7 0 5 MB
OUTLOOK ISSNKOPI 1907-1507 2018
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2018
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
i
2018
ii
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
OUTLOOK KOPI
ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 96 halaman Penasehat : Dr.Ir. Ketut Kaiyasa, MSi., MSi. Penyunting : Dr. Anna Astrid Susanti, MSi. Drh. Akbar, MP. Naskah : Ir. Roch Widaningsih, MSi.
Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2018
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
iii
2018
iv
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Outlook Kopi dapat diselesaikan. Publikasi ini mengulas analisis deskriptif perkembangan komoditas Kopi beserta analisis proyeksi penawaran dan permintaan komoditas tersebut untuk beberapa tahun ke depan. Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama beberapa instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Perkebunan serta dukungan dan kerja sama tim teknis lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyusunan Buku Outlook Kopi ini, kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat dapat juga diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih lengkap dan menyeluruh.
Jakarta, November 2018 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Dr. Ir. Ketut Kariyasa, MSi. NIP.19690419.199803.1.002
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
v
2018
vi
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................. vii DAFTAR TABEL .............................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................xv BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ............................................................ 1 1.2. TUJUAN ........................................................................ 2 1.3. RUANG LINGKUP .............................................................. 2 BAB II. METODOLOGI ........................................................................ 3 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ............................................. 3 2.2. METODE ANALISIS............................................................. 4 2.2.1. Analisis Deskiptif .................................................... 4 2.2.2. Analisis Penawaran.................................................. 4 2.2.3. Analisis Permintaan ................................................. 6 2.2.4. Analisis Kelayakan Model .......................................... 7 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL ..................................................... 13 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA ..........................................................13 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia ..................13 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia .....................16 3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia ...............18 3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia ...............................20 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA ............................24 3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA.........................25 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA ................26 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia.................26 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia .................27 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia ............................28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
vii
2018
OUTLOOK KOPI
3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ........... 29 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ............... 30 BAB IV.KERAGAAN KOPI DUNIA ...........................................................31 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DUNIA .............................................. 31 4.1.1. Perkembangan Luas Areal (Tanaman Menghasilkan) Kopi di Dunia ................................................................ 31 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Dunia ............................ 32 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia ...................... 34 4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI DUNIA ..................... 35 BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI .................................... 39 5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2022 ......... 39 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2022 ......... 50 BAB VI. KESIMPULAN ....................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 57 LAMPIRAN ................................................................................... 59
viii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.
Sumber Data dan Informasi yang Digunakan ............................. 3
Tabel 5.1a. Uji Validitas Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Kopi .........40 Tabel 5.1b. Lanjutan Uji Validitas LTM Kopi ..........................................41 Tabel 5.2.
Output Anova Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi ...............42
Tabel 5.3.
Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan Kopi, 2017-2022 ...............43
Tabel 5.4a. Uji Validitas Model Produktivitas Kopi ...................................45 Tabel 5.4b. Lanjutan Uji Validitas Model Produktivitas Kopi .......................46 Tabel 5.5.
Output Anova Model Produktivitas Kopi .................................47
Tabel 5.6.
Proyeksi Produktivitas Kopi, Tahun 2017-2022 ........................48
Tabel 5.7.
Proyeksi Produksi Kopi, Tahun 2017-2022 ...............................49
Tabel 5.8a. Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi ..............................51 Tabel 5.8b. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi ..................52 Tabel 5.8c. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi ..................53 Tabel 5.9.
Proyeksi Produksi, Net Ekspor-Impor, dan Konsumsi Kopi, 2017-2022 ....................................................................54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
ix
2018
x
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1.
Uji Heteroskedastisitas Residual Minitab ............................. 10
Gambar 3.1.
Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan di Indonesia, Tahun 2019-2018......................... 14
Gambar 3.2.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009-2018 ............................. 16
Gambar 3.3.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1909-2018 ........................................ 17
Gambar 3.4.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009-2018 ................................... 18
Gambar 3.5.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2009-2018 ................................ 19
Gambar 3.6.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi, Tahun 2009-2018............................................ 19
Gambar 3.7.
Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2014-2018 ................................ 20
Gambar 3.8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2016 ............................ 21
Gambar 3.9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2016 ...................................... 22
Gambar 3.10. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2014-2018 ................................ 23 Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2016 .......................................... 23 Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2016 .............................. 24 Gambar 3.13. Perkembangan Harga Produsen Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2016 .......................................................... 25 Gambar 3.14. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002-2017 .......................................................... 26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xi
2018
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.15. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 2008-2017 ..........................................................27 Gambar 3.16. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 2008-2017 ..........................................................28 Gambar 3.17. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 2008-2017 ......................................29 Gambar 3.18. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 ..................30 Gambar 3.19. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017 .......................30 Gambar 4.1.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Dunia, Tahun 2007-2016 ..........................................................31
Gambar 4.2.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ..........................................................32
Gambar 4.3.
Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 .............33
Gambar 4.4.
Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ...........34
Gambar 4.5.
Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 .......35
Gambar 4.6.
Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 ..........................................................36
Gambar 4.7.
Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 20122016 .........................................................................37
Gambar 4.8.
Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ..........................................................38
Gambar 5.1.
Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi .......................................................42
Gambar 5.2.
xii
Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Produktivitas Kopi ......47
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2018. ..................................... 61
Lampiran 1b.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Indonesia, Tahun 1980-2018. ......................................... 62
Lampiran 2.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2018 ....................................................... 63
Lampiran 3.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2018 ...................................... 64
Lampiran 4.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2018 ....................................................... 65
Lampiran 5.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1984-2018 ....................................... 66
Lampiran 6.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jens Kopi Yang Diusahakan, Tahun 20012018 ....................................................................... 67
Lampiran 7.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2018 .................... 67
Lampiran 8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan Tahun 2016 ........................................ 68
Lampiran 9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung Tahun 2016 ................................................ 68
Lampiran 10.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2018 ....................................................... 69
Lampiran 11.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh Tahun 2016 ....................................................... 69
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xiii
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 12.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara Tahun 2016 ...........................................70
Lampiran 13.
Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2017 .......................................................71
Lampiran 14.
Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2017 .......................................................72
Lampiran 15.
Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2017 ....................................73
Lampiran 16.
Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 ................74
Lampiran 17.
Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017.....................74
Lampiran 18.
Perkembangan Luas Areal (Luas Tanaman Menghasilkan), Produksi dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 .......75
Lampiran 19.
Negara-negara dengan Luas Areal Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................76
Lampiran 20.
Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................76
Lampiran 21.
Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 .......................................................77
Lampiran 22.
Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................78
Lampiran 23.
Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................78
Lampiran 24.
Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980-2016 .......................................................79
xiv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Angka Sementara Statistik Perkebunan Indonesia bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia tahun 2017 mencapai 668,68 ribu ton. Produksi ini berasal dari 1,25 juta hektar luas areal perkebunan kopi dimana 95,37% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR) sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar 2,48% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 2,25%. Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, kopi robusta mendominasi produksi kopi Indonesia pada tahun 2017. Dari produksi kopi Indonesia sebesar 668,68 ribu ton, sebanyak 72,35% atau 483,82 ribu ton adalah kopi robusta sementara sisanya sebanyak 27,65% atau 184,86 ribu ton adalah kopi jenis arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia data rata-rata lima tahun terakhir adalah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga kopi tahun 2017 di tingkat produsen Indonesia rata-rata adalah Rp.24.802 per kg, sedangkan tingkat konsumsi kopi per kapita di Indonesia pada tahun 2017 berdasarkan hasil SUSENAS sebesar 0,798 kg/kapita/tahun. Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi di dunia. Berdasarkan data FAO, rata-rata produksi kopi dari tahun 2012-2016 sebesar 683,64 ribu ton per tahun, terbesar
keempat setelah Brazil, Vietnam, dan
Kolombia. Demikian juga ekspor kopi Indonesia, rata-rata dari tahun 2012-2016 sebesar 601,38 ribu ton per tahun, eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi Indonesia hingga tahun 2022 diperkirakan akan mencapai 740,07 ribu ton kopi berasan. Pertumbuhan produksi kopi dari tahun 2017-2022 diperkirakan akan terus naik, dengan kenaikan rata-rata 1,72% per
tahun.
Net
ekspor
(ekspor-impor)
kopi
Indonesia
tahun
2017-2022
diproyeksikan juga akan terus naik, dengan kenaikan rata-rata sebesar 3,29% per tahun. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xv
2018
xvi
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Sebagai produsen kopi ketiga terbesar di dunia, Indonesia menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun 2017, nilai ekspor kopi menempati urutan ke empat komoditas terbesar di Indonesia setelah kelapa sawit, karet, dan
kelapa. Nilai ekspor kopi mencapai 1,19
Milyard USD. Peluang industri kopi di Indonesia sangat bagus. Apalagi dengan semakin dikenalnya kopi Indonesia di Eropa dan Amerika, terutama kopi khusus (specialty coffee) seperti kopi Gayo, kopi Mandailing, kopi Lampung, kopi Bajawa
dan
lainnya.
Menteri
Pertanian.
Andi
Amran
Sulaiman
mempromosikan komoditas kopi Indonesia kepada dunia melalui forum World Coffee Producers Forum (WCPF) yang dihelat di Kolombia, Selasa (11/7/2017). Fokus pemerintah saat ini adalah meningkatkan produksi komoditas kopi dalam negeri melalui penyediaan bibit berkualitas tinggi, pemupukan tepat waktu, manajemen air dan program peremajaan untuk mengganti tanaman kopi yang sudah tua. Pengembangan kopi ke depan juga akan lebih memperhatikan aspek kearifan lokal, sehingga dapat dihasilkan jenis-jenis kopi specialty yang bernilai tinggi dari berbagai daerah. Ditjen Perkebunan dalam renstra menempatkan komoditas kopi menjadi salah satu komoditas yang menjadi sasaran pokok sub agenda prioritas peningkatan agroindustri yaitu peningkatan produksi komoditas andalan dan prospektif ekspor serta mendorong perkembangan agroindustri di pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
1
2018
OUTLOOK KOPI
Produksi kopi Indonesia hingga tahun 2018 didominasi oleh 81,18% kopi jenis robusta yang 95,58% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 537,57 ribu ton. Selain kopi robusta, juga dibudidayakan kopi Arabika yang berkontribusi sebesar 18,82% dari total produksi nasional. Outlook komoditas kopi, menyajikan analisis keragaan komoditas kopi di Indonesia meliputi perkembangan produksi, konsumsi, harga dan ekspor impor baik domestik maupun global. Selain itu ditampilkan juga prediksi produksi dan konsumsi serta neraca kopi Indonesia pada periode 2019-2022. Diharapkan hasil analisis komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan terhadap kebijakan dan program pengembangan kopi.
1.2. TUJUAN Melakukan analisis komoditas kopi yang berisi keragaan data secara nasional dan dunia, yang dilengkapi proyeksi penawaran dan permintaan sebagai bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan komoditas kopi di masa yang akan datang.
1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Kopi adalah: •
Analisis pada variabel-variabel penting dari komponen penawaran dan permintaan komoditas kopi. Variabel-variabel tersebut meliputi: luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam dan di luar negeri.
•
Keseimbangan penawaran dan permintaan diprediksi sampai tahun 2022, dengan terlebih dahulu memproyeksi variabel-variabel yang mempengaruhi
maupun
komponen-komponen
penawaran dan permintaan komoditas kopi.
2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
yang
menyusun
OUTLOOK KOPI
2018
BAB II. METODOLOGI
2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Kopi tahun 2018 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO). Data-data yang digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan No.
Variabel
Periode
Sumber Data
Keterangan • Status angka : 2009-2016 = Angka Tetap, 2017 = Angka Sementara 2018 = Angka Estimasi • Produksi dalam wujud kopi berasan • Status angka : 2014-2016 = Angka Tetap, 2017 = Angka Sementara 2018 = Angka Estimasi • Produksi dalam wujud kopi berasan Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
1.
Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas dan Produksi Kopi Indonesia
1980-2018
Ditjen Perkebunan
2.
Sentra Produksi Kopi Robusta dan Arabika di Indonesia
2014-2018
Ditjen Perkebunan
3.
Konsumsi Kopi di Indonesia
2002-2017
BPS
2007-2017
BPS
Harga Produsen Kopi
1980-2017
BPS
Kopi Total
1980-2016
FAO
- Produksi dalam wujud biji kopi mentah
4. 5.
7.
Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia Luas Areal, Produksi, Produktivitas, Volume Ekspor dan Volume Impor Kopi Dunia
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
3
2018
OUTLOOK KOPI
2.2. METODE ANALISIS 2.2.1.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal
dan
luas
tanaman
menghasilkan,
produktivitas,
produksi,
konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik (harga produsen) dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia. 2.2.2.
Analisis Penawaran
Analisis model penawaran kopi dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda (Multivariate Regression). Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n n
b0 b j X j j 1
dimana: Y = peubah respons/tak bebas Xn = peubah penjelas/bebas n = 1, 2, … b0 = nilai konstanta bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah xn = sisaan Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di tingkat produsen periode sebelumnya.
4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing). 1)
Model Analisis Penawaran Komoditas Kopi dan Hasilnya. Penawaran kopi terdiri dari produksi kopi dalam negri ditambah
impor. Produksi merupakan perkalian antara luas tanam menghasilkan dikalikan dengan produktivitas kopi. a)
Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi Model pendugaan fungsi luas tanaman menghasilkan diduga
menggunkan model sebagai berikut berikut: LTM (t) = 177524 + 0,838 LTM (t-1) - 14,2 CH (t) b)
Model Produktivitas Kopi Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produksi.
analisis
dengan
metode
regresi
berganda
menunjukkan
Hasil bahwa
produktivitas kopi dipengaruhi produktivitas kopi tahun sebelumnya (Produktivas(t-1)), dan harga riil kopi (HgKopi(t-1. Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai berikut : prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 HgKopi (t-1) c)
Model Produksi Kopi Produksi kopi merupakan hasil perkalian antara luas taman
menghasilkan kopi dengan produktivitas kopi. Produksi (t) = LTM (t) x Prodv (t) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
5
2018
OUTLOOK KOPI
2.2.3.
Analisis Permintaan
Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan telah diolah. Permintaan kopi berasal dari kebutuhan untuk konsumsi kopi dalam negeri baik konsumsi kopi di tingkat rumah tangga maupun konsumsi luar rumah tangga serta permintaan kopi dari luar negeri atau dalam bentuk ekspor kopi. Dikarenakan konsumsi dalam negeri hanya bisa didapat dalam bentuk konsumsi kopi di tingkat rumah tangga bersumber dari hasil Survei Susenas, sementara konsumsi di luar rumah tangga tidak tersedia datanya, sehingga perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia didekati dengan perhitungan produksi dikurangi net ekspor-impor (volume ekspor dikurangi volume impor).
Sehingga terlebih dahulu
dilakukan penyusunan model net ekspor-impor kopi. a)
Model Net Ekspor-Impor Kopi Model prediksi net ekpor-impor (neteksim) kopi menggunakan
model analisis trend kuadratik (Trend Analysis) sebagai berikut : Yt = (10**7)/(37,2228 – 3,15085*(1,04519**t) b)
Prediksi Konsumsi Kopi Konsumsi kopi merupakan perhitungan dari produksi kopi dikurangi
dengan net ekspor-impor kopi. Konsumsi (t) = prod (t) – neteksim (t)
6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2.2.4. a)
2018
Analisis Kelayakan Model
MAPE Model time series masih tetap digunakan untk melakukan
peramlan terhadap variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model rgresi berganda. Untuk model time series baik analisis trend maupun pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing), ukuran
kelayakan
model
berdasarkan
nilai
kesalahan
dengan
menggunakan statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau kesalahan persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut:
Dimana : Xt adalah data aktual Ft adalah nilai ramalan. Semakin kecil nilai MAPE maka model time series yang diperoleh semakin baik. Untuk model regresi berganda kelayakan model diuji dari nilai F hitung (pada Tabel Anova), nilai koefisien regresi menggunakan Uji – t, uji kenormalan sisaan, dan plot nilai sisaan terhadap dugaan. b)
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) diartikan sebagai besarnya keragaman
dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah–peubah tak bebas (X). R2 merupakan angka yang berkisar antara 0 sampai 1 yang mengindikasikan
besarnya
kombinasi
variabel
independen
secara
bersama – sama mempengaruhi nilai variabel dependen. Semakin mendekati angka satu, model yang dikeluarkan oleh regresi tersebut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
7
2018
OUTLOOK KOPI
akan semakin baik. Secara manual, R2 merupakan rumus pembagian antara Sum Squared Regression dengan Sum Squared Total.
