Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya belum proporsional dibandingkan dengan ketersediaannya terutama pada musim kemarau, maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dikembangkan untuk pertanian. Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian air tanah (water recharging) tidak terjadi secara alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 2 meningkatkan produktivitas pertanian juga memungkinkan terjadinya akselerasi sirkulasi air tanah. Secara teroritis, berdasarkan pemanfaatannya, maka ada dua jenis air tanah yaitu : (1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam. Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan air tanah dan kebutuhan infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas. Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam lapisanlapisan tanah yang tidak begitu dalam, sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan dengan menggunakan pompa. Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan biaya tambahan, baik untuk pengadaan pompa maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir) sebagai tandon air. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 3 sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa dalam pendayagunaan air tanah dangkal dapat dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP) dalam kelompok (partisipasi petani), agar ketergantungan kepada pemerintah dapat diminimalkan. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan : Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah :



a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian, terutama pada lahan kering dan tadah hujan. b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas tanam, dan produktivitas usaha tani. c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan pendapatan petani. 2. Sasaran : a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak 1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran 1). Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 4 b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian. c. Berkurangnya resiko kegagalan usahatani karena kekurangan air irigasi/kekeringan. d. Meningkatnya produksi usahatani melalui peningkatan areal tanam dan peningkatan produktivitas. C. Pengertian 1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. 2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah pada kedalaman < 30 meter. 3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang usaha pertanian, termasuk di dalamnya irigasi air permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan irigasi rawa. 4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/ atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. 5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 5 ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat dipergunakan untuk irigasi. 6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut. 7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran irigasi air tanah yang mencakup penyediaan, pengambilan, penyaluran dan pembagian. 8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di dalam sumur bor dihitung dari muka tanah setempat atau titik acuan lain. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 6



II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu diperhitungkan antara lain : A. Persyaratan Lokasi 1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya. Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia paling tidak dapat memberikan air irigasi suplementer (supplementary irrigation) pada areal seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas yang diusahakan. 2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah berkembang atau paling tidak daerah tersebut sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. 3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering mengalami kendala/masalah air/kekeringan. 4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 7 peternakan, digunakan untuk hijauan makanan ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak. 5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI) yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi ketersediaan air pada musim kemarau tidak mampu mengairi lahan usaha tani. 6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah lahan milik petani. B. Persyaratan Petani/Kelompok 1. Petani di lokasi memerlukan Irigasi Tanah Dangkal dan mampu memanfaatkan serta merawatnya dengan baik termasuk menyediakan dana operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari surat pernyataan kelompok tani atas nama petani. 2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/ P3A/P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal. 3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya, sarana/fasilitas/peralatan Irigasi Tanah Dangkal tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi harus digunakan oleh anggota kelompok. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 8 III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan/ pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a) sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c) jaringan distribusi. 1. Sumur



Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan. Sumur tersebut dapat berupa sumur gali (cara pengembangannya dengan digali) dan sumur bor/ sumur pantek (cara pengembangannya dengan dibor). Kedalaman sumur yang dibuat disesuaikan dengan kedalaman air tanah ( < 30 m ). Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 9 2. Pompa Air Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam tanah ke permukaan tanah. Jenis pompa air yang biasa digunakan untuk air tanah dangkal pada umumnya pompa jenis sentrifugal. Pompa air digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin (kincir angin). Pompa air tanah dangkal bersifat mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu) unit pompa air akan digunakan untuk melayani beberapa sumur. 3. Jaringan Distribusi Untuk mengalirkan air dari pompa ke lahan usahatani, maka perlu dibangun jaringan irigasi air tanah (JIAT), yang terdiri atas: saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks pembagi, bangunan pengatur debit dan katup penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 10 dalam pipa. Untuk mengurangi kehilangan air (water losses) dalam penyaluran, JIAT perlu dibuat secara permanen dengan dilining ataupun menggunakan sistim perpipaan. B. Kriteria Teknis Pengertian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan luas layanan oncoran adalah sebagai berikut : a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali termasuk saluran distribusinya, atau b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya dengan 2 (dua) buah atau lebih sumur bor/sumur gali termasuk jaringan distribusinya. Alternatif pilihan butir a atau b didasarkan pada kecukupan dana dan diuraikan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 11 Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Irigasi Tanah Dangkal antara lain : a. Sumur : ƒ dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau sumur bor. Diameter sumur gali dengan diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan dengan kondisi jenis pompanya. ƒ Kedalaman sumur disesuaikan dengan kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer.



b. Pompa air : ƒ tipe : sentrifugal atau axial. ƒ penggerak : motor bertenaga diesel atau bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir angin). ƒ dapat diterima petani, mudah dalam perawatan dan suku cadang tersedia di pasar setempat. ƒ Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh pemerintah. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 12 c. Pipa-pipa : ƒ Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar (casing pada sumur bor), pipa/selang hisap, dan pembuangan. ƒ Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon) cukup kuat. ƒ Diutamakan yang telah memiliki SNI atau sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh pemerintah. d. Jaringan Distribusi (JIAT) ƒ Penyempurnaan jaringan distribusi dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari pompa dapat dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin, dengan mengurangi kebocoran/ kehilangan air pada saluran tersebut. ƒ Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa atau selang yang tahan bocor. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 13 IV. PELAKSANAAN Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat dilaksanakan sebagai berikut : A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana 1. Survey Investigasi ƒ Survey investigasi dimaksudkan untuk mendapatkan calon lokasi dan petani yang sesuai untuk pengembangan Irigasi Tanah Dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial. ƒ Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama dengan Sub Dinas yang menangani komoditas yang akan dikembangkan. ƒ Pelaksanaan survei investigasi dibiayai oleh daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama dengan petugas Kecamatan.



ƒ Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan Irigasi Tanah Dangkal. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 14 ƒ Laporan hasil survei investigasi paling tidak memuat : a. Letak lokasi berdasarkan daerah administratif dan koordinat lintang dan bujur dengan menggunakan Global Positioning System/GPS atau ekstrapolasi dari peta topografi yang tersedia. b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang layak dikembangkan. c. Gambar/sketsa saluran distribusi. d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas pompa/air yang keluar dari mesin pompa. e. Luas layanan oncoran (command area) yang akan diairi. 2. Desain/rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal ƒ Rancangan/desain sederhana disusun untuk lokasi yang ditetapkan sebagai calon lokasi pengembangan Irigasi Tanah Dangkal. ƒ Rancangan/desain Irigasi Tanah Dangkal sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas lahan yang akan diairi (daerah oncoran), letak/lokasi sumur (koordinat sumur), kedalaman sumur, dan rancangan jaringan irigasi yang akan dibangun. Satu hal yang Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 15 perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam hal distribusi. Untuk menekan biaya operasional dalam hal distribusi air, maka air tanah dangkal yang telah diangkat dari sumbernya dengan menggunakan pompa air dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan menggunakan bak penampung air (jika dananya mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke lahan usaha tani dengan gaya gravitasi. 3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang diperlukan. Data kedalaman dan potensi air tanah, ketinggian bak penampung dari posisi pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan untuk menetapkan spefisikasi pompa air, spesifikasi motor penggerak pompa, jumlah dan spesifikasi kebutuhan pipa-pipa, dan pembangunan/perbaikan jaringan irigasi yang diperlukan. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 16 4. Kebutuhan anggaran Meliputi perkiraan kebutuhan biaya untuk pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan perlengkapannya, pengembangan sumur, pemasangan pipa-pipa, dan pengembangan/ perbaikan



jaringan distribusinya. Perkiraan kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS). B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal 1. Pelaksanaan Konstruksi/pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dilaksanakan dengan pola Bansos (dana ditransfer langsung ke rekening kelompok tani). Pola pelaksanaan Bansos mengikuti ketentuan yang ada dalam Pedoman Umum Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2. Pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dilakukan berdasarkan kepada usulan yang diajukan oleh petani/kelompoktani seperti RUKK (Rencana Usulan Kerja Kelompok) setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kab/Kota (contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2).