Nilai - Nilai Pancasila Sebagai Orientasi (Core Value) Pendidikan Kewarganegaraan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nilai – Nilai Pancasila sebagai orientasi ( core value ) Pendidikan Kewarganegaraan Kewarganegaraan dan pancasila merupakan dua hal yang saling terkait dan terhubung, dengan nilai – nilai pancasila menjadi dasarnya. Nilai ( value ) sendiri memiliki pengertian yaitu kualitas yang melekat pada sesuatu, bisa bersifat material, maupun immaterial. Nilai material merupakan nilai yang mendominasi dalam kehidupan kita karena kenyataan yang bisa di indra itulah yang kadang kala kita menganggapnya bernilai. Sedangkan nilai immaterial merupakan nilai yang sifatnya abstrak, tetapi juga bisa dirasakan, contohnya yaitu nilai keindahan, kemanusiaan, kebaikan, dst. Segala sesuatu, baik benda sekalipun juga memiliki nilai. Nilai memiliki beberapa jenis, antara lain ; 1. Nilai yang menyangkut kebaikan dan keburukan 2. Nilai yang menyangkut tujuan dan maksud / arti 3. Nilai yang menyangkut subjective (nilai yang terdapat di dalam dirinya sendiri) dan objective ( penilaian subjek terhadap objek tersebut) 4. Nilai yang nampak dan nyata 5. nilai yang actual dan potential 6. dan nilai yang murni dan campuran. Nilai – nilai dalam pancasila memiliki banyak ragam. Pertama yaitu nilai religiuritas yang menjadi fundamen, dasar dalam menegakkan : 1. Keyakinan hanya pada Tuhan Maksudnya yaitu bagaimana kita bisa hidup berdampingan dalam berbagai ragam agama yang ada. Di sisi lain, atheisme merupakan paham yang berseberangan dengan keyakinan kita akan adanya tuhan. 2. Agama mengangkat derajat manusia (HAM) Agama mendorong kita untuk mengangkat manusia lain yang memang derajatnya rendah. 3. Sebagai etika politik dan landasan moral penyelenggaraan negara Indonesia memiliki keunikan karena Indonesia menggabungkan berbagai ragam kebudayaan. Indonesia tidak bisa dikatakan negara dengan demokrasi murni, tetapi seringkali ada faham ketuhanan yang muncul. Kedaulatan juga kadang tidak difahami secara utuh ( ada di tangan rakyat ) karena pada akhirnya banyak politisi kita yang memahami bahwa Tuhanlah yang



berkehendak atas segalanya. Pada prinsipnya landasan moral harus diletakkan dalam penyelenggaraan praktek kebangsaan dan kenegaraan. 4. Agama mendorong nasionalisme Agama seharusnya mampu mendorong pada nasionalisme. Kenyataan yang ada di Indonesia yaitu nasionalisme tidak bisa dipisahkan dengan agama. Salah satu contohnya yaitu para ulama atau pemuka agama yang menggunakan keyakinan akan agama untuk mengobarkan semangat pada masa penjajahan. Nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme yang diusung dari eropa ( kaum borjuis), tetapi nasionalisme Indonesia didiorong oleh keyakinan agama. Agama di Indonesia juga bukanlah agama yang candu dan hanya untuk menghibur, tetapi agama yang ada itu bersifat progressif, dapat mengangkat derajat manusia, dan dapat mendorong ke arah nasionalisme 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Konsep ini tidak menekankan pada ketuhanannya, melainkan menekankan pada nilai toleran, hormat, kerja sama antar satu sama lain. Kebudayaan antar masyarakat Indonesia merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dibuang begitu saja karena sejatinya kita selalu hidup berdampingan meskipun berbeda keyakinan. Kedua yaitu nilai kemanusiaan yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Manusia sebagai subyek utama pendukung negara 2. Negara memiliki kewajiban melingdungi kemanusiaan karena kita sebagai masyarakat telah melepaskan atribut untuk menjadi bangsa dan bernegara 3. Kemanusiaan anti – diskriminatif. Diskriminatif adalah pembedaan antar satu sama lain baik berdasarkan agama, suku, ras, dst 4. Egaliter ( memandang deraajat yang sama dengan yang lain ) 5. Jika kita telah mampu bersikap egaliter, maka mestinya kita mampu menghapus feodalistik karena feodalistik adalah kebudayaan yang tidak demokratis dan membuat kita tidak bisa mengembangkan diri pada ruang – ruang publik yang lain. Ketiga yaitu nilai persatuan yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Negara ada akibat adanya warga Indonesia yang bersatu 2. Sesuatu yang menjadi fundamen yang harus kita kembangkan adalah gotong royong. Gotong royong harus kita maknai sebagai bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama



3. Mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok / individu juga merupakan makna dari gotong royong. Keempat yaitu nilai kekeluargaan yang pelaksanannya adalah sebagai berikut : 1. Falsafah kekeluargaan dianalogikan bagaikan tubuh, di mana pada saat satu bagian tubuh merasa sakit, maka semua juga merasa sakit. Rasa individualis harus kita tangkal dengan falsafah kekeluargaan 2. Apapun masalah dan persoalannya dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan melepaskan ego dan kepentingan masing – masing. Pemimpin yang mampu melepaskan ego dan kepentingan pasti mampu berdialog dengan rakyat tanpa adanya rasa terdominasi 3. Musyawarah tercapai mufakat jika didasari sikap kebijaksanaan. Terakhir yaitu nilai keadilan yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Pada akhirnya yang dicari merupakan bagaimana cara untuk mencapai keadilan yang di dalamnya ada sifat tidak memihak 2. Selalu menyeimbangkan hubungan antara hak dan kewajiban tanpa membeda – bedakan 3. Selain itu juga harus menghormati hak orang lain dan tidak bermental membunuh yang lain 4. Mencapai cita – cita keadlilan sosial.