Panduan Panen Dan Pasca Panen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Program Pengelolaan Lahan Kritis (PLK) merupakan program yang dirancang oleh Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kemendagri dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan pemerintah daerah dan ulayat serta peningkatan kesejahteraan peserta program. Program PLK sudah dimulai sejak tahun 2012 dan direncanakan dilaksanakan selama 5 (lima) sehingga berakhir pada tahun 2016. Pelaksanaan program PLK (d/h PLKSDA-BM) dimulai pada tahun 2012 yang diikuti oleh 19 kabupaten/kota, dan pada tahun berikutnya jumlah peserta bertambahsehingga pada tahun 2016 peserta program mencapai 49 kabupaten/kota. Perkembangan jumlah peserta program serta luas areal seperti ditunjukkan pada Tabel 1 Tabel 1 : Perkembangan Program PLK dari tahun 2012-2016. No



Tahun



Jumlah Kabupaten/ Kota



Luas areal (ha) Keterangan Tanam Baru



Pemeliharaan



1



2012



19



550.4



138.7



18 kab peserta baru, 1 kota (Semarang) peserta lama



2



2013



38



1,204.6



689.1



19 kab peserta baru dan 19 kab/ kota peserta lama



3



2014



47



341.0



1,893.7



9 kab peserta baru dan 38 kab/ kota peserta lama



4



2015



48



162.9



2,234.7



5



2016



49



242.0



2,397.6



1 kab peserta baru dan 47 kab/ kota peserta lama 1 kab peserta baru (pemekaran kab Muna) dan 48 kab/ kota peserta lama



Tujuan program antara lain berupa peningkatan produktivitas lahan dan peningkatan kesejahteraan peserta program, untuk merealisasikan tujuan tersebut dilakukan melalui penanaman tanaman pokok berupa tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan dan tanaman kayu-kayuan. Jenis dan jumlah tanaman pokok yang sudah ditanam sampai dengan tahun 2015, serta rencana penanaman pada tahun 2016 seperti terlihat pada Tabel 2.



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 1



Tabel 2 : Jenis dan Jumlah Tanaman Pokok Program PLK 2012 s/d 2016 No



Jenis Tanaman dan Jumlahnya (pohon)



Tahun Buah-buahan



Perkebunan



Kayu-kayuan



Jumlah



1



2012



120,431



19,333



85,971



225,735



2



2013



157,141



55,650



20,748



233,539



3



2014



37,000



16,207



1,010



54,217



4



2015



23,965



5,771



50



29,786



5



2016*)



29,683



8,019



400



38,102



Total



368,220



104,980



108,179



581,379



*) target



Jumlah tanaman pokok yang sudah ditanam sampai dengan tahun 2015 sebanyak 543,277 pohon dan pada tahun 2016 direncanakan akan ditanam sebanyak 38.102 pohon. Jenis tanaman tanaman buah-buahan yang dibudidayakan seperti durian, mangga, alpokat, rambutan, lengkeng dan jeruk, untuk tanaman perkebunan umumnya berupa tanaman karet sedangkan untuk tanaman kayu-kayuan berupa tanaman sengon. Pada saat ini sebagian tanaman sudah mulai berbuah seperti durian, mangga, jeruk, lengkeng, sirsak, srikaya, nenas dan pisang. Guna membantu peserta program dalam menentukankriteria tanaman yang siap panen, cara panen serta penanganan pasca panen, maka disusun buku panduan pengelohan produksi pertanian. B. Tujuan Panduan Pengolahan Produksi Pertanian program Pengelolaan Lahan Kritis disusun dalam rangka memberikan acuan kepada peserta program dalam mengelola hasil pertanian, khususnya tanaman pokok pada saat panen maupun pasca panen sehingga produk tanaman pokok tersebut dapat terjaga kualitasnya serta mempunyai nilai jual yang tinggi.



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 2



II.



KEGIATAN PANEN & PASCA PANEN



Untuk menghasilkan buah hasil pemanenan dengan kualitas bagus, maka dalam melakukan kegiatan pemanenan buah-buahan perlu diperhatikan umur buah yang tepat untuk dilakukan pemanenan dengan memperhatikan ciri-cirinya serta cara memanennya. Kekurang tepatan dalam menentukan umur buah yang akan dilakukan pemanenan serta cara pemanenannya akan



dapat



mengakibatkan



kualitas



buah



menurun



bahkan



rusak



sebelum



dikonsumsi/dipasarkan.



Disamping penanganan waktu pemanenan perlu juga diperhatikan penanganan pasca panen untuk mengurangi kerusakan buah-buahan hasil pemanenan sehingga tetap terjaga mutunya, baik untuk dikonsumsi langsung maupun untuk penyediaan bahan baku. Terutama buahbuahan yang akan diekspor, maka kegiatan pasca panen harus mendapat perhatian karena disamping adanya persyaratan khusus di negara tujuan ekspor, kegiatan pengiriman akan memerlukan waktu cukup lama sehingga buah-buahan tersebut harus ditangani dengan baik agar tidak mengalami kerusakan setelah sampai di tempat tujuan.



Panduan ini menjelaskan ciri/kriteria buah yang sudah siap dipanen dan cara memanennya serta penanganan buah yang sudah dipanen sehingga mutu buah dapat tetap terjamin baik sampai di konsumen. Jenis tanaman buah yang dijelaskan penanganan panen dan pasca panennya pada panduan ini diutamakan tanaman buah yang dibudidayakan pada program Penanganan Lahan Kritis.



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 3



1. ALPUKAT



A. Pendahuluan Alpokat merupakan buah klimakterik sehingga pemanenan buah dapat dilakukan sebelum buah matang di pohon, karena proses pematangan buah dapat dilakukan melalui pemeraman. Tanaman alpukat mulai berbunga pada awal musim hujan dan pemanenan dapat dilakukan 6 s/d 7 bulan setelah bunga mekar. B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan ∑ Umur buah sudah siap dipemanenan 6-7 bulan setelah bunga mekar ∑ Warna kulit buah tua/buram tetapi belum menjadi cokelat/merah dan tidak mengkilap ∑ Jika buah diketuk dengan punggung kuku menimbulkan bunyi yang nyaring dan jika buah digoyang-goyang akan terdengar goncangan biji. ∑ Kadar lemak minimal 8% (untuk kebutuhan ekspor) b. Cara Pemanenan. Umumnya pemanenan buah alpukat dilakukan secara manual, yaitu dipetik menggunakan tangan, namun jika kondisi pohon tidak memungkinkan untuk dipanjat, maka pemanenan dapat dibantu dengan menggunakan alat/galah yang diberi tangguk/jaring dari kain/goni pada ujungnya sebagai penampung buah. Saat dilakukan pemanenan buah harus dipetik/dipotong bersama tangkai buahnya (sekitar 3-5 cm) untuk mencegah memar atau luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah. Jika buah memar maka kematangan buah menjadi tidak sempurna karena akan mudah terserang penyakit busuk buah sehingga buah berwarna abu kemerahan. C. Pasca Panen Pasca pemanenan pada buah alpukat meliputi kegiatan sbb : a. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada buah serta untuk mempermudah sortasi b. Sortasi Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 4



Sortasi buah dilakukan pada saat buah selesai pemanenan guna mendapatkan buah alpukat yang baik. Langkah yang dilakukan dalam sortasi buah alpukat yaitu : ∑ Buah tidak cacat, kulit buah harus mulus tanpa bercak ∑ Buah cukup tua tapi belum matang ∑ Ukuran buah seragam, biasanya dengan standar 3 buah/kg atau berat maksimal 400 gr/buah ∑ Bentuk buah seragam, paling banyak dipesan buah berbentuk lonceng ∑ Untuk konsumsi ekspor, dipilih buah alpukat yang daging buahnya berwarna kuning mentaga dan tidak berserat c. Pemeraman Pemeraman dilakukan untuk mempercepat pematangan buah alpukat, karena jika tidak dilakukan pemeraman buah alpukat akan masak 7 hari setelah pemanenan/dipetik. Kegiatan pemeraman tidak perlu dilakukan jika buah akan diekspor atau jika pengiriman ke konsumen/pasar memerlukan waktu yang cukup lama. Pemeraman dilakukan dengan cara memasukkan buah alpukat ke dalam karung goni dan ujungnya diikat dengan rapat, kemudian karung diletakkan di tempat yang bersih dan kering d. Penyimpanan. Kegiatan penyimpanan dilakukan guna memperlambat kematangan/masak buah alpukat sehingga dapat membantu dalam proses pengiriman. Hal tersebut karena buah alpukat hanya memerlukan waktu sekitar 7 hari sejak dipemanenan/dipetik sampai buah siap dikonsumsi/masak. Untuk memperpanjang waktu simpan buah alpukat sampai sekitar 30-40 hari, maka buah alpukat agar disimpan dalam ruangan dengan suhu 50C. e. Pengemasan dan Pengangkutan. Pengemasan dan pengangkutan buah alpukat tergantung tujuan pemasarannya, untuk pemasaran dalam negeri buah alpukat cukup dikemas dalam karung plastik/keranjang dan diangkut dengan kendaraan truk. Sedangkan untuk pemasaran ke luar negeri (ekspor), buah alpukat dibungkus kertas tissue kemudian disusun dalam kotak karton dan diberi penyekat dari potongan karton dengan kapasitas kotak 5 kg/kotak.



Daftar Pustaka 1. Hendro Sunarjono, 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah 2. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2.000. Tentang Budidaya Pertanian Alpukat (Persea Americana Mill/Persea gratissima Gaerth) Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 5



2. BUAH NAGA



A.



Pendahuluan Keberhasilan budidaya buah naga selain dipengaruhi oleh teknik budidaya dipengaruhi juga oleh penanganan panen dan pasca panennya. Penanganan panen dan pasca panen yang benar akan menghasilkan buah naga yang berkualitas.Tanaman buah naga mulai berbunga setelah berumur 1,5-2,0 tahun. Untuk membantu menentukan waktu pemanenan perlu dicatat tanggal kemunculan bunga tersebut karena buah naga sudah dapat dilakukan pemanenan setelah berumur 50-55 hari sejak bunga mekar. Penanganan panen dan pasca panen buah naga yang benar diantaranya ketepatan waktu pemanenan, pemilihan buah yang akan dipanen, cara pemanenan serta ketepatan pengemasan dan pengangkutan buah sampai ke konsumen.



B.



Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan. Ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menentukan waktu pemanenan buah naga : ∑ Umur buah 50-55 hari setelah bunga muncul/mekar ∑ Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan ∑ Mahkota buah telah mengecil ∑ Kedua pangkal buah keriput dan kering ∑ Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan sekitar 400-650 gram b. Cara Pemanenan. ∑ Pemanenan dilakukan pada pagi hari antara jam 6.00-9.00 atau sore hari antara jam 15.00-17.00 ∑ Pemanenan dilakukan pada waktu cuaca cerah/tidak hujan ∑ Buah hasil pemanenan harus terhindar dari sinar matahari langsung ∑ Hindari pemanenan pada waktu udara lembab karena dapat memicu serangan patogen pada waktu buah disimpan



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 6



∑ Waktu pemanenan gunakan sarung tangan agar tidak melukai kulit buah ∑ Buah dipotong tepat pada tangkainya secara hati-hati dengan menggunakan gunting atau alat pemotong lain yang tajam, jangan melukai kulit buah maupun cabang tempat buah berada ∑ Bungkus buah hasil pemanenan dengan kertas koran dan letakkan dalam keranjang dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah. Buah yang besar diletakkan di dasar keranjang, rongga diantara buah diisi bantalan/pembatas. ∑ Bagian bawah keranjang dilapisi daun kering atau kertas koran. Bagian atas buah juga dilapisi daun kering atau kertas koran untuk mengurangi tekanan dari buah yang terletak di atasnya ∑ Tinggi lapisan buah dalam keranjang maksimum 3 lapis/susun sehingga buah yang berada di lapisan bawah tidak menerima beban terlalu berat



C.



Pasca Panen Kegiatan pasca panen buah naga meliputi : a. Sortasi ∑ Buah naga dipilih atau disortir berdasarkan ukuran, bentuk, tingkat kemasakan, keseragaman warna serta berat buah ∑ Memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan ∑ Buah tidak lolos sortasi ditandai dengan kulit buah burik (ada bintik coklat kehitaman dipermukaan kulit), buah berwarna pucat, ujung sisik kering, berat buah < 200 gr/buah b. Grading Berdasarkan beratnya, buah naga dibagi dalam 4 (empat) klas, yaitu : ∑ Super, dengan berat > 500 gr/buah ∑ Klas A, dengan berat 400-500 gr/buah ∑ Klas B, dengan berat 300-400 gr/buah ∑ Klas C, dengan berat < 300 gr/buah c. Pengemasan ∑ Menggunakan kardus yang kokoh dengan kapasitas sekitar 20 kg buah/kardus ∑ Kardus kemasan agar mempunyai lubang ventilasi agar buah tidak cepat busuk ∑ Buah naga dimasukkan ke dalam kardus yang sudah diberi penyekat untuk menghindari gesekan antar buah sehingga buah tidak cepat busuk. ∑ Buah disusun dalam kardus dengan posisi tangkai buah berada di bawah



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 7



d. Penyimpanan ∑



Penyimpanan dilakukan agar buah naga mempunyai tingkat kesegaran yang lebih lama.







Selama penyimpanan kardus disusun dengan rapi dan jika ditumpuk tumpukan kardus tidak lebih dari 3-4 tumpukan







Suhu ruangan penyimpanan diatur agar tetap kering dengan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah buah membusuk







Suhu ruangan penyimpanan yang baik adalah 100C Daftar Pustaka



1. http://petunjukpraktisbudidaya.blogspot.com/2013/04/budidaya-buah-naga-organik.html 2. http://contohartikel-ku.blogspot.co.id/2013/05/cara-memanen-buah-naga-dan-ciribuah.html 3. Nurheti Yuliarti, 2012, Bisnis Buah Naga dengan Memanfaatkan Lahan Sempit Rumah



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 8



3. DURIAN



A. Pendahuluan Durian termasuk buah klimakterik (dapat diperam), sehingga pemanenan dapat dilakukan pada tingkat kematangan 85%. Waktu pemanenan untuk durian monthong yaitu 125-135 hari setelah bunga mekar sedangkan durian chanee dilakukan 110-116 hari setelah bunga mekar. Tanaman durian berbunga pada musim kemarau yaitu bulan Juni sampai September sehingga pemanenan dapat dilakukan pada bulan Oktober sampai Februari. Untuk buah durian yang akan dikonsumsi langsung waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat buah matang 100% (buah jatuh sendiri), namun untuk buah durian yang akan dijual dengan waktu pengangkutan cukup lama, maka waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat buah matang 80-85%, agar buah dapat disimpan selama 2-3 minggu. B. Panen. a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk pemanenan buah durian dapat diketahui dari ciri-ciri buah durian sebagai berikut : ∑ Buah sudah berumur sekitar 120-130 hari setelah bunga mekar ∑ Ujung duri jika diketuk/disinggung dengan jari/pisau akan menimbulkan suara nyaring ∑ Ujung duri kulit buah lentur, sedikit kering dan berwarna coklat tua ∑ Garis-garis diantara duri warnanya menjadi gelap ∑ Tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan ∑ Ruas-ruas pada tangkai buah membengkak/membesar dan garis pemisah tampak jelas ∑ Tercium aroma khas durian



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 9



b. Cara Pemanenan. Cara pemanenan yang dianjurkan adalah : ∑ Tingkat kematangan buah mencapai 80-85% (untuk durian jenis monthong diperoleh 100 hari setelah bunga mekar) agar buah dapat disimpan selama 2-3 minggu) ∑ Jika buah cukup besar, maka buah diikat dengan tali ke cabang/pohon sekitar 1 bulan sebelum mencapai kematangan 80-85% ∑ Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai buah sekitar 1,5-2,0 cm dari dahan ∑ Pada saat pemotongan, tangkai buah disisakan sekitar 10 cm dan diusahakan tidak mengenai



bonggol karena bonggol merupakan tempat munculnya bunga pada



musim berikutnya ∑ Buah yang dipanen pada di tempat yang tinggi agar diturunkan pelan-pelan, dapat menggunakan tali, sehingga tidak menyentuh tanah dan merusak duri ∑ Jika buah jatuh ke tanah biasanya retak, daging buah menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi membentuk alkohol dan asam. Guna menghindari buah jatuh, maka sekitar satu bulan sebelum matang buah durian diikat dengan tali sehingga buah tetap menggantung di pohon (tidak jatuh) ∑ Buah hasil pemanenan diletakkan pada wadah plastik/keranjang pemanenan tanpa alas kertas C. Pasca Panen Penanganan pasca panen buah durian meliputi kegiatan sbb : a. Pengumpulan Tempat pengumpulan buah durian agar memperhatikan hal-hal sbb : ∑ Lantai gudang bersih dengan aerasi cukup baik ∑ Suhu ruangan antara 280 s/d 300 C ∑ Kelembaban maksimum 90% ∑ Buah dikumpulkan dalam keranjang ∑ Tumpukan keranjang maksimum 8 keranjang, dan diberi pembatas pada setiap tumpukan keranjang ∑ Setiap tangkai diberi label, untuk menunjukkan waktu pemanenan dan lokasi pemanenan



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 10



b. Pencucian Dilakukan guna membersihkan buah durian dari kotoran getah, tanah, cendawan, serangga dsb sehingga buah terlihat bersih dan segar. Langkah pencucian dilakukan sbb : ∑ Buah dimasukkan ke bak air dan dibersihkan dengan sikat, jika air cucian sudah keruh agar diganti ∑ Buah kemudian dicelupkan ke dalam air yang sudah dicampur fungisida berbahan aktif aluminiumnitrit (O-ethyl phosphonate) seperti Alliete 800 SP dengan dosis 22 cc/L air, tujuannya untuk mencegah penyakit busuk buah karena serangan jamur Phytophthora sp ∑ Buah dibilas dengan air bersih kemudian diletakkan di atas karung untuk dikeringanginkan c. Sortasi Kegiatan sortasi dilakukan untuk memisahkan buah durian yang sudah matang dan belum matang, buah yang baik dan tidak baik, serta ukuran (besar/kecil) buah. Langkah yang perlu dilakukan dalam sortasi adalah sbb : ∑ Pilih buah yang ukurannya seragam, bentuknya normal, tidak cacat, dan tidak terserang hama dan penyakit buah dan pisahkan dengan buah yang masih muda, cacat (kulit berlubang, bekas gigitan hama), pecah/retak, duri memar karena jatuh, atau bentuknya abnormal ∑ Potong tangkai buah yang tersisa pada saat pemanenan/pemetikan ∑ Pilih dan pisahkan buah berdasarkan ukuran dan bentuk ∑ Buah yang terseleksi diletakkan di keranjang dengan alas kertas koran ∑ Posisi tangkai buah menghadap ke bawah d. Grading Merupakan kegiatan seleksi buah durian berdasarkan berat buah dan klas buah serta berdasarkan jumlah juring dan isinya. Khusus durian monthong, klasifikasinya adalah sbb : ∑ Klas I, mempunyai 4-5 juring dan terisi penuh ∑ Klas II, mempunyai 5 juring dan hanya 2 juring terisi penuh ∑ Klas III, mempunyai 5 juring dan 3 juring tidak terisi penuh e. Pelabelan Dilakukan dengan menempelkan label pada buah dan kemasannya guna menunjukkan identitas produk. Langkah pelabelan meliputi : ∑ Pemasangan label pada kotak kemasan yang memberikan informasi tentang berat kotor, berat bersih, grade buah, waktu pemanenan dan waktu untuk dikonsumsi Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 11



∑ Tempelkan stricker kecil yang memberikan informasi tentang asal buah, klas buah dan logo perusahan f. Pengemasan Dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan fisik pada saat penyimpanan dan pengangkutan. Pengemasan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1) Menggunakan kotak kardus ∑



Masukkan buah ke dalam kotak kardus (tebal 0,5-1,0 cm) yang sudah bersekat, secara hati-hati







Dinding kotak harus tertutup rapat untuk menekan laju respirasi buah dan dilengkapi dengan double wall







Setiap kotak kardus dapat berisi 3-5 buah durian dengan berat 10-15 kg.



2) Menggunakan kotak plastik Buah durian dibuka dengan hati-hati, daging buah dan bijinya (pongge) diambil dan dimasukkan ke dalam kotak plastik, sehingga warna daging buah dapat dilihat langsung tanpa membuka kemasan g. Penyimpanan Langkah penyimpanan adalah : ∑



Buah dalam kotak kardus harus disimpan pada ruangan yang bersih bebas hama dan penyakit







Penyimpanan maksimum 2 hari pada ruangan dengan suhu 15-200C







Kotak ditumpuk dengan jumlah tumpukan maksimum 4 tumpukan







Kotak buah yang masuk pertama ke dalam ruangan penyimpanan harus keluar terlebih dahulu waktu akan dipasarkan Daftar Pustaka



1. Linda Hadju, 2012, Panen dan Pasca Panen Durian, Balai Pelatihan Pertanian Jambi 2. Sobir, Endri Martani, 2014, Pedoman Budidaya Durian dan Rambutan di Kebun Campur, Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB bekerjasama dengan Agfor Sulawesi 3. http://budidayamenjanjikan.blogspot.com/2013/05/budidaya-durian.html



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 12



4. DUKU



A. Pendahuluan Tanaman duku pada umumnya mulai berbuah setelah berumur sekitar 5 tahun, dan bunga umumnya terjadi pada bulan Desember sampai Januari dan waktu pemananen dilakukan pada bulan Februari sampai April yaitu setelah buah berumur sekitar 4 bulan. Duku merupakan buah non klimakterik sehingga pemanenan buah duku harus selektif/petik pilih yaitu dipilih buah/tandan buah yang sudah matang. Pada umumnya buah yang berada dalam satu tandan akan matang pada waktu yang sama, namun dalam satu pohon buah tidak matang dalam waktu yang sama sehingga kegiatan pemanenan dilakukan 4-5 kali sampai semua buah selesai dipanen.



B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan Ciri-ciri buah duku yang sudah siap dilakukan pemanenan adalah : ∑



Buah sudah berumur 4 bulan sejak bunga mekar







Kulit buah berwarna kuning kehijau-hijauan bahkan menjadi kuning keputihputihan







Buah agak lunak dan kulit tipis







Ukuran buah sudah maksimal







Getah pada kulit buah sudah berkurang, atau tidak ada getah sama sekali







Sudah menebar aroma yang khas



b. Cara Pemanenan ∑



Dilakukan dengan memotong tandan/tangkai buah yang sudah matang, di bawah tangkai buah minimal sepanjang 20 cm







Buah hasil pemanenan tidak boleh dijatuhkan ke tanah, karena buah akan rusak/memar







Waktu pemotongan tandan agar tidak melukai batang tempat menempelnya tandan karena bunga pada musim berikutnya akan muncul dari tempat tersebut



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 13







Pemanenan sebaiknya menggunakan tangga agar tidak merusak kuncup bunga yang masih ada







Pemanenan hanya dilakukan terhadap buah yang sudah matang yaitu buah yang sudah berwarna kuning, sehingga diperlukan 4-5 kali pemanenan sampai seluruh buah dipetik dari pohon







Pemanenan dilakukan dalam kondisi kering (cuaca terang/tidak hujan) karena buah yang basah/lembab akan berjamur pada saat dikemas



C. Pasca Panen Kegiatan pasca pemanenan buah duku meliputi : a. Pengumpulan Buah duku hasil pemanenan dikumpulkan di tempat yang kering/tidak berair dan tidak terkena sinar matahari langsung sehingga tempat pengumpulan sebaiknya beratap. b. Sortasi Pilih buah yang ukurannya seragam, membuang buah yang busuk atau cacat dan menyingkirkan tandan/tangkainya c. Grading Dilakukan untuk mengelompokkan buah duku yang seragam ukuran dan kualitasnya sehingga mempermudah dalam pengemasan. Buah duku dengan ukuran besar dan berkualitas baik dipisahkan dari buah duku yang kecil dan berkualitas rendah. d. Pengemasan ∑



Buah duku mudah mengalami kerusakan apalagi pada waktu pengangkutan, sehingga buah tersebut perlu dikemas dengan peti kayu dengan ukuran peti 30x30x50 cm yang diperkirakan dapat memuat sekitar 20 kg buah duku.







Peti tersebut kemudian dikumpulkan dalam gudang sebelum didistribusikan ke pasar/konsumen.







Untuk mengurangi dan menghindari gesekan antara buah dan dinding kemasan maka pada bagian alas kotak perlu diberi lapisan jerami atau guntingan kertas, namun tidak dianjurkan untuk menggunakan daun atau bahan lain yang mudah berjamur sebagai alas kotak karena akan mempercepat pembusukan buah duku







Sebelum dikemas lebih baik buah duku ditaburi tepung sagu untuk mengurangi gesekan







Kotak pengemasan lebih baik dibuat dari kayu karena lebih tahan/kuat menahan goncangan pada saat pengiriman dan dibuat lubang ventilasi diantara papan satu dengan yang lain sehingga akan mengurangi kerusakan buah dan perubahan kulit buah (menjadi coklat)



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 14







Guna memperlambat proses pembusukan, dapat dilakukan dengan pengemasan buah duku yang masih bertangkai namun perlu tempat pengemasan yang lebih luas karena tangkai buah ikut masuk ke dalam kotak kemasan



e. Penyimpanan Buah duku mudah rusak, dalam 4-5 hari setelah pemanenan kulit buah akan berubah menjadi coklat. Untuk memperlambat kerusakan, maka buah direndam dulu kedalam larutan benomil dan disimpan dalam ruangan dengan suhu 150C dan kelembaban 8590%. f.



Pengangkutan Syarat pengangkutan yang baik adalah : ∑



Suhu waktu pengangkutan tidak terlalu panas sehingga sebaiknya dilakukan pada malam hari untuk menghindari terik matahari







Kemasanan disusun dengan baik







Pengangkutan agar dilakukan dengan cepat



Daftar Pustaka 1. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura,Departemen Pertanian, 2006. Budidaya Duku. 2. Hendro Sunarjono, 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah. 3. http://budidayamenjanjikan.blogspot.com/2013/05/budidaya-duku.html



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 15



5. JAMBU AIR



A. Pendahuluan Tanaman jambu air yang ditanam dari bibit okulasi sudah mulai berbunga/berbuah setelah berumur 3-4 tahun, tergantung jenis, kesuburan tanah, kondisi iklim dan teknik budidayanya. Sedangkan bibit yang berasal cangkokan akan lebih cepat berbuah yaitu pada umur 1 tahun. Tanaman jambu air dapat berbuah sepanjang tahun dan pemanenan dapat dilakukan 2-3 kali/tahun. Musim berbunga pada bulan Juli-Agustus (yang akan menjadi panen utama) dan April-Juni, sehingga waktu pemanenan terjadi pada bulan Agustus-November dan Juni-Agustus. Untuk mendapatkan buah jambu air yang berkualitas baik maka perlu diperhatikan tingkat kematangan buah, waktu panen dan cara panen. Jambu air termasuk buah non klimakterik sehingga pemanenan dilakukan jika buah sudah matang pohon. B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan Ciri-ciri buah jambu air yang sudah siap dilakukan pemanenan : ∑



Buah sudah berumur 3 bulan sejak bunga mekar







Kulit buah berwarna hijau muda, hijau tua, hijau sedikit merah, hijau merah/ merah hijau tergantung varietasnya







Ukuran buah sudah maksimal (besar) dan struktur daging buah empuk



b. Cara Pemanenan ∑



Memotong tangkai buah, dan dilakukan hati-hati karena buah mudah rontok







Waktu pemanenan yang paling baik adalah pada keadaan cuaca cerah dan dilakukan pagi hari setelah embun yang menempel pada daun dan buah sudah menguap.







Buah jambu air akan mengalami kerusakan cukup tinggi jika pemanenan dilakukan terhadap buah yang masih basah.







Buah hasil pemanenan langsung dimasukkan ke dalam wadah (keranjang plastik) dan dikumpulkan di tempat yang teduh agar buah tidak terkena matahari langsung sehingga buah tidak layu/keriput



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 16







Buah dibersihkan dari semut yang menempel pada buah



C. Pasca Panen Kegiatan pasca panen buah jambu air meliputi : a. Pencucian ∑ Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida yang masih melekat pada kulit buah agar buah tampak bersih, segar dan sehat ∑ Pencucian buah jambu air dalam air bersih dan mengalir atau air yang disemprotkan hingga bersih dari kotoran yang menempel atau dari semut yang mungkin menempel di sela-sela buah ∑ Tiriskan buah dalam tampah atau keranjang buah di tempat yang teduh. b. Sortasi. Dilakukan pemiisahan buah yang bagus (mulus) dengan buah yang rusak, cacat, karena serangan hama dan penyakit atau busuk. Dengan sortasi ini maka buah yang sehat tidak tertulari hama dan penyakit dari buah yang sakit/cacat c. Grading Grading dilakukan untuk mengelompokkan buah berdasarkan ukuran dan varietasnya sehingga diperoleh buah yang seragam. Berdasarkan ukurannya, buah jambu air dikelompokkan dalam 3 klas, yaitu ukuran besar (klas I), ukuran sedang (klas II) dan ukuran kecil (klas III). d. Penyimpanan Simpan buah jambu air di ruang yang dingin, seperti dalam almari es, agar buah dapat disimpan cukup lama e. Pengemasan Pengemasan dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan dengan sarana yang disesuaikan kebutuhan, yaitu : ∑ Pengemasan untuk konsumen, menggunakan kantung jala poly ethylene/ kardus/mangkok kertas dll, dengan kapasitas 1-3 kg ∑ Pengemasan untuk pengangkutan, menggunakan peti yang terbuat dari kayu sengon/pinus berukuran 50x40x35 cm, dengan kapasitas 25-50 kg



Daftar Pustaka 1. Bambang Cahyono, 2010, Sukses Budidaya Jambu Air di Pekarangan dan Perkebunan 2. Hendro Sunarjono, 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah 3. http://budidayamenjanjikan.blogspot.com/2013/05/budidaya-jambu-air.html



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 17



6. JAMBU BIJI



A. Pendahuluan Jambu air merupakan salah satu tanaman buah perdu yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, namun penyediaan buah belum seimbang dengan kebutuhan. Untuk dapat menyediakan buah jambu biji yang berkualitas maka proses pemanenan dan cara pemanenan perlu mendapat perhatian.Jambu biji merupakan salah satu buah yang mempunyai masa simpan sekitar 2-4 minggu setelah pemanenan atau antara 1-2 minggu setelah buah matang penuh. Keterbatasan umur simpan buah inilah yang mendorong upaya pengolahan buah jambu biji merah tetap dapat dikonsumsi. Beberapa cara yang dilakukan untuk mempertahankan umur simpan yaitu dengan melakukan pelilinan, pengemasan yang baik dan penyimpanan buah dalam suhu rendah/dingin.



B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan ∑ Buah sudah berumur 4 bulan sejak bunga mekar ∑ Kulit buah berwarna kuning, untuk jambu biji yang daging buahnya berwarna merah ∑ Kulit buah berubah warnanya dari hijau pekat menjadi keputih-putihan, untuk jambu kristal (jambu biji yang daging buahnya berwarna putih) b. Cara Pemanenan ∑ Buah dipetik bersama tangkainya, dengan menyisakan tangkai buah sepanjang 0,51,0 cm dari pangkalnya ∑ Pemanenan dilakukan secara selektif dengan memilih buah yang sudah matang ∑ Buah hasil pemanenan dimasukkan ke dalam kantong kain/keranjang dan dibawa dengan hati-hati ∑ Waktu pemanenan agar menggunakan sarung tangan



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 18



C. Pasca Panen Kegiatan pasca panen buah jambu biji meliputi : a. Pengumpulan Jambu biji hasil pemanenan dikumpulkan dan dimasukkan kedalam keranjang dengan diberi daun kemudian dikumpulkan di gudang. b. Sortasi Dilakukan untuk memisahkan buah jambu sesuai ukurannya dan kualitasnya, terdapat 3 klas buah jambu biji, yaitu : ∑ Klas I, terdapat 3-4 buah/kg ∑ Klas II, terdapat 5-6 buah/kg ∑ Klas III, terdapat 7-8 buah/kg c. Pengemasan/Distribusi ∑ Dikemas menggunakan peti berukuran 60 x 28,5 x 28,5 cm ∑ Peti diberi alas sabut kelapa, atau bahan halus & lembut lainnya, setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan sabut kelapa kemudian ditutup dengan papan d. Penyimpanan Agar tahan agak lama, buah jambu sebaiknya dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disimpan pada ruangan dengan suhu 23-250 C.



Daftar Pustaka 1. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah, Direktorat JenderalHortikultura, Kementerian Pertanian, 2011, Buku Saku Jambu Biji. 2. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/cara-budidaya-jambu-biji-jambu-batu.html 3. http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/798-pasca-panen-buahjambu-biji-psidium-guajava-l



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 19



7. JERUK



A. Pendahuluan Mutu buah jeruk ditentukan oleh tingkat kematangan buah waktu pemanenan, kondisi saat pemanenan, dan cara pemanenan. Jeruk termasuk buah yang kandungan patinya rendah sehingga bila pemanenan dilakukan masih muda buah tidak akan



masak



sedangkan bila pemanenan setelah melampaui tingkat kematangan optimum atau buah dibiarkan terlalu lama pada pohon, sari buah akan berkurang dan mengganggu kesehatan tanaman dan produksi pada musim berikutnya. Jeruk termasuk tanaman non klimakterik (tidak dapat diperam), sehingga pemanenan harus dilakukan setelah buah masak di pohon. Pemanenan yang tepat adalah pada saat buah telah masak dan belum memasuki fase akhir pemasakan buah.



B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan ∑



Umur buah sekitar 4-6 bulan setelah bunga mekar







Buah tampak penuh berisi, permukaan kulit buah halus dan tekstur agak lunak







Buah bagian bawah jika dipijit terasa lunak dan jika dijentik dengan jari tidak berbunyi nyaring







Kulit buah warnanya menarik (muncul warna kekuningan atau kemerahan), namun untuk jeruk siam dan jeruk manis yang ditanam di dataran rendah yang lembab biasanya kulit buah tetap berwarna hijau



b. Cara Pemanenan ∑



Pemetikan buah jeruk yang tepat adalah dengan menggunakan gunting pemanenan yang tajam dan menyisakan 2-3 mm tangkai buah untuk menghindari kerusakan







Buah yang sudah dipetik dikumpulkan ditempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung untuk menghindari percepatan proses penguapan buah







Pemanenan buah jeruk dilakukan pada pagi hari, setelah embun yang menempel



pada permukaan buah jeruk dan daun sudah menguap Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 20







Pemanenan buah di pohon yang tinggi harus menggunakan tangga, agar cabang dan ranting tidak rusak.







Jangan memanen buah dengan cara memanjat pohon, karena kaki kotor dapat menyebarkan penyakit pada pohon







Pemanen/pemetik buah dilengkapi dengan keranjang yang dilapisi karung plastik atau kantong yang dapat digantungkan pada leher.







Buah hasil pemanenan kemudian dikumpulkan wadah/tempat penampung buah terbuat dari bahan yang lunak, bersih, dan buah diletakkan secara perlahan.



C. Pasca Panen Penanganan pasca panen buah jeruk meliputi kegiatan : a. Pencucian Pencucian dilakukan untuk membersihkan kotoran dan pestisida yang masih menempel pada permukaan kulit buah. Buah direndam dalam air yang dicampur deterjen



atau



cairan



pembersih



0,5-1,0%,



kemudian



digosok



pelan-pelan



menggunakan lap halus atau sikat lunak jangan sampai merusak kulit. Selanjutnya buah dibilas dengan air bersih, dikeringkan menggunakan lap lunak dan bersih atau ditiriskan. b. Sortasi Sortasi dilakukan dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-lain). Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. c. Grading Grading dilakukan untuk mengelompokan buah berdasarkan ukuran, berat, warna, bentuk, tekstur, dan kebersihan buah dari kotoran. Khusus untuk buah jeruk keprok dan siem telah dibuat Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menggolongkan buah jeruk kedalam 4 kelas berdasarkan berat dan diameter buah. No



Klas



Berat buah (gr)



Diameter buah (cm)



1



A



> 151



> 71



2



B



101-150



61-70



3



C



51-100



51-60



4



D



< 50



40-50



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 21



d. Pelilinan Pelapisan lilin pada buah-buahan sebenarnya adalah untuk menggantikan dan menambah lapisan lilin alami yang hilang. Lapisan lilin yang menutupi pori-pori buah dapat menekan respirasi dan transpirasi sehingga daya simpan buah lebih lama dan nilai jualnya lebih baik. Pelilinan juga bermanfaat untuk meningkatkan kilau dan menutupi luka atau goresan pada permukaan kulit buah sehingga penampilannya menjadi lebih baik. Lilin yang banyak digunakan adalah lilin lebah yang diemulsikan dengan konsentrasi 4 – 12%. Air yang digunakan tidak boleh menggunakan air sadah karena garam yang terkandung dalam air tersebut dapat merusak emulsi lilin. Pelilinan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan, pencelupan, atau pengolesan. e. Pengemasan Pengemasan buah bertujuan melindungi buah dari luka, memudahkan pengelolaan (penyimpanann, pengangkutan, distribusi), mempertahankan mutu, mempermudah perlakuan khusus, dan memberikan estetika yang menarik konsumen. Buah jeruk yang akan dikirim keluar kota, sebaiknya dikemas menggunakan peti dari pada dengan keranjang bambu atau karung karena keranjang atau karung tidak dapat meredam goncangan selama pengangkutan.Bahan peti dipilih yang ringan dan murah seperti kayu senggon laut (albazia falcata) atau kayu pinus, denganbentuk disarankan persegi panjang (60 x 30 x 30 cm) atau bujur sanggkar (30 x 30 x 30 cm), dinding peti tidak tertutup rapat (ada ventilasi) agar udara di dalam peti tidak lembab dan tidak terlalu panas. Bobot maksimal setiap peti sebaiknya tidak melebihi 30 kg, buah jeruk lebih baik jika dibungkus dengan kertas tissue (potongan/sobekan kertas) sebelum dimasukkan ke dalam peti. f. Penyimpanan Penyimpanan



dilakukan



untuk



mengendalikan



laju



respirasi



dan



transpirasi,



mengendalikan atau mencegah penyakit dan perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh konsumen. Jeruk yang disimpan hendaknya bebas dari lecet kulit, memar, busuk dan kerusakan lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, suhu ruang penyimpanan dijaga agar stabil antara 5-10oC. Jika suhu terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan buah (chiling injury). Disamping suhu penyimpanan juga harus memperhatikan kelembaban ruangan penyimpanan, jika kelembaban rendah akan terjadi pelayuan atau pengkeriputan dan jika terlalu tinggi akan merangsang proses pembusukan, terutama apabila ada variasi suhu dalam ruangan. Kelembaban nisbi yang baik antara 85-90% atau 90-95% sehingga dapat menghindari pelayuan dan pelunakan buah. Kelembaban udara dalam ruangan pendinginan dapat dinaikkan antara lain dengan cara menyemprot lantai dengan air. Kelembaban yang tepat akan menjamin tingkat keamanan buah yang disimpan terhadap pertumbuhan mikroba. Page | 22 Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Sirkulasi udara diperlukan secukupnya untuk membuang panas yang berasal dari hasil respirasi atau panas yang masuk dari luar.



Daftar Pustaka 1. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, 2012. Pedoman Peningkatan Mutu Jeruk. 2. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/budidaya-jeruk-lengkap.html 3. Sutopo, 2011, Penanganan Panen dan Pasca Panen Buah Jeruk



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 23



8. LENGKENG



A. Pendahuluan Lengkeng termasuk buah non klimakterik (tidak dapat diperam) sehingga pemanenan dilakukan pada waktu buah sudah matang di pohon. Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan pemanenan buah lengkeng harus diperhatikan betul ciri-ciri/tanda buah yang sudah siap dilakukan pemanenan. Tanaman lengkeng berbunga satu kali/tahun yaitu pada bulan Agustus sampai Oktober dan pemanenan dapat dilakukan 4 bulan setelah bunga mekar.Salah satu permasalahan dalam pengembangan tanaman lengkeng adalah daya simpan buah yang tidak tahan lama. Dalam suhu ruang buah lengkeng hanya mampu bertahan 7-10 hari setelah pemanenan. Proses penurunan mutu buah didahului dengan terjadinya browningyaitu 3-5 hari setelah pemanenan dan kemudian terjadi pembusukan buah yaitu 4-5 hari setelah browning. Browning dicirikan dengan adanya perubahan warna kulit buah menjadi coklat tua kehitaman dan perubahan kulit buah yang sebelumnya lentur menjadi kaku. B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan ∑



Buah telah berumur 4 bulan sejak bunga mekar







Warna kulit buah menjadi kecoklatan gelap, licin dan mengeluarkan aroma







Rasa buah manis dan harum, yang belum matang rasa buah belum manis







Buah sudah nampak padat



b. Cara Pemanenan ∑



Pemanenan dilakukan pada ujung percabangan di bawah tangkai buah, minimal sepanjang 20 cm







Buah hasil pemanenan diletakkan di tempat yang teduh







Buah hasil pemanenan tidak boleh dijatuhkan karena akan memar atau rusak sehingga akan mempercepat proses pembusukan buah



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 24







Pemanenan dilakukan pada waktu cuaca terang/tidak hujan supaya buah lengkeng tidak basah dan lembab dan dilakukan pada pagi hari untuk menghindari penguapan air dari buah lengkeng karena sengatan matahari







Pemanenan dalam satu pohon sebaiknya dilakukan secara bersamaan kecuali jika tingkat kematangan antar tandan buah berbeda jauh



C. Pasca Panen Kegiatan pasca panen buah lengkeng meliputi : a. Pencucian Buah lengkeng yang baru dipetik dilakukan pencucian untuk memperoleh buah yang bersih dari kotoran dan hama atau penyakit b. Sortasi Dilakukan untuk memisahkan buah yang rusak dan memar, buah yang terpilih kemudian dirapikan tangkainya dengan cara memotong dan menyisakan sepanjang 15-20 cm. Tangkai diikat dengan rapi dengan berat antara 1-5 kg atau tergantung pesanan c. Grading Buah yang disortasi kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukuran buah yaitu besar, sedang dan kecil d. Pengemasan ∑ Buah lengkeng yang sudah diikat dimasukkan ke dalam wadah berupa keranjang plastik atau kardus karton yang sudah dibuat lubang ventilasi. ∑ Wadah kemudian disimpan pada ruangan pendingin atau dikirim ke pasar. ∑ Buah yang dikirim ke pasar, perlu diperiksa terlebih dahulu setelah sampai tujuan untuk membetulkan ikatan buah dan memisahkan buah yang rusak selama pengangkutan Daftar Pustaka 1. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, 2009. Budidaya Lengkeng. 2. Hendro Sunarjono, 2013, Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah 3. http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/pemanenan-buah-lengkeng/



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 25



9. MANGGA



A. Pendahuluan Buah mangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah dengan pola respirasi yang diawali dengan peningkatan secara lambat, kemudian meningkat, dan menurun lagi setelah mencapai puncak. Pemanenan buah dilakukan pada saat buah mencapai pertumbuhan maksimum (mature) tetapi belum matang (unripe), untuk mempercepat pematangan buah dilakukan melalui pemeraman. Oleh karena mangga termasuk buah yang kandungan patinya rendah, maka apabila pemanenan dilakukan pada waktu masih muda, buah tidak akan masak. B. Panen a. Menentukan Waktu/Kriteria Pemanenan Penentuan waktu pemanenan/kriteria pemanenan buah mangga adalah : ∑



Umur buah 120-140 hari sejak bunga mekar







Bagian pangkal buah sudah membengkak rata dan warnanya mulai menguning







Dua pertiga tangkai buah sudah mengering atau menguning.







Kulit buah ditutupi lapisan lilin yang berwarna keputih-putihan dan sudah mengkilat







Terdapat bintik-bintik coklat (lentisel pecah) pada 2/3 atau lebih dari panjang buah







Bentuk buah sudah padat penuh terutama bagian ujung







Bekas tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya







Bila buah dimasukkan air, buah tenggelam







Warna buah mangga manalagi dan arumanis hijau kelam, hijau tua, atau hijau kebiru-biruan, sedangkan mangga gedong kekuning-kuningan



b. Cara Pemanenan Cara pemanenan buah mangga agar memperhatikan hal-hal sbb : ∑



Pemanenan buah dilakukan pagi hari, buah yang sudah dipetik tidak boleh terkena matahari langsung karena akan mempercepat perusakan buah



Panduan Pengolahan Produksi Pertanian Program Pengelolaan Lahan Kritis



Page | 26







Pemanenan buah mangga dengan menyisakan tangkai buah sepanjang +10 cm agar getah tidak mengotori buah karena getah akan mempercepat kerusakan buah







Pada waktu pemanenan buah tidak boleh dilempar/jatuh untuk menghindari kerusakan buah karena memar







Letakkan buah hasil pemanenan pada keranjang dengan posisi tangkai menghadap ke bawah sampai getah hilang/tidak menetes lagi







Agar buah mangga berkualitas baik, maka pemanenan buah mangga dilakukan secara bertahap, 2-5 kali



C. Pasca Panen Kegiatan pasca pemanenan buah mangga meliputi kegiatan : a. Pencucian Buah mangga yang telah dipetik agar segera dibersihkan dari getah yang keluar dari tangkai buah. Pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan natrium hipokhlorit 100 ppm guna menghilangkan getah yang akan membakar kulit buah sehingga menyebabkan buah cepat membusuk. b. Sortasi. Sortasi buah mangga hasil pemanenan dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam. Untuk mengetahui tingkat kematangan, buah mangga dimasukkan kedalam bak air dan jika buah tenggelam berarti buah sudah masak 95%. c. Grading Dilakukan untuk memperoleh buah mangga dengan ukuran seragam ukurannya (besar >400 gr, sedang 200-400 gr, dan kecil