Panduan Triase [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN TRIAGE PUSKESMAS BONTANG UTARA 1



PEMERINTAH KOTA BONTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BONTANG UTARA 1 JL.Ahmad Yani RT.13 Bontang 75311 Telp / Fax (0548) 3035918



DAFTAR ISI



BAB I.



PENDAHULUAN...........................................................................................



1 BAB II.



PENATALAKSANAAN TRIAGE................................................................



3 BAB III.



DOKUMENTASI ...........................................................................................



8 BAB IV.



PENUTUP.......................................................................................................



9



i



BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritaspenanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yangterjadi pada pasien. Triase di IGD adalah Pemilahan penderita berdasarkan pada keadaan ABC (Airway, Breathing, dan Circulation). Dua jenis keadaan triase dapat terjadi ; 1. Jumlah penderita dan beratnya luka tidak melampaui kemampuan petugas. Dalam



keadaan ini pasien dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan dilayani terlebih dahulu, dan sesuai dengan prinsip ABC. 2. Jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas. Dalam keadaan ini yang akan di layani terlebih dahulu adalah pasien yang dengan kemungkinan survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga yang terbatas. B. RUANG LINGKUP Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD Puskesmas Bontang Utara 1. 1. Di dalam Puskesmas



Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh dokter jaga IGD atau perawat yang kompeten untuk mendapatkan prioritas pelayanan yang sesuai dengan kegawatdaruratannya. 2. Dalam keadaan bencana Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam maupun dari luar puskesmas. C. BENTUK JENIS TRIASE Adapun bentuk jenis yang ada di dalam Puskesmas adalah 1. Triase rutin / sehari hari Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat ( true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving ).



1



2. Triase Disaster / Dalam keadaan bencana Bila terjadi bencana baik dari dalam maupun dari luar rumah sakit, dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria triase berdasarkan kemungkinan hidup pasien yang lebih besar. D. PELAKSANA TRIASE 1. Pelaksana Triase di dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter jaga IGD atau



perawat yang kompeten di ruang IGD. 2. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh perawat IGD dan di lakukan di luar



atau di depan IGD.



2



BAB II PENATALAKSANAAN TRIASE I.



Keadaan sehari hari Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang dilakukan terhadap pasien pada kontak pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawatan pasien. Agar pasien IGD dapat segera diidentifikasi dan diberikan pelayanan segera sesuai tingkat kegawat daruratannya. Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat ( true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving ). A. Melakukan Primary survey Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah: 1. Airway dengan kontrol servical a. Penilaian :  Mengenal keadaan airway dengan: inspeksi, auscultasi, dan palpasi  Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi b. Pengelolaan airway  Lakukan chin lift dan atau jaw trust dengan kontrol servikal  Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning  Pasang gudel. c. Fiksasi leher d. Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien denga Multi trauma terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas klavicula. 2. Breathing dan Ventilasi oksigen a. Penilaian :  Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikan kontrol  



servical Hitung dan perhatikan dalamnya pernapasan Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian



otot-otot tambahan dan tanda tanda cidera lainya.  Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.  Auscultasi thoraks bilateral. b. Pengelolaan,  Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM 10-12  



ltr/mnt Ventilasi dengan bag valve mask Menghilangkan tension pneumothoraks 3



 Menutup open pneumothoraks  Memasang Saturasi oksigenc. c. Evaluasi 3. Circulation dengan kontrol perdarahan a. Penilaian.  Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.  Mengetahui sumber perdarahan yang internal  Periksa nadi pasien : kecepatan, kualitas, keteraturan,



pulsus



paradoksus. Tidak ditemukanya pulsasi dari arteri besar yang merupakan tanda untuk memerlukan resusitasi masif segera.  Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.  Periksa tekanan darah. b. Pengelolaan  Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal  Kenali perdarahan internl, kebutuhn untuk intervensi bedah serta 



konsultasi pada ahli bedah Pasang iv canule 2 jalur ukuran besar sekaligus untuk mengambil sampel



 



darah untuk pemeriksan laboratorium dan Analisa gas darah Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat Cegah hipothermia



4. Disability ( Penilaian Status Neurologis ) a. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS Eye



: 4 buka mata spontan 3 Buka mata dengan panggilan 2 Buka mata dengan rangsangan nyeri 1 Tidak ada respon



Verbal:



5 Orientasi baik 4 Berbicara bingung 3 Berbicara tidak jelas 2 Hanya merintih 1 Tidak ada respon



Motorik : 6 Bergerak mengikuti perintah 5 Bergerak terhadap nyeri 4 Leksi normal ( menarik anggota yg dirangsang ) 3 Fleksi abnormal 4



2 Extensi abnormal 1 Tidak ada respon. b. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda tanda



lateralisasic. c. Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.



5. Exposure a. Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera yang lain. b. Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang



hangat B. Klasifikasi



Kriteria



pasien



sesuai



jenis



Triase



(kegawatdaruratannya)



RESUSITASI Prioritas I :Pasien yang mengancam jiwa/fungsi vital dilakukan tindakan SEGERA. Pelayanan terhadap pasien dengan kategori “GAWAT DARURAT MENGANCAM NYAWA” yang membutuhkan RESUSITASI akan “Diprioritaskan lebih dulu pertama kali” dalam waktu 0 menit. Penilaian : Airway



: ada sumbatan



Breathing



: Henti napas/ apnoe, bradipnoe dan sianosis



Circulation



: Henti jantung / arrest, nadi tidak teraba dan akral dingin



Kesadaran



: GCS < 9



EMERGENT Prioritas II : Pasien Potensial mengancam jiwa / fungsi organbila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Pelayanan terhadap pasien dengan kategori “GAWAT DARURAT (EMERGENT)” YANG MEMBUTUHKAN PELAYANAN SEGERA akan mendapatkan penanganandalam waktu 1 - 3 menit. Penilaian : Airway



: Ada ancaman sumbatan



Breathing



: Takipnoe , ada wheezing



Circulation



: Nadi teraba lemah, bradikardia/ takikardia, pucat CRT > 2



Kesadaran



: GCS 9 -12 , Gelisah



5



URGENT Prioritas III URGENT : Pasien tidak berpotensial mengancam jiwa/fungsi organ. Pelayanan terhadap pasien dengan kategori “DARURAT TIDAK GAWAT” yang membutuhkan pelayanan lebih lanjut akanmendapatkan penanganan dalam waktu 3 – 5 menit Penilaian : Airway



: Bebas tidak ada hambatan



Breathing



: Normal, ada wheezing



Circulation



: Nadi kuat, takikardia, TDS > 160 TDD > 100



Kesadaran



: GCS > 12 Apatis , somnolent



NON URGENT dan FALSE EMERGENT Prioritas IV Keadaan dimana pasien masih bernapas normal, denyut jantung normal dan memerlukan tindakan observasi ataupun tidak Airway



: Bebas tidak ada hambatan



Breathing



: Frekwensi napas normal



Circulation



: Frekwensi nadi normal



Kesadaran



: GCS > 15



II. Dalam keadaan bencana baik dari dalam atau dari luar Rumah Sakit. Perawat IGD terlatih ikut dalam melakukan triase , petugas IGD akan menetapkan kondisi pasien dengan label seperti berikut sesuai dengan klasifikasi berat ringannya / kegawatdaruratan pasien : Warna Hijau / rendah : perlu penanganan seperti pelayanan biasa tidak perlu tindakan segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir seperti luka ringan dan luka superfisial Warna Kuning / prioritas sedang : potensi mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera diberikan pertolongan dalam jangka waktu singkat seperti cedera abdoment tanpa syok, cedera dada tanpa gangguan respirasi, cedera kepala dan tulang belakang tanpa gangguan kesadaran Warna Merah / prioritas utama : mengancam jiwa atau fungsi vital yang memerlukan tindakan / pertolongan segera untuk penyelamatan nyawa perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar seperti gangguan jalan napas, 6



syok dengan perdarahan hebat, luka bakar grade II dan III > 25%, penurunan status mental Warna Hitam / prioritas nol : sudah meninggal atau kemungkinan untuk hidup sangat kecil atau luka sangat parah. Pasien dalam kondisi tidak bernyawa / sudah meninggal di tempatkan di kamar mayat.



7



BAB III DOKUMENTASI Dokumentasi triase dalam keadaan sehari hari di IGD Puskesmas Cadasari adalah formulir assesmen medis dan keperawatan pasien Instalasi Gawat Darurat. Sedangkan dokumentasi atas triase dalam keadaan bencana adalah formulir Rawat Jalan Terintegrasi.



8



BAB IV PENUTUP Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya telah tersusun Panduan Triase di Puskesmas Bontang Utara 1, karena Panduan Triase Pasien merupakan acuan atau panduan bagi unit pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Puskesmas Cadasari dalam menetapkan kegawatdaruratan pasien secara cepat, tepat, dan efektif sehingga dengan demikian dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan yang yang sesuai dengan sumber daya rumah sakit dengan konsisten. Dan rumah sakit melayani kebutuhan pasien yang sesuai dengan sumber daya rumah sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya melalui skrining pada kontak pertama. Semoga dengan telah tersusunnya Panduan Triase Pasien di Puskesmas Bontang Utara 1 maka unit layanan Instalasi Gawat Darurat dapat memiliki acuan untuk menetapkan kegawatdaruratan pasien pada kontak pertama, yang hasilnya adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.



9