Outlook Kopi Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

OUTLOOK ISSNKOPI 1907-1507 2018



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2018



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



i



2018



ii



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



OUTLOOK KOPI



ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 96 halaman Penasehat : Dr.Ir. Ketut Kaiyasa, MSi., MSi. Penyunting : Dr. Anna Astrid Susanti, MSi. Drh. Akbar, MP. Naskah : Ir. Roch Widaningsih, MSi.



Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2018



Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



iii



2018



iv



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Outlook Kopi dapat diselesaikan. Publikasi ini mengulas analisis deskriptif perkembangan komoditas Kopi beserta analisis proyeksi penawaran dan permintaan komoditas tersebut untuk beberapa tahun ke depan. Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama beberapa instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Perkebunan serta dukungan dan kerja sama tim teknis lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyusunan Buku Outlook Kopi ini, kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat dapat juga diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih lengkap dan menyeluruh.



Jakarta, November 2018 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,



Dr. Ir. Ketut Kariyasa, MSi. NIP.19690419.199803.1.002



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



v



2018



vi



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................. vii DAFTAR TABEL .............................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................xv BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ............................................................ 1 1.2. TUJUAN ........................................................................ 2 1.3. RUANG LINGKUP .............................................................. 2 BAB II. METODOLOGI ........................................................................ 3 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ............................................. 3 2.2. METODE ANALISIS............................................................. 4 2.2.1. Analisis Deskiptif .................................................... 4 2.2.2. Analisis Penawaran.................................................. 4 2.2.3. Analisis Permintaan ................................................. 6 2.2.4. Analisis Kelayakan Model .......................................... 7 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL ..................................................... 13 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA ..........................................................13 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia ..................13 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia .....................16 3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia ...............18 3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia ...............................20 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA ............................24 3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA.........................25 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA ................26 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia.................26 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia .................27 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia ............................28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



vii



2018



OUTLOOK KOPI



3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ........... 29 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ............... 30 BAB IV.KERAGAAN KOPI DUNIA ...........................................................31 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DUNIA .............................................. 31 4.1.1. Perkembangan Luas Areal (Tanaman Menghasilkan) Kopi di Dunia ................................................................ 31 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Dunia ............................ 32 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia ...................... 34 4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI DUNIA ..................... 35 BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI .................................... 39 5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2022 ......... 39 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2022 ......... 50 BAB VI. KESIMPULAN ....................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 57 LAMPIRAN ................................................................................... 59



viii



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.



Sumber Data dan Informasi yang Digunakan ............................. 3



Tabel 5.1a. Uji Validitas Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Kopi .........40 Tabel 5.1b. Lanjutan Uji Validitas LTM Kopi ..........................................41 Tabel 5.2.



Output Anova Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi ...............42



Tabel 5.3.



Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan Kopi, 2017-2022 ...............43



Tabel 5.4a. Uji Validitas Model Produktivitas Kopi ...................................45 Tabel 5.4b. Lanjutan Uji Validitas Model Produktivitas Kopi .......................46 Tabel 5.5.



Output Anova Model Produktivitas Kopi .................................47



Tabel 5.6.



Proyeksi Produktivitas Kopi, Tahun 2017-2022 ........................48



Tabel 5.7.



Proyeksi Produksi Kopi, Tahun 2017-2022 ...............................49



Tabel 5.8a. Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi ..............................51 Tabel 5.8b. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi ..................52 Tabel 5.8c. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi ..................53 Tabel 5.9.



Proyeksi Produksi, Net Ekspor-Impor, dan Konsumsi Kopi, 2017-2022 ....................................................................54



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



ix



2018



x



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1.



Uji Heteroskedastisitas Residual Minitab ............................. 10



Gambar 3.1.



Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan di Indonesia, Tahun 2019-2018......................... 14



Gambar 3.2.



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009-2018 ............................. 16



Gambar 3.3.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1909-2018 ........................................ 17



Gambar 3.4.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009-2018 ................................... 18



Gambar 3.5.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2009-2018 ................................ 19



Gambar 3.6.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi, Tahun 2009-2018............................................ 19



Gambar 3.7.



Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2014-2018 ................................ 20



Gambar 3.8.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2016 ............................ 21



Gambar 3.9.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2016 ...................................... 22



Gambar 3.10. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2014-2018 ................................ 23 Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2016 .......................................... 23 Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2016 .............................. 24 Gambar 3.13. Perkembangan Harga Produsen Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2016 .......................................................... 25 Gambar 3.14. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002-2017 .......................................................... 26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xi



2018



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.15. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 2008-2017 ..........................................................27 Gambar 3.16. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 2008-2017 ..........................................................28 Gambar 3.17. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 2008-2017 ......................................29 Gambar 3.18. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 ..................30 Gambar 3.19. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017 .......................30 Gambar 4.1.



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Dunia, Tahun 2007-2016 ..........................................................31



Gambar 4.2.



Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ..........................................................32



Gambar 4.3.



Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 .............33



Gambar 4.4.



Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ...........34



Gambar 4.5.



Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 .......35



Gambar 4.6.



Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 ..........................................................36



Gambar 4.7.



Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 20122016 .........................................................................37



Gambar 4.8.



Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ..........................................................38



Gambar 5.1.



Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi .......................................................42



Gambar 5.2.



xii



Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Produktivitas Kopi ......47



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2018. ..................................... 61



Lampiran 1b.



Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Indonesia, Tahun 1980-2018. ......................................... 62



Lampiran 2.



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2018 ....................................................... 63



Lampiran 3.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2018 ...................................... 64



Lampiran 4.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2018 ....................................................... 65



Lampiran 5.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1984-2018 ....................................... 66



Lampiran 6.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jens Kopi Yang Diusahakan, Tahun 20012018 ....................................................................... 67



Lampiran 7.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2018 .................... 67



Lampiran 8.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan Tahun 2016 ........................................ 68



Lampiran 9.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung Tahun 2016 ................................................ 68



Lampiran 10.



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2018 ....................................................... 69



Lampiran 11.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh Tahun 2016 ....................................................... 69



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xiii



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 12.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara Tahun 2016 ...........................................70



Lampiran 13.



Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2017 .......................................................71



Lampiran 14.



Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2017 .......................................................72



Lampiran 15.



Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2017 ....................................73



Lampiran 16.



Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 ................74



Lampiran 17.



Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017.....................74



Lampiran 18.



Perkembangan Luas Areal (Luas Tanaman Menghasilkan), Produksi dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 .......75



Lampiran 19.



Negara-negara dengan Luas Areal Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................76



Lampiran 20.



Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................76



Lampiran 21.



Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 .......................................................77



Lampiran 22.



Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................78



Lampiran 23.



Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 .......................................................78



Lampiran 24.



Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980-2016 .......................................................79



xiv



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Angka Sementara Statistik Perkebunan Indonesia bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia tahun 2017 mencapai 668,68 ribu ton. Produksi ini berasal dari 1,25 juta hektar luas areal perkebunan kopi dimana 95,37% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR) sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar 2,48% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 2,25%. Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, kopi robusta mendominasi produksi kopi Indonesia pada tahun 2017. Dari produksi kopi Indonesia sebesar 668,68 ribu ton, sebanyak 72,35% atau 483,82 ribu ton adalah kopi robusta sementara sisanya sebanyak 27,65% atau 184,86 ribu ton adalah kopi jenis arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia data rata-rata lima tahun terakhir adalah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga kopi tahun 2017 di tingkat produsen Indonesia rata-rata adalah Rp.24.802 per kg, sedangkan tingkat konsumsi kopi per kapita di Indonesia pada tahun 2017 berdasarkan hasil SUSENAS sebesar 0,798 kg/kapita/tahun. Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi di dunia. Berdasarkan data FAO, rata-rata produksi kopi dari tahun 2012-2016 sebesar 683,64 ribu ton per tahun, terbesar



keempat setelah Brazil, Vietnam, dan



Kolombia. Demikian juga ekspor kopi Indonesia, rata-rata dari tahun 2012-2016 sebesar 601,38 ribu ton per tahun, eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi Indonesia hingga tahun 2022 diperkirakan akan mencapai 740,07 ribu ton kopi berasan. Pertumbuhan produksi kopi dari tahun 2017-2022 diperkirakan akan terus naik, dengan kenaikan rata-rata 1,72% per



tahun.



Net



ekspor



(ekspor-impor)



kopi



Indonesia



tahun



2017-2022



diproyeksikan juga akan terus naik, dengan kenaikan rata-rata sebesar 3,29% per tahun. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



xv



2018



xvi



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



BAB I. PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Sebagai produsen kopi ketiga terbesar di dunia, Indonesia menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun 2017, nilai ekspor kopi menempati urutan ke empat komoditas terbesar di Indonesia setelah kelapa sawit, karet, dan



kelapa. Nilai ekspor kopi mencapai 1,19



Milyard USD. Peluang industri kopi di Indonesia sangat bagus. Apalagi dengan semakin dikenalnya kopi Indonesia di Eropa dan Amerika, terutama kopi khusus (specialty coffee) seperti kopi Gayo, kopi Mandailing, kopi Lampung, kopi Bajawa



dan



lainnya.



Menteri



Pertanian.



Andi



Amran



Sulaiman



mempromosikan komoditas kopi Indonesia kepada dunia melalui forum World Coffee Producers Forum (WCPF) yang dihelat di Kolombia, Selasa (11/7/2017). Fokus pemerintah saat ini adalah meningkatkan produksi komoditas kopi dalam negeri melalui penyediaan bibit berkualitas tinggi, pemupukan tepat waktu, manajemen air dan program peremajaan untuk mengganti tanaman kopi yang sudah tua. Pengembangan kopi ke depan juga akan lebih memperhatikan aspek kearifan lokal, sehingga dapat dihasilkan jenis-jenis kopi specialty yang bernilai tinggi dari berbagai daerah. Ditjen Perkebunan dalam renstra menempatkan komoditas kopi menjadi salah satu komoditas yang menjadi sasaran pokok sub agenda prioritas peningkatan agroindustri yaitu peningkatan produksi komoditas andalan dan prospektif ekspor serta mendorong perkembangan agroindustri di pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015).



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



1



2018



OUTLOOK KOPI



Produksi kopi Indonesia hingga tahun 2018 didominasi oleh 81,18% kopi jenis robusta yang 95,58% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 537,57 ribu ton. Selain kopi robusta, juga dibudidayakan kopi Arabika yang berkontribusi sebesar 18,82% dari total produksi nasional. Outlook komoditas kopi, menyajikan analisis keragaan komoditas kopi di Indonesia meliputi perkembangan produksi, konsumsi, harga dan ekspor impor baik domestik maupun global. Selain itu ditampilkan juga prediksi produksi dan konsumsi serta neraca kopi Indonesia pada periode 2019-2022. Diharapkan hasil analisis komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan terhadap kebijakan dan program pengembangan kopi.



1.2. TUJUAN Melakukan analisis komoditas kopi yang berisi keragaan data secara nasional dan dunia, yang dilengkapi proyeksi penawaran dan permintaan sebagai bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan komoditas kopi di masa yang akan datang.



1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Kopi adalah: •



Analisis pada variabel-variabel penting dari komponen penawaran dan permintaan komoditas kopi. Variabel-variabel tersebut meliputi: luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam dan di luar negeri.







Keseimbangan penawaran dan permintaan diprediksi sampai tahun 2022, dengan terlebih dahulu memproyeksi variabel-variabel yang mempengaruhi



maupun



komponen-komponen



penawaran dan permintaan komoditas kopi.



2



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



yang



menyusun



OUTLOOK KOPI



2018



BAB II. METODOLOGI



2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Kopi tahun 2018 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO). Data-data yang digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.



Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan No.



Variabel



Periode



Sumber Data



Keterangan • Status angka : 2009-2016 = Angka Tetap, 2017 = Angka Sementara 2018 = Angka Estimasi • Produksi dalam wujud kopi berasan • Status angka : 2014-2016 = Angka Tetap, 2017 = Angka Sementara 2018 = Angka Estimasi • Produksi dalam wujud kopi berasan Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)



1.



Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas dan Produksi Kopi Indonesia



1980-2018



Ditjen Perkebunan



2.



Sentra Produksi Kopi Robusta dan Arabika di Indonesia



2014-2018



Ditjen Perkebunan



3.



Konsumsi Kopi di Indonesia



2002-2017



BPS



2007-2017



BPS



Harga Produsen Kopi



1980-2017



BPS



Kopi Total



1980-2016



FAO



- Produksi dalam wujud biji kopi mentah



4. 5.



7.



Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia Luas Areal, Produksi, Produktivitas, Volume Ekspor dan Volume Impor Kopi Dunia



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



3



2018



OUTLOOK KOPI



2.2. METODE ANALISIS 2.2.1.



Analisis Deskriptif



Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal



dan



luas



tanaman



menghasilkan,



produktivitas,



produksi,



konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik (harga produsen) dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia. 2.2.2.



Analisis Penawaran



Analisis model penawaran kopi dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda (Multivariate Regression). Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:



Y  b0  b1 X 1  b2 X 2  ...  bn X n   n



 b0   b j X j   j 1



dimana: Y = peubah respons/tak bebas Xn = peubah penjelas/bebas n = 1, 2, … b0 = nilai konstanta bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah xn  = sisaan Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di tingkat produsen periode sebelumnya.



4



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing). 1)



Model Analisis Penawaran Komoditas Kopi dan Hasilnya. Penawaran kopi terdiri dari produksi kopi dalam negri ditambah



impor. Produksi merupakan perkalian antara luas tanam menghasilkan dikalikan dengan produktivitas kopi. a)



Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi Model pendugaan fungsi luas tanaman menghasilkan diduga



menggunkan model sebagai berikut berikut: LTM (t) = 177524 + 0,838 LTM (t-1) - 14,2 CH (t) b)



Model Produktivitas Kopi Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produksi.



analisis



dengan



metode



regresi



berganda



menunjukkan



Hasil bahwa



produktivitas kopi dipengaruhi produktivitas kopi tahun sebelumnya (Produktivas(t-1)), dan harga riil kopi (HgKopi(t-1. Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai berikut : prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 HgKopi (t-1) c)



Model Produksi Kopi Produksi kopi merupakan hasil perkalian antara luas taman



menghasilkan kopi dengan produktivitas kopi. Produksi (t) = LTM (t) x Prodv (t) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



5



2018



OUTLOOK KOPI



2.2.3.



Analisis Permintaan



Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan telah diolah. Permintaan kopi berasal dari kebutuhan untuk konsumsi kopi dalam negeri baik konsumsi kopi di tingkat rumah tangga maupun konsumsi luar rumah tangga serta permintaan kopi dari luar negeri atau dalam bentuk ekspor kopi. Dikarenakan konsumsi dalam negeri hanya bisa didapat dalam bentuk konsumsi kopi di tingkat rumah tangga bersumber dari hasil Survei Susenas, sementara konsumsi di luar rumah tangga tidak tersedia datanya, sehingga perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia didekati dengan perhitungan produksi dikurangi net ekspor-impor (volume ekspor dikurangi volume impor).



Sehingga terlebih dahulu



dilakukan penyusunan model net ekspor-impor kopi. a)



Model Net Ekspor-Impor Kopi Model prediksi net ekpor-impor (neteksim) kopi menggunakan



model analisis trend kuadratik (Trend Analysis) sebagai berikut : Yt = (10**7)/(37,2228 – 3,15085*(1,04519**t) b)



Prediksi Konsumsi Kopi Konsumsi kopi merupakan perhitungan dari produksi kopi dikurangi



dengan net ekspor-impor kopi. Konsumsi (t) = prod (t) – neteksim (t)



6



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2.2.4. a)



2018



Analisis Kelayakan Model



MAPE Model time series masih tetap digunakan untk melakukan



peramlan terhadap variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model rgresi berganda. Untuk model time series baik analisis trend maupun pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing), ukuran



kelayakan



model



berdasarkan



nilai



kesalahan



dengan



menggunakan statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau kesalahan persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut:



Dimana : Xt adalah data aktual Ft adalah nilai ramalan. Semakin kecil nilai MAPE maka model time series yang diperoleh semakin baik. Untuk model regresi berganda kelayakan model diuji dari nilai F hitung (pada Tabel Anova), nilai koefisien regresi menggunakan Uji – t, uji kenormalan sisaan, dan plot nilai sisaan terhadap dugaan. b)



Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) diartikan sebagai besarnya keragaman



dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah–peubah tak bebas (X). R2 merupakan angka yang berkisar antara 0 sampai 1 yang mengindikasikan



besarnya



kombinasi



variabel



independen



secara



bersama – sama mempengaruhi nilai variabel dependen. Semakin mendekati angka satu, model yang dikeluarkan oleh regresi tersebut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



7



2018



OUTLOOK KOPI



akan semakin baik. Secara manual, R2 merupakan rumus pembagian antara Sum Squared Regression dengan Sum Squared Total.



SSR : Kuadrat dari selisih nilai Y prediksi dengan nilai rata-rata: Y = ∑ (Ypred – Yrata-rata)2 SST : Kuadrat dari selisih nilai Y aktual dengan nilai rata-rata : Y = ∑ (Yaktual – Yrata-rata)2 c)



R2 Adjusted Guna melengkapi kelemahan R2 tersebut, kita bisa menggunakan



R2 adjusted. Pada R2 adjusted ini sudah mempertimbangkan jumlah sample data dan jumlah variabel yang digunakan.



  n  1    p  1  SSE   2 Radjusted  1  1  R 2      1     n  p  1    n  1  SST    MSE Ra2djusted  1  SST  p  1 Keterangan: n : jumlah observasi p : jumlah variabel MSE : Mean Squared Error SST : Sum Squared Total SSE : Sum Squared Error R2 adjusted akan menghitung setiap penambahan variabel dan mengestimasi nilai R2 dari penambahan variabel tersebut. Apabila penambahan pola baru tersebut ternyata memperbaiki model hasil regresi lebih baik dari pada estimasi, maka penambahan variabel tersebut akan meningkatkan nilai R2 adjusted. Namun, jika pola baru



8



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



dari penambahan varaibel tersebut menunjukkan hasil yang kurang dari estimasinya, maka R2 adjusted akan berkurang nilainya. Sehingga nilai R2 adjusted tidak selalu bertambah apabila dilakukan penambahan variabel. Jika melihat dari rumus diatas, nilai R2 adjusted memungkinkan untuk bernilai negative, jika MSEnya lebih besar dibandingkan (SST/p-1). Masih jika kita melihat rumus diatas, nilai R2 adjusted pasti lebih kecil dibandingkan nilai R2. d). R2 PREDICTED Salah satu tujuan untuk meregresikan variabel independen dengan variabel dependen adalah membuat rumus dan menggunakannya untuk melakukan



prediksi



dengan



nilai



nilai



tertentu



dari



variabel



independennya. Jika anda ingin melakukan prediksi nilai Y, maka anda juga seharusnya melihat nilai dari R2 predicted. R2 predicted mengindikasikan seberapa baik mdel tersebut untuk melakukan prediksi dari observasi yang baru.



Rumus Predicted R2



  PRESS   2 R predicted  1     100   SST   Dengan nilai PRESS adalah : n



PRESS   e2i  i 1



Nilai e adalah selisih dari Y prediksi dengan Y aktual. Berdasarkan rumusnya, nilai R2 predicted bisa bernilai negatif dan nilainya bisa dipastikan lebih rendah dibandingkan R2. Nilai predicted R2 perlu diperhatikan meskipun anda nantinya tidak menggunakan model hasil dari regresi tersebut. Karena nilai R2 predicted ini untuk mengidentikasi apakah model atau rumus yang anda hasilkan overfit atau tidak. Pengertian overfit adalah bahwa model terlalu bagus jika dilihat dari R2 dan R2 adjusted, namun kebaikan model ini terlalu Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



9



2018



OUTLOOK KOPI



berlebihan. Hal ini disebabkan karena banyaknya observasi atau jumlah data yang ada dalam model tersebut sehingga kemungkinan adanya gangguan atau “noise”. Meskipun secara R2 dan R2 adjusted, model tersebut dikatakan baik, namun jika R2 predicted tidak mencerminkan hal tersebut artinya model anda mengalami overfit tersebut. Secara



singkat



dapat



disimpulkan



bahwa



R2



menunjukkan



hubungan secara bersama sama variabel independen terhadap pola variabel dependen. Sedangkan R2 adjusted membantu kita untuk melihat pengaruh jumlah variabel terhadap nilai Y. Dan terakhir, R2 predicted memberi kita informasi tentang kebaikan model tersebut jika akan menggunakan untuk prediksi observasi baru dan atau memberi informasi tentang overfit pada model.



e).



Uji Heteroskedastisitas



Gejala heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan diagram scatter antara variabel Y prediksi (Fits) dengan variabel residual.



Gambar 2.1. Uji Heteroskedastisitas Residual Minitab Berdasarkan plot scatter diatas, dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas apabila plot menyebar merata di atas dan di



10



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



bawah sumbu 0 tanpa membentuk sebuah pola tertentu. Diagram di atas dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.



Multikolinearitas Pada Interprestasi Regresi Linear



f).



VIF (variance inflation factor) merupakan salah satu statistik yang dapat



digunakan



untuk



mendeteksi



gejala



multikolinear



(multicollinearity, collinearity) pada analisis regresi yang sedang kita susun. VIF tidak lain adalah mengukur keeratan hubungan antar variabel bebas X, atau fungsi dari R2 model antar X. Andaikan kita memiliki tiga buah variabel bebas: X1, X2, dan X3 dan ketiganya mau diregresikan dengan sebuah variabel tak bebas Y. Nilai VIF kita hitung untuk masing-masing X. Untuk X1, prosedurnya adalah –



Regresikan X1 terhadap X2 dan X3, atau modelnya X1=b0 + b1X2 + b2X3 +



e



2







Hitung R dari model tersebut.







VIF untuk X1 adalah VIF1 = 1 / (1 – R2)



Untuk X2, senada saja dengan prosedur di atas –



regresikan X2 terhadap X1 dan X3, atau modelnya X2 = b0 + b1X1 + b2X3 + e,



-



hitung R2 dari model tersebut



-



VIF untuk X2 adalah VIF2 = 1 / (1 – R2)



R2 dalam hitungan di atas adalah ukuran keeratan antar X. Jika R2 = 0, maka VIF = 1. Kondisi ini adalah kondisi ideal. Jadi idealnya, nilai VIF = 1. Semakin besar R2, maka VIF semakin tinggi (semakin kuat adanya collinearity). Misal R2 = 0.8 akan menghasilkan VIF = 5. Tidak ada batasan baku berapa nilai VIF dikatakan tinggi, nilai VIF di atas 5 sudah membuat kita harus hati-hati. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



11



2018



OUTLOOK KOPI



g). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji DurbinWatson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. 3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.



12



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL



3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Perkembangan



luas



areal



kopi



Indonesia



menurut



status



pengusahaannya didominasi oleh kopi yang diusahakan oleh rakyat atau Perkebunan Rakyat (PR) mencapai 95,37%. Sisanya diusahakan oleh Negara atau Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 2,25% dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 2,48% (Lampiran 1). Perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada periode 19802018 cenderung mengalami peningkatan 1,60% per tahun.



Sementara



perkembangan luas areal kopi pada satu dekade terakhir cenderung mengalami penurunan 0,05% per tahun yaitu sebesar 1,27 juta hektar di tahun 2009 dan mencapai luas 1,26 juta hektar di tahun 2018 (Gambar 3.1 dan Lampiran 1). Perkembangan



luas



areal



kopi



berdasarkan



pengusahaan



mempunyai pola yang sama dengan pola perkembangan kopi nasional yaitu cenderung mengalami peningkatan periode 1980 hingga tahun 2018 peningkatan luas areal kopi tertinggi terjadi pada perkebunan rakyat sebesar 1,67% dan terendah pada Perusahaan Besar Negara (PBN) yang hanya meningkat 0,81% per tahun. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Lampiran 1.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



13



2018



OUTLOOK KOPI (Ha) 1.400.000



1.200.000



1.000.000



800.000



600.000



400.000



200.000



2008



2009



PR



2010



2011



2012



PBN



2013



2014



PBS



2015



2016



2017



2018



INDONESIA



Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2009–2018 Berdasarkan jenis kopi yang diusahakan antara tahun 2001 hingga 2018, mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta mencapai 81,44% atau mencapai luas rata-rata 1,04 juta hektar, sementara kopi jenis arabika hanya mencapai luas rata-rata 235,84 ribu hektar atau share 18,56% dari total luas areal kopi Indonesia. Berdasarkan jenis pengusahaannya kopi robusta sangat dominan diusahakan di lahan perkebunan rakyat (PR) mencapai luas rata-rata 994,70 ribu hektar atau share sebesar 96,13%, sementara Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Swasta (PBS) hanya berkontribusi relatif kecil yaitu rata-rata 18,12 ribu hektar dan 21,89 ribu hektar atau share sebesar 1,75% dan 2,12% terhadap total luas areal kopi robusta di Indonesia. Perkembangan luas areal kopi robusta antara tahun 2001 hingga 2018 secara total Indonesia cenderung mengalami penurunan luas ratarata 1,66% per tahun. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan luas areal kopi jenis robusta di semua jenis pengusahaan. Penurunan



terbesar



pada luas areal kopi robusta yang diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara yang mengalami penurunan rata-rata 2,12% per tahun, sementara terendah pada kopi robusta di lahan Perkebunan Swasta (PBS) yaitu rata-rata turun 0,22% per tahun. 14



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Sementara luas areal kopi arabika di Indonesia periode 2001 hingga 2018 mencapai luas rata-rata 235,84 ribu hektar yang 95,48% merupakan kopi arabica yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) atau mencapai luas areal rata-rata 225,18 ribu hektar, sementara luas areal kopi arabika di perkebunan negara (PBN) dan perkebunan swasta (PBS) kurang dari 3% atau mencapai share 2,56% dan 1,96% atau mencapai rata-rata luas areal 6,03 ribu hektar dan 4,63 ribu hektar. Berbeda dengan trend kopi robusta yang cenderung mengalami trend penurunan luas areal, pertumbuhan luas areal kopi arabika di Indonesia justru mengalami peningkatan sangat siginfikan yaitu sebesar 11,24% per tahun yaitu sebesar 82,81 ribu hektar di tahun 2001 dan mencapai luas 339,64 ribu hektar di tahun 2018. Peningkatan luas areal tersebut didukung oleh peningkatan luas areal perkebunan kopi arabika disemua jenis pengusahaan tertinggi pada perkebunan kopi arabika yang diusahakan oleh negara yaitu meningkat rata-rata 1.504,90% per tahun sebagai akibat peningkatan luas areal yang sangat signifikan di tahun 2004 sebesar 25.561,54% atau meningkat 6,67 ribu hektar dari tahun sebelumnya hanya seluas 26 hektar, sementara perkebunan kopi arabika milik rakyat meningkat paling rendah yaitu sebesar 11,71% per tahun. Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan dan status pengusahaan secara rinci disajikan pada Lampiran 2.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



15



2018



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009–2018 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Perkembangan produksi kopi Indonesia periode 1980–2018 juga mengalami peningkatan, dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,39%. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998 sebesar 20,08%, dimana produksi kopi mencapai 514,45 ribu ton atau meningkat 86,03 ribu ton dari tahun sebelumnya



sebesar



428,42 ribu ton kopi berasan. Produksi kopi berdasarkan status pengusahaan didominasi oleh produksi kopi yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) yang mencapai share 94,61% atau mencapai rata-rata produksi 495,06 ribu ton. Produksi kopi yang berasal dari kebun milik negara (PBN) dan kebun milik swasta relatif kecil yaitu berkontribusi kurang dari 5% atau mencapai share hanya 3,11% dan 2,27% atau produksi kopi berasan ratarata 16,30 ribu ton dan 11,90 ribu ton. Secara lengkap, perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3.



16



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



800.000 700.000 600.000



(Ton)



500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 2009



2010



2011



2012



PR



2013



INDONESIA



2014



2015



2016



PBN



2017



2018



PBS



Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1909-2018 Produksi kopi periode 2001-2018 menurut jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi jenis robusta yang mencapai produksi rata-rata 537,57 ribu ton atau share 81,18% dari total rata-rata produksi kopi Indonesia yang mencapai 662,31 ribu ton kopi beras. Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis selama periode tersebut menunjukkan rata-rata pertumbuhan kopi robusta menurun 0,76% per tahun sedangkan kopi arabika meningkat 14,71% per tahun. Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis selama dekade terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.4.



Pada gambar tersebut



menunjukkan dua trend produksi yang berbeda dimana trend roduksi kopi robusta meskipun secara realisasi lebih tinggi setiap tahunnya namun menunjukkan trend laju pertumbuhan produksi yang terus mengalami penenurunan, sebaliknya trend pertumbuhan produksi kopi arabika cenderung meningkat. Data produksi kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan dan status pengusahaan secara rinci disajikan pada Lampiran 4.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



17



2018



OUTLOOK KOPI



(Ton) 600.000



500.000



400.000



300.000



200.000



100.000



2009



2010



2011



2012



2013



Robusta



2014



2015



2016



2017



2018



Arabika



Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2009-2018



3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode 1984-2018, namun secara rata-rata cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan 1,14% per tahun. (Lampiran 5). Selama sepuluh tahun terakhir terlihat bahwa berdasarkan status usaha, produktivitas kopi tertinggi pada usaha perkebunan kopi yang diusahakan oleh swasta (PBS) dengan rata-rata produktivitas mencapai 800,60 kg per hektar, berikutnya produktivitas kopi yang diusahakan oleh perkebunan negara (PBS) dengan rata-rata produktivitas sebesar 798,62 kg per hektar, sedangkan terendah pada produktivitas kopi yang diusahakan oleh rakyat (PR) yaitu sebesar 725,88 kilogram per hektar. Secara umum peningkatan produktivitas kopi cukup signifikan pada kopi yang diusahakan oleh perkebunan swasta terutama pada kondisi 10 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan 5,92% per tahun, sebaliknya trend pertumbuhan produktivitas kopi rakyat hanya meningkat 0,05% per tahun. Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia pada tahun 1984-2018 dan 2009-2018 disajikan secara lengkap pada Gambar 3.5. dan Lampiran 6.



18



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



1.100 1.000



(Kg/Ha)



900 800 700 600 500 2009



2010



PR



2011



2012



PBN



2013



2014



PBS



2015



2016



2017



2018



INDONESIA



Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2009-2018 1.200,00



1.000,00



(Kg/Ha)



800,00



600,00



400,00



200,00



-



2010



2011



2012



2013



2014



2015



2016



2017



2018



Robusta 724,36



2009



741,53



685,33



696,29



725,91



682,51



669,05



680,33



689,44



692,68



Arabika



959,77



765,40



752,94



782,88



829,40



832,33



814,05



820,17



855,87



772,93



Gambar 3.6. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Jenis Kopi, Tahun 2009-2018 Perkembangan produktivitas kopi periode 2001-2018 berdasarkan jenis, menunjukkan meskipun secara luasan kopi arabika hanya mempunyai share kurang dari 20% tetapi produktivitas kopi jenis arabika cenderung lebih tinggi dibandingkan produktivitas kopi robusta yaitu rata-rata sebesar 787,46 kg/ha sementara kopi jenis robusta hanya sebesar 692,10 kg/ha.



Dari sisi pertumbuhannya, produktivitas kopi



arabika mengalami rata-rata peningkatan lebih tinggi yaitu sebsar 3,55% per tahun sementara produktivitas kopi robusta hanya meningkat ratarata 0,57% per tahun. Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.6. dan Lampiran 6. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



19



2018



OUTLOOK KOPI



3.1.4. Sentra Produksi Kopi Robusta di Indonesia Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode 2014-2018 yang mencapai 77,40% dari total produksi kopi robusta di Indonesia, terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 77,40% dari total produksi



kopi



robusta



di



Indonesia.



Provinsi



Sumatera



Selatan



merupakan provinsi dengan kontribusi produksi kopi robusta paling tinggi yaitu sebesar 26,84% atau produksi kopi robusta rata-rata mencapai 121,26 ribu ton. Provinsi Lampung dan Bengkulu di urutan kedua dan ketiga dengan share produksi rata-rata 24,43% dan 12,49% atau produksi rata-rata 110,37 ribu ton dan 56,43 ribu ton. Produksi ketiga provinsi tersebut secara total menyumbang 63,76% dari produksi kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar lainnya adalah Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 9,62% dengan rata-rata produksi 43,44 ribu ton per tahun, dan Provinsi Jawa Tengah yang berkontribusi sebesar 4,02% dengan rata-rata produksi sebesar 18,18 ribu ton per tahun. Secara terinci data tersaji pada Gambar 3.7. dan Lampiran 7. Share (%) Jateng; 4,02



Prov. Lainnya; 22,60



Jatim; 9,62



Bengkulu; 12,49



Sumsel; 26,84



Lampung; 24,43



Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2014-2018



20



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Sebagai



provinsi



dengan



kontribusi



produksi



kopi



2018



robusta



perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016 mencapai 120,90 ribu ton yang tersebar sangat dominan di 5 kabupaten dengan total produksi sebesar 109,52 ribu ton atau share sebesar 90,59% dari total produksi kopi robusta di Provinsi



Sumatera



Selatan.



Kelima



kabupaten



tersebut



adalah



Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan kontribusi sangat signifikan yaitu sebesar 33,03% atau produksi sebesar 39,94 ribu ton, selanjutnya Kabupaten Muara Enim, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Pagar Alam, dengan share masing-masing 20,87%; 17,00%; 13,23% dan 6,46% atau produksi kopi robusta sebesar 25,24 ribu ton, 20,55 ribu ton, 15,99 ribu ton dan 7,81 ribu ton kopi robusta berasan. Secara terinci tersaji pada Gambar 3.8 dan Lampiran 8.



Kab. OKU ; 13,23%



Kab. Lahat; 17,00%



Kab. Muara Enim; 20,87%



Kab. Pagar Alam; 6,46%



Lainnya; 9,41%



Kab. OKU Selatan; 33,03%



Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2016 Berdasarkan data tahun 2016, sentra kabupaten penghasil kopi robusta di Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat terbesar kedua terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan kontribusi mencapai 96,56% dari total produksi kopi robusta Provinsi Lampung yaitu sebesar 115,48 ribu. Kabupaten Lampung Barat sangat signifikan menyumbang produksi kopi robusta hingga 57,66 ribu ton atau Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



21



2018



OUTLOOK KOPI



share hingga 49,93% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung. Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi hingga 27,37% atau produksi sebesar 31,61 ribu ton. Selanjutnya Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Utara, dan Kabupaten Pesisir Barat, masing-masing berkontribusi sebesar 8,06%; 7,81% dan 3,38% atau produksi sebesar 9,31 ribu ton, 9,01 ribu ton dan 3,90 ribu ton kopi robusta berasan Data terinci tersaji pada Gambar 3.9 dan Lampiran 9.



Kab. Way Kanan; 8,06%



Kab. Lampung Utara; 7,81%



Kab. Pesisir Barat; 3,38% Lainnya; 3,44%



Kab. Tanggamus; 27,37%



Kab. Lampung Barat; 49,93%



Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2016 Produksi kopi arabika di Indonesia mencapai rata-rata 170,36 ribu ton periode 2014 hingga 2018 atau berkontribusi hanya 18,82% terhadap total produksi kopi Indonesia yang rata-rata mencapai 622,14 ribu ton kopi berasan.



Sentra produksi kopi arabika Indonesia terdapat di 4



provinsi dengan total share mencapai 81,99% atau produksi rata-rata sebesar 139,68 ribu ton yaitu sangat dominan di 2 provinsi yaitu Aceh dan Sumatera Utara dengan share 31,88% dan 30,50% atau produksi sebesar 54,31 ribu ton dan 51,96 ribu ton kopi arabika berasan. Provinsi penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Barat, masing-masing dengan rata-rata produksi sebesar 20,43 ribu ton, 12,97 ribu ton atau share sebesar 12,00% dan 7,62% terhadap produksi kopi arabika di Indonesia. Sementara provinsi lainnya



22



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



berkontribusi 18,01%. Data secara terinci teraji pada Gambar 3.10. dan Lampiran 10.



Sulsel; 12,00%



Sumbar; 7,62%



Sumut; 30,50%



Prov. Lainnya; 18,01%



Aceh; 31,88%



Gambar 3.10. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Tahun 2014- 2018 Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 59,78 ribu ton yang terdistribusi 96,58% hanya di 2 kabupaten yaitu yang paling dominan di Kabupaten Aceh Tengah dengan share 52,49% atau produksi sebesar 31,38 ribu ton, berikutnya Kabupaten Bener Meriah dengan share sebesar 44,09% atau produksi sebesar 26,36 ribu ton.



Secara terinci data tersaji pada



Gambar 3.11. Lampiran 11.



Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



23



2018



OUTLOOK KOPI



Pada tahun 2016, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara mencapai 13,66 ribu ton atau menyumbang 26,15% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Empat Kabupaten kabupaten sentra penghasil kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara lainnya adalah Kabupaten



Simalungun,



Kabupaten



Dairi,



Kabupaten



Hunbang



Hasundutan dan Kabupaten Karo, dengan produksi masing-masing sebesar 10,25 ribu ton; 8,54 ribu ton; 6,28 ribu ton, dan 4,83 ribu ton kopi arabika berasan atau berkontribusi masing-masing sebesar 19,63%, 16,34%, 12,03% dan 9,25%. Data terinci tersaji pada Gambar 3.12. dan Lampiran 12.



Kab. Karo; 9,25% Lainnya; 16,60%



Kab. Hunbang Hasundutan; 12,03%



Kab. Tapanuli Utara; 26,15%



Kab. Dairi; 16,34% Kab. Simalungun; 19,63%



Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2016 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA Perkembangan harga kopi robusta di tingkat produsen beberapa pasar dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2008-2017 secara umum menunjukkan trend meningkat rata-rata 7,06% per tahun yaitu harga produsen kopi robusta pada tahun 2008 mencapai Rp. 13.722,- per kilogram dan tahun 2017 sebesar Rp. 24.802,- per kilogram. Peningkatan harga kopi cukup signifikan pada tahun 2017 yaitu sebesar 25,18%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.13 dan Lampiran 13. 24



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



26.000 24.802 24.000



(Rp/Kg)



22.000



20.000 19.135



19.813



18.000 16.406 17.510 16.000



14.217



13.722



15.884



15.672



14.000 14.007 12.000 Harga (Rp/Kg)



2008 13.722



2009 14.007



2010 14.217



2011 15.672



2012 16.406



2013 15.884



2014 17.510



2015 19.135



2016 19.813



2017 24.802



Gambar 3.13. Perkembangan Harga Produsen Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2017



3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, konsumsi kopi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Periode tahun 2002-2017, konsumsi kopi per kapita cenderung



mengalami



penurunan 2,11% per tahun. Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita sebesar 1,298 kg/kapita/tahun dan mengalami penurunan hingga 0,798 kg/kapita/tahun. Penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 33,51%, dari 1,347 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,896 kg/kapita/tahun di tahun 2015. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.14. dan Lampiran 14.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



25



2018



OUTLOOK KOPI



1,500 1,400 1,300



(Kg/Kapita/Tahun)



1,200 1,100 1,000 0,900 0,800 0,700 0,600 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017



Gambar 3.14. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002–2017 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980– 2017 berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat rata-rata sebesar 3,93% per tahun. Ekspor kopi Indonesia tahun 1980 sebesar 238,68 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar USD 656,01 juta dan meningkat pada tahun 2017 menjadi 467,80 ribu ton atau senilai USD 1.187,16 juta. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi kondisi 5 tahun (2012 hingga 2016) secara volume mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sebesar 1,04% per tahun, sedangkan nilai ekspornya turun sebesar 4,52% per tahun atau nilai ekspor sebesar USD 1.187,16 juta. Penurunan volume ekspor kopi Indonesia paling tinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 27,94% atau mencapai 384,82 ribu ton, sehingga mengakibatkan nilai ekspor kopi Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 11,47% atau mencapai nilai ekspor USD 1 .039,34 juta. Penurunan ekspor kopi pada tahun 2014 tersebut diduga dipicu oleh penurunan produksi kopi pada tahun yang sama yaitu secara total sebesar 4,74% terutama pada penurunan produksi kopi di perkebunan rakyat yang mengalami penurunan hingga 5,03%.



Data rinci tersaji pada Gambar 3.15 dan



Lampiran 15. 26



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



600.000



500.000



(Ton)



400.000



300.000



200.000



100.000 2008



2009



2010



2011



2012



2013



2014



2015



2016



2017



Volume Ekspor (Ton)



Gambar 3.15. Perkembangan Volume Ekspor Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2017 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Keragaan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2017 tersaji pada Lampiran 15. Dari tabel lampiran tersebut terlihat bahwa impor kopi Indonesia berfluktuasi cukup tajam dengan kecenderungan meningkat setelah tahun 1991. Peningkatan yang



sangat signifikan



terjadi pada tahun 2007 sebesar 680,67% atau dari 6,40 ribu menjadi 49,99 ribu ton. Pada periode 1980-2017, impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 159,57% per tahun atau rata-rata sebesar 8,55 ribu ton yaitu sebesar 46 ton pada tahun 1980 menjadi sebesar 14,22 ribu ton di tahun 2017.



Secara absolut, volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi



tahun 2012 mencapai 52,65 ribu ton atau senilai USD 117,18 juta. Data secara rinci tersaji pada Lampiran 15.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



27



2018



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.16. Perkembangan Volume Impor Kopi di Indonesia, Tahun 1908–2017 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Berdasarkan keragaan data ekspor dan impor kopi Indonesia tahun 1980-2017 meskipun berfluktuasi, tetapi volume ekspor cenderung lebih tinggi dibandingkan



volume impor sehingga nilai ekpor kopi



Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai impornya. Dengan demikian neraca perdagangan kopi Indonesia selalu mengalami surplus. Kondisi perdagangan kopi yang cenderung surplus ini menjadikan kopi di Indonesia bisa sebagai penyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Indonesia dari tahun 1980-2017 mengalami peningkatan rata-rata 7,53% per tahun. Surplus perdagangan kopi Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar USD 1.166,24 juta atau meningkat 14,66% terhadap neraca perdagangan tahun sebelumnya, sedangkan surplus perdagangan kopi terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar USD 183,41 juta atau mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 41,78% terhadap perdagangan kopi tahun 2000, data secara rinci disajikan pada Lampiran 15. Necara perdagangan kopi 10 tahun terakhir masih mengalami surplus dengan nilai rata-rata surplus USD 1.004,90 juta dengan nilai rata-rata ekspor sebesar USD 1.049,79 juta dan rata-rata nilai impor hanya USD 44,89 juta (Gambar 3.17). 28



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Gambar 3.17. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi di Indonesia, Tahun 2008-2017 3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar dan olahan tahun 2017 mencapai 408,84 ribu ton dengan nilai USD 993,37 juta. Dari total ekspor tersebut jika dilihat negara tujuan tersebar di 10 negara tujuan ekspor dengan total pangsa pasar hingga 74,76% atau volume ekspor sebesar 305,63 ribu ton kopi segar dan kopi olahan. Pasar ekspor kopi Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat (USA) yang mencapai total ekspot 67,17 ribu ton atau mencapai share 16,43% dengan total nilai ekspor mencapai USD 269,05 juta. Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi cukup signifikan adalah Jerman dengan pangsa pasar mencapai 10,19% atau sebesar 41,68 ribu ton atau mencapai total nilai ekspor USD 88,40 juta. Lima negara pasar kopi Indonesia dengan share diatas 5% adalah Malaysia, Italia, Jepang, Fed. Rusia dan Mesir yaitu dengan kisaran share sebesar 5,13% hingga 9,53%.



Sedangkan Inggris, Belgia dan India dengan pangsa share



perdagangan kopi Indonesia masing-masing sebesar 4,44%; 2,97% dan 2,79%. Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.18 dan Lampiran 16. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



29



2018



OUTLOOK KOPI



Gambar 3.18. Negara Tujuan Ekspor Kopi di Indonesia Tahun 2017 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017 Kopi impor di Indonesia tahun 2017 mencapai 23,63 ribu ton dalam bentuk segar dan olahan sangat dominan berasal dari Vietnam dengan pangsa pasar kopi impor sebesar 80,70% atau volume impor mencapai 19,07 ribu ton dengan nilai sebesar USD 31,03 juta. Negara lain yang berkontribusi hampir 15% adalah Brazil sebesar 14,23% atau volume impor sebesar 3,36 ribu ton. Total share dari 2negara asal kopi impor tersebut mencapai 96,74% pangsa pasar impor kopi di Indonesia. Data volume impor kopi Indonesia berdasarkan negara asal tersaji secara rinci pada Gambar 3.19 dan Lampiran 17.



Gambar 3.19. Negara Asal Impor Kopi di Indonesia Tahun 2017 30



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



BAB IV. KERAGAAN KOPI DUNIA



4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DUNIA 4.1.1. Perkembangan Areal (Luas Tanaman Menghasilkan) Kopi Dunia Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada periode



tahun



1980–2017



berfluktuasi



setiap



tahunnya



dengan



peningkatan rata-rata 0,27% per tahun atau luas tanaman menghasilkan kopi dunia tahun 1980 sebesar 10,07 juta hektar dan sebesar 10,96 juta hektar di tahun 2016.



Sementara perkembangan luas tanaman



menghasilkan kopi dunia periode sepuluh tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sama yaitu rata-rata sebesar 0,27% per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.1 dan Lampiran 18. 11.500



(000 Ha)



11.000



10.500



10.000



9.500 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016



LTM (000 Ha)



Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Dunia, Tahun 2007–2016 Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO periode 2012-2016 mencapai yang luas rata-rata 10,71 juta hektar. Dari jumlah tersebut 18,80% disuport oleh Brazil dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan mencapai 2,01 juta hektar. Posisi kedua adalah Indonesia dengan luas tanaman menghasilkan rata-rata mencapai 1,23 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



31



2018



OUTLOOK KOPI



juta hektar atau share sebesar 11,50%. Berikutnya adalah Pantai Gading/Côte d'Ivoire, Kolombia, dan Meksiko dengan luas rata-rata sebesar 895,66 ribu hektar, 808,57 ribu hektar dan 677,49 ribu hektar atau share sebesar 8,36% ; 7,55% dan 6,32%. Sementara Ethiopia dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan 613,65 ribu hektar berada pada posisi keenam terbesar dunia. Secara kumulatif, kontribusi keenam negara share terbesar luas tanaman mengasilkan kopi dunia tersebut mencakup 58,26% dari total luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.2 dan Lampiran 19.



Brazil ; 18,80% Lainnya; 25,45% Peru; 3,56%



Uganda ; 3,59%



India ; 3,63% Indonesia ; 11,50% Viet Nam; 5,51%



Ethiopia; 5,73% Côte d'Ivoire; 8,36% Mexico; 6,32%



Colombia; 7,55%



Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 2012-2016 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi mentah) periode tahun 1980 hingga 2016 berdasarkan data FAO, berfluktuasi dengan trend terus mengalami peningkatan rata-rata 2,22% per tahun, yaitu pada tahun 1980 produksi kopi di dunia mencapai 4,84 juta ton dan meningkat di tahun 2017 menjadi 9,22 juta ton. Sementara produksi kopi dunia kondisi sepuluh



tahun terakhir mengalami



peningkatan rata-rata sebesar 1,50% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 8,59 juta ton. 32



Peningkatan produksi kopi diakibatkan oleh



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



peningkatan produktivitas yang meningkat rata-rata 1,25% per tahun dan peningkatan luas tanaman menghasilkan rata-rata sebesar 0,27% per tahun. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.3 dan Lampiran 18. 10.000



(000 Ton)



9.000



8.000



7.000



6.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016



Produksi Kopi Dunia (000 Ton)



Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 2007–2016 Produsen kopi terbesar dunia pada periode 2012 hingga 2016 adalah Brazil, dengan share sebesar 33,22% dengan rata-rata produksi mencapai 3,30 juta ton. Kedua Vietnam, dengan share sebanyak 18,14% atau produksi rata-rata 1,67 juta ton, disusul Columbia dengan share 8,30% atau rata-rata produksi 765,62 ribu ton. Dengan produksi kopi rata-rata 683,64 ribu ton per tahun, Indonesia berada di posisi keempat terbesar produsen kopi dunia dengan kontribusi 7,41% terhadap total produksi kopi dunia. Total kontribusi empat negara produsen kopi dunia tersebut berkontribusi 70% produksi kopi dunia atau mencapai produksi 6,42 juta ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.4 dan Lampiran 20.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



33



2018



OUTLOOK KOPI



Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Dunia, Tahun 2012-2016 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia Laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia periode 1980 hingga 2016 secara umum mengalami peningkatan rata-raa 1,88% per tahun atau produksi kopi per hektar rata-rata sebesar 661 kilogram per hektar atau produktivitas kopi tahun 1980 sebesar 481 kilogram per hektar, menjadi 840,2 kilogram per hektar di tahun 2016.



Perkembangan



produktivitas kopi periode sepuluh tahun terakhir masih mengalami peningkatan sebesar 1,25% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 815 kilogram per hektar. Produktivitas kopi tertinggi dunia tercapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 851,4 kg/ha. Sementara tahun 2016 produktivitas kopi dunia mencapai 840,2 kg/ha atau lebih tinggi 1,91% dibandingkan tahun sebelumnya. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.5 dan Lampiran 18.



34



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



1.000,0



900,0



(Kg/Ha)



800,0



700,0



600,0



500,0 2007



2008



2009



2010



2011



2012



2013



2014



2015



2016



Provitas Kopi (Kg/Ha)



Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 4.2.



PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI DUNIA Perkembangan volume ekspor kopi dunia tahun 1980-2016 berdasarkan data FAO terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, trend perkembangan volume ekspor dan volume



impor kopi



hampir sama pada periode tersebut di atas. mengalami lonjakan cukup tajam pada tahun 2000. Perkembangan volume ekspor maupun impor sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan rata-rata volume impor lebih tinggi dari pada volume ekspor meskipun secara aktual



rata-rata



volume



ekspor



lebih



tinggi



dibanding



impor.



Perkembangan volume ekspor maupun impor sepuluh tahun terakhir tersaji pada Gambar 4.16. Perkembangan laju pertumbuhan ekspor kopi selama periode 1980-2016 secara umum meningkat rata-rata 1,99% per tahun atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 5,26 juta ton, dan pertumbuhan volume impor meningkat sejalan dengan ekspornya sebesar 1,92% atau volume



impor



rata-rata



mencapai



5,14



juta



ton.



Sementara



perkembangan laju pertumbuhan volume ekspor impor kopi dunia kondisi sepuluh tahun terakhir mengalami pertumbuhan 1,72%



dan



2,26% atau volume ekspor kopi rata-rata mencapai 6,75 juta ton dan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



35



2018



OUTLOOK KOPI



volume impor kopi sebesar 6,48 juta ton. Data secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 21.



(Ton) 8.000 7.500 7.000 6.500 6.000



5.500 5.000



2007



2008



2009



2010



2011



Volume Ekspor (000 Ton)



2012



2013



2014



2015



2016



Volume Impor (000 Ton)



Gambar 4.6. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2007-2016 Negara eksportir kopi dunia antara tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan data FAO tersaji pada Gambar 4.7. Secara umum, volume ekspor kopi dunia pada periode tersebut mencapai rata-rata 7,15 juta ton yang tersebar di 10 negara eksportir kopi terbesar dunia mencapai total volume ekspor hingga 5,73 juta ton atau share hingga 80,24% total ekspor kopi dunia.



Brazil menjadi negara eksportir kopi terbesar di



dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 1,8 juta ton per tahun atau berkontribusi sebear 25,24%. Berikutnya dengan total ekspor ratarata 1,41 juta ton atau menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 19,70% adalah Vietnam. Indonesia dengan rata-rata ekspor kopi 454,84 ribu ton atau menguasai pasar kopi dunia 6,36% berada diposisi keempat dibawah Kolombia yang menjadi negara ketiga terbesar eksportir kopi dunia yaitu menguasai pangsa perdagangan kopi hingga 8,42% atau volume ekspor hingga 601,38 ribu ton. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 22.



36



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI Share (%) Colombia; 8,42



Indonesia; 6,36



2018



Jerman; 4,71 Honduras; 3,91 India; 3,08 Peru; 3,08



Vietnam; 19,70



Ethiopia; 2,95 Guatemala; 2,78



Lainnya; 19,76 Brazil; 25,24



Gambar 4.7. Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016 Keragaan negara importir kopi dunia berdasarkan data FAO antara tahun 2012 hingga 2016 pada Gambar 4.18. Total volume impor kopi dunia periode 2012 hingga 2016 mencapai 6,92 juta ton yang tersebar hingga 69,01% atau mencapai total volume impor hingga 4,77 juta ton. Impor kopi Amerika Serikat mencapai tertinggi di dunia yaitu rata-rata 1,45 juta ton atau mencapai share 20,92% dari total volume impor kopi dunia.



Jerman adalah negara importir kopi terbesar kedua di dunia



dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,12 juta ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 16,21% dari total volume impor kopi dunia. Italia menempati posisi ketiga dengan ratarata volume impor kopi sebesar 530,18 ribu ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 7,67% dari total volume impor kopi dunia. Negara di Asia dengan pangsa impor kopi terbesar keempat di dunia adalah Jepang dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 423,37 ribu ton per tahun atau share 6,12% dari impor kopi dunia. Negara pengimpor kopi terbesar lainnya adalah Belgia, Spanyol, Perancis, Kanada, Inggris, dan Swiss. Secara lengkap data tersaji pada Lampiran 23.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



37



2018



OUTLOOK KOPI Share (%) Belgium ; 4,08



Spain ; 3,96



Japan ; 6,12



France ; 3,32



Canada ; 2,38



United Kingdom ; 2,27



Italy ; 7,67



Switzerland ; 2,07 Germany; 16,21 Lainnya; 30,99



USA; 20,92



Gambar 4.8. Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016



38



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI



5.1.



PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2022 Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2019 – 2022 didekati dengan



pendekatan prediksi dua variabel pembentuk produksi yaitu luas areal yang dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan atau LTM kopi dan produksi kopi per satuan luas atau produktivitas kopi per hektar. a)



Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi Model pendugaan fungsi luas tanaman menghasilkan diduga dengan



menggunkan model sebagai berikut berikut:



LTM Kopi (t) = 177524 + 0,838 LTM (t-1) - 14,2 CH (t) Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa luas areal tanaman menghasilkan (LTM) kopi dipengaruhi luas tanaman menghasilkan kopi tahun sebelumnya (LTM (t-1)) dan hujan (CH (t)) dengan koefisien determinasi sebesar 94,5%. Hal ini berarti bahwa 94,5% keragaman dalam luas areal tanaman menghasilkan kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubahpeubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 5,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Uji Validitas Model : Uji validitas model ditampilkan pada tabel 5.1a dan 5.1b berikut.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



39



2018



OUTLOOK KOPI



Tabel 5.1a. Uji Validitas Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Kopi LTM=217793+0,830 LTM(t-1)-0,1435 LBM (t-1)7908HIcocoa+ 1486HIarbk(t-1)-12,11CH(t) Tahun



Riil



Estimasi



1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 MAPE



594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975



570.784 634.654 651.243 672.672 710.520 740.011 756.094 774.232 811.331 806.814 820.966 811.571 851.276 864.092 891.745 870.422 863.072 901.453 932.446 953.445 921.217 971.861 944.443 979.684 962.904 940.520 909.461 874.348 903.273 918.050 918.845 907.477 923.852



40



Beda (%) 4,04 (3,11) (3,06) 1,26 0,66 (2,20) (1,25) 2,27 (2,27) 0,56 (3,44) 3,11 (1,75) 0,14 (5,54) (4,85) 2,62 3,30 3,90 (2,92) 5,26 (3,68) 3,66 (1,09) (0,61) (1,18) (3,18) 3,83 2,58 (0,40) (2,18) 1,57 0,66



Absolut (%) 4,04 3,11 3,06 1,26 0,66 2,20 1,25 2,27 2,27 0,56 3,44 3,11 1,75 0,14 5,54 4,85 2,62 3,30 3,90 2,92 5,26 3,68 3,66 1,09 0,61 1,18 3,18 3,83 2,58 0,40 2,18 1,57 0,66 2,49



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



LTM=217793+0,827 LTM(t-1)-0,1505 LBM (t1)-6178HIcocoa-12,56CH(t) Riil



Estimasi



Beda (%)



594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975



571.798 635.255 651.385 671.067 711.267 739.029 755.739 774.443 811.376 807.126 820.982 809.778 849.507 863.913 889.704 870.216 863.080 900.993 932.730 954.649 922.627 972.630 944.242 979.480 962.820 940.688 909.894 873.857 900.049 916.447 919.519 907.361 925.102



3,87 (3,21) (3,08) 1,50 0,56 (2,07) (1,20) 2,24 (2,28) 0,52 (3,44) 3,33 (1,54) 0,16 (5,30) (4,82) 2,61 3,35 3,87 (3,05) 5,11 (3,76) 3,68 (1,07) (0,60) (1,20) (3,23) 3,88 2,93 (0,22) (2,26) 1,58 0,52



Absolut (%) 3,87 3,21 3,08 1,50 0,56 2,07 1,20 2,24 2,28 0,52 3,44 3,33 1,54 0,16 5,30 4,82 2,61 3,35 3,87 3,05 5,11 3,76 3,68 1,07 0,60 1,20 3,23 3,88 2,93 0,22 2,26 1,58 0,52 2,49



OUTLOOK KOPI



2018



Tabel 5.1b. Lanjutan Uji Validitas Model LTM Kopi LTM=177524+0,838 LTM(t-1)-14,15CH(t) Tahun



Riil



Estimasi



1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 MAPE



594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975



568.985 640.676 657.349 674.896 709.423 735.948 750.490 772.830 808.577 807.024 822.074 806.308 846.199 862.886 887.179 868.482 857.092 899.907 931.142 957.266 920.503 974.480 939.518 970.803 961.819 944.435 914.033 880.777 906.960 917.884 912.244 916.647 933.985



Beda (%) 4,34 (4,09) (4,03) 0,94 0,81 (1,64) (0,50) 2,45 (1,92) 0,53 (3,58) 3,74 (1,14) 0,27 (5,00) (4,61) 3,29 3,46 4,03 (3,33) 5,33 (3,96) 4,16 (0,18) (0,50) (1,60) (3,70) 3,12 2,18 (0,38) (1,45) 0,58 (0,43)



Absolut (%) 4,34 4,09 4,03 0,94 0,81 1,64 0,50 2,45 1,92 0,53 3,58 3,74 1,14 0,27 5,00 4,61 3,29 3,46 4,03 3,33 5,33 3,96 4,16 0,18 0,50 1,60 3,70 3,12 2,18 0,38 1,45 0,58 0,43 2,46



Model yang terpilih adalah : LTM Kopi (t) = 177524 + 0,838 LTM (t-1) - 14,2 CH (t) Karena mempunyai MAPE terkecil.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



41



2018



OUTLOOK KOPI



Tabel 5.2. Output Anova Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi



Regression Analysis: ltm versus ltm (t-1); ch (t) The regression equation is ltm = 177524 + 0,838 ltm (t-1) - 14,2 ch (t) Predictor Constant ltm (t-1) ch (t)



Coef 177524 0,83805 -14,151



SE Coef 43759 0,04063 8,447



T 4,06 20,63 -1,68



P 0,000 0,000 0,104



VIF 1,147 1,147



S = 26333,6 R-Sq = 94,5% R-Sq(adj) = 94,2% PRESS = 25453214367 R-Sq(pred) = 93,32% Analysis of Variance Source DF SS MS F Regression 2 3,60490E+11 1,80245E+11 259,92 Residual Error 30 20803724602 693457487 Total 32 3,81294E+11



P 0,000



Source DF Seq SS ltm (t-1) 1 3,58544E+11 ch (t) 1 1946198631 Unusual Observations Obs ltm (t-1) ltm Fit SE Fit Residual St Resid 21 926382 972346 920504 6760 51842 2,04R R denotes an observation with a large standardized residual. Durbin-Watson statistic = 2,49985



Versus Fits



(response is ltm) 50000



Residual



25000



0



-25000



-50000 600000



700000



800000 Fitted Value



900000



1000000



Gambar 5.1. Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Luas Tanaman Menghasilkan Kopi



42



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Berdasarkan plot scatter diatas, dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas karena plot menyebar merata di atas dan di bawah sumbu 0 tanpa membentuk sebuah pola tertentu. Hasil proyeksi dari model regresi berganda menunjukkan bahwa, diperkirakan luas tanam menghasilkan (LTM) kopi akan terus menurun namun demikian dengan tingkat penurunan yang makin kecil, karena perilaku data luas tanam menghasilkan kopi sepuluh tahun terakhir menunjukkan perilaku menurun, dengan penurunan rata-rata sebesar 0,06% per tahun. Perkiraan perkembangan LTM kopi dari 2017-2022 mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,36% per tahun. LTM 2017 diperkirakan sebesar 933,31 ribu hektar dan tahun 2022 menjadi 916,54 ribu hektar (Tabel 5.2). Menurut angka estimasi Ditjen Perkebunan LTM kopi tahun 2018 sebesar 922,46 ribu hektar. Hasil proyeksi Pusdatin LTM tahun 2018 sebesar 928,55 ribu hektar. Pada tahun 2019 dan 2020 akan menurun 0,40% menjadi 924,81 ribu hektar dan 921,10 ribu hektar, tahun 2021 diperkirakan LTM kopi menurun 0,29% menjadi 918,47 juta hektar, dan 2022 menurun 0,21% menjadi 916,54 ribu hektar (Tabel 5.3.)



Tabel 5.3. Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Kopi, 2017-2022



Tahun



Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Ditjenbun*)



Pertumb. (%)



Pusdatin**)



2017



927.116



933.313



2018



922.464



928.548



(0,51)



2019



924.808



(0,40)



2020



921.101



(0,40)



2021



918.466



(0,29)



2022



916.544



(0,21)



Pertumb. (%/thn)



(0,36)



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



43



2018



b)



OUTLOOK KOPI



Model Produktivitas Kopi Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produktivitas.



Hasil



analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa produktivitas kopi dipengaruhi produktivitas kopi tahun sebelumnya (Produktivas(t-1)), dan harga kopi di tingkat produsen tahun sebelumnya (HgKopi(t-1)) dengan koefisien determinasi sebesar 81,6%. Hal ini berarti bahwa 81,6% keragaman dalam produktivitas kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan dalam model, sementara 18,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai berikut : prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 HgKopi (t-1) Koefisien dari variabel penduga produktivitas kopi bertanda positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu unit pada setiap variabel penduga akan berpengaruh secara positif dalam meningkatkan produktivitas kopi.



Produktivitas



tahun



sebelumnya



berpengaruh



positif



terhadap



produktivitas sebesar 0,767, artinya jika tahun sebelumnya produktivitas kopi naik 10% maka pada tahun ke-t produktivitas kopi akan meningkat sebesar 7,67%. Sementara harga kopi tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,00243, artinya peningkatan harga kopi tahun sebelumnya sebesar 100% berpengaruh meningkatkan produktifitas kopi sebesar 0,243%.



44



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Uji Validitas Model : Uji validitas model ditampilkan pada tabel 5.4a dan 5.4b berikut. Tabel 5.4a. Uji Validitas Model Produktivitas Kopi prodv (t) = 136 + 0,784 prodv (t-1) - 0,0054 ch (t) + 0,00211 Hgkopi(t-1) Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 MAPE



Riil



558,76 530,39 505,93 564,69 570,50 546,80 553,89 552,74 540,64 551,07 540,92 567,24 546,53 548,88 495,13 608,87 632,81 625,75 610,64 702,93 724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86



Estimasi



536,17 559,64 538,03 518,76 566,15 568,09 548,75 556,99 557,34 546,97 554,20 546,23 566,55 551,48 559,96 517,91 606,48 625,58 618,43 603,80 673,92 690,89 650,69 662,11 670,30 672,21 693,94 695,17 733,06 673,90 705,97 702,98 691,37 683,28



Beda (%)



Absolut (%)



4,04



4,04



(5,51)



5,51



(6,34)



6,34



8,13



8,13



0,76



0,76



(3,89)



3,89



0,93



0,93



(0,77)



0,77



(3,09)



3,09



0,75



0,75



(2,46)



2,46



3,70



3,70



(3,66)



3,66



(0,47)



0,47



(13,09)



13,09



14,94



14,94



4,16



4,16



0,03



0,03



(1,28)



1,28



14,10



14,10



6,99



6,99



(3,77)



3,77



4,75



4,75



4,85



4,85



3,98



3,98



7,83



7,83



5,52



5,52



10,80



10,80



(4,36)



4,36



9,59



9,59



4,49



4,49



1,82



1,82



2,15



2,15



4,28



4,28 4,95



prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 Hgkopi(t-1) Riil



558,76 530,39 505,93 564,69 570,50 546,80 553,89 552,74 540,64 551,07 540,92 567,24 546,53 548,88 495,13 608,87 632,81 625,75 610,64 702,93 724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86



Estimasi



536,80 564,02 542,43 530,17 571,61 576,44 557,03 560,93 559,65 550,57 558,51 551,88 577,94 563,20 563,88 523,68 629,43 650,53 633,81 613,74 683,65 700,04 656,22 669,52 682,75 692,26 727,85 733,18 769,88 708,10 745,50 738,09 723,61 720,97



Beda (%)



Absolut (%)



3,93



3,93



(6,34)



6,34



(7,21)



7,21



6,11



6,11



(0,19)



0,19



(5,42)



5,42



(0,57)



0,57



(1,48)



1,48



(3,52)



3,52



0,09



0,09



(3,25)



3,25



2,71



2,71



(5,75)



5,75



(2,61)



2,61



(13,89)



13,89



13,99



13,99



0,54



0,54



(3,96)



3,96



(3,79)



3,79



12,69



12,69



5,65



5,65



(5,14)



5,14



3,94



3,94



3,78



3,78



2,19



2,19



5,08



5,08



0,90



0,90



5,93



5,93



(9,60)



9,60



5,01



5,01



(0,86)



0,86



(3,08)



3,08



(2,42)



2,42



(1,00)



1,00



MAPE



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



4,51



45



2018



OUTLOOK KOPI



Tabel 5.4b. Lanjutan Uji Validitas ModelProduktivitas Kopi prodv (t) = 84,7 + 0,888 prodv (t-1) - 0,0101 ch (t) + 3,97 HIarbk(t-1) Tahun 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016



Riil



530,39 505,93 564,69 570,50 546,80 553,89 552,74 540,64 551,07 540,92 567,24 546,53 548,88 495,13 608,87 632,81 625,75 610,64 702,93 724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86



Estimasi



565,31 542,50 518,76 576,03 572,32 549,22 558,95 558,43 545,56 552,54 544,34 572,84 557,23 568,05 520,24 620,41 641,03 629,48 609,65 687,69 707,53 666,31 678,90 688,34 692,28 716,43 713,05 758,38 694,84 729,41 726,74 719,05 708,28



MAPE



Beda (%)



Absolut (%)



(6,58)



6,58



(7,23)



7,23



8,13



8,13



(0,97)



0,97



(4,67)



4,67



0,84



0,84



(1,12)



1,12



(3,29)



3,29



1,00



1,00



(2,15)



2,15



4,04



4,04



(4,81)



4,81



(1,52)



1,52



(14,73)



14,73



14,56



14,56



1,96



1,96



(2,44)



2,44



(3,09)



3,09



13,27



13,27



5,09



5,09



(6,27)



6,27



2,46



2,46



2,44



2,44



1,39



1,39



5,08



5,08



2,45



2,45



8,51



8,51



(7,96)



7,96



6,79



6,79



1,32



1,32



(1,50)



1,50



(1,77)



1,77



0,78



0,78 4,55



Model yang terpilih adalah : prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 HgKopi (t-1) karena MAPE terkecil.



46



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Tabel 5.5. Output Anova Model Produktivitas Kopi



Regression Analysis: prodv (t) versus prodv (t-1); Hgkopi(t-1) The regression equation is prodv (t) = 132 + 0,767 prodv (t-1) + 0,00243 Hgkopi(t-1) Predictor Constant prodv (t-1) Hgkopi(t-1)



Coef 132,13 0,7675 0,002434



SE Coef 70,59 0,1289 0,001848



T 1,87 5,96 1,32



P 0,071 0,000 0,198



VIF 2,678 2,678



S = 37,7129 R-Sq = 81,6% R-Sq(adj) = 80,4% PRESS = 52560,2 R-Sq(pred) = 77,31% Analysis of Variance Source DF SS Regression 2 188957 Residual Error 30 42668 Total 32 231625 Source prodv (t-1) Hgkopi(t-1)



DF 1 1



MS 94478 1422



F 66,43



P 0,000



Seq SS 186491 2466



Unusual Observations prodv Obs (t-1) prodv (t) Fit SE Fit Residual St Resid 15 495 608,87 523,66 14,80 85,21 2,46R 19 611 702,93 613,72 7,11 89,21 2,41R R denotes an observation with a large standardized residual. Durbin-Watson statistic = 2,34330



Versus Fits



(response is prodv (t)) 100



Residual



50



0



-50



500



550



600



650 Fitted Value



700



750



800



Gambar 5.2. Plot Nilai Dugaan terhadap Sisaan Model Produktivitas Kopi



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



47



2018



OUTLOOK KOPI



Berdasarkan plot scatter diatas, dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas karena plot menyebar merata di atas dan di bawah sumbu 0 tanpa membentuk sebuah pola tertentu. Pada tahun 2018 produktivitas kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 3,18% dibandingkan tahun 2017, perkirakan mencapai 728,24 kg/ha kopi menjadi 751,42 kg/ha tahun 2018. Tahun 2019 diperkirakan meningkat 1,86% dari 2018,



mencapai 807,46 kg/ha menjadi



765,38 kg/ha, hingga tahun 2022 produktivitas masih akan terus meningkat. Perkembangan produktivitas kopi tahun 2017 sampai 2022 diperkirakan akan meningkat rata-rata sebesar 2,09% per tahun.



Hasil proyeksi produktivitas



kopi tahun 2017 hingga 2022 dan pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 5.6.



Tabel 5.6. Proyeksi Produktivitas Kopi, Tahun 2017-2022 Tahun



Produktivitas (Kg/Ha) Ditjenbun*) Pusdatin**)



Pertumb. (%)



2017



721,24



728,24



2018



740,28



751,42



3,18



2019



765,38



1,86



2020



779,30



1,82



2021



793,30



1,80



2022



807,46



1,78



Pertumb. (%/thn)



2,09



Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2017–2022 merupakan perkalian antara luas tanam menghasilkan dikalikan produktivitasnya. Produksi Kopi (t) = Luas Tanaman Menghasilkan (t) x Produktivitas (t)



48



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Pada tahun 2018 produksi kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 2,66% atau mengalami peningkatan 18,05 ribu ton, dari perkirakan tahun 2017 akan mencapai 679,68 ribu ton menjadi 697,73 ribu ton tahun 2018. Tahun 2019 meningkat 1,45% atau 10,09 ribu ton dibanding angka perkiraan 2018, hingga tahun 2022 produksi masih akan terus meningkat dikarenakan



produktivitas



peningkatan.



Perkembangan



kopi



yang



produksi



diperkirakan kopi



tahun



terus 2017



mengalami



sampai



2022



diperkirakan akan meningkat rata-rata sebesar 1,72% per tahun, karena perkembangan produktivitas kopi yang terus meningkat dengan rata-rata peningkatan 2,09% per tahun, meskipun rata-rata pertumbuhan LTM menurun 0,36% per tahun. Rata-rata pertumbuhan produksi hasil proyeksi produksi kopi tahun 2017 hingga 2022 dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2022 Tahun



Luas Tanaman Pertumb. Produktivitas Pertumb. Produksi Pertumb. Menghasilkan (Ha) (%) (Kg/Ha) (%) (Ton) (%)



2017*



927.116



721,24



2018*



922.464



2017**



933.313



2018**



928.548



(0,51)



751,42



3,18



697.730



2,66



2019**



924.808



(0,40)



765,38



1,86



707.825



1,45



2020**



921.101



(0,40)



779,30



1,82



717.812



1,41



2021**



918.466



(0,29)



793,30



1,80



728.618



1,51



2022**



916.544



(0,21)



807,46



1,78



740.070



1,57



770,85



2,09



711.955



1,72



(0,50)



740,28



668.673 2,64



728,24



682.882



2,12



679.676



Rata-rata 2017-2022



923.797



(0,36)



Keterangan : *) Tahun 2017 Angka Sementara Ditjenbun, tahun 2018 Angka Estimasi Ditjenbun. **) Angka Proyeksi Pusdatin berdasarkan Model



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



49



2018



OUTLOOK KOPI



5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2022 Perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia didekati dengan perhitungan produksi dikurangi net ekspor-impor (volume ekspor dikurangi volume impor). Model prediksi net ekpor-impor (neteksim) kopi menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) sebagai berikut :



Yt = (10**7)/(37,2228 – 3,15085*(1,04519**t) Dimana : Yt : net ekspor-impor kopi Konsumsi kopi merupakan perhitungan dari produksi kopi dikurangi dengan net ekspor-impor kopi. Konsumsi (t) = prod (t) – neteksim (t)



Uji Validitas Model : Uji validitas model ditampilkan pada tabel 5.8a, 5.8b dan 5.8c berikut.



50



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Tabel 5.8a. Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Yt = 270875 + 4411*t Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017



Riil



Estimasi



241.202 275.286 294.452 279.697 282.630 284.108 298.049 288.519 286.213 292.930 298.956 297.341 356.996 301.752 421.737 306.163 379.301 310.574 268.144 314.985 348.253 319.396 288.387 323.807 229.824 328.218 366.293 332.629 303.204 337.040 354.725 341.451 350.050 345.862 327.139 350.273 242.524 354.684 317.372 359.095 319.124 363.506 338.387 367.917 442.634 372.328 407.096 376.739 271.410 381.150 461.167 385.561 413.840 389.972 413.840 394.383 328.385 398.794 395.946 403.205 518.223 407.616 365.705 412.027 489.559 416.438 385.203 420.849 453.579 425.260 MAPE



Yt = 296805 + 206*t + 117*t**2



Beda (%)



Absolut (%)



(14,13)



14,13



5,01



5,01



(0,52)



0,52



3,20



3,20



(2,35)



2,35



0,54



0,54



15,47



15,47



27,40



27,40



18,12



18,12



(17,47)



17,47



8,29



8,29



(12,28)



12,28



(42,81)



42,81



9,19



9,19



(11,16)



11,16



3,74



3,74



1,20



1,20



(7,07)



7,07



(46,25)



46,25



(13,15)



13,15



(13,91)



13,91



(8,73)



8,73



15,88



15,88



7,46



7,46



(40,43)



40,43



16,39



16,39



5,77



5,77



4,70



4,70



(21,44)



21,44



(1,83)



1,83



21,34



21,34



(12,67)



12,67



14,94



14,94



(9,25)



9,25



6,24



6,24



13,15



Riil



Estimasi



241.202 294.452 282.630 298.049 286.213 298.956 356.996 421.737 379.301 268.144 348.253 288.387 229.824 366.293 303.204 354.725 350.050 327.139 242.524 317.372 319.124 338.387 442.634 407.096 271.410 461.167 413.840 413.840 328.385 395.946 518.223 365.705 489.559 385.203 453.579



297.128 297.684 298.474 299.498 300.756 302.247 303.971 305.929 308.121 310.547 313.206 316.098 319.224 322.584 326.178 330.005 334.065 338.359 342.887 347.649 352.643 357.872 363.334 369.030 374.959 381.122 387.519 394.149 401.013 408.110 415.441 423.006 430.804 438.836 447.101



Beda (%)



Absolut (%)



(23,19)



23,19



(1,10)



1,10



(5,61)



5,61



(0,49)



0,49



(5,08)



5,08



(1,10)



1,10



14,85



14,85



27,46



27,46



18,77



18,77



(15,81)



15,81



10,06



10,06



(9,61)



9,61



(38,90)



38,90



11,93



11,93



(7,58)



7,58



6,97



6,97



4,57



4,57



(3,43)



3,43



(41,38)



41,38



(9,54)



9,54



(10,50)



10,50



(5,76)



5,76



17,92



17,92



9,35



9,35



(38,15)



38,15



17,36



17,36



6,36



6,36



4,76



4,76



(22,12)



22,12



(3,07)



3,07



19,83



19,83



(15,67)



15,67



12,00



12,00



(13,92)



13,92



1,43



1,43



13,02



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



51



2018



OUTLOOK KOPI



Tabel 5.8b. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi Yt = (10**7) / (37,2228 3,15085*(1,04519**t))



Yt = 274756 * (1,01243**t) Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017



52



Riil



Estimasi



241.202 278.170 294.452 281.627 282.630 285.127 298.049 288.670 286.213 292.257 298.956 295.889 356.996 299.566 421.737 303.289 379.301 307.058 268.144 310.873 348.253 314.736 288.387 318.648 229.824 322.607 366.293 326.616 303.204 330.675 354.725 334.784 350.050 338.945 327.139 343.157 242.524 347.421 317.372 351.738 319.124 356.109 338.387 360.535 442.634 365.015 407.096 369.551 271.410 374.143 461.167 378.793 413.840 383.500 413.840 388.266 328.385 393.091 395.946 397.975 518.223 402.921 365.705 407.928 489.559 412.997 385.203 418.130 453.579 423.326 MAPE



Beda (%) (15,33) 4,36 (0,88) 3,15 (2,11) 1,03 16,09 28,09 19,05 (15,94) 9,62 (10,49) (40,37) 10,83 (9,06) 5,62 3,17 (4,90) (43,25) (10,83) (11,59) (6,55) 17,54 9,22 (37,85) 17,86 7,33 6,18 (19,70) (0,51)



Absolut (%)



Riil



15,33 241.202 4,36 294.452 0,88 282.630 3,15 298.049 2,11 286.213 1,03 298.956 16,09 356.996 28,09 421.737 19,05 379.301 15,94 268.144 9,62 348.253 10,49 288.387 40,37 229.824 10,83 366.293 9,06 303.204 5,62 354.725 3,17 350.050 4,90 327.139 43,25 242.524 10,83 317.372 11,59 319.124 6,55 338.387 17,54 442.634 9,22 407.096 37,85 271.410 17,86 461.167 7,33 413.840 6,18 413.840 19,70 328.385 0,51 395.946



(11,55)



22,25 518.223 11,55 365.705



15,64



15,64 489.559



(8,55)



8,55 385.203



22,25



6,67



6,67 453.579



12,95



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



Estimasi



294.729 296.027 297.397 298.842 300.367 301.978 303.680 305.481 307.385 309.401 311.536 313.800 316.201 318.751 321.460 324.341 327.409 330.677 334.164 337.887 341.869 346.132 350.703 355.611 360.890 366.578 372.718 379.359 386.558 394.381 402.902 412.211 422.412 433.628 446.006



Beda (%)



Absolut (%)



(22,19)



22,19



(0,53)



0,53



(5,22)



5,22



(0,27)



0,27



(4,95)



4,95



(1,01)



1,01



14,93



14,93



27,57



27,57



18,96



18,96



(15,39)



15,39



10,54



10,54



(8,81)



8,81



(37,58)



37,58



12,98



12,98



(6,02)



6,02



8,57



8,57



6,47



6,47



(1,08)



1,08



(37,79)



37,79



(6,46)



6,46



(7,13)



7,13



(2,29)



2,29



20,77



20,77



12,65



12,65



(32,97)



32,97



20,51



20,51



9,94



9,94



8,33



8,33



(17,71)



17,71



0,40



0,40



22,25



22,25



(12,72)



12,72



13,72



13,72



(12,57)



12,57



1,67



1,67



12,66



OUTLOOK KOPI



2018



Tabel 5.8c. Lanjutan Uji Validitas Model Net Ekspor Impor Kopi Double Eksponential Smoothing, Alpha (level) 0,441098; Gamma (trend) 0,096244 Tahun 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017



Riil



Estimasi



241.202 273.425 294.452 273.817 282.630 285.415 298.049 293.786 286.213 305.447 298.956 305.927 356.996 311.520 421.737 342.178 379.301 391.247 268.144 399.447 348.253 349.424 288.387 356.753 229.824 331.539 366.293 287.297 303.204 326.120 354.725 319.017 350.050 339.289 327.139 349.014 242.524 343.414 317.372 298.678 319.124 307.484 338.387 313.672 442.634 326.677 407.096 384.852 271.410 402.634 461.167 347.151 413.840 404.683 413.840 416.351 328.385 422.765 395.946 384.650 518.223 393.627 365.705 457.870 489.559 422.588 385.203 460.344 453.579 432.224 MAPE



Beda (%) (13,36)



Absolut (%) 13,36



7,01



7,01



(0,99)



0,99



1,43



1,43



(6,72)



6,72



(2,33)



2,33



12,74



12,74



18,86



18,86



(3,15)



3,15



(48,97)



48,97



(0,34)



0,34



(23,71)



23,71



(44,26)



44,26



21,57



21,57



(7,56)



7,56



10,07



10,07



3,07



3,07



(6,69)



6,69



(41,60)



41,60



5,89



5,89



3,65



3,65



7,30



7,30



26,20



26,20



5,46



5,46



(48,35)



48,35



24,72



24,72



2,21



2,21



(0,61)



0,61



(28,74)



28,74



2,85



2,85



24,04



24,04



(25,20)



25,20



13,68



13,68



(19,51)



19,51



4,71



4,71



14,79



Model yang terpilih adalah :



Yt = (10**7)/(37,2228 – 3,15085*(1,04519**t) karena MAPE terkecil.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



53



2018



OUTLOOK KOPI



Berdasarkan model pendugaan yang disusun, didapatkan angka prediksi net ekspor-impor kopi Indonesia tahun 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan 1,35% atau net ekspor-impor kopi tahun 2018 akan mencapai 459,72 ribu ton dari net ekspor-impor tahun 2017 sebesar 453,58 ribu ton, kemudian di tahun 2019 meningkat 3,32% menjadi sebesar 474,99 ribu ton hingga pada tahun 2022 diperkirakan akan meningkat 4,26% dari tahun 2021 atau 511,28 ribu ton menjadi sebesar 533,04 ribu ton. Perkiraan secara rinci dapat dilihat table 5.9 berikut. Tabel 5.9. Proyeksi Produksi, Net Ekspor-Impor, dan Konsumsi Kopi, 2017-2022



Tahun



Produksi (Ton)



Pertumb. Neteksim (%) (Ton)



Pertumb. Konsumsi Pertumb. (%) (Ton) (%)



2017



679.676



453.579



226.097



2018



697.730



2,66



459.722



1,35



238.008



5,27



2019



707.825



1,45



474.989



3,32



232.836



(2,17)



2020



717.812



1,41



492.069



3,60



225.744



(3,05)



2021



728.618



1,51



511.284



3,91



217.334



(3,73)



2022



740.070



1,57



533.041



4,26



207.029



(4,74)



3,29



224.508



(1,68)



Rata-rata 2017-2022



711.955



1,72



487.447



Perkiraan konsumsi dalam negeri merupakan sisaan dari produksi dikurangi net ekspor-impor. Konsumsi kopi dalam negeri dari tahun 2017-2022 diperkirakan akan mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,68% per tahun. Perkiraan konsumsi kopi secara rinci disajikan table 5.9.



54



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



BAB VI. KESIMPULAN



Kopi Indonesia 95,37% didominasi oleh kopi yang diusahakan di perkebunan rakyat. Jenis kopi yang diusahakan 81,44% merupakan kopi jenis robusta, sisanya sebesar 18,56% merupakan jenis kopi arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 77,40% yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa TImur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi arabika terdapat di 4 provinsi dengan total share mencapai 81,99% yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Harga kopi di tingkat produsen di Indonesia tahun 2017 rata-rata adalah Rp.24.802 per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2017 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,798 kg/kapita. Konsumsi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 0,871 kg/kapita. Brazilia dan Vietnam adalah produsen dan eksportir terbesar kopi di dunia. Share produksi kopi Brazilia sebesar 35,73% dari total produksi dunia, dan volume ekspornya 25,24% terhadap total ekspor dunia. Vietnam dengan share produksi 18,14% dan volumr ekspornya 19,70% terhadap dunia. Indonesia memiliki posisi terbesar keempat dunia baik sebagai produsen kopi maupun eksportir kopi, dengan share produksi sebesar 7,41% dan 6,36% terdadap total dunia. Proyeksi produksi kopi dari tahun 2018 hingga 2022 meningkat sebesar rata-rata 1,83% per tahun, sedangkan net ekspor-impor kopi diprediksi akan meningkat rata-rata 5,70% per tahun.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



55



2018



56



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



DAFTAR PUSTAKA Wirawan B,. 2017. Kita Harus Bangga Dengan Kopi Negeri Sendiri. Majalan Pilar Pertanian. Edisi 13 Oktober 2017. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2009-2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2010-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2011-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2012-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2015-2017. Kementerian Pertanian. Jakarta. Ellis, Markman. 2011. The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United Kingdom. Food



and Agriculture Organization of United http://faostat.fao.org [terhubung berkala]



Nation



(FAO).



2017.



United States Department of Agriculture (USDA). 2016. http://fas.usda.gov Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra Indrawanto., S. Joni Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Rencana Stategis Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), Kementerian Pertanian, Jakarta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Komoditi Kopi. Kementerian Pertanian. Jakarta.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



57



2018



58



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



LAMPIRAN



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



59



2018



60



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



Lampiran 1.



2018



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2018 Luas Areal (Ha)



Tahun PR



Pertumb.



663.601 749.829 759.182 766.134 837.488 874.340 888.862 908.584 969.789 984.234 1.014.125 1.063.289 1.076.474 1.090.050 1.080.532 1.109.499 1.103.615 1.105.114 1.068.064 1.059.245 1.192.322 1.258.628 1.318.020 1.240.222 1.251.326 1.202.392 1.255.104 1.243.429 1.236.842 1.217.506 1.162.810 1.184.967 1.187.669 1.194.081 1.230.495 1.183.244



1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*) 2018**)



(%) 12,99 1,25 0,92 9,31 4,40 1,66 2,22 6,74 1,49 3,04 4,85 1,24 1,26 -0,87 2,68 -0,53 0,14 -3,35 -0,83 12,56 5,56 4,72 -5,90 0,90 -3,91 4,38 -0,93 -0,53 -1,56 -4,49 1,91 0,23 0,54 3,05



1.198.900 1.204.882



-3,84 1,32 0,50



1.210.166



PBN



20.925 23.016 23.635 24.426 22.440 23.499 23.593 24.280 25.484 21.800 25.834 25.891 26.092 26.325 26.593 25.616 24.169 32.232 39.139 39.316 40.645 26.954 26.954 26.597 26.597 26.641 26.644 23.721 22.442 22.794 22.681 22.572 22.565 22.556 22.369 22.366



Pertumb. (%) 9,99 2,69 3,35 -8,13 4,72 0,40 2,91 4,96 -14,46 18,50 0,22 0,78 0,89 1,02 -3,67 -5,65 33,36 21,43 0,45 3,38 -33,68 0,00 -1,32 0,00 0,17 0,01 -10,97 -5,39 1,57 -0,50 -0,48 -0,03 -0,04 -0,83



23.367 23.509



-0,01 4,48 0,61



0,44



23.525



PBS



22.938 24.001 20.211 24.427 34.283 33.290 22.744 28.776 30.674 30.516 29.889 30.674 31.332 31.192 33.260 32.396 31.295 32.682 46.166 28.716 27.720 27.801 27.210 25.091 26.020 26.239 26.983 28.761 35.826 25.935 24.873 26.159 25.056 25.076 24.462 24.391



Pertumb. (%) 4,63 -15,79 20,86 40,35 -2,90 -31,68 26,52 6,60 -0,52 -2,05 2,63 2,15 -0,45 6,63 -2,60 -3,40 4,43 41,26 -37,80 -3,47 0,29 -2,13 -7,79 3,70 0,84 2,84 6,59 24,56 -27,61 -4,09 5,17 -4,22 0,08 -2,45



24.391 25.405



-0,29 0,00 4,16



0,07



25.445



0,81



INDONESIA



Pertumb. (%)



707.464 796.846 803.028 814.987 894.211 931.129 935.199 961.640 1.025.947 1.036.550 1.069.848 1.119.854 1.133.898 1.147.567 1.140.385 1.167.511 1.159.079 1.170.028 1.153.369 1.127.277 1.260.687 1.313.383 1.372.184 1.291.910 1.303.943 1.255.272 1.308.731 1.295.911 1.295.110 1.266.235 1.210.364 1.233.698 1.235.290 1.241.713 1.230.495 1.230.001



12,63 0,78 1,49 9,72 4,13 0,44 2,83 6,69 1,03 3,21 4,67 1,25 1,21 -0,63 2,38 -0,72 0,94 -1,42 -2,26 11,83 4,18 4,48 -5,85 0,93 -3,73 4,26 -0,98 -0,06 -2,23 -4,41 1,93 0,13 0,52 -0,90



1.246.657 1.253.796



-0,04 1,35 0,57



0,16



1.259.136



0,43



28.264



1,45



1.138.470



1,60



25.119



(0,17)



1.240.739



(0,05)



Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 1980-2018**)



1.085.771



1,67



25.636



2009-2018**



1.197.472



(0,04)



22.830



Share (%)



95,37



0,36



2,25



2,48



Sumber :



Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Ket



PR



:



100,00



: Perkebunan Rakyat



PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)



: Tahun 2017 Angka Sementara



**)



: Tahun 2018 Angka Estimasi



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



61



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 1b. Perkembangan Luas Tanaman Indonesia, Tahun 1980–2018 Tahun



1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018



Luas Tanaman



Pertumb.



Menghasilkan (Ha)



(% )



511.217 594.821 615.496 631.895 681.279 715.242 724.063 746.759 792.219 793.308 811.336 793.656 837.643 836.621 865.262 844.928 830.194 886.255 932.189 970.250 926.382 972.346 937.404 980.322 969.082 957.073 929.530 881.391 909.163 927.220 914.406 899.205 921.957 929.975 927.116 922.464 Pertumbuhan (%/thn)



1983-2018 2009-2018



62



Menghasilkan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



16,35 3,48 2,66 7,82 4,99 1,23 3,13 6,09 0,14 2,27 -2,18 5,54 -0,12 3,42 -2,35 -1,74 6,75 5,18 4,08 -4,52 4,96 -3,59 4,58 -1,15 -1,24 -2,88 -5,18 3,15 1,99 -1,38 -1,66 2,53 0,87 -0,31 -0,50



1,78 -0,06



Kopi



di



OUTLOOK KOPI



Lampiran 2.



Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2018 Luas Areal Kopi Robusta (Ha)



Tahun PR



Pertumb (%)



2018



PBN



Pertumb (%)



26.928



PBS



2001



1.182.693



2002



1.232.857



4,24



26.928



-



21.106



2003



1.241.932



0,74



26.928



-



21.106



2004



1.135.114



(8,60)



19.925



(26,01)



2005



1.112.597



(1,98)



19.969



2006



1.089.951



(2,04)



19.972



2007



1.018.573



(6,55)



2008



970.677



2009 2010



Luas Areal Kopi Arabika (Ha)



Pertumb (%)



22.930



Pertumb (%)



Robusta 1.232.551



(7,95)



PR



Pertumb (%)



75.935



Pertumb (%)



PBN



PBS



26



Pertumb (%)



6.846



Arabika



Pertumb (%)



82.807



1.280.891



3,92



85.163



12,15



26



-



6.104



(10,84)



91.293



-



1.289.966



0,71



85.589



0,50



26



-



6.149



0,74



91.764



10,25 0,52



21.705



2,84



1.176.744



(8,78)



116.212



35,78



6.672



25.561,54



4.315



(29,83)



127.199



38,62



0,22



21.393



(1,44)



1.153.959



(1,94)



89.795



(22,73)



6.672



-



4.846



12,31



101.313



(20,35)



0,02



21.699



1,43



1.131.622



(1,94)



165.154



83,92



6.672



-



5.284



9,04



177.110



74,81



16.549



(17,14)



23.355



7,63



1.058.477



(6,46)



153.884



(6,82)



6.500



(2,58)



2.457



(53,50)



162.841



(8,06)



(4,70)



15.270



(7,73)



23.266



(0,38)



1.009.213



(4,65)



266.165



72,96



7.172



10,34



12.560



411,19



285.897



75,57



946.791



(2,46)



15.622



2,31



22.425



(3,61)



984.838



(2,42)



270.715



1,71



7.172



-



3.510



(72,05)



281.397



(1,57)



920.790



(2,75)



15.509



(0,72)



22.483



0,26



958.782



(2,65)



242.021



(10,60)



7.172



-



2.390



(31,91)



251.583



(10,59)



2011



902.341



(2,00)



15.400



(0,70)



22.443



(0,18)



940.184



(1,94)



282.626



16,78



7.172



-



3.716



55,48



293.514



16,67



2012



902.548



0,02



15.404



0,03



22.448



0,02



940.400



0,02



282.691



0,02



7.174



0,03



3.717



0,03



293.582



0,02



2013



879.117



(2,60)



15.384



(0,13)



21.552



(3,99)



916.053



(2,59)



314.963



11,42



7.172



(0,03)



3.524



(5,19)



325.659



10,93



2014



863.731



(1,75)



15.197



(1,22)



20.880



(3,12)



899.808



(1,77)



319.932



1,58



7.172



-



3.583



1,67



330.687



1,54



2015



863.626



(0,01)



15.194



(0,02)



20.808



(0,34)



899.628



(0,02)



319.619



(0,10)



7.172



-



3.583



-



330.374



(0,09)



2016



871.648



0,93



15.195



0,01



20.808



-



907.651



0,89



327.252



2,39



8.172



13,94



3.583



-



339.007



2,61



2017*)



887.330



1,80



15.337



0,93



21.757



4,56



924.424



1,85



327.552



0,09



8.172



-



3.647



1,79



339.371



0,11



2018**)



882.278



(0,57)



15.353



0,10



21.869



0,51



919.501



(0,53)



327.888



0,10



8.172



-



3.576



(1,95)



339.636



0,08



Rata-rata



994.700



(1,66)



18.115



(2,94)



21.891



(0,22) 1.034.705



(1,66) 225.175



11,71



6.027



1.504,90



4.633



235.835



11,24



Share (%)



96,13



2,12



100,00



95,48



1,75 Share (%)



81,44



2,56 Share (%)



1,96



16,88



100,00 18,56



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



63



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 3.



Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Status Pengusahaan, Tahun 1980–2018



Menurut



Produksi (Ton) Tahun



PR



Pertumb. (%)



276.295 290.401 262.247 287.183 291.291 288.404 329.605 367.835 362.311 376.579 384.464 399.088 408.808 410.048 421.682 429.569 435.757 396.155 469.671 493.940 514.896 541.476 654.281 644.657 618.227 615.556 653.261 652.336 669.942 653.918 657.909 616.429 661.827 645.346 612.877 602.428 632.005 636.705



1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 *)



2018 **) 642.165 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)



PBN



0,74



13.212 16.189 13.297 10.147 14.775 12.635 17.664 13.043 16.072 13.466 15.566 16.755 16.890 17.266 17.468 16.824 13.184 21.050 25.759 26.208 29.754 18.111 18.128 17.007 17.025 17.034 17.017 13.642 17.332 14.387 14.065 9.099 13.577 13.945 14.293 19.703 14.628 14.672



0,86



5,11 -9,69 9,51 1,43 -0,99 14,29 11,60 -1,50 3,94 2,09 3,80 2,44 0,30 2,84 1,87 1,44 -9,09 18,56 5,17 4,24 5,16 20,83 -1,47 -4,10 -0,43 6,13 -0,14 2,70 -2,39 0,61 -6,30 7,36 -2,49 -5,03 -1,70 4,91



(%)



0,30



14.755



0,57 2,82



495.066



2,44



16.299



2009-2018**



636.161



(0)



14.312



94,61



22,53 -17,86 -23,69 45,61 -14,48 39,80 -26,16 23,22 -16,21 15,59 7,64 0,81 2,23 1,17 -3,69 -21,64 59,66 22,37 1,74 13,53 -39,13 0,09 -6,18 0,11 0,05 -0,10 -19,83 27,05 -16,99 -2,24 -35,31 49,21 2,71 2,50 37,85 -25,76



1



3,11



Sumber :



Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Ket



PR



:



: Perkebunan Rakyat



PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)



: Tahun 2017 Angka Sementara



**)



: Tahun 2018 Angka Estimasi



Wujud Produksi : Kopi berasan



64



PBS



5.466 8.309 5.707 8.318 9.423 10.359 9.553 7.791 12.712 11.003 12.737 12.462 11.232 11.554 11.041 11.408 10.265 11.213 19.021 11.539 9.924 9.647 9.610 9.591 12.134 7.775 11.880 10.498 10.742 14.385 14.947 13.118 15.759 16.591 16.687 17.281 17.238 17.300



1980-2018**) Share (%)



Pertumb.



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



Pertumb. (%)



INDONESIA



Pertumb. (%)



0,36



294.973 314.899 281.251 305.648 315.489 311.398 356.822 388.669 391.095 401.048 412.767 428.305 436.930 438.868 450.191 457.801 459.206 428.418 514.451 531.687 554.574 569.234 682.019 671.255 647.386 640.365 682.158 676.476 698.016 682.690 686.921 638.646 691.163 675.882 643.855 639.412 663.871 668.677



17.715



2,40



674.636



0,89



11.896



5,86



523.260



2,39



666.575



(0)



16.102 2,27



52,01 -31,32 45,75 13,28 9,93 -7,78 -18,44 63,16 -13,44 15,76 -2,16 -9,87 2,87 -4,44 3,32 -10,02 9,24 69,63 -39,34 -14,00 -2,79 -0,38 -0,20 26,51 -35,92 52,80 -11,63 2,32 33,91 3,91 -12,24 20,13 5,28 0,58 3,56 -0,25



6



100,00



6,76 -10,69 8,67 3,22 -1,30 14,59 8,93 0,62 2,54 2,92 3,76 2,01 0,44 2,58 1,69 0,31 -6,70 20,08 3,35 4,30 2,64 19,81 -1,58 -3,56 -1,08 6,53 -0,83 3,18 -2,20 0,62 -7,03 8,22 -2,21 -4,74 -0,69 3,83 0,72



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2018



Menurut



Produksi Kopi Robusta (Ton) Tahun



PR



Pertumb (%)



PBN



Pertumb (%)



26.928



PBS



Produksi Kopi Arabika (Ton)



Pertumb (%)



22.930



Pertumb (%)



Robusta 569.120



PR



Pertumb (%)



22.214



Pertumb (%)



PBN



2001



519.262



2002



629.962



21,32



18.128



(32,68)



8.813



(61,57)



656.903



15,42



24.319



2003



606.386



(3,74)



12.549



(30,78)



8.964



1,71



627.899



(4,42)



38.271



2004



569.104



(6,15)



12.564



0,12



10.492



17,05



592.160



(5,69)



49.123



28,36



4.460



2005



560.979



(1,43)



12.574



0,08



6.557



(37,50)



580.110



(2,03)



54.576



11,10



4.460



2006



565.234



0,76



12.559



(0,12)



9.592



46,29



587.385



1,25



88.027



61,29



4.458



2007



532.010



(5,88)



8.974



(28,55)



8.101



(15,54)



549.085



(6,52)



120.326



36,69



2008



529.794



(0,42)



12.617



40,60



8.509



5,04



550.920



0,33



140.148



16,47



2009



512.211



(3,32)



9.634



(23,64)



13.116



54,14



534.961



(2,90)



141.707



2010



517.397



1,01



9.262



(3,86)



13.621



3,85



540.280



0,99



2011



472.022



(8,77)



5.741



(38,02)



12.045



(11,57)



489.808



2012



485.689



2,90



5.907



2,89



12.394



2,90



503.990



2013



486.421



0,15



8.796



48,91



14.340



15,70



2014



450.051



(7,48)



9.069



3,10



14.552



1,48



2015



442.038



(1,78)



8.929



(1,54)



15.526



2016



449.536



1,70



9.018



1,00



2017*)



459.307



2,17



9.062



0,49



PBS



Pertumb (%)



Arabika



Pertumb (%)



-



857



9,48



-



797



(7,00)



25.116



8,86



57,37



4.458



627



(21,33)



43.356



72,62



0,04



1.642



161,88



55.225



27,38



-



1.218



(25,82)



60.254



9,11



(0,04)



2.288



87,85



94.773



57,29



4.668



4,71



2.397



4,76



127.391



34,42



4.715



1,01



2.233



(6,84)



147.096



15,47



1,11



4.753



0,81



1.170



(47,60)



147.630



0,36



140.512



(0,84)



4.803



1,05



1.326



13,33



146.641



(0,67)



(9,34)



144.407



2,77



3.358



(30,09)



1.073



(19,08)



148.838



1,50



2,90



148.588



2,90



3.455



2,89



1.104



2,89



153.147



2,90



509.557



1,10



158.925



6,96



5.149



49,03



2.251



103,89



166.325



8,60



473.672



(7,04)



162.826



2,45



5.224



1,46



2.135



(5,15)



170.185



2,32



6,69



466.493



(1,52)



160.390



(1,50)



10.774



106,24



1.755



(17,80)



172.919



1,61



15.483



(0,28)



474.037



1,62



182.469



13,77



5.610



(47,93)



1.755



-



189.834



9,78



15.451



(0,21)



483.820



2,06



177.398



(2,78)



5.610



1.849



5,36



184.857



(2,62)



0,78



-



23.071



2018**)



462.652



0,73



9.145



0,92



15.807



2,30



487.604



179.513



1,19



5.610



-



1.908



3,19



187.031



1,18



Rata-rata



513.892



(0,48)



11.192



(3,59)



12.572



1,79



537.656



(0,76) 118.541



14,52



4.531



5,95



1.577



13,68



124.649



14,71



Share (%)



95,58



100,00



95,10



2,08 Share (%)



2,34



81,18



3,64 Share (%)



1,27



100,00 18,82



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



65



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 5.



Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 19684-2018 Produktivitas (Kg/Ha)



Tahun PR



Pertumb. (%)



PBN



Pertumb. (%)



Pertumb. (%)



Pertumb. (%)



521,71



1985



498,37



-4,47



627,42



-18,09



621,60



13,45



505,93



-4,61



1986



554,20



11,20



903,71



44,04



542,51



-12,72



564,69



11,61



1987



571,83



3,18



663,50



-26,58



424,42



-21,77



570,50



1,03



1988



537,04



-6,08



758,76



14,36



654,58



54,23



546,80



-4,15



1989



548,87



2,20



739,32



-2,56



556,94



-14,92



553,89



1,30



1990



546,15



-0,50



687,79



-6,97



631,17



13,33



552,74



-0,21



1991



529,41



-3,07



815,01



18,50



698,86



10,72



540,64



-2,19



1992



542,72



2,51



788,52



-3,25



617,35



-11,66



551,07



1,93



1993



532,23



-1,93



797,80



1,18



600,05



-2,80



540,92



-1,84



1994



558,95



5,02



789,16



-1,08



645,75



7,62



567,24



4,87



1995



539,13



-3,54



801,83



1,61



573,76



-11,15



546,53



-3,65



1996



546,57



1,38



644,51



-19,62



542,78



-5,40



548,88



0,43



1997



485,91



-11,10



717,82



11,37



542,87



0,02



495,13



-9,79



1998



604,71



24,45



707,06



-1,50



597,94



10,14



608,87



22,97



1999



636,85



5,31



560,10



-20,79



648,11



8,39



632,81



3,93



2000



619,75



-2,69



778,23



38,95



576,61



-11,03



625,75



-1,12



2001



607,62



-1,96



742,92



-4,54



578,63



0,35



610,64



-2,41



2002



703,94



743,01



1,29 0,47



702,93



727,88 664,31 687,26 696,63 702,01 729,31 733,70 779,56 706,99 743,84 736,23 711,69 695,00 708,77 716,41



0,01 -6,30



586,12



2003



15,85 3,40



15,11 3,08



2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 *)



-8,73 3,46 1,36 0,77 3,89 0,60 6,25 -9,31 5,21 -1,02 -3,33 -2,35 1,98 1,08



2018 **) 726,65 1,43 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)



696,18 697,03 696,80 695,91 721,34 984,60 797,24 787,34 531,27 773,62 782,59 784,77 1078,20 795,99 825,52



547,91



INDONESIA



1984



2004



766,02



PBS



3,71



588,87 701,96 449,50 655,41 501,50 514,51 711,11 763,34 651,86 791,11 828,06 841,33 867,39 866,14 839,89



829,63



0,50



845,75



0,12 -0,03 -0,13 3,65 36,50 -19,03 -1,24 -32,52 45,62 1,16 0,28 37,39 -26,17



530,39



-3,03



724,60 665,80 683,13 695,85 698,06 729,32 734,45 779,36 702,45 745,42 739,15 716,03 706,53 713,86 721,24



0,70



731,34



1,40



19,20 -35,96 45,81 -23,48 2,59 38,21 7,35 -14,60 21,36 4,67 1,60 3,10 -0,14



-8,11 2,60 1,86 0,32 4,48 0,70 6,12 -9,87 6,12 -0,84 -3,13 -1,33 1,04 1,03



1984-2018**)



632,92



1,19



757,44



2,02



645,88



2,82



636,66



1,14



2009-2018**)



725,88



0,05



798,62



0,97



800,60



5,92



728,98



0,12



Sumber :



Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin



Ket



PR



:



: Perkebunan Rakyat



PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)



: Tahun 2017 Angka Sementara



**)



: Tahun 2018 Angka Estimasi



Wujud Produksi : Kopi berasan



66



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 6. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2018 Produktivitas Kopi Robusta (Kg/ha) Tahun Robusta



Produktivitas Kopi Arabika (Kg/ha)



Pertumb.



PR



PBN



PBS



2001



610,88



1.104,60



1.522,37



639,85



2002



707,69



743,01



581,33



706,56



10,43



618,90



2003



723,52



671,86



590,83



720,11



1,92



804,60



775,17



2004



659,20



672,81



668,54



659,65



(8,40)



729,78



2005



668,86



672,59



423,03



664,58



0,75



2006



683,93



671,53



610,92



682,33



2,67



2007



686,15



723,01



438,46



681,04



2008



716,38



1.136,36



458,43



2009



722,69



838,91



2010



740,23



2011



(%)



PR



PBN



PBS



540,22



Arabika



Produktivitas Kopi (Kg/ha) Pertumb. (%)



PR



PBN



PBS



607,62



1.104,60



1.426,76



635,27



Indonesia



Pertumb. (%)



532,30



539,93



644,82



619,69



14,77



703,94



743,01



586,12



702,93



562,33



796,53



28,54



727,88



696,18



588,87



724,60



3,08



775,52



1.031,41



739,74



(7,13)



664,31



696,99



701,96



665,80



(8,12)



958,20



775,52



677,80



934,10



26,27



687,26



696,80



449,50



683,12



2,60



790,91



775,17



943,51



793,25



(15,08)



696,63



695,91



655,41



695,85



1,86



(0,19)



781,93



718,15



975,58



782,30



(1,38)



702,01



721,34



501,50



698,06



0,32



716,21



5,16



782,75



725,38



963,75



783,00



0,09



729,31



984,60



514,51



729,32



4,48



717,07



724,36



1,14



776,48



724,32



603,72



772,93



(1,29)



733,70



797,24



706,21



734,34



0,69



820,30



742,41



741,53



2,37



969,18



730,72



1.074,55



959,77



24,17



779,56



787,34



763,34



779,36



6,13



688,28



536,94



661,34



685,33



(7,58)



775,91



521,83



561,49



765,40



(20,25)



706,99



531,27



651,86



702,45



(9,87)



2012



699,72



536,95



662,85



696,29



1,60



759,55



527,56



903,44



752,94



(1,63)



712,87



533,45



677,61



708,72



0,89



2013



723,01



783,96



798,35



725,91



4,25



779,89



780,27



1.085,34



782,88



3,98



736,23



782,59



828,06



739,15



4,29



2014



676,82



782,96



832,64



682,51



(5,98)



829,88



787,93



905,81



829,40



5,94



711,69



784,77



841,33



716,03



(3,13)



2015



661,62



771,40



884,07



669,05



(1,97)



807,23



1.608,30



743,33



832,33



0,35



695,00



1.078,20



867,39



706,53



(1,33)



2016



673,38



773,75



882,67



680,33



1,69



814,18



834,57



743,33



814,05



(2,20)



708,77



795,99



866,14



713,86



1,04



2017*)



683,05



820,02



845,70



689,44



1,34



820,13



834,57



783,14



820,17



0,75



716,41



825,52



838,54



721,22



1,03



2018**)



686,13



826,63



850,52



692,68



0,47



857,09



834,57



808,13



855,87



4,35



726,65



829,63



845,75



731,34



1,40



787,46



3,55



708,16



782,52



739,49



710,44



0,94



10,65



Rata-rata 2001-2018



689,53



771,53



Lampiran 7.



No.



731,75



692,10



0,57



788,71



795,60



807,99



Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2017 Tahun



Provinsi 2014



2015



2016



2017



2018



Share



Kumulatif



Rata-rata



(%)



Share (%)



1



Sumsel



135.287 110.351 120.904 120.792 118.947 121.256



26,84



26,84



2



Lampung



91.917



110.122 115.479 116.306 118.038 110.372



24,43



51,27



3



Bengkulu



54.800



54.921



55.333



58.125



58.987



56.433



12,49



63,76



4



Jawa Timur



27.427



28.553



51.959



54.105



55.169



43.443



9,62



73,38



5



Jawa Tengah



21.127



18.505



17.020



17.010



17.244



18.181



4,02



77,40



6



Prov. Lainnya



143.114 144.041 113.342 117.482 119.219 102.097



22,60



100,00



Indonesia



473.672 466.493 474.037 483.820 487.604 451.783 100,00



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



67



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 8.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan, Tahun 2016



No.



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. OKU Selatan



39.935



33,03



33,03



2



Kab. Muara Enim



25.236



20,87



53,90



3



Kab. Lahat



20.551



17,00



70,90



4



Kab. OKU



15.992



13,23



84,13



5



Kab. Pagar Alam



7.807



6,46



90,59



11.383



9,41



100,00



120.904



100,00



Lainnya Sumatera Selatan



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Lampiran 9.



Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung, Tahun 2016



No.



Kab/Kota



Produksi



Share



Share



(ton)



(%)



Kumulatif (%)



1



Kab. Lampung Barat



57.664



49,93



49,93



2



Kab. Tanggamus



31.612



27,37



77,31



3



Kab. Way Kanan



9.312



8,06



85,37



4



Kab. Lampung Utara



9.014



7,81



93,18



5



Kab. Pesisir Barat



3.901



3,38



96,56



Lainnya



3.976



3,44



100,00



115.479



100,00



Lampung



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



68



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 10. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2014-2018 Tahun No.



Provinsi 2014



2015



2016



2017



2018



Rata-rata



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



Aceh



44.423



41.847



59.777



62.778



62.709



54.307



31,88



31,88



2



Sumut



49.143



49.565



53.237



53.790



54.073



51.962



30,50



62,38



3



Sulawesi Selatan



19.534



20.352



22.401



19.788



20.102



20.435



12,00



74,37



4



Sumatera Barat



15.111



15.127



12.484



10.993



11.149



12.973



7,62



81,99



5



Prov. Lainnya



40.014



45.274



52.371



46.655



48.280



30.682



18,01



100,00



168.225 172.165 200.270 194.004 196.313 170.358



100,00



Indonesia



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan



Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh, Tahun 2016



No



Kab/Kota



Produksi



Share



(ton)



(%)



Share Kumulatif (%)



1



Kab. Aceh Tengah



31.375



52,49



52,49



2



Kab. Bener Meriah



26.357



44,09



96,58



3



Lainnya



2.045



3,42



100,00



59.777



100,00



Aceh



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



69



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara, Tahun 2016



No



Kab/Kota



Produksi



Share



(ton)



(% )



Kumulatif (% )



1



Kab. Tapanuli Utara



13.661



26,15



26,15



2



Kab. Simalungun



10.254



19,63



45,78



3



Kab. Dairi



8.538



16,34



62,13



4



Kab. Hunbang Hasundutan



6.284



12,03



74,16



5



Kab. Karo



4.831



9,25



83,40



Lainnya



8.669



16,60



100,00



52.237



100,00



Sumatera Utara



Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan



70



Share



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 13. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2017



Tahun



Harga Kopi



Pertumbuhan



(Rp/kg)



(% )



2008



13.722



-



2009



14.007



2,08



2010



14.217



1,50



2011



15.672



10,23



2012



16.406



4,68



2013



15.884



-3,18



2014



17.510



10,24



2015



19.135



9,28



2016



19.813



3,55



2017



24.802



25,18



Rata-rata Laju Pertumbuhan (% ) 2008-2017



17.117



7,06



Sumber : BPS



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



71



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 14. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2017



Tahun



Konsumsi kopi bubuk



Pertumbuhan (%)



(ons/kapita/minggu)



(kg/kapita/tahun)



2002



0,249



1,298



2003



0,221



1,152



(11,24)



2004



0,233



1,215



5,43



2005



0,246



1,283



5,58



2006



0,220



1,147



(10,57)



2007



0,246



1,283



11,82



2008



0,238



1,241



(3,25)



2009



0,227



1,184



(4,62)



2010



0,247



1,288



8,81



2011



0,262



1,366



6,07



2012



0,204



1,064



(22,14)



2013



0,263



1,371



28,92



2014



0,258



1,347



(1,75)



2015



0,172



0,896



(33,51)



2016



0,167



0,871



(2,80)



2017



0,153



0,798



(8,38)



Rata-rata



0,225



1,175



(2,11)



Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik



72



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 15. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2017 Ekspor Tahun



Impor



Neraca



Volume



Pertumb.



Nilai



Pertumb.



Volume



Pertumb.



Nilai



Pertumb.



Nilai



Pertumb.



(Ton)



(%)



(000 US$)



(%)



(Ton)



(%)



(000 US$)



(%)



(000 US$)



(%)



1980



238.677



1981



210.595



-11,77



656.005 345.943



-47,27



46 71



54,35



349 492



40,97



655.656 345.451



1982



226.985



7,78



341.701



-1,23



54



-23,94



301



-38,82



341.400



-1,17



1983



241.238



6,28



427.258



25,04



36



-33,33



227



-24,58



427.031



25,08



1984



294.471



22,07



265.261



-37,92



19



-47,22



151



-33,48



265.110



-37,92



1985



282.671



-4,01



556.203



109,68



41



115,79



83



-45,03



556.120



109,77



1986



298.124



5,47



818.387



47,14



75



82,93



259



212,05



818.128



47,11



1987



286.316



-3,96



535.566



-34,56



103



37,33



207



-20,08



535.359



-34,56



1988



298.998



4,43



550.237



2,74



42



-59,22



113



-45,41



550.124



2,76



1989



357.035



19,41



493.549



-10,30



39



-7,14



112



-0,88



493.437



-10,30



1990



421.833



18,15



377.154



-23,58



96



146,15



273



143,75



376.881



-23,62



1991



380.666



-9,76



372.431



-1,25



1.365



1.321,88



820



200,37



371.611



-1,40



1992



269.352



-29,24



236.774



-36,42



1.208



-11,50



1.081



31,83



235.693



-36,58



1993



349.916



29,91



344.208



45,37



1.663



37,67



915



-15,36



343.293



45,65



1994



289.288



-17,33



745.744



116,66



901



-45,82



1.238



35,30



744.506



116,87



1995



230.201



-20,42



606.369



-18,69



377



-58,16



1.299



4,93



605.070



-18,73



1996



366.602



59,25



595.268



-1,83



309



-18,04



573



-55,89



594.695



-1,71



1997



313.430



-14,50



511.284



-14,11



10.226



3.209,39



13.890



2.324,08



497.394



-16,36



1998



357.550



14,08



584.244



14,27



2.825



-72,37



3.962



-71,48



580.282



16,66



1999



352.967



-1,28



467.858



-19,92



2.917



3,26



3.303



-16,63



464.555



-19,94



2000



340.887



-3,42



326.256



-30,27



13.748



371,31



11.227



239,90



315.029



-32,19



2001



250.818



-26,42



188.493



-42,23



8.294



-39,67



5.085



-54,71



183.408



-41,78



2002



325.009



29,58



223.916



18,79



7.637



-7,92



4.413



-13,22



219.503



19,68



2003



323.520



-0,46



258.795



15,58



4.396



-42,44



5.892



33,51



252.903



15,22



2004



344.077



6,35



294.113



13,65



5.690



29,44



6.867



16,55



287.246



13,58



2005



445.829



29,57



503.836



71,31



3.195



-43,85



6.220



-9,42



497.616



73,24



2006



413.500



-7,25



586.877



16,48



6.404



100,44



11.406



83,38



575.471



15,65



2007



321.404



-22,27



636.319



8,42



49.994



680,67



78.314



586,60



558.005



-3,04



2008



468.749



45,84



991.458



55,81



7.582



-84,83



18.442



-76,45



973.016



74,37



2009



433.600



-7,50



814.300



-17,87



19.760



160,62



34.850



88,97



779.450



-19,89



2010



433.595



0,00



814.311



0,00



19.755



-0,03



34.852



0,01



779.459



0,00



2011



346.493



-20,09



1.036.671



27,31



18.108



-8,34



49.119



40,94



987.552



26,70



2012



448.591



29,47



1.249.520



20,53



52.645



190,73



117.175



138,55



1.132.345



14,66



2013



534.023



19,04



1.174.029



-6,04



15.800



-69,99



38.838



-66,85



1.135.191



0,25



2014



384.816



-27,94



1.039.341



-11,47



19.111



20,95



46.768



20,42



992.573



-12,56



2015



502.021



30,46



1.197.735



15,24



12.462



-34,79



31.492



-32,66



1.166.243



17,50



2016



408.838



-18,56



993.369



-17,06



23.634



89,66



43.782



39,03



949.588



-18,58



2017



467.799



14,42



1.187.157



19,51



14.221



-39,83



33.583



-23,29



1.153.574



21,48



-47,31



Rata-rata 1980-2017



348.960



3,93



614.419



7,34



8.549



159,57



15.999



98,29



598.420



7,53



2008-2017



442.852



2,14



1.049.789



3,35



20.308



34,33



44.890



22,79



1.004.899



3,28



Sumber Kode HS



: Sampai dengan 2015 Direktorat Jenderal Perkebunan, tahun 2016 BPS, diolah Pusdatin : 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000; 0901212000; 0901221000; 0901222000; 0901901000; 0901902000



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



73



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 16. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2017 No. Negara Tujuan



Volume Ekspor (Ton)



Nilai Ekspor (000 US$)



Share (%)



Komulatif Share (%)



1



USA



67.173



269.048



16,43



16,43



2



Jerman



41.681



88.401



10,19



26,63



3



Malaysia



38.972



67.167



9,53



36,16



4



Italia



35.658



66.080



8,72



44,88



5



Jepang



35.352



86.502



8,65



53,53



6



Fed. Rusia



24.116



44.951



5,90



59,43



7



Mesir



20.989



40.873



5,13



64,56



8



Inggris



18.140



40.158



4,44



69,00



9



Belgia



12.153



28.822



2,97



71,97



10



India



11.394



16.765



2,79



74,76



11



Negara Lainnya



103.210



244.602



25,24



100,00



Total Ekspor Indonesia



408.838



993.369



100,00



Sumber : BPS diolah Pusdatin



Lampiran 17. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2017



No.



Negara Tujuan



Volume Impor (Ton)



Nilai Impor (000 US$)



19.072



31.028



80,70



80,70



Komulatif Share (%)



1



Viet Nam



2



Brazil



3.363



10.047



14,23



94,93



3



Negara Lainnya



1.199



680



5,07



100,00



23.634



43.782



100,00



Total Impor Kopi Sumber : BPS diolah Pusdatin



74



Share (%)



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 18. Perkembangan Luas Areal (Luas Tanaman Menghasilkan), Produksi dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016



Luas Areal



Pertumb.



Produksi



(Ha)



(% )



(Ton)



10.070.964 10.402.252 9.818.634 10.142.877 10.163.535 10.350.551 10.515.268 10.741.073 11.037.982 11.131.913 11.157.067 10.784.634 10.353.282 10.126.096 9.801.911 9.693.242 9.795.428 9.830.101 10.109.546 10.264.042 10.715.068 10.622.836 10.423.176 10.294.324 10.846.861 10.601.974 10.728.356 10.745.273 10.584.476 10.462.682 10.532.027 9.935.004 10.364.007 10.584.470 10.517.717 10.780.031 10.975.184



3,29 -5,61 3,30 0,20 1,84 1,59 2,15 2,76 0,85 0,23 -3,34 -4,00 -2,19 -3,20 -1,11 1,05 0,35 2,84 1,53 4,39 -0,86 -1,88 -1,24 5,37 -2,26 1,19 0,16 -1,50 -1,15 0,66 -5,67 4,32 2,13 -0,63 2,49 1,81



4.839.219 6.083.218 4.940.877 5.582.080 5.221.504 5.824.530 5.237.224 6.385.156 5.645.491 5.908.041 6.063.096 6.063.320 6.086.346 5.554.941 5.722.718 5.529.300 6.197.674 6.073.393 6.632.664 6.790.996 7.502.050 7.379.798 7.930.005 7.038.780 7.862.148 7.390.103 8.147.325 8.137.938 8.489.936 7.794.226 8.478.007 8.387.743 8.823.713 8.893.329 8.787.668 8.887.674 9.221.534



Pertumb. Produktivitas Pertumb. (% )



(Kg/Ha)



(% )



480,51 25,71



584,80



21,70



-18,78



503,21



-13,95



12,98



550,34



9,37



-6,46



513,75



-6,65



11,55



562,73



9,53



-10,08



498,06



-11,49



21,92



594,46



19,36



-11,58



511,46



-13,96



4,65



530,73



3,77



2,62



543,43



2,39



0,00



562,22



3,46



0,38



587,87



4,56



-8,73



548,58



-6,68



3,02



583,84



6,43



-3,38



570,43



-2,30



12,09



632,71



10,92



-2,01



617,84



-2,35



9,21



656,08



6,19



2,39



661,63



0,85



10,47



700,14



5,82



-1,63



694,71



-0,78



7,46



760,81



9,51



-11,24



683,75



-10,13



11,70



724,83



6,01



-6,00



697,05



-3,83



10,25



759,42



8,95



-0,12



757,35



-0,27



4,33



802,11



5,91



-8,19



744,95



-7,13



8,77



804,97



8,06



-1,06



844,26



4,88



5,20



851,38



0,84



0,79



840,22



-1,31



-1,19



835,51



-0,56



1,14



824,46



-1,32



3,76



840,22



1,91



Rata-rata 1980-2016



10.432.537



0,27



6.906.318



2,22



661,10



1,88



2012-2016



10.526.920



0,73



8.782.810



2,49



834,43



1,79



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



75



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 19. Negara-negara dengan Luas Areal Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) No



Negara



Kumulatif



(%)



Share (%)



2012



2013



2014



2015



2016



Brazil Indonesia 3 Côte d'Ivoire 4 Colombia 5 Mexico 6 Ethiopia 7 Viet Nam 8 India 9 Uganda 10 Peru



2.120.080 1.233.900 770.337 696.023 695.350 528.571 572.600 321.559 368.687 370.632



2.085.522 1.241.700 737.449 771.725 700.117 538.466 581.381 393.251 376.305 399.523



1.997.827 1.230.500 836.383 795.563 699.307 561.762 589.041 396.799 381.304 361.671



1.977.714 1.230.001 950.726 801.118 664.885 653.910 593.800 382.079 386.000 379.187



1.994.761 1.228.512 1.058.084 865.889 645.638 700.475 597.597 383.496 397.000 383.973



2.013.956 1.232.678 895.661 808.574 677.487 613.653 590.455 388.906 385.152 381.089



18,80



18,80



11,50



30,30



8,36



38,66



7,55



46,21



6,32



52,53



5,73



58,26



5,51



63,77



3,63



67,40



3,59



70,99



3,56



74,55



Lainnya



2.686.269



2.759.031



2.667.556



2.760.615



2.719.763



2.726.741



25,45



100,00



Total



10.364.008



10.584.470



10.517.713



10.780.035



10.975.188



10.714.352



100,00



1 2



Rata-rata



Share



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Lampiran 20. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No.



Negara



Produksi (Ton) 2012



2013



2014



2015



Share Kumulatif 2016



1



Brazil



3.456.000



3.432.000



3.258.000



2.964.000



3.366.000



2



Vietnam



1.590.000



1.789.980



1.644.000



1.735.800



1.602.000



3



Colombia



595.620



724.500



798.000



840.000



870.000



4



Indonesia



714.000



714.000



628.200



726.000



636.000



5



Ethiopia



390.000



380.700



388.500



390.600



391.200



6



India



318.180



304.500



326.400



348.000



310.200



7



Honduras



283.500



264.000



306.000



318.000



378.000



8



Peru



258.000



255.000



174.000



210.000



253.500



9



Uganda



216.000



231.000



213.000



219.000



252.000



10



Mexico



279.000



237.000



190.800



138.000



Lainnya



723.413



560.649



860.768



998.274



Dunia



8.823.713 8.893.329 8.787.668



76



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



(%)



3.295.200 35,73 1.672.356 18,14 765.624 8,30 683.640 7,41 388.200 4,21 321.456 3,49 309.900 3,36 230.100 2,50



Share (%) 35,73 53,87 62,17 69,59 73,79 77,28 80,64 83,14



226.200



2,45



85,59



198.000



208.560



2,26



87,85



964.634



1.120.298



12,15



100,00



9.221.534 4.422



4.422



8.887.674 9.221.534



Sumber : FAO diolah Pusdatin



Rata-rata



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 21. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 Ekspor Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016



Impor



Volume



Pertumb.



Volume



Pertumb.



(Ton)



(% )



(Ton)



(% )



3.677.327 3.665.271 3.885.540 3.947.416 4.128.038 4.301.787 3.977.453 4.366.142 4.111.915 4.654.696 4.844.245 4.642.133 4.723.159 4.689.186 4.566.236 4.239.715 4.831.064 4.899.446 4.907.825 5.260.286 5.498.689 5.440.431 5.492.472 5.229.484 5.615.493 5.576.667 5.921.511 6.157.521 6.339.195 6.304.195 6.581.894 6.727.923 7.119.837 6.965.989 7.013.621 7.112.115 7.163.159



0,72



3.712.880 3.733.043 3.796.135 3.892.872 3.939.093 4.083.036 4.106.012 4.426.946 4.119.112 4.533.620 4.729.942 4.640.942 4.885.846 4.688.635 4.549.717 4.324.888 4.720.428 4.861.082 4.860.733 5.048.088 5.204.204 5.132.796 5.245.649 5.237.577 5.525.119 5.470.103 5.740.133 5.894.170 6.037.767 6.036.065 6.253.834 6.449.285 6.602.479 6.671.477 6.758.783 6.936.962 7.203.708



-0,33 6,01 1,59 4,58 4,21 -7,54 9,77 -5,82 13,20 4,07 -4,17 1,75 -0,72 -2,62 -7,15 13,95 1,42 0,17 7,18 4,53 -1,06 0,96 -4,79 7,38 -0,69 6,18 3,99 2,95 -0,55 4,40 2,22 5,83 -2,16 0,68 1,40



0,54 1,69 2,55 1,19 3,65 0,56 7,82 -6,95 10,06 4,33 -1,88 5,28 -4,04 -2,96 -4,94 9,15 2,98 -0,01 3,85 3,09 -1,37 2,20 -0,15 5,49 -1,00 4,94 2,68 2,44 -0,03 3,61 3,13 2,38 1,05 1,31 2,64 3,85



Rata-rata 1980-2016



5.258.894



1,99



5.136.572



1,92



2007-2016



6.748.545



1,72



6.484.453



2,26



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



77



2018



OUTLOOK KOPI



Lampiran 22. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No.



Ekspor (Ton)



Negara



Kumulatif



(%)



Share (%)



2012



2013



2014



2015



2016



1



Brazil



1.503.713



1.699.147



1.986.506



2.005.034



1.823.886



1.803.657



25,24



25,24



2



Vietnam



1.705.033



1.306.503



1.400.000



1.228.832



1.400.000



1.408.074



19,70



44,94



3



Colombia



396.365



543.685



619.108



713.060



734.689



601.381



8,42



53,36



4



Indonesia



447.064



532.157



382.774



499.651



412.529



454.835



6,36



59,72



5



Jerman



370.930



341.680



322.911



310.834



335.643



336.400



4,71



64,43



6



Honduras



317.247



254.201



241.943



275.593



309.924



279.782



3,91



68,34



7



India



216.703



227.677



196.013



209.419



250.415



220.045



3,08



71,42



8



Peru



265.468



237.379



181.984



175.201



239.343



219.875



3,08



74,50



9



Ethiopia



203.652



218.937



238.631



234.218



159.712



211.030



2,95



77,45



10



Guatemala



169.038



230.248



211.534



219.336



164.263



198.884



2,78



80,24



1.584.560



1.447.679



1.301.336



1.303.655



1.416.499



1.412.489



19,76



100,00



7.179.773



7.039.293



7.082.740



7.174.833



7.246.903



Lainnya Total



Rata-rata



Share



7.146.451 100,00



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



Lampiran 23. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-2016 No



Impor (Ton)



Negara



2012



2013



2014



2015



2016



Rata-rata



Share



Kumulatif



(%)



Share (%)



1



USA



1.371.338



1.423.815



1.457.102



1.462.570



1.518.126



1.446.590



20,92



20,92



2



Germany



1.141.145



1.116.376



1.129.648



1.077.757



1.140.989



1.121.183



16,21



37,13



3



Italy



497.261



505.675



534.509



533.179



580.274



530.180



7,67



44,80



4



Japan



379.982



457.087



409.372



435.261



435.140



423.368



6,12



50,92



5



Belgium



292.599



285.794



256.176



287.383



288.740



282.138



4,08



55,00



6



Spain



267.889



264.257



270.779



278.654



287.504



273.817



3,96



58,96



7



France



252.927



238.122



229.523



218.429



209.884



229.777



3,32



62,29



8



Canada



147.472



152.430



168.283



169.498



183.894



164.315



2,38



64,66



9



United Kingdom



137.767



147.642



151.612



171.050



178.347



157.284



2,27



66,94



10



Switzerland Lainnya



130.942



143.112



142.257



148.404



151.644



143.272



2,07



69,01



2.058.151



2.004.670



2.095.144



2.232.687



2.310.199



2.143.122



30,99



100,00



6.677.473



6.738.980



6.844.405



7.014.872



7.284.741



Sumber : FAO, diolah Pusdatin



78



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



6.915.046 100,00



OUTLOOK KOPI



2018



Lampiran 24. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980–2016 Tahun



Produksi



Pertumb.



Vol. Ekspor



Pertumb.



Vol. Impor



Pertumb.



Ketersediaan



Pertumb.



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



(Ton)



(%)



1980



4.839.219



1981



6.083.218



25,71



3.665.271



-0,33



3.733.043



0,54



6.150.990



26,18



1982



4.940.877



-18,78



3.885.540



6,01



3.796.135



1,69



4.851.472



-21,13



1983



5.582.080



12,98



3.947.416



1,59



3.892.872



2,55



5.527.536



13,94



1984



5.221.504



-6,46



4.128.038



4,58



3.939.093



1,19



5.032.559



-8,95



1985



5.824.530



11,55



4.301.787



4,21



4.083.036



3,65



5.605.779



11,39



1986



5.237.224



-10,08



3.977.453



-7,54



4.106.012



0,56



5.365.783



-4,28



1987



6.385.156



21,92



4.366.142



9,77



4.426.946



7,82



6.445.960



20,13



1988



5.645.491



-11,58



4.111.915



-5,82



4.119.112



-6,95



5.652.688



-12,31



1989



5.908.041



4,65



4.654.696



13,20



4.533.620



10,06



5.786.965



2,38



1990



5.645.491



-4,44



4.844.245



4,07



4.729.942



4,33



5.531.188



-4,42



1991



5.908.041



4,65



4.642.133



-4,17



4.640.942



-1,88



5.906.850



6,79



1992



6.063.096



2,62



4.723.159



1,75



4.885.846



5,28



6.225.783



5,40



1993



6.063.320



0,00



4.689.186



-0,72



4.688.635



-4,04



6.062.769



-2,62



1994



6.086.346



0,38



4.566.236



-2,62



4.549.717



-2,96



6.069.827



0,12



1995



5.554.941



-8,73



4.239.715



-7,15



4.324.888



-4,94



5.640.114



-7,08



1996



5.722.718



3,02



4.831.064



13,95



4.720.428



9,15



5.612.082



-0,50



1997



5.529.300



-3,38



4.899.446



1,42



4.861.082



2,98



5.490.936



-2,16



1998



6.197.674



12,09



4.907.825



0,17



4.860.733



-0,01



6.150.582



12,01



1999



6.073.393



-2,01



5.260.286



7,18



5.048.088



3,85



5.861.195



-4,71



2000



6.632.664



9,21



5.498.689



4,53



5.204.204



3,09



6.338.179



8,14



2001



6.790.996



2,39



5.440.431



-1,06



5.132.796



-1,37



6.483.361



2,29



2002



7.502.050



10,47



5.492.472



0,96



5.245.649



2,20



7.255.227



11,91



2003



7.379.798



-1,63



5.229.484



-4,79



5.237.577



-0,15



7.387.891



1,83



2004



7.930.005



7,46



5.615.493



7,38



5.525.119



5,49



7.839.631



6,11



2005



7.038.780



-11,24



5.576.667



-0,69



5.470.103



-1,00



6.932.216



-11,57



2006



7.862.148



11,70



5.921.511



6,18



5.740.133



4,94



7.680.770



10,80



2007



7.390.103



-6,00



6.157.521



3,99



5.894.170



2,68



7.126.752



-7,21



2008



8.147.325



10,25



6.339.195



2,95



6.037.767



2,44



7.845.897



10,09



2009



8.137.938



-0,12



6.304.195



-0,55



6.036.065



-0,03



7.869.808



0,30



2010



8.489.936



4,33



6.581.894



4,40



6.253.834



3,61



8.161.876



3,71



2011



7.794.226



-8,19



6.727.923



2,22



6.449.285



3,13



7.515.588



-7,92



3.677.327



3.712.880



4.874.772



2012



8.478.007



8,77



7.119.837



5,83



6.602.479



2,38



7.960.649



5,92



2013



8.387.743



-1,06



6.965.989



-2,16



6.671.477



1,05



8.093.231



1,67



2014



8.823.713



5,20



7.013.621



0,68



6.758.783



1,31



8.568.875



5,88



2015



8.893.329



0,79



7.112.115



1,40



6.936.962



2,64



8.718.176



1,74



2016



8.787.668



-1,19



7.163.159



0,72



7.203.708



3,85



8.828.217



1,26



Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2016



6.729.138



2,09



5.258.894



1,99



5.136.572



1,92



6.606.816



2,09



2007-2016



8.332.999



2,09



6.748.545



1,72



6.484.453



2,26



8.068.907



2,52



Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian



79



2018



80



OUTLOOK KOPI



Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian