Pelayanan Makanan Di Rs 2018 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT ( ICRA ) GIZI/PENYEDIAAN MAKANAN A. Pendahuluan Isu glogal dan penting terkait pelayanan kesehatan adalah Keselamatan Pasien (Patient Safety). Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan tindakan atau mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan. Dengan melaksanakan risk assesment maka RS dapat meningkatkan keselamatan pasien RS, meningkatkan keselamatan staf, meningkatkan efficiency, mengidentifikasi issue kebutuhan training staf, mengembangkan hypotesa untuk mengantisipasi potensial risiko, justifikasi kebutuhan untuk mengimplementasi kegiatan PPI baru atau meneruskan kegiatan yang sedang berjalan dan menghindari potensial KTD. Risk asesment dilakukan di semua unit pelayanan yang memberikan asuhan terhadap pasien, termasuk pelayanan makanan di RS. Risk assesment pada pelayanan makanan di RS mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat makan untuk mengurangi resiko infeksi dan kontaminasi silang. Untuk itu perlu dilakukan sebuah kajian dalam bentuk infection control risk asssesment yang bertujuan mengidentifikasi potensial resiko sebelum hal tersebut terjadi. B. Definisi Risk Asessment adalah Suatu proses penilaian untuk menguji suatu proses secara rinci dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan.



Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko. Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk pasien dan publik dapat terlibat bila memungkinkan. Dilakukan setiap tahun dan bila ada perubahan yang terjadi secara signifikan. C. Tujuan Untuk menjamin kualitas bahan makanan dan nutrisi rumah sakit sesuai standart dengan cara : 1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap pengelolaan makanan mulai dari penerimaan bahan makanan, penyimpanan, pengelolahan, pemorsian, termasuk packing, distribusi, pencucian alat makan dan alat masak serta kebersihan/ sanitasi dapur. 2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas. D. Strategi Strategi yang dilakukan



dalam menyusun penilaian risiko adalah dengan



menerapkan konsep manajemen risiko. Risiko adalah kemungkinan untuk terjadinya kesalahan atau kehilangan. Manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang bertujuan untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya resiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan. Masalah yang potensial diidentifikasi dan potensinya untuk menimbulkan kerusakan dinilai. Kemudian dibuat rencana tindakan (aksi) untuk menurunkan kecenderungan masalah menjadi meningkat atau membatasi kerusakan yang diakibatkan. Dalam PPI risiko dapat berupa suatu agen biological yang berpotensi menyebabkan infeksi atau suatu mekanisme yang membuat transmisi agen infeksius terjadi. Manajemen risiko dapat dibagi menjadi 4 tahap penting yaitu: 1.



Identifikasi risiko



2.



Analisis risiko



3.



Rencana tindak lanjut terhadap risiko



4.



Monitoring risiko



Setelah risiko diidentifikasi, kecenderungan akibat terhadap pasien harus diperkirakan. Hal ini dapat diperoleh dengan menganalisis 4 pertanyaan kunci, yaitu: 1. Mengapa resiko terjadi? 2. Seberapa sering hal tersebut terjadi terjadi? 3. Apakah kecenderungan akibat yang terjadi jika tindakan yang sesuai tidak diambil? 4. Berapakah biaya untuk mencegahnya?



E. Tahapan Manajemen Risiko INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT INSTALASI GIZI RSUD LAWANG PERIODE 2018



4



1



5



5



4



3



2



1



Sangat Baik



2



Baik



Tidak Pernah (1x/>5xth)



Belum tersedianya Tirai antar ruangan



3



Cukup



Jarang (1x/>2-5x5h)



4



4



Kurang



Kadang (1x/1-2 xth)



ketersediaan APD belum lengkap



5



minimal Dampak klinis/finansial



1



Dampak klinis/finansial sedang



2



Memperpanjang hari rawat



3



Kerusakan Sementara



4



Current Systems/Sistem yang ada



Kehilangan nyawa/organ/fungsi



5



Sering (> 1x/th)



Legal, Regulatory)



Selalu (1x/mgg)



Probability / Frekuensi



Belum tersedianya sekat jalan antara troly makan, pasien ICU dan jenazah



Skor



Risk/Impact (Health, Financial,



Tidak Ada



Potensial Risk/ Problem



4



3



4



80



48



60 5



3



4



Belum melakukan pemeriksaan kesehatan berkala kepada petugas penjamah makanan



36 3



Belum tersedianya penyaring lemak (grasstrap) disaluran pembuangan air limbah dapur



5



Belum tersedianya sink untuk mencuci bahan makanan sebelum masuk dapur



5



Belum tersedianya gudang penyimpanan bahan makanan kering Belum tersedianya tekanan air yang cukup dan instalasi air panas



Belum



ada



3



60 3



4



40 2



4



30 5



2



3



30 5



2



3



monitoring



penyimpanan bahan mentah gizi



4



20 5



1



4



ICRA - PRIORITAS MASALAH Potensial Risk/Masalah NO 1 Ketersediaan APD Ketersediaan sekat jalan antara troly makan, pasien ICU 2 dan jenazah Belum tersedianya penyaring lemak (grasstrap) disaluran 3 pembuangan air limbah dapur 4 Belum tersedianya Tirai antar ruangan Belum tersedianya sink untuk mencuci bahan makanan 5 sebelum masuk dapur Belum melakukan pemeriksaan kesehatan berkala kepada 6 petugas penjamah makanan Belum tersedianya gudang penyimpanan bahan makanan 7 kering Belum tersedianya tekanan air yang cukup dan instalasi air 8 panas



SCORE 80 60 60 48 40 36 30 30



F. Rencana Tindak Lanjut PLAN OF ACTION (POA)



No JENIS SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN KHUSUS STRATEGI KELOMPOK UMUM RISIKO 1 ketersediaan APD 80 1 Mencegah infeksi Kepatuhan Edukasi tenaga belum lengkap nosokomial Pemakaian APD penjamah makanan Kepatuhan cuci tangan



PIC



Waktu



Ka. Instalasi GIZI



2018



Ka. Instalasi GIZI



2018



Pembuatan ceklist kepatuhan penggunaan APD Pengadaan APD



2



3



Belum 60 tersedianya sekat jalan antara troly makan, pasien ICU dan jenazah Belum tersedianya penyaring lemak (grasstrap) disaluran pembuangan air limbah dapur



2



Belum melakukan 60 pemeriksaan



3



Mencegah Ketersediaan tirai kontaminasi pemisah antar silang dari bahan ruangan makanan



Pengadaan tirai dan sekat pemisah ruangan



Mencegah infeksi Ketersediaan sekat nosokomial pemisah antar ruangan Ketersediaan Pengadaan grasstrap dan grasstrap dan sink sink pencuci BM sebelum masuk dapur Mencegah infeksi Terlaksananya Membuat jadwal Ka. Instalasi GIZI nosokomial pemeriksaan pemeriksaan kesehatan



2018



4



5



kesehatan berkala kepada petugas penjamah makanan Belum 30 tersedianya tekanan air yang cukup dan instalasi air panas Belum tersedianya gudang penyimpanan bahan makanan kering



30



kesehatan secara rutin



4



Mencegah kontaminasi silang BM



Tersedianya air Pengadaan instalasi dengan tekanan yang saluran air panas dan sesuai standar pompa booster pengolahan makanan



Ka. Instalasi GIZI



2018



4



Mencegah kontaminasi silang bahan makanan



Tersedianya gudang Pengadaan gudang bahan makanan Bahan makanan kering kering



Ka. Instalasi GIZI



2018



G. PENUTUP Penyelenggaraan pelayanan makanan merupakan penunjang bagi proses asuhan pasien di rumah sakit. Proses yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan makanan bagi pasien harus menjamin keselamatan bagi pasien maupun bagi petugas terutama menghindari paparan agen infeksius yang terjadi selama proses perawatan. Dengan demikian manajemen resiko melalui kegiatan infection control risk assesment (ICRA) merupakan tahapan yang perlu dilakukan di unit intalansi gizi. Demikian, semoga ICRA gizi ini bisa membantu untuk menemukan resiko yang mungkin terjadi selama penyelenggaraan pelayanan makanan dan upaya – upaya perbaikan akan terus dilakukan untuk semakin meningkatkan kualitas penyelenggaran pelayanan makanan rumah sakit.



Lawang,



Mengetahui, DIREKTUR RSUD LAWANG



Drg. MARHENDRAJAYA, MM. Sp. KG. Pembina Tingkat I NIP. 196612041992031004



Februari 2018



Ketua Komite PPI



dr. Yunita Eka Wati, Sp.P NIP. 19720620 200212 2 002