SSR : Kuadrat dari selisih nilai Y prediksi dengan nilai rata-rata: Y = ∑ (Ypred – Yrata-rata)2 SST : Kuadrat dari selisih nilai Y aktual dengan nilai rata-rata : Y = ∑ (Yaktual – Yrata-rata)2 c)
R2 Adjusted Guna melengkapi kelemahan R2 tersebut, kita bisa menggunakan
R2 adjusted. Pada R2 adjusted ini sudah mempertimbangkan jumlah sample data dan jumlah variabel yang digunakan.
n 1 p 1 SSE 2 Radjusted 1 1 R 2 1 n p 1 n 1 SST MSE Ra2djusted 1 SST p 1 Keterangan: n : jumlah observasi p : jumlah variabel MSE : Mean Squared Error SST : Sum Squared Total SSE : Sum Squared Error R2 adjusted akan menghitung setiap penambahan variabel dan mengestimasi nilai R2 dari penambahan variabel tersebut. Apabila penambahan pola baru tersebut ternyata memperbaiki model hasil regresi lebih baik dari pada estimasi, maka penambahan variabel tersebut akan meningkatkan nilai R2 adjusted. Namun, jika pola baru
8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
dari penambahan varaibel tersebut menunjukkan hasil yang kurang dari estimasinya, maka R2 adjusted akan berkurang nilainya. Sehingga nilai R2 adjusted tidak selalu bertambah apabila dilakukan penambahan variabel. Jika melihat dari rumus diatas, nilai R2 adjusted memungkinkan untuk bernilai negative, jika MSEnya lebih besar dibandingkan (SST/p-1). Masih jika kita melihat rumus diatas, nilai R2 adjusted pasti lebih kecil dibandingkan nilai R2. d). R2 PREDICTED Salah satu tujuan untuk meregresikan variabel independen dengan variabel dependen adalah membuat rumus dan menggunakannya untuk melakukan
prediksi
dengan
nilai
nilai
tertentu
dari
variabel
independennya. Jika anda ingin melakukan prediksi nilai Y, maka anda juga seharusnya melihat nilai dari R2 predicted. R2 predicted mengindikasikan seberapa baik mdel tersebut untuk melakukan prediksi dari observasi yang baru.
Rumus Predicted R2
PRESS 2 R predicted 1 100 SST Dengan nilai PRESS adalah : n
PRESS e2i i 1
Nilai e adalah selisih dari Y prediksi dengan Y aktual. Berdasarkan rumusnya, nilai R2 predicted bisa bernilai negatif dan nilainya bisa dipastikan lebih rendah dibandingkan R2. Nilai predicted R2 perlu diperhatikan meskipun anda nantinya tidak menggunakan model hasil dari regresi tersebut. Karena nilai R2 predicted ini untuk mengidentikasi apakah model atau rumus yang anda hasilkan overfit atau tidak. Pengertian overfit adalah bahwa model terlalu bagus jika dilihat dari R2 dan R2 adjusted, namun kebaikan model ini terlalu Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
9
2018
OUTLOOK KOPI
berlebihan. Hal ini disebabkan karena banyaknya observasi atau jumlah data yang ada dalam model tersebut sehingga kemungkinan adanya gangguan atau “noise”. Meskipun secara R2 dan R2 adjusted, model tersebut dikatakan baik, namun jika R2 predicted tidak mencerminkan hal tersebut artinya model anda mengalami overfit tersebut. Secara
singkat
dapat
disimpulkan
bahwa
R2
menunjukkan
hubungan secara bersama sama variabel independen terhadap pola variabel dependen. Sedangkan R2 adjusted membantu kita untuk melihat pengaruh jumlah variabel terhadap nilai Y. Dan terakhir, R2 predicted memberi kita informasi tentang kebaikan model tersebut jika akan menggunakan untuk prediksi observasi baru dan atau memberi informasi tentang overfit pada model.
e).
Uji Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan diagram scatter antara variabel Y prediksi (Fits) dengan variabel residual.
Gambar 2.1. Uji Heteroskedastisitas Residual Minitab Berdasarkan plot scatter diatas, dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas apabila plot menyebar merata di atas dan di
10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
bawah sumbu 0 tanpa membentuk sebuah pola tertentu. Diagram di atas dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
Multikolinearitas Pada Interprestasi Regresi Linear
f).
VIF (variance inflation factor) merupakan salah satu statistik yang dapat
digunakan
untuk
mendeteksi
gejala
multikolinear
(multicollinearity, collinearity) pada analisis regresi yang sedang kita susun. VIF tidak lain adalah mengukur keeratan hubungan antar variabel bebas X, atau fungsi dari R2 model antar X. Andaikan kita memiliki tiga buah variabel bebas: X1, X2, dan X3 dan ketiganya mau diregresikan dengan sebuah variabel tak bebas Y. Nilai VIF kita hitung untuk masing-masing X. Untuk X1, prosedurnya adalah –
Regresikan X1 terhadap X2 dan X3, atau modelnya X1=b0 + b1X2 + b2X3 +
e
2
–
Hitung R dari model tersebut.
–
VIF untuk X1 adalah VIF1 = 1 / (1 – R2)
Untuk X2, senada saja dengan prosedur di atas –
regresikan X2 terhadap X1 dan X3, atau modelnya X2 = b0 + b1X1 + b2X3 + e,
-
hitung R2 dari model tersebut
-
VIF untuk X2 adalah VIF2 = 1 / (1 – R2)
R2 dalam hitungan di atas adalah ukuran keeratan antar X. Jika R2 = 0, maka VIF = 1. Kondisi ini adalah kondisi ideal. Jadi idealnya, nilai VIF = 1. Semakin besar R2, maka VIF semakin tinggi (semakin kuat adanya collinearity). Misal R2 = 0.8 akan menghasilkan VIF = 5. Tidak ada batasan baku berapa nilai VIF dikatakan tinggi, nilai VIF di atas 5 sudah membuat kita harus hati-hati. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
11
2018
OUTLOOK KOPI
g). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji DurbinWatson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. 3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL
3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Perkembangan
luas
areal
kopi
Indonesia
menurut
status
pengusahaannya didominasi oleh kopi yang diusahakan oleh rakyat atau Perkebunan Rakyat (PR) mencapai 95,37%. Sisanya diusahakan oleh Negara atau Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 2,25% dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 2,48% (Lampiran 1). Perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada periode 19802018 cenderung mengalami peningkatan 1,60% per tahun.
Sementara
perkembangan luas areal kopi pada satu dekade terakhir cenderung mengalami penurunan 0,05% per tahun yaitu sebesar 1,27 juta hektar di tahun 2009 dan mencapai luas 1,26 juta hektar di tahun 2018 (Gambar 3.1 dan Lampiran 1). Perkembangan
luas
areal
kopi
berdasarkan
pengusahaan
mempunyai pola yang sama dengan pola perkembangan kopi nasional yaitu cenderung mengalami peningkatan periode 1980 hingga tahun 2018 peningkatan luas areal kopi tertinggi terjadi pada perkebunan rakyat sebesar 1,67% dan terendah pada Perusahaan Besar Negara (PBN) yang hanya meningkat 0,81% per tahun. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Lampiran 1.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
13
2018
OUTLOOK KOPI (Ha) 1.400.000
1.200.000
1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
2008
2009
PR
2010
2011
2012
PBN
2013
2014
PBS
2015
2016
2017
2018
INDONESIA
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2009–2018 Berdasarkan jenis kopi yang diusahakan antara tahun 2001 hingga 2018, mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta mencapai 81,44% atau mencapai luas rata-rata 1,04 juta hektar, sementara kopi jenis arabika hanya mencapai luas rata-rata 235,84 ribu hektar atau share 18,56% dari total luas areal kopi Indonesia. Berdasarkan jenis pengusahaannya kopi robusta sangat dominan diusahakan di lahan perkebunan rakyat (PR) mencapai luas rata-rata 994,70 ribu hektar atau share sebesar 96,13%, sementara Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Swasta (PBS) hanya berkontribusi relatif kecil yaitu rata-rata 18,12 ribu hektar dan 21,89 ribu hektar atau share sebesar 1,75% dan 2,12% terhadap total luas areal kopi robusta di Indonesia. Perkembangan luas areal kopi robusta antara tahun 2001 hingga 2018 secara total Indonesia cenderung mengalami penurunan luas ratarata 1,66% per tahun. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan luas areal kopi jenis robusta di semua jenis pengusahaan. Penurunan
terbesar
pada luas areal kopi robusta yang diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara yang mengalami penurunan rata-rata 2,12% per tahun, sementara terendah pada kopi robusta di lahan Perkebunan Swasta (PBS) yaitu rata-rata turun 0,22% per tahun. 14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Sementara luas areal kopi arabika di Indonesia periode 2001 hingga 2018 mencapai luas rata-rata 235,84 ribu hektar yang 95,48% merupakan kopi arabica yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) atau mencapai luas areal rata-rata 225,18 ribu hektar, sementara luas areal kopi arabika di perkebunan negara (PBN) dan perkebunan swasta (PBS) kurang dari 3% atau mencapai share 2,56% dan 1,96% atau mencapai rata-rata luas areal 6,03 ribu hektar dan 4,63 ribu hektar. Berbeda dengan trend kopi robusta yang cenderung mengalami trend penurunan luas areal, pertumbuhan luas areal kopi arabika di Indonesia justru mengalami peningkatan sangat siginfikan yaitu sebesar 11,24% per tahun yaitu sebesar 82,81 ribu hektar di tahun 2001 dan mencapai luas 339,64 ribu hektar di tahun 2018. Peningkatan luas areal tersebut didukung oleh peningkatan luas areal perkebunan kopi arabika disemua jenis pengusahaan tertinggi pada perkebunan kopi arabika yang diusahakan oleh negara yaitu meningkat rata-rata 1.504,90% per tahun sebagai akibat peningkatan luas areal yang sangat signifikan di tahun 2004 sebesar 25.561,54% atau meningkat 6,67 ribu hektar dari tahun sebelumnya hanya seluas 26 hektar, sementara perkebunan kopi arabika milik rakyat meningkat paling rendah yaitu sebesar 11,71% per tahun. Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan dan status pengusahaan secara rinci disajikan pada Lampiran 2.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
15
2018
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009–2018 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Perkembangan produksi kopi Indonesia periode 1980–2018 juga mengalami peningkatan, dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,39%. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998 sebesar 20,08%, dimana produksi kopi mencapai 514,45 ribu ton atau meningkat 86,03 ribu ton dari tahun sebelumnya
sebesar
428,42 ribu ton kopi berasan. Produksi kopi berdasarkan status pengusahaan didominasi oleh produksi kopi yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) yang mencapai share 94,61% atau mencapai rata-rata produksi 495,06 ribu ton. Produksi kopi yang berasal dari kebun milik negara (PBN) dan kebun milik swasta relatif kecil yaitu berkontribusi kurang dari 5% atau mencapai share hanya 3,11% dan 2,27% atau produksi kopi berasan ratarata 16,30 ribu ton dan 11,90 ribu ton. Secara lengkap, perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3.
16
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
800.000 700.000 600.000
(Ton)
500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 2009
2010
2011
2012
PR
2013
INDONESIA
2014
2015
2016
PBN
2017
2018
PBS
Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1909-2018 Produksi kopi periode 2001-2018 menurut jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi jenis robusta yang mencapai produksi rata-rata 537,57 ribu ton atau share 81,18% dari total rata-rata produksi kopi Indonesia yang mencapai 662,31 ribu ton kopi beras. Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis selama periode tersebut menunjukkan rata-rata pertumbuhan kopi robusta menurun 0,76% per tahun sedangkan kopi arabika meningkat 14,71% per tahun. Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis selama dekade terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Pada gambar tersebut
menunjukkan dua trend produksi yang berbeda dimana trend roduksi kopi robusta meskipun secara realisasi lebih tinggi setiap tahunnya namun menunjukkan trend laju pertumbuhan produksi yang terus mengalami penenurunan, sebaliknya trend pertumbuhan produksi kopi arabika cenderung meningkat. Data produksi kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan dan status pengusahaan secara rinci disajikan pada Lampiran 4.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
17
2018
OUTLOOK KOPI
(Ton) 600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
2009
2010
2011
2012
2013
Robusta
2014
2015
2016
2017
2018
Arabika
Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009-2018
3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode 1984-2018, namun secara rata-rata cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan 1,14% per tahun. (Lampiran 5). Selama sepuluh tahun terakhir terlihat bahwa berdasarkan status usaha, produktivitas kopi tertinggi pada usaha perkebunan kopi yang diusahakan oleh swasta (PBS) dengan rata-rata produktivitas mencapai 800,60 kg per hektar, berikutnya produktivitas kopi yang diusahakan oleh perkebunan negara (PBS) dengan rata-rata produktivitas sebesar 798,62 kg per hektar, sedangkan terendah pada produktivitas kopi yang diusahakan oleh rakyat (PR) yaitu sebesar 725,88 kilogram per hektar. Secara umum peningkatan produktivitas kopi cukup signifikan pada kopi yang diusahakan oleh perkebunan swasta terutama pada kondisi 10 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan 5,92% per tahun, sebaliknya trend pertumbuhan produktivitas kopi rakyat hanya meningkat 0,05% per tahun. Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia pada tahun 1984-2018 dan 2009-2018 disajikan secara lengkap pada Gambar 3.5. dan Lampiran 6.
18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
1.100 1.000
(Kg/Ha)
900 800 700 600 500 2009
2010
PR
2011
2012
PBN
2013
2014
PBS
2015
2016
2017
2018
INDONESIA
Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2009-2018 1.200,00
1.000,00
(Kg/Ha)
800,00
600,00
400,00
200,00
-
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Robusta 724,36
2009
741,53
685,33
696,29
725,91
682,51
669,05
680,33
689,44
692,68
Arabika
959,77
765,40
752,94
782,88
829,40
832,33
814,05
820,17
855,87
772,93
Gambar 3.6. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi, Tahun 2009-2018 Perkembangan produktivitas kopi periode 2001-2018 berdasarkan jenis, menunjukkan meskipun secara luasan kopi arabika hanya mempunyai share kurang dari 20% tetapi produktivitas kopi jenis arabika cenderung lebih tinggi dibandingkan produktivitas kopi robusta yaitu rata-rata sebesar 787,46 kg/ha sementara kopi jenis robusta hanya sebesar 692,10 kg/ha.
Dari sisi pertumbuhannya, produktivitas kopi
arabika mengalami rata-rata peningkatan lebih tinggi yaitu sebsar 3,55% per tahun sementara produktivitas kopi robusta hanya meningkat ratarata 0,57% per tahun. Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.6. dan Lampiran 6. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
19
2018
OUTLOOK KOPI
3.1.4. Sentra Produksi Kopi Robusta di Indonesia Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode 2014-2018 yang mencapai 77,40% dari total produksi kopi robusta di Indonesia, terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 77,40% dari total produksi
kopi
robusta
di
Indonesia.
Provinsi
Sumatera
Selatan
merupakan provinsi dengan kontribusi produksi kopi robusta paling tinggi yaitu sebesar 26,84% atau produksi kopi robusta rata-rata mencapai 121,26 ribu ton. Provinsi Lampung dan Bengkulu di urutan kedua dan ketiga dengan share produksi rata-rata 24,43% dan 12,49% atau produksi rata-rata 110,37 ribu ton dan 56,43 ribu ton. Produksi ketiga provinsi tersebut secara total menyumbang 63,76% dari produksi kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar lainnya adalah Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 9,62% dengan rata-rata produksi 43,44 ribu ton per tahun, dan Provinsi Jawa Tengah yang berkontribusi sebesar 4,02% dengan rata-rata produksi sebesar 18,18 ribu ton per tahun. Secara terinci data tersaji pada Gambar 3.7. dan Lampiran 7. Share (%) Jateng; 4,02
Prov. Lainnya; 22,60
Jatim; 9,62
Bengkulu; 12,49
Sumsel; 26,84
Lampung; 24,43
Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2014-2018
20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Sebagai
provinsi
dengan
kontribusi
produksi
kopi
2018
robusta
perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016 mencapai 120,90 ribu ton yang tersebar sangat dominan di 5 kabupaten dengan total produksi sebesar 109,52 ribu ton atau share sebesar 90,59% dari total produksi kopi robusta di Provinsi
Sumatera
Selatan.
Kelima
kabupaten
tersebut
adalah
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan kontribusi sangat signifikan yaitu sebesar 33,03% atau produksi sebesar 39,94 ribu ton, selanjutnya Kabupaten Muara Enim, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Pagar Alam, dengan share masing-masing 20,87%; 17,00%; 13,23% dan 6,46% atau produksi kopi robusta sebesar 25,24 ribu ton, 20,55 ribu ton, 15,99 ribu ton dan 7,81 ribu ton kopi robusta berasan. Secara terinci tersaji pada Gambar 3.8 dan Lampiran 8.
