Nilai Nilai Agama Penting Dalam Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

 Nilai Nilai Agama Penting Dalam Keperawatan



Agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benarbenar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan. Saat ini institusi pendidikan keperawatan sedang menjamur, sebagian besar mengaku ingin mencetak tenaga siap pakai, terampil dan memiliki akhlak. Karena tujuannya termasuk mencetak tenaga keperawatan yang berakhlak maka mata kuliah agama tentu saja menjadi wajib mendapat perhatian. Hal ini tentu saja adalah hal yang baik, karena kita semua tentu tidak mau keperawatan diisi oleh orangorang yang bermental rusak. Yang menjadi pertanyaan apakah yang selama ini diajarkan telah sesui dengan kebutuhan dunia keperawatan? Apakah yang kita harapkan dari mengajarkan agama pada mahasiswa keperawatan, apakah itu cukup atau dipakai dalam kehidupan profesionalnya sebagai perawat? dan banyak pertanyaan lagi yang mugkin dapat timbul dan kita pikirkan pemecahannya. Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah etika keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan tuntutan dunia keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau kita berbicara tentang akhlak yang mulia, mengapa pembentukannya harus dilakukan dibangku kuliah. Bukankah dengan pendidikan etika keperawatan saja sudah cukup? Karena itu mengapa agama tetap diajarkan dibangku kuliah? Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat kita peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada mahasiswa. Seperti yang kita ketahui lembaga pendidikan yang baik adalah lembaga pendidikan yang dapat mencetak tenaga sesuai dengan tuntutan masyarakat yang nantinya akan memakai lulusan. Maka semua yang didapatkan mahasiswa dibangku kuliah tentu saja harus diarahkan kesana, termasuk didalamnya ilmu agama. Jadi menurut saya yang harus diajarkan adalah bagaimana pandangan keagamaan dalam pengaplikasian nilai-nilai profesional sebagai perawat, pandangan agama tentang



pemberian pelayanan, agama tentang isu-isu yang akan didapatkan didalam lingkungan profesional. Saya kira hal ini juga berlaku untuk semuanya bukan hanya untuk keperawatan. Sebuah contoh tentang kisah nabi yang melakukan perdagangan, cara beliau mengatur perniagaan dapat dijadikan ilustrasi bagi mahasiswa tentang kerja secara profesional. Untuk yang beragama kristen misalnya ayat tentang bekerjalah dengan kasih, tentang seorang penjahit yang bekerja dengan kasih seolah kekasihnya yang akan mamakai pakaian hasil jahitannya dsbnya. Saya kira masing-masing agama tidak akan kekurangan bahan untuk dijadikan contoh bukan hanya aspek tertentu tapi tentang segala aspek yang akan didapatkan dalam bekerja nantinya. Sebagai suatu masukan juga dari saya, dalam pelaksanaan praktek profesional perawat akan dihadapkan dengan klien bukan dari satu agama saja. Jadi perlu juga dipertimbangkan cara pemberian ilmu pengetahuan tentang agama yang lain selain yang dianutnya, karena hal ini akan sangat berguna dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.



Contoh Penerapan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Keperawatan



A. Pancasila dalam keperawatan



Seorang perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum . dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang di hadapi perawat adalah jutga manusia. Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyemuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik di harapkan seorang perawat bias menjalani hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai antara keduanya. Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para



perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masayarakat dan lingkungan keperawatan. Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama. Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka dua hal ini tidak bias dipisahkan.



B. Penerapan kewarganegaraan dalam keperawatan



Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut UndangUndang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara. Pendidikan Kewarganegaraan juga bisa dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut. Profesi keperawatan sendiri lebih mengacu pada individu yang menekuni karir di bidang tenaga kesehatan sebagai seorang perawat. Perawat menurut UU RI no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Menurut Virginia Henderson, profesi keperawatan (nursing) didefinisikan dari sisi fungsional, bahwa tugas unik seorang perawat adalah membantu seseorang. Sakit atau sehat dengan aksi-aksinya dalam memberikan sumbangan bagi kesehatan atau penyembuhan (atau kematian yang damai) yang akan mereka kerjakan tanpa bantuan—seandainya dia memiliki kekuatan, kehendak atau pengetahuan. Dan melakukan hal ini dengan suatu cara untuk membantunya meraih kemandirian secepat mungkin.



Hubungan Tentang Hormon Insulin Dan Pankreas



Hormon Insulin dihasilkan oleh pankreas. Hormon Insulin adalah salah satu hormon yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menyeimbangkan kadar gula dalam darah. Hormon insulin berguna membantu organ tubuh menyerap gula yang kemudian diolah untuk sumber energi. Penderita Diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi melebihi batas normal untuk itu penderita Diabetes memerlukan banyak insulin. Tubuh memerlukan energi untuk beraktifitas, makanan merupakan sumber energi tubuh. Makanan yang kita makan selanjutnya akan diolah oleh tubuh dalam hal ini hati. Hati mengolah makanan dalam darah menjadi gula darah. Gula darah ini ada yang disimpan dan ada yang digunakan. Insulin berperan mengolah gula darah menjadi zat yang mudah diolah oleh tubuh. Jika gula darah digunakan, insulin akan menurunkan gula darah dengan 3 cara : meningkatkan jumlah gula dalam hati dengan merubahnya menjadi glikogen, merangsang sel tubuh agar menyerap gula dalam jumlah banyak, dan mencegah hati untuk tidak mengeluarkan banyak gula. Hubungan hormon insulin dan diabetes adalah kita tahu bahwa insulin berperan penting dalam mengolah gula darah menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika darah dalam tubuh kita mengandung gula yang tinggi kita mengalami diabetes. Jika tubuh menderita diabetes, tubuh akan memiliki masalah dalam merespon dan memproduksi insulin. Gula darah yang tinggi merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin dalam jumlah yang tinggi. Jika hal ini berlangsung lama akan terjadi resistensi insulin yaitu menurunnya kerja pankreas dalam menghasilkan insulin. Hal ini menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2. Kesimpulan, hubungan antara hormon Insulin dan Diabetes sangatlah erat dan kompleks. Penderita diabetes memerlukan banyak insulin untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Diabetes yang akut juga dapat menurunkan fungsi pankreas untuk merespon dan menghasilkan insulin untuk tubuh.



Psikologi



1. Jelaskan secara singkat tentang stress psikologis. Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.



2. Jelaskan tentang adaptasi terhadap stress Suatu cara untuk mengatasi tekanan dari lingkungan sekitar untuk tetap menjaga keseimbangan tubuhnya. Sehingga terjadi perubahan anatomi, fisiologis dan psikologis di dalam diri seseorang sebagai reaksi terhadap stress. Adaptasi pada Stress dapat meliputi :



Ø Secara Frontal : cara menyesuaikan diri terhadap stress dengan menghadapi rintangan secara sadar realistik, obyektif, dan rasional. Ø Menggunakan Mekanisme Defensif yaitu : 1) Proyeksi : Menyalahkan orang lain 2) Introversi : Menarik diri 3) Kegembiraan dan kesibukan Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, Monsen, Floyd dan Brookman, 1992). Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Sehingga adaptasi membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.



3. Cara mencegah stress agar tidak berlanjut sampai pada tahap berat



Setiap hari dan setiap manusia di dunia pasti sering mengalami stress.stress yang mampu menyerang setiap manusia dari mana saja dan bentuk apa saja.stress harus dapat di kendalikan dan di atasi secepat mungkin sebelum terjadi hal buruk yang dapat menimpa kehidupan kita.stress membuat saraf otak dan system organ tubuh lainnya mendapat tekanan lebih berat yang tentunya membawa kehidupan yang semakin sulit. Stress dapat di atasi dengan melakukan berbagai kegiatan yang mampu membantu menenangkan dan membuat saraf otak lebih rileks misalnya dengan melakukan hobi, berlibur dsb.selain dengan melakukan berbagai kegiatan hiburan untuk mengatasi stress.konsumsi obat herbal alami untuk mengendalikan stress pun kini hadiri membantu anda untuk mengatasi dan membantu menenangkan system saraf otak agar lebih rileks dan membantu system organ tubuh lainnya menjadi lebih kuat.



Biodemik dasar



1. Tujuan cuci tangan mencuci tangan dengan sabun bisa dirasakan anggota keluarga setiap kali selesai melakukan aktivitas. Selain untuk diri sendiri, mencuci tangan juga ditujukan untuk melindungi anggota keluarga yang lain dari kontaminasi yang disebarkan melalui sentuhan tangan baik secara langsung maupun lewat objek, semisal pegangan pintu, keran, meja dapur, pintu lemari es, gagang penyiram



WC, dan perkakas lain. Kondisi yang tidak higienis akibat tidak mencuci tangan bisa berujung pada influenza, infeksi, atau penyakit lain.



2. Indikasi cuci tangan 1.Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik, pemasangankateter dan pemasangan alat bantu pernapasan. 2.Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung. 3.Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka. 4.Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganismekhususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaputlendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi. Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminaasi denganmikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini termasuk urin atau alat penampungsekresi. 5.Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksiatau kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinisatau epidemiologis 6.Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi.



3. Alat alat cuci tangan Tempat : 1. Memiliki minimal dua ruangan terpisah untuk ruang kerja dan ruang pembersihan dan 1 toilet yang selalu dijaga kebersihannya untuk meminimalkan kuman. 2. Memiliki penerangan yang baik 3. Memiliki pasokan air yang baik ( dingin dan panas lebih baik ) 4. Memiliki ventilasi udara yang baik 5. Khusus tempat pelaksanaan tato : area wajib bebas rokok, makanan, minuman dan binatang peliharaan. 6. Seluruh permukaan termasuk lantai ditempat pelaksanaan tato adalah permukaan yang licin, tidak berpori, tidak menyerap cairan, tidak memiliki sambungan dan mudah dibersihkan. Perlengkapan dan Peralatan : 1. Tempat cuci tangan dengan sabun cair dan tisu gulung 2. Tempat pencucian instrumen yang sebaiknya cukup dalam sehingga bisa digunakan untuk merendam dan menyikat alat-alat yang perlu dibersihkan 3. Tempat penyimpanan bahan kimia dan tinta yang tertutup, bersih, kering, sejuk. Tinta dan bahan kimia disipan dalam botol/wadah aslinya dan disusun tidak bertumpuk untuk menghindari tumpahan.



4. Manual prosedur pelaksanaan tato mulai dari cuci tangan, pembersihan dan sterilisasi alat, penatalaksanaan tertusuk jarum serta pembuangan sampah tajam. 5. Bahan pembungkus peralatan (berupa plastik), yang harus diganti dan dibuang setiap pelaksanaan tato. Bahan pembungkus sebaiknya disimpan ditempat yang bersih, kering dan tertutup untuk menghindari kontaminasi. 6. Alat pembersih ruangan dan alat; cairan pembersih lantai dan cairan pembersih permukaan furnitur untuk membersihkan ruangan, sikat dan deterjen untuk peralatan yang tidak sekali pakai (non-disposable). 7. Tempat tidur atau kursi berpermukaan licin, tidak berpori dan mudah dibersihkan untuk klien. 8. Barang-barang sekali pakai buang 9. Tinta 10. 10.Autoclave, merupakan satu-satunya alat sterilisasi yang dinilai mampu membunuh semua mikroorganisme. Autoclave harus diuji secara berkala untuk memastikan kemampuannya tetap maksimal. 11. 11.Tempat pembuangan khusus sampah padat tajam dan alat-alat sekali pakai yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh, dengan lambang biohazard. Proses membersihkan, disinfektan dan sterilisasi alat-alat yang dipakai kembali ( nondisposable ) : Alat listrik : 1. Bersihkan dengan kapas atau kain dengan deterjen dan air, kemudian dengan 70% alkohol. 2. Barang-barang yang tidak mudah berkarat dapat dibersihkan dengan klorin. Klorin dapat dibuat dengan mencampur cairan pemutih dengan air dengan perbandingan 1:4 (contoh 250cc pemutih + 750 cc air). 3. Biarkan kering secara alami simpan dalam sebuah wadah yang bersih dan tertutup. Bangku, kursi dan permukaan tempat bekerja : Cuci dengan air sabun hangat, bilas dengan air bersih dan keringkan dengan lap sekali pakai (tissue). Instrumen termasuk jarum bar, tabung dan nozel ( Gunakan sarung tangan karet tebal untuk proses berikut ) : 1. Rendam instrumen dalam air hangat dan deterjen selama 15 menit, kemudian gosok dengan sikat satu persatu 2. Bilas instrumen dengan air mengalir bersuhu ruangan, tiriskan 3. Masukan instrumen-instrumen tersebut, termasuk sikat yang digunakan dalam proses sebelumnya kedalam larutan disinfektan selama 15 menit, angkat dan tiriskan 4. Tempatkan instrumen yang telah dicuci dan didisfeksi dalam kantong sterilisasi autoclave dan lakukan proses sterilisasi menggunakan autoclave. 5. Autoclave menggunakan waktu, temperatur dan tekanan untuk mematikan semua mikroorganisme. Kombinasi yang layak digunakan : a.Suhu 121° C dengan tekanan 5 kg selama 30 menit b.Suhu 132° C dengan tekanan 10 kg selama 15 menit 6. Strip indikator warna yang ada pada kantung sterilisasi akan berubah saat instrumen didalamnya telah steril.



7. Setelah proses sterilisasi selesai, tuliskan tanggal sterilisasi pada bagian luar kantong dan biarkan instrumen tetap berada dalam kantong sterilisasi sampai akan digunakan. Alat-alat dari bahan kain : Cuci dengan air hangat dan deterjen, keringkan dan simpan dalam tempat yang kering, bersih dan tertutup. Manual Mencuci tangan dan Memakai Sarung tangan Cucilah tangan anda saat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Sebelum dan sesudah kontak dengan tiap klien. Setelah terjadi kontak dengan setitik darah ataupun cairan tubuh. Segera sebelum mengenakan sarung tangan baru dan menemui klien. Segera setelah melepaskan sarung tangan untuk alasan apapun. Setelah melakukan proses tato pada klien. Setelah menyentuh jaringan lubang hidung. Setelah makan, minum dan merokok. Setelah pergi ke WC.



Cara mencuci tangan : 1. 2. 3. 4.



Lepaskan cincin, gelang dan jam tangan, basahi tangan dengan air mengalir. Tuangkan sabun cair keseluruh permukaan tangan. Gosok seluruh telapak dan permukaan tangan. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri dengan jari-jari berkaitan, sebaliknya. 5. Gosok kedua telapak tangan dengan jari-jari saling berkaitan. 6. Gosok bagian punggung jari-jari dengan telapak tangan; dengan posisi tangan terkait. 7. Genggam ibu jari kanan dengan tangan kiri dan gosok dengan gerakan memutar; lakukan pada kedua tangan. 8. Gosok ujung2 jari tangan kanan pada telapak tangan kiri dalam posisi menggenggam; lakukan pada kedua tangan. 9. Cuci dengan air mengalir. 10. Keringkan dengan kertas tissue. 11. Gunakan kertas tissue untuk menutup keran. Sabun yang sebaiknya digunakan adalah sabun antiseptik dan setiap langkah pencucian tangan dilakukan kira-kira 5-10 detik Sarung tangan : 1. Sarung tangan, yang terutama, adalah bentuk proteksi dari bagi artist dan sebagai cara meminimalkan kontaminasi kuman pada proses tato. 2. Setiap sarung tangan yang sudah dilepas, harus segera dibuang, tidak boleh dipakai kembali. 3. Lepaskan sarung tangan ( dan langsung buang ) bila akan melakukan kegiatan atau memegang benda-benda yang tidak berhubungan dengan proses tato, misalnya menerima telefon atau pergi ke kamar mandi. Segera cuci tangan dan ganti sarung tangan baru saat akan melanjutkan proses tato.



4. Sarung tangan hanya dipakai pada tangan yang sudah dicuci melalui prosedur cuci tangan yang dianjurkan. Sarung tangan bukanlah alternatif pengganti cuci tangan. 5. Gunakanlah sarung tangan dengan ukuran yang sesuai dengan tangan. Jangan terlalu sempit karena akan menghambat peredaran darah dan jangan terlalu longgar karena akan menghambat proses bekerja. 6. Kebanyakan sarung tangan berbahan dasar lateks dan bertepung didalamnya. Bila alergi terhadap lateks dan tepungnya, dapat mencari sarung tangan berbahan nitrile dan bebas tepung (powder-free) 7. Bila memakai sarung tangan steril, maka yang disentuh dan dipegang hanya alat-alat yang steril juga (alat-alat steril sekali pakai buang atau alat-alat yang sudah disterilkan). 8. Buka kemasan alat steril sebelum mengenakan sarung tangan, setelah itu lakukan prosedur cuci tangan baru pakai sarung tangan steril setelah itu baru pegang alat-alat yang steril dan sudah dibuka tadi. Cara pemakaian sarung tangan steril : 1. Lakukan prosedur cuci tangan 2. Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati menyibakkannya ke samping 3. Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang bersih tepat diatas ketinggian pergelangan tangan. 4. Buka kemasan, pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam pembungkus. 5. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap sarung tangan mempunyai manset kurang lebih 5 cm (2 inci). Kenakan sarung tangan pada sarung tangan yang lebih dominan. 6. Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan non dominan, pegang tepi manset sarung tangan untuk tangan dominan. Sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan. 7. Tarik sarung tangan pada tangan yang dominan, lebarkan manset, pastikan bahwa manset tidak menggulung pada tangan, pastikan juga ibu jari dan jari-jari anda pada posisi yang tepat. 8. Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan, masukkan jari di bawah manset sarung tangan kedua. 9. Tarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari dan ibu jari sarung tangan yang dominan menyentuh bagian tangan non dominan yang terbuka. Pertahankan ibu jari sarung tangan non dominan abduksi ke belakang 10. Jika sarung tangan kedua telah terpasang cakupkan kedua tangan, manset biasanya terbuka saat pemasangan. Pastikan untuk menyentuh bagian yang steril. 4. Demonstrasi cara menggunakan alat (slide gambar)



5. Evaluasi hasil cuci tangan, menyimpan dan merawat alat FARMAKOLOGI 1. Prinsip-prinsip pemberian obat yang benar 1.



Benar Obat



Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang asing harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generik atau kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu perawat mengingat nama obat dan kerjanya. 2.



Benar Dosis



Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien. 1. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien 2. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan



3. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain 4. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu 3.



Benar Pasien



Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien. 1. Klien berhak untuk mengetahui alasan obat 2. Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat 3. Membedakan klien dengan dua nama yang sama 4.



Benar Cara Pemberian



Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. 1. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. 2. Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus). 3. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. 4. Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria. 5. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya. 5.



Benar Waktu



Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang dprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat. 1. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan 2. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan



3. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu 4. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama makanan 5. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan 6. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat 6.



Benar Dokumentasi



Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. 7.



Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien



Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahanperubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan sebagainya. 8.



Hak Klien Untuk Menolak



Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan Inform consent dalam pemberian obat. 9.



Benar Pengkajian



Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat. 10. Benar Evaluasi Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya. 11. Benar Reaksi Terhadap Makanan Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin. 12. Benar Reaksi Dengan Obat Lain



Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis. 2.Tujuan pemberian injeksi intravena a. untuk memperoleh reaksi obata yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain b. untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan c. untuk memasukkan obet dalam jumlah yang lebih besar 3. Alat-alat dan pasien 4. Injeksi sesuai prosedur 5. Tempat penyuntikan intravena 1. 2. 3. 4.



vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan ), vena saphenous ( tungkai ), vena jugularis ( leher ) vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala. PANOFISIOLOGI



1. Mekanisme terjadinya infeksi Mikroba patogen agar dapat menimbulkan penyakit infeksi harus bertemu dengan pejamu yang rentan, melalui dan menyelesaikan tahap-tahap sebagai berikut. a. Tahap I Mikroba patogen bergerak menuju tempat yang menguntungkan (pejamu/penderita) melalui mekanisme penyebaran (mode of transmission). Semua mekanisme penyebaran mikroba patogen tersebut dapat terjadi di rumah sakit, dengan ilustrasi sebagai berikut. 1. Penularan langsung Melalui droplet nuclei yang berasal dari petugas, keluarga/pengunjung, dan penderita lainnya. Kemungkinan lain melalui darah saat transfusi darah. 2. Penularan tidak langsung Seperti yang telah diuraikan , penularan tidak langsung dapat terjadi sebagai berikut. a) Vehicle-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba patogen melalui benda-benda mati (fotnite) seperti peralatan medis (instrument), bahan-bahan/material medis, atau peralatan makan/minum untuk penderita. Perhatikan pada berbagai tindakan invasif seperti pemasangan kateter, vena punctie, tindakan pembedahan (bedah minor, pembedahan di kamar bedah), proses dan tindakan medis obstetri/ginekologi, dan lain-lain.



b) Vector-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba patogen dengan perantara vektor seperti lalat. Luka terbuka (open wound), jaringan nekrotis, luka bakar, dan gangren adalah kasus-kasus yang rentan dihinggapi lalat. c) Food-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba patogen melalui makanan dan minuman yang disajikan untuk penderita. Mikroba patogen dapat ikut menyertainya sehingga menimbulkan gejala dan keluhan gastrointestinal, baik ringan maupun berat. d) Water-borne, kemungkinan terjadinya penularan/penyebaran penyakit infeksi melalui air kecil sekali, mengingat tersedianya air bersih di rumah sakit sudah melalui uji baku mutu. e,) Air-borne, peluang terjadinya infeksi silang melalui media perantara ini cukup tinggi karena ruangan/bangsal yang relatif tertutup, secara teknis kurang baik ventilasi dan pencahayaannya. Kondisi ini dapat menjadi lebih buruk dengan jumlah penderita yang cukup banyak. Dari semua kemungkinan penyebaran/penularan penyakit infeksi yang telah diuraikan di atas, maka penyebab kasus infeksi nosokomial yang sering dilaporkan adalah tindakan invasif melalui penggunaan berbagai instrumen medis (vehicle-borne). b. Tahap II Upaya berikutnya dari mikroba patogen adalah melakukan invasi ke jaringan/organ pejamu (penderita) dengan cara mencari akses masuk untuk masing-masing penyakit (port d’entree) seperti adanya kerusakan/lesi kulit atau mukosa dari rongga hidung, rongga mulut, orificium urethrae, dan lain-lain. 1. Mikroba patogen masuk ke jaringan/organ melalui lesi kulit. Hal ini dapat terjadi sewaktu melakukan insisi bedah atau jarum suntik. Mikroba patogen yang dimaksud antara lain virus Hepatitis B (VHB). 2. Mikroba patogen masuk melalui kerusakan/lesi mukosa saluran urogenital karena tindakan invasif, seperti: a) tindakan kateterisasi, sistoskopi; b) pemeriksaan dan tindakan ginekologi (curretage); c) pertolongan persalinan per-vaginam patologis, baik dengan bantuan instrumen medis, maupun tanpa bantuan instrumen medis. 3. Dengan cara inhalasi, mikroba patogen masuk melalui rongga hidung menuju saluran napas. Partikel in feksiosa yang menular berada di udara dalam bentuk aerosol. Penularan langsung dapat terjadi melalui percikan ludah (droplet nuclei) apabila terdapat individu yang mengalami infeksi saluran napas melakukan ekshalasi paksa seperti batuk atau bersin. Dari penularan tidak langsung juga dapat terjadi apabila udara dalam ruangan terkontaminasi. Lama kontak terpapar (time of exposure) antara sumber penularan dan penderita akan meningkatkan risiko penularan. Contoh: virus Influenza dan Al. tuberculosis.



4. Dengan cara ingesti, yaitu melalui mulut masuk ke dalam saluran cerna. Terjadi pada saat makan dan minum dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Contoh: Salmonella, Shigella, Vibrio, dan sebagainya. c. Tahap III Setelah memperoleh akses masuk, mikroba patogen segera melakukan invasi dan mencari jaringan yang sesuai (cocok). Selanjutnya melakukan multiplikasi/berkembang biak disertai dengan tindakan destruktif terhadap jaringan, walaupun ada upaya perlawanan dad pejamu. Sehingga terjadilah reaksi infeksi yang mengakibatkan perubahan morfologis dan gangguan fisiologis/ fungsi jaringan. Reaksi infeksi yang terjadi pada pejamu disebabkan oleh adanya sifat-sifat spesifik mikroba patogen. a. Infeksivitas kemampuan mikroba patogen untuk berinvasi yang merupakan langkah awal melakukan serangan ke pejamu melalui akses masuk yang tepat dan selanjutnya mencari jaringan yang cocok untuk melakukan multiplikasi. b. Virulensi Langkah mikroba patogen berikutnya adalah melakukan tindakan destruktif terhadap jaringan dengan menggunakan enzim perusaknya. Besar-kecilnya kerusakan jaringan atau cepat lambatnya kerusakan jaringan ditentukan oleh potensi virulensi mikroba patogen. c. Antigenitas Selain memiliki kemampuan destruktif, mikroba patogen juga memiliki kemampuan merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh pejamu melalui terbentuknya antibodi. Terbentuknya antibodi ini akan sangat berpengaruh terhadap reaksi infeksi selanjutnya. d. Toksigenitas Selain memiliki kemampuan destruktif melalui enzim perusaknya, beberapa jenis mikroba patogen dapat menghasilkan toksin yang sangat berpengaruh terhadap perjalanan penyakit. e. Patogenitas Sifat-sifat infeksivitas, virulensi, serta toksigenitas mikroba patogen pada satu sisi, dan sifat antigenitas mikroba patogen pada sisi yang lain, menghasilkan gabungan sifat yang disebut patogenitas. Jadi sifat patogenitas mikroba patogen dapat dinilai sebagai “deralat keganasan” mikroba patogen atau respons pejamu terhadap masuknya kuman ke tubuh pejamu. Reaksi infeksi adalah proses yang terjadi pada pejamu sebagai akibat dari mikroba patogen mengimplementasikan ciri-ciri kehidupannya terhadap pejamu. Kerusakan jaringan maupun gangguan fungsi jaringan akan menimbulkan manifestasi klinis, yaitu manifestasi klinis yang bersifat sistemik dan manifestasi klinis yang bersifat khusus (organik). Manifestasi klinis sistemik berupa gejala (symptom) seperti domain, merasa lemah dan terasa tidak enak (malaise), nafsu makan menurun, mual, pusing, dan sebagainya. Sedangkan manifestasi klinis khusus akan memberikan gambaran klinik sesuai dengan organ yang terserang. Contoh:



• Bila organ paru terserang, maka akan muncul gambaran klinik seperti batuk,sesak napas,nyeri dada, gclisah, dan sebagainya. • Bila organ alat pencernaan makanan terserang, maka akan muncul gambaran klinik seperti mual, muntah, kembung, kejang perut, dan sebagainya.



2. Tanda tanda infeksi Dolor Hal pertama yang kita rasakan ketika mendapat luka adalah nyeri atau sakit pada daerah yang mengalami luka, nyeri ini adalah respon yang pasti terjadi ketika mendapat luka. Nyeri terjadi ketika ada kerusakan atau adanya masalah dalam tubuh, sebagai pengingat sesuatu yang tidak beres tubuh akan memberi peringatan berupa nyeri. Kita yang memilki tubuh, harus tanggap dengan nyeri ini. Ketika merasakan nyeri yang sebelumnya tidak ada, kita perlu waspada akan sebuah masalah yang timbul. Nyeri adalah tanda-tanda infeksi yang pertama. Kalor



Kalor berarti panas. Kenapa bisa terjadi panas pada daerah yang luka atau infeksi? Ini adalah mekanisme tubuh, ketika terdapat luka atau infeksi di bagian tertentu, tubuh akan memperbanyak aliran darah ke bagian tersebut untuk melakukan perbaikan secepat mungkin dan atau melawan kuman/bakteri yang bisa menyebabkan infeksi. Mekanisme itu menyebabkan peningkatan suhu pada bagian tersebut. Tumor Tumor yang dimaksud bukanlah tumor yang terjadi karena ada sel kanker, atau tumor-tumor yang sering kita dengar harus melakukan operasi untuk penanganannya. Secara harfiah tumor berarti pembesaran atau pembengkakan, ketika terjadi infeksi bagian tubuh yang terjangkiti akan sedikit bengkak/besar dari ukuran sebelumnya. Hal ini terjadi masih berhubungan dengan banyaknya aliran darah yang menuju daerah terinfeksi. Sel akan sedikit membesar ketika aliran darah juga lebih banyak dari sebelumnya, untuk bisa mengimbangi penambahan aliran darah tersebut. Makanya biasanya ketika ada bagian yang agak bengkak, di bagian bengkak itu akan ada banyak darah. Rubor Rubor berarti kemerahan. Hal ini terjadi karena aliran darah yang menuju lokasi terinfeksi mengisi pembuluh darah yang kecil, melebarkan pembuluh darah kecil-kecil itu sehingga menimbulkan warna yang lebih cerah. Dalam instilahnya disebut sebagai hyperemia atau kongesti.



Fungsio Laesa Fungsio Laesa atau perubahan fungsi.Misalnya saja mendapatkan luka di bagian tangan khususnya jari, apabila jari-jari tidak bisa digerakkan secara normal atau tangannya tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Maka itu yang disebut fungsio laesa. 3. Tanda dan gejala shock hipovolemik  Gejala Syok Hipovolemik Seperti yang sudah dijelaskan di atas, gejala utama syok hipovolemik adalah penurunan tekanan darah dan suhu tubuh secara drastis. Selain itu ada beberapa gejala lainnya yang menyertai kondisi ini, di antaranya:            



Kulit tampak pucat. Badan lemas. Keluar keringat secara berlebihan. Tampak bingung dan gelisah. Nyeri dada. Pusing. Napas dangkal dengan deru cepat. Denyut nadi lemah. Jantung berdetak cepat. Bibir dan kuku tampak biru. Output urine turun atau tidak ada sama sekali. Hilang kesadaran.



4. Penolongan pertama pada shock hipovolemik  Posisikan pasien berbaring dengan kaki ditinggikan sekitar 12 inci (lebih tinggi dari dada).  Jangan gerakkan kepala dan bagian leher apabila dicurigai terdapat cedera pada kepala, leher, atau punggung.



 Menyelimuti pasien untuk menjaga kehangatan agar terhindar dari hipotermia. Dan jaga selalu agar tetap nyaman.  Jangan memberikan pasien cairan melalui mulut. Dikhawatirkan dengan kesadaran yang sudah menurun pasien bisa tersedak.  Jika ada pisau, pecahan kaca, panah, atau benda tajam lainnya yang tertancap jangan mencoba untuk mecabutnya. Dikhawatirkan akan menyebabkan pendarahan yang hebat.  Apabila terlihat ada luka berdarah, maka tutuplah dengan kain bersih dan tekan, pertahankan untuk mengurangi perdarahan.  Hindari membubuhkan serbuk kopi atau lainnya pada luka, ini malah akan membuat luka menjadi kotor dan menyulitkan dokter dalam penanganan selanjutnya.



ANTROPOLOGI KESEHATAN 1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan unsr-unsur latar belakang budaya pasien Karena 2. 3. KEPERAWATAN DASAR 1. kebutuhan dasar manusia menurut teori maslow



1. Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual. 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan kehidupan



seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll. Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang. 3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan. 4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari orang lain. 5. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.



2. kebutuhan fisiologis manusia



Kebutuhan fisiologis bersifat faali yaitu anatomi kebutuhan tubuh kita untuk mempertahankan hidup.jadi kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat mutlak harus di penuhi manusia untuk kelangsungan hidupnya. kebutuhan fisiologis meliputi Ø Oksigen Oksigen sangat di butuhkan manusia untuk bernafas dan di perlukan dalam proses metabolism dalam tubuh.



Ø Cairan Tubuh Manusia sebagian besarnya merupakan cairan.itulah sebabnya tubuh kita sangat memerlukan minuman untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.



Ø Eliminasi Eliminasi merupakan pembuangan zat sisa dalam tubuh yang harus di keluarkan karena zat sisa mengandung racun yang apabila tidak di keluarkan akan menyebabkan penyakit. Ø Istirahat Istirahat dibutuhkan tubuh kita agar energy kita tidak terlalu banyak terbuang dalam proses metabolism.istirahat merupakan kebutuhan yang paling pokok dari manusia untuk menjaga kesehatannya.



Ø Bebas dari rasa nyeri



Manusia ingin selalu terhindar dari berbagai penyakit atau luka yang dapat menyebabkan nyeri.salah satu contohnya adalah meminum obat.minum obat bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit tersebut.



Ø Stimulasi Stimulasi adalah rangsangan yang di terima manusia.manusia memiliki rangsangan baik internal maupun eksternal. StimulasiStimulasi adalah rangsangan yang di terima manusia.manusia memiliki rangsangan baik internal maupun eksternal. Ø Regulasi Regulasi merupakan keteraturan atau keseimbangan pada tubuh untuk mepertahankan suhu tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit.



Ø Eksplorasi dan manipulasi Dengan cara yang berbeda-beda manusia ingin mengungkapkan apa yang ada pada dirinya masing-masing.selain itu pula manusia melakukan rekayasa dalam hidupnya.



Ø Seksual Setiap orang pasti memerlukan kebutuhan seksual untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dari orang yang sangat di cintainya.ini merupakan bentuk ekspresi yang setiap manusia memilikinya agar manusia tersebut mendapat pengakuan dari yang di cintainya.



Tetapi setelah manusia memenuhi atau mendapatkan kebutuhan fisiologis tersebut, kebutuhan fisiologis manusia belum lengkap tanpa: • Rasa aman dan nyaman (the safety and security needs) Ketika manusia sudah terpuaskan sebagai kebutuhan fisiologisnya, mereka mulai termotivasi oleh kebutuhan akan rasa aman, termasuk rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam,seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, rasa cemas, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan terhadap hukum, aturan dan struktur juga menjadi bagian dari kebutuhan akan rasa aman (Maslow, 1970). Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman pada dasarnya adalah



kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedangkan kebutuhan rasa aman adalah pertahanan hidup jangka panjang •Kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki (the love and belongingneeds) Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamana relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. Menurut Maslow kegagalan memenuhi kebutuhan dimiliki dan dicintai menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi. Pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial, tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologik dengan orang lain. • Kebutuhan untuk dihargai (the esteem needs) Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri : 1. Menghargai diri sendiri ( self respect ) Harga diri adalah perasaan seseorang terhadap keberhargaan dan keyakinan dirinya. 2. Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from others ) Penghargaan dari orang lain merupakan persepsi tentang prestise, pengakuan atau ketenaran yang berhasil dicapai seseorang dimata orang lain. • Kebutuhan untuk mengakualisasikan diri (the self- actualization needs) Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Siapapun yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri berarti menjadi manusia seutuhnya. 3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar cairan manusia -Alat dan Bahan Prosedur Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Standart infus Set Infus (Infus Set)



Cairan infus sesuai dengan program medik Jarum infus dengan ukuran yang sesuai (Abbocath) Pengalas Torniket Kapas Alkohol Plester Gunting Kasa steril Betadine Sarung tangan -Prosedur Kerja Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan Cuci tangan 1.Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian karet atau akses slang ke botol infus 2.Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara slang keluar 3.Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan 4.Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 - 20 cm di atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkuler (bila sadar) 5.Gunakan sarung tangan steril 6.Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 7.Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dan posisi jarum (abbocath) mengarah keatas 8.Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath / sorflo). Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum (abbocath / sorflo) maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tususkan ke dalam vena 9.Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan / dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus di hubungkan / disambungkan dengan slang infus 10.Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang di berikan 11.Lakukan fiksasi dengan kasa steril 12.Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum infus yang digunakan 13.Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 14.Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe jarum infus PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR 1. Tujuan pemasangan NGT  



Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang terdapat pada lambung



  



Mengirigasi karena pendarahan untuk keracunan dalam lambung Mencegah dan mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma Mengambil spesimen pada lambung untuk pemeriksaan diagnostic



2. Alat-alat NGT



Persiapan alat



1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya 2. Handscun bersih 3. Handuk kecil 4. Perlak 5. Bengkok 6. Jelli atau lubricant 7. spuit 50 cc – 100 cc 8. Stetoskop 9. Tongue spatel 10. Plaster



11.Pen light 12. Gunting 13. Klem 14. Baskom berisi air 3. Tindakan setelah pemasangan NGT PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR 1. Tujuan memasang infus     



Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki komponen darah Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena Rehidrasi cairan pada pasien shock



2. Persiapan alat pemasangan infus  Sarung Tangan (Handscoon) 1 pasang  Selang Infuse (infus set)  Cairan Parenteral sesuai kebutuhan  Abocath (sesuai ukuran)  Kapas Alcohol  Torniquet  Perlak dan Pengalas  Bengkok 1 buah  Plester / Hypafix  Kasa Steril  Bethadine  Gunting



3. Langkah-langkah pemasangan infus  Lakukan desinfeksi tutup botol cairan  Tutup saluran pada selang infus  Tusuk saluran infus



 Gantungkan botol cairan pada standar infus  Isi tabung reservoir infus  Alirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang  Atur posisi pasien  Pasang perlak dengan pengalasnya  Pilih vena yang akan di insersi  Pasang Torniquet 5 cm dari area yang akan di insersi  Pakai Handscoon  Bersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari dalam keluar atau menggosok searah)  Pegang abocath dan tusuk vena  Pastikan abocath masuk ke intravena (tarik mandrin kira - kira 0,5 cm)  Sambungkan dengan selang infus  Lepaskan Torniquet  Alirkan cairan infus  Lakukan fiksasi  Desinfeksi area tusukan dan tutup dengan kasa steril yang telah ditetes bethadine  Atur tetesan cairan infus sesuai program PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR 1. Tujuan pemasangan kateter a)



Mendapatkan specimen urin steril



b)



Mengosongkan kandung kemih



2. Alat pemasangan kateter a. bak instrumen b. spuit 10 cc c. bengkok d. Handscoen e. aquadest f. gunting plaster g. perlak h. kateter i. Kapas air j. kasa k. Urine bag



l. jelly/vaselin m.Selimut 3. Langkah-langkah pemasangan kateter



1)pada laki-laki a)



Member tahu dan menjelaskan pada klien



b)



Mendekatkan alat-alat



c)



Memasang sampiran



d)



Mencuci tangan



e)



Menanggalkan pakaian bagian bawah



f)



Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong.



g)



Menyiapkan posisi klien



h)



Meletakkan dua bengkok diantara tungkai pasien



i)



Mencuci tangan dan memakai sarung tangan



j)



Memegang penis dengan tangan kiri



k)



Menarik preputium sedikit ke pangkalnya, kemudian membersihkanya dengan kapas



l)



Mengambil kateter, ujungnya di beri vaselin 20 cm



m) Memasukkan kateter perlahan-lahan jedalam uretra 20 cm sambil penis diarahkan ke atas, jika kateter tertahan jangan di paksakan. Usahakan penis lebih di keataskan, sedikit dan pasien di anjurkan menarik nafas panjang dan memasukkan kateter perlahan-lahan sampai urine keluar, kemudian menampung urine kedalam botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan. n) Bila urine sudah keluar semua anjurkan klien untuk menarik nafas panjang. Kateter di cabut pelan-pelan di masukkan ke dalam botol yang berisi larutan klorin. 



o) Melepas sarung tangan dan memasukkan ke dalam botol bersama dengan kateter dan pinset.



p)



Memasang pakaian bawah, menambil perlak dan pengalas.



q)



Menarik selimut dan mengambil selimut mandi.



r)



Membereskan alat.



s)



Mencuci tangan.



2) pada wanita a)



Memberitahu dan menjelaskan pada klien.



b)



Mendekatkan alat-alat



c)



Memasang sampiran



d)



Mencuci tangan



e)



Menanggalkan pakaian bagian bawah



f)



Memasang selimut mandi,perlak dan pengalas bokong



g)



Menyiapkan posisi klien



h)



Meletakkan dua bengkok diantara tungkai pasien



i)



Mencuci tangan dan memakai sarung tangan.



j)



Lakukan vulva higyene



k)



Mengambil kateter lalu ujungnya diberi faseline 3-7 cm



l) Membuka labiya mayora dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri sampai terlihat meatus uretra, sedangkan tangan kanan memasukkan ujung kateter perlahanlahan ke dalam uretra sampai urine keluar,sambil pasien dianjurkan menarik nafas panjang. m) Menampung urine kedalam bengkok bila diperlukan untuk pemeriksaan. Bila urine sudah keluar semua ,anjurkan klien untuk menarik nafas panjang, kateter cabut pelan pelan di masukkan ke dalam bengkok yang berisi larutan klorin. n) Melepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok bersama dengan kateter dan pinset. 



o)



Memasang pakaian bawah, mengambil perlak dan pengalas.



p)



Menarik selimut dan mengambil selimut mandi



q)



Membereskan alat



r)



Mencuci tangan



4. Evaluasi 1. Mengobservasi jumlah & karakteristik urine yg ke luar. 2. Memonitor kesadaran & tanda-tanda vital klien sesudah pemasangan kateter. 3. Melakukan palpasi kandung kemih & tanyakan adanya rasa ketidaknyamanan sesudah



pemasangan kateter. 4. Mengobservasi posisi kateter & drainage urine ke urine bag. GIZI DAN DIET 1. Unsur nutrisi dan fungsinya



a. Protein Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati) dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain : – membangun sel-sel yang rusak. – membentuk zat-zat pengatur seperti enziim dan hormon. – membentuk zat inti energi (1 gram proteein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori). b. Lemak Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah : – menghasilkan kalori terbesar dalam tubuuh manusia (1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori). – sebagai pelarut vitamin A,D,E,K. – sebagai pelindung terhadap bagian-bagiaan tubuh tertentu dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah. c. Karbohidrat Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuhtumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok. d. Vitamin-vitamin Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K). Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain : 1. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.



2. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus. 3. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. 4. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. 5. Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit. 6. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin. 7. Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah. 8. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah. e. Mineral Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (Cl), kalium (K) dan iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. 2. Kebutuhan nutrisi balita Kebutuhan Gizi Balita Energi  



Balita membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka untuk beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka Tubuh mendapatkan energi terutama dari lemak dan karbohidrat tetapi juga beberapa dari protein



Asupan Kalori







Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya 1500 kalori setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan pada makanan-makanan yang mengandung protein, lemak dan gula.



Protein 



 



  



Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan yang bekerja unutkmelindungi tubuh si kecil. Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak daripada orang dewasa. Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang mengandung protein. Karena protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor untuk neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya. Protein bisa didapatkan pada makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2 butir, daging 2 ons dan sebagainya. Sumber protein ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.



Lemak   







Beberapa lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam lemak esensial, yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh Lemak dalam makanan juga berfungsi untuk melarukan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, Anjuran makanan sehat untuk anak usia lebih dari 5 tahun adalah asupan lemak total sebaiknya tidak lebih dari 35% dari total energi. Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging, ikan, minyak nabati.



Karbohidrat   



  



 



Serat



Karbohidrat merupakan pati dan gula dari makanan Pati merupakan komponen utama dari sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran akar Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi anak. Hampir separuh dari energi yang dibutuhkan seorang anak sebaiknya berasal dari sumber makanan kaya karbahidrat seperti roti, seral, nasi, mi, kentang. Anjuran konsumsi karbohidrat sehari bagi anak usia 1 tahun keatas antara 50-60% Anak-anak tidak memerlukan ‘gula pasir’ sebagai energy serta madu harus dibatasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat sebagai energi utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar dikarnakan karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan balita, mereka juga membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan seperti roti, nasi kentang, roti, sereal, kentang, atau mi. Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.



 



Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak diberikan berlebih



Vitamin dan Mineral   







Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi Makanan yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan memiliki diet yang bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk menyediakan jumlah yang cukup dari semua zat gizi Ada beberapa pertimbangan pemberian zat gizi untuk diingat, seperti pentingnya zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk suplemen.



Zat besi 



Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga balita harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk merupakan salah satu makanan yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.



Kalsium 



Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai pertumbuhan tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang diminum secara teratur.



Kebutuhan nutrisi harian anak usia 1-3 tahun (1000 kkal) Nutrisi



Kebutuhan/Hari



Setara dengan….



Vit A



400 ug



Wortel (50 gram)



Vit D



200 IU



Susu (470 ml atau 2 cangkir)



Vit K



15 ug



2 tangkai asparagus (20 gram)



Vit B1 (Thiamin)



0,5 mg



Kentang rebus (150 gram)



Vit B2 (Riboflavi)



0,5 mg



Telur rebus (55 gram)



Vit B3 (Niacin)



6 mg



Dada ayam (50 gram)



Vit B6 (piridoksin)



0,5 ug



Fillet salmon (90 gram)



Vit B12



0,9 ug



1 butir telur rebus



Asam Folat



150 ug



3 kuntum brokoli (35 gram)



Kalsium



500 mg



Susu (290 ml)



Magnesium



60 mg



1 mangkuk buah labu (245 gram)



Zat Besi



8 mg



Daging sapi (170 gram)



Zinc



7 mg



Kacang tanah (100 gram)



Selenium



17 ug



Tuna (20 gram)



Natrium



0,8 g



Garam (1/2 sendok teh)



3. Upaya perawat dalam penanganan kurang kalori protein/KKP Cara Menanggulangi KKP KKP merupakan salah satu masalah serius yang sedang dihadapi Indonesia. Kita dapat berusaha agar KKP dapat dikuragi. Berikut adalah cara-cara pencegahannya : 1.Tingkat keluarga a)Ibu membawa balita ke posyandu untuk ditimbang b)Memberi ASI pada usia sampai enam bulan c)Memberi maknan pendukung ASI yang mengandung berbagai gizi (kalori, vitamin, mineral) d)Memberitahukan petugas kesehatan bila balita mengalami sakit e)Menhindari pemberian makanan buatan kepada anak-anak untuk menggantikan ASI sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI f)Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare dan dehidrasi dengan cara memelihara kebersihan, menggunakan air masak untuk minum, mencuci alat pembuat susu dan makanan bayi serta penyediaan oralit g)Mengatur jarak kehamilan ibu agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur makanan yang bergizi untuk buah hati mereka 2.Tingkat posyandu



a)Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di posyandu b)Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MP-ASI) c)Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di garis merah (PMT) contoh : KMS d)Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi seperti TBC, polio dan ada pula beberapa imunisasi dasar, antara lain : 1)BCG 2)DPT 3)Polio 4)Hepatitis B3 5)Campak METODOLOGI KEPERAWATAN 1. Langkah-langkah proses keperawatan 1. Pengkajian Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997) Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain: 1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya. 2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994) 3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer. 4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien. Metode pengumpulan data meliputi :  



Melakukan interview/wawancara. Riwayat kesehatan/keperawatan



 



Pemeriksaan fisik Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik).



2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain. The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan. 







Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.



3. Perencanaan Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.







4. Implementasi Implementasi adalah tahap melakukan rencana yang telah di buat pada klien. Adapun kegiatan yang ada dalam tahap Implementasi meliputi : Pengkajian ulang, memperbaharui data dasar, meninjau dan merevisi rencana asuhan yang telah dibuat dan melaksanakan Intervensi Keperawatan yang telah direncanakan. Tipe Implementasi Tipe Implementasi berdasarkan tujuan dokumentasi adalah sebagai berikut : 1. Impementasi Terapiutik Dokumentasi ini di tujukan untuk mengurangi atau meringankan masalah klien, mencegah komplikasi, dan mempertahankan kesehatan dan tingkat paling tinggi yang mungkin dapat dicapai setiap individu. Terdiri atas 2 jenis : (1) tindakan keperawatan dan (2) tindakan kolaborasi 2. Implementasi



Proses yang membutuhkan ketajaman perawat untuk mengobservasi dan mengukur, sehingga evaluasi yang akurat dari perkembangan status klien dapat di nilai.



5. Evaluasi Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (AlfaroLeFevre, 1994) Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988) Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan. 2. Mengapa proses keperawatan adalah sebuah siklus 3. Apa keuntungan bagi pasien jika menerapkan proses keperawatan dalam asuhan KOMUNIKASI KEPERAWATAN Langkah langkah komunikasi terapeutik 1.PRAINTERAKSI Dimulai sebelum kontak pertama perawat-klien Tugas perawat : mengeksplorasi diri Pada pengalaman pertama, perawat masih memiliki miskonsepsi dan image pada umumnya ditambah dengan berbagai perasaan dan ketakutan yang muncul seperti: - Takut ditolak klien - Cemas karena merupakan pengalaman baru - Memperhatikan klien secara berlebihan - Meragukan kemampuan diri - Takut dilukai klien secara fisik - Gelisah melakukan komter - Klien dicurigai sebagai orang yang aneh - Merasa terancam identitasnya sebagai perawat - Merasa tidak nyaman untuk melakukan tugas secara fisik - Mudah terpengaruh secara emosional (tersinggung-diejek) - Takut disakiti secara psikologis Analisi diri - Apakah saya menganggap klien sbg orang yang aneh?



- Apakah harapan saya terlalu tinggi sehingga bila klien kasar, bermusuhan, atau tidak kooperatif saya menjadi marah atau merasa terluka? - Apakah saya takut terhadap tanggung jawab yang dibebankan pada saya (dalam hubungan dengan klien)? - Apakah saya harus menutupi rasa inferior dengan mengedepankan rasa superior? - Apakah saya harus bersimpati, memberikan kehangatan, dan perlindungan secara berlebihan bila saya melakukan kekeliruan?



2.ORIENTASI Perawat : menemukan alasan mengapa klien memerlukan pertolongan  dasar pengkajian keperawatan dan membantu perawat fokus pada masalah klien. Tugas perawat pada fase ini : - Membangun trust - Memahami - Menerima - Membuka komunikasi dan membuat kontrak dgn klien Kontrak pertama dimulai : - Memperkenalkan diri perawat dan klien - Menyebutkan nama - Menjelaskan peran (meliputi tanggung jawab dan harapan baik klien maupun perawat dengan menjelaskan apa yang perawat dapat atau tidak dapat lakukan). - Mendiskusikan tujuan hubungan (dengan menekankan pada pengalaman hidup perawat – klien serta konflik) Perawat dapat menyadari kecemasan dan ketakutan klien, tetapi klien mungkin kesulitan untuk menerima bantuan perawat. Kemungkinan hal ini disebabkan : - Sulit mengakui mempunyai kesulitan atau masalah . - Tidak mudah trust atau terbuka pada seseorang yang baru dikenal. - Masalah yang dihadapi terlihat sangat besar, rumit, atau unik untuk disharingkan pada orang lain. - Mengutarakan masalah dapat mengancam rasa independen, otonomi, dan harga diri. - Dalam memecahkan suatu masalah melibatkan pemikiran tentang sesuatu yang mungkin tidak menyenangkan, mereview kenyataan hidup, memutuskan suatu rencana, dan yang terpenting adalah membawa suatu perubahan



3.KERJA Selama fase ini - Prwt-klien mengekplorasi stressor yang berkaitan dan terus meningkatkan perkembangan insight klien (yang berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan) - Insights harus diwujudkan dalam tindakan dan diintegrasikan ke dalam pengalaman hidup klien - Perawat membantu klien : menghilangkan kecemasan, meningkatkan rasa kebebasan dan tanggung jawab terhadap diri sendiri mengembangkan mekanisme koping yang positif. (Fokus fase ini : perubahan perilaku secara nyata)



4.TERMINASI - Pemahaman antara perawat-klien lebih dioptimalkan



- Saling tukar pikiran dan memori - Mengevaluasi perkembangan klien (berkenaan dengan tujuan asuhan keperawatan) - Perawat-klien bersama-sama mereview perkembangan yang tercapai selama perawatan - Perasaan rejeksi, kehilangan, sedih, dan marah diekspresikan dan diekplorasi



KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 1. Prinsip penatalaksanaan pasien dengan TB paru



Prinsip Pengobatan TBC Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka prinsip-prinsip yang dipakai adalah : 











Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT. Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan.



Tahap Intensif Pengobatan TB o o o



Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.



Tahap Lanjutan Pengobatan TB o o



Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan



2. Prinsip penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung @ Prinsip penatalaksanaan gagal jantung : - Menurunkan kerja jantung - Meningkatkan curah jantung - Kontraktilitas miokard - Menurunkan retensi garam & air @ Tirah baring : Dengan inaktivitas (tirah baring) diharapkan kebutuhan pemompaan jantung diturunkan. Tirah baring merupakan bagian penting dari pengobatan gagal jantung kongestif. Selain untuk



menurunkan kebutuhan pemompaan jantung, juga membantu untuk menurunkan beban kerja dengan menurunkan volume intravascular melalui induksi diuresis berbaring. Penelitian tirah baring yang lama telah menunjukkan bahwa dalam 24-72 jam inaktivitas terdapat penurunan volume plasma 300ml atau lebih sehingga menstimulasi reseptor regangan atrium yang mendeteksi peningkatan volume darah yang kembali ke sisi kanan jantung, yang akan tersisih di ekstremitas bila pasien berdiri. Reseptor ini kemudian “turn off” produksi hormone diuretic dan diuresis terjadi. Hal tersebut membantu dalam menurunkan beban volume yang ada untuk mengisi jantung, akibatnya membantu penurunan dilatasi ruang jantung dan memberikan status kompensasi. 3. Prinsip penatalaksanaan pasien dengan hepatitis



Penatalaksanaan Tidak ada obat spesifik untuk anak yang sudah terbukti menderita infeksi virus Hepatitis A. Infeksi virus ini, sama seperti sebagian besar infeksi virus lainnya, adalah penyakit yang seharusnya dapat sembuh sendiri paling lama enam bulan. Jika seorang anak menderita infeksi virus Hepatitis A, yang dilakukan adalah membatasi aktivitas fisik anak, terutama yang bersifat kompetitif, selama nilai tes fungsi hatinya masih belum normal. Pada anak juga harus dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium secara berkala untuk melihat aktivitas penyakit dan mendeteksi komplikasi sedini mungkin. Opname di rumah sakit biasanya dilakukan hanya untuk kondisi tertentu seperti kekurangan cairan berat karena mual muntah hebat atau kesuliltan makan, nilai tes fungsi hati (SGOT-SGPT) di atas 10 kali batas atas nilai normal serta bila memang sudah terjadi komplikasi dengan gejala yang telah disebutkan di atas. Ingat, hindari anak dari obat-obatan atau makanan yang dapat merusak hati serta memberikan makanan dengan kadar lemak. Mengingat bahwa hepatitis virus B selain dapat menimbulkan tanda-tanda akut, sering pula dapat menyebabkan kronis. Oleh karena itu pengelolaan penderita hepatitis virus B dibagi atas: akut dan kronis. (Soemoharjo, 2002) Pengelolaan Hepatitis Virus B Akut: a)



Pada stadium akut



1)



Istirahat mutlak/tirah baring.



Ini merupakan perawatan baku yang sudah lama dianjurkan kepada penderita dengan hepatitis virus akut. Lamanya istirahat mutlak yang dianjurkan tergantung pada keadaan umum penderita dan hasil tes faal hati, terutama terhadap kadar bilirubin serum. 2)



Diit.



Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori.Pada stadium dini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan bahkan muntah, disamping hal yang menganggu yaitu tidak nafsu makan.Dalam keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa.Bilamana nafsu makan sudah timbul, dan rasa mual sudah berkurang, makanan penderita sebaiknya diganti dengan makan nasi dengan diit kaya protein.Pemberian protein sebaiknya dimulai dengan 50 mg/kg BB,



kemudian dinaikkan sedikit demi sedikit sampai mencapai 100 mg/kg BB, dengan maksud untuk membantu memperbaiki sel-sel parenkim hati. 3)



Obat-obatan.



Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian/kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.



b)



Pada Stadium Konvalesensi



Kegiatan fisik perlu dibatasi selama 3 bulan setelah HbsAg menjadi negatif, agar jangan terlalu capai dan memberatkan fungsi hati Diit yang tetap dibatasi yaitu terhadap makanan dan minuman yang mengandung alkohol. Terapi medikamentosa tetap diberikan terutama obat-obatan hepatotropik.Dan hendaknya berhati-hati memberikan obat lainnya yang dapat menimbulkan hepatotoksik. Mengingat bahwa penderita ini menderita hepatitis virus B, yang tidak jarang terjadi menjadi kronis, maka perlu sekali pemeriksaan HbsAg, Anti HBs, Anti-HBc sebulan sekali dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan AFP dan USG secara teratur misalnya tiap 4-6 bulan. (9)



c) Pengelolaan Hepatitis B Kronik Tujuan pengobatan tentu saja untuk mengharapkan penyembuhan total dari infeksi virus hepatitis B, diharapkan bahwa virus tersebut dapat dihilangkan di dalam tubuh dan terjadi penyembuhan penyakit hatinya. Hal ini ditandai dengan menghilangnya HBsAg, DNA polymerase dan HBV DNA dan juga perubahan nilai SGOT dan SGPT (enzim hati) ke dalam batasnormal.(Ranuh, 2001) Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat.Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit. Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan : 1) Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan) 2) HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran) 3) Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6



bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini). 4. Prinsip penatalaksanaan pasien dengan stroke phase akut



5. Prinsip penatalaksanaan pasien dengan gagal ginjal kronik 1) Tindakan konservatif,untuk meredakan atau memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif a.



Pengaturan diet protein, kalium, natrium dan cairan



1. Pembatasan protein, tidak hanya mengurangi kadar BUN, tetapi juga mengurangi asupan kalium dan fosfat, serta mengurangi produksi ion hidrogen yang berasal dari protein. Jumlah kebutuhan protein biasanya dilonggarkan sampai 60-80 g/hari, apabila penderita mendapatkan pengobatan dialisis teratur. Rasional:Untuk membatasi produk akhir metabolisme protein yang tidak dapat di ekskresi oleh ginjal. Menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah, mencegah/mengurangi penimbunan garam/air dalam tubuh. 2.



Diet rendah kalium. Hiperkalemia biasanya merupakan masalah pada gagal ginjal lanjut. Asupan kalium dikurangi. Diet yang dianjurkan adalah 40-80 mEq/hari.



3. Diet rendah natrium. Diet Na yang dianjurkan adalah 40-90 mEq/hari (1-2 g Na). Asupan natrium yang terlalu longgar dapat mengakibatkan retensi cairan, edema perifer, edema paru, hipertensi dan gagal jantung kongestif. 4. Pengaturan cairan. Cairan yang diminum penderita gagal ginjal tahap lanjut harus diawasi dengan seksama. Parameter yang tepat untuk diikuti selain data asupan danpengeluarancairan yang dicatat dengan tepat adalah pengukuran berat badan harian. Asupan yang bebas dapat menyebabkan beban sirkulasi menjadi berlebihan, dan edema. Sedangkan asupan yang terlalu rendah, mengakibatkan dehidrasi, hipotensi dan gangguan fungsi ginjal. 6. 3 massalah keperawatan utama pada pasien dengan gangguan sistim tubuh (peranfasan,persyarafan,kardiovaskular) 7. Rencana tindakan dari satu masalah keperawatan yang saudara pilih



KEPERAWATAN ANAK



1. 2 Jenis imunisasi yang diketahui 1. c.



Imunisasi Hib



Vaksin Hib telah memberikan dampak dramatik setelah pertama kali dikeluarkan pada tahun 1985. sejak itu angka kejadian penyakit ini mulai menurun secara drastis. Vaksin Hib ini merupakan vaksin berisi kuman dimatikan, dan dibuat hanya dari sebagian kuman Haemophilus influenza b. Anak sebaiknya mendapatkan 3-4 kali dosis vaksin ini, tergantung dari produsen pembuat vaksin yang digunakan oleh dokter. Dosis penguat diberikan pada usia antara 12 – 15 bulan. Anak yang telah berusia 5 tahun atau lebih tidak perlu diimunisasi dengan vaksin Hib. Vaksin Hib dapat dikombinasikan dengan vaksin DTap atau dengan vaksin hepatitis B. vaksin ini bekerja sama baiknya dan sama amannya dengan vaksin yang diberikan secara terpisah. Hib merupakan imunisasi yang sangat aman. Vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit atau meningitis akibat Hib dan biasanya tidak menyebabkan efek samping serius. Sebagian kecil anak yang mendapatkan imunisasi ini akan mengalami kemerahan, bengkak pada lokasi suntikan atau demam. Reaksi ini biasanya timbul dalam 24 jam pertama setelah suntikan dan akan menghilang dalam 2-3 hari. Bayi yang berusia kurang dari 4 minggu sebaiknya tidak diberikan imunisasi karena daya imunitas yang ditimbulkan masih belum baik. 1. d.



Imunisasi Hepatitis A



Hepatitis A adalah penyakit hati berat yang ditimbulkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV dapat ditemukan pada tinja penderita hepatitis A dan biasana menular jika diminum atau makan sesuatu yang tercemar dengan virus ini. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti flu, kuning pada mata dan kulit, mencret dan sakit perut. Imunisasi Hepatitis A dapat mencegah penyakit ini, dan sangat dianjurkan bagi anak berusia 12 bulan atau lebih terutama didaerah endemis. Diperlukan 2 dosis untuk dapat memberikan kekebalan seumur hidup. Dosis ini diberikan dengan jarak waktu minimal 6 bulan. Seperti vaksin lainnya dan juga obat-obatan lain, imunisasi hepatitis A dapat menimbulkan reaksi alergi serius pada orang yang alergi pada satu atau lebih komponen vaksin ini. Anak yang menderita alergi berat setelah pemberian dosis pertama tidak bolah diberikan dosis selanjutnya. Kadang dapat timbul nyeri pada lokasi suntikan, sakit kepala, kurang nafsu makan dan kelelahan. Namun biasanya akan membaik dalam 1-2 hari. Jika terdapat kejadian serius atau tidak biasa setelah pemberian imunisasi ini harap segera hubungi dokter.



2. DPT untuk mencegah penyakit 1.Difteri 2. Pertussis 3. Tetanus 3. imunisasi yang wajb bagi bayi



BCG (Bacille Calmette-Guérin) Manfaat: Mencegah penyakit tuberkulosis atau TB (bukan lagi disingkat TBC), yaitu infeksi yang disebabkan bakteriMycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru, walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Waktu pemberian: Sejak bayi lahir. Catatan khusus: Bila mama ketinggalan dan umur si kecil sudah lebih dari 3 bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. Uji ini untuk mengetahui apakah di dalam tubuh anak sudah terdapat bakteri penyebab TB atau tidak. BCG baru bisa diberikan, bila uji tuberkulin negatif. Hepatitis B Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Hepatitis B, yang bisa menyebabkan kerusakan pada hati. Waktu pemberian: Dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 bulan, lalu saat 3 - 6 bulan. Catatan khusus: Jarak antara pemberian pertama dengan kedua minimal 4 minggu. Polio Manfaat: Melindungi tubuh terhadap virus polio, yang menyebabkan kelumpuhan. Waktu pemberian: Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya, vaksin ini diberikan tiga kali, yakni saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Catatan khusus: Pemberian vaksin ini harus diulang (boost) pada usia 18 bulan dan 5 tahun. DTP (Diphteria, Tetanus, Pertussis) Manfaat: Mencegah tiga jenis penyakit, yaitu difteri (infeksi saluran pernapasan yang disebabkan bakteri), tetanus (infeksi bakteri pada bagian tubuh yang terluka), dan pertusis (batuk rejan, biasanya berlangsung dalam waktu yang lama). Waktu pemberian: Pertama kali diberikan saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Pemberian selanjutnya pada usia 4 dan 6 bulan. Catatan khusus: Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada usia 12 tahun, vaksin ini diberikan lagi, biasanya di sekolah. Campak Manfaat: Melindungi anak dari penyakit campak yang disebabkan virus. Waktu pemberian: Pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak kedua diberikan pada saat anak SD kelas 1 (6 tahun). Catatan khusus: Jika belum mendapat vaksin campak pada umur 9 bulan, anak bisa diberikan vaksin kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (MMR atau Measles, Mumps, Rubella) di usia 15 bulan. 4. Ciri-ciri anak sehat 1. Memiliki nafsu makan yang baik Anak yang memiliki nafsu makan yang baik tentu kebutuhan nutrisi dan asupan gizinya tercukupi. Anak yang sehat pun pasti pernah mengalami saat dimana mereka malas makan. Namun, jika nafsu makan anak tidak meningkat dalam jangka waktu cukup lama dan disertai dengan penurunan berat badan, ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter.



2. Pernapasan tidak berbau Mayoritas penyebab kondisi nafas bau pada si buah hati disebabkan karena minimnya perawatan kebersihan mulut dan gigi mereka. Agar anak terhindar dari bau nafas, biasakan si kecil untuk merawat dan membersihkan gigi dan mulutnya melalui gosok gigi setidaknya dua kali sehari saat akan pergi tidur dan bangun pagi. 3. Memiliki gigi cemerlang dan gusi berwarna merah muda Gigi anak yang cemerlang serta gusi merah muda berkilat menunjukkan anak memiliki kecukupan asupan niasin, asam folat, riboflavin, dan vitamin B 12. 4. Kulit bersih dan apabila terluka mudah sembuh Kesehatan kulit juga merupakan ciri anak yang sehat. Kulit lembab dan tidak bersisik itu menandakan cukupnya asupan vitamin A, C, dan E. 5. Suhu tubuh berada di antara 36,3 o C – 37,7 o C Suhu tubuh normal dapat berubah – ubah sepanjang hari. Suhu tubuh terendah terutama terjadi pada pagi hari, suhu tubuh dapat meningkat hingga 0,6 derajat Celcius pada sore hari. 6. Rambut tidak kusam dan rontok Rambut dapat menjadi cerminan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Asupan gizi yang cukup jelas akan memengaruhi tekstur rambut. Mereka yang asupan gizi-nya kurang biasanya rambutnya lebih tipis, kering, gampang patah dan rontok, serta cenderung berwarna kemerahmerahan. 7. Antusias bermain Sejauh anak lincah dan ceria serta aktif bergerak dan bermain, berarti dia dalam keadaan sehat dan bugar. Karena balita sehat adalah balita lincah dan ceria serta aktif bergerak dan bermain



5. penyakit yang sering terjadi pada anak 1. ISPA ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas yang biasanya ditandai dengan bersinbersin, hidung tersumbat atau meler, demam dan mungkin juga batuk. Jenis umum ISPA adalah pilek dan flu. Cara terbaik untuk mengatasi masalah ISPA adalah dengan memperbanyak beristirahat. Pilek dan flu biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja dan tidak perlu penanganan dokter. Jika gejala memburuk atau tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter karena mungkin ada infeksi (lain) yang lebih serius. Beberapa jenis flu sangat berbahaya sehingga perlu penanganan cepat. 2. Infeksi radang tenggorokan Radang tenggorokan dapat merupakan tanda awal pilek, tapi juga dapat merupakan gejala



penyakit tersendiri yang disebut infeksi radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri streptococcus b. Pada radang tenggorokan yang merupakan awal pilek, gejala biasanya menghilang sendiri setelah beberapa hari. Jika radang tenggorokan anak Anda berlangsung lebih dari empat hari, diikuti demam tinggi, bintik-bintik merah terang dan nanah putih di bagian belakang langit-langit dan amandel dan kesulitan menelan, konsultasikan ke dokter karena kemungkinan penyebabnya adalah infeksi radang tenggorokan. Infeksi radang tenggorokan terjadi pada saluran pernapasan atas, namun dokter umumnya tidak menyebutnya sebagai ISPA karena tidak menimbulkan gejala lain seperti hidung tersumbat atau meler dan batuk. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik. 3. Rhinitis alergi Rhinitis alergi adalah peradangan hidung yang disebabkan oleh alergi. Pemicunya adalah alergen luar ruangan seperti serbuk sari atau alergen dalam ruangan seperti bulu hewan peliharaan, jamur, dan debu. Tanda dan gejala rhinitis alergi termasuk hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, mata berair dan gatal, sakit kepala, nyeri wajah dan kelelahan. Dokter dapat meresepkan antihistamin oral, semprotan kortikosteroid nasal dan suntikan alergi untuk mengobati rhinitis alergi yang parah. 4. Infeksi telinga tengah Infeksi telinga tengah (otitis media) sangat umum pada balita, yang biasanya mengikuti flu. Tiga dari empat anak setidaknya pernah mendapatkan satu infeksi telinga pada saat mereka berusia 3 tahun. Gejala umumnya adalah demam, cairan bening mengalir dari salah satu atau kedua telinga, sakit kepala, tidak menanggapi suara dan mengeluhkan rasa sakit atau menarik-narik telinga. Kebanyakan infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan antibiotik. Infeksi biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pengobatan mungkin diperlukan hanya untuk meredakan demam yang terlalu tinggi dan mengurangi nyeri. Infeksi telinga tengah yang berulang dapat menyebabkan congekan (otitis media dengan efusi), di mana cairan lengket terakumulasi dan dapat memengaruhi pendengaran. Jika anak Anda mendapatkan masalah ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi perawatannya. 5. Cacar air Cacar air disebabkan oleh salah satu jenis virus herpes. Gejala khas cacar air adalah bintikbintik merah di tubuh yang berubah menjadi benjolan-benjolan bening berisi air yang gatal dan menyebar di seluruh tubuh dalam beberapa hari. Terdapat vaksin untuk cacar air. Namun, jika anak Anda tidak mendapatkannya, penyakit ini biasanya cukup mudah untuk dilalui dan dia hanya perlu berurusan dengannya sekali seumur hidup. Itulah mengapa jarang sekali orang dewasa yang terkena cacar air, karena mereka telah mendapatkannya sewaktu anak-anak. Jika anak Anda terkena cacar air, pemberian krim topikal mungkin membantu untuk mengurangi gatal-gatal. Pereda demam tidak dibutuhkan kecuali suhu tubuhnya mencapai 39 C atau lebih. Sementara itu, karena virus cacar air sangat menular, sebaiknya Anda mengarantina anak di rumah dan tidak membiarkannya bermain-main dengan anak lain sampai dia benar-benar sembuh. 6. Diare Diare, yang mungkin juga disertai muntah, bukanlah penyakit tetapi gejala dari penyakit tertentu. Penyebab diare paling umum adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, efek samping antibiotik, dan keracunan. Diare biasanya tidak berbahaya dan hanya menyebabkan dehidrasi ringan, yang ditandai oleh mulut sedikit kering, peningkatan rasa haus dan penurunan jumlah urin. Namun, Anda perlu waspada bila anak Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi sedang dan berat seperti frekuensi buang air kecil yang sangat



menurun (pada bayi, kurang dari satu popok basah dalam enam jam), kurangnya air mata ketika menangis, mulut kering dan mata cekung. Hal terpenting ketika mendapatkan diare adalah memastikan kecukupan asupan cairan. Diare dan muntah banyak mengeluarkan cairan, garam dan gula dari tubuh, sehingga harus diganti. Berikan anak Anda cairan elektrolit (misalnya oralit), jus buah atau minuman manis. Bila Anda dapat menjaga kecukupan asupan cairan, kondisi anak Anda tidak akan berbahaya, bahkan jika gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam. Jika diare parah, terus berlangsung lebih dari 24 jam atau anak Anda kesulitan mendapatkan asupan cairan melalui mulut, segera konsultasikan dengan dokter. Jangan memberikan obat anti diare kepada anak-anak tanpa petunjuk dokter. 7. Masalah kulit Masalah kulit pada anak sangat beragam penyebabnya. Reaksi obat, infeksi, gigitan serangga, parasit dan alergi dapat menyebabkan masalah kulit. Kebanyakan masalah kulit menghilang sendiri tanpa pengobatan apapun. Namun, beberapa jenis masalah kulit dapat merupakan tanda penyakit serius.



Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang paling umum pada anak yang disebabkan oleh reaksi alergi atau hipersensitivitas kulit yang bersifat genetik. Kulit anak menjadi sangat gatal dan meradang, kemerahan, menonjol, retak, pecah dan mengelupas. Beberapa faktor dapat memicu atau memperburuk dermatitis atopik, termasuk alergi, paparan sabun yang keras, deterjen, krim kulit dan cuaca dingin. Impetigo adalah masalah kulit lain yang dapat muncul dan disebabkan infeksi bakteri. Penyakit ini biasanya ditandai bintik-bintik atau parut kerak berwarna madu di sekitar mulut dan hidung. Penyakit kulit lain yang dapat muncul pada anak antara lain adalah scabies (kudisan), dermatitis seboroik dan dermatitis kontak. KEPERAWATAN ANAK Penanganan diare pada anak Meningkatkan konsumsi cairan Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit/ion adalah salah satu kunci penting dalam penanganan diare. Hal ini diperlukan untuk menghindari maupun menangani dehidrasi. Anda atau anak Anda disarankan untuk minum beberapa teguk cairan sesering mungkin meski mengalami gejala muntah. Sedikit cairan lebih baik daripada tidak sama sekali. Hindarilah jus buah dan minuman bersoda karena dapat memperparah kondisi diare, terutama pada anak. Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, kulit pucat atau berbintik, kondisi tubuh yang menurun drastis, kaki dan tangan yang terasa dingin, serta rewel dan lekas mengantuk, Anda disarankan untuk segera memeriksakan dirinya ke dokter. Faktor-faktor di bawah ini membuat seorang anak lebih berisiko mengalami dehidrasi:     



Mengalami lebih dari enam kali diare dalam satu hari. Muntah lebih dari dua kali dalam sehari. Berhenti menyusu secara tiba-tiba. Berumur kurang dari satu tahun, terutama jika berumur di bawah enam bulan. Berumur kurang dari dua tahun dengan berat badan di bawah rata-rata saat lahir.



Tetap berikan bayi Anda susu atau makan secara normal meski mereka mengalami diare. Ketika menyusui, Anda sendiri harus terus meningkatkan asupan cairan sendiri agar persediaan ASI selalu terjaga. Makanan saat mengalami diare Jika mengalami diare, pastikan Anda makan makanan padat setelah mampu untuk makan. Hal tersebut juga disarankan oleh para pakar kesehatan. Sebaiknya porsi makan Anda jangan terlalu besar dan hindari makanan yang terlalu berat, pedas, atau berlemak. Jangan berikan makanan padat pada anak Anda jika mereka mengalami dehidrasi. Berikan mereka cukup cairan dan pastikan tanda-tanda dehidrasi berhenti. Setelah itu baru Anda bisa memberi mereka makan seperti biasanya. Jika anak Anda menolak untuk makan, berikan terus cairan sampai selera makan mereka kembali. Mengatasi diare dengan cairan oralit Bagi mereka yang rentan dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan penggunaan oralit. Penderita diare yang disarankan minum oralit adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, berfisik lemah, dan yang berusia di atas enam puluh tahun. Oralit terdiri dari campuran air dengan gula dan garam. Cairan ini berfungsi untuk menggantikan karbohidrat, elektrolit/ion, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh agar tidak terjadi dehidrasi. Oralit bisa dibeli di apotek-apotek tanpa menggunakan resep. Jika anak Anda mengalami diare dan memiliki risiko dehidrasi, biasanya dokter akan menyarankan pemberian oralit. Anda bisa melihat petunjuk atau takaran pemberian oralit yang tertera pada kemasannya. Takaran yang diberikan biasanya tergantung kepada ukuran dan berat badan anak, namun rekomendasi umum untuk pemberian oralit pada anak adalah satu sachet untuk tiap kali setelah ke toilet. Oralit sendiri tidak bisa menyembuhkan diare atau menanggulangi penyebabnya, tetapi hanya berguna untuk mencegah dan memulihkan dehidrasi. Mengatasi diare dengan obat-obatan Ada beberapa jenis obat antidiare, dan umumnya obat antidiare mampu mengurangi gejala, serta mempersingkat lamanya diare sebanyak satu hari. Obat antidiare yang paling sering digunakan adalah loperamide. Obat ini terbukti efektif dan memilki efek samping yang sedikit. Loperamide mampu menjadikan kotoran Anda lebih padat dan mengurangi frekuensi buang air besar Anda. Sejumlah obat antidiare bisa dibeli di apotek tanpa menggunakan resep dari dokter. Anda disarankan untuk membaca petunjuk pada kemasan agar tahu takaran dosis yang tepat dan tahu apakah obat tersebut cocok untuk Anda. Obat antidiare sebetulnya tidak diperlukan, kecuali Anda terdesak oleh aktivitas penting. Penggunaan antibiotik untuk diare



Antibiotik biasanya dianjurkan jika penyebab diare telah dipastikan sebagai bakteri atau jika gejala diare yang terjadi sangat parah. Penderita diare disarankan untuk tidak mengonsumsi antibiotik jika penyebabnya belum diketahui. Selain karena antibiotik bisa menimbulkan efek samping buruk, antibiotik juga tidak berpengaruh jika diare disebabkan oleh virus. Jika terlalu sering digunakan untuk penyakit yang ringan, efek positif antibiotik akan berkurang ketika nantinya digunakan untuk mengobati kondisi yang lebih serius. Antibiotik juga disarankan bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terhadap infeksi. Obat-obatan pereda rasa sakit Meski obat pereda rasa sakit tidak akan mengobati diare, namun Anda boleh minum paracetamol atau ibuprofen jika diare Anda disertai sakit kepala dan demam. Penggunaan ibuprofen dilarang bagi penderita asma dan bagi mereka yang memiliki penyakit hati atau ginjal. Anak-anak boleh mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen jika diperlukan. Untuk mengetahui apakah obat tersebut cocok untuk anak Anda, periksa petunjuk pemakaian obat pada kemasan. Aspirin tidak cocok untuk diberikan pada anak-anak di bawah 16 tahun. Pengobatan kondisi dasar Yang dimaksud pengobatan kondisi dasar di sini adalah penanganan yang diberikan apabila diare yang Anda alami disebabkan oleh suatu penyakit yang telah ada sebelumnya berdasarkan hasil diagnosis dokter. Misalnya apabila diare Anda disebabkan oleh radang usus, maka penyakit tersebut harus diobati sampai tuntas sebelum dapat menyembuhkan diare. Karena apabila kondisi dasar tidak tertangani dengan baik, maka kemungkinan diare sebagai gejala akan terus berlanjut.



KEPERAWATAN ANAK 1. Alat-alat inhalasi 1. 2. 3. 4.



Mesin Nebulizer Obat sesuai indikasi, bronkodilator atau mukolitik Sungkup atau masker oksigen Tisu jika diperlukan



2. Langkah langkah pemberian inhalasi 1. 2. 3. 4. 5.



Siapkan obat sesuai dengan dosis dalam order Masukkan obat ke Nebulizer Hubungkan sungkup dengan Nebulizer Pastikan Nebulizer sudah teraliri listrik lalu nyalakan mesin Pastikan obat dihirup secara maksimal oleh pasien



6. 7. 8. 9.



Tunggu hingga obat habis yang ditandai dengan tidak adanya asap yang keluar lagi Matikan mesin Nebulizer Lepaskan sungkup pada pasien Rapikan alat



3. Evaluasi hasil tindakan inhalasi 1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur terhadap; keadaan umum, tanda-tanda vital, dan efek samping obat. 2. Mengauskultasi suara nafas. 3. Mengobservasi sputum / sekret yang dikeluarkan klien. KEPERAWATAN ANAK 1. Alat-alat pemberian water sponge 1.Baskom mandi 2.Bantalan tahan air 3.Air hangat (37 derajat celcius atau 98,60F) 4.Handuk 5.Termometer mandi 6.Etil alkohol (k/p) 7.Lap mandi 8.Termometer 9.Sarung tangan



2. Langkah-langkah pemberian water sponge 1.Cuci tangan dan kenakan sarung tangan 2.Jelaskan pada klien tentang tujuan tindakan water tepid sponging 3.Tutup tirai atau pintu ruangan 4.Ukur suhu dan nadi klien 5.Letakkan bantal tahan air dibawah klien dan lepaskan pakaian 6.Pertahankan selimut mandi di atas bagian tubuh yang tidak dikompres. 7.Periksa suhu air 8.Celupkan lap mandi dalam air dan letakkan lap yang sudah basah pada masing-masing aksilla dan lipatan paha. Bila menggunakan bak mandi, rendam klien selama 20-30 menit 9.Dengan perlahan kompres ekstremitas selama 5 menit. Periksa respon klien. Ekstremitas ditutup dengan lap mandi dingin. 10.Keringkan ekstremitas dan kaji ulang nadi dan suhu tubuh klien. Observasi respon klien terhadap terapi 11.Lanjutkan untuk mengkompres ekstremitas lain, punggung dan bokong selama 3 sampai 5 menit. Kaji ulang suhu dan nadi tiap 5 menit 12.Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipatan paha 13.Bila suhu tubuh turun sedikit di atas normal , hentikan prosedur



14.Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti klien dengan handuk atau selimut 15.Ganti peralatan dan linen bila basah 16.Catat bahwa prosedur telah dilakukan



3. Evaluasi pemberian water sponge KEPERAWATAN MATERNITAS 1. Prenatal : diagnose keperawatan yang muncul pada pasien prenatal



2. intranetal : apakah tanda permulaan persalinan Tanda – tanda permulaan persalinan Menurut Manuaba (2010; h. 167-169), dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontaksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan: 1. Turunya kepala, masuk ke PAP (Lightening). 2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun. 3. Munculnya nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim. 4. Terjadi pengeluaran lendir.



3. post notal : sebutkan macam-macam lochea Jenis – Jenis Lochea menurut Suherni (2009), yaitu : 1) Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan meconium, selama 2 hari pasca persalinan. 2) Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lender. Ini terjadi pada hari ke – 3 – 7 pasca persalinan. 3) Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14 pasca persalinan. 4) Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan. 5) Lochea parulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.



6) Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya. 4. Penanganan ibu hamil dengan antenatal



(Timbang) berat badan Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringanringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. (Ukur (tekanan) darah Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Ukur (tinggi) fundus uteri Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap. Untuk mencegah tetanus neonatorum. Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT Antigen Interval (selang waktu minimal) Lama perlindungan % Perlindungan TT 1 Pada kunjungan antenatal pertama TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95 TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ seumur 99 Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum 1. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan



2. (Tes) terhadap penyakit menular seksual Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal. 1. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan. (Depkes RI, 2001:23) Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante Natal Care (ANC) adalah: 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal 4. Kunjungan Ante Natal Care (ANC) Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31) Kunjungan ibu hamil Kl Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.



Kunjungan ulang Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung. K4 K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat: 1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu). 2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28) 3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36). 4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu Pengetahuan Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Ekonomi Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan. Sosial Budaya Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Geografis Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil



KEPERAWATAN MATERNITAS 1. Tujuan pemeriksaan leopold 1-4 ibu hamil



Leopold I Tujuan : Untuk menentukan umur kehamilan serta bagian tubuh apa yang terdapat didalam fundus uteri. Caranya :  Kaki klien ditekuk pada lutut serta lipat paha  Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil dan melihat kearah muka klien  Rahim dibawa ke tengah  Tinggi fundus uteri ditentukan, ukur dari bagian keras ketemu (symphisis) Leopold II Tujuan : Untuk menentukan dimana punggung anak dan dimana letak bagian-bagian kecil. Caranya :  Raba bagian kiri dan kanan Rahim jika teraba kecil-kecil dan panjang itu menentukan tangan dan jari-jari  Jika teraba lebar dank eras biasanya teraba di bagian abdomen kuadran kiri bawah Leopold III Tujuan : Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian bawah dan bagian bawah sudah terpegang oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar. Caranya :  Tangan kanan memegang bagian bawah  Tangan kiri mencoba menekan fundus  Dibagian bawah Rahim masih bias digoyangkan atau tidak  Bila belum konvergen tidak perlu leopold IV Leopold-IV Tujuan : Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam PAP. Caranya :  Tangan konvergen : hanya bagian kecil dari kepala yang turun PAP  Tangan sejajar II : separuh kepala masuk PAP  Tangan divergen : Bagian terbesar kepala masuk PAP



Untuk mendengarkan DJJ :  Cari punctum maximal  Kalau sudah jelas dengarkan bias dengan linex/dopler  Bandingkan dengan nadi ibu  Hitung denyut jantung dalam 1 menit  Normal >120-160 x/menit KEPERAWATAN MATERNITAS 1. Tujuan perawatan payudara



1. Memelihara keseatan dan kebersihan payudara itu 2. Melenturkan dan menguatkan puting susu 3. Mengatasi puting susu pada keadaan datar atau terbenam sehingga dapat menyembul keluar. Puting susu yang menyembul keluar siap disusukan kepada bayi. 2. Alat-alat perawatam payudara



1. Baby oil secukupnya.



2. Kapas secukupnya



3. Waslap, 2 buah



4. Handuk bersih, 2 buah



5. Bengkok



6. 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)



7. BH yang bersih dan terbuat dari katun 3. Langkah-langkah perawatan payudara



Ø Langkah-langkah pengurutan payudara a.



Pengurutan pertama



Terdiri dari empat gerakan yang dilakukan pada kedua payudara selama lima menit. Berikut tahap-tahap yang dilakukan pada pengurutan pertama :     



b.



Licinkan kedua tangan dengan minyak Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri kearah sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan Lakukan terus pengurutan ke bawah / ke samping. Selanjutnya, pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara Ulang gerakan 20-30 kali tiap satu payudara Pengurutan kedua



Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah puting susu. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali



c.



Pengurutan ketiga



Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan. Lakukan dua kali gerakan pada setiap payudara. Ø Pengompresan Lakukan tahap pengompresan. Sebe;umnya, siapkan alat berupa dua buah wadah/baskom kecil yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin serta dua buah waslap. Selanjutnya, kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres waslap dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama tiga kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat. Ø Perawatan puting susu Berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merawat puting susu : a) Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak selama lima menit agar kotoran disekitar puting mudah terangkat b) Jika puting susu normal, lakukan perawatan berikut. Oleskan minyak pada ibu jari dan telunjuk, lalu letakkan keduannya pada puting susu. Lakukan gerakan memutar kearah dalam sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu. Gerakan ini untuk meningkatkan elastisitas otot puting susu KEPERAWATAN GAWAR DARURAT DAN MANAGEMEN BENCANA 1. Cara menilai triasedalam kasus gawat darurat dan bencana a.



Langkah 1: Respirasi







Tidak bernapas, buka jalan napas, jika tetap tidak bernapas beri TAG HITAM







Pernfasan >30 kali /menit atau 2 detik: TAG MERAH







Bila CRT < 2 detik: tahap berikutnya



– Bila tidak memungkinankan untu CRT (pencahayaan kurang), cek nadi radial, bila tidak teraba/lemah; TAG MERAH –



Bila nadi radial teraba: tahap berikutnya



c.



Langkah 3: Mental Status



– Berikan perintah sederhana kepada penderita, jika dapat mengikuti perintah: TAG KUNING –



Bila tidak dapat mengikuti perintah: TAG MERAH



Tindakan yang haru CEPAT dilakuakn adalah: –



Buka jalan napas, bebaskan benda asing atau darah







Berikan nafas buatan segara jika korban tidak bernafas







Balut tekan dan tinggikan jika ada luka terbuka/perdarahan



Setelah memberikan tindakan tersebut, penolong memberikan tag/kartu sesuai penilaian triage (HIJAU, KUNING, MERAH, HITAM), setelah itu menuju korban lainya yang belum dilakukan triage. 2. Indikasi BHD 1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban / pasien 2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadi henti jantung. 3. Langkah-langkah bantuan hidup dasar 1. Pastikan keamanan penolong dan pasien 2. Nilai Respon klien    



3. 4.



Segera Berteriak Minta Pertolongan Memperbaiki Posisi Pasien   



5.



Segera setelah aman Memeriksa korban dengan cara menepuk bahu “Are you all right ?” Hati-hati kemungkinan trauma leher Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu



Posisi Supine Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd permukaan datar dan keras Bila curiga cedera spinal; pindahkan pasien dengan cara: kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan (log roll / in-line) MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG



Posisi penolong : di samping pasien



KEPERAWATAN JIWA



1. Prinsip dasar dalam membangunkan dan mempertahankan hubungan yang terapotik Pertama, hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip” humanity of nurse and clients”. Kualitas hubungan perawat - klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai manusia. Hubungan perawat dengan klien tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong dengan kliennya tetapi lebih dari itu, hubungan antar manusia yang bermartabat. Kedua, perawat harus menghargai keunikan klien. Tiap individu mempunyai karakter yang berbeda -beda, karena itu perawat perlu memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan tiap individu. Ketiga, semua komuikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien. Keempat, komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah. Hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari komunikasi terapeutik.



2. prinsip penangan pasien yang mengalami halusinasi 1. Dengan minum obat. Obat dapat mengurangi halusinasi, namun kebanyakan tidak dapat hilang sama sekali. Selain itu, dalam jangka panjang, obat anti gangguan jiwa mempunyai efek samping yang merugikan. 2. Dengan mengalihkan perhatian. Cara menghiilangkan halusinasi dengan mengalihkan perhatian, antara lain: mendengarkan musik, berjalan jalan di udara segar, mengerjakan hobi, dan lain lain. 3. Dengan memfokuskan (focusing), yaitu antara lain dengan : menyadari bahwa suara suara tersebut tidak harus dituruti, berusaha mengendalikan suara suara tersebut (misal: menyuruh agar suara muncul 10 menit dari sekarang, dll). 4. Dengan metode metakognisi, antara lain dengan: menerima suara suara tersebut (tapi tidak harus menurutinya), membuat daftar hal hal yang mendukung dan bertentangan dengan isi suara tersebut (kalau dikatakan goblog, maka buat daftar keberhasilan keberhasilan yang dulu pernah dicapai, dll).



KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2 1. Penatalaksanaan pasien dengan fraktur 1. Penolong dan korban jangan panik.



2. Pastikan penderita tersebut bernafas, mendapat cukup ruang udara ( Tidak dikerumuni orang) 3. Posisikan tidur terlentang. 4. Gunting atau lepaskan pakaian si korban pada bagian yang patah, yang menutupi/mengganggu pandangan si penolong. 5. Lakukan pembidaian bila tidak terjadi perdarahan, untuk mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah, mengurangi cedera baru di sekitar tulang yang patah, memberikan istirahat bagian tubuh yang patah, mengurangi nyeri. 6. Bila terjadi perdarahan seperti pada patah tulang terbuka, tekanlah dengan keras pembuluh darah yang sedang mengeluarkan darah dengan menggunakan pembalut/kain kasa yang steril. Berikan ganjalan dibawah bidai untuk meninggikan bagian tubuh tersebut supaya bengakak dan perdarahan berkurang. 7. Jika terlihat ada tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutuplah dengan kasa steril dan pakaikan sebuah bidai. 8. Anggota badan sebaiknya tetap/tidak berubah pada posisi sewaktu patah tulang terjadi. 9. Bawa ke Rumah sakit terdekat. Cara Memasang Bidai : 1. Menarik bagian extremitas yang lebih ujung dari patah tulang, misalnya pergelangan tangan atau pergelangan kaki dengan perlahan dan lembut tetapi cukup kuat. 2. Posisikan extremitas tersebut mendekati posisi normal. 3. Letakan Papan yang datar di bawahnya sepanjang extremitas (Mencakup 2 sendi pada patah tulang bersangkutan). 4. Gunakan kassa Rol atau elastik verban untuk memfiksasi ekstremitas yang patah dengan papan dengan cukup erat tetapi jangan terlalu kencang. Cukup untuk menopang bagian tulang yang patah agar tidak terjadi pergerakan. 2. Penatalaksanaan pasien dengan luka bakar a. Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning. b. Cooling : Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). c. Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi



rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang. d. Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari superficial partial- thickness. e. Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. f. Comforting



:



dapat



dilakukan



pemberian



pengurang



rasa



nyeri,



berupa



1) Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg 2)Morphine(IV-intravena)0,1mg/kg 3) Morphine (IM-intramuskular) 0,2mg/kg Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahayadari ABC (airway, breathing, Circulation) 3. Penatalaksanaan pasien dengan diabetes mellitus 1. Pengaturan diet 2. Olah raga 4. 3 Masalah keperawatan utama pada pasien dengan gangguan system tubuh (muskoloskeletal,integument,penginderaan,endokrin,perioperative system imun) ENDOKRIN 1. Risiko deficit volume cairan b/d poliuri 2. Gangguan nutrisi b/d gangguan keseimbangan insulin 3. Penurunan penglihatan b/d proses penyakitnya (retinopati) 5. rencana tindakan dari satu masalah keperawatan diatas NO



DIAGNOSA



TUJUAN



INTERVENSI



RASIONAL



1.



2.



Resiko deficit volume cairan b/d poliuri



-



Gangguan nutrisi b/d gangguan keseimbangan insulin



-



-



Mendemonstras ikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dpt diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu dan kadar elektrolit dlm batas normal Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat



MendemonstrasikanBB stabil atau penambahan kearah rentang biasanya/yang diinginkan dgn nilai lab. Normal -



-



3.



Penurunan penglihatan b/d proses penyakitnya (retinopati)



-



4.



Gangguan istirahat tidur b/d poliuri



-



Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan



Mengidentifikasi potensial bahaya dalam lingkungan -



Kebutuhan istirah tidur pasien dapat terpenuhi



Hipovolemia dpt Pantau TTV, catat adanya perubahan TD dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia ortostatik Pantau masukan dan pengeluaran, Pertahankan untuk memberikan cairan, dalam batas yang ditoleransi jantung



-



Timbang BB setiap hari sesuai dgn indikasi



Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dgn makanan yang dpt dihabiskan pasien Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/cultural Pantau GDS tiap hari -



-



Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan utilisasinya)



Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik Jika makanan yang disukai pasien dpt dimasukkan dlm perencanaan makan, kerjasama ini dpt diupayakan setelah pulang Utuk mengetahui perkembangan penyakit pasien dan keberhasilan diet yang telah diterapkan



Observasi lapang pandang penglihatan - Menghindari cedera dan menurunkan resiko jatuh Letakan barang yang dibutuhkan dekat - Memungkinkan pasien dengan pasien dan melihat objek lebih pada tempat yang mudah aman



-



Anjurkan kepada klien untuk tidak tidak minum 2 jam sebelum tidur



-



Untuk mengurangi keinginan BAK dimalam hari



-



Beri penjelasan bangun pada malam hari kepada klien untuk



- Untuk mengurangi klien



tidak minum terlalu banyak dimalam hari



5.



Gangguan integritas kulit b/d proses penyakitnya



Mempertahankan Menjaga integritas kulit dan kebersihan kulit mencegah kerusakan kulit lebih lanjit - Beri penjelasan



Untuk mencegah kerusakan yang Lebih lanjut pada kulit pasien



mencegah luka lecet kepada pasien untuk pada sela kulit menggunakan lotion - menghindari terjadinya setelah mandi khusnya pada daerah luka yang kering - Anjurkan klien untuk menggunakan alas kaki dalam maupun luar rumah 6.



Intoleransi aktifitas b/d kelelahan



Klien dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuannya



Kaji dan diskusikan Pasien biasanya tingkat kelemahan mengalami penurunan klien serta tenaga, kelelahan otot mengidentifikasi terus memeburuk karna aktifitas yang dapat proses penyakit dan dilakukan klien muncul ketik seimbangan kalium dan natrium



- Diskusikan cara untuk menghemat tenanga, misalnya duduk lebih baik daripada berdiri selama melakukan aktifitas



- Klien lebih rileks dalam melakukan aktifitasnya.



KEPERAWATAN KELUARGA 1. Tujuan pendidikan menurut bloom Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: 1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.



2. Peran keluarga dalam penanganan mengalami penyakit tbc paru



angota



keluarga



yang



peran keluarga sebagai pengawas minum obat (pmo) dalam mendukung proses pengobatan penderita tb paru



KEPERAWATAN GERONTIK 1. Batas usia dinyatakan lanjut usia Lanjut Usia Meliputi : -Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun -Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun -Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun -Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun 2. Perubahan fisik/psikologis pada lansia Psikologis  Kecemasan (angietas)  Depresi  Rasa bersalah (guilty feeling)  Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam berhubungan intim Fisik



Sistem kulit (integumentari sistem)      



Kulit mengerut akibat jaringan lemak Permukaan kulit kasar dan bersisik Menurunnya respon terhadap trauma Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu Kuku menjadi keras dan rapuh Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya



3. Penyakit degenerative yang sering terjadi pada lansia pengeroposan tulang anda dapat menghindari paparan toxic prooksidan atau radikal bebas. Kalaupun anda tidak dapat menghindari anda dapat menggunakan pelindung kulit seperti hand and body, sunblock ataupun UV protection lainnya pada kulit anda sehingga paparan radikal bebas tidak langsung masuk ke dalam lapisan kulit anda. 4. Tindakan keperawatan yang spesifik di lakukan pada lansia sehat agar tetap sehat



Pola Makan Sederhana Gaya hidup sehat yang paling utama bagi lansia adalah pola makan, makanan yang boleh dikonsumsi yang disarankan adalah sayuran, gandum,



buah-buahan yang tidak memicu asam lambung seperti jeruk manis, dan pepaya. Hindari juga segala makanan yang mengandung telur karena dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Olahraga Ringan Olahraga yang paling cocok untuk lansia adalah yoga, jalan kaki di pagi hari dan bersepeda. Jangan Mengkonsumsi Makanan Berlemak Sedikit saja makanan berlemak yang masuk pada tubuh lansia mengakibatkan gejala yang serius seperti kolesterol naik, pusing, resiko jantung dan mual. Gejala pun dampaknya bisa langsung terjadi pada saat memakan ataupun setelah makan. Minumlah Susu Pencegah Osteoporosis (Tulang Kropos) Banyak produk yang menawarkan susu untuk mencegah osteoporosis, namun hal yang penting diperhatikan adalah tidak semua produk susu cocok untuk anda. Lantas bagaimana cara memilih produk yang cocok ? anda dapat meminta saran kepada dokter konsultan gizi, karena dokter gizi akan melakukan pengecekan mulai dari riwayat penyakit anda hingga kesehatan lainnya yang dapat menentukan susu apakah yang cocok bagi anda. Mempertahankan Ideal Tubuh (Bukan Diet) Ingat kebanyakan pada usia lansia salah konsep mengenai cara diet lansia, pada usia lansia tidak diperkenankan untuk mengurangi asupan makanan ataupun juga sebaliknya menambah asupan makanan, tetapi pada usia lansia makanlah sewajarnya agar anda terhindar dari resiko obesitas. Sebisa Mungkin Mengurangi Asupan Garam Garam yang dikonsumsi pada usia tua mengakibatkan tekanan darah tinggi, minimkanlah asupan garam menjadi 3-4 gram sehari. Berhentilah Merokok Pada Usia Tua Sebaiknya Hindari Makanan Yang Mengandung Santan Santan memang bumbu khas indonesia dan sehat, namun selalu ingatlah komponen penting gaya hidup sehat bagi lansia adalah asupan makanan. Diambil dari tabloidnova ternyata santan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) Hindari Stres



5. Cara mencegah lansia agar tidak mengalami gangguan memori/pikun



Berikut ini makanan yang diperlukan agar terjaga dari “penyakit” lupa ingatan (pikun), yaitu antara lain : - SAYURAN DAN BUAH Agar terhindar “penyakit” lupa ingatan (pikun), kita perlu banyak mengkonsumsi Zat antioksidan. Zat antioksidan banyak sekali terdapat dalam SAYURAN DAUN HIJAU (sawi hijau, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun katuk, daun kacang panjang, daun mlinjo dll), buah berwarna oranye/kuning (ubi jalar merah, wortel, labu kuning, jeruk, pepaya, mangga belimbing), serta buah berwarna merah (semangka, stroberi). - MAKANAN KAYA VITAMIN B-KOMPLEK Penderita “penyakit” lupa ingatan (pikun) juga diharapkan banyak mengkonsumsi makanan kaya vitamin B-komplek. Makanan kaya vitamin B-komplek harus tercukupi, serta diperhatikan, agar otak tetap segar. Vitamin B12, kolin merupakan bahan baku untuk memproduksi asetilkolin, salah satu jenis neurotransmitter berperan dalam fungsi mengingat, yaitu mempertajam daya ingat. Selain terdapat pada kacang-kacangan, vitamin B juga banyak terdapat pada padi-padian (beras merah,tepung terigu), serta banyak terdapat pada sayur daun hijau. Telur, ragi, kacang hijau, kedelai (tempe, tahu tauco) juga kaya akan kolin. - PROTEIN YANG TEPAT Banyak mengkonsumsi protein dengan kadar yang tepat dapat menghambat “penyakit” lupa ingatan (pikun). Hal ini dikarenakan, dalam otak, protein berfungsi membangun sel baru sekaligus memacu produksi neurotransmitter norepinefrin dan dopamine.Keduanya berperan menjernihkan pikiran ,konsentrasi, juga perhatian. Mengkonsumsi jenis protein akan mempertajam ingatan serta kecerdasan. Oleh sebab itu, lebih baik memilih bahan makanan kaya protein tetapi rendah lemak misalnya kedelai (hasil olahannya tempe,tahu,susu kedelai),susu rendah lemak,serta kacang-kacangan kecuali kacang tanah. Penderita “penyakit lupa ingatan (pikun) dihimbau agar menjauhi makanan kaya protein tetapi banyak mengandung lemak,seperti kacang tanah, selai kacang kacang, keju. Selain memerlukan banyak energi untuk mencernanya ,makanan tersebut lambat menghasilkan neurotransmitter bisa menyebabkan menumpulnya kemampuan otak. - KARBOHIDRAT KOMPLEKS Makanan selanjutnya, agar kita lebih terjaga dari lupa ingatan (pikun) adalah makan yang banyak mengandung karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks bisa membuat kita tetap mampu berkonsentrasi dengan baik sekalipun sedang banyak pikiran maupun lagi stres. Asam amino triptofan akan memacu produksi serotonin,bahan kimiawi dalam otak, menjadikan pikiran mudah berkonsentrasi walaupun ada banyak masalah. Macam-macam karbohidrat kompleks mengandung triptofan diantaranya nasi,pasta,sayuran,buah-buahan. Disamping itu, agar terjaga dari lupa ingatan (pikun), Anda harus menghindari karbohidrat sederhana yaitu gula, makanan-minuman banyak mengandung gula, sebab bisa menjadikan ‘otak lelah’ sehingga daya ingatan akan bertahan dalam jangka pendek.



- OMEGA-3, OMEGA -6 Penderita lupa ingatan (pikun) memang tak harus menjauhi lemak sama sekali , karena otak sebagian besar terdiri atas lemak. Selain bisa mempersempit pipa pembuluh darah sehingga pasokan darah kaya oksigen ke otak terganggu, lemak jenuh merangsang munculnya depresi, sikap agresif. Sebaiknya pilih lemak kaya asamlemak Omega-3, Omega-6 ,terdapat dalam kedelai,ikan,rumput laut. Asam lemak Omega mencegah kerusakan sel otak sekaligus menyembuhkannya, serta mempertajam daya ingat, mudah berkonsentrasi. SUPLEMEN PENUNJANG AGAR MENGHAMBAT KEPIKUNAN (LUPA INGATAN) - VITAMIN E Suplemen yang dibutuhkan agar menghambat pikun (lupa ingatan) adalah vitamin E. Sumbangan vitamin E dari makanan ,bahkan bahan makanan kaya vitamin E sekalipun ternyata sangat minim, rata-rata hanya 10-15 SI (Satuan Internasional)per hari. Karena itu masih perlu suplemen vitamin E sebanyak 400 SI sebagai pencegahan,atau 2000 SI untuk pengobatan (dibawah pengawasan dokter) .Plilih suplemen vitamin E aktif, alami, yakni dalfa-tokoferol karena lebih unggul. - BETAKAROTEN Suplemen selanjutnya yang diperlukan untuk menghambat pikun (lupa ingatan), yaitu dengan mengkonsumsi suplemen betakaroten 10-15 mg (bukan suplemen vitamin A,karena bisa meracuni). Vitamin E ,betakaroten bersifat larut dalam lemak ,konsumsi antioksidan ini bersamaan waktu makan atau sesudahnya. Supaya lemak bisa membantu melarutkannya - VITAMIN C Tidak lupa, Agar bisa menghambat pikun (lupa ingatan), maka tambahkan suplemen vitamin C, 250-1000 mg perhari. - VITAMIN B6, B12, ASAM FOLAT Suplemen vitamin B-kompleks sering disebut sebagai suplemen anti pikun (lupa ingatan) karena berkasiat mempertajam kecerdasan. 1. Jenis kewirausahan yang bisa di kembangkan oleh profesi perawat 1.



Home Care Definisi Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home careadalah pelayanan kesehatan yangberkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuanuntuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkankesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian danmeminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang



dikelola oleh suatu unit atau sarana ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga professional dibantu tenaga non professional dibidang kesehatan maupun non kesehatan.



2.



Konsultan Keperawatan Definisi Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan diperusahaan, melainkan seseorang yang menjalankanusaha hanya sendiri serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konselingsecara langsung pada klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalahsosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).



3.



Terapi Komplementer Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakityang dilakukan sebagai pendukung



pengobatan



mediskonvensional



atau



sebagai



pengobatan



pilihan



lain



diluar pengobatan medis yang konvensional. Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapatdiintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :



a) Akupunktur Medik. Akupuntur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signalyang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphine yang banyak berperan pada sistem tubuh. b) Terapi Hiperbarik. Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memilikitekanan udara 2 – 3 kali lebih besar dari pada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi,



pasien boleh membaca, minum,atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara. c) Terapi herbal medik. Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seorang praktisi komplementer, yaitu sebagai berikut : a)



Sumber daya manusia harus tenaga dokter, perawat dan ataudokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.



b) Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalambentuk sediaan farmasi. c)



Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harustelah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus– menerus.



4.



Klinik Kesehatan Swasta Dalam Bidang Penelitian



2. Pendidikan dan budaya anti korupsi 1. nilai-nilai budaya anti korupsi 1. Kejujuran Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. 2. Kepedulian Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. 3. Kemandirian Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain. 4. Kedisiplinan Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.



5. Tanggung Jawab Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). 6. Kerja Keras Kerja keras didasari dengan adanya kemauan 7. Kesederhanaan Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan masyarakat disekitar. 8. Keberanian Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya.. 9. Keadilan Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak 2. contoh aplikasi nilai-nilai budaya anti korupsi dalam pekerjaan keperawatan 3. Artikel Drinking Water Water becomes the popular drink after sot drink in some countries. People believe that it is good to drink eight glasses of water a day to keep our body moisturized and healthy. However, drinking eight glasses of water a day was nothing more than a guideline, not based on scientific evidence. Water gives us many benefits. First, water could aid weight loss. By drinking water before having a meal, you can lose your weight. This is because extra H2O helps us eatless by making us feel full and boost metabolism. Second, water keeps digest healthy. Water helps dissolve fats and soluble fiber. Water also flushes waste product that prevents constipation and reduce the burden on our kidneys and liver. The last, water prevents headache naturally. We sometimes get migraine. Migraine is caused, sometimes, by not drinking water for too long. Water helps our headache by drinking two to four cups of water for headache relief within one to two hours. Water is the healthiest beverage in the world. You will get nothing from water but benefits for your health. Artinya Meminum Air Air menjadi minuman populer setelah minuman bersoda di beberapa negara. Orang percaya bahwa minum delapan gelas air sehari untuk menjaga tubuh kita lembab dan sehat adalah baik. Namun, minum delapan gelas air sehari adalah tidak lebih dari sebuah pedoman, tidak didasarkan pada bukti ilmiah. Air memberi kita banyak manfaat. Pertama, air bisa membantu penurunan berat badan. Dengan minum air sebelum makan, Anda bisa menurunkan berat badan Anda. Hal ini karena H2O tambahan membantu kita makan sedikit



dengan membuat kita merasa kenyang dan meningkatkan metabolisme. Kedua, air membantu pencernaan kita menjadi sehat. Air membantu melarutkan lemak dan serat larut. Air juga mendorong limbah yang mencegah sembelit dan mengurangi beban pada ginjal dan hati kita. Yang terakhir, air mencegah sakit kepala secara alami. Kita kadang-kadang terkena migrain. Migrain disebabkan, kadang-kadang, dengan tidak banyak meminum air. Air membantu menyembuhkan sakit kepala dengan meminum dua sampai empat cangkir air untuk menyembuhkan sakit kepala dalam waktu satu sampai dua jam. Air adalah minuman sehat di dunia. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dari air selain manfaat untuk kesehatan Anda.



4. Keperawatan komunitas 1. peran perawat komunitas/kesehatan masyarakat



1. Peran sebagai pelaksana kesehatan Peran perawat sebagai pelaksana kesehatan yaitu seluruh kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainya sehingga tercipta keterpaduan dalam system pelayanan kesehatan. peran sebagai pelaksana dapat berupa Clinical nurse specialist (CNS) dan Family Nurse Practitioner (FNP). 2. Peran sebagai pendidik Perawat memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Hal ini dilakukan, baik dirumah, puskesmas dan di masyarakat. Pelaksanaan peran ini dilakukan secara terorganisir untuk menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku sehingga mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat komunitas) dan anggota profesi lain dalam bentuk formal maupun nonformal. Pengajaran yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Berikut ini adalah focus pengajaran pada peran perawat sebagai pendidik : a.



Penanaman perilaku sehat



b. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet c.



Olahraga



d. Pengelolaan atau manajemen stress e.



Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang berkelanjutan



f.



Pendidikan tentang penggunaan obat



g. Pendidikan tentanf perawatan mandiri 3. Peran sebagai Administrasi Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban, tugas dan tanggungjawab yang diembannya. 4. Peran sebagai Konseling Perawat kesehatab masyarakat dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat. 5. Peran sebagai peneliti Sebagai peneliti perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan atau yang mengancam kesehatan. 2. 6 upaya kesehatan program wajib puskesmas Kesehatan dasar BASIC SIX atau 6 program pokok puskesmas yaitu:  Promosi kesehatan.  Kesehatan lingkungan.  Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular  Kesehatan Keluarga dan Reproduksi  Perbaikan Gizi masyarakat  Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan



5. Promosi kesehatan 1. tujuan pendidikan kesehatan pada pasien TB paru Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan audiens dapat mengerti dan memahami tentang penyakit TBC. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini audiens dapat : 1. Memahami pengertian Tuberkulosis Paru (TBC). 2. Mengetahui faktor – faktor penyebab Tuberkulosis Paru (TBC). 3. Memahami dan mengetahui cara penularan/penyebaran dari penyakit TBC. 4. Mengetahui tanda dan gejala penyakit TBC. 5. Memahami dan mengetahui cara pencegahan dari Tuberkulosis Paru (TBC). 6. Memahami dan mengetahui cara pengobatan dari Tuberkulosis Paru (TBC). 2. metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan



1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan kesehatan.



Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu hamil tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Perorangan disini tidak hanya berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.



Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara ini).



Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :



1.1 Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling) Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).



1.2 Interview (Wawancara) Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.



2. Metode Pendidikan Kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.



2.1 Kelompok Besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :



2.1.1 Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :



2.1.1.1 Persiapan Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan : a. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema. b. Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya.



2.1.1.2 Pelaksanaan Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas. c. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah. d. Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk. e. Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.



2.1.2 Seminar Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.



2.2 Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metodemetode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :



2.2.1 Diskusi Kelompok



Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.



Pimpinan diskusi / penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok ada kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.



Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.



2.2.2 Curah Pendapat (Brain Storming) Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara pendapat).



Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.



2.2.3 Bola Salju (Snow Balling) Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.



2.2.4 Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group) Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.



3. materi yang penting disampaikan pada pendidikan kesehatan pasien TB paru 1. Penyakit TB



2. 3. 4. 5. 6. 7.



TB dapat disembuhkan Orang yang diduga TB Penyebab TB Pemeriksaan yang harus dijalani Menyiapkan pasien untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium Pencegahan penularan



4. cara mengevaluasi pendidikan kesehatan pada pasien paru