menurut penulis, hipotesa yang muncul adalah bahwa sampai saat ini mereka tidak memahami secara baik isi dan makna teks yang terdapat dalam kitab Amsal 1 : 8 – 19. Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis merasa tertantang untuk mengkaji dan menuangkan hasil kajian hermeneutik dari Kitab Amsal 1 : 8 – 19 dengan menggunakan metode hermeneutik Schleiermacher. Schleiermacher merupakan bapak hermeneutik modern. Schleiermacher sendiri memahami hermeneutik sebagai sebuah seni memahami makna teks dari penulis. Menurut Schleiermacher, dalam upaya memahami maksud penulis dalam sebuah teks, kita (pembaca) harus berupaya masuk pada dunia mental penulis. Ada perbedaan konteks saat penulisan dan konteks masa kini (pembaca). Oleh sebab itu, menurut Schleiermacher untuk menemukan maksud penulis dalam teks (makna teks) maka diperlukan interpretasi gramatis dan interpretasi psikologi. Interpretasi gramatis adalah proses memahami teks melalui bahasa, struktur kalimat-kalimat, dan juga hubungannya dengan karya-karya lain yang memiliki jenis yang sama. Sedangkan interpretasi psikologi meliputi dunia mental penulisnya.1



METODE PENELITIAN Metode penenlitian yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif menggunakan metode hermeneutik Schleiermacher. Metode hermeneutik Sheleiermacher meliputi Interpretasi Gramatis dan Interpretasi Psikilogis. Interpretasi gramatis adalah upaya untuk memahami teks yang bertolak dari bahasa, struktur kalimat dan hubungan teks itu dengan karya-karya yang lain yang sama jenisnya. Sedangkan Interpretasi psikologis adalah 1F. Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT Kanisius 2015), 30-41.



12



dunia mental penulis. Selain itu, penulis akan menggunakan Alkitab, buku-buku dan sumbersumber lain yang berkaitan dengan teks Amsal 1:8-19.



HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Penulisan Kitab Amsal Kitab Suci Ibrani Yahudi dengan jelas dibagi menjadi tiga segmen: hukum, kitab para Nabi, dan Tulisan (syair, hikmat: Ayub, mazmur, Amsal dan Pengkhotbah). Di Israel kuno, pekerja Tuhan memiliki tiga jenis: pendeta, nabi, dan orang bijak. Ucapan adalah wawasan yang termotivasi dari orang bijak, karena mereka diberkati dengan wawasan dan nasehat ilahi tentang masalah kehidupan yang layak dan filosofis. Pada tingkat paling dasar, kelihaian adalah keterampilan yang sangat berguna untuk menjadi cakap dan berhasil sepanjang hidup sehari-hari. Kecerdasan adalah informasi untuk melanjutkan hidup. 2 Grant mendefenisikan hikmat Alkitab sebagai “menghidupi kehidupan didalam dunia Allah dengan peraturan Allah”. Tema sentral tulisan-tulisan hikmat bukanlah kehidupan sekuler melainkan “takut akan Allah” (Ams. 1:7; 9:10) dan implikasinya pada kehidupan sehari-hari. Takut akan Tuhan sebagai “fondasi” dari pemikiran hikmat orang Israel (ciri khas hikmat orang Israel). 3 Dalam kitab suci orang Yahudi, kitab Amsal diberi judul “Amsal Salomo anak Daud”.4 Seto Marsunu juga menjelaskan dalam bukunya bahwa kitab ini dalam bahasa ibraninya adalah mishle Shelomo yang berarti amsal-amsal Salomo. Kata mashal berarti tekateki, pribahasa, pepatah, ucapan, atau wejangan. Ajaran yang disampaikan dalam kitab ini merangkum seluruh aspek kehidupan sehari-hari dari semua golongan masyarakat.5 Amsal mendapatkan nama mereka dari substansi mereka, misalnya pepatah dan atau peeibahasa yang datang bersih secara singkat dan tajam. Aksioma menyinggung korelasi atau analogi yang menekankan maksim moral. Amsal adalah garis besar pelajaran moral dan dunia lain yang dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang agar hidup dengan cerdas.6 Jadi pada zaman dahulu, orang bijak diberikan hikmat dan nasihat ilahi mengenai persoalan-persoalan kehidupan. Mereka kemudian menuliskan kitab Amsal sebagai bentuk pemikiran hikmat oleh orang Israel. Dalam kitab Amsal berisikan pengajaran moral dan



William Dyrness, Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas 1990), 171 Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsir Alkitab (Surabaya: Momentum, 2012) 283. 4Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2012) 136. 5YM Seto Marsunu, Pengantar Kitab-Kitab Hikmat (Yogyakarta: PT Kanisius, 2018) 29. 6Jeane Ch. Obadja, Survei Ringkas Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum, 2014), 95. 2 3



13



spiritual agar diwariskan secara turun-temurun (sampai saat ini) supaya setiap pembacanya dapat menjaani kehidupannya secara bijaksana.



