Paper Life Cycle [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mata Kuliah



: Manajemen Pemasaran



Dosen



: Ibu Hardini Bachmid SE.I, MM.



Nama Kelompok



:



-



Aulia Nur Hidayat Nur Innayah Riska Noviyanti



(17530017) (17530008) (17530031)



Product Life Cycle



Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya. Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja ditentukan dari jenis produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll. Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.



Product Life Cycle Stages Siklus hidup produk secara jelas terbagi menjadi 4 tahap, setiap tahapannya memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk bisnis yang mencoba mengelola siklus hidup produk tertentu mereka. 1. Tahap Pengenalan Memperkenalkan sebuah produk baru merupakan tahap pertama yang paling menguras biaya ketika sebuah perusahaan melakukan launching. Market untuk produk baru ini masih kecil dan hal ini berarti penjualan masih rendah, meskipun lamakelamaan akan terjadi peningkatan. Di sisi lain, biaya untuk hal seperti penelitian dan pengembangan, pengujian produk kepada konsumen, dan pemasaran yang diperlukan untuk melaunching produk bisa sangat tinggi. Terutama jika Anda berada dalam sektor persaingan yang berat. 2. Tahap Pertumbuhan Tahap pertumbuhan biasanya ditandai dengan pertumbuhan yang kuat dalam penjualan dan memperoleh profit, dan karena perusahaan mulai bisa mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi dalam produksi, profit margin, serta jumlah keseluruhan laba akan mengalami peningkatan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikan uang lebih banyak dalam kegiatan promosi untuk memaksimalkan potensi di tahap pertumbuhan ini. 3. Tahap Kedewasaan Dalam tahap ini, produsen mendapat tantangan untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah mereka bangun dengan segala cara. Ini merupakan waktu yang paling penuh dengan persaingan untuk sebagian besar produk dan para pebisnis perlu berinvestasi dengan bijak dalam melakukan kegiatan pemasaran. Mereka juga perlu mempertimbangkan untuk memodifikasi produk atau melakukan perbaikan pada proses produksi. 4. Tahap Penurunan Disebut sebagai tahap penurunan ketika akhirnya pasar untuk produk mulai menyusut. Penyusutan ini bisa disebabkan karena pasar yang jenuh (semua customer yang sudah membeli produk tersebut), atau karena konsumen beralih ke jenis produk yang lain. Walaupun proses penurunan tidak dapat dihindari, masih ada kemungkinan bagi perusahaan untuk memperoleh profit dengan beralih ke metode produksi yang lebih murah dan market yang lebih murah.



POSISI DALAM MARKET SHARE (LIFE CYCLE) PT. INDOFOOD



Pada umumnya siklus hidup produk atau product life cycle memiliki 4 tahapan yaitu: Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), kedewasaan (Maturity), penurunan (Decline). Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ke empat tahapan siklus hidup produk yang di gunakan produsen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam memasarkan produknya berdasarkan fase atau tahap siklusnya.



1. Perkenalan (Introduction)



Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, pertama kali memperkenalkan Indomie Mie Noodlez, Indomie Laksa, dll. Tahap perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan yang lambat. Pertumbuhan yang lambat karena di sebabkan oleh: a. Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi b. Masalah teknis c. Konsumen baru mengenal produk d. Perusahaan mulai beradaptasi e. Kelambatan dalam penyediaan produk tersebut untuk konsumen, terutama di bidang distribusi.



2. Perkembangan (Growth)



Tahap perkembangan (Growth) adalah tahap di mana produk yang di perkenalkan tersebut dikenal dan mulai diterima oleh konsumen. Dalam periode pertumbuhan ini ditunjukkan dengan penjualan yang mulai meningkat. Pada tahun 1982 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbkmeluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup, diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.



3. Tahap Kedewasaan (Maturity)



Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Tahap pendewasaan yang meningkat adalah penjualan total meningkat dengan lambat yang di sebabkan karena sebagian permintaan berasal dari langganan (pembeli lama), sedangkan pembeli baru yang masuk hanya sedikit. b. Tahap kedewasaan yang stabil adalah volume penjualan tidak meningkat lagi tetapi konstan.ini di sebabkan karena seluruh permintaanya berasal dari pembeli lama atau pelanggan, jadi sudah tidak ada lagi pembeli baru yang masuk. c. Tahap kedewasaan menurun adalah penjualan yang menurun dikarenakan beberapa langganan mulai meninggalkan produk perusahaan dan membeli produk lain. Ini di tandai pada tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru. Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.



4. Tahap Penurunan (Decline)



Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang di tawarkan mungkin akan hilang dari pasar (Market), Hal ini dipengaruhi oleh ancaman factor internal dan eksternal yang dapat terjadi.Tahap terakhir yang dialami oleh suatu produk dalam siklus kehidupannya adalah tahap kemunduran panjang atau lamanya tahap kemunduran ini di tentukan oleh beberapa factor, yaitu: a.



Perubahan selera konsumen



b.



Perubahan kegiatan pesaing



c.



Kebijaksanaan meninggalkan produk oleh perusahaan.



Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.