Nuryanih - Askeb Pada Ibu Dengan Kek [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.L.N G1P0A0 DENGAN KEK PADA TANGGAL 18 JANUARI 2022 DI PUSKESMAS CIKALONGWETAN



Dosen Pembimbing Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb



Di susun oleh: Nuryanih (8121003)



PROFESI KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI (2022)



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan KasusAsuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny.L.N telah disahkan oleh Tim Pembimbing pada: Hari



: ……



Tanggal



: … Februari 2022



Tempat



: ……



Mengetahui, Pembimbing Akademik Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali



PenanggungJawab Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali



Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb NIK………..



Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr. Keb NIK/NIP………..



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan pada Ny. L.N Gravida 36 Minggu dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali. Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tonika Tohri, S. Kp., M. Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali. 2. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali 3. Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr. Keb selaku Penanggung Jawab Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institu Kesehatan Rajawali 4. Dr.Yulius Stepanus, selaku Kepala Puskesmas DTP Cikalongwetan 5. Devi Lia Mayasari, S.S.T, selaku pembimbing praktik di Puskesmas DTP Cikalongwetan, telah membimbing dan membantu dalam penyusunan laporan selama pelaksanaan praktik klinik 6. Erni Hernawati, S.S.T.,M.M.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan membantu dalam penyusunan laporan



Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menulis dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat. Aamiin.



……………., Februari 2022 Penulis



ii



DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ii DAFTAR ISI .....................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN



……………………………………………………1



1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3 1.3 Tujuan Pemberian Asuhan ........................................................................3 1.4 Manfaat Asuhan.........................................................................................4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..5 2.1 Kekurangan Energi Kronik (KEK) ………………………………………5 2.1.1



Pengertian Energi Kronik (KEK)...................................................5



2.1.2



Tanda dan gejala (KEK)................................................................5



2.1.3



Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)...............5



2.1.4



Pengaruh KEK terhadap kehamilan................................................7



2.1.5



Faktor faktor penyebab KEK..........................................................7



2.1.6 Langkah Penanganan KEK ..............................................................8 2.2 Peran bidan dan kewenangan.....................................................................9 BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………….11 BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………...20 4.1 Keterbatasan Pengkajian ........................................................................20 4.2



Pembahasan ..........................................................................................20



4.3



Peran Bidan ...........................................................................................21



BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….22 5.1



Kesimpulan ...........................................................................................22



5.2



Saran ......................................................................................................23



DAFTAR PUSTAKA LAMIPRAN DAN DOKUMENTASI



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun (Rahmaniar et al, 2011). Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu di persiapkan, dalam proses ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang petumbuhan dan perkembangan janin. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami (KEK) atau Kurang Energi Kronis. Kenaikan berat badan pada saat hamil merupakan komponen yang mengalami perkembangan selama masa kehamilan. Kurang Energi Kronis (KEK) yang di tandai dengan lingkar lengan atas LILA < 23,5 cm. Kurang Energi Kronis (KEK) dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil (Irianto,2014). Data World Health Organization (WHO) menyatakan secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,2017). Sebanyak 99% kematian Ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau kelahiran terjadi di negara – negara berkembang. Rasio AKI masih dirasa cukup tinggi sebagaimana target Sustainable Development Goals SDGs 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO,2017). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta (22/12/2021) – Indonesia masih memiliki angka kematian ibu (AKI) yang tinggi yakni 305 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) terakhir yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015. Menurut hasil pengamatan UNFPA pada ICPD 25+ adalah di seluruh dunia ada korelasi negatif antara proporsi kunjungan bidan atau dokter kandungan dengan AKI. Namun tidak di Indonesia, meskipun proporsi kunjungan yang tinggi oleh bidan/dokter sebesar 90,9% (SDKI 2017) kematian ibu tetap menunjukkan angka yang tinggi. Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan menunjukkan AKI di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih 127 per 100.000 kelahiran hidup. Pada



1



tahun 2018, jumlah kematian ibu di KBB sebanyak 38 kasus dari 29.828 kelahiran hidup.Jumlah kematian ibu tahun 2021 di kabupaten bandung barat yaitu 50 orang. Sedangkan data ibu hamil KEK pada tahun 2020 di Kabupate Bandung Barat ada 1196 orang, ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas DTP Cikalongwetan ada 86 ibu hamil yaitu 24,7 % dari jumlah ibu hamil resiko tinggi dan dari 1 ibu hamil yang menderita KEK terjadi persalinan IUFD ( Data PWS Kesehatan Ibu Anak Dinas kesehatan Bandung Barat tahun 2021) Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor



penentu



angka



kematian



meskipun



ada



faktor



lain



yang



mempengaruhinya, seperti perdarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang, aborsi, dan infeksi. Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu sebesar 28% sedangkan penyebab utama terjadinya perdarahan pada ibu hamil adalah anemia dan KEK (Bappenas,2015). Permasalahan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan permasalahan mendasar yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. Kurang Energi Kronis dapat di sebabkan oleh pengetahuan ibu tentang gizi kurang dan pendapatan keluarga yang tidak memadai juga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu (Arisman,2010). Dimana Kurang Energi Kronis pada ibu dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia, perdarahan, dan terkena penyakit infeksi (Irianto,214). Terhadap proses persalinan dapat berdampak beresiko terjadinya persalinan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pertumbuhan janin terhambat keguguran atau abortus dan persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Agria,2012). Dan dampak dari Kurang Energi Kronis (KEK) terhadap janin diantaranya yaitu beresiko terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat, keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Waryana,2010). Untuk itu perlu dilakukan penanggulangan ibu hamil KEK yang di mulai sejak sebelum hamil. Upaya pemerintah untuk menangani hal tersebut maka dilakukan pemeriksaan ANC tefokus yaitu minimal 6 kali dalam melakukan pemeriksaan kehamilan hal ini dilakukan agar petugas kesehatanmampu mendeteksi lebil awal jika ibu tersebut mengalami KEK, dan memantau ibu mulai dari hamil hingga melahirkan dan memutuskan untuk menggunakan alat



2



kontrasepsi yang sesuai dengan penerapan asuhan berkelanjutan atau Continuity of Care (CoC). Sebagai seorang bidan upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan 10 T, memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil yang mengalami KEK dan dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan gizi pada saat hamil. Pernyataan di atas menjadikan dasar Penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. L.N G1P0A0 Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan?”.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.L.N G1P0A0 Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan Tahun 2022”



1.3 Tujuan Pemberian Asuhan 1.3.1 Tujuan Umum Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.L.N G1P0A0 Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan



1.3.2 Tujuan Khusus a. Dapat mengidentifikasi data Subyektif Pada Ibu Hamil Ny.L.N G1P0A0 Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan b. Dapat mengidentifikasi data objektif Pada Ibu Hamil Ny.L.N G1P0A0 Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan c. Dapat mengidentifikasi



analisa Pada Ibu Hamil Ny.L.N G1P0A0



Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan d. Dapat mengidentifikasi penatalaksanaan Pada Ibu Hamil G1P0A0 Dengan KEK di Puskesmas DTP Cikalongwetan



3



Ny.L.N



1.3 Manfaat Asuhan 1.3.1



Bagi Mahasiswa Asuhan ini bermanfaat bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di bangku perkuliahan kepada masyarakat secara langsung khususnya untuk memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu hamil dengan KEK



1.3.2



Bagi Institusi Pendidikan Asuhan ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan institusi dan menjadi litelatur bagi adik kelas dalam menyusun sebuah penelitian atau studi kasus asuhan kebidanan yang komperhensif pada ibu hamil dengan KEK



1.3.3



Bagi Institusi Pelayanan Asuhan ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi petugas dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara optimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu hamil dengan KEK



