Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER A. DEFINISI PENYAKIT JANTUNG KORONER Menurut National Library of Medicine (NLM 2012) penyakit jantung koroner (coronary heart diseases) merupakan suatu penyempitan dari pembuluh darah kecil yang menyuplai darah dan oksigen ke jantung. Penyakit jantung koroner juga disebut penyakit arteri koroner. Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Penyempitan terbanyak dari penyempitan tersebut adalah arterosklerosis yang merupakan suatu kelainan yang terdiri atas fibrilipid dalam bentuk plak yang menonjol atau penebalan pada tunika intima dan pada bagian dalam tunika media.Bilamana penyempitan ini menjadi parah maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun penyempitan pembuluh arteri ke otak dapat menimbulkan stroke. Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien. Sedangkan arteri ke otak yang menyangkut substansi yang sama. (NHLBI 2011) B. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT JANTUNG KORONER Riwayat alamiah penyakit (natural of disease) adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. (Bhisma Murti, 2010) Riwayat alamiah penyakit jantung coroner secara lengkap yakni : (Afni Husyaini, 2010)



1. Tahap Pre-patogenesis



1



Faktor Resiko untuk penyakit jantung koroner adalah hal-hal dalam kehidupan yang dihubungkan perkembangan penyakit secara dini, beberapa faktor resiko mempunyai pengaruh sangat kuat dan yang lainnya. Beberapa factor resiko tersebut antara lain: - Kadar kolesterol yang tidak seimbang - Tekanan darah tinggi (hipertensi) - Merokok - Diabetes Melitus - Kegemukan - Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga - Kurang olahraga - Stress Adanya dua atau lebih faktor resiko akan berlipat kali menaikkan resiko total terhadap penyakit jantung koroner. 2. Inkubasi Masa inkubasi PJK tidak ditentukan waktunya secara pasti, inkubasi ini dipengaruhi oleh banyak factor resiko yang memungkinkan terjadinya kardiovaskuler. Faktor resiko ini menyebabkan penumpukan kolesterol pada pembuluh-pembuluh darah yang mengakibatkan terbentuknya flak-flak yang mengakibatkan tersumbatnya pembuluh darah. Penumpukan kolesterol pada pembuluh darah yang telah mencapai titik jenuh mengakibatkan ketidakseimbangan kondisi tubuh dan memacu terbentuknya penyakit kardiovaskuler. 3. Penyakit Dini Penyakit jantung sering kali menyebabkan gejala yang pertama berupa nyeri atau sesak di dada. Nyeri akibat suatu serangan jantung, biasanya terasa pada bagian tengah dada. Biasanya bersifat berat dan dapat menyebar kearah mana saja, tetapi lebih cenderung menyebar kearah dagu dan lengan. Nyeri berlangsung, penderita merasa sesak dan sakit, tetapi nyerinya dapat bersifat 2



ringan dan khas untuk suatu serangan jantung terutama pada orangtua. Anda akan mengalami nyeri jantung, jika jantung kekurangan darah karena kebanyakan penyakt jantung terutama mengenai bilik kiri jantung, maka paru-paru akan mengalami bendungan dan akan mengakibatkan rasa sesak. 4. Penyakit Lanjut Keadaan dimana penyakit jantung koroner sudah pernah terjadi dalam diri seseorang untuk berulang atau menjadi lebih berat. 5. Tahap Akhir Penyakit 



Sembuh sempurna, dalam fase ini penderita sudah sembuh, ditandai dengan tidak tersumbatnya pembuluh darah oleh flak.







Kronis, dalam fase ini gejala penyakit tidak berubah dalam arti tidak bertambah berat ataupun tidak bertambah ringan, pada dasarnya masih dalam keadaan sakit.







Meninggal, dalam fase ini penderita sudah tidak dapat disembuhkan sehingga mengakibatkan kematian.



C. FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER 1. Faktor Umur dan Jenis Kelamin Usia lanjut adalah usia yang semakin bertambah. Faktor resiko panyakit jantung koroner pada laki-laki akan semakin meningkat setelah usia mereka 45 tahun, sedangkan untuk perempuan mengalami peningkatan setelah usia mereka 55 tahun. 2. Faktor keturunan Riwayat kesehatan keluarga penderita sakit jantung. Penderita penyakit jantung yang didiagnosis sebelum usia mereka memasuki 55 tahun pada ayah atau juga saudara laki-laki. Sedangkan pada penyakit jantung yang didiagnosa sebelum umur 65 tahun untuk ibu atau saudara perempuan. 3. Faktor Merokok atau Terpapar Asap Rokok Dapat mempercepat pembekuan darah, menggalakan pengendapan lemak pada dinding saluran darah, mengurangkan bekalan oksigen ke jantung,



3



dan tekanan perasaan ( seseorang yang mengalami tekanan perasaan, degup jantungnya meningkat dan tekanan darah juga meningkat) 4. Faktor Penyakit Diabetes Mellitus Penyakit Diabetes Mellitus sering diikuti merapuhnya jaringan pembuluh darah dan lebih cepat menimbulkan atherosclerosis pada lapisan bagian dalam pembuluh darah arteri yang menjadi faktor resiko sakit jantung. 5. Faktor Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi Tekanan darah tinggi menggalakan berlakunya penyempitan saluran darah sehingga jantung “terpaksa” memompa lebih kuat untuk mengalirkan darah melalui saluran yang sempit itu. Lebih tinggi tekanan darah, lebih besar pula peluang terjadinya jantung koroner. 6. Faktor Kegemukan atau Obesitas Kegemukan atau kelebihan berat badan berarti persentase kadar lemak tubuh lebih besar daripada berat badan normal. Bobot tubuh yang berlebihan bisa memberi beban kerja jantung, sehingga bagian faal jantung terganggu. Kegemukan merupakan faktor kelipatan risiko terkena serangan jantung koroner. Orang gemuk memiliki rasio 2-3 kali terserang penyakit jantung koroner dibandingkan mereka yang normal. 7. Faktor Gaya Hidup (Kurang Sehat) Gaya hidup yang kurang sehat yaitu seperti makan makanan yang mengandung lemak tinggi dan kurangnya aktivitas fisik atau berolahraga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Makanan dengan kandungan lemak yang tinggi akan semakin berisiko terhadap kejadian jantung kroner. Makanan yang tinggi lemak seperti mentega, minyak sapi, daging berlemak, dll. (Fatimah. 2013) D. GEJALA PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER 1. Kelelahan dan Kepenatan Apabila jantung anda tidak memompa dengan efektif, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktifitas akan berkurang. Kelelahan yang dideria menyebabkan penderita penyebab sakit jantung merasa lemah dan lelah. Gejala ini sering bersifat ringan. Penderita penyakit jantung



4



biasanya mengurangi aktifitasnya secara bertahap untuk mengurangi gejala kelelahan ini. 2. Sesak Nafas Rasa sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung yang timbul akibat penyebab sakit jantung. Sesak nafas merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paruparu. 3. Berkeringat Pada umumnya seseorang berkeringat usai berolahraga, usai melakukan kegiatan berat atau saat cuaca sedang panas. Namun jika mudah berkeringat, meski tidak melalukan apapun, kemungkinan jantung anda bermasalah dan menjadi faktor risiko sakit jantung. 4. Sakit Kepala Merupakan salah satu gejala yang akan terasa sakit saat kepala anda terpapar sinar matahari langsung. Sakit kepala akan berpengaruh pada denyut jantung yang lemah atau bahkan menjadi sangat cepat. 5. Nyeri Nyeri tubuh yang dirasakan pada pria biasanya berbeda dengan wanita Pada pria nyeri tbuh yang dirasakan biasanya dibagian lengan kiri, namun pada wanita biasanya nyeri yang dirasakan justru pada kedua lengan. Rasa nyeri yang kadang dirasakan kadang dating dan kadang pergi yang juga dirasakan pada bagian tubuh lainnya seperti bahu, punggung diku, serta leher. Nyeri di beberapa titik bagian tubuh ini disebabkan karena terjadi penyumbatan arteri. (Reinhard Parlindungan. 2012) E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER Pencegahan penyakit jantung coroner (PJK) adalah sebagai berikut (Imam Soeharo, 2000): 1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Pada tahap pencegahan ini, dilakukan pada saat masih sehat.Tidak hanya untuk mengantisipasi penyakit aterosklerosis saja tetapi juga penyakitpenyakit yang lain.Karena upaya ini bertujuan agar kondisi kesehatan tetep terjaga. Promosi kesehatan yang dilakukan adalah memberi penyuluhan tentang pengetahuan kesehatan khususnya penyakit jantung koroner, olahraga 5



