Novia Sridewi 160203166 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PADA RUMAH MAKAN SUKMA RASA LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT



Oleh Novia Sridewi 160203166



JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020



ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PADA RUMAH MAKAN SUKMA RASA LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi



Oleh Novia Sridewi 160203166



JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020 ii



iii



iv



vi



MOTTO



Seorang pemenang bukanlah orang yang tidak pernah merasakan kegagalan, tapi seorang pemenang adalah orang sudah bosan merasakan kegagalan.



vii



PERSEMBAHAN Dengan rahmat dan karunia Allah SWT, serta kemuliaan baginda Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Untuk kedua orang tuaku yang sangat aku cintai, ayahanda Misdah dan ibunda Sahuri yang tidak pernah lelah memfasilitasi dalam segala kebutuhanku, dan tidak pernah bosan dalam memotivasi, memberikan kasih



sayangnya



dan



mendo’akan



keberhasilan



anak-anaknya.



Terimakasih. 2. Untuk ketiga saudaraku tercinta, Mustahidi, Musa’Adah, Lihan Maeneti, yang selalu mendukungku baik secara materil ataupun non materil, yang senantiasa memberiku motifasi, nasihat, serta doa. Terimakasi banyak. 3. Untuk sahabatku Nesi Purnamasari dan Lili Sagita temen suka duka menemani dari awal penelitian, mencari data, menggarap dan bisa sampai titik ini. Terimakasi sudah banyak membantuku. 4. Untuk Sahabat cantik manjah, terimaksih kalian selalu ada untukku. Semoga kita tetap bisa saling rangkul walaupun sudah menempuh kehidupan masing-masing nantinya. 5. Untuk teman-teman seperjuanganku kelas E Ekonomi Syariah 2016, yang tidak pernah lupa untuk saling memotivasI, hingga sampai pada tituk ini. 6. Untuk



organisasiku



(English



Study



Club)



dan



teman-teman



seperjuanganku disana, terimakasi sudah memberi warna warni di sepanjang perkuliahan ini, yang mengajariku banyak dan pengalaman. Terimakasih. viii



7. Untuk Kampusku tercinta, Almamaterku, “UIN Mataram” yang menjadi saksi perjuanganku.



ix



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita (alam kebodohan) menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini dan juga kepada Keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin. Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut. 1. Bapak Drs. Ma’ruf, SH. M.Ag, sebagai Pembimbing I dan Ibu Syukriati, M.Hum sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dengan keramahan dan koreksi, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya menjadikan skripsi ini lebih matang; 2. Bapak H. Bahrur Rosyid, M.M. sebagai ketua jurusan; 3. Bapak Abdullah Mustafa, DRS., MH. 4. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Mataram; 5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram.



x



6. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram dan pegawai UIN Mataram yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan bantuan pada masa study di UIN Mataram. Semoga dengan ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat dan bangsa. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah Swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.



Mataram, 16 Juni 2020 Penulis,



Novia Sridewi NIM. 160203166



xi



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ...............................................................................



i



HALAMAN JUDUL ..................................................................................



ii



PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................



iii



NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................



iv



PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................



v



HALAMAN MOTTO ................................................................................



vi



HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................



vii



KATA PENGANTAR ................................................................................



ix



DAFTAR ISI ..............................................................................................



xi



ABSTRAK ..................................................................................................



xiii



BAB I



PENDAHULUAN ......................................................................



1



A. Latar Belakang ........................................................................



1



B. Rumusan Masalah ....................................................................



5



C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................



5



D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .....................................



6



E. Telaah Pustaka ........................................................................



7



F. Kerangka Teori ........................................................................



11



G. Metode Penelitian ....................................................................



30



H. Sistematika Pembahasan ..........................................................



41



PAPARAN DATA DAN TEMUAN ...........................................



43



A. Profil Rumah Makan Sukma Rasa ............................................



43



B. Faktor pendukung usaha Rumah Makan Sukma Rasa…............



48



BAB II



C. Strategi pengembangan usaha dalam meningkatkan pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa ...................................................... xii



51



D. Hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan usaha Rumah Makan Sukma Rasa ..................................................................



67



BAB III PEMBAHASAN .........................................................................



74



A. Analisis strategi pengembangan usaha dalam meningkatkan pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa ..........................



74



B. Analisis hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan Rumah Makan Sukma Rasa .................................................................



82



BAB IV PENUTUP ..................................................................................



86



A. Kesimpulan .............................................................................



86



B. Saran .......................................................................................



87



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................



89



LAMPIRAN ...............................................................................................



93



xiii



ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PADA RUMAH MAKAN SUKMA RASA LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh Novia Sridewi NIM 160203166 ABSTRAK Rumah Makan Sukma Rasa merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam bidang kuliner yang berdiri pada tahun 2010 dan memproduksi makanan dan minuman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatannya. Rumah Makan Sukma Rasa berlokasi Jalan TGH Lopan Labuapi tepatnya di depan SMK PPN Mataram. Penelitian yang telah dilakukan ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan tehnik pengumpulan data yaitu tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun objek dalam penyusunan penelitian ini yaitu strategi pengembangan usaha dalam meningkatkan pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian dilapangan menyatakan bahwa strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa yaitu menambah varian produk, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), meningkatkan kualitas pelayanan, dan menggunakan konsep penjualan baru. Adapun hambatanhambatan yang di hadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam mengembangkan usahanya yaitu kurangnya manajemen operasional, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan tekanan dari luar (pesaing). Jika dilihat dari segi strategi Rumah Makan Sukma Rasa sudah mampu mengembangkan usaha untuk meningkatkan pendapatan.



Kata kunci: Strategi, Pengembangan, Pendapatan.



xiv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan setiap negara sebab adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi menunjukan kesejahteraan yang tercermin pada peningkatan output perkapita serta diikuti dengan daya beli masyarakat yang



semakin



meningkat.



Pertumbuhan



ekonomi



ditandai



dengan



bertumbuhnya sektor ekonomi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pertumbuhan apabila balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya. 1 Salah satu cara agar pertumbuhan ekonomi dalam sektor masyarakat yaitu dengan membuat usaha. Karena usaha merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. 2 Aktivitas mengelola usaha pada umumnya memiliki tujuan untuk menghasilkan laba demi kelangsungan hidup serta mengumpulkan dana yang cukup bagi pelaksanaan kegiatan si pelaku usahaitu sendiri. 3 Semakin maju perkembangan zaman dan perubahan pola hidup manusia menyebabkan kebutuhan manusia juga berubah, terutama dalam kebutuhan primer yang salah satunya adalah makanan dan minuman. Disisi



1



Iqbal Fauzi, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus Pada UD. Genteng Pres Super Soka Masinal Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumus), (Skripsi FEBI IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2018), hlm. 17. 2 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012), hlm. 20. 3 M. Fuad, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 1.



1



2



lain jumlah penduduk Indonesia yang setiap tahun terus meningkat, ini menjadi salah satu penyebab kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pangan semakin meningkat pula. Hal ini terlihat pada hasil sensus penduduk pada tahun 2018 berjumlah 264.161.60 ribu jiwa yang terus mengalamai kenaikan menjadi 266.911.90 jiwa pada tahun 2019.4Semakin meningkatnya kebutuhan pangan tersebut, tentunya akan mendatangkan peluang-peluang usaha bagi masyarakat. Sebuah usaha tidak terlepas dari strategi dan pengembangan usaha agar dapat bertahan dan lebih maju dari saingan-saingannya. Strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.5 Pengembangan bisnis menurut Glos, Steade dan Lawry dalam Haris Fadilah yaitu: Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.6 Menurut Abdurachman menyatakan bahwa pendapatan itu adalah uang, barang-barang, atau jasa yang diteriman selama jangka waktu tertentu,



4



http://www.bps.go.id, diakses pada tanggal 31 Desember 2019, pukul 14.00 Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rinaka Cipta, 2009), Hlm.339. 6 VinandaPermata_http//www.academia.edu/8665059/Ada_beberapa_definisi_pengemban gan_usaha_menurut_para_ahli, diakses tanggal 31 Desember 2019, pukul 09:30. 5



3



biasanya merupakan hasil dari pemakaian capital, pemberian jenis perseorangan atau keduanya. Yang termasuk pendapatan adalah upah, gaji, sewa tanah, deviden, pembayaran, bunga dan gaji tahunan. 7 Berdasarkan observasi awal oleh peneliti bahwa usaha Rumah Makan Sukma Rasa di Labuapi Kabupaten Lombok Barat ini merupakan usaha yang bergerak dibidang kuliner. Usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini menawarkan beberapa varian makanan, diantaranya bakso, mie ayam, ayam beberok, dll. 8 Usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini bertempat di Jalan TGH Lopan Labuapi tepatnya di depan SMK PPN Mataram. Disekitaran usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini terdapat beberapa usaha yang sama halnya dengan usaha ini. Oleh karena itu perlu adanya strategi untuk mengembangkan usaha dalam meningkatkan daya saing memperoleh pendapatan yang lebih. 9 Usaha Rumah Makan Sukma Rasa di dirikan oleh Bapak Asmuni pada tahun 2010. Dan pada tahun 2010 bisa dikatakan sebagai awal perkembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa yang semakin lama mengalami perkembangan yang sangat pesat pada tahun-tahun berikutnya. 10 Setelah tiga tahun bejalan, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 2012 usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini mengalami kebarakaran, dimana pemilik Rumah Makan Sukma Rasa mengalami kerugian sebesar Rp 80.000.000,00.



7



Taufiqur Rachman, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambangan Usaha untuk Meningkatkan Pendapatan, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 2, 2014, h. 2. 8 Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Oktober 2019. 9 Ibid, 10 Ibid,



4



Namun peristiwa kebakaran tersebut tidak menurunkan semangat dari pemilik Sukma Rasa, dengan sisa modal sebesar Rp 500.000,00 ia membangun Sukma Rasa kembali dengan tekad dan tujuan agar bisa bermanfaat bagi orang lain. 11 Seiring berjalannya waktu, usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini semakin berkembang yang tadinya hanya mampu membuka rumah makan dengan menu sederhana yaitu bakso, dengan perlahan pemilik dari Rumah Makan Sukma Rasa ini mampu membuka cabang kedua dengan konsep lesehan yang berada di Loang Baloq, dan pada tahun 2019 kemarin ia mampu membuka cabang ketiga yang lokasinya berada disamping cabang pertama dengan konsep prasmanan. Dan juga usaha ini yang awalnya hanya dikerjakan oleh pemilik usaha beserta keluarga sekarang mereka mampu memperkerjakan banyak orang.12 Adapun Persaingan yang dirasakan oleh Rumah Makan Sukma Rasa cukup berat dikarenakan banyak usaha yang bergelut di bidang kuliner di sekitar jalan TGH Lopan tersebut seperti penjual bakso jumbo dan Rumah Makan lainya akan tetapi Rumah Makan Sukma Rasa ini tetap ramai pelanggan setiap harinya. Berdasarkan Latar Belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha dalam Meningkatkan Pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat”.



11 12



Ibid. Ibid.



5



B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka penulis dapat memaparkan dan mengambil beberapa masalah yang akan dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Strategi Pengembangan dalam Meningkatkan Pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat? 2. Apa saja Hambatan yang Dihadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat dalam Mengembangkan Usahanya? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan usaha yang dilakukan



Rumah



Makan



Sukma



Rasa



dalam



meningkatkan



pendapatan. b. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam mengembangkan usaha. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bersifat teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut. a. SecaraTeoritis penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1) Dapat menambah khazanah keilmuan bagi peneliti secara pribadi.



6



2) Untuk



meningkatkan ilmu pengetahuan sebagai barometer



kemajuan kajian ekonomi islam. 3) Sebagai bahan pembelajaran khususnya bagi usaha Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. 4) Diharapkan juga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga



sebagai dorongan bagi mahasiswa



khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. b. Secara Praktis penelitian ini dilakukan untuk: 1) Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Mataram. 2) Sebagai bahan kajian bagi peneliti-peneliti selanjutnya jika mengkaji masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini. D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini didasari bahwa masih adanya keterbatasan baik dari aspek ilmu pengetahuan, referensi, waktu, tenaga, maupun dari aspek pendanaan. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian, sehingga penelitian tidak menjadi bias. Masalah pokok yang diteliti disini berkaitan dengan strategi pengembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa. Beberapa hal yang perlu dikaji oleh peneliti diantaranya yaitu sebagai berikut:



7



a. Bentuk-bentuk strategi pengembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. b. Hambatan yang di hadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat dalam mengembangkan usaha. 2. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. b. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu sekitardua bulan mulai dari bulan Desember 2019 sampai dengan Januari 2020. c. Subjek dan Objek Penelitian 1) Subjek Penelitian Subjek penelitian ini pemilik Rumah Makan Sukma Rasa dan karyawannya. 2) Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatan.



8



E. Telaah Pustaka Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya terdahulu yang terkait guna menghindari duplikasi, plagiasi repitisi, serta untuk menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan. Adapun telaah pustaka yang dilakukan oleh peneliti adalah menggali hal-hal apa yang sudah dikemukakan oleh para peneliti terdahulu, karena penelitian ini adalah merupakan lanjutan-lanjutan dari penelitian terdahulu, antara lain : 1. Seruni (2019) Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kue Kering Nutsafir Gomong Kota Mataram.13 Penelitian tersebut menekankan pada strategi pengembangan bisnis dan perspektif etika bisnis islam dalam menjalankan Usaha Kue Kering Nutsafir Gomong Kota Mataram. Adapun kesamaan penelitian yang ditulis oleh Seruni dengan penelitian ini adalah sama-sama tentang strategi pengembangan usaha, serta sama-sama merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Perbedaan dari penelitian ini adalah objek dan lokasi penelitian. Penelitian Seruni melakukan penelitian di Usaha Kue Kering Nutsafir Gomong Kota Mataram dan berfokus pada pengembangan usaha dan perspektif etika bisnis islam. Adapun yang peneliti teliti hanya terfokus pada strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatannya. Seruni, “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kue Kering Nutsafir Gomong Kota Mataram”, (Skripsi¸Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Mataram, Mataram, 2019) 13



9



2. Abdul Hafis (2017) Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.14 Penelitian ini membahas tentang bagaimana usaha kerupuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Adapun kesamaan penelitian yang ditulis oleh Abdul Hafis dengan penelitian ini adalah sama-sama tentang pengembangan usaha yang terfokus pada usaha kecil menengah, dan sama-sama merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Perbedaan dari penelitian ini adalah objek dan lokasi penelitian. Penelitian Siti Laeliyah melakukan penelitian Di Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. dan berfokus pada Pengembangan Usaha Kerupuk Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat. Adapun yang peneliti teliti hanya terfokus pada strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatannya. 3. Irvan (2018) “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Perspektif Ekonomi Islam (Studi atas Pengembangan Usaha Warung Bu’de di Dasan Agung Baru Kota Mataram). 15 Penelitian ini membahas 14



Abdul Hafis, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Mataram, Mataram, 2017) 15 Irvan, “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Perspektif Ekonomi Islam (Studi atas Pengembangan Usaha Warung Bu’de di Dasan Agung Baru Kota Mataram)”, (skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Mataram, Mataram, 2018).



10



tentang bagaimana strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh usaha warung bu’de yang tetap memiliki banyak konsumen meskipun banyak usaha serupa yang berada di dekat lokasi usahanya tersebut. Adapun kesamaan penelitian yang ditulis oleh Irvan dengan penelitian ini adalah sama-sama tentang strategi pengembangan usaha yang terfokus pada usaha kuliner, dan sama-sama merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Perbedaan dari penelitian ini adalah objek dan lokasi penelitian. Penelitian Irvan melakukan penelitian di Usaha Warung Bu’de di Dasan Agung Baru Kota Mataram dan berfokus pada pengembangan yang ditinjau dari ekonomi islam, adapun yang peneliti teliti hanya terfokus pada strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatannya. 4. Helen Malinda (2017) “Analisis Strategi Pengemabangan Bisnis UKM guna Meningkatkan Pendapatam Karyawan Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Usaha Bakso Ikan Cahaya Bahari Desa Linggar Jati Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan).16 Penelitian ini menekanakan pada pengembangan usaha tidak hanya mementingkan pendapatan perusahaan saja melainkan perusahaan juga dituntuk untuk mampu mengoptimalkan gaji atau pendapatan karyawan. Helen Malinda, “Analisis Strategi Pengemabangan Bisnis UKM guna Meningkatkan Pendapatam Karyawan Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Usaha Bakso Ikan Cahaya Bahari Desa Linggar Jati Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan)”, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017). 16



11



Adapun kesamaan penelitian yang ditulis oleh Helen Malinda dengan penelitian ini adalah sama-sama tentang strategi pengembangan usaha yang terfokus pada usaha kuliner guna meningkatkan pendapatan, dan sama-sama merupakan penelitian kualitatif. Perbedaan dari penelitian ini adalah objek dan lokasi penelitian. Penelitian Helen Malinda melakukan penelitian di usaha bakso Ikan Cahaya Bahari Desa Linggar Jati Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan dan berfokus pada pengembangan yang ditinjau dari perspektif Ekonomi Islam, adapun yang peneliti teliti hanya terfokus pada strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatannya. F. Kerangka Teori 1. Strategi a. Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari kata strategos yang berarti komandan militer yang dalam artinya yang memenangkan perang. Porter juga mendefinisikan strategi yaitu menciptakan posisi unik dan berharga yang didapatkan dengan melakukan serangkaian aktivitas.17 Bersadarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Strategi adalah



17



Senja Nilasari, Manajemen Strategi, (Jakarta: Dunia Cerdas, 2014), hlm. 2.



12



rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus.18 Menurut Umar Husen, strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan



perlu



mencari



kompetensi



inti



didalam



bisnis



yangdilakukan. 19 Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka pajang organisasi disertai suatu penyusunan cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Chandler strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. 20



18 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 2. 19 Husein Umar, Strategic Manajemen in Action : Konsep Teori dan Teknik Menganalisa Manajemen Strategis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 31. 20 Sedarmayanti, Manajemen Strategi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), hlm. 4.



13



Pemahaman yang baik menengenai konsep strategi dan konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep tersebut adalah: 21 1) Destinctive Competence: tindakan yang dilakukan perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. 2) Competitipe Advantage: keunggulan bersaing disebabkan pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip bebisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya. 3) Strategi fokus, cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada mangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh atau diferensiasi. b. Perumusan Strategi Perumusan strategi dilakukan secara baik dan memperhatikan berbagai macam faktor, baik yang dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Secara lebih rinci tahap-tahap perumusan menejemen strategi adalah:



21



Ibid, hlm. 5.



14



1) Pengembangan Misi Bisnis Misi bisnis berkaitan dengan gambaran perusahaan yang bergerak dalam sebuah bidang dengan tujuan tertentu. Misi tersebut harus dikembangkan terlebih dahulu sebelum merumuskan strategi. Misi bisnis perusahaan merupakan dasar dari perumusan strategi itu sendiri. 2) Mengidentifikasikan peluang dan juga ancaman lingkungan eksternal perusahaan Setelah



mengemabangkan



misi



bisnis



selanjutnya



mengidentifikasi lingkungan luar perusahaan. Lingkungan luar perusahaan akan mendatangkan peluang juga ancaman. Perumusan strategi harus merinci peluang dan ancaman yang ada dan mungkin terjadi disekitar perusahaan. 3) Mengidentifikasikan kekuatan dan juga kelemahan lingkungan internal perusahaan Selain memerlukan



faktor data



eksternal,



tentang



perumusan



lingkungan



strategi



internal



juga



perusahaan.



Lingkungan internal perusahaan sebagai data perumusan strategi yaitu kekuatan dan kelemehannya. Jika perumus strategi dapat mengidentifikasi dengan baik maka akan terjadi salah satu dasar strategi yan akan diterapkan. Strategi tersebut nantinya akan



15



membuat kekuatan perusahaan akan menjadi lebih optimal dan kelemahan perusahaan juga akan dikelola dengan baik. 4) Menetapkan tujuan jangka panjang Setelah mengetahui tentang kelemahan dan kekuatan internal perusahaan, selanjutnya adalah menetapkan tujuan jangka panjang. 5) Menentukan Alternatif Strategi Alternatif strategi diperlukan untuk mendapatkan pilihan strategi yang banyak dan bisa dipilih. Setiap strategi tentunya memiliki keunggualan dan kelemahan masing-masing. 6) Memilih strategi untuk dilaksanakan Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah memilih strategi yang terbaik yang bisa diterapkan dalam perusahaan. Pembuat strategi tentu memiliki alasan tersendiri dalam memilih strategi yang cocok bagi perusahaan. Pilihan tersebut tentunya telah melalui proses sebelumnya dengan memperhatikan berbagai macam faktor.22 2. Pengembangan Usaha a. Pengertian Pengembangan Usaha Sehubungan



dengan



pengembangan



usaha,



hal



tersebut



tergantung pada kemampuan pengusaha dan pengelolanya setiap hari.



22



Senja Nilasari, Manajemen Strategi, (Jakarta: Dunia Cerdas, 2014), hlm. 14-15 .



16



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan, mengembangkan. 23 Sedangkan konsep pengembangan merupakan sebuah keharusan yang diaplikasikan dalam kehidupan, maka konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa yang kongkrit. Pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan konseptual, teoritis, dan moral individu sesuai dengan kebutuhan pekerjan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. 24 Sedangkan usaha adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapat penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Suatu usaha, memproduksi atau membeli barang atau jasa yanga akan dijual ke pelanggan. 25 usaha adalah melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus



dengan



tujuan



memperoleh



keuntungan,



baik



yang



diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk



23



Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 538. 24 Alyas, Muhammad Rakib, Strategi pengembangan UMKM dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Study Kasus pada Usaha Roti Maros di Kabupaten Maros), Jurnal, Sosiohumaniora, Vol. 19, No. 12, Juli 2017, hlm. 115. 25 Bambang Suryanto, Daryanto, Manajemen Bisnis Usaha Kecil, (Tanggerang: Tira Smart, 2018), hlm. 107.



17



badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di suatu daerah dalam suatu negara. 26 Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan yang sudah ada maupun pekerjaan yang akan datang dengan meningkatkan kualitas usaha dengan menggerakan pikiran dan tenaga untuk mencapai suatu tujuan. b. Strategi Pengembangan Usaha Dalam setiap pengembangan usaha akan berkaitan dengan peluang. Peluang untuk memasuki dunia wirausaha dapat dilakukan melalui berbagai kesempatan atau peluang yang terlihat oleh seseorang. Akan tetapi mungkin kesempatan atau peluang tersebut tidak terlihat oleh orang lain. Peluang dan kesempatan untuk memulai sebuah usaha sangat tergantung kepada persepsi dan pengalaman seseorang. 27 Adapun strategi pengembangan usaha sevagai berikut: 1) Strategi produk Sedangka menurut Kotler dalam buku Buhari Alma manajemen pemasaran dan pemasaran jasa menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, 26



Harmaizar, Menangkap Peluang Usaha, (Bekasi: CV Dian Anugrah Prakasa, 2003),



hlm. 14. 27



Mulyadi Nisisusantro, Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 51.



18



untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide.Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu berwujud saja, seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntikan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan dari konumen, karena konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan, akan tetapi juga bertujuan untuk memuaskan keinginan. 28 Sedangkan strategi produksi merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.29 Dalam pemasaran produk, pelanggan akan memilih porduk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya30



28



Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemsaran Jasa, (Bsndung: CV Alfabeta, 2016), hlm.139. 29 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja Grafindo, Rajawali Perss, 2013), hlm. 174. 30 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 21.



19



2) Harga Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Jika salah menentukan harga



maka



akan



berakibat



tidak



lakunya



produk



yang



ditawarkan. 31 Menurut payne dala buku Ririn Tri Ratnasari Manajemen Pemasaran Jasa, tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut.32 a) Survival,



tujuannya



untuk



meningkatkan



profit



ketika



perusahaan dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan, sehingga perusahaan tetap bertahan hidup. b) Profit



maximization,



penentuan



harga



bertujuan



untuk



memaksimimkan profit dalam periode tertentu. c) Sales



maximization,



penentuan



harga



bertujuan



untuk



membangun market share dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan. d) Prestige, penentuan harga bertujuan mempromosikan jasa perusahaan sebagai jasa eksklisif.



31 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja Grafindo, Rajawali Perss, 2013), hlm. 176. 32 Ririn Tri Ratnasari DKK, Manajemen Pemasaran Jasa, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 61.



20



e) ROI (Return On Investment), penentuan harga disusun berdasarkan rencana pencapaian Return On Investment atau tingkat pengembalian investasi. Strategi harga harus ditentukan terlebih dahulu agar dalam pemasaran tidak memberikan harga sembarangan atau semaumaunnya. 3) lokasi dan distribusi Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Untuk mendorong penjualan malalui saluran distribusi dapat dilakukan dengan memberikan diskon khusus, bonus dan periklanan.33 Lokasi (place) adalah gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi (berhubungan dimana lokasi yang strategis dan bagaimana cara penyampaian jasa pada pelanggan). Lokasi



berarti diamana



perusahaan harus



bermarkas



dan



melakukan oprasai. Ada 3 jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu sebagai berikut.34



33



Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 204. 34 Ririn Tri Ratnasari DKK, Manajemen Pemasaran Jasa, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 61.



21



a) Pelanggan mendatangi perusahaan: bila keadanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilh tempat yang dekat dengan pelanggan sehingga mudah dijangkau. b) Pemberi jasa mendatangi pelanggan: dalam hal ini lokas tidak terlalu



penting,



tapi



yang



harus



dipentingkan



adalah



penyampaian jasa harus tetap berkualitas. c) Pemberi jasa dan pelanggan tidak bertemu secara langsung: berarti service provider dan pelanggan berinteraksi melalui sarana tertentu, seperti telepon, computer, dan surat. Dalam hal ini, lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi kedua belah pihak dapat terlaksana. 4) Promosi Promosi



adalah



sejenis



komunikasi



yang



member



penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan menyakinkan calon konsumen.35 Ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan dalam mempromosikan produknya, baik barang maupun jasa, yakni:36



35



Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemsaran Jasa, (Bsndung: CV Alfabeta, 2016), hlm.179. 36 Ibid, 79-81.



22



a) Periklanan (Adversiting) Periknalanan merupakan komunikasi impersonal. Terdapat beberapa tujuan periklanan, yaitu sebagai berikut: (1) iklan yang bersifat memberikan informasi adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap perkenalan untuk menciptakan permintaan atas produk tersebut. (2) Iklan membujuk adalah iklan yang digunakan dalam situasi persaingan untuk menciptakan permintaan produknya melawan merek yang lain. (3) Iklan pengingat adalah iklan diluncurkan saat produk mencapai kedewasaan, tujuannya agar pelanggan selalu ingat akan produk tersebut. (4) Iklan pemantapan adalah iklan yang berusaha menyakinkan pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. b) Penjualan pribadi (personal selling), mempunyai peran penting dalam pemasaran jasa, disebabkan hal berikut: (1) Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan pelanggan sangat penting. (2) Jasa tersebut disediakan oleh orang, bukan oleh mesin. (3) Orang merupakan bagian dari produksi.



23



Sifat personal selling dikatakan lebi luwes, karena tenaga



penjualan dapat



secara



langsung



menyesuaikan



penawaran dengan kebutuhan dan prilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui



reaksi



penjualan,



sehingga



calon



pembeli



dapat



terhadap



mengadakan



penawaran penyesuaian-



penyesuaian di tempat saat itu juga. c) Promosi penjualan (sales promotion) semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang dan jasa dari produsen dan sampai pada penjualan akhir. d) Public Relation (PR), merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan public yang lebih besar. c. Tahap Pengembangan Usaha Tahap pengembangan usaha adalah tahap akhir dari tahapan wirausaha. Tahap pengembangan usaha biasanya dilakukan setelah memperoleh hasil positif pada tahap mempertahankan bisnis, dalam artian usaha atau bisnis yang dilakukan tidak menemui kendala ketika melalui



tahap



mempertahankan



bisnis.



Dalam



melakukan



24



pengembangan usaha, seorang pengusaha dapat memilih dua macam pengembangan, yaitu:37 1) Pengembangan Usaha Vertikal Pengembangan usaha vertikal adalah pengembangan usaha dengan memperbanyak jenis produk sejenis yang dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk yang lainnya. Sebagai contoh seorang pengusaha baju muslim mengembangkan produk yang sebelumnya hanya memproduksi baju muslim yang berbahan dasar katun, namun saat ini diproduksi juga dengan bahan wol. Serta sebelumnya hanya memproduksi baju muslim berwarna putih, namun sekarang diproduksi juga produk dengan corak warna lainnya. 2) Pengembangan Usaha Horizontal Pengambangan usaha horizontal adalah pengembangan dengan memproduksi barang atau jasa yang benar-benar berbeda dari bisnis sebelumnya. Sebagai contoh seorang pengusaha baju muslim



mengembangkan



produknya



dengan



memproduksi



aksesoris ibadah seperti kopiah, jilbab, serta sorban. Ketika memutuskan untuk memilih jenis pengembangan usaha horizontal seorang usaha harus melakukan analisis studi kelayakan bisnis seperti saat pertama kali akan memulai usaha. Hal 37



Veny Mayasari, Liliana, Agung Anggara Setno, Buku Ajar Pengantar Kewirausahaan, (Jakarta: CV Penerbit Qiara Media, 2019), hlm. 37.



25



ini disebabkan pengembangan horizontal dinilai lebih kompleks karena usaha yang dilakukan menghasilkan produk yang berbeda dari produk yang telah berhasil dijalankan sebelumnya. d. Unsur Pengembangan Usaha Adapun unsur-unsur penting dalam pengembangan usaha ada dua unsur yaitu:38 1) unsur yang berasal dari dalam (pihak internal) a) Adanya niat dari diri pengusaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. b) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang atau produk dan lain-lain. c) Membuat



anggaran



yang



bertujuan



seberapa



besar



pemasukkan dan pengeluaran produk. 2) unsur yang berasal dari luar ( pihak eksternal) a) Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha. b) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik atau kondusif untuk usaha.



38



Mustaghfiroh, Pengembangan Usaha Ikan Asap dengan Menggunakan SWOT (Studi Kasus pada Usaha Ikan Asap Kasmiati Desa Goyangan Kec. Trangkil Kab. Pati), (Skripsi, STAIN Kudus, Kudus) 2017.



26



c) Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui. d) Cakupan jajaran produk 3. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya).39 Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.40 Abdurachman menyatakan bahwa pendapatan adalah uang, barang-barang, atau jasa yang diteriman selama jangka waktu tertentu, biasanya merupakan hasil dari pemakaian capital, pemberian jenis perseorangan atau keduanya. Yang termasuk pendapatan adalah upah, gaji, sewa tanah, deviden, pembayaran, bunga dan gaji tahunan. 41 Dalam Islam, pendapatan masyarakat adalah perolehan barang atau uang yang diterima atau dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan aturan-aturan yang bersumber dari Syariat Islam. Bekerja dapat membuat seseorang memperoleh pendapatan atau upah atas pekerjaan



39



Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 185 40 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hlm. 230 41 Taufiqur Rachman, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambangan Usaha untuk Meningkatkan Pendapatan, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 2, 2014, h. 2.



27



yang dilakukannya. Setiap kepala keluarga mempunyai ketergantungan hidup terhadap pendapatan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai kebutuhan sandang pangan, papan, dan beragam kebutuhan lainnya. Dalam Islam, kebutuhan memang menjadi alasan untuk mencapai pendapatan minimum, sedangkan kecukupan dalam standar hidup yang baik adalah hal yang paling mendasar distribusi retribusi setelah itu baru dikaitkan dengan kerja dan kepemilikan pribadi. 42 b. Sumber-Sumber Pendapatan Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Berikut tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu: 43 1) Pendapatan dari gaji dan upah Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap ketersedian menjadi tenaga kerja, besar gaji atau upah seseorang secara teoritis tergantung dari produktifitasnya, yaitu sebagai berikut: a) Keahlian (Skill) keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang di percayakan. Semakin tinggi jabatan seseorang, keahlian yang 42 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Renada Media Grup, 2007), hlm. 132. 43 Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar (Jakarta: LP, FE-UI, 2010), hlm. 293.



28



dibutuhkan semakin tinggi, oleh sebab itu gaji atau upah yang diterimanya semakin tinggi. b) Mutu Modal Manusia (Human Capital) Mutu modal manusia adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan maupun hasil pendidikan dan latihan. c) Kondisi Kerja (Working Conditions) Kondisi kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja penuh resiko atau tidak. Kondisi kerja dianggap semkain berat, apabila resiko kegagalan atau kecelakaan kerja makin tinggi. Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi, upah atau gaji semakin besar walaupun tingkat keahlian yang dibutuhkan tidak jauh berbeda. 2) Pendapatan dari Asset Produktif Asset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atau balas jasa penggunanya. Ada dua kelompok asset produktif. Pertama, Asset Finansial (financial assets) seperti deposito yang menghasilkan pendapatan saham dan keuntungan atas modal (capital gain) bila di perjualbelikan. Kedua, asset buka finansial (real assets), seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa. 3) Pendapatan dari Pemerintah



29



Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment) adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang diberikan. Negara-negara yang telah maju, penerimaan transfer diberikan dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para pengaggur, jaminan sosial bagi orang-orang miskin dan pendapatan rendah. 44 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Faktor-faktor



yang



mempengaruhi



pendapatan



menurut



Boediono antara lain dipengaruhi oleh:45 1) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada, hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian. 2) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan



oleh



penawaran



dan



permintaan



di



pasar



faktorproduksi. 3) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.



Faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan adalah tinggi rendahnya pengeluaran. Pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan. Keterampilan atau kreativitas, karena dengan ini seseorang atau kelompok memiliki 44



Ibid, hlm. 294. Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Jurnal, Ekonomika, Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. 4, No. 7, hlm. 38.0 45



30



kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan. Pemberantasan kemiskinan yaitu dengan membina kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud denganoptimal.46 G. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.47 1. Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.48



46



Ibid, hlm.39. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.X, 2008), hlm.24. 48 Lexy, J. Moleog, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 3. 47



31



Menurut Taylor, penelitian kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sejalan dengan definisi di atas, Kirk dan Miller juga mendefiniskan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental



tergantung



pada



pengamatan



pada



manusia



dalam



kawasannya dan dalam peristilahannya. 49 Berdasarkan dua definisi diatas, nampak jelas bahwa pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh data deskriptif yang bersumber pada ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati melalui pengamatan pada diri manusia sebagai objek penelitian. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini juga sesuai dengan masalah yang dibahas yaitu hanya menggambarkan dan menjelaskan keadaan objek penelitian sesuai dengan keadaannya pada saat penelitian berlangsung. Sesuai dengan arti ciri-ciri dari pendekatan kualitatif di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang segala hal seputar “bagaimana Strategi Pengembangan Usaha dalam Meningkatkan Pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat”.



49



Ibid, hlm. 4.



32



2. Kehadiran Penelitian Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak dibutuhkan karena peneliti sendiri yang menjadi Key Instrumen atau lebih dikenal dengan sebutan intrumen kunci yang dimana peneliti akan menjadi pengumpul data yang utama. Usaha mengungkap data dan memahami makna dibalik kenyataan yang ada dengan cara mendekati langsung sumber data tersebut. peneliti kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitiannya yakni responden secara alamiah , tidak menonjol, dan dengan cara yang tidak memaksa. Untuk memperoleh data, peneliti mengadakan pengamatan dan terlibat secara langsung dengan subyek sehingga terjalin komunikasi dan hubungan yang akrab, hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan, dan bekerja sama untuk saling bertukar informasi. Kehadiran peneliti di lapangan bukan bertujuan untuk mempengaruhi subyek penelitian melainkan hanya untuk mencari dan mengumpulkan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian atau tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah adalah Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Adapun alasan peneliti memilih Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat sebagai lokasi penelitian karena peneliti merasa tertarik melihat pesatnya perkembangan Rumah Makan



33



Sukma Rasa meskipun pernah mengalami peristiwa kebakaran dan banyak usaha serupa yang berada di dekat lokasinya akan tetapi Rumah Makan Sukma Rasa tetap ramai pelanggan setiap harinya. Selain itu, masalah yang peneliti teliti belum pernah diangkat oleh peneliti lain dalam kajian dan lokasi yang sama. 4. Sumber Data Sumber data yang dimkasud dalam penelitian ini adalah subyek (informan) darimana peneliti mengambil data.50 Adapun yang menjadi informan adalah pemilik usaha, karyawan-karyawannya dan beberapa pelanggan Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Sesuai dengan penjelasan di atas data penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. a. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan.51 Dalam hal ini data penelitian berasal dari pihak pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat mengenai pengembangan usahanya. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.52 Contohnya dalam mencari informasi terkait



50



Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rinika Cipta, 2006), hlm. 129. 51 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial Dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 128. 52 Ibid, hlm.128.



34



seperti: luas wilayah, letak geografis, jumlah produk, harga produk, dan data-data yang terkait dengan penelitian ini. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data yang benar, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang tetapkan.53 Dalam suatu penelitian, metode atau teknik pengumpulan data sangat diperlukan guna memperoleh data atau informasi yang relevan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk memperoleh



informasi



yaitu



observasi



(pengamatan),



interview



(wawancara), dan dokumentasi. a. Obsevasi Metode observasi adalah suatu teknik penyelidikan yang dijalankan



secara



sistemastis



dan



sengaja



diadakan



dengan



menggunakan alat indra (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada saat kejadian berlangsung. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian yang dimana penelitian tersebut bisa diamati oleh peneliti. Dalam arti data tersebut dihimpun melalui pengamatan



53



Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 455.



35



menggunakan panca indra.54Menurut Sugiyono mengemukakan, dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi partisipan dan nonpartisipan. Dimana observasi partisipan adalah peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data, dan yang dimaksud dengan observasi nonpartisipan adalah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. 55 Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Hal-hal yang peneliti observasi/amati antara lain, peneliti mengamati kondisi Rumah Makan Sukma Rasa, dan mengamati bagaimana stretegi pengembangan usaha yang dilakukan



Rumah



Makan



Sukma



Rasa



dalam



meningkatkan



pendapatannya. b. Wawancara Interview sering disebut dengan wawancara atau questioner lisan. Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan saling bertatap muka dengan orang yang memberikan keterangan kepada peneliti. Wawancara ini digunakan 54



Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Social dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013),



hlm. 143. 55



Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 145



36



untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono interview atau wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.56 Menurut Sugiyono ada dua macam teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dimana wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti sudah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh, peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif yang jawabannya pun sudah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalahwawancara bebas yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. 57 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara tidak terstruktur karena alternantif jawaban tidak ditemukan oleh peneliti. Salah satu cara mendapatkan data dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara untuk mendapatkan informasi dari informan, dalam hal ini adalah pihak pengelola Rumah Makan Sukma Rasa yang mendukung penulisan skripsi ini adalah Bapak Asmuni selaku pemilik Rumah Makan tersebut. adapun data 56 57



Ibid, hlm. 231. Ibid, hlm. 138-140.



37



yang diperoleh dari hasil wawancara adalah strategi pengembangan usaha yang dilakukan dan apa saja hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan usahanya. Yang di wawancarai dalam penelitian ini adalah pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa, karyawankaryawannya, dan beberapa pelanggan. c. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari metode interview (wawanacara). Metode dokumentasi merupakan surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi seseorang, sekolah, tempat kerja, masyarakat atau autobiografi, foto-foto, karya tulis akademik atau seni yang telah ada.58 Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan tujuan mengumpulkan data-data yang tertulis yang dapat memberikan informasi dan keterangan sesuai dengan yang dibutuhkan dilokasi penelitian, yakni berhubungan dengan gambaran umum lokasi penelitian. Seperti profil Rumah Makan Sukma Rasa, strategi pengembangan usaha, dan berkas atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu strategi pengembangan usaha



58



Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 455.



38



dalam meningkatkan pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. 6. Tekhik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis, data yang didapatkan baik itu dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengelompokkan data sesuai kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa dan menyusunnya, kemudian memilih mana yang penting untuk dipelajari agar membuat kesimpulan yang mudah di pahami. 59 Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis data model Milles dan Huberman yang dilakukan secara interaktif dan terus menerus. Yang mencakup tiga kegiatan utama, yaitu: a. Reduksi Data Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polannya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.60 b. Display Data (Penyajian Data)



59 60



Ibid, hlm.482. Ibid, hlm. 485.



39



langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian dapat berupa uraian, narasi singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. 61 Dengan mendisplay data maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, dan dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami. c. Penarikan Kesimpulan (Verification) Penarikan kesimpulan (Verification) yaitu mencari kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan juga dapat berupa deskripsi atau gambaran sutau objek yang sebelumnya masih samar-samar dan setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 62 7. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas) Uji keabsahan data dalam penelitian sering ditekankan pada uji validasi dan reliabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan reabilitas menurut Susan Stainback dalam Sugiyono “ reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas



data



atau temuan”.



Dalam penelitian kualitatif untuk



mendapatkan data yang valid dan reliable yang diuji adalah datanya. Jadi 61 62



Ibid, hlm. 488. Ibid, hlm. 492.



40



usaha-usaha yang dilakukan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: 63 a. Triangulasi Menurut



Wiliam



dalam



Sugiyono



mengartikan



bahwa



“pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”. Dimana dalam triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah diperoleh melalui beberapa sumber. Selanjutnya data triangulasi teknik untuk menguji kredibilitasnya dengan cara mengecek data dengan sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Kemudian triangulasi waktu mengecek kredibilitasnya dengan cara melakukan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. 64 b. Menggunakan Bahan Referensi Referensi yang cukup adalah sebuah keharusan yang dipandang sangat perlu bagi kesempurnaan hasil penelitian ini. Oleh karena itu peneliti selalu berupaya untuk memperoleh sumber refrensi sebanyakbanyaknya. Dalam laporan penelitian, data-data yang ditemukan perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, foto-foto atau dokumen auntentik agar dapat lebih dipercaya. 65 c. Diskusi Teman Sejawat



63



Ibid, hlm. 509-512. Ibid, hlm. 518-520. 65 Ibid, hlm. 521.



64



41



Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekanrekan sejawat. Diskusi dengan teman sejawat akan memberikan kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pikiran peneliti. 66 H. Sistematika Pembahasan Penelitian ini



berbentuk penelitian lapangan,



penulisannya



mengacu kepada pedoman penulisan skripsi UIN Mataram. Penulisan skripsi ini menggunakan bahasa Indonesia. Bab I, berisi tentang pendahuluan peneliti mengungkapkan secara ringkas latar belakang masalah sehingga memunculkan keinginan untuk fokus kajian, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka terhadap penelitian yang relevan, serta kerangka teoritik. Pada bab ini dipaparkan juga metode penelitian, yaitu jenis dan pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan atau validasi data. Bab II, berisi tentang paparan data dan temuan data baik data prmer maupun data sekunder dari penelitian yang dilakukan di lapangan. Pada bagian ini dipaparkan secara deskriptif tentang gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian yaitu gambaran lokasi penelitian, temuan data tentang strategi pengembangan 66



Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remajarosdakaria, 2006), hlm. 332.



42



usaha yang dilakukan Rumah Makan Sukma Rasa dalam meningkatkan pendapatannya. Bab III, berisi tentang pembahasan dan analisis terhadap data-data hasil temuan yang telah dipaparkan pada Bab II dan diinterpretasikan secara dalam menggunakan teori-teori yang diungkapkan dalam kerangka teoritik pada Bab I yaitu berisi tentang strategi pengembangan usaha yang dilakukan



Rumah



Makan



Sukma



Rasa



dalam



meningkatkan



pendapatannya. Bab IV, berisi tentang kesimpulan dari temuan hasil penelitian yang



merupakan



jawaban



dari



fokus



kajian,



dan



saran-saran.



BAB II PAPARAN DAN TEMUAN DATA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN SUKMA RASA A. Profil Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat 1. Sejarah Berdirinya Usaha Rumah Makan Sukma Rasa Sukma Rasa dimulai dari nol, dimana ketika Pak Asmuni selaku pemilik Rumah Makan Sukma Rasa pernah pergi ke Korea, dan melihat langkah-langkah orang sukses disana. Sepulang dari Korea, dengan membawa modal yang cukup Pak Asmuni bekerjasama dengan temannya mendirikan Rumah Makan Taliwang, dan usaha Rumah Makan Taliwang tersebut berjalan selama dua tahun akan tetapi tidak bisa berkembang dengan baik. Dari sanalah Pak Asmuni mendapat banyak pengalaman tentang bagaimana mengelola Rumah Makan. Rumah Makan Taliwang tidak bisa berkembang, Pak Asmuni beralih membuka usaha Sablon dan Konter, dan usaha tersebut bertahan selama satu tahun akan tetapi pada tahun kedua usaha Sablon dan Konter tersebut tidak bisa berjalan. 67 Pak Asmuni beralih usaha dengan membuka jasa cuci motor dan mobil, namun Pak Asmuni sempat menyerah dan berputus asa karena modal hampir habis akan tetapi usaha tidak ada yang berjalan dengan baik. 67



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Oktober 2019



43



44



Di samping usaha cuci motor dan mobil tersebut, Pak Asmuni melihat peluang bisnis disana yaitu menjual secangkir kopi kepada orang-orang yang menunggu kendaraannya yang sedang dibersihkan. Berawal dari menjual secangkir kopi yang kemudian berkembang dengan menjual es kelapa muda dan soft drink lainnya. Ternyata dari es kelapa muda tersebut berkembang menjadi



makanan,



yaitu



bakso.



Dan usaha



bakso



ini



mengalami



perkembangan yang sangat pesat dan itulah yang menjadi salah satu usaha kuliner yang ada di Lombok dan diberi nama Rumah Makan Sukma Rasa. Seiring berjalannya waktu, usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini semakin berkembang yang tadinya hanya mampu membuka rumah makan dengan menu sederhana yaitu bakso, dengan perlahan pemilik dari Rumah Makan Sukma Rasa ini mempu membuka cabang kedua akan tetapi dengan konsep lesehan yang berada di Loang Baloq, dan pada tahun 2019 kemarin ia mampu membuka cabang ketiga yang lokasinya berada disamping cabang pertama dengan konsep prasmanan. Dan juga usaha ini yang awalnya hanya dikerjakan oleh pemilik usaha beserta keluarga sekarang mereka mampu memperkerjakan banyak orang.68 2. Visi Misi Rumah Makan Sukma Rasa 69 a. Visi Mewujudkan Sukma Rasa menjadi kuliner terbaik sepanjang masa



68 69



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Oktober 2019. Ibid,



45



b. Misi 1) Membangun manajemen kuliner berkelas dunia 2) Menanam nilai-nilai agama, tauhid, dan sunnah 3) Mewujudkan kesejahteraan ekonomi keluarga 4) Mewujudkan kuliner Nusantara yang bisa go internasional 5) Membangun ekonomi umat 3. Letak Geografis Rumah Makan Sukma Rasa Usaha Rumah Makan Sukma Rasa secara letak geografis atau wilayah, usaha Rumah Makan Sukma Rasa memiliki batasan-batasan yakni:70 a. Sebelah Barat



: Jalan Raya



b. Sebelah Timur



: Rumah Warga



c. Sebelah Selatan



: Kantor PPAT



d. Sebelah Utara



: Rumah Warga



Berdasarkan observasi oleh peneliti bahwa dilihat dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa letak usaha Rumah Makan Sukma Rasa bisa dikatakan cukup strategis karena berada di pinggir jalan raya menuju Mataram.



70



2019.



Observasi, Rumah Makan Sukma Rasa, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Oktober



46



4. Sarana dan Prasarana Rumah Makan Sukma Rasa Sarana dan prasarana memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah usaha, karena ketersediaan sarana dan prasarana seperti bahan baku, uang (modal) serta lokasi usaha bisa memberikan pengaruh dan kontribusi yang besar bagi kegiatan operasional. Apabila sarana dan prasarana tidak tersedia secara memadai maka hal tersebut akan menghambat proses operasional dan berdampak pada berkurangnya keuntungan usaha. Dalam melaksanakan usahanya, Rumah Makan Sukma Rasa memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, antara lain yakni: a. Bahan baku dan bahan penunjang Rumah Makan Sukma Rasa menggunakan bahan baku dan bahan penunjang yang mudah ditemui di pasaran, sehingga tidak memiliki kesulitan untuk mencarinya. Rumah Makan Sukma Rasa memperoleh bahan baku dan bahan penunjang di sekitar Mataram dan Lombok Barat baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Adapun sistem pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa mandiri. Maksudnya Sukma Rasa membeli bahan baku secara bebas pada setiap pedangang. Akan tetapi ada sebagian penjual yang dijadikan sebagai tempat pengambilan bahan baku tetap seperti daging ayam dan ikan sesuai dengan estimasi kebutuhan pada hari itu.



47



Bahan baku yang digunakan adalah daging sapi, daging ayam, ikan nila, beras, sayur-sayuran, buah-buahan dan bahan dapur lainnya yang merupakan bahan halal secara dzatnya (bentuk). b. Mushala dan kamar mandi Rumah Makan Sukma Rasa menyediakan mushala dan kamar mandi untuk para konsumen jika ingin melaksanakan solat sambil menunggu pesanannya disajikan, adapun lokasi mushala dan kamar mandi tersebut berada di bagian belakang Rumah Makan Sukma Rasa. c. Mobil box Salah satu sarana dan prasarana yang disediakan oleh Rumah Makan Sukma Rasa yaitu mobil box, hal tersebut dilakukan untuk membuka kantin di berbagai tempat yang lokasinya yang jauh dari Rumah Makan Sukma Rasa. Rumah Makan Sukma Rasa memilik 2 mobil box yang biasanya digunakan berjualan keliling di sekitar Mataram danLombok Barat. Ini juga dilakukan sebagai salah satu strategi dalam memasarkan produknya. 5. Pola rekrutmen karyawan Buruh, pekerja, worker, tenaga kerja, karyawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainnya yang



48



diberikan oleh pemberi kerja atau pengusaha atau majikan. Adapun pola rekrutmen yang dilakukan oleh usaha Rumah Makan Sukma Rasa adalah: 71 a. Publikasikan lowongan melalui media sosial, seperti facebook b. Tinjau lamaran yang masuk, pelamar ditinjua berdasarkan syarat yang sudah ditentukan, untuk selanjutnya dihubungi oleh pihak Rumah Makan c. Wawancara calon pekerja yang berkualitas d. Memilih yang paling berkualitas dalam bidangnya Adapun kriteria rekrutmen karyawan di Rumah Makan Sukma Rasa sebagai berikut: a. Pria/Wanita b. Pendidikan minimal SMA sederajat c. Usia maksimal 30 tahun d. Jujur dan bertanggung jawab e. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik f. Bersedia bekerja secara shift B. Faktor Pendukung Usaha Rumah Makan Sukma Rasa Adapun faktor pendukung pengembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa adalah sebagai berikut:



71



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 25 Maret 2020.



49



1. Keuletan dan ketekunan pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa Kesuksesan dalam berwirausaha menjadi tujuan semua wirausahawan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut bukan hanya modal pintar tapi diperlukan sikap tekun dan ulet untuk mendampinginya. Dengan bersikap tekun dan ulet berarti seseorang sanggup untuk belajar, tidak kenal lelah, dan tetap harus konsisten. Keuletan dan ketekunan yang dimiliki oleh pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa dalam menjalankan bisnis ini adalah salah satu faktor yang mendukung usaha Rumah Makan Sukma Rasa dalam mengembangkan bisnisnya. Ini dilihat bahwa dimana usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini awalnya benar-benar dibangun dari nol, usaha ini dibangun oleh Bapak Asmuni dan keluarga tanpa mempekerjakan orang lain, kini ia mampu memperkerjakan banyak karyawan. Awalnya ia hanya mampu membuka satu cabang yaitu Rumah Makan Sukma Rasa ini, tapi sekarang ia mampu membuka cabang dilokasi yang berbeda dengan konsep yang berbeda pula. 2. Harga yang cukup terjangkau Salah satu tantangan terbesar dalam setiap bisnis adalah menentukan harga jual produk. Ini tak hanya terjadi pada bisnis yang baru dimulai namun juga terjadi pada bisnis yang sudah mapan, khususnya yang memiliki pendapatan yang rendah karena banyaknya persaingan dengan produk sejenis. Masalah yang paling penting dalam hal harga adalah soal



50



resiko. Menetapkan harga terlalu tinggi, resikonya tidak laku. Sebaliknya, menetapkan harga terlalu rendah akan mengalami kerugian. Rumah Makan Sukma Rasa memberikan harga yang cukup terjangkau yaitu berkisar mulai dari harga Rp 6.000 sampai Rp 35.000. dan bisa dikatakan tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi kepada konsumen sehingga membuat para konsumen merasa puas dan tidak ragu untuk tetap berlangganan di Rumah Makan Sukma Rasa. Karena harga yang ditetapkan oleh pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini terjangkau untuk semua kalangan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh pelanggan yang peneliti wawancarai yakni Mas Fahmi dan Mbak Lili mereka sepakat mengatakan bahwa alasan yang membuat mereka sering makan di Rumah Makan Sukma Rasa adalah karena rasanya yang enak, dan yang paling terpenting harganya cukup terjangkau. 3. Dari segi rasa produk Dari segi rasa produk inilah yang banyak menarik para konsumen untuk berlangganan di Rumah Makan Sukma Rasa. Terutama pada menu-menu utamanya yaitu bakso bebalung Sukma Rasa dan ayam beberok Sukma Rasa, selain itu Rumah Makan Sukma Rasa juga memiliki cita rasa yang khas. Inilah alasan pertama konsumen memilih makan dan berlangganan di Rumah Makan Sukma Rasa.



51



C. Strategi Pengembangan Usaha dalam Meningkatkan Pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat Disamping membuka peluang kerja bagi para pencari kerja, dengan banyak



bermunculan



usaha



memberikan



keuntungan



bagi



masyarakat



dimanamereka tidak lagi harus membuat makanan sendiri untuk dapat menikmati makanan yang diinginkan. Terutama pada zaman sekarang ini, manusia disibukkan oleh berbagai macam aktivitas yang membuat mereka harus membuat pilihan untuk mencari makanan siap saji termasuk di Rumah Makan Sukma Rasa. Usaha Rumah Makan Sukma Rasa termasuk usaha yang menjanjikan dapat dilihat dari aspek yang mendorong kemajuan serta perluasan dari usaha Rumah Makan Sukma Rasa. Diantaranya seperti melihat sebesar apa tingkat permintaan konsumen pada Rumah Makan Sukma Rasa, tentu dilihat dari tingkatan permintaan masyarakat yang tinggi, maka prospek pengembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa menjadi tinggi pula. Ini menunjukkan bahwa pasar memberikan peluang yang besar terhadap keberhasilan usaha. Peluang memasuki dunia wirausaha dapat dilakukan melalui berbagai kesempatan. Akan tetapi mungkin kesempatan atau peluang tersebut tidak terlihat oleh orang lain. Peluang dan kesempatan untuk memulai sebuah usaha sangat tergantung kepada persepsi dan pengalaman seseorang. Semakin tinggi selera pasar terhadap makanan yang ada di Rumah Makan Sukma Rasa maka semakin besar peluang atau keuntungan yang akan didapatkan.



52



Usaha Rumah Makan Sukma Rasa mempunyai peluang yang sangat besar dalam mengembangkan usahanya. Semakin besar usaha ini akan semakin besar pula hasil yang didapatkan oleh pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa. Dengan banyaknya hasil jual makanan dan minuman di Rumah Makan Sukma Rasa tersebut, berarti dapat dikatakan telah berhasil membuka peluang kerja yang besar. Berkembangnya usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat hal tersebut dibuktikan melalui terbukanya lapangan pekerja bagi masyarakat sekitar. Dengan terjalinnya kerjasama yang baik antara pemilik usaha Rumah Makan Sukma Rasa dengan para karyawan akan semakin meningkatkan hasil yang dicapai. Usaha Rumah Makan Sukma Rasa yang dikelola diharapkan dapat terus berjalan dan dapat meningkatkan kualitas dan hasil produksinya dan dapat meningkatkan lapangan pekerjaan yang semakin banyak bagi masyarakat disekitar khususnya masyarakat Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Dalam era persaingan usaha yang semakin ketat sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pengembangan usaha dan strategi pemasaran yang dijalankannya. Produk-produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan



53



demikian pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Mengembangkan usaha kecil agar menjadi besar bukan menjadi perkara mudah. Pasalnya untuk melakukan hal tersebut, seorang pengusaha haruslah berusaha sangat keras. Bahkan mereka rela meninggalkan urusan pribadi demi perkembangan bisnis, karena kunci sukses seorang pengusaha adalah kerja keras, cerdas dan pantang menyerah begitu pun dengan pengusaha yang menjalani bisnis kecil. Mereka pun harus berjuang dan menerapkan kiat-kiat khusus agar usahnya bisa berhasil dan lebih besar. Hal itu bertujuan untuk dipahami dan dimengerti bagaimana mengembangkan usaha kecil itu sendiri. Dari hasil observasi lanjutan dan wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sukma Rasa dan beberapa karyawan lainnya bahwa dapat ditemukan beberapa strategi yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam mengembangkan usahanya sejauh ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah Varian Produk Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis, produksi adalah proses mentransformasikan input menjadi output. M.N Siddiqi berpendapat, bahwa



produksi



merupakan



penyediaan



barang



dan



jasa



dengan



memperhatikan nilai keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat.72



72



Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 230.



54



Keputusan tentang produk (barang atau jasa) merupakan keputusan strategi yang sangat penting karena mempengaruhi eksistensi perusahaan jangka panjang. Dampaknya memengaruhi setiap fungsi dan tingkatan dalam organisasi bisnis. Konsep produk harus memperhatikan sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar. Perhatikan misalnya konsep Kotler dalam Ali Hasan bahwa segala sesuatu yang bernilai yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan 73 Rumah Makan Sukma Rasa dalam mengembangkan usahanya adalah dengan mengutamakan faktor produk. Seperti yang dituturkan oleh Asmuni 74 “Salah satu strategi yang kami lakukan dalam megembangan Rumah Makan Sukma Rasa yaitu dengan cara menambah varian produk yang awalnya hanya menjual bakso dan mie ayam dan sekarang kami mampu menjual ayam bakar, ayam goreng, ayam taliwang, ikan bakar, dan lain-lain. Selain itu, kami juga berusaha untuk menyajikan produk sebaik baik mungkin dan menjaga kualitas produk sebaik mungkin.” Usaha Rumah Makan Sukma Rasa merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang kuliner yang memiliki spesifikasi yaitu menjual makanan dan minuman. Adapun sekarang Rumah Makan Sukma Rasa memiliki berbagai macam menu atau varian produk diantaranya bakso bebalung, mie ayam, ayam beberok, ayam taliwang, ayam bakar, ikan bakar, dengan harga yang berbeda-beda yaitu:



73 74



Ali Hasan, Marketing, (Jakarta: Media Pressindo, 2008), hlm. 274. Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



55



Tabel 1.1 Varian Menu Makanan Rumah Makan Sukma Rasa NO



PRODUK



PRICE/HARGA



1



Bakso Bebalung Sukma Rasa



Rp 20.000



2



Bakso pangsit



Rp 15.000



3



Mie Ayam Bakso Bebalung



Rp 20.000



4



Mia ayam bakso



RP 15.000



5



Nasi goreng



Rp 17.000



6



Sup iga + nasi



Rp 35.000



7



Rawon + nasi



Rp 35.000



8



Nasi Campur Sukma Rasa



Rp 18.000



9



Kentang Goreng



Rp 11.000



10



Pelecing



Rp 11.000



11



Nasi Putih



Rp 6.000



Menu Spesial Sukma Rasa 12



Ayam Beberok Sukma Rasa + Nasi



Rp 26.000



13



Ayam Bakar Sukma Rasa + Nasi



Rp 26.000



14



Ayam Bakar Taliwang + Nasi



Rp 45.000



15



Ikan Bakar + Nasi



Rp 26.000



16



Sate Rembige



Rp 28.000



17



Beberok



Rp 11.000



Sumber: Dokumentasi Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi



56



Tabel 1.2 Varian Menu Minuman dan Jus Rumah Makan Sukma Rasa NO



PRODUK



PRICE/HARGA



1



Es Kelapa Muda



Rp 10.000



2



Es Campur



Rp 12.000



3



Es Campur Keju



Rp 17.000



4



Sup Buah



Rp 12.000



5



Sup Buah Keju



Rp 17.000



6



Es Teller



Rp 12.000



7



Salad Buah



Rp 17.000



8



Soda Gembira



Rp 17.000



9



Capucino Ice



Rp 12.000



10



Es Jeruk/Jeruk Hangat



Rp 10.000



11



Kopi Lombok



Rp 6.000



12



Es Teh/Teh Hangat



Rp 6.000



13



Teh Botol



Rp 5.000



14



Semua Varian Jus



Rp 12.000



15



Jus Mix



Rp 15.000



Sumber: Dokumentasi Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi



57



Tabel 1.2 Menu Paket Murmer 2-8 Orang Rumah Makan Sukma Rasa NO



PRODUK



PRICE/HARGA



Ayam beberok sukma rasa 1 porsi



1



Ikan bakar sukma rasa



1 porsi



Olah-olah



1 porsi



pelecing kangkung



1 porsi



Nasi putih



1 bakul



Air mineral



2 gelas



Paket murmer 2 orang Rp 85.000



Ayam beberok sukma rasa Ikan beberok sukma rasa Ayam bakar sukma rasa Ikan bakar sukma rasa 2



Olah-olah Pelecing kangkung Sayur lebui Nasi putih Air mineral Ayam beberok sukma rasa Ikan beberok sukma rasa Ayam bakar sukma rasa



Paket murmer 4 orang Rp 175.000



58



Ikan bakar sukma rasa Olah-olah 3



Urap-urap



Paket murmer 8 orang



Pelecing kangkung



Rp 300.000



Sayur lebui Nasi putih Air mineral Sumber: Dokumentasi Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Cara penampilan menu yang dilakukan Rumah Makan Sukma Rasa menggunakan berbagai macam cara yaitu menulis beberapa menu best seller ditembok atas yang berada dibelakang kasir, menampilkan gambar beberapa menu best seller pada pintu masuk untuk menarik perhatian pelanggan jika hendak masuk, dan menggantarkan brosur dengan menu lengkap kepada pelanggan yang baru datang di Rumah Makan Sukma Rasa. Pada penampilan daftar menu, Rumah Makan Sukma Rasa membagi menjadi bagian yaitu daftar menu Sukma Rasa, menu spesial Sukma Rasa, dan, daftar minuman. Pengaturan tatak letak menu yang dilakukan Rumah Makan Sukma Rasa yaitu menggelompokkan menu-menu terlaris dan menempatkan menu dasar dan terlaris pada urutan awal. Tujuan dari pemilik Rumah Makan Sukma Rasa menggunakan cara seperti itu yaitu untuk menarik



59



perhatian pelanggan terhadap menu yang disajikan oleh Rumah Makan Sukma Rasa. Berbeda halnya ketika bulan Ramadhan Sukma Rasa menampilkan konsep varian menu yang berbeda yaitu menggunakan sistem menu dengan paket beberapa orang. Apapun jenis paket yang disajikan itu ada tiga macam. Paket murmer satu yaitu diperuntukkan untuk 2 orang dengan harga Rp 85.000/Paket. Paket murmer dua yaitu diperuntukkan untuk 4 orang dengan harga Rp 175.000/paket. Paket murmer tiga yaitu diperuntukkan untuk 8 orang dengan harga Rp 300.000/paket. Adapun tujuan dari pemilik Rumah Makan Sukma Rasa menciptakan daftar menu seperti itu dikarena pada bulan Ramadhan banyak pelanggan yang melakukan buka bersama dan untuk memudahkan mereka dalam memilih menu, pemilik Rumah Makan Sukma Rasa menciptakan menu dengan sistem paket 2 sampai 8 orang. Pelanggan menganggap menu yang disajikan Rumah Makan Sukma Rasa enak dan tentu dengan harga yang cukup murah, seperti yang ungkapkan oleh mbak Elin, “Sukma Rasa memiliki tempat makan dengan rasa otentik dan tentunya dengan harga yang terjangkau, menunya cukup banyak dengan berbagai macam varian”. 2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk personal yang berkualitas dengan memiliki



60



keterampilan, kemampuan kerja, dan loyalitas kerja yang tinggi kepada suatu perusahaan ataupun organisasi. Tujuan dari pengembangan Sumber Daya Manusia ini adalah untuk meningkatkan kualitas para pekerja melalui program pendidikan atau pelatihan agar menciptakan suatu produk yang berkualitas dan mampu memajukan suatu perusahaan. Strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa sebenarnya tidak hanya melalui pendidikan dan keterampilan saja akan tetapi lebih berfokus pada pelatihan dan pembinaan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berfikir kreatif dan produktif. Seperti yang tuturkan oleh Bapak Asmuni selaku pemilik dari rumah makan sukma rasa 75 “Kami memberikan pelatihan dengan mendatangkan mentor untuk menggali potensi karyawan Rumah Makan Sukma Rasa seperti pelatihan pengetahuan dan cara pandangnya, pelatihan dari segi religinya, dan juga pelatihan pendidikan seperti pelatihan bahasa inggris karena Rumah Makan Sukma Rasa sering kedatangan pengunjung wisatawan asing. Tujuan kami mengadakan pelatihan ini juga memotivasi serta mensupport mereka dalam berkerja”. Begitupun yang dikatakan oleh Hamdani selaku staff HRD Sukma Rasa mengenai peningkatan kualitas sumber daya daya manusia 76 “Ketika kualitas sumber daya manusianya baik maka hal itu akan berdampak baik pula kepada Sukma Rasa, dan ketika sumber daya manusianya buruk maka maka hal itu juga akan berdampak buruk bagi Sukma Rasa. Oleh karena itu kita mengadakan pelatihan dan seminar kepada mereka” 75 76



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020. Hamdani, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



61



Dari hasil wawancara jumlah karyawan Rumah Makan Sukma Rasa 75 orang dari ketiga cabang yang di dirikannya. Upaya pengembangan yang dilakukan dengan cara memberikan pelatihan bagi karyawan Rumah Makan Sukma Rasa sehingga potensi yang dimiliki oleh karyawan bisa dioptimalkan melalui pelatihan tersebut. Seperti yang sudah dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa yaitu terakhir melakukan pelatihan pada tahun 2019 yang dilaksanakan di Labuapi Kabupaten Lombok Barat yang pada saat itu jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan 60 orang dan menganggkat tema “kunci meraih keuntungan yang berlimpah”. Dalam mengadakan pelatihan pemilik Rumah Makan Sukma Rasa mendatangkan mentor atau orang-orang yang sudah sukses dalam dunia bisnis untuk membimbing dan memberikan pandangan supaya kinerja para karyawanya optimal. Tujuan dari pelatihan tersebut yaitu supaya sumber daya manusianya memiliki kualitas yang tinggi dan bisa juga mneguntungkan untuk Rumah Makan Sukma Rasa. Tidak hanya sebagai pemilik Rumah Makan Sukma Rasa Bapak Asmuni juga memposisikan dirinya sebagai mentor yang tetap memberikan pelatihan, arahan serta mencontohkan kepada karyawan bagaimana cara menjalankan tugas yang baik ditempat kerja. In House Training yang dilakukan oleh Bapak Asmuni dirasa sudah maksimal terlebih karena Bapak Asmuni tinggal di Labuapi yang jarak rumahnya tidak jauh dari Lokasi



62



Rumah Makan Sukma Rasa, jadi ia bisa mengkontrol dan memberikan pelatihan kepada karyawannya setiap hari secara maksimal. Selain mengadakan In House Training Rumah Makan Sukma Rasa memiliki program jum’at berkah yang di isi dengan acara pengajian, musyawarah dan lain-lain. Selain untuk meningkatkan pengetahuan dalam segi usaha perlu juga dilakukan program untuk meningkatkan pengetahuan spritual. Hal ini dilakukan untuk menjadi silaturahmi dan rasa kekeluargaan seluruh karyawan Rumah Makan Sukma Rasa. Untuk mempererat rasa kekeluargaan karyawan Bapak Asmuni sering mengadakan agenda gethering atau tour ke berbagai destinasi wisata yang ada di Lombok. Dengan adanya peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, diharapkan Rumah Makan Sukma Rasa mampu bersaing dengan dengan usaha kuliner yang lain. 3. Memberikan Kualitas Pelayanan yang Baik Meningkatkan



kepuasan



pelanggan



merupakan



cara



untuk



memperoleh pelanggan baru dan meningkatkan kesetiaan konsumen. Kepuasaan pelanggan sendiri yaitu respon atau tanggapan yang diberikan para konsumen setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan suatu produk atauapun jasa, sehingga para konsumen memperoleh rasa nyaman dan senang karena harapannya telah terpenuhi.



63



Kualitas pelayanan ini menjadi penting karena akan berdampak langsung pada citra perusahaan, kualitas pelayanan yang baik akan menjadi sebuah keuntungan pula bagi perusahaan. Karena jika suatu perusahaan sudah mendapat nilai positif di mata konsumen, maka konsumen tersebut akan memberikan feedback yang baik bakan akan menjadi pelanggan tetap. Rumah Makan Sukma Rasa terus mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan demi meningkatkan kepuasaan dan kesenangan pelanggan karena kualitas pelayanan yang baik akan sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Bapak Asmuni selaku pemilik Rumah Makan Sukma Rasa. 77 “Rumah Makan Sukma Rasa terus berusaha memberikan kualitas pelayanan yang tinggi, pelayanan yang kami berikan berupa menyambutan tamu ketika akan makan disini, penyajian makanan yang baik karena dengan melakukan hal tersebut pelanggan merasa senang. Selain itu kami juga menyediakan beberapa fasititas umum dan selalu menerima kritik dan saran dari pelanggan agar kami bia bisa mengukur sampai mana pelayanan yang sudah kami berikan”. Seperti yang dikatakan oleh salah salah satu karyawan Rumah Makan Sukma Rasa yaitu Sahlan. 78 “Pelanggan yang datang pastinya akan senang jika mendapat pelayanan yang baik, karena dengan kualitas pelayanan yang baik akan tercipta pelanggan loyal” Rumah Makan Sukma Rasa memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, hal itu dibuktikan dengan penempatan dua karyawan



77 78



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020. Sahlan, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



64



pada pintu masuk untuk menyambut pelanggan yang datang untuk menyantap hidangan Sukma Rasa, dan tentu pelayanan yang cepat dan tanggap juga diterapkan oleh Rumah Makan Sukma Rasa yang mana ketika pelanggan baru masuk langsung disuguhkan dengan daftar menu yang lengkap sambil menikmati musik yang dijadikan menjadi salah satu strateginya oleh Sukma Rasa. Hal itu dilakukan untuk menciptakan kenyamanan pelanggan yang datang. Dari segi kenyamanan Rumah Makan Sukma Rasa juga menyediakan kamar mandi dan mushala untuk kepentingan karyawan maupun pelanggan, agar pelanggan yang datang ke Sukma Rasa bisa menyantap hidangan dengan tenang karena mushala sudah tersedia disana. Untuk menerima kritikan dan saran Sukma Rasa menyediakan kotak saran untuk mengukur sampai mana pelayanan yang sudah diberikan dan pelayanan yang seperti apa yang di inginkan oleh pelanggan. Jika suatu perusahaan sudah mendapat nilai positif di mata konsumen, maka konsumen tersebut akan memberikan feedback yang baik bakan akan menjadi pelanggan tetap. Kualitas pelayanan ini dapat diartikan sebagai tingkat kepuasan konsumen, sedangkan tingkat kepuasan konsumen itu sendiri dapat diperoleh dari perbandingan atas jenis pelayanan yang nyata diterima dengan jenis pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. 4. Menggunakan Konsep Penjualan Baru



65



Pertumbuhan dan ekspansi bisnis adalah tujuan utama bagi sebagian besar pemilik bisnis dan pengusaha. Adapun strategi-strategi untuk ekspansi usaha kecil yang dapat membantu dalam mengembangkan bisnis antara lain: tambahkan produk dan layanan baru, menjual lebih banyak produk dan layanan kepada pelanggan yang ada, bentangkan pasar ke wilayah-wilayah baru, targetkan pasar kepada pelanggan baru, dan mengambil alih bisnis lain. Dalam mengembangkan bisninya, Rumah Makan Sukma Rasa mengabil langkah-langkah untuk memperluas usahanya yakni dengan membentangkan pasar ke wilayah-wilayah baru dan mentargetkan pasar kepada pelanggan baru. Hal tersebut



menjadi salah satu langkah



pengembangan usaha. Dengan melakukan teknik penjualan baru Rumah Makan Sukma Rasa bisa menarik perhatian konsumen dan memudahkan konsumen jika ingin menikmati produk yang disajikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Asmuni selaku pemilik Rumah Makan Sukma Rasa 79 “Kenapa kami membuat konsep yang berbeda-beda, karena kami ingin mengembangkan Sukma Rasa ini. Dari ketiga konsep ini, itu akan menjadi rule model atau contoh model yang akan dikembangkan. Kita akan melihat sisi positif dan negatif atau kurang lebihnya dari tiga konsep ini, kira-kira mana yang akan kita kembangkan kedepannya, kita bandingkan mana yang lebih maju. Karena bukan karena kita ingin berkembang langsung berkembang begitu saja tetapi kita perlu menata dan mempelajarinya dulu” Rumah Makan Sukma Rasa memiliki tiga cabang, cabang utama berada di Jalan TGH Lopan Labuapi tepatnya di depan SMK PPN Mataram yang menggunakan konsep alakan sebagaimana Rumah Makan lainnya, 79



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



66



cabang kedua berada di Taman Loang Baloq menggunakan konsep Lesehan dengan jajaran berugak, dan cabang ketiga berada di Labuapi yang tepatnya bersebelahan dengan cabang utama atak tetapi dengan konsep yang berbeda yaitu konsep prasmanan. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing dalam dunia bisnis dengan menciptakan berbagai macam konsep dilokasi yang berbeda. Konsep-konsep seperti ini dijadikan sebagai rule model konsep yang mana paling diminati oleh pelanggan dan pantas untuk lebih dikembangkan. Tidak hanya menggunakan konsep menunggu konsumen, tetapi Rumah Makan Sukma Rasa juga menggunakan konsep dengan cara mendatangi konsumen. Sebagaiamana hasil wawancara dengan Aziz selaku staff marketing di Rumah Makan Sukma Rasa 80 “Sekarang kan sudah millennial oleh sebab itu kami menggunakan konsep dengan mendatangi konsumen melalui jasa online dan membuka kantin keliling menggunakan mobil box. karena untuk membuka cabang lagi kita membutuhkan dana yang cukup besar sekitar Rp 40.000.000 sampai Rp 50.000.000 hanya untuk menyewa ruko saja apalagi dengan konsep lesehan membutuhkan dana di atas Rp 100.000.000 oleh karen itu kita membuka kantin menggunakan mobil box selain itu juga kita lebih dekat dengan konsumen” Zaman millenial yang serba online menjadi salah satu faktor pendukung Rumah Makan Sukma Rasa untuk berkembang karena bisa membuka pesanan via online dan diantarkan oleh kurir yang sudah disediakan oleh Sukma Rasa sendiri. Tidak hanya secara online, Rumah Makan Sukma



80



Aziz, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



67



Rasa juga memiliki dua mobil box untuk berjualan keliling dengan membuka kantin dengan mobil box tersebut. biasnya Rumah Makan Sukma Rasa membuka kantin di Jalan Udaya pada hari minggu dan di Jalan Pejanggik pada hari-hari lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya operasional yang seharusnya membutuhkan dana yang besar untuk membuka lagi dan pelanggan lebih mudah untuk menikmati hidangan tidak perlu datang jauhjauh ke Labuapi. Rumah Makan Sukma Rasa juga membuka jasa catering baik catering khusus acara-acara besar seperti pernikahan atau event sampai catering paket ulang tahun anak. Selain itu Sukma Rasa juga memiliki ruangan meeting yang free asalakan konsumsi dari acara tersebut di pesan dari Rumah Makan Sukma Rasa. Itu semua dilakukan untuk lebih memperluas jaringan Sukma Rasa dan tentu untuk mengembangkan usahanya. Menggunakan konsep penjualan baru sebenarnya sudah dirancang oleh pemilik Rumah Makan Sukma Rasa dari dulu akan tetapi baru dibisa diterapkan pada tahun 2018. Tujuan dari pemilik Rumah Makan menggunakan konsep ini adalah supaya usaha Rumah Makan yang jalankannya berbeda dengan Rumah Makan yang lainnya, dan sebagai daya tarik konsumen. D. Hambatan-Hambatan yang di hadapi dalam Mengembangkan Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat



68



Hambatan dalam melakukan upaya pengembangan akan selalu muncul pada setiap organisasi. Karena pengembangan sering dianggap hanya sebatas gagasan semata tanpa mempertimbangkan bahwa suatu pengembangan mampu memperbaiki kualitas organisasi atau sebuah usaha. Dari



semua



strategi



pengembangan



usaha



dalam



meningkatkan



pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat tersebut terdapat beberapa faktor penghambat dalam proses pengembangan pada usaha Rumah Makan Sukma Rasa. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya Manajemen Operasional Manajemen operasional adalah suatu usaha pengelolaan secara maksimal penggunaan faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja (SDM), mesin, peralatan, raw material (bahan mentah) dan faktor produksi yang lainnya dalam proses transformasi untuk menjadi berbagai macam produk barang dan jasa. Manajemen operasional juga sering diartikan sebagai cara mengatur atau mengendalikan sebuah organisasi. Oleh sebab itu manajemen operasional ini sangat penting untuk diperhatikan. Begitupula Rumah Makan Sukma Rasa kurang memperhatikan manajemen operasional atau bisa dikatakan kurang memahami tentang manajemen operasional dalam sebuah organisasi.



69



Seperti yang dikatakan oleh Bapak Asmuni81 “Hambatan yang paling saya rasakan adalah si sistem manajemen operasionalnnya, bisa dikatakan semuanya belum tersusun dengan baik, mulai dari segi pendapatannya, produk sampai dengan sumber daya manusiannya, semunya masih berjalan dengan sendirinya. Bahkan marketingnya saja baru kita rekrut3 bulan yang lalu. Tapi insyaallah kita akan terus meningkatkan pemahaman dan mengaplikasikan manajemen operasional ini di Sukma Rasa” Pada hakikatnya manajemen operasional sangat berperan penting dalam sebuah organisasi, tak heran jika banyak organisasi atau kuliner yang tidak berkembang bahkan dikatakan mati gara-gara mereka tidak menjalankan manajemen operasionalnya dengan baik. Seperti Rumah Makan Sukma Rasa yang sudah bisa dikatakan memiliki perkembangan yang pesat akan tetapi dibalik itu semua manajemen operasional yang dilakukannya tidak terstruktur dengan baik. Dalam operasionalnya Rumah Makan Sukma Rasa belum menerapkan pendataan seperti barang yang sudah habis, yang yang masih tersisa, pendapatan yang belum terdata dengan baik, dan lain lain. Hal itu menjadi salah satu tantangan yang harus ia perbaiki saat sekarang ini. 2. Rendahnya Sumber Daya Manusia Setelah struktur organisasi ditetapkan, kini tiba waktunya mencari orang-orang yang bisa mengisi pekerjaan yang telah diciptakan. Di sinilah peranan manajemen sumber daya manusia (MSDM). Peran ini begitu penting dengan melibatkan jumlah yang tepat bagi orang yang tepat di posisi yang tepat dan waktu yang tepat. Mendapatkan dan mempertahankan karyawan



81



Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



70



yang kompeten sangatlah penting bagi kesuksesan setiap organisasi, entah itu organisasi yang baru didirikan atau yang telah mapan selama bertahun-tahun. Apabila suatu organisasi tidak mengemban tanggung jawab MSDM-nya secara serius, maka kinerjanya akan memburuk. Dengan demikian, bagian dari tugas manajer dalam pengorganisasian adalah MSDM. Semua manajer akan menemui sebagian aktivitas dari MSDM ini, seperti mewawancarai kandidat karyawan, mengorientasi karyawan baru, dan mengevaluasi kinerja pekerjaan mereka, sekalipun ada departemen khusus yang menangani MSDM82 Sumber daya manusia memiliki peranan penting untuk berbagai aspek terutama aspek ekonomi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas sumber daya manusia diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan. Seperti hasil wawancara Hamdani selaku staff HRD dari Rumah Makan Sukma Rasa83 “Terkadang karyawan disini susah diatur dan kurang fokus dalam bekerja. Hal tersebut menjadi penghambat dalam hal bimbingan tetapi sampai saat ini kami masih berusaha untuk memberikan pelatihan dan bimbingan untuk karyawan, baik pelatihan dalam segi emosional maupun dalam segi spiritual. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Sukma Rasa ini.”



82



Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen 1, Ed. Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 263-264. 83



Hamdani, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



71



Selain itu juga, Bapak Asmuni juga berkomentar tentang hambatan sumber daya manusia yang ada di Sukma Rasa ini84 “Masalah utama kita dalam sumber daya manusia ini yaitu tementemen kita batur sasak cepat merasa puas, gregetnya juga kurang, cepat terpenuhi dan kurang merasa tertantang oleh sesuatu. Oleh karena itu banyak kesempatan yang hilang dan terlihat tidak menarik” Rendahnya kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu penghambat



dalam



mengembangkan



perekonomian



terutama



dalam



mengembangkan wisata kuliner maupun organisasi karena semakin tinggi kualitas sumber daya manusia pada suatu organisasi, maka akan semakin baik pula proses perkembangan yang akan di lewatinya. Rendahnya kualitas sumber daya manusia menjadi salah pengehambat pengembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa dikarenakan sebagian dari karyawannya memiliki pendidikan yang rendah dan kurang fasih dalam menggunakan bahasa indonesia. Meskipun demikian pemilik dari Rumah Makan ini tidak pernah lengah dan terus memberikan bimbingan dan pelatihan kepada seluruh karyawan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Rumah Makan Sukma Rasa. 3. Tekanan dari Luar (Pesaing) Mengahadapi sebuah situasi persaingan bisnis memang akan selalu membutuhkan sebuah strategi yang harus selalu dikembangkan. Menjalankan bisnis apapun pasti akan dihadapkan pada sebuah persaingan bisnis. Untuk 84



Asmuni Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020.



72



menanggapi tantangan dan menghindari adanya kebangkrutan, maka para pelaku bisnis membutuhkan strategi yang jitu untuk menerobos ketatnya persaingan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Asmuni85 “faktor penghambat lainnya yang dialami oleh Rumah Makan Sukma Rasa adalah banyaknya usaha kuliner lainnya khususnya dibidang makanan dan minuman disekita usaha Rumah Makan Sukma Rasa ini. Dan kebanyakan pesaingnya memiliki sarana dan prasarana yang lebih bagus dan lokasinya lebih luas”



Faktor penghambat lain yang dihadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa banyak tingginya tingkat persaingan dipasar dibidang kuliner, hal ini menjadi salah satu ketakutan tersediri yang dihadapi oleh pemilik Rumah Makan Sukma Rasa apalagi para pesaingnya memiliki sarana dan prasarana yang lebih bagus. Oleh sebab itu pemilik Rumah Makan Sukma Rasa terus melakukan evaluasi dan menciptakan strategi-strategi yang baru. Dalam era persaingan usaha yang semakin ketat sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pengembangan usaha dan strategi pemasaran yang dijalankannya. Produk-produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang



mampu



meningkatkan kepuasan konsumen atas



penggunaan produk tersebut. Dengan demikian pelanggan mau dan rela untuk



85



Ibid



73



kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan.



BAB III PEMBAHASAN A. Analisis Strategi Pengembangan Usaha dalam Meningkatkan Pendapatan pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat Bisnis kuliner adalah jenis usaha menguntungkan dan akan selalu laris sepanjang masa, alasannya karena makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa di lepas dari kebutuhan kita. Bisnis kuliner pun punya banyak kategori mulai dari makanan ringan (cemilan), minuman, hingga makanan pokok. Semua kategori di bisnis kuliner ini (cemilan, minuman, makanan pokok) memiliki potensi yang sangat bagus dan dianggap memiliki tingkat pengembalian modal yang relatif cepat dan dapat memenuhi kebutuhan primer masyarakat. Salah satu bisnis kuliner yang cukup terkenal dan mampu bersaing di dunia bisnis adalah Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Rumah Makan Sukma Rasa adalah salah satu kuliner yang cukup terkenal yang memiliki tujuan untuk memberikan manfaat kepada orang lain dan memiliki visi menjadikan Sukma Rasa kuliner terbaik dunia yang bisa go intenasional. Berkembang pesatnya Sukma Rasa tentu didasari dengan berbagai macam strategi-strategi yang hebat. Berdasarkan paparan data dan temuan yang peneliti peroleh setelah mengadakan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian dengan mengumpulkan data yang diperlukan sesuai



74



75



dengan fokus penelitian yang peneliti angkat yaitu strategi pengembangan usaha yang dilakukan Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat dalam meningkatkan pendapatnnya. Rumah



Makan



Sukma



Rasa



memiliki



strategi-strategi



dalam



mengembangkan usahanya, semua itu dilihat dari cabang kedua dan cabang ketiga yang didirikan oleh Sukma Rasa. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dengan perjalanan usaha Rumah Makan Sukma Rasa sampai saat ini, yaitu sebagai berikut: 1. Menambah Varian Produk Produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran suatu bangsa. Aktivitas produksi yaitu menambah kegunaan suatu barang, hal ini bisa direalisasikan apabila kegunaan suatu barang bertambah, baik dengan cara memberikan manfaat yang benar-benar baru maupun manfaat yang melebihi manfaat yang ada sebelumnya. AlGhazali dalam Ika Yunia Fauzia menyebutkan bahwa produksi adalah pengerahan secara maksimal sumber daya alam (raw material) oleh sumber daya manusia, agar menjadi barang yang bermanfaat bagimanusia.86 Memproduksi dan mengolah produk dibutuhkan suatu pengaturan yang baik, berupa suatu organisasi, ataupun suatu manajemen yang bisa



86



Ika Yunia Fauzi dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqasid Al-Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 116.



76



menerbitkan, mengatur, merencanakan dan mengevaluasi segala kinerja yang akan dan telah dihasilkan oleh masing-masing divisi. Produk merupakan leseluruhan konsep obyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat bagi pelanggan. 87 Pada praktik usahanya Rumah Makan Sukma Rasa dari sisi pengolahan produk sudah mengalami perkembangan yang awalnya hanya memproduksi bakso, mia ayam sekarang ia mampu memproduksi manu-menu yang spesial seperti ayam bakar, ikan bakar, ayam taliwang, dan lain-lain. Dalam pengolahan produk Rumah Makan Sukma Rasa sangat menjaga kualitas rasa dan kebersihan peralatan dalam penyajiannya. Sedangkan dari sisi penyajian menu pemilik Rumah Makan Sukma Rasa mengelompokkan menu-menu terlaris dan membagi brosur menu menjadi dua yaitu menu makanan dan menu minuman, selain itu Rumah Makan Sukma Rasa menampilkan gambar menu terlaris pada dinding dan pintu masuk untuk menarik perhatian pelanggan. Hal ini menunjukkan Rumah Makan Sukma Rasa sudah berkembang dan sudah menerapkan strategi dalam pengolahan produknya. 2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu proses pemerdayaan baik itu dari segi perekonomian maupun dari segi



87



Ririn Triratnasari DKK, Manajemen Pemasaran Jasa Teori Dan Kasus, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 37.



77



kemampuan yang dimiliki. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber saya manusia adalah melalui pelatihan karyawan. Pelatihan tersebut antara lain: a) Pelatihan-pelatihan untuk melaksanakan program-program baru b) Pelatihan untuk menggunakan alat-alat atau fasilitas-fasilitas baru c) Pengenalan proses atau prosedur kerja yang baru d) Pelatihan bagi para pegawai yang menduduki tugas-tugas baru e) Pelatihan bagi pegawai baru dan sebagainya 88 Pengembangan sumber daya manusia memiliki cara dan arti yang luas, pengembangan ini bisa melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan. Ada dua jenis pengembangan, yaitu:89 a) Pengembangan formal Sistem ini mengacu pada pengembangan para karyawan yang diberikan suatu tugas perusahaan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan ini ada yang bersifat dari perusahaan tempat kerja maupun pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh pihak lain. Pengembangan ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan pekerjaan pada saat ini maupun pada waktu mendatang.



88



Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), hlm. 95. 89 Harsuko Riwati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang: UB Press, 2016). Hlm, 161.



78



b) Pengembangan informal Sistem ini mengacu pada inisiatif karyawan tang ingin mengikuti pelatihan dan pengembangan dirinya. Hal ini bisa dilakukan dengan mempelajari modul, buku sumber-sumber untuk bisa mempelajari korelasi antara



pengembangan



pribadi



dengan



pekerjaan



atau



posisinya.



Pengembangan secara informal ini menjelaskan bahwa karyawan memiliki inisiatif dan keinginan yang besar untuk mengingatkan mutu serta kualitas dalam bekerja. Rumah Makan Sukma Rasa mengadakan pelatihan dengan model in house training dengan mendatangkan mentor yang ahli di dalam bidangnya untuk melatih mental dan mensupport mereka. Tidak hanya itu Bapak Asmuni juga tetap tetap memberikan pelatihan dengan cara mencontohkan bagaimana cara pelayanan dan penyajian yang baik ditempat kerja. Pengembangan formal



juga dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa yaitu dengan



mengajarkan bahasa inggis karena Sukma Rasa juga sering dikunjungi oleh orang asing. Pada tahun 2018 Rumah Makan Sukma Rasa juga mengirim beberapa karyawan ke luar Daerah untuk melakukan study banding dengan beberapa rumah makan yang terkenal dan bertemu dengan beberapa mentor. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih kepada karyawan demi mengembangkan usahnya.



79



3. Memberikan Kualitas Pelayanan yang Tinggi Kepuasaan konsumen tidak hanya diperoleh pada saat mendapatkan suatu barang yang dibelinya, tetapi pelayanan yang diberikan juga mempengaruhi kepuasaan konsumen. Pelayanan pelanggan bila dilakukan secara efektif dapat menimbulkan perubahan yang signifikan dalam menciptakan permintaan dan mempertahankan kesetiaan pelanggan. 90 Customer care juga sering disebut juga sebagai meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan yang artinya proses pemberian layanan yang berkualitas tinggi, baik secara internal maupun ekternal yang hasilnya dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan sehingga pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.91 Setiap perusahaan yang memperhatikan kepuasaan pelanggan akan memperoleh banyak manfaat, diantaranya: 92 a. Reputasi perusahaan akan semakin meningkat dimata pelanggan atau masyarakat, serta dapat mendorong terciptanya kesetiaan pelanggan. b. Hubungan perusahaan dan pelanggan semakin baik. Itu dapat mendorong setiap individu didalam perusahaan supaya bekerja dengan bersungguhsungguh.



90



Yolanda M. Siagian, Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunis Bisnis, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm. 64. 91 Freddy Rangkuti, Customer Care Excellence, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017), hlm. 1. 92 Ibid, hlm. 3.



80



c. Memilki banyak pelanggan setia berarti pelanggan tersebut semakin mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, tersmasuk mempromosikan pengalaman baiknya pada waktu berhubungan dengan perusahaan kepada orang lain. Rumah Makan Sukma Rasa terus mencoba meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan seperti yang dilakukan saat ini yaitu menugaskan dua orang karyawan sebagai penyambut tamu ketika mask dengan mengucapkan salam yang kemudian dilayani dengan sepenuh hati dan senyuman. Selain itu Rumah Makan Sukma Rasa menyediakan beberapa fasilitas umum kamar mandi dan mushala untuk memudahkan pelanggan jika hendak akan melakukan shalat. Dalam menerima saran dan kritikan Rumah Makan Sukma Rasa menyediakan kotak saran kecil, hal itu dilakukan untuk mengukur sampai mana tingkat pelayanan yang diberikan dan pelayanan yang seperti apa yang pelanggan inginkan. Hal ini menunjukkan Rumah Makan Sukma Rasa sudah menggunakan strategi peningkatan kualitas pelayanan dalam mengembangkan usahanya. 4. Menggunakan konsep penjualan baru Menggunakan konsep penjualan yang baru merupakan bagian yang penting dalam mengembangkan usaha, karena ketika dengan konsep pertama tidak berkembang dengan baik maka diganti dengan konsep kedua menarik minat konsumen.



81



Di zaman millennial ini tidak sedikit orang yang memanfaatkan teknologi dalam berjualan, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa ini, selain membuka lokasi di Labuapi dan Loang Baloq, Sukma arasa juga membuka kantin keliling menggunakan mobil box yang biasanya pada hari minggu berada di Udayana dan di hari lain berada di Jalan Pejanggik Cakranegara. Selain itu, Sukma Rasa juga juga menerima pesanan melalui online dan menerima jasa catering. Konsep seperti ini dilakukan agar Rumah Makan Sukma Rasa lebih dekat dengan konsumen dan sebagai daya tarik konsumen untuk menikmati masakan Sukma Rasa. Tidak hanya sampai disana, Rumah Makan Sukma Rasa juga memiliki tiga cabang di lokasi yang berbeda-beda dengan konsep yang berbeda-beda pula, cabang pertama berada di Labuapi tepatnya di depan SMK PPN Mataram yang menggunakan konsep alakan seperti rumah makan makan pada umumnya, cabang kedua berada di Taman Loang Baloq dengan konsep lesehan menggunakan berugak, dan cabang ketiga yang lokasinya berada disamping cabang pertama akan tetapi dengan konsep yang berbeda yaitu menggunakan konsep prasmanan. Tujuan dari pemilik Rumah Makan Sukma Rasa menciptakan konsep yang berbeda-beda adalah untuk membuat ketertarikan konsumen, selain itu dari ketiga konsep ini dijadikan sebagai sampel, konsep manakah yang lebih menarik minat pelanggan dan yang lebih dikembangkan lagi kedepannya nanti. semua ini menunjukkan bahwa Rumah



82



Makan



Sukma



Rasa



menggunakan



strategi



penjualan



baru



dalam



mengembangkan usaha yang dijalankanya. B. Analisis Hambatan-Hambatan yang di hadapi dalam Mengembangkan Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat Dalam mengembangkan suatu usaha selalu ada jatuh bangun sehingga suatu usaha akan dikatakan sukses ketika bisa melewati beberapa kendala yang dihadapinya. Seperti yang dihadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa ada beberapa hambatan yang di alami sehingga perkembangannya bisa bisa dikatakan 100% berhasil. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa dalam mengembangkan usahanya adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya Manajemen Operasioanal Kurangnya manajamen operasional dalam usaha bisa mengakibatkan tidak berkembangnya usaha tersebut karena manajemen operasional menjadi bagian penting yaitu sebagai penggerak sebuah usaha. Begitupun hambatan terbesar yang dihadapi oleh Rumah Makan Sukma Rasa adalah kurangnya manajemen operasioanal oleh sebab itu semua tidak tersusun dengan baik dan rapi, mulai dari struktur kepengurusan, sumber daya manusia sampai bahan bakunya masih berjalan dengan sendirinya, hal tersebut dikarenakan Sukma Rasa dulu dibangun dengan sistem kekeluargaan yang semua hal melibatkan keluarga. Jadi, manajemen operasional tidak dianggap terlalu penting. Dengan adanya anggapan seperti itu besar



83



kemungkinan menjadi salah satu pemicu tidak berkembangnnya Rumah Makan Sukma Rasa tersebut. 2. Rendahnya Sumber Daya Manusia Kebutuhan atau permintaan akan sumber daya manusia oleh suatu organisasi adalah merupakan ramalan kebutuhan organisasi itu untuk waktu yang akan datang. Ramalan kebutuhan akan sumber daya ini bukan sekedar kuantitas atau jumlah saja namun juga menyangkut soal kualitas. 93 Kualitas sumber daya manusia yang rendah adalah salah satu penghambat dalam mengembangkan suatu organisasi terutama dalam mengembangkan Rumah Makan Sukma Rasa karena semkain tinggi kualitas sumber daya manusia pada suatu organisasi, maka akan semakin baik pula proses perkembangan itu sendiri. Begitupun pada Rumah Makan Sukma Rasa dalam melakukan pengembangan masih mengalami hambatan pada kualitas sumber daya manusia yang rendah. Dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah tersebut, kebiasaa-kebiasaan buruk akan menjadi pemicu terhambatnya proses pengembangan Rumah Makan Sukma Rasa



seperti



kebiasaan buruk yang menyebabkan datang terlambat, tidak bisa fokus dalam bekerja, dan lain sebagainnya.



93



Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), hlm. 13.



84



3. Tekanan dari Luar (Pesaing) Persaingan pasar menjadi beban bagi siapapun yang menjalankan usaha, baik itu usaha baru maupun usaha lama, berbagai tantangan dan persaingan pasar turut mewarnai perkembangan sebuah usaha. Dalam menjalankan bisnis adanya persaingan pasar memang bukan hal yang baru. Baik usaha yang memang memiliki peluang besar cukup bagus ataupun peluang usaha yang pasarnya tidak terlalu bagus. Mereka yang mampu bersaing ditengan pertumbuhan bisnis yang cukup mainstream, tentu punya strategi yang tidak bisa dianggap remeh. Maraknya pertumbuhan usaha saat ini ternyata berhasil menciptakan persaingan pasar yang semakin ketat, keaadan ini tentu memaksa para pengusaha untuk menggunakan berbagai macam cara dalam strategi pengembangan usahanya sehingga bisa berkembangan dan pertahan ditengah persaingan pasar yang semakin ramai. Dalam era persaingan usaha yang semakin ketat sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pengembangan usaha dan strategi pemasaran yang dijalankannya. Produk-produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang



mampu



meningkatkan kepuasan konsumen atas



penggunaan produk tersebut. Dengan demikian pelanggan mau dan rela untuk



85



kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Hambatan yang dirasa oleh pemilik Rumah Makan Sukma Rasa juga yaitu tingkat persaingan yang ketat dalam bidang kuliner terlebih lagi pesaing-pesaingnya memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik, karena seperti yang kita ketahui pelanggan akan memilih lokasi yang sarana dan prasaranya lebih bagus dan lengkap dan hal itu yang belum dimiliki oleh Rumah Makan Sukma Rasa itu sendiri dalam menyingkirkan pesaingnya.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat mampu meningkatkan pendapatan meskipun belum maksimal karena pendapatan perbulannya masih bersifat fluktuatif, adapun strategi yang terapkan oleh Rumah Makan Sukma Rasa yaitu menambah varian produk, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan kualitas pelayanan yang baik, dan menggunakan konsep penjualan baru. Strategi tersebut dilakukan oleh Rumah Makan Sukma Rasa demi mengembanhkan usahanya dan meningkatkan pendapatanya. 2. Adapun faktor penghambat perkembangan usaha Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat ini sebagai berikut: a. Kurangnya manajemen operasional Kurangnya manajemen operasional pada Rumah Makan Sukma Rasa menyebabkan banyak komponen tidsk tersusun rapi dan baik, hal tersebut disebabkan karena kebiasaan Sukma Rasa yang dibangun dengan sistem kekeluargaan, dan mengganggap manajemen operasional kurang



86



87



penting. Hal tersebut menyebabkan pemilik dari Rumah Makan ini sulit mengembangkan usahnya. b. Rendahnya sumber daya manusia Karyawan Rumah Makan Sukma Rasa sering telat dan kurang fokus dalam bekerja, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, hal tersebut bisa menyebabkan pemilik dari Rumah Makan Sukma Rasa ini mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. a. Tekanan dari luar (pesaing) B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan mengenai strategi pengembangan usaha dalam meningkatkan pendapat pada Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Kabupaten Lombok Barat, maka saran yang diajukan sebagai berikut: 1. Hendaknya Rumah Makan Sukma Rasa untuk lebih menganggap proses pengembangan usaha sebagai hal penting dalam meningkatkan pendapatan. 2. Hendaknya Rumah Makan Sukma Rasa diharapkan mampu mengorganisir hambatan-hambatan yang diperkirakan terjadi dalam proses pengembangan usaha tersebut. juga lebih meningkatkan kualitas dalam segala hal.



88



3. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk



melakukan



bahan



penelitian



selanjutnya.



Hendaknya



untuk



mengembangkan penelitian ini dengan lebih ditekankan pada objek dan sudut pandang yang lebih kompleks sehingga dapat memperkaya pengetahuan tentang kajian pengembangan usaha.



89



DAFTAR PUSTAKA Abdul Hafis, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kerupuk dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Mataram, Mataram, 2017) Ali Hasan, Marketing, Jakarta: Media Pressindo, 2008. Alyas, Muhammad Rakib, Strategi pengembangan UMKM dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Study Kasus pada Usaha Roti Maros di Kabupaten Maros), Jurnal, Sosiohumaniora, Vol. 19, No. 12, Juli 2017) Asmuni, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020. Aziz, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020. Bambang Suryanto, Daryanto, Manajemen Bisnis Usaha Kecil, Tanggerang: Tira Smart, 2018. BN. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003 Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Bandung: Alfabeta, 2007 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Social dan Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2013. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Hamdani, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020. Harsuko Riwati, Manajemen Sumber Daya Manusia, Malang: UB Press, 2016. Harmaizar, Menangkap Peluang Usaha, Bekasi: CV Dian Anugrah Prakasa, 2003. Helen Malinda, “Analisis Strategi Pengemabangan Bisnis UKM guna Meningkatkan Pendapatam Karyawan Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Usaha Bakso Ikan Cahaya Bahari Desa Linggar Jati Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan)”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017.



90



Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-4, 2011. Ika yunia fauzi dan abdul kadir riyadi, prinsip dasar ekonomi islam perspektif maqasid al-syari’ah, jakarta: kencana, 2014 Irvan, “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Perspektif Ekonomi Islam (Studi atas Pengembangan Usaha Warung Bu’de di Dasan Agung Baru Kota Mataram)”, (skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Mataram, Mataram, 2018). Iqbal Fauzi, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus Pada UD. Genteng Pres Super Soka Masinal Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumus), Skripsi FEBI IAIN Purwokerto, 2018. Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012 Lexy, J. Moleog, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Mustaghfiroh, Pengembangan Usaha Ikan Asap dengan Menggunakan SWOT (Studi Kasus pada Usaha Ikan Asap Kasmiati Desa Goyangan Kec. Trangkil Kab. Pati), (Skripsi, STAIN Kudus, Kudus) 2017. Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Jurnal, Ekonomika, Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. 4, No. 7. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.X, 2008. M. Fuad, Christin H., Nurlela, Sugiarto, Paulus, Y.E.F., Pengantar Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009. Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana Renada Media Grup, 2007. Observasi, Rumah Makan Sukma Rasa, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Oktober 2019. Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, Jakarta: Rinaka Cipta, 2009.



91



Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2009. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2008. Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar Jakarta: LP, FE-UI, 2010. Sahlan, Wawancara, Labuapi Kabupaten Lombok Barat, 15 Januari 2020. Sedarmayanti, Manajemen Strategi, Bandung: PT Refika Aditama, 2018. Senja Nilasari, Manajemen Strategi, Jakarta: Dunia Cerdas, 2014. Seruni, “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kue Kering Nutsafir Gomong Kota Mataram”, (Skripsi¸Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Mataram, Mataram, 2019) Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya ManusiaJakarta: PT Rineka Cipta, 1998. Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Raja Grafindo, Rajawali Perss, 2013. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2017. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rinika Cipta, 2006. Stepen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen I, Ed. Kesepuluh, Jakarta: Erlangga, 2010. Taufiqur Rachman, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambangan Usaha untuk Meningkatkan Pendapatan, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 2, 2014. Veny



Mayasari, Liliana, Agung Anggara Setno, Buku Kewirausahaan, Jakarta: CV Penerbit Qiara Media, 2019.



Ajar



Pengantar



92



VinandaPermata_http//www.academia.edu/8665059/Ada_beberapa_definisi_pengem bangan_usaha_menurut_para_ahli, diakses tanggal 31 Desember 2019. Yolanda M. Siagian, Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunis Bisnis, Jakarta: Grasindo, 2005. http://www.bps.go.id, diakses pada tanggal 31 Desember 2019.



93



LAMPIRAN-LAMPIRAN



94



97



Gambar 1.1 Lokasi Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi



98



Gambar 1.2 Lokasi Rumah Makan Sukma Rasa Labuapi Prasmanan



Gambar 1.3



99



Gambar 1.4 Mobil box atau kantin keliling Rumah Makan Sukma Rasa



Gambar 1.5



100



Gambar 1.6 Varian Menu Rumah Makan Sukma Rasa



101



Gambar 1.7 Menu paket murmer Rumah Makan Sukma Rasa



102



Gambar 1.8 Pelatihan dan bimbingan kepada karyawan Rumah Makan Sukma Rasa



Gambar 1.9 Bimbingan setiap hari jum’at