Kab. OKU ; 13,23%
Kab. Lahat; 17,00%
Kab. Muara Enim; 20,87%
Kab. Pagar Alam; 6,46%
Lainnya; 9,41%
Kab. OKU Selatan; 33,03%
Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2016 Berdasarkan data tahun 2016, sentra kabupaten penghasil kopi robusta di Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat terbesar kedua terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan kontribusi mencapai 96,56% dari total produksi kopi robusta Provinsi Lampung yaitu sebesar 115,48 ribu. Kabupaten Lampung Barat sangat signifikan menyumbang produksi kopi robusta hingga 57,66 ribu ton atau Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
21
2018
OUTLOOK KOPI
share hingga 49,93% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung. Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi hingga 27,37% atau produksi sebesar 31,61 ribu ton. Selanjutnya Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Utara, dan Kabupaten Pesisir Barat, masing-masing berkontribusi sebesar 8,06%; 7,81% dan 3,38% atau produksi sebesar 9,31 ribu ton, 9,01 ribu ton dan 3,90 ribu ton kopi robusta berasan Data terinci tersaji pada Gambar 3.9 dan Lampiran 9.
Kab. Way Kanan; 8,06%
Kab. Lampung Utara; 7,81%
Kab. Pesisir Barat; 3,38% Lainnya; 3,44%
Kab. Tanggamus; 27,37%
Kab. Lampung Barat; 49,93%
Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2016 Produksi kopi arabika di Indonesia mencapai rata-rata 170,36 ribu ton periode 2014 hingga 2018 atau berkontribusi hanya 18,82% terhadap total produksi kopi Indonesia yang rata-rata mencapai 622,14 ribu ton kopi berasan.
Sentra produksi kopi arabika Indonesia terdapat di 4
provinsi dengan total share mencapai 81,99% atau produksi rata-rata sebesar 139,68 ribu ton yaitu sangat dominan di 2 provinsi yaitu Aceh dan Sumatera Utara dengan share 31,88% dan 30,50% atau produksi sebesar 54,31 ribu ton dan 51,96 ribu ton kopi arabika berasan. Provinsi penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Barat, masing-masing dengan rata-rata produksi sebesar 20,43 ribu ton, 12,97 ribu ton atau share sebesar 12,00% dan 7,62% terhadap produksi kopi arabika di Indonesia. Sementara provinsi lainnya
22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
berkontribusi 18,01%. Data secara terinci teraji pada Gambar 3.10. dan Lampiran 10.
Sulsel; 12,00%
Sumbar; 7,62%
Sumut; 30,50%
Prov. Lainnya; 18,01%
Aceh; 31,88%
Gambar 3.10. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Tahun 2014- 2018 Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 59,78 ribu ton yang terdistribusi 96,58% hanya di 2 kabupaten yaitu yang paling dominan di Kabupaten Aceh Tengah dengan share 52,49% atau produksi sebesar 31,38 ribu ton, berikutnya Kabupaten Bener Meriah dengan share sebesar 44,09% atau produksi sebesar 26,36 ribu ton.
Secara terinci data tersaji pada
Gambar 3.11. Lampiran 11.
Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
23
2018
OUTLOOK KOPI
Pada tahun 2016, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara mencapai 13,66 ribu ton atau menyumbang 26,15% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Empat Kabupaten kabupaten sentra penghasil kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara lainnya adalah Kabupaten
Simalungun,
Kabupaten
Dairi,
Kabupaten
Hunbang
Hasundutan dan Kabupaten Karo, dengan produksi masing-masing sebesar 10,25 ribu ton; 8,54 ribu ton; 6,28 ribu ton, dan 4,83 ribu ton kopi arabika berasan atau berkontribusi masing-masing sebesar 19,63%, 16,34%, 12,03% dan 9,25%. Data terinci tersaji pada Gambar 3.12. dan Lampiran 12.
Kab. Karo; 9,25% Lainnya; 16,60%
Kab. Hunbang Hasundutan; 12,03%
Kab. Tapanuli Utara; 26,15%
Kab. Dairi; 16,34% Kab. Simalungun; 19,63%
Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2016 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA Perkembangan harga kopi robusta di tingkat produsen beberapa pasar dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2008-2017 secara umum menunjukkan trend meningkat rata-rata 7,06% per tahun yaitu harga produsen kopi robusta pada tahun 2008 mencapai Rp. 13.722,- per kilogram dan tahun 2017 sebesar Rp. 24.802,- per kilogram. Peningkatan harga kopi cukup signifikan pada tahun 2017 yaitu sebesar 25,18%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.13 dan Lampiran 13. 24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
26.000 24.802 24.000
(Rp/Kg)
22.000
20.000 19.135
19.813
18.000 16.406 17.510 16.000
14.217
13.722
15.884
15.672
14.000 14.007 12.000 Harga (Rp/Kg)
2008 13.722
2009 14.007
2010 14.217
2011 15.672
2012 16.406
2013 15.884
2014 17.510
2015 19.135
2016 19.813
2017 24.802
Gambar 3.13. Perkembangan Harga Produsen Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2017
3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, konsumsi kopi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Periode tahun 2002-2017, konsumsi kopi per kapita cenderung
mengalami
penurunan 2,11% per tahun. Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita sebesar 1,298 kg/kapita/tahun dan mengalami penurunan hingga 0,798 kg/kapita/tahun. Penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 33,51%, dari 1,347 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,896 kg/kapita/tahun di tahun 2015. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.14. dan Lampiran 14.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
25
2018
OUTLOOK KOPI
1,500 1,400 1,300
(Kg/Kapita/Tahun)
1,200 1,100 1,000 0,900 0,800 0,700 0,600 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 3.14. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002–2017 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980– 2017 berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat rata-rata sebesar 3,93% per tahun. Ekspor kopi Indonesia tahun 1980 sebesar 238,68 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar USD 656,01 juta dan meningkat pada tahun 2017 menjadi 467,80 ribu ton atau senilai USD 1.187,16 juta. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi kondisi 5 tahun (2012 hingga 2016) secara volume mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sebesar 1,04% per tahun, sedangkan nilai ekspornya turun sebesar 4,52% per tahun atau nilai ekspor sebesar USD 1.187,16 juta. Penurunan volume ekspor kopi Indonesia paling tinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 27,94% atau mencapai 384,82 ribu ton, sehingga mengakibatkan nilai ekspor kopi Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 11,47% atau mencapai nilai ekspor USD 1 .039,34 juta. Penurunan ekspor kopi pada tahun 2014 tersebut diduga dipicu oleh penurunan produksi kopi pada tahun yang sama yaitu secara total sebesar 4,74% terutama pada penurunan produksi kopi di perkebunan rakyat yang mengalami penurunan hingga 5,03%.
Data rinci tersaji pada Gambar 3.15 dan
Lampiran 15. 26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
600.000
500.000
(Ton)
400.000
300.000
200.000
100.000 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Volume Ekspor (Ton)
Gambar 3.15. Perkembangan Volume Ekspor Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2017 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Keragaan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2017 tersaji pada Lampiran 15. Dari tabel lampiran tersebut terlihat bahwa impor kopi Indonesia berfluktuasi cukup tajam dengan kecenderungan meningkat setelah tahun 1991. Peningkatan yang
sangat signifikan
terjadi pada tahun 2007 sebesar 680,67% atau dari 6,40 ribu menjadi 49,99 ribu ton. Pada periode 1980-2017, impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 159,57% per tahun atau rata-rata sebesar 8,55 ribu ton yaitu sebesar 46 ton pada tahun 1980 menjadi sebesar 14,22 ribu ton di tahun 2017.
Secara absolut, volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi
tahun 2012 mencapai 52,65 ribu ton atau senilai USD 117,18 juta. Data secara rinci tersaji pada Lampiran 15.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
27
2018
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.16. Perkembangan Volume Impor Kopi di Indonesia, Tahun 1908–2017 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Berdasarkan keragaan data ekspor dan impor kopi Indonesia tahun 1980-2017 meskipun berfluktuasi, tetapi volume ekspor cenderung lebih tinggi dibandingkan
volume impor sehingga nilai ekpor kopi
Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai impornya. Dengan demikian neraca perdagangan kopi Indonesia selalu mengalami surplus. Kondisi perdagangan kopi yang cenderung surplus ini menjadikan kopi di Indonesia bisa sebagai penyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Indonesia dari tahun 1980-2017 mengalami peningkatan rata-rata 7,53% per tahun. Surplus perdagangan kopi Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar USD 1.166,24 juta atau meningkat 14,66% terhadap neraca perdagangan tahun sebelumnya, sedangkan surplus perdagangan kopi terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar USD 183,41 juta atau mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 41,78% terhadap perdagangan kopi tahun 2000, data secara rinci disajikan pada Lampiran 15. Necara perdagangan kopi 10 tahun terakhir masih mengalami surplus dengan nilai rata-rata surplus USD 1.004,90 juta dengan nilai rata-rata ekspor sebesar USD 1.049,79 juta dan rata-rata nilai impor hanya USD 44,89 juta (Gambar 3.17). 28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Gambar 3.17. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2017 3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar dan olahan tahun 2017 mencapai 408,84 ribu ton dengan nilai USD 993,37 juta. Dari total ekspor tersebut jika dilihat negara tujuan tersebar di 10 negara tujuan ekspor dengan total pangsa pasar hingga 74,76% atau volume ekspor sebesar 305,63 ribu ton kopi segar dan kopi olahan. Pasar ekspor kopi Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat (USA) yang mencapai total ekspot 67,17 ribu ton atau mencapai share 16,43% dengan total nilai ekspor mencapai USD 269,05 juta. Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi cukup signifikan adalah Jerman dengan pangsa pasar mencapai 10,19% atau sebesar 41,68 ribu ton atau mencapai total nilai ekspor USD 88,40 juta. Lima negara pasar kopi Indonesia dengan share diatas 5% adalah Malaysia, Italia, Jepang, Fed. Rusia dan Mesir yaitu dengan kisaran share sebesar 5,13% hingga 9,53%.
Sedangkan Inggris, Belgia dan India dengan pangsa share
perdagangan kopi Indonesia masing-masing sebesar 4,44%; 2,97% dan 2,79%. Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.18 dan Lampiran 16. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
29
2018
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.18. Negara Tujuan Ekspor Kopi di Indonesia Tahun 2017 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017 Kopi impor di Indonesia tahun 2017 mencapai 23,63 ribu ton dalam bentuk segar dan olahan sangat dominan berasal dari Vietnam dengan pangsa pasar kopi impor sebesar 80,70% atau volume impor mencapai 19,07 ribu ton dengan nilai sebesar USD 31,03 juta. Negara lain yang berkontribusi hampir 15% adalah Brazil sebesar 14,23% atau volume impor sebesar 3,36 ribu ton. Total share dari 2negara asal kopi impor tersebut mencapai 96,74% pangsa pasar impor kopi di Indonesia. Data volume impor kopi Indonesia berdasarkan negara asal tersaji secara rinci pada Gambar 3.19 dan Lampiran 17.
Gambar 3.19. Negara Asal Impor Kopi di Indonesia Tahun 2017 30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
BAB IV. KERAGAAN KOPI DUNIA
4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DUNIA 4.1.1. Perkembangan Areal (Luas Tanaman Menghasilkan) Kopi Dunia Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada periode
tahun
1980–2017
berfluktuasi
setiap
tahunnya
dengan
peningkatan rata-rata 0,27% per tahun atau luas tanaman menghasilkan kopi dunia tahun 1980 sebesar 10,07 juta hektar dan sebesar 10,96 juta hektar di tahun 2016.
Sementara perkembangan luas tanaman
menghasilkan kopi dunia periode sepuluh tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sama yaitu rata-rata sebesar 0,27% per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.1 dan Lampiran 18. 11.500
(000 Ha)
11.000
10.500
10.000
9.500 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
LTM (000 Ha)
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Dunia, Tahun 2007–2016 Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO periode 2012-2016 mencapai yang luas rata-rata 10,71 juta hektar. Dari jumlah tersebut 18,80% disuport oleh Brazil dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 2,01 juta hektar. Posisi kedua adalah Indonesia dengan luas tanaman menghasilkan rata-rata mencapai 1,23 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
31
2018
OUTLOOK KOPI
juta hektar atau share sebesar 11,50%. Berikutnya adalah Pantai Gading/Côte d'Ivoire, Kolombia, dan Meksiko dengan luas rata-rata sebesar 895,66 ribu hektar, 808,57 ribu hektar dan 677,49 ribu hektar atau share sebesar 8,36% ; 7,55% dan 6,32%. Sementara Ethiopia dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan 613,65 ribu hektar berada pada posisi keenam terbesar dunia. Secara kumulatif, kontribusi keenam negara share terbesar luas tanaman mengasilkan kopi dunia tersebut mencakup 58,26% dari total luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.2 dan Lampiran 19.
Brazil ; 18,80% Lainnya; 25,45% Peru; 3,56%
Uganda ; 3,59%
India ; 3,63% Indonesia ; 11,50% Viet Nam; 5,51%
Ethiopia; 5,73% Côte d'Ivoire; 8,36% Mexico; 6,32%
Colombia; 7,55%
Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 2012-2016 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi mentah) periode tahun 1980 hingga 2016 berdasarkan data FAO, berfluktuasi dengan trend terus mengalami peningkatan rata-rata 2,22% per tahun, yaitu pada tahun 1980 produksi kopi di dunia mencapai 4,84 juta ton dan meningkat di tahun 2017 menjadi 9,22 juta ton. Sementara produksi kopi dunia kondisi sepuluh
tahun terakhir mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 1,50% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 8,59 juta ton. 32
Peningkatan produksi kopi diakibatkan oleh
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
peningkatan produktivitas yang meningkat rata-rata 1,25% per tahun dan peningkatan luas tanaman menghasilkan rata-rata sebesar 0,27% per tahun. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.3 dan Lampiran 18. 10.000
(000 Ton)
9.000
8.000
7.000
6.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi Kopi Dunia (000 Ton)
Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 2007–2016 Produsen kopi terbesar dunia pada periode 2012 hingga 2016 adalah Brazil, dengan share sebesar 33,22% dengan rata-rata produksi mencapai 3,30 juta ton. Kedua Vietnam, dengan share sebanyak 18,14% atau produksi rata-rata 1,67 juta ton, disusul Columbia dengan share 8,30% atau rata-rata produksi 765,62 ribu ton. Dengan produksi kopi rata-rata 683,64 ribu ton per tahun, Indonesia berada di posisi keempat terbesar produsen kopi dunia dengan kontribusi 7,41% terhadap total produksi kopi dunia. Total kontribusi empat negara produsen kopi dunia tersebut berkontribusi 70% produksi kopi dunia atau mencapai produksi 6,42 juta ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.4 dan Lampiran 20.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
33
2018
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Dunia, Tahun 2012-2016 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia Laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia periode 1980 hingga 2016 secara umum mengalami peningkatan rata-raa 1,88% per tahun atau produksi kopi per hektar rata-rata sebesar 661 kilogram per hektar atau produktivitas kopi tahun 1980 sebesar 481 kilogram per hektar, menjadi 840,2 kilogram per hektar di tahun 2016.
Perkembangan
produktivitas kopi periode sepuluh tahun terakhir masih mengalami peningkatan sebesar 1,25% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 815 kilogram per hektar. Produktivitas kopi tertinggi dunia tercapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 851,4 kg/ha. Sementara tahun 2016 produktivitas kopi dunia mencapai 840,2 kg/ha atau lebih tinggi 1,91% dibandingkan tahun sebelumnya. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.5 dan Lampiran 18.
34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
1.000,0
900,0
(Kg/Ha)
800,0
700,0
600,0
500,0 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Provitas Kopi (Kg/Ha)
Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 4.2.
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI DUNIA Perkembangan volume ekspor kopi dunia tahun 1980-2016 berdasarkan data FAO terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, trend perkembangan volume ekspor dan volume
impor kopi
hampir sama pada periode tersebut di atas. mengalami lonjakan cukup tajam pada tahun 2000. Perkembangan volume ekspor maupun impor sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan rata-rata volume impor lebih tinggi dari pada volume ekspor meskipun secara aktual
rata-rata
volume
ekspor
lebih
tinggi
dibanding
impor.
Perkembangan volume ekspor maupun impor sepuluh tahun terakhir tersaji pada Gambar 4.16. Perkembangan laju pertumbuhan ekspor kopi selama periode 1980-2016 secara umum meningkat rata-rata 1,99% per tahun atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 5,26 juta ton, dan pertumbuhan volume impor meningkat sejalan dengan ekspornya sebesar 1,92% atau volume
impor
rata-rata
mencapai
5,14
juta
ton.
Sementara
perkembangan laju pertumbuhan volume ekspor impor kopi dunia kondisi sepuluh tahun terakhir mengalami pertumbuhan 1,72%
dan
2,26% atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 6,75 juta ton dan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
35
2018
OUTLOOK KOPI
volume impor kopi sebesar 6,48 juta ton. Data secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 21.
(Ton) 8.000 7.500 7.000 6.500 6.000
5.500 5.000
2007
2008
2009
2010
2011
Volume Ekspor (000 Ton)
2012
2013
2014
2015
2016
Volume Impor (000 Ton)
Gambar 4.6. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 Negara eksportir kopi dunia antara tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan data FAO tersaji pada Gambar 4.7. Secara umum, volume ekspor kopi dunia pada periode tersebut mencapai rata-rata 7,15 juta ton yang tersebar di 10 negara eksportir kopi terbesar dunia mencapai total volume ekspor hingga 5,73 juta ton atau share hingga 80,24% total ekspor kopi dunia.
Brazil menjadi negara eksportir kopi terbesar di
dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 1,8 juta ton per tahun atau berkontribusi sebear 25,24%. Berikutnya dengan total ekspor ratarata 1,41 juta ton atau menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 19,70% adalah Vietnam. Indonesia dengan rata-rata ekspor kopi 454,84 ribu ton atau menguasai pasar kopi dunia 6,36% berada diposisi keempat dibawah Kolombia yang menjadi negara ketiga terbesar eksportir kopi dunia yaitu menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 8,42% atau volume ekspor hingga 601,38 ribu ton. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 22.
36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI Share (%) Colombia; 8,42
Indonesia; 6,36
2018
Jerman; 4,71 Honduras; 3,91 India; 3,08 Peru; 3,08
Vietnam; 19,70
Ethiopia; 2,95 Guatemala; 2,78
Lainnya; 19,76 Brazil; 25,24
Gambar 4.7. Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016 Keragaan negara importir kopi dunia berdasarkan data FAO antara tahun 2012 hingga 2016 pada Gambar 4.18. Total volume impor kopi dunia periode 2012 hingga 2016 mencapai 6,92 juta ton yang tersebar hingga 69,01% atau mencapai total volume impor hingga 4,77 juta ton. Impor kopi Amerika Serikat mencapai tertinggi di dunia yaitu rata-rata 1,45 juta ton atau mencapai share 20,92% dari total volume impor kopi dunia.
Jerman adalah negara importir kopi terbesar kedua di dunia
dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,12 juta ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 16,21% dari total volume impor kopi dunia. Italia menempati posisi ketiga dengan ratarata volume impor kopi sebesar 530,18 ribu ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 7,67% dari total volume impor kopi dunia. Negara di Asia dengan pangsa impor kopi terbesar keempat di dunia adalah Jepang dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 423,37 ribu ton per tahun atau share 6,12% dari impor kopi dunia. Negara pengimpor kopi terbesar lainnya adalah Belgia, Spanyol, Perancis, Kanada, Inggris, dan Swiss. Secara lengkap data tersaji pada Lampiran 23.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
37
2018
OUTLOOK KOPI Share (%) Belgium ; 4,08
Spain ; 3,96
Japan ; 6,12
France ; 3,32
Canada ; 2,38
United Kingdom ; 2,27
Italy ; 7,67
Switzerland ; 2,07 Germany; 16,21 Lainnya; 30,99
USA; 20,92
Gambar 4.8. Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016
38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI
5.1.
PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2022 Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2019 – 2022 didekati dengan
pendekatan prediksi dua variabel pembentuk produksi yaitu luas areal yang dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan atau LTM kopi dan produksi kopi per satuan luas atau produktivitas kopi per hektar. a)
Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi Model pendugaan fungsi luas tanaman menghasilkan diduga dengan
menggunkan model sebagai berikut berikut:
LTM Kopi (t) = 177524 + 0,838 LTM (t-1) - 14,2 CH (t) Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa luas areal tanaman menghasilkan (LTM) kopi dipengaruhi luas tanaman menghasilkan kopi tahun sebelumnya (LTM (t-1)) dan hujan (CH (t)) dengan koefisien determinasi sebesar 94,5%. Hal ini berarti bahwa 94,5% keragaman dalam luas areal tanaman menghasilkan kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubahpeubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 5,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Uji Validitas Model : Uji validitas model ditampilkan pada tabel 5.1a dan 5.1b berikut.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
39
2018
OUTLOOK KOPI
Tabel 5.1a. Uji Validitas Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Kopi LTM=217793+0,830 LTM(t-1)-0,1435 LBM (t-1)7908HIcocoa+ 1486HIarbk(t-1)-12,11CH(t) Tahun
Riil
Estimasi
1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 MAPE
594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975
570.784 634.654 651.243 672.672 710.520 740.011 756.094 774.232 811.331 806.814 820.966 811.571 851.276 864.092 891.745 870.422 863.072 901.453 932.446 953.445 921.217 971.861 944.443 979.684 962.904 940.520 909.461 874.348 903.273 918.050 918.845 907.477 923.852
40
Beda (%) 4,04 (3,11) (3,06) 1,26 0,66 (2,20) (1,25) 2,27 (2,27) 0,56 (3,44) 3,11 (1,75) 0,14 (5,54) (4,85) 2,62 3,30 3,90 (2,92) 5,26 (3,68) 3,66 (1,09) (0,61) (1,18) (3,18) 3,83 2,58 (0,40) (2,18) 1,57 0,66
Absolut (%) 4,04 3,11 3,06 1,26 0,66 2,20 1,25 2,27 2,27 0,56 3,44 3,11 1,75 0,14 5,54 4,85 2,62 3,30 3,90 2,92 5,26 3,68 3,66 1,09 0,61 1,18 3,18 3,83 2,58 0,40 2,18 1,57 0,66 2,49
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
LTM=217793+0,827 LTM(t-1)-0,1505 LBM (t1)-6178HIcocoa-12,56CH(t) Riil
Estimasi
Beda (%)
594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975
571.798 635.255 651.385 671.067 711.267 739.029 755.739 774.443 811.376 807.126 820.982 809.778 849.507 863.913 889.704 870.216 863.080 900.993 932.730 954.649 922.627 972.630 944.242 979.480 962.820 940.688 909.894 873.857 900.049 916.447 919.519 907.361 925.102
3,87 (3,21) (3,08) 1,50 0,56 (2,07) (1,20) 2,24 (2,28) 0,52 (3,44) 3,33 (1,54) 0,16 (5,30) (4,82) 2,61 3,35 3,87 (3,05) 5,11 (3,76) 3,68 (1,07) (0,60) (1,20) (3,23) 3,88 2,93 (0,22) (2,26) 1,58 0,52
Absolut (%) 3,87 3,21 3,08 1,50 0,56 2,07 1,20 2,24 2,28 0,52 3,44 3,33 1,54 0,16 5,30 4,82 2,61 3,35 3,87 3,05 5,11 3,76 3,68 1,07 0,60 1,20 3,23 3,88 2,93 0,22 2,26 1,58 0,52 2,49
OUTLOOK KOPI
2018
Tabel 5.1b. Lanjutan Uji Validitas Model LTM Kopi LTM=177524+0,838 LTM(t-1)-14,15CH(t) Tahun
Riil
Estimasi
1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 MAPE
594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975
568.985 640.676 657.349 674.896 709.423 735.948 750.490 772.830 808.577 807.024 822.074 806.308 846.199 862.886 887.179 868.482 857.092 899.907 931.142 957.266 920.503 974.480 939.518 970.803 961.819 944.435 914.033 880.777 906.960 917.884 912.244 916.647 933.985
Beda (%) 4,34 (4,09) (4,03) 0,94 0,81 (1,64) (0,50) 2,45 (1,92) 0,53 (3,58) 3,74 (1,14) 0,27 (5,00) (4,61) 3,29 3,46 4,03 (3,33) 5,33 (3,96) 4,16 (0,18) (0,50) (1,60) (3,70) 3,12 2,18 (0,38) (1,45) 0,58 (0,43)
Absolut (%) 4,34 4,09 4,03 0,94 0,81 1,64 0,50 2,45 1,92 0,53 3,58 3,74 1,14 0,27 5,00 4,61 3,29 3,46 4,03 3,33 5,33 3,96 4,16 0,18 0,50 1,60 3,70 3,12 2,18 0,38 1,45 0,58 0,43 2,46
Model yang terpilih adalah : LTM Kopi (t) = 177524 + 0,838 LTM (t-1) - 14,2 CH (t) Karena mempunyai MAPE terkecil.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
41
2018
OUTLOOK KOPI
Tabel 5.2. Output Anova Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi
Regression Analysis: ltm versus ltm (t-1); ch (t) The regression equation is ltm = 177524 + 0,838 ltm (t-1) - 14,2 ch (t) Predictor Constant ltm (t-1) ch (t)
Coef 177524 0,83805 -14,151
SE Coef 43759 0,04063 8,447
T 4,06 20,63 -1,68
P 0,000 0,000 0,104
VIF 1,147 1,147
S = 26333,6 R-Sq = 94,5% R-Sq(adj) = 94,2% PRESS = 25453214367 R-Sq(pred) = 93,32% Analysis of Variance Source DF SS MS F Regression 2 3,60490E+11 1,80245E+11 259,92 Residual Error 30 20803724602 693457487 Total 32 3,81294E+11
P 0,000
Source DF Seq SS ltm (t-1) 1 3,58544E+11 ch (t) 1 1946198631 Unusual Observations Obs ltm (t-1) ltm Fit SE Fit Residual St Resid 21 926382 972346 920504 6760 51842 2,04R R denotes an observation with a large standardized residual. Durbin-Watson statistic = 2,49985
Versus Fits
(response is ltm) 50000
Residual
25000
0
-25000
-50000 600000
700000
800000 Fitted Value
900000
1000000
Gambar 5.1. Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi
42
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Berdasarkan plot scatter diatas, dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas karena plot menyebar merata di atas dan di bawah sumbu 0 tanpa membentuk sebuah pola tertentu. Hasil proyeksi dari model regresi berganda menunjukkan bahwa, diperkirakan luas tanam menghasilkan (LTM) kopi akan terus menurun namun demikian dengan tingkat penurunan yang makin kecil, karena perilaku data luas tanam menghasilkan kopi sepuluh tahun terakhir menunjukkan perilaku menurun, dengan penurunan rata-rata sebesar 0,06% per tahun. Perkiraan perkembangan LTM kopi dari 2017-2022 mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,36% per tahun. LTM 2017 diperkirakan sebesar 933,31 ribu hektar dan tahun 2022 menjadi 916,54 ribu hektar (Tabel 5.2). Menurut angka estimasi Ditjen Perkebunan LTM kopi tahun 2018 sebesar 922,46 ribu hektar. Hasil proyeksi Pusdatin LTM tahun 2018 sebesar 928,55 ribu hektar. Pada tahun 2019 dan 2020 akan menurun 0,40% menjadi 924,81 ribu hektar dan 921,10 ribu hektar, tahun 2021 diperkirakan LTM kopi menurun 0,29% menjadi 918,47 juta hektar, dan 2022 menurun 0,21% menjadi 916,54 ribu hektar (Tabel 5.3.)
Tabel 5.3. Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Kopi, 2017-2022
Tahun
Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Ditjenbun*)
Pertumb. (%)
Pusdatin**)
2017
927.116
933.313
2018
922.464
928.548
(0,51)
2019
924.808
(0,40)
2020
921.101
(0,40)
2021
918.466
(0,29)
2022
916.544
(0,21)
Pertumb. (%/thn)
(0,36)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
43
2018
b)
OUTLOOK KOPI
Model Produktivitas Kopi Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produktivitas.
Hasil
analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa produktivitas kopi dipengaruhi produktivitas kopi tahun sebelumnya (Produktivas(t-1)), dan harga kopi di tingkat produsen tahun sebelumnya (HgKopi(t-1)) dengan koefisien determinasi sebesar 81,6%. Hal ini berarti bahwa 81,6% keragaman dalam produktivitas kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 18,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai berikut : prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 HgKopi (t-1) Koefisien dari variabel penduga produktivitas kopi bertanda positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu unit pada setiap variabel penduga akan berpengaruh secara positif dalam meningkatkan produktivitas kopi.
Produktivitas
tahun
sebelumnya
berpengaruh
positif
terhadap
produktivitas sebesar 0,767, artinya jika tahun sebelumnya produktivitas kopi naik 10% maka pada tahun ke-t produktivitas kopi akan meningkat sebesar 7,67%. Sementara harga kopi tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,00243, artinya peningkatan harga kopi tahun sebelumnya sebesar 100% berpengaruh meningkatkan produktifitas kopi sebesar 0,243%.
44
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Uji Validitas Model : Uji validitas model ditampilkan pada tabel 5.4a dan 5.4b berikut. Tabel 5.4a. Uji Validitas Model Produktivitas Kopi prodv (t) = 136 + 0,784 prodv (t-1) - 0,0054 ch (t) + 0,00211 Hgkopi(t-1) Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 MAPE
Riil
558,76 530,39 505,93 564,69 570,50 546,80 553,89 552,74 540,64 551,07 540,92 567,24 546,53 548,88 495,13 608,87 632,81 625,75 610,64 702,93 724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86
Estimasi
536,17 559,64 538,03 518,76 566,15 568,09 548,75 556,99 557,34 546,97 554,20 546,23 566,55 551,48 559,96 517,91 606,48 625,58 618,43 603,80 673,92 690,89 650,69 662,11 670,30 672,21 693,94 695,17 733,06 673,90 705,97 702,98 691,37 683,28
Beda (%)
Absolut (%)
4,04
4,04
(5,51)
5,51
(6,34)
6,34
8,13
8,13
0,76
0,76
(3,89)
3,89
0,93
0,93
(0,77)
0,77
(3,09)
3,09
0,75
0,75
(2,46)
2,46
3,70
3,70
(3,66)
3,66
(0,47)
0,47
(13,09)
13,09
14,94
14,94
4,16
4,16
0,03
0,03
(1,28)
1,28
14,10
14,10
6,99
6,99
(3,77)
3,77
4,75
4,75
4,85
4,85
3,98
3,98
7,83
7,83
5,52
5,52
10,80
10,80
(4,36)
4,36
9,59
9,59
4,49
4,49
1,82
1,82
2,15
2,15
4,28
4,28 4,95
prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 Hgkopi(t-1) Riil
558,76 530,39 505,93 564,69 570,50 546,80 553,89 552,74 540,64 551,07 540,92 567,24 546,53 548,88 495,13 608,87 632,81 625,75 610,64 702,93 724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86
Estimasi
536,80 564,02 542,43 530,17 571,61 576,44 557,03 560,93 559,65 550,57 558,51 551,88 577,94 563,20 563,88 523,68 629,43 650,53 633,81 613,74 683,65 700,04 656,22 669,52 682,75 692,26 727,85 733,18 769,88 708,10 745,50 738,09 723,61 720,97
Beda (%)
Absolut (%)
3,93
3,93
(6,34)
6,34
(7,21)
7,21
6,11
6,11
(0,19)
0,19
(5,42)
5,42
(0,57)
0,57
(1,48)
1,48
(3,52)
3,52
0,09
0,09
(3,25)
3,25
2,71
2,71
(5,75)
5,75
(2,61)
2,61
(13,89)
13,89
13,99
13,99
0,54
0,54
(3,96)
3,96
(3,79)
3,79
12,69
12,69
5,65
5,65
(5,14)
5,14
3,94
3,94
3,78
3,78
2,19
2,19
5,08
5,08
0,90
0,90
5,93
5,93
(9,60)
9,60
5,01
5,01
(0,86)
0,86
(3,08)
3,08
(2,42)
2,42
(1,00)
1,00
MAPE
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
4,51
45
2018
OUTLOOK KOPI
Tabel 5.4b. Lanjutan Uji Validitas ModelProduktivitas Kopi prodv (t) = 84,7 + 0,888 prodv (t-1) - 0,0101 ch (t) + 3,97 HIarbk(t-1) Tahun 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Riil
530,39 505,93 564,69 570,50 546,80 553,89 552,74 540,64 551,07 540,92 567,24 546,53 548,88 495,13 608,87 632,81 625,75 610,64 702,93 724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86
Estimasi
565,31 542,50 518,76 576,03 572,32 549,22 558,95 558,43 545,56 552,54 544,34 572,84 557,23 568,05 520,24 620,41 641,03 629,48 609,65 687,69 707,53 666,31 678,90 688,34 692,28 716,43 713,05 758,38 694,84 729,41 726,74 719,05 708,28
MAPE
Beda (%)
Absolut (%)
(6,58)
6,58
(7,23)
7,23
8,13
8,13
(0,97)
0,97
(4,67)
4,67
0,84
0,84
(1,12)
1,12
(3,29)
3,29
1,00
1,00
(2,15)
2,15
4,04
4,04
(4,81)
4,81
(1,52)
1,52
(14,73)
14,73
14,56
14,56
1,96
1,96
(2,44)
2,44
(3,09)
3,09
13,27
13,27
5,09
5,09
(6,27)
6,27
2,46
2,46
2,44
2,44
1,39
1,39
5,08
5,08
2,45
2,45
8,51
8,51
(7,96)
7,96
6,79
6,79
1,32
1,32
(1,50)
1,50
(1,77)
1,77
0,78
0,78 4,55
Model yang terpilih adalah : prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 HgKopi (t-1) karena MAPE terkecil.
46
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Tabel 5.5. Output Anova Model Produktivitas Kopi
Regression Analysis: prodv (t) versus prodv (t-1); Hgkopi(t-1) The regression equation is prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 Hgkopi(t-1) Predictor Constant prodv (t-1) Hgkopi(t-1)
Coef 132,13 0,7675 0,002434
SE Coef 70,59 0,1289 0,001848
T 1,87 5,96 1,32
P 0,071 0,000 0,198
VIF 2,678 2,678
S = 37,7129 R-Sq = 81,6% R-Sq(adj) = 80,4% PRESS = 52560,2 R-Sq(pred) = 77,31% Analysis of Variance Source DF SS Regression 2 188957 Residual Error 30 42668 Total 32 231625 Source prodv (t-1) Hgkopi(t-1)
DF 1 1
MS 94478 1422
F 66,43
P 0,000
Seq SS 186491 2466
Unusual Observations prodv Obs (t-1) prodv (t) Fit SE Fit Residual St Resid 15 495 608,87 523,66 14,80 85,21 2,46R 19 611 702,93 613,72 7,11 89,21 2,41R R denotes an observation with a large standardized residual. Durbin-Watson statistic = 2,34330
Versus Fits
(response is prodv (t)) 100
Residual
50
0
-50
500
550
600
650 Fitted Value
700
750
800
Gambar 5.2. Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Produktivitas Kopi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
47
2018
OUTLOOK KOPI
Berdasarkan plot scatter diatas, dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas karena plot menyebar merata di atas dan di bawah sumbu 0 tanpa membentuk sebuah pola tertentu. Pada tahun 2018 produktivitas kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 3,18% dibandingkan tahun 2017, perkirakan mencapai 728,24 kg/ha kopi menjadi 751,42 kg/ha tahun 2018. Tahun 2019 diperkirakan meningkat 1,86% dari 2018,
mencapai 807,46 kg/ha menjadi
765,38 kg/ha, hingga tahun 2022 produktivitas masih akan terus meningkat. Perkembangan produktivitas kopi tahun 2017 sampai 2022 diperkirakan akan meningkat rata-rata sebesar 2,09% per tahun.
Hasil proyeksi produktivitas
kopi tahun 2017 hingga 2022 dan pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Proyeksi Produktivitas Kopi, Tahun 2017-2022 Tahun
Produktivitas (Kg/Ha) Ditjenbun*) Pusdatin**)
Pertumb. (%)
2017
721,24
728,24
2018
740,28
751,42
3,18
2019
765,38
1,86
2020
779,30
1,82
2021
793,30
1,80
2022
807,46
1,78
Pertumb. (%/thn)
2,09
Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2017–2022 merupakan perkalian antara luas tanam menghasilkan dikalikan produktivitasnya. Produksi Kopi (t) = Luas Tanaman Menghasilkan (t) x Produktivitas (t)
48
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Pada tahun 2018 produksi kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 2,66% atau mengalami peningkatan 18,05 ribu ton, dari perkirakan tahun 2017 akan mencapai 679,68 ribu ton menjadi 697,73 ribu ton tahun 2018. Tahun 2019 meningkat 1,45% atau 10,09 ribu ton dibanding angka perkiraan 2018, hingga tahun 2022 produksi masih akan terus meningkat dikarenakan
produktivitas
peningkatan.
Perkembangan
kopi
yang
produksi
diperkirakan kopi
tahun
terus 2017
mengalami
sampai
2022
diperkirakan akan meningkat rata-rata sebesar 1,72% per tahun, karena perkembangan produktivitas kopi yang terus meningkat dengan rata-rata peningkatan 2,09% per tahun, meskipun rata-rata pertumbuhan LTM menurun 0,36% per tahun. Rata-rata pertumbuhan produksi hasil proyeksi produksi kopi tahun 2017 hingga 2022 dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2022 Tahun
Luas Tanaman Pertumb. Produktivitas Pertumb. Produksi Pertumb. Menghasilkan (Ha) (%) (Kg/Ha) (%) (Ton) (%)
2017*
927.116
721,24
2018*
922.464
2017**
933.313
2018**
928.548
(0,51)
751,42
3,18
697.730
2,66
2019**
924.808
(0,40)
765,38
1,86
707.825
1,45
2020**
921.101
(0,40)
779,30
1,82
717.812
1,41
2021**
918.466
(0,29)
793,30
1,80
728.618
1,51
2022**
916.544
(0,21)
807,46
1,78
740.070
1,57
770,85
2,09
711.955
1,72
(0,50)
740,28
668.673 2,64
728,24
682.882
2,12
679.676
Rata-rata 2017-2022
923.797
(0,36)
Keterangan : *) Tahun 2017 Angka Sementara Ditjenbun, tahun 2018 Angka Estimasi Ditjenbun. **) Angka Proyeksi Pusdatin berdasarkan Model
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
49
2018
OUTLOOK KOPI
5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2022 Perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia didekati dengan perhitungan produksi dikurangi net ekspor-impor (volume ekspor dikurangi volume impor). Model prediksi net ekpor-impor (neteksim) kopi menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) sebagai berikut :
Yt = (10**7)/(37,2228 – 3,15085*(1,04519**t) Dimana : Yt : net ekspor-impor kopi Konsumsi kopi merupakan perhitungan dari produksi kopi dikurangi dengan net ekspor-impor kopi. Konsumsi (t) = prod (t) – neteksim (t)
Uji Validitas Model : Uji validitas model ditampilkan pada tabel 5.8a, 5.8b dan 5.8c berikut.
50
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Tabel 5.8a. Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Yt = 270875 + 4411*t Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Riil
Estimasi
241.202 275.286 294.452 279.697 282.630 284.108 298.049 288.519 286.213 292.930 298.956 297.341 356.996 301.752 421.737 306.163 379.301 310.574 268.144 314.985 348.253 319.396 288.387 323.807 229.824 328.218 366.293 332.629 303.204 337.040 354.725 341.451 350.050 345.862 327.139 350.273 242.524 354.684 317.372 359.095 319.124 363.506 338.387 367.917 442.634 372.328 407.096 376.739 271.410 381.150 461.167 385.561 413.840 389.972 413.840 394.383 328.385 398.794 395.946 403.205 518.223 407.616 365.705 412.027 489.559 416.438 385.203 420.849 453.579 425.260 MAPE
Yt = 296805 + 206*t + 117*t**2
Beda (%)
Absolut (%)
(14,13)
14,13
5,01
5,01
(0,52)
0,52
3,20
3,20
(2,35)
2,35
0,54
0,54
15,47
15,47
27,40
27,40
18,12
18,12
(17,47)
17,47
8,29
8,29
(12,28)
12,28
(42,81)
42,81
9,19
9,19
(11,16)
11,16
3,74
3,74
1,20
1,20
(7,07)
7,07
(46,25)
46,25
(13,15)
13,15
(13,91)
13,91
(8,73)
8,73
15,88
15,88
7,46
7,46
(40,43)
40,43
16,39
16,39
5,77
5,77
4,70
4,70
(21,44)
21,44
(1,83)
1,83
21,34
21,34
(12,67)
12,67
14,94
14,94
(9,25)
9,25
6,24
6,24
13,15
Riil
Estimasi
241.202 294.452 282.630 298.049 286.213 298.956 356.996 421.737 379.301 268.144 348.253 288.387 229.824 366.293 303.204 354.725 350.050 327.139 242.524 317.372 319.124 338.387 442.634 407.096 271.410 461.167 413.840 413.840 328.385 395.946 518.223 365.705 489.559 385.203 453.579
297.128 297.684 298.474 299.498 300.756 302.247 303.971 305.929 308.121 310.547 313.206 316.098 319.224 322.584 326.178 330.005 334.065 338.359 342.887 347.649 352.643 357.872 363.334 369.030 374.959 381.122 387.519 394.149 401.013 408.110 415.441 423.006 430.804 438.836 447.101
Beda (%)
Absolut (%)
(23,19)
23,19
(1,10)
1,10
(5,61)
5,61
(0,49)
0,49
(5,08)
5,08
(1,10)
1,10
14,85
14,85
27,46
27,46
18,77
18,77
(15,81)
15,81
10,06
10,06
(9,61)
9,61
(38,90)
38,90
11,93
11,93
(7,58)
7,58
6,97
6,97
4,57
4,57
(3,43)
3,43
(41,38)
41,38
(9,54)
9,54
(10,50)
10,50
(5,76)
5,76
17,92
17,92
9,35
9,35
(38,15)
38,15
17,36
17,36
6,36
6,36
4,76
4,76
(22,12)
22,12
(3,07)
3,07
19,83
19,83
(15,67)
15,67
12,00
12,00
(13,92)
13,92
1,43
1,43
13,02
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
51
2018
OUTLOOK KOPI
Tabel 5.8b. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi Yt = (10**7) / (37,2228 3,15085*(1,04519**t))
Yt = 274756 * (1,01243**t) Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
52
Riil
Estimasi
241.202 278.170 294.452 281.627 282.630 285.127 298.049 288.670 286.213 292.257 298.956 295.889 356.996 299.566 421.737 303.289 379.301 307.058 268.144 310.873 348.253 314.736 288.387 318.648 229.824 322.607 366.293 326.616 303.204 330.675 354.725 334.784 350.050 338.945 327.139 343.157 242.524 347.421 317.372 351.738 319.124 356.109 338.387 360.535 442.634 365.015 407.096 369.551 271.410 374.143 461.167 378.793 413.840 383.500 413.840 388.266 328.385 393.091 395.946 397.975 518.223 402.921 365.705 407.928 489.559 412.997 385.203 418.130 453.579 423.326 MAPE
Beda (%) (15,33) 4,36 (0,88) 3,15 (2,11) 1,03 16,09 28,09 19,05 (15,94) 9,62 (10,49) (40,37) 10,83 (9,06) 5,62 3,17 (4,90) (43,25) (10,83) (11,59) (6,55) 17,54 9,22 (37,85) 17,86 7,33 6,18 (19,70) (0,51)
Absolut (%)
Riil
15,33 241.202 4,36 294.452 0,88 282.630 3,15 298.049 2,11 286.213 1,03 298.956 16,09 356.996 28,09 421.737 19,05 379.301 15,94 268.144 9,62 348.253 10,49 288.387 40,37 229.824 10,83 366.293 9,06 303.204 5,62 354.725 3,17 350.050 4,90 327.139 43,25 242.524 10,83 317.372 11,59 319.124 6,55 338.387 17,54 442.634 9,22 407.096 37,85 271.410 17,86 461.167 7,33 413.840 6,18 413.840 19,70 328.385 0,51 395.946
(11,55)
22,25 518.223 11,55 365.705
15,64
15,64 489.559
(8,55)
8,55 385.203
22,25
6,67
6,67 453.579
12,95
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Estimasi
294.729 296.027 297.397 298.842 300.367 301.978 303.680 305.481 307.385 309.401 311.536 313.800 316.201 318.751 321.460 324.341 327.409 330.677 334.164 337.887 341.869 346.132 350.703 355.611 360.890 366.578 372.718 379.359 386.558 394.381 402.902 412.211 422.412 433.628 446.006
Beda (%)
Absolut (%)
(22,19)
22,19
(0,53)
0,53
(5,22)
5,22
(0,27)
0,27
(4,95)
4,95
(1,01)
1,01
14,93
14,93
27,57
27,57
18,96
18,96
(15,39)
15,39
10,54
10,54
(8,81)
8,81
(37,58)
37,58
12,98
12,98
(6,02)
6,02
8,57
8,57
6,47
6,47
(1,08)
1,08
(37,79)
37,79
(6,46)
6,46
(7,13)
7,13
(2,29)
2,29
20,77
20,77
12,65
12,65
(32,97)
32,97
20,51
20,51
9,94
9,94
8,33
8,33
(17,71)
17,71
0,40
0,40
22,25
22,25
(12,72)
12,72
13,72
13,72
(12,57)
12,57
1,67
1,67
12,66
OUTLOOK KOPI
2018
Tabel 5.8c. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi Double Eksponential Smoothing, Alpha (level) 0,441098; Gamma (trend) 0,096244 Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Riil
Estimasi
241.202 273.425 294.452 273.817 282.630 285.415 298.049 293.786 286.213 305.447 298.956 305.927 356.996 311.520 421.737 342.178 379.301 391.247 268.144 399.447 348.253 349.424 288.387 356.753 229.824 331.539 366.293 287.297 303.204 326.120 354.725 319.017 350.050 339.289 327.139 349.014 242.524 343.414 317.372 298.678 319.124 307.484 338.387 313.672 442.634 326.677 407.096 384.852 271.410 402.634 461.167 347.151 413.840 404.683 413.840 416.351 328.385 422.765 395.946 384.650 518.223 393.627 365.705 457.870 489.559 422.588 385.203 460.344 453.579 432.224 MAPE
Beda (%) (13,36)
Absolut (%) 13,36
7,01
7,01
(0,99)
0,99
1,43
1,43
(6,72)
6,72
(2,33)
2,33
12,74
12,74
18,86
18,86
(3,15)
3,15
(48,97)
48,97
(0,34)
0,34
(23,71)
23,71
(44,26)
44,26
21,57
21,57
(7,56)
7,56
10,07
10,07
3,07
3,07
(6,69)
6,69
(41,60)
41,60
5,89
5,89
3,65
3,65
7,30
7,30
26,20
26,20
5,46
5,46
(48,35)
48,35
24,72
24,72
2,21
2,21
(0,61)
0,61
(28,74)
28,74
2,85
2,85
24,04
24,04
(25,20)
25,20
13,68
13,68
(19,51)
19,51
4,71
4,71
14,79
Model yang terpilih adalah :
Yt = (10**7)/(37,2228 – 3,15085*(1,04519**t) karena MAPE terkecil.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
53
2018
OUTLOOK KOPI
Berdasarkan model pendugaan yang disusun, didapatkan angka prediksi net ekspor-impor kopi Indonesia tahun 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan 1,35% atau net ekspor-impor kopi tahun 2018 akan mencapai 459,72 ribu ton dari net ekspor-impor tahun 2017 sebesar 453,58 ribu ton, kemudian di tahun 2019 meningkat 3,32% menjadi sebesar 474,99 ribu ton hingga pada tahun 2022 diperkirakan akan meningkat 4,26% dari tahun 2021 atau 511,28 ribu ton menjadi sebesar 533,04 ribu ton. Perkiraan secara rinci dapat dilihat table 5.9 berikut. Tabel 5.9. Proyeksi Produksi, Net Ekspor-Impor, dan Konsumsi Kopi, 2017-2022
Tahun
Produksi (Ton)
Pertumb. Neteksim (%) (Ton)
Pertumb. Konsumsi Pertumb. (%) (Ton) (%)
2017
679.676
453.579
226.097
2018
697.730
2,66
459.722
1,35
238.008
5,27
2019
707.825
1,45
474.989
3,32
232.836
(2,17)
2020
717.812
1,41
492.069
3,60
225.744
(3,05)
2021
728.618
1,51
511.284
3,91
217.334
(3,73)
2022
740.070
1,57
533.041
4,26
207.029
(4,74)
3,29
224.508
(1,68)
Rata-rata 2017-2022
711.955
1,72
487.447
Perkiraan konsumsi dalam negeri merupakan sisaan dari produksi dikurangi net ekspor-impor. Konsumsi kopi dalam negeri dari tahun 2017-2022 diperkirakan akan mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,68% per tahun. Perkiraan konsumsi kopi secara rinci disajikan table 5.9.
54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
BAB VI. KESIMPULAN
Kopi Indonesia 95,37% didominasi oleh kopi yang diusahakan di perkebunan rakyat. Jenis kopi yang diusahakan 81,44% merupakan kopi jenis robusta, sisanya sebesar 18,56% merupakan jenis kopi arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 77,40% yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa TImur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi arabika terdapat di 4 provinsi dengan total share mencapai 81,99% yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Harga kopi di tingkat produsen di Indonesia tahun 2017 rata-rata adalah Rp.24.802 per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2017 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,798 kg/kapita. Konsumsi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 0,871 kg/kapita. Brazilia dan Vietnam adalah produsen dan eksportir terbesar kopi di dunia. Share produksi kopi Brazilia sebesar 35,73% dari total produksi dunia, dan volume ekspornya 25,24% terhadap total ekspor dunia. Vietnam dengan share produksi 18,14% dan volumr ekspornya 19,70% terhadap dunia. Indonesia memiliki posisi terbesar keempat dunia baik sebagai produsen kopi maupun eksportir kopi, dengan share produksi sebesar 7,41% dan 6,36% terdadap total dunia. Proyeksi produksi kopi dari tahun 2018 hingga 2022 meningkat sebesar rata-rata 1,83% per tahun, sedangkan net ekspor-impor kopi diprediksi akan meningkat rata-rata 5,70% per tahun.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
55
2018
56
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
DAFTAR PUSTAKA Wirawan B,. 2017. Kita Harus Bangga Dengan Kopi Negeri Sendiri. Majalan Pilar Pertanian. Edisi 13 Oktober 2017. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2009-2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2010-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2011-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2012-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2015-2017. Kementerian Pertanian. Jakarta. Ellis, Markman. 2011. The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United Kingdom. Food
and Agriculture Organization of United http://faostat.fao.org [terhubung berkala]
Nation
(FAO).
2017.
United States Department of Agriculture (USDA). 2016. http://fas.usda.gov Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra Indrawanto., S. Joni Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Rencana Stategis Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), Kementerian Pertanian, Jakarta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Komoditi Kopi. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
57
2018
58
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
LAMPIRAN
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
59
2018
60
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 1.
2018
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2018 Luas Areal (Ha)
Tahun PR
Pertumb.
663.601 749.829 759.182 766.134 837.488 874.340 888.862 908.584 969.789 984.234 1.014.125 1.063.289 1.076.474 1.090.050 1.080.532 1.109.499 1.103.615 1.105.114 1.068.064 1.059.245 1.192.322 1.258.628 1.318.020 1.240.222 1.251.326 1.202.392 1.255.104 1.243.429 1.236.842 1.217.506 1.162.810 1.184.967 1.187.669 1.194.081 1.230.495 1.183.244
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*) 2018**)
(%) 12,99 1,25 0,92 9,31 4,40 1,66 2,22 6,74 1,49 3,04 4,85 1,24 1,26 -0,87 2,68 -0,53 0,14 -3,35 -0,83 12,56 5,56 4,72 -5,90 0,90 -3,91 4,38 -0,93 -0,53 -1,56 -4,49 1,91 0,23 0,54 3,05
1.198.900 1.204.882
-3,84 1,32 0,50
1.210.166
PBN
20.925 23.016 23.635 24.426 22.440 23.499 23.593 24.280 25.484 21.800 25.834 25.891 26.092 26.325 26.593 25.616 24.169 32.232 39.139 39.316 40.645 26.954 26.954 26.597 26.597 26.641 26.644 23.721 22.442 22.794 22.681 22.572 22.565 22.556 22.369 22.366
Pertumb. (%) 9,99 2,69 3,35 -8,13 4,72 0,40 2,91 4,96 -14,46 18,50 0,22 0,78 0,89 1,02 -3,67 -5,65 33,36 21,43 0,45 3,38 -33,68 0,00 -1,32 0,00 0,17 0,01 -10,97 -5,39 1,57 -0,50 -0,48 -0,03 -0,04 -0,83
23.367 23.509
-0,01 4,48 0,61
0,44
23.525
PBS
22.938 24.001 20.211 24.427 34.283 33.290 22.744 28.776 30.674 30.516 29.889 30.674 31.332 31.192 33.260 32.396 31.295 32.682 46.166 28.716 27.720 27.801 27.210 25.091 26.020 26.239 26.983 28.761 35.826 25.935 24.873 26.159 25.056 25.076 24.462 24.391
Pertumb. (%) 4,63 -15,79 20,86 40,35 -2,90 -31,68 26,52 6,60 -0,52 -2,05 2,63 2,15 -0,45 6,63 -2,60 -3,40 4,43 41,26 -37,80 -3,47 0,29 -2,13 -7,79 3,70 0,84 2,84 6,59 24,56 -27,61 -4,09 5,17 -4,22 0,08 -2,45
24.391 25.405
-0,29 0,00 4,16
0,07
25.445
0,81
INDONESIA
Pertumb. (%)
707.464 796.846 803.028 814.987 894.211 931.129 935.199 961.640 1.025.947 1.036.550 1.069.848 1.119.854 1.133.898 1.147.567 1.140.385 1.167.511 1.159.079 1.170.028 1.153.369 1.127.277 1.260.687 1.313.383 1.372.184 1.291.910 1.303.943 1.255.272 1.308.731 1.295.911 1.295.110 1.266.235 1.210.364 1.233.698 1.235.290 1.241.713 1.230.495 1.230.001
12,63 0,78 1,49 9,72 4,13 0,44 2,83 6,69 1,03 3,21 4,67 1,25 1,21 -0,63 2,38 -0,72 0,94 -1,42 -2,26 11,83 4,18 4,48 -5,85 0,93 -3,73 4,26 -0,98 -0,06 -2,23 -4,41 1,93 0,13 0,52 -0,90
1.246.657 1.253.796
-0,04 1,35 0,57
0,16
1.259.136
0,43
28.264
1,45
1.138.470
1,60
25.119
(0,17)
1.240.739
(0,05)
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 1980-2018**)
1.085.771
1,67
25.636
2009-2018**
1.197.472
(0,04)
22.830
Share (%)
95,37
0,36
2,25
2,48
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR
:
100,00
: Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2017 Angka Sementara
**)
: Tahun 2018 Angka Estimasi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
61
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 1b. Perkembangan Luas Tanaman Indonesia, Tahun 1980–2018 Tahun
1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Luas Tanaman
Pertumb.
Menghasilkan (Ha)
(% )
511.217 594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975 927.116 922.464 Pertumbuhan (%/thn)
1983-2018 2009-2018
62
Menghasilkan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
16,35 3,48 2,66 7,82 4,99 1,23 3,13 6,09 0,14 2,27 -2,18 5,54 -0,12 3,42 -2,35 -1,74 6,75 5,18 4,08 -4,52 4,96 -3,59 4,58 -1,15 -1,24 -2,88 -5,18 3,15 1,99 -1,38 -1,66 2,53 0,87 -0,31 -0,50
1,78 -0,06
Kopi
di
OUTLOOK KOPI
Lampiran 2.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2018 Luas Areal Kopi Robusta (Ha)
Tahun PR
Pertumb (%)
2018
PBN
Pertumb (%)
26.928
PBS
2001
1.182.693
2002
1.232.857
4,24
26.928
-
21.106
2003
1.241.932
0,74
26.928
-
21.106
2004
1.135.114
(8,60)
19.925
(26,01)
2005
1.112.597
(1,98)
19.969
2006
1.089.951
(2,04)
19.972
2007
1.018.573
(6,55)
2008
970.677
2009 2010
Luas Areal Kopi Arabika (Ha)
Pertumb (%)
22.930
Pertumb (%)
Robusta 1.232.551
(7,95)
PR
Pertumb (%)
75.935
Pertumb (%)
PBN
PBS
26
Pertumb (%)
6.846
Arabika
Pertumb (%)
82.807
1.280.891
3,92
85.163
12,15
26
-
6.104
(10,84)
91.293
-
1.289.966
0,71
85.589
0,50
26
-
6.149
0,74
91.764
10,25 0,52
21.705
2,84
1.176.744
(8,78)
116.212
35,78
6.672
25.561,54
4.315
(29,83)
127.199
38,62
0,22
21.393
(1,44)
1.153.959
(1,94)
89.795
(22,73)
6.672
-
4.846
12,31
101.313
(20,35)
0,02
21.699
1,43
1.131.622
(1,94)
165.154
83,92
6.672
-
5.284
9,04
177.110
74,81
16.549
(17,14)
23.355
7,63
1.058.477
(6,46)
153.884
(6,82)
6.500
(2,58)
2.457
(53,50)
162.841
(8,06)
(4,70)
15.270
(7,73)
23.266
(0,38)
1.009.213
(4,65)
266.165
72,96
7.172
10,34
12.560
411,19
285.897
75,57
946.791
(2,46)
15.622
2,31
22.425
(3,61)
984.838
(2,42)
270.715
1,71
7.172
-
3.510
(72,05)
281.397
(1,57)
920.790
(2,75)
15.509
(0,72)
22.483
0,26
958.782
(2,65)
242.021
(10,60)
7.172
-
2.390
(31,91)
251.583
(10,59)
2011
902.341
(2,00)
15.400
(0,70)
22.443
(0,18)
940.184
(1,94)
282.626
16,78
7.172
-
3.716
55,48
293.514
16,67
2012
902.548
0,02
15.404
0,03
22.448
0,02
940.400
0,02
282.691
0,02
7.174
0,03
3.717
0,03
293.582
0,02
2013
879.117
(2,60)
15.384
(0,13)
21.552
(3,99)
916.053
(2,59)
314.963
11,42
7.172
(0,03)
3.524
(5,19)
325.659
10,93
2014
863.731
(1,75)
15.197
(1,22)
20.880
(3,12)
899.808
(1,77)
319.932
1,58
7.172
-
3.583
1,67
330.687
1,54
2015
863.626
(0,01)
15.194
(0,02)
20.808
(0,34)
899.628
(0,02)
319.619
(0,10)
7.172
-
3.583
-
330.374
(0,09)
2016
871.648
0,93
15.195
0,01
20.808
-
907.651
0,89
327.252
2,39
8.172
13,94
3.583
-
339.007
2,61
2017*)
887.330
1,80
15.337
0,93
21.757
4,56
924.424
1,85
327.552
0,09
8.172
-
3.647
1,79
339.371
0,11
2018**)
882.278
(0,57)
15.353
0,10
21.869
0,51
919.501
(0,53)
327.888
0,10
8.172
-
3.576
(1,95)
339.636
0,08
Rata-rata
994.700
(1,66)
18.115
(2,94)
21.891
(0,22) 1.034.705
(1,66) 225.175
11,71
6.027
1.504,90
4.633
235.835
11,24
Share (%)
96,13
2,12
100,00
95,48
1,75 Share (%)
81,44
2,56 Share (%)
1,96
16,88
100,00 18,56
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
63
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 3.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Status Pengusahaan, Tahun 1980–2018
Menurut
Produksi (Ton) Tahun
PR
Pertumb. (%)
276.295 290.401 262.247 287.183 291.291 288.404 329.605 367.835 362.311 376.579 384.464 399.088 408.808 410.048 421.682 429.569 435.757 396.155 469.671 493.940 514.896 541.476 654.281 644.657 618.227 615.556 653.261 652.336 669.942 653.918 657.909 616.429 661.827 645.346 612.877 602.428 632.005 636.705
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 *)
2018 **) 642.165 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
PBN
0,74
13.212 16.189 13.297 10.147 14.775 12.635 17.664 13.043 16.072 13.466 15.566 16.755 16.890 17.266 17.468 16.824 13.184 21.050 25.759 26.208 29.754 18.111 18.128 17.007 17.025 17.034 17.017 13.642 17.332 14.387 14.065 9.099 13.577 13.945 14.293 19.703 14.628 14.672
0,86
5,11 -9,69 9,51 1,43 -0,99 14,29 11,60 -1,50 3,94 2,09 3,80 2,44 0,30 2,84 1,87 1,44 -9,09 18,56 5,17 4,24 5,16 20,83 -1,47 -4,10 -0,43 6,13 -0,14 2,70 -2,39 0,61 -6,30 7,36 -2,49 -5,03 -1,70 4,91
(%)
0,30
14.755
0,57 2,82
495.066
2,44
16.299
2009-2018**
636.161
(0)
14.312
94,61
22,53 -17,86 -23,69 45,61 -14,48 39,80 -26,16 23,22 -16,21 15,59 7,64 0,81 2,23 1,17 -3,69 -21,64 59,66 22,37 1,74 13,53 -39,13 0,09 -6,18 0,11 0,05 -0,10 -19,83 27,05 -16,99 -2,24 -35,31 49,21 2,71 2,50 37,85 -25,76
1
3,11
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR
:
: Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2017 Angka Sementara
**)
: Tahun 2018 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan
64
PBS
5.466 8.309 5.707 8.318 9.423 10.359 9.553 7.791 12.712 11.003 12.737 12.462 11.232 11.554 11.041 11.408 10.265 11.213 19.021 11.539 9.924 9.647 9.610 9.591 12.134 7.775 11.880 10.498 10.742 14.385 14.947 13.118 15.759 16.591 16.687 17.281 17.238 17.300
1980-2018**) Share (%)
Pertumb.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Pertumb. (%)
INDONESIA
Pertumb. (%)
0,36
294.973 314.899 281.251 305.648 315.489 311.398 356.822 388.669 391.095 401.048 412.767 428.305 436.930 438.868 450.191 457.801 459.206 428.418 514.451 531.687 554.574 569.234 682.019 671.255 647.386 640.365 682.158 676.476 698.016 682.690 686.921 638.646 691.163 675.882 643.855 639.412 663.871 668.677
17.715
2,40
674.636
0,89
11.896
5,86
523.260
2,39
666.575
(0)
16.102 2,27
52,01 -31,32 45,75 13,28 9,93 -7,78 -18,44 63,16 -13,44 15,76 -2,16 -9,87 2,87 -4,44 3,32 -10,02 9,24 69,63 -39,34 -14,00 -2,79 -0,38 -0,20 26,51 -35,92 52,80 -11,63 2,32 33,91 3,91 -12,24 20,13 5,28 0,58 3,56 -0,25
6
100,00
6,76 -10,69 8,67 3,22 -1,30 14,59 8,93 0,62 2,54 2,92 3,76 2,01 0,44 2,58 1,69 0,31 -6,70 20,08 3,35 4,30 2,64 19,81 -1,58 -3,56 -1,08 6,53 -0,83 3,18 -2,20 0,62 -7,03 8,22 -2,21 -4,74 -0,69 3,83 0,72
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2018
Menurut
Produksi Kopi Robusta (Ton) Tahun
PR
Pertumb (%)
PBN
Pertumb (%)
26.928
PBS
Produksi Kopi Arabika (Ton)
Pertumb (%)
22.930
Pertumb (%)
Robusta 569.120
PR
Pertumb (%)
22.214
Pertumb (%)
PBN
2001
519.262
2002
629.962
21,32
18.128
(32,68)
8.813
(61,57)
656.903
15,42
24.319
2003
606.386
(3,74)
12.549
(30,78)
8.964
1,71
627.899
(4,42)
38.271
2004
569.104
(6,15)
12.564
0,12
10.492
17,05
592.160
(5,69)
49.123
28,36
4.460
2005
560.979
(1,43)
12.574
0,08
6.557
(37,50)
580.110
(2,03)
54.576
11,10
4.460
2006
565.234
0,76
12.559
(0,12)
9.592
46,29
587.385
1,25
88.027
61,29
4.458
2007
532.010
(5,88)
8.974
(28,55)
8.101
(15,54)
549.085
(6,52)
120.326
36,69
2008
529.794
(0,42)
12.617
40,60
8.509
5,04
550.920
0,33
140.148
16,47
2009
512.211
(3,32)
9.634
(23,64)
13.116
54,14
534.961
(2,90)
141.707
2010
517.397
1,01
9.262
(3,86)
13.621
3,85
540.280
0,99
2011
472.022
(8,77)
5.741
(38,02)
12.045
(11,57)
489.808
2012
485.689
2,90
5.907
2,89
12.394
2,90
503.990
2013
486.421
0,15
8.796
48,91
14.340
15,70
2014
450.051
(7,48)
9.069
3,10
14.552
1,48
2015
442.038
(1,78)
8.929
(1,54)
15.526
2016
449.536
1,70
9.018
1,00
2017*)
459.307
2,17
9.062
0,49
PBS
Pertumb (%)
Arabika
Pertumb (%)
-
857
9,48
-
797
(7,00)
25.116
8,86
57,37
4.458
627
(21,33)
43.356
72,62
0,04
1.642
161,88
55.225
27,38
-
1.218
(25,82)
60.254
9,11
(0,04)
2.288
87,85
94.773
57,29
4.668
4,71
2.397
4,76
127.391
34,42
4.715
1,01
2.233
(6,84)
147.096
15,47
1,11
4.753
0,81
1.170
(47,60)
147.630
0,36
140.512
(0,84)
4.803
1,05
1.326
13,33
146.641
(0,67)
(9,34)
144.407
2,77
3.358
(30,09)
1.073
(19,08)
148.838
1,50
2,90
148.588
2,90
3.455
2,89
1.104
2,89
153.147
2,90
509.557
1,10
158.925
6,96
5.149
49,03
2.251
103,89
166.325
8,60
473.672
(7,04)
162.826
2,45
5.224
1,46
2.135
(5,15)
170.185
2,32
6,69
466.493
(1,52)
160.390
(1,50)
10.774
106,24
1.755
(17,80)
172.919
1,61
15.483
(0,28)
474.037
1,62
182.469
13,77
5.610
(47,93)
1.755
-
189.834
9,78
15.451
(0,21)
483.820
2,06
177.398
(2,78)
5.610
1.849
5,36
184.857
(2,62)
0,78
-
23.071
2018**)
462.652
0,73
9.145
0,92
15.807
2,30
487.604
179.513
1,19
5.610
-
1.908
3,19
187.031
1,18
Rata-rata
513.892
(0,48)
11.192
(3,59)
12.572
1,79
537.656
(0,76) 118.541
14,52
4.531
5,95
1.577
13,68
124.649
14,71
Share (%)
95,58
100,00
95,10
2,08 Share (%)
2,34
81,18
3,64 Share (%)
1,27
100,00 18,82
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
65
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 5.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 19684-2018 Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun PR
Pertumb. (%)
PBN
Pertumb. (%)
Pertumb. (%)
Pertumb. (%)
521,71
1985
498,37
-4,47
627,42
-18,09
621,60
13,45
505,93
-4,61
1986
554,20
11,20
903,71
44,04
542,51
-12,72
564,69
11,61
1987
571,83
3,18
663,50
-26,58
424,42
-21,77
570,50
1,03
1988
537,04
-6,08
758,76
14,36
654,58
54,23
546,80
-4,15
1989
548,87
2,20
739,32
-2,56
556,94
-14,92
553,89
1,30
1990
546,15
-0,50
687,79
-6,97
631,17
13,33
552,74
-0,21
1991
529,41
-3,07
815,01
18,50
698,86
10,72
540,64
-2,19
1992
542,72
2,51
788,52
-3,25
617,35
-11,66
551,07
1,93
1993
532,23
-1,93
797,80
1,18
600,05
-2,80
540,92
-1,84
1994
558,95
5,02
789,16
-1,08
645,75
7,62
567,24
4,87
1995
539,13
-3,54
801,83
1,61
573,76
-11,15
546,53
-3,65
1996
546,57
1,38
644,51
-19,62
542,78
-5,40
548,88
0,43
1997
485,91
-11,10
717,82
11,37
542,87
0,02
495,13
-9,79
1998
604,71
24,45
707,06
-1,50
597,94
10,14
608,87
22,97
1999
636,85
5,31
560,10
-20,79
648,11
8,39
632,81
3,93
2000
619,75
-2,69
778,23
38,95
576,61
-11,03
625,75
-1,12
2001
607,62
-1,96
742,92
-4,54
578,63
0,35
610,64
-2,41
2002
703,94
743,01
1,29 0,47
702,93
727,88 664,31 687,26 696,63 702,01 729,31 733,70 779,56 706,99 743,84 736,23 711,69 695,00 708,77 716,41
0,01 -6,30
586,12
2003
15,85 3,40
15,11 3,08
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 *)
-8,73 3,46 1,36 0,77 3,89 0,60 6,25 -9,31 5,21 -1,02 -3,33 -2,35 1,98 1,08
2018 **) 726,65 1,43 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
696,18 697,03 696,80 695,91 721,34 984,60 797,24 787,34 531,27 773,62 782,59 784,77 1078,20 795,99 825,52
547,91
INDONESIA
1984
2004
766,02
PBS
3,71
588,87 701,96 449,50 655,41 501,50 514,51 711,11 763,34 651,86 791,11 828,06 841,33 867,39 866,14 839,89
829,63
0,50
845,75
0,12 -0,03 -0,13 3,65 36,50 -19,03 -1,24 -32,52 45,62 1,16 0,28 37,39 -26,17
530,39
-3,03
724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86 721,24
0,70
731,34
1,40
19,20 -35,96 45,81 -23,48 2,59 38,21 7,35 -14,60 21,36 4,67 1,60 3,10 -0,14
-8,11 2,60 1,86 0,32 4,48 0,70 6,12 -9,87 6,12 -0,84 -3,13 -1,33 1,04 1,03
1984-2018**)
632,92
1,19
757,44
2,02
645,88
2,82
636,66
1,14
2009-2018**)
725,88
0,05
798,62
0,97
800,60
5,92
728,98
0,12
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR
:
: Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2017 Angka Sementara
**)
: Tahun 2018 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan
66
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 6. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2018 Produktivitas Kopi Robusta (Kg/ha) Tahun Robusta
Produktivitas Kopi Arabika (Kg/ha)
Pertumb.
PR
PBN
PBS
2001
610,88
1.104,60
1.522,37
639,85
2002
707,69
743,01
581,33
706,56
10,43
618,90
2003
723,52
671,86
590,83
720,11
1,92
804,60
775,17
2004
659,20
672,81
668,54
659,65
(8,40)
729,78
2005
668,86
672,59
423,03
664,58
0,75
2006
683,93
671,53
610,92
682,33
2,67
2007
686,15
723,01
438,46
681,04
2008
716,38
1.136,36
458,43
2009
722,69
838,91
2010
740,23
2011
(%)
PR
PBN
PBS
540,22
Arabika
Produktivitas Kopi (Kg/ha) Pertumb. (%)
PR
PBN
PBS
607,62
1.104,60
1.426,76
635,27
Indonesia
Pertumb. (%)
532,30
539,93
644,82
619,69
14,77
703,94
743,01
586,12
702,93
562,33
796,53
28,54
727,88
696,18
588,87
724,60
3,08
775,52
1.031,41
739,74
(7,13)
664,31
696,99
701,96
665,80
(8,12)
958,20
775,52
677,80
934,10
26,27
687,26
696,80
449,50
683,12
2,60
790,91
775,17
943,51
793,25
(15,08)
696,63
695,91
655,41
695,85
1,86
(0,19)
781,93
718,15
975,58
782,30
(1,38)
702,01
721,34
501,50
698,06
0,32
716,21
5,16
782,75
725,38
963,75
783,00
0,09
729,31
984,60
514,51
729,32
4,48
717,07
724,36
1,14
776,48
724,32
603,72
772,93
(1,29)
733,70
797,24
706,21
734,34
0,69
820,30
742,41
741,53
2,37
969,18
730,72
1.074,55
959,77
24,17
779,56
787,34
763,34
779,36
6,13
688,28
536,94
661,34
685,33
(7,58)
775,91
521,83
561,49
765,40
(20,25)
706,99
531,27
651,86
702,45
(9,87)
2012
699,72
536,95
662,85
696,29
1,60
759,55
527,56
903,44
752,94
(1,63)
712,87
533,45
677,61
708,72
0,89
2013
723,01
783,96
798,35
725,91
4,25
779,89
780,27
1.085,34
782,88
3,98
736,23
782,59
828,06
739,15
4,29
2014
676,82
782,96
832,64
682,51
(5,98)
829,88
787,93
905,81
829,40
5,94
711,69
784,77
841,33
716,03
(3,13)
2015
661,62
771,40
884,07
669,05
(1,97)
807,23
1.608,30
743,33
832,33
0,35
695,00
1.078,20
867,39
706,53
(1,33)
2016
673,38
773,75
882,67
680,33
1,69
814,18
834,57
743,33
814,05
(2,20)
708,77
795,99
866,14
713,86
1,04
2017*)
683,05
820,02
845,70
689,44
1,34
820,13
834,57
783,14
820,17
0,75
716,41
825,52
838,54
721,22
1,03
2018**)
686,13
826,63
850,52
692,68
0,47
857,09
834,57
808,13
855,87
4,35
726,65
829,63
845,75
731,34
1,40
787,46
3,55
708,16
782,52
739,49
710,44
0,94
10,65
Rata-rata 2001-2018
689,53
771,53
Lampiran 7.
No.
731,75
692,10
0,57
788,71
795,60
807,99
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2017 Tahun
Provinsi 2014
2015
2016
2017
2018
Share
Kumulatif
Rata-rata
(%)
Share (%)
1
Sumsel
135.287 110.351 120.904 120.792 118.947 121.256
26,84
26,84
2
Lampung
91.917
110.122 115.479 116.306 118.038 110.372
24,43
51,27
3
Bengkulu
54.800
54.921
55.333
58.125
58.987
56.433
12,49
63,76
4
Jawa Timur
27.427
28.553
51.959
54.105
55.169
43.443
9,62
73,38
5
Jawa Tengah
21.127
18.505
17.020
17.010
17.244
18.181
4,02
77,40
6
Prov. Lainnya
143.114 144.041 113.342 117.482 119.219 102.097
22,60
100,00
Indonesia
473.672 466.493 474.037 483.820 487.604 451.783 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
67
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan, Tahun 2016
No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. OKU Selatan
39.935
33,03
33,03
2
Kab. Muara Enim
25.236
20,87
53,90
3
Kab. Lahat
20.551
17,00
70,90
4
Kab. OKU
15.992
13,23
84,13
5
Kab. Pagar Alam
7.807
6,46
90,59
11.383
9,41
100,00
120.904
100,00
Lainnya Sumatera Selatan
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung, Tahun 2016
No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Lampung Barat
57.664
49,93
49,93
2
Kab. Tanggamus
31.612
27,37
77,31
3
Kab. Way Kanan
9.312
8,06
85,37
4
Kab. Lampung Utara
9.014
7,81
93,18
5
Kab. Pesisir Barat
3.901
3,38
96,56
Lainnya
3.976
3,44
100,00
115.479
100,00
Lampung
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
68
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 10. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2018 Tahun No.
Provinsi 2014
2015
2016
2017
2018
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Aceh
44.423
41.847
59.777
62.778
62.709
54.307
31,88
31,88
2
Sumut
49.143
49.565
53.237
53.790
54.073
51.962
30,50
62,38
3
Sulawesi Selatan
19.534
20.352
22.401
19.788
20.102
20.435
12,00
74,37
4
Sumatera Barat
15.111
15.127
12.484
10.993
11.149
12.973
7,62
81,99
5
Prov. Lainnya
40.014
45.274
52.371
46.655
48.280
30.682
18,01
100,00
168.225 172.165 200.270 194.004 196.313 170.358
100,00
Indonesia
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan
Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh, Tahun 2016
No
Kab/Kota
Produksi
Share
(ton)
(%)
Share Kumulatif (%)
1
Kab. Aceh Tengah
31.375
52,49
52,49
2
Kab. Bener Meriah
26.357
44,09
96,58
3
Lainnya
2.045
3,42
100,00
59.777
100,00
Aceh
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
69
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara, Tahun 2016
No
Kab/Kota
Produksi
Share
(ton)
(% )
Kumulatif (% )
1
Kab. Tapanuli Utara
13.661
26,15
26,15
2
Kab. Simalungun
10.254
19,63
45,78
3
Kab. Dairi
8.538
16,34
62,13
4
Kab. Hunbang Hasundutan
6.284
12,03
74,16
5
Kab. Karo
4.831
9,25
83,40
Lainnya
8.669
16,60
100,00
52.237
100,00
Sumatera Utara
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
70
Share
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 13. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2017
Tahun
Harga Kopi
Pertumbuhan
(Rp/kg)
(% )
2008
13.722
-
2009
14.007
2,08
2010
14.217
1,50
2011
15.672
10,23
2012
16.406
4,68
2013
15.884
-3,18
2014
17.510
10,24
2015
19.135
9,28
2016
19.813
3,55
2017
24.802
25,18
Rata-rata Laju Pertumbuhan (% ) 2008-2017
17.117
7,06
Sumber : BPS
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
71
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 14. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2017
Tahun
Konsumsi kopi bubuk
Pertumbuhan (%)
(ons/kapita/minggu)
(kg/kapita/tahun)
2002
0,249
1,298
2003
0,221
1,152
(11,24)
2004
0,233
1,215
5,43
2005
0,246
1,283
5,58
2006
0,220
1,147
(10,57)
2007
0,246
1,283
11,82
2008
0,238
1,241
(3,25)
2009
0,227
1,184
(4,62)
2010
0,247
1,288
8,81
2011
0,262
1,366
6,07
2012
0,204
1,064
(22,14)
2013
0,263
1,371
28,92
2014
0,258
1,347
(1,75)
2015
0,172
0,896
(33,51)
2016
0,167
0,871
(2,80)
2017
0,153
0,798
(8,38)
Rata-rata
0,225
1,175
(2,11)
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik
72
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 15. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2017 Ekspor Tahun
Impor
Neraca
Volume
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
Volume
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
(Ton)
(%)
(000 US$)
(%)
(Ton)
(%)
(000 US$)
(%)
(000 US$)
(%)
1980
238.677
1981
210.595
-11,77
656.005 345.943
-47,27
46 71
54,35
349 492
40,97
655.656 345.451
1982
226.985
7,78
341.701
-1,23
54
-23,94
301
-38,82
341.400
-1,17
1983
241.238
6,28
427.258
25,04
36
-33,33
227
-24,58
427.031
25,08
1984
294.471
22,07
265.261
-37,92
19
-47,22
151
-33,48
265.110
-37,92
1985
282.671
-4,01
556.203
109,68
41
115,79
83
-45,03
556.120
109,77
1986
298.124
5,47
818.387
47,14
75
82,93
259
212,05
818.128
47,11
1987
286.316
-3,96
535.566
-34,56
103
37,33
207
-20,08
535.359
-34,56
1988
298.998
4,43
550.237
2,74
42
-59,22
113
-45,41
550.124
2,76
1989
357.035
19,41
493.549
-10,30
39
-7,14
112
-0,88
493.437
-10,30
1990
421.833
18,15
377.154
-23,58
96
146,15
273
143,75
376.881
-23,62
1991
380.666
-9,76
372.431
-1,25
1.365
1.321,88
820
200,37
371.611
-1,40
1992
269.352
-29,24
236.774
-36,42
1.208
-11,50
1.081
31,83
235.693
-36,58
1993
349.916
29,91
344.208
45,37
1.663
37,67
915
-15,36
343.293
45,65
1994
289.288
-17,33
745.744
116,66
901
-45,82
1.238
35,30
744.506
116,87
1995
230.201
-20,42
606.369
-18,69
377
-58,16
1.299
4,93
605.070
-18,73
1996
366.602
59,25
595.268
-1,83
309
-18,04
573
-55,89
594.695
-1,71
1997
313.430
-14,50
511.284
-14,11
10.226
3.209,39
13.890
2.324,08
497.394
-16,36
1998
357.550
14,08
584.244
14,27
2.825
-72,37
3.962
-71,48
580.282
16,66
1999
352.967
-1,28
467.858
-19,92
2.917
3,26
3.303
-16,63
464.555
-19,94
2000
340.887
-3,42
326.256
-30,27
13.748
371,31
11.227
239,90
315.029
-32,19
2001
250.818
-26,42
188.493
-42,23
8.294
-39,67
5.085
-54,71
183.408
-41,78
2002
325.009
29,58
223.916
18,79
7.637
-7,92
4.413
-13,22
219.503
19,68
2003
323.520
-0,46
258.795
15,58
4.396
-42,44
5.892
33,51
252.903
15,22
2004
344.077
6,35
294.113
13,65
5.690
29,44
6.867
16,55
287.246
13,58
2005
445.829
29,57
503.836
71,31
3.195
-43,85
6.220
-9,42
497.616
73,24
2006
413.500
-7,25
586.877
16,48
6.404
100,44
11.406
83,38
575.471
15,65
2007
321.404
-22,27
636.319
8,42
49.994
680,67
78.314
586,60
558.005
-3,04
2008
468.749
45,84
991.458
55,81
7.582
-84,83
18.442
-76,45
973.016
74,37
2009
433.600
-7,50
814.300
-17,87
19.760
160,62
34.850
88,97
779.450
-19,89
2010
433.595
0,00
814.311
0,00
19.755
-0,03
34.852
0,01
779.459
0,00
2011
346.493
-20,09
1.036.671
27,31
18.108
-8,34
49.119
40,94
987.552
26,70
2012
448.591
29,47
1.249.520
20,53
52.645
190,73
117.175
138,55
1.132.345
14,66
2013
534.023
19,04
1.174.029
-6,04
15.800
-69,99
38.838
-66,85
1.135.191
0,25
2014
384.816
-27,94
1.039.341
-11,47
19.111
20,95
46.768
20,42
992.573
-12,56
2015
502.021
30,46
1.197.735
15,24
12.462
-34,79
31.492
-32,66
1.166.243
17,50
2016
408.838
-18,56
993.369
-17,06
23.634
89,66
43.782
39,03
949.588
-18,58
2017
467.799
14,42
1.187.157
19,51
14.221
-39,83
33.583
-23,29
1.153.574
21,48
-47,31
Rata-rata 1980-2017
348.960
3,93
614.419
7,34
8.549
159,57
15.999
98,29
598.420
7,53
2008-2017
442.852
2,14
1.049.789
3,35
20.308
34,33
44.890
22,79
1.004.899
3,28
Sumber Kode HS
: Sampai dengan 2015 Direktorat Jenderal Perkebunan, tahun 2016 BPS, diolah Pusdatin : 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000; 0901212000; 0901221000; 0901222000; 0901901000; 0901902000
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
73
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 16. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 No. Negara Tujuan
Volume Ekspor (Ton)
Nilai Ekspor (000 US$)
Share (%)
Komulatif Share (%)
1
USA
67.173
269.048
16,43
16,43
2
Jerman
41.681
88.401
10,19
26,63
3
Malaysia
38.972
67.167
9,53
36,16
4
Italia
35.658
66.080
8,72
44,88
5
Jepang
35.352
86.502
8,65
53,53
6
Fed. Rusia
24.116
44.951
5,90
59,43
7
Mesir
20.989
40.873
5,13
64,56
8
Inggris
18.140
40.158
4,44
69,00
9
Belgia
12.153
28.822
2,97
71,97
10
India
11.394
16.765
2,79
74,76
11
Negara Lainnya
103.210
244.602
25,24
100,00
Total Ekspor Indonesia
408.838
993.369
100,00
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Lampiran 17. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017
No.
Negara Tujuan
Volume Impor (Ton)
Nilai Impor (000 US$)
19.072
31.028
80,70
80,70
Komulatif Share (%)
1
Viet Nam
2
Brazil
3.363
10.047
14,23
94,93
3
Negara Lainnya
1.199
680
5,07
100,00
23.634
43.782
100,00
Total Impor Kopi Sumber : BPS diolah Pusdatin
74
Share (%)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 18. Perkembangan Luas Areal (Luas Tanaman Menghasilkan), Produksi dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Luas Areal
Pertumb.
Produksi
(Ha)
(% )
(Ton)
10.070.964 10.402.252 9.818.634 10.142.877 10.163.535 10.350.551 10.515.268 10.741.073 11.037.982 11.131.913 11.157.067 10.784.634 10.353.282 10.126.096 9.801.911 9.693.242 9.795.428 9.830.101 10.109.546 10.264.042 10.715.068 10.622.836 10.423.176 10.294.324 10.846.861 10.601.974 10.728.356 10.745.273 10.584.476 10.462.682 10.532.027 9.935.004 10.364.007 10.584.470 10.517.717 10.780.031 10.975.184
3,29 -5,61 3,30 0,20 1,84 1,59 2,15 2,76 0,85 0,23 -3,34 -4,00 -2,19 -3,20 -1,11 1,05 0,35 2,84 1,53 4,39 -0,86 -1,88 -1,24 5,37 -2,26 1,19 0,16 -1,50 -1,15 0,66 -5,67 4,32 2,13 -0,63 2,49 1,81
4.839.219 6.083.218 4.940.877 5.582.080 5.221.504 5.824.530 5.237.224 6.385.156 5.645.491 5.908.041 6.063.096 6.063.320 6.086.346 5.554.941 5.722.718 5.529.300 6.197.674 6.073.393 6.632.664 6.790.996 7.502.050 7.379.798 7.930.005 7.038.780 7.862.148 7.390.103 8.147.325 8.137.938 8.489.936 7.794.226 8.478.007 8.387.743 8.823.713 8.893.329 8.787.668 8.887.674 9.221.534
Pertumb. Produktivitas Pertumb. (% )
(Kg/Ha)
(% )
480,51 25,71
584,80
21,70
-18,78
503,21
-13,95
12,98
550,34
9,37
-6,46
513,75
-6,65
11,55
562,73
9,53
-10,08
498,06
-11,49
21,92
594,46
19,36
-11,58
511,46
-13,96
4,65
530,73
3,77
2,62
543,43
2,39
0,00
562,22
3,46
0,38
587,87
4,56
-8,73
548,58
-6,68
3,02
583,84
6,43
-3,38
570,43
-2,30
12,09
632,71
10,92
-2,01
617,84
-2,35
9,21
656,08
6,19
2,39
661,63
0,85
10,47
700,14
5,82
-1,63
694,71
-0,78
7,46
760,81
9,51
-11,24
683,75
-10,13
11,70
724,83
6,01
-6,00
697,05
-3,83
10,25
759,42
8,95
-0,12
757,35
-0,27
4,33
802,11
5,91
-8,19
744,95
-7,13
8,77
804,97
8,06
-1,06
844,26
4,88
5,20
851,38
0,84
0,79
840,22
-1,31
-1,19
835,51
-0,56
1,14
824,46
-1,32
3,76
840,22
1,91
Rata-rata 1980-2016
10.432.537
0,27
6.906.318
2,22
661,10
1,88
2012-2016
10.526.920
0,73
8.782.810
2,49
834,43
1,79
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
75
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 19. Negara-negara dengan Luas Areal Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) No
Negara
Kumulatif
(%)
Share (%)
2012
2013
2014
2015
2016
Brazil Indonesia 3 Côte d'Ivoire 4 Colombia 5 Mexico 6 Ethiopia 7 Viet Nam 8 India 9 Uganda 10 Peru
2.120.080 1.233.900 770.337 696.023 695.350 528.571 572.600 321.559 368.687 370.632
2.085.522 1.241.700 737.449 771.725 700.117 538.466 581.381 393.251 376.305 399.523
1.997.827 1.230.500 836.383 795.563 699.307 561.762 589.041 396.799 381.304 361.671
1.977.714 1.230.001 950.726 801.118 664.885 653.910 593.800 382.079 386.000 379.187
1.994.761 1.228.512 1.058.084 865.889 645.638 700.475 597.597 383.496 397.000 383.973
2.013.956 1.232.678 895.661 808.574 677.487 613.653 590.455 388.906 385.152 381.089
18,80
18,80
11,50
30,30
8,36
38,66
7,55
46,21
6,32
52,53
5,73
58,26
5,51
63,77
3,63
67,40
3,59
70,99
3,56
74,55
Lainnya
2.686.269
2.759.031
2.667.556
2.760.615
2.719.763
2.726.741
25,45
100,00
Total
10.364.008
10.584.470
10.517.713
10.780.035
10.975.188
10.714.352
100,00
1 2
Rata-rata
Share
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Lampiran 20. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No.
Negara
Produksi (Ton) 2012
2013
2014
2015
Share Kumulatif 2016
1
Brazil
3.456.000
3.432.000
3.258.000
2.964.000
3.366.000
2
Vietnam
1.590.000
1.789.980
1.644.000
1.735.800
1.602.000
3
Colombia
595.620
724.500
798.000
840.000
870.000
4
Indonesia
714.000
714.000
628.200
726.000
636.000
5
Ethiopia
390.000
380.700
388.500
390.600
391.200
6
India
318.180
304.500
326.400
348.000
310.200
7
Honduras
283.500
264.000
306.000
318.000
378.000
8
Peru
258.000
255.000
174.000
210.000
253.500
9
Uganda
216.000
231.000
213.000
219.000
252.000
10
Mexico
279.000
237.000
190.800
138.000
Lainnya
723.413
560.649
860.768
998.274
Dunia
8.823.713 8.893.329 8.787.668
76
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
(%)
3.295.200 35,73 1.672.356 18,14 765.624 8,30 683.640 7,41 388.200 4,21 321.456 3,49 309.900 3,36 230.100 2,50
Share (%) 35,73 53,87 62,17 69,59 73,79 77,28 80,64 83,14
226.200
2,45
85,59
198.000
208.560
2,26
87,85
964.634
1.120.298
12,15
100,00
9.221.534 4.422
4.422
8.887.674 9.221.534
Sumber : FAO diolah Pusdatin
Rata-rata
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 21. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 Ekspor Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Impor
Volume
Pertumb.
Volume
Pertumb.
(Ton)
(% )
(Ton)
(% )
3.677.327 3.665.271 3.885.540 3.947.416 4.128.038 4.301.787 3.977.453 4.366.142 4.111.915 4.654.696 4.844.245 4.642.133 4.723.159 4.689.186 4.566.236 4.239.715 4.831.064 4.899.446 4.907.825 5.260.286 5.498.689 5.440.431 5.492.472 5.229.484 5.615.493 5.576.667 5.921.511 6.157.521 6.339.195 6.304.195 6.581.894 6.727.923 7.119.837 6.965.989 7.013.621 7.112.115 7.163.159
0,72
3.712.880 3.733.043 3.796.135 3.892.872 3.939.093 4.083.036 4.106.012 4.426.946 4.119.112 4.533.620 4.729.942 4.640.942 4.885.846 4.688.635 4.549.717 4.324.888 4.720.428 4.861.082 4.860.733 5.048.088 5.204.204 5.132.796 5.245.649 5.237.577 5.525.119 5.470.103 5.740.133 5.894.170 6.037.767 6.036.065 6.253.834 6.449.285 6.602.479 6.671.477 6.758.783 6.936.962 7.203.708
-0,33 6,01 1,59 4,58 4,21 -7,54 9,77 -5,82 13,20 4,07 -4,17 1,75 -0,72 -2,62 -7,15 13,95 1,42 0,17 7,18 4,53 -1,06 0,96 -4,79 7,38 -0,69 6,18 3,99 2,95 -0,55 4,40 2,22 5,83 -2,16 0,68 1,40
0,54 1,69 2,55 1,19 3,65 0,56 7,82 -6,95 10,06 4,33 -1,88 5,28 -4,04 -2,96 -4,94 9,15 2,98 -0,01 3,85 3,09 -1,37 2,20 -0,15 5,49 -1,00 4,94 2,68 2,44 -0,03 3,61 3,13 2,38 1,05 1,31 2,64 3,85
Rata-rata 1980-2016
5.258.894
1,99
5.136.572
1,92
2007-2016
6.748.545
1,72
6.484.453
2,26
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
77
2018
OUTLOOK KOPI
Lampiran 22. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No.
Ekspor (Ton)
Negara
Kumulatif
(%)
Share (%)
2012
2013
2014
2015
2016
1
Brazil
1.503.713
1.699.147
1.986.506
2.005.034
1.823.886
1.803.657
25,24
25,24
2
Vietnam
1.705.033
1.306.503
1.400.000
1.228.832
1.400.000
1.408.074
19,70
44,94
3
Colombia
396.365
543.685
619.108
713.060
734.689
601.381
8,42
53,36
4
Indonesia
447.064
532.157
382.774
499.651
412.529
454.835
6,36
59,72
5
Jerman
370.930
341.680
322.911
310.834
335.643
336.400
4,71
64,43
6
Honduras
317.247
254.201
241.943
275.593
309.924
279.782
3,91
68,34
7
India
216.703
227.677
196.013
209.419
250.415
220.045
3,08
71,42
8
Peru
265.468
237.379
181.984
175.201
239.343
219.875
3,08
74,50
9
Ethiopia
203.652
218.937
238.631
234.218
159.712
211.030
2,95
77,45
10
Guatemala
169.038
230.248
211.534
219.336
164.263
198.884
2,78
80,24
1.584.560
1.447.679
1.301.336
1.303.655
1.416.499
1.412.489
19,76
100,00
7.179.773
7.039.293
7.082.740
7.174.833
7.246.903
Lainnya Total
Rata-rata
Share
7.146.451 100,00
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Lampiran 23. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No
Impor (Ton)
Negara
2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
USA
1.371.338
1.423.815
1.457.102
1.462.570
1.518.126
1.446.590
20,92
20,92
2
Germany
1.141.145
1.116.376
1.129.648
1.077.757
1.140.989
1.121.183
16,21
37,13
3
Italy
497.261
505.675
534.509
533.179
580.274
530.180
7,67
44,80
4
Japan
379.982
457.087
409.372
435.261
435.140
423.368
6,12
50,92
5
Belgium
292.599
285.794
256.176
287.383
288.740
282.138
4,08
55,00
6
Spain
267.889
264.257
270.779
278.654
287.504
273.817
3,96
58,96
7
France
252.927
238.122
229.523
218.429
209.884
229.777
3,32
62,29
8
Canada
147.472
152.430
168.283
169.498
183.894
164.315
2,38
64,66
9
United Kingdom
137.767
147.642
151.612
171.050
178.347
157.284
2,27
66,94
10
Switzerland Lainnya
130.942
143.112
142.257
148.404
151.644
143.272
2,07
69,01
2.058.151
2.004.670
2.095.144
2.232.687
2.310.199
2.143.122
30,99
100,00
6.677.473
6.738.980
6.844.405
7.014.872
7.284.741
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
78
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
6.915.046 100,00
OUTLOOK KOPI
2018
Lampiran 24. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980–2016 Tahun
Produksi
Pertumb.
Vol. Ekspor
Pertumb.
Vol. Impor
Pertumb.
Ketersediaan
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
1980
4.839.219
1981
6.083.218
25,71
3.665.271
-0,33
3.733.043
0,54
6.150.990
26,18
1982
4.940.877
-18,78
3.885.540
6,01
3.796.135
1,69
4.851.472
-21,13
1983
5.582.080
12,98
3.947.416
1,59
3.892.872
2,55
5.527.536
13,94
1984
5.221.504
-6,46
4.128.038
4,58
3.939.093
1,19
5.032.559
-8,95
1985
5.824.530
11,55
4.301.787
4,21
4.083.036
3,65
5.605.779
11,39
1986
5.237.224
-10,08
3.977.453
-7,54
4.106.012
0,56
5.365.783
-4,28
1987
6.385.156
21,92
4.366.142
9,77
4.426.946
7,82
6.445.960
20,13
1988
5.645.491
-11,58
4.111.915
-5,82
4.119.112
-6,95
5.652.688
-12,31
1989
5.908.041
4,65
4.654.696
13,20
4.533.620
10,06
5.786.965
2,38
1990
5.645.491
-4,44
4.844.245
4,07
4.729.942
4,33
5.531.188
-4,42
1991
5.908.041
4,65
4.642.133
-4,17
4.640.942
-1,88
5.906.850
6,79
1992
6.063.096
2,62
4.723.159
1,75
4.885.846
5,28
6.225.783
5,40
1993
6.063.320
0,00
4.689.186
-0,72
4.688.635
-4,04
6.062.769
-2,62
1994
6.086.346
0,38
4.566.236
-2,62
4.549.717
-2,96
6.069.827
0,12
1995
5.554.941
-8,73
4.239.715
-7,15
4.324.888
-4,94
5.640.114
-7,08
1996
5.722.718
3,02
4.831.064
13,95
4.720.428
9,15
5.612.082
-0,50
1997
5.529.300
-3,38
4.899.446
1,42
4.861.082
2,98
5.490.936
-2,16
1998
6.197.674
12,09
4.907.825
0,17
4.860.733
-0,01
6.150.582
12,01
1999
6.073.393
-2,01
5.260.286
7,18
5.048.088
3,85
5.861.195
-4,71
2000
6.632.664
9,21
5.498.689
4,53
5.204.204
3,09
6.338.179
8,14
2001
6.790.996
2,39
5.440.431
-1,06
5.132.796
-1,37
6.483.361
2,29
2002
7.502.050
10,47
5.492.472
0,96
5.245.649
2,20
7.255.227
11,91
2003
7.379.798
-1,63
5.229.484
-4,79
5.237.577
-0,15
7.387.891
1,83
2004
7.930.005
7,46
5.615.493
7,38
5.525.119
5,49
7.839.631
6,11
2005
7.038.780
-11,24
5.576.667
-0,69
5.470.103
-1,00
6.932.216
-11,57
2006
7.862.148
11,70
5.921.511
6,18
5.740.133
4,94
7.680.770
10,80
2007
7.390.103
-6,00
6.157.521
3,99
5.894.170
2,68
7.126.752
-7,21
2008
8.147.325
10,25
6.339.195
2,95
6.037.767
2,44
7.845.897
10,09
2009
8.137.938
-0,12
6.304.195
-0,55
6.036.065
-0,03
7.869.808
0,30
2010
8.489.936
4,33
6.581.894
4,40
6.253.834
3,61
8.161.876
3,71
2011
7.794.226
-8,19
6.727.923
2,22
6.449.285
3,13
7.515.588
-7,92
3.677.327
3.712.880
4.874.772
2012
8.478.007
8,77
7.119.837
5,83
6.602.479
2,38
7.960.649
5,92
2013
8.387.743
-1,06
6.965.989
-2,16
6.671.477
1,05
8.093.231
1,67
2014
8.823.713
5,20
7.013.621
0,68
6.758.783
1,31
8.568.875
5,88
2015
8.893.329
0,79
7.112.115
1,40
6.936.962
2,64
8.718.176
1,74
2016
8.787.668
-1,19
7.163.159
0,72
7.203.708
3,85
8.828.217
1,26
Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2016
6.729.138
2,09
5.258.894
1,99
5.136.572
1,92
6.606.816
2,09
2007-2016
8.332.999
2,09
6.748.545
1,72
6.484.453
2,26
8.068.907
2,52
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
79
2018
80
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian