6 0 2 MB
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan atau maritim terbesar di dunia.
Sehingga, mengharuskan Indonesia untuk mempunyai infrastruktur laut untuk membangun potensi daerahdaerah di Indonesia. Hal ini dapat memajukan perekonomian untuk mempersatukan bangsa. Dengan memiliki banyak pelabuhan, system dan kapalkapal pengangkut barang/ penumpang dapat membantu untuk mencapai persatuan bangsa. Arus bongkarmuat barang mempunyai peran yang penting untuk dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang mendukung Sulawesi Selatan sebagai katalisator (penghubung) antara Kawasan Timur dan Barat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari volume arus barang yang melalui pelabuhan dan bandara yang ada di Makassar yang berasal dari daerahdaerah timur dan barat yang tidak menjadikan Sulawesi Selatan sebagai daerah tujuan tetapi sebagai tempat persinggahan (transit) yang selanjutnya diteruskan ke daerah tujuan. Barang yang dibongkar ataupun dimuat tidak hanya barang yang diperdagangkan saja melainkan untuk komponen barang rumah tangga (home good) juga termasuk di dalamnya. Sulawesi Selatan merupakan centralitas pembangunan yang dapat menghubungkan kawasan timur dan barat Indonesia. Hal ini didukung oleh adanya sarana dan prasarana yang memadai. Selama ini, pembangunan prasarana dan sarana yang ada di Sulawesi Selatan telah diupayakan untuk dapat menjangkau ke berbagai daerah. Prasarana yang berperan penting dalam kegiatan perekonomian adalah Bandar Udara dan Pelabuhan, yaitu dalam hal transportasi penumpang dan pergerakan barang dan jasa.
1
Gambar pembangunan ekonomi berdasarkan keunggulan dan potensi daerahdaerah di Indonesia.
Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar menjadi salah satu pelabuhan bongkar muat barang dan angkutan orang terbesar di Indonesia. Pelabuhan ini dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV). Pembangunan subsektor perhubungan atau transportasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi yang antara lain mencakup aktivitas perdagangan, industri ataupun aktivitas dari sistem transportasi lainnya di Makassar. Pelabuhan Makassar terletak di kawasan timur Indonesia, meski secara geografis masih berada di bagian tengah kepulauan Indonesia (Pulau Sulawesi). Pelabuhan Makassar berlokasi di tepi perairan Selat Makassar yang merupakan perairan dalam dan telah ditetapkan sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia. Letaknya yang strategis kawasan ini dan didukung oleh sumber daya alam serta sumber daya manusia yang terampil memungkinkan kawasan ini tumbuh berkembang setara dengan propinsipropinsi lain di Indonesia.
2
1.2 1.
Tujuan Masalah Mengetahui pengertian dari pelabuhan dan latar belakang dibangunnya
2. 3. 4.
pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Mengetahui tipetipe pelabuhan Soekarna Hatta Makassar. Mengetahui peranan pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Mengetahui denah (Layout) pelabuhan yang ada di pelabuhan Soekarno Hatta
5. 6.
Makassar. Mengetahui jenisjenis kapal di pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Mengetahuni situasi pelabuhan dan siklus produktivitas pelabuhan Soekarno Hatta Makassar
1.3
Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.
Apa yang di maksud dengan Pelabuhan? Bagaimana latar belakang dibangunnya pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar? Apa saja dasardasar perencanaan pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar? Apa saja konstruksi dan fasilitas yang ada di pelabuhan Soekarno Hatta
Makassar? 5. Bagaimana situasi pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar?
BAB II 3
ISI 2.1
Definisi Pelabuhan Pelabuhan mempunyai arti yang luas, tidak hanya sebagai tempat/ bangunan
untuk mengakomodir perbindahan barang/ orang. Mengutip dari berbagai sumber, pengertian pelabuhan diantaranya: A. Menurut UndangUndang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batasbatas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar berlabuh, naik turun penumpang maupun bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. B. Menurut Ensiklopedia Indonesia Pelabuhan adalah tempat kapal berlabuh (membuang sauh). Pelabuhan modern cukup dilengkapi dengan loslos dan gudang besar, beserta pangkalan, dok dan crane yang kuat untuk membongkar dan memuat perbekalan, batubara dan lainlain. C. Menurut Bambang Triatmodjo Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapai dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang. Crane untuk bongkar muat barang, gudang laut dan tempattempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan gudanggudang di mana barang barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Pelabuhan dapat dibagi dalam beberapa kategori menurut penggunaannya, antara lain pelabuhan ikan, pelabuhan minyak, pelabuhan barang, pelabuhan penumpang, pelabuhan campuran, pelabuhan militer. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah pelabuhan penumpang dan pelabuhan barang. 4
2.2
Latar Belakang dibangunnya Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar Pelabuhan Soekarno Hatta dibuat untuk mempermudah mobilitas pertukaran
barang dan perpindahan orang dari satu tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destinasi). Pelabuhan Soekarno Hatta dibuat untuk Meningkatkan produksi dan produktifitas serta meningkatkan nilai tambah ekonomi dan usaha. Selain itu, pelabuhan ini dapat memperbesar pencarian lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah. Pelabuhan ini dilengkapi dengan bangunan dan fasilitas yang memadai untuk keperluan moda transportasi maupun untuk penunjang. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini mempermudah pengiriman barang untuk di distribusikan. Pelabuhan Soekarno Hatta mempunyai 3 (tiga) buah terminal yakni terminal Soekarno sebagai terminal pertukaran orang/ penumpang, terminal Hatta sebagai terminal petikemas, dan terminal Paotere sebagai tempat singgah kapalkapal kayu nelayan.
5
Gambar terminalterminal di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar
2.3
Tipe Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar
2.3.1. Pelabuhan Penumpang Pelabuhan penumpang dibangun untuk memberikan fasilitas bagi kegiatan 6
yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian. Pada pelabuhan penumpang dilengkapi dengan stasiun penumpang yang mencakup fasilitasfasilitas seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barangbarang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran keluar masuknya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk dan keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barangbarang melalui dermaga. 2.3.2. Pelabuhan Barang (Petikemas) Pelabuhan barang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan penumpang. Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transpor hasil produksi seperti baja, aluminium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya. Pelabuhan barang di pelabuhan Soekarno Hatta mempunyai perlengkapanperlengkapan sebagai berikut: 1. Dermaga cukup panjang dan dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan di tengah kapal. 2. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat dengan crane masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan crane dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke gudang. 3. Mempunyai gudang transito/ penyimpanan di belakang halaman dermaga. 4. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/ pemasukan barang dari dan ke gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi. Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah diturunkan dari kapal maka barang muatan tersebut ditempatkan pada halaman dermaga.
7
Gambar terminal Soekarno dan terminal Hatta
Gambar terminal Soekarno, sebagai terminal penumpang di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar
2.4.
Tipe Dermaga Faktorfaktor yang mempengaruhi dalam pemilihan tipe dermaga adalah
sebagai berikut :
Topografi daerah pantai Jenis dan ukuran kapal yang dilayani Beban muatan yang harus dipikul dermaga Daya dukung tanah perairan yang bersangkutan Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar sendiri mempunyai tipe dermaga open 8
atau Wall. Dimana dermaga open ini dibuat sejajar dengan garis pantai dan dapat dibuat berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok.
Gambar tipe dermaga (Open) yang ada di pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar 2.5.
Jenis Kapal Yang Bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar Selain data kapal, perlu diketahui juga sifat dan fungsi kapal untuk mengetahui
ukuranukuran teknis pelabuhan. Kapasitas angkut kapal biasanya diukur dalam DWT (Dead Weight Tonage) yaitu kemampuan daya angkut barang dalam kapal. Bentuk halaman dermaga tergantung pada jenis muatannya, di pelabuhan Soekarno Hatta, barangbarang yang masuk sangat beragam, untuk itu kapalkapal pembawa barang yang ada di pelabuhan ini berupa : a. Barangbarang potongan (General cargo) yaitu barangbarang yang dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barangbarang yang dibungkus dalam peti, karung, drum, dan sebagainya. Kapal Kargo/ muatan barang (Cargo Ships) ini memiliki desain yang fleksibel yang memungkinkan kapal untuk memilih rute dan mengangkut berbagai macam muatan. Kapal ini dilengkapi untuk keperluan proses bongkar muat. Kapasitas yang umum terpasang 1025 ton namun dapat dilengkapi dengan cranes & derricks yang berkapasitas 150 ton. Pada umumnya general cargo dapat membawa penumpang sampai dengan 12 penumpang dan tetap dinamakan kapal kargo. 9
b. Muatan curah/ lepas (Bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu bara, bijibijian, minyak dan sebagainya. Bulk Ships digunakan untuk mengangkut volume muatan curah yang diangkut melaui laut meningkat pda pertengahan abad ke20. Pada bulk ships tidak membutuhkan packaging. Bulk carriers dikategorikan kedalam: Panamax (sarat tidak lebih dari 32.25 m), Suezmax (sarat tidak lebih dari 19 m), Capesize, Handymax (biasanya memiliki ukuran 50.000 ton), Aframax (80.000 120.000 dwt). c. Peti kemas (Container), yaitu suatu peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai pembungkus barangbarang yang dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama maka penempatannya akan lebih cepat dan pengangkutannya dapat dilakukan dengan alat tersendiri yang lebih efisien. Kapal kontainer digunakan untuk memudahkan dalam proses bongkar muat. Keuntungan lainnya, yaitu integrasi dengan moda transportasi lain (truk, kereta api) lebih mudah. Ukuran kapal kontainer semakin besar dari waktu ke waktu dengan pertimbangan nilai ekonomisnya (economies of scale). d. Kapal Curah Kering (Dry bulk carriers) digunakan untuk mengangkut muatan curah seperti Bijibijian (grain), Semen curah (cement ), Batubara (coal), Bijih besi (iron ore) , Bijih aluminium (bauxite), dll. e. Kapal Curah Basah (Tankers) digunakan untuk mengangkut muatan cair seperti Tanker minyak mentah (crude oil tankers), Tanker minyak hasil sulingan ( product tankers), Tanker gas (Gas tankers), Tanker bahan kimia (chemical carriers).
2.6.
Fasilitasfasilitas Pelabuhan Fasilitas pelabuhan secara umum terdiri dari 2 macam fasilitas yaitu fasilitas
bergerak dan fasilitas tidak bergerak. Fasilitas bergerak meliputi kapal dan peralatan bongkar muat, sedangkan Fasilitas tidak bergerak meliputi Dermaga, terminal penumpang, gedung, lapangan penumpukan, gudang, Alur pelayaran, Menara pengawas, dan sebagainya.
Lapangan pengumpulan barang pelabuhan Soekarno memiliki luas 5,64 Ha dengan 10
fungsi untuk menampung barang umum (kendaraan, alat berat, peti kemas dll). Gudang pangkalan pelabuhan Soekarno digunakan sebagai tempat penyimpanan barang dengan total seluas 23.800 m2 yang terdiri dari gudang umum, CFS (Container
Freigh Station) dan gudang api. Beberapa jenis peralatan yang ada di Pangkalan Pelabuhan Soekarno yang berfungsi untuk memberikan pelayanan barang dan meningkatkan kinerja pelabuhan seperti mobile crane, reach stacker, forklift, head truck, dll. Dari beberapa fasilitas yang ada diatas yang dapat berada dalam satubangunan adalah gudang laut, kantor pabean , kantor administrasi, perusahaanpelayaran. Untuk pelabuhan-pelabuhan besar diperlukan kantor-kantor pusatdari berbagai fasilitas yang ada dalam satu bangunan. Kantor pusat inimerupakan tempat kedudukan kepala pelabuhan, kepala pemeriksa pabean, kepala polisi, kepala gudang, departemen akuntansi. Semua kegiatan yang ada di pelabuhan dikendalikan oleh kantor pusat ini. Untuk terminal pengiriman barang curah harus dilengkapi dengan elevator, silo, tangki penyimpanan, gudang-gudang untuk gula, pupuk dan sebagainya. Sedangkan untuk terminal peti kemas diperlukan gudang penyortiran, garasi perawatan dan menara kontrol. Dari beberapa fasilitas yang ada diatas yang dapat berada dalam satubangunan adalah gudang laut, kantor pabean, kantor administrasi, perusahaan pelayaran. Untuk pelabuhan-pelabuhan besar diperlukan kantor-kantor pusatdari berbagai fasilitas yang ada dalam satu bangunan. Kantor pusat inimerupakan tempat kedudukan kepala pelabuhan, kepala pemeriksa pabean, kepala polisi, kepala gudang, departemen akuntansi. Semua kegiatan yang adadi pelabuhan dikendalikan oleh kantor pusat ini.
11
A. PANGKALAN SOEKARNO DERMAGA I Nama : Dermaga 100 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 100 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton 12
Kapasitas : 1.100 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik :PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Pelabuhan Makassar DERMAGA II Nama : Dermaga 101 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 330 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 3.630 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN A. PANGKALAN SOEKARNO DERMAGA I Nama : Dermaga 100 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 100 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 1.100 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik :PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Pelabuhan Makassar DERMAGA II Nama : Dermaga 101 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 330 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 3.630 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) DERMAGA III Nama : Dermaga 102 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 230 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 2.530 T/M2 13
Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) DERMAGA IV Nama : Dermaga 103 Pangkalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 290 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 3.190 T/M2 Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA V Nama : Dermaga 104 Pangakalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 180 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 1.980 M² Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar DERMAGA VI Nama : Dermaga 105 Pangakalan Soekarno Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 180 M' Lebar : 11 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 1.980 M² Tahun Pembuatan : 1917 Pemilik : Pelindo IV B. PANGKALAN HATTA DERMAGA V Nama : Dermaga Container Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 850 M' Lebar : 30 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Caison & lantai beton Kapasitas : 25.500 M² Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo IV
14
DERMAGA VI Nama : Pangkalan Hasanuddin Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum Panjang : 210 M' Lebar : 15 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : PC Block Kapasitas : 3.150 M² Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar C. KAWASANA PAOTERE DERMAGA I Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 100 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 1.000 M² Tahun Pembuatan : 1980 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA II Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 52,36 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 523,60 M² Tahun Pembuatan : 1981 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA III Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum(Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 52 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 520 M² Tahun Pembuatan : 1986 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar DERMAGA IV Nama : Dermaga Paotere 15
Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum(KapalRakyat/kayu) Panjang : 52 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 520 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA V Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,5 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 335 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA VI Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,5 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 335 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA VII Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,33 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 333,33 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar DERMAGA VIII Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,33 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton 16
Kapasitas : 333,33 M² Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA IX Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 52,36 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 523,60 M² Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA X Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 33,5 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 335 M² Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo IV DERMAGA XI Nama : Dermaga Paotere Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum (Kapal Rakyat/kayu) Panjang : 50 M' Lebar : 10 M' Kedalaman : 12 M Konstruksi : Tiang Pancang, beton & lantai beton Kapasitas : 500 M² Tahun Pembuatan : 1995 Pemilik : Pelindo IV Pelabuhan Makassar PINGGIRAN TALUD Panjang : 1.581 M' Pembuatan tahun : 1921 ALUR PELAYARAN Panjang : 2,5 mil Lebar : 150 Meter Kedalaman : 10 M Pasang tertinggi : 1,8 M LWS Pasang terendah : 0,9 M LWS
17
KOLAM PELABUHAN Luas : 315,20 Ha Kedalaman : 9,7 M Pasang tertinggi : 1,8 M LWS Pasang terendah : 0,9 M LWS GUDANG 101: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1990 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 75% GUDANG 102: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1989 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 75% GUDANG 103: Soekarno Luas : 4.000 M2 Kapasitas : 2.400 T/M2 Tahun Pembuatan : 1985 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 70% Pelabuhan Makassar GUDANG 104: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 75% GUDANG 105: Soekarno Luas : 3.800 M2 Kapasitas : 2.280 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium 18
Kondisi : 75% GUDANG CFS: Soekarno Luas : 4.000 M2 Kapasitas : 2.400 T/M2 Tahun Pembuatan : 1994 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 90% GUDANG API: Soekarno Luas : 600 M2 Kapasitas : 360 T/M2 Tahun Pembuatan : 1980 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja & Atap Aluminium Kondisi : 60% Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN LOKASI SOEKARNO LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Gudang 100) Luas : 1.254 M2 Kapasitas : 752 T/M2 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 101 Luas : 1.213 M2 Kapasitas : 728 T/M2 Tahun Pembuatan : 1990 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 50 % LAPANGAN PENUMPUKAN 102 Luas : 1.930 M2 Kapasitas : 1.158 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 103 Luas : 3.374 M2 Kapasitas : 2.024 T/M2 Tahun Pembuatan : 1984 Pemilik : Pelindo 19
Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 104 Luas : 1.017 M2 Kapasitas : 610 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN 105 Luas : 1.216 M2 Kapasitas : 730 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN 106 Luas : 925 M2 Kapasitas : 555 T/M2 Tahun Pembuatan : 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Containe Yard) Luas : 21.937 M2 Kapasitas : 13.162 T/M2 Tahun Pembuatan : 1985 & 1992 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Hotmix & Paving Block Kondisi : 60 % LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Empty container) Luas : 3.347 M2 Kapasitas : 2.008 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 80 % LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex Kaporlap) Luas : 8.001 M² Kapasitas : 4.801 T/M2 Tahun Pembuatan : 1995 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block 20
Kondisi : 80 % Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex PUSRI ) Luas : 8.417 M2 Kapasitas : 5.050 T/M2 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Tanah LAPANGAN PENUMPUKAN (Ex GUDANG IMCO) Luas : 2.800 M2 Kapasitas : 1.680 T/M2 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Tanah B LAPANGAN PENUMPUKAN LOKASI HATTA LAPANGAN PENUMPUKAN petikemas Luas : 75.000 M2 Kapasitas : 45.000 T/M2 Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 60 % Lap. Pnmpkan ( EX gedung PUSRI ) LAPANGAN PENUMPUKAN MULTI PURPOSE I Luas : 17.000 M2 Kapasitas : 10.200T/M2 Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 60 % LAP.PENUMPUKAN MULTI PURPOSE II Luas : 22.446 M² Kapasitas : 13.468 T/M2 Tahun Pembuatan : 1997 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Paving Block Kondisi : 60 % Pelabuhan Makassar LAPANGAN PENUMPUKAN LOKASI PAOTERE LAPANGAN PENUMPUKAN I Luas : 1.801 M2 Kapasitas : 1.081 T/M2 Tahun Pembuatan : 1986 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal 21
Kondisi : 60 % LAP.PNMPUKAN II Luas : 1.974 M2 Kapasitas : 1.184 T/M2 Tahun Pembuatan : 1991 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Kondisi : 60 % LAP.PNUMPUKAN III Luas : 4.187 M2 Kapasitas : 2.512 T/M2 Tahun Pembuatan : 1990 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Aspal Kondisi : 60 % TERMINAL PENUMPANG Luas : 4.000 M2 Kapasitas : 1.600 orang Tahun Pembuatan : 1981 Pemilik : Pelindo Kontruksi : Lantai Keramik, Dinding tembok/Triplek, Atap Aluminium Kondisi : 60% GEDUNG KANTOR Luas : 2.171 M2 Tahun Pembuatan : 1986 Pemilik : Pelindo Konstruksi : Lantai Keramik, Dinding Beton & Atap Beton Kondisi : 60% Pelabuhan Makassar RUMAH DINAS Jumlah : 73 unit Luas : 6.623,84 M2 Tahun Pembuatan : 1950,1975 Pemilik : Pelindo IV Konstruksi : Lantai Terasso, dinding batu bata, atap seng Kondisi : 40, 60 dan 80 % MASTER PLAN PELABUHAN Ada Perairan :2.978 Ha Daratan :1.192.933 M2 (dikuasai) Perairan :39.740 Ha SK KM 85 Tahun 1999, Tanggal 13/10/1999 22
JALAN MASUK PELABUHAN a. Jalan dari/ke sentra-sentra industri/perdagangan Kelas Jalan : Tol Reformasi Lapisan Permukaan : Aspal b. Jalan yang berada di lokasi pelabuhan Kelas Jalan : Utama Akses ke jalan Tol Reformasi Lapisan Permukaan : Aspal LISTRIK PLN : 993 kW AIR PAM : 175 T/jam 2.7.
Denah dan Informasi Pelabuhan Pelabuhan Soekarno Hatta terletak di pulau Sulawesi tepatnya di Makassar,
Sulawesi selatan. Pelabuhan ini tidak menggunakan pemecah gelombang (breakwater) pada terminal petikemas dan terminal penumpang, karena breakwater yang digunakan yaitu breakwater alam. Pelabuhan ini dilindungi oleh beberapa pulau kecil salah satunya pulau Khayangan.
Gambar denah dermaga di pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar Gambar Layout pelabuhan Soekarno Hatta
ALUR MASUK PELABUHAN Panjang
: 25,00 mile
Lebar
: 150,00 m
23
Kedalaman
: 26,00 m
KOLAM PELABUHAN Luas
: 1.520 Ha
Kedalaman Minimum
: 9,70 m LWS
Kedalaman Maximum
: 16,00 m LWS
Status Pemanduan
: Wajib Pandu
Status Radio Pantai
: PKF H 24
Koordinal Area Lego Jangkar
: 05°07'25" LU / 119°22'20" BT
Jumlah Petugas Port State Control
:
Hari Kerja Pelabuhan
: 7 Hari
Jam Kerja Pelabuhan
: 24 jam/hari
Hari Kerja Kantor
: 5 Hari
Jam Kerja Kantor
: 07.00 s.d 16.30 WIT
Fasilitas Telepon
: Ada Telepon : 0411327555 Fax : 0411323656
Fasilitas Perbankan
: Ada Bank Mandiri
Rumah Sakit
: Ada Kesehatan Pelabuhan Pelindo
Pemadam Kebakaran
: Ada 2 Unit Mobil Pemadam Kebakaran
Fasilitas Penanggulangan Pencemaran
: Tidak Ada
Sumber Data
: Wikimapia, Google Eart/OK
Keterangan Data
: Titik Koordinat berbeda,setelah di tulis nama Pelabuhannya, pelabuhan yg dimaksud ditemukan.
Keterangan Lain
: Diverifikasi oleh : PT. Secon Dwitunggal Putra, 2013
Sumber Informasi Lain
: http://www.makassarport.co.id
Pengelola Data
: 482
24
Gambar layanan jasa pandu di pelabuhan
Gambar pelayanan barang (distribusi) di pelabuhan
2.8
Produktivitas Pelabuhan Untuk produktivitas pelayaran pelabuhan soekarno hatta Makassar tercatat pada tanggal senin 22 september 2014, barang yang masuk ke pelabuhan berjumlah 70 bok/ jam/ 3 crane, maksudnya setiap 1 jam ada 70 bok petikemas yang masuk ke pelabuhan soekarno hatta.
25
BAB III PENUTUP Setelah beberapa uraian tentang pengertian halhal yang berkaitan dengan kepelabuhanan, maka perlu diuraikan bahwa pelabuhan diperlukan untuk: a. Melayani kebutuhan perdagangan dari daerah penyangga (hinterland) tempat pelabuhan tersebut berada. b. Membantu berputarnya roda perdagangan dan pengembangan industri regional. c. Seperti Sulawesi selatan yang termasuk daerah transit untuk daerah penyangga (hinterland) atau daerah/negara tetangga, pelabuhan yang dikelola dengan efisien dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai akan membawa keuntungan dan dampak positif bagi perdagangan dan perindustrian dari daerah penyangga tempat pelabuhan tersebut berada. Sebaliknya, perdagangan yang lancar dan perindustrian yang tumbuh dan berkembang membutuhkan jasa pelabuhan yang semakin meningkat yang akan mengakibatkan perkembangan pelabuhan. Bagi negaranegara yang sedang berkembang peranan pelabuhan dijelaskan oleh J.A Raven bahwa: pelabuhan memainkan peranan penting 26
dalam perkembangan ekonomi, jelas terlihat bahwa banyak negara berkembang di mana pelabuhan dapat berfungsi secara bebas dan efisien telah mencapai kemajuan yang pesat. Untuk mendukung mobilitas angkutan barang dan orang maka sebaiknya pelabuhan harus di rencanakan dengan baik. Mengikuti peraturan dan kondisi sesuai letak tempat pelabuhan akan dibangun (geografis). Dalam perencanaan suatu pekerjaan konstruksi dibutuhkan dasar-dasar perencanaan agar dapat diketahui spesifikasi yang menjadi acuan dalam perhitungan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dasar-dasar perencanaan dibutuhkan juga untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi perencanaan tersebut, masalahmasalah yang akan dihadapi dan cara penyelesaiannya. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dituntut adanya perencanaan yang matang dengan dasardasar perencanaan yang baik.
27
Pertanyaan Presentasi 1. Bagaimana alur pelayaran barang di pelabuhan Makassar? 2. Lengkapi dengan Siklus Pelabuhan , Produktivitas Pelabuhan, TEU Petikemas? Jawaban / Penjelasan 1.
28
Dari penjelasan gambar di samping, Alur pelayaran barang dari pelabuhan Makassar itu sendiri , awalnya dari kapal yang bertambat ke pelabuhan Makassar contohnya dengan pelayanan kargo dan petikemas , selanjutnya barangbarang tersebut bongkar muat dengan crane dan alat alat bongkar muat lainnya, setelah barang di angkut dengan crane , barang tersebut di letakkan pada gudang penumpukan ataupun lapangan penumpukan dimana setelah barang sampai di gudang/lapangan ,barang tersebut akan langsung di distribusikan kepada konsumen dengan menggunakan mobil truk atau container. Pertanyaan ini di tanyakan oleh Utari Dwi Lestari 2.
Kapal yang ingin bertambat sebelum masuk ke pelabuhan jasa pandu datang untuk melakukan panduan kepada kapal yang ingin bertambat kemudian setelah bertambat ke dermaga, barang barang diturunkan dengan crane atau alat alat bongkar muat lainnya , setelah barang selesai bongkar muat ,kapal kemudian di pandu keluar oleh jasa pandu.
Untuk Produktivitas sudah di tambahkan dengan keterangan ada pada halaman 24 TEU atau unit bersamaan dua puluh kaki (twentyfoot equivalent unit) adalah unit anggaran untuk kapasiti kargo yang sering digunakan untuk mengukur 29
kapasiti kapal kontena dan terminal kontena. Ianya berdasarkan ukuran 20 kaki panjang sebuah kontena, peti besi yang bersaiz piawai yang mudah dibawa oleh kapal kontena, keretapi dan trak. Unit lain yang berkaitan adalah unit bersamaan empat puluh kaki (fortyfoot equivalent unit) (FEU atau feu) yang juga ditakrifkan sebagai dua TEU. Satu TEU adalah kapasiti kargo untuk kontena yang berukuran 20 kaki (6.1 m) panjang dan 8 kaki (2.6 m) lebar. Terdapat ketidakseragaman dalam ketinggian sesuatu kontena, ada yang berukuran antara 4.25 dan 9.5 kaki (1.30 dan 2.90 m) tinggi, tetapi ukuran yang biasa digunakan adalah 8.5 kaki (2.6 m). Sudah menjadi kebiasaan juga untuk merujuk kontena 45 kaki sebagai 2 TEU, bukan 2.25 TEU.
“Saat ini kapasitas terminal peti kemas adalah 750.000 TEU dan akan ditambah 600.000 hingga menjadi 1,3 juta – 1,4 juta TEU,” sejauh ini semua sudah rampung. Tinggal menunggu izin dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Peningkatan kapasitas ini penting karena Pelabuhan SoekarnoHatta adalah pusat distribusi ke sejumlah wilayah di kawasan timur Indonesia.
30