Penulis dan Waktu Penulisan Kitab Amsal Amsal dituliskan dalam kurun waktu sekitar tahun 970-700 SM. Sekalipun sebagian besar Amsal ini disusun pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab Amsal adalah masa pemerintahan raja Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun Amsal-Amsal Salomo (Ams 25:1; 29:27) dapat diperkirakan pada tahun 715-686 SM. Sangat mungkin amsal-amsal susunan Agur, Lemuel, dan "Amsal-Amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.7 Namun dalam kitab ini mengandung beberapa penulis, antara lain: Salomo dari pasal 10:1-22:16 dan pasal 25-29, orang-orang bijak yang menuliskan pasal 22:17 dan pas 24 : 23, dan Amsal pasal 1-9 karena pada bagian itu dijelaskan tujuan dan nasihat orang-orang bijak. Kemungkinan amsal-amsal ini dikumpulkan oleh Salomo. Pegawai-pegawai Hizkia yang disebutkan penerbit kumpulan amsal Salomo yang kedua yakni dari pasal 25-29. Agur, anak Yake Amsal 30, Raja Lemuel Amsal 31:1-9 dan bagian terakhir kitab amsal yakni pasal 31:10-31 yang merupakan lampiran kitab Amsal yang tidak disebutkan penulisnya. 8 Nama Salomo berarti damai. Salomo merupakan anak dari pasangan raja Daud dan ibunya bernama Batsyeba. Salomo dianggap sebagai sumber hikmat Israel dan pengarang beberapa kitab hikmat. Salomo merupakan Seorang raja yang ke-3 memimpin bangsa Israel setelah Saul dan Daud. Namun, di usia lanjut Salomo menyia-nyiakan hikmat dan terjerat dalam kesulitan. Salomo memiliki 700 istri dan 300 gundik dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Karena kesalahan Salomo, wilayah Israel dipisahkan menjadi dua wilayah, wilayah utara dan wilayah selatan, namun pada akhirnya kedua wilayah itu disingkirkan oleh Tuhan. Sebelum Salomo diangkat menjadi tuan, Tuhan telah menjamin Daud bahwa wilayah kekuasaannya akan menjadi wilayah kekuasaan selama pemerintahan Salomo (2 Sam. 7:1216, 1 Taw. 17:11-14).9 Hikmat Salomo ditekankan dalam kitab Raja-Raja antara lain; doa Salomo memohon hikmat (1 Raj. 3:3-15), keputusan Salomo yang bijaksana (1 Raj. 3:16-28), kebesaran hikmat Salomo yang tidak terkalahkan di dunia pada masa itu (1 Raj. 4:29-34; bnd 10:1-13) dan



https://alkitab.sabda.org/article.php?book=20&id=20 (Diakses 25 Maret 2022). Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2012) 136. 9Samim H Sitohang, Kasus-Kasus dalam Perjanjian Lama (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2005) 164. 7 8



14



kearifan Salomo dalam bidang politik (1 Raj. 5:12). Jadi dapat disimpulkan bahwa Salomo adalah seorang raja yang mempunyai hikmat yang luar biasa. 10 Jadi kitab Amsal diperkirakan ditulis sebelum dan pada masa pemerintahan Raja Hizkia (715-686 sM). Penulis kitab Amsal bukan hanya Salomo seorang diri, melainkan ada beberapa peulis yang lain, yaitu: orang-orang bijak, pegawai-pegawai Raja Hizkia, Agur anak Yake, Raja Lamuel dan ada juga penulis yang tidak disebutkan namanya yang menuliskan lampiran-lampiran dari kitab Amsal.



Tujuan Penulisan Kitab Amsal Tujuan penulisan kitab ini ialah memberikan nasihat. Kitab ini memberikan dorongan bagi setiap pembacanya untuk melakukan sesuatu, memberikan motivasi menyajikan kenyataan hidup secara objektif (gambaran tentang orang masalas dan orang miskin) serta menyajikan kenyataan hidup sekaligus memberikan penilaian.11 Menurut Baker dalam bukunya bahwa tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam kata pengantarnya yaitu; untuk mengetahui hikmat dan didikan (Ams 1:2), yang mencakup pendidikan untuk orang-orang yang belum mempunyai hikmat (ay. 4) dan juga menambah ilmu bagi orang-orang yang sudah bijaksana (ay. 5). Temanya “permulaan hikmat dan takut akan Tuhan”. Hikmat bukanlah menyangkut kepandaian manusia saja melainkan sesuatu yang berasal dari Allah. Jadi setiap orang yang ingin memperoleh hikmat harus bertitik tolak dari iman dan hormat kepada Allah, satu-satunya sumber hikmat itu. Bagian pertama dalam kitab ini terdiri atas beberapa sajak tentang pengertian hikmat (Ams 1-9). Sebagian besar merupakan nasihat dan ajaran seorang tua atau guru kepada anaknya. Dalam kitab Amsal ada tiga segi dari kehidupan keluarga yang ditekankan yakni hubungan suami istri, hubungan orangtua dengan anak dan hubungan keluarga dengan Allah. 12 Hikmat terkenal di dunia Timur Tengah kuno dan di antara negara-negara non-Israel. Ini berarti bahwa tulisan cerdik ini dikenal di dalam Israel, tetapi juga di luar Israel, seperti Mesir kuno pada abad ke-14 SM. Negara-negara non-Israel menerima bahwa kecerdasan datang dari makhluk ilahi mereka yang terpisah dan termasuk pengerjaan, inovasi, informasi hipotetis, dan moral. Jelas ada perbedaan besar antara gagasan mencari tahu wawasan Israel dan non-Israel. Bagi orang non-Israel, teka-teki bersifat instruktif dan menarik, dan individu yang dapat menjawab teka-teki yang menantang adalah individu yang brilian. Selain itu,



David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung Mulia, 2013) 91. YM Seto Marsunu, Pengantar Kitab-Kitab Hikmat (Yogyakarta: PT Kanisius, 2018) 30. 12David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung Mulia, 2013) 95-97. 10 11



15



hikmat di Mesir disebut Amen-em-ope (Amenemope adalah karya sastra yang ditulis di Mesir kuno pada periode Ramses. Instruksi ini berisi tiga puluh bab mengenai saran untuk hidup sukses dalam hidup13). Hikmat di Mesir memberikan pertimbangan yang luar biasa terhadap kemajuan perspektif mental dan teknik karma yang membantu produktivitas dan kemajuan dalam melayani negara. Ini digunakan untuk membantu mencapai tujuan. Tujuan pelatihan di Mesir pada saat itu adalah untuk meningkatkan ketajaman keilmuan dan kemampuan berpikir kritis dalam keadaan darurat. Bagaimanapun juga, wawasan bangsa Israel berasal dari Tuhan, dan Tuhan adalah tumpuan sejati dari kecerdasan. 14 Jadi tujuan dituliskannya kitab Amsal ini adalah memberikan nasihat, baik itu kepada anak-anak maupun orang tua dan semua golongan.



Bentuk-Bentuk dan Fungsi Kitab Amsal Bentuk-bentuk kitab Amsal adalah pribahasa, pepatah kuno yang menggunakan hikmat serta memberinya semangat/kegairahan baru. Yang mendasar pada bentuk amsal adalah bahwa kitab ini mengandung kebenaran yang teruji oleh waktu. Pengalaman dan waktu telah memberikan rahmat pada pengetahuan. Jadi dalam kitab Amsal, yang mendasari kehidupan seseorang adalah hubungannya dengan Allah. Dari hubungan itulah tumbuh pengetahuan moral serta kemampuan untuk menilai apa yang benar (2:6-22), sikap yang tepat terhadap harta benda (3:9-10) bekerja dengan ulet (6:6-11), perlunya keseimbangan serta rasa aman hidup di dunia ini (3:21-26) dan hubungn yang benar dengan sesama (3:27-29). Hikmat dalam kitab ini memanfaatkan dimensi horisontal dari kehidupan dan memberikan pengajaran yang bernada penegasan dan pernyataan, dibandingkan dengan pernyataan para nabi yang bernada peringatan.15 Grant juga menyebutkan bahwa kitab Amsal pasal 1-9 merupakan golongan sastra hikmat dalam bentuk ucapan karena berisi suatu perintah. 16 Fungsi kitab Amsal ialah untuk membentuk manusia agar menjadi anggota-anggota masyarakat yang berguna baik dalam kehidupan bersama. Menurut Jhon Mark Thompson dalam buku yang ditulis oleh Hassell, fungsi dasar dari kitab Amsal memiliki tiga subfungsi yakni hiburan (humor/kejenakaan Ams. 11:22), pemakaian yang berkaitan hukum dan pengajaran. 17



Yao Wei Fong, Handbook To The Bible (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 397. Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2 (Bandung: Bina Medika Informasi, 2009) 184. 15C. Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjin Lama (Malang: Gandum Mas,2014) 199. 16Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsir Alkitab (Surabaya: Momentum, 2012) 290. 17C. Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjin Lama (Malang: Gandum Mas,2014) 204. 13 14



16



Isi Amsal ialah penjelasan tentang hikmat dengan anak-anak manusia dan kehancuran yang pasti atas mereka yang tidak mau mendengarkan panggilan hikmat. Jadi Kitab Amsal merupakan bagian dari kelompok ktab-kitab puisi PL. Kitab Amsal sendiri berbentuk pribahasa dan Amsal 1:8-19 merupakan golongan sastra hikmat dalam bentuk ucapan karena berisikan perintah. Adapun fungsi dari kitab Amsal adalah mengajarkan/memberikan arahan kepada setiap pembacanya agar hidup bijaksana.



Latar Belakang Penulisan Amsal 1:8-19 Tujuan didikan dalam tradisi Yahudi ialah menjadikan orang Yahudi (hidup) kudus, dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan praktis. Hikmat datang dari “mendengarkan” Tuhan dan menaati ajaranNya (Ams. 1:5, 8; 2:2). Salomo menekankan tentang pentingnya didikan selagi masih muda agar mengerti akan kehidupan yang benar dan yang berkenan kepada Allah. 18 Amsal 1-9 dianggap sebagai pendahuluan kitab Amsal. Amsal 1-9 berisi wejangan atau nasehat. Selanjutnya, anak-anak muda harus menempuh jalan panjang untuk memperoleh wawasan agar tidak mengikuti cara yang tidak dapat diterima sepanjang kehidupan sehari-hari. Nasihat dan peringatan diberikan kepada remaja di Amsal 1:8-19. Sehubungan dengan Amsal 1:8-19, instruktur menunjukkan siswanya dengan membantu mereka mengingat wawasan yang ditemukan di rumah. Penjaga adalah kaki tangan Tuhan di dunia ini. Mereka menjadi penengah untuk menjaga agar anak-anak mereka tetap hidup di planet ini ( Kej 1:26-28). Dengan demikian, perintah Tuhan untuk menghormati umatnya (Kel. 20:12 dan Ul 5:16) mendorong manusia untuk menghargai karya Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Menghormati orang tua Anda berarti menghormati Tuhan, sumber kehidupan. Pelajaran orang tua perlu digarisbawahi sebagai alasan untuk menentang godaan dan transaksi ganda dari kenakalan.19 Jadi pada masa itu berlaku suatu hukum, apabila seorang anak membangkang kepada orangtuanya bisa dihukum mati karena sudah dianggap jahat. Oleh sebab itu dalam Amsal 1:8-19 seorang guru mengajar muridnya agar dengardengaran kepada orang tua.



18Immanuela Deru, Makna ‘’Didiklah Orang Muda’’ menurut Amsal 22:6 dan Relevansinya bagi Gereja, Redominate: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, no 2, 2 (Juni 2021) 21. 19Ibid, 166.



17



Istilah “Anakku” merujuk pada anak didik berjenis kelamin laki-laki karena pada masa kerajaan maupun masa sesudah pembuangan, anak perempuan Israel tidak dididik di sekolah melainkan mereka dididik di rumah oleh ibunya. 20



Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Schleiermacher Pengaruh rasionalisme mencapai puncaknya pada abad ke 19. Dimana pada saat itu Alkitab bukanlah kitab yang berotoritas. Dengan sikap mengandalkan rasio manusia, beberapa orang mengkritik alkitab. Salah satu tokoh yang berkaitan dengan aliran rasionalisme adalah Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher. Schleiermacher menganggap bahwa Alkitab merupakan catatan pengalaman religius, jadi alkitab tidak perlu dipelajari secara terperinci. 21 Schleiermacher lahir di Breslau, Silesia pada tanggal 17 November 1768. Schleiermacher adalah Filsuf Jerman. Schleiermacher lahir dari keluarga Protestan. Orang tuanya adalah pendeta tentara dari gereja reformasi. 22 Schleiermacher dipersiapkan oleh orang tuanya untuk menjadi seorang pengkhotbah karena Schleiermacher memiliki bakat sebagai pengkhotbah. Oleh sebab itu orangtuanya memberikan pendidikan yang baik. 23 Schleiermacher mulai bimbang untuk menjadi seorang pengkhotbah dan ilmuan ketika dikirim ke sebuah siminari di Barby/Elbe karena disana Schleiermacher mempelajari tulisan-tulisan yang filosofis, roman-roman non religius termasuk yang tulisan yang ditulis oleh Goethe. Kemudian Schleiermacher melanjutkan studinya di Universitas Hale dengan mengambil filsafat, teologi dan filologi dan disanalah Schleiermacher



mulai membaca



filsafat kritis Kant. Kemudian ketika Schleiermacher berada di Berlin, Schleiermacher bertemu dengan keluarga von Humboldt, Rahel Varnhagen, Dorothea Veit, filsuf Friedrich Schlegel yang merupakan kalangan cendekiawan dan sastrawan Romantik. Namun filsuf Friedrich Schlegel lah yang mendorong Schleiermacher untuk menerjemahkan dilaog-dialog Plato.24



Risnawati Sinulingga, Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 100. Hasan Susanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: Departemen Literatur SAAT, 2007) 164-165. 22Jerry Rumahlatu, Hermeneutika Sepanjang Masa (Jakarta: CV. Cipta Varia Sarana. 2011), 31. 23Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT Kanisius 2015), 27. 24Ibid, 28. 20 21



18



Minat Schleiermacher pada hermeneutik itu timbul disebabkan oleh pengaruh romantisme. Pada masa romantisme, ada dua pandangan yang sangat dominan dalam filsafat agama yaitu pandangan Kant dan Hegel. Kant menyempitkan agama pada moralitas dan Hegel menyaring agama menjadi rasionalitas belaka, namun Schleiermacher berpandangan bahwa hakikat agama adalah perasaan ketergantungan mutlak dihadapan alam semesta. Romantisme adalah gerakan yang kritis terhadap pencerahan pada abad 18. 25 Dalam buku yang ditulis oleh K Bartens dkk menjelaskan bahwa masa pencerahan ditandai dengan tiga ciri, yaitu; (1). Orang mulai bersikap secara kritis. Segala sesuatu dihadapkan ke pengadilan rasio dan yang tidak bisa dijelaskan rasio harus dibuang sebagai tahyul atau prasangka saja. (2). Pencerahan berlangsung sebagai suatu proses emansipasi dari penguasaan manusia dari otoritas duniawi dan gerejawi. (3). Pada saat itu sangat ditekankan kebebasan pemikiran dan kebebasan dalam mengembangkan kemungkinan-kemungkinan manusia. Pada masa pencerahan ada yang beranggapan bahwa dengan berpegang pada akal budi, manusia bisa mencapai kemajuan di segala bidang. 26 Hermeneutik Schleiermacher lebih dikenal luas ketika salah seorang muridnya yang bernama Friedrich Luke menerbitkan manuskrip-manuskrip karya Schleiermacher. Dimana dalam tulisan tersebut mencerminkan bahwa Schleiermacher lebih memfokuskan diri pada subyektifitas penulis dan kurang berfokus pada gramatik.27 Jadi Schleiermacher lahir dari keluarga protestan, Schleiermacher lahir pada tanggal 17 November 1768 di Breslau/Silesia. Schleiermacher kemudian mengikuti seminari diBarby/Elbe, kemudian dia melanjutkan Studinya di Universitas Hele mengambil jurusan Filsafat, Teologi dan Filologi.



Hermeneutik Schleiermacher Sebelum penulis memaparkan hermeneutik Schleiermacher, terlebih dahulu penulis memaparkan pendahulu atau orang-orang yang mempengaruhi pemikiran Schleiermacher. Jadi ada dua pendahulu Schleiermacher yaitu Friedrich Ast (1778-1841) dan Friedrich Agust Wolf (1759-1824) keduanya merupakan filolog yakni peneliti teks-teks kuno.



Filologi



merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang sejarah, pranata dan kehidupan suatu bangsa



25 26



Ibid, 29. K. Bartes, Johanis Ohoitimur dan Mikhael Dua, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: PT KANISIUS, 2018)



114. 27Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT Kanisius 2015), 34, 35, 36.



19



yang terdapat dalam naskah-naskah lama. Tujuan dari filologi adalah mengetahui isi teks dari pengarang dan mengetahui bentuk teks yang disajikan. Tujuan utama interpretasi bukan mengenai apa isi teks tersebut, melainkan apa yang ada dibelakang motivasi penulis untuk menuliskan teks tersebut. Jadi menurut Schleiermacher, dalam upaya memahami wacana, penting untuk memperhatikan unsur penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks kultural. 28 Schleiermacher



mengembangkan hermeneutiknya dari formulasi awal yang



dikelompok-kelompokan sebagai aporisme pada tahun 1805 dan 1806 sebagai hasil dialog kritis dengan Ast dan Wolf. Aporisme awal menyatakan bahwa hermeneutika merupakan cara seorang anak menangkap makna kata baru. 29 Hermeneutik Schleiermacher bertolak dari kesalahpahaman. Oleh sebab itu, bagi Schleiermacher, hermeneutik merupakan seni memahami yang dibutuhkan untuk menangkap makna teks. Schleiermacher membatasi tugas hermeneutik pada seni memahami saja.30 Ada dua metode khas dari Schleiermacher untuk menemukan makna teks yaitu Interpretasi Gramatikal dan Interpretasi Psikilogis. Interpretasi gramatikal adalah upaya untuk memahami teks yang bertolak dari bahasa, struktur kalimat-kalimat dan hubungan teks itu dengan karya-karya yang lain yang sama jenisnya. Sedangkan Interpretasi psikologis adalah dunia mental penulis. Interpretasi psikologis dibagi menjadi empat yaitu menangkap keutuhan dan arah tulisan itu untuk menemukan “ide sentral” yang menggerakkan penulis, mengidentifikasi tulisan itu dalam konteks obyektif termasuk genre, menemukan cara bagaimana penulis menata isi pikirannya, menemukan pikiran-pikiran sekunder yang berkesinambunganmdengan kehidupan penulis. Seorang penafsir harus keluar dari teks itu untuk menemukan konteks penciptanya.31 Ada dua tawaran dari metode psikologis Schleiermacher yang tidak dapat dipisahkan, yaitu Metode divinatori adalah metode dimana seseorang mentransformasikan dirinya kedalam (kejiwaan) orang lain dan mencoba memahami orang itu secara langsung. Metode komparatif adalah metode memahami dimana seorang penafsir berusaha memahami seseorang dengan cara membandingkannya dengan orang-orang lain, dengan dugaan bahwa mereka sama-sama memiliki sesuatu yang universal. Metode interpretasi gramatikal dan



Jerry Rumahlatu, Hermeneutika Sepanjang Masa (Jakarta: CV. Cipta Varia Sarana. 2011), 31-34. Richard E. Palmer, HERMENEUTIKA: Teori Baru Mengenai Interpretasi (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2003) 85. 30Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT Kanisius 2015), 33. 31Ibid 40, 50. 28 29



20



metode interpretasi psikologi tidak dapat dipisahkan karena menurut Schleiermacher “kita memahami pribadinya (penulis teks) lewat teks yang ditulisnya dan teks itu dipahami lewat pribadinya”.32 Jadi ada dua pendahulu Schleiermacher yaitu Friedrich Ast dan Friedrich Agust Wolf. keduanya merupakan filolog yakni peneliti teks-teks kuno. Merekalah yang mengantarkan Schleiermacher pada hermeneutik. Jadi ada dua metode hermeneutik metode hermeneutik Schleiermacher dalam menemukan makna teks yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis.



Hermeneutik Amsal 1:8-19 Dengan Metode Hermeneutik Schleiermacher Interpretasi Gramatikal Kitab Amsal khususnya pasal 1:8-19 ditulis dalam puisi Ibrari karena puisi Ibrani merupakan gaya bahasa yang memakai ungkapan yang padat isi, biasanya dengan menggunakan kata-kata kiasan untuk menyampaikan makna yang lebih mendalam. 33 Pasal ini berjenis sastra “peribahasa pengajaran” yang berisi perintah dan larangan. Pola dari Amsal 1:8-19



menunjukkan paralelisme antitesis 34 antara B dan B’.



Antitesis menggunakan metafora untuk memperjelas adanya perbedaan tajam antara wejangan orang tua dan godaan orang berdosa. Dengan kata lain, ayat 8-9 dapat dilihat sebagai dasar dari wejangan dalam Amsal 1:8-19. Didikan ayah dan ajaran ibu menjadi dasar untuk menghadapi bujukan orang berdosa.35 Pendahuluan berisi dorongan untuk memperhatikan didikan orang tua dan gambaran dari manfaat mendengarkan didikan orang tua (ay. 8-9), setelah ayat-ayat yang merupakan pendahuluan segera dituliskan peringatan tentang orang berdosa dan bujukannya (ay. 10-19). Peringatan tentang orang berdosa tersebut disampaikan secara berseri pada ayat 10-14 dan ayat 15-19. Menurut Toy dan Whybray yang dikutip oleh Risnawati, ayat 16 tidak ada dalam teks asli tetapi merupakan tambahan di kemudian hari. Kesinambungan antara ayat 15 dan ayat 17 tidaklah terganggu oleh ayat 16 kalau saja fungsi ayat 16 seperti juga ayat 17



http://www.warokakmaly.my.id/2015/05/hermeneutika-psikologi-schleiermacher.html?m=1 (Diakses 30 Maret 2022). 33 W. S. LaSor, D. A. Hubbard & F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005) 25, 38. 34Paralisme antitesis merupakan jenis yang menyatakan kebenaran pada bagian kedua yang bertujuan untuk membedakan ide di bagian pertama. https://www.tripven.com/majas-paralisme/ (diakses pada tanggal 5 Juni 2022). 35Thomas Onggo Sumaryanto, Bakti kepada orangtua sebagai jalan menuju kedewasaan diri – Refleksi teologis Amsal 1 : 8 – 19, (STT Ekumene Jakarta: Vox Dei – Jurnal Teologi dan Pastoral, no. 2, 2, Desember 2021), 159. 32



21



dipahami sebagai penjelasan bagi orang berdosa yang nyatanya bukan menumpahkan darah orang lain tetapi darahnya sendiri.36 Dalam pengkhotbah 3:1, Salomo menyatakan bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, serta dalam pengkhotbah 12:1 mengingatkan para kaum muda untuk mengingat Sang Pencipta dimasa muda. Pengajaran yang diberikan Salomo diharapkan dapat menjadi pegangan para kaum muda agar tidak terjerumus ke dalam dosa. Selain itu, dalam tradisi bangsa Israel yang sebagai bangsa pilihan Allah orang tua diperintahkan agar mengajar anakanak mereka agar mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan (Ul 6:4-9). Oleh sebab itu Salomo mengingatkan kembali agar memperhatikan didikan dan ajaran dari orang tua.



Metode Interpretasi Psikologis Salomo lahir dari keluarga bangsawan karena ayahnya merupakan seorang raja kedua yang memerintah bangsa Israel. Selanjutnya Salomo menjadi raja menggantikan ayahnya untuk memerintah di Israel. Selain itu, Salomo adalah seorang pengkhotbah, guru, pembicara dan filsuf. Hal ini dapat dilihat dari kitab Pengkhotbah yang merupakan tulisan Salomo. Kata pengkhotbah berasal dari bahasa Ibrani Qoheleth yang berarti guru, pengkhotbah, pembicara dan filsuf. Salomo mempunyai hikmat yang luar biasa dan istananya menjadi pusat pertukaran ilmu pengetahuan secara internasional. 37 Dalam kitab kitab 1 Raj 2:1-12 dituliskan bahwa Daud memberikan pesan atau nasihat kepada Salomo dan ayat 3 menunjukan bahwa dalam keluarga, Salomo selalu di didik untuk melakukan kewajiban dan tetap setia kepada Tuhan Allah. Jadi dalam keluarga Daud, seorang anak di didik untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan serta setia dan taat kepada Tuhan. Dalam konteks penulisan Amsal 1:8-19 ditulis dimasa pemerintahan Salomo menjadi raja. Pada masa pemerintahan Salomo, bangsa Israel berada pada titik puncak kerohanian, politik, budaya dan ekonomi. Salomo melihat bahwa dikehidupan bangsa Israel, masih ada orang yang yang melakukan kejahatan (dosa) dan Salomo tidak mau perbuatan tersebut berkembang di kalangan bangsa Israel karena dapat merusak generasi muda di Israel terlebih merusak bangsa Israel yang merupakan bangsa pilihan Allah. Salomo ingin menekankan kembali salah satu hukum dari sepuluh perintah dalam kitab Ibrani kepada kaum muda yakni “hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan 36 37



Risnawati Sinulingga, Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 96. Yap Wei Fong, Handbook To The Bible (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 397, 398.



22



Allahmu kepadamu”. Mendengarkan didikan dan ajaran orang tua merupakan sikap hormat terhadap orang tua. Sebagai bangsa pilihan Allah, haruslah berbeda dari bangsa yang lain karna Allah memerintahkan supaya mereka (rakyat Israel) harus hidup kudus (imamat 19:2). Karna Israel berada pada puncak kerohanian, dalam Amsal 1:8-19 ini merupakan nasihat dan peringatan Salomo kepada kaum muda supaya menjadi pegangan agar kerohanian di kalangan muda itu tidak merosot karena masa muda adalah masa yang bebas memilih dan bertindak. Dalam Amsal 1:8-19 ada tiga kali Salomo mengatakan “hai anakku” yakni pada ayat 8, ayat 10 dan ayat 15. Pada ayat 8 Salomo memberi perintah supaya muridnya mendengarkan nasihat dan ajaran orang tua, pada ayat 10 Salomo memberikan perintah agar muridnya tidak menuruti bujukan orang berosa, dan pada ayat 15 Salomo memberikan perintah supaya muridnya tidak hidup menurut perilaku orang orang berdosa. Ayat 9 berisikan manfaat dari mendengarkan didikan dan nasihat orang tua dan ayat 11-14 dan ayat 16-18 merupakan peringatan tentang bagaimana bujukan orang berdosa dan tujuan akhir dari perilaku orang berdosa. Dan ayat 19 merupakan kesimpulan yang ditulis dalam kalimat sebab-akibat. Salomo mengajar dan mengingatkan para kaum muda agar tidak mengikuti langkah orang berdosa dan mengingatkan kembali ajaran kebijaksanaan yang sudah didapatkan di dalam keluarga. Salomo mengajar murid-muridnya seperti seorang ayah yang bijaksana mengajar puteranya. Anak harus membuat pilihan yang sangat penting: memilih jalan yang benar atau jalan yang salah. Salomo menjelaskan kedua hal tersebut dan menunjukkan kemana akhirnya tujuan masing-masing. Sifat sastra dalam teks Amsal 1:8-19 merupakan pengajaran yang berisikan perintah dan larangan yang ditujukan kepada kaum muda yang berjenis kelamin laki-laki. Bertitik tolak dari Ams 1:4, orang yang tak berpengalaman disejajarkan dengan kaum muda. Pada waktu itu, jika ada seorang anak tidak mendengarkan dan membangkang semua perkataan orang tua, dia bisa mendapatkan hukuman mati (Ul 21:18-21; 2 Raja-raja 14-6) dan dia dianggap jahat (Ul 21:21). Elemen utama dalam perikop ini adalah peringatan tentang orang berdosa. Dalam Amsal 1:8-19 merupakan pengajaran yang disampaikan si guru hikmat yang didasarkan pada otoritas orang tua. Pada perikop ini tidak mempergunakan nama Allah, karena kemungkinan pada Amsal 1:8-19 ini merupakan ciri-ciri pengajaran hikmat yang telah menerima pengaruh dari Mesir dan refleksi dari situasi Israel pada saat itu.



23



Menurut saya (penulis), penulisan Amsal 1:8-19 berkaitan erat dengan posisi Salomo menjadi Raja bangsa Israel. Sebagai raja tentunya ingin mengarahkan rakyatnya arah yang lebih baik terutama posisi bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah (Ul 7:7-9), sebagai bangsa pilihan, ia harus berbeda dari bangsa yang lain oleh sebab itu bangsa Israel harus kudus (Im 19:2). Selain itu Salomo tidak mau jika ada anak muda yaang di hukum, karena pada saat itu ada sebuah hukum yang berlaku (Ul 21:18-21) dan dia dianggap jahat (Ul 21:21). Mengapa harus mendengarkan didikan dan nasihat orang tua? Karna Tuhan memberikan 10 hukum dan hukum kelima berbunyi hormatilh ayahmu dan ibumu (Ul 5:16) serta Allah memberikan suatu perintah kepada orangtua agar mengajarkan berulang-ulang kepada anaknya tentang kasih kepada Allah adalah perintah yang utama (Ul 6:1-25). Jadi makna teks yang terdapat dalam kitab Amsal 1:8-19 berdasarkan metode hermeneutik Schleiermacher ialah; a. Didikan orang tua mampuh mengarahkan kaum muda ke jalan yang baik. Mendengarkan didikan dapat menghindari bujukan dan perilaku orang berdosa. b. Salomo menginginkan agar seluruh kalangan muda pada saat itu hidup tanpa mengikuti kehendak atau kelakuan orang berdosa. c.



Salomo tidak ingin melihat anak muda melakukan kejahatan yang berakhir pada penghukuman karena pada saat itu ada sebuah hukum yang berlaku jika ada seorang anak yang tidak mendengarkan dan membangkang semua perkataan orang tua, dia bisa mendapatkan hukuman mati (Ul 21:18-21) dan dia dianggap jahat (Ul 21:21).



d. Salomo mengingatkan bahwa orang yang melakukan kejahatan tidak akan pernah sampai pada kedamaian dan kebahagiaan karena apa yang mereka lakukan hanya memuaskan nafsu tetapi mereka akan sampai pada kebinasaan (penghukuman).



KESIMPULAN Kitab Amsal merupakan kitab hikmat yang ditulis oleh Salomo yang disebut sebagai orang yang berhikmat. Adapun penulis kitab Amsal, bukan hanya Salomo melainkan terdapat juga diantaranya: Agur, anak Yake, Raja Lemuel dan bagian terakhir kitab amsal yakni amsal 31:10-31 merupakan lampiran kitab Amsal yang tidak disebutkan penulisnya. Kitab Amsal ditulis dalam bentuk puisi ibrani dengan tujuan untuk memberikan nasehat bagi semua golongan khususnya anak muda. Amsal 1:8-19 merupakan Nasihat dan Peringatan bagi kaum muda. Untuk menemukan makna teks pada suatu teks, Schleiermacher mengemukakan dua metode hermeneutik, yakni metode interpretasi gramatikal dan metode interpretasi 24



psikologis. Interpretasi gramatik adalah upaya untuk memahami teks yang bertolak dari bahasa, struktur kalimat-kalimat dan hubungan teks itu dengan karya-karya yang lain yang sama jenisnya. Sedangkan Interpretasi psikologis adalah dunia mental penulis. Adapun makna teks yang terkandung dalam kitab Amsal 1:8-19 berdasarkan metode hermeneutik Schleiermacher adalah Didikan orang tua mampuh mengarahkan kaum muda ke jalan yang baik. Mendengarkan didikan dapat menghindari bujukan dan perilaku orang berdosa, Salomo menginginkan agar seluruh kalangan muda pada saat itu hidup tanpa mengikuti kehendak atau kelakuan orang berdosa, Salomo tidak ingin melihat anak muda melakukan kejahatan yang berakhir pada penghukuman karena pada saat itu ada sebuah hukum yang berlaku jika ada seorang anak yang tidak mendengarkan dan membangkang semua perkataan orang tua, dia bisa mendapatkan hukuman mati (Ul 21:18-21) dan dia dianggap jahat (Ul 21:21), Salomo mengingatkan bahwa orang yang melakukan kejahatan tidak akan pernah sampai pada kedamaian dan kebahagiaan karena apa yang mereka lakukan hanya memuaskan nafsu tetapi mereka akan sampai pada kebinasaan (penghukuman). Jadi sebagai orang yang berhikmat Salomo memiliki tugas untuk mendidik dan mengajar kaum muda ke arah yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA Buku Hardiman, F. Budi. Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida. Yogyakrta: PT Kanisius 2015. Dyrness, William. Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas 1990. Osborne, Grant R. Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi 25



Penafsir Alkitab. Diterjemahkan oleh Elifas Gani. Surabaya: Momentum, 2012. Green, Denis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2012. Marsunu, YM Seto. Pengantar Kitab-Kitab Hikmat. Yogyakarta: PT Kanisius, 2018. Obadja, Jeane Ch. Survei Ringkas Perjanjian Lama. Surabaya: Momentum, 2014. Lasor, W.S. et al. Pengantar Perjanjian Lama 2. Diterjemahkan oleh Gamadhi, Lisda T. dan Lily W. Tjipura. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2011. Sitohang, Samim H. Kasus-Kasus dalam Perjanjian Lama. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2005. Baker, David L. Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: Gunung Mulia, 2013. Fong, Yap Wei. Handbook To The Bible. Bandung: Kalam Hidup, 2015



Ludji, Barnabas Ludji. Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2. Bandung: Bina Medika Informasi, 2019.



Bullock, C. Hassell. Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjin Lama. Malang: Gandum Mas 2014. Susanto, Hasan. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang: Departemen Literatur SAAT, 2007. 26



Brtes. et al. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: PT KANISIUS, 2018. Palmer, Richard E. HERMENEUTIKA: Teori Baru Mengenai Interpretasi. Diterjemahkan oleh Heri, Mansur dan Damanhuri Muhammed. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2003. Rumahlatu, Jerry. Hermeneutika Sepanjang Masa. Jakarta: CV. Cipta Varia Sarana. 2011. Sinulingga, Risnawati. Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9. Jakarta: BPK Gunung Mulia,



Jurnal Deru, Immanuela Makna ‘’Didiklah Orang Muda’’ menurut Amsal 22:6 dan Relevansinya bagi Gereja, Redominate: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, no 2, 2 (Juni 2021): 21, 166. Sumaryanto, Thomas Onggo “Bakti kepada orangtua sebagai jalan menuju kedewasaan diri – Refleksi teologis Amsal 1 : 8 – 19”. STT Ekumene Jakarta: Vox Dei – Jurnal Teologi dan Pastoral, Vol. 2, No. 2 (Desember 2021): 156, 167-169. Sumara, Dadan”Kenakalan Remaja dan Penanganannya”,Jurnal Penelitian dan PPM, Vol. 4, No. 2 (Juli 2017): 346.



Situs Web https://alkitab.sabda.org/article.php?book=20&id=20 (diakses 25 maret 2022)



27



http://www.warokakmaly.my.id/2015/05/hermeneutika-psikologischleiermacher.html?m=1 (diakses 30 Maret 2022) https://www.tripven.com/majas-paralisme/ (diakses 5 juni 2022)



28