Naskah Sampo Mobil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEMBUAT SAMPO MOBIL



Ajar Permono



Prakata Rasa syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Membuat Sampo Mobil dapat diterbitkan. Pada dasarnya, penggunaan produk sampo mobil masih terbatas belum begitu memasyarakat. Pangsa pasar terbesar produk sampo mobil adalah tempat atau jasa pencucian mobil/motor. Untuk pasar rumah tangga sebagaian memang sudah mengkonsumsi sampo mobil guna pencucian mobil/motor. Pada kenyataannya



tidak



sedikit masyarakat yang masih menggunakan deterjen ataupun sabun colek untuk mencuci kendaraannya. Namun begitu cukup banyak perhatian dari sebagian masyarakat yang berkeinginan memproduksi sampo mobil (beberapa diantaranya menghubungi penulis lewat e-mail dan telephone). Latar belakang itulah yang mendasari permintaan banyak pihak kepada kami untuk menghadirkan



buku tentang teknologi pembuatan sampo mobil. Buku ini



memaparkan cara pembuatan sampo mobil secara keseluruhan dengan pendekatan teknologi tepat guna, mulai dari skala kecil, skala rumah tangga sampai skala menegah. Selayaknya, buku ini kami dedikasikan kepada para usahawan atau calon usahawan di bidang industri rumahan (home industri), khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Penulis sangat menyadari buku ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka ruang diskusi atau masukan mengenai produk sampo mobil untuk kesempurnaan di masa yang akan datang melalui e-mail: [email protected] atau menghubungi 0274-377898. Akhir kata penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Penulis



UCAPAN TERIMA KASIH



Orang tua dan keluarga atas dorongan dan atas kesabarannya,



Para mantan guru yang telah berjasa mengenalkan ilmu pengetahuan



Para pembaca yang banyak memberi masukan pada buku-buku sebelumnya,



Berbagai pihak yang telah membantu penerbitan dan peredaran buku ini.



DAFTAR ISI Prakata Ucapan Terima Kasih 1. Pendahuluan 2. Cara Membuat Sampo Mobil A. Bahan Baku B. Formula C. Membuat larutan Kaustik dan LABSNa D. Membuat Sampo Mobil Skala Kecil E. Membuat Sampo Mobil Skala Rumah Tangga F. Membuat Sampo Mobil Skala Menengah 3. Beberapa Permasalahan 4. Mengontrol Kualitas A. Mengontrol Bahan Baku (Incoming Control) B. Mengontrol Proses (In Process Control) C. Uji Stabilitas (Stability Test) 5. Mengemas Produk 6. Keselamatan Kerja dan Limbah 7. Aspek Bisnis/Usaha A. Manajemen Produksi B. Perizinan C. Peluang Pasar D. Analisis Usaha Daftar Pustaka



Tentang Penulis



1. PENDAHULUAN Teknologi pembuatan produk sampo mobil dapat dikelompokkan dalam teknologi madya atau tekonologi tepat guna. Hal ini disebabkan untuk membuat produk ini tidak memerlukan alat yang canggih maupun proses produksi yang rumit. Namun demikian justru dengan kemudahan tersebut dapat memberi nilai tambah bagi sebagian khalayak. Kalau kita berbicara mengenai produk sampo mobil (car shampoo) dipahami bahwa produk tersebut selain untuk mencuci mobil juga dapat digunakan untuk mencuci sepeda motor. Dengan demikian aplikasi produk tersebut cukup luas seperti diketahui pemilik kendaraan roda dua lebih banyak dibanding mobil. Pembahasan mengenai



teknologi



pembuatan sampo mobil disajikan dalam



berbagai skala, yaitu skala kecil, skala rumah tangga, dan skala menengah. Dengan demikian diharap dapat memberi cukup pilihan bagi beberapa kalangan yang ingin memproduksinya. Dalam skala kecil, diterangkan cara membuat sampo mobil sebanyak 1 kg. Keuntungan membuat produk dalam jumlah kecil anatara lain adalah menghindari kerugian yang besar manakala terjadi kesalahan proses. Jadi semacam pelatihan pembuatan sebelum melangkah ke ptroduksi yang lebih besar. Bayangkan, berapa kerugian timbul jika kesalahan proses terjadi saat memproduksi sampo mobil dalam jumlah 10 kg atau lebih. Selain dari pada itu pembuatan sampo mobil skala kecil ini juga ditujukan bagi siapa saja yang mereka ingin membuat sampo mobil untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk tujuan komersial. Selain menerangkan tentang cara pembuatan , buku ini pun membahas berbagai aspek lain, seperti pengontrolan kualitas, perizinan, peluang pasar, analisis usaha dan sebagainya. Penjelasan tentang berbagai aspek tersebut untuk melengkapi pembahasan



yang bersifat teknis operasional sehingga tergambar format usaha di bidang produksi sampo mobil secara lebih komprehensif.



2. CARA MEMBUAT SAMPO MOBIL A. BAHAN BAKU Bahan baku apa saja yang dipkai untuk membuat sampo mobil adalah seperti diuraikan dibawah. 1.LABS .LABS (Linear Alkyl Benzene Sulfonate) sebagian kalangan menyebutnya LAS (linear Alkyl Sulfonate) merupakan bahan inti atau bahan aktif dalam dalam produk sampo mobil. LABS merupakan cairan kental berwarna coklat , agak lengket ditangan. Bahan ini bersama dengan SLS merupakan surafkatan yang bercirikan menimbulkan busa. Yang perlu diperhatikan dalam pembelian bahan ini ialah jangan sampai tertukar dengan DDBS (Dedocyl Benzene Sulfonate) oleh sebab dari penglihatan sekilas hampir sama. Namun kalau diamati dengan sekasama DDBS berwarna lebih tua (coklat tua kadang sampai kehitam-hitaman). 2. SLS SLS



(Sodium Lauryl



Sulfonate) merupaka



bahan



aktif pelengkap



yang



mempertajam daya bersih (cleansing ability) produk sampo mobil. Bahan ini berupa cairan sangat kental (cenderung ke bentuk pasta) agak bening dan lengket ditangan. 3. Flake Kaustik Bentuk dasar kaustik adalah lempengan tipis kecil kecil biasa disebut flake. Dalam proses pembuatan sampo mobil flake kaustik harus dilarutkan terlebih dahulu yaitu dengan memebri sejumlah air. Perbandingan antara flake kaustik dengan air adalah 40:60. Contoh: bilamana akan dibuat 100 g larutan kaustik, maka larutkan 40g flake kaustik kedalam 60 cc air. Demikian pula bila ingin membuat larutan Kaustik 1kg, maka



400 g flake dilarutkan dalam 600cc air. Begitu seterusnya bila membuat larutan Kaustik dalam jumlah lebih banyak , gunakan perbandingan yang sama. Cara membuat larutan kaustik yang benar adalah memasukkan flake kaustik kedalam air, jangan sebaliknya air dituangkan ke kaustik. Ini mengingat faktor keselamatan kerja (safety) karena kaustik merupakan bahan yang cukup ‘keras’. Bahwa selama proses pelarutan



akan timbul



panas tidak perlu kaget, justru itulah yang normal. Panas tersebut dengan sendirinya akan turun. Kemudian yang perlu diperhatikan juga bahwa tempat atau wadah yang dipakai untuk proses pelarutan dan juga tempat untuk menyimpan larutan kaustik yang sudah jadi, jangan terbuat dari logam. Sebaiknya gunakan wadah yang terbuat dari plastik. Proses pembuatan larutan kaustik secara lengkap disajikan dalam sub-bab berikutnya. 4. LABSNa Bahan LABSNa merupakan bahan yang tidak langsung tersedia, melainkan harus dibuat terlebih dahulu, yaitu dengan mencampurkan senyawa LABS dengan larutan kaustik. Lebih lanjut bisa dilihat pada bab mengenai cara membuat LABSNa. 5. EDTA2Na EDTA singkatan dari Ethylen Diamine Tetra Acetic. EDTA merupakan bahan pengawet yang banyak dipakai pada produk household (produk untuk keperluan rumah tangga sehari-hari) termasuk produk car care seperti sampo mobil. Sebenarnya, produk sampo mobil



tidak mutlak menggunakan bahan pengawet, bilamana peredaran di



konsumen cukup cepat sehingga produk realtif cepat habis. EDTA ada dua jenis yaitu EDTA2Na dan EDTA4Na.



, anda bisa memlih salah satunya tanpa ada efek yang



signifikan. Namun yang lebih lazim digunakan EDTA 2Na. Harga bahan , baik EDTA 2Na maupun EDTA4Na relatif mahal. Oleh karenanya, penggunaanya harus diminimalisasi.



6.Pewarna dan Parfum Kedua bahan ini sebenarnya tergolong sebagai bahan tambahan (additive). Artinya tanpa bahan inipun sebenanya tidak mengurangi fungsi produk sampo mobil. Penggunaan kedua



dimaksudkan agar lebih



menarik konsumen, jadi merupakan



pertimbangan efek marketing. Seperti diutarakan diatas bila kita menggunakan DDBS yang warnanya kelam, seperti coklat kehitam-hitaman maka pengaruh warna menjadi kurang



optimal karena masih ada sisa warna keruh dari DDBS. Sedangkan parfum



dipakai dari jenis apapun tidak masalah, yang penting dapat menetralisir aroma bahan baku yang spesifik. Pemakaian keduanya sangat sedikit dalam formula produk. 7.Air Air berfungsi untuk memperbesar volume produk. Disamping itu dengan air kita juga dapat mengontrol kekentalan produk sampo mobil. Oleh karena suatu sebab bisa saja hasil jadi produk terlalu kental. Maka dengan menambah air dengan jumlah tertentu bisa menjadi encer sesuai standar. Air yang digunakan dalam proses pembuatan sampo mobil idealnya adalah air yang telah mengalami proses pemurnian . Namun dengan mengingat prinsip teknologi tepat guna, maka air biasapun dapat dipergunakan. Selanjutnya mengenai tempat penjual bahan bahan diatas dapat diinformasikan sebagai berikut. Bagi yang ingin membuat sampoo mobil sekedar



untuk dikonsumsi



sendiri maka bahan-bahan diatas dapat dibeli secara eceran ditoko bahan kimia dikota anda .Namun bagi yang akan mebuat dalam skala lebih besar (Home Industri , skala menengah), maka bahan tersebut dapat dibeli antara lain di: PT.Dwi Karya Sepurna Abadi Chemical (DKSAC) yang ada di Solo atau pada PT.Brataco Chemical (Bratachem) yang ada di beberapa kota besar. Selanjutnya pemasok lain bahan baku diatas juga dapat dicari pada buku Yellow pages jenis I/N (Industri dan Niaga).



B. Formula Formula sampo mobil seperti halnya produk-produk lain cukup bervariasi. Ada dua hal penting dalam pengembangan formula, yang pertama adalah satandar kualitas, yang kedua harga. Formula yang optimum adalah formula yang memenuhi standar kualitas (diterima pasar) namun harga pokok materialnya minimum. Berikut beberapa alternatif formula yang bisa dibuat. Formula 1 LABSNa = 70% SLS= 5% EDTA2Na =1% Pewarna= trace (sangat sedikit) Parfum=0.1% Air=23,9% Formula 2 LABSNa = 72% SLS= 5% EDTA2Na =1% Pewarna= trace (sangat sedikit) Parfum=0.1% Air=21,9%



Formula 3 DDBSNa= 70% SLS= 5% EDTA2Na =1% Pewarna= trace (sangat sedikit)



Parfum=0.1% Air=23,9% Catatan: Untuk formula 3 mirip dengan formula 1 hanya saja ada berbedaan yaitu pada penggunaan DDBSNa bukannya LABSNa. DDBSNa adalah bahan yang dibuat seperti halnya LABSNa namun bukan dari LABS melainkan DDBS. Cara membuat DDBSNa sama dengan cara membuat LABSNa hanya saja bahan LABS diganti DDBS.



C. Membuat Larutan Kaustik dan LABSNa LABSNa merupakan bahan baku utama untuk pembuatan sampo mobil. Bahan ini tidak dijual langsung tetapi harus dibuat sendiri. Namun sebelum membuat LABSNa, kita harus membuat larutan kaustik terlebih dahulu. Cara membuat larutan kaustik cukup sederhana yaitu dengan melarutkan flake kaustik kedalam air. Membuat 100 g larutan Kaustik Formula larutan kaustik: Flake kaustik= 40% Air=60%. Kebutuhan bahan Flake kaustik=40%=0.4x100g=40g Air=60%=0.6x100g=60g Alat yang dipakai 1.Gelas atau wadah plastik 1buah. 2.pengaduk kayu 1 buah. 3.Tempat menampung larutan kaustik 1buah. 4.Timbangan.



Cara Pembuatan 1.Timbang atau takar air sejumlah 60g atau 60cc (berat jenis air adalah 1 sehingga 1g air=1cc air). Untuk bahan lain tidak demikiaan. 2.Masukkan air tersebut kedalam wadah . 3.Timbang flake Kaustik 40g, masukkan sedikit demi sedikit kedalam wadah sambil diaduk pelan-pelan. Pada saat ini timbul panas reaksi, ini tidak apa-apa. 4.Teruskan pengadukan hingga semua kaustik larut. 5.Setelah dingin tuangkan larutan kaustik kedalam tempat yang sudah disediakan . PENTING: dalam membuat larutan kaustik ialah jangan menggunakan peralatan yang terbuat dari logam terutama alumunium. Gunakan peralatan dari kaca, plastik atau kayu. Selanjutnya



bahwa dalam pembuatan larutan kaustik,



faktor keselamatan menjadi



prioritas utama. Maka lakukanlah secara hati-hati. Bahwa urutan kerja flake kaustik dimasukkan ke dalam air, tidak boleh terbalik. Sebab jika terbalik (air dituangkan ke falke kaustik) maka dapat terjadi semacam cipratan kaustik. Ini berbahaya bila terkena kulit apalagi mata. Demikian juga setelah larutan kaustik sudah jadi, jangan sampai terkena langsung ke kulit atau mata. namun bila terlanjur terkena, cepat basuh dengan air sebanyak mungkin. Khusus bila terkena mata , setelah dibasuh dengan air, segera periksakan ke dokter guna pengobatan lebih lanjut. Setelah larutan Kaustik tersedia maka kita dapat membuat larutan atinhard. Berikut dibawah adalah cara pembuatan larutan Atinhard sebanyak 1Kg. Pembuatan 1 kg larutan LABSNa Formula LABS=24% Larutan Kaustik=6% Air=70%



Dengan demikian kebutuhan bahan untuk membuat larutan LABSNa sebanyak 1Kg adalah: LABS=24%=0.24x1Kg=0.24Kg=240g Larutan Kaustik=6%=0.06xIKg=0.06Kg=60g Air=70%=0.7X1Kg=0.7Kg=700g. Alat yang diperlukan: -Wadah/ember sebagi tempat reaksi 1 buah. -Pengaduk kayu 1 buah. -Timbangan kecil 1 buah. -Tempat untuk larutan Atinhard 1 buah. Cara Pembuatan 1.Timbang bahan-bahan diatas sesuai kebutuhan. 2.Masukkan air sebagian (sekitas setengah volume) kedalam ember. 3.Masukkan LABS kedalam wadah, kemudian bilas wadah bekas LABS dengan sisa air dan masukkan kedalam adonan. Aduk hingga LABS terlarut sempurna. 4.Masukkan larutan kaustik sedikit demi sedikit sambil diaduk. Pada saat ini akan timbul panas, ini wajar. Teruskan pengadukan hingga terbentuk cairan kental. 5.Periksa apakah cairan yang ada sudah homogen, jika sudah masukkan kedalam tempat yang telah disiapkan dan ditutup rapat.



D. Membuat Sampo Mobil Skala Kecil Barangkali diantara pembaca ada sama sekali belum pernah ‘bersentuhan’ dengan dunia pembuatan produk sampo mobil. Untuk itu pertama kami ingin menyajikan metode pembuatan sampo mobil dalam jumlah kecil (biasa disebut skala kecil atau skala laboratorium). Hal ini memberi kesempatan kepada pembaca yang ingin mencoba



membuat produk ini sekedar untuk hobi atau dikonsumsi sendiri (bukan untuk dijual). Namun demikian bagi yang ingin pembuatan produk dalam jumlah lebih besar (skala home industri maupun skala menengah) pembuatan produk skala kecil ini bisa dianggap sebagai rangkaian uji coba. Setelah mahir bereksperimen dengan skala kecil, baru mulai melangkah kearah pembuatan skala lebih besar. Berikut adalah contoh pembuatan sampo mobil sebanyak 1Kg dengan menggunakan Formula 1. Diumpamakan kita telah membuat larutan kaustik dan larutan LABSNa masing-masing sebanyak 1 Kg (seperti dijelaskan pada bab sebelumnya). Selanjutnya kita buat sampo mobil sebanyak 1Kg.



Pembuatan 1 Kg sampo mobil Kebutuhan bahan baku adalah: LABSNa = 70%=0.7x1Kg=0.7Kg=700g SLS= 5%=0.05x1Kg=0.05Kg=50g EDTA2Na =1%=0.01x1Kg=0.01Kg=10g Pewarna= trace (sangat sedikit) Parfum=0.1%=0.001x1Kg=0.001Kg=1g Air=23,9%=0.239x1Kg=0.239Kg=239g Peralatan yang diperluakan -Wadah/ember kecil 1 buah -Pengaduk kayu 1 buah. -Timbangan kecil s/d 2Kg 1 buah. -Wadah untuk bahan-baku. Cara Pembuatan 1.Timbang bahan-baku sesuai perhitungan, tempatkan dalam wadah yang telah disediakan. 2.Masukkan air kedalam wadah.



3. Masukkan pewarana ke dalam wadah aduk hingga larut semua. 4.Masukkan EDTA2Na kedalam wadah, aduk hingga merata. Pengadukkan memerlukan waktu agak lama karena EDTA2 Na sedikit sukar larut. 5.Masukkan SLS kedalam wadah aduk hingga tercampur merata. 6.Masukkan larutan LABSNa kedalam wadah, aduk pelan-pelan hingga homogen. 7.Masukkan parfum kedalam adonan, aduk hingga homogen. 8.Lakukan pengecekan kualitas.



E. Membuat Sampo Mobil Skala Rumah Tangga Bagi pembaca yang ingin membuat sampo mobil dengan kapasitas yang lebih besar atau ingin berbisnis melalui produksi skala rumah tangga / home industri (misalnya dengan out put 30Kg/hari), maka sub-bab ini akan menjabarkannya. Seperti pada sub-bab sebelumnya tentang pembuatan sampo mobil skala kecil, sebelumnya harus dibuat



larutan LABSNa. Untuk membuat larutan LABSNa, harus



dibuat dahulu larutan kaustik. Secara prinsip pembuatan larutan kaustik dan LABSNa dalam jumlah lebih besar adalah sama dengan yang dijelaskan dalam pembuatan skala kecil, hanya saja jumlah bahan dan peralatannya disesuaikan. Membuat 1 kg larutan Kaustik Formula larutan kaustik: Flake kaustik= 40% Air=60%. Kebutuhan bahan Flake kaustik=40%=0.4x1Kg=400g Air=60%=0.6x 1kg=60g



Alat yang dipakai 1.Ember ukuran kecil 1buah. 2.pengaduk kayu 1 buah. 3.Tempat menampung larutan kaustik 1buah. 4.Timbangan. Cara Pembuatan 1.Timbang atau takar air sejumlah 600g atau 600cc (berat jenis air adalah 1 g/cc sehingga 1g air=1cc air). 2.Masukkan air tersebut kedalam wadah . 3.Timbang flake Kaustik 400g, masukkan sedikit demi sedikit kedalam wadah sambil diaduk pelan-pelan. Pada saat ini timbul panas reaksi, ini tidak apa-apa. 4.Teruskan pengadukan hingga semua kaustik larut. 5.Setelah dingin tuangkan larutan kaustik kedalam tempat yang sudah disediakan .



Pembuatan larutan LABSNa 10 Kg. Kebutuhan bahan baku: LABS= 0.24x10Kg=2.4Kg Kaustik= 0.06x10Kg=0.6Kg Air= 0.7x10Kg= 7Kg. Peralatan yang diperlukan -Ember ukuran sedang. -Pengaduk kayu. -Timbangan kecil. Cara Pembuatan 1.Timbang bahan-bahan diatas sesuai kebutuhan.



2.Masukkan air kurang lebih setengahnya kedalam ember. 3.Masukkan LABSNa kedalam ember, kemudian bilas wadah bekas LABSNa dengan sisa air dan masukkan kedalam adonan. Aduk hingga terlarut sempurna. 4.Masukkan larutan kaustik aduk pelan-pelan . Pada saat ini akan timbul panas. Teruskan pengadukan hingga terbentuk cairan kental yang bening. 5.Periksa apakah cairan yang ada sudah homogen, jika sudah masukkan kedalam tempat yang telah disiapkan. Setelah larutan LABSNa siap, barulah kita buat sampo mobil.



Pembuatan Sampo Mobil 10Kg. Setelah



larutan kaustik 1 kg dan atinhard sebanyak 10 kg telah dibuat lebih



dahulu, berikut adalah contoh pembuatan sampo mobil sebanyak 10Kg per batch (batch=adonan) dengan menggunakan Formula 1. Kebutuhan bahan baku : LABSNa = 70%=0.7x10Kg=7Kg SLS= 5%=0.05x10Kg=0.5Kg EDTA2Na =1%=0.01x10Kg=0.1Kg Pewarna= trace (sangat sedikit) Parfum=0.1%=0.001x10Kg=0.01Kg=10g Air=23,9%=0.239x10Kg=2.39Kg



Peralatan yang diperlukan -Wadah/ember besar 1 buah -Pengaduk kayu 1 buah. -Timbangan s/d 10Kg 1 buah.



-Wadah untuk bahan-baku. Cara Pembuatan 1.Timbang bahan-baku sesuai perhitungan, tempatkan dalam wadah/ember yang telah disediakan. 2.Masukkan air setengahnya kedalam wadah. 3. Masukkan pewarana ke dalam wadah aduk hingga larut semua. 4.Masukkan EDTA2Na kedalam wadah, aduk hingga merata. Pengadukkan memerlukan waktu agak lama karena EDTA2 Na sedikit sukar larut. 5.Masukkan SLS kedalam wadah aduk hingga tercampur merata. 6.Masukkan larutan LABSNa kedalam wadah, aduk pelan-pelan hingga homogen. 7.Masukkan parfum kedalam adonan, aduk hingga homogen. 8.Lakukan pengecekan kualitas. Bila anda ingin membuat sampo mobil 30 Kg, maka tinggal membuat sebanyak 3 batch, demikian seterusnya. F.Membuat Sampo Mobil Skala menengah Bagi pembaca yang ingin memproduksi sampo mobil



dalam jumlah besar



katakanlah dengan kapasitas 300 kg/hari , penjelasan dibawah dapat diikuti. Seperti halnya pada pembuatan skala kecil dan skala rumah tangga, sebelum membuat sampo mobil perlu disiapkan buat larutan LABSNa. Demikian juga sebelum membuat larutan LABSNa, dibuat larutan kaustik sebanyak 10Kg. Pembuatan larutan kaustik 10 Kg. Formula: Flake Kaustik= 40% Air=60%



Kebutuhan bahan baku: Flake Kaustik= 40%=0.4x10Kg=4Kg Air=60%=0.6x10Kg=6Kg Alat yang digunakan: -Ember besar. -Timbangan. -Pengaduk kayu. -Wadah untuk menyimpan larutan Kaustik. Prosedur pembuatan 1.Timbang bahan baku sesuai kebutuhan. 2. Masukkan air kedalam ember setengahnya, jalankan pengaduk. 3.Masukkan flake Kaustik setahap demi setahap , teruskan pengadukan hingga larut sempurna. 4.Diamkan larutan hingga dingin masukkan larutan dalam drum/tangki



penyimpanan.



Setelah larutan Kaustik tersedia, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan larutan Atinhard sebanyak 100Kg.



Pembuatan larutan LABSNa 100Kg. Formula: LABS=24% Kaustik=6% Air=70% Kebutuhan bahan: DDBS=24%=0.24x100Kg=24Kg. Kaustik=6%=0.06x100Kg= 6Kg.



Air=70%=0.7x100Kg=70Kg. Peralatan yang diperlukan -Mixer kapsitas 100Kg. -Timbangan s/d 200Kg. -Tempat penyimpanan Atinsoft. -Lori. -Wadah/tempat bahan baku. Cara Pembuatan 1.Timbang bahan-bahan diatas sesuai kebutuhan. 2.Masukkan air sebagian (kurang lebih setengah volume)



kedalam mixer, nyalakan



pengaduk otomatis. 3.Masukkan LABS kedalam mixer, kemudian bilas wadah bekas LABS dengan sisa air dan masukkan kedalam mixer. Teruskan pengadukan.. 4.Masukkan larutan kaustik pelan-pelan . Pada saat ini akan timbul panas. Teruskan pengadukan hingga terbentuk cairan kental yang bening. 5.Periksa apakah cairan yang ada sudah homogen, jika sudah, stop pengadukan, pindahkan larutan atinhard



kedalam tempat yang telah disiapkan.



Setelah larutan LABSNa tersedia dilanjutkan membuat sampO mobil. Pembuatan sampo mobil 100 Kg. Menggunakan Formula 1. Kebutuhan bahan baku adalah: LABSNa= 70%=0.7x100Kg=70Kg SLS= 5%=0.05x100Kg=5Kg EDTA2Na =1%=0.01x100Kg=1Kg



Pewarna= trace (sangat sedikit) Parfum=0.1%=0.001x100Kg=0.1Kg=100g Air=23,9%=0.239x100Kg=23.9Kg Peralatan yang diperlukan -Mixer kapsitas 100Kg -Timbangan s/d 200Kg -Timbangan kecil -Tempat penyimpanan produk -Unit filling -Perlengkapan laboratorium - Perlengekapan lain (lori, ember dst) Cara Pembuatan 1.Timbang bahan-baku sesuai perhitungan, tempatkan dalam mixer. 2.Masukkan air kurang kedalamm ember, masukkan pewarna kedalamnya, aduk hingga semua larut. 3.Masukkan EDTA2Na kedalam ember, aduk hingga semua EDTA2Na larut. 4.Masukkan SLS kedalam ember , aduk hingga tercampur merata. 5.Masukkan larutan LABSNa kedalam mixerr , hidupkan pengaduk . 6. Masukkan adonan dalam ember (no.4) kedalam mixer, teruskan pengadukan. 7.Masukkan parfum kedalam mixer, teruskan pengadukan. 8.Lakukan pengecekan kualitas. 9.Bila Ok , matikan pengaduk, tutup katup sirkulasi, transfer cairan ke tangki penyimpanan. Bila anda ingin membuat 300 Kg, maka tinggal membuat sebanyak 3 batch, demikian seterusnya.



pengaduk



sirkulasi



mixer



tangki penyimpanan katup



pompa



Gambar peralatan pembuatan sampo mobil



ke unit filling



3. BEBERAPA PERMASALAHAN Dalam membuat suatu produk apapun tentunya tidak luput dari kesulitan atau kendala. Kendala tersebut dapat berakibat menurunnya kualitas produk. Penurunan kualitas tentu saja merupakan persoalan serius mengingat tuntutan produk yang berkualitas



dari



kustomer.



Namun



seiring



dengan



waktu



,



apabila



semaikin



berpengalaman, kendala tersebut dapat diminimalisir. Beberapa kendala yang mungkin terjadi dalam proses produksi sampo mobil.



masalah (M):Larutan LABSNa terlalu basa asam (PH< 6) atau terlalu basa (PH > 10) Penyebab (P:) Konsentrasi LABS dan kaustik bervariasi. Cara mengatasi (C): Bila terlalu asam tambahkan larutan kaustik sedikit demis sedikit sambil diaduk, hingga mencapai PH 6 – 10. Sebaliknya bila larutan LABSNa terlalu basa, tambahkan LABS sedilkit demi sedikt sambil diaduk , hingga mencapai PH 6 – 10.



M: Produk sampo mobil terlalu encer. P: . Terlalu banyak air atau jumlah larutan LABSNa kurang. C: Tambahkan larutan LABSNa sedikit demi sedikit sampai kekentalan yang dikehendaki. Jangan sekali-kali menggunakan larutan garam untuk mengentalkan sampo mobil karena dapat mempercepat proses korosi pada bodi mobil/motor.



M:Produk sampo mobil terlalu kental P: Terlau banyak LABSNa atau jumlah air kurang. C: Tuangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kekentalan mencapai standar.



M: Larutan LABSNa agak buram. P: LABS yang dipakai warnanya terlalu kelam (atau mungkin keliru dengan DDBS). C: LABS perlu ditukar dari jenis yang lebih muda warnanya. Ingat saat beli atau pesan bahan baku dikontrol lebih dahulu (incoming control).



M:Produk sampo mobil setelah dibuat cenderung terjadi pemisahan. P:hal ini disebabkan banyak faktor spt.: kontaminasi bahan baku, kesalahan formula atau kesalahan proses. C: Periksa kondisi semua bahan baku. Apabila semua Ok , periksa urutan kerrja. Apabila semua Ok, aduk lagi larutan dalam jangka waktu cukup lama, kemudian diamkan dan dicek lagi apakah masih ada pemisahan.



4. MENGEMAS PRODUK Bentuk kemasan produk sampoo mobil yang ada di pasaran cukup bervariasi, umumnya dikemas dalam kemasan botol plastik, ada pula dalam bentuk plastik isi ulang (refill) atau malah dalam sachet .Namun bagi usaha skala home industri, tentu menjadi kendala tersendiri mengingat kemasan semacam itu tidak dijual eceran melainkan harsu pesan ke pemasok. Jumlah minimum order atau pemesanan kemasan semacam itu sangat tinggi (biasanya dalam puluhan ribu pcs). lantas bagaimana bentuk kemasan yang layak ? Sekarang marilah kita tinjau kemungkinan penggunaan kemasan yang tepat bagi industri sampo mobil



skala industri rumah tangga. Kemasan yang dapat dibeli



secara eceran adalah kemasan botol plastik bentuk yang umum (bukan bentuk yang khusus) dan jerrican (jeligen). Disarankan sebaiknya menggunakan kemasan jeligen oleh sebab terlihat lebih menarik bila ditawarkan ke bengkel /cucian mobil. Kemasan jeligen dapat dibeli ditoko di tiap kota. lain halnya dengan industri skala menengah dimana output produksinya lumayan besar dan jangkauan pemasarannya lebih luas. maka selain menggunakan kemasan jeligen, dapat juga menggunakan kemasan botol plastik khusus yang dapat dipesan di perusahaan pembuat kemasan tersebut. Kemudian mengenai cara pengisian (filling process) terdapat tiga pilihan yaitu secara manual dan secara semi-otomatis dan fullotomatis. Pengisian secara manual jelas tidak memakan biaya besar, namun kecepatan (outputnya) rendah. Ini cocok bagi usaha



skala rumah tangga. Caranya hanya



menggunakan corong biasa, dimana cairan kemudian dituangkan ke dalam jeligen. Lain halnya bagi usaha skala menengah dengan output sekitar 300 kg/hari, maka sistem pengemasannya sebaiknya menggunakan mesin pengemas semi otomatis. Namun bisa saja pengemasan dilakukan secara manual hanya membutuhkan waktu lebih lama atau



tenaga kerja lebih banyak. Sedangkan pengemasan secara full-otomatis rasanya lebih layak bila output produksinya sudah cukup besar (katakan diatas 500 kg perhari).



5. MENGONTROL KUALITAS Kualitas produk merupakan hal penting menyangkut hubungannya dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Oleh karena itu, pengontrolan selama proses produksi berlangsung (in process control) harus dilakukan dengan benar. Selain itu, pengecekan kualitas bahan harus dilakukan pada saat bahan baku datang (incoming check).



A.



Mengontrol Bahan Baku Pengecekan bahan baku dilakukan dengan cara sampling, yaitu mengambil



contoh kecil saat bahan baku datang, kemudian diamati secara visual (pengamatan dengan mata telanjang). Pengontrolan ini dilakukan saat bahan baku datang sehingga disebut sebagai incoming control. Pengontrolan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya bahan yang terkontaminasi kotoran atau mungkin juga kualitasnya tidak sesuai standar. Misalnya, dalam kondisi standar LABS dalam keadaan baik berbentuk cairan coklat, namun bila kualitasnya sudah menurun bukan lagi sebagai cairan namun berubah menjadi pasta. Selain dari pada itu terdapat LABS yang warna coklatnya terlalu kelam, ini dihindari sebab akan mempengaruhi kejernihan produk sampo mobil. Demikian pula untuk bahan lain, seperti parfum, jika sudah terlalu lama aromanya menjadi sedikit tengik (rancid).



B.



Pengontrolan selama proses (in process control) 1. Kekentalan Kekentalan sangat memegang peran pada produk sampo mobil. Produk sampoo



mobil yang kental akan lebih lama masa pemakaiannya, sebaliknya sampo mobil yang



yang terlalu encer cenderung boros saat dipakai. Cara paling pengecekan kekentalan yaitu dengan memanfaatkan



sederhana dalam hal



botol plastik bekas air minum



dalam kemasan (AMDK) volume 200 ml. Caranya, memotong botol tersebut menjadi dua bagian tepat di tengahnya. Selanjutnya pada bagian tutup dibuat lubang dengan garis tengah sekitar 1 mm (lihat gambar). Pertama, tempatkan potongan botol yang ada tutupnya pada posisi tutup di bawah. Tutup lubang dengan jari, kemudian tuangkan cairan yang akan diukur sampai ketinggian tertentu (berilah tanda strip sebagai batas dengan spidol lebih dahulu). Selanjutnya, lepaskan jari dan mulailah mencatat waktu yang diperlukan untuk mengosongkan wadah tersebut. Bandingkan produk yang diproses dengan produk yang ada di pasaran. Kesimpulannya adalah semakin kental produk semakin lama pula waktu pengosongan wadah. Perhitungan kekentalan seperti ini cocok untuk industri skala rumah tangga. Dalam hal ini perlu dilakukan pemilihan alat yang sederhana dan murah, tetapi cukup fungsional. Untuk skala menengah, pengukuran viskositas sebaiknya menggunakan alat yang sudah baku yaitu viskometer. Viskometer dapat berupa perangkat digital atau bisa juga jenis ford cup. Cara engukuran viskositas dengan viskometer digital adalah



dengan



mencelupkan ujung alat ke cairan, kemudian lihat berapa angka kekentalannya. Pengecekan menggunakan ford cup sama dengan pengecekkan cara sederhana menggunakan AMDK, disini



hanya alatnya buatan



pabrik dan lebih presisi. Harga



viskometer digital jauh lebih mahal dibanding harga ford cup.



2. Berat jenis (BJ) Berat jenis diperlukan untuk mengkonversi satuan berat ke volume atau sebaliknya. Pengertiannya adalah kita harus menghitung volume suatu produk yang



diketahui beratnya, atau sebaliknya mencari berat suatu senyawa yang telah diketahui volumenya. Mencari volume produk dikaitkan dengan aspek



pengemasan (pengemasan



produk cair biasanya dinyatakan dalam satuan volume bukan berat). Sebagai contoh kita membuat sampo mobil sebanyak 100 kg, padahal saat dikemas satuan yang diperlukan adalah volume (ml, liter). Untuk itu ada besaran yang dapat mengubah satuan berat (g, kg) ke satuan volume (ml, liter). Itulah berat jenis. Cara mencari berat jenis paling praktis adalah menggunakan piknometer. Piknometer adalah alat berupa wadah kecil yang volumenya sudah diketahui dengan pasti. Dengan mengisikan cairan ke piknometer, kemudian ditimbang maka berat jenis cairan adalah berat cairan neto dibagi dengan volume cairan. Lebih jelasnya dituangkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.



berat (cairan + piknometer) – berat piknometer Berat jenis = ----------------------------------------------------------------volume piknomter



Satuan berat jenis bisa g/cc, g/ml, atau kg/l. Namun, jika harga piknometer dirasa cukup mahal maka pengukuran berat jenis bisa disederhanakan dengan menggunakan gelas ukur (berbentuk silinder dan ada skala volume). Berikut cara pengukuran berat jenis dengan menggunakan gelas ukur.  Timbanglah gelas ukur kosong, catat beratnya, kemudian isilah gelas ukur (sebaiknya ukuran 10 ml) dengan sabun tangan cair. Batas pengisiannya adalah garis cekungan terendah cairan berimpit (segaris) dengan skala angka 10. Setelah itu, timbanglah gelas ukur berisi cairan tersebut, catat beratnya. Perhitungan berat jenis sama jika menggunakan piknometer.



Berat (gelas ukur + cairan) – berat gelas ukur Berat jenis = -------------------------------------------------------------10 Pengecekan visual Pengecekan kenampakan atau visual bertujuan untuk mengamati kemungkinan terdapatnya produk yang bentuk fisiknya lain dibanding produk standar. Mungkin saja dari pengukuran viskositas serta berat jenis produk tersebut tidak masalah. Namun, secara visual terlihat banyak kotoran atau warna yang berbeda. Hal ini menyebabkan produk tampak tidak seragam sehingga bisa dipersepsikan sebagai barang palsu.



3. Tes aplikasi Tes aplikasi dilakukan dengan menguji produk secara riil seperti



halnya saat



digunakan. Caranya dengan menggunakn produk sampo mobil langsung untuk mencuci mobil atau motor, kemudian diamati hasilnya, apakah motor/mobil menjadi bersih atau barangkali kurang bersih.



C.



Uji kestabilan (stability test) Idealnya produk yang dilempar ke konsumen harus lolos stability test terlebih



dahulu. Pengetesan cara ini yang berlangsung dalam jangka waktu lama yaitu “mendiamkan” sejumlah produk yang sudah dikemas, kemudian secara berkala diamati kenampakan, kekentalan, berat jenis, dan tes aplikasinya. Pengecekan dimulai dari dua minggu setelah proses pembuatan, satu bulan, dua bulan, dan seterusnya. Dalam jangka waktu tertentu bakal ditemukan produk yang mengalami penurunan kualitas (keluar dari standar). Dengan mengetahui lamanya waktu atau daya tahan produk, kemudian dapat ditentukan tanggal kedaluwarsa produk.



6. KESELAMATAN KERJA DAN LIMBAH Di dalam dunia industri internasional terdapat istilah HS&E yang merupakan korelasi antara industri dengan faktor kesehatan (health) , keselamatan (safety) dan lingkungan (environment). Di indonesia hal tersebut dikenal dengan K-3 (keselamatan dan kesehatan kerja). Lebih fokus lagi ada suatu istilah yaitu safety first atau utamakan selamat. Memang benar bahwa dalam menjalankan aktivitasnya unit produksi sering kali atau bahkan selalu dikejar kejar oleh target output. Selain dari pada usaha memenuhi taget dan menjaga kualitas produk sekaligus, ada faktor lain



yang tidak boleh



dikesampingkan yaitu keselamatan kerja, baik keselamatan manusia, mesin/alat maupun keselamatam/kelestarian lingkungan. Bahwa untuk produk car care seperti sampo mobil, secara umum tergolong dalam jenis industri yang low risk (resiko rendah), dibandingkan dengan kilang minyak misalnya yang sarat dengan resiko. Namun demikian tidak berarti kita bisa sembarangan saja menjalankan operasi produksi. Dari Bahan baku sampo ada satu yang berkategori cukup ‘keras’ yaitu kaustik. Bahan ini dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi pada kulit. Oleh karenanya penanganannya harus hati-hati. Hanya saja yang perlu dijaga adalah agar bahan baku tersebut jangan sampai mengenai mata. Untuk itu di ruangan produksi perlu disediakan ember bersisi air yang dapat dipergunakan sewaktu-waktu untuk membasuh. Dan bila terjadi –diupayakan jangan sampai – mata terkena larutan kaustik, maka cepat basuh mata dengan air sebanyak-banyaknya kemudian segera periksakan ke dokter mata. Lain halnya yang menyangkut bahaya kebakaran adalah bagian pengemasan. Seperti diketahui bahwa pada unit pengemasan terdapat bahan dari plastik dan karton box. Kesemua itu merupakan bahan yang mudah terbakar. Jauhkan penyimpanan bahan



tersebut dari panel listrik dan yang jelas bahwa ruangan produksi harus bebas rokok. Demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kebakaran, perlu disediakan tabung pemadam kebakaran, atau paling tidak selalu disiapkan air dalam ember. Kemudian mengenai limbah produksi , pada dasarnya untuk industri sampo mobil, tidaklah terlalu banyak. Limbah yang timbul pada



umumnya berupa kotoran yang



menempel di lantai. Selain itu limbah dapat juga dapat terbentuk akibat dari kesalahan proses. Penanganan terhadap limbah tersebut tidak bisa asal-asalan. Mungkin solusi potong kompas tersebut adalah dengan membuang limbah ke selokan atau bak sampah. Ini langkah yang keliru. membuang limbah yang mengandung surfaktan semacam DDBS dan SLS dapat mengakibatkan tercemarnya air tanah oleh busa. Bisa jadi air yang dikonsumsi untuk minum dan keperluan lain akan mengandung busa. Solusi terbaik adalah mengirimkan limbah tersebut ke perusahaan pengolah limbah. Cara lain adalah dengan menuangkan limbah terrsebut di dalam drum, kemudian diberi minyak tanah dan dibakar baru dibuang.



7.ASPEK BISNIS/USAHA A. Manajemen Produksi Pembahasan manajemen produksi dibatasi pada perhitungan waktu produksi dan kebutuhan tenagan kerja. Pertama untuk skala home Industri dimana katakanlah output perharinya 30 kg. Untuk memproduksi sampo mobil sejumlah itu , dimana setiap olahan (batch) adalah 10 kg produk. Kita urutkan lamanyai waktu proses pembuatan



per



batchnya sebagai berikut : -Persiapan (penimbangan) bahan baku= 15 menit. -Pembuatan larutan kaustik= 10menit. -Pembuatan larutan LABSNa = 15 menit. -Pembuatan sampo mobil = 20 menit.



Jadi proses produksi (diluar pengemasan) pembuatan sampo sebanyak 10 Kg diperlukan waktu: 15 + 10 + 15 + 20= 60 menit. Selanjutnya bila harus membuat 33 liter produk, diperlukan waktu 3 x 60 menit= 180 menit atau 3 jam. Kemudian mengenai kecepatan pengemasan dihitung sebagai berikut : pengemasan menggunakan cara manual yaitu menggunakan tenaga manusia. Katakanlah produk dikemas dalam jeligen 2 liter, dengan kecepatan 2 menit per jeligen. Jadi untuk mengemas sejumlah 30 kg atau sekitar 33 liter diperlukan waktu 33 :2 x 2menit= 33 menit. Sehingga waktu keseluruhan untuk menghasilkan



produk



sampo mobil



samapi pengemasan sebanyak 33 liter



adalah= 180 menit+ 33 menit= 213 menit atau selama 3,5 jam. Sisa waktu yang ada dalam sehari bisa dipakai untuk menjual. Sedangkan tenaga kerja yang diperlukan adalah 1 (orang) artinya itu bisa dikerjakan oleh anda sendiri. Ini merupakan penghematan, lain halnya bila usaha sudah berkembang maka diperlukan orang lain untuk membantu.



Untuk skala menengah dengan kapasitas produksi katakanlah 300 kg per hari, dimana setiap batchnya adalah 100 kg, waktu produksi bisa dihitung sebagai berikut : -Persiapan (penimbangan) bahan baku= 30 menit. -Pembuatan larutan kaustik= 20menit. -Pembuatan larutan LABSNa = 20menit. -Pembuatan sampo mobil = 30 menit.



Jadi proses produksi (diluar pengemasan) pembuatan sampo mobil sebanyak 100 kg diperlukan waktu: 30 + 20 + 20 + 30=100 menit. Untuk membuat 300 kg (sekitar 330 liter) produk, diperlukan waktu 3 x 100 menit= 300 menit atau 5 jam. Pengemasan menggunakan cara semi otomatis dengan kemasan botol 250ml sebanyak 100 kg (sekitar 110 liter)



dan kemasan jeligen



2 liter sebanyak 200 kg (sekitar 220 liter).



Kecepatan pengemasannya untuk botol 250 ml adalah 4 botol/menit atau 1 liter per menit., untuk kemasan 2 liter adalah 2 jeligen/menit atau 4 liter per menit. Jadi untuk mengemas total sebanyak 330 liter diperlukan waktu = (110/1 x 1 menit)+(220/ 4 x 1 menit)= 165 menit atau kurang dari 3 jam. Jadi pada saat proses pembuatan, pengemasan bagi batch sebelumnya juga dijalankan , sehingga merupakan proses simultan, jadi setiap harinya hanya memerluakan 1 shift saja. Selanjutnya kebutuhan tenaga kerja 4 orang dengan diawasi seorang supervisor. -Persiapan bahan baku= 1 orang. -Proses mixing 1 orang -Kemasan 2 orang.



B. Perijinan Perijinan untuk memproduksi dan memasarkan produk sampo mobil seperti halnya produk-produk lain mempunyai urutan kurang lebih sebagai berikut. 1. Ijin Mendirikan Bangun Bangunan (IMBB). Bagi yang menyewa tempat menunjukan lembaran perjanjian kontrak disertai dengan foto kopi IMBB pemilik bangunan yang dilegalisir. 2. Akte pendirian perusahaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Kehakiman pusat Jakarta. 3. Tand Ijin Usaha Perdagangan ( HO Perdagangan ) 4. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )yang diteruskan dengan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak ( NPPKP ) 5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP ) 6.



Tanda Daftar Industri ( HO Produksi )



7.



Ijin Merk



8. Tanda Bar Code ( bila produk dijual di Supermarket ) 9. Ijin Depkes Untuk mendapatkan Nomor Depkes. Pada saat mengurus Ijin Depkes keterangan Persyaratan yang disertakan antara lain : -



Peta lokasi



-



Daerah bangunan ( diperiksa oleh Balai POM )



-



Daftar macam dan bentuk produk



-



Daftar alat produksi dan perlengkapan produksi.



-



Daftar alat Laboratorium



-



Daftar buku kepustakaan



C. Peluang Pasar Produk sampo mobil mempunyai ceruk pasar yang cukup spesifik yaitu tempat pencucian mobil dan motor. Seperti diketahui kini hampir setiap kecamatan hampir selalu ada tempat cucian mobil/motor. Hal ini dikarenakan dari waktu ke waktu laju pertambahan mobil apalagi motor kian bertambah besar. Selain daripada itu pola kebiasaan pemilik mobil/motor juga berubah. Dulu katakanlah dua dekade silam, orang masih lebih sering melakukan sendiri pencucian mobil/motornya. Hal ini difahami oleh sebab tempat cucian mobil/motor boleh dibilang masih langka. hal itu ditambah dengan tingkat kesibukan orang kian hari kian bertambah sehingga pekerjaan mencucikan mobil/motor ke tempat lain dianggap lebih praktis. Oleh sebab itu kalau berbicara mengenai pasar sampo mobil, peluang terbesar adalah memasarkan ke tempat pencucian mobil/motor. Tempat cucian mobil biasanya menjadi satu dengan bengkel, sedangkan tempat cucian motor hampir selalu berdiri sendiri. Suplai produk sampo mobil ke tempat cucian mobil/motor lebih menguntungkan menggunakan jeligen 2 liter atau 4 liter. kemudian secara berkala pada saat droping lagi, maka jeligen yang sudah kosong ditarik lagi untuk diisi. Cara tukar guling semacam ini cukup menghemat pembelian kemasan jeligen, dan lagi secara tidak langsung akan menurunkan harga jual. Namun demikian kalau dicermati ternyata tidak semua tempat pencucian mobil/motor menggunakan sampo mobil. Sebagaian dari mereka ada yang masih menggunakan sabun colek atau bubuk deterjen. Hal ini menjadi tantangan pada saat memasarkan sampo mobil. Kita harus bisa menerangkan kepada mereka bahwa melakukan pencucian mobil/motor sebaiknya dilakukan dengan produk yang tepat yaitu sampo mobil. Produk sampo mobil telah didesain sedemikian rupa paling aman terhadap keawetan cat dan body mobil/motor. Lain halnya deterjen poeder atau sabun colek yang



dari semula memang dirancang bukan untuk mencici mobil/motor. Apabila dipakai untuk mencuci mobil maka dikhawatirkan ada salah satu bahan dari keduanya (deterjen dan sabun colek) yang tidak cocok untuk mencuci mobil/motor. memang akibatnya tidak langsung terasa, namun dalam jangka panjang bisa jadi memberi efek cukup signifikan seperti cepat kusamnya cat pada mobil/motor atau bodi mobil/motor menjadi lebih cepat keropos. memang benar belum ada penelitian khusus mengupas hal ini, namun tentu merupakan hala yang masuk akal bila kita menggunakan produk sesuai dengan tujuan produk tersebut dibuat, dalam hal ini untuk



mencuci mobil/motor sebaiknya



menggunakan sampo mobil daripada produk pembersih lain.



D. Analisis Usaha 1. Skala Rumah tangga Basis: 30 kg (33 liter)per hari Modal Tetap 1.Ember besar 2 buah



Rp. 80.000,-



2.Ember ukuran sedang 3 buah



Rp. 60.000,-



3.Pengaduk kayu 3 buah



Rp. 10.000,-



4.Timbangan kecil s/d 2 Kg 1 buah



Rp.700.000,-



5.Timbangan ukuran sedang 1 buah



Rp.900.000,-



6.Corong, gayung



Rp. 50.000,-



2 buah



7.Peralatan pelengkap (lab, kursi)



Rp.200.000,Rp.2.000.000,-



Modal Kerja 1.Persediaan Bahan baku & kemasan



Rp.4.500.000,-



2.Persediaan barang jadi



Rp. 500.000,Rp.5.000.000,-



Total investasi= Rp. 2.000.000,- + 5.000.000,-= Rp.7.000.000,Perhitungan Biaya Operasional . Biaya produksi langsung 1.Bahan baku & Kemasan



Rp.1.500.000,-.



2.Penyusutan alat: -Ember besar Rp.80.000,-:1:12



Rp. 6.667,-



-Ember sedang Rp.60.000,-: 1:12



Rp. 5.000,-



-Pengaduk kayu Rp.10.000,-:3:12



Rp. 278,-



-Timbangan kecil Rp.700.000,-:10:12



Rp. 5.833,-



-Timbangan sedang Rp. 900.000,-:10:12



Rp. 7.500,-



-Corong, gayung Rp.50.000,-:10:12



Rp.



417,-



-Peralatan lain Rp.200.000,-:5:12



Rp. 3.333,-



3.Listrik



Rp.150.000,-



4.Operasional penjualan



Rp.500.000,Rp.2.179.028,-



Total Biaya Operasional: Rp.2.179.028,Perhitungan Pendapatan Harga bahan baku per Kg. LABS=Rp.12.000,Kaustik= Rp.1400,-x 0.4=Rp.560,LABSNa = (0.24 x Rp.12.000,-)+(0.06 x Rp.400)+(0.7xRp.10)= Rp.2.911,SLS= Rp.16.000,EDTA2Na=Rp.75.000,Air=Rp.25,Warna=Rp.100.000,Parfum=Rp.200.000,Dengan harga diatas Harga Pokok Material per Kg dapat dihitung sbb.: LABSNa = 70%=0.7 x Rp.2.911,-=Rp.2.038,SLS= 5%=0.05 x Rp.16.000,-=Rp.800,-



EDTA2Na =1%=0.01xRp.75.000,-=Rp.750,Warna=Rp.10,Parfum=0.1%=0.001xRp.200.000,-=Rp.200,Air=23.9%=0.239xRp.25=Rp.6,Jadi Harga Pokok Material = Rp.3.804,-/kg atau setara dengan Rp.3.350,-/liter. Dengan ditambah harga kemasan dan biaya overhead menjadi Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp.4.500,-/liter. Dengan harga jual ke distributor per liternya =Rp.6.500,-, maka keuntungan yang diperoleh= Rp. 6.500,- - Rp.4.500,-= Rp.2.000,-/liter.



Perhitungan Break Even Point (BEP) BEP=Biaya Operasional (persamaan pendekatan) Harga jual BEP= Rp.2.179.028,-: Rp 6.500,-= 335 liter/bulan. Atau dalam satu hari= 363 liter: 25= 14 liter/hari (1 bulan = 25 hari kerja). Jadi dalam satu hari paling tidak harus terjual sampo mobil sebanyak 14 liter.



Perhitungan Waktu Kembali Modal (pay back period atau pay out time).



PBP



Total Invetasi = ----------------------------------------------------------------------------------------(target penjualan – BEP) X keuntungan rata-rata X jumlah hari kerja



Rp.7.000.000,PBP= ----------------------------------------------------(33-14)l/hari x Rp.2.000,-x 25 hari/bulan PBP= 7,5 bulan.



Jadi dengan output penjualan 33 liter per hari, maka modal kembali dalam kurang lebih 7,5bulan.



2. Skala Menengah Basis: 300 kg (330 liter) per hari Modal Tetap 1.Sewa tempat 1 tahun



Rp. 5.000.000,-



2.Unit Mixer Atinhard



Rp. 5.000.000,-



3.Unit Mixer Produk



Rp. 7.000.000,-



4.Tangki penyimpanan



Rp.7.000.000,-



6.Ember besar 6 buah



Rp.



240.000,-,-



7.Ember sedang 4 buah



Rp.



80.000,-



6.Timbangan kecil s/d 2 Kg 1 buah



Rp.



700.000,-



8.Timbangan besar 1 buah



Rp.



900.000,-



9.Alat filling semi otomatis



Rp. 3.000.000,-



10.Perlengakap laboratorium



Rp. 4.000.000,-



11.Alat pelengkap (lori, pompa ember,dll).



Rp. 3.000.000,Rp. 35.920.000,-



Modal Kerja 1.Persediaan bahan baku & kemasan



Rp.80.000.000,-



2.Persediaan barang jadi



Rp. 20.000.000,Rp.100..000.000,-



Total investasi= Rp. 35.920.000,- + Rp.100..000.000,- = Rp. 135.920.000,-



Perhitungan Biaya Operasional . Biaya produksi langsung 1.Sewa tempat 1 bulan



Rp.



250.000,-



2.Bahan baku & Kemasan



Rp.25.000.000,-.



3.Upah langsung 5 orang @Rp.500.000,-



Rp. 2.500.000,-



4.Penyusutan alat: -Unit Mixer Atinhard Rp. 5.000.000,-/10/12



Rp.



41.666,-



-Mesin Mixer Produk Rp. 7.000.000,-/10/12



Rp.



58.333,-



-Tangki pemnyimpanan Rp.7.000.000,-/10/12



Rp.



58.333,-



-Ember besar 6 buah Rp.240.000,-,/1/12



Rp.



20.000,-



-Ember kecil 4 buah Rp. 80.000,-/1/12



Rp.



6.667,-



-Timbangan kecil Rp.700.000,-/10/12



Rp.



-Timbangan besar Rp 900.000,-/10/12



Rp.



7.500,-



-.Alat filling semi otomatis Rp.3.000.000,-/10/12



Rp.



25.000,-



-Perlengakapan lab. Rp.4.000.000,-/5/12



Rp.



66.667,-



-Peralatan lain Rp. 3.000.000,-/5/12



Rp.



50.000,-



5.Listrik



Rp.



200.000,-



6.Operasional penjualan



Rp. 3.000.000,-



5.833,-



Rp.31.289.999,Biaya produksi tak langsung: -gaji karyawan



Rp. 7.000.000,-



-Biaya Overhead lain



Rp.



1.000.000,-



Rp. 8.000.000,-



Total Biaya Operasional: Rp.31.289.999,-+Rp.8.000.000,-= Rp.39.289.999,-



Perhitungan Pendapatan Harga bahan baku per Kg. LABS=Rp.12.000,Kaustik= Rp.1400,-x 0.4=Rp.560,LABSNa = (0.24 x Rp.12.000,-)+(0.06 x Rp.400)+(0.7xRp.10)= Rp.2.911,SLS= Rp.16.000,EDTA2Na=Rp.75.000,Air=Rp.25,Warna=Rp.100.000,Parfum=Rp.200.000,Dengan harga diatas Harga Pokok Material per Kg dapat dihitung sbb.: LABSNa = 70%=0.7 x Rp.2.911,-=Rp.2.038,SLS= 5%=0.05 x Rp.16.000,-=Rp.800,EDTA2Na =1%=0.01xRp.75.000,-=Rp.750,Warna=Rp.10,Parfum=0.1%=0.001xRp.200.000,-=Rp.200,Air=23.9%=0.239xRp.25=Rp.6,Jadi Harga Pokok Material = Rp.3.804,-/kg atau setara dengan Rp.3.350,-/liter. Dengan ditambah harga kemasan dan biaya overhead menjadi Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp.4.500,-/liter. Dengan harga jual ke distributor per liternya =Rp.6.500,-, maka keuntungan yang diperoleh= Rp. 6.500,- - Rp.4.500,-= Rp.2.000,-/liter.



Perhitungan Break Even Point (BEP). BEP=Biaya Operasional (persamaan pendekatan)



Harga jual



BEP=39.289.999: Rp.6.500,-= 6.045 liter/bulan. Atau dalam satu hari= 241 liter/hari ( 1 bulan = 25 hari kerja). Jadi dalam satu hari paling tidak harus terjual sebanyak 241 liter.



Perhitungan Waktu Kembali Modal (Pay Back Period atau PBP).



PBP



Total Invetasi = ----------------------------------------------------------------------------------------(target penjualan – BEP) X keuntungan rata-rata X jumlah hari kerja



Rp. 135.920.000,PBP= ------------------------------------------------(330-241)l/hari x Rp.2.000,-x 25hari/bulan



PBP= 31 bulan. Jadi dengan output penjualan 330



liter per hari, maka modal kembali dalam waktu



sekitar 2,5 tahun. Catatan: seiring dengan waktu, harga bahan baku dan peralatan akan naik, namun harga jual juga naik sehingga keuntungan tetap selalu ada.



DAFTAR PUSTAKA Team, Formulation for miscellaneous product, Stepan Company, North Illionis 600093, 2001. Team, Solution System Corporation,Advision of Reg Scan Inc., William Sport PA 1771, USA, 2001. Max Pieters,Klausn D.Timmerhaus, Plant Design and Economics for Chemical Engineers, Mc Graw-Hill International Book Company, 1984. Siri Board of Consultant & Engineer, Hand Book of Soap ,Detergent and Glycerin, Small Industrial Research Institute, 1988.



RIWAYAT SINGKAT PENULIS



Ir.H.Ajar Permono MM mempunyai latar pendidikan Teknik dan Manajemen. Belasan tahun berprofesi sebagai praktisi industri dengan pengalaman lintas negara. Selain menulis buku, aktivitasnya adalah sebagai konsultan industri kecil menengah serta mengajar di beberapa perguruan tinggi. Belasan buku telah ditulis dengan tema seputar perindustrian. E-mail: [email protected]