1.3.4



Bagi Masyarakat Asuhan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk ibu, keluarga dan masyarakat sehingga bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan juga dapat menjadikan perempuan sebagai ibu yang cerdas dan sehat pada ibu hamil dengan KEK.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Kekurangan Energi Kronik (KEK) 2.1.1 Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015). Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu dipersiapkan, dalam proses ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Studi membuktikan bahwa ibu dengan status gizi kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat berdampak pada malnutrisi antargenerasi. Kenaikan berat badan hamil merupakan berat dari beberapa komponen dalam tubuh ibu hamil yang mengalami perkembangan selama masa kehamilan. Ibu dengan status gizi kurang (underweight) dengan IMT kurang dari 18,5kg/m2 memiliki simpanan gizi yang kurang oleh karenanya pada saat hamil harus menaikkan berat badannya lebih banyak dibandingkan ibu yang normal atau gemuk. Rekomendasi kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berdasarkan status gizi ibu yaitu IMT prahamil ibu 2.1.2



Tanda dan Gejala KEK Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013).



2.1.3



Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA) a.



Pengertian LILA Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA (Supariasa, 2013).



5



b. Tujuan pengukuran LILA 1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil maupun



calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah. 2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam



pencegahan dan penanggulangan KEK. 3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan



meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak. 4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang



menderita KEK 5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK



(Supariasa, 2013). c. Ambang batas



Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2013).



d. Cara Pengukuran KEK



Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK kronik pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LiLA). Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 55 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LiLA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LiLA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supariasa, 2016). Cara menggunakan pita LiLA yaitu: 1) Tetapkan posisi bahu dan siku dengan menukuk siku, untuk tangan yang digunakan yaitu tangan kiri, jika sampel kidal gunakan tangan kanan. 2) Tentukan titik tengah antara bahu dengan siku. 3) Kemudian lingkarkan pita LiLA pada bagian titik tengah lengan tersebut. 4) Pita LiLA jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar. 5) Kemudian baca skala pita LiLA tersebut, lalu catat.



6



2.1.4 Pengaruh KEK terhadap Kehamilan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya. a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia,



perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,



persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan. c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati,



kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).



2.1.5 Faktor-faktor penyebab KEK a. Umur ibu



Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak 10 hanya meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berada pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37 orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil. b. Pendidikan



Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan Kartikasari, 2016).



7



Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke atas. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu. c. Status ekonomi



Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan di atas UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat 2 orang responden (6,9%) yang berpendapatan di atas UMR mengalami KEK. Responden yang berpendapatan di bawah UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat mempengaruhi risiko KEK pada ibu hamil. d. Status anemia



Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya 2.1.6 Langkah Penangana KEK Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui berbagai langkah, antara lain : a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman umum gizi seimbang. b. Hidup sehat c. Tunda kehamilan. d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh ibu Hamil (Supariasa, 2013).



8



2.1



Peran dan Kewenangan Bidan Peran bidan yaitu melakukan upaya yang terbaik dalam pelayanan seperti meningkatkan pelayanan pemeriksaan ANC dengan mendeteksi secara dini pada Ibu hamil dengan KEK sehingga dapat diberikan penanganan dengan memberikan penyuluhan asupan gizi untuk Ibu hamil dan pemberian PMT. Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T (Kemenkes, RI, 2015), yaitu: 1. Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan



Timbang berat badan dilakukan setiap kunjungan antenatal, penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan dilakukan pada pemeriksaan pertama untuk menapiskan adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu yang kurang dari 145 cm meningkatkan resiko Cephalo Pelvic Disproportion (CPD). 2. Pengukuran tekanan darah Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali



kunjungan antenatal tujuannya untuk mendeteksi adanya hipertensi dan kehamilan dan preeklamsi dalam kehamilan. 3. Nilai status gizi ( pengukuran lingkar lengan atas (LILA)) Pengukran LILA



hanya dilakukan pada kujungan pertama untuk skriningibu hamil yang berisiko kekurangan energi kronik (KEK), yaitu ibu dengan LILA kurang dari 23,5 cm. 4. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) Pengukuran tinggi fundus uteri



dilakukan setiap kali kunjungan antenatal yang bertujuan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai dengan umur kehamilan. 5. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Menentukan



presentasi janin dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu setiap kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui letak 17 janin. Penilaian DJJ dilakukan pada akshir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi adanya gawat janin. 6. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid



(TT) sesuai dengan status imunisasi Imunisasi TT diberikan untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Pemberian imunisasi ini disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ditemukan pada kunjungan pertama.



9



7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan



Pemberian tablet tambah darah dan asam folat untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan, ibu hamil harus mendapatkan tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan pada kunjungan kehamilan. 8. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada



waktu kehamilan yaitu pemeriksaan golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan, pemeriksaan kadar hemoglobin darah untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak, pemeriksaan protein dan glukosa dalam urine dilakukakan atas indikasi, skrining dilakukan rutin pada semua ibu hamil selama trimester pertama dan awal trimester kedua, serta pemeriksaan HIV dan HbsAg dilakukan wajib dengan adanya program PPIA pada semua ibu hamil yang melakukan ANC. 9. Tatalaksana kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil



laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai standar dan 18 kewenangan bidan. Kasus – kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. 10. Pelaksanaan temu wicara Setiap ibu hamil diberikan bimbingan komunikasi



informasi dan edukasi (KIE) dan konseling sesuai dengan kebutuhan dan keluhan yang dialami ibu termasuk bimbingan mengenai P4K dan kontrasepsi pascasalin.



10



BAB III TINJAUAN KASUS



PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.L.N G.1 P.0 A.0 DI PUSKESMAS DTP CIKALONGWETAN No Medrec



:



Tgl Masuk



: 18 Januari 2022



Tgl & jam pengkajian : 18 Januari 2022 Nama Pengkaji



: Nuryanih



A. IDENTITAS



ISTRI



SUAMI



Nama



: Ny. L.N



Tn.W.S



Umur



: 22 Tahun



27 Tahun



Suku



: Sunda



Sunda



Agama



: Islam



Islam



Pendidikan



: Sma



SMA



Pekerjaan



: Tidak Bekerja



Buruh



Alamat



: Kp. C, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan , Kab, Bandung Barat



No.Tlp



: 081xxxxxxxxx



B. DATA SUBJEKTIF Kunjungan Ulang kehamilan



1 Keluhan utama : Sakit pinggang dan nyeri perut bagian bawah



2 Riwayat Obstetri a. Riwayat Kehamilan Sekarang b. HPHT



: G.1 P.0A.0



: 10-05 2021 UK : 36 minggu



TP : 17-02-2022 c. Gerakan janin



: dirasakan



d. Keluhan saat hamil muda : Mual, muntah-muntah, Pusing, lemes e. Imunisasi TT



: TT ke 5



11



f. Vaksinasi covid 19 : sudah 2 kali g. Obat yang dikonsumsi



4



: FE , Kalsium dan Vitamin C



Riwayat Haid a. Menarche : 13 tahun b. Siklus



d. Banyaknya: 3- 4 kali ganti



: 28, teratur



pembalut



c. Lamanya : 5- 7 hari



e. Dismenorhoe



: tidak



5 Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu



Hamil Ke



Tahun Persalinan



1



Hamil ini



UK



Jenis Persalinan



Penolong



Penyulit Anak Kehamilan & JK BB Persalinan



Nifas PB



ASI



Penyulit



6 Riwayat Ginekologi a. Infertilitas : tidak ada



d. Operasi



: tidak ada



b. Massa



: tidak ada



e. Lainnya



: tidak ada



c. Penyakit



: tidak ada



7 Riwayat KB a. Kontrasepsi yang dipakai :



c. Kontrasepsi yang lalu



Tidak KB b. Keluhan



:



d. Lamanya pemakaian : tdak KB : tidak ada



8 Riwayat Penyakit yang Lalu



e. Alasan berhenti



:



: tidak menderita penyakit menular atau keturunan



9 Pola Nutrisi a. Makan : awal kehamilan 2-3 X/hari (/ tidak teratur) Pola makan sekarang : 5- 6 kali ( Nasi, lauk pauk, sayuran dan buah) b. Pantang Makan



; tidak ada



c. Minum



: 7-8 gelas sehari, air putih, teh manis, minum susu



12



10 Pola Eliminasi a. BAB



: 1 X/hari



b. BAK



: 5- 6 X/hari



c. Masalah



: tidak ada



11 Pola Tidur a. Malam



: 6-7 jam



b. Siang



: 1 jam



c. Masalah



: tidak ada



12 Data Sosial a. Dukungan Suami



: suami mendukung hamil ni



b. Dukungan keluarga



: keluarga mendukung kehamilan ini



c. Masalah



: tisak ada



C. DATA OBJEKTIF 1



Keadaan umum :



2



Kesadaran



3



Antopometri



Baik



: :Compos mentis



a. BB sebelum hamil : 40 kg BB sekarang : 51 kg b. Tinggi badan



LILA skrg : 23 cm



: 155 cm



d. IMT : 16,7 %



c. LILA TM.1 : 21 cm



4



5



Tanda-tanda vital a. TD



: 115/76 mmHg



c. Suhu



: 36,5 C



b. Nadi



: 88 X / menit



d. Pernafasan



: 20 X / menit



Kepala a. Rambut



: Bersih, hitam ,tidak rontok



b. Mata



: Konjungtiva : merah muda Sklera



: tidak ikterik



Pengelihatan : normal, tidak kabur c. Telinga



: simetris, tidak ada pengeluaran cairan



d. Hidung



: simetris, tidak da polip



e. Mulut



: tidak ada sariawan, gigi tidak berlubang



f. Leher



:Normal, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid



13



5



Dada



: Bentuk simetri



a. Paru – paru



: tidak ada bunyi weezing



b. Jantung



: tidak ada bunyi murmur



c. Mamae



:



 Bentuk simetris  Putting susu : menonjol



6



 Benjolan



: tidak ada



 Ekskresi



: tidak ada



Abdomen b. Inspeksi  Bentuk



: Simetris



 Striae



: ada



 Luka operasi



: tidak ada



c. Palpasi  Tinggi fundus uteri : 29 cm  Lingkar perut 



: 96 cm



Posisi janin 



Leopold I : teraba bundar tidak melenting, Bokong :







Leopold II : teraba punggungg kanan, bagian kecil anak sebelah kiri:







Leopold III: Teraba bagian bulat melenting







Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP / Divergent



 DJJ



: 140 x/menit



 Bisingusus;:ada 7.



Genitalia Luar (Atas Indikasi) 1. Bentuk : simetris



4. Massa / Kista



2. Varices : Varises tidak ada



5. Pengeluaran



3. Oedema : Tidak ada



8



Pemeriksaan dalam : tidak dilkukan



14



: tidak ada : tidak ada



9



Ekstremitas (tangan & kaki) a. Bentuk



: Kaki : simetris



Tangan : simetris



b. Kuku



: Kaki : bersih, pendek



Tangan : bersih dan pendek



c. Refleks patella : +/+ d. Oedema



: tidak ada



10. Kulit a. Warna



: putih



b. Turgor



: baik



11. Data Penunjang (Laboratorium) a. Pemeriksaan Urine  Protein



: negatif



 Reduksi : tidak dilakukan  Urobilin : tidak dilakkan  Bilirubin : tidak dilakukan b. Pemeriksaan darah  Hb



: 12,2 gr %



 Golongan darah : O  VDRL



: tidak dilakukan



 HBSAG



: Non reaktif



 Sifilis



: Nonreaktif



 HIV/AIDS



: Non reaktif



c. Pemeriksaan pap smear



: tidak dilakukan



d. Pemeriksaan lain bila diperlukan



: tidak dilakukan



D. ANALISA G1P0A0 Gravida 36 minggu dengan KEK



15



E. PENATALAKSANAAN



1. Memberitahu pada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa keadaan umum ibu baik dan ada peningkatan yaitu dengan hasil pemeriksaan Lila sudah bertambah dari 21 CM menjadi 23 cm, tapi masih KEK, setelah ibu diberikan PMT ibu hamil, serta BB : 51 kg kenaikannya 11 kg selama kehamilan. Keadaan janin baik dengan DJJ (+) terdengar jelas frekuensi 140 x/menit, dan memberitahu ibu bahwa dari hasil pemeriksaan ibu masih mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) karena LILA masih kurang dari 23,5 cm “ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan” 2.



Memberikan KIE kepada ibu tentang risiko tinggi kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi, nafsu makan berkurang,lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5cm Lila ibu yaitu 23 cm, Akibat bila ibu hamil kekurangan energi kronik yaitu terjadi perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir rendah. “Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan”.



3. Menganjurkan ibu untuk tetap meningkatkan pola makanan dari sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 5-6 kali sehari. Meningkatkan jumlah Karbohidrat yaitu Nasi Roti, dan protein yang dikonsumsi dari ikan, telur, dan daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit menjadi lebih banyak porsi perharinya. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi PMT berupa biskuit ibu hamil, dan tetap meminum susu ibu hamil 2 kali sehari. “Ibu sudah mengikuti anjuran untuk memakan makanan bergizi seimbang, ibu akan berusaha tetap mengkonsumsi makanan gizi seimbang”.



16



4. Memberitahukan ketidaknyaman ibu yaitu sakit pinggang dan sakit perut bagian bawah Karena terjadi perubahan bentuk tubuh sehingga titik gravitasi pada ibu hamil berubah dan ibu merasa sakit perut Karena kepala sudah masuk pintu atas panggul, ibu dinjurkan untuk melakukan kompres hangat dibagian punggung dan perut , menggunakan bantal penyangga saat tidur atau duduk dan ibu juga dianjurkan untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat di siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari. Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini diyakini dapat mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan janin. Dan ketika bangun tidur, miring dulu beberapa saat baru bangun agar ibu tidak merasa pusing. “ Ibu bersedia mengikuti saran yang diberikan” 5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan. “ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan ” 6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada kehamilan sesuai usia kehamilan seperti: a.



Keluar darah pervaginam (Beberapa wanita menemukan bercak darah pada celana dalamnya selama kehamilan mereka, dan kondisi ini selalu menjadi perhatian serius. Pada trimester kedua dan ketiga, perdarahan berhubungan dengan persalinan prematur dan komplikasi plasenta, seperti plasenta previa atau abrupsio plasenta)



b.



Sakit kepala yang hebat (Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu, Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah) c.



c.



Penglihatan kabur (Penglihatan kabur umum terjadi pada mereka yang mengalami tekanan darah rendah terutama selama 6 bulan pertama



17



kehamilan. Penglihatan kabur juga bisa merupakan tanda preeklamsia. Kondisi yang berbahaya untuk janin, mengingat preeklampsia berat dapat membatasi aliran darah ke plasenta sehingga nutrisi bagi janin tidak akan tercukupi meski ibu telah makan-makanan yang bergizi) d. Bengkak di wajah, tangan, kaki(Penekanan pembesaran uterus pada pembuluh vena mengakibatkan darah balik dari bagian bawah tubuh terhambat, sehingga menyebabkan kaki, tungkai bawah, tangan dan wajah



menjadi



edema.



Dianjurkan



untuk



banyak



minum,



mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat. Jika pembengakakan terjadi dengan disertai pusing kepala, nyeri tengkuk dan ulu hati, mata berkunangkunang mungkin merupakan tanda pre-eklampsia dan eklampsia bila kejang, ibu segera ke tenaga kesehatan terdekat) e. Keluar cairan pevaginam (Jika celana ibu terus-menerus basah atau jika ibu merasa ada cairan yang keluar deras dari kemaluan, itu bisa berarti ketuban janin pecah sebelum waktunya. Selain sebagai tanda semakin dekatnya proses persalinan, hal ini juga bisa menjadi salah satu tanda bahaya kehamilan terutama jika usia kehamilan ibu masih dalam trimester pertama atau kedua) f. Gerakan janin tidak terasa/ gerakan janin berkurang (Jika ibu merasa bahwa janin tidak lagi bergerak atau gerakannya tak lagi seperti biasanya, berhentilah melakukan aktivitas dan luangkan waktu sebentar untuk memperhatikan apa yang terjadi pada janin. Ada besar kemungkinan janin terhenti pertumbuhannya karena kurangnya asupan nutrisi akibat peredaran darah ke plasenta terhambat) g. Nyeri perut yang hebat (Jika ibu mengalami nyeri berulang pada sekitar area perut dan dada dengan rasa yang sangat menyakitkan, bisa jadi



ibu



mengalami



placental



abruption.



Kondisi



ini



dapat



menyebabkan terhentinya pertumbuhan janin. Nyeri berulang di perut dan dada sebagai tanda placental abruption mirip dengan rasa yang terjadi ketika Anda mengalami menstruasi. Kram, rasa sakit yang



18



tajam, serta dada yang sesak adalah masalah serius yang perlu mendapat penanganan ekstra dari dokter kehamilan) apabila terjadi salah satu tanda tersebut diatas segera ke puskesmas, rumah sakit, dokter dan bidan. “ibu mengerti dan akan melaksanakan sesuai anjuran 7.



Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu : Perut mulas secara teratur - mulasnya sering dan lama - keluar lender bercampur darah dari jalan lahir , Apabila ibu mengalami tanda-tanda diatas, segera datang ketempat tenaga kesehatan terdekat dengan di damping suami dan keluarga. “ Ibu mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberikan ”



8. Merencanakan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi): a. Nama Ibu : Ny.L.N. b. Taksiran Persalinan : 17-02-2022 c. Penolong Persalinan : Bidan d. Tempat Persalinan : Puskesmas DTP Cikalongwetan e. Pendamping Persalinan : Suami dan keluarga f. Transportasi : Roda 2 g. Calon Pendonor Darah : Keluarga dan Suami 11. Memberitahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu atau bila ada keluhan. “ibu mengerti dan akan melakukan pemeriksaan kembali 1 minggu atau ada Keluhan dan bila ada mules-mules 12. Melakukan Pendokumentasian



19



BAB IV PEMBAHASAN



4.1 KETERBATASAN PENGKAJIAN Tujuan dari pengkajian kebidanan adalah untuk mengetahui status kesehatan, ketidakmampuan fungsional, keterbatasan dan sebagainya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi tentang pelaksanaan pengkajian kebidanan kepada ibu hamil terutama ibu yang mengalami KEK. Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar bahwa makalah ini tidak sempurna dan



banyak yang harus di perbaiki, maka dari itu penulis



mengharapkan saran dan kritik dari pihak pihak terkait untuk penulis, agar makalah yang penulis buat ini dapat menjadi makalah yang sempurna



4.2 PEMBAHASAN Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi. Seseorang dikatakan menderita resiko KEK bilamana LiLA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm (Helena, 2013). Setelah dilakukan pemeriksaan objektif dapat dilihat bahwa hasil Lingkar lengan Atas (LILA) dari awal 21 cm sudah bertambah menjadi 23 cm, maka pasien masih dikatakan menderita KEK karena hasil lingkar lengan atas atau LILA kurang dari 23,5 cm. Penanganan kasus KEK pada ibu sudah diberikan PMT sejak Pertama selama 3 bulan,dan dipantau selama 3 bulan ada peningkatan LILA , PMT dilanjutkan sampai Trimester 3, LILA menjadi 23 cm



20



4.3 PERAN BIDAN Peran bidan dalam kasus KEK yaitu mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin, mengkaji kenaikan berat badan ibu dan



hubungannya



dengan



komplikasi



kehamilan,



mengidentifikasi



penyimpangan kehamilan normal dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat dari kekurangan gizi, dll (Depkes RI, 2007; h. 20) Upaya Pemerintah dalam menanggulangi ibu hamil dengan risiko KEK menurut Kemenkes RI (2013; h. 15) yaitu dengan cara meningkatkan pendidikan gizi ibu hamil tentang KEK melalui pemberian Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), memberikan pelayanan gizi dan pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe, melakukan skrining terhadap ibu hamil risiko KEK, dan Pemberian Makanan Tambahan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu hamil dengan risiko KEK melalui bimbingan gizi dan KIA secara berjenjang.



21



BAB V SIMPULAN DAN SARAN



5.1 SIMPULAN Masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil masih banyak ditemukan di Indonesia terutama disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada masa kehamilan. Sehingga zat gizi tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan adanya alternative Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) cenderung dikatakan rawan karena jika kondisi ini berlanjut bisa menyebabkan resiko dan komplikasi seperti berat badan ibu tidak bertambah secara normal, anemia, perdarahan dan terkena penyakit infeksi, bayi lahir premature (kurang bulan), bayi stunting, dan berat badan lahir rendah (BBLR). Permasalahan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan permasalahan mendasar yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. Kurang Energi Kronis dapat disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang gizi kurang dan pendapatan keluarga yang tidak memadai juga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu (Arisman,2010). Dimana Kurang Energi Kronis pada ibu dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia, perdarahan, dan terkena penyakit infeksi (Irianto,214). Terhadap proses persalinan dapat berdampak berresiko terjadinya persalinan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pertumbuhan janin terhambat keguguran atau abortus dan persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Agria,2012). Dan dampak dari Kurang Energi Kronis (KEK) terhadap janin diantaranya yaitu beresiko terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat, keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).



22



Untuk itu perlu dilakukan penanggulangan ibu hamil KEK yang di mulai sejak sebelum hamil. Upaya pemerintah untuk menangani hal tersebut maka dilakukan pemeriksaan ANC terfokus yaitu minimal 6 kali dalam melakukan pemeriksaan kehamilan hal ini dilakukan agar petugas kesehatan mampu mendeteksi lebil awal jika ibu tersebut mengalami KEK, dan melakukan KIE tentang gizi seimbang, semua ibu hamil KEK diberikan PMT sejak terdeteksi KEK diawal Trimeseter 1, memantau ibu mulai dari hamil hingga melahirkan dan memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan penerapan asuhan berkelanjutan atau Continuity of Care (CoC).



5.2 SARAN



5.2.1



Bagi Mahasiswa Bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di bangku perkuliahan kepada masyarakat secara langsung khususnya untuk memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu hamil dengan KEK agar dapat menurunkan prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu hamil.



5.2.2



Bagi Institusi Pendidikan Asuhan ini dapat memperkaya kepustakaan institusi dan menjadi litelatur dalam menyusun sebuah penelitian atau studi kasus asuhan kebidanan yang komperhensif pada ibu hamil dengan KEK



5.2.3 Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refernsi bagi petugas dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara optimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan



23



mutu pelayanan asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu hamil dengan KEK 5.2.4



Bagi Ibu Hamil Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai bahan informasi dan ibu hamil lebih memperhatikan status gizi nya dan meningkatkan asupan zat gizi yang seimbang



5.2.5



Bagi Masyarakat Asuhan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk ibu, keluarga dan masyarakat, lebih peduli khususnya pada ibu hamil dengan KEK, mendukung program Kesehatan Ibu dan Anak Sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.



24



DAFTAR PUSTAKA Hardinsyah dan Supariasa. 2016. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: ECG. Https://www.bkkbn.go.id/detailpost/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masihtinggi-inipenyebabnya#:~:text=Badan%20Kependudukan%20dan%20Keluarga%20B erencana,(BPS)%20pada%20tahun%202015. Dikutip pada tanggal 10 februari 2022 Https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01273942/angka-kematian-ibudan-bayi-di-kabupaten-bandung-barat-masih-tinggi-393010. Dikutip pada tanggal 10 februari 2022



Muliarini, P., 2015. Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta. Pratama, Yeni (2018) Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ibu hamil Dengan Kekurangan Energi Kalori (KEK) di Puskesmas Klaten Selatan. Stikes Muahmmadiyah Klaten. Simbolon ; Denisa; Jumiati; Rahmadi;. (2018). Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia Pada Ibu Hamil . Yogyakarta: Dee Publish Stephanie, P. dan Kartikasari., 2016. Gambaran Kejadian Kurang Energi Kronik Dan Pola Makan Wanita Usia Subur Di Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan Klungkung Bali 2014. E-Jurnal Medika, Waryana. 2016. Promosi Kesehatan, Penyuluhan Masyarakat. Yogyakarta. Nuha Medika.



dan



Pemberdayaan



Laporan PWS Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat 2021



Dokumentasi



PEMERIKSAAN ANC NY.L.N TM 3