Patofisiologi Limfadenopati [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Prm
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Patofisiologi Limfadenopati Patofisiologi limfadenopati berdasarkan dari etologi yang mendasari. Beberapa plasma dan sel (misalnya sel kanker dan mikroorganisme) dalam ruang interstitial, bersama dengan bahan selular tertentu, antigen, dan partikel asing masuk ke pembuluh limfatik, menjadi cairan limfe. Kelenjar getah bening menyaring cairan limfe dalam perjalanan ke sirkulasi vena sentral, menghilangkan sel-sel dan bahan lainnya. Proses penyaringan juga menyajikan antigen kepada limfosit terkandung dalamKGB. Respon imun dari limfosit melibatkan proliferasi sel limfosit dan makrofag, yang dapat menyebabkan KGB untuk memperbesar (limfadenopati reaktif). Patogen mikroorganisme dibawa dalam cairan limfe dapat juga langsung menginfeksi KGB, menyebabkan limfadenitis), dan apabila terdapat sel-sel kanker dapat menginfiltrasi langsung atau proliferasi sel di KGB.4 2.3 Epidemiologi 13 Studi yang dilakukan di US, infeksi virus dan bakteri adalah peyebab tersering dari limfadenopati. Limfadenitis lokalisata lebih banyak disebabkan strerptococcud B hemolitikus. Penyebab lain seperti HIV, keganasan penyakit autoimun lebih jarang menyebabkan limfadenopati. 13 Pada Negara berkembang seperti indonesia penyebab tersering dari limfadenopati adalah infeksi tuberculosis , demam typhoid, trypanosomiasis, leishmaniasis, schistosomiasis, filariasis dan infeksi jamur.



13



Mortalitas Di United states Keganasan, seperti leukemia, lymphoma dan neuroblastoma adalah penyebab mortalitas utama.13 Ras dan jenis kelamin Ras dan jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian limfadenopati.13 Usia Limfadenopati paling sering terjadi pada anak-anak, dan satu pert iga pada neonates dan infant. 13 2.4 Pendekatan Klinis Limfadenopati



Diferensial diagnosis pada limfadenoapati itu sangat luas. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama sangat penting untuk menyempitkan kemungkinan diagnosis. 2.4.1 Anamnesis Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala –gejala penyerta, riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan.