Naskah Role Play Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH ROLE PLAY “IBU HAMIL PASCA BENCANA” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Managemen Bencana



Disusun Oleh: Kelompok 2 S1 Keperawatan C Hari Muhamad Faisal



4002150069



M. Hervana



4002150243



Neng Sundari



4002150191



Putry Rizky Rahmadany



4002150030



Septiya Nur Aiman



4002150065



Sesiliawati



4002150226



Trisna Imelda Damayanti



4002150147



Yulia Citra



4002150036



Yustiani Nur Afifah



4002150079



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2018



NASKAH ROLE PLAY PADA IBU HAMIL PASCA BENCANA Judul: Posko Mesra Peran: Suami 1



: Hari Muhamad Faisal



Suami 2



: M. Hervana



Bidan 1



: Neng Sundari



Bidan 2



: Putry Rizky Rahmadany



Kades



: Septiya Nur Aiman



Bidan 3



: Sesiliawati



Ibu hamil 3



: Trisna Imelda Damayanti



Ibu hamil 1



: Yulia Citra



Ibu hamil 2



: Yustiani Nur Afifah



Pada suatu hari di posco gempa di desa kalijati terdapat 3 ibu hamil dengan ibu hamil ke 1 terjadnya benturan saat melindungi diri di bagian perut, iu hamil ke 2 sehat dan ibu hamil ke 3 trauma dan akan dilakukan penyuluhan serta penanganan langsung dari bidan daerah setempat. Di tempat posco Kades : “ibu-ibu Alhamdulillah besok kita dapat bantuan tambahan dari dinas kesehatan akan ada tiga bidan yang akan memberikan pendidikan kesehatan serta membantu kesehatan warga disini terutama pada ibu hamil dan anak-anak.” Suami 1: “Wah Alhamdulillah ya pak kades kira-kira pukul berapa ya pak ?” Kades : “Kira-kira pukul 09.00 pagi ya pak dan bapak-bapak jangan lupa membawa istri dan anaknya terutama istri yang lagi hamil”. Keesokkan harinya Kades : (pembukaan) Bidan 1 : “Selamat siang ibu-ibu dan bapak-bapak serta warga sekalian. Disini kami akan memberikan sedikit penjelasan tentang ibu hamil, (wah disini ibu hamilnya lumayan banyak juga ya). Sebelumnya ibu-ibu disini ada yang tiba-tiba menangis ?” Ibu hamil 1: “Ya tuh bu, ibu disebelah saya suka nangis sendiri. Sekarang aja dia tidak ikut penyuluhan”.



Bidan 1 : “Oh ibu itu yang tinggal di tenda berapa bu”. Ibu hamil 1 : “Itu satu tenda sama saya di tenda 2 bu”. Bidan 1 : “Oh iya bu nanti saya akan ke tenda ibu ya. Jadi ibu-ibu diusahakan agar tetap rilex agar sirkulasi darah ibu-ibu tetap stabil agar tidak terjadi sesak dan mengganggu dekat jantung pada janin ibu-ibu”. Bidan 2: “Nah jadi ibu kalau ibu-ibu mengalami stress maka dapat berimbas pada daya tahan tubuh yang menjadi menurun dan mempermudah masuknya berbagai penyakit ke dalam tubuh. Ibu-ibu juga harus menjaga asupan makanannya yang bergizi ibu-ibu, nanti juga kita akan membagikan suplemen makanan yang dianjurkan seperti tablet tambah darah (TTD), kebutuhan kalsium seperti susu, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran yang berwarna hijau gelap dan terakhir vitamin C. Setelah selesai penyuluhan ini kita akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan DJJ pada ibu-ibu. Sebelumnya ada yang ingin ditanyakan ?” Suami 2: “Bu kalau misalnya ingin melakukan hubungan suami istri itu gimana apa boleh?” Bidan 3 : “Bapak istrinya usia kehamilannya berapa minggu pak?” Suami 2: “Udah 28 minggu bu”. Bidan 3: “Wah sangat dianjurkan itu pak, soalnya untuk mempermudah proses persalinan ibu juga”. Suami 2: “Wah serius bu bidan inikan kita tinggal di tenda rame-rame masa harus diliatin sama orangorang”. Bidan 3: “Disini kita menyediakan tenda mersa bapak-bapak ibu-ibu dan menyediakan alat kontrasepsi gratis. Tapi bapak dan ibu harus mengantri menunggu gilirannya”. Suami 1 dan 2: “Wah kita harus segera daftar ini bapak-bapak”. (tertawa) Bidan 3: “Kalau gitu ibu-ibu bisa langsung datang ke tenda untuk pemeriksaan dan pendaftaran”. Bidan 1: (bisik-bisik) “Bu kalau gitu saya akan pergi ke tenda 2 untuk melihat dan memeriksa ibu hamil yang tidak mau keluar tadi ya”. Bidan 1 dan 2: “Oh iya baik bu”. Sesampai di tenda 2 Bidan 1: “Ibu kenapa ibu tidak pergi ke penyuluhan ?” Ibu hamil 3: “Nggak bu saya ingin di sini aja”. (murung) Bidan 1: “Ibu boleh saya periksa dulu tekanan darah ibu?” Ibu hamil 3: “Boleh bu”.



Setelah diperiksa tekanan darah Bidan 1 : “Ibu tekanan darah ibu tinggi sekali, apa ada yang ibu keluhkan?” Ibu hamil 3: “Nggak ada bu”. (sambil berkaca-kaca) Bidan 1: “Kalau ada yang ingin diceritakan tidak apa-apa bu ceritakan saja. Saya bisa menjadi teman untuk ibu bercerita”. Ibu hamil 3: (langsung menangis ) “Saya merasa sendiri bu suami saya hilang belum ketemu saya takut gempa itu kembali lagi”. Bidan 1: “Ibu jangan terlarut dalam kesedihan ibu juga harus memikirkan kesehatan janin ibu”. Ibu hamil 3: “Ya bu tetap saja saya merasa sendiri”. Bidan 1: “Iya bu saya mengerti perasaan ibu, tapi sebaiknya ibu mulai berbaur bersama ibu-ibu yang lain agar ibu tidak merasa sendiri dan ibu juga bisa menceritakan kepada ibu-ibu yang ibu percaya disini”. Ibu hamil 3: “Saya ingin mencobanya tapi saya malu bu dan lagi mereka selalu bersama suaminya itu yang membuat saya merasa iri kepada mereka”. Bidan 1: “Iya bu, tapi ibu harus memikirkan janin ibu, jika ibu terus begini akan menghambat perkembangan janin ibu juga”. Ibu hamil 3: “Baik bu”. Bidan 3 pun memberi tahu kepada ibu hamil 1 dan 2 untuk berbaur dan memberi semangat kepada ibu hamil 3 dan dilakukan intervensi, dukungan psikososial, pemberian gizi dan kesehatan reproduksi. Setelah 2 minggu kemudian bidan kembali ke posko untuk melihat keadaan ibu hamil 3 dengan kondisi sudah bisa berbaur dengan warga sekitarnya. THE END