7 0 5 MB
OUTLOOK ISSNKOPI 1907-1507 2017
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2017
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
i
2017
ii
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
OUTLOOK KOPI
ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 106halaman Penasehat : Dr.Ir. Suwandi, MSi. Penyunting : Dr. Anna Astrid Susanti, MSi. Drh. Akbar, MP. Naskah : Ir. Takariyana Heni Astuti, MM. Design Sampul : Victor Saulus Bonavia
Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2017
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
iii
2017
iv
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditi Perkebunan. Publikasi Outlook Kopi Tahun 2017 menyajikan keragaan data series komoditi kopi secara nasional dan internasional selama 3 dekade (1980-2016) serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih lengkap dan menyeluruh. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran
dari
segenap
pembaca
sangat
diharapkan
guna
dijadikan
dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
Jakarta, Desember 2017 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Dr. Ir. Suwandi, MSi. NIP.19670323.199203.1.003
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
v
2017
vi
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................ v DAFTAR ISI ....................................................................................vii DAFTAR TABEL ............................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ............................................................. 1 1.2. TUJUAN ........................................................................ 2 1.3. RUANG LINGKUP .............................................................. 2 BAB II. METODOLOGI......................................................................... 5 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI.............................................. 5 2.2. METODE ANALISIS ............................................................. 6 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL ..................................................... 11 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA........................................................... 11 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia .................. 11 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia ..................... 14 3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia ............... 17 3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia ............................... 19 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA ............................ 32 3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA ......................... 33 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA ................ 33 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia................. 33 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia.................. 35 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia ............................ 35 3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ............ 37 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................ 38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
vii
2017
OUTLOOK KOPI
3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI TAHUN 2014 ................................................................. 39 BAB IV.KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............................................ 41 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPIASEAN DAN DUNIA ................................. 41 4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-negara ASEAN ............................................. 41 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN ...... 43 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN 44 4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia ..... 46 4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia ............................. 48 4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia ....................... 50 4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPIASEAN DAN DUNIA ........ 51 4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ....... 51 4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ........... 54 4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia ........ 55 4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia ............ 58 4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............. 59 4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN ...................... 59 4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia ....................... 60 BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI .................................... 63 5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 .......... 63 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 .......... 64 5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 . 66 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2015-2019.......... 67 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2015-2019 .......... 68 BAB VI.KESIMPULAN........................................................................ 71 6.1. KESIMPULAN .................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 75
viii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.
Sumber Data dan Informasi yang Digunakan ............................. 5
Tabel 5.1.
Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ........ 63
Tabel 5.2.
Hasil Proyeksi Volume Ekspor Impor Kopi Indonesia, Tahun 2017-2021 ..................................................................... 65
Tabel 5.2a. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ....... 66 Tabel 5.3.
Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ................. 67
Tabel 5.4.
Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2017-2021....... 68
Tabel 5.5.
Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2016-2020 ....... 69
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
ix
2017
x
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1.
Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan di Indonesia, Tahun 1980-2017 ......................... 12
Gambar 3.2.
Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2017 .......................................... 14
Gambar 3.3.
Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2017 .......................................................... 15
Gambar 3.4.
Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2017 .......................................... 16
Gambar 3.5.
Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1984-2017 ........................................ 18
Gambar 3.5a. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Jenis, Tahun 1984-2017................................................................... 18 Gambar 3.6.
Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 20
Gambar 3.7.
Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 21
Gambar 3.8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan,Tahun 2015............................. 22
Gambar 3.9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di ProvinsiLampung, Tahun 2015 ....................................... 23
Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2015 ...................................... 24 Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2015 ................................... 25 Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2015 .............................. 26 Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 27 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xi
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015 .............................. 28 Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2015............................................ 28 Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2015 ............................. 29 Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2015 .............................. 30 Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2015 ....................... 31 Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016 .......................................................... 32 Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002-2016 .......................................................... 33 Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .......................................................... 34 Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .......................................................... 35 Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 ...................................... 36 Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 .................. 37 Gambar 3.25. Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................................ 38 Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 ................................................................. 39 Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 ......................................................... 40 Gambar 4.1.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014................................................. 42
Gambar 4.2.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2014 .................................... 42
Gambar 4.3.
Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 .......................................................... 43
xii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.4.
2017
Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2014.............................................. 44
Gambar 4.5.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 .......................................................... 45
Gambar 4.6.
Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2014.............................................. 46
Gambar 4.7.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 .......................................................... 47
Gambar 4.8.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2014 .......................................................... 48
Gambar 4.9.
Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ............. 49
Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2010-2014 .......... 50 Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ....... 51 Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2016 .................................. 52 Gambar 4.13. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016.............................................. 53 Gambar 4.14. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016.............................................. 54 Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013 ................................................ 55 Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2008-2016 .......................................................... 56 Gambar 4.17. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015 .......................................................... 57 Gambar 4.18. Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 .......................................................... 58 Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 .......................................................... 59 Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 ...... 60 Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 ....... 61 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xiii
2017
xiv
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2017. ..................................... 77
Lampiran 2.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ........................................................ 78
Lampiran 3.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2016 ...................................... 79
Lampiran 4.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ........................................................ 80
Lampiran 5.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2017 ....................................... 81
Lampiran 6.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017............................. 82
Lampiran 7.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 .................... 82
Lampiran 8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan Tahun 2015 ........................................ 83
Lampiran 9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung Tahun 2015................................................. 83
Lampiran 10.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu Tahun 2015 ................................................ 84
Lampiran 11.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, 2015 ..................................................... 84
Lampiran 12.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun 2015 ......................................... 85
Lampiran 13.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xv
2017
OUTLOOK KOPI
Tahun 2013-2017 ........................................................ 85 Lampiran 14.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara Tahun 2015 ............................................ 86
Lampiran 15.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh Tahun 2015 ..................................................... 86
Lampiran 16.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan Tahun 2015 ........................................... 87
Lampiran 17.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun 2015 ............................................ 87
Lampiran 18.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 ..................................... 88
Lampiran 19.
Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016 ........................................................ 88
Lampiran 20.
Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2016 ........................................................ 89
Lampiran 21.
Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .................................... 90
Lampiran 22.
Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................ 91
Lampiran 23.
Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016..................... 91
Lampiran 24.
Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 ..................... 92
Lampiran 25a.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun 1980-2014 ........................................................ 93
Lampiran 25b.
Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan Dunia, Tahun 1980-2016 ............................................... 94
Lampiran 26.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 ............... 95
Lampiran 27.
Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016 ........................................... 95
Lampiran 28.
Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun 2010-2014 .............................................. 96
xvi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 29.
2017
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ........................ 97
Lampiran 30.
Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2010-2014 ................................ 98
Lampiran 31.
Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 ........................................................ 98
Lampiran 32a.
Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 ........................................................ 99
Lampiran 32b.
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2013 ...................................................... 100
Lampiran 33.
Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 ...................................................... 101
Lampiran 34.
Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 ...................................................... 101
Lampiran 35a.
Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2015 ...................................................... 102
Lampiran 35b.
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 ...................................................... 103
Lampiran 36.
Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 ...................................................... 104
Lampiran 37.
Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 ...................................................... 104
Lampiran 38.
Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 1980-2016 ...................................................... 105
Lampiran 39.
Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980-2016 ...................................................... 106
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xvii
2017
xviii
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Angka Sementara Statistik Perkebunan Indonesia bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia tahun 2016 mencapai 639,30 ribu ton. Produksi ini berasal dari 1,23 juta hektar luas areal perkebunan kopi dimana 95,37% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR) sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar 2,49% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 2,25%. Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, kopi robusta mendominasi produksi kopi Indonesia pada tahun 2016. Dari produksi kopi Indonesia sebesar 639,30 ribu ton, sebanyak 81,87% atau 465,61 ribu ton adalah kopi robusta sementara sisanya sebanyak 18,13% atau 173,69 ribu ton adalah kopi jenis arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia pada tahun 2016 adalah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga kopi tahun 2016 di pasar domestik Indonesia rata-rata adalah Rp.19.813 per kg, sedangkan tingkat konsumsi kopi per penduduk Indonesia pada tahun 2016 berdasarkan hasil SUSENAS sebesar 0,871 kg/kapita/tahun. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Dalam hal ekspor, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi hingga tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 758,28 ribu ton kopi berasan. Sementara proyeksi konsumsi langsung kopi di Indonesia pada tahun yang sama mencapai 369,89 juta ton.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xix
2017
xx
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Sebagai
produsen
kopi
keempat
terbesar
di
dunia,
Indonesia
menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun 2016, nilai ekspor kopi menempati urutan kelima komoditas terbesar di Indonesia setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa dengan nilai perdagangan mencapai 1,01 Milyar US$ atau berkontribusi 3,94% terhadap nilai perdagangan komoditas perkebunan yang mencapai 25,58 milyar US$. Direktorat Jenderal Perkebunan dalam renstra 2015-2019 menempatkan komoditas kopi menjadi salah satu komoditas yang menjadi sasaran pokok sub agenda
prioritas
peningkatan
agroindustri
yaitu
peningkatan
produksi
komoditas andalan dan prospektif ekspor serta mendorong perkembangan agroindustri di pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia hingga tahun 2017 didominasi oleh 81,87% kopi jenis robusta yang 95,56% diusahakan oleh sebagian besar perkebunan milik rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 515,21 ribu ton. Dominasi kopi robusta yang cenderung lebih cepat berkembang dibandingkan kopi arabika tidak terlepas dari sejarah perkembangan kopi Indonesia. Tanaman kopi pertama kali di Indonesia dibawa oleh pria berkebangsaan Belanda sekitar tahun 1646 dengan biji arabika mocca dari Arab (Prastowo et al, 2010). Tanaman kopi kemudian ditanam hingga tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Timbul serangan penyakit karat daun (coffee leaf rust), sehingga pada tahun 1990 Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan jenis kopi robusta yang berasal dari Kongo, Afrika. Kopi jenis ini lebih tahan penyakit dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan, dengan hasil produksi yang jauh lebih tinggi. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
1
2017
OUTLOOK KOPI
Berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2014, Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Meskipun demikian, ekspor kopi dari Indonesia lebih rendah daripada ekspor kopi Brazil, Vietnam dan Kolombia atau menduduki keempat terbesar dunia. Di dunia, Indonesia dikenal dengan specialty coffee melalui berbagai varian kopi dan kopi luwak. Kopi arabika yang dikenal dari Indonesia diantaranya kopi lintong dan kopi toraja. Dengan keunikan cita rasa dan aroma kopi asal Indonesia, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan perdagangan kopinya di dunia. Outlook komoditas kopi, menyajikan analisis keragaan komoditas kopi di Indonesia meliputi perkembangan produksi, konsumsi, harga dan ekspor impor baik domestik maupun global. Keragaan komoditas tersebut mengulas secara deskriptif gambaran umum situasi komoditas kopi di kawasan ASEAN maupun di dunia Internasional.
Selain itu ditampilkan juga prediksi produksi dan
konsumsi serta neraca kopi Indonesia pada periode 2018-2021. Diharapkan hasil analisis komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan pengawasan terhadap kebijakan yang telah ada. 1.2. TUJUAN Melakukan analisis komoditas kopi yang berisi keragaan data secara nasional dan dunia, yang dilengkapi proyeksi penawaran dan permintaan sebagai bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan komoditas kopi di masa yang akan datang.
1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Kopi adalah:
Analisis pada variabel-variabel penting dari komponen penawaran dan permintaan
komoditas kopi. Variabel-variabel tersebut
meliputi : luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam dan di luar negeri. 2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Keseimbangan penawaran dan permintaan diprediksi sampai tahun 2021, dengan terlebih dahulu memproyeksi variabel-variabel yang mempengaruhi maupun komponen-komponen yang menyusun penawaran dan permintaan komoditas padi.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
3
2017
4
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
BAB II. METODOLOGI 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Kopi tahun 2017 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO), dan
United States Department of Agriculture (USDA). Data-data yang
digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan Periode
Sumber Data
No.
Variabel
1.
Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas dan Produksi Kopi Indonesia
1980-2017
Ditjen Perkebunan
2.
Sentra Produksi Kopi Robusta dan Arabika di Indonesia
2009-2017
Ditjen Perkebunan
3.
Konsumsi Kopi di Indonesia
2002-2016
BPS
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
4.
Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri
2007-2015
BPS
-
5.
Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia
1980-2016
BPS
Kopi Segar dan Olahan
6.
Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Kopi ASEAN dan Dunia
7.
Volume Ekspor dan Volume Impor Kopi ASEAN dan Dunia
1980-2014
1980-2016
FAO & USDA
USDA
Keterangan Status angka : 2009-2015 = Angka Tetap, 2016 = Angka Sementara 2017 = Angka Estimasi Produksi dalam wujud kopi berasan Status angka : 2009-2015 = Angka Tetap, 2016 = Angka Sementara 2017 = Angka Estimasi Produksi dalam wujud kopi berasan
Produksi dalam wujud biji kopi mentah Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam - Produksi dalam wujud biji kopi mentah - Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
5
2017
OUTLOOK KOPI
2.2. METODE ANALISIS 2.2.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal
dan
luas
tanaman
menghasilkan,
produktivitas,
produksi,
konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia.
2.2.2. Analisis Penawaran Analisis model penawaran kopi dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda (Multivariate Regression). Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n n
b0 b j X j j 1
dimana: Y = peubah respons/tak bebas Xn
= peubah penjelas/bebas
n = 1, 2, … b0 = nilai konstanta bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah xn = sisaan Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di tingkat produsen periode sebelumnya. 6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing). Model Analisis Penawaran Komoditas Kopi dan Hasilnya. a) Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi Model
pendugaan fungsi luas panen diduga menggunkan
pendekatan luas tanaman menghasilkan (LTM) adalah sebagai berikut: LTM Kopi (t) = 133752,4396 + 0,750 LTM (t-1) - 0,1145 LTBM (t-1) + 1,3316 HR Kopi (t-1) – 15417,9926 HI Cocoa (t-1) + 930,1919 HI Kopi Arabica – 9,2716 CH (t) Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa luas areal tanaman menghasilkan (LTM) kopi dipengaruhi luas tanaman menghasilkan kopi tahun sebelumnya (LTMt-1), luas tanaman belum menghasilkan tahun sebelumnya (LTBMt-1), harga riil kopi tahun sebelumnya (HRKopit-1), harga internasional coklat tahun sebelumnya (HICoklatt-1), harga internasional kopi arabika (HIKopi
Arabika)
dan
curah
determinasi sebesar 94,85%.
hujan
(CH)
dengan
koefisien
Hal ini berarti bahwa 94,85%
keragaman dalam luas areal tanaman menghasilkan kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 5,15% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
7
2017
OUTLOOK KOPI
b) Model Produktivitas Kopi Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produktivitas. Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa produktivitas
kopi
dipengaruhi
produktivitas
kopi
tahun
sebelumnya (Produktivt-1), harga urea tahun sebelumnya (HR Ureat-1), curah hujan (CHt), dan harga riil kopi (HR Kopit-1) dengan koefisien determinasi sebesar 76,79%. bahwa
76,79%
keragaman
dalam
Hal ini berarti
produktivitas
kopi
dapat
dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 23,21% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai berikut : Produktiv
Kopi (t)
=
116,2373 + 0,8209 Produktiv (t-1) + 14,2009 HR Urea (t-1) – 0,0121 CH (t) + 0,2219 HR Kopi (t-1)
Koefisien dari variabel penduga produktivitas kopi bertanda positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu unit pada setiap variabel penduga akan berpengaruh secara positif dalam meningkatkan produktivitas kopi. Produktivitas tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap produktivitas sebesar 0,8209, artinya jika tahun sebelumnya produktivitas kopi naik 10% maka pada tahun ke-t produktivitas kopiakan meningkat sebesar 8,21%. Sementara harga riil kopi tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,2219, artinya peningkatan
harga
kopi
tahun
sebelumnya
sebesar
berpengaruh meningkatkan produktifitas kopi sebesar 2,22%.
8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
10%
OUTLOOK KOPI
2017
2.2.3. Analisis Permintaan Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan telah diolah. Permintaan kopi berasal dari kebutuhan untuk konsumsi kopi dalam negeri baik konsumsi kopi di tingkat rumah tangga maupun konsumsi luar rumah tangga serta permintaan kopi dari luar negeri atau dalam bentuk ekspor kopi baik segar maupun kopi olahan. Dikarenakan konsumsi dalam negeri hanya bisa didapat dalam bentuk konsumsi kopi di tingkat rumah tangga bersumber dari hasil Survei Susenas, sementara konsumsi di luar rumah tangga tidak tersedia datanya, sehingga perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia didekati dengan perhitungan produksi ditambah impor dan dikurangi ekspor. Sehingga terlebih dahulu dilakukan penyusunan model ekspor impor kopi untuk mendapatkan angka prediksi konsumsi tersebut. Model prediksi impor kopi menggunakan model analisis trend kuadratik (Trend Analysis) sebagai berikut :
Yt = -463 - 148*t + 24,7*t**2 Sementara model prediksi ekspor kopi adalah menggunkan model regresi linier berganda sebagai berikut : Ekspor Kopi (t) = 1,58862 + 0,51037 Harga Int Kopi Arabika + 0,47246 Produksi (t-1) + 0,91918 ExRate Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa ekspor kopi dipengaruhi produksi tahun sebelumnya (Produkdi t-1), harga internasional kopi jenis Arabika (HI Kopi Arabika t), dan nilai tukar rupiah (ExRate) dengan koefisien determinasi sebesar 63,59%.
Hal ini berarti bahwa 63,59% keragaman dalam ekspor
kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
9
2017
OUTLOOK KOPI
digunakan dalam model, sementara 36,41% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. 2.2.4. Kelayakan Model Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah–peubah tak bebas
(X).
Koefisien determinasi dihitung
dengan
persamaan:
R2
SS Regresi SS Total
dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi SS Total adalah jumlah kuadrat total
10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
menggunakan
OUTLOOK KOPI
2017
BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Perkembangan luas areal kopi Indonesia didominasi oleh kopi yang diusahakan oleh rakyat atau Perkebunan Rakyat (PR) mencapai 95,37%. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana luas areal untuk kopi PR (Perkebunan Rakyat) dari tahun 1980 hingga 2017, berimpit dengan luas areal total kopi Indonesia. Luas areal kopi di Indonesia pada periode 1980-2017 cenderung mengalami peningkatan mencapai luas rata-rata 1,15 juta hektar. Dimana pada tahun 1980 luas areal kopi Indonesia hanya mencapai 707,46 ribu ha, maka pada tahun 2017, luas areal kopi Indonesia meningkat menjadi 1,23 juta ha atau meningkat 1,55%. Demikian halnya rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi di Indonesia periode 1980-2015 tidak terlalu tinggi, rata-rata hanya meningkat sebesar 1,64% per tahun atau bertambah 14,85 ribu hektar per tahun. Sementara perkembangan luas areal kopi pada satu dekade terakhir cenderung mengalami penurunan 0,63% per tahun yaitu sebesar 1,30 juta hektar di tahun 2008 dan mencapai luas 1,23 juta hektar di tahun 2017. Perkembangan
luas
areal
kopi
berdasarkan
pengusahaan
mempunyai pola yang sama dengan pola perkembangan kopi nasional yaitu cenderung mengalami peningkatan periode 1980 hingga tahun 2017 dengan kisaran peningkatan tertinggi pada perkebunan rakyat sebesar 1,62% atau luas areal rata-rata 1,09 juta hektar dan terendah pada kopi yang diusahakan Perusahaan Besar Negara (PBN) yang hanya meningkat 0,71% per tahun atau mencapai rata-rata luas 25,77 ribu hektar. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1 dan Lampiran 1.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
11
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2017 Berdasarkan jenis kopi yang diusahakan antara tahun 2001 hingga 2017, mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta mencapai 81,96% atau mencapai luas rata-rata 1,04 juta hektar, sementara kopi jenis arabika hanya mencapai luas rata-rata 228,71 ribu hektar atau share 18,04% dari total luas areal kopi Indonesia. Berdasarkan jenis pengusahaannya kopi robusta sangat dominan diusahakan di lahan perkebunan rakyat (PR) mencapai luas rata-rata 999,17 ribu hektar atau share sebesar 96,13%, sementara Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Swasta (PBS) hanya berkontribusi relatif kecil yaitu rata-rata 18,29 ribu hektar dan 21,96 ribu hektar atau share sebesar 1,76% dan 2,11% terhadap total luas areal kopi robusta di Indonesia. Perkembangan luas areal kopi robusta antara tahun 2001 hingga 2017 secara total Indonesia cenderung mengalami penurunan luas ratarata 1,92% per tahun atau mencapai luas areal rata-rata 1,04 juta hektar. Hal ini didukung oleh penurunan luas areal kopi jenis robusta di
12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
semua jenis pengusahaan yaitu yang terbesar pada penurunan luas areal kopi robusta yang diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara yang mengalami penurunan rata-rata 3,13% per tahun, sementara terendah pada kopi robusta di lahan Perkebunan Swasta (PBS) yaitu rata-rata turun 0,23% per tahun. Sementara luas areal kopi arabika di Indonesia periode 2001 hingga 2017 mencapai luas rata-rata 228,71 ribu hektar yang 95,42% merupakan kopi arabica yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) atau mencapai luas areal rata-rata 218,23 ribu hektar, sementara luas areal kopi arabika di perkebunan negara (PBN) dan perkebunan swasta (PBS) kurang dari 5% atau mencapai share 2,53% dan 2,05% atau mencapai rata-rata luas areal 5,78 ribu hektar dan 4,70 ribu hektar. Berbeda dengan trend kopi robusta yang cenderung mengalami trend penurunan luas areal, pertumbuhan luas areal kopi arabika di Indonesia justru mengalami peningkatan sangat siginfikan yaitu sebesar 11,77% per tahun yaitu sebesar 812,81 ribu hektar di tahun 2001 dan mencapai luas 330,50 ribu hektar di tahun 2017. Peningkatan luas areal tersebut didukung oleh peningkatan luas areal perkebunan kopi arabika disemua jenis pengusahaan tertinggi pada perkebunan kopi arabika yang diusahakan oleh negara yaitu meningkat rata-rata 1.598,08% per tahun senagai akibat peningkatan luas areal yang sangat signifikan di tahun 2004 sebesar 52.561,54% atau meningkat 6,65 ribu hektar dari tahun sebelumnya hanya seluas 26 hektar, sementara perkebunan kopi arabika milik rakyat meningkat paling rendah yaitu sebesar 12,29% per tahun. Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan secara rinci disajikan pada Gambar 3.2 dan Lampiran 2.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
13
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2017 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Sejalan dengan pola perkembangan luas areal, produksi kopi Indonesia juga mengalami kecenderungan peningkatan produksi pada periode 1980–2017 dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,15% atau produksi kopi rata-rata 523,83 ribu ton kopi berasan. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998 sebesar 20,08%, produksi kopi mencapai 514,45 ribu ton atau meningkat 86,03 ribu ton dari tahun sebelumnya mencapai 428, 42 ribu ton kopi berasan. Produksi kopi berdasarkan status pengusahaan didominasi oleh produksi kopi yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) yang mencapai share 94,53% atau mencapai rata-rata produksi 495,20 ribu ton, sementara produksi kopi yang berasal dari kebun milik negara (PBN) dan kebun milik swasta relatif kecil yaitu berkontribusi kurang dari 5% atau mencapai share hanya 3,19% dan 2,28% atau produksi kopi beras rata-rata 16,17 ribu ton dan 11,93 ribu ton.
14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Secara lengkap,
OUTLOOK KOPI
2017
perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2017 Sama halnya dengan pola luas areal kopi, produksi kopi menurut jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi jenis robusta yang mencapai produksi rata-rata 538,93 ribu ton atau share 81,87% dari total rata-rata produksi kopi Indonesia yang mencapai 658,30 ribu ton kopi beras antara tahun 2001 hingga 2017. Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis antara tahun 2001 hingga 2017 dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Pada gambar tersebut
menunjukkan dua trend produksi yang berbeda dimana trend roduksi kopi robusta meskipun secara realisasi lebih tinggi setiap tahunnya namun menunjukkan trend laju pertumbuhan produksi yang terus mengalami penenurunan, sebaliknya trend pertumbuhan produksi kopi arabika cenderung meningkat.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
15
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi yang Diusahakan, Tahun 2001-2017 Seiring dengan perkembangan luas areal, bahwa produksi kopi robusta yang mencapai total 81,87% kopi perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis dan status pengusahaan menunjukkan Indonesia, sebanyak 95,56% diusahakan oleh sebagian besar perkebunan milik rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 515,21 ribu ton, sementara produksi kopi robusta milik perkebunan negara dan swasta hanya berkontribusi antara 2,10% hingga 2,30% atau menyumbang produksi kopi robusta rata-rata 11,32 ribu ton dan 12,40 ribu ton kopi robusta berasan. Sedangkan dari 18,13% produksi kopi jenis arabika, sebanyak 94,44% merupakan kopi arabika yang diusahakan oleh perkebunan milik rakyat atau mencapai produksi rata-rata 112,74 ribu ton, sementara perkebunan negara (PBN) menyumbang produksi arabika 4,25% atau rata-rata produksi 5,08 ribu ton, sedangkan kopi arabika diproduksi sangat rendah di perkebunan swasta (PBS) yaitu hanya 1,31% atau rata-rata produksi hanya 1,57 ribu ton kopi arabika berasan.
16
Secara lengkap, produksi kopi Indonesia
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
berdasarkan jenis kopi dan status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode 1984-2012, namun selanjutnya cenderung mengalami stagnasi (Gambar 3.5). Fluktuasi sangat kelihatan terutama pada perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Meskipun demikian, pertumbuhan produktivitas kopi di Indonesia pada periode 1984-2017 tidak mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu dengan peningkatan rata-rata 1,05% atau produktivitas rata-rata sebesar 633,12 kilogram per hektar. Kecilnya
pertumbuhan
produktivitas
kopi
tersebut
dan
dengan
pertumbuhan luas tanaman menghasilkan yang hanya meningkat ratarata 1,34% per tahun atau rata-rata sebesar 848,04 ribu hektar, mengakibatkan peningkatan produksi kopi yang tidak terlalu signifikan yaitu rata-rata sebesar 543,54 ribu ton kopi beras atau menibngkat sebesar 2,33% per tahun. Berdasarkan jenis usahanya, produktivitas kopi tertinggi pada usaha perkebunan kopi yang diusahakan oleh negara (PBN) dengan ratarata
produktivias
mencapai
773,72
kg
per
hektar,
berikutnya
produktivitas kopi yang diusahakan oleh perkebunan swasta (PBS) dengan rata-rata produktivitas sebesar 633,12 kg per hektar, sedangkan terendah pada produktivitas kopi
yang diusahakan oleh rakyat (PR)
yaitu sebesar 629,01 kilogram per hektar. Secara umum peningkatan produktivitas kopi cukup signifikan pada kopi yang diusahakan oleh perkebunan negara dan swasta terutama pada kondisi 5 tahun terakhir, sebaliknya trend pertumbuhan produktivitas kopi rakyat justru mengalami penurunan pada kondisi 5 tahun terakhir.
Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia
pada tahun 1984-2017 disajikan secara lengkap pada Gambar 3.5. dan Lampiran 5. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
17
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1984-2017
Gambar 3.5a. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Jenis Kopi, Tahun 1984-2017 18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Perkembangan produktivitas kopi berdasarkan jenis tersaji pada Gambar 3.5a. Meskipun secara luasan kopi arabika hanya mempunyai share kurang dari 20% tetapi produktivitas kopi jenis arabika cenderung lebih tinggi dibandingkan produktivitas kopi robusta yaitu rata-rata sebesar 785,62 kg/ha sementara kopi jenis robusta hanya sebesar 689,82 kg/ha.
Dari sisi pertumbuhannya, produktivitas kopi arabika
mengalami rata-rata peningkatan lebih tinggi yaitu sebsar 3,62% per tahun sementara produktivitas kopi robusta hanya meningkat rata-rata 0,34% per tahun antara tahun 2001 hingga 2017. Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.5a. dan Lampiran 5a.
3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia Berdasarkan keragaan data produksi kopi rata-rata selama 5 tahun terakhir (2013-2017), sentra produksi kopi perkebunan rakyat terdapat di 6 provinsi sentra dengan total share 67,04% atau total produksi mencapai 418,42 ribu ton kopi beras. Sentra produksi kopi paling tinggi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 18,99% atau rata-rata produksi sebesar 121,25 ribu ton. Posisi kedua adalah Provinsi Lampung dengan kontribusi 17,24% atau produksi rata-rata mencapai 110,05 ribu ton per tahun, sementara empat provinsi sentra lainnya berkontribusi antara 5,19% hingga 9,26% yaitu di Provinsi Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu dan Sumatera Utara atau produksi rata-rata berkisar antara 33,13 ribu ton hingga 59,14 ribu ton. Sementara provinsi lainnya berkontribusi 32,96% terhadap produksi kopi Indonesia. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.6. dan Lampiran 6.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
19
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode 2013-2017 yang mencapai 95,60% dari total produksi kopi robusta di Indonesia, terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 73,67% dari total produksi
kopi
robusta
di
Indonesia.
Provinsi
Sumatera
Selatan
merupakan provinsi dengan kontribusi produksi kopi robusta paling tinggi yaitu sebesar 26,84% atau produksi kopi robusta rata-rata mencapai 121,25 ribu ton. Provinsi Lampung dan Bengkulu di urutan kedua dan ketiga dengan share produksi rata-rata 24,34% dan 12,17% atau produksi rata-rata 109,95 ribu ton dan 54,97 ribu ton. Produksi ketiga provinsi tersebut secara total menyumbang 63,34% dari produksi kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar lainnya adalah Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 6,18% dengan rata-rata produksi 27,94 ribu ton per tahun, dan Provinsi Jawa Tengah yang berkontribusi sebesar 4,14% dengan rata-rata produksi sebesar
20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
18,70 ribu ton per tahun. Secara terinci data tersaji pada Gambar 3.7. dan Lampiran 7.
Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 Sebagai
provinsi
dengan
kontribusi
produksi
kopi
robusta
perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 mencapai 110,35 ribu ton yang tersebar sangat dominan di 5 kabupaten dengan total produksi sebesar 101,06 ribu ton atau share sebesar 91,58% dari total produksi kopi robusta di Provinsi
Sumatera
Selatan.
Kelima
kabupaten
tersebut
adalah
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan kontribusi sangat signifikan yaitu sebesar 30,35% atau produksi sebesar 33,49 ribu ton, selanjutnya Kabupaten Muara Enim, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Empat Lawang, dengan share masing-masing 22,79%; 19,19%; 14,49% dan 4,76% atau produksi kopi robusta sebesar 25,15 ribu
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
21
2017
OUTLOOK KOPI
ton, 21,18 ribu ton, 15,99 ribu ton dan 5,25 ribu ton kopi robusta berasan. Secara terinci tersaji pada Gambar 3.8 dan Lampiran 8.
Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2015 Berdasarkan data tahun 2015, sentra kabupaten penghasil kopi robusta di Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat terbesar kedua terdapat terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan kontribusi mencapai 96,58% dari total produksi kopi robusta Provinsi Lampung yaitu sebesar 110,12 ribu ton atau produksi mencapai 106,35 ribu ton. Kabupaten Lampung Barat sangat signifikan menyumbang produksi kopi robusta hingga 52,65 ribu ton atau share hingga 47,81% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung. Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi hingga 26,92% atau produksi sebesar 29,64 ribu ton.
Selanjutnya Kabupaten Lampung
Utara, Way Kanan dan Kabupaten Pesisir Barat, masing-masing berkontribusi sebesar 9,41%; 8,38% dan 4,06% atau produksi sebesar 22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
10,37 ribu ton, 9,23 ribu ton dan 4,47 ribu ton kopi robusta berasan Data terinci tersaji pada Gambar 3.9 dan Lampiran 9.
Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2015 Sebagai penghasil kopi robusta perkebunan rakyat terbesar ketiga di Indonesia periode 2013 hingga 2017, produksi kopi robusta di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mencapai 54,92 ribu ton yang terdistribusi sangat dominan di 5 kabupaten sentra dengan kontribusi hingga 85,99% produksi kopi di Provinsi Bengkulu. Produksi kopi robusta di Bengkulu 33,32% berasal dari Kabupaten Pahiyang atau mencapai hasil 18,30 ribu ton.
Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebagai kabupaten dengan
produksi kopi robusta terbesar kedua di Provinsi Bengkulu dengan produksi mencapai 13,42 ribu ton atau share sebesar 24,44% dari total produksi kopi robusta Provinsi Bengkulu. Tiga kabupaten penghasil kopi robusta terbesar lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Seluma yang berkontribusi cukup signifikan dengan kisaran antara 8,94% hingga 10,20% atau masing-masing dengan produksi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
23
2017
OUTLOOK KOPI
sebesar 5,60 ribu ton ; 4,99 ribu ton dan 4,91 ribu ton. Data secara terinci dapat dilihat di Gambar 3.10 dan Lampiran 10.
Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2015 Provinsi Jawa Timur sebagai sentra provinsi penghasil kopi robusta terbesar keempat dengan share lebih dari 5%. Produksi kopi robusta dari perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 sebagian besar berasal dari Kabupaten Malang, berkontribusi mencapai 31,35% atau produksi kopi sebesar 8,95 ribu ton. Sentra produksi lainnya di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Banyuwangi dengan kontribusi sebesar 15,88% atau 4,54 ribu ton, Kabupaten Bondowoso dengan kontribusi 10,00% atau produksi kopi robusta sebesar 2,84 ribu ton, Kabupaten
Jember
dan
Kabupaten
Lumajang
masing-masing
berkontribusi sebesar 9,96% dan 6,62% atau produksi mencapai 2,85 ribu ton dan 1,89 ribu ton.Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.11 dan Lampiran 11.
24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2015 Provinsi kelima terbesar penghasil kopi robusta adalah Provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata produksi sebesar 18,70 ribu ton. Sentra kopi robusta di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data produksi tahun 2015 terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan komulatif share sebsar 69,23% atau total produksi sebesar 12,81 ribu ton kopi robusta berasan (Gambar 3.12). Kabupaten sentra utama penghasil kopi di Jawa Tengah sangat dominan di Kabupaten Temanggung dengan share mencapai 40,72% atau produksi sebesar 7,54 ribu ton, empat kabupaten lainnya berkontribusi kurang dari 10% atau dengan kisaran share 6,63% hingga 7,70% atau produksi sebesar 1,23 ribu ton hingga 1,42 ribu ton antara lain di Kabupaten Pati, Jepara, Kendal dan Semarang. Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.12 dan Lampiran 12.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
25
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2015 Produksi kopi arabika di Indonesia mencapai rata-rata 160,86 ribu ton periode 2013 hingga 2017 atau berkontribusi hanya 18,13% terhadap total produksi kopi Indonesia yang rata-rata mencapai 647,20 ribu ton kopi berasan.
Sentra produksi kopi arabika Indonesia terdapat di 5
provinsi dengan total share mencapai 84,91% atau produksi rata-rata sebesar 136,58 ribu ton yaitu sangat dominan di 2 provinsi yaitu Sumatera Utara dan Aceh dengan share 30,90% dan 26,29% atau produksi sebesar 49,70 ribu ton dan 42,29 ribu ton kopi arabika berasan. Provinsi penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Jawa Barat, masing-masing dengan rata-rata produksi sebesar 20,10 ribu ton, 15,11 ribu ton dan 9,37 ribu ton atau share sebesar 12,50% ; 9,40% dan 5,83% terhadap produksi kopi arabika di Indonesia. Sementara provinsi lainnya hanya berkontribusi 15,09%. Data secara terinci teraji pada Gambar 3.13. dan Lampiran 13.
26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Tahun 2013- 2017 Pada tahun 2015, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara mencapai 10,19 ribu ton atau menyumbang 20,55% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Empat Kabupaten kabupaten sentra penghasil kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten
Dairi,
Kabupaten
Simalungun,
Kabupaten
Karo,
dan
Kabupaten Hunbang Hasundutan, dengan produksi masing-masing sebesar 9,68 ribu ton; 8,51 ribu ton; 6,89 ribu ton, dan 5,91 ribu ton kopi arabika berasan atau berkontribusi masing-masing sebesar 19,53 ; 17,17 ; 13,90 dan 11,93. Data terinci tersaji pada Gambar 3.14. dan Lampiran 14. Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 41,85 ribu ton yang terdistribusi 100% hanya di 3 kabupaten yaitu yang paling dominan di Kabupaten Aceh Tengah dengan share 69,87% atau produksi sebesar 29,24 ribu ton, berikutnya Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues dengan share masing-masing sebesar 27,54% dan 2,59% atau produksi sebesar 11,53
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
27
2017
OUTLOOK KOPI
ribu ton dan 1,08 ribu ton.
Secaraterinci data tersaji pada Gambar
3.15. Lampiran 15.
Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015
Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2015
28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Selama tahun 2013-2017, perkebunan rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan rata-rata memproduksi 12,50% kopi arabika Indonesia atau setara dengan 20,10 ribu ton per tahun. Keragaan produksi kopi arabika tahun 2015, kopi arabika hasil produksi perkebunan rakyat di provinsi ini mencapai 20,35 ribu ton kopi berasan. Produksi ini tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan lima dominasi kabupaten utama yaitu terbesar di Kabupaten Enrekang yang berkontribusi sebesar 38,93% atau produksi sebesar 7,92 ribu ton, Selanjutnya Kabupaten Tana Toraja, dan Toraja Utara, dengan share diatas 10% yaitu sebesar 13,96% dan 10,37% atau realisasi produksi sebesar 2,84 ribu ton dan 2,11 ribu ton kopi arabika berasan. Sementara Kabupaten Luwu dan Gowa dengan kontribusi terhadap produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan masing-masing mencapai 9,09% dan 8,51% atau produksi sebesar 1,85 ribu ton dan 1,73 ribu ton. Data produksi kopi arabika di 5 kabupaten sentra Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.16 dan Lampiran 16.
Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
29
2017
OUTLOOK KOPI
Produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat antara tahun 2013-2017 mencapai rata-rata 15,11 ribu ton atau berkontribusi terbesar keempat atau berkontribusi 9,40% terhadap total produksi kopi arabika di Indonesia. Sentra produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 mencapai 15,13 ribu ton dengan produksi kopi terbesar di Kabupaten Solok Selatan sebesar 4,37 ribu ton kopi berasan atau berkontribusi hingga 28,90% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat. Berikutnya adalah Kabupaten Pasaman dengan produksi sebesar 2,32 ribu ton atau share sebesar 15,33. Tiga kabupaten sentra lainnya adalah Pesisir Selatan, Solok dan Kabupaten Lima Puluh Koto dengan produksi sebesar 1,93 ribu ton ; 1,75 ribu ton dan 1,37 ribu ton atau share sebesar 12,79% ; 11,58%, dan 9,03%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.17 dan Lampiran 17.
Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2015
30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Produksi kopi arabika perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Barat menduduki urutan kelima terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi 9,37 ribu ton antara tahun 2013 hingga tahun 2017.
Tahun
2015, produksi kopi arabika perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Barat sebesar 9,34 ribu ton yang tersebar sangat signifikan di 2 kabupaten dengan total share 87,72% atau produksi mencapai 8,19 ribu ton. Kabupaten Bandung dengan produksi mencapai 6,87 ribu ton atau berkontribusi hingga 73,58% terhadap total produksi kopi arabika di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut dengan produksi sebesar 1,32 ribu ton atau share sebesar 14,14%.
Sedangkan kabupaten lainnya hanya
berkontribusi 12,28% terhadap gtotal produksi kopi arabika di Provinsi Jawa Barat. Seperti tersaji pada Gambar 3.18 dan Lampiran 18.
Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Barat,Tahun 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
31
2017
OUTLOOK KOPI
3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA Perkembangan harga kopi robusta di tingkat produsen beberapa pasar dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2008-2016 secara umum menunjukkan trend meningkat rata-rata 4,80% per tahun yaitu harga produsen kopi robusta pada tahun 2008 mencapai Rp. 13.722,- per kilogram dan tahun 2016 berdasarkan angka sementara sebesar Rp. 19.813 per kilogram. Peningkatan harga kopi cukup signifikan pada tahun 2011 dan 2014 yaitu sebesar 10,23% dan 10,24%. Perkembangan harga kopi juga cenderung meningkat cukup signifikan pada kondisi 5 tahun terakhir yaitu rata-rata meningkat 4,91% per tahun atau mencapai harga rata-rata Rp. 17.750 per kilogram.
Denikian halnya perkembangan harga kopi di tingkat produsen
kondisi dua tahun terakhir yang cenderung terus meningkat sebesar 9,28% atau harga sebesar Rp. 19.135,- menjadi Rp. 19.813,- di tahun 2016 atau meningkat 3,55%.
Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.19 dan
Lampiran 19.
Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016
32
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, permintaan kopi untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Periode tahun 2002-2016, konsumsi kopi per kapita cenderung mengalami penurunan 1,66 per tahun. Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita per tahun sebesar 1,29 kg/kapita/tahun dan mengalami penurunan hingga 32,93% pada tahun 2016 atau menjadi konsumsi 0,871 kg/kapita/tahun pada tahun 2016. Selama periode tersebut, penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 33,51%, dari 1,35 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,89 kg/kapita/tahun di tahun 2015. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.20. dan Lampiran 20.
Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002–2016 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980– 2016 berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat rata-rata sebesar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
33
2017
OUTLOOK KOPI
3,80% per tahun yaitu ekspor kopi Indonesia tahun 1980 sebesar 238,68 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 656 juta dan tahun 2016 volume ekspor kopi menjadi 414,65 ribu ton atau senilai US$ 1.008,55 juta. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi kondisi 5 tahun (2012 hingga 2016) secara volume mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sebesar 1,04% per tahun dengan nilai ekspor yang mengalami penurunan
sebesar 4,52% per tahun atau nilai ekspor sebesar $US
1.133,84 juta. Penurunan volume ekspor kopi Indonesia paling tinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 27,94% atau mencapai 384,82 ribu ton, sehingga mengakibatkan nilai ekspor kopi Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 11,47% atau mencapai nilai ekspor $US 1 .039,34 juta. Penurunan ekspor kopi pada tahun tersebut diduga dipicu oleh penurunan produksi kopi pada tahun yang sama yaitu secara total sebesar 5,40% terutama pada penurunan produksi kopi di perkebunan rakyat yang mengalami penurunan hingga 5,03% atau produksi mencapai 612,88 ribu ton kopi berasan. Data terinci tersaji pada Gambar 3.12 dan Lampiran 21.
Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980–2016 34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Keragaan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2016 tersaji pada Gambar 3.22. Dari gambar tersebut terlihat bahwa impor kopi Indonesia berfluktuasi cukup tajam dengan kecenderungan meningkat setelah tahun 1991 dan meningkat sangat signifikan pada tahun 2006 dan 2007. Pada periode 1980-2016, impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 160,76% per tahun atau rata-rata sebesar 8,44 ribu ton yaitu sebesar 46 ton pada tahun 1980 menjadi sebesar 25,17 ribu ton di tahun 2016.
Secara absolut, volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi
tahun 2012 mencapai 52,65 ribu ton atau senilai US$ 117,18 juta. Data secara rinci tersaji pada Lampiran 21.
Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980–2016 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Berdasarkan keragaan data ekspor dan impor kopi Indonesia tahun
1980-2016
meskipun
secara
absolut
berfluktuasi
dengan
kecenderungan volume ekspor lebih tinggi dibanding volume impor dan menjadikan nilai ekpor kopi Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
35
2017
OUTLOOK KOPI
impornya. Kondisi perdagangan kopi yang cenderung mengalami surplus ini menjadikan kopi di Indonesia bisa sebagai penyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Indonesia
dari tahun 1980-2016
mengalami peningkatan rata-rata 7,16% per tahun. Surplus perdagangan kopi Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar US$ 1.166,2 juta atau meningkat 14,66% terhadap neraca perdagangan tahun sebelumnya, sedangkan surplus perdagangan kopi terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar US$ 183,41 juta atau mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 41,78% terhadap perdagangan kopi tahun 2000, data secara rinci disajikan pada Lampiran 21. Necara perdagangan kopi 5 tahun terakhir masih mengalami nilai rata-rata surplus $US 1.077,29 juta dengan nilai rata-rata ekspor sebesar $US 1.133,84 juta dan rata-rata nilai impor hanya $US 56,55 juta (Gambar 3.23).
Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 2012-2016
36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar dan olahan tahun 2016 mencapai 414,65 ribu ton. Dari total ekspor tersebut jika dilihat negara tujuan tersebar di 10 negara tujuan ekspor dengan total pangsa pasar hingga 74,51% atau volume ekspor sebesar 308,95 ribu ton kopi segar dan kopi olahan. Pasar ekspor kopi Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat (USA) yang mencapai total ekspot 67,32 ribu ton atau mencapai share 16,24% dengan total nilai ekspor mencapai US$ 269,94 juta. Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi cukup signifikan adalah Jerman dengan pangsa pasar mencapai 10,28% atau sebesar 47,63 ribu ton atau mencapai total nilai ekspor US$ 90,19 juta. Lima negara pasar kopi Indonesia dengan share diatas 5% adalah Malaysia, Italia, Jepang, Fed. Rusia dan Mesir yaitu dengan kisaran share sebesar 5,10% hingga 9,74%. Sedangkan Inggris, Belgia dan Indonesia dengan pangsa share perdagangan kopi Indonesia masing-masing sebesar 4,43%; 2,93% dan 2,79%. Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.24 dan Lampiran 22.
Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
37
2017
OUTLOOK KOPI
3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 Kopi impor di Indonesia tahun 2016 mencapai 25,17 ribu ton dalam bentuk segar dan olahan sangat dominan berasal dari Vietnam dengan pangsa pasar kopi impor sebesar 75,77% atau volume impor mencapai 19,07 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 31,03 juta. Dua negara lain yang berkontribusi di atas 5% adalah Brazil sebesar 13,36% atau volume impor sebesar 3,36 ribu ton dan Timor Timur sebesar 5,77% atau volume impor sebesar 1,45 ribu ton. Total share dari 3 negara asal kopi impor tersebut mencapai 94,89% pangsa pasar impor kopi di Indonesia. Data volume impor kopi Indonesia berdasarkan negara asal tersaji secara rinci pada Gambar 3.25 dan Lampiran 23.
Gambar 3.25. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016
38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN USAHA KOPI INDONESIA TAHUN 2014
Hasil survei rumah tangga usaha perkebunan untuk komoditas kopi pada Tahun 2014 menunjukkan bahwa nilai produksi per 100 pohon kopi sebesar Rp. 689.560 dengan rata-rata pengeluaran Rp. 474.990, dengan kata lain persentase pengeluaran terhadap produksi sebesar 68,90%. Pengeluaran untuk usaha kopi terdiri dari pengeluaran untuk bibit, tanaman
pelindung,
pupuk,
stimulan,
pestisida,
pekerja,
dan
pengeluaran lain. Pengeluaran untuk pekerja merupakan biaya terbesar dalam mengusahakan tanaman kopi dibandingkan biaya lain, yaitu sebesar 45,76% atau Rp. 217.340 dari total pengeluaran sebesar Rp. 474.000. Komponen pembiayaan terbesar kedua adalah perkiraan sewa lahan bebas sewa/milik sendiri yang mencapai 27,43% dari total biaya produksi atau sebesar Rp. 130.300.
Data secara rinci tersaji pada
Gambar 3.26, Gambar 3.27 dan Lampiran 24.
Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
39
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014
40
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negaranegara ASEAN Berdasarkan data FAO tahun 1980 hingga 2014, secara umum perkembangan luas tanaman menghasilkan (harvested area) kopi di antara negara-negara anggota ASEAN yang meliputi penjumlahan dari 8 negara anggota yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam, cenderung meningkat rata-rata 3,65% per tahun yaitu luas tanaman kopi yang menghasilkan pada tahun 1980 sebesar 649,47 ribu hektar menjadi sebesar 2,06 juta hektar atau ratarata luas tanaman kopi menghasilkan sebesar 1,46 juta hektar. Sementara kondisi lima tahun terakhir luas tanaman menghasilkan komoditas
kopi
cenderung
mengalami
perlambatan
yaitu
hanya
meningkat rata-rata 0,08% per tahun atau mencapai luas rata-rata 2,06 juta hektar. Peningkatan laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan antara tahun 2010 hingga tahun 2014 hanya terjadi pada tahun 2011 dan 2014 yaitu sebesar 2,63% dan 0,79%, seperti tersaji pada Lampiran 25a. Berdasarkan data FAO untuk data rata-rata luas tanaman menghasilkan kopi tahun 2010-2014 di negara ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar di kawasan ASEAN dengan rata-rata luas sebesar 1,25 juta hektar atau berkontribusi sebesar 60,97% dari rata-rata total luas tanaman menghasilkan kopi di ASEAN yang mencapai luas rata-rata 2,06 juta hektar. Vietnam yang menjadi salah satu sentra penghasil kopi dunia menduduki posisi kedua dengan luas rata-rata 559,76 ribu hektar atau berkontribusi sebesar 27,23%. Negara-negara ASEAN lainnya yaitu Philipina, Laos, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Kamboja, masingmasing berkontribusi terhadap luas areal kopi di ASEAN sebesar 5,79%; Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
41
2017
OUTLOOK KOPI
2,82%; 2,41%; 0,55%; 0,21%; dan 0,02%. Secara rinci tersaji pada Gambar 4.2 dan Lampiran 26.
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014
Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 42
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan produksi kopi dalam wujud produksi biji kopi mentah di kawasan ASEAN pada periode tahun 1980–2014 menunjukkan pola
yang
hampir
sama
dengan
perkembangan
luas
tanaman
menghasilkan yaitu produksi kopi ASEAN meningkat rata-rata 5,22% per tahun atau pada tahun 1980 produksi kopi sebesar 453,50 ribu ton menjadi sebesar 2,30 juta ton pada tahun 2014 atau rata-rata produksi mencapai 1,24 juta ton. Sementara kondisi lima tahun terakhir produksi kopi di wilayah ASEAN masih mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 4,25% per tahun atau produksi kopi rata-rata mencapai 2,17 juta ton. Peningkatan produksi kopi terjadi setiap tahun pada kondisi 5 tahun terakhir yaitu dengan kisaran 2,05% hingga yang terbesar pada tahun 2010 sebesar 5,90%.
Data secara terinci tersaji pada
Gambar 4.3 dan Lampiran 25b.
Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 Dengan total produksi kopi ASEAN rata-rata sebesar 2,17 juta ton antara tahun 2010 hingga 2014, Vietnam menempati urutan pertama sebagai negara dengan produsen kopi terbesar di kawasan ASEAN yaitu Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
43
2017
OUTLOOK KOPI
rata-rata produksi sebesar 1,28 juta ton atau berkontribusi sebesar 58,82% terhadap total produksi kopi di kawasan ASEAN. Indonesia dengan rata-rata produksi sebesar 666,71 ribu ton hanya mampu berkontribusi sebesar 30,78%. Negara penghasil kopi di wilayah ASEAN lainnya adalah Philipina, Laos, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Kamboja yang berkontribusi masing-masing sebesar 3,93%; 3,61%; 1,92%; 0,59%; 0,37% dan 0,02% terhadap total produksi kopi ASEAN atau produksi rata-rata mencapai 85,17 ribu ton, 78,25 ribu ton, 41,64 ribu ton, 12,84 ribu ton, 7,92 ribu ton dan terendah produksi kopi di Kamboja sebesar 355 ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.4 dan Lampiran 27.
Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan produktivitas kopi di kawasan ASEAN periode tahun 1980-2014
secara
umum
berfluktuasi
setiap
tahunnya
dengan
kecenderungan meningkat rata-rata 1,71% per tahun atau produktivitas 44
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
kopi di tahun 1980 sebesar 698 kilogram per hektar menjadi sebesar 1,11 ribu kilogram per hektar pada tahun 2014. Kondisi lima tahun terakhir hasil per hektar kopi Indonesia meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 4,17% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 1,05 ribu kilogram per hektar. Laju pertumbuhan produktivitas tersebut menjadi pendorong meningkatnya produksi kopi di wilayah ASEAN yang meningkat
rata-rata
5,22%
per
tahun
meskipun
secara
luasan
peningkatan pertumbuhan kopi di wilayah ASEAN justru mengalami pertumbuhan yang melambat rata-rata 0,08% per tahun. Secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.5 dan Lampiran 25a.
Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 Produktivitas tanaman kopi di kawasan ASEAN antara tahun 20102014 tertinggi di Malaysia dengan produktivitas mencapai 2,92 ribu kg/ha, berikutnya Vietnam dengan rata-rata produktivitas sebesar 2,28 ribu kg/ha. Tempat ketiga diduduki Laos dengan rata-rata produktivitas kopi mencapai 1,35 ribu kg/ha. Sementara Indonesia menjadi negara
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
45
2017
OUTLOOK KOPI
dengan produktivitas terendah diantara 8 negara produsen kopi di wilayah ASEAN dengan produktivitas rata-rata hanya 532 kilogram per hektar. Data seperti tersaji pada Gambar 4.6 dan Lampiran 28.
Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada periode tahun 1980–2014 berfluktuasi setiap tahunnya dengan trend peningkatan yang tidak signifikan yaitu rata-rata 0,23% per tahun atau luas tanaman menghasilkan kopi dunia tahun 1980 sebesar 10,07 juta hektar dan sebesar 10,49 juta hektar di tahun 2014.
Sementara
perkembangan luas tanaman menghasilkab kopi dunia periode lima tahun terakhir juga cenderung mengalami pertumbuhan melambat ratarata sebesar 0,05% per tahun atau rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 10,39 juta hektar. Perlambatan pertumbuhan luas tanaman mengasilkan kopi dunia kondisi lima tahun terakhir terjadi pada tahun
46
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
2011 dan 2014 yaitu sebesar 5,49% dan 1,09%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.7 dan Lampiran 29.
Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 1980–2014 Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO periode 2010-2014 mencapai yang luas rata-rata 10,39 juta hektar. Dari jumlah tersebut 20,24% disuport oleh Brazil dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 2,10 juta hektar. Posisi kedua adalah Indonesia dengan luas tanaman menghasilkan rata-rata mencapai 1,25 juta hektar atau share sebesar 12,07 %. Berikutnya adalah Kolombia, Meksiko dan Pantai Gading/Côte d'Ivoire dengan luas rata-rata sebesar 753,56 ribu hektar, 704,87 ribu hektar dan 608,75 ribu hektar atau share sebesar 7,25% ; 6,79% dan 5,86%. Sementara Vietnam, dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 559,76 ribu hektar berada pada posisi keenam terbesar dunia. Secara kumulatif, kontribusi keenam negara share terbesar luas tanaman mengasilkan kopi dunia tersebut mencakup 57,61% dari total luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.8 dan Lampiran 30. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
47
2017
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 2010-2014 4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi mentah) periode tahun 1980 hingga 2014 berdasarkan data FAO, berfluktuasi dengan trend terus mengalami peningkatan rata-rata 2,22% per tahun yaitu pada tahun 1980, produksi kopi di dunia mencapai 4,84 juta ton dan meningkat di tahun 2014 menjadi 8,79 juta ton. Sementara produksi kopi dunia kondisi lima tahun terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu rata-rata sebesar 2,50% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 8,68 juta ton.
Peningkatan produksi lima tahun
terakhir
peningkatan
lebih
diakibatkan
oleh
produktivitas
yang
meningkat rata-rata 2,50% per tahun sedangkan pertumbuhan luas tanaman menghasilkan kopi dunia cenderung melambat yaitu rata-rata sebesar 0,05% per tahun. Sementara produksi kopi dunia menurut data dari USDA, produksi kopi dunia periode 1980 hingga 2016 mencapai produksi rata-rata 6,84 juta ton atau meningkat rata-rata 2,18% per tahun yaitu produksi tahun 1980 sebesar 5,17 juta ton tahun 2016 meningkat menjadi 9,55 juta ton. 48
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Produksi kopi kondisi lima tahun terakhir masih mengalami peningkatan rata-rata 2,00% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 9,41 juta ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.9 dan Lampiran 25.b.
Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980–2014 Menurut FAO periode 2010 hingga 2014, produksi kopi dunia 33,22% berasal dari produksi kopi Brazil dengan rata-rata produksi mencapai 2,88 juta ton. Kopi dunia sebanyak 14,70% berasal dari Vietnam atau produksi rata-rata hingga 1,28 juta ton. Dengan produksi kopi rata-rata 666,71 ribu ton per tahun, Indonesia berada di posisi ketiga terbesar produsen kopi dunia dengan kontribusi 7,68% terhadap total produksi kopi dunia. Total kontribusi tiga negara produsen kopi dunia tersebut mencakup lebih dari setengah produksi kopi dunia atau brkontribusi hingga 55,60% produksi kopi dunia atau mencapai produksi 4,82 juta ton. Sementara 44,40% share produksi kopi dunia tersebar di 7 negara dengan kisaran share terendah di Meksiko sebesar 2,71% atau produksi kopi rata-rata 234,94 ribu ton, hingga yang terbesar di Kolombia dengan share 6,56% terhadap total produksi kopi dunia atau Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
49
2017
OUTLOOK KOPI
produksi kopi rata-rata mencapai 569,50 ribu ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.10 dan Lampiran 31.
Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Tahun 2010-2014 4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia Berdasarkan data FAO, laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia periode 1980 hingga 2014 secara umum mengalami peningkatan rata-raa 1,99% per tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,99% atau produksi kopi per hektar rata-rata sebesar 651 kilogram atau produktivitas kopi tahun 1980 sebesar 481 kilogram per hektar, menjadi 838 kilogram per hektar di tahun 2014.
Perkembangan produktivitas
kopi periode lima tahun terakhir masih mengalami peningkatan lebih signifikan yaitu sebesar 2,50% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 836 kilogram per hektar.
dunia tercapai pada tahun 2012
yaitu sebesar 912 kg/ha. Sementara tahun 2014, produktivitas kopi dunia mencapai 838 kg/ha atau lebih rendah 1,40% dibandingkan tahun 2012, dimana pada tahun tersebut produktivitas kopi dunia mencapai
50
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
tertinggi. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.11 dan Lampiran 29.
Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 19802014 4.2.
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Berdasarkan data USDA, volume ekspor dan impor kopi dari negara-negara anggota ASEAN pada periode tahun 1980-2016 secara umum mengalami trend terus meningkat dengan kecenderungan volume ekspor lebih tinggi dari volume impornya, seperti tersaji pada Gambar 4.12. Pada periode tersebut, laju pertumbuhan volume ekspor kopi meningkat sangat signifikan yaitu rata-rata 7,20% per tahun atau volume ekspor rata-rata mencapai 1,10 juta ton atau volume ekspor kopi dunia tahun 1980 sebesar 261,60 ribu ton menjadi sebesar 2,40 juta ton di tahun 2016. Sementara perkembangan volume impor kopi ASEAN secara rata-rata mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding volume ekspornya yaitu sebesar 18,37% per tahun atau volume impor rata-rata 134,58 ribu ton. Sedangkan kondisi lima tahun terakhir, volume ekspor Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
51
2017
OUTLOOK KOPI
impor kopi meskipun masih meningkat secara rata-rata namun cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,74% per tahun dan 10,20% per tahun atau rata-rata ekspor sebesar 2,42 juta ton dan rata-rata impor sebesar 544,67 ribu ton. Tahun 2016 volume ekspor kopi ASEAN mengalami penurunan hingga 8,39% dari tahun sebelumnya atau mencapai 2,40 juta ton, sebaliknya volume impor kopi ASEAN justru meningkat 7,71% atau mencapai 648,48 ribu ton. Keragaan perdagangan kopi di wilayah ASEAN dimana volume ekspor cenderung lebih tinggi dari impor tersebut cukup beralasan mengingat dua negara sentra produksi kopi dunia adalah dua negara anggota ASEAN yaitu Vietnam dan Indonesia. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 32a.
Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2016 Keragaan data rata-rata volume ekspor kopi di kawasan ASEAN periode tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan USDA, sangat dominan di dua negara dengan kontribusi volume ekspor di atas 20% terhadap total volume ekspor kopi kawasan ASEAN. Kedua negara tersebut adalah
52
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Vietnam dan Indonesia dengan total kontribusi hingga 88,75% volume ekspor kopi ASEAN. Vietnam mengekspor kopi rata-rata per tahun mencapai 1,58 juta ton atau 65,25% terhadap volume ekspor kopi dari kawasan ASEAN. Pada periode yang sama, Indonesia mampu mengekspor kopi rata-rata 568,33 ribu ton per tahun atau berkontribusi sebesar 23,50% perdagangan kopi wilayah ASEAN. Sementara 3 negara lainnya hanya berkontribusi antara 0,91% hingga 6,60% yaitu di Laos, Thaliand dan Malaysia atau volume ekspor rata-rata 21,90 ribu ton, 90,42 ribu ton dan 159,72 ribu ton. Data secara lengkap tersaji pada Gambar 4.13 dan Lampiran 33.
Gambar 4.13. Negara Eksportir Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 20122016 Negara importir kopi terbesar di kawasan ASEAN periode tahun 2012-2016 berdasarkan data USDA mencapai rata-rata 882,41 ribu ton. Filipina menjadi importir kopi terbesar di wilayah ASEAN dengan volume rata-rata 282,78 ribu ton atau 51,19% dari total volume impor kopi di wilayah. Negara ASEAN importir kopi terbesar kedua adalah Malaysia dengan jumlah impor kopi rata-rata mencapai 87,90 ribu ton, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
53
2017
OUTLOOK KOPI
berkontribusi hingga 15,91% terhadap impor kopi ASEAN. Sementara Thailand rata-rata mengimpor 68,52 ribu atau berkontribusi sebesar 12,40% dari total impor kopi di kawasan ASEAN. Di sisi lain, Indonesia selain sebagai negara pengekspor kopi terbesar kedua di ASEAN, juga tercatat sebagai negara pengimpor kopi dengan rata-rata volume impor mencapai 61,16 ribu ton atau share sebesar 11,07%. Sedangkan Vietnam dan Singapore mengimpor kopi rata-rata 44,30 ribu ton dan 7,74 ribu ton atau share 8,02% dan 1,40%. Secara lengkap data tersaji pada Gambar 4.14 dan Lampiran 34.
Gambar 4.14. Negara Importir Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 20122016
4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Perkembangan
Nilai
perdagangan
kopi
di
wilayah
ASEAN
berdasarkan data FAO antara tahun 1980 hingga 2013 menunjukkan trend sejalan dengan keragaan volume ekspor dan impor kopi yaitu nilai ekspor kopi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya. Berdasarkan keragaan data tersebut, surplus perdagangan kopi wilayah 54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
ASEAN rata-rata sebesar 1,32 milyard US$ atau mengalami pertumbuhan rata-rata 9,71% per tahun. Surplus neraca perdagangan kopi tertinggi dari negara-negara anggota ASEAN terjadi pada tahun 2012 mencapai US$ 4,36 Milyar. Keragaan neraca perdagangan kondisi 5 tahun terakhir meskipun secara pertumbuhan cenderung melambat sebesar 5,63%, namun secara absolut mengalami peningkatan sebesar US$ 3,24 milyar. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.15 dan Lampiran 32b.
Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013
4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia Perkembangan volume ekspor kopi dunia tahun 1980-2016 berdasarkan data USDA terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, sebaliknya trend perkembangan volume impor kopi mengalami lonjakan cukup tajam setelah tahun 2000, meskipun kemudian mengalami peningkatan dengan trend melandai, seperti tersaji pada Gambar 4.16. Perkembangan laju pertumbuhan ekspor kopi secara umum meningkat rata-rata 2,33% per tahun atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 5,41 juta ton, sementara pertumbuhan volume Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
55
2017
OUTLOOK KOPI
impor cenderung meningkat sangat signifikan secara rata-rata mencapai 49,38% atau volume impor rata-rata mencapai 2,62 juta ton. Peningkatan volume impor kopi dunia tersebut sangat signifikan terjadi pada tahun 2002 sebesar 1,17 ribu persen terhadap tahun 2001 atau volume impor kopi mencapai 5,40 juta ton dari tahun sebelumnya hanya sebesar 425,64 ribu ton. Sementara perkembangan laju pertumbuhan volume ekspor impor kopi dunia kondisi lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan melambat yaitu sebesar 2,12% dan 2,65% atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 7,67 juta ton dan volume impor kopi sebesar 7,23 juta ton. Data secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 35a.
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 Negara eksportir kopi dunia antara tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan dara USDA tersaji pada Gambar 4.17.
Secara umum,
volume ekspor kopi dunia pada periode tersebut mencapai rata-rata 7,67 juta ton yang tersebar di 10 negara eksportir kopi terbesar dunia mencapai total volume ekspor hingga 6,32 juta ton atau share hingga 82,39% total ekspor kopi dunia. Brazil menjadi negara eksportir kopi 56
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
terbesar di dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 2,04 juta ton per tahun atau berkontribusi sebear 26,61%. Berikutnya dengan total ekspor rata-rata 1,58 juta ton atau menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 20,59% adalah Vietnam. Indonesia dengan rata-rata ekspor kopi 568,33 ribu ton atau menguasai pasar kopi dunia 7,41% berada diposisi keempat dibawah Kolombia yang menjadi negara ketiga terbesar eksportir kopi dunia yaitu menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 9,06% atau volume ekspor hingga 694,32 ribu ton. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 36.
Gambar 4.17. Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2011-2015 Keragaan negara importir kopi dunia berdasarkan data USDA antara tahun 2012 hingga 2016 pada Gambar 4.18. Total volume impor kopi dunia periode 2012 hingga 2016 mencapai 7,23 juta ton yang tersebar hingga 83,92% atau mencapai total volume impor hingga 6,06 juta ton. Impor kopi di Uni Eropa mencapai tertinggi di dunia yaitu rata-rata 2,73 juta ton atau mencapai share 37,78% dari total volume impor kopi dunia. Amerika Serikat adalah negara importir kopi terbesar kedua di dunia dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,48 juta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
57
2017
OUTLOOK KOPI
ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 20,57% dari total volume impor kopi dunia sebesar 7,67 juta ton. Negara di Asia dengan pangsa impor kopi terbesar di dunia adalah Jepang dengan ratarata volume impor kopi sebesar 491,04 ribu ton per tahun atau share 6,80% impor kopi dunia. Negara pengimpor kopi terbesar lainnya adalah Philipina, Kanada, Rusia, Swis, Korea Selatan, Algeria dan China dengan kisaran share impor 1,84% hingga 3,91%.
Sementara impor kopi di
Indonesia mencapai rata-rata 61,16 ribu ton atau berada diurutan ke 17 atau share sebesar kurang dari 1% atau sebesar 0,85% terhadap total impor kopi dunia. Secara lengkap data tersaji pada Lampiran 37.
Gambar 4.18. Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016
4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia Berbeda dengan keragaan nilai ekspor dan impor kopi dari negaranegara anggota ASEAN, nilai impor kopi dunia umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor kopi dunia. Berdasarkan data FAO periode 1980
hingga
2013,
nilai impor kopi
dunia mengalami
peningkatan 3,79% per tahun atau mencapai nilai impor rata-rata 12,18 58
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Milyar US$, sementara nilai ekspor kopi dunia mencapai rata-rata 11,23 milyar US$. Berdasarkan perbandingan data nilai eksor terhadap nilai impor kopi dunia tersebut dapat dikatakan bahwa perdagangan kopi dunia cendrung mengalami defisit setiap tahunnya yaitu rata-rata mencapai (minus) -9,56 juta US$. Demikian halnya keragaan nilai perdagangan kopi dunia kondisi 5 tahun terakhir yang mempunyai pola sama yaitu mengalami defisit rata-rata sebesar -8,28 juta US$ per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 35b.
Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2013
4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN Ketersediaan kopi wilayah ASEAN diperoleh dari produksi dikurangi ekspor dan ditambah impor. Berdasarkan data USDA, perkembangan ketersediaan kopi di wilayah ASEAN periode 1980 hingga 2016 tersaji pada Gambar 4.20. Secara umum pola ketersediaan kopi di wilayah Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
59
2017
OUTLOOK KOPI
ASEAN berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat cukup signifikan setelah tahun 2010. Peningkatan suplay kopi ASEAN setelah tahun 2010 sebagai akibat peningkatan baik produksi maupun impor sebesar 17,37% dan 39,96%.
Laju pertumbuhan ketersediaan kopi ASEAN mengalami
peningkatan rata-rata 8,93% atau ketersediaan kopi mencapai rata-rata 286,73 ribu ton antara tahun 1980 hingga 2016. Kondisi lima tahun terakhir, ketersediaan kopi di wilayah ASEAN mengalami peningkatan lebih tinggi yaitu rata-rata sebesar 9,30% atau rata-rata mencapai 703,13 ribu ton. Peningkatan ketersediaan kopi kondisi 5 tahun terakhir tersebut selain adanya peningkatan produksi juga didukung oleh peningkatan volume impor, selain volume ekspor kopi ASEAN juga cenderung mengalami peningkatan rata-rata 3,74% pertahun.
Data
secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 38.
Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 19802016 4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia Sama halnya dengan ketersediaan kopi di ASEAN, ketersediaan kopi di dunia selama periode tahun 1980-2016 cenderung stagnan hingga tahun 2001 dan kemudian mengalami peningkatan sangat drastis di 60
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
tahun berikutnya hingga 301,09% sebagai akibat peningkatan volume impor kopi yang mencapai 1,167 ribu persen, sementara pertumbuhan produksi dan ekspor kopi hanya meningkat 14,04% dan 7,82%.
Laju
pertumbuhan ketersediaan kopi dunia rata-rata sebesar 15,79% atau mencapai 4,05 juta ton, sementara ketersediaan kopi kondisi lima tahun terakhir
mengalami
peningkatan
pertumbuhan
yang
cenderung
melambat rata-rata 2,52% atau rata-rata ketersediaan kopi mencapai 8,97 juta ton per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.21 dan Lampiran 39.
Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 19802016
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
61
2017
62
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI 5.1.
PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2021 Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2018 – 2021 didekati dengan
pendekatan prediksi dua variabel pembentuk produksi yaitu luas areal yang dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan atau LTM kopi dan produksi kopi per satuan luas atau produktivitas kopi per hektar. Pada tahun 2018 produksi kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 5,92% atau mengalami peningkatan 37,76 ribu ton dari Angka prediksi Ditjen Perkebunan tahun 2017 yaitu diperkirakan akan mencapai 675,30 ribu ton biji kopi. Berdasarkan data produksi kopi tahun 1980-2017 mendapatkan model analisis yang selanjutnya digunakan sebagai proyeksi produksi kopi tahun 2018-2021. Hasil proyeksi produksi kopi tahun 2018 hingga 2021 dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021
Tahun
Luas Area (Ha)
Pertumb (%)
Produktivitas (Kg/Ha)
Pertumb (%)
691,65
Produksi (Ton)
Pertumb (%)
2016
924.319
639.303
2017 *)
905.967
(1,99)
703,71
1,74
637.539
(0,28)
2018 **)
930.890
2,75
725,44
3,09
675.302
5,92
2019 **)
951.604
2,23
743,33
2,47
707.359
4,75
2020 **)
969.162
1,85
758,11
1,99
734.728
3,87
2021 **)
984.354
1,57
770,33
1,61
758.282
3,21
2,29
718.918
4,44
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2018-2021
959.003
Keterangan :
*) Angka Proyeksi Ditjen Perkebunan **) Angka Proyeksi Pusdatin
2,10
749,30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
63
2017
OUTLOOK KOPI
Peningkatan produksi kopi tahun 2018 dipicu naiknya luas areal dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan maupun produktivitas, masingmasing sebesar 2,75% dan 3,09% atau luas panen kopi mencapai 930,89 ribu hektar dan produktivitas diperkirakan akan mencapai 725,44 ton per hektar. Produksi kopi Indonesia hingga tahun 2021 diperkirakan akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 4,44% per tahun. Jika dibandingkan dengan produksi kopi tahun 2017 (angka proyeksi Ditjen Perkebunan) yang mencapai 637,54 ribu ton, maka produksi kopi di tahun 2021 diperkirakan akan meningkat sebesar 18,94% atau menjadi 758,28 ribu ton yang disuport oleh peningkatan luas areal sebesar 8,65% dan peningkatan produktivitas sebesar 9,47% atau luas areal mencapai 984,35 ribu ton dan produktivitas kopi mencapai 770,33 kilogram per hektar. Hasil selengkapnya tersaji pada Tabel 5.1. 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2021 Proyeksi konsumsi kopi din Indonesia didekati melalui perhitungan sisaan antara suplay kopi dengan demand atau sisaan dari total ketersediaan kopi dengan total permintaan kopi. Variabel pendukung suplay kopi Indonesia selain produksi adalah volume impor, sementara permintaan kopi selain permintaan kopi di luar negeri dalam bentuk ekspor, termasuk permintaan kopi dalam negeri berupa konsumsi kopi domestik. Sehingga terlebih dahulu dilakukan prediksi menggunakan model peramalan yang paling sesuai untuk indikator penyusun suplay dan demand kopi tersebut. Berdasarkan model pendugaan yang disusun, didapatkan angka prediksi volume impor kopi Indonesia tahun 2018 hingga 2021 yang diperkirakan masih akan mengalami peningkatan rata-rata 5,68% per tahun atau volume impor kopi akan mencapai 31,26 ribu ton di tahun 2018 dan meningkat menjadi sebesar 36,81 ribu ton hingga tahun 2021. Sementara dari sisi permintaan komoditas kopi Indonesia di pasar Internasional atau volume ekspor kopi akan meningkat rata-rata 2,13% per tahun atau mencapai volume impor rata-rata 409,51 ribu ton kopi berasan.
64
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Tahun 2018 volume ekspor
OUTLOOK KOPI
2017
diperkirakan akan sedikit melemah yaitu hanya akan meningkat 0,34% namun tahun-tahun berikutnya akan meningkat antara 2,27% hingga 3,23%.
Hasil
secara lebih rinci tersaji pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Volume Ekspor dan Impor Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021
Tahun
Volume Ekspor Kopi (Ton)
2015
502.021
2016
414.651
(17,40)
25.172
102,00
2017 **)
390.886
(5,73)
29.514
17,25
2018 **)
392.202
0,34
31.264
5,93
2019 **)
404.883
3,23
33.064
5,76
2020 **)
415.755
2,69
34.912
5,59
2021 **)
425.206
2,27
36.810
5,44
409.512
2,13
34.013
5,68
Rata-rata
Pertumb (%)
Volume Impor Kopi (Ton)
Pertumb (%)
12.462
Keterangan : **) Angka Proyeksi Pusdatin Berdasarkan pendekatan perhitungan tersebut diatas didapatkan nilai konsumsi kopi Indonesia seperti tersaji pada Tabl 5.2a. Dari tabel tersebut terlihat bahwa konsumsi kopi Indonesia yang merupakan konsumsi rumah tangga tahun 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 10,54% terhadap konsumsi kopi tahun 2016 yaitu hanya mencapai 249,82 ribu ton, namun selanjutnya mengalami peningkatan sangat signifikan hingga tahun 2021 yaitu rata-rata 8,22% per tahun atau konsumsi domestik kopi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 369,89 ribu ton pada tahun 2021. Prediksi konsumsi tersebut diasumsikan sebagai konsumsi kopi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
65
2017
OUTLOOK KOPI
langsung baik di tingkat rumah tangga termasuk permintaan dari sektor industri, hotel dan pariwisata.
