PANDUAN PPI DR - Dian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN INTERNAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UPT PUSKESMAS LEWORENG



Disusun Oleh : TIM PENYUSUN PEDOMAN INTERNAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UPT PUSKESMAS LEWORENG



DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT UPT PUSKESMAS LEWORENG 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua sehingga kami berhasil menyusun buku Pedoman Internal Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPT Puskesmas Leworeng. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan transparan kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi puskesmas untuk meningkatkan pelayanan di bagian pencegahan dan pengendalian infeksi. Selain digunakan oleh seluruh petugas puskesmas, pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi ini juga digunakan dan penting bagi pasien, keluarga pasien serta orang yang berkunjung di lingkungan Puskesmas. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu kami sangat berharap atas saran untuk perbaikan selanjutnya.Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPTPuskesmas Gunung Sari.



Leworeng,



Tim Penyusun



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………



1



DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..



2



BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………



3



A. Latar belakang ………………………………………………………………………



3



B. Tujuan ……………………………………………………………………………….



4



C. Ruang lingkup ………………………………………………………………………



4



D. Dasar hukum………. ……………………………………………………………….



4



BAB II. STANDAR KETENAGAAN A. Sumber Daya Manusia dan Distribusi Ketenagaan…………………………………… 6 B. Tugas dan tanggung jawab…………………………………………………………… 7 C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan ………………………………………………. 8 BAB III. PRINSIP DASAR PPI …………………………………………………………….. 11 A. Hand Hygiene / Kebersihan Tangan ………………………………………………… 11 B. Alat Pelindung Diri (APD).………………………………………………………… 14 C. Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien……………………………………….. 18 D. Pengendalian Lingkungan………………………………………………………….. 20 E. Pengolahan Limbah ……………………..………………………………………….. 25 F. Pengelolaan Linen ………………………………………….……………………… 30 G. Perlindungan Kesehatan Petugas…………………………………………………… 31 H. Penempatan Pasien …………………………………………………………………. 32 I. Hygiene Respiratory / Etika Batuk …………………………………………………. 32 J. Praktek Penyuntikan Yang Aman ………………………………………………….. 33 BAB IV TATALAKSANA PPI ……………………………………………………………. 34 BAB V PANDUAN PPI BAGI PASIEN/PENGUNJUNG ………………………………… 42



2



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di pelayanan kesehatan dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di pelayanan kesehatan, baik karena perawatan atau berkunjung ke rumah sakit.Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care). Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatanagar terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.



3



B. TUJUAN Tujuan Umum Meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Tujuan Khusus 1. Menjadi penuntun bagi tenaga kesehatan hingga mampu memberikan pelayanan kesehatan dimana resiko terjadinya infeksi dapat ditekan. 2. Menjadi acuan bagi para penentu kebijakan dalam perencanaan logistik di Puskesmas. 3. Menjadi acuan dikalangan non medis yang mempunyai resiko terpajan infeksi dalam pekerjaannya. 4. Menjadi bahan acuan petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan kepada pasien/ keluarga pasien tentang tindakan pencegahan infeksi. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections/HAIs) berupa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya HAIs, surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta penggunaan anti mikroba yang bijak. Disamping itu, dilakukan monitoring dan audit secara berkala. Pedoman ini digunakan untuk panduan bagi petugas kesehatan di Puskesmas dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada pelayanan terhadap pasien yang menderita penyakit menular baik kontak langsung, droplet dan udara. D. DASAR HUKUM 1.



Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan



2.



Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 /Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya



3.



Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya



4.



Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran



5.



Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan



6.



Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan



7.



Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan



4



8.



Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun



9.



Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran



10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi 12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan



5



BAB II STANDAR KETENAGAAN



1. Sumber Daya Manusia dan Distribusi Ketenagaan Dalam melaksanakan pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPTD Puskesmas Leworeng di bentuk Tim PPI yang terdiri dari Ketua Tim PPI, IPCN dan Anggota Tim PPI disesuaikan dengan kualifikasi dan beban kerja yang ada.



Untuk



distribusi ketenagaan Tim PPI disebutkan sesuai dengan tugas masing-masing. Kepala Puskesmas



Ketua Tim PPI



Anggota Lainnya



IPCN



TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UPT PUSKEMAS GUNUNG SARI



NO.



KEDUDUKAN



NAMA



DALAM TIM 1



Ketua



2.



IPCN



3.



Anggota



2. Tugas dan Tanggung Jawab a. Pimpinan fasilitas layanan kesehatan (Pemimpin UPTD Puskesmas Leworeng) Tugas : 1. Membentuk Komite / Tim PPI dengan Surat Keputusan. 2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. 3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan. 4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.



6



5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI. 6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan disinfektan dirumah sakit berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI. 7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI. 8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untukPPI. 9. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, terutama bagi petugas yang berisiko tertular infeksi minimal 1 tahun sekali, dianjurkan 6 (enam) bulan sekali b. Ketua Tim PPI Tugas: 1.



Bertanggungjawab atas -



Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.



-



Penyusunan rencana strategis program PPI.



-



Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.



-



Tersedianya SPO PPI.



-



Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.



-



Memberikan kajian KLB infeksi di puskesmas.



-



Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.



-



Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko infeksi.



2.



-



Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI.



-



Terselenggaranya pertemuan berkala.



Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada Pemimpin UPT Puskesmas



c. IPCN Tugas dan Tanggung Jawab IPCN : 1.



Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO dan memberikan saran perbaikan bila diperlukan.



2.



Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Tim



3.



Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.



4.



Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius / tertusuk bahan tajam bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.



5.



Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yangterjadi di fasyankes. 7



6.



Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan daftar tilik.



7.



Memonitor



pelaksanaan



pedoman



penggunaan



antibiotika



bersama



Komite/Tim PPRA. 8.



Mendesain,melaksanakan,



memonitor,



mengevaluasi



dan



melaporkan



surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama Komite / Tim PPI 9.



Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.



10. Memberikan saran desain puskesmas agar sesuai dengan prinsip PPI. 11. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung puskesmas tentang PPI. 12. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga dan pengunjung tentang topik infeksi yang sedang berkembang (New-emerging dan re-emerging) atau infeksi dengan insiden tinggi. 13. Sebagai coordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan infeksi di puskesmas. 14. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –use. d. Anggota PPI lainnya Tugas: 1.



Bertanggung jawab kepada ketua komite PPI dan berkoordinasi dengan unit terkait lainnya dalam penerapan PPI



2.



Memberikan masukan pada pedoman serta SOP maupun kebijakan terkait PPI.



3. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan PPI di UPT Leworeng di fokuskan pada kegiatan No 1



Kegiatan Kebersihan tangan



Uraian - Bekerja sama dengan bagian penunjang dalam pengadaan botol dan braket untuk tempat handrub, sabun cair handwash, dan tissue. - Bekerjasama



dengan



bagian



promkes



dalam



pengadaan poster, leaflet dan stiker Kebersihan Tangan. - Bekerja sama dengan bagian farmasi untuk pengadaan handrub dengan formula yang direkomendasikan oleh 8



WHO. - Tim PPI melakukan kampanye Kebersihan Tangan 2



Alat pelindung diri



untuk semua petugas Puskesmas. - Bekerja sama dengan bagian farmasi dalam pengadaan APD - Tim PPI mengadakan pelatihan cara penggunaan APD



3



Dekontaminasi peralatan



untuk semua perawat sampai tenaga cleaning service. - Tim PPI mengadakan sosialisasi cara



perawatan



dekontaminasi



pasien



dan



segala



sesuatu



yang



berhubungan dengan cara-cara desinfeksi dan sterilisasi untuk semua alat non kritikal, semi



4



Pengendalian lingkungan



kritikal dan kritikal kepada Tim PPI. - Tim PPI bekerja sama dengan petugas puskesmas dalam



pengendalian



lingkungan



untuk



menjaga



kualitas air, udara, permukaan lingkungan, tata letak furniture ruangan dan kualitas makanan. - Bekerja sama dengan bagian kesehatan Lingkungan dalam pengadaan Spill kit untuk semua area pelayanan 5



Pengelolaan limbah



perawatan pasien - Bekerja sama dengan bagian kesehatan lingkungan untuk pengadaan tempat sampah medis dan umum di seluruh area Puskesmas - Bekerja sama dengan bagian kesehatan lingkungan untuk pengadaan safetybox di seluruh area pelayanan



6



Penatalaksanaan linen



perawatan pasien di Puskesmas. Bekerja sama dengan bagian laundry dalam pengelolaan



7



Perlindungan



linen yakni pemisahan linen infeksius dan non infeksius Bekerja sama dengan tim K3 dalam penanganan kasus



8



kesehatan petugas Penempatan pasien



pasca pajanan Bekerja sama dengan petugas puskesmas yang bertugas di IGD dan Kebidanan dalam penempatan pasien-pasien yang membutuhkan perawatan ruangan isolasi.



9 10



Hygiene respirasi Praktek



Bekerja sama dengan bagian promkes dalam pemenuhan



poster Etika batuk. penyuntikan Tim PPI bersama



yang aman



bagian



keperawatan



melakukan



sosialisasi cara penyuntikan yang aman dengan one hand dan no recapping kepada seluruh tenaga keperawatan dan tenaga



11



non



perawat



dalam



melakukan



tindakan



penyuntikan. Surveilans oleh seluruh Tim PPI Tim PPI melakukan pengumpulan data, analisis data, interpretasi data dan 9



diseminasi informasi hasil interpretasi data bagi mereka yang membutuhkan.



10



BAB III PRINSIP DASAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI Dl UPTD PUSKESMAS LEWORENG



Pencegahan dan Pengendalian infeksi menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan medis dan asuhan keperawatan di puskesmas yang berfokus pada keselamatan pasien, petugas dan lingkungan puskesmas. Kinerja PPI dicapai melalui keterlibatan aktif semua petugas puskesmas, mulai dari jajaran manajemen, dokter, perawat, paramedis, serta petugas kebersihan. Kegiatan PPI harus dilakukan secara tepat di semua bagian/area di Puskesmas, mencakup seluruh masyarakat puskesmas dengan menggunakan prosedur dan petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan oleh puskesmas. Upaya pokok PPI mendasarkan pada upaya memutus rantai penularan infeksi berfokus pada Kewaspadaan Standar (Standart Precautions), serta Kewaspadaan Isolasi berdasarkan transmisi penyakit. Pada tahun 2007, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas) komponen utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar, yaitu: 1. Kebersihan tangan 2. Alat Pelindung Diri (APD), 3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien 4. Kesehatan lingkungan 5. Pengelolaan limbah 6. Penatalaksanaan linen 7. Perlindungan kesehatan petugas 8. Penempatan pasien 9. Hygiene respirasi/etika batuk dan bersin 10. Praktik menyuntik yang aman 11. Praktik lumbal pungsi yang aman Berdasarkan kondisi dan kewenangan puskesmas, 10 item utama kewaspadaan standar harus diterapkan di puskesmas. A. KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin. Cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan pada saat: 11



-



Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun telah memakai sarung tangan.



-



Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang bersih, walaupun pada pasien yang sama.



Indikasi kebersihan tangan: -



Sebelum kontak pasien;



-



Sebelum tindakan aseptik;



-



Setelah kontak darah dan cairan tubuh;



-



Setelah kontak pasien;



-



Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien



12



Gambar Cara Kebersihan tangan dengan Sabun dan Air. Diadaptasi dari: WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.



13



Gambar Cara Kebersihan Tangan dengan Antisepsik Berbasis Alkohol. Diadaptasi dari WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.



B. ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot). Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.



14



Gambar alat pelindung diri.



Jenis-Jenis APD antara lain: 1.



Sarung tangan Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu: -



Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan.



-



Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin



-



Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan, menangani bahan-bahan



terkontaminasi,



dan



sewaktu



membersihkan



permukaan



yang



terkontaminasi. Kegiatan/tindakan



Perlu sarung tangan Jenis sarung tangan yang



Pengukuran tekanan darah Pengukuran suhu Menyuntik Penanganan dan pembersihan alat-alat Penanganan limbah terkontaminasi Membersihkan darah/cairan tubuh Pengambilan darah Pemasangan dan pencabutan infus Pemeriksaan dalam-mukosa (vagina,



Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya



rektum, mulut) Pemasangan dan pencabutan implan, Ya kateter



urin,



AKDR



dan



dianjurkan Rumah tangga Rumah tangga Rumah tangga Pemeriksaan Pemeriksaan Bedah Bedah



lainnya



(terbungkus dalam paket steril dan dipasang dengan teknik tanpa sentuh) Persalinan per vaginam



Ya



Bedah 15



2.



Masker Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara yang kotor dan melindungi pasienatau permukaan lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang di gunakan harus menutupi hidung dan mulut serta melakukan Fit Test (penekanan di bagian hidung). Terdapat tiga jenis masker, yaitu: -



Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet.



-



Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.



-



Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur.



Gambar memakai masker Cara memakai masker: -



Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga jika menggunakan kaitan tali karet atau simpulkan tali di belakang kepala jika menggunakan tali lepas).



-



Eratkan tali kedua pada bagian tengah kepala atau leher.



-



Tekan klip tipis fleksibel (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung dengan kedua ujung jari tengah atau telunjuk.



-



Membetulkan agar masker melekat erat pada wajah dan di bawah dagu dengan baik.



-



Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat dengan benar.



Pemakaian Respirator Partikulat Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care particular respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi seseorang dari partikel berukuran tinggi atau 30°- 45° b. Ubah posisi tidur miring kanan dan kiri bergantian 3. Keberasihan mulut setiap 4 jam dengan menggunakan anitiseptik oral yang bebas dari alkohol (khlorheksidin 0,2%) 4. Laksanakan kewaspadaan standar a. Kebersihan tangan (kategori I) sebelum dan sesudah: •



Menyentuh pasien







Menyentuh darah/cairan tubuh







Menyentuh alat sistem pernafasan



b. Gunakan sarung tangan besih •



kontak dengan mukosa mulut dan kering







tindakan pengisapan lendir







kontak darah dan cairan tubuh



c. Ganti sarung tangan di antara dua tindakan. d. Pakai masker saat: •



intubasi, 41







pengisapan lendir,







pembePuskesmasihan mulut dan hidung.



e. Segera lepas masker setelah selesai tindakan. f. Bersihkan semua peralatan sebelum didisinfeksi atau sterilisasi •



Lakukan dekontaminasi semua peralatan sebelum disinfeksi /sterilisasi







Jangan memakai ulang peralatan disposable, kecuali yang sudah diatur dalam kebijakan PUSKESMAS tentang pengelolaan alat medis reused







Lakukan disinfeksi sesuai standar kriteria alat pada alat pakai ulang sebelum digunakan lagi (sesuai standar CSSD)







Bag resusitasi dibersihkan dan didisinfeksi setelah digunakan.



g. Tidak direkomendasikan mengganti sirkuit ventilator secara rutin, kecuali atas indikasi h. Satu sirkuit setiap pasien, penggantian sirkuit ventilator bila kotor atau tidak berfungsi (tidak ada rekomendasi waktu penggantian breathing sircuit) i. Tidak membuka sirkuit ventilator secara rutin j. Segera membuang kondensasi air dalam sirkuit ke tempat penampungan (water trap) k. Gunakan air steril untuk mengisi humidifier. l. Alat nebulisasi dinding dan penampungnya harus diganti setiap 24 jam dan dibePuskesmasihkan m. Setiap slang dan masker yang digunakan untuk terapi oksigen harus diganti pada setiap pasien. n. Lakukan pengisapan lendir saluran pernafasan dengan tehnik aseptik dan dilakukan hanya jika perlu, gunakan kateter steril. Jika pemakaian hanya dalam waktu singkat maka kateter dapat dipakai ulang setelah dibilas dan dibePuskesmasihkan. o. Intubasi •



Lakukan dengan tehnik aseptik



VAP Bundle a. Kebesihan tangan b. Posisi tidur 30°- 45° bila tidak ada kontra indikasi 42



c. Oral hygiene setiap 4 jam (dengan khlorheksidin 0,2%) d. Penghisapan lendir jika diperlukan, diprioritaskan menggunakan closed System h. Pemberian obat untuk menghindari stress ulcer i. Tidak direkomendasikan melakukan bronkhial washing



D. Tatalaksana Pencegahan dan Pengendalian Dekubitus Infeksi Pencegahan dekubitus: - Higiene dan perawatan kulit, kulit harus selalu dijaga agar tetap besih dan kering serta dikaji terus menerus terhadap risiko dan tanda awal penekanan dan gesekan, - Menghilangkan friksi dan gesekan, pertahankan postur tubuh ataupun pergerakan secara bebas; - Mengurangi tekanan pada tumit; - Pengaturan posisi, diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit; - Kasur antidekubitus, mengurangi bahaya immobilisasi pada sistem kulit. Penatalaksanaan dekubitus: - Kaji derajat dekubitus; - Rawat dekubitus sesuai dengan derajatnya; - Catat kejadian dekubitus beserta grade-nya, dokumentasikan melalui surveilans nosokomial dan entry data infeksi RL 6



43



BAB V PANDUAN PPI UNTUK PASIEN & PENGUNJUNG



Panduan PPI untuk Pasien Pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu yang berfokus pada keselamatan. Untuk itu, maka pasien juga perlu diberi edukasi agar bekerjasama dengan masyarakat PUSKESMAS mewujudkan standar pelayanan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi. Pasien selalu diberi edukasi pada setiap orientasi ketika awal dirawat inap. Edukasi PPI khususnya adalah dalam hal kebesihan tangan. ketertiban membuang sampah dan etika batuk. Hal lain yang perlu diedukasikan adalah membatasi barang dari luar PUSKESMAS yang dibawa ke ruangan, jumlah penunggu di ruangan dan ketertiban jam berkunjung. Catatan edukasi bagi pasien didokumentasikan dalam Form Pendidikan Pasien dalam rekam medis. Pasien rawat jalan diberikan edukasi saat menunggu di area pendaftaran / poliklinik melalui program penyuluhan kesehatan masyarakat PUSKESMAS yang dikoordinasikan Tim PPI PUSKESMAS melalui Bagian Humas. Bentuk lain edukasi adalah dengan banner, poster, leflet, teks berjalan, baliho, spanduk, pemutaran video edukasi, dll yang ditempatkan di area publik yang mudah terbaca oleh seluruh pengunjung PUSKESMAS dan di area tunggu pasien/pengunjung.



Panduan PPI untuk Pengunjung Di Rawat Jalan 1. Pengunjung / pasien setelah tiba di Puskesmas direkomendasikan untuk melakukan kebersihan tangan dengan menggunakan sabun cair dengan air mengalir atau handrub yang sudah disediakan 2. Apabila pengunjung / pasien batuk atau mengalami tanda atau gejala infeksi pernafasan pada saat berada di ruang pendaftaran direkomendasikan menempati tempat duduk yang telah disediakan khusus pasien batuk dan menggunakan masker yang sudah disediakan 3. Direkomendasikan pengunjung / pasien batuk untuk duduk pada jarak 1 meter dari yang lainnya saat menunggu pemeriksaan 4. Berikan edukasi atau informasi mengenai etika batuk 44



5. Pengunjung / pasien setelah keluar dari Puskesmas direkomendasikan untuk melakukan kebePuskesmasihan tangan menggunakan sabun cair dengan air mengalir atau handrub yang sudah disediakan. Di Rawat inap 1. Pengunjung setelah tiba diPuskesmas direkomendasikan untuk melakukan kebesihan tangan menggunakan sabun cair dengan air mengalir atau handrub yang sudah disediakan, sebelum masuk ruang perawatan 2. Apabila pengunjung batuk atau mengalami demam dan gangguan pernafasan sebaiknya tidak diperkenankan



mengunjungi



pasien.



Dalam



kondisi



terpaksa,



direkomendasikan



menggunakan masker dan segera meninggalkan ruangan pasien 3. Bagi anak-anak dibawah 12 tahun dilarang mengunjungi pasien di Puskesmas 4. Pada waktu masuk ruangan, pengunjung dibatasi maksimal 2 orang secara bergantian (khususnya di ruang rawat penyakit infeksi)



Pada pasien dengan penyakit menular melalui udara 1. Pengunjung melakukan kebesihan tangan sebelum memasuki dan setelah keluar dari ruang perawatan pasien 2. Pengunjung dibatasi maksimal 2 orang dan waktu berkunjung maksimal 10 menit 3. Pengunjung harus mengikuti prosedur dari PPI dengan menggunakan APD berupa masker dan gaun (jika diperlukan), apabila kontak langsung dengan pasien 4. Segera melepas APD jika keluar ruangan dan masker dibuang pada limbah infeksius apabila menggunakan gaun maka ditempatkan pada tempat linen infeksius



Pada pasien dengan Isolasi Perlindungan 1. Pengunjung melakukan kebesihan tangan sebelum memasuki dan setelah keluar dari ruang perawatan pasien 2. Pengunjung dibatasi maksimal 2 orang 3. Pengunjung harus mengikuti prosedur dari PPI dengan menggunakan APD berupa masker, gaun, mengganti alas kaki, membatasi kontak dengan pasien 4. Segera melepas APD jika keluar ruangan; masker dibuang pada limbah infeksius, gaun dan alas kaki ditempatkan pada tempat yang disediakan 45



Informasi berupa poster, leaflet, banner, spanduk, teks berjalan, dll. Bentuk media edukasi disediakan untuk pengunjung PUSKESMAS, ditempatkan di tempat / area publik PUSKESMAS, dengan prioritas materi: - Kebersihan tangan; - Etika batuk dan higiene respirasi; - Pemakaian masker untuk pasien / pengunjung batuk; - Kebersihan lingkungan - Ketertiban membuang sampah - Penggunaan APD sesuai potensi risiko penularan Pengantar pasien maupun pengunjung diberikan edukasi saat menunggu di area tunggu puskesmas melalui program penyuluhan kesehatan masyarakat puskesmas yang dikoordinasikan Tim PPI puskesmas.



46



BAB VI PENUTUP



Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna, yaitu peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, pendidikan. Pada tahun 2007, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas) komponen utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar, yaitu: 12. Kebersihan tangan 13. Alat Pelindung Diri (APD), 14. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien 15. Kesehatan lingkungan 16. Pengelolaan limbah 17. Penatalaksanaan linen 18. Perlindungan kesehatan petugas 19. Penempatan pasien 20. Hygiene respirasi/etika batuk dan bersin 21. Praktik menyuntik yang aman 22. Praktik lumbal pungsi yang aman Berdasarkan kondisi dan kewenangan puskesmas, 10 item utama kewaspadaan standar harus diterapkan di puskesmas. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang berhasil akan mempercepat penyembuhan, mencegah terjadinya komplikasi penyakit, memperpendek hari rawat pasien dan merupakan indikasi mutu pelayanan. Buku pedoman pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi ini merupakan pedoman bagi pelaksanaan PPI Di puskesmas gunung sari. Dengan ini diharapkan pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas dapat terlaksana dengan baik dan dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan puskesmas. Pemimpin UPTD Puskesmas Leworeng



(Supriadi,SKM) NIP. 19670227 199203 1 006



47