Paper Pelabuhan Makassar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan atau maritim terbesar di dunia.



Sehingga,   mengharuskan   Indonesia   untuk   mempunyai   infrastruktur   laut   untuk membangun   potensi   daerah­daerah   di   Indonesia.   Hal   ini   dapat   memajukan perekonomian   untuk   mempersatukan   bangsa.   Dengan   memiliki   banyak   pelabuhan, system   dan   kapal­kapal   pengangkut   barang/   penumpang   dapat   membantu   untuk mencapai persatuan bangsa. Arus   bongkar­muat   barang   mempunyai   peran   yang   penting   untuk   dapat dijadikan   sebagai   salah   satu   indikator   yang   mendukung   Sulawesi   Selatan   sebagai katalisator (penghubung) antara Kawasan Timur dan Barat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari volume arus  barang yang melalui pelabuhan dan bandara yang ada di Makassar  yang berasal  dari  daerah­daerah  timur  dan  barat  yang  tidak  menjadikan Sulawesi Selatan sebagai daerah tujuan tetapi sebagai tempat persinggahan (transit) yang selanjutnya diteruskan ke daerah tujuan. Barang yang dibongkar ataupun dimuat tidak   hanya   barang   yang   diperdagangkan   saja   melainkan   untuk   komponen   barang rumah tangga  (home good) juga termasuk di dalamnya. Sulawesi   Selatan   merupakan   centralitas   pembangunan   yang   dapat menghubungkan kawasan timur dan barat Indonesia. Hal ini didukung oleh adanya sarana dan prasarana yang memadai. Selama ini, pembangunan prasarana dan sarana yang ada di Sulawesi Selatan telah diupayakan untuk dapat menjangkau ke berbagai daerah. Prasarana yang berperan penting dalam kegiatan perekonomian adalah Bandar Udara dan Pelabuhan, yaitu dalam hal transportasi penumpang dan pergerakan barang dan jasa.



1



Gambar pembangunan ekonomi berdasarkan  keunggulan dan potensi daerah­daerah di Indonesia.



Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar menjadi salah satu pelabuhan bongkar  muat barang dan angkutan orang terbesar di Indonesia. Pelabuhan ini dikelola oleh  PT. Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV). Pembangunan sub­sektor perhubungan atau transportasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi  yang antara lain mencakup aktivitas perdagangan, industri ataupun aktivitas dari  sistem transportasi lainnya di Makassar. Pelabuhan   Makassar   terletak   di   kawasan   timur   Indonesia,   meski   secara geografis   masih   berada   di   bagian   tengah   kepulauan   Indonesia   (Pulau   Sulawesi). Pelabuhan   Makassar   berlokasi   di   tepi   perairan   Selat   Makassar   yang   merupakan perairan   dalam   dan   telah   ditetapkan   sebagai   Alur   Laut   Kepulauan   Indonesia. Letaknya   yang   strategis   kawasan   ini   dan   didukung   oleh   sumber   daya   alam   serta sumber daya manusia yang terampil memungkinkan kawasan ini tumbuh berkembang setara dengan propinsi­propinsi lain di Indonesia.



2



1.2 1.



Tujuan Masalah Mengetahui   pengertian   dari   pelabuhan   dan   latar   belakang   dibangunnya



2. 3. 4.



pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Mengetahui tipe­tipe pelabuhan Soekarna Hatta Makassar. Mengetahui peranan pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Mengetahui denah (Layout) pelabuhan yang ada di pelabuhan Soekarno Hatta



5. 6.



Makassar. Mengetahui jenis­jenis kapal di pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Mengetahuni situasi pelabuhan dan siklus produktivitas pelabuhan Soekarno Hatta Makassar



1.3



Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.



Apa yang di maksud dengan Pelabuhan? Bagaimana latar belakang dibangunnya pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar? Apa saja dasar­dasar perencanaan pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar? Apa   saja   konstruksi   dan   fasilitas   yang   ada   di   pelabuhan   Soekarno   Hatta



Makassar? 5. Bagaimana situasi pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar?  



BAB II 3



ISI 2.1



Definisi Pelabuhan Pelabuhan mempunyai arti yang luas, tidak hanya sebagai tempat/ bangunan



untuk   mengakomodir   perbindahan   barang/   orang.   Mengutip   dari   berbagai   sumber, pengertian pelabuhan diantaranya: A.  Menurut Undang­Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan   batas­batas   tertentu   sebagai   tempat   kegiatan   pemerintahan   dan   kegiatan ekonomi   yang   dipergunakan   sebagai   tempat   kapal   bersandar   berlabuh,   naik   turun penumpang   maupun   bongkar   muat   barang   yang   dilengkapi   dengan   fasilitas keselamatan   pelayaran   dan   kegiatan   penunjang   pelabuhan   serta   sebagai   tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. B. Menurut Ensiklopedia Indonesia Pelabuhan adalah tempat kapal berlabuh (membuang sauh). Pelabuhan modern cukup dilengkapi dengan los­los dan gudang besar, beserta pangkalan, dok dan crane yang kuat untuk membongkar dan memuat perbekalan, batubara dan lain­lain. C. Menurut Bambang Triatmodjo Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapai   dengan   fasilitas   terminal   laut   meliputi   dermaga   di   mana   kapal   dapat bertambat untuk bongkar muat barang.  Crane  untuk bongkar muat barang, gudang laut dan tempat­tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan gudang­gudang di mana barang­ barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Pelabuhan   dapat   dibagi   dalam   beberapa   kategori   menurut   penggunaannya, antara   lain   pelabuhan   ikan,   pelabuhan   minyak,   pelabuhan   barang,   pelabuhan penumpang, pelabuhan campuran, pelabuhan militer. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah pelabuhan penumpang dan pelabuhan barang. 4



2.2



Latar Belakang dibangunnya Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar Pelabuhan Soekarno Hatta dibuat untuk mempermudah mobilitas pertukaran



barang   dan   perpindahan   orang   dari   satu   tempat   asal   (origin)   ke   tempat   tujuan (destinasi).  Pelabuhan   Soekarno   Hatta   dibuat   untuk  Meningkatkan   produksi   dan produktifitas   serta   meningkatkan   nilai   tambah   ekonomi   dan   usaha.   Selain   itu, pelabuhan   ini   dapat   memperbesar   pencarian   lapangan   kerja   dan   meningkatkan pendapatan daerah. Pelabuhan ini dilengkapi dengan bangunan dan fasilitas yang memadai untuk keperluan moda transportasi maupun untuk penunjang. Sementara di kawasan ujung utara   pelabuhan,   terdapat   awal   Jalan   Tol   Reformasi   (tol   lingkar   Makassar)   yang menghubungkan   kawasan   pelabuhan   dengan   pusat   kota.   Jalan   tol   yang   hanya sepanjang 3,1 km ini mempermudah pengiriman barang untuk di distribusikan. Pelabuhan Soekarno Hatta mempunyai 3 (tiga) buah terminal yakni terminal Soekarno   sebagai   terminal   pertukaran   orang/   penumpang,   terminal   Hatta   sebagai terminal petikemas, dan terminal Paotere sebagai tempat singgah kapal­kapal kayu nelayan.   



5



Gambar terminal­terminal di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar



2.3 



Tipe Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar 



2.3.1.  Pelabuhan Penumpang Pelabuhan   penumpang   dibangun   untuk   memberikan   fasilitas   bagi   kegiatan 6



yang   berhubungan   dengan   kebutuhan   orang   yang   bepergian.   Pada   pelabuhan penumpang dilengkapi dengan stasiun penumpang yang mencakup fasilitas­fasilitas seperti   kantor   imigrasi,   keamanan,   direksi   pelabuhan,   maskapai   pelayaran,   dan sebagainya. Barang­barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran keluar masuknya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk dan keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan   menggunakan   jembatan   langsung   ke   kapal,   sedang   barang­barang   melalui dermaga. 2.3.2. Pelabuhan Barang (Petikemas) Pelabuhan   barang   tidak   banyak   berbeda   dengan   pelabuhan   penumpang. Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar   muat   barang.   Pelabuhan   barang   ini   bisa   dibuat   oleh   pemerintah   sebagai pelabuhan   niaga   atau   perusahaan   swasta   untuk   keperluan   transpor   hasil   produksi seperti baja, aluminium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya. Pelabuhan barang di pelabuhan Soekarno Hatta mempunyai perlengkapan­perlengkapan sebagai berikut: 1. Dermaga cukup panjang dan dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak­ tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan di tengah kapal. 2. Mempunyai   halaman   dermaga   yang   cukup   lebar   untuk   keperluan   bongkar   muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan crane masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan crane dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke gudang. 3. Mempunyai gudang transito/ penyimpanan di belakang halaman dermaga. 4. Tersedia   jalan   dan   halaman   untuk   pengambilan/   pemasukan   barang   dari   dan   ke gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi. Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah diturunkan dari kapal maka barang muatan tersebut ditempatkan pada halaman dermaga.



7



Gambar terminal Soekarno dan terminal Hatta



Gambar terminal Soekarno, sebagai terminal penumpang di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar



2.4.



Tipe Dermaga Faktor­faktor   yang   mempengaruhi   dalam   pemilihan   tipe   dermaga   adalah  



sebagai berikut :     



Topografi daerah pantai  Jenis dan ukuran kapal yang dilayani  Beban muatan yang harus dipikul dermaga  Daya dukung tanah perairan yang bersangkutan Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar sendiri mempunyai tipe dermaga open 8



atau Wall. Dimana dermaga open ini  dibuat sejajar dengan garis pantai dan dapat dibuat berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok. 



Gambar tipe dermaga (Open) yang ada di pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar 2.5.



 Jenis Kapal Yang Bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar Selain data kapal, perlu diketahui juga sifat dan fungsi kapal untuk mengetahui



ukuran­ukuran teknis pelabuhan. Kapasitas angkut kapal biasanya diukur dalam DWT (Dead Weight Tonage)  yaitu kemampuan daya angkut barang dalam kapal.  Bentuk halaman dermaga tergantung pada jenis  muatannya, di pelabuhan Soekarno Hatta, barang­barang yang masuk sangat beragam, untuk itu kapal­kapal pembawa barang yang ada di pelabuhan ini  berupa : a. Barang­barang   potongan   (General   cargo)   yaitu   barang­barang   yang   dikirim   dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang­barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum, dan sebagainya.  Kapal Kargo/ muatan barang (Cargo Ships)  ini memiliki desain yang fleksibel yang memungkinkan kapal untuk memilih rute dan mengangkut berbagai macam muatan. Kapal ini dilengkapi untuk keperluan proses bongkar muat. Kapasitas yang umum terpasang 10­25 ton namun dapat dilengkapi dengan cranes & derricks yang berkapasitas 150 ton. Pada umumnya general cargo dapat   membawa   penumpang   sampai   dengan   12   penumpang   dan   tetap   dinamakan kapal kargo. 9



b. Muatan curah/ lepas (Bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu bara, biji­bijian, minyak dan sebagainya. Bulk Ships digunakan untuk mengangkut volume muatan curah yang diangkut melaui ­laut meningkat pda pertengahan abad ke­20. Pada bulk ships tidak membutuhkan  packaging. Bulk carriers dikategorikan kedalam: Panamax (sarat tidak lebih dari 32.25 m), Suezmax (sarat tidak lebih dari 19 m), Capesize,   Handymax   (biasanya   memiliki   ukuran   50.000   ton),   Aframax   (80.000­ 120.000 dwt).  c. Peti kemas (Container), yaitu suatu peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai pembungkus barang­barang yang dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama maka penempatannya akan lebih cepat dan pengangkutannya dapat dilakukan dengan alat tersendiri yang lebih efisien.  Kapal kontainer digunakan untuk memudahkan dalam proses  bongkar muat. Keuntungan lainnya, yaitu integrasi dengan moda transportasi lain (truk, kereta api) lebih mudah. Ukuran kapal kontainer semakin besar dari waktu ke waktu dengan pertimbangan nilai ekonomisnya (economies of scale). d. Kapal Curah Kering (Dry bulk carriers) digunakan untuk mengangkut muatan curah seperti Biji­bijian (grain), Semen curah (cement ), Batubara (coal), Bijih besi (iron ore) , Bijih aluminium (bauxite), dll.  e. Kapal   Curah   Basah   (Tankers) digunakan   untuk   mengangkut   muatan   cair   seperti Tanker minyak mentah (crude oil tankers), Tanker minyak hasil sulingan ( product tankers), Tanker gas (Gas tankers), Tanker bahan kimia (chemical carriers).



2.6.



Fasilitas­fasilitas Pelabuhan Fasilitas pelabuhan secara umum terdiri dari 2 macam fasilitas yaitu fasilitas



bergerak dan fasilitas tidak bergerak. Fasilitas bergerak meliputi kapal dan peralatan bongkar muat, sedangkan Fasilitas tidak bergerak meliputi Dermaga, terminal penumpang, gedung, lapangan penumpukan, gudang, Alur pelayaran, Menara pengawas, dan sebagainya. 



Lapangan pengumpulan barang pelabuhan Soekarno memiliki luas 5,64 Ha dengan 10







fungsi untuk menampung barang umum (kendaraan, alat berat, peti kemas dll).  Gudang   pangkalan   pelabuhan   Soekarno   digunakan   sebagai   tempat   penyimpanan barang dengan total seluas 23.800 m2 yang terdiri dari gudang umum, CFS (Container







Freigh Station) dan gudang api. Beberapa jenis peralatan yang ada di Pangkalan Pelabuhan Soekarno yang berfungsi untuk   memberikan   pelayanan   barang   dan   meningkatkan   kinerja   pelabuhan   seperti mobile crane, reach stacker, forklift, head truck, dll. Dari beberapa fasilitas yang ada diatas yang dapat berada dalam satubangunan adalah gudang laut, kantor pabean , kantor administrasi, perusahaanpelayaran. Untuk pelabuhan-pelabuhan besar diperlukan kantor-kantor pusatdari berbagai fasilitas yang ada dalam satu bangunan. Kantor pusat inimerupakan tempat kedudukan kepala pelabuhan, kepala pemeriksa pabean, kepala polisi, kepala gudang, departemen akuntansi. Semua kegiatan yang ada di pelabuhan dikendalikan oleh kantor pusat ini. Untuk terminal pengiriman barang curah harus dilengkapi dengan elevator, silo, tangki penyimpanan, gudang-gudang untuk gula, pupuk dan sebagainya. Sedangkan untuk terminal peti kemas diperlukan gudang penyortiran, garasi perawatan dan menara kontrol. Dari beberapa fasilitas yang ada diatas yang dapat berada dalam satubangunan adalah gudang laut, kantor pabean, kantor administrasi, perusahaan pelayaran. Untuk pelabuhan-pelabuhan besar diperlukan kantor-kantor pusatdari berbagai fasilitas yang ada dalam satu bangunan. Kantor pusat inimerupakan tempat kedudukan kepala pelabuhan, kepala pemeriksa pabean, kepala polisi, kepala gudang, departemen akuntansi. Semua kegiatan yang adadi pelabuhan dikendalikan oleh kantor pusat ini.



11



A. PANGKALAN SOEKARNO DERMAGA I Nama : Dermaga 100 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 100 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton 12



Kapasitas : 1.100 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik :PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Pelabuhan Makassar DERMAGA II Nama : Dermaga 101 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 330 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 3.630 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN A. PANGKALAN SOEKARNO DERMAGA I Nama : Dermaga 100 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 100 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 1.100 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik :PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Pelabuhan Makassar DERMAGA II Nama : Dermaga 101 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 330 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 3.630 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) DERMAGA III Nama : Dermaga 102 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 230 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 2.530 T/M2 13



Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) DERMAGA IV Nama : Dermaga 103 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 290 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 3.190 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA V Nama : Dermaga 104 Pangakalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 180 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 1.980 M² Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar DERMAGA VI Nama : Dermaga 105 Pangakalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 180 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 1.980 M² Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : Pelindo IV B. PANGKALAN HATTA DERMAGA V Nama : Dermaga Container Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 850 M' Lebar : 30 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 25.500 M² Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo IV



14



DERMAGA VI Nama : Pangkalan Hasanuddin Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 210 M' Lebar : 15 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : PC Block Kapasitas : 3.150 M² Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar C. KAWASANA PAOTERE DERMAGA I Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 100 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 1.000 M² Tahun Pembuatan : 1980 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA II Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 52,36 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 523,60 M² Tahun Pembuatan : 1981 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA III Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum(Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 52 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 520 M² Tahun Pembuatan : 1986 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar DERMAGA IV Nama : Dermaga Paotere 15



Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum(KapalRakyat/kayu) Panjang : 52 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 520 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA V Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,5 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 335 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA VI Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,5 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 335 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA VII Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,33 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 333,33 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar DERMAGA VIII Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,33 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton 16



Kapasitas : 333,33 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA IX Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 52,36 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 523,60 M² Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA X Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,5 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 335 M² Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA XI Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 50 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 500 M² Tahun Pembuatan : 1995 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar PINGGIRAN TALUD Panjang : 1.581 M' Pembuatan tahun : 1921 ALUR PELAYARAN Panjang : 2,5 mil Lebar : 150 Meter Kedalaman : 10 M Pasang tertinggi : 1,8 M LWS Pasang terendah : 0,9 M LWS



17



KOLAM PELABUHAN Luas : 315,20 Ha Kedalaman : 9,7 M Pasang tertinggi : 1,8 M LWS Pasang terendah : 0,9 M LWS GUDANG 101: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1990 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 75% GUDANG 102: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 75% GUDANG 103: Soekarno Luas : 4.000 M2 Kapasitas : 2.400 T/M2 Tahun Pembuatan : 1985 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 70% Pelabuhan Makassar GUDANG 104: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 75% GUDANG 105: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium 18



Kondisi : 75% GUDANG CFS: Soekarno Luas : 4.000 M2 Kapasitas : 2.400 T/M2 Tahun Pembuatan : 1994 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 90% GUDANG API: Soekarno Luas : 600 M2 Kapasitas : 360 T/M2 Tahun Pembuatan : 1980 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 60% Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN LOKASI SOEKARNO LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Gudang 100) Luas : 1.254 M2 Kapasitas : 752 T/M2 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 101 Luas : 1.213 M2 Kapasitas : 728 T/M2 Tahun Pembuatan : 1990 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 50 % LAPANGAN PENUMPUKAN 102 Luas : 1.930 M2 Kapasitas : 1.158 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 103 Luas : 3.374 M2 Kapasitas : 2.024 T/M2 Tahun Pembuatan : 1984 Pemilik : Pelindo 19



Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 104 Luas : 1.017 M2 Kapasitas : 610 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN 105 Luas : 1.216 M2 Kapasitas : 730 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 106 Luas : 925 M2 Kapasitas : 555 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Containe Yard) Luas : 21.937 M2 Kapasitas : 13.162 T/M2 Tahun Pembuatan : 1985 & 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix & Paving Block Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Empty container) Luas : 3.347 M2 Kapasitas : 2.008 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 80 % LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Kaporlap) Luas : 8.001 M² Kapasitas : 4.801 T/M2 Tahun Pembuatan : 1995 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block 20



Kondisi : 80 % Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex PUSRI ) Luas : 8.417 M2 Kapasitas : 5.050 T/M2 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Tanah LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex GUDANG IMCO) Luas : 2.800 M2 Kapasitas : 1.680 T/M2 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Tanah B LAPANGAN PENUMPUKAN LOKASI HATTA LAPANGAN PENUMPUKAN petikemas Luas : 75.000 M2 Kapasitas : 45.000 T/M2 Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 60 % Lap. Pnmpkan ( EX gedung PUSRI ) LAPANGAN PENUMPUKAN MULTI PURPOSE I Luas : 17.000 M2 Kapasitas : 10.200T/M2 Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 60 % LAP.PENUMPUKAN MULTI PURPOSE II Luas : 22.446 M² Kapasitas : 13.468 T/M2 Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 60 % Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN LOKASI PAOTERE LAPANGAN PENUMPUKAN I Luas : 1.801 M2 Kapasitas : 1.081 T/M2 Tahun Pembuatan : 1986 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal 21



Kondisi : 60 % LAP.PNMPUKAN II Luas : 1.974 M2 Kapasitas : 1.184 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Kondisi : 60 % LAP.PNUMPUKAN III Luas : 4.187 M2 Kapasitas : 2.512 T/M2 Tahun Pembuatan : 1990 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Kondisi : 60 % TERMINAL PENUMPANG Luas : 4.000 M2 Kapasitas : 1.600 orang Tahun Pembuatan : 1981 Pemilik : Pelindo Kontruksi : Lantai Keramik, Dinding tembok/Triplek, Atap Aluminium Kondisi : 60% GEDUNG KANTOR Luas : 2.171 M2 Tahun Pembuatan : 1986 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Keramik, Dinding Beton & Atap Beton Kondisi : 60% Pelabuhan Makassar RUMAH DINAS Jumlah : 73 unit Luas : 6.623,84 M2 Tahun Pembuatan : 1950,1975 Pemilik : Pelindo IV Konstruksi : Lantai Terasso, dinding batu bata, atap seng Kondisi : 40, 60 dan 80 % MASTER PLAN PELABUHAN Ada Perairan :2.978 Ha Daratan :1.192.933 M2 (dikuasai) Perairan :39.740 Ha SK KM 85 Tahun 1999, Tanggal 13/10/1999 22



JALAN MASUK PELABUHAN a. Jalan dari/ke sentra-sentra industri/perdagangan Kelas Jalan : Tol Reformasi Lapisan Permukaan : Aspal b. Jalan yang berada di lokasi pelabuhan Kelas Jalan : Utama Akses ke jalan Tol Reformasi Lapisan Permukaan : Aspal LISTRIK PLN : 993 kW AIR PAM : 175 T/jam 2.7. 



Denah dan Informasi Pelabuhan Pelabuhan Soekarno Hatta terletak di pulau Sulawesi tepatnya di Makassar,



Sulawesi selatan. Pelabuhan ini tidak menggunakan pemecah gelombang (breakwater) pada terminal petikemas dan terminal penumpang, karena breakwater yang digunakan yaitu breakwater alam. Pelabuhan ini dilindungi oleh beberapa pulau kecil salah satunya pulau Khayangan.



Gambar denah dermaga di pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar Gambar Layout pelabuhan Soekarno Hatta



ALUR MASUK PELABUHAN Panjang



: 25,00 mile



Lebar



: 150,00 m



23



Kedalaman



: 26,00 m



KOLAM PELABUHAN Luas



: 1.520 Ha



Kedalaman Minimum



: 9,70 m LWS



Kedalaman Maximum



: 16,00 m LWS



­ Status Pemanduan



: Wajib Pandu



Status Radio Pantai



: PKF H 24



Koordinal Area Lego  Jangkar



: 05°07'25" LU / 119°22'20" BT



Jumlah Petugas Port State  Control



:



Hari Kerja Pelabuhan



: 7 Hari



Jam Kerja Pelabuhan



: 24 jam/hari



Hari Kerja Kantor



: 5 Hari



Jam Kerja Kantor



: 07.00 s.d 16.30 WIT



Fasilitas Telepon



: Ada Telepon : 0411­327555 Fax : 0411­323656



Fasilitas Perbankan



: Ada Bank Mandiri



Rumah Sakit



: Ada Kesehatan Pelabuhan ­ Pelindo



Pemadam Kebakaran



: Ada 2 Unit Mobil Pemadam Kebakaran



Fasilitas Penanggulangan  Pencemaran



: Tidak Ada



Sumber Data



: Wikimapia, Google Eart/OK



Keterangan Data



: Titik Koordinat berbeda,setelah di tulis nama Pelabuhannya,  pelabuhan yg dimaksud ditemukan.



Keterangan Lain



: Diverifikasi oleh : PT. Secon Dwitunggal Putra, 2013



Sumber Informasi Lain



: http://www.makassarport.co.id



Pengelola Data



: 482



24



Gambar layanan jasa pandu di pelabuhan



Gambar pelayanan barang (distribusi) di pelabuhan



2.8



Produktivitas Pelabuhan Untuk produktivitas pelayaran pelabuhan soekarno hatta Makassar tercatat pada tanggal senin 22 september 2014, barang yang masuk ke pelabuhan berjumlah 70 bok/ jam/ 3 crane, maksudnya setiap 1 jam ada 70 bok petikemas yang masuk ke pelabuhan soekarno hatta.



25



BAB III PENUTUP Setelah   beberapa   uraian   tentang   pengertian   hal­hal   yang   berkaitan dengan   kepelabuhanan,   maka   perlu   diuraikan   bahwa   pelabuhan   diperlukan untuk: a. Melayani kebutuhan perdagangan dari daerah penyangga (hinterland) tempat pelabuhan tersebut berada.  b. Membantu berputarnya roda perdagangan dan pengembangan industri regional. c. Seperti Sulawesi selatan yang termasuk daerah transit untuk daerah penyangga (hinterland)   atau   daerah/negara   tetangga,   pelabuhan   yang   dikelola   dengan efisien   dan   dilengkapi   dengan   fasilitas   yang   memadai   akan   membawa keuntungan dan dampak positif bagi perdagangan dan perindustrian dari daerah penyangga tempat pelabuhan tersebut berada. Sebaliknya, perdagangan yang lancar   dan   perindustrian   yang   tumbuh   dan   berkembang   membutuhkan   jasa pelabuhan yang semakin meningkat yang akan mengakibatkan perkembangan pelabuhan. Bagi negara­negara yang sedang berkembang peranan pelabuhan dijelaskan   oleh   J.A   Raven   bahwa:   pelabuhan   memainkan   peranan   penting 26



dalam perkembangan ekonomi, jelas terlihat bahwa banyak negara berkembang di mana pelabuhan dapat berfungsi secara bebas dan efisien telah mencapai kemajuan yang pesat.  Untuk mendukung mobilitas angkutan barang dan orang maka sebaiknya pelabuhan harus di rencanakan dengan baik. Mengikuti peraturan dan kondisi sesuai letak tempat pelabuhan akan dibangun (geografis). Dalam perencanaan suatu pekerjaan konstruksi dibutuhkan dasar-dasar perencanaan agar dapat diketahui spesifikasi yang menjadi acuan dalam perhitungan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dasar-dasar perencanaan dibutuhkan juga untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi perencanaan tersebut, masalah­masalah yang akan dihadapi dan cara   penyelesaiannya.  Untuk   mendapatkan   hasil   yang   terbaik   dalam   pelaksanaan suatu   pekerjaan   dituntut   adanya   perencanaan   yang   matang   dengan   dasar­dasar perencanaan yang baik.



27



Pertanyaan Presentasi 1. Bagaimana alur pelayaran barang di pelabuhan Makassar?  2. Lengkapi dengan Siklus Pelabuhan , Produktivitas Pelabuhan, TEU  Petikemas? Jawaban / Penjelasan 1.



28



Dari penjelasan gambar di samping, Alur pelayaran  barang dari pelabuhan  Makassar itu sendiri ,  awalnya dari kapal yang  bertambat ke pelabuhan  Makassar contohnya  dengan pelayanan kargo  dan petikemas ,  selanjutnya barangbarang  tersebut bongkar muat  dengan crane dan alat alat  bongkar muat lainnya,  setelah barang di angkut  dengan crane , barang  tersebut di letakkan pada  gudang penumpukan  ataupun lapangan  penumpukan dimana  setelah barang sampai di gudang/lapangan ,barang tersebut akan langsung di  distribusikan kepada konsumen dengan menggunakan mobil truk atau container.  Pertanyaan ini di tanyakan oleh Utari Dwi Lestari  2.



Kapal yang ingin bertambat sebelum masuk ke pelabuhan jasa pandu datang  untuk melakukan panduan kepada kapal yang ingin bertambat kemudian setelah  bertambat ke dermaga, barang barang diturunkan dengan crane atau alat alat  bongkar muat lainnya , setelah barang selesai bongkar muat ,kapal kemudian di  pandu keluar oleh jasa pandu.



Untuk Produktivitas sudah di tambahkan dengan keterangan ada pada halaman 24 TEU atau unit bersamaan dua puluh kaki (twenty­foot equivalent unit) adalah unit   anggaran   untuk   kapasiti   kargo   yang   sering   digunakan   untuk   mengukur 29



kapasiti kapal kontena dan terminal kontena. Ianya berdasarkan ukuran 20 kaki panjang sebuah kontena, peti besi yang bersaiz piawai yang mudah dibawa oleh kapal kontena, keretapi dan trak. Unit lain yang berkaitan adalah unit bersamaan empat puluh kaki (forty­foot equivalent unit) (FEU atau feu) yang juga ditakrifkan sebagai dua TEU.  Satu TEU adalah kapasiti kargo untuk kontena yang berukuran 20 kaki (6.1 m) panjang dan 8 kaki (2.6 m) lebar. Terdapat ketidakseragaman dalam ketinggian sesuatu kontena, ada yang berukuran antara 4.25 dan 9.5 kaki (1.30 dan 2.90 m) tinggi, tetapi ukuran yang biasa digunakan adalah 8.5 kaki (2.6 m). Sudah menjadi kebiasaan juga untuk merujuk kontena 45 kaki sebagai 2 TEU, bukan 2.25 TEU.



“Saat   ini   kapasitas   terminal   peti   kemas   adalah   750.000   TEU   dan   akan   ditambah 600.000 hingga menjadi 1,3 juta – 1,4 juta TEU,” sejauh ini semua sudah rampung. Tinggal   menunggu   izin   dari   Direktorat   Jenderal   Perhubungan   Laut   Kementerian Perhubungan.   Peningkatan   kapasitas   ini   penting   karena   Pelabuhan   Soekarno­Hatta adalah pusat distribusi ke sejumlah wilayah di kawasan timur Indonesia.



30