Panduan PPM HD785-7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PPM



HD785-7



Engine



SAA12V140E-3



Steering + Hoist + Hosit Control Pump



SAR(4)180+180 +(1)6



Rear Brake Cooling pump



SAR(4) 180+180



Transmisi + T/C/Front Brake Cooling + Brake Control Pump SDR(30) 100+SAR 100 + SAR(1) 25 Payib 2017



1. Hydraulic Drift Pengertian



: Adalah turunnya attachement / extension & retraction hydraulic cylinder saat control valve netral . Penurunan ini akibat dari beratnya beban attachement itu sendiri.



Standart



Alat ukur Kondisi



: No



Item



Satuan



Standart



Permissible



1



Penurunan dari ujung dumpbody ( vessel ) 5 menit setelah engine OFF



mm



max 87



max 170



: Convec scale & ruler ( penggaris ) :



1. Hydraulic temperature 50 – 800C 2. Posisi di tahan ( HOLD ) saat cylinder 2nd extend 20 mm (Cylinder 1 adalah yang berhubungan dengan vessel , cylinder 2 yang berhubungan dengan rod ) Saat posisi Dump maka Cylinder 1 akan memanjang terlebih dahulu selanjutnya di susul dengan cylinder 2 Saat posisi Lower , maka Cylinder 2 akan memendek terlebih dahulu selanjutnya disusul dengan cylinder 1 3. Engine posisi OFF



Gambar



:



2. Engine Speed Pengertian



: Putaran engine terendah ataupun tertinggi baik saat di beri beban ataupun tidak . Beban engine dalam hal ini adalah kondisi transmisi masuk speed.



Standart & Kondisi



:



Item Engine low idle Engine high idle Engine rated speed



Torque Conventer Stall



Kondisi



Satuan



Standart



Permissible Value



Remark



Lo



625 - 675



Netral + AISS Low ON



Hi



895 - 995



Netral + AISS Low OFF



Power Mode



2200 - 2300



Economy Mode



2050 - 2150 1850 - 1950



Power Mode Economy Mode



Rpm



1750 - 1850



Netral -



Full Stall ( T/C + Hydraulic )



Power Mode



1745 – 1945



High load + A Mode



Power Mode



1680 – 1880



Low load + B Mode



Economy Mode



1630 – 1830



High load + C Mode



Economy Mode



1595 - 1795



Low load + D Mode



Alat ukur



: Tachometer & monitor panel dengan kode 01002



Pengukuran



:



Metode memposisikan T/C Stall 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Posisikan parking brake posisi ON Tekan parking brake pedal Set lever transmisi ke posisi D Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 800C Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran.



Metode Full Stall ( Rated Speed ) + Hydraulic Relief 1. Lakukan point 1 – 2 di atas 2. Raise vessel full relief 3. Lakukan point 3 – 7 bersamaan dengan di fullkan vessel dump



1. Tachometer a. Pasang reflective tape pada fan radiator b. Pasang tachometer dengan menggunakan magnetic base pada timing gear housing c. Lakukan pengukuran dengan menggunakan tachometer dan posisikan tachometer posisi PEAK Tachometer Probe Maghnetic base



2. Monitor panel engine speed



Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 01002 : Engine Speed



Adjusment Engine Speed Sensor Tidak dapat di lakukan adjustment pada “G” dan “Ne” sensor untuk engine controller Yang dapat di lakukan adjustment engine speed ((EREV) EREV= engine revolution ) sensor yaitu pada transmisi yang berguna untuk input transmisi controller Cara melakukannya adalah : 1. Putar sensor no 1 sampai ujung sensor menyentuh dari teeth no 2 Gunakan : Hydraulic Sealant pada treath 2. Putar balik sebanyak ½ - 1/3 putaran. 3. Clearance “a” sekitar 0.75 – 1 mm 4. Kencangkan sensor dengan lock nut No 3 sebesar 7 – 7.5 kgm



3. Engine Lubricating Pressure Pengertian



: Tekanan dari engine oil pump yang di perlukan untuk melumasi , membuat lapisan film pada komponen – komponen inner engine agar dapat mengurangi keausan akibat gesekan komponen yang bergerak juga untuk mencegah komponen agar tidak mudah korosi



Standart & Kondisi



Item Engine oil pressure



:



Satuan Mpa (kg/cm2)



Standart



Permissible Value



Remark



0.08 ( 0.8 )



Min 0.07 ( Min 0.7 )



Low idle



0.29 – 0.44 ( 3. – 4.5 )



Min 0.21 ( Min 2.1 )



T/C Stall



Alat ukur



: Pressure gauge 10kg/cm2 & Monitor panel kode 37200 = Engine oil pressure



Pengukuran



: terletak pada sisi LH engine bank di belakang oil filter



Adjusment



:



Untuk engine SAA6D140E-3 adjustment oil lubricating pressure terletak pada engine oil pump di oilpan



4. Boost Pressure Pengertian



: Besarnya tekanan udara pada intake manifold yang di hasilkan oleh turbin turbocharge yang berguna untuk mendapatkan kompresi ratio pembakaran yang seimbang terutama pada saat engine high rpm



Standart & Kondisi



:



Item



Satuan



Standart



Permissible Value



Remark



Boost Pressure ( Air Supply )



Kpa (mmHg)



Min 165.40 ( min 1250 )



Min 165.40 ( min 1250 )



Rated Speed



Alat ukur



: Pressure gauge satuan Kpa atau mmHg dan Monitor panel 36500 = Air supply pressure



Pengukuran



: Pada intake manifold setelah turbocharge



1. Posisikan parking brake posisi ON 2. Tekan parking brake pedal 3. Set lever transmisi ke posisi D 4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm 5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C 6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 80 0C Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran



5. Blowby Pressure Pengertian



: Tekanan gas yang terjadi di crank case akibat kebocoran tekanan pada ruang bakar , baik tekanan saat kompresi maupun tekanan saat terjadinya pembakaran



Standart & Kondisi



Item Blowby Pressure



:



Satuan



Standart



Permissible Value



Remark



Kpa (mmH2O)



2.94 ( 300 )



5.88 ( 600 )



Rated Speed



Alat ukur



: Pressure gauge satuan Kpa atau slang air untuk satuan mmH2O



Pengukuran



: Pada saluran breather engine



1. Posisikan parking brake posisi ON 2. Tekan parking brake pedal 3. Set lever transmisi ke posisi D 4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm 5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C 6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 80 0C Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran



Pengukuran hasil blowby adalah “ a + b “ atau “ a x 2 “



6. Exhaust Temperature Pengertian



: Suhu gas buang maksimal pada exhaust manifold pada saat engine menerima beban maksimal



Standart & Kondisi



:



Kondisi



Item



Satuan



Standart



Permissible Value



Max 700



750



Remark



Front Left Bank ( FL ) Exhaust Temperature



Rear Left Bank ( RL ) Front Right Bank ( FR )



0



C



Stall speed



Rear Right Bank ( RR )



Alat ukur



: Thermometer digital & Monitor panel



Front Left Bank ( FL )



Kode : 42690



Rear Left Bank ( RL )



Kode : 42606



Front Right Bank ( FR )



Kode : 42602



Rear Right Bank ( RR )



Kode : 42601



Pengukuran



:



Posisikan thermometer digital posisi PEAK dengan menekan function switch



MENGENAL SYSTEM TRANSMISI DAN TORQUE CONVENTER HD785-7



Untuk rear brake cooling menggunakan pompa tandem tersendiri yaitu SAR(4) 180 + 180 dan menggunakan oil transmisi juga. Jalurnya adalah dari PUMP langsung ke rear brake cooling dan parallel ke BCV valve. Apabila retarder tidak di gunakan maka oil yang menuju ke rear brake cooling akan di kurang. Output dari rear brake cooling akan bergabung dengan output front brake cooling menuju ke oil cooler



Catatan : Pompa Transmisi tidak membantu supply pompa T/C dan Brake Cooling , namun sebaliknya Pompa T/C dan Brake cooling dapat membantu kebutuhan pada system transmisi. Pada unit ini terdapat 2 main relief valve , 1 Fix main relief valve dan 1 lagi Variable relief valve. Variable relief valve ini bekerjanya di pengaruhi oleh Main Pressure Variable Valve Fungsi dari sistem main variable relief valve ini adalah untuk meoptimalkan kinerja pump juga untuk mencegah energi loss yang berujung pada ekonomis fuel ( saving fuel ) Apabila Main relief variable valve solenoid mendapatkan arus maka saluran yang menuju ke drain di buka sehingga oil tidak akan menekan spring dari Variable relief valve. Solenoid ini bekerja berdasarkan sensor sensor speed baik putaran output transmisi atau pun outpun engine yang di olah datanya di controller selanjutnya akan di teruskan ke solenoid main pressure variable valve. Speed diatas F3 maka solenoid main pressure variable ini akan bekerja. Didalam torque conventer valve terdapat 5 valve : 1. Flow Variable Valve == > mengatur quantity oil yang akan di gunakan ke front brake cooling dan transmisi lubricating 2. Variable relief valve == > mengatur tekanan yang di gunakan pada tiap tiap speed 3. Main relief valve == > mengatur tekanan pada sistem transmisi 4. Main Pressure variable valve == > mengurangi tingkat efektifitas supply oil ke transmisi berdasarkan speed posisi 5. Flow valve == > mengatur aliran oil dari T/C pump atau front brake cooling pump , apakah akan di gunakan untuk full toque conventer dan front brake cooling atau akan di gunakan untuk membantu supply transmisi pump.



7. Power train Relief Pressure Pengertian



: Tekanan yang disediakan pada system transmisi digunakan sebagai media enganged disc – plate clutch transmission. Tekanan ini BERBEDA dengan MODULATING PRESSURE. MODULATING PRESSURE terjadi pada ECMV ( Electronic Control Modulating Valve )



Standart & Kondisi



Item Power train Relief Pressure



:



Satuan Mpa (kg/cm2)



Standart



Permissible Value



Remark



3.33 – 3.73 ( 34 - 38 )



3.33 – 3.73 ( 34 - 38 )



High Idle , Netral , F1 – F3



1.96 – 2.36 ( 20 – 24 )



1.96 – 2.36 ( 20 – 24 )



High idle , F4 – F7



Alat ukur



: Pressure gauge 60kg/cm2



Pengukuran



: Port measurement terletak diatas torque conventer valve



Untuk pengukuran dengan ketentuan speed dapat di lakukan HANYA apabila melepas rear Drive Shaft.



Adjustment : Dilakukan dengan cara menambah ataupun mengurangi shim pada relief valvenya springnya



Main relief valve Spool



8. Pressure inlet torque conventer Pengertian



: Tekanan yang masuk ke dalam troque conventer dan di perlukan sebagai media oleh impeller untuk memutar turbin. Tekanan ini harus di jaga agar tidak menjadi loss energi putaran impeller juga agar tidak merusak seal torque conventer itu sendiri.



Standart & Kondisi Item Inlet pressure torque conventer



:



Satuan



Standart



Permissible Value



Remark



Mpa (kg/cm2)



Max 0.85 ( 8.67 )



Max 0.85 ( 8.67 )



Netral + High Idle , Brake ON



Alat ukur



: Pressure gauge 60 kg/cm2



Pengukuran



: Port pengukuran terletak diatas transmisi dan satu komponen dengan main relief valve transmisi.



Adjustment



: Untuk melakukan adjustment inlet



pressure ini menggunakan shim type . Semua jenis transmisi dan torque conventer adjusmentnya menggunakan type shim.



Torque Conventer relief spool



9. Pressure outlet torque conventer Pengertian



: Tekanan pada sisi output torque conventer dan di gunakan untuk mengetahui besarnya tekanan yang bekerja dalam torque conventer tersebut. Apabila tekanan oil ini rendah , maka yang akan terjadi adalah oil di dalam torque conventer tidak cukup optimal untuk memindahkan tenaga putar dari impeller dan sebagai INDIKASI INTERNAL LEAKAGE torque conventer besar.



Standart & Kondisi Item



Satuan



Outlet pressure torque conventer



Alat ukur



:



Mpa (kg/cm2)



Standart



Permissible Value



Remark



0.49 ± 0.04 ( 5.0 ± 0.41 )



0.49 ± 0.04 ( 5.0 ± 0.41 )



Netral + High Idle , Brake ON



0.52 ± 0.07 ( 5.3 ± 0.71 )



0.52 ± 0.07 ( 5.3 ± 0.71 )



Netral + High Idle , Brake OFF



: Pressure gauge 60 kg/cm2



Pengukuran



:



Torque Conventer oulet port



Adjustment



: No Adjusment , tekanan yang terbentuk pada sisi oulet ini adalah karena adanya hambatan hambatan aliran dalam transmisi. Output dari torque conventer  melewati saluran saluran komponen transmisi  bergabung dengan oil yang akan menuju ke front brake cooling ( Pompa untuk front brake cooling SAR100 , tandem 3 dengan transmisi pump )



10. Pressure lock up clutch torque conventer Pengertian



: Tekanan yang di gunakan untuk me engagedkan disc plate lock up clutch pada torque conventer sehingga putaran input (Impeller) dan output (Turbin ) rationya 1 atau istilah lainnya adalah DIRECT DRIVE .Tujuan dari menyamakan putaran ini adalah untuk menghilangkan power loss pada torque conventer akibat dari putaran dari turbin hamper menyamai putaran impellernya. Untuk Lockup ECMV tidak memiliki kabel FILL SWITCH



Standart & Kondisi



:



Item



Satuan



Standart



Permissible Value



Remark



Lock up clutch pressure torque conventer



Mpa (kg/cm2)



1.52 ± 0.2 ( 15.5 ± 2 )



1.52 ± 0.2 ( 15.5 ± 2 )



Unit Jalan L position ± 10.9 Km / Jam



Alat ukur



: Pressure gauge 60 kg/cm2



Pengukuran



:



Langkah Pengukuran : 1. Naikkan tekanan temperature Torque Conventer dengan cara memposisikan parking brake OFF dan tekan brake pedal Masukkan transmisi posisi D 2. Apabila sudah masuk dalam temperature kerja , 3. Posisikan lever transmisi pada “L” position , lepaskan brake pedal dan naikkan perlahan lahan ( Unit Jalan ) sampai lock up lamp menyala. Lock up Clutch lamp akan menyala sekitar kecepatan 10.9 km/jam



Adjustment



: Untuk melakukan adjusment sebenarnya dapat di



lakukan pada shim ECMV nya , namun cause penyebab tidak tercapainya pressure biasanya disebabkan karena kebocoran seal pada disc platenya



Shim lock up ECMV



Mengenal system steering dan hydraulic HD785-7



Steering Cylinder



Drain



Crossover relief valve



Steering Oil Cooler



Steering valve



Hoist Cylinder



Steering Control Valve ( Demand Valve )



Hoist control valve



Steering Control Valve



Steering Valve



Filter



Dump Control valve



Filter



Hoist Pump



M



Emergency Steering



E



SAR(4)180



SAR180



Steering Pump



SAR(1) 6 Hoist control pump



Hydraulic Tank



Catatan : Untuk proportional steering wheel terjadi pada STEERING VALVE ( Orbitrol ) , meskipun saat engine mati dapat berfugnsi sebagai pump untuk mensupply aliran oil , namun sangatlah berat untuk melakukan pergerakan pada steering cylinder di karenakan kecepatan putar manual kurang mencukupi untuk supply sejumlah oil. Untuk hal tersebut maka apabila terjadi hal yang emergency maka gunakan EMERGENCY STEERING MOTOR Sedangkan pada hoist systeme , proportionalnya gerakan hoist terjadi pada EPC Hoist Valvenya



EPC ( Electronical Pressure Control Valve ) adalah valve yang berfungsi untuk mengarahkan sejumlah oil sesuai dengan pergerakan lever hoist saat akan mengaktifkan hoist cylinder . EPC Valve terdiri dari 2 buah solenoid yang mana saat lever hoist di gerakkan maka kedua solenoid tersebut akan aktif bekerja. Solenoid “a” == > mengarahkan aliran ke cylinder atau sebagai main valve solenoid



Solenoid “b” == > mengatur kecepatan pergerakan vessel ( Proportional )



11. Turn time of steering system ( End to End ) & No of Turn Pengertian



: Waktu yang di perlukan oleh system steering untuk menggerakan cylinder steering dari full extend ke full retract ataupun sebalikny. Pengukuran ini untuk mengetahui kinerja system steering baik dari pumpnya atau opening valve dan dapat di jadikan parameter untuk mengetahui problem steering system. No of Turn adalah banyaknya putanran steering wheel saat melakukan end to end cylinder steering.



Standart & Kondisi Item End to End steering cylinder



No of Turn steering wheel



:



Satuan Detik



Standart Maks 4



Permissible Value Maks 5



 Putaran



3.4



3.4 ± 0.34



Alat ukur



: Stopwatch dan marking pada steering wheel



Pengukuran



:



Adjustment



  







Remark Posisi transmisi NETRAL Engine Rpm 1000 Lock to Lock Cylinder dari L ke R ataupun sebaliknya Kecepatan memutar steering wheel : 10 rpm Pengukuran di mulai dari tire mulai bergerak



: Untuk end to end dan No of Turn steering ini sangat di pengaruhi oleh banyaknya flow oil dari pump sehingga pengecekan dapat dilakukan dari kebocoran steering cylinder



12. Steering Relief Pressure Pengertian



: Tekanan oil hydraulic maksimal yang di setting pada system steering . Tekanan ini di atur



oleh relief valve yang terpasang pada Flow Amp.



Standart & Kondisi Item



:



Satuan



Steering relief pressure Saat LOW IDLE



Standart



Permissible Value



18.1 – 19.1 (185 – 195 )



18.1 – 19.1 (185 – 195 )



20.2 – 21.1 (206 – 215 )



20.2 – 21.1 (206 – 215 )



Mpa (kg/cm2) Steering relief pressure Saat HIGH IDLE



Alat ukur



: Pressure gauge 250 kg/cm2



Pengukuran



: Terletak pada pipa input steering control valve



Adjustment



: Pada komponen stering control valve 1 putaran adjusting screw akan merubah sekita 128 kg/cm2



Remark  



Hydraulic temp in green range Cylinder end stroke ( selalu di putar ke posisi end stroke , karena apabila tidak di putar maka steering wheel akan ke posisi netral )



13. Pilot dump pressure Pengertian



: Tekanan oil hydraulic yang di gunakan untuk menggerakkan spool hoist valve berdasarkan



arus yang bekerja pada solenoid EPC Valve.



Standart & Kondisi Item



:



Satuan



Standart



Permissible Value



V



Maks. 5.10



Maks. 5.10



Mpa Kg/cm2



3.4 ± 0.49 35 ± 5



3.4 ± 0.49 35 ± 5



EPC Solenoid Current



Pilot dump pressure



Alat ukur



:



a. EPC Solenoid Current



Untuk melakukan pengecekan current EPC , masukkan kode 45600 b. Pilot dump pressure



Lever hoist di tarik full   



Netral transmisi Hoist full rise High Idle



: Monitor panel untuk EPC Solenoid di belakang hydraulic oil tank dan Pressure Gauge 60



kg/cm2



Pengukuran



Remark



Adjustment



:



a. EPC Solenoid valve dengan cara mengukur tahanan dari solenoid EPC



b. Pilot dump pressure Tidak dapat di lakukan adjusment.



Apabila akan dilakukan emergency raise maupun emergency lower maka lakukan hal berikut : Untuk RAISE 1. Lepas plug no 1 2. Masukkan tool untuk menekan spool 3. Start engine , maka vessel akan langsung raise



Untuk LOWER 1. Kendorkan lock nut no 2 2. Putar grip no 3 3. Start engine , maka vessel akan lower



14. Dump relief pressure / Hoist relief pressure Pengertian



: Tekanan oil hydraulic maksimal yang diijinkan pada hydraulic hoist system.



Standart & Kondisi



:



Item Hoist relief pressure



Satuan



Standart 20.2 – 21.1 (206 – 215 )



Permissible Value 20.2 – 21.1 (206 – 215 )



Alat ukur



: Pressure gauge 250 kg/cm2



Pengukuran



: Port pengukuran terletak pada hoist cyinder LH



Adjustment



  



Remark Netral transmisi Hoist full rise High Idle



: Terletak pada hoist valve 1 putaran adjusting screw no 13 akan mengubah nilai sebesar 200 kg/cm2



Mengenal system braking HD785-7



Catatan : Retarder brake dan treadle brake mngaktifkan brake depan dan belakang karena type brake depan dan belakang adalah multiple brake di mana parking brake juga terpasang pada kedua brake tersebut dengan sama disc plate yang di gunakan untuk braking. Sistem braking ini adalah saat tidak dilakuan braking maka oil akan masuk kepiston brake dan saat release maka oil akan menekan piston parking brake . Parking brake adalah merupakan type emergency sehingga apabila tidak ada tekanan sama sekali maka piston akan menekan disc plate sehingga brake tetap aktif braking



Charge valve == > Berfungsi sebagai governoor dalam system brake sehingga terdapat CUTS In dan CUTS Out Retarder valve == > Bekerja berdasarkan potentio meter sehingga bisa proportional , dan saat retarder di gunakan maka brake yang bekerja adalah FRONT BRAKE dan CENTER BRAKE Brake pedal == > brake ini saat di injak atau di aktifkan maka semua brake (Front , Center dan Rear akan bekerja ) Slack Adjuster == > Komponen yang berfungsi untuk mengatur stroke piston saat melakukan push braking . Pengaturan ini dengan cara mengatur oil yang kembali ke tanki dari brake berdasarkan keausan disc plate



16. Charge valve Cuts In dan Cut Out Pressure Pengertian



: Tekanan oil yang disediakan dalam system brake yang berfungsi untuk menyediakan



pressure standby di system yang akan di gunakan oleh brake system juga berfungsi untuk mengatur kerja brake pump agar tidak selalu mengisi saat brake di gunakan . Brake pump akan mengisi atau menyediakan pressure hanya saat CUT IN pressure terjadi dan akan berhenti membentuk tekanan oil saat pressure mencapai CUTS OUT nya. Pengaturan Cut In dan Cut Out ini terjadi pada CHARGE VALVE



Standart & Kondisi Item Cut In Pressure



:



Satuan Mpa Kg/cm2



Standart 11.8 - 12.78 120 - 130



Permissible Value 11.8 - 12.78 120 - 130



 







Cut Out Pressure



Mpa Kg/cm2



20.6 - 21.56 210 - 220



20.6 - 21.56 210 - 220



Remark Low idle Tekan brake pertama kali dan pressure akan terlihat turun sesaat ( Cut Out ) Tekan brake sampai tekanan kurang dari 120 kg/cm2 atau sampai terdengart buzzer dan terlihat mengisi pressure ( Cut In )



Alat ukur



: Presure gauge 250 kg/cm2



Pengukuran



: Pengukuran pada accumulator charge valve dan Untuk pengecekan pressure acculumator



gunakan kode 33500 untuk front dan 33501 untuk rear accumulator. Bisa juga testing melalui plug accumulator di bawah ini



Adjustment



R1 = Relief valve for CUT IN & CUT OUT R2 = Relief valve untuk mempercepat proses drain to tank R3 = Main relief valve sebagai safety valve dalam system brake



17. Brake performance testing Pengertian



: Kemampuan rem unit menahan pergerakan unit . di hitung dalam satuan RPM saat posisi unit mulai bergerak



Standart & Kondisi



Item



:



Standart



Permissible Value



Service brake



1760



1760



Retardebrake



1345



1345







1610



1610



T/C Stall



T/C Stall







Parking brake Emergency brake



Satuan Rpm



Alat ukur



: Monitor panel Engine RPM



Pengukuran



: Menggunakan monitor panel



Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 01002 : Engine Speed



Remark Perlahan – lahan ke high idle Lever transmisi posisi “D”



18. Cycle time vessel Pengertian



: Kecepatan pergerakan dari vessel saat bergerak naik ataupun turun