secara teratur, menyeimbangkan asupan gizi dalam tubuh, melakukan pemeriksaan secara berkala, dan pegetahuan secara genetis tentang riwayat penyakit. 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Bagi yang beresiko tinggi terhadap penyakit jantung diharapkan untuk bisa menghindari hal-hal yang bisa meninggalakan kebiasaan-kebiasaan seperti merokok, tidak mengkonsumsi alcohol, menjaga kadar kolesterol, tekanan darah dan diabetes di bawah kontrol dengan sering berkonsultasi dengan dokter. 3. Early Diagnosis and Prompt treatment (Diagnosis dan Pengobatan segera) Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Komplikasi yang terjadi adalah, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang. Pada tahap ini menemukan penderita dilakukan dengan melakukan survey pada kelompok beresiko dan melakukan pelaporan. Dalam survey yang dilakukan dapat melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis penderita. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis yaitu :  ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan.  Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena.  Skening ultrasonik Duplex.  CT scan di daerah yang terkena.  Arteriografi resonansi magnetik.  Arteriografi di daerah yang terkena.  IVUS (intravascular ultrasound). Pengobatan bisa dilakukan dengan memberikan menurunkan



kadar



lemak



dan



kolesterol



dalam



obat-obatan darah



untuk



(contohnya



colestyramine, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah. 6



4. Disability Limitation (Pembatasan Disabilitas) Jika terdapat gejala yang akut, sumbatan akut yang mengancam kemampuan otot dan jaringan kulit untuk berkontraksi atau salah satu organ sudah tidak dapat berfungsi sempurna, mungkin dapat dilakukan pengobatan selanjutnya. Seperti:  pembedahan Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan  



meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat







jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat. Thrombolytic. Jika arteri tersumbat oleh adanya gumpalan darah, biasanya diberi obat untuk melarutkan gumpalan ke dalam arteri







sampai gumpalan itu kembali normal. Penggunaan Angiography. Dengan cara memasukkan catheter kecil ke dalam arteri dan di celup, dan kemudian sumbatan tersebut di tolong dengan sinar X.



5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Rehabilitasi pengobatan yang spesifik ditentukan berdasarkan :  Usia, kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.  Perluasan dari penyakit tersebut  Daerah yang mengalami sumbatan.  Tanda-tanda dan gejala-gejala yang dialami pasien.  Riwayat kesehatahan dan pengobatanan seseorang terkait dengan sensivitasnya terhadap terapi&prosedur pengobatan yang pernah dialami  Arah yang di harapkan untuk penyakit ini ke depannya.  Pendapat atau pilihan. Rehabilitasi yang dilakukan adalah penerapan perilaku sehat dalam keseharian seperti menghindari konsumsi alcohol dan rokok serta olahraga secara teratur, asupan gizi yang sesuai, menghindari makanan-makanan yang tinggi kolesterol, pemeriksaan secara berkala, dan psikoterapi untuk mengendalikan.



7



DAFTAR PUSTAKA Nasional Library of Medicine, 2012. Coronary Heart Disease. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007115.htm National Heart Lung and Blood Institute, 2011. What Is CoronaryHeart Disease. Available from:



http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/cad/



Bebi, Fatimah. 2013. Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia < 45 Tahun Di RSUP H. Adam Malik. Medan. Universitas Sumatera Utara ButarButar, Reinhard Parlindungan. 2012. Karakteristik Distribusi Penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) Yang Dirawat Inap Rumah Sakit Santa Elizabeth. Medan. Universitas Sumatera Utara Husyaini, Afni. 2010. http://www.scribd.com/doc/39532097/Riwayat-alamiahpenyakit2#scribd. Murti,Bhisma.2010.http://fk.uns.ac.id/static/materi/Riwayat_Alamiah_Penyakit__Pro f_Bhisma_Murti.pdf Soeharo, Imam. 2000. Pencegahan & Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.



8