Tabel 5.2a. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021
Tahun
Konsumsi Kopi Nasional (Ton)
Pertumb (%)
2016
249.824
2017 **)
276.167
10,54
2018 **)
314.365
13,83
2019 **)
335.540
6,74
2020 **)
353.885
5,47
2021 **)
369.886
4,52
Rata-rata Pertumbuhan (%)
8,22
Keterangan : **) Angka Proyeksi Pusdatin
5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2021 Tabel 5.3. menyajikan hasil proyeksi suplay atau penawaran kopi di Indonesia yang berasal dari produksi dalam negeri dan impor serta permintaan kopi Indonesia konsumsi dalam negeri serta kondisi surplus atau defisit pasokan kopi Indonesia. Dari hasil proyeksi suplay yang merupakan prediksi produksi dan volume impor serta permintaan dalam bentuk konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2017-2021, diperkirakan Indonesia akan mengalami surplus kopi rata-rata sebesar 405,79 ribu ton per tahun atau surplus pada tahun 2017 diperkirakan akan mencapai 390,89 ribu ton dan hingga tahun 2021 Indonesia akan mengalami surplus hingga 425,21 ribu ton kopi berasan. 66
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021
Tahun
Suplay (Ton)
Konsumsi (Ton)
Surplus (Ton)
2017 *)
667.053
276.167
390.886
2018 **)
706.566
314.365
392.202
2019 **)
740.423
335.540
404.883
2020 **)
769.640
353.885
415.755
2021 **)
795.093
369.886
425.206
Rata-rata (%)
405.786
Keterangan: *) Angka Estimasi **) Angka Proyeksi Pusdatin 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2017-2021 Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan free trade agreement di antara negara-negara ASEAN, maka diperlukan gambaran mengenai ketersediaan suatu komoditas di masa akan datang. Proyeksi ketersediaan ini akan membantu pegiat ekspor komoditas bersangkutan di dalam negeri untuk ambil bagian dalam perdagangan domestik dan/atau global. Pada outlook ini disediakan proyeksi ketersediaan komoditas kopi di kawasan domestik (Asia Tenggara) dan dunia. Data yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data yang bersumber dari USDA dimana negara-negara Asia Tenggara yang dimaksud dalam outlook ini adalah negara-negara anggota ASEAN.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
67
2017
OUTLOOK KOPI
Untuk mengetahui proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN, dalam outlook ini digunakan analisis deret waktu dengan metode double exponential smooting analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi di negaranegara ASEAN dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2017-2021
Proyeksi Tahun
Ketersediaan ASEAN ( Ton)
Pertumb. (%)
2017
876.713
2018
937.155
6,89
2019
997.596
6,45
2020
1.058.037
6,06
2021
1.118.478
5,71
Rata-rata Pertumbuhan
6,28
Keterangan : Prediksi Pusdatin
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa ketersediaan kopi di antara negaranegara ASEAN pada tahun 2021 diperkirakan meningkat sebesar 27,58% dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 ketersediaan kopi total ASEAN mencapai 876,71 ribu ton dan meningkat menjadi 1,12 juta ton di tahun 2021. 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2017-2021 Tidak berbeda dengan proyeksi ketersediaan kopi ASEAN, dalam melakukan proyeksi ketersediaan kopi di dunia, penulis kembali menggunakan analisis deret waktu dengan metode double exponential smooting analysis.
68
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2017-2021 Proyeksi Tahun
Ketersediaan Dunia ( Ton)
Pertumb. (%)
2017
9.471.700
2018
9.667.723
2,07
2019
9.863.745
2,03
2020
10.059.768
1,99
2021
10.255.791
1,95
Rata-rata Pertumbuhan
2,01
Keterangan : Prediksi Pusdatin
Ketersediaan kopi dunia pada periode tahun 2017-2021 secara ratarata diprediksi akan meningkat sebesar 2,01% per tahun dimana ketersediaan kopi dunia tahun 2017 sebesar 9,47 juta ton dan tahun 2012 diperkirakan akan mencapai 10,26 juta ton kopi berasan atau mengalami peningkatan 8,28%. Data terinci tersaji pada Tabel 5.5.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
69
2017
70
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
BAB VI. KESIMPULAN 6.1.
KESIMPULAN Kopi Indonesia 94,53% didominasi oleh kopi yang diusahakan di
perkebunan rakyat dimana 81,87% merupakan kopi jenis robusta. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 73,67% yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa TImur, dan Jawa Tengah.
Adapun sentra produksi kopi
arabika Indonesia terdapat di 5 provinsi dengan total share mencapai 84,91% yaitu Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga kopi di pasar domestik di Indonesia tahun 2016 rata-rata adalah Rp.19.813 per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2016 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,87 kg/kapita. Konsumsi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,35 kg/kapita. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Di dunia, Indonesia
tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ketiga setelah Brazil, dan Vietnam. Sebagai eksoprtir kopi di dunia, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tahun 2021 akan meningkat sebesar 18,94% atau menjadi 758,28 ribu ton dibandingkan produksi kopi tahun 2017 yang hanya mencapai 637,54 ribu ton. Proyeksi produksi ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan permintaan kopi di tahun yang sama. Permintaan kopi Indonesia tahun 2021 diperkirakan mencapai 369,89 ribu ton sehingga diperkirakan akan terjadi surplus pasokan kopi sebesar 425,21 ribu ton.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
71
2017
72
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
DAFTAR PUSTAKA Wirawan B,. 2017. Kita Harus Bangga Dengan Kopi Negeri Sendiri. Majalan Pilar Pertanian. Edisi 13 Oktober 2017. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2009-2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2010-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2011-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2012-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2015-2017. Kementerian Pertanian. Jakarta. Ellis, Markman. 2011. The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United Kingdom. Food
and Agriculture Organization of United http://faostat.fao.org [terhubung berkala]
Nation
(FAO).
2017.
United States Department of Agriculture (USDA). 2016. http://fas.usda.gov Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra Indrawanto., S. Joni Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Rencana Stategis Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), Kementerian Pertanian, Jakarta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Komoditi Kopi. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
73
2017
74
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
75
2017
76
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 1.
2017
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2017 Luas Areal (Ha)
Tahun
PR
Pertumb. (%) -
2016 *)
663.601 749.829 759.182 766.134 837.488 874.340 888.862 908.584 969.789 984.234 1.014.125 1.063.289 1.076.474 1.090.050 1.080.532 1.109.499 1.103.615 1.105.114 1.068.064 1.059.245 1.192.322 1.258.628 1.318.020 1.240.222 1.251.326 1.202.392 1.255.104 1.243.429 1.236.842 1.217.506 1.162.810 1.184.967 1.187.669 1.194.081 1.230.495 1.183.244 1.180.556
2017 **)
1.179.769
-0,29
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
12,99 1,25 0,92 9,31 4,40 1,66 2,22 6,74 1,49 3,04 4,85 1,24 1,26 -0,87 2,68 -0,53 0,14 -3,35 -0,83 12,56 5,56 4,72 -5,90 0,90 -3,91 4,38 -0,93 -0,53 -1,56 -4,49 1,91 0,23 0,54 3,05 -0,91 -4,06
Pertumb.
PBN
(%)
20.925 23.016 23.635 24.426 22.440 23.499 23.593 24.280 25.484 21.800 25.834 25.891 26.092 26.325 26.593 25.616 24.169 32.232 39.139 39.316 40.645 26.954 26.954 26.597 26.597 26.641 26.644 23.721 22.442 22.794 22.681 22.572 22.565 22.556 22.369 22.366 22.509
9,99 2,69 3,35 -8,13 4,72 0,40 2,91 4,96 -14,46 18,50 0,22 0,78 0,89 1,02 -3,67 -5,65 33,36 21,43 0,45 3,38 -33,68 0,00 -1,32 0,00 0,17 0,01 -10,97 -5,39 1,57 -0,50 -0,48 -0,03 -0,04 -0,83 -0,84 0,63
PBS
22.938 24.001 20.211 24.427 34.283 33.290 22.744 28.776 30.674 30.516 29.889 30.674 31.332 31.192 33.260 32.396 31.295 32.682 46.166 28.716 27.720 27.801 27.210 25.091 26.020 26.239 26.983 28.761 35.826 25.935 24.873 26.159 25.056 25.076 24.462 24.391 25.447
22.525 0,71 25.493 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
Pertumb. (%) 4,63 -15,79 20,86 40,35 -2,90 -31,68 26,52 6,60 -0,52 -2,05 2,63 2,15 -0,45 6,63 -2,60 -3,40 4,43 41,26 -37,80 -3,47 0,29 -2,13 -7,79 3,70 0,84 2,84 6,59 24,56 -27,61 -4,09 5,17 -4,22 0,08 -2,45 -2,73 4,03 4,52
INDONESIA
Pertumb. (%)
707.464 796.846 803.028 814.987 894.211 931.129 935.199 961.640 1.025.947 1.036.550 1.069.848 1.119.854 1.133.898 1.147.567 1.140.385 1.167.511 1.159.079 1.170.028 1.153.369 1.127.277 1.260.687 1.313.383 1.372.184 1.291.910 1.303.943 1.255.272 1.308.731 1.295.911 1.295.110 1.266.235 1.210.364 1.233.698 1.235.290 1.241.713 1.230.495 1.230.001 1.228.512
-
1.227.787
-0,18
12,63 0,78 1,49 9,72 4,13 0,44 2,83 6,69 1,03 3,21 4,67 1,25 1,21 -0,63 2,38 -0,72 0,94 -1,42 -2,26 11,83 4,18 4,48 -5,85 0,93 -3,73 4,26 -0,98 -0,06 -2,23 -4,41 1,93 0,13 0,52 -0,90 -0,94 -0,16
1980-2017**)
1.092.644
1,62
25.771
0,71
28.515
1,54
1.145.664
1,55
1980-2015
1.102.167
1,83
25.957
0,71
28.689
1,38
1.140.951
1,64
1980-2007
1.054.440
2,44
26.968
1,16
29.346
2,21
1.110.755
2,35
2008-2017**)
1.195.794
-0,61
22.538
-0,52
26.272
-0,27
1.239.921
-0,63
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR
:
: Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2016 Angka Sementara
**)
: Tahun 2017 Angka Estimasi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
77
78
(0,01)
(0,23)
(0,09)
(1,92) 18.286,41
(0,52)
1.135.114
1.112.597
1.089.951
1.018.573
970.677
946.791
920.790
902.341
902.548
879.117
863.731
863.626
861.678
860.915
999.172
865.813
96,13
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2014
2015
2016*)
2017**)
2001-1997
2013-2017
Share (%)
Share (%)
1,76
15.353
15.337
15.194
15.197
15.384
15.404
15.400
15.509
15.622
15.270
16.549
19.972
19.969
19.925
21.876
21.761
20.808
20.880
21.552
22.448
22.443
22.483
22.425
23.266
23.355
21.699
21.393
21.705
21.106
21.106
2,11
(3,13) 21.955,06
0,10
0,94
(0,02)
(1,22)
(0,13)
0,03
(0,70)
(0,72)
2,31
(7,73)
(17,14)
0,02
0,22
(26,01)
-
-
22.930
PBS
81,96
100,00
85.589
85.163
75.935
PR
89.795
282.691
95,42
318.780
(1,92) 218.227
(0,07) 319.710
(0,09) 319.678
(0,02) 319.619
(1,77) 319.932
(2,59) 314.963
0,02
(1,94) 282.626
(2,65) 242.021
(2,42) 270.715
(4,65) 266.165
(6,46) 153.884
(1,94) 165.154
(1,94)
(8,78) 116.212
0,71
3,92
Pertumb (%)
Rata-rata
898.144
898.776
899.628
899.808
916.053
940.400
940.184
958.782
984.838
1.009.213
1.058.477
1.131.622
1.153.959
1.176.744
1.289.966
1.280.891
1.232.551
Robusta
(0,23) 1.039.413,88
0,53
4,58
(0,34)
(3,12)
(3,99)
0,02
(0,18)
0,26
(3,61)
(0,38)
7,63
1,43
(1,44)
2,84
-
(7,95)
Pertumb (%)
Luas Areal Kopi Robusta (Ha) Pertumb (%)
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
(1,75)
(2,60)
0,02
(2,00)
(2,75)
(2,46)
(4,70)
(6,55)
(2,04)
(1,98)
(8,60)
26.928
26.928
2004
0,74
1.241.932
4,24
1.232.857
2003
26.928
PBN
2002
Pertumb (%)
1.182.693
PR
2001
Tahun
0,38
12,29
0,01
0,02
(0,10)
1,58
11,42
0,02
16,78
(10,60)
1,71
72,96
(6,82)
83,92
(22,73)
35,78
0,50
12,15
Pertumb (%)
26
26
26
-
1.598,08
-
-
-
-
(0,03)
0,03
-
-
-
10,34
(2,58)
-
-
25.561,54
-
-
Pertumb (%)
2,05
3.598
4.699
3.616
3.686
3.583
3.583
3.524
3.717
3.716
2.390
3.510
12.560
2.457
5.284
4.846
4.315
6.149
6.104
6.846
PBS
91.764
91.293
177.110
101.313
285.897
293.582
293.514
330.536
330.374
330.687
18,04
100,00
0,66 329.551
18,01 228.709
(1,90) 330.498
2,87
-
1,67
(5,19) 325.659
0,03
55,48
(31,91) 251.583
(72,05) 281.397
411,19
(53,50) 162.841
9,04
12,31
(29,83) 127.199
0,74
(10,84)
82.807
0,37
11,77
(0,01)
0,05
(0,09)
1,54
10,93
0,02
16,67
(10,59)
(1,57)
75,57
(8,06)
74,81
(20,35)
38,62
0,52
10,25
Pertumb (%) Arabika Pertumb (%)
Luas Areal Kopi Arabika (Ha)
Share (%)
2,53
7.172
5.783
7.172
7.172
7.172
7.172
7.172
7.174
7.172
7.172
7.172
7.172
6.500
6.672
6.672
6.672
PBN
2017 OUTLOOK KOPI
Lampiran 2. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001– 2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 3.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Status Pengusahaan, Tahun 1980–2016
2017
Menurut
Produksi (Ton) Tahun
PR
276.295 290.401 262.247 287.183 291.291 288.404 329.605 367.835 362.311 376.579 384.464 399.088 408.808 410.048 421.682 429.569 435.757 396.155 469.671 493.940 514.896 541.476 654.281 644.657 618.227 615.556 653.261 652.336 669.942 653.918 657.909 616.429 661.827 645.346 612.877 602.428 602.160
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)
Pertumb. (%) 5,11 -9,69 9,51 1,43 -0,99 14,29 11,60 -1,50 3,94 2,09 3,80 2,44 0,30 2,84 1,87 1,44 -9,09 18,56 5,17 4,24 5,16 20,83 -1,47 -4,10 -0,43 6,13 -0,14 2,70 -2,39 0,61 -6,30 7,36 -2,49 -5,03 -6,65 -1,75
2017 **) 599.902 -0,42 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
PBN
13.212 16.189 13.297 10.147 14.775 12.635 17.664 13.043 16.072 13.466 15.566 16.755 16.890 17.266 17.468 16.824 13.184 21.050 25.759 26.208 29.754 18.111 18.128 17.007 17.025 17.034 17.017 13.642 17.332 14.387 14.065 9.099 13.577 13.945 14.293 19.703 19.838
Pertumb. (%)
PBS
38,80
5.466 8.309 5.707 8.318 9.423 10.359 9.553 7.791 12.712 11.003 12.737 12.462 11.232 11.554 11.041 11.408 10.265 11.213 19.021 11.539 9.924 9.647 9.610 9.591 12.134 7.775 11.880 10.498 10.742 14.385 14.947 13.118 15.759 16.591 16.687 17.281 17.306
19.922
1,11
22,53 -17,86 -23,69 45,61 -14,48 39,80 -26,16 23,22 -16,21 15,59 7,64 0,81 2,23 1,17 -3,69 -21,64 59,66 22,37 1,74 13,53 -39,13 0,09 -6,18 0,11 0,05 -0,10 -19,83 27,05 -16,99 -2,24 -35,31 49,21 2,71 2,50 41,29
Pertumb. (%)
INDONESIA
Pertumb. (%)
3,71
294.973 314.899 281.251 305.648 315.489 311.398 356.822 388.669 391.095 401.048 412.767 428.305 436.930 438.868 450.191 457.801 459.206 428.418 514.451 531.687 554.574 569.234 682.019 671.255 647.386 640.365 682.158 676.476 698.016 682.690 686.921 638.646 691.163 675.882 643.855 639.412 639.304
17.715
2,51
637.539
-0,29
52,01 -31,32 45,75 13,28 9,93 -7,78 -18,44 63,16 -13,44 15,76 -2,16 -9,87 2,87 -4,44 3,32 -10,02 9,24 69,63 -39,34 -14,00 -2,79 -0,38 -0,20 26,51 -35,92 52,80 -11,63 2,32 33,91 3,91 -12,24 20,13 5,28 0,58 4,16
6,76 -10,69 8,67 3,22 -1,30 14,59 8,93 0,62 2,54 2,92 3,76 2,01 0,44 2,58 1,69 0,31 -6,70 20,08 3,35 4,30 2,64 19,81 -1,58 -3,56 -1,08 6,53 -0,83 3,18 -2,20 0,62 -7,03 8,22 -2,21 -4,74 -5,40 -0,71
1980-2017**)
495.202
2,13
16.706
4,74
11.925
6,13
523.833
2,15
1980-2015
483.242
2,32
16.433
3,87
11.436
6,30
511.110
2,30
1980-2000
380.997
3,37
17.201
6,61
10.779
6,71
408.976
3,41
2001-2017**)
629.561
0,68
16.125
2,54
13.274
5,45
658.960
0,67
Share (%)
94,53
3,19
2,28
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR
:
100,00
: Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2016 Angka Sementara
**)
: Tahun 2017 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
79
80
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
629.962
606.386
569.104
560.979
565.234
532.010
529.794
512.211
517.397
472.022
485.689
486.421
450.051
442.038
441.095
438.823
515.205
95,60
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016*)
2017**)
Rata-rata
Share (%)
(0,85)
(0,52)
(0,21)
(1,78)
(7,48)
0,15
2,90
(8,77)
1,01
(3,32)
(0,42)
(5,88)
0,76
(1,43)
(6,15)
(3,74)
21,32
Share (%)
2,10
11.320
9.145
9.062
8.929
9.069
8.796
5.907
5.741
9.262
9.634
12.617
8.974
12.559
12.574
12.564
12.549
18.128
26.928
PBN
Wujud Produksi : Kopi Berasan
(3,82)
0,92
1,49
(1,54)
3,10
48,91
2,89
(38,02)
(3,86)
(23,64)
40,60
(28,55)
(0,12)
0,08
0,12
(30,78)
(32,68)
Pertumb (%)
2,30
12.401
15.807
15.457
15.526
14.552
14.340
12.394
12.045
13.621
13.116
8.509
8.101
9.592
6.557
10.492
8.964
8.813
22.930
PBS
1,91
2,26
(0,44)
6,69
1,48
15,70
2,90
(11,57)
3,85
54,14
5,04
(15,54)
46,29
(37,50)
17,05
1,71
(61,57)
Pertumb (%)
Produksi Kopi Robusta (Ton)
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
519.262
2002
PR
2001
Tahun
81,87
100,00
538.925
463.775
465.614
466.493
473.672
509.557
503.990
489.808
540.280
534.961
550.920
549.085
587.385
580.110
592.160
627.899
656.903
569.120
Robusta
88.027
54.576
49.123
38.271
24.319
22.214
PR
94,44
(1,13) 112.736
(0,39) 161.079
(0,19) 161.066
(1,52) 160.390
(7,04) 162.826
1,10 158.925
2,90 148.588
(9,34) 144.407
0,99 140.512
(2,90) 141.707
0,33 140.148
(6,52) 120.326
1,25
(2,03)
(5,69)
(4,42)
15,42
Pertumb (%)
14,69
0,01
0,42
(1,50)
2,45
6,96
2,90
2,77
(0,84)
1,11
16,47
36,69
61,29
11,10
28,36
57,37
9,48
Pertumb (%) -
-
9,80
0,01
0,02
106,24
1,46
49,03
2,89
(30,09)
1,05
0,81
1,01
4,71
(0,04)
-
0,04
Pertumb (%)
Share (%)
4,25
5.076
10.777
10.776
10.774
5.224
5.149
3.455
3.358
4.803
4.753
4.715
4.668
4.458
4.460
4.460
4.458
PBN
1,31
1.566
1.908
1.849
1.755
2.135
2.251
1.104
1.073
1.326
1.170
2.233
2.397
2.288
1.218
1.642
627
797
857
PBS
94.773
60.254
55.225
43.356
25.116
23.071
18,13
100,00
14,53 119.378
3,19 173.764
5,36 173.691
(17,80) 172.919
(5,15) 170.185
103,89 166.325
2,89 153.147
(19,08) 148.838
13,33 146.641
(47,60) 147.630
(6,84) 147.096
4,76 127.391
87,85
(25,82)
161,88
(21,33)
(7,00)
15,14
0,04
0,45
1,61
2,32
8,60
2,90
1,50
(0,67)
0,36
15,47
34,42
57,29
9,11
27,38
72,62
8,86
Pertumb (%) Arabika Pertumb (%)
Produksi Kopi Arabika (Ton)
2017 OUTLOOK KOPI
Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001– 2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 5.
