PDF Pathway Bronkopneumonia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PATHWAY BRONKOPNEUMONIA Bakteri Stafilokokus aureus Bakteri Haemofilus influezae  Penderita akit berat yang dirawat di RS  Penderita yang mengalami supresi sistem pertahanan tubuh  Kontaminasi peralatan RS Saluran Pernafasan Atas



Kuman berlebih di bronkus



Kuman terbawa di saluran pencernaan



Proses peradangan



Infeksi saluran pencernaan



Dilatasi pembuluh darah



Peningkatan suhu



Peningkatan flora normal dalam usus



Eksudat plasma masuk alveoli



Septikimia



Iritasi PMN eritrosit pecah



Peningkatan metabolisme



Edema paru



Evaporasi meningkat



Pengerasan dinding paru



Akumulasi sekret di bronkus



Bersihan jalan nafas tidak efektif



Mukus bronkus meningkat Bau mulut tidak sedap Anoreksia



Intake kurang



Peningkatan peristaltik usus



Malabsorbrsi



Infeksi Saluran Pernafasan Bawah



Gangguan difusi dalam plasma Gangguan pertukaran gas



Edema antara kaplier dan alveoli



Penurunan compliance paru



Diare



Suplai O



Gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit



2



menurun



Nutrisi kurang dari kebutuhan



Hipoksia Hiperventilasi Dispneu Retraksi dada / nafas cuping hidung



Metabolisme anaeraob meningkat Akumulasi asam laktat



Fatigue Gangguan pola nafas



www.perawattegal.wordpress.com



Intoleransi aktivitas



Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru yang menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur, dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Wijayaningsih, 2013).



Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada bronkioli (Ringel, 2012). Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Dahlan, 2014).



. B. Etiologi Secara umun bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas: reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ,dan sekresi humoral Setempat. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria) antara lain: : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influerzae, Klebsiella. 1. Bakteri :Legionella Pneumoniae 2. Virus Aspergillus Spesies, Candida Albicans 3. Jamur 4. Aspirasi Makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru 5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.



C. Manifestasi Klinis Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul Sianosis. (Barbara C. Long, 1996:35) Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat). Pemeriksaan penunjang Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara: 1. Pemeriksaan Laboratoriumn Pemeriksaan darah Pemeriksaan sputum Analisa gas darah Kultur darah



Sampel darah, sputum, dan urin 2. Pemeriksaan Radiologi Rontgenogram Thoraks Laringoskopi/bronkoskopi Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain: 1. Menjaga kelancaran pernafasan 2. Kebutuhan Istirahat Pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur.



3. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan pasien bronkopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yang Kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang Kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan kekukrangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCl 0,9%. 4. Mengontrol Suhu Tubuh 5. Pengobatan Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya diberikan Penisilin ditambah dengan Cloramfenikol atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti Ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.



www.perawattegal.wordpress.com