P2M Campak Dan Rubella [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: Miftahul Jannah Binolombangan



NIM



: 7113451180242



M.K



: PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR



DOSEN



: YOZUA T. KAWATUNG, S.Pd, M.K.M



A. PENYAKIT CAMPAK a) Definisi Penyakit Campak Campak adalah munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh akibat infeksi virus. Campak merupakan penyakit menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak. b) Penyebab Penyakit Campak Campak disebabkan oleh virus, yang menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh hidung atau mulut, setelah memegang benda yang terpercik air liur penderita lebih berisiko tertular campak bila belum mendapatkan imunisasi campak, bepergian ke wilayah yang sedang mengalami wabah campak, atau kekurangan asupan vitamin A. Kasus Campak di Indonesia Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat lebih dari 1500 kasus campak di Indonesia, selama Januari hingga Juli 2017. Meski demikian, kasus campak telah menurun sejak dilakukan imunisasi massal. Hingga kini, imunisasi campak terus diperluas ke seluruh Indonesia, guna mencapai target Indonesia Bebas Campak pada tahun 2020. c) Gejala Campak Campak ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang bermula di wajah dan leher, kemudian menyebar ke hampir seluruh tubuh. Awalnya, ruam hanya berbentuk kecil, namun dapat menyatu dan membentuk ruam besar. Ruam campak bisa mirip dengan ruam pada penyakit rubella atau roseola. Gejala awal penyakit campak sebenarnya sudah muncul 3-5 hari sebelum munculnya ruam. Gejala tersebut tidak khas dan mirip dengan gejala flu, yaitu: 



Demam







Lemas







Pegal linu







Pilek







Hidung tersumbat







Batuk kering







Diare







Muntah







Hilang nafsu makan







Mata merah, berair, dan sensitif terhadap cahaya







Kelopak mata membengkak







Muncul bercak putih di dalam mulut Gejala campak biasanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian akan hilang



secara bertahap. Pada banyak kasus, penderita campak akan sembuh dalam waktu 7-10 hari. d) Kapan Harus ke Dokter Campak dapat dicegah dengan memberikan vaksin campak pada saat anak berusia 9 bulan, kemudian dilanjutkan dengan vaksin MMR saat anak berusia 15 bulan dan 5 tahun. Ikuti anjuran dokter anak mengenai jadwal imunisasi pada anak. Segera ke dokter jika Anda curiga Anda atau anak Anda tertular campak, terutama bila sedang mengonsumsi obat imunosupresif atau menderita penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kanker atau tuberkulosis. Penanganan harus cepat dilakukan bila campak disertai munculnya gejala berikut: 



Batuk darah







Sesak napas







Nyeri dada







Linglung







Kejang



e) Pengobatan Campak Dokter dapat menentukan pasien menderita campak dengan menanyakan gejala dan melihat karakteristik ruam pada kulitnya. Namun pada beberapa kasus, dokter perlu mengambil sampel darah dan air liur pasien untuk memastikan diagnosis. Pada dasarnya, tidak ada pengobatan khusus untuk menangani campak, karena campak dapat sembuh sendiri dalam 7-10 hari. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala, yaitu: 



Mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan nyeri dan demam.







Mandi dengan air hangat, untuk meredakan pilek atau hidung tersumbat.







Membersihkan mata dengan kapas basah.







Mengatur cahaya dalam ruangan agar tidak terlalu menyilaukan.







Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi dan mengurangi rasa tidak nyaman di tenggorokan akibat batuk.







Minum air hangat yang dicampur lemon atau madu, untuk meredakan batuk dan mengencerkan lendir di tenggorokan. Namun, jangan berikan madu pada anak berusia di bawah 1 tahun. Anak yang menderita campak harus dipantau secara rutin, karena rentan terserang



penyakit lain, seperti infeksi telinga atau paru-paru basah. Jika hal ini terjadi, segera periksakan anak ke dokter agar dapat diberikan antibiotik. Penting untuk diingat, jangan memberikan aspirin kepada anak-anak. Obat ini dapat memicu sindrom Reye, yang bisa mengancam nyawa. Pasien campak yang kekurangan vitamin A cenderung mengalami gejala yang lebih parah. Oleh karena itu, dokter biasanya akan memberikan suplemen vitamin A, agar gejala campak tidak terlalu parah. Pemberian vaksin dan antibody. Penderita yang belum melakukan imunisasi campak tetap dapat langsung diberikan vaksin campak dalam waktu 72 jam setelah timbul gejala. Vaksin yang diberikan setelah terkena campak bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala.



Dokter juga dapat memberikan suntikan antibodi pada penderita dengan kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan ibu hamil. Bila diberikan dalam waktu 6 hari setelah terinfeksi, antibodi bisa meringankan gejala. f) Komplikasi Campak Sebagian besar penderita campak sembuh dalam beberapa hari. Tetapi pada beberapa kasus, campak dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti: 



Dehidrasi akibat diare dan muntah







Peradangan pita suara







Infeksi mata







Infeksi telinga







Paru-paru basah







Kejang Bila terjadi pada ibu hamil, terutama yang belum mendapatkan imunisasi, campak



dapat menyebabkan sejumlah komplikasi pada janin, seperti terlahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, bahkan kematian janin. Pada kasus yang jarang terjadi, campak juga dapat menimbulkan komplikasi berupa: 



Radang dan infeksi pada otak







Infeksi pada organ hati atau hepatitis







Infeksi pada saraf mata







Mata juling atau strabismus







Gangguan pada sistem saraf dan jantung



g) Pencegahan Campak Pencegahan utama campak dilakukan dengan imunisasi campak dan MMR. Imunisasi campak dilakukan pada saat anak berusia 9 bulan, kemudian dilanjutkan dengan vaksin MMR yang merupakan vaksin kombinasi untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella. Imunisasi MMR dilakukan pada usia 15 bulan dan diulang pada usia 5 tahun. Perlu diingat, vaksin MMR tidak boleh diberikan kepada ibu hamil. Jika Anda belum mendapatkan vaksin MMR, lakukan imunisasi MMR minimal satu bulan sebelum merencanakan kehamilan. Untuk mencegah penularan campak ke orang lain, terutama orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penderita campak disarankan untuk diam di rumah. Tujuannya adalah agar penderita campak tidak kontak dengan orang lain, minimal sampai 4 hari setelah timbul ruam. h) Sebagai Sanitarian Hal Apa Yang Dapat Dilakukan Dalam Mengantisipasi Tertularnya Penyakit Campak Jika fasilitas air bersih dan toilet memadai merupakan hal yang perlu diusahakan oleh pemerintah, kita sebagai pelaku dapat melakukan beberapa tindakan mudah untuk menerapkan kebersihan di lingkungan tempat tinggal dan diri sendiri. Berikut ini beberapa caranya: 1. Jadikan cuci tangan sebagai kebiasaan Mencuci tangan secara tepat dengan sabun dapat mengurangi risiko penyakit diare sebesar 42 sampai 47 persen. Tindakan ini juga bisa mencegah berbagai penyakit menular lain, terutama yang ditularkan melalui bakteri dan virus. 2. Menjaga kebersihan toilet Toilet dengan fungsinya, bisa jadi merupakan tempat yang paling perlu dijaga kebersihannya. Asal tahu saja, sebuah dudukan toilet rata-rata menyimpan 50.000 bakteri. Bersihkan toilet setidaknya dua kali seminggu dengan cairan pembersih toilet dan sikat yang terus dijaga kebersihannya.



3. Bersihkan kain-kain di rumah Handuk yang lembap misalnya, jika tidak segera dijemur dapat menjadi lahan pertumbuhan bakteri yang subur. Sebab itu, ketika menggunakan handuk yang masih lembap, peluang Anda atau anggota keluarga Anda terkena alergi akan meningkat. 4. Bersihkan area tersembunyi Bukan hanya toilet Anda yang kotor. Sadarkah Anda, kalau banyak area di rumah Anda, ternyata jadi tempat tumbuhnya bakteri dan kuman? Misalnya saja tempat cuci piring Anda. Ternyata, bak cuci piring bisa menyimpan bakteri sepuluh kali lebih banyak dari dudukan toilet. Bayangkan saja, sisa-sisa makanan dari perangkat makan terkumpul di sini sebelum masuk ke saluran pembuangan. Belum lagi daging dan sayuran mentah pun dicuci di sini sebelum diolah. Bakteri akan makin mudah berkembang biak dengan lingkungan yang lembap di tempat cuci piring.



B. PENYAKIT RUBELLA a) Definisi Penyakit Rubella Campak Jerman atau Rubella adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Meskipun sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Selain disebabkan oleh virus yang berbeda, efek campak umumnya lebih parah dibandingkan rubella. Walaupun tergolong ringan, rubella bisa menulari ibu hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan keguguran, atau jika kehamilan terus berlangsung, bayi dapat terlahir tuli, menderita katarak, atau mengalami kelainan jantung.Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kekebalan tubuh terhadap rubella pada saat merencanakan kehamilan. b) Penyebab Rubella Rubella disebabkan oleh infeksi virus yang menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terserang rubella ketika menghirup percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi air liur penderita juga memungkinkan seseorang mengalami rubella. Selain melalui beberapa cara di atas, virus rubella juga dapat menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya, melalui aliran darah. c) Gejala Rubella Gejala rubella muncul 2 sampai 3 minggu sejak terpapar virus, dan dapat berlangsung selama 1-5 hari. Gejalanya meliputi: 



Ruam merah yang bermula di wajah, lalu menyebar ke badan dan tungkai.







Demam.







Sakit kepala.







Pilek dan hidung tersumbat.







Tidak nafsu makan.







Mata merah.







Nyeri sendi, terutama pada remaja wanita.







Muncul benjolan di sekitar telinga dan leher, akibat pembengkakan kelenjar getah bening.



Gejala yang timbul akibat rubella biasanya ringan, sehingga sulit terdeteksi. Namun begitu seseorang terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari. Periode yang paling rentan untuk menularkan penyakit ini pada orang lain adalah pada hari pertama sampai hari kelima setelah ruam muncul. d) Kapan Harus ke Dokter Segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala-gejala di atas, terlebih bila sedang hamil. Meskipun jarang terjadi, rubella dapat memicu infeksi telinga dan pembengkakan otak. Oleh karena itu, segera ke dokter bila muncul gejala lain berupa sakit kepala yang terus menerus, nyeri di telinga, dan kaku pada leher. e) Diagnosis Rubella Ruam kemerahan yang disebabkan oleh rubella, yaitu ruam berwarna merah muda yang tidak menonjol, memiliki kemiripan dengan beberapa penyakit kulit lain. Guna memastikan diagnosis rubella, dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella. Adanya antibodi rubella di dalam darah menjadi pertanda bahwa seseorang sedang atau pernah terinfeksi rubella. Namun, keberadaan antibodi ini juga bisa menandakan pasien pernah menerima imunisasi rubella. Pengobatan Rubella Pengobatan rubella cukup dilakukan di rumah, karena gejalanya tergolong ringan. Dokter akan meresepkan obat paracetamol guna meringankan nyeri dan demam, serta menyarankan pasien untuk banyak beristirahat di rumah, agar virus tidak menyebar ke orang lain. Pada ibu hamil yang menderita rubella, dokter mungkin akan meresepkan antibodi hyperimmune globulin untuk melawan virus. Meski dapat mengurangi gejala, antivirus tidak mencegah kemungkinan bayi menderita sindom rubella kongenital, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan bayi terlahir dengan kelainan.



f) Komplikasi Rubella Rubella tergolong infeksi ringan, dan biasanya hanya menyerang satu kali seumur hidup. Akan tetapi, rubella dapat memberikan dampak yang lebih serius pada ibu hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran atau memicu sindrom rubella kongenital pada janin. Sindrom rubella kongenital diketahui menyerang lebih dari 80% bayi, dari ibu yang terinfeksi rubella pada usia kehamilan 12 minggu. Sindrom rubella kongenital sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat lahir, seperti tuli, katarak, penyakit jantung bawaan, dan gangguan pertumbuhan. g) Pencegahan Rubella Rubella dapat dicegah dengan imunisasi MMR atau MR. Dengan PD3I, Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Selain memberikan perlindungan terhadap rubella, vaksin MMR juga dapat mencegah gondongan dan campak. Sedangkan vaksin MR tidak melindungi dari gondongan. Lebih dari 90% penerima vaksin MMR akan kebal dari serangan rubella. Imunisasi MMR dianjurkan untuk dilakukan dua kali, yaitu pada usia 15 bulan dan 5 tahun. Pada orang yang belum pernah mendapat imunisasi MMR, vaksin ini dapat diberikan kapan saja. Wanita yang sedang merencanakan kehamilan dianjurkan untuk menjalani tes darah. Jika hasil tes menunjukkan tidak ada kekebalan terhadap rubella, vaksin MMR akan diberikan, dan setidaknya satu bulan kemudian baru boleh hamil. Vaksin ini tidak boleh diberikan saat sedang hamil. Jika terdapat kontak dengan penderita rubella atau curiga terpapar oleh virus rubella, wanita hamil perlu segera ke dokter kandungan untuk menjalani pemeriksaan.



Apa itu imunisasi MMR dan rubella? Perlu Tahu Vaksin MR dan MMR untuk Anak. ... Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella alias campak jerman. Kedua penyakit ini sangat menular melalui saluran pernapasan dan udara, seperti saat batuk atau bersin.  Vaksin MR untuk anak usia berapa? Orang dewasa dan anak-anak yang hanya mendapatkan satu kali suntikan vaksin campak atau MMR, dapat mendapatkan vaksin MR pada usia berapa pun. Apabila Anak pada usia 9 bulan sudah mendapat vaksin campak, maka vaksin MR dapat diberikan pada usia 15 bulan atau sesuai jadwal imunisasi MR rutin.



Vaksin MR dan Vaksin MMR: Ini Bedanya! Vaksin MR merupakan kombinasi vaksin campak atau Measles (M) dan Rubella (R). Adapun vaksin MMR merupakan vaksin yang terdiri dari 3 komponen vaksin yaitu Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella Perbedaan



Campak



dan



Rubella



Perbedaan campak dan rubella bisa terlihat dari komplikasi yang mungkin terjadi pada keduanya. Center for Disease Control and Prevention menyebutkan sekitar 30 persen orang yang terinfeksi campak mengalami komplikasi lanjutan seperti pneumonia, infeksi telinga, diare, dan ensefalitis. Di antara semuanya, pneumonia dan ensefalitis menjadi dua penyakit komplikasi berat yang memerlukan rawat inap. Sementara itu, rubella adalah jenis infeksi ringan yang membuat tubuh menjadi kebal setelah mengalaminya. Beberapa wanita mengalami radang sendi pada pergelangan tangan jari, dan lutut yang bisa terjadi hingga kurun waktu 30 hari. Penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi seperti peradangan otak dan infeksi pada telinga, meski jarang terjadi. Namun, rubella yang menyerang ibu hamil bisa menyebabkan terjadinya sindrom rubella kongenital. Setidaknya, 80 persen bayi baru lahir mengidap sindrom ini karena ibu hamil mengalami rubella