Pelayanan Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELAYANAN PERSALINAN



SOP



No. Dokumen



: SOP/



No. Revisi



:



Tanggal Terbit



:



Halaman



:1-7



/



/2018



PRAKTEK MANDIRI BIDAN



DYAH SUMARMO



1.Pengertian



Persalinan Normal adalah suatu proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit



2.Tujuan



Memberikan pelayanan persalinan normal pada ibu bersalin



3.Kebijakan



Pelayanan Persalinan Normal harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam instruksi kerja



4.Referensi



Panduan Buku APN tahun 2008 JNPK-KR



5. Alat dan Bahan



Bak instrumen berisi partus set(klem 2,gunting tali pusat 1,setengah koher 1,kateter 1) -Sarung tangan steril -Kom berisi kapas dan air DTT -Penghisap lendir atu delee -oksitosin -spuit 3cc -umbilikal klem -kasa steril -kain untuk ibu dan bayi -bengkok -tempat placenta -baskom berisi air DTT dan waslap -baskom berisi cairan klorin 0,5% -tempat sampah basah dan kering



6.Prosedur



Persiapan alat Bak instrumen berisi partus set(klem 2,gunting tali pusat 1,setengah koher 1,kateter 1) -Sarung tangan steril -Kom berisi kapas dan air DTT -Penghisap lendir atu delee -oksitosin -spuit 3cc -umbilikal klem -kasa steril -kain untuk ibu dan bayi -bengkok -tempat placenta



-baskom berisi air DTT dan waslap -baskom berisi cairan klorin 0,5% -tempat sampah basah dan kering



Langkah – Langkah



I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kal dua :\ Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina Perineum tampak menonjol Vulva-vagina dan sfingter ani membuka II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN 2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untung menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi iibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi



 tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/



kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set



3. Menggenakan baju penutup atau celemek yang bersih 4. Melepaskan semua perhiasan yang di pakai ,mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering 5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakan untuk pemeriksaan dalam 6. Memasukkan oksitosin kedalam suntikan, gunakan tangan yang memakai desinfektan tingkat tinggi atau steril ( pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik )



III.



MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN



BAIK 7. Jika mulut vagina , peerineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.membuang kapas atau kassa yang terkontaminasi dalam wadahnya dan mengganti sarung tangan jika terkontaminasi dalam wadah dekontaminasi. 8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan srviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan belum lengkap lakukan amniotomi 9. Mendekontaminasi sraung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 % dan kemudian



melepaskannya dalam keadaan teerbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, mencuci kedua tangan seperti biasa. 10.Memeriksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180X/menit).



2-2



Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidakj normal Mendekontaminasikan hasil pemeriksaan dan mencatatnya dalam partograf



IV.



MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES



PIMPINAN MENERAN 11.Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkapdan keadaan janin baik membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman peersalinan aktif dan mendokumentasikan temuan- temuan. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat mulai meneran Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaiman mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat mulai meneran 12.Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. ( pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ibu merasa nyaman ) 13.Melakukan bimbingan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran: Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu meneran Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannnya ( tidak meminta ibu untuk berbaring terlentang) Menganjurkan ibu untuk beristirahat jka tidak ada kontraksi Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu Menganjurkan asupan cairan per oral ( minum ) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit ( 2 jam ) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit ( 1 Jam ) untuk multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran. 14.Menganjurkan ibu untuk berjalan- jalan , berjongkok taau mengambil posisi yang nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 15.Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm, meletakkan handuk



bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi 16.Meletakkan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, di bawah bokkong ibu. 17.Membuka partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18.Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan. VI.



PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI



19.Saat kepala bayi mmebuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi peerineum serta tangan yang di lapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kapala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau nafas cepat dan dangkal. 20.Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera ptoses kelahiran bayi Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas bayi Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya 21.Menungggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan LAHIRNYA BAHU 22.Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masingmasing sisi bayi, menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut mengerakkan kepela ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI 23.Setelah kedua bahu dilahirkan, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 24.Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki ( memasukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya. VII.



PENANGANAN BAYI BARU LAHIR



25.Lakukan Penilaian ( selintas ) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kersulitan Apakah bayi bergerak dengan aktif, jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi ( lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir ) 26.Mengeringkan tubuh bayi Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa mmebersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering . biarkan bayi diatas perut ibu. 27.Periksa kembali uterus ( rahim ) untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam rahim ( hamil tunggal )



28.Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin agar rahim berkontraksi baik. 29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral ( lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin ) 30.Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira- kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. 31.Memotong dan mengikat tali pusat Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Melepaskan klem dan memasukkan dalam wadah yang telah di sediakan 32.Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau peerut ibu. Usahan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu. 33.Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. VIII.



PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III



34.Memindahakan klem sekitar 3-5 cm dari vulva 35.Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu di tepi atas simphisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat 36.Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain mendorong rahim ke belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati ( untuk mencegah inversio uteri ). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus ( rahim ) tidak segera kontraksi minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu. Mengeluarkan plasenta 37.Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah atas mengikuti jalan lahir ( tetap lakukan tekanan dorso kranial) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 2-5 cm dari vulva dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit a. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM b. Menilai kandung kemih dan mengosongkannya c. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan d. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya e. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan manual plasenta.



38.Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan . pegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati- hati memutar plasenta hingga selaput ketuban dan kemudian lahirkan serta tempatkan pada wadah yang telah di sediakan. Jika selaput ketuban robek memakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal Rangsangan taktil ( massase ) uterus atau rahim 39.Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massase uterus meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus beerkontraksi ( fundus menjadi keras ) Melakukan tindakan yang di perlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik massase. IX.



MENILAI PERDARAHAN



40.Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan pastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. 41.Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum . lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan peerdarahan bila ada robekan yang menimbulkan peerdarahanaktif, segera lakukan penjahitan X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN 42.Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam 43.Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 3060 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.bayi cukup menyusu dari satu payudara Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. 44.Setelah 1 jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K 1mg intra muskular di paha kiri antero lateral. 45.Setelah 1 jam pemberian vitamin K berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan antero lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa di sususkan Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan bayi berhasil menyusu. EVALUASI 46.Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca peersalinan



Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri 47.Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan masase uterus dn memeriksa kontraksi 48.Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah 49.Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca peersalinan Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal 50.Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik ( 40- 60 X/menit) serta suhu tubuh normal (36,50- 37,50c) Kebersihan dan keamanan 51.Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk di kontaminasikan (10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi 52.Membuang bahan- bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai 53.Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeeksi yingkat tinggi membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 54.Memastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya. 55.Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan mmebilasnya dengan air bersih. 56.Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% membalikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 57.Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir Dokumentasi 58.Melengkapi partograf ( halaman depan dan halaman belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV 7.Unit Terkait



-



Rekaman Historis Perubahan



No



Yang Dirubah



Isi Perubahan



Tgl. Mulai Diberlakukan