Nilai-Nilai Profesi Bidan 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ NILAI-NILAI PROFESI BIDAN “ A. Nilai dan Kepercayaan Bidan  Nilai dan kepercyaan bidan : 1. Respek terhadap individu dan kehidupannya. 2. Fokus pada wanita dalm proses childbirth. 3. Keterpaduan yang merefleksikan kejujuran dan prinsip moral. 4. Keadilan dan kebenaran. 5. Menerapkan proses dan prinsip demokrasi. 6. Pengembangan diri diambil dari pengalaman hidup dan proses pendidikan. 7. Pendidikan kebidanan merupakan dasar dari praktik kebidanan.  Kepercayaan yang harus dipegang oleh profesi bidan : 1. Setiap ibu adalah individu yang memiliki hak, kebutuhan, harapan, dan keinginan. 2. Adanya profesi



kebidanan



yang



mempunyai



kekuatan



untuk



mempengaruhi kondisi kehamilan dan pelayanan yang diberikan pada wanita dan keluarganya pada proses persalinan. 3. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan pada calon ibu, calon ayah dan bayi. 4. Ibu dan bayi membutuhkan sesuatu yang bernilai sesuai dengan kebutuhannya. B. Konsep Role Model Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang ada dilingkungan masyarakat. Tidak hanya itu, perawat bahkan dapat dijumpai sampai pelosok tanah air. Oleh karena itu, perawat hidup ditengah masyarakat haruslah menjadi panutan/contoh (role model) dalam berkehidupan dimasyarakat. Karena perawat merupakan publik figure yang ada ditengah masyarakat Indonesia, maka semua perilaku atau kebiasaan perawat akan menjadi contoh dimasyarakat. Terlebih lagi kebiasaan dalam bidang kesehatan, misalnya perilaku bersih dan sehat, ini akan menjadi sorotan masyarakat. Oleh karena perawat dituntut menjadi Role model/contoh ditengah masyarakat, maka perawat harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri sebelum menjadi contoh untuk masyarakat. Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat, hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien ( Stuart dan Sundeen, 1987, h.102 ). Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan professional dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin pada asuhan kesehatan jiwa karena perawat memakai dirinya secara terapeutik dalam



menolong klien. Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.  Ciri perawat yang dapat menjadi role model : 1. Puas akan hidupnya 2. Tidak didominasi oleh stres 3. Mampu mengembangkan kemampuan 4. Adaptif. C. Konsep Keputusan Moral dan Teori Moral a. Pengertian keputusan moral dalam keperawatan Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dengan pengambilan keputusan : 1) Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan. 2) Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tetapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu : a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil. b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia. c. Falsafah yang dianut organisasi. d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen didalam organisasi. 3) Masalah harus diketahui dengan jelas 4) Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis. 5) Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang. Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan menimbulkan berbagai masalah : a. Tidak tepatnya keputusan b. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material c. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkrinisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang didalam organisasi tersebut. d. Timbulnya penolakan terhadap keputusan. b. Faktor yang mempengaruhi pada pengambilan keputusan a. Faktor yang mempengaruhi pada pengambilan keputusan: 1) Faktor Internal



Faktor internal dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Faktor internal tersebut meliputi : keadaan emosional dan fisik, personal karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu, minat, pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang dimiliki. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu. Suatu nilai yang berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan masalah, bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan. Nilai ditentukan oleh salah satu kultural, sosial, latar belakang, filosofi, sosial dan kultural. b. Pengambila keputusan kelompok Ada dua kriteria utama untuk pengambilan keputusan yang efektif : - Keputusan harus berkualitas tinggi dan dapat mencapai tujuan atau -



sasaran yang sebelumnya telah didefinisikan. Keputusan harus diterima oleh orang yang bertanggung jawab melaksanakannya. Contoh : rapat merupakan salah satu alat terpenting untuk mencapai informasi dan mengambil keputusan. Langkah utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan proses pemecahan masalah. Fase ini termasuk mendefinisikan keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan, menyeleksi pilihan yang paling baik untuk menilai sebelum



mendefinisikan tujuan, implementasi, dan evaluasi. c. Teori Moral dalam keperawatan Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat, dan praktek profesional.  Teori moral kebanyakan tidak ada “algorithma moral moral” untuk 



membuat keputusan atau jawaban. Pilihan yang dapat dilakukan adalah “Teori Moral” yang memberi







kerangka membuat keputusan-keputusan moral dan etika. Masalah teori moral tidak selalu memberi jawaban yang sama bahkan sering bertentangan.  Penentu teori moral :  Egoisme Etikal - Pemikiran : tindakan boleh (dapat diterima) atas dasar kepentingan sendiri Contoh : membunuh perampok untuk membela diri







Utilitarianisme - Pemikiran : tindakan diterima bila memberikan paling banyak



manfaat untuk orang banyak. Contoh : penggunaan DDT untuk melawan malaria - Analisis utilitarianisme - Tentukan target audiens - Tentukan kerusakan, keuntungan, bobot pada target audiens - Evaluasi fungsi kebahagiaan untuk setiap tindakan - Pilih tindakan yang memberikan fungsi kebahagiaan tertinggi.  Analisis hak - Pemikiran : hak siapa didahulukan dan tepo seliro Contoh : penculikan di bohongi untuk menyelamatkan sandra - Urutan hak menurut kepentingan :  Hak untuk hidup  Hak untuk menjaga kepenuhan hidup  Hak untuk meningkatkan kepenuhan hidup  Analisis hak - Tentukan target audiens - Evaluasi tindakan pelanggaran hak sesuai urutan diatas - Pilih tindakan yang menyebabkan pelanggaran hak yang kurang penting. D. Konsep Tanggung Profesi a. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Pengaturan tenaga kesehatan ditetapkan didalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur dalam peraturan atau keputusan menteri kesehatan. Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan yang di lakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan pegetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya. c. Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatannta dalam bentuk catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya ddapat dipertanggung jawabkan bila terjadi gugatan. Catatan yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan untuk disampaikan kepada atasannya. Di inggris bidan harus menyimpan catatan kegiatannya selama 25 tahun.



d. Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak yang meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian dari keluarga. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat kaitannya dengan keluarga. Tanggung jawab bidan tidak hanya pada kesehatan ibu dan anak, tetapi



juga



menyangkut



kesehatan



keluarga.



Bidan



harus



dapat



mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga serta memberi pelayanan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan keluarga. Pelayanan terhadap kesehatan



keluarga



merupakan



kondisi



yang



diperlukan



ibu



yang



membutuhkan keselamatan, kepuasan dan kebahagiaan selama masa hamil atau melahirkan. Oleh karena itu, bidan harus menggerahkan segala kemampuan pengetahuan, sikap dan perilakunya dalam memberi pelayanan kesehatan keluarga yang membutuhkan. e. Tanggung jawab terhadap profesi Bidan harus menerima tanggung jawab keprofesian yang dimilikinya. Oleh karena itu, ia harus mematuhi dan berperan aktif dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan dan standar keprofesian. Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi bidan dan badan resmi kebidanan. Untuk mengembangkan kemampuan keprofesiannya, bidan harus mencari informasi tentang perkembangan kebidanan melalui media kesehatan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya. Semua bidan harus menjadi anggota organisasi bidan. Bidan memiliki hak mengajukan suara dan dapat pendapat tentang profesinya. f. Tanggung jawab terhadap masyarakat Bidan adalah anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, bidan turut bertanggung jawab dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat (mis. Lingkungan yang tidak sehat, penyakit menular, masalah gizi terutama yang menyangkut kesehatan ibu dan anak). Baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain, bidan berkewajiban memanfaatkan sumber daya yang ada untuk



meningkatkan kesehatan



masyarakat. Bidan harus memelihara kepercayaan masyarakat. Imbalan yang diterima dari masyarakat sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada bidan. Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan cakupan dan bagian tanggung jawabnya kepada tuhan.



E. Etika Profesi  Pengertian etika profesi kebidanan Istilah etik secara umum, digunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baaik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan perubahan/ perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu. Etika sosial (etika profesi) merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan klien/pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendiri. Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan



sosial



masyarakat



masalah/penyimpangan



etik



dunia, sebagai



juga



mempengaruhi



akibat



kemajuan



munculnya



teknologi/ilmu



pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan yang tidak dapat dibendung ini, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan



yang



bekerja



ri



RS,



RB



atau



institusi



kesehatan



lainnya,



mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.  Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi 1) Perawatan intensif pada bayi



Perawatan intensif pada bayi harus dilakukan dalam ruang perawatan khusus yang terdiri dari tiga level, berdasarkan derajat kesakitan, resiko masalah dan kebutuhan pengawasannya : Level 1 adalah untuk bayi beresiko rendah, dengan kata lain bayi normal yang sering digunakan istilah rawat gabung (perawatan bersama ibu). Level 2 adalah untuk bayi resiko tinggi tetapi pengawasan belum perlu intensif. Pada level ini bayi diawasi oleh perawat 24 jam, akan tetapi perbandingan perawat dan bayi tidak perlu 1:1. Level 3 adalah pengawasan yang dilakukan benar-benar ekstra ketat. Satu orang perawat yang bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24 jam penuh. Pada ketiga level peran dokter boleh dibagi, artinya 1 orang dokter pada ketiga level, akan tetapi dengan keterampilan dan pengetahuan khusus mengenai masalah gawat darurat pada neonatus. 2) Screening bayi “ tindakan pencegahan gangguan perkembangan motorik anak “ Screening Denver Test DDST merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d