Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

317.9 Ind p



DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU ANAK DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011



317.9 Ind p



DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU ANAK DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011



317.9 Ind p



Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Pedoman pelayanan kesehatan di sekolah luar biasa (SLB) untuk petugas kesehatan. --Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2011. 1. Judul I. SCHOOL HEALTH SERVICES



TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Penasehat: Direktur Bina Kesehatan Anak, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI Tim Penyusun 1. dr. Penina Regina B, MPHM 2. Dr. dr. Ferial Hadipoetro Idris, SpRM (K), M. Kes 3. dr. Rini Sekartini, SPA (K) 4. dr. H. Anasrul Said Rahman 5. dr. Jonly Indra, SpKj 6. drg. Ellya Farida Z, M.Kes 7. dr. Titiek Resmisari 8. Drs. Samino, MA 9. dr. Ariani, Sp.KO 10. Dra. Sri Hartanti 11. Kastono, S.Pd 12. drg. Ratna Kirana, MS 13. Iwan Kurniawan, SE 14. dr. Eni Gustina, MPH Kontributor Daerah Kasubdin / Pengelola program kesehatan anak Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat. Art Desainer 1. Bayu Aji, SE, Msc, PH 2. Setio Nugroho. S.Sn Tim Administrasi 1. Eko Sanyoto 2. Ika Permatasari, Amd 3. Eka Erniseptiani, SKM



Pelayanan Kesehatan Anak di SLB



iii



iv



KATA PENGANTAR



Anak penyandang cacat merupakan bagian dari anak Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan perlindungan oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga, sesuai dengan amanah dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungaan Anak. Upaya perlindungan bagi anak penyandang cacat, adalah sama dengan anak lainnya yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak, agar mereka dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal serta berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang dimilki. Kebutuhan dasar anak tersebut meliputi asah, asih dan asuh, yang dapat diperoleh melalui upaya di bidang kesehatan maupun pendidikan dan sosial. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar anak sesuai haknya, maka perlu dilakukan upaya peningkatkan kesehatan anak penyandang cacat. Upaya tersebut bertujuan untuk mencegah atau mengurangi dampak kecacatan, meningkatkan kemandirian dan mengoptimalkan kemampuan intelegensia majemuk (multiple intelligence) anak, agar mereka dapat dipersiapkan menjadi sumber daya manusia yang bermanfaat sesuai potensi yang bisa dicapai. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan kegiatan yang strategis untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak penyandang cacat. Pembinaan UKS di SLB diselenggarakan melalui keterpaduan program kesehatan dan pendidikan dengan pendekatan secara khusus. Oleh karena itu, disusunlah Buku Pedoman Pembinaan Kesehatan Anak Penyandang Cacat di SLB bagi tenaga kesehatan di Puskesmas. Diharapkan buku ini dapat melengkapi tenaga kesehatan untuk membina kesehatan anak di SLB, dan secara umum dapat meningkatkan cakupan pembinaan program UKS. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua narasumber dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan revisi buku ini. Masukan dan saran dari para pengguna buku ini, sangat kami harapkan demi penyempurnaannya. Terima kasih. Direktur Bina Kesehatan Anak



dr. Fatni Sulani, DTM & H,MSi



Pelayanan Kesehatan Anak di SLB



v



vi



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................ III DAFTAR ISI.............................................................................................. V BAB I



PENDAHULUAN ..................................................................... A. LATAR BELAKANG ........................................................ B. TUJUAN ............................................................................. C. SASARAN .......................................................................... D. RUANG LINGKUP ........................................................... E. DASAR HUKUM .............................................................. F. PENGERTIAN ...................................................................



1 1 3 4 4 5 6



BAB II



ANALISA SITUASI ANAK PENYANDANG CACAT DI INDONESIA .............................................................................. 10 A. KARAKTERISTIK ............................................................. 11 B. DATA DASAR ANAK PENYANDANG CACAT DI SLB 13



BAB III



PELAYANAN KESEHATAN ANAK PENYANDANG CACAT ....................................................................................... A. PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) ..................................... B. MATERI KIE PENYULUHAN KESEHATAN .............. C. PAKET PELAYANAN KESEHATAN ............................. D. STANDAR RUANGAN TENAGA DAN PERALATAN E. PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN ................. F. PERAN PUSKESMAS ...................................................... G. SISTEM RUJUKAN ........................................................... H. SISTEM PEMBIAYAAN ...................................................



19 19 22 25 32 34 35 37 37



BAB IV



PENCATATAN DAN PELAPORAN A. PENCATATAN .................................................................. B. PELAPORAN .................................................................... C. INDIKATOR ......................................................................



38 38 39 40



BAB V



PENUTUP ..................................................................................



42



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................



43



LAMPIRAN ................................................................................................



45



Pelayanan Kesehatan Anak di SLB



vii



viii



1



1



3



4



5



6



Attention Deficit and Hyperactivity Disorder



7



8



9



10



11



12



13



14



15



16



17



18



19



20



21



22



23



24



25



(finger counting) lowvision



26



27



28



29



30



31



32



33



34



35



36



37



38



39



40



41



42



43



44



Lampiran



pada orang lain, sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari ketunanetraannya, seorang anak menjadi mudah curiga, mudah tersinggung dan tergantung kepada orang lain.



Tingkatan kelainan fungsi penglihatan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu buta partial dan buta total.



Penglihatan binokuler tunggal berdasarkan tes pergerakan kedua bola mata ke beberapa arah



Hanya dapat melihat cahaya atau tidak dapat melihat cahaya sama sekali.



Anak tunarungu/tunawicara adalah anak yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen biasanya memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.



yang bersifat verbal, tetapi untuk mata pelajaran yang bersifat non verbal memiliki kecakapan cenderung sama dibandingkan anak normal seusianya.



otoskop.



“speech therapy”.



tunggal bagi masing-masing telinga, sementara telinga yang lain



papan.



memiliki hambatan dalam melaksanakan aktifitas kehidupan



Gabungan dari ketunaan tersebut cenderung menimbulkan ketunaan baru