Paparan Pedoman Probity Audit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOSIALISASI



PEDOMAN PROBITY AUDIT BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN



BAGIAN I UMUM Bab  I  Pendahuluan   Bab  II  Probity  Audit   Bab  III  Tahapan  Audit     Bab  IV  Pengkomunikasian  Hasil  Audit   Bab  V  Pengelolaan  Risiko  Probity  Audit  



Bab I - PENDAHULUAN LATAR  BELAKANG   Perpres   No.   16     Tahun   2018   tentang   Pengadaan  Barang/Jasa  Pemerintah.  



Pasal   76   Perpres   16/2018   “Menteri/



Kepala  Lembaga/Kepala  Daerah  wajib  untuk  melakukan   pengawasan  PBJ  melalui  APIP  masing-­‐masing.”  



BPKP  sebagai  Pembina  APIP     (Pasal  59  Peraturan  Pemerintah  Nomor  60  Tahun  2008  



tentang  SPIP)  –  GRC  atas  PBJ  -­‐  Menyiapkan  Pedoman  



MAKSUD PEDOMAN Untuk  memberikan  Panduan  kepada  APIP   untuk  melaksanakan  probity  audit  dalam  rangka  



meningkatkan  Integritas  pelayanan  publik  



melalui  efekYfitas  hasil  probity  audit  atas  proses  PBJ  yang   berdasarkan  pada  peraturan  dan  prosedur  PBJ  Pemerintah   serta  prinsip  dan  eYka  PBJ  



TUJUAN PEDOMAN  



Panduan  dan  Standar  bagi  APIP     dalam  penugasan  Probity  Audit  atas  PBJ.    



Efisiensi  dan  efek@fitas  Probity  Audit     .  



Membantu  APIP  untuk  mewujudkan  fungsinya    



dlm  meningkatkan  GRC  (tata  kelola,  pengendalian  &  mgt  risiko)  PBJ  



Membantu  APIP  dalam  Probity  Audit  sebagai  Mekanisme  Peringatan  Dini   (early  warning  mechanism)  dan  pencegahan  fraud.  



RUANG LINGKUP PEDOMAN Proses PBJ sesuai Perpres Nomor 16 tahun 2018 dan Peraturan LKPP. 1  



Tahapan Penugasan Probity Audit. (Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengkomunikasian Hasil Audit) 2  



Tahapan PBJ



sejak perencanaan dan persiapan, pemilihan, pelaksanaan sampai dengan penyerahan hasil PBJ (sebelum pembayaran 100%).     3  



SISTEMATIKA PEDOMAN BAGIAN  I  UMUM  



BAGIAN  V  AUDIT  ATAS  PELAKSANAAN   KONTRAK  KONSTRUKSI    



BAGIAN  II  AUDIT  ATAS  PERENCANAAN  DAN   PERSIAPAN  PENGADAAN  BARANG/JASA  



BAGIAN  VI  AUDIT  ATAS  PELAKSANAAN   KONTRAK  JASA  KONSULTANSI  BADAN   USAHA  



BAGIAN  III  AUDIT  ATAS  PERSIAPAN   PEMILIHAN  PENYEDIA  



BAGIAN  VII  AUDIT  ATAS  PELAKSANAAN   KONTRAK  PENGADAAN  BARANG/JASA   LAINNYA    



BAGIAN  IV  AUDIT  ATAS  PELAKSANAAN   PEMILIHAN  PENYEDIA  BARANG/JASA  



BAGIAN  VIII  AUDIT  ATAS  SWAKELOLA  



Bab II - PROBITY AUDIT Probity diartikan sebagai integritas (integrity), kebenaran (uprightness), dan kejujuran (honesty). KONSEP  PROBITY  (Probity  Concept)  



Suatu pola pikir (mindset), sikap (attitude) dan tindakantindakan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip probity yang berlandaskan nilai-nilai kejujuran/probity (kejujuran, kebenaran dan integritas) untuk mencapai tujuan suatu organisasi/entitas.    



Terkait dengan proses pengadaan barang/jasa: Probity dapat juga diartikan sebagai ’good process’ yaitu proses PBJ dilakukan dengan prinsip dan etika PBJ (Principles/probity requirement) yang berlandaskan integritas, kebenaran, dan kejujuran (Values) untuk memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku.  



PROBITY AUDIT PROBITY   AUDIT  



ASSURANCE  



INDEPENDEN  



PROBITY  REQUIREMENT  



Probity audit hanya memberikan keyakinan yang memadai terhadap probity requirement, yaitu telah mematuhi prosedur, prinsip-prinsip dan etika pengadaan barang/jasa berdasarkan ketentuan yang berlaku. Keyakinan yang diberikan sebatas berdasarkan hasil audit atas data/



dokumen/informasi yang diterima auditor.  



LAPORAN  HASIL     PROBITY  AUDIT  



PROBITY AUDIT



1  



Instrumen  mencegah  fraud/korupsi    



2  



Early  Warning  Mechanism  atas   penyimpangan/kecurangan.    



3  



Paket  pekerjaan  yang  bersifat  strategis,   kompleks,  nilainya  besar,  dll  



RUANG LINGKUP AUDIT WAKTU    



Selama  proses   pelaksanaan   pengadaan   barang/jasa   (real  3me),    



TAHAPAN   PBJ    



Seluruh  tahapan     atau  Tahapan   Terpilih  



Mulai dari perencanaan, persiapan, persiapan pemilihan penyedia, pelaksanaan pemilihan penyedia, penandatanganan kontrak, pelaksanaan kontrak sampai dengan penyerahan barang/jasa (sebelum pembayaran 100%). Untuk tahapan terpilih, agar dipastikan terlebih dahulu bahwa tahap sebelumnya mulai dari perencanaan tidak terdapat permasalahan. Hal ini harus ditegaskan pada saat ekspose yang akan dituangkan dalam Management Representative Letter.



TUJUAN DAN SASARAN AUDIT Tujuan    



Sasaran    



1. PBJ  telah  sesuai  dengan   probity  requirement   2. Rekomendasi/saran  perbaikan   atas  proses  PBJ  yang  sedang   berlangsung  terkait  dengan     probity  requirement.    



1. PBJ  sesuai  dengan  kebutuhan;   2. Prosedur  PBJ    sesuai  ketentuan/ per-­‐UU;   3. KuanYtas,  kualitas  dan  harga   barang/jasa  sesuai  dengan   ketentuan  dalam  kontrak;   4. Mencegah  penyimpangan/ fraud;   5. MengidenYfikasi  kelemahan   pengendalian  intern  dan   manajemen  risiko  PBJ.  



METODOLOGI AUDIT 1.  Desk  Audit   2.  Field  Audit   3.  Benchmarking   4.  Perbandingan  dan  Analisis   5.  Jika  diperlukan  dapat  menggunakan  tenaga  ahli.  Untuk  kegiatan   pengadaan  diluar  kompetensi  probity  auditor    wajib  menggunakan   tenaga  ahli.      



OUTPUT DAN OUTCOME YANG DIHARAPKAN DARI PELAKSANAAN AUDIT



Laporan Hasil Audit PBJ yang dikaitkan dengan pemenuhan probity requirement, serta saran perbaikan atas proses pengadaan barang/jasa yang sedang berlangsung.    



Dimanfaatkannya laporan hasil audit untuk pengambilan keputusan agar PBJ lebih efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/ tidak diskriminatif, dan akuntabel.    



KEWENANGAN AUDITOR 1.  Mengakses secara penuh seluruh dokumen (dalam bentuk hardcopy maupun softcopy) yang terkait dengan pelaksanaan PBJ 2.  Mengamati pertemuan-pertemuan, 3.  Melakukan kunjungan lapangan, 4.  Membuat fotokopi (photo copy) dokumen relevan yang diperlukan, 5.  Mendapatkan  hak akses ke sistem informasi PBJ pada sistem PBJ berbasis teknologi informasi pada saat proses PBJ sedang berlangsung.



TANGGUNG JAWAB AUDITOR Terbatas pada hasil audit berupa pendapat dan/atau saran yang diberikan kepada auditan sebagai pelaksana PBJ berdasarkan data/dokumen yang diterima dari auditan maupun pihak ketiga lainnya.    



Pelaksanaan Probity Audit tidak memindahkan tanggung jawab manajerial pelaksanaan PBJ kepada probity auditor.    



KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR



Syarat Personal   a.  Independen dan objektif b.  Memiliki integritas yang tinggi, memiliki karakter yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip moral ; c.  Tidak memiliki benturan kepentingan dengan pihak atau objek yang diaudit; d.  Memiliki kompetensi profesional dan kehati-hatian (professional competence and due care);



KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR



e.  Memiliki pengetahuan dan kemampuan (knowledge and skills) yang berhubungan dengan proses pengadaan barang jasa, pengendalian intern dan manajemen risiko (termasuk manajemen risiko fraud); f.  Memiliki pengetahuan tentang isu-isu Probity dan isu-isu korupsi/fraud dalam proses pengadaan barang jasa pemerintah; g.  Memiliki kemampuan interpersonal skills yang memadai dan kemampuan berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan; h.  Mampu menyimpan rahasia atas informasi yang diperoleh yang berkaitan dengan kegiatan yang diaudit;



Syarat Personal  



KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR i.  Memiliki disiplin tinggi, tanggung jawab dan kualifikasi teknis untuk melaksanakan penugasan; j.  Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN; k.  Bersedia menandatangani Pakta Integritas sebelum melaksanakan penugasan; l.  Memahami/pengalaman dalam bidang audit pengadaan barang jasa pemerintah.    



Syarat Personal  



KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR



Syarat Formal   1.  Memiliki  SerYfikat  Keahlian  bidang  Pengadaan  Barang/Jasa   2.  Memiliki  pengalaman  dalam  audit  PBJ   3.  Memiliki  SerYfikat  Jabatan  Auditor    



Catatan:  



•  Sekurang-­‐kurangnya  memiliki  serYfikasi  Jabatan  Fungsional  Auditor   dan  pengalaman  melakukan  audit  PBJ   •  Dalam satu tim minimal 1 orang telah memenuhi kompetensi di atas  



STANDAR AUDIT YANG DIGUNAKAN



Standar Umum; Standar Pelaksana Audit Intern; Standar Komunikasi Audit Intern. (Mengacu pada SAIPI)



KEBUTUHAN PROBITY AUDIT PBJ   memenuhi   prinsip-­‐prinsip   efisien,   efekYf,   transparan,   terbuka,   bersaing,   adil,   dan   akuntabel   serta   eYka   pengadaan   (Ps   6   Perpres   16/2018),   dengan   manfaat  yg  diharapkan:     1.  Menghindari  konflik  kepen@ngan  dan  permasalahan;   2.  Menghindari  praktek  korupsi;     3.  Meningkatkan  integritas  sektor  publik  melalui  perubahan  perilaku  dan  perubahan   organisasi;     4.  Memberi  keyakinan  yang  memadai  kepada  masyarakat  bahwa  penyelenggaraan  kegiatan   sektor  publik,  khususnya  PBJ,  telah  dilakukan  melalui  proses  yang  berintegritas  dan  dapat   dipercaya  sesuai  ketentuan,  efisien,  efek@f,  dan  ekonomis;     5.  Memberikan  keyakinan  secara  objek@f  dan  independen  bahwa  PBJ  telah  sesuai  dengan   prinsip  dan  e@ka  PBJ  (probity  requirement);     6.  Menghindari  potensi  adanya  li@gasi  (permasalahan  hukum);  dan   7.  Memberikan  informasi  untuk  pengambilan  keputusan/kebijakan  terkait  PBJ  pemerintah   kedepannya.    



PERSYARATAN PENUGASAN



Pernyataan bersedia diaudit dan memberikan akses data/informasi Harus memperhatikan tingkat risiko penugasan Kriteria al: Nilai besar, Strategis, isu publik, pelayanan dasar/kepentingan masyarakat luas, ruang lingkup sesuai karakteristik Probity Audit



Auditor memiliki kompetensi manajemen risiko termasuk risiko fraud



MEKANISME PENUGASAN 1  



Telaah  atas  permintaan  audit



2  



Permintaan  audit  dari  pimpinan  instansi  dan  harus  didahului  dengan  ekspose



3  



Dilakukan  penilaian  dan  miYgasi  risiko  penugasan  atas  permintaan  audit  



4  



Penerbitan  surat  tugas  hanya  dapat  dilakukan  setelah  kriteria  penugasan  dipenuhi



5  



Atensi  Manajemen  (Early  Warning)



6  



Dengan  memperYmbangkan  risiko  penugasan,  auditor  dapat  menghenYkan  penugasan



7  



Wajib  Melibatkan  Tenaga  Ahli  untuk  hal-­‐hal  diluar  Kompetensi  Probity  Auditor



8  



Mengutamakan peran APIP Internal (Pasal 76 Perpres 16/2018)



KRITERIA PAKET PEKERJAAN YANG DILAKUKAN PROBITY AUDIT



1.  Risiko  yang  @nggi  dan  bersifat  kompleks;   2.  Sejarah/latar  belakang  yang  kontroversial  atau  berhubungan   dengan  permasalahan  hukum;  



3.  Sangat  sensiYf  terkait  isu  poli@s;   4.  Berpotensi  menimbulkan  konflik  kepen@ngan;   5.  Berhubungan  dengan  kepen@ngan  masyarakat  luas;   6.  Memenuhi  pelayanan  dasar  masyarakat;   7.  Nilai  paket  pekerjaan  rela@f  besar  dibandingkan  dengan  nilai   paket-­‐paket  pekerjaan  yang  lain.    



PROBITY REQUIREMENT Probity  Requirement    



merupakan  kriteria-­‐kriteria  yg  ditetapkan  sebagai  dasar  untuk   menilai  bahwa  PBJ  telah  dilaksanakan  sesuai  prinsip-­‐prinsip   probity.    



Ketaatan  kepada  Perpres  Nomor  16/2018  beserta  peraturan   pelaksanaannya,  ketaatan  kepada  peraturan  lain  yang  terkait   dengan  PBJ  yang  akan  dilaksanakan,  serta  prinsip-­‐prinsip  dan  e@ka   PBJ.  



BIAYA PROBITY AUDIT Dokumen  anggaran  unit  kerja   yang  melakukan  Probity  Audit    



Anggaran  instansi  yang   melaksanakan  fungsi  pengawasan   internal   Sumber   pembiayaan   lain   sesuai   peraturan   p e r u n d a n g -­‐ u n d a n g a n   d e n g a n   memperYmbangkan   independensi,   obyekYvitas,   efisiensi,   efekYfitas   serta   risiko-­‐risiko   dalam   pelaksanaan   probity  



   



audit



Bab III - TAHAPAN AUDIT PERENCANAAN   Mendapatkan  surat   pernyataan  probity   dan  surat  representasi   manajemen  



Mendapatkan   mandat  probity   audit    



PELAKSANAAN  



Penyusunan  Tim   Audit  dan  Surat   Tugas  Audit  



Probity    audit   1  



2  



Penelaahan  Awal  



3  



4  



Penyusunan   Kerangka  Acuan   Kerja  Audit  



5  



6  



Pembicaraan   Awal  dengan   Pihak  Auditan  



mengacu  



pada  pedoman   pelaksanaan   probity  audit    



Bab IV - PENGKOMUNIKASIAN HASIL AUDIT Laporan  Hasil   Probity  Audit  



PELAKSANAAN     PROBITY  AUDIT  



PENGKOMUNIKASIAN   HASIL  PROBITY  AUDIT   Atensi  Manajemen    



Apabila  dalam  pelaksanaan  probity  audit  ditemukan  proses  pengadaan  barang  dan  jasa  yang  Ydak   sesuai  dengan  ketentuan  dan  pelanggaran  terhadap  prinsip-­‐prinsip  pengadaan  barang/jasa  serta   eYka  pengadaan  barang/jasa,  yg  memuat:  Pokok/kondisi  permasalahan  dan  keYdaksesuaiannya   dengan  probity  requirement,  penyebab,  dampak/potensi  dampak,  serta  saran  perbaikkan  



TUJUAN PENGKOMUNIKASIAN HASIL AUDIT



Informasi yg Obyektif ttg Pelaksanaan PBJ



1    



2  



3  



Penilaian Pelaksanaan PBJ (terkait Prinsip2 Pengadaan efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/ tidak diskriminatif, dan akuntabel, serta memberikan rekomendasi perbaikan)



Pengambilan Keputusan - memperbaiki perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian PBJ  



SUBSTANSI HASIL AUDIT DASAR  AUDIT TUJUAN  DAN  SASARAN  AUDIT RUANG  LINGKUP  AUDIT BATASAN  DAN  TANGGUNG  JAWAB  PENUGASAN METODOLOGI INFORMASI  UMUM  AUDITAN DAFTAR  DATA/DOKUMEN  YANG  DIGUNAKAN  DALAM  AUDIT HASIL AUDIT



FORMAT PENGKOMUNIKASIAN HASIL AUDIT



LAMPIRAN     LAPORAN   HASIL   AUDIT    



  (FORMAT  SESUAI  DENGAN   LAMPIRAN  PEDOMAN   PROBITY  AUDIT)  



Bab V - PENGELOLAAN RISIKO PROBITY AUDIT



RISIKO  PENUGASAN  



•  Sadar  Risiko  (Risk  Awarness)   •  Penilaian  Risiko  (Risk  Assessment)   •  Mi@gasi  Risiko  (Telaah/Ekspose,MRL,    



Probity  Requirement,  Pakta  Integritas   Kompetensi  SDM)  



RISIKO  DALAM  PROSES  PBJ  



Red  Flags    



(Modus  Penyimpangan)   Markup   KKN   Fik@f  



AUDIT PERTAHAPAN - Sistematika PERENCANAAN PENGADAAN  



PERSIAPAN  



PERSIAPAN   PEMILIHAN  



PROSES   PEMILIHAN  



PELAKSANAAN  



SERAH   TERIMA  



•  SKEMA   1.  Tujuan  Umum  –    Ketaatan  pada  Ketentuan     2.  Waktu  Pelaksanaan  –  AP/AO   3.  Prosedur  Audit  –  Tujuan  Pertahap   4.  TiYk  KriYs   •  Program  Audit  –  Langkah  kerja  pelaksanaan  audit  (dpt  dikembangkan   sesuai  kondisi  di  lapangan)   •  Daiar  Uji  –  Cek  list  kelengkapan  dokumen  dan  pelaksanaan  prosedur  



BAGIAN II AUDIT ATAS PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PBJ BAB  I  AUDIT  ATAS  PERENCANAAN  PBJ   BAB  II  AUDIT  ATAS  PERSIAPAN  PBJ  



AUDIT ATAS PERENCANAAN PBJ



Penetapan  barang/jasa Cara  pengadaan  barang/jasa Jadwal  pengadaan  barang/jasa



Anggaran  pengadaan  barang/jasa Rencana  Umum  Pengadaan  (RUP).    



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT         Dapat  dikembangkan   sesuai  kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS (1) 1. IdenYfikasi  kebutuhan  barang/jasa  yang  ditetapkan   Pengguna  Anggaran  (PA)/Kuasa  Pengguna  Anggaran   (KPA)  Ydak  mencerminkan  kebutuhan  riil.   2. Penggelembungan  nilai  anggaran  pengadaan  barang/ jasa  (mark  up  anggaran).   3. Pengadaan  barang/jasa  yang  akan  dilaksanakan  Ydak   tersedia  di  pasar,  sehingga  pengadaan  barang/jasa  yang   Ydak  dapat  dilaksanakan  atau  Ydak  mendapatkan   spesifikasi  barang  yang  dibutuhkan.     4. Kegiatan  yang  direncanakan  Ydak  ada  dalam  Renja  K/L/ PD  dan  kegiatan  yang  tercantum  dalam  RKA  yang   diusulkan  Ydak  sesuai  dengan  hasil  idenYfikasi   kebutuhan  riil  barang/jasa.  



TITIK KRITIS (2) 5.  Rencana  kebutuhan  pekerjaan  konstruksi  K/L/PD  Ydak   berdasarkan  hasil  studi  kelayakan  serta  desain.   6.  Kebijakan  Umum  tentang  cara  pengadaan  swakelola     Ydak  sesuai  dengan  tugas  pokok  dan  fungsi  K/L/PD   serta  sifat  kegiatan  yang  akan  dilaksanakan.   7.  Jadwal  kegiatan  PBJ  Ydak  memberikan  alokasi  waktu   yang  cukup  untuk  penyelesaian  pekerjaan  barang/jasa.   8.  RUP  sudah  disusun,  namun  belum  diumumkan  melalui   aplikasi  SIRUP  dan  website  K/L/PD,  papan   pengumuman  resmi  untuk  masyarakat,  serta  portal   nasional  melalui  LPSE  secara  lengkap.    



AUDIT ATAS PERSIAPAN PBJ Penetapan  HPS,   Penetapan  rancangan  kontrak, Penetapan  uang  muka,  jaminan  uang  muka,  jaminan   pelaksanaan,  jaminan  pemeliharaan,  &  serYfikat  garansi,  



Penyesuaian  harga Pemenuhan  kriteria  pengadaan  langsung   e-­‐purchasing,  atau  pengadaan  khusus  



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT         Dapat  dikembangkans   sesuai  kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS (1) 1.  Spesifikasi  disusun  Ydak  sesuai  dengan  kebutuhan  dan   Ydak  mengacu  kepada  RUP;   2.  Spesifikasi  disusun  mengarah  kepada  suatu  merek   tertentu;   3.  Spesifikasi  disusun  mengarah  kepada  penyedia  barang/ jasa  tertentu;   4.  Spesifikasi  teknis  Ydak  jelas/Ydak  menggambarkan   metode  kerja  penyelesaian  pekerjaan;   5.  HPS  disusun  melebihi  28  hari  kerja  dari  sebelum  batas   akhir  pemasukan  penawaran  untuk  pascakualifikasi,   atau    untuk  prakualifikasi  ditambah  waktu  selama   prakualifikasi;   6.  Penggelembungan  (mark-­‐up)  dalam  HPS;  



TITIK KRITIS (2) 7.  Perhitungan  Volume  pekerjaan  untuk  konstruksi  dalam   HPS  terlalu  besar  (Ydak  sesuai  dengan  gambar  desain);   8.  Harga  dasar  yang  Ydak  standar  dalam  menyusun  HPS;   9.  Penambahan  keuntungan  perusahaan  pada  harga   pasar;   10. Penentuan  esYmasi  harga  Ydak  sesuai  aturan;   11. Sumber/referensi  harga  penyusunan  HPS  Ydak  ada;   12. Perhitungan  volume  dan  gambar  desain  untuk   konstruksi  pada  kontrak  lumpsum  belum  pasY;   13. Penambahan  item-­‐item  biaya  yang  Ydak   diperkenankan;   14. Rancangan  kontrak  Ydak  standar;  



TITIK KRITIS (3) 15. Pemilihan  metode  evaluasi  dengan  sistem  nilai  (merit  point) untuk  evaluasi  yang  seharusnya  sistem  gugur  (untuk   memenangkan  produk/merek  atau  penyedia  barang  tertentu);   16. Persyaratan  teknis  yang  Ydak  sesuai  dengan  kebutuhan  dan   pelaksanaan  pekerjaan;   17. Kriteria  kelulusan  evaluasi  Ydak  ada  dan/atau  Ydak  jelas;   18. Penambahan  persyaratan  kualifikasi  Ydak  sesuai  dengan   ketentuan;   19. Adanya  penambahan  kriteria  evaluasi  yang  Ydak  perlu;   20. Bobot  penilaian  dalam  evaluasi  Ydak  dicantumkan  secara  detail;   21. Dokumen  lelang  Ydak  standar/Ydak  lengkap.



 



BAGIAN III AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA



AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA



Penetapan  metode  kualifikasi Penetapan  metode  evaluasi  penawaran Penetapan  metode  penyampaian  dokumen  penawaran



Penetapan  jadwal  pemilihan Penyusunan  dokumen  pemilihan  



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT  



      Dapat  dikembangkan   sesuai    kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS 1.  Pemilihan  metode  evaluasi  dengan  sistem  nilai  (merit  point) untuk  evaluasi  yang  seharusnya  sistem  gugur  (untuk   memenangkan  produk/merek  atau  penyedia  barang  tertentu);   2.  Persyaratan  teknis  Ydak  sesuai  dengan  kebutuhan  dan   pelaksanaan  pekerjaan;   3.  Kriteria  kelulusan  evaluasi  Ydak  ada  dan/atau  Ydak  jelas;   4.  Penambahan  persyaratan  kualifikasi  Ydak  sesuai  dengan   ketentuan;   5.  Adanya  penambahan  kriteria  evaluasi  yang  Ydak  perlu;   6.  Bobot  penilaian  dalam  evaluasi  Ydak  dicantumkan  secara  detail;   7.  Dokumen  lelang  Ydak  standar/Ydak  lengkap.  



BAGIAN IV AUDIT ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/ JASA



AUDIT ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA  



1.  e-­‐  audit,     2.  Pengumuman  Tender/seleksi,   3.  Pendaiaran  dan  pengambilan  dokumen  pemilihan,     4.  Pemberian  Penjelasan,     5.  Adendum  Dokumen  pemilihan,     6.  Pengunggahan  (upload)  dokumen  penawaran,     7.  Pembukaan  Dokumen  Penawaran,   8.  Evaluasi  Dokumen  Penawaran  (Administrasi,  teknis,  harga),     9.  Evaluasi  Kualifikasi,     10. PembukYan  Kualifikasi,   11. Pembuatan  Berita  Acara  Hasil  Pemilihan  (BAHP),     12. Penetapan  Pemenang,     13. Pengumuman  Pemenang,     14. Sanggah  dan  Sanggah  Banding,     15. Penunjukan  Penyedia  Barang/Jasa.  



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT         Dapat  dikembangkan   sesuai  kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS (1)     1.  Pengumuman  tender/seleksi   Perubahan  secara  substansi  pada  dokumen  pemilihan  yang  dimasukkan  dalam   e-­‐procurement  dan  didownload  oleh  calon  penyedia  barang/jasa    dengan  yang   dipegang  oleh  Pokja  Pemilihan.    



2.  Pemberian  penjelasan   Pemberian  penjelasan  yang  dilakukan  oleh  Pokja  Pemilihan  Ydak  jelas  dan   Ydak  tuntas,  bahkan  terdapat  pertanyaan  yang  belum  dijawab  sehingga   menimbulkan  kesalahpahaman  bagi  penyedia  barang/jasa.  Untuk  pekerjaan   fisik  Ydak  dilaksanakan  penjelasan  lapangan  dan  hasil  penjelasan  Ydak   dimasukkan  dalam  adendum  dokumen  pemilihan  serta  Ydak  di  upload  pada   SPSE.    



3.  Pemasukan  dokumen  penawaran     a.  Pokja  Pemilihan  membatasi  akses  calon  penyedia  pada  saat  pemasukan   dokumen  penawaran;   b.  Beberapa  calon  penyedia  memasukkan  dokumen  penawaran  melalui  IP   address  yang  sama.  



TITIK KRITIS (2) 4.  Pembukaan  dokumen  penawaran   Pokja  Pemilihan  Ydak  melaksanakan  prosedur  pembukaan  dokumen  penawaran  sesuai   ketentuan  yang  tercantum  dalam  dokumen  pemilihan  ataupun  prosedur  SPSE  yang   berlaku  yang  berakibat  gugurnya  penawaran  penyedia  barang/jasa.    



5.  Evaluasi  penawaran   a.  Pokja  Pemilihan  Ydak  melaksanakan  evaluasi  penawaran  sesuai  dengan  dokumen   pemilihan.   b.  Pokja  Pemilihan  Ydak  cermat  dalam  melaksanakan  evaluasi  atas  dokumen   penawaran.   c.  Pokja  Pemilihan  cenderung  memenangkan  penyedia  barang/jasa  tertentu.    



6.  Evaluasi  dan  pembukYan  kualifikasi   Proses  evaluasi  dan  pembukYan  kualifikasi  Ydak  dilaksanakan  oleh  Pokja  Pemilihan   dengan  cermat  atau  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  yang  tercantum  dalam  dokumen   pemilihan.    



7.  Sanggah  dan  Sanggah  Banding     Proses  sanggah  dan  Sanggah  Banding  serta  jawaban  tertulis  atas  sanggah  dan  Sanggah   Banding  Ydak  dilaksanakan  secara  transparan,  adil/Ydak  diskriminaYf  serta  akuntabel.  



BAGIAN V, VI dan VII AUDIT ATAS PELAKSANAAN KONTRAK (Konstruksi, Jasa Konsultasi, & Barang/Jasa Lainnya) •  PROSES  PENANDATANGANAN   •  PELAKSANAAN     •  SERAH  TERIMA  



PROSES PENANDATANGANAN KONTRAK  



• Penetapan  SPPBJ,     • Drai/Rancangan    Kontrak,     • Substansi  Kontrak,     • Proses  Tanda  Tangan  Kontrak,     • Jaminan  Pelaksanaan    



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT         Dapat  dikembangkan   sesuai  dengan  kondisi  di   lapangan  pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS 1.  Penetapan  SPPBJ  Ydak  sesuai  hasil  pemilihan  penyedia;   2.  Penandatanganan  kontrak  Ydak  sah:  Ydak  adanya  dukungan  yang   disyaratkan,  dan  atau  data  pendukung  yg  Ydak  meyakinkan;   3.  Penandatanganan  kontrak  yang  ditunda-­‐tunda:  jaminan   pelaksanaan  belum  ada,  kemampuan  keuangan  rekanan   terbatas;   4.  Adanya  kejanggalan  dalam  isi/substansi  kontrak;     5.  Penandatanganan  kontrak  kolusif  seperY  dana  belum  tersedia   dalam  DIPA/DPA  K/L/PD;     6.  Kontrak  Ydak  dilengkapi  jaminan  pelaksanaan  yang  besarannya   sesuai  dengan  ketentuan;   7.  Tanggal  surat  jaminan  pelaksanaan  setelah  tanggal  kontrak;     8.  Penandatanganan  kontrak  secara  tertutup:  menghindari   publikasi,  karena  fikYf.    



TITIK KRITIS



(Konsultasi)



1. Tidak  diperkenankan  melakukan  perubahan  secara   substansi  sesuai  dengan  dokumen  pemilihan  kecuali   batas  waktu  penyelesaian  pekerjaan  yang  melebihi   tahun  anggaran.   2. Pengunduran  diri  calon  penyedia  yang  ditunjuk  dengan   alasan  yang  Ydak  jelas.   3. Klausul  kontrak  yang  Ydak  disepakaY  oleh  penyedia  dan   PPK  sehingga  penandatangan  kontrak  batal.



 



TITIK KRITIS



(Brg/Jasa lainnya 1)



1.  Penetapan  SPPBJ     a.  Pejabat  Penandatangan  Kontrak  Ydak  melakukan  reviu  atas   laporan  hasil  pemilihan  penyedia.   b.  PPK  sebagai  Pejabat  Penandatangan  Kontrak  menetapkan   Penyedia  yang  Ydak  sesuai  dengan  proses  penyedia  dan   penyedia  yang  Ydak  memiliki  kemampuan  untuk  melaksankan   kontrak.   c.  PPK  sebagai  Pejabat  Penandatangan  Kontrak  menyampaikan   penolakan  kepada  Pokja  Pemilihan/Pejabat  Pengadaan  Ydak   didukung  dengan  alasan  dan  bukY.   2.  Drai/Rancangan  Kontrak   Drai/Rancangan  kontrak  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  dalam   dokumen  pemilihan.  



TITIK KRITIS



(Brg/Jasa lainnya-2)



3.  Substansi  Kontrak   a.  Pejabat  Penandatangan  Kontrak  dan  Penyedia  mengubah  substansi  hasil   pemilihan  Penyedia  sampai  dengan  penandatanganan  Kontrak.   b.  Adanya  kejanggalan  dalam  isi/substansi  kontrak;     4.  Penandatanganan  Kontrak     a.  Jaminan  pelaksanaan  Ydak  diterima  sebelum  penandatanganan  kontrak.   b.  Jangka  waktu  dan  nilai  jaminan  pelaksanaan  Ydak  sesuai  dengan   ketentuan,   c.  Tidak  dilakukan  verifikasi  secara  tertulis  kepada  penerbit  jaminan   pelaksanaan  sebelum  penandatanganan  kontrak.   d.  Penandatanganan  kontrak  dilakukan  sebelum  tersedia  dana  pada  DIPA/ DPA  K/L/PD  (tanggal  kontrak  mendahului  tanggal  DIPA/DPA),   e.  Penandatanganan  Kontrak  Pengadaan  Barang/Jasa  yang  bersifat   kompleks  tanpa  pendapat  ahli  hukum  kontrak.   f.  Kontrak  ditandatangani  oleh  pihak  yang  Ydak  berwenang  dari  pihak   penyedia.  



PELAKSANAAN KONTRAK Mulai  dari  penyerahan  lokasi  kerja  sampai  dengan  pekerjaan   100%  selesai  dan/atau  sebelum  penyerahan  hasil  pekerjaan   pertama  (Provisional  Hand  Over),  termasuk  jika  terjadi   perubahan  pekerjaan,  perubahan  jangka  waktu   pelaksanaan,  penyesuaian  harga  untuk  kontrak  tahun   jamak,  keadaan  kahar,  atau  pemutusan  kontrak.  



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT         Dapat  dikembangkan   sesuai  kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS



(konstruksi-1)



1.  Dalam  tahap  penyerahan  lokasi  kerja  Ydak  dilakukan  pemeriksaan   lapangan  bersama  terhadap  lokasi  kerja  sebelum  lokasi  kerja   diserahkan  pada  penyedia  dan  Ydak  dibuatnya  Berita  Acara   Penyerahan  lokasi  kerja;   2.  Pada  tahap  rapat  persiapan  pelaksanaan  kontrak,  yaitu  Ydak   dilaksanakannya  rapat  persiapan  pelaksanaan  kontrak  dan  penyedia   pekerjaan  konstruksi  Ydak  menyerahkan  program  mutu.   3.  Tahapan  pemberian  uang  muka  dimana  pembayaran  uang  muka  Ydak   didasarkan  pada  klausal  pembayaran  uang  muka  dalam  kontrak;   4.  Tahap  Penyusunan  Program  Mutu,  dimana  PPK  Ydak  melakukan   penilaian  atas  hasil  pekerjaan  dalam  hal  mutu  dan  kemajuan  fisik   pekerjaan;   5.  Perubahan  pelaksanaan  pekerjaan  di  lapangan  Ydak  didukung  dengan   perubahan  kontrak/adendum  oleh  PPK  ;  



TITIK KRITIS



(Konstruksi-2)



6.  Kesalahan  dalam  realisasi  pembayaran  prestasi  pekerjaan,  diantaranya:   a.  Realisasi  pembayaran  melebihi  kemajuan  fisik  pekerjaan;   b.  Realisasi  pembayaran  Ydak  sesuai  dengan  pekerjaan  yang  terpasang;     c.  Realisasi  pembayaran  Ydak  disertai  laporan  kemajuan  hasil  pekerjaan.   8.  Pelaksanaan  pekerjaan  yang  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  kontrak  seperY   volume  pekerjaan  yang  Ydak  sesuai  kontrak,  kualitas  pekerjaan  Ydak  sesuai   dengan  spesifikasi  teknis  dalam  kontrak/  kualitas  pekerjaan  rendah,  dan   penyelesaian  pekerjaan  terlambat;   9.  Pembayaran  hasil  pekerjaan  Ydak  sesuai  klausal  kontak  atau  Ydak  sesuai   ketentuan  seperY  pekerjaan  belum  selesai  100%  tetapi  pembayaran  diberikan   sebesar  100%;   10. Adanya  kolusi  antara  penyedia,  PPK,  dan  PaniYa/Pejabat  Penerima  Hasil   Pekerjaan  untuk  merubah  kuanYtas  dan  kualitas  pekerjaan  dalam  rangka  KKN.   11. Tahapan  Pemutusan  Kontrak,  dimana  baik  penyedia  maupun  PPK  Ydak   melakukan  pemutusan  kontrak  meskipun  terjadi  kondisi  yang  memenuhi   syarat  untuk  dilakukannya  pemutusan  kontrak  seperY  penyimpangan   terhadap  pasal  1266  dan  1267  Kitab  Undang-­‐Undang  Hukum  Perdata.



 



TITIK KRITIS



(konsultansi)



1. Mobilisasi  peralatan  Ydak  dilaksanakan  sesuai  dengan   kebutuhan;   2. Tenaga  Ahli/Pendukung  Ydak  sesuai  tenaga  ahli  yang   dipersyaratkan  dalam  KAK.   3. Tidak  ada  jadwal  penugasan  tenaga  ahli  dan  tenaga   pendukung;   4. Perubahan  Pekerjaan  Ydak  disertai  dengan  jusYfikasi   perubahan  pekerjaan;   5. Keterlambatan  hasil    pelaksanaan  pekerjaan.



 



TITIK KRITIS



(Brg/Js lainnya-1)



1.  Surat  Perintah  Pengiriman  (SPP)     a.  Surat  Perintah  Pengiriman  diterbitkan  melebihi  waktu  14  hari  kerja  yang   ditetapkan  dalam  ketentuan.   b.  Surat  Perintah  Pengiriman  Ydak  ditandatangani/disetujui  oleh  pejabat  pihak  yang   berwenang  dari  pihak  penyedia.   c.  Surat  Perintah  Pengiriman  disetujui  oleh  penyedia  Ydak  melebihi  7  hari  kerja   setelah  SPP  diterbitkan.     2.  Pemberian  Uang  Muka     a.  Pemberian  uang  muka  Ydak  berdasarkan  permohonan  uang  muka  yang  berisikan   rencana  penggunaan  uang  muka  untuk  melaksanakan  pekerjaan  sesuai  kontrak.   b.  Nilai  uang  muka  yang  dibayarkan  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  kontrak.   c.  Uang  muka  dibayarkan  tanpa  adanya  Jaminan  Uang  Muka.   3.  Penyusunan  Program  Mutu     a.  Program  Mutu  Ydak  disusun  oleh  Penyedia  tetapi  oleh  pihak  lain.   b.  Dokumen  Program  Mutu  Ydak  memuat  seluruh  informasi  yang  relevan  sesuai   ketentuan.   c.  Program  Mutu  Ydak  disesuaikan  (diadendum)  dengan  jenis  barang/jasa,   karakterisYk  dan  kompleksitas  pekerjaan.  



TITIK KRITIS



(Brg/Js lainnya-2)



4.  Rapat  Persiapan  Pelaksanaan  Kontrak     a.  Pejabat  Penandatangan  Kontrak  dan  Penyedia  Ydak  kesamaan  pemahaman  atas   kontrak  yang  bernilai  besar  atau  kompleks.   b.  Rapat  persiapan  Ydak  dilaksanakan  secara  formal,  sehingga  Ydak  dapat  dijadikan   dasar  acuan.   c.  Dalam  rapat  persiapan  pelaksanaan  kontrak  Ydak  dibahas  secara  menyeluruh  atas   hal-­‐hal  yang  seharusnya  dibahas  sesuai  ketentuan.     5.  Pemeriksaan  Bersama     a.  Tidak  dilakukan  pemeriksaan  bersama,  sementara  hal  tersebut  sebenarnya   diperlukan.   b.  Pemeriksaan  bersama  Ydak  dituangkan  dalam  Berita  Acara.   c.  Pemeriksaan  bersama  yang  mengakibatkan  perubahan,  Ydak  dituangkan  dalam   adendum  kontrak.   6.  Pengendalian  Kontrak     a.  Para  pihak  Ydak  melakukan  pengawasan/pengendalian  terhadap  pelaksanaan   kontrak.   b.  Terjadi  deviasi  antara  realisasi  dengan  target  sehingga  terjadi  kontrak  kriYs,   namun  Ydak  dilakukan  rapat  pembukYan.     c.  Penyedia  Ydak  mampu  mencapai  target  yang  ditetapkan.  



TITIK KRITIS



(Brg/Js Lainnya-3)



7.  Inspeksi  Pabrikasi     a.  Para  pihak  Ydak  melakukan  inspeksi  atas  proses  pabrikasi  barang/peralatan   khusus  pada  saat  diperlukan.   b.  Jadwal,  tempat  dan  ruang  lingkup  inspeksi  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  dalam   Kontrak.   8.  Pembayaran  Prestasi  Pekerjaan     a.  Cara  pembayaran  hasil  pekerjaan  Ydak  sesuai  ketentuan/klausal  kontak.   b.  Jumlah  pembayaran  Ydak  sesuai  dengan  progres  fisik  yang  telah  dilaksanakan.   9.  Perubahan  Kontrak     a.  Perubahan  pelaksanaan  pekerjaan  di  lapangan  Ydak  didukung  dengan  perubahan/ adendum  kontrak.   b.  Adanya  kolusi  antara  penyedia,  PPK,  dan  PaniYa/Pejabat  Penerima  Hasil  Pekerjaan   untuk  merubah  kuanYtas  dan  kualitas  pekerjaan  dalam  rangka  KKN   10. Penyesuaian  Harga     a.  Penyesuaian  harga  Ydak  dilakukan  atas  kontrak  yang  tepat  (jenis  dan  masa   kontrak).   b.  Perhitungann  penyesuaian  harga  dilakukan  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  yang   ditetapkan  dalam  kontrak.  



TITIK KRITIS



(Brg/Js Lainnya-3)



11. Keadaan  Kahar     a.  Keadaan  kahar  Ydak  sesuai  dengan  keadaan  yang  ditetapkan  dalam  kontrak.   b.  Kebijakan  PPK  dalam  menangani  keadaan  kahar  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan   kontrak.     12. PenghenYan  Kontrak  atau  Berakhirnya  Kontrak     a.  Kontrak  dihenYkan  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  dalam  kontrak.   b.  Kontrak  telah  berakhir  namun  masih  terdapat  sisa  pembayaran  yang  belum   dibayarkan  ke  penyedia.   13. Pemutusan  Kontrak       a.  Tahapan  Pemutusan  Kontrak,  dimana  baik  penyedia  maupun  PPK  Ydak  melakukan   pemutusan  kontrak  meskipun  terjadi  kondisi  yang  memenuhi  syarat  untuk   dilakukannya  pemutusan  kontrak     b.  Pemutusan  kontrak  Ydak  dilanjutkan  dengan  pencairan  jaminan  pelaksanaan/ uang  muka,  dan  mengenakan  sanksi  daiar  hitam.     14. Pemberian  Kesempatan     PPK  Ydak  memberikan  kesempatan  sesuai  dengan  ketentuan.   15. Denda  dan  GanY  Rugi   Cara  perhitungan  denda  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan  kontrak.  



SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN KONSTRUKSI



Serah  Terima  Akhir  Pekerjaan  (Final  Hand  Over/FHO) Pengembalian  Retensi  atau  Jaminan  Pemeliharaan Penyerahan  hasil  pekerjaan  konstruksi  ke  pada  PA/KPA



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT         Dapat  dikembangkan   sesuai  kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS 1. Pekerjaan  telah  selesai  belum  diserahterimakan   kepada  PPK  dan/atau  PA/KPA  dengan  dibuatkan   BA  Serah  Terima.     2. Hasil  pekerjaan  konstruksi  yang  diserahkan  Ydak   sesuai  kontrak.   3. Pengembalian  Retensi  /Jaminan  Pemeliharaan   dilakukan  sebelum  proses  serahterima  FHO   tuntas.  



TITIK KRITIS



(brg/js lainnya)



1. Jumlah  barang/jasa  lainnya  yang  diserahkan  Ydak   sesuai  kontrak,     2. Kualitas  barang/jasa  lainnya  Ydak  sesuai  dengan   spesifikasi  teknis  dalam  kontrak,     3. Barang/Jasa  Lainnya  Ydak  dapat  digunakan/  Ydak   berfungsi  sesuai  dengan  rencana  peruntukkannya.   4. Penyerahan  barang/jasa  lainnya  terlambat.  



BAGIAN VIII AUDIT ATAS SWAKELOLA



AUDIT ATAS SWAKELOLA – Ruang Lingkup Perencanaan,  Persiapan,  Pelaksanaan,  Pengawasan  dan  Serah   Terima:    



Tipe  II    –  Direncanakan  &  Diawasi  K/L/PD  tapi   Dilaksanakan  K/L/PD  Lain Tipe  III  –  Direncanakan  &  Diawasi  K/L/PD  tapi   Dilaksanakan  oleh  Ormas   Tipe  IV  –  Direncanakan  K/L/PD  tapi  dilaksanakan  &   Diawasi  oleh  Kelompok  Masyarakat



PROSEDUR AUDIT



PROGRAM  AUDIT   &  



 DAFTAR  UJI  HASIL  AUDIT  



      Dapat  dikembangkan   sesuai    kondisi  di  lapangan   pada  saat  audit   berlangsung  



TITIK KRITIS (1) 1.  Perencanaan  swakelola  Ydak  direncanakan  dengan  matang,   diantaranya:   a.  IdenYfikasi  kebutuhan  barang/jasa  yang  ditetapkan  Pengguna   Anggaran  (PA)/Kuasa  Pengguna  Anggaran  (KPA)  Ydak   mencerminkan  kebutuhan  riil   b.  Kegiatan  yang  direncanakan  Ydak  ada  dalam  Renja  Kementerian/ Lembaga/  Pemerintah  Daerah  dan  kegiatan  yang  tercantum  dalam   RKA  yang  diusulkan  Ydak  sesuai  dengan  hasil  idenYfikasi   kebutuhan  riil  barang/jasa.   c.  Kebijakan  Umum  tentang  cara  pengadaan  swakelola  Ydak  sesuai   dengan  tugas  pokok  dan  fungsi  Kementerian/Lembaga/Pemerintah   Daerah  serta  sifat  kegiatan  yang  akan  dilaksanakan.   d.  Jadwal  kegiatan  PBJ  Ydak  memberikan  alokasi  waktu  yang  cukup   untuk  penyelesaian  pekerjaan  barang/jasa.  



TITIK KRITIS (2) 2.  Persiapan  swakelola  Ydak  dilakukan  dengan  matang,  diantaranya:   a.  Penetapan  sasaran  Ydak  sesuai  dengan  perencanaan,     b.  Penyelenggara  swakelola  Ydak  sesuai  dengan  ketentuan,   c.  Penggelembungan  (mark-­‐up)  dalam  HPS,   d.  Penentuan  esYmasi  harga  Ydak  sesuai  aturan,   e.  Penambahan  item-­‐item  biaya  yang  Ydak  diperkenankan,   f.  Rancangan  kontrak  Ydak  standar,   g.  Rencana  kegiatan  Ydak  dibuat  secara  terperinci,     h.  RAB  Ydak  sesuai  dengan  dokumen  penganggaran.   3.  Realisasi  pelaksanaan  swakelola  Ydak  sesuai  dengan  perencanaan  yang     dilaksanakan;   4.  Pertanggungjawaban  pengeluran  biaya  swakelola  Ydak  didukung   dengan  bukY  pengeluaran  yang  memadai;   5.  Keterlambatan  pelaksanaan  pekerjaan  swakelola  dari  jadwal  yang  telah   direncanakan.