Operasionalisasi Variabel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

OPERASIONALISASI VARIABEL Untuk menguji kebenaran empiris hipotesis suatu penelitian, peneliti harus memperoleh data empiris mengenai tiap variabel yang terdapat pada hipotesisnya. Perolehan data empiris mengenai variabel penelitian dilakukan melalui pengukuran karakteristik (ciri, atribut, kualitas, properti) variabel tersebut. Pengukuran itu dilakukan berdasarkan definisi konseptual (teoritis) variabel yang akan diukur (Inisiasi 3). Berdasarkan definisi konseptual itu dirumuskan definisi operasionalnya atau disebut juga sebagai operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel merupakan uraian maupun penjelasan mengenai semua operasi (kegiatan) yang harus dilakukan untuk memperoleh data empiris variabel tersebut, yaitu melalui pengukuran atribut variabel itu. Data empiris itu dinamakan skala, yang dibedakan menjadi skala nominal, ordinal, interval, dan skala rasio (Inisiasi 4). Perolehan data empiris dilakukan dengan metode (teknik, instrumen) tertentu yang memenuhi persyaratan tertentu pula, yakni reliabilitas dan validitasnya (Inisiasi 6). Pemenuhan persyaratan itu dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.



A. DEFINISI PENGUKURAN Pada penelitian kuantitatif, data yang diperoleh dan dianalisis adalah data kuantitatif, dalam bentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif itu merupakan representasi dari atribut variabel penelitian. Menurut Campbell (1938 dalam Godfrey, dkk., 1992), pengukuran merupakan pemberian tanda berupa angka (numerals) untuk mewakili sifat-sifat dari sistem-sistem material selain dari bilangan (numbers), dengan menggunakan aturan tertentu. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Stevens (1951 dalam Kerlinger dan Lee, 2000) bahwa dalam pengertian yang paling luas, pengukuran merupakan pemberian angka atau bilangan pada obyek-obyek atau kejadiankejadian menurut aturan tertentu.



1



Menurut Kerlinger dan Lee (2000), pemberian angka itu merupakan pemetaan obyek pada satu himpunan terhadap obyek lain pada himpunan lainnya. Misalnya, obyek pada suatu himpunan terdiri atas beberapa orang laki-laki dan beberapa orang perempuan, sementara pada himpunan lainnya terdapat angka 0 dan 1, sebagaimana terdapat pada gambar berikut ini.



Bonardo 0 Celvin



Debby Gambar Pengukuran Variabel Jenis 1Kelamin Winda yang pertama ke unsur-unsur pada himpunan yang kedua Pemetaan unsur-unsur pada himpunan dilakukan melalui suatu fungsi, yakni aturan korespondensi berupa aturan untuk mengkaitkan unsur-unsur pada satu himpunan dengan unsur-unsur pada himpunan lainnya. Pemetaan itu, misalnya, didasarkan pada aturan bahwa jika seseorang berjenis kelamin laki-laki, berikanlah satu angka 1; jika seseorang berjenis kelamin perempuan, berikanlah satu angka 0. Aturan lainnya adalah bahwa tiap unsur pada satu himpunan hanya dipetakan terhadap satu unsur juga pada himpunan lainnya. Menurut Tull dan Hawkins (1993), penggunaan istilah angka pada definisi pengukuran tidak selalu berkaitan dengan pengertian yang biasa diberikan oleh orang yang bukan peneliti. Angka tidak harus berarti angka yang dapat ditambahkan, dikurangkan, dibagikan, atau dikalikan. Dengan pernyataan lain, angka yang berfungsi sebagai lambang atau kode (skala nominal) termasuk juga dalam pengertian hasil pengukuran. Angka pada suatu pengukuran merupakan pencerminan dari atribut obyek yang diukur. Pada contoh di atas, jenis kelamin merupakan atribut (obyek) dari subyek penelitian, dan variasi dari 2



atribut itu adalah laki-laki dan perempuan. Angka berupa 0 dan 1 itu merupakan pencerminan dari atribut obyek penelitian. Jadi, pengukuran selalu mencakup atribut obyek penelitian. Perlu kiranya ditekankan kembali melalui beberapa contoh bahwa antara konsep dan variabel adalah berbeda. Penjualan merupakan suatu konsep, bukan variabel, karena tidak memiliki variasi; tapi, volume penjualan merupakan variabel karena atribut volume memiliki variasi. Misalnya, atribut dua kilogram, enam kilogram, dan lain-lain. Produk merupakan suatu konsep, tetapi jenis produk, tingkat harga produk merupakan variabel. Jadi, pada contoh-contoh itu, yang diukur adalah volume penjualan (bukan penjualan), jenis produk dan tingkat harga produk (bukan produk).



B. PENGUKURAN VARIABEL Pengukuran suatu variabel lazim dirumuskan dalam bentuk definisi operasional variabel atau disebut juga sebagai operasionalisasi variabel. Istilah lain yang sering digunakan adalah pengukuran. Operasionalisasi variabel berisi semua operasi (kegiatan) yang harus dilakukan untuk memperoleh



data



kuantitatif



mengenai



atribut



variabel



itu,



termasuk



kondisi



pengoperasionalisasian itu. Operasi maupun kondisi pengukuran itu harus dibuat berurutan dan rinci. Pengukuran atau operasionalisasi (atribut) variabel dapat dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu (1) pendefinisian variabel secara konseptual (teoritis) dan pengidentifikasian atribut variabel, (2) pemicuan atau usaha untuk menampakkan atribut variabel yang akan diukur dan penciptaan kondisi untuk memunculkan atribut, (3) pengembangan instrumen, (4) pengidentifikasian skala pengukuran dan penentuan kode atau skor, serta (5) penilaian reliabilitas dan validitas dan instrumen.



3