2017
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2017 Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun
Pertumb.
PR
(%)
728 664 687 697 702 729 734 780 707 744 736 738 695 694 692
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)
-8,79 3,46 1,46 0,72 3,85 0,69 6,21 -9,31 5,21 -1,02 0,20 -5,79 -0,10
2017 **) -0,38 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
PBN
696 697 697 696 721 985 797 946 531 774 783 823 1.078 1.122 1.125
Pertumb. (%) 0,14 0,00 -0,14 3,59 36,62 -19,09 18,73 -43,86 45,62 1,16 5,18 37,77 36,35 4,32
PBS
589 702 449 655 502 515 706 763 652 671 828 838 867 837 849
Pertumb. (%) 19,19 -36,04 45,88 -23,36 2,59 37,09 8,07 -14,55 2,91 23,41 1,16 3,56 -3,51 1,38
INDONESIA
Pertumb. (%)
725 666 683 696 714 729 734 796 717 761 739 741 707 706 704
-8,14 2,55 1,90 2,59 2,10 0,69 8,43 -9,95 6,15 -2,84 0,32 -4,71 -0,09 -0,31
2003-2017**)
715,08
-0,26
831,41
9,03
694,84
4,84
721,14
-0,09
2013-2017**)
710,97
-1,42
986,21
16,96
843,73
5,20
719,36
-1,53
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR : Perkebunan Rakyat
:
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2016 Angka Sementara
**)
: Tahun 2017 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
81
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 6.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 TAHUN
No.
Provinsi 2013
2014
2015
2016
2017
Rata-rata
Share
Kumulatif
Produksi
(%)
Share (%)
(Ton) 1
Sumsel
139.754
135.287
110.351
110.386
110.481
121.252
18,99
18,99
2
Lampung
127.073
92.111
110.318
110.354
110.368
110.045
17,24
36,23
3
Sumut
57.604
58.175
59.411
60.177
60.307
59.135
9,26
45,49
4
Bengkulu
56.142
56.316
56.416
56.816
56.817
56.501
8,85
54,34
5
Aceh
48.282
49.823
47.444
47.378
46.828
47.951
7,51
61,85
6
Sumatera Barat
31.765
33.076
33.579
33.607
33.616
33.129
5,19
67,04
7
Prov. Lainnya
184.726
188.089
184.908
183.443
181.485
210.442
32,96
100,00
645.346 612.877 602.427 602.161 599.902
638.455
100,00
Indonesia Sumber
: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan
Lampiran 7.
No.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 Tahun
Provinsi 2013
2014
2015
2016
2017
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Sumsel
139.754
135.287
110.351
110.386
110.481
121.252
26,84
26,84
2
Lampung
127.057
91.917
110.122
110.311
110.325
109.946
24,34
51,17
3
Bengkulu
54.664
54.800
54.921
55.334
55.150
54.974
12,17
63,34
4
Jatim
26.677
27.427
28.553
28.650
28.400
27.941
6,18
69,53
5
Jawa Tengah
17.610
21.127
18.505
18.180
18.080
18.700
4,14
73,67
6
Prov. Lainnya
120.657
119.491
119.586
118.234
116.386
118.969
26,33
100,00
486.419 450.049 442.038 441.095 438.822
451.783
100,00
Indonesia Sumber
: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan
82
Rata-rata
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 8.
2017
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan, Tahun 2015
No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. OKU Selatan
33.491
30,35
30,35
2
Kab. Muara Enim
25.147
22,79
53,14
3
Kab. Lahat
21.175
19,19
72,33
4
Kab. OKU
15.992
14,49
86,82
5
Kab. Empat Lawang
5.251
4,76
91,58
Lainnya
9.295
8,42
100,00
110.351
100,00
Sumatera Selatan
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 9.
No.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung, Tahun 2015
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Lampung Barat
52.645
47,81
47,81
2
Kab. Tanggamus
29.641
26,92
74,72
3
Kab. Lampung Utara
10.367
9,41
84,14
4
Kab. Way Kanan
9.226
8,38
92,51
5
Kab. Pesisir Barat
4.474
4,06
96,58
Lainnya
3.769
3,42
100,00
110.122
100,00
Lampung
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
83
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu, Tahun 2015
No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Kepahiyang
18.300
33,32
33,32
2
Kab. Rejang Lebong
13.421
24,44
57,76
3
Kab. Kaur
5.603
10,20
67,96
4
Kab. Lebong
4.996
9,10
77,06
5
Kab. Seluma
4.908
8,94
85,99
Lainnya
7.693
14,01
100,00
54.921
100,00
Bengkulu
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, Tahun 2015
No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Malang
8.952
31,35
31,35
2
Kab. Banyuwangi
4.535
15,88
47,23
3
Kab. Bondowoso
2.854
10,00
57,23
4
Kab. Jember
2.845
9,96
67,19
5
Kab. Lumajang
1.890
6,62
73,81
Lainnya
7.477
26,19
100,00
28.553
100,00
Jawa Timur
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
84
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Tengah, Tahun 2015
No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Temanggung
7.536
40,72
40,72
2
Kab. Semarang
1.424
7,70
48,42
3
Kab. Kendal
1.351
7,30
55,72
4
Kab. Jepara
1.273
6,88
62,60
5
Kab. Pati
1.227
6,63
69,23
Lainnya
5.694
30,77
100,00
18.505
100,00
Sumatera Barat
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 13. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 Tahun No.
Provinsi 2013
2014
2015
2016
2017
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Sumut
49.052
49.143
49.565
50.313
50.416
49.698
30,90
30,90
2
Aceh
42.079
44.423
41.847
41.814
41.309
42.294
26,29
57,19
3
Sulawesi Selatan
19.333
19.534
20.352
20.583
20.712
20.103
12,50
69,69
4
Sumatera Barat
15.068
15.111
15.127
15.155
15.109
15.114
9,40
79,08
5
Jawa Barat
9.385
9.300
9.340
9.425
9.420
9.374
5,83
84,91
6
Prov. Lainnya
24.008
25.314
24.159
23.776
24.114
24.274
15,09
100,00
158.925 162.825 160.390 161.066 161.080
160.857
100,00
Indonesia
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
85
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara, Tahun 2015
No
Kab/Kota
1
Kab. Tapanuli Utara
2
Produksi
Share
(ton)
(%)
Share Kumulatif (%)
10.186
20,55
20,55
Kab. Dairi
9.682
19,53
40,08
3
Kab. Simalungun
8.512
17,17
57,26
4
Kab. Karo
6.888
13,90
71,16
5
Kab. Hunbang Hasundutan
5.914
11,93
83,09
Lainnya
8.383
16,91
100,00
49.565
100,00
Sumatera Utara
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh, Tahun 2015
No
Kab/Kota
Produksi
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Aceh Tengah
29.239
69,87
69,87
2
Kab. Bener Meriah
11.526
27,54
97,41
3
Kab. Gayo Lues
1.082
2,59
100,00
41.847
100,00
Aceh
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
86
Share
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan, Tahun 2015
No
Kab/Kota
Produksi
Share
(ton)
(% )
Share Kumulatif (% )
1
Kab. Enrekang
7.924
38,93
38,93
2
Kab. Tana Toraja
2.842
13,96
52,90
3
Kab. Toraja Utara
2.110
10,37
63,27
4
Kab. Luwu
1.851
9,09
72,36
5
Kab. Gowa
1.731
8,51
80,87
Lainnya
3.894
19,13
100,00
20.352
100,00
Sulawesi Selatan
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat, Tahun 2015
No
Kab/Kota
Produksi (ton)
Share (%)
Share Kumulatif (%)
1
Kab. Solok Selatan
4.371
28,90
28,90
2
Kab. Pasaman
2.319
15,33
44,23
3
Kab. Pesisir Selatan
1.934
12,79
57,01
4
Kab. Solok
1.751
11,58
68,59
5
Kab. Lima Puluh Koto
1.366
9,03
77,62
Lainnya
3.386
22,38
100,00
15.127
100,00
Sumatera Barat
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
87
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Jawa Barat, Tahun 2015
No
Kab/Kota
Produksi (ton)
Share (%)
Share Kumulatif (%)
1
Kab. Bandung
6.872
73,58
73,58
2
Kab. Garut
1.321
14,14
87,72
12,28
100,00
1.147
Lainnya Nusa Tenggara Timur
9.340
100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016
Tahun
Harga Kopi
Pertumbuhan
(Rp/kg)
(% )
2008
13.722
-
2009
14.007
2,08
2010
14.217
1,50
2011
15.672
10,23
2012
16.406
4,68
2013
15.884
-3,18
2014
17.510
10,24
2015
19.135
9,28
2016 *)
19.813
3,55
Rata-rata Laju Pertumbuhan (% ) 2008-2016
16.263
4,80
2012-2016
17.750
4,91
Sumber : BPS
88
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 20022016 Konsumsi
Tahun
Pertumbuhan (%)
(ons/kapita/minggu)
(kg/kapita/tahun)
2002
0,249
1,298
2003
0,221
1,152
(11,24)
2004
0,233
1,215
5,43
2005
0,246
1,283
5,58
2006
0,220
1,147
(10,57)
2007
0,246
1,283
11,82
2008
0,238
1,241
(3,25)
2009
0,227
1,184
(4,62)
2010
0,247
1,288
8,81
2011
0,262
1,366
6,07
2012
0,204
1,064
(22,14)
2013
0,263
1,371
28,92
2014
0,258
1,347
(1,75)
2015
0,172
0,896
(33,51)
2016
0,167
0,871
(2,80)
Rata-rata
0,230
1,200
(1,66)
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
89
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 Ekspor Tahun
Impor
Neraca
Volume
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
Volume
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
(Ton)
(%)
(000 US$)
(%)
(Ton)
(%)
(000 US$)
(%)
(000 US$)
(%)
1980
238.677
8,39
656.005
6,80
46
-8,00
349
48,51
655.656
6,78
1981
210.595
-11,77
345.943
-47,27
71
54,35
492
40,97
345.451
-47,31
1982
226.985
7,78
341.701
-1,23
54
-23,94
301
-38,82
341.400
-1,17
1983
241.238
6,28
427.258
25,04
36
-33,33
227
-24,58
427.031
25,08
1984
294.471
22,07
265.261
-37,92
19
-47,22
151
-33,48
265.110
-37,92
1985
282.671
-4,01
556.203
109,68
41
115,79
83
-45,03
556.120
109,77
1986
298.124
5,47
818.387
47,14
75
82,93
259
212,05
818.128
47,11
1987
286.316
-3,96
535.566
-34,56
103
37,33
207
-20,08
535.359
-34,56
1988
298.998
4,43
550.237
2,74
42
-59,22
113
-45,41
550.124
2,76
1989
357.035
19,41
493.549
-10,30
39
-7,14
112
-0,88
493.437
-10,30
1990
421.833
18,15
377.154
-23,58
96
146,15
273
143,75
376.881
-23,62
1991
380.666
-9,76
372.431
-1,25
1.365
1.321,88
820
200,37
371.611
-1,40
1992
269.352
-29,24
236.774
-36,42
1.208
-11,50
1.081
31,83
235.693
-36,58
1993
349.916
29,91
344.208
45,37
1.663
37,67
915
-15,36
343.293
45,65
1994
289.288
-17,33
745.744
116,66
901
-45,82
1.238
35,30
744.506
116,87
1995
230.201
-20,42
606.369
-18,69
377
-58,16
1.299
4,93
605.070
-18,73
1996
366.602
59,25
595.268
-1,83
309
-18,04
573
-55,89
594.695
-1,71
1997
313.430
-14,50
511.284
-14,11
10.226
3.209,39
13.890
2.324,08
497.394
-16,36
1998
357.550
14,08
584.244
14,27
2.825
-72,37
3.962
-71,48
580.282
16,66
1999
352.967
-1,28
467.858
-19,92
2.917
3,26
3.303
-16,63
464.555
-19,94
2000
340.887
-3,42
326.256
-30,27
13.748
371,31
11.227
239,90
315.029
-32,19
2001
250.818
-26,42
188.493
-42,23
8.294
-39,67
5.085
-54,71
183.408
-41,78
2002
325.009
29,58
223.916
18,79
7.637
-7,92
4.413
-13,22
219.503
19,68
2003
323.520
-0,46
258.795
15,58
4.396
-42,44
5.892
33,51
252.903
15,22
2004
344.077
6,35
294.113
13,65
5.690
29,44
6.867
16,55
287.246
13,58
2005
445.829
29,57
503.836
71,31
3.195
-43,85
6.220
-9,42
497.616
73,24
2006
413.500
-7,25
586.877
16,48
6.404
100,44
11.406
83,38
575.471
15,65
2007
321.404
-22,27
636.319
8,42
49.994
680,67
78.314
586,60
558.005
-3,04
2008
468.749
45,84
991.458
55,81
7.582
-84,83
18.442
-76,45
973.016
74,37
2009
433.600
-7,50
814.300
-17,87
19.760
160,62
34.850
88,97
779.450
-19,89
2010
433.595
0,00
814.311
0,00
19.755
-0,03
34.852
0,01
779.459
0,00
2011
346.493
-20,09
1.036.671
27,31
18.108
-8,34
49.119
40,94
987.552
26,70
2012
448.591
29,47
1.249.520
20,53
52.645
190,73
117.175
138,55
1.132.345
14,66
2013
534.023
19,04
1.174.029
-6,04
15.800
-69,99
38.838
-66,85
1.135.191
0,25
2014
384.816
-27,94
1.039.341
-11,47
19.111
20,95
46.768
20,42
992.573
-12,56
2015
502.021
30,46
1.197.735
15,24
12.462
-34,79
31.492
-32,66
1.166.243
17,50
2016 *)
414.651
-17,40
1.008.549
-15,80
25.172
102,00
48.473
53,92
960.076
-17,68
1980-2016
345.905
3,80
599.350
7,03
8.437
160,76
15.651
100,64
583.700
7,16
2012-2016
456.820
1,04
1.133.835
-4,52
25.038
4,54
56.549
-6,29
1.077.286
0,43
Rata-rata
Sumber Kode HS
90
: Sampai dengan 2015 Direktorat Jenderal Perkebunan, tahun 2016 BPS, diolah Pusdatin : 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000;
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016
No.
Negara Tujuan
Volume Ekspor (Ton)
Nilai Ekspor (000 US$)
Share (%)
Komulatif Share (%)
1
USA
67.324
269.941
16,24
16,24
2
Jerman
42.628
90.189
10,28
26,52
3
Malaysia
40.387
71.432
9,74
36,26
4
Italia
35.820
66.404
8,64
44,90
5
Jepang
35.352
86.511
8,53
53,42
6
Fed. Rusia
24.212
45.120
5,84
59,26
7
Mesir
21.143
41.171
5,10
64,36
8
Inggris
18.356
40.554
4,43
68,79
9
Belgia
12.153
28.832
2,93
71,72
10
India
11.574
17.059
2,79
74,51
11
Negara Lainnya
105.702
251.337
25,49
100,00
Total Ekspor Indonesia
414.651
1.008.549
100,00
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016
No.
Negara Tujuan
Volume Impor (Ton)
Nilai Impor (000 US$)
19.072
31.028
75,77
75,77
Share (%)
Komulatif Share (%)
1
Viet Nam
2
Brazil
3.363
10.047
13,36
89,13
3
East Timor
1.452
1.047
5,77
94,89
4
Negara Lainnya
1.285
6.352
5,11
100,00
25.172
48.473
100,00
Total Impor Kopi Sumber : BPS diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
91
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 Rincian
Nilai (000 Rp)
Persentase Biaya
Persentase Biaya thd.
thd. Produksi
Jumlah Pengeluaran
(%)
(%)
Produksi
689,56
100,00
Jumlah Pengeluaran
474,99
56,90
100,00
7,17
1,04
1,51
4,53
0,66
0,95
1.
Bibit
2.
Tanaman Pelindung
3.
Pupuk
41,37
6,00
8,71
a. Urea
15,21
2,21
3,20
b. TSP/SP36
3,91
0,57
0,82
c. ZA
3,26
0,47
0,69
d. KCL
1,77
0,26
0,37
e. NPK
7,81
1,13
1,65
f. Pupuk Organik (Kandang/Kompos)
8,14
1,18
1,71
g. Lainnya
1,27
0,18
0,27
Stimulan
0,09
0,01
0,02
a. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Padat
0,02
-
-
b. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Cair
0,07
0,01
0,02
Pestisida
8,83
1,28
1,86
a. Pestisida Padat
0,10
0,01
0,02
b. Pestisida Cair
8,73
1,27
1,84
217,34
31,53
45,76
a. Pengolahan Lahan
9,76
1,42
2,06
b. Penanaman Pohon Pelindung
0,95
0,14
0,20
c. Penanaman Tanaman Perkebunan
3,24
0,47
0,68
d. Pemeliharaan (Pemangkasan, Penyiangan, dll)
54,10
7,85
11,39
e. Pemupukan
11,78
1,71
2,48
7,19
1,04
1,51
102,20
14,82
21,52
4.
5.
6.
Pekerja
f. Pengendalian Hama/OPT g. Pemanenan h. Pengeringan 7.
Pengeluaran Lain a. Sewa Lahan
28,12
4,08
5,92
195,66
28,38
41,19
5,91
0,66
1,24
b. Perkiraan Sewa Lahan Bebas Sewa/Milik Sendiri 130,30
18,90
27,43
c. Sewa Alat/Sarana Usaha
0,49
0,07
0,10
d. Perkiraan Sewa Alat/Sarana Usaha
6,09
0,88
1,28
e. Bunga Kredit
1,61
0,23
0,34
f. Pajak Tidak Langsung
3,42
0,50
0,72
g. Retribusi/Pungutan/Iuran (Pengairan, dll)
3,14
0,46
0,66
h. Penyusutan Barang Modal
6,65
0,96
1,40
i. Bahan Bakar Minyak
7,61
1,10
1,60
j.Biaya Transportasi
12,24
1,78
2,58
k. Jasa Pertanian
12,33
1,79
2,60
5,87
0,85
1,24
l. Lainnya (Wadah, dll)
Sumber: BPS
92
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran
Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
25a.
2017
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun 1980-2014
Luas Tanaman Menghasilkan (Ha)
649.472 700.972 711.766 739.343 745.045 836.982 881.161 890.394 966.165 994.416 1.046.676 1.081.220 1.130.167 1.145.485 1.148.177 1.211.503 1.247.836 1.265.352 1.331.453 1.448.898 2.028.824 2.079.442 2.161.208 2.160.450 2.080.780 2.038.862 2.080.915 2.058.628 2.065.449 2.038.044 2.026.327 2.079.647 2.048.668 2.060.217 2.064.845
Pertumb. (%)
Produktivitas (Kg/Ha)
Pertumb. (%) Produksi (Ton) Pertumb. (%)
698
453.504
7,93
707
1,23
495.502
9,26
1,54
694
(1,77)
494.227
(0,26)
3,87
669
(3,62)
494.805
0,12
0,77
636
(4,91)
474.130
(4,18)
12,34
602
(5,36)
504.090
6,32
5,28
653
8,37
575.123
14,09
1,05
674
3,23
599.938
4,31
8,51
651
(3,36)
629.111
4,86
2,92
675
3,67
671.294
6,71
5,26
684
1,32
715.866
6,64
3,30
664
(2,92)
717.868
0,28
4,53
691
4,01
780.447
8,72
1,36
690
(0,14)
789.949
1,22
0,24
744
7,83
853.767
8,08
5,52
752
1,16
911.289
6,74
3,00
774
2,94
966.184
6,02
1,40
858
10,78
1.085.392
12,34
5,22
867
1,12
1.154.913
6,41
8,82
891
2,76
1.291.478
11,82
40,03
794
(10,91)
1.611.102
24,75
2,49
805
1,43
1.674.845
3,96
3,93
748
(7,15)
1.616.158
(3,50)
(0,04)
782
4,51
1.688.421
4,47
(3,69)
861
10,16
1.791.435
6,10
(2,01)
837
(2,83)
1.705.675
(4,79)
904
8,04
1.880.753
10,26
1.040
15,05
2.140.545
13,81
2,06 (1,07) 0,33
954
(8,25)
1.970.457
(7,95)
(1,33)
963
0,95
1.962.739
(0,39)
(0,57)
989
2,64
2.003.056
2,05
2,63
1.020
3,18
2.121.163
5,90
(1,49)
1.068
4,72
2.188.138
3,16
(0,93)
1.084
6,29
2.233.565
5,30
0,79
1.111
4,03
2.294.296
4,85
Rata-rata 1980-2014
1.464.137
3,65
807
1,71
1.244.035
5,22
2010-2015
2.055.941
0,08
1.054
4,17
2.168.044
4,25
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
93
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan DUNIA, Tahun 1980-2016 DUNIA Tahun
ASEAN
Produksi
Pertumb.
Produksi
Pertumb.
(Ton)
(% )
(Ton)
(% )
1980
5.170.439
1981
5.881.379
13,75
400.500 437.700
9,29
1982
4.914.239
-16,44
388.320
-11,28
1983
5.328.059
8,42
421.320
8,50
1984
5.421.719
1,76
449.880
6,78
1985
5.744.999
5,96
474.720
5,52
1986
4.763.639
-17,08
483.660
1,88
1987
6.190.199
29,95
500.640
3,51
1988
5.649.899
-8,73
615.120
22,87
1989
5.817.479
2,97
611.940
-0,52
1990
6.010.859
3,32
637.200
4,13
1991
6.243.839
3,88
672.300
5,51
1992
5.577.539
-10,67
712.200
5,93
1993
5.544.359
-0,59
739.800
3,88
1994
5.822.519
5,02
745.800
0,81
1995
5.336.759
-8,34
733.080
-1,71
1996
6.227.159
16,68
980.580
33,76
1997
5.861.219
-5,88
980.280
-0,03
1998
6.537.179
11,53
993.000
1,30
1999
6.849.839
4,78
1.213.500
22,21
2000
7.033.019
2,67
1.521.420
25,37
2001
6.697.499
-4,77
1.300.380
-14,53
2002
7.637.518
14,04
1.254.720
-3,51
2003
6.676.919
-12,58
1.513.860
20,65
2004
7.316.759
9,58
1.555.140
2,73
2005
7.072.979
-3,33
1.709.700
9,94
2006
8.042.998
13,71
1.768.500
3,44
2007
7.463.279
-7,21
1.709.100
-3,36
2008
8.205.058
9,94
1.767.900
3,44
2009
7.786.438
-5,10
1.892.100
7,03
2010
8.484.538
8,97
1.908.000
0,84
2011
8.690.218
2,42
2.239.500
17,37
2012
9.481.078
9,10
2.502.899
11,76
2013
9.603.538
1,29
2.709.479
8,25
2014
9.220.438
-3,99
2.515.199
-7,17
2015
9.189.958
-0,33
2.689.799
6,94
2016
9.548.638
3,90
2.467.500
-8,26
Rata-rata 1980-2016
6.839.032
2,18
1.249.101
5,65
2012-2016
9.408.730
2,00
2.576.975
2,30
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
94
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) No
Negara
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
2014
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Cambodia
446
436
439
443
447
442
0,02
0,02
2
Indonesia
1.268.476
1.293.000
1.233.900
1.241.700
1.230.500
1.253.515
60,97
60,99
3
Lao PDR
50.595
54.775
56.875
57.345
70.330
57.984
2,82
63,81
4
Myanmar
5.098
5.141
4.277
3.764
3.722
4.400
0,21
64,03
5
Malaysia
10.895
11.110
11.600
11.600
11.600
11.361
0,55
64,58
6
Philippines
121.399
119.657
119.999
116.460
117.451
118.993
5,79
70,37
7
Thailand
57.518
51.663
48.978
47.524
41.754
49.487
2,41
72,77
8
Viet Nam
511.900
543.865
572.600
581.381
589.041
559.757
27,23
100,00
ASEAN
2.038.044
2.041.254
2.079.640
2.049.059
2.069.144
2.055.941
100,00
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016 No
Negara
Produksi (Ton) 2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Share (%)
Kumulatif Share (%)
1.590.000
1.789.980
1.644.000
1.735.800
1.602.000
1.672.356
64,90
64,90
Indonesia
714.000
714.000
628.200
726.000
636.000
683.640
26,53
91,42
Malaysia
84.000
90.000
126.000
132.000
126.000
111.600
4,33
95,76
4
Thailand
60.000
60.000
60.000
42.000
48.000
54.000
2,10
97,85
5
Laos
27.600
28.500
28.500
28.500
27.000
28.020
1,09
98,94
6
Philippines
100,00
1
Vietnam
2 3
ASEAN
27.300
27.000
28.500
25.500
28.500
27.360
1,06
2.502.899
2.709.479
2.515.199
2.689.799
2.467.500
2.576.975
100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
95
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun 2010-2014 No
Produktivitas (Kg/Ha)
Negara 2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
Cambodia
816
800
800
799
799
803
2
Indonesia
539
494
560
544
523
532
3
Lao PDR
915
950
1.535
1.605
1.615
1.350
4
Malaysia
3.093
2.930
2.438
3.916
2.199
2.917
5
Myanmar
676
694
690
698
724
697
6
Philippines
779
740
741
673
642
716
7
Thailand
851
821
847
789
909
842
8
Viet Nam
2.160
2.347
2.201
2.282
2.388
2.278
989
1.020
1.068
1.084
1.111
1.054
ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
96
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 29. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 Tahun
dan
Luas Tanaman
Pertumb.
Produktivitas
Pertumb.
Produksi
Pertumb.
Menghasilkan (Ha)
(%)
(Kg/Ha)
(%)
(Ton)
(%)
1980
10.070.964
1981
10.402.252
3,29
585
21,71
6.083.218
25,71
1982
9.818.634
-5,61
503
-13,95
4.940.877
-18,78
1983
10.142.877
3,30
550
9,36
5.582.080
12,98
1984
10.163.535
0,20
514
-6,65
5.221.504
-6,46
1985
10.350.551
1,84
563
9,54
5.824.530
11,55
1986
10.515.268
1,59
498
-11,48
5.237.224
-10,08
1987
10.741.073
2,15
595
19,35
6.385.156
21,92
1988
11.037.982
2,76
512
-13,96
5.645.491
-11,58
1989
11.131.913
0,85
531
3,75
5.908.041
4,65
1990
11.157.067
0,23
543
2,39
6.063.096
2,62
1991
10.841.841
-2,83
563
3,55
6.100.752
0,62
1992
10.353.807
-4,50
588
4,46
6.086.473
-0,23
1993
10.124.649
-2,21
549
-6,65
5.555.462
-8,72
1994
9.804.973
-3,16
584
6,47
5.727.842
3,10
1995
9.689.759
-1,18
571
-2,29
5.531.065
-3,44
1996
9.796.690
1,10
634
11,09
6.212.449
12,32
1997
9.827.469
0,31
610
-3,80
5.994.300
-3,51
1998
10.126.677
3,04
655
7,38
6.632.906
10,65
1999
10.303.574
1,75
659
0,63
6.790.915
2,38
2000
10.750.521
4,34
708
7,43
7.612.223
12,09
2001
10.666.513
-0,78
693
-2,10
7.394.373
-2,86
2002
10.441.895
-2,11
765
10,40
7.991.432
8,07
2003
10.334.641
-1,03
687
-10,26
7.097.658
-11,18
2004
10.911.621
5,58
726
5,69
7.920.253
11,59
2005
10.680.009
-2,12
698
-3,88
7.451.720
-5,92
2006
10.764.886
0,79
757
8,56
8.153.229
9,41
2007
10.773.109
0,08
756
-0,22
8.140.896
-0,15
2008
10.612.656
-1,49
801
5,99
8.501.091
4,42
2009
10.490.984
-1,15
743
-7,22
7.796.706
-8,29
481
4.839.219
2010
10.519.456
0,27
807
8,53
8.484.744
8,82
2011
9.941.673
-5,49
845
4,72
8.397.344
-1,03
2012
10.377.872
4,39
850
0,65
8.823.382
5,07
2013
10.601.185
2,15
839
-1,35
8.890.919
0,77
2014
10.485.408
-1,09
838
-0,05
8.790.005
-1,14
Rata-rata 1980-2016
10.421.542
0,16
651
1,99
6.794.531
2,22
2012-2016
10.385.119
0,05
836
2,50
8.677.279
2,50
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
97
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 30. Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2010-2014 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) No 1
Negara
3 4 5 6 7 8 9 10
Share (%)
2012
2013
2014
2.159.785 1.268.476 778.052 741.410 438.492 511.900 498.618 349.633 355.502 269.096
2.148.775 1.293.000 723.921 688.208 173.695 543.865 515.882 367.096 360.485 318.311
2.120.080 1.233.900 696.023 695.350 788.587 572.600 528.571 370.632 368.687 324.523
2.085.522 1.241.700 771.725 700.117 759.086 581.381 538.466 399.523 376.305 397.398
1.997.827 1.230.500 795.563 699.307 883.890 589.041 561.762 361.671 381.304 401.536
2.102.398 1.253.515 753.057 704.878 608.750 559.757 528.660 369.711 368.457 342.173
20,24
20,24
12,07
32,31
7,25
39,57
6,79
46,35
5,86
52,22
5,39
57,61
5,09
62,70
3,56
66,26
3,55
69,80
3,29
73,10
3.148.492
2.808.435
2.678.919
2.749.962
2.583.007
2.793.763
26,90
100,00
10.519.456
9.941.673
10.377.872
10.601.185
10.485.408
10.385.119
Lainnya Total
Kumulatif
(%)
2011
Brazil Indonesia Colombia Mexico Côte d'Ivoire Viet Nam Ethiopia Peru India Uganda
2
Rata-rata
Share
2010
100,00
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Lampiran 31. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No.
Negara
1
Brazil
2
Vietnam
3
Produksi (Ton) 2012
3.432.000
2014
2015
3.258.000
2.964.000
2016
Share (%)
Kumulatif Share (%)
3.295.200
35,02
35,02
1.789.980
1.644.000
1.735.800
1.602.000
1.672.356
17,77
52,80
Colombia
595.620
724.500
798.000
840.000
870.000
765.624
8,14
60,93
4
Indonesia
714.000
714.000
628.200
726.000
636.000
683.640
7,27
68,20
5
Ethiopia
390.000
380.700
388.500
390.600
391.200
388.200
4,13
72,33
6
India
318.180
304.500
326.400
348.000
310.200
321.456
3,42
75,74
7
Honduras
283.500
264.000
306.000
318.000
378.000
309.900
3,29
79,04
8
Peru
258.000
255.000
174.000
210.000
253.500
230.100
2,45
81,48
9
Uganda
216.000
231.000
213.000
219.000
252.000
226.200
2,40
83,89
10
Mexico
279.000
237.000
190.800
138.000
198.000
208.560
2,22
86,10
Lainnya
1.380.778
1.270.858
1.293.538
1.300.558
1.291.738
1.307.494
13,90
100,00
9.481.078
9.603.538
9.220.438
9.189.958
9.548.638
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
98
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
3.366.000
Rata-rata
1.590.000
Dunia
3.456.000
2013
9.408.730
100,00
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 32a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 Ekspor Tahun
Impor
Volume
Pertumb.
Volume
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
1980
261.600
8.820
1981
249.060
-4,79
12.420
40,82
1982
287.160
15,30
14.280
14,98
1983
301.140
4,87
13.080
-8,40
1984
365.700
21,44
9.360
-28,44
1985
373.560
2,15
7.140
-23,72
1986
374.460
0,24
7.560
5,88
1987
357.900
-4,42
7.920
4,76
1988
442.440
23,62
16.320
106,06
1989
510.300
15,34
8.100
-50,37
1990
530.760
4,01
7.620
-5,93
1991
473.940
-10,71
10.440
37,01
1992
510.360
7,68
9.300
-10,92
1993
558.180
9,37
9.000
-3,23
1994
542.580
-2,79
18.600
106,67
1995
550.680
1,49
27.960
50,32
1996
795.060
44,38
27.300
-2,36
1997
762.900
-4,04
37.680
38,02
1998
823.380
7,93
60.540
60,67
1999
1.139.760
38,42
49.320
-18,53
2000
1.374.900
20,63
59.520
20,68
2001
1.123.620
-18,28
69.180
16,23
2002
1.104.420
-1,71
60.120
-13,10
2003
1.304.580
18,12
51.360
-14,57
2004
1.380.540
5,82
75.900
47,78
2005
1.522.380
10,27
71.040
-6,40
2006
1.622.460
6,57
163.800
130,57
2007
1.441.800
-11,13
149.880
-8,50
2008
1.539.900
6,80
184.200
22,90
2009
1.840.800
19,54
302.100
64,01
2010
1.917.900
4,19
294.300
-2,58
2011
2.110.500
10,04
411.900
39,96
2012
2.350.680
11,38
512.340
24,38
2013
2.594.639
10,38
458.880
-10,43
2014
2.122.500
-18,20
501.600
9,31
2015
2.622.359
23,55
602.040
20,02
2016
2.402.400
-8,39
648.480
7,71
Rata-rata 1980-2016
1.096.954
7,20
134.578
18,37
2012-2016
2.418.516
3,74
544.668
10,20
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
99
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 32b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2013 Ekspor Tahun
Volume (Ton)
Impor
Pertumb. Nilai (%) (000 US$)
Pertumb. (%)
Volume (Ton)
Neraca
Pertumb. Nilai (%) (000 US$)
Pertumb. (%)
Nilai (000 US$)
Pertumb. (%)
1980
291.493
6,78
801.501
6,28
9.039
-46,36
25.167
-30,59
776.334
8,14
1981
287.361
-1,42
491.055
-38,73
23.820
163,52
41.803
66,10
449.252
-42,13
1982
325.181
13,16
516.301
5,14
36.856
54,73
67.079
60,46
449.222
-0,01
1983
331.212
1,85
617.763
19,65
45.417
23,23
94.724
41,21
523.039
16,43
1984
409.173
23,54
835.902
35,31
65.411
44,02
148.486
56,76
687.416
31,43
1985
406.224
-0,72
824.265
-1,39
50.115
-23,38
119.547
-19,49
704.718
2,52
1986
475.943
17,16
1.332.962
61,72
74.279
48,22
218.227
82,54
1.114.735
58,18
1987
419.722
-11,81
803.861
-39,69
47.327
-36,28
94.882
-56,52
708.979
-36,40
1988
468.757
11,68
874.164
8,75
33.331
-29,57
62.755
-33,86
811.409
14,45
1989
534.237
13,97
763.567
-12,65
25.131
-24,60
35.662
-43,17
727.905
-10,29
1990
654.861
22,58
606.090
-20,62
67.121
167,08
63.591
78,32
542.499
-25,47
1991
591.716
-9,64
565.384
-6,72
70.371
4,84
61.736
-2,92
503.648
-7,16
1992
536.434
-9,34
449.013
-20,58
94.320
34,03
72.496
17,43
376.517
-25,24
1993
622.556
16,05
587.992
30,95
90.883
-3,64
80.712
11,33
507.280
34,73
1994
699.074
12,29
1.479.867
151,68
107.485
18,27
201.191
149,27
1.278.676
152,07
1995
652.482
-6,66
1.663.878
12,43
57.928
-46,11
155.735
-22,59
1.508.143
17,95
1996
767.517
17,63
1.211.431
-27,19
40.252
-30,51
59.146
-62,02
1.152.285
-23,60
1997
835.508
8,86
1.169.773
-3,44
66.612
65,49
90.101
52,34
1.079.672
-6,30
1998
837.997
0,30
1.331.114
13,79
48.604
-27,03
77.987
-13,44
1.253.127
16,07
1999
898.050
7,17
1.132.076
-14,95
44.473
-8,50
59.602
-23,57
1.072.474
-14,42
2000
1.159.929
29,16
888.895
-21,48
59.693
34,22
51.730
-13,21
837.165
-21,94
2001
1.273.508
9,79
629.185
-29,22
57.509
-3,66
38.735
-25,12
590.450
-29,47
2002
1.074.321
-15,64
567.147
-9,86
71.889
25,00
45.059
16,33
522.088
-11,58
2003
1.099.630
2,36
782.655
38,00
36.201
-49,64
29.641
-34,22
753.014
44,23
2004
1.259.992
14,58
966.751
23,52
49.901
37,84
43.257
45,94
923.494
22,64
2005
1.375.273
9,15
1.281.863
32,59
74.826
49,95
90.650
109,56
1.191.213
28,99
2006
1.436.617
4,46
1.860.458
45,14
72.088
-3,66
113.429
25,13
1.747.029
46,66
2007
1.588.434
10,57
2.612.399
40,42
129.298
79,36
239.672
111,30
2.372.727
35,81
2008
1.551.625
-2,32
3.161.778
21,03
93.934
-27,35
218.170
-8,97
2.943.608
24,06
2009
1.699.860
9,55
2.581.046
-18,37
104.792
11,56
172.152
-21,09
2.408.894
-18,17
2010
1.674.465
-1,49
2.726.732
5,64
133.089
27,00
225.902
31,22
2.500.830
3,82
2011
1.636.968
-2,24
3.902.122
43,11
155.409
16,77
384.968
70,41
3.517.154
40,64
2012
2.179.803
33,16
4.862.510
24,61
207.179
33,31
497.999
29,36
4.364.511
24,09
2013
1.875.433
-13,96
3.809.251
-21,66
184.738
-10,83
414.165
-16,83
3.395.086
-22,21
Rata-rata 1980-2013 2009-2013
958.784 1.813.306
6,48 1.451.189
9,91
76.372
18,60
132.454
19,94
1.318.735
9,71
5,00 3.576.332
6,67
157.041
15,56
339.037
18,61
3.237.295
5,63
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
100
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 33. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 No.
Negara
1
Vietnam
2
Ekspor (Ton) 2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
1.478.580
1.697.340
1.291.800
1.770.000
1.653.000
1.578.144
Indonesia
619.500
622.800
523.200
593.760
482.400
568.332
3
Malaysia
129.000
126.600
166.500
178.500
198.000
159.720
4
Thailand
102.000
126.000
118.500
57.600
48.000
90.420
5
Laos
21.600
21.900
22.500
22.500
21.000
21.900
Total
2.350.680 2.594.639 2.122.500
2.622.359
2.402.400
2.418.516
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
65,25 23,50 6,60 3,74 0,91
65,25 88,75 95,36 99,09 100,00
100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Lampiran 34. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 No.
Negara
1
Impor (Ton)
Kumulatif
(%)
Share (%)
2013
2014
2015
2016
Philippines
232.800
188.700
225.300
371.100
396.000
282.780
51,19
51,19
2
Malaysia
82.500
76.200
80.400
86.400
114.000
87.900
15,91
67,10
3
Thailand
72.600
96.900
91.200
48.900
33.000
68.520
12,40
79,51
4
Indonesia
75.000
58.200
69.300
57.840
45.480
61.164
11,07
90,58
5
Vietnam
49.440
38.880
35.400
37.800
60.000
44.304
8,02
98,60
6
Singapore
6.900
7.200
9.000
8.400
7.200
7.740
1,40
100,00
519.240
466.080
510.600
610.440
655.680
552.408
100,00
Total
Rata-rata
Share
2012
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
101
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 35a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980–2015 Ekspor Tahun
Impor
Volume
Pertumb.
Volume
Pertumb.
(Ton)
(% )
(Ton)
(% )
1980
3.657.299
1981
3.921.539
7,23
45.300
1982
3.963.539
1,07
43.980
-2,91
1983
4.091.459
3,23
36.360
-17,33
1984
4.339.319
6,06
27.360
-24,75
1985
4.228.679
-2,55
23.820
-12,94
1986
4.018.919
-4,96
15.720
-34,01
1987
4.050.239
0,78
17.760
12,98
1988
4.282.259
5,73
24.900
40,20
1989
5.004.119
16,86
15.480
-37,83
1990
4.569.779
-8,68
19.860
28,29
1991
4.853.219
6,20
17.460
-12,08
1992
4.672.139
-3,73
42.780
145,02
1993
4.577.039
-2,04
35.100
-17,95
1994
4.120.319
-9,98
64.200
82,91
1995
4.446.179
7,91
64.740
0,84
1996
5.070.539
14,04
65.460
1,11
1997
4.676.339
-7,77
73.200
11,82
1998
5.107.979
9,23
86.100
17,62
1999
5.607.839
9,79
78.180
-9,20
2000
5.450.819
-2,80
89.280
14,20
2001
5.297.519
-2,81
425.640
376,75
2002
5.711.819
7,82
5.396.759
1.167,92
2003
5.497.499
-3,75
5.393.999
-0,05
2004
5.687.519
3,46
5.462.039
1,26
2005
5.709.539
0,39
5.573.039
2,03
2006
6.404.999
12,18
5.949.659
6,76
2007
6.053.639
-5,49
6.013.079
1,07
2008
6.241.799
3,11
6.023.939
0,18
2009
6.380.039
2,21
6.245.279
3,67
2010
6.987.719
9,52
6.560.579
5,05
2011
7.059.659
1,03
6.687.479
1,93
2012
7.370.819
4,41
6.995.099
4,60
2013
7.732.918
4,91
7.020.659
0,37
2014
7.418.879
-4,06
7.044.839
0,34
2015
8.003.518
7,88
7.455.719
5,83
-2,52
7.611.298
2,09
2016
7.801.618
40.500 11,85
Rata-rata 1980-2016
5.407.272
2,33
2.615.855
49,38
2012-2016
7.665.550
2,12
7.225.523
2,65
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
102
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 35b.
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980–2013 Ekspor
Tahun
2017
Volume (Ton)
Impor
Pertumb. Nilai Pertumb. (%) (000 US$) (%)
Volume (Ton)
2,73 3.712.880
Pertumb. (%)
Nilai (000 US$)
-2,85 13.650.468
Neraca Pertumb. Nilai Pertumb. (%) (000 US$) (%)
1980
3.677.327
-1,66 12.081.220
1981
3.665.271
-0,33
8.193.761
-32,18 3.733.043
0,54
9.865.288
-27,73 -1.671.527
3,83 -1.569.248
13,15 6,52
1982
3.885.540
6,01
8.961.209
9,37 3.796.135
1,69
9.964.024
1,00 -1.002.815
-40,01
1983
3.947.416
1,59
9.018.151
0,64 3.892.872
2,55 10.159.677
1,96 -1.141.526
1984
4.128.038
4,58 10.502.088
16,46 3.939.093
1,19 11.146.624
9,71
-644.536
1985
4.301.787
4,21 10.822.005
3,05 4.083.036
3,65 11.412.820
2,39
-590.815
-8,33
1986
3.977.453
-7,54 14.563.861
34,58 4.106.012
0,56 16.095.458
41,03 -1.531.597
159,23
1987
4.366.142
9,77
9.799.965
-32,71 4.426.946
7,82 11.583.279
-28,03 -1.783.314
16,43
1988
4.111.915
-5,82
9.942.559
1,46 4.119.112
-6,95 10.960.183
-5,38 -1.017.624
-42,94
1989
4.654.696
13,20
9.034.170
-9,14 4.533.620
10,06 10.525.128
1990
4.844.245
4,07
7.004.524
-22,47 4.729.942
4,33
8.081.607
1991
4.642.133
-4,17
6.627.766
-5,38 4.640.942
-1,88
7.790.658
-3,60 -1.162.892
7,97
1992
4.723.159
1,75
5.359.040
-19,14 4.885.846
5,28
6.766.984
-13,14 -1.407.944
21,07
1993
4.689.186
-0,72
5.786.884
7,98 4.688.635
-4,04
6.570.074
-2,91
-783.190
1994
4.566.236
-2,62 10.782.829
86,33 4.549.717
-2,96 11.211.548
70,65
-428.719
-45,26
1995
4.239.715
-7,15 12.286.744
13,95 4.324.888
-4,94 14.465.252
29,02 -2.178.508
408,14
1996
4.831.064
13,95 10.408.663
-15,29 4.720.428
9,15 11.592.395
-19,86 -1.183.732
-45,66
1997
4.899.446
1,42 13.208.964
26,90 4.861.082
2,98 14.352.434
23,81 -1.143.470
-3,40
1998
4.907.825
0,17 11.959.867
-9,46 4.860.733
-0,01 13.105.610
-8,69 -1.145.743
1999
5.260.286
7,18
9.786.470
-18,17 5.048.088
3,85 10.283.078
-21,54
-496.608
-56,66
2000
5.498.689
4,53
8.460.087
-13,55 5.204.204
3,09
9.142.737
-11,09
-682.650
37,46
2001
5.440.431
-1,06
5.435.203
-35,75 5.132.796
-1,37
6.271.515
-31,40
-836.312
22,51
2002
5.492.472
0,96
5.086.706
-6,41 5.245.649
2,20
5.629.261
-10,24
-542.555
-35,13
2003
5.229.484
-4,79
5.710.124
12,26 5.237.577
-0,15
6.465.560
14,86
-755.436
39,24
2004
5.615.493
7,38
7.162.231
25,43 5.525.119
5,49
7.549.408
16,76
-387.177
-48,75
2005
5.576.667
-0,69
9.733.251
35,90 5.470.103
-1,00 10.276.227
36,12
-542.976
40,24
2006
5.921.511
6,18 11.439.208
17,53 5.740.133
4,94 11.870.120
15,51
-430.912
-20,64
2007
6.157.521
3,99 13.596.997
18,86 5.894.170
2,68 13.876.824
16,91
-279.827
-35,06
2008
6.339.195
2,95 16.587.722
22,00 6.037.767
2,44 17.031.689
22,73
-443.967
58,66
2009
6.304.195
-0,55 14.366.572
-13,39 6.036.065
-0,03 15.187.111
-10,83
-820.539
84,82
2010
6.581.894
4,40 17.929.507
24,80 6.253.834
3,61 18.156.326
19,55
-226.819
-72,36
2011
6.727.923
2,22 27.145.582
51,40 6.449.285
3,13 28.315.469
55,95 -1.169.887
415,78
2012
7.119.837
5,83 24.052.109
-11,40 6.602.479
2,38 24.844.483
-12,26
-792.374
-32,27
2013
6.965.989
-2,16 18.950.740
-21,21 6.671.477
1,05 20.082.289
-19,17 -1.131.549
42,80
13,83 -43,54
-3,97 -1.490.958
46,51
-23,22 -1.077.083
-27,76
-44,37
0,20
Rata-rata 1980-2013
5.096.770
1,97 11.229.023
4,29 4.975.109
1,72 12.184.753
3,79 -955.730
24,48
2009-2013
6.739.968
1,95 20.488.902
6,04 6.402.628
2,03 21.317.136
6,65 -828.234
87,76
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
103
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 36. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 20122016 No.
Negara
Ekspor (Ton) 2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Brazil
1.839.600
2.048.760
2.194.380
2.132.580
1.981.800
2.039.424
26,61
26,61
2
Vietnam
1.478.580
1.697.340
1.291.800
1.770.000
1.653.000
1.578.144
20,59
47,19
3
Colombia
531.300
662.400
745.200
742.800
789.900
694.320
9,06
56,25
4
Indonesia
619.500
622.800
523.200
593.760
482.400
568.332
7,41
63,66
5
India
291.480
300.780
293.640
341.580
332.400
311.976
4,07
67,73
6
Honduras
268.800
236.400
285.600
300.000
367.500
291.660
3,80
71,54
7
Peru
246.000
246.000
165.000
198.000
241.500
219.300
2,86
74,40
8
Uganda
214.500
216.000
204.000
210.000
240.000
216.900
2,83
77,23
9
Ethiopia
210.000
197.100
210.000
204.300
198.000
203.880
2,66
79,89
10
Guatemala
226.200
190.500
184.200
182.640
174.600
191.628
2,50
82,39
Lainnya
1.444.860
1.314.840
1.321.860
1.327.860
1.340.520
1.349.988
17,61
100,00
Total
7.370.819
7.732.918
7.418.879
8.003.518
7.801.618
7.665.550
100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Lampiran 37. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 20122016 No
Negara
Impor (Ton) 2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
European Union
2.704.199
2.678.999
2.708.399
2.753.999
2.801.999
2.729.519
37,78
37,78
2
United States
1.422.000
1.494.900
1.440.300
1.512.600
1.563.000
1.486.560
20,57
58,35
3
Japan
504.300
472.200
486.600
491.700
500.400
491.040
6,80
65,15
4
Philippines
232.800
188.700
225.300
371.100
396.000
282.780
3,91
69,06
5
Canada
253.800
276.300
269.700
272.700
282.000
270.900
3,75
72,81
6
Russia
247.800
253.800
243.000
263.700
268.500
255.360
3,53
76,34
7
Switzerland
138.600
138.000
145.200
147.600
156.000
145.080
2,01
78,35
8
Korea, South
109.500
129.600
138.300
147.900
155.400
136.140
1,88
80,23
9
Algeria
116.700
138.000
131.700
139.200
140.100
133.140
1,84
82,08
10
China
93.660
100.920
113.340
176.280
180.300
132.900
1,84
83,92
Lainnya
1.171.740
1.149.240
1.143.000
1.178.940
1.167.600
1.162.104
16,08
100,00
Total
6.995.099
7.020.659
7.044.839
7.455.719
7.611.298
7.225.523
100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
104
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2017
Lampiran 38. Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 1980–2016 Tahun
Produksi
Pertumb.
Vol. Ekspor
(Ton)
(%)
(Ton)
Pertumb. Vol. Impor Pertumb. (%)
(Ton)
261.600
(%)
8.820
Keter.
Pertumb.
(Ton)
(%)
1980
400.500
147.720
1981
437.700
9,29
249.060
-4,79
12.420
40,82
201.060
36,11
1982
388.320
-11,28
287.160
15,30
14.280
14,98
115.440
-42,58
1983 1984
421.320 449.880
8,50 6,78
301.140 365.700
4,87 21,44
13.080 9.360
-8,40 -28,44
133.260 93.540
15,44 -29,81
1985
474.720
5,52
373.560
2,15
7.140
-23,72
108.300
15,78
1986 1987
483.660 500.640
1,88 3,51
374.460 357.900
0,24 -4,42
7.560 7.920
5,88 4,76
116.760 150.660
7,81 29,03
1988
615.120
22,87
442.440
23,62
16.320
106,06
189.000
25,45
1989 1990
611.940 637.200
-0,52 4,13
510.300 530.760
15,34 4,01
8.100 7.620
-50,37 -5,93
109.740 114.060
-41,94 3,94
1991
672.300
5,51
473.940
-10,71
10.440
37,01
208.800
83,06
1992 1993
712.200 739.800
5,93 3,88
510.360 558.180
7,68 9,37
9.300 9.000
-10,92 -3,23
211.140 190.620
1,12 -9,72
1994
745.800
0,81
542.580
-2,79
18.600
106,67
221.820
16,37
1995 1996
733.080 980.580
-1,71 33,76
550.680 795.060
1,49 44,38
27.960 27.300
50,32 -2,36
210.360 212.820
-5,17 1,17
1997
980.280
-0,03
762.900
-4,04
37.680
38,02
255.060
19,85
1998
993.000
1,30
823.380
7,93
60.540
60,67
230.160
-9,76
1999
1.213.500
22,21
1.139.760
38,42
49.320
-18,53
123.060
-46,53
2000 2001
1.521.420 1.300.380
25,37 -14,53
1.374.900 1.123.620
20,63 -18,28
59.520 69.180
20,68 16,23
206.040 245.940
67,43 19,37
2002
1.254.720
-3,51
1.104.420
-1,71
60.120
-13,10
210.420
-14,44
2003 2004
1.513.860 1.555.140
20,65 2,73
1.304.580 1.380.540
18,12 5,82
51.360 75.900
-14,57 47,78
260.640 250.500
23,87 -3,89
2005
1.709.700
9,94
1.522.380
10,27
71.040
-6,40
258.360
3,14
2006 2007
1.768.500 1.709.100
3,44 -3,36
1.622.460 1.441.800
6,57 -11,13
163.800 149.880
130,57 -8,50
309.840 417.180
19,93 34,64
2008
1.767.900
3,44
1.539.900
6,80
184.200
22,90
412.200
-1,19
2009 2010
1.892.100 1.908.000
7,03 0,84
1.840.800 1.917.900
19,54 4,19
302.100 294.300
64,01 -2,58
353.400 284.400
-14,26 -19,52
2011
2.239.500
17,37
2.110.500
10,04
411.900
39,96
540.900
90,19
2012 2013
2.502.899 2.709.479
11,76 8,25
2.350.680 2.594.639
11,38 10,38
512.340 458.880
24,38 -10,43
664.560 573.720
22,86 -13,67
2014 2015
2.515.199 2.689.799
-7,17 6,94
2.122.500 2.622.359
-18,20 23,55
501.600 602.040
9,31 20,02
894.300 669.480
55,88 -25,14
2016
2.467.500
-8,26
2.402.400
-8,39
648.480
7,71
713.580
6,59
Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2016
1.249.101
5,65
1.096.954
7,20
134.578
18,37
286.725
8,93
2012-2016
2.576.975
2,30
2.418.516
3,74
544.668
10,20
703.128
9,30
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
105
2017
OUTLOOK KOPI
Lampiran 39. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980–2016 Tahun
Produksi
Pertumb.
Vol. Ekspor
Pertumb.
Vol. Impor
Pertumb.
Keter.
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
1980
5.170.439
1981
5.881.379
13,75
3.921.539
7,23
45.300
11,85
2.005.140
29,06
1982
4.914.239
-16,44
3.963.539
1,07
43.980
-2,91
994.680
-50,39
1983
5.328.059
8,42
4.091.459
3,23
36.360
-17,33
1.272.960
27,98
1984
5.421.719
1,76
4.339.319
6,06
27.360
-24,75
1.109.760
-12,82
1985
5.744.999
5,96
4.228.679
-2,55
23.820
-12,94
1.540.140
38,78
1986
4.763.639
-17,08
4.018.919
-4,96
15.720
-34,01
760.440
-50,63
1987
6.190.199
29,95
4.050.239
0,78
17.760
12,98
2.157.720
183,75
1988
5.649.899
-8,73
4.282.259
5,73
24.900
40,20
1.392.540
-35,46
1989
5.817.479
2,97
5.004.119
16,86
15.480
-37,83
828.840
-40,48
1990
6.010.859
3,32
4.569.779
-8,68
19.860
28,29
1.460.940
76,26
1991
6.243.839
3,88
4.853.219
6,20
17.460
-12,08
1.408.080
-3,62
1992
5.577.539
-10,67
4.672.139
-3,73
42.780
145,02
948.180
-32,66
1993
5.544.359
-0,59
4.577.039
-2,04
35.100
-17,95
1.002.420
5,72
1994
5.822.519
5,02
4.120.319
-9,98
64.200
82,91
1.766.400
76,21
1995
5.336.759
-8,34
4.446.179
7,91
64.740
0,84
955.320
-45,92
1996
6.227.159
16,68
5.070.539
14,04
65.460
1,11
1.222.080
27,92
1997
5.861.219
-5,88
4.676.339
-7,77
73.200
11,82
1.258.080
2,95
1998
6.537.179
11,53
5.107.979
9,23
86.100
17,62
1.515.300
20,45
1999
6.849.839
4,78
5.607.839
9,79
78.180
-9,20
1.320.180
-12,88
2000
7.033.019
2,67
5.450.819
-2,80
89.280
14,20
1.671.480
26,61
2001
6.697.499
-4,77
5.297.519
-2,81
425.640
376,75
1.825.620
9,22
2002
7.637.518
14,04
5.711.819
7,82
5.396.759
1.167,92
7.322.459
301,09
2003
6.676.919
-12,58
5.497.499
-3,75
5.393.999
-0,05
6.573.419
-10,23
2004
7.316.759
9,58
5.687.519
3,46
5.462.039
1,26
7.091.279
7,88
2005
7.072.979
-3,33
5.709.539
0,39
5.573.039
2,03
6.936.479
-2,18
2006
8.042.998
13,71
6.404.999
12,18
5.949.659
6,76
7.587.658
9,39
2007
7.463.279
-7,21
6.053.639
-5,49
6.013.079
1,07
7.422.719
-2,17
2008
8.205.058
9,94
6.241.799
3,11
6.023.939
0,18
7.987.198
7,60
2009
7.786.438
-5,10
6.380.039
2,21
6.245.279
3,67
7.651.678
-4,20
3.657.299
40.500
1.553.640
2010
8.484.538
8,97
6.987.719
9,52
6.560.579
5,05
8.057.398
5,30
2011
8.690.218
2,42
7.059.659
1,03
6.687.479
1,93
8.318.038
3,23
2012
9.481.078
9,10
7.370.819
4,41
6.995.099
4,60
9.105.358
9,47
2013
9.603.538
1,29
7.732.918
4,91
7.020.659
0,37
8.891.278
-2,35
2014
9.220.438
-3,99
7.418.879
-4,06
7.044.839
0,34
8.846.398
-0,50
2015
9.189.958
-0,33
8.003.518
7,88
7.455.719
5,83
8.642.158
-2,31
2016
9.548.638
3,90
7.801.618
-2,52
7.611.298
2,09
9.358.318
8,29
Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2015
6.839.032
2,18
5.407.272
2,33
2.615.855
49,38
4.047.615
15,79
2012-2016
9.408.730
2,00
7.665.550
2,12
7.225.523
2,65
8.968.702
2,52
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
106
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian