Pedoman Sistem Utilitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah-masalah lingkungan seperti hujan,angin,panas,dingin & lembab, polusi dan sebagainya. Hal itu menyebabkan,sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi dalam  pelayanan suatu bangunan, dimana fungsi utamanya adalah pada operasi mekanikal dan elektrikal seperti sistem tata udara sistem plumbing sistem kelistrikan, sistem tata cahaya sistem transportasi vertikal dan sistem-sistem yang lain yang dapat menunjang bangunan tersebut agar dapat berfungsi dengan baik.Secara fisik sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan jalur-jalur panjang, baik pada arah horisontal maupun pada arah vertikalnya.



  B Maksud dan Tujuan.



       



1. Merencanakan sistem utilitas sebaik mungkin agar fungsi bangunan dapat berjalan lancer dan keberadaannya tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya. 2. Menerapkan sistem penghawaan yang tepat untuk rumah sakit. 3. Menggunakan sistem komunikasi yang tepat di lingkungan rumah sakit. 4. Mengetahui spesifikasi jenis air bersih dan air minum, standar penggunaan dan penyesuaian terhadap kebutuhan. 5. Merancang secara rinci sistem plambing air bersih yang terdiri dari: a. Sistem perpipaan air bersih.  b. Perhitungan kebutuhan sistem penyediaan sistem air bersih.



1.3 Sistem Utilitas Pada umumnya System Utilitas suatu gedung terdiri dari: 1. Sistem Mekanikal a. Sistem plumbing b. Sistem tata udara (AC) 2. Sistem elektrikal a. Sistem arus kuat b. Sistem penangkal petir c. Sistem telepon d. Sistem tata suara (sound sistem)



BAB II SISTEM PENGHAWAAN DAN PENGKONDISI UDARA Sistem PenghawaanSetiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami dan atau ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya.Bangunan rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendeta dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami. Persyaratan teknis dari sistem penghawaan yaitu :      



Jika ventilasi atami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran. Sistem tata udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan dan pemeliharaan. Sebagai ventilasi, udara segar harus dimasukkan ke dalam ruangan untuk menjaga kesegaran dan kesehatan ruangan. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan bukan udara yang brasal dari lobi atau koridor tertutup.  Untuk sistem tata udara individu" seperti unit jendela dan unit split, udara segar boleh dimasukan langsung ke dalam ruangan. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung dibuang ke luar. 



2.1 Sistem Pengkondisian Udara. Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah sakit harus mempertimbangkan temperatur dan kelembapan udaranya. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembapan udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat. pengkondisian udara yang mempertimbangkan :  Kemudahan pemeliharaan dan perawatan.  Prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah lingkungan. 2.2 Pemeliharaan Mekanikal.   Window unit, split unit dan package unit. 2.2.1  







Pemeliharaan. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit (case unit) menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih dan deterjen, dilakukan setiap bulan sekali. Dilakurkan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat exchanger condensor,koil pipa evapcwator, saringan (filter) dan panci penampung. Pembersihan dilakukandengan cara mengeluarkan window AC dan rurnahnya kemudian dibersihkan menggunakan sikat atau kain pembersih, deterjen dan kompresor angin.Pemeliharaan dilakukan 3 (iga) bulan sekali. Dilakukan pengisian refrigeran dengan cara memasukkan refrigeran ke dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah ada. Jenis refrigerant yang digunakan adalah Freon, R-22, R.32 atau yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Pengisian dilakukan bila dianggap perlu. 



2.2.2 Perbaikan kecil.    AC Split. Dilakukan penggantian isolasi pipa tembaga atau kuningan atau jenis lain bila ditemui adanya bagian isolasi pipa yang rusak dengan cara membuka bagian/daerah isolasi yang rusak tersebut sekeliling pipa kemudian diganti dengan isolasi dan salah satu bahan yang tersebut di bawah ini: a) Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan air.  b) Magnesium karbida kalsium silikat, busa polietilen kernudian dilapisi bahan tahan air. Ketebalan batran isolasi disesuaikan dengan ketentuan pa brik pembuat AC ini atau minimal 20 mm.  AC Cassete.   a) Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan penggantian atau penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali kipas maka tali kipas harus diganti dengan cara mengatur posisi motor penggerak sedemikian, sehingga tali kipas dapat diganti dan kemudian diaturkembali pada posisi yang sesuai dengan ketentuan tegangan tali kipas dari pabrik pembuatnya dan dilakukan pada saat blower tidak beroperasi. pemeriks aan kondisi tali kipas ini dilakukan setiap minggu. Baut-baut yang ditemukan dalam keadaan kendor pada saluran pipa refrigerant dilakukan pengokohan. Pengkokohan bau t yang kendor,disesuaikan dengan petunjuk dari pabrik pembuat AC tersebut. Pemeriksaan kondisi bautdilakukan setiap minggu. b) Dilakukan penyetelan termostat pendinginan sesuai dengan kebutuhan pendinginan didalam ruangan dengan cara mengatur te mostat pada kondisi temperatur ruangan yangdiinginkan. Pemeriksaan kondisi termostat dilakukan setiap 4 minggu



BAB III SISTEM K0MUNIKASI DALAM RUMAH SAKIT Persyaratan komunikasi datam rumah sakit dimaksudkan sebagai penyedia system komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan ataupun untuk hubungan keluar, pada saat terjadi kebakaran kondisi darurat tainnya. termasuk antara lain sistem telepon, sistem tata suara, sistem voice evacuation dan sistem panggilan perawat. Penggunaan instalasi tata suara pada waktu keadaan darurat dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan standar yang berlaku. 3.1 Sistem Telepon dan Tata Suara Persyaratan teknis instalasi telepon antara lain: 1. Saluran masuk sistem telepon harus memenuhi persyaratan : a) Tempat pemberhentian ujung kabel harus terang, tidak ada genangan air, aman dan mudah dikerjakan b) Ukuran lubang yang melayani saluran masuk ke dalam gedung untuk instalasi telepon minimal harus diamankan agar tidak menjadi jalan air masuk ke rumah sakit pada saat hujan. c) Diupayakan dekat dengan kabel catu dari kantor telepon dan dekat dengan  jalan besar. d) Penempatan kabel telepon yang sejajar dengan kabel listrik, minimal berjarak 0,10 m atau sesuai ketentuan yang berlaku. 3.2 Ruang PABX Sistem telepon harus memenuhi persyaratan : a) Ruang yang bersih, terang, kedap debu, sirkulasi udaranya cukup dan tidak boleh kena sinar matahari langsung, serta memenuhi persyaratan untuk tempat peralatan. b) Tidak boleh digunakan cat dinding yang mudah mengelupas c) Tersedia ruangan untuk petugas dan operator telepon Persyaratan teknis sistem instalasi tata suara:



.



a) Setiap bangunan rumah sakit harus dipasang sistem tata suara yang dapat digunakan untuk menyampaikan pengumuman dan intruksi apabila terjadi bencana. b) Kabel instalasi komunikasi darurat harus terpisah dari instalasi lainnya dan dilindungi terhadap bahaya kebakaran atau terdiri dari kabel tahan api.



3.3 Sistem Panggil Perawat (Nurce CalI) peralatan sistem panggilan perawat dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan bantuan perawatan baik dalam kondisi rutin ataupun darurat. Sistem panggil perawat bertujuan menjadi alat komunikasi antara perawat dengan pasien dalam bentuk visual dan audible (suara) dan memberikan sinyal pada kejadian darurat Pasien. Persyaratan teknisnya antara lain : 1. Peralatan Sistem Panggil Perawat (SPP)   Panel control SPP:  Jenis audio  PenemPatannya diatas meja  Perlengkapan yang ada pada panel control SPP sebagai berikut :  Mempunyai mikrofon speaker mampu menghubungkan dua arah komunikasi antara perawat dan pos pemanggil yang dipilih.  Tombol penunjuk memberitahukan lokasi panggilan dan menempatkan dalam sistem, meliputi , tempat tidur dan prioritas panggilan.  Panggilan dari pos darurat yang ditempakan di dalam toilet atau kamar mandi  Modul mengikuti perawat Berfungsi menjawab secara otomatis atau selektif.  Fungsi prioritas panggilan yang datang audible akan menandai adanya suatu panggilan rutin atau



darurat.



BAB IV SISTEM KELISTRIKAN 4.1 Sumber Daya Listrik 1. Sumber daya listrik normal sumber daya listrik utama gedung harus diusahakan untuk menggunakan tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2. Sumber daya listrik siaga a. Bangunan,ruangan atau peralatan khusus yang pelayanan daya listriknya disyaratkan tidak boleh terputus-putus, harus memiliki pembangkit/pasokan daya listrik siaga yang dayanya dapat memenuhi kelangsungan pelayanan dengan Persyaratan tersebut. b. Sumber listrik cadangan berupa diesel generator (genset)' 3. Sumber daya listrik darurat a. Sistem instalasi listrik pada rumah sakit harus memiliki sumber daya listrik darurat yang mampu melayani kelangsungan pelayanan seluruh atau sebagianbeban pada bangunan rumah sakit apabila terjadi gangguan sumber utama. b. Sumber pasokan daya listrik darurat yang digunakan harus mampu melayani semua beban penting terrnasuk untuk perlengkapan pengendalian kebakaran, secara otomatis c. pasokan daya listrik darurat berasal dari peralatan UPS (Uninterruptable Power Supply) untuk melayani kamar operasi (Central Operation Theater), ruang perawatan intensif (Intensive Care Unit), ruang perawatan intensif khusus  jantung (Intensive Cardiac Care Unit). 4.2 Jaringan Distribusi Listrik a. Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel dengan inti tunggal atau banyak dan/atau busduct dari berbagai tipe, ukuran dan kemampuan' b. peralatan pada papan hubung bagi seperti pemutus arus, sakelar, tombol, alat ukur dan lainlain harus ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan pengoperasian dan pemeliharaan oleh Petugas. Jaringan yang melayani beban penting, seperti pompa kebakaran, lift kebakaran'peralatan pengendali asap, system deteksi dan alarm kebakaran' system komunikasi darurat dan beban penting lainnya harus terpisah dari instalasi beban lainnya dan dilindungi terhadap kebakaran atau penggunaan penghantar tahan api sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.3 Instalasi Listrik 1. Sistem instalasi listrik terdiri dari sumber daya listrik  jaringan distribusi, papan hubung bagi dan beban listrik sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah diamati, dilakukan pemeliharaan dan perbaikan, tidak membahayakan, mengganggu atau merusakan bagi manusia lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lainnya. 2. Instalasi listrik tegangan menengah antara lain : a. penyediaan bangunan gardu listik rumah sakit (ukuran sesuai standar gardu PLN) b. Peralatan transformator (kapasitas sesuai daya terpasang)



3. 4. 5. 6.



7.



c. Peralatan panel dan aksesorisnya d. Peralatan pembantu dan sistem peogamanan (grounding) Semua perlengkapan listrik seperti penghantar, papan hubung bagi dan isinya,transformator dan lain-lainnya tidak boleh dibebani melebihi batas kemampuannya. Sistem peneragan darurat (emergency lighting) harus tersedia di dalam ruang-ruang tertentu Sistem pembumian (grounding sistem) harus terpisah antara grounding panel gedung dengan panel alat. Transformator distribusi a. Transformator distribusi yang berada dalam gedung harus ditempatkan dalam ruagan khusus yang tahan api dan terdiri dari dinding, atap dan lantai yang kokoh,denganpintuyanghanyadapatdimasukiolehpefugas. b. Ruangan transformator harus diberi ventilasi yang cukup, serta mempunyai luas ruangan yang cukup untuk perawatan dan perbaikan. c. Bila ruang transformator dekat dengan ruang yang rawan kebakaran, maka diharuskan mempergunakan transformator tipe kering. Penghematan energi harus sangat diperhatikan.



4.4 Pemeliharaan Listrik 1.  Armatur Lampu a. Kotak lampu Pijar pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan lapl kain pembersih,  jika sulit kain pembersih dicampur air dan glass cleaner. Kotak TL bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan dengan vacum cleaner (penghisap debu). ujung-ujung kontak di lampu TL sering terjadi korosi. b. Lampu Perbaikan kecil : bila lampu mati diganti yang baru 2. Saklar (Kotak Kontak) Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan setiap tahun sekali. Bagian dalam terutama pada kontak saklar harus bersih dan debu. Apabila Saklar dalam keadaan ON terjadi percikan, segera diganti. 3. Stop Kontak (Tusuk Kontak) Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan pemeriksaan terutama pada ruang bedah, poliklinik dan ruang yang sering menggunakan alat yang portable (pindah-pindah) karena sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak-kontak yang menjepit akan cepat aus. Perlu diperhatikan, stop kontak ini selalu bersih. Kalau terjadi panas atau rusak segera diganti. 4. Pembumian Untuk pembumian dirumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu: a. Untuk peralatan medic maximum 0,2 Ohm, sesuai PUIL 1987 pasal 860 kelompok 2E. b. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain maximum 5 Ohm' Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maksimum 10 Ohm. Sistem pembumian diatas, masing-masing tidak boleh digabung. Pengukuran tahanan pembumian dilakukan setiap tahun dengan earth tester. Ujung saluran pembumian sering terjadi korosi, sehingga perlu dibersihkan dengan sikat besi halus dan disemprot dengan cairan anti korosi. Instalasi Kabel Dalam gedung pengukuran tahanan isolasi dengan Meger dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. Apabila tahanan isolasi kabel kurang dan 250 kilo Ohm maka instalasinya harus diperbaiki atau kabelnya diganti. Panel listrik pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan mematikan tegangan untuk service dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan unit masingmasing dan Rumah Tangga yang diketahui Direktur Rumah Sakit, karena di dalamnya sering terdapat banyak debu dan harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih. Pada sambungan mur antara kabel ke MCB sering terdapat korosi dan harus disemprot dengan cairan anti korosi, dan mur yang kendor akibat getaran, agar dikencangkan kembali setiap 6 (enam) bulan sekali.  



fuse yang putus harus diganti, lampu-lampu pilot, meter-meter yang rusak diganti secepatnya. Udara disekitar panel dibebaskan dan lembab. Pengecekan karet-karet pintu panel dan kunci penel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika keadaannya rusak agar diganti 1. Transformator Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti. Untuk transformator jenis kering perlu dilakukan pembersihan dan debu dengan lap kering dan vacum cleaner dan diujung pole perlu dibersihkan dengan amplas. Untuk transformator jenis oli perlu dilakukan pengetesan daya isolator dan oli trafo, dapat ditetesi setiap tahun sekali 2. UPS Pada nrangan-ruangan terdapat UPS. UPS perlu perhatian khusus pada bateral, harus sering diperiksa/diganti jika dalam indicator UPS sudah tidak dapat diisi kembali dibagian battery terdapat pole-pole yang perlu dibersihkan dan temperatur ruangan diusahakan 19"C. Untuk menjaga program-program yang ada dalam UPS yang menggunakan micnoprocessor, setiap bulan 2 (dua) kali'



BAB V SISTEM FASILITAS SANITASI 5.1 Persyaratan Air Bersih a. Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan atau dapat mengadakan pengolahan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. b. Tersedia air bersih 24 jam c. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan d. Tersedia penampungan air (reservoir) bawah atau atas. e. Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan kamar f. Penyediaan fasilitas air panas terdiri atas unit Water heater, sistem perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke daerah pelayanan g. Dalam rangka pengawasan kualitas air maka rumah sakit harus melakukan inspeksi terhadap sarana air minum dan air bersih minimal 1 (satu) tahun sekali. h. Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan), titik sampel yaitu pada penampungan air (reservoi) dan keran terjauh dari reservoir. Rumah sakit telah menggunakan air yang sudah diolah seperti dari PDAM, sumur bor dan sumber lain, untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan tambahan dengan cartridge filter dan dilengkapi dengan desinfeksi menggunakan ultra violet. 5.2 Persyaratan PenyaluranAir Hujan Sistem penyaluran air hujan direncanakan dan dipasang dengan angka ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah danketersediaan  jaringan drainase lingkungan/kota. Sistem penyaluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran.



BAB VI SISTEM PLAMBING Plambing Rumah Sakit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat plambing dan pipa dengan peralatannya didalam gedung rumah sakit, yang bersangkutan dengan sistem drainase saniter, drainase air hujan, vent,dan jaringan air bersih yang dihubungkan dengan system kota atau system lain yang diperbolehkan. Perencanaan sistem plambing bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan menyalurkan air kotor ke tempat buangan secara higienis yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Mengetahui dasar-dasar dan mampumembuat perencanaan plambing dan instrumentasi/ peratatan instalasiyang berkaitan dengan rancang bangun di bidang teknik lingkungan. Sistem peratan plambing adalah suatu sistem penyedian atau pengeluaran air ketempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah – daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air. 6.1 Fungsi dan Jenis Peralatan Plambing Fungsi peralatan Plambing adalah :  Untuk menyediakan air bersih ke tempat tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup.  Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu kompleks rumah sakit. Perlatan tersebut terdiri dari :  Peralatan untuk penyedian air bersih  Peralatan untuk penyedian air panas  Peralatan untuk pembuangan air kotor  Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencaan pemipaan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih umum, jenis peralatan plambing digunakan untuk mencakup:  Peralatan pemadam kebakaran  Peralatan pengolah air kotor  Peralatan Penyediaan gas  Peralatan dapur  Peralatan mencuci (laundry) Syarat-sayarat dan mutu bahan bangunan Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat dari bahan plambing yaitu:  Tidak menimbulkan bahaya kesehatan  Tidak menimbulkan gannguan suara  Tidak menimbulkan radiasi  Tidak merusak perlengkapan bangunan  Instalasi harus kuat dan bersih Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut



 Permukaan harus halus dan tahan air  Tidak ada bagian-bagran yang tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud  Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain  Mudah memeliharanya  Memenuhi peraturan yang berlaku dltam perencanaan plambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambin Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panas). 6.2 Sistem Plambing Air Bersih WHO telah membuat standarisasi mengenai air bersih. Air bersih adalah air yang telah memenuhi syarat tersebut yang meliputi kualitas fisik, biologis, kimia dan radiologis yang  jika dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.Untuk gedung – gedung yang di bangun di daerah yang tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk umum, maka penyediaan Air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal , dsb. Namun air baku tersebut harus diolah agar dicapai standar kualitas air yang berlaku. Persyaratan yang harus di penuhi untuk sistem penyediaan air bersih adalah 1.



Persyaratan kualitatif menggambarkan syarat airbersih secara kualitas yang meliputi: a. Syarat Fisik  Air minum harus  jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. b. Syarat Kimia Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan  jumlah yang melampaui batas,



adapun persyaratan kimia tersebut adalah pH. c. Syarat biologis  Air minum tidak boleh mengandunng bakteri-bakteri patogen dan parasit, seperti kuman korela, typus, dysentri, dan gatreosinesis' d. Syarat radiologis Air minum tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan radioaktif seperi sinar alfa, beta dan gamma. 2. Persyaratan Kuantitatif persyaratan kuantitatif dilihat dari banyaknya air baku yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dari  jumlah pemakai yang menempati gedung tersebut. 3. Persyaratan Kontinuitas Persyaratan kontinuitas sangat berkaitan dengan kualitas air digunakan  Air baku yang digunakan diambil secara terusmenerus dengan debit yangsama pada saat musim kemarau mauprm musim penghujan. 4. Sistem Sambungan Langsung Dalam system ini pipa distibusi dalam gedung disambung langsungdengan pipautama penyediaan air bersih(PDAM). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedungskala kecil dan rendah. 5. Sistem Tangki Atas Selama air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berartipada alat plumbing. Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibapenrbahan level air didalam tangki atap sehingga harus diupayakan agar level air tetap konstan. Pada sistem penyedia air tangki atas bekerja secara otomatis karena pada umumnya dilengkapi switch automatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan akibat penurunan tajam pada permukaanlevel air.Perawatan tangki atas relative lebih sederhana dibandingkan dengansistem tangki tekan' Perlu pompa cadangan untuk bangunan yangbesar dan tinggi. Karena tuntutan alat-alat plumbing agat dapat bekerja dengan baik maka peletakan tangki atap menjadi penting . Memilih alat plambing yang tidak terlalu tinggi tuntutan tekanan kerjanya.



6. Sistem Tangki Tekan Prinsip kerja dari system tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagaiberikut, air yang telah ditampung didalam tangki bawah dipompa kedalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang cuku puntuk di distribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detector tekanan, yang membuka dan menutup saklar penghasut motor listik penggerak pompa. Pompa akan berhenti bekerja  jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang dan mulai bekerja jika batas tekanan yang ditetapkan telah dicapai. 7. Sistem Tanpa Tangki Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak. Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah,tangki tekan ataupun tangki atap.  Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama.Ciri-ciri sistem tanpa tangki adalah mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas, mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relative singkat, kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi beban struktur bangunan,untuk kompleks perumahan perumahan dapat menggantikan menaraair, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumbernya.



6.3 Jenis  Air Buangan Air buangan atau juga sering disebut air lirnbah adalah sema cairan yang dibuang baik yang mengandung kotoran makhluk hidup maupun sisa-sisa proses produksi. Air buangan dibagi menjadi 4 golongan,yaitu : a.  Air Kotor Air buangan yang berasal dari kloset, buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya. b.  Air Bekas Air yang berasal dari alat – alat plambing lainnya, seperti bak mandi, bak cuci tangan, bak dapur, dsb. c.  Air Hujan Sistem pembuangan dimana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar. d.  Air Buangan Khusus Air buangan yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya seperti dari pabrik dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif, atau mengandung bahan radioaktif yang dibuang dari pusat Tenaga Nuklir atau laboratorium penelitian atau pengobatan yang menggunakan bahan radioaktif.  Air buangan yang mengandung banyak lemak berasal dari restoran. 6.3.1



Klasifikasi air buangan menurut cara buangan air a.Sistem buangan terpisah. b.Sistem buangan tidak langsung.



6.3.2



Klasifikasi air buangan menurut cara pengaliran a.Sistem gravitasi. b.Sistem bertekanan.



6.3.3 Klasifikasi air buangan menurut letaknya a. Sistem buangan gedung. b. Sistem buangan di luar gedung atau roil gedung. 6.4 Sistem Plambing  Air Hujan Pada system plambing air hujan, penggunarm perangkap harus dipasang pada cabang datar untuk melayani tiap talang tegak atau tiap daerah drainase, bila talang tegak dan saluran buangan air hujan disambungkan pada drainase gedung gabungan atau saluran pembuangan gedung



bangunan.Talang tegak air hujan dipakai ukuran pipa tegak air hujan ditambah dengan memperhitungankan 50% dinding terluas yang dianggap sebagai atap.cara penggabungan sistem air hujan dengan drainase saniter adalah harusdipisahkan apabila terdapat saluran umum gabungan yang dapat menampung darinase dan pembuangan air hujan, maka saluran pembuangan air huja ngedung dan saluran drainase dapat digabungkan ke saluran pembuangan gedung gabungan pada bidang datar dengan fitting Y tunggal yang ditempatkansekurang kurangnya 3 m dari suatu cabang drainase saniter.Hal-hal yang dilarang dalam sistempembuangan air buangan adalah : 1. Mengalirkan air buangan ke dalam saluran pembuangan yang dikhususkan untuk arl hujan, atau mengalirkan sedemikian rupa sehingga meluapdiatas hotoar atau  jalan. 2. Membuang air buangan dari sistem plambing ke dalam perairan umum,kecuali apabila dibenarkan. Pembuangan dari buangan berbahaya harus dilakukan sesuaidengan segala peraturan yang berlaku, kecuali cara tersebut dibenarkan. 6.5 Instalasi dan Instrumen Penunjang Jenis instrumentasi penunjang adalah: 1. Tangki air a. Tangki air bawah tanah b. Tangki atap c. Tangki tekan (hidrofor) 2. Pompa penyedian air a. Pompa sentrifugal b. Pompa aliran radial