PCC Hesti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME KASUS POLYCARBONATE CROWN(PCC)



DISUSUN OLEH: Hesti Devinta, S.KG G4B016016 Koas 9



SUPERVISOR: drg. Christiana Cahyani, M. Phill



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO 2017



LAPORAN KASUS A. Pemeriksaan Subyektif (S) Pasien seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang mengeluhkan gigi depan atasnya gupis dan ingin dirawat. B. Pemeriksaan Obyektif (O) 1. Terdapat karies di bagian mesial, distal, dan palatal gigi 51 dengan kedalaman mencapai dentin, palpasi (-), perkusi (-), vitalitas (+), mobilitas (-) 2. Keadaan jaringan lunak : a. Bibir/ mukosa lunak



: T.A.K



b. Gingiva



: T.A.K



c. Lidah



: T.A.K



3. Oklusi: garis median normal, maloklusi kelas 1 4. Kelenjar : a. Parotis



: T.A.K



b. Submandibular



: T.A.K



C. Assessment (A) Gigi 51 pulpitis reversibel D. Planning (P) Polycarbonate crown (PCC)



POLYCARBONATE CROWN (PCC)



A. GAMBARAN UMUM Polycarbonate crown atau PCC merupakan suatu restorasi indirek yang dilakukan pada gigi anterior desidui dan restorasi sementara pada gigi anterior permanen. Polycarbonate crown memiliki estetis yang baik dan lebih kuat jika dibandingkan dengan akrilik (polimetil metakrilat). Polycarbonate crown terbuat dari resin polikarbonat yang digabungkan dengan microglass fiber untuk meningkatkan impact strength dan fleksibilitas mahkota (McDonald dan Avery, 2004). Beberapa hal yang harus diketahui seorang klinisi ketika akan melakukan tindakan restorasi estetik pada anak-anak antara lain yaitu (McDonald dan Avery, 2004): 1. Usia anak 2. Kondisi gigi dan tulang pendukung 3. Tingkat keparahan karies 4. Anatomi gigi sulung: a. Ketebalan enamel, dimana ketebalan enamel gigi sulung lebih tipis dibandingkan dengan gigi permanen. b. Ukuran gigi, dimana ukuran gigi sulung lebih kecil dibandingkan dengan gigi permanen. c. Ruang pulpa, dimana ruang pulpa pada gigi sulung lebih besar dibandingkan dengan ruang pulpa pada gigi permanen. d. Jarak tanduk pulpa ke permukaan gigi, dimana tanduk pulpa pada gigi sulung lebih dekat ke permukaan dibandingkan dengan tanduk pulpa pada gigi permanen. 5. Kebiasaan buruk anak 6. Faktor tanggal gigi



Gambar 1. Anatomi gigi sulung



B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI Menurut Mittal dkk. (2016) , indikasi dari perawatan polycarbonate crown (PCC) antara lain yaitu: 1. Karies gigi yang melibatkan 3 area gigi atau rampan karies 2. Malformasi gigi 3. Setelah perawatan pulpa atau saluran akar Sedangkan kontraindikasi dari perawatan polycarbonate crown (PCC) antara lain yaitu: 1. Crowding gigi anterior 2. Bruksism yang parah 3. Apabila jarak antar gigi tidak adekuat 4. Apabila terdapat abrasi pada gigi anterior 5. Overbite dalam (Srivastava, 2011)



C. PROSEDUR PREPARASI 1. Lakukan anestersi lokal/ infiltrasi pada bagian labial dan palatal gigi 2. Jaringan karies diambil atau dibersihan menggunakan bur diamond berbentuk round



3. Permukaan mesial dan distal dikurangi dengan menggunakan fissure bur dengan ketebalan 1-1,5 mm sejajar dengan sumbu panjang gigi, sampai kontak dengan gigi tetangganya terbuka



4. Permukaan labial dan palatal dikurangi dengan menggunakan fissure bur dengan kedalaman 1-1,5 mm



5. Permukaan insisal dikurangi dengan ketebalan 1-1,5 mm 6. Setelah itu, dibuat retensi yaitu artificial groove dengan kedalaman kurang lebih 0,25 mm mengelilingi gigi di area 1/3 gingival menggunakan inverted bur. Apabila sudah terdapat kavitas pada bagian mesial dan distal gigi, maka retensi dengan groove tidak diperlukan lagi.



D. PROSEDUR INSERSI PCC Menurut McDonald dan Avery (2004), prosedur insersi polycarbonate crown adalah sebagai berikut: 1. Mahkota PCC yang telah jadi kemudian dipasang dan dicobakan pada gigi yang telah dipreparasi 2. Bagian margin mahkota dapat dikurangi, permukaan dalam crown dapat dibuat kasar untuk meningkatkan retensi mekanik dengan semen 3. Aduk semen dan masukkan ke dalam crown, setelah itu pasang crown ke gigi dan tekan dengan menggunakan jari sampai semen mengeras 4. Kelebihan semen dibersihkan dengan sonde.



E. REFERENSI McDonald, R.E., Avery, D.R., 2004, Dentistry for Child and Adolescent, Edisi 8, Mosby, St. Louis. Mittal, G.K., Verma, A., Pahuja, H., Agarwal, S., Tomar, H., 2016, Esthetic Crowns in Pediatric Dentistry: A Review, International Journal of Contemporary Medical Research, 3(5): 1280-1282. Srivastava, V.K., 2011, Modern Pediatric Dentistry, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi.