Outlook Kopi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

OUTLOOK ISSNKOPI 1907-1507 2017



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2017



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



i



2017



ii



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



OUTLOOK KOPI



ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 106halaman Penasehat : Dr.Ir. Suwandi, MSi. Penyunting : Dr. Anna Astrid Susanti, MSi. Drh. Akbar, MP. Naskah : Ir. Takariyana Heni Astuti, MM. Design Sampul : Victor Saulus Bonavia



Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2017



Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



iii



2017



iv



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



KATA PENGANTAR



Guna mengemban visi dan misi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditi Perkebunan. Publikasi Outlook Kopi Tahun 2017 menyajikan keragaan data series komoditi kopi secara nasional dan internasional selama 3 dekade (1980-2016) serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih lengkap dan menyeluruh. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran



dari



segenap



pembaca



sangat



diharapkan



guna



dijadikan



dasar



penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.



Jakarta, Desember 2017 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,



Dr. Ir. Suwandi, MSi. NIP.19670323.199203.1.003



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



v



2017



vi



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................ v DAFTAR ISI ....................................................................................vii DAFTAR TABEL ............................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ............................................................. 1 1.2. TUJUAN ........................................................................ 2 1.3. RUANG LINGKUP .............................................................. 2 BAB II. METODOLOGI......................................................................... 5 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI.............................................. 5 2.2. METODE ANALISIS ............................................................. 6 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL ..................................................... 11 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA........................................................... 11 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia .................. 11 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia ..................... 14 3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia ............... 17 3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia ............................... 19 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA ............................ 32 3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA ......................... 33 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA ................ 33 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia................. 33 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia.................. 35 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia ............................ 35 3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ............ 37 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................ 38



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



vii



2017



OUTLOOK KOPI



3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI TAHUN 2014 ................................................................. 39 BAB IV.KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............................................ 41 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPIASEAN DAN DUNIA ................................. 41 4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-negara ASEAN ............................................. 41 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN ...... 43 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN 44 4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia ..... 46 4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia ............................. 48 4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia ....................... 50 4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPIASEAN DAN DUNIA ........ 51 4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ....... 51 4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ........... 54 4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia ........ 55 4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia ............ 58 4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............. 59 4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN ...................... 59 4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia ....................... 60 BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI .................................... 63 5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 .......... 63 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 .......... 64 5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 . 66 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2015-2019.......... 67 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2015-2019 .......... 68 BAB VI.KESIMPULAN........................................................................ 71 6.1. KESIMPULAN .................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 75



viii



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.



Sumber Data dan Informasi yang Digunakan ............................. 5



Tabel 5.1.



Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ........ 63



Tabel 5.2.



Hasil Proyeksi Volume Ekspor Impor Kopi Indonesia, Tahun 2017-2021 ..................................................................... 65



Tabel 5.2a. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ....... 66 Tabel 5.3.



Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ................. 67



Tabel 5.4.



Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2017-2021....... 68



Tabel 5.5.



Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2016-2020 ....... 69



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



ix



2017



x



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1.



Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan di Indonesia, Tahun 1980-2017 ......................... 12



Gambar 3.2.



Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2017 .......................................... 14



Gambar 3.3.



Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2017 .......................................................... 15



Gambar 3.4.



Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2017 .......................................... 16



Gambar 3.5.



Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1984-2017 ........................................ 18



Gambar 3.5a. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Jenis, Tahun 1984-2017................................................................... 18 Gambar 3.6.



Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 20



Gambar 3.7.



Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 21



Gambar 3.8.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan,Tahun 2015............................. 22



Gambar 3.9.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di ProvinsiLampung, Tahun 2015 ....................................... 23



Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2015 ...................................... 24 Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2015 ................................... 25 Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2015 .............................. 26 Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 27 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xi



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015 .............................. 28 Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2015............................................ 28 Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2015 ............................. 29 Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2015 .............................. 30 Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2015 ....................... 31 Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016 .......................................................... 32 Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002-2016 .......................................................... 33 Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .......................................................... 34 Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .......................................................... 35 Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 ...................................... 36 Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 .................. 37 Gambar 3.25. Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................................ 38 Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 ................................................................. 39 Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 ......................................................... 40 Gambar 4.1.



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014................................................. 42



Gambar 4.2.



Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2014 .................................... 42



Gambar 4.3.



Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 .......................................................... 43



xii



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Gambar 4.4.



2017



Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2014.............................................. 44



Gambar 4.5.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 .......................................................... 45



Gambar 4.6.



Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2014.............................................. 46



Gambar 4.7.



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 .......................................................... 47



Gambar 4.8.



Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2014 .......................................................... 48



Gambar 4.9.



Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ............. 49



Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2010-2014 .......... 50 Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ....... 51 Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2016 .................................. 52 Gambar 4.13. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016.............................................. 53 Gambar 4.14. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016.............................................. 54 Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013 ................................................ 55 Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2008-2016 .......................................................... 56 Gambar 4.17. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015 .......................................................... 57 Gambar 4.18. Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 .......................................................... 58 Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 .......................................................... 59 Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 ...... 60 Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 ....... 61 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xiii



2017



xiv



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2017. ..................................... 77



Lampiran 2.



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ........................................................ 78



Lampiran 3.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2016 ...................................... 79



Lampiran 4.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ........................................................ 80



Lampiran 5.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2017 ....................................... 81



Lampiran 6.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017............................. 82



Lampiran 7.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 .................... 82



Lampiran 8.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan Tahun 2015 ........................................ 83



Lampiran 9.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung Tahun 2015................................................. 83



Lampiran 10.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu Tahun 2015 ................................................ 84



Lampiran 11.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, 2015 ..................................................... 84



Lampiran 12.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun 2015 ......................................... 85



Lampiran 13.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xv



2017



OUTLOOK KOPI



Tahun 2013-2017 ........................................................ 85 Lampiran 14.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara Tahun 2015 ............................................ 86



Lampiran 15.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh Tahun 2015 ..................................................... 86



Lampiran 16.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan Tahun 2015 ........................................... 87



Lampiran 17.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun 2015 ............................................ 87



Lampiran 18.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 ..................................... 88



Lampiran 19.



Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016 ........................................................ 88



Lampiran 20.



Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2016 ........................................................ 89



Lampiran 21.



Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .................................... 90



Lampiran 22.



Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................ 91



Lampiran 23.



Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016..................... 91



Lampiran 24.



Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 ..................... 92



Lampiran 25a.



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun 1980-2014 ........................................................ 93



Lampiran 25b.



Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan Dunia, Tahun 1980-2016 ............................................... 94



Lampiran 26.



Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 ............... 95



Lampiran 27.



Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016 ........................................... 95



Lampiran 28.



Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun 2010-2014 .............................................. 96



xvi



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Lampiran 29.



2017



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ........................ 97



Lampiran 30.



Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2010-2014 ................................ 98



Lampiran 31.



Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 ........................................................ 98



Lampiran 32a.



Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 ........................................................ 99



Lampiran 32b.



Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2013 ...................................................... 100



Lampiran 33.



Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 ...................................................... 101



Lampiran 34.



Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 ...................................................... 101



Lampiran 35a.



Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2015 ...................................................... 102



Lampiran 35b.



Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 ...................................................... 103



Lampiran 36.



Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 ...................................................... 104



Lampiran 37.



Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 ...................................................... 104



Lampiran 38.



Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 1980-2016 ...................................................... 105



Lampiran 39.



Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980-2016 ...................................................... 106



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xvii



2017



xviii



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Angka Sementara Statistik Perkebunan Indonesia bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia tahun 2016 mencapai 639,30 ribu ton. Produksi ini berasal dari 1,23 juta hektar luas areal perkebunan kopi dimana 95,37% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR) sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar 2,49% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 2,25%. Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, kopi robusta mendominasi produksi kopi Indonesia pada tahun 2016. Dari produksi kopi Indonesia sebesar 639,30 ribu ton, sebanyak 81,87% atau 465,61 ribu ton adalah kopi robusta sementara sisanya sebanyak 18,13% atau 173,69 ribu ton adalah kopi jenis arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia pada tahun 2016 adalah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga kopi tahun 2016 di pasar domestik Indonesia rata-rata adalah Rp.19.813 per kg, sedangkan tingkat konsumsi kopi per penduduk Indonesia pada tahun 2016 berdasarkan hasil SUSENAS sebesar 0,871 kg/kapita/tahun. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Dalam hal ekspor, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi hingga tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 758,28 ribu ton kopi berasan. Sementara proyeksi konsumsi langsung kopi di Indonesia pada tahun yang sama mencapai 369,89 juta ton.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xix



2017



xx



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



BAB I. PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Sebagai



produsen



kopi



keempat



terbesar



di



dunia,



Indonesia



menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun 2016, nilai ekspor kopi menempati urutan kelima komoditas terbesar di Indonesia setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa dengan nilai perdagangan mencapai 1,01 Milyar US$ atau berkontribusi 3,94% terhadap nilai perdagangan komoditas perkebunan yang mencapai 25,58 milyar US$. Direktorat Jenderal Perkebunan dalam renstra 2015-2019 menempatkan komoditas kopi menjadi salah satu komoditas yang menjadi sasaran pokok sub agenda



prioritas



peningkatan



agroindustri



yaitu



peningkatan



produksi



komoditas andalan dan prospektif ekspor serta mendorong perkembangan agroindustri di pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia hingga tahun 2017 didominasi oleh 81,87% kopi jenis robusta yang 95,56% diusahakan oleh sebagian besar perkebunan milik rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 515,21 ribu ton. Dominasi kopi robusta yang cenderung lebih cepat berkembang dibandingkan kopi arabika tidak terlepas dari sejarah perkembangan kopi Indonesia. Tanaman kopi pertama kali di Indonesia dibawa oleh pria berkebangsaan Belanda sekitar tahun 1646 dengan biji arabika mocca dari Arab (Prastowo et al, 2010). Tanaman kopi kemudian ditanam hingga tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Timbul serangan penyakit karat daun (coffee leaf rust), sehingga pada tahun 1990 Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan jenis kopi robusta yang berasal dari Kongo, Afrika. Kopi jenis ini lebih tahan penyakit dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan, dengan hasil produksi yang jauh lebih tinggi. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



1



2017



OUTLOOK KOPI



Berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2014, Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Meskipun demikian, ekspor kopi dari Indonesia lebih rendah daripada ekspor kopi Brazil, Vietnam dan Kolombia atau menduduki keempat terbesar dunia. Di dunia, Indonesia dikenal dengan specialty coffee melalui berbagai varian kopi dan kopi luwak. Kopi arabika yang dikenal dari Indonesia diantaranya kopi lintong dan kopi toraja. Dengan keunikan cita rasa dan aroma kopi asal Indonesia, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan perdagangan kopinya di dunia. Outlook komoditas kopi, menyajikan analisis keragaan komoditas kopi di Indonesia meliputi perkembangan produksi, konsumsi, harga dan ekspor impor baik domestik maupun global. Keragaan komoditas tersebut mengulas secara deskriptif gambaran umum situasi komoditas kopi di kawasan ASEAN maupun di dunia Internasional.



Selain itu ditampilkan juga prediksi produksi dan



konsumsi serta neraca kopi Indonesia pada periode 2018-2021. Diharapkan hasil analisis komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan pengawasan terhadap kebijakan yang telah ada. 1.2. TUJUAN Melakukan analisis komoditas kopi yang berisi keragaan data secara nasional dan dunia, yang dilengkapi proyeksi penawaran dan permintaan sebagai bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan komoditas kopi di masa yang akan datang.



1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Kopi adalah: 



Analisis pada variabel-variabel penting dari komponen penawaran dan permintaan



komoditas kopi. Variabel-variabel tersebut



meliputi : luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam dan di luar negeri. 2



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI







2017



Keseimbangan penawaran dan permintaan diprediksi sampai tahun 2021, dengan terlebih dahulu memproyeksi variabel-variabel yang mempengaruhi maupun komponen-komponen yang menyusun penawaran dan permintaan komoditas padi.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



3



2017



4



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



BAB II. METODOLOGI 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Kopi tahun 2017 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO), dan



United States Department of Agriculture (USDA). Data-data yang



digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan Periode



Sumber Data



No.



Variabel



1.



Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas dan Produksi Kopi Indonesia



1980-2017



Ditjen Perkebunan



2.



Sentra Produksi Kopi Robusta dan Arabika di Indonesia



2009-2017



Ditjen Perkebunan



3.



Konsumsi Kopi di Indonesia



2002-2016



BPS



Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)



4.



Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri



2007-2015



BPS



-



5.



Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia



1980-2016



BPS



Kopi Segar dan Olahan



6.



Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Kopi ASEAN dan Dunia



7.



Volume Ekspor dan Volume Impor Kopi ASEAN dan Dunia



1980-2014



1980-2016



FAO & USDA



USDA



Keterangan  Status angka : 2009-2015 = Angka Tetap, 2016 = Angka Sementara 2017 = Angka Estimasi  Produksi dalam wujud kopi berasan  Status angka : 2009-2015 = Angka Tetap, 2016 = Angka Sementara 2017 = Angka Estimasi  Produksi dalam wujud kopi berasan



Produksi dalam wujud biji kopi mentah Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam - Produksi dalam wujud biji kopi mentah - Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



5



2017



OUTLOOK KOPI



2.2. METODE ANALISIS 2.2.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal



dan



luas



tanaman



menghasilkan,



produktivitas,



produksi,



konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia.



2.2.2. Analisis Penawaran Analisis model penawaran kopi dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda (Multivariate Regression). Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:



Y  b0  b1 X 1  b2 X 2  ...  bn X n   n



 b0   b j X j   j 1



dimana: Y = peubah respons/tak bebas Xn



= peubah penjelas/bebas



n = 1, 2, … b0 = nilai konstanta bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah xn  = sisaan Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di tingkat produsen periode sebelumnya. 6



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing).  Model Analisis Penawaran Komoditas Kopi dan Hasilnya. a) Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi Model



pendugaan fungsi luas panen diduga menggunkan



pendekatan luas tanaman menghasilkan (LTM) adalah sebagai berikut: LTM Kopi (t) = 133752,4396 + 0,750 LTM (t-1) - 0,1145 LTBM (t-1) + 1,3316 HR Kopi (t-1) – 15417,9926 HI Cocoa (t-1) + 930,1919 HI Kopi Arabica – 9,2716 CH (t) Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa luas areal tanaman menghasilkan (LTM) kopi dipengaruhi luas tanaman menghasilkan kopi tahun sebelumnya (LTMt-1), luas tanaman belum menghasilkan tahun sebelumnya (LTBMt-1), harga riil kopi tahun sebelumnya (HRKopit-1), harga internasional coklat tahun sebelumnya (HICoklatt-1), harga internasional kopi arabika (HIKopi



Arabika)



dan



curah



determinasi sebesar 94,85%.



hujan



(CH)



dengan



koefisien



Hal ini berarti bahwa 94,85%



keragaman dalam luas areal tanaman menghasilkan kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 5,15% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



7



2017



OUTLOOK KOPI



b) Model Produktivitas Kopi Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produktivitas. Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa produktivitas



kopi



dipengaruhi



produktivitas



kopi



tahun



sebelumnya (Produktivt-1), harga urea tahun sebelumnya (HR Ureat-1), curah hujan (CHt), dan harga riil kopi (HR Kopit-1) dengan koefisien determinasi sebesar 76,79%. bahwa



76,79%



keragaman



dalam



Hal ini berarti



produktivitas



kopi



dapat



dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 23,21% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai berikut : Produktiv



Kopi (t)



=



116,2373 + 0,8209 Produktiv (t-1) + 14,2009 HR Urea (t-1) – 0,0121 CH (t) + 0,2219 HR Kopi (t-1)



Koefisien dari variabel penduga produktivitas kopi bertanda positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu unit pada setiap variabel penduga akan berpengaruh secara positif dalam meningkatkan produktivitas kopi. Produktivitas tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap produktivitas sebesar 0,8209, artinya jika tahun sebelumnya produktivitas kopi naik 10% maka pada tahun ke-t produktivitas kopiakan meningkat sebesar 8,21%. Sementara harga riil kopi tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,2219, artinya peningkatan



harga



kopi



tahun



sebelumnya



sebesar



berpengaruh meningkatkan produktifitas kopi sebesar 2,22%.



8



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



10%



OUTLOOK KOPI



2017



2.2.3. Analisis Permintaan Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan telah diolah. Permintaan kopi berasal dari kebutuhan untuk konsumsi kopi dalam negeri baik konsumsi kopi di tingkat rumah tangga maupun konsumsi luar rumah tangga serta permintaan kopi dari luar negeri atau dalam bentuk ekspor kopi baik segar maupun kopi olahan. Dikarenakan konsumsi dalam negeri hanya bisa didapat dalam bentuk konsumsi kopi di tingkat rumah tangga bersumber dari hasil Survei Susenas, sementara konsumsi di luar rumah tangga tidak tersedia datanya, sehingga perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia didekati dengan perhitungan produksi ditambah impor dan dikurangi ekspor. Sehingga terlebih dahulu dilakukan penyusunan model ekspor impor kopi untuk mendapatkan angka prediksi konsumsi tersebut. Model prediksi impor kopi menggunakan model analisis trend kuadratik (Trend Analysis) sebagai berikut :



Yt = -463 - 148*t + 24,7*t**2 Sementara model prediksi ekspor kopi adalah menggunkan model regresi linier berganda sebagai berikut : Ekspor Kopi (t) = 1,58862 + 0,51037 Harga Int Kopi Arabika + 0,47246 Produksi (t-1) + 0,91918 ExRate Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa ekspor kopi dipengaruhi produksi tahun sebelumnya (Produkdi t-1), harga internasional kopi jenis Arabika (HI Kopi Arabika t), dan nilai tukar rupiah (ExRate) dengan koefisien determinasi sebesar 63,59%.



Hal ini berarti bahwa 63,59% keragaman dalam ekspor



kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



9



2017



OUTLOOK KOPI



digunakan dalam model, sementara 36,41% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. 2.2.4. Kelayakan Model Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah–peubah tak bebas



(X).



Koefisien determinasi dihitung



dengan



persamaan:



R2 



SS Regresi SS Total



dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi SS Total adalah jumlah kuadrat total



10



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



menggunakan



OUTLOOK KOPI



2017



BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Perkembangan luas areal kopi Indonesia didominasi oleh kopi yang diusahakan oleh rakyat atau Perkebunan Rakyat (PR) mencapai 95,37%. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana luas areal untuk kopi PR (Perkebunan Rakyat) dari tahun 1980 hingga 2017, berimpit dengan luas areal total kopi Indonesia. Luas areal kopi di Indonesia pada periode 1980-2017 cenderung mengalami peningkatan mencapai luas rata-rata 1,15 juta hektar. Dimana pada tahun 1980 luas areal kopi Indonesia hanya mencapai 707,46 ribu ha, maka pada tahun 2017, luas areal kopi Indonesia meningkat menjadi 1,23 juta ha atau meningkat 1,55%. Demikian halnya rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi di Indonesia periode 1980-2015 tidak terlalu tinggi, rata-rata hanya meningkat sebesar 1,64% per tahun atau bertambah 14,85 ribu hektar per tahun. Sementara perkembangan luas areal kopi pada satu dekade terakhir cenderung mengalami penurunan 0,63% per tahun yaitu sebesar 1,30 juta hektar di tahun 2008 dan mencapai luas 1,23 juta hektar di tahun 2017. Perkembangan



luas



areal



kopi



berdasarkan



pengusahaan



mempunyai pola yang sama dengan pola perkembangan kopi nasional yaitu cenderung mengalami peningkatan periode 1980 hingga tahun 2017 dengan kisaran peningkatan tertinggi pada perkebunan rakyat sebesar 1,62% atau luas areal rata-rata 1,09 juta hektar dan terendah pada kopi yang diusahakan Perusahaan Besar Negara (PBN) yang hanya meningkat 0,71% per tahun atau mencapai rata-rata luas 25,77 ribu hektar. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1 dan Lampiran 1.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



11



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2017 Berdasarkan jenis kopi yang diusahakan antara tahun 2001 hingga 2017, mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta mencapai 81,96% atau mencapai luas rata-rata 1,04 juta hektar, sementara kopi jenis arabika hanya mencapai luas rata-rata 228,71 ribu hektar atau share 18,04% dari total luas areal kopi Indonesia. Berdasarkan jenis pengusahaannya kopi robusta sangat dominan diusahakan di lahan perkebunan rakyat (PR) mencapai luas rata-rata 999,17 ribu hektar atau share sebesar 96,13%, sementara Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Swasta (PBS) hanya berkontribusi relatif kecil yaitu rata-rata 18,29 ribu hektar dan 21,96 ribu hektar atau share sebesar 1,76% dan 2,11% terhadap total luas areal kopi robusta di Indonesia. Perkembangan luas areal kopi robusta antara tahun 2001 hingga 2017 secara total Indonesia cenderung mengalami penurunan luas ratarata 1,92% per tahun atau mencapai luas areal rata-rata 1,04 juta hektar. Hal ini didukung oleh penurunan luas areal kopi jenis robusta di



12



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



semua jenis pengusahaan yaitu yang terbesar pada penurunan luas areal kopi robusta yang diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara yang mengalami penurunan rata-rata 3,13% per tahun, sementara terendah pada kopi robusta di lahan Perkebunan Swasta (PBS) yaitu rata-rata turun 0,23% per tahun. Sementara luas areal kopi arabika di Indonesia periode 2001 hingga 2017 mencapai luas rata-rata 228,71 ribu hektar yang 95,42% merupakan kopi arabica yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) atau mencapai luas areal rata-rata 218,23 ribu hektar, sementara luas areal kopi arabika di perkebunan negara (PBN) dan perkebunan swasta (PBS) kurang dari 5% atau mencapai share 2,53% dan 2,05% atau mencapai rata-rata luas areal 5,78 ribu hektar dan 4,70 ribu hektar. Berbeda dengan trend kopi robusta yang cenderung mengalami trend penurunan luas areal, pertumbuhan luas areal kopi arabika di Indonesia justru mengalami peningkatan sangat siginfikan yaitu sebesar 11,77% per tahun yaitu sebesar 812,81 ribu hektar di tahun 2001 dan mencapai luas 330,50 ribu hektar di tahun 2017. Peningkatan luas areal tersebut didukung oleh peningkatan luas areal perkebunan kopi arabika disemua jenis pengusahaan tertinggi pada perkebunan kopi arabika yang diusahakan oleh negara yaitu meningkat rata-rata 1.598,08% per tahun senagai akibat peningkatan luas areal yang sangat signifikan di tahun 2004 sebesar 52.561,54% atau meningkat 6,65 ribu hektar dari tahun sebelumnya hanya seluas 26 hektar, sementara perkebunan kopi arabika milik rakyat meningkat paling rendah yaitu sebesar 12,29% per tahun. Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan secara rinci disajikan pada Gambar 3.2 dan Lampiran 2.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



13



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2017 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Sejalan dengan pola perkembangan luas areal, produksi kopi Indonesia juga mengalami kecenderungan peningkatan produksi pada periode 1980–2017 dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,15% atau produksi kopi rata-rata 523,83 ribu ton kopi berasan. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998 sebesar 20,08%, produksi kopi mencapai 514,45 ribu ton atau meningkat 86,03 ribu ton dari tahun sebelumnya mencapai 428, 42 ribu ton kopi berasan. Produksi kopi berdasarkan status pengusahaan didominasi oleh produksi kopi yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) yang mencapai share 94,53% atau mencapai rata-rata produksi 495,20 ribu ton, sementara produksi kopi yang berasal dari kebun milik negara (PBN) dan kebun milik swasta relatif kecil yaitu berkontribusi kurang dari 5% atau mencapai share hanya 3,19% dan 2,28% atau produksi kopi beras rata-rata 16,17 ribu ton dan 11,93 ribu ton.



14



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



Secara lengkap,



OUTLOOK KOPI



2017



perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3.



Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2017 Sama halnya dengan pola luas areal kopi, produksi kopi menurut jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi jenis robusta yang mencapai produksi rata-rata 538,93 ribu ton atau share 81,87% dari total rata-rata produksi kopi Indonesia yang mencapai 658,30 ribu ton kopi beras antara tahun 2001 hingga 2017. Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis antara tahun 2001 hingga 2017 dapat dilihat pada Gambar 3.4.



Pada gambar tersebut



menunjukkan dua trend produksi yang berbeda dimana trend roduksi kopi robusta meskipun secara realisasi lebih tinggi setiap tahunnya namun menunjukkan trend laju pertumbuhan produksi yang terus mengalami penenurunan, sebaliknya trend pertumbuhan produksi kopi arabika cenderung meningkat.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



15



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi yang Diusahakan, Tahun 2001-2017 Seiring dengan perkembangan luas areal, bahwa produksi kopi robusta yang mencapai total 81,87% kopi perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis dan status pengusahaan menunjukkan Indonesia, sebanyak 95,56% diusahakan oleh sebagian besar perkebunan milik rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 515,21 ribu ton, sementara produksi kopi robusta milik perkebunan negara dan swasta hanya berkontribusi antara 2,10% hingga 2,30% atau menyumbang produksi kopi robusta rata-rata 11,32 ribu ton dan 12,40 ribu ton kopi robusta berasan. Sedangkan dari 18,13% produksi kopi jenis arabika, sebanyak 94,44% merupakan kopi arabika yang diusahakan oleh perkebunan milik rakyat atau mencapai produksi rata-rata 112,74 ribu ton, sementara perkebunan negara (PBN) menyumbang produksi arabika 4,25% atau rata-rata produksi 5,08 ribu ton, sedangkan kopi arabika diproduksi sangat rendah di perkebunan swasta (PBS) yaitu hanya 1,31% atau rata-rata produksi hanya 1,57 ribu ton kopi arabika berasan.



16



Secara lengkap, produksi kopi Indonesia



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



berdasarkan jenis kopi dan status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 4.



3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode 1984-2012, namun selanjutnya cenderung mengalami stagnasi (Gambar 3.5). Fluktuasi sangat kelihatan terutama pada perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Meskipun demikian, pertumbuhan produktivitas kopi di Indonesia pada periode 1984-2017 tidak mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu dengan peningkatan rata-rata 1,05% atau produktivitas rata-rata sebesar 633,12 kilogram per hektar. Kecilnya



pertumbuhan



produktivitas



kopi



tersebut



dan



dengan



pertumbuhan luas tanaman menghasilkan yang hanya meningkat ratarata 1,34% per tahun atau rata-rata sebesar 848,04 ribu hektar, mengakibatkan peningkatan produksi kopi yang tidak terlalu signifikan yaitu rata-rata sebesar 543,54 ribu ton kopi beras atau menibngkat sebesar 2,33% per tahun. Berdasarkan jenis usahanya, produktivitas kopi tertinggi pada usaha perkebunan kopi yang diusahakan oleh negara (PBN) dengan ratarata



produktivias



mencapai



773,72



kg



per



hektar,



berikutnya



produktivitas kopi yang diusahakan oleh perkebunan swasta (PBS) dengan rata-rata produktivitas sebesar 633,12 kg per hektar, sedangkan terendah pada produktivitas kopi



yang diusahakan oleh rakyat (PR)



yaitu sebesar 629,01 kilogram per hektar. Secara umum peningkatan produktivitas kopi cukup signifikan pada kopi yang diusahakan oleh perkebunan negara dan swasta terutama pada kondisi 5 tahun terakhir, sebaliknya trend pertumbuhan produktivitas kopi rakyat justru mengalami penurunan pada kondisi 5 tahun terakhir.



Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia



pada tahun 1984-2017 disajikan secara lengkap pada Gambar 3.5. dan Lampiran 5. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



17



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1984-2017



Gambar 3.5a. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Jenis Kopi, Tahun 1984-2017 18



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Perkembangan produktivitas kopi berdasarkan jenis tersaji pada Gambar 3.5a. Meskipun secara luasan kopi arabika hanya mempunyai share kurang dari 20% tetapi produktivitas kopi jenis arabika cenderung lebih tinggi dibandingkan produktivitas kopi robusta yaitu rata-rata sebesar 785,62 kg/ha sementara kopi jenis robusta hanya sebesar 689,82 kg/ha.



Dari sisi pertumbuhannya, produktivitas kopi arabika



mengalami rata-rata peningkatan lebih tinggi yaitu sebsar 3,62% per tahun sementara produktivitas kopi robusta hanya meningkat rata-rata 0,34% per tahun antara tahun 2001 hingga 2017. Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.5a. dan Lampiran 5a.



3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia Berdasarkan keragaan data produksi kopi rata-rata selama 5 tahun terakhir (2013-2017), sentra produksi kopi perkebunan rakyat terdapat di 6 provinsi sentra dengan total share 67,04% atau total produksi mencapai 418,42 ribu ton kopi beras. Sentra produksi kopi paling tinggi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 18,99% atau rata-rata produksi sebesar 121,25 ribu ton. Posisi kedua adalah Provinsi Lampung dengan kontribusi 17,24% atau produksi rata-rata mencapai 110,05 ribu ton per tahun, sementara empat provinsi sentra lainnya berkontribusi antara 5,19% hingga 9,26% yaitu di Provinsi Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu dan Sumatera Utara atau produksi rata-rata berkisar antara 33,13 ribu ton hingga 59,14 ribu ton. Sementara provinsi lainnya berkontribusi 32,96% terhadap produksi kopi Indonesia. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.6. dan Lampiran 6.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



19



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode 2013-2017 yang mencapai 95,60% dari total produksi kopi robusta di Indonesia, terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 73,67% dari total produksi



kopi



robusta



di



Indonesia.



Provinsi



Sumatera



Selatan



merupakan provinsi dengan kontribusi produksi kopi robusta paling tinggi yaitu sebesar 26,84% atau produksi kopi robusta rata-rata mencapai 121,25 ribu ton. Provinsi Lampung dan Bengkulu di urutan kedua dan ketiga dengan share produksi rata-rata 24,34% dan 12,17% atau produksi rata-rata 109,95 ribu ton dan 54,97 ribu ton. Produksi ketiga provinsi tersebut secara total menyumbang 63,34% dari produksi kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar lainnya adalah Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 6,18% dengan rata-rata produksi 27,94 ribu ton per tahun, dan Provinsi Jawa Tengah yang berkontribusi sebesar 4,14% dengan rata-rata produksi sebesar



20



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



18,70 ribu ton per tahun. Secara terinci data tersaji pada Gambar 3.7. dan Lampiran 7.



Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 Sebagai



provinsi



dengan



kontribusi



produksi



kopi



robusta



perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 mencapai 110,35 ribu ton yang tersebar sangat dominan di 5 kabupaten dengan total produksi sebesar 101,06 ribu ton atau share sebesar 91,58% dari total produksi kopi robusta di Provinsi



Sumatera



Selatan.



Kelima



kabupaten



tersebut



adalah



Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan kontribusi sangat signifikan yaitu sebesar 30,35% atau produksi sebesar 33,49 ribu ton, selanjutnya Kabupaten Muara Enim, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Empat Lawang, dengan share masing-masing 22,79%; 19,19%; 14,49% dan 4,76% atau produksi kopi robusta sebesar 25,15 ribu



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



21



2017



OUTLOOK KOPI



ton, 21,18 ribu ton, 15,99 ribu ton dan 5,25 ribu ton kopi robusta berasan. Secara terinci tersaji pada Gambar 3.8 dan Lampiran 8.



Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2015 Berdasarkan data tahun 2015, sentra kabupaten penghasil kopi robusta di Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat terbesar kedua terdapat terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan kontribusi mencapai 96,58% dari total produksi kopi robusta Provinsi Lampung yaitu sebesar 110,12 ribu ton atau produksi mencapai 106,35 ribu ton. Kabupaten Lampung Barat sangat signifikan menyumbang produksi kopi robusta hingga 52,65 ribu ton atau share hingga 47,81% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung. Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi hingga 26,92% atau produksi sebesar 29,64 ribu ton.



Selanjutnya Kabupaten Lampung



Utara, Way Kanan dan Kabupaten Pesisir Barat, masing-masing berkontribusi sebesar 9,41%; 8,38% dan 4,06% atau produksi sebesar 22



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



10,37 ribu ton, 9,23 ribu ton dan 4,47 ribu ton kopi robusta berasan Data terinci tersaji pada Gambar 3.9 dan Lampiran 9.



Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2015 Sebagai penghasil kopi robusta perkebunan rakyat terbesar ketiga di Indonesia periode 2013 hingga 2017, produksi kopi robusta di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mencapai 54,92 ribu ton yang terdistribusi sangat dominan di 5 kabupaten sentra dengan kontribusi hingga 85,99% produksi kopi di Provinsi Bengkulu. Produksi kopi robusta di Bengkulu 33,32% berasal dari Kabupaten Pahiyang atau mencapai hasil 18,30 ribu ton.



Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebagai kabupaten dengan



produksi kopi robusta terbesar kedua di Provinsi Bengkulu dengan produksi mencapai 13,42 ribu ton atau share sebesar 24,44% dari total produksi kopi robusta Provinsi Bengkulu. Tiga kabupaten penghasil kopi robusta terbesar lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Seluma yang berkontribusi cukup signifikan dengan kisaran antara 8,94% hingga 10,20% atau masing-masing dengan produksi



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



23



2017



OUTLOOK KOPI



sebesar 5,60 ribu ton ; 4,99 ribu ton dan 4,91 ribu ton. Data secara terinci dapat dilihat di Gambar 3.10 dan Lampiran 10.



Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2015 Provinsi Jawa Timur sebagai sentra provinsi penghasil kopi robusta terbesar keempat dengan share lebih dari 5%. Produksi kopi robusta dari perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 sebagian besar berasal dari Kabupaten Malang, berkontribusi mencapai 31,35% atau produksi kopi sebesar 8,95 ribu ton. Sentra produksi lainnya di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Banyuwangi dengan kontribusi sebesar 15,88% atau 4,54 ribu ton, Kabupaten Bondowoso dengan kontribusi 10,00% atau produksi kopi robusta sebesar 2,84 ribu ton, Kabupaten



Jember



dan



Kabupaten



Lumajang



masing-masing



berkontribusi sebesar 9,96% dan 6,62% atau produksi mencapai 2,85 ribu ton dan 1,89 ribu ton.Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.11 dan Lampiran 11.



24



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2015 Provinsi kelima terbesar penghasil kopi robusta adalah Provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata produksi sebesar 18,70 ribu ton. Sentra kopi robusta di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data produksi tahun 2015 terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan komulatif share sebsar 69,23% atau total produksi sebesar 12,81 ribu ton kopi robusta berasan (Gambar 3.12). Kabupaten sentra utama penghasil kopi di Jawa Tengah sangat dominan di Kabupaten Temanggung dengan share mencapai 40,72% atau produksi sebesar 7,54 ribu ton, empat kabupaten lainnya berkontribusi kurang dari 10% atau dengan kisaran share 6,63% hingga 7,70% atau produksi sebesar 1,23 ribu ton hingga 1,42 ribu ton antara lain di Kabupaten Pati, Jepara, Kendal dan Semarang. Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.12 dan Lampiran 12.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



25



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2015 Produksi kopi arabika di Indonesia mencapai rata-rata 160,86 ribu ton periode 2013 hingga 2017 atau berkontribusi hanya 18,13% terhadap total produksi kopi Indonesia yang rata-rata mencapai 647,20 ribu ton kopi berasan.



Sentra produksi kopi arabika Indonesia terdapat di 5



provinsi dengan total share mencapai 84,91% atau produksi rata-rata sebesar 136,58 ribu ton yaitu sangat dominan di 2 provinsi yaitu Sumatera Utara dan Aceh dengan share 30,90% dan 26,29% atau produksi sebesar 49,70 ribu ton dan 42,29 ribu ton kopi arabika berasan. Provinsi penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Jawa Barat, masing-masing dengan rata-rata produksi sebesar 20,10 ribu ton, 15,11 ribu ton dan 9,37 ribu ton atau share sebesar 12,50% ; 9,40% dan 5,83% terhadap produksi kopi arabika di Indonesia. Sementara provinsi lainnya hanya berkontribusi 15,09%. Data secara terinci teraji pada Gambar 3.13. dan Lampiran 13.



26



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Tahun 2013- 2017 Pada tahun 2015, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara mencapai 10,19 ribu ton atau menyumbang 20,55% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Empat Kabupaten kabupaten sentra penghasil kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten



Dairi,



Kabupaten



Simalungun,



Kabupaten



Karo,



dan



Kabupaten Hunbang Hasundutan, dengan produksi masing-masing sebesar 9,68 ribu ton; 8,51 ribu ton; 6,89 ribu ton, dan 5,91 ribu ton kopi arabika berasan atau berkontribusi masing-masing sebesar 19,53 ; 17,17 ; 13,90 dan 11,93. Data terinci tersaji pada Gambar 3.14. dan Lampiran 14. Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 41,85 ribu ton yang terdistribusi 100% hanya di 3 kabupaten yaitu yang paling dominan di Kabupaten Aceh Tengah dengan share 69,87% atau produksi sebesar 29,24 ribu ton, berikutnya Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues dengan share masing-masing sebesar 27,54% dan 2,59% atau produksi sebesar 11,53



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



27



2017



OUTLOOK KOPI



ribu ton dan 1,08 ribu ton.



Secaraterinci data tersaji pada Gambar



3.15. Lampiran 15.



Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015



Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2015



28



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Selama tahun 2013-2017, perkebunan rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan rata-rata memproduksi 12,50% kopi arabika Indonesia atau setara dengan 20,10 ribu ton per tahun. Keragaan produksi kopi arabika tahun 2015, kopi arabika hasil produksi perkebunan rakyat di provinsi ini mencapai 20,35 ribu ton kopi berasan. Produksi ini tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan lima dominasi kabupaten utama yaitu terbesar di Kabupaten Enrekang yang berkontribusi sebesar 38,93% atau produksi sebesar 7,92 ribu ton, Selanjutnya Kabupaten Tana Toraja, dan Toraja Utara, dengan share diatas 10% yaitu sebesar 13,96% dan 10,37% atau realisasi produksi sebesar 2,84 ribu ton dan 2,11 ribu ton kopi arabika berasan. Sementara Kabupaten Luwu dan Gowa dengan kontribusi terhadap produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan masing-masing mencapai 9,09% dan 8,51% atau produksi sebesar 1,85 ribu ton dan 1,73 ribu ton. Data produksi kopi arabika di 5 kabupaten sentra Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.16 dan Lampiran 16.



Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



29



2017



OUTLOOK KOPI



Produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat antara tahun 2013-2017 mencapai rata-rata 15,11 ribu ton atau berkontribusi terbesar keempat atau berkontribusi 9,40% terhadap total produksi kopi arabika di Indonesia. Sentra produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 mencapai 15,13 ribu ton dengan produksi kopi terbesar di Kabupaten Solok Selatan sebesar 4,37 ribu ton kopi berasan atau berkontribusi hingga 28,90% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat. Berikutnya adalah Kabupaten Pasaman dengan produksi sebesar 2,32 ribu ton atau share sebesar 15,33. Tiga kabupaten sentra lainnya adalah Pesisir Selatan, Solok dan Kabupaten Lima Puluh Koto dengan produksi sebesar 1,93 ribu ton ; 1,75 ribu ton dan 1,37 ribu ton atau share sebesar 12,79% ; 11,58%, dan 9,03%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.17 dan Lampiran 17.



Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2015



30



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Produksi kopi arabika perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Barat menduduki urutan kelima terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi 9,37 ribu ton antara tahun 2013 hingga tahun 2017.



Tahun



2015, produksi kopi arabika perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Barat sebesar 9,34 ribu ton yang tersebar sangat signifikan di 2 kabupaten dengan total share 87,72% atau produksi mencapai 8,19 ribu ton. Kabupaten Bandung dengan produksi mencapai 6,87 ribu ton atau berkontribusi hingga 73,58% terhadap total produksi kopi arabika di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut dengan produksi sebesar 1,32 ribu ton atau share sebesar 14,14%.



Sedangkan kabupaten lainnya hanya



berkontribusi 12,28% terhadap gtotal produksi kopi arabika di Provinsi Jawa Barat. Seperti tersaji pada Gambar 3.18 dan Lampiran 18.



Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Barat,Tahun 2015



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



31



2017



OUTLOOK KOPI



3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA Perkembangan harga kopi robusta di tingkat produsen beberapa pasar dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2008-2016 secara umum menunjukkan trend meningkat rata-rata 4,80% per tahun yaitu harga produsen kopi robusta pada tahun 2008 mencapai Rp. 13.722,- per kilogram dan tahun 2016 berdasarkan angka sementara sebesar Rp. 19.813 per kilogram. Peningkatan harga kopi cukup signifikan pada tahun 2011 dan 2014 yaitu sebesar 10,23% dan 10,24%. Perkembangan harga kopi juga cenderung meningkat cukup signifikan pada kondisi 5 tahun terakhir yaitu rata-rata meningkat 4,91% per tahun atau mencapai harga rata-rata Rp. 17.750 per kilogram.



Denikian halnya perkembangan harga kopi di tingkat produsen



kondisi dua tahun terakhir yang cenderung terus meningkat sebesar 9,28% atau harga sebesar Rp. 19.135,- menjadi Rp. 19.813,- di tahun 2016 atau meningkat 3,55%.



Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.19 dan



Lampiran 19.



Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016



32



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, permintaan kopi untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Periode tahun 2002-2016, konsumsi kopi per kapita cenderung mengalami penurunan 1,66 per tahun. Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita per tahun sebesar 1,29 kg/kapita/tahun dan mengalami penurunan hingga 32,93% pada tahun 2016 atau menjadi konsumsi 0,871 kg/kapita/tahun pada tahun 2016. Selama periode tersebut, penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 33,51%, dari 1,35 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,89 kg/kapita/tahun di tahun 2015. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.20. dan Lampiran 20.



Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002–2016 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980– 2016 berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat rata-rata sebesar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



33



2017



OUTLOOK KOPI



3,80% per tahun yaitu ekspor kopi Indonesia tahun 1980 sebesar 238,68 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 656 juta dan tahun 2016 volume ekspor kopi menjadi 414,65 ribu ton atau senilai US$ 1.008,55 juta. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi kondisi 5 tahun (2012 hingga 2016) secara volume mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sebesar 1,04% per tahun dengan nilai ekspor yang mengalami penurunan



sebesar 4,52% per tahun atau nilai ekspor sebesar $US



1.133,84 juta. Penurunan volume ekspor kopi Indonesia paling tinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 27,94% atau mencapai 384,82 ribu ton, sehingga mengakibatkan nilai ekspor kopi Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 11,47% atau mencapai nilai ekspor $US 1 .039,34 juta. Penurunan ekspor kopi pada tahun tersebut diduga dipicu oleh penurunan produksi kopi pada tahun yang sama yaitu secara total sebesar 5,40% terutama pada penurunan produksi kopi di perkebunan rakyat yang mengalami penurunan hingga 5,03% atau produksi mencapai 612,88 ribu ton kopi berasan. Data terinci tersaji pada Gambar 3.12 dan Lampiran 21.



Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980–2016 34



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Keragaan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2016 tersaji pada Gambar 3.22. Dari gambar tersebut terlihat bahwa impor kopi Indonesia berfluktuasi cukup tajam dengan kecenderungan meningkat setelah tahun 1991 dan meningkat sangat signifikan pada tahun 2006 dan 2007. Pada periode 1980-2016, impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 160,76% per tahun atau rata-rata sebesar 8,44 ribu ton yaitu sebesar 46 ton pada tahun 1980 menjadi sebesar 25,17 ribu ton di tahun 2016.



Secara absolut, volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi



tahun 2012 mencapai 52,65 ribu ton atau senilai US$ 117,18 juta. Data secara rinci tersaji pada Lampiran 21.



Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980–2016 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Berdasarkan keragaan data ekspor dan impor kopi Indonesia tahun



1980-2016



meskipun



secara



absolut



berfluktuasi



dengan



kecenderungan volume ekspor lebih tinggi dibanding volume impor dan menjadikan nilai ekpor kopi Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



35



2017



OUTLOOK KOPI



impornya. Kondisi perdagangan kopi yang cenderung mengalami surplus ini menjadikan kopi di Indonesia bisa sebagai penyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Indonesia



dari tahun 1980-2016



mengalami peningkatan rata-rata 7,16% per tahun. Surplus perdagangan kopi Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar US$ 1.166,2 juta atau meningkat 14,66% terhadap neraca perdagangan tahun sebelumnya, sedangkan surplus perdagangan kopi terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar US$ 183,41 juta atau mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 41,78% terhadap perdagangan kopi tahun 2000, data secara rinci disajikan pada Lampiran 21. Necara perdagangan kopi 5 tahun terakhir masih mengalami nilai rata-rata surplus $US 1.077,29 juta dengan nilai rata-rata ekspor sebesar $US 1.133,84 juta dan rata-rata nilai impor hanya $US 56,55 juta (Gambar 3.23).



Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 2012-2016



36



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar dan olahan tahun 2016 mencapai 414,65 ribu ton. Dari total ekspor tersebut jika dilihat negara tujuan tersebar di 10 negara tujuan ekspor dengan total pangsa pasar hingga 74,51% atau volume ekspor sebesar 308,95 ribu ton kopi segar dan kopi olahan. Pasar ekspor kopi Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat (USA) yang mencapai total ekspot 67,32 ribu ton atau mencapai share 16,24% dengan total nilai ekspor mencapai US$ 269,94 juta. Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi cukup signifikan adalah Jerman dengan pangsa pasar mencapai 10,28% atau sebesar 47,63 ribu ton atau mencapai total nilai ekspor US$ 90,19 juta. Lima negara pasar kopi Indonesia dengan share diatas 5% adalah Malaysia, Italia, Jepang, Fed. Rusia dan Mesir yaitu dengan kisaran share sebesar 5,10% hingga 9,74%. Sedangkan Inggris, Belgia dan Indonesia dengan pangsa share perdagangan kopi Indonesia masing-masing sebesar 4,43%; 2,93% dan 2,79%. Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.24 dan Lampiran 22.



Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



37



2017



OUTLOOK KOPI



3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 Kopi impor di Indonesia tahun 2016 mencapai 25,17 ribu ton dalam bentuk segar dan olahan sangat dominan berasal dari Vietnam dengan pangsa pasar kopi impor sebesar 75,77% atau volume impor mencapai 19,07 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 31,03 juta. Dua negara lain yang berkontribusi di atas 5% adalah Brazil sebesar 13,36% atau volume impor sebesar 3,36 ribu ton dan Timor Timur sebesar 5,77% atau volume impor sebesar 1,45 ribu ton. Total share dari 3 negara asal kopi impor tersebut mencapai 94,89% pangsa pasar impor kopi di Indonesia. Data volume impor kopi Indonesia berdasarkan negara asal tersaji secara rinci pada Gambar 3.25 dan Lampiran 23.



Gambar 3.25. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016



38



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN USAHA KOPI INDONESIA TAHUN 2014



Hasil survei rumah tangga usaha perkebunan untuk komoditas kopi pada Tahun 2014 menunjukkan bahwa nilai produksi per 100 pohon kopi sebesar Rp. 689.560 dengan rata-rata pengeluaran Rp. 474.990, dengan kata lain persentase pengeluaran terhadap produksi sebesar 68,90%. Pengeluaran untuk usaha kopi terdiri dari pengeluaran untuk bibit, tanaman



pelindung,



pupuk,



stimulan,



pestisida,



pekerja,



dan



pengeluaran lain. Pengeluaran untuk pekerja merupakan biaya terbesar dalam mengusahakan tanaman kopi dibandingkan biaya lain, yaitu sebesar 45,76% atau Rp. 217.340 dari total pengeluaran sebesar Rp. 474.000. Komponen pembiayaan terbesar kedua adalah perkiraan sewa lahan bebas sewa/milik sendiri yang mencapai 27,43% dari total biaya produksi atau sebesar Rp. 130.300.



Data secara rinci tersaji pada



Gambar 3.26, Gambar 3.27 dan Lampiran 24.



Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun 2014



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



39



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014



40



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negaranegara ASEAN Berdasarkan data FAO tahun 1980 hingga 2014, secara umum perkembangan luas tanaman menghasilkan (harvested area) kopi di antara negara-negara anggota ASEAN yang meliputi penjumlahan dari 8 negara anggota yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam, cenderung meningkat rata-rata 3,65% per tahun yaitu luas tanaman kopi yang menghasilkan pada tahun 1980 sebesar 649,47 ribu hektar menjadi sebesar 2,06 juta hektar atau ratarata luas tanaman kopi menghasilkan sebesar 1,46 juta hektar. Sementara kondisi lima tahun terakhir luas tanaman menghasilkan komoditas



kopi



cenderung



mengalami



perlambatan



yaitu



hanya



meningkat rata-rata 0,08% per tahun atau mencapai luas rata-rata 2,06 juta hektar. Peningkatan laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan antara tahun 2010 hingga tahun 2014 hanya terjadi pada tahun 2011 dan 2014 yaitu sebesar 2,63% dan 0,79%, seperti tersaji pada Lampiran 25a. Berdasarkan data FAO untuk data rata-rata luas tanaman menghasilkan kopi tahun 2010-2014 di negara ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar di kawasan ASEAN dengan rata-rata luas sebesar 1,25 juta hektar atau berkontribusi sebesar 60,97% dari rata-rata total luas tanaman menghasilkan kopi di ASEAN yang mencapai luas rata-rata 2,06 juta hektar. Vietnam yang menjadi salah satu sentra penghasil kopi dunia menduduki posisi kedua dengan luas rata-rata 559,76 ribu hektar atau berkontribusi sebesar 27,23%. Negara-negara ASEAN lainnya yaitu Philipina, Laos, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Kamboja, masingmasing berkontribusi terhadap luas areal kopi di ASEAN sebesar 5,79%; Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



41



2017



OUTLOOK KOPI



2,82%; 2,41%; 0,55%; 0,21%; dan 0,02%. Secara rinci tersaji pada Gambar 4.2 dan Lampiran 26.



Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014



Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 42



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan produksi kopi dalam wujud produksi biji kopi mentah di kawasan ASEAN pada periode tahun 1980–2014 menunjukkan pola



yang



hampir



sama



dengan



perkembangan



luas



tanaman



menghasilkan yaitu produksi kopi ASEAN meningkat rata-rata 5,22% per tahun atau pada tahun 1980 produksi kopi sebesar 453,50 ribu ton menjadi sebesar 2,30 juta ton pada tahun 2014 atau rata-rata produksi mencapai 1,24 juta ton. Sementara kondisi lima tahun terakhir produksi kopi di wilayah ASEAN masih mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 4,25% per tahun atau produksi kopi rata-rata mencapai 2,17 juta ton. Peningkatan produksi kopi terjadi setiap tahun pada kondisi 5 tahun terakhir yaitu dengan kisaran 2,05% hingga yang terbesar pada tahun 2010 sebesar 5,90%.



Data secara terinci tersaji pada



Gambar 4.3 dan Lampiran 25b.



Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 Dengan total produksi kopi ASEAN rata-rata sebesar 2,17 juta ton antara tahun 2010 hingga 2014, Vietnam menempati urutan pertama sebagai negara dengan produsen kopi terbesar di kawasan ASEAN yaitu Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



43



2017



OUTLOOK KOPI



rata-rata produksi sebesar 1,28 juta ton atau berkontribusi sebesar 58,82% terhadap total produksi kopi di kawasan ASEAN. Indonesia dengan rata-rata produksi sebesar 666,71 ribu ton hanya mampu berkontribusi sebesar 30,78%. Negara penghasil kopi di wilayah ASEAN lainnya adalah Philipina, Laos, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Kamboja yang berkontribusi masing-masing sebesar 3,93%; 3,61%; 1,92%; 0,59%; 0,37% dan 0,02% terhadap total produksi kopi ASEAN atau produksi rata-rata mencapai 85,17 ribu ton, 78,25 ribu ton, 41,64 ribu ton, 12,84 ribu ton, 7,92 ribu ton dan terendah produksi kopi di Kamboja sebesar 355 ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.4 dan Lampiran 27.



Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan produktivitas kopi di kawasan ASEAN periode tahun 1980-2014



secara



umum



berfluktuasi



setiap



tahunnya



dengan



kecenderungan meningkat rata-rata 1,71% per tahun atau produktivitas 44



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



kopi di tahun 1980 sebesar 698 kilogram per hektar menjadi sebesar 1,11 ribu kilogram per hektar pada tahun 2014. Kondisi lima tahun terakhir hasil per hektar kopi Indonesia meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 4,17% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 1,05 ribu kilogram per hektar. Laju pertumbuhan produktivitas tersebut menjadi pendorong meningkatnya produksi kopi di wilayah ASEAN yang meningkat



rata-rata



5,22%



per



tahun



meskipun



secara



luasan



peningkatan pertumbuhan kopi di wilayah ASEAN justru mengalami pertumbuhan yang melambat rata-rata 0,08% per tahun. Secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.5 dan Lampiran 25a.



Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014 Produktivitas tanaman kopi di kawasan ASEAN antara tahun 20102014 tertinggi di Malaysia dengan produktivitas mencapai 2,92 ribu kg/ha, berikutnya Vietnam dengan rata-rata produktivitas sebesar 2,28 ribu kg/ha. Tempat ketiga diduduki Laos dengan rata-rata produktivitas kopi mencapai 1,35 ribu kg/ha. Sementara Indonesia menjadi negara



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



45



2017



OUTLOOK KOPI



dengan produktivitas terendah diantara 8 negara produsen kopi di wilayah ASEAN dengan produktivitas rata-rata hanya 532 kilogram per hektar. Data seperti tersaji pada Gambar 4.6 dan Lampiran 28.



Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada periode tahun 1980–2014 berfluktuasi setiap tahunnya dengan trend peningkatan yang tidak signifikan yaitu rata-rata 0,23% per tahun atau luas tanaman menghasilkan kopi dunia tahun 1980 sebesar 10,07 juta hektar dan sebesar 10,49 juta hektar di tahun 2014.



Sementara



perkembangan luas tanaman menghasilkab kopi dunia periode lima tahun terakhir juga cenderung mengalami pertumbuhan melambat ratarata sebesar 0,05% per tahun atau rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 10,39 juta hektar. Perlambatan pertumbuhan luas tanaman mengasilkan kopi dunia kondisi lima tahun terakhir terjadi pada tahun



46



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



2011 dan 2014 yaitu sebesar 5,49% dan 1,09%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.7 dan Lampiran 29.



Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 1980–2014 Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO periode 2010-2014 mencapai yang luas rata-rata 10,39 juta hektar. Dari jumlah tersebut 20,24% disuport oleh Brazil dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 2,10 juta hektar. Posisi kedua adalah Indonesia dengan luas tanaman menghasilkan rata-rata mencapai 1,25 juta hektar atau share sebesar 12,07 %. Berikutnya adalah Kolombia, Meksiko dan Pantai Gading/Côte d'Ivoire dengan luas rata-rata sebesar 753,56 ribu hektar, 704,87 ribu hektar dan 608,75 ribu hektar atau share sebesar 7,25% ; 6,79% dan 5,86%. Sementara Vietnam, dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 559,76 ribu hektar berada pada posisi keenam terbesar dunia. Secara kumulatif, kontribusi keenam negara share terbesar luas tanaman mengasilkan kopi dunia tersebut mencakup 57,61% dari total luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.8 dan Lampiran 30. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



47



2017



OUTLOOK KOPI



Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 2010-2014 4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi mentah) periode tahun 1980 hingga 2014 berdasarkan data FAO, berfluktuasi dengan trend terus mengalami peningkatan rata-rata 2,22% per tahun yaitu pada tahun 1980, produksi kopi di dunia mencapai 4,84 juta ton dan meningkat di tahun 2014 menjadi 8,79 juta ton. Sementara produksi kopi dunia kondisi lima tahun terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu rata-rata sebesar 2,50% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 8,68 juta ton.



Peningkatan produksi lima tahun



terakhir



peningkatan



lebih



diakibatkan



oleh



produktivitas



yang



meningkat rata-rata 2,50% per tahun sedangkan pertumbuhan luas tanaman menghasilkan kopi dunia cenderung melambat yaitu rata-rata sebesar 0,05% per tahun. Sementara produksi kopi dunia menurut data dari USDA, produksi kopi dunia periode 1980 hingga 2016 mencapai produksi rata-rata 6,84 juta ton atau meningkat rata-rata 2,18% per tahun yaitu produksi tahun 1980 sebesar 5,17 juta ton tahun 2016 meningkat menjadi 9,55 juta ton. 48



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Produksi kopi kondisi lima tahun terakhir masih mengalami peningkatan rata-rata 2,00% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 9,41 juta ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.9 dan Lampiran 25.b.



Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980–2014 Menurut FAO periode 2010 hingga 2014, produksi kopi dunia 33,22% berasal dari produksi kopi Brazil dengan rata-rata produksi mencapai 2,88 juta ton. Kopi dunia sebanyak 14,70% berasal dari Vietnam atau produksi rata-rata hingga 1,28 juta ton. Dengan produksi kopi rata-rata 666,71 ribu ton per tahun, Indonesia berada di posisi ketiga terbesar produsen kopi dunia dengan kontribusi 7,68% terhadap total produksi kopi dunia. Total kontribusi tiga negara produsen kopi dunia tersebut mencakup lebih dari setengah produksi kopi dunia atau brkontribusi hingga 55,60% produksi kopi dunia atau mencapai produksi 4,82 juta ton. Sementara 44,40% share produksi kopi dunia tersebar di 7 negara dengan kisaran share terendah di Meksiko sebesar 2,71% atau produksi kopi rata-rata 234,94 ribu ton, hingga yang terbesar di Kolombia dengan share 6,56% terhadap total produksi kopi dunia atau Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



49



2017



OUTLOOK KOPI



produksi kopi rata-rata mencapai 569,50 ribu ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.10 dan Lampiran 31.



Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Tahun 2010-2014 4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia Berdasarkan data FAO, laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia periode 1980 hingga 2014 secara umum mengalami peningkatan rata-raa 1,99% per tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,99% atau produksi kopi per hektar rata-rata sebesar 651 kilogram atau produktivitas kopi tahun 1980 sebesar 481 kilogram per hektar, menjadi 838 kilogram per hektar di tahun 2014.



Perkembangan produktivitas



kopi periode lima tahun terakhir masih mengalami peningkatan lebih signifikan yaitu sebesar 2,50% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 836 kilogram per hektar.



dunia tercapai pada tahun 2012



yaitu sebesar 912 kg/ha. Sementara tahun 2014, produktivitas kopi dunia mencapai 838 kg/ha atau lebih rendah 1,40% dibandingkan tahun 2012, dimana pada tahun tersebut produktivitas kopi dunia mencapai



50



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



tertinggi. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.11 dan Lampiran 29.



Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 19802014 4.2.



PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Berdasarkan data USDA, volume ekspor dan impor kopi dari negara-negara anggota ASEAN pada periode tahun 1980-2016 secara umum mengalami trend terus meningkat dengan kecenderungan volume ekspor lebih tinggi dari volume impornya, seperti tersaji pada Gambar 4.12. Pada periode tersebut, laju pertumbuhan volume ekspor kopi meningkat sangat signifikan yaitu rata-rata 7,20% per tahun atau volume ekspor rata-rata mencapai 1,10 juta ton atau volume ekspor kopi dunia tahun 1980 sebesar 261,60 ribu ton menjadi sebesar 2,40 juta ton di tahun 2016. Sementara perkembangan volume impor kopi ASEAN secara rata-rata mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding volume ekspornya yaitu sebesar 18,37% per tahun atau volume impor rata-rata 134,58 ribu ton. Sedangkan kondisi lima tahun terakhir, volume ekspor Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



51



2017



OUTLOOK KOPI



impor kopi meskipun masih meningkat secara rata-rata namun cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,74% per tahun dan 10,20% per tahun atau rata-rata ekspor sebesar 2,42 juta ton dan rata-rata impor sebesar 544,67 ribu ton. Tahun 2016 volume ekspor kopi ASEAN mengalami penurunan hingga 8,39% dari tahun sebelumnya atau mencapai 2,40 juta ton, sebaliknya volume impor kopi ASEAN justru meningkat 7,71% atau mencapai 648,48 ribu ton. Keragaan perdagangan kopi di wilayah ASEAN dimana volume ekspor cenderung lebih tinggi dari impor tersebut cukup beralasan mengingat dua negara sentra produksi kopi dunia adalah dua negara anggota ASEAN yaitu Vietnam dan Indonesia. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 32a.



Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2016 Keragaan data rata-rata volume ekspor kopi di kawasan ASEAN periode tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan USDA, sangat dominan di dua negara dengan kontribusi volume ekspor di atas 20% terhadap total volume ekspor kopi kawasan ASEAN. Kedua negara tersebut adalah



52



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Vietnam dan Indonesia dengan total kontribusi hingga 88,75% volume ekspor kopi ASEAN. Vietnam mengekspor kopi rata-rata per tahun mencapai 1,58 juta ton atau 65,25% terhadap volume ekspor kopi dari kawasan ASEAN. Pada periode yang sama, Indonesia mampu mengekspor kopi rata-rata 568,33 ribu ton per tahun atau berkontribusi sebesar 23,50% perdagangan kopi wilayah ASEAN. Sementara 3 negara lainnya hanya berkontribusi antara 0,91% hingga 6,60% yaitu di Laos, Thaliand dan Malaysia atau volume ekspor rata-rata 21,90 ribu ton, 90,42 ribu ton dan 159,72 ribu ton. Data secara lengkap tersaji pada Gambar 4.13 dan Lampiran 33.



Gambar 4.13. Negara Eksportir Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 20122016 Negara importir kopi terbesar di kawasan ASEAN periode tahun 2012-2016 berdasarkan data USDA mencapai rata-rata 882,41 ribu ton. Filipina menjadi importir kopi terbesar di wilayah ASEAN dengan volume rata-rata 282,78 ribu ton atau 51,19% dari total volume impor kopi di wilayah. Negara ASEAN importir kopi terbesar kedua adalah Malaysia dengan jumlah impor kopi rata-rata mencapai 87,90 ribu ton, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



53



2017



OUTLOOK KOPI



berkontribusi hingga 15,91% terhadap impor kopi ASEAN. Sementara Thailand rata-rata mengimpor 68,52 ribu atau berkontribusi sebesar 12,40% dari total impor kopi di kawasan ASEAN. Di sisi lain, Indonesia selain sebagai negara pengekspor kopi terbesar kedua di ASEAN, juga tercatat sebagai negara pengimpor kopi dengan rata-rata volume impor mencapai 61,16 ribu ton atau share sebesar 11,07%. Sedangkan Vietnam dan Singapore mengimpor kopi rata-rata 44,30 ribu ton dan 7,74 ribu ton atau share 8,02% dan 1,40%. Secara lengkap data tersaji pada Gambar 4.14 dan Lampiran 34.



Gambar 4.14. Negara Importir Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 20122016



4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Perkembangan



Nilai



perdagangan



kopi



di



wilayah



ASEAN



berdasarkan data FAO antara tahun 1980 hingga 2013 menunjukkan trend sejalan dengan keragaan volume ekspor dan impor kopi yaitu nilai ekspor kopi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya. Berdasarkan keragaan data tersebut, surplus perdagangan kopi wilayah 54



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



ASEAN rata-rata sebesar 1,32 milyard US$ atau mengalami pertumbuhan rata-rata 9,71% per tahun. Surplus neraca perdagangan kopi tertinggi dari negara-negara anggota ASEAN terjadi pada tahun 2012 mencapai US$ 4,36 Milyar. Keragaan neraca perdagangan kondisi 5 tahun terakhir meskipun secara pertumbuhan cenderung melambat sebesar 5,63%, namun secara absolut mengalami peningkatan sebesar US$ 3,24 milyar. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.15 dan Lampiran 32b.



Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013



4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia Perkembangan volume ekspor kopi dunia tahun 1980-2016 berdasarkan data USDA terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, sebaliknya trend perkembangan volume impor kopi mengalami lonjakan cukup tajam setelah tahun 2000, meskipun kemudian mengalami peningkatan dengan trend melandai, seperti tersaji pada Gambar 4.16. Perkembangan laju pertumbuhan ekspor kopi secara umum meningkat rata-rata 2,33% per tahun atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 5,41 juta ton, sementara pertumbuhan volume Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



55



2017



OUTLOOK KOPI



impor cenderung meningkat sangat signifikan secara rata-rata mencapai 49,38% atau volume impor rata-rata mencapai 2,62 juta ton. Peningkatan volume impor kopi dunia tersebut sangat signifikan terjadi pada tahun 2002 sebesar 1,17 ribu persen terhadap tahun 2001 atau volume impor kopi mencapai 5,40 juta ton dari tahun sebelumnya hanya sebesar 425,64 ribu ton. Sementara perkembangan laju pertumbuhan volume ekspor impor kopi dunia kondisi lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan melambat yaitu sebesar 2,12% dan 2,65% atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 7,67 juta ton dan volume impor kopi sebesar 7,23 juta ton. Data secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 35a.



Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 Negara eksportir kopi dunia antara tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan dara USDA tersaji pada Gambar 4.17.



Secara umum,



volume ekspor kopi dunia pada periode tersebut mencapai rata-rata 7,67 juta ton yang tersebar di 10 negara eksportir kopi terbesar dunia mencapai total volume ekspor hingga 6,32 juta ton atau share hingga 82,39% total ekspor kopi dunia. Brazil menjadi negara eksportir kopi 56



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



terbesar di dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 2,04 juta ton per tahun atau berkontribusi sebear 26,61%. Berikutnya dengan total ekspor rata-rata 1,58 juta ton atau menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 20,59% adalah Vietnam. Indonesia dengan rata-rata ekspor kopi 568,33 ribu ton atau menguasai pasar kopi dunia 7,41% berada diposisi keempat dibawah Kolombia yang menjadi negara ketiga terbesar eksportir kopi dunia yaitu menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 9,06% atau volume ekspor hingga 694,32 ribu ton. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 36.



Gambar 4.17. Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2011-2015 Keragaan negara importir kopi dunia berdasarkan data USDA antara tahun 2012 hingga 2016 pada Gambar 4.18. Total volume impor kopi dunia periode 2012 hingga 2016 mencapai 7,23 juta ton yang tersebar hingga 83,92% atau mencapai total volume impor hingga 6,06 juta ton. Impor kopi di Uni Eropa mencapai tertinggi di dunia yaitu rata-rata 2,73 juta ton atau mencapai share 37,78% dari total volume impor kopi dunia. Amerika Serikat adalah negara importir kopi terbesar kedua di dunia dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,48 juta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



57



2017



OUTLOOK KOPI



ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 20,57% dari total volume impor kopi dunia sebesar 7,67 juta ton. Negara di Asia dengan pangsa impor kopi terbesar di dunia adalah Jepang dengan ratarata volume impor kopi sebesar 491,04 ribu ton per tahun atau share 6,80% impor kopi dunia. Negara pengimpor kopi terbesar lainnya adalah Philipina, Kanada, Rusia, Swis, Korea Selatan, Algeria dan China dengan kisaran share impor 1,84% hingga 3,91%.



Sementara impor kopi di



Indonesia mencapai rata-rata 61,16 ribu ton atau berada diurutan ke 17 atau share sebesar kurang dari 1% atau sebesar 0,85% terhadap total impor kopi dunia. Secara lengkap data tersaji pada Lampiran 37.



Gambar 4.18. Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016



4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia Berbeda dengan keragaan nilai ekspor dan impor kopi dari negaranegara anggota ASEAN, nilai impor kopi dunia umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor kopi dunia. Berdasarkan data FAO periode 1980



hingga



2013,



nilai impor kopi



dunia mengalami



peningkatan 3,79% per tahun atau mencapai nilai impor rata-rata 12,18 58



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Milyar US$, sementara nilai ekspor kopi dunia mencapai rata-rata 11,23 milyar US$. Berdasarkan perbandingan data nilai eksor terhadap nilai impor kopi dunia tersebut dapat dikatakan bahwa perdagangan kopi dunia cendrung mengalami defisit setiap tahunnya yaitu rata-rata mencapai (minus) -9,56 juta US$. Demikian halnya keragaan nilai perdagangan kopi dunia kondisi 5 tahun terakhir yang mempunyai pola sama yaitu mengalami defisit rata-rata sebesar -8,28 juta US$ per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 35b.



Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2013



4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN Ketersediaan kopi wilayah ASEAN diperoleh dari produksi dikurangi ekspor dan ditambah impor. Berdasarkan data USDA, perkembangan ketersediaan kopi di wilayah ASEAN periode 1980 hingga 2016 tersaji pada Gambar 4.20. Secara umum pola ketersediaan kopi di wilayah Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



59



2017



OUTLOOK KOPI



ASEAN berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat cukup signifikan setelah tahun 2010. Peningkatan suplay kopi ASEAN setelah tahun 2010 sebagai akibat peningkatan baik produksi maupun impor sebesar 17,37% dan 39,96%.



Laju pertumbuhan ketersediaan kopi ASEAN mengalami



peningkatan rata-rata 8,93% atau ketersediaan kopi mencapai rata-rata 286,73 ribu ton antara tahun 1980 hingga 2016. Kondisi lima tahun terakhir, ketersediaan kopi di wilayah ASEAN mengalami peningkatan lebih tinggi yaitu rata-rata sebesar 9,30% atau rata-rata mencapai 703,13 ribu ton. Peningkatan ketersediaan kopi kondisi 5 tahun terakhir tersebut selain adanya peningkatan produksi juga didukung oleh peningkatan volume impor, selain volume ekspor kopi ASEAN juga cenderung mengalami peningkatan rata-rata 3,74% pertahun.



Data



secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 38.



Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 19802016 4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia Sama halnya dengan ketersediaan kopi di ASEAN, ketersediaan kopi di dunia selama periode tahun 1980-2016 cenderung stagnan hingga tahun 2001 dan kemudian mengalami peningkatan sangat drastis di 60



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



tahun berikutnya hingga 301,09% sebagai akibat peningkatan volume impor kopi yang mencapai 1,167 ribu persen, sementara pertumbuhan produksi dan ekspor kopi hanya meningkat 14,04% dan 7,82%.



Laju



pertumbuhan ketersediaan kopi dunia rata-rata sebesar 15,79% atau mencapai 4,05 juta ton, sementara ketersediaan kopi kondisi lima tahun terakhir



mengalami



peningkatan



pertumbuhan



yang



cenderung



melambat rata-rata 2,52% atau rata-rata ketersediaan kopi mencapai 8,97 juta ton per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.21 dan Lampiran 39.



Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 19802016



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



61



2017



62



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI 5.1.



PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2021 Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2018 – 2021 didekati dengan



pendekatan prediksi dua variabel pembentuk produksi yaitu luas areal yang dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan atau LTM kopi dan produksi kopi per satuan luas atau produktivitas kopi per hektar. Pada tahun 2018 produksi kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 5,92% atau mengalami peningkatan 37,76 ribu ton dari Angka prediksi Ditjen Perkebunan tahun 2017 yaitu diperkirakan akan mencapai 675,30 ribu ton biji kopi. Berdasarkan data produksi kopi tahun 1980-2017 mendapatkan model analisis yang selanjutnya digunakan sebagai proyeksi produksi kopi tahun 2018-2021. Hasil proyeksi produksi kopi tahun 2018 hingga 2021 dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021



Tahun



Luas Area (Ha)



Pertumb (%)



Produktivitas (Kg/Ha)



Pertumb (%)



691,65



Produksi (Ton)



Pertumb (%)



2016



924.319



639.303



2017 *)



905.967



(1,99)



703,71



1,74



637.539



(0,28)



2018 **)



930.890



2,75



725,44



3,09



675.302



5,92



2019 **)



951.604



2,23



743,33



2,47



707.359



4,75



2020 **)



969.162



1,85



758,11



1,99



734.728



3,87



2021 **)



984.354



1,57



770,33



1,61



758.282



3,21



2,29



718.918



4,44



Rata-rata Pertumbuhan (%)



2018-2021



959.003



Keterangan :



*) Angka Proyeksi Ditjen Perkebunan **) Angka Proyeksi Pusdatin



2,10



749,30



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



63



2017



OUTLOOK KOPI



Peningkatan produksi kopi tahun 2018 dipicu naiknya luas areal dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan maupun produktivitas, masingmasing sebesar 2,75% dan 3,09% atau luas panen kopi mencapai 930,89 ribu hektar dan produktivitas diperkirakan akan mencapai 725,44 ton per hektar. Produksi kopi Indonesia hingga tahun 2021 diperkirakan akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 4,44% per tahun. Jika dibandingkan dengan produksi kopi tahun 2017 (angka proyeksi Ditjen Perkebunan) yang mencapai 637,54 ribu ton, maka produksi kopi di tahun 2021 diperkirakan akan meningkat sebesar 18,94% atau menjadi 758,28 ribu ton yang disuport oleh peningkatan luas areal sebesar 8,65% dan peningkatan produktivitas sebesar 9,47% atau luas areal mencapai 984,35 ribu ton dan produktivitas kopi mencapai 770,33 kilogram per hektar. Hasil selengkapnya tersaji pada Tabel 5.1. 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2021 Proyeksi konsumsi kopi din Indonesia didekati melalui perhitungan sisaan antara suplay kopi dengan demand atau sisaan dari total ketersediaan kopi dengan total permintaan kopi. Variabel pendukung suplay kopi Indonesia selain produksi adalah volume impor, sementara permintaan kopi selain permintaan kopi di luar negeri dalam bentuk ekspor, termasuk permintaan kopi dalam negeri berupa konsumsi kopi domestik. Sehingga terlebih dahulu dilakukan prediksi menggunakan model peramalan yang paling sesuai untuk indikator penyusun suplay dan demand kopi tersebut. Berdasarkan model pendugaan yang disusun, didapatkan angka prediksi volume impor kopi Indonesia tahun 2018 hingga 2021 yang diperkirakan masih akan mengalami peningkatan rata-rata 5,68% per tahun atau volume impor kopi akan mencapai 31,26 ribu ton di tahun 2018 dan meningkat menjadi sebesar 36,81 ribu ton hingga tahun 2021. Sementara dari sisi permintaan komoditas kopi Indonesia di pasar Internasional atau volume ekspor kopi akan meningkat rata-rata 2,13% per tahun atau mencapai volume impor rata-rata 409,51 ribu ton kopi berasan.



64



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



Tahun 2018 volume ekspor



OUTLOOK KOPI



2017



diperkirakan akan sedikit melemah yaitu hanya akan meningkat 0,34% namun tahun-tahun berikutnya akan meningkat antara 2,27% hingga 3,23%.



Hasil



secara lebih rinci tersaji pada Tabel 5.2.



Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Volume Ekspor dan Impor Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021



Tahun



Volume Ekspor Kopi (Ton)



2015



502.021



2016



414.651



(17,40)



25.172



102,00



2017 **)



390.886



(5,73)



29.514



17,25



2018 **)



392.202



0,34



31.264



5,93



2019 **)



404.883



3,23



33.064



5,76



2020 **)



415.755



2,69



34.912



5,59



2021 **)



425.206



2,27



36.810



5,44



409.512



2,13



34.013



5,68



Rata-rata



Pertumb (%)



Volume Impor Kopi (Ton)



Pertumb (%)



12.462



Keterangan : **) Angka Proyeksi Pusdatin Berdasarkan pendekatan perhitungan tersebut diatas didapatkan nilai konsumsi kopi Indonesia seperti tersaji pada Tabl 5.2a. Dari tabel tersebut terlihat bahwa konsumsi kopi Indonesia yang merupakan konsumsi rumah tangga tahun 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 10,54% terhadap konsumsi kopi tahun 2016 yaitu hanya mencapai 249,82 ribu ton, namun selanjutnya mengalami peningkatan sangat signifikan hingga tahun 2021 yaitu rata-rata 8,22% per tahun atau konsumsi domestik kopi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 369,89 ribu ton pada tahun 2021. Prediksi konsumsi tersebut diasumsikan sebagai konsumsi kopi



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



65



2017



OUTLOOK KOPI



langsung baik di tingkat rumah tangga termasuk permintaan dari sektor industri, hotel dan pariwisata.



Tabel 5.2a. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021



Tahun



Konsumsi Kopi Nasional (Ton)



Pertumb (%)



2016



249.824



2017 **)



276.167



10,54



2018 **)



314.365



13,83



2019 **)



335.540



6,74



2020 **)



353.885



5,47



2021 **)



369.886



4,52



Rata-rata Pertumbuhan (%)



8,22



Keterangan : **) Angka Proyeksi Pusdatin



5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2021 Tabel 5.3. menyajikan hasil proyeksi suplay atau penawaran kopi di Indonesia yang berasal dari produksi dalam negeri dan impor serta permintaan kopi Indonesia konsumsi dalam negeri serta kondisi surplus atau defisit pasokan kopi Indonesia. Dari hasil proyeksi suplay yang merupakan prediksi produksi dan volume impor serta permintaan dalam bentuk konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2017-2021, diperkirakan Indonesia akan mengalami surplus kopi rata-rata sebesar 405,79 ribu ton per tahun atau surplus pada tahun 2017 diperkirakan akan mencapai 390,89 ribu ton dan hingga tahun 2021 Indonesia akan mengalami surplus hingga 425,21 ribu ton kopi berasan. 66



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021



Tahun



Suplay (Ton)



Konsumsi (Ton)



Surplus (Ton)



2017 *)



667.053



276.167



390.886



2018 **)



706.566



314.365



392.202



2019 **)



740.423



335.540



404.883



2020 **)



769.640



353.885



415.755



2021 **)



795.093



369.886



425.206



Rata-rata (%)



405.786



Keterangan: *) Angka Estimasi **) Angka Proyeksi Pusdatin 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2017-2021 Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan free trade agreement di antara negara-negara ASEAN, maka diperlukan gambaran mengenai ketersediaan suatu komoditas di masa akan datang. Proyeksi ketersediaan ini akan membantu pegiat ekspor komoditas bersangkutan di dalam negeri untuk ambil bagian dalam perdagangan domestik dan/atau global. Pada outlook ini disediakan proyeksi ketersediaan komoditas kopi di kawasan domestik (Asia Tenggara) dan dunia. Data yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data yang bersumber dari USDA dimana negara-negara Asia Tenggara yang dimaksud dalam outlook ini adalah negara-negara anggota ASEAN.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



67



2017



OUTLOOK KOPI



Untuk mengetahui proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN, dalam outlook ini digunakan analisis deret waktu dengan metode double exponential smooting analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi di negaranegara ASEAN dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2017-2021



Proyeksi Tahun



Ketersediaan ASEAN ( Ton)



Pertumb. (%)



2017



876.713



2018



937.155



6,89



2019



997.596



6,45



2020



1.058.037



6,06



2021



1.118.478



5,71



Rata-rata Pertumbuhan



6,28



Keterangan : Prediksi Pusdatin



Hasil proyeksi menunjukkan bahwa ketersediaan kopi di antara negaranegara ASEAN pada tahun 2021 diperkirakan meningkat sebesar 27,58% dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 ketersediaan kopi total ASEAN mencapai 876,71 ribu ton dan meningkat menjadi 1,12 juta ton di tahun 2021. 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2017-2021 Tidak berbeda dengan proyeksi ketersediaan kopi ASEAN, dalam melakukan proyeksi ketersediaan kopi di dunia, penulis kembali menggunakan analisis deret waktu dengan metode double exponential smooting analysis.



68



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2017-2021 Proyeksi Tahun



Ketersediaan Dunia ( Ton)



Pertumb. (%)



2017



9.471.700



2018



9.667.723



2,07



2019



9.863.745



2,03



2020



10.059.768



1,99



2021



10.255.791



1,95



Rata-rata Pertumbuhan



2,01



Keterangan : Prediksi Pusdatin



Ketersediaan kopi dunia pada periode tahun 2017-2021 secara ratarata diprediksi akan meningkat sebesar 2,01% per tahun dimana ketersediaan kopi dunia tahun 2017 sebesar 9,47 juta ton dan tahun 2012 diperkirakan akan mencapai 10,26 juta ton kopi berasan atau mengalami peningkatan 8,28%. Data terinci tersaji pada Tabel 5.5.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



69



2017



70



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



BAB VI. KESIMPULAN 6.1.



KESIMPULAN Kopi Indonesia 94,53% didominasi oleh kopi yang diusahakan di



perkebunan rakyat dimana 81,87% merupakan kopi jenis robusta. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 73,67% yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa TImur, dan Jawa Tengah.



Adapun sentra produksi kopi



arabika Indonesia terdapat di 5 provinsi dengan total share mencapai 84,91% yaitu Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga kopi di pasar domestik di Indonesia tahun 2016 rata-rata adalah Rp.19.813 per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2016 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,87 kg/kapita. Konsumsi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,35 kg/kapita. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand.



Di dunia, Indonesia



tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ketiga setelah Brazil, dan Vietnam. Sebagai eksoprtir kopi di dunia, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tahun 2021 akan meningkat sebesar 18,94% atau menjadi 758,28 ribu ton dibandingkan produksi kopi tahun 2017 yang hanya mencapai 637,54 ribu ton. Proyeksi produksi ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan permintaan kopi di tahun yang sama. Permintaan kopi Indonesia tahun 2021 diperkirakan mencapai 369,89 ribu ton sehingga diperkirakan akan terjadi surplus pasokan kopi sebesar 425,21 ribu ton.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



71



2017



72



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



DAFTAR PUSTAKA Wirawan B,. 2017. Kita Harus Bangga Dengan Kopi Negeri Sendiri. Majalan Pilar Pertanian. Edisi 13 Oktober 2017. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2009-2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2010-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2011-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2012-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2015-2017. Kementerian Pertanian. Jakarta. Ellis, Markman. 2011. The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United Kingdom. Food



and Agriculture Organization of United http://faostat.fao.org [terhubung berkala]



Nation



(FAO).



2017.



United States Department of Agriculture (USDA). 2016. http://fas.usda.gov Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra Indrawanto., S. Joni Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Rencana Stategis Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), Kementerian Pertanian, Jakarta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Komoditi Kopi. Kementerian Pertanian. Jakarta.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



73



2017



74



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



LAMPIRAN-LAMPIRAN



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



75



2017



76



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Lampiran 1.



2017



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2017 Luas Areal (Ha)



Tahun



PR



Pertumb. (%) -



2016 *)



663.601 749.829 759.182 766.134 837.488 874.340 888.862 908.584 969.789 984.234 1.014.125 1.063.289 1.076.474 1.090.050 1.080.532 1.109.499 1.103.615 1.105.114 1.068.064 1.059.245 1.192.322 1.258.628 1.318.020 1.240.222 1.251.326 1.202.392 1.255.104 1.243.429 1.236.842 1.217.506 1.162.810 1.184.967 1.187.669 1.194.081 1.230.495 1.183.244 1.180.556



2017 **)



1.179.769



-0,29



1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015



12,99 1,25 0,92 9,31 4,40 1,66 2,22 6,74 1,49 3,04 4,85 1,24 1,26 -0,87 2,68 -0,53 0,14 -3,35 -0,83 12,56 5,56 4,72 -5,90 0,90 -3,91 4,38 -0,93 -0,53 -1,56 -4,49 1,91 0,23 0,54 3,05 -0,91 -4,06



Pertumb.



PBN



(%)



20.925 23.016 23.635 24.426 22.440 23.499 23.593 24.280 25.484 21.800 25.834 25.891 26.092 26.325 26.593 25.616 24.169 32.232 39.139 39.316 40.645 26.954 26.954 26.597 26.597 26.641 26.644 23.721 22.442 22.794 22.681 22.572 22.565 22.556 22.369 22.366 22.509



9,99 2,69 3,35 -8,13 4,72 0,40 2,91 4,96 -14,46 18,50 0,22 0,78 0,89 1,02 -3,67 -5,65 33,36 21,43 0,45 3,38 -33,68 0,00 -1,32 0,00 0,17 0,01 -10,97 -5,39 1,57 -0,50 -0,48 -0,03 -0,04 -0,83 -0,84 0,63



PBS



22.938 24.001 20.211 24.427 34.283 33.290 22.744 28.776 30.674 30.516 29.889 30.674 31.332 31.192 33.260 32.396 31.295 32.682 46.166 28.716 27.720 27.801 27.210 25.091 26.020 26.239 26.983 28.761 35.826 25.935 24.873 26.159 25.056 25.076 24.462 24.391 25.447



22.525 0,71 25.493 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)



Pertumb. (%) 4,63 -15,79 20,86 40,35 -2,90 -31,68 26,52 6,60 -0,52 -2,05 2,63 2,15 -0,45 6,63 -2,60 -3,40 4,43 41,26 -37,80 -3,47 0,29 -2,13 -7,79 3,70 0,84 2,84 6,59 24,56 -27,61 -4,09 5,17 -4,22 0,08 -2,45 -2,73 4,03 4,52



INDONESIA



Pertumb. (%)



707.464 796.846 803.028 814.987 894.211 931.129 935.199 961.640 1.025.947 1.036.550 1.069.848 1.119.854 1.133.898 1.147.567 1.140.385 1.167.511 1.159.079 1.170.028 1.153.369 1.127.277 1.260.687 1.313.383 1.372.184 1.291.910 1.303.943 1.255.272 1.308.731 1.295.911 1.295.110 1.266.235 1.210.364 1.233.698 1.235.290 1.241.713 1.230.495 1.230.001 1.228.512



-



1.227.787



-0,18



12,63 0,78 1,49 9,72 4,13 0,44 2,83 6,69 1,03 3,21 4,67 1,25 1,21 -0,63 2,38 -0,72 0,94 -1,42 -2,26 11,83 4,18 4,48 -5,85 0,93 -3,73 4,26 -0,98 -0,06 -2,23 -4,41 1,93 0,13 0,52 -0,90 -0,94 -0,16



1980-2017**)



1.092.644



1,62



25.771



0,71



28.515



1,54



1.145.664



1,55



1980-2015



1.102.167



1,83



25.957



0,71



28.689



1,38



1.140.951



1,64



1980-2007



1.054.440



2,44



26.968



1,16



29.346



2,21



1.110.755



2,35



2008-2017**)



1.195.794



-0,61



22.538



-0,52



26.272



-0,27



1.239.921



-0,63



Sumber :



Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Ket



PR



:



: Perkebunan Rakyat



PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)



: Tahun 2016 Angka Sementara



**)



: Tahun 2017 Angka Estimasi



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



77



78



(0,01)



(0,23)



(0,09)



(1,92) 18.286,41



(0,52)



1.135.114



1.112.597



1.089.951



1.018.573



970.677



946.791



920.790



902.341



902.548



879.117



863.731



863.626



861.678



860.915



999.172



865.813



96,13



2005



2006



2007



2008



2009



2010



2011



2012



2013



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



2014



2015



2016*)



2017**)



2001-1997



2013-2017



Share (%)



Share (%)



1,76



15.353



15.337



15.194



15.197



15.384



15.404



15.400



15.509



15.622



15.270



16.549



19.972



19.969



19.925



21.876



21.761



20.808



20.880



21.552



22.448



22.443



22.483



22.425



23.266



23.355



21.699



21.393



21.705



21.106



21.106



2,11



(3,13) 21.955,06



0,10



0,94



(0,02)



(1,22)



(0,13)



0,03



(0,70)



(0,72)



2,31



(7,73)



(17,14)



0,02



0,22



(26,01)



-



-



22.930



PBS



81,96



100,00



85.589



85.163



75.935



PR



89.795



282.691



95,42



318.780



(1,92) 218.227



(0,07) 319.710



(0,09) 319.678



(0,02) 319.619



(1,77) 319.932



(2,59) 314.963



0,02



(1,94) 282.626



(2,65) 242.021



(2,42) 270.715



(4,65) 266.165



(6,46) 153.884



(1,94) 165.154



(1,94)



(8,78) 116.212



0,71



3,92



Pertumb (%)



Rata-rata



898.144



898.776



899.628



899.808



916.053



940.400



940.184



958.782



984.838



1.009.213



1.058.477



1.131.622



1.153.959



1.176.744



1.289.966



1.280.891



1.232.551



Robusta



(0,23) 1.039.413,88



0,53



4,58



(0,34)



(3,12)



(3,99)



0,02



(0,18)



0,26



(3,61)



(0,38)



7,63



1,43



(1,44)



2,84



-



(7,95)



Pertumb (%)



Luas Areal Kopi Robusta (Ha) Pertumb (%)



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



(1,75)



(2,60)



0,02



(2,00)



(2,75)



(2,46)



(4,70)



(6,55)



(2,04)



(1,98)



(8,60)



26.928



26.928



2004



0,74



1.241.932



4,24



1.232.857



2003



26.928



PBN



2002



Pertumb (%)



1.182.693



PR



2001



Tahun



0,38



12,29



0,01



0,02



(0,10)



1,58



11,42



0,02



16,78



(10,60)



1,71



72,96



(6,82)



83,92



(22,73)



35,78



0,50



12,15



Pertumb (%)



26



26



26



-



1.598,08



-



-



-



-



(0,03)



0,03



-



-



-



10,34



(2,58)



-



-



25.561,54



-



-



Pertumb (%)



2,05



3.598



4.699



3.616



3.686



3.583



3.583



3.524



3.717



3.716



2.390



3.510



12.560



2.457



5.284



4.846



4.315



6.149



6.104



6.846



PBS



91.764



91.293



177.110



101.313



285.897



293.582



293.514



330.536



330.374



330.687



18,04



100,00



0,66 329.551



18,01 228.709



(1,90) 330.498



2,87



-



1,67



(5,19) 325.659



0,03



55,48



(31,91) 251.583



(72,05) 281.397



411,19



(53,50) 162.841



9,04



12,31



(29,83) 127.199



0,74



(10,84)



82.807



0,37



11,77



(0,01)



0,05



(0,09)



1,54



10,93



0,02



16,67



(10,59)



(1,57)



75,57



(8,06)



74,81



(20,35)



38,62



0,52



10,25



Pertumb (%) Arabika Pertumb (%)



Luas Areal Kopi Arabika (Ha)



Share (%)



2,53



7.172



5.783



7.172



7.172



7.172



7.172



7.172



7.174



7.172



7.172



7.172



7.172



6.500



6.672



6.672



6.672



PBN



2017 OUTLOOK KOPI



Lampiran 2. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001– 2016



OUTLOOK KOPI



Lampiran 3.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Status Pengusahaan, Tahun 1980–2016



2017



Menurut



Produksi (Ton) Tahun



PR



276.295 290.401 262.247 287.183 291.291 288.404 329.605 367.835 362.311 376.579 384.464 399.088 408.808 410.048 421.682 429.569 435.757 396.155 469.671 493.940 514.896 541.476 654.281 644.657 618.227 615.556 653.261 652.336 669.942 653.918 657.909 616.429 661.827 645.346 612.877 602.428 602.160



1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)



Pertumb. (%) 5,11 -9,69 9,51 1,43 -0,99 14,29 11,60 -1,50 3,94 2,09 3,80 2,44 0,30 2,84 1,87 1,44 -9,09 18,56 5,17 4,24 5,16 20,83 -1,47 -4,10 -0,43 6,13 -0,14 2,70 -2,39 0,61 -6,30 7,36 -2,49 -5,03 -6,65 -1,75



2017 **) 599.902 -0,42 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)



PBN



13.212 16.189 13.297 10.147 14.775 12.635 17.664 13.043 16.072 13.466 15.566 16.755 16.890 17.266 17.468 16.824 13.184 21.050 25.759 26.208 29.754 18.111 18.128 17.007 17.025 17.034 17.017 13.642 17.332 14.387 14.065 9.099 13.577 13.945 14.293 19.703 19.838



Pertumb. (%)



PBS



38,80



5.466 8.309 5.707 8.318 9.423 10.359 9.553 7.791 12.712 11.003 12.737 12.462 11.232 11.554 11.041 11.408 10.265 11.213 19.021 11.539 9.924 9.647 9.610 9.591 12.134 7.775 11.880 10.498 10.742 14.385 14.947 13.118 15.759 16.591 16.687 17.281 17.306



19.922



1,11



22,53 -17,86 -23,69 45,61 -14,48 39,80 -26,16 23,22 -16,21 15,59 7,64 0,81 2,23 1,17 -3,69 -21,64 59,66 22,37 1,74 13,53 -39,13 0,09 -6,18 0,11 0,05 -0,10 -19,83 27,05 -16,99 -2,24 -35,31 49,21 2,71 2,50 41,29



Pertumb. (%)



INDONESIA



Pertumb. (%)



3,71



294.973 314.899 281.251 305.648 315.489 311.398 356.822 388.669 391.095 401.048 412.767 428.305 436.930 438.868 450.191 457.801 459.206 428.418 514.451 531.687 554.574 569.234 682.019 671.255 647.386 640.365 682.158 676.476 698.016 682.690 686.921 638.646 691.163 675.882 643.855 639.412 639.304



17.715



2,51



637.539



-0,29



52,01 -31,32 45,75 13,28 9,93 -7,78 -18,44 63,16 -13,44 15,76 -2,16 -9,87 2,87 -4,44 3,32 -10,02 9,24 69,63 -39,34 -14,00 -2,79 -0,38 -0,20 26,51 -35,92 52,80 -11,63 2,32 33,91 3,91 -12,24 20,13 5,28 0,58 4,16



6,76 -10,69 8,67 3,22 -1,30 14,59 8,93 0,62 2,54 2,92 3,76 2,01 0,44 2,58 1,69 0,31 -6,70 20,08 3,35 4,30 2,64 19,81 -1,58 -3,56 -1,08 6,53 -0,83 3,18 -2,20 0,62 -7,03 8,22 -2,21 -4,74 -5,40 -0,71



1980-2017**)



495.202



2,13



16.706



4,74



11.925



6,13



523.833



2,15



1980-2015



483.242



2,32



16.433



3,87



11.436



6,30



511.110



2,30



1980-2000



380.997



3,37



17.201



6,61



10.779



6,71



408.976



3,41



2001-2017**)



629.561



0,68



16.125



2,54



13.274



5,45



658.960



0,67



Share (%)



94,53



3,19



2,28



Sumber :



Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Ket



PR



:



100,00



: Perkebunan Rakyat



PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)



: Tahun 2016 Angka Sementara



**)



: Tahun 2017 Angka Estimasi



Wujud Produksi : Kopi berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



79



80



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



629.962



606.386



569.104



560.979



565.234



532.010



529.794



512.211



517.397



472.022



485.689



486.421



450.051



442.038



441.095



438.823



515.205



95,60



2003



2004



2005



2006



2007



2008



2009



2010



2011



2012



2013



2014



2015



2016*)



2017**)



Rata-rata



Share (%)



(0,85)



(0,52)



(0,21)



(1,78)



(7,48)



0,15



2,90



(8,77)



1,01



(3,32)



(0,42)



(5,88)



0,76



(1,43)



(6,15)



(3,74)



21,32



Share (%)



2,10



11.320



9.145



9.062



8.929



9.069



8.796



5.907



5.741



9.262



9.634



12.617



8.974



12.559



12.574



12.564



12.549



18.128



26.928



PBN



Wujud Produksi : Kopi Berasan



(3,82)



0,92



1,49



(1,54)



3,10



48,91



2,89



(38,02)



(3,86)



(23,64)



40,60



(28,55)



(0,12)



0,08



0,12



(30,78)



(32,68)



Pertumb (%)



2,30



12.401



15.807



15.457



15.526



14.552



14.340



12.394



12.045



13.621



13.116



8.509



8.101



9.592



6.557



10.492



8.964



8.813



22.930



PBS



1,91



2,26



(0,44)



6,69



1,48



15,70



2,90



(11,57)



3,85



54,14



5,04



(15,54)



46,29



(37,50)



17,05



1,71



(61,57)



Pertumb (%)



Produksi Kopi Robusta (Ton)



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



519.262



2002



PR



2001



Tahun



81,87



100,00



538.925



463.775



465.614



466.493



473.672



509.557



503.990



489.808



540.280



534.961



550.920



549.085



587.385



580.110



592.160



627.899



656.903



569.120



Robusta



88.027



54.576



49.123



38.271



24.319



22.214



PR



94,44



(1,13) 112.736



(0,39) 161.079



(0,19) 161.066



(1,52) 160.390



(7,04) 162.826



1,10 158.925



2,90 148.588



(9,34) 144.407



0,99 140.512



(2,90) 141.707



0,33 140.148



(6,52) 120.326



1,25



(2,03)



(5,69)



(4,42)



15,42



Pertumb (%)



14,69



0,01



0,42



(1,50)



2,45



6,96



2,90



2,77



(0,84)



1,11



16,47



36,69



61,29



11,10



28,36



57,37



9,48



Pertumb (%) -



-



9,80



0,01



0,02



106,24



1,46



49,03



2,89



(30,09)



1,05



0,81



1,01



4,71



(0,04)



-



0,04



Pertumb (%)



Share (%)



4,25



5.076



10.777



10.776



10.774



5.224



5.149



3.455



3.358



4.803



4.753



4.715



4.668



4.458



4.460



4.460



4.458



PBN



1,31



1.566



1.908



1.849



1.755



2.135



2.251



1.104



1.073



1.326



1.170



2.233



2.397



2.288



1.218



1.642



627



797



857



PBS



94.773



60.254



55.225



43.356



25.116



23.071



18,13



100,00



14,53 119.378



3,19 173.764



5,36 173.691



(17,80) 172.919



(5,15) 170.185



103,89 166.325



2,89 153.147



(19,08) 148.838



13,33 146.641



(47,60) 147.630



(6,84) 147.096



4,76 127.391



87,85



(25,82)



161,88



(21,33)



(7,00)



15,14



0,04



0,45



1,61



2,32



8,60



2,90



1,50



(0,67)



0,36



15,47



34,42



57,29



9,11



27,38



72,62



8,86



Pertumb (%) Arabika Pertumb (%)



Produksi Kopi Arabika (Ton)



2017 OUTLOOK KOPI



Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001– 2016



OUTLOOK KOPI



Lampiran 5.



2017



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2017 Produktivitas (Kg/Ha)



Tahun



Pertumb.



PR



(%)



728 664 687 697 702 729 734 780 707 744 736 738 695 694 692



2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)



-8,79 3,46 1,46 0,72 3,85 0,69 6,21 -9,31 5,21 -1,02 0,20 -5,79 -0,10



2017 **) -0,38 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)



PBN



696 697 697 696 721 985 797 946 531 774 783 823 1.078 1.122 1.125



Pertumb. (%) 0,14 0,00 -0,14 3,59 36,62 -19,09 18,73 -43,86 45,62 1,16 5,18 37,77 36,35 4,32



PBS



589 702 449 655 502 515 706 763 652 671 828 838 867 837 849



Pertumb. (%) 19,19 -36,04 45,88 -23,36 2,59 37,09 8,07 -14,55 2,91 23,41 1,16 3,56 -3,51 1,38



INDONESIA



Pertumb. (%)



725 666 683 696 714 729 734 796 717 761 739 741 707 706 704



-8,14 2,55 1,90 2,59 2,10 0,69 8,43 -9,95 6,15 -2,84 0,32 -4,71 -0,09 -0,31



2003-2017**)



715,08



-0,26



831,41



9,03



694,84



4,84



721,14



-0,09



2013-2017**)



710,97



-1,42



986,21



16,96



843,73



5,20



719,36



-1,53



Sumber :



Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Ket



PR : Perkebunan Rakyat



:



PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)



: Tahun 2016 Angka Sementara



**)



: Tahun 2017 Angka Estimasi



Wujud Produksi : Kopi berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



81



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 6.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 TAHUN



No.



Provinsi 2013



2014



2015



2016



2017



Rata-rata



Share



Kumulatif



Produksi



(%)



Share (%)



(Ton) 1



Sumsel



139.754



135.287



110.351



110.386



110.481



121.252



18,99



18,99



2



Lampung



127.073



92.111



110.318



110.354



110.368



110.045



17,24



36,23



3



Sumut



57.604



58.175



59.411



60.177



60.307



59.135



9,26



45,49



4



Bengkulu



56.142



56.316



56.416



56.816



56.817



56.501



8,85



54,34



5



Aceh



48.282



49.823



47.444



47.378



46.828



47.951



7,51



61,85



6



Sumatera Barat



31.765



33.076



33.579



33.607



33.616



33.129



5,19



67,04



7



Prov. Lainnya



184.726



188.089



184.908



183.443



181.485



210.442



32,96



100,00



645.346 612.877 602.427 602.161 599.902



638.455



100,00



Indonesia Sumber



: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Wujud Produksi : Kopi berasan



Lampiran 7.



No.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 Tahun



Provinsi 2013



2014



2015



2016



2017



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



Sumsel



139.754



135.287



110.351



110.386



110.481



121.252



26,84



26,84



2



Lampung



127.057



91.917



110.122



110.311



110.325



109.946



24,34



51,17



3



Bengkulu



54.664



54.800



54.921



55.334



55.150



54.974



12,17



63,34



4



Jatim



26.677



27.427



28.553



28.650



28.400



27.941



6,18



69,53



5



Jawa Tengah



17.610



21.127



18.505



18.180



18.080



18.700



4,14



73,67



6



Prov. Lainnya



120.657



119.491



119.586



118.234



116.386



118.969



26,33



100,00



486.419 450.049 442.038 441.095 438.822



451.783



100,00



Indonesia Sumber



: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Wujud Produksi : Kopi berasan



82



Rata-rata



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Lampiran 8.



2017



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan, Tahun 2015



No.



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. OKU Selatan



33.491



30,35



30,35



2



Kab. Muara Enim



25.147



22,79



53,14



3



Kab. Lahat



21.175



19,19



72,33



4



Kab. OKU



15.992



14,49



86,82



5



Kab. Empat Lawang



5.251



4,76



91,58



Lainnya



9.295



8,42



100,00



110.351



100,00



Sumatera Selatan



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 9.



No.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung, Tahun 2015



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. Lampung Barat



52.645



47,81



47,81



2



Kab. Tanggamus



29.641



26,92



74,72



3



Kab. Lampung Utara



10.367



9,41



84,14



4



Kab. Way Kanan



9.226



8,38



92,51



5



Kab. Pesisir Barat



4.474



4,06



96,58



Lainnya



3.769



3,42



100,00



110.122



100,00



Lampung



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



83



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu, Tahun 2015



No.



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. Kepahiyang



18.300



33,32



33,32



2



Kab. Rejang Lebong



13.421



24,44



57,76



3



Kab. Kaur



5.603



10,20



67,96



4



Kab. Lebong



4.996



9,10



77,06



5



Kab. Seluma



4.908



8,94



85,99



Lainnya



7.693



14,01



100,00



54.921



100,00



Bengkulu



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, Tahun 2015



No.



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. Malang



8.952



31,35



31,35



2



Kab. Banyuwangi



4.535



15,88



47,23



3



Kab. Bondowoso



2.854



10,00



57,23



4



Kab. Jember



2.845



9,96



67,19



5



Kab. Lumajang



1.890



6,62



73,81



Lainnya



7.477



26,19



100,00



28.553



100,00



Jawa Timur



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



84



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Tengah, Tahun 2015



No.



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. Temanggung



7.536



40,72



40,72



2



Kab. Semarang



1.424



7,70



48,42



3



Kab. Kendal



1.351



7,30



55,72



4



Kab. Jepara



1.273



6,88



62,60



5



Kab. Pati



1.227



6,63



69,23



Lainnya



5.694



30,77



100,00



18.505



100,00



Sumatera Barat



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 13. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 Tahun No.



Provinsi 2013



2014



2015



2016



2017



Rata-rata



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



Sumut



49.052



49.143



49.565



50.313



50.416



49.698



30,90



30,90



2



Aceh



42.079



44.423



41.847



41.814



41.309



42.294



26,29



57,19



3



Sulawesi Selatan



19.333



19.534



20.352



20.583



20.712



20.103



12,50



69,69



4



Sumatera Barat



15.068



15.111



15.127



15.155



15.109



15.114



9,40



79,08



5



Jawa Barat



9.385



9.300



9.340



9.425



9.420



9.374



5,83



84,91



6



Prov. Lainnya



24.008



25.314



24.159



23.776



24.114



24.274



15,09



100,00



158.925 162.825 160.390 161.066 161.080



160.857



100,00



Indonesia



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



85



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara, Tahun 2015



No



Kab/Kota



1



Kab. Tapanuli Utara



2



Produksi



Share



(ton)



(%)



Share Kumulatif (%)



10.186



20,55



20,55



Kab. Dairi



9.682



19,53



40,08



3



Kab. Simalungun



8.512



17,17



57,26



4



Kab. Karo



6.888



13,90



71,16



5



Kab. Hunbang Hasundutan



5.914



11,93



83,09



Lainnya



8.383



16,91



100,00



49.565



100,00



Sumatera Utara



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh, Tahun 2015



No



Kab/Kota



Produksi



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. Aceh Tengah



29.239



69,87



69,87



2



Kab. Bener Meriah



11.526



27,54



97,41



3



Kab. Gayo Lues



1.082



2,59



100,00



41.847



100,00



Aceh



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



86



Share



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan, Tahun 2015



No



Kab/Kota



Produksi



Share



(ton)



(% )



Share Kumulatif (% )



1



Kab. Enrekang



7.924



38,93



38,93



2



Kab. Tana Toraja



2.842



13,96



52,90



3



Kab. Toraja Utara



2.110



10,37



63,27



4



Kab. Luwu



1.851



9,09



72,36



5



Kab. Gowa



1.731



8,51



80,87



Lainnya



3.894



19,13



100,00



20.352



100,00



Sulawesi Selatan



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat, Tahun 2015



No



Kab/Kota



Produksi (ton)



Share (%)



Share Kumulatif (%)



1



Kab. Solok Selatan



4.371



28,90



28,90



2



Kab. Pasaman



2.319



15,33



44,23



3



Kab. Pesisir Selatan



1.934



12,79



57,01



4



Kab. Solok



1.751



11,58



68,59



5



Kab. Lima Puluh Koto



1.366



9,03



77,62



Lainnya



3.386



22,38



100,00



15.127



100,00



Sumatera Barat



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



87



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Jawa Barat, Tahun 2015



No



Kab/Kota



Produksi (ton)



Share (%)



Share Kumulatif (%)



1



Kab. Bandung



6.872



73,58



73,58



2



Kab. Garut



1.321



14,14



87,72



12,28



100,00



1.147



Lainnya Nusa Tenggara Timur



9.340



100,00



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2016



Tahun



Harga Kopi



Pertumbuhan



(Rp/kg)



(% )



2008



13.722



-



2009



14.007



2,08



2010



14.217



1,50



2011



15.672



10,23



2012



16.406



4,68



2013



15.884



-3,18



2014



17.510



10,24



2015



19.135



9,28



2016 *)



19.813



3,55



Rata-rata Laju Pertumbuhan (% ) 2008-2016



16.263



4,80



2012-2016



17.750



4,91



Sumber : BPS



88



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 20022016 Konsumsi



Tahun



Pertumbuhan (%)



(ons/kapita/minggu)



(kg/kapita/tahun)



2002



0,249



1,298



2003



0,221



1,152



(11,24)



2004



0,233



1,215



5,43



2005



0,246



1,283



5,58



2006



0,220



1,147



(10,57)



2007



0,246



1,283



11,82



2008



0,238



1,241



(3,25)



2009



0,227



1,184



(4,62)



2010



0,247



1,288



8,81



2011



0,262



1,366



6,07



2012



0,204



1,064



(22,14)



2013



0,263



1,371



28,92



2014



0,258



1,347



(1,75)



2015



0,172



0,896



(33,51)



2016



0,167



0,871



(2,80)



Rata-rata



0,230



1,200



(1,66)



Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



89



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 Ekspor Tahun



Impor



Neraca



Volume



Pertumb.



Nilai



Pertumb.



Volume



Pertumb.



Nilai



Pertumb.



Nilai



Pertumb.



(Ton)



(%)



(000 US$)



(%)



(Ton)



(%)



(000 US$)



(%)



(000 US$)



(%)



1980



238.677



8,39



656.005



6,80



46



-8,00



349



48,51



655.656



6,78



1981



210.595



-11,77



345.943



-47,27



71



54,35



492



40,97



345.451



-47,31



1982



226.985



7,78



341.701



-1,23



54



-23,94



301



-38,82



341.400



-1,17



1983



241.238



6,28



427.258



25,04



36



-33,33



227



-24,58



427.031



25,08



1984



294.471



22,07



265.261



-37,92



19



-47,22



151



-33,48



265.110



-37,92



1985



282.671



-4,01



556.203



109,68



41



115,79



83



-45,03



556.120



109,77



1986



298.124



5,47



818.387



47,14



75



82,93



259



212,05



818.128



47,11



1987



286.316



-3,96



535.566



-34,56



103



37,33



207



-20,08



535.359



-34,56



1988



298.998



4,43



550.237



2,74



42



-59,22



113



-45,41



550.124



2,76



1989



357.035



19,41



493.549



-10,30



39



-7,14



112



-0,88



493.437



-10,30



1990



421.833



18,15



377.154



-23,58



96



146,15



273



143,75



376.881



-23,62



1991



380.666



-9,76



372.431



-1,25



1.365



1.321,88



820



200,37



371.611



-1,40



1992



269.352



-29,24



236.774



-36,42



1.208



-11,50



1.081



31,83



235.693



-36,58



1993



349.916



29,91



344.208



45,37



1.663



37,67



915



-15,36



343.293



45,65



1994



289.288



-17,33



745.744



116,66



901



-45,82



1.238



35,30



744.506



116,87



1995



230.201



-20,42



606.369



-18,69



377



-58,16



1.299



4,93



605.070



-18,73



1996



366.602



59,25



595.268



-1,83



309



-18,04



573



-55,89



594.695



-1,71



1997



313.430



-14,50



511.284



-14,11



10.226



3.209,39



13.890



2.324,08



497.394



-16,36



1998



357.550



14,08



584.244



14,27



2.825



-72,37



3.962



-71,48



580.282



16,66



1999



352.967



-1,28



467.858



-19,92



2.917



3,26



3.303



-16,63



464.555



-19,94



2000



340.887



-3,42



326.256



-30,27



13.748



371,31



11.227



239,90



315.029



-32,19



2001



250.818



-26,42



188.493



-42,23



8.294



-39,67



5.085



-54,71



183.408



-41,78



2002



325.009



29,58



223.916



18,79



7.637



-7,92



4.413



-13,22



219.503



19,68



2003



323.520



-0,46



258.795



15,58



4.396



-42,44



5.892



33,51



252.903



15,22



2004



344.077



6,35



294.113



13,65



5.690



29,44



6.867



16,55



287.246



13,58



2005



445.829



29,57



503.836



71,31



3.195



-43,85



6.220



-9,42



497.616



73,24



2006



413.500



-7,25



586.877



16,48



6.404



100,44



11.406



83,38



575.471



15,65



2007



321.404



-22,27



636.319



8,42



49.994



680,67



78.314



586,60



558.005



-3,04



2008



468.749



45,84



991.458



55,81



7.582



-84,83



18.442



-76,45



973.016



74,37



2009



433.600



-7,50



814.300



-17,87



19.760



160,62



34.850



88,97



779.450



-19,89



2010



433.595



0,00



814.311



0,00



19.755



-0,03



34.852



0,01



779.459



0,00



2011



346.493



-20,09



1.036.671



27,31



18.108



-8,34



49.119



40,94



987.552



26,70



2012



448.591



29,47



1.249.520



20,53



52.645



190,73



117.175



138,55



1.132.345



14,66



2013



534.023



19,04



1.174.029



-6,04



15.800



-69,99



38.838



-66,85



1.135.191



0,25



2014



384.816



-27,94



1.039.341



-11,47



19.111



20,95



46.768



20,42



992.573



-12,56



2015



502.021



30,46



1.197.735



15,24



12.462



-34,79



31.492



-32,66



1.166.243



17,50



2016 *)



414.651



-17,40



1.008.549



-15,80



25.172



102,00



48.473



53,92



960.076



-17,68



1980-2016



345.905



3,80



599.350



7,03



8.437



160,76



15.651



100,64



583.700



7,16



2012-2016



456.820



1,04



1.133.835



-4,52



25.038



4,54



56.549



-6,29



1.077.286



0,43



Rata-rata



Sumber Kode HS



90



: Sampai dengan 2015 Direktorat Jenderal Perkebunan, tahun 2016 BPS, diolah Pusdatin : 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000;



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016



No.



Negara Tujuan



Volume Ekspor (Ton)



Nilai Ekspor (000 US$)



Share (%)



Komulatif Share (%)



1



USA



67.324



269.941



16,24



16,24



2



Jerman



42.628



90.189



10,28



26,52



3



Malaysia



40.387



71.432



9,74



36,26



4



Italia



35.820



66.404



8,64



44,90



5



Jepang



35.352



86.511



8,53



53,42



6



Fed. Rusia



24.212



45.120



5,84



59,26



7



Mesir



21.143



41.171



5,10



64,36



8



Inggris



18.356



40.554



4,43



68,79



9



Belgia



12.153



28.832



2,93



71,72



10



India



11.574



17.059



2,79



74,51



11



Negara Lainnya



105.702



251.337



25,49



100,00



Total Ekspor Indonesia



414.651



1.008.549



100,00



Sumber : BPS diolah Pusdatin



Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016



No.



Negara Tujuan



Volume Impor (Ton)



Nilai Impor (000 US$)



19.072



31.028



75,77



75,77



Share (%)



Komulatif Share (%)



1



Viet Nam



2



Brazil



3.363



10.047



13,36



89,13



3



East Timor



1.452



1.047



5,77



94,89



4



Negara Lainnya



1.285



6.352



5,11



100,00



25.172



48.473



100,00



Total Impor Kopi Sumber : BPS diolah Pusdatin



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



91



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 Rincian



Nilai (000 Rp)



Persentase Biaya



Persentase Biaya thd.



thd. Produksi



Jumlah Pengeluaran



(%)



(%)



Produksi



689,56



100,00



Jumlah Pengeluaran



474,99



56,90



100,00



7,17



1,04



1,51



4,53



0,66



0,95



1.



Bibit



2.



Tanaman Pelindung



3.



Pupuk



41,37



6,00



8,71



a. Urea



15,21



2,21



3,20



b. TSP/SP36



3,91



0,57



0,82



c. ZA



3,26



0,47



0,69



d. KCL



1,77



0,26



0,37



e. NPK



7,81



1,13



1,65



f. Pupuk Organik (Kandang/Kompos)



8,14



1,18



1,71



g. Lainnya



1,27



0,18



0,27



Stimulan



0,09



0,01



0,02



a. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Padat



0,02



-



-



b. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Cair



0,07



0,01



0,02



Pestisida



8,83



1,28



1,86



a. Pestisida Padat



0,10



0,01



0,02



b. Pestisida Cair



8,73



1,27



1,84



217,34



31,53



45,76



a. Pengolahan Lahan



9,76



1,42



2,06



b. Penanaman Pohon Pelindung



0,95



0,14



0,20



c. Penanaman Tanaman Perkebunan



3,24



0,47



0,68



d. Pemeliharaan (Pemangkasan, Penyiangan, dll)



54,10



7,85



11,39



e. Pemupukan



11,78



1,71



2,48



7,19



1,04



1,51



102,20



14,82



21,52



4.



5.



6.



Pekerja



f. Pengendalian Hama/OPT g. Pemanenan h. Pengeringan 7.



Pengeluaran Lain a. Sewa Lahan



28,12



4,08



5,92



195,66



28,38



41,19



5,91



0,66



1,24



b. Perkiraan Sewa Lahan Bebas Sewa/Milik Sendiri 130,30



18,90



27,43



c. Sewa Alat/Sarana Usaha



0,49



0,07



0,10



d. Perkiraan Sewa Alat/Sarana Usaha



6,09



0,88



1,28



e. Bunga Kredit



1,61



0,23



0,34



f. Pajak Tidak Langsung



3,42



0,50



0,72



g. Retribusi/Pungutan/Iuran (Pengairan, dll)



3,14



0,46



0,66



h. Penyusutan Barang Modal



6,65



0,96



1,40



i. Bahan Bakar Minyak



7,61



1,10



1,60



j.Biaya Transportasi



12,24



1,78



2,58



k. Jasa Pertanian



12,33



1,79



2,60



5,87



0,85



1,24



l. Lainnya (Wadah, dll)



Sumber: BPS



92



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Lampiran



Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014



25a.



2017



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun 1980-2014



Luas Tanaman Menghasilkan (Ha)



649.472 700.972 711.766 739.343 745.045 836.982 881.161 890.394 966.165 994.416 1.046.676 1.081.220 1.130.167 1.145.485 1.148.177 1.211.503 1.247.836 1.265.352 1.331.453 1.448.898 2.028.824 2.079.442 2.161.208 2.160.450 2.080.780 2.038.862 2.080.915 2.058.628 2.065.449 2.038.044 2.026.327 2.079.647 2.048.668 2.060.217 2.064.845



Pertumb. (%)



Produktivitas (Kg/Ha)



Pertumb. (%) Produksi (Ton) Pertumb. (%)



698



453.504



7,93



707



1,23



495.502



9,26



1,54



694



(1,77)



494.227



(0,26)



3,87



669



(3,62)



494.805



0,12



0,77



636



(4,91)



474.130



(4,18)



12,34



602



(5,36)



504.090



6,32



5,28



653



8,37



575.123



14,09



1,05



674



3,23



599.938



4,31



8,51



651



(3,36)



629.111



4,86



2,92



675



3,67



671.294



6,71



5,26



684



1,32



715.866



6,64



3,30



664



(2,92)



717.868



0,28



4,53



691



4,01



780.447



8,72



1,36



690



(0,14)



789.949



1,22



0,24



744



7,83



853.767



8,08



5,52



752



1,16



911.289



6,74



3,00



774



2,94



966.184



6,02



1,40



858



10,78



1.085.392



12,34



5,22



867



1,12



1.154.913



6,41



8,82



891



2,76



1.291.478



11,82



40,03



794



(10,91)



1.611.102



24,75



2,49



805



1,43



1.674.845



3,96



3,93



748



(7,15)



1.616.158



(3,50)



(0,04)



782



4,51



1.688.421



4,47



(3,69)



861



10,16



1.791.435



6,10



(2,01)



837



(2,83)



1.705.675



(4,79)



904



8,04



1.880.753



10,26



1.040



15,05



2.140.545



13,81



2,06 (1,07) 0,33



954



(8,25)



1.970.457



(7,95)



(1,33)



963



0,95



1.962.739



(0,39)



(0,57)



989



2,64



2.003.056



2,05



2,63



1.020



3,18



2.121.163



5,90



(1,49)



1.068



4,72



2.188.138



3,16



(0,93)



1.084



6,29



2.233.565



5,30



0,79



1.111



4,03



2.294.296



4,85



Rata-rata 1980-2014



1.464.137



3,65



807



1,71



1.244.035



5,22



2010-2015



2.055.941



0,08



1.054



4,17



2.168.044



4,25



Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



93



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan DUNIA, Tahun 1980-2016 DUNIA Tahun



ASEAN



Produksi



Pertumb.



Produksi



Pertumb.



(Ton)



(% )



(Ton)



(% )



1980



5.170.439



1981



5.881.379



13,75



400.500 437.700



9,29



1982



4.914.239



-16,44



388.320



-11,28



1983



5.328.059



8,42



421.320



8,50



1984



5.421.719



1,76



449.880



6,78



1985



5.744.999



5,96



474.720



5,52



1986



4.763.639



-17,08



483.660



1,88



1987



6.190.199



29,95



500.640



3,51



1988



5.649.899



-8,73



615.120



22,87



1989



5.817.479



2,97



611.940



-0,52



1990



6.010.859



3,32



637.200



4,13



1991



6.243.839



3,88



672.300



5,51



1992



5.577.539



-10,67



712.200



5,93



1993



5.544.359



-0,59



739.800



3,88



1994



5.822.519



5,02



745.800



0,81



1995



5.336.759



-8,34



733.080



-1,71



1996



6.227.159



16,68



980.580



33,76



1997



5.861.219



-5,88



980.280



-0,03



1998



6.537.179



11,53



993.000



1,30



1999



6.849.839



4,78



1.213.500



22,21



2000



7.033.019



2,67



1.521.420



25,37



2001



6.697.499



-4,77



1.300.380



-14,53



2002



7.637.518



14,04



1.254.720



-3,51



2003



6.676.919



-12,58



1.513.860



20,65



2004



7.316.759



9,58



1.555.140



2,73



2005



7.072.979



-3,33



1.709.700



9,94



2006



8.042.998



13,71



1.768.500



3,44



2007



7.463.279



-7,21



1.709.100



-3,36



2008



8.205.058



9,94



1.767.900



3,44



2009



7.786.438



-5,10



1.892.100



7,03



2010



8.484.538



8,97



1.908.000



0,84



2011



8.690.218



2,42



2.239.500



17,37



2012



9.481.078



9,10



2.502.899



11,76



2013



9.603.538



1,29



2.709.479



8,25



2014



9.220.438



-3,99



2.515.199



-7,17



2015



9.189.958



-0,33



2.689.799



6,94



2016



9.548.638



3,90



2.467.500



-8,26



Rata-rata 1980-2016



6.839.032



2,18



1.249.101



5,65



2012-2016



9.408.730



2,00



2.576.975



2,30



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



94



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) No



Negara



2010



2011



2012



2013



Rata-rata



2014



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



Cambodia



446



436



439



443



447



442



0,02



0,02



2



Indonesia



1.268.476



1.293.000



1.233.900



1.241.700



1.230.500



1.253.515



60,97



60,99



3



Lao PDR



50.595



54.775



56.875



57.345



70.330



57.984



2,82



63,81



4



Myanmar



5.098



5.141



4.277



3.764



3.722



4.400



0,21



64,03



5



Malaysia



10.895



11.110



11.600



11.600



11.600



11.361



0,55



64,58



6



Philippines



121.399



119.657



119.999



116.460



117.451



118.993



5,79



70,37



7



Thailand



57.518



51.663



48.978



47.524



41.754



49.487



2,41



72,77



8



Viet Nam



511.900



543.865



572.600



581.381



589.041



559.757



27,23



100,00



ASEAN



2.038.044



2.041.254



2.079.640



2.049.059



2.069.144



2.055.941



100,00



Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2012-2016 No



Negara



Produksi (Ton) 2012



2013



2014



2015



2016



Rata-rata



Share (%)



Kumulatif Share (%)



1.590.000



1.789.980



1.644.000



1.735.800



1.602.000



1.672.356



64,90



64,90



Indonesia



714.000



714.000



628.200



726.000



636.000



683.640



26,53



91,42



Malaysia



84.000



90.000



126.000



132.000



126.000



111.600



4,33



95,76



4



Thailand



60.000



60.000



60.000



42.000



48.000



54.000



2,10



97,85



5



Laos



27.600



28.500



28.500



28.500



27.000



28.020



1,09



98,94



6



Philippines



100,00



1



Vietnam



2 3



ASEAN



27.300



27.000



28.500



25.500



28.500



27.360



1,06



2.502.899



2.709.479



2.515.199



2.689.799



2.467.500



2.576.975



100,00



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



95



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun 2010-2014 No



Produktivitas (Kg/Ha)



Negara 2010



2011



2012



2013



2014



Rata-rata



1



Cambodia



816



800



800



799



799



803



2



Indonesia



539



494



560



544



523



532



3



Lao PDR



915



950



1.535



1.605



1.615



1.350



4



Malaysia



3.093



2.930



2.438



3.916



2.199



2.917



5



Myanmar



676



694



690



698



724



697



6



Philippines



779



740



741



673



642



716



7



Thailand



851



821



847



789



909



842



8



Viet Nam



2.160



2.347



2.201



2.282



2.388



2.278



989



1.020



1.068



1.084



1.111



1.054



ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



96



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 29. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 Tahun



dan



Luas Tanaman



Pertumb.



Produktivitas



Pertumb.



Produksi



Pertumb.



Menghasilkan (Ha)



(%)



(Kg/Ha)



(%)



(Ton)



(%)



1980



10.070.964



1981



10.402.252



3,29



585



21,71



6.083.218



25,71



1982



9.818.634



-5,61



503



-13,95



4.940.877



-18,78



1983



10.142.877



3,30



550



9,36



5.582.080



12,98



1984



10.163.535



0,20



514



-6,65



5.221.504



-6,46



1985



10.350.551



1,84



563



9,54



5.824.530



11,55



1986



10.515.268



1,59



498



-11,48



5.237.224



-10,08



1987



10.741.073



2,15



595



19,35



6.385.156



21,92



1988



11.037.982



2,76



512



-13,96



5.645.491



-11,58



1989



11.131.913



0,85



531



3,75



5.908.041



4,65



1990



11.157.067



0,23



543



2,39



6.063.096



2,62



1991



10.841.841



-2,83



563



3,55



6.100.752



0,62



1992



10.353.807



-4,50



588



4,46



6.086.473



-0,23



1993



10.124.649



-2,21



549



-6,65



5.555.462



-8,72



1994



9.804.973



-3,16



584



6,47



5.727.842



3,10



1995



9.689.759



-1,18



571



-2,29



5.531.065



-3,44



1996



9.796.690



1,10



634



11,09



6.212.449



12,32



1997



9.827.469



0,31



610



-3,80



5.994.300



-3,51



1998



10.126.677



3,04



655



7,38



6.632.906



10,65



1999



10.303.574



1,75



659



0,63



6.790.915



2,38



2000



10.750.521



4,34



708



7,43



7.612.223



12,09



2001



10.666.513



-0,78



693



-2,10



7.394.373



-2,86



2002



10.441.895



-2,11



765



10,40



7.991.432



8,07



2003



10.334.641



-1,03



687



-10,26



7.097.658



-11,18



2004



10.911.621



5,58



726



5,69



7.920.253



11,59



2005



10.680.009



-2,12



698



-3,88



7.451.720



-5,92



2006



10.764.886



0,79



757



8,56



8.153.229



9,41



2007



10.773.109



0,08



756



-0,22



8.140.896



-0,15



2008



10.612.656



-1,49



801



5,99



8.501.091



4,42



2009



10.490.984



-1,15



743



-7,22



7.796.706



-8,29



481



4.839.219



2010



10.519.456



0,27



807



8,53



8.484.744



8,82



2011



9.941.673



-5,49



845



4,72



8.397.344



-1,03



2012



10.377.872



4,39



850



0,65



8.823.382



5,07



2013



10.601.185



2,15



839



-1,35



8.890.919



0,77



2014



10.485.408



-1,09



838



-0,05



8.790.005



-1,14



Rata-rata 1980-2016



10.421.542



0,16



651



1,99



6.794.531



2,22



2012-2016



10.385.119



0,05



836



2,50



8.677.279



2,50



Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



97



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 30. Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2010-2014 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) No 1



Negara



3 4 5 6 7 8 9 10



Share (%)



2012



2013



2014



2.159.785 1.268.476 778.052 741.410 438.492 511.900 498.618 349.633 355.502 269.096



2.148.775 1.293.000 723.921 688.208 173.695 543.865 515.882 367.096 360.485 318.311



2.120.080 1.233.900 696.023 695.350 788.587 572.600 528.571 370.632 368.687 324.523



2.085.522 1.241.700 771.725 700.117 759.086 581.381 538.466 399.523 376.305 397.398



1.997.827 1.230.500 795.563 699.307 883.890 589.041 561.762 361.671 381.304 401.536



2.102.398 1.253.515 753.057 704.878 608.750 559.757 528.660 369.711 368.457 342.173



20,24



20,24



12,07



32,31



7,25



39,57



6,79



46,35



5,86



52,22



5,39



57,61



5,09



62,70



3,56



66,26



3,55



69,80



3,29



73,10



3.148.492



2.808.435



2.678.919



2.749.962



2.583.007



2.793.763



26,90



100,00



10.519.456



9.941.673



10.377.872



10.601.185



10.485.408



10.385.119



Lainnya Total



Kumulatif



(%)



2011



Brazil Indonesia Colombia Mexico Côte d'Ivoire Viet Nam Ethiopia Peru India Uganda



2



Rata-rata



Share



2010



100,00



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Lampiran 31. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No.



Negara



1



Brazil



2



Vietnam



3



Produksi (Ton) 2012



3.432.000



2014



2015



3.258.000



2.964.000



2016



Share (%)



Kumulatif Share (%)



3.295.200



35,02



35,02



1.789.980



1.644.000



1.735.800



1.602.000



1.672.356



17,77



52,80



Colombia



595.620



724.500



798.000



840.000



870.000



765.624



8,14



60,93



4



Indonesia



714.000



714.000



628.200



726.000



636.000



683.640



7,27



68,20



5



Ethiopia



390.000



380.700



388.500



390.600



391.200



388.200



4,13



72,33



6



India



318.180



304.500



326.400



348.000



310.200



321.456



3,42



75,74



7



Honduras



283.500



264.000



306.000



318.000



378.000



309.900



3,29



79,04



8



Peru



258.000



255.000



174.000



210.000



253.500



230.100



2,45



81,48



9



Uganda



216.000



231.000



213.000



219.000



252.000



226.200



2,40



83,89



10



Mexico



279.000



237.000



190.800



138.000



198.000



208.560



2,22



86,10



Lainnya



1.380.778



1.270.858



1.293.538



1.300.558



1.291.738



1.307.494



13,90



100,00



9.481.078



9.603.538



9.220.438



9.189.958



9.548.638



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk



98



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



3.366.000



Rata-rata



1.590.000



Dunia



3.456.000



2013



9.408.730



100,00



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 32a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 Ekspor Tahun



Impor



Volume



Pertumb.



Volume



Pertumb.



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



1980



261.600



8.820



1981



249.060



-4,79



12.420



40,82



1982



287.160



15,30



14.280



14,98



1983



301.140



4,87



13.080



-8,40



1984



365.700



21,44



9.360



-28,44



1985



373.560



2,15



7.140



-23,72



1986



374.460



0,24



7.560



5,88



1987



357.900



-4,42



7.920



4,76



1988



442.440



23,62



16.320



106,06



1989



510.300



15,34



8.100



-50,37



1990



530.760



4,01



7.620



-5,93



1991



473.940



-10,71



10.440



37,01



1992



510.360



7,68



9.300



-10,92



1993



558.180



9,37



9.000



-3,23



1994



542.580



-2,79



18.600



106,67



1995



550.680



1,49



27.960



50,32



1996



795.060



44,38



27.300



-2,36



1997



762.900



-4,04



37.680



38,02



1998



823.380



7,93



60.540



60,67



1999



1.139.760



38,42



49.320



-18,53



2000



1.374.900



20,63



59.520



20,68



2001



1.123.620



-18,28



69.180



16,23



2002



1.104.420



-1,71



60.120



-13,10



2003



1.304.580



18,12



51.360



-14,57



2004



1.380.540



5,82



75.900



47,78



2005



1.522.380



10,27



71.040



-6,40



2006



1.622.460



6,57



163.800



130,57



2007



1.441.800



-11,13



149.880



-8,50



2008



1.539.900



6,80



184.200



22,90



2009



1.840.800



19,54



302.100



64,01



2010



1.917.900



4,19



294.300



-2,58



2011



2.110.500



10,04



411.900



39,96



2012



2.350.680



11,38



512.340



24,38



2013



2.594.639



10,38



458.880



-10,43



2014



2.122.500



-18,20



501.600



9,31



2015



2.622.359



23,55



602.040



20,02



2016



2.402.400



-8,39



648.480



7,71



Rata-rata 1980-2016



1.096.954



7,20



134.578



18,37



2012-2016



2.418.516



3,74



544.668



10,20



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



99



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 32b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2013 Ekspor Tahun



Volume (Ton)



Impor



Pertumb. Nilai (%) (000 US$)



Pertumb. (%)



Volume (Ton)



Neraca



Pertumb. Nilai (%) (000 US$)



Pertumb. (%)



Nilai (000 US$)



Pertumb. (%)



1980



291.493



6,78



801.501



6,28



9.039



-46,36



25.167



-30,59



776.334



8,14



1981



287.361



-1,42



491.055



-38,73



23.820



163,52



41.803



66,10



449.252



-42,13



1982



325.181



13,16



516.301



5,14



36.856



54,73



67.079



60,46



449.222



-0,01



1983



331.212



1,85



617.763



19,65



45.417



23,23



94.724



41,21



523.039



16,43



1984



409.173



23,54



835.902



35,31



65.411



44,02



148.486



56,76



687.416



31,43



1985



406.224



-0,72



824.265



-1,39



50.115



-23,38



119.547



-19,49



704.718



2,52



1986



475.943



17,16



1.332.962



61,72



74.279



48,22



218.227



82,54



1.114.735



58,18



1987



419.722



-11,81



803.861



-39,69



47.327



-36,28



94.882



-56,52



708.979



-36,40



1988



468.757



11,68



874.164



8,75



33.331



-29,57



62.755



-33,86



811.409



14,45



1989



534.237



13,97



763.567



-12,65



25.131



-24,60



35.662



-43,17



727.905



-10,29



1990



654.861



22,58



606.090



-20,62



67.121



167,08



63.591



78,32



542.499



-25,47



1991



591.716



-9,64



565.384



-6,72



70.371



4,84



61.736



-2,92



503.648



-7,16



1992



536.434



-9,34



449.013



-20,58



94.320



34,03



72.496



17,43



376.517



-25,24



1993



622.556



16,05



587.992



30,95



90.883



-3,64



80.712



11,33



507.280



34,73



1994



699.074



12,29



1.479.867



151,68



107.485



18,27



201.191



149,27



1.278.676



152,07



1995



652.482



-6,66



1.663.878



12,43



57.928



-46,11



155.735



-22,59



1.508.143



17,95



1996



767.517



17,63



1.211.431



-27,19



40.252



-30,51



59.146



-62,02



1.152.285



-23,60



1997



835.508



8,86



1.169.773



-3,44



66.612



65,49



90.101



52,34



1.079.672



-6,30



1998



837.997



0,30



1.331.114



13,79



48.604



-27,03



77.987



-13,44



1.253.127



16,07



1999



898.050



7,17



1.132.076



-14,95



44.473



-8,50



59.602



-23,57



1.072.474



-14,42



2000



1.159.929



29,16



888.895



-21,48



59.693



34,22



51.730



-13,21



837.165



-21,94



2001



1.273.508



9,79



629.185



-29,22



57.509



-3,66



38.735



-25,12



590.450



-29,47



2002



1.074.321



-15,64



567.147



-9,86



71.889



25,00



45.059



16,33



522.088



-11,58



2003



1.099.630



2,36



782.655



38,00



36.201



-49,64



29.641



-34,22



753.014



44,23



2004



1.259.992



14,58



966.751



23,52



49.901



37,84



43.257



45,94



923.494



22,64



2005



1.375.273



9,15



1.281.863



32,59



74.826



49,95



90.650



109,56



1.191.213



28,99



2006



1.436.617



4,46



1.860.458



45,14



72.088



-3,66



113.429



25,13



1.747.029



46,66



2007



1.588.434



10,57



2.612.399



40,42



129.298



79,36



239.672



111,30



2.372.727



35,81



2008



1.551.625



-2,32



3.161.778



21,03



93.934



-27,35



218.170



-8,97



2.943.608



24,06



2009



1.699.860



9,55



2.581.046



-18,37



104.792



11,56



172.152



-21,09



2.408.894



-18,17



2010



1.674.465



-1,49



2.726.732



5,64



133.089



27,00



225.902



31,22



2.500.830



3,82



2011



1.636.968



-2,24



3.902.122



43,11



155.409



16,77



384.968



70,41



3.517.154



40,64



2012



2.179.803



33,16



4.862.510



24,61



207.179



33,31



497.999



29,36



4.364.511



24,09



2013



1.875.433



-13,96



3.809.251



-21,66



184.738



-10,83



414.165



-16,83



3.395.086



-22,21



Rata-rata 1980-2013 2009-2013



958.784 1.813.306



6,48 1.451.189



9,91



76.372



18,60



132.454



19,94



1.318.735



9,71



5,00 3.576.332



6,67



157.041



15,56



339.037



18,61



3.237.295



5,63



Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



100



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 33. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 No.



Negara



1



Vietnam



2



Ekspor (Ton) 2012



2013



2014



2015



2016



Rata-rata



1.478.580



1.697.340



1.291.800



1.770.000



1.653.000



1.578.144



Indonesia



619.500



622.800



523.200



593.760



482.400



568.332



3



Malaysia



129.000



126.600



166.500



178.500



198.000



159.720



4



Thailand



102.000



126.000



118.500



57.600



48.000



90.420



5



Laos



21.600



21.900



22.500



22.500



21.000



21.900



Total



2.350.680 2.594.639 2.122.500



2.622.359



2.402.400



2.418.516



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



65,25 23,50 6,60 3,74 0,91



65,25 88,75 95,36 99,09 100,00



100,00



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Lampiran 34. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-2016 No.



Negara



1



Impor (Ton)



Kumulatif



(%)



Share (%)



2013



2014



2015



2016



Philippines



232.800



188.700



225.300



371.100



396.000



282.780



51,19



51,19



2



Malaysia



82.500



76.200



80.400



86.400



114.000



87.900



15,91



67,10



3



Thailand



72.600



96.900



91.200



48.900



33.000



68.520



12,40



79,51



4



Indonesia



75.000



58.200



69.300



57.840



45.480



61.164



11,07



90,58



5



Vietnam



49.440



38.880



35.400



37.800



60.000



44.304



8,02



98,60



6



Singapore



6.900



7.200



9.000



8.400



7.200



7.740



1,40



100,00



519.240



466.080



510.600



610.440



655.680



552.408



100,00



Total



Rata-rata



Share



2012



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



101



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 35a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980–2015 Ekspor Tahun



Impor



Volume



Pertumb.



Volume



Pertumb.



(Ton)



(% )



(Ton)



(% )



1980



3.657.299



1981



3.921.539



7,23



45.300



1982



3.963.539



1,07



43.980



-2,91



1983



4.091.459



3,23



36.360



-17,33



1984



4.339.319



6,06



27.360



-24,75



1985



4.228.679



-2,55



23.820



-12,94



1986



4.018.919



-4,96



15.720



-34,01



1987



4.050.239



0,78



17.760



12,98



1988



4.282.259



5,73



24.900



40,20



1989



5.004.119



16,86



15.480



-37,83



1990



4.569.779



-8,68



19.860



28,29



1991



4.853.219



6,20



17.460



-12,08



1992



4.672.139



-3,73



42.780



145,02



1993



4.577.039



-2,04



35.100



-17,95



1994



4.120.319



-9,98



64.200



82,91



1995



4.446.179



7,91



64.740



0,84



1996



5.070.539



14,04



65.460



1,11



1997



4.676.339



-7,77



73.200



11,82



1998



5.107.979



9,23



86.100



17,62



1999



5.607.839



9,79



78.180



-9,20



2000



5.450.819



-2,80



89.280



14,20



2001



5.297.519



-2,81



425.640



376,75



2002



5.711.819



7,82



5.396.759



1.167,92



2003



5.497.499



-3,75



5.393.999



-0,05



2004



5.687.519



3,46



5.462.039



1,26



2005



5.709.539



0,39



5.573.039



2,03



2006



6.404.999



12,18



5.949.659



6,76



2007



6.053.639



-5,49



6.013.079



1,07



2008



6.241.799



3,11



6.023.939



0,18



2009



6.380.039



2,21



6.245.279



3,67



2010



6.987.719



9,52



6.560.579



5,05



2011



7.059.659



1,03



6.687.479



1,93



2012



7.370.819



4,41



6.995.099



4,60



2013



7.732.918



4,91



7.020.659



0,37



2014



7.418.879



-4,06



7.044.839



0,34



2015



8.003.518



7,88



7.455.719



5,83



-2,52



7.611.298



2,09



2016



7.801.618



40.500 11,85



Rata-rata 1980-2016



5.407.272



2,33



2.615.855



49,38



2012-2016



7.665.550



2,12



7.225.523



2,65



Sumber : USDA, diolah Pusdatin



102



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Lampiran 35b.



Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980–2013 Ekspor



Tahun



2017



Volume (Ton)



Impor



Pertumb. Nilai Pertumb. (%) (000 US$) (%)



Volume (Ton)



2,73 3.712.880



Pertumb. (%)



Nilai (000 US$)



-2,85 13.650.468



Neraca Pertumb. Nilai Pertumb. (%) (000 US$) (%)



1980



3.677.327



-1,66 12.081.220



1981



3.665.271



-0,33



8.193.761



-32,18 3.733.043



0,54



9.865.288



-27,73 -1.671.527



3,83 -1.569.248



13,15 6,52



1982



3.885.540



6,01



8.961.209



9,37 3.796.135



1,69



9.964.024



1,00 -1.002.815



-40,01



1983



3.947.416



1,59



9.018.151



0,64 3.892.872



2,55 10.159.677



1,96 -1.141.526



1984



4.128.038



4,58 10.502.088



16,46 3.939.093



1,19 11.146.624



9,71



-644.536



1985



4.301.787



4,21 10.822.005



3,05 4.083.036



3,65 11.412.820



2,39



-590.815



-8,33



1986



3.977.453



-7,54 14.563.861



34,58 4.106.012



0,56 16.095.458



41,03 -1.531.597



159,23



1987



4.366.142



9,77



9.799.965



-32,71 4.426.946



7,82 11.583.279



-28,03 -1.783.314



16,43



1988



4.111.915



-5,82



9.942.559



1,46 4.119.112



-6,95 10.960.183



-5,38 -1.017.624



-42,94



1989



4.654.696



13,20



9.034.170



-9,14 4.533.620



10,06 10.525.128



1990



4.844.245



4,07



7.004.524



-22,47 4.729.942



4,33



8.081.607



1991



4.642.133



-4,17



6.627.766



-5,38 4.640.942



-1,88



7.790.658



-3,60 -1.162.892



7,97



1992



4.723.159



1,75



5.359.040



-19,14 4.885.846



5,28



6.766.984



-13,14 -1.407.944



21,07



1993



4.689.186



-0,72



5.786.884



7,98 4.688.635



-4,04



6.570.074



-2,91



-783.190



1994



4.566.236



-2,62 10.782.829



86,33 4.549.717



-2,96 11.211.548



70,65



-428.719



-45,26



1995



4.239.715



-7,15 12.286.744



13,95 4.324.888



-4,94 14.465.252



29,02 -2.178.508



408,14



1996



4.831.064



13,95 10.408.663



-15,29 4.720.428



9,15 11.592.395



-19,86 -1.183.732



-45,66



1997



4.899.446



1,42 13.208.964



26,90 4.861.082



2,98 14.352.434



23,81 -1.143.470



-3,40



1998



4.907.825



0,17 11.959.867



-9,46 4.860.733



-0,01 13.105.610



-8,69 -1.145.743



1999



5.260.286



7,18



9.786.470



-18,17 5.048.088



3,85 10.283.078



-21,54



-496.608



-56,66



2000



5.498.689



4,53



8.460.087



-13,55 5.204.204



3,09



9.142.737



-11,09



-682.650



37,46



2001



5.440.431



-1,06



5.435.203



-35,75 5.132.796



-1,37



6.271.515



-31,40



-836.312



22,51



2002



5.492.472



0,96



5.086.706



-6,41 5.245.649



2,20



5.629.261



-10,24



-542.555



-35,13



2003



5.229.484



-4,79



5.710.124



12,26 5.237.577



-0,15



6.465.560



14,86



-755.436



39,24



2004



5.615.493



7,38



7.162.231



25,43 5.525.119



5,49



7.549.408



16,76



-387.177



-48,75



2005



5.576.667



-0,69



9.733.251



35,90 5.470.103



-1,00 10.276.227



36,12



-542.976



40,24



2006



5.921.511



6,18 11.439.208



17,53 5.740.133



4,94 11.870.120



15,51



-430.912



-20,64



2007



6.157.521



3,99 13.596.997



18,86 5.894.170



2,68 13.876.824



16,91



-279.827



-35,06



2008



6.339.195



2,95 16.587.722



22,00 6.037.767



2,44 17.031.689



22,73



-443.967



58,66



2009



6.304.195



-0,55 14.366.572



-13,39 6.036.065



-0,03 15.187.111



-10,83



-820.539



84,82



2010



6.581.894



4,40 17.929.507



24,80 6.253.834



3,61 18.156.326



19,55



-226.819



-72,36



2011



6.727.923



2,22 27.145.582



51,40 6.449.285



3,13 28.315.469



55,95 -1.169.887



415,78



2012



7.119.837



5,83 24.052.109



-11,40 6.602.479



2,38 24.844.483



-12,26



-792.374



-32,27



2013



6.965.989



-2,16 18.950.740



-21,21 6.671.477



1,05 20.082.289



-19,17 -1.131.549



42,80



13,83 -43,54



-3,97 -1.490.958



46,51



-23,22 -1.077.083



-27,76



-44,37



0,20



Rata-rata 1980-2013



5.096.770



1,97 11.229.023



4,29 4.975.109



1,72 12.184.753



3,79 -955.730



24,48



2009-2013



6.739.968



1,95 20.488.902



6,04 6.402.628



2,03 21.317.136



6,65 -828.234



87,76



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



103



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 36. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 20122016 No.



Negara



Ekspor (Ton) 2012



2013



2014



2015



2016



Rata-rata



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



Brazil



1.839.600



2.048.760



2.194.380



2.132.580



1.981.800



2.039.424



26,61



26,61



2



Vietnam



1.478.580



1.697.340



1.291.800



1.770.000



1.653.000



1.578.144



20,59



47,19



3



Colombia



531.300



662.400



745.200



742.800



789.900



694.320



9,06



56,25



4



Indonesia



619.500



622.800



523.200



593.760



482.400



568.332



7,41



63,66



5



India



291.480



300.780



293.640



341.580



332.400



311.976



4,07



67,73



6



Honduras



268.800



236.400



285.600



300.000



367.500



291.660



3,80



71,54



7



Peru



246.000



246.000



165.000



198.000



241.500



219.300



2,86



74,40



8



Uganda



214.500



216.000



204.000



210.000



240.000



216.900



2,83



77,23



9



Ethiopia



210.000



197.100



210.000



204.300



198.000



203.880



2,66



79,89



10



Guatemala



226.200



190.500



184.200



182.640



174.600



191.628



2,50



82,39



Lainnya



1.444.860



1.314.840



1.321.860



1.327.860



1.340.520



1.349.988



17,61



100,00



Total



7.370.819



7.732.918



7.418.879



8.003.518



7.801.618



7.665.550



100,00



Sumber : USDA, diolah Pusdatin



Lampiran 37. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 20122016 No



Negara



Impor (Ton) 2012



2013



2014



2015



2016



Rata-rata



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



European Union



2.704.199



2.678.999



2.708.399



2.753.999



2.801.999



2.729.519



37,78



37,78



2



United States



1.422.000



1.494.900



1.440.300



1.512.600



1.563.000



1.486.560



20,57



58,35



3



Japan



504.300



472.200



486.600



491.700



500.400



491.040



6,80



65,15



4



Philippines



232.800



188.700



225.300



371.100



396.000



282.780



3,91



69,06



5



Canada



253.800



276.300



269.700



272.700



282.000



270.900



3,75



72,81



6



Russia



247.800



253.800



243.000



263.700



268.500



255.360



3,53



76,34



7



Switzerland



138.600



138.000



145.200



147.600



156.000



145.080



2,01



78,35



8



Korea, South



109.500



129.600



138.300



147.900



155.400



136.140



1,88



80,23



9



Algeria



116.700



138.000



131.700



139.200



140.100



133.140



1,84



82,08



10



China



93.660



100.920



113.340



176.280



180.300



132.900



1,84



83,92



Lainnya



1.171.740



1.149.240



1.143.000



1.178.940



1.167.600



1.162.104



16,08



100,00



Total



6.995.099



7.020.659



7.044.839



7.455.719



7.611.298



7.225.523



100,00



Sumber : USDA, diolah Pusdatin



104



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2017



Lampiran 38. Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 1980–2016 Tahun



Produksi



Pertumb.



Vol. Ekspor



(Ton)



(%)



(Ton)



Pertumb. Vol. Impor Pertumb. (%)



(Ton)



261.600



(%)



8.820



Keter.



Pertumb.



(Ton)



(%)



1980



400.500



147.720



1981



437.700



9,29



249.060



-4,79



12.420



40,82



201.060



36,11



1982



388.320



-11,28



287.160



15,30



14.280



14,98



115.440



-42,58



1983 1984



421.320 449.880



8,50 6,78



301.140 365.700



4,87 21,44



13.080 9.360



-8,40 -28,44



133.260 93.540



15,44 -29,81



1985



474.720



5,52



373.560



2,15



7.140



-23,72



108.300



15,78



1986 1987



483.660 500.640



1,88 3,51



374.460 357.900



0,24 -4,42



7.560 7.920



5,88 4,76



116.760 150.660



7,81 29,03



1988



615.120



22,87



442.440



23,62



16.320



106,06



189.000



25,45



1989 1990



611.940 637.200



-0,52 4,13



510.300 530.760



15,34 4,01



8.100 7.620



-50,37 -5,93



109.740 114.060



-41,94 3,94



1991



672.300



5,51



473.940



-10,71



10.440



37,01



208.800



83,06



1992 1993



712.200 739.800



5,93 3,88



510.360 558.180



7,68 9,37



9.300 9.000



-10,92 -3,23



211.140 190.620



1,12 -9,72



1994



745.800



0,81



542.580



-2,79



18.600



106,67



221.820



16,37



1995 1996



733.080 980.580



-1,71 33,76



550.680 795.060



1,49 44,38



27.960 27.300



50,32 -2,36



210.360 212.820



-5,17 1,17



1997



980.280



-0,03



762.900



-4,04



37.680



38,02



255.060



19,85



1998



993.000



1,30



823.380



7,93



60.540



60,67



230.160



-9,76



1999



1.213.500



22,21



1.139.760



38,42



49.320



-18,53



123.060



-46,53



2000 2001



1.521.420 1.300.380



25,37 -14,53



1.374.900 1.123.620



20,63 -18,28



59.520 69.180



20,68 16,23



206.040 245.940



67,43 19,37



2002



1.254.720



-3,51



1.104.420



-1,71



60.120



-13,10



210.420



-14,44



2003 2004



1.513.860 1.555.140



20,65 2,73



1.304.580 1.380.540



18,12 5,82



51.360 75.900



-14,57 47,78



260.640 250.500



23,87 -3,89



2005



1.709.700



9,94



1.522.380



10,27



71.040



-6,40



258.360



3,14



2006 2007



1.768.500 1.709.100



3,44 -3,36



1.622.460 1.441.800



6,57 -11,13



163.800 149.880



130,57 -8,50



309.840 417.180



19,93 34,64



2008



1.767.900



3,44



1.539.900



6,80



184.200



22,90



412.200



-1,19



2009 2010



1.892.100 1.908.000



7,03 0,84



1.840.800 1.917.900



19,54 4,19



302.100 294.300



64,01 -2,58



353.400 284.400



-14,26 -19,52



2011



2.239.500



17,37



2.110.500



10,04



411.900



39,96



540.900



90,19



2012 2013



2.502.899 2.709.479



11,76 8,25



2.350.680 2.594.639



11,38 10,38



512.340 458.880



24,38 -10,43



664.560 573.720



22,86 -13,67



2014 2015



2.515.199 2.689.799



-7,17 6,94



2.122.500 2.622.359



-18,20 23,55



501.600 602.040



9,31 20,02



894.300 669.480



55,88 -25,14



2016



2.467.500



-8,26



2.402.400



-8,39



648.480



7,71



713.580



6,59



Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2016



1.249.101



5,65



1.096.954



7,20



134.578



18,37



286.725



8,93



2012-2016



2.576.975



2,30



2.418.516



3,74



544.668



10,20



703.128



9,30



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



105



2017



OUTLOOK KOPI



Lampiran 39. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980–2016 Tahun



Produksi



Pertumb.



Vol. Ekspor



Pertumb.



Vol. Impor



Pertumb.



Keter.



Pertumb.



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



1980



5.170.439



1981



5.881.379



13,75



3.921.539



7,23



45.300



11,85



2.005.140



29,06



1982



4.914.239



-16,44



3.963.539



1,07



43.980



-2,91



994.680



-50,39



1983



5.328.059



8,42



4.091.459



3,23



36.360



-17,33



1.272.960



27,98



1984



5.421.719



1,76



4.339.319



6,06



27.360



-24,75



1.109.760



-12,82



1985



5.744.999



5,96



4.228.679



-2,55



23.820



-12,94



1.540.140



38,78



1986



4.763.639



-17,08



4.018.919



-4,96



15.720



-34,01



760.440



-50,63



1987



6.190.199



29,95



4.050.239



0,78



17.760



12,98



2.157.720



183,75



1988



5.649.899



-8,73



4.282.259



5,73



24.900



40,20



1.392.540



-35,46



1989



5.817.479



2,97



5.004.119



16,86



15.480



-37,83



828.840



-40,48



1990



6.010.859



3,32



4.569.779



-8,68



19.860



28,29



1.460.940



76,26



1991



6.243.839



3,88



4.853.219



6,20



17.460



-12,08



1.408.080



-3,62



1992



5.577.539



-10,67



4.672.139



-3,73



42.780



145,02



948.180



-32,66



1993



5.544.359



-0,59



4.577.039



-2,04



35.100



-17,95



1.002.420



5,72



1994



5.822.519



5,02



4.120.319



-9,98



64.200



82,91



1.766.400



76,21



1995



5.336.759



-8,34



4.446.179



7,91



64.740



0,84



955.320



-45,92



1996



6.227.159



16,68



5.070.539



14,04



65.460



1,11



1.222.080



27,92



1997



5.861.219



-5,88



4.676.339



-7,77



73.200



11,82



1.258.080



2,95



1998



6.537.179



11,53



5.107.979



9,23



86.100



17,62



1.515.300



20,45



1999



6.849.839



4,78



5.607.839



9,79



78.180



-9,20



1.320.180



-12,88



2000



7.033.019



2,67



5.450.819



-2,80



89.280



14,20



1.671.480



26,61



2001



6.697.499



-4,77



5.297.519



-2,81



425.640



376,75



1.825.620



9,22



2002



7.637.518



14,04



5.711.819



7,82



5.396.759



1.167,92



7.322.459



301,09



2003



6.676.919



-12,58



5.497.499



-3,75



5.393.999



-0,05



6.573.419



-10,23



2004



7.316.759



9,58



5.687.519



3,46



5.462.039



1,26



7.091.279



7,88



2005



7.072.979



-3,33



5.709.539



0,39



5.573.039



2,03



6.936.479



-2,18



2006



8.042.998



13,71



6.404.999



12,18



5.949.659



6,76



7.587.658



9,39



2007



7.463.279



-7,21



6.053.639



-5,49



6.013.079



1,07



7.422.719



-2,17



2008



8.205.058



9,94



6.241.799



3,11



6.023.939



0,18



7.987.198



7,60



2009



7.786.438



-5,10



6.380.039



2,21



6.245.279



3,67



7.651.678



-4,20



3.657.299



40.500



1.553.640



2010



8.484.538



8,97



6.987.719



9,52



6.560.579



5,05



8.057.398



5,30



2011



8.690.218



2,42



7.059.659



1,03



6.687.479



1,93



8.318.038



3,23



2012



9.481.078



9,10



7.370.819



4,41



6.995.099



4,60



9.105.358



9,47



2013



9.603.538



1,29



7.732.918



4,91



7.020.659



0,37



8.891.278



-2,35



2014



9.220.438



-3,99



7.418.879



-4,06



7.044.839



0,34



8.846.398



-0,50



2015



9.189.958



-0,33



8.003.518



7,88



7.455.719



5,83



8.642.158



-2,31



2016



9.548.638



3,90



7.801.618



-2,52



7.611.298



2,09



9.358.318



8,29



Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2015



6.839.032



2,18



5.407.272



2,33



2.615.855



49,38



4.047.615



15,79



2012-2016



9.408.730



2,00



7.665.550



2,12



7.225.523



2,65



8.968.702



2,52



Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk



106



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian