Panduan Skrining Pasien Rawat Inap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT. RUMAH SAKIT PELABUHAN RUMAH SAKIT PELABUHAN CIREBON



PANDUAN SKRINING PASIEN RAWAT INAP



RUMAH SAKIT PELABUHAN CIREBON JL. Sisingamangaraja No.45 Cirebon 45112 Telp. 0231 – 208948, 205657, 230024 Fax. 0231 – 234670 Website Http : //www.rspelabuhan.co.id E-Mail : [email protected]



KATA SAMBUTAN Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmatNya lah kami dari Panduan Skrining pasien rawat inap



Rumah Sakit



Pelabuhan Cirebon dapat merevisi buku Panduan Skrining pasien rawat inap . Pada kesempatan ini manajemen Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon menyampaikan penghargaan setingginya dan terima kasih kepada Pokja ARK yang telah berpartisipasi dalam menyusun buku ini sebagai panduan Skrining pasien rawat inap. Manajemen Rumah Sakit sangat senang hati dan menyambut niat baik atas usaha yang dilakukan oleh para sejawat untuk meningkatkan mutu Skrining pasien rawat inap



dimana sebagai salah satu faktor yang



menentukan mutu pelayanan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. Akhir kata Manajemen Rumah Sakit Pelabuhan menerbitkan dan mengesahkan revisi buku “PANDUAN SKRINING PASIEN RAWAT INAP “ ini sebagai panduan sejawat di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon



Cirebon,



2017



KEPALA RUMAH SAKIT PELABUHAN CIREBON



Dr. DANNY HUSNI NUR HAKIM, MARS NIPRS.268090355



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya telah tersusun Panduan Skrining pasien rawat inap RS di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, karena Panduan Skrining Pasien merupakan acuan atau panduan bagi unit pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dalam menerapkan Skrining pasien rawat inap secara efektif, cepat dan tepat, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan yang yang sesuai dengan sumber daya rumah sakit dengan konsisten. Dan rumah sakit melayani kebutuhan pasien yang sesuai dengan sumber daya rumah sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya melalui skrining pada kontak pertama. Semoga dengan telah tersusunnya Panduan Skrining pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, maka setiap unit layanan kesehatan dapat memiliki acuan untuk melakukan pelayanan, yang hasilnya adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.



Cirebon,



Desember 2017



RUMAH SAKIT PELABUHAN CIREBON TIM PENYUSUN



DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………1 Kata sambutan ………………………………………………………………………………………… 2 Daftar isi …………………………………………………………………………………………………..3 BAB I



PENDAHULUAN…………….. ………………………………………………………4



BAB II



DEFINISI ………… …………………….…………………………………………...5



BAB III



TATA LAKSANA ………………………………………………………………………



BAB IV



DOKUMENTASI



KEPUSTAKAAN



7 10 11



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit seharusnya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan



tindakan



selanjutnya.



Hasilnya



adalah



meningkatkan



mutu



pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit. Informasi diperlukan untuk membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani rumah sakit, pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien, dan transfer dan pemulangan pasien yang tepat ke rumah atau ke palayanan lain. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pada kontak pertama. Skrining pada unit emergency dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya. Skrining yang dilakukan saat ini adalah pada pasien rawat inap, yaitu membantu prioritas kebutuhan pasien untuk pelayanan preventif, kuratif, rehabitatif dan dapat menentukan pelayanan yang sesuai dengan proritas kebutuhan pasien



BAB II DEFINISI Rumah sakit merupakan terminal terakhir dalam menanggulangi penderita gawat darurat oleh karena itu fasilitas rumah sakit, khususnya instalasi gawat darurat harus dilengkapi sedemikian rupa sehingga dapat menanggulang gawat darurat. merupakan



pelayanan



Pelayanan keperawatan gawat darurat



profesional



yang



didasarkan



pada



ilmu



dan



metodologi keperawatan gawat darurat berbentuk Bio-Psiko-Sosio-Spiritual yang komprehensif ditujukan kepada klien atau pasien yang mempunyai masalah aktual atau potensial mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Skrining (screening) merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 ). Menurut Rochjati P (2008), skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko.Sehingga skrining bisa dikatakan sebagai usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan. Skrining pada unit emergency dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi



visual



atau



pengamatan,



pemeriksaan



fisik



atau



hasil



dari



pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.



Tujuan Skrining Untuk



mengurangi



morbiditas



dan



mortalitas



dari



pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan. Test skrining dapat dilakukan a) Pertanyaan/ Quesioner b) Pemeriksaan fisik c) Pemeriksaan laboratorium d) X-ray



, CT Scan



penyakit



dengan



BAB III TATALAKSANA



Setelah dari pemeriksaan skrining dan dilakukan skrining pasien rawat inap bila sesuai indikasi, akan ada perbaikan re-evaluasi pasien. Yaitu dengan cara : A.



Penilaian ulang terhadap penderita, dengan mencatat dan melaporkan setiap perubahan pada kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi.



B.



Monitoring tanda-tanda vital dan jumlah urin



C.



Pemakaian analgetik yang tepat diperbolehkan



Untuk upaya kesehatan promotif preventif kuratif rehabilitatif. Berikut ini masing-masing



pengertian promotif,



preventif,



kuratif,



dan



rehabilitatif sebagai berikut: A.



Upaya pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam



mencegah



terjadinya



sesuatu



yang



tidak



diinginkan.



Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi pasien. Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan.



B.



Upaya kuratif Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,



kelompok



yang



menderita



penyakit



atau



masalah



kesehatan. Dilakukan dengan pelayanan yang berorientasi dengan mengurangi skala nyeri. C.



Upaya paliatif Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien yang menderita penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang



bertujuan



untuk



meningkatkan



kualitas



hidup



pasien.



Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi psikologis, psikososial, mental serta spiritual pasien, sehingga membuat pasien lebih tenang, bahagia, serta nyaman ketika menjalani pengobatan. Di Indonesia sendiri sebenarnya telah ada ketentuan dari Kementerian Kesehatan yang menyatakan bahwa harus ada penerapan perawatan paliatif untuk beberapa jenis penyakit serius. Namun sampai saat ini memang pelaksanaannya masih



terhambat



dengan



berbagai



hal



sehingga



belum ada



perawatan paliatif yang maksimal yang bisa diterima pasien di rumah sakit. D.



Upaya rehabilitative Upaya



rehabilitatif



pasien



memperoleh



perbaikan



fisik



semaksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki dengan cara pembidaian. Dan bila sesuai dengan keadaan kondisi pasien stabil juga peralatan dan ruangan perawatan ada. Bisa dilakuan transfer



ke ruangan. Bila ruangan penuh atau memerlukan rujukan ke rumah sakit lain maka pasien dirujuk.



BAB IV DOKUMENTASI Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD dan poliklini



DAFTAR PUSTAKA 1.



Harper E.A (1998). Skrining pasien rawat inap : An Interdisciplinary method. Silverberg Press : Chicago,IL.



2.



New Brunswick Department of Health and Wellness (2002). Job Definition of a skrining pasien rawat inap coordinator. Author : Fredericton, NB



3.



Makalah Manajemen Keperawatan “Skrining pasien rawat inap” oleh Didik Fandrianto, Febi M, Nahrowi, Siti Arfiah, Wahyu Antoro, Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri,2014