Pemanfaatan Limbah Kaca Bekas Sebagai Biofilter Aerobik Dalam Penurunan Konsentrasi Bod Air Limbah Domestik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMANFAATAN LIMBAH KACA BEKAS SEBAGAI BIOFILTER AEROBIK DALAM PENURUNAN KONSENTRASI BOD AIR LIMBAH DOMESTIK Iin Juniati 1, Hardoyo Marsyad2,Sulastri 3 1 )Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Malahayati 2 ) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Malhayati, Jl.Pramuka No.27 Kemiling, Bandar Lampung, Telp/Fax. (0721) 271112271119



E-mail: [email protected] Abstrak Air limbah domestik yang berasal dari bekas kegiatan manusia seperti air bekas cucian, dapur jika pembuangannya masih dilakukan secara langsung melalui saluran drainase umum dapat merusak beberapa fasilitas di perkotaan. Salah satu upaya dalam mengelola limbah domestik yaitu dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media pelindung layar handphone (tempered glass) dan media kaca bening (float glass). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar potensi tempered glass dan float glass dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba untuk menurunkan kandungan BOD5 air limbah domestik. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium menggunakan rekator akrilik berdiameter 10 cm dan tinggi 30 cm. Air limbah yang digunakan diambil dari air limbah domestik di Jln Pramuka Bandar lampung. Aliran masuk ke dalam reaktor dilakukan secara upflow dengan debit konstan 5.6 liter/detik. Penelitian didahului dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan media glass selama 4 minggu. Setelah mikroba tumbuh membentuk lapisan biofilter, dilakukan penelitian dengan menggunakan air limbah domestik yang baru. Sampling dilakukan pada hari ke 0,3,6, dan 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis kaca dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba (biofilter) untuk menurukan BOD air limbah domestik. Penggunaan tempered glass sebagai media tumbuh mikroba menurunkan 22,0 mg/l BOD, sedikit lebih banyak dibandingkan float glass sebagai media tumbuh bakteri yang menurunkan 21,6 mg/l BOD. Dilihat dari kecepatan penurunan BOD, pola pertumbuhan mikroba pada permukaan kedua jenis kaca mempunyai pola yang sama dimana fasa penyesuaian terjadi pada hari ke 0-3, fasa logaritma terjadi pada hari ke 3-6 , setelah itu terjadi fasa penurunan. Kata kunci : Air Limbah Domestik, Biofilter, Tempered Glass, Float Glass media rambatan sebagai pereduksi penghalang atau PENDAHULUAN



Permasalahan kualitas lingkungan yang semakin meningkat di permukiman masyarakat yang hampir terjadi di kotakota besar di Indonesia merupakan masalah yang terjadi secara umum dan menjadi masalah nasional. Hal ini dapat terjadi dikarenakan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bermukim di kawasan perkotaan. Semakin bertambahnya jumlah penduduk akan membawa keterkaitan meningkatnya



volume limbah yang ditimbulkan dari kegiatan masyarakat baik berupa cair maupun padat. Apabila tidak adanya tindakan yang benar guna melakukan penanganan dalam masalah limbah, maka akan terjadi suatu masalah yang serius. Limbah cair domestik ialah air limbah yang berasal dari bekas kegiatan manusia seperti air bekas cucian, dapur dan toilet. Air limbah domestik ini banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat dan partikelpartikel yang besar maupun kecil dan sisa bahan-bahan yang terlarut dalam keadaan mengapung.



Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 238.518.000 jiwa (terakhir tercatat pada tahun 2015). Diproyeksikan jumlah penduduk akan meningkat pada 2020 sebanyak 271.066.000 jiwa.(Gischa, S. 2020). Pada saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusatnya jasa, perdagangan dan perekonomian yang ada di provinsi Lampung. Hal tersebut menunjukkan bahwa akan meningkatnya jumlah air limbah rumah tangga yang dihasilkan dari kegitan sehari-hari dan akan menjadi masalah yang besar terjadinya sebuah pencemaran lingkungan akibat limbah cair tersebut. Kota bandar lampung sendiri belum memiliki sistem pengolahan air limbah rumah tangga secara khusus. Sistem pembuangannya masih dilakukan secara langsung melalui saluran drainase umum yang dapat merusak beberapa fasilitas di perkotaan, seperti saluran drainase serta benda-benda yang telah dilalui oleh limbah cair domestik tersebut. Dampak yang akan di alami akan merusak ekosistem yang ada. Salah satu pemikiran yang dapat dilakukan dalam upaya mengembangkan sistem pengolahan limbah domestik ialah inovasi cara pengolahan limbah tersebut. Pemanfaatan berbagai limbah padat dapat dijadikan sebagai sitem saringan biofilter, salah satu limbah padat yang dapat di jadikan biofilter yaitu limbah kaca. Limbah kaca banyak sekali ditemukan di berbagai industri mikro pengolahan keperluan rumah tangga. Biasanya limbah kaca tersebut tidak digunakan lagi dan dibuang begitu saja. Beberapa penelitian telah dilakukan berhubungan dengan penggunaan limbah kaca sebagai biofilter. Mega filiazati (2013), meneliti “Pengolahan limbah cair domestik dengan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang”. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pengolahan limbah cair rumah makan dengan biofilter aerob menggunakan



media bioball dan tanaman kiambang (Salvinia Molesta) dapat menurunkan kandungan BOD sebesar 68,98% dan penurunan minyak lemak sebesar 96,60%. Azmi (2018), meneliti “Aplikasi teknologi pengolahan air limbah domestik menggunakan kombinasi biofilter aerobik media plastik sarang tawon dan biofilter media kerikil dengan aliran ke atas” dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kombinasi pada HRT 24 jam menurunkan kadar COD, NH4-N, TSS masing –masing sebesar 84,09%, 81,62%, 93,9%. Ayu pramita (2020), meneliti “Penggunaan media bioball dan tanaman kayu apu (pistia stratiotes) sebagai biofilter aerobik pada pengolahan limbah cair rumah tangga” hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan bakteri dapat terbentuk selama 2 minggu dan dengan aliran upflow menggunakan reaktor dari kaca yang telah diisi dengan bioball dan tanaman kayu apu dengan dimensi tertentu dengan pelepasan 0,35 ml/detik. Dapat menurunkan BOD sebesar 70,51% dari konsentrasi BOD awal 300 mg/L ke 88,49 mg/L. Efisiensi penurunan TSS sebesar 74,97% dari konsentrasi awal TSS 321 mg/L menjadi 80,33mg/L. dapat menurunkan minyak lemak sebesar 73,20% dari konsentrasi awal lemak minyak 300,36 mg/L menjadi 80,51 mg/L. Dari latar belakang diatas, telah dilakukan penelitian “Pemanfaatan limbah kaca bekas sebagai biofilter aerobik dalam penurunan konsentrasi BOD air limbah domestik” dengan harapan dapat menurunkan kadar BOD pada limbah cair domestik. METODE PENELITIAN A.



TEMPAT PENELITIAN



Penelitian dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Malahayati. Sampel limbah cair yang digunakan pada penelitian ini berasal dari limbah cair drainase rumah tangga yang berada di Jalan Pramuka Gang Jambu II Kemiling Bandar Lampung. Uji laboratorium sample dilakukandi Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.Penelitian dilaksanakan sejak bulan Januari s/d Juni 2021. B. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN



Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reactor tabung akrilik dengan tinggi 30 cm, dan



diameter 10 cm, ember, pompa, selang, C. PROSEDUR PENELITIAN Adapun tahapan dalam penelitian ini yaitu yang pertama media limbah kaca tempered



glass disusun secara tegak didalam reaktor, sedangkan media float glass disusun secara acak kedalam reaktor. Reaktor terbuat dari Akrilik yang berukuran diameter reaktor 10 cm dan tinggi 30cm yang telah dilubangi bagian bawah guna untuk aliran masuk limbah cair domestik. Selanjutnya Air limbah ditampung dalam ember lalu dipompa ke reaktor dengan aliran keatas (up flow). Pada bagian atas reaktor juga dilubangi untuk aliran effluent yang telah diolah melalui media biofilter. Aliran effluent dialirkan kembali ke dalam ember. Proses pembentukan biofilter dilakukan dengan mengalirkan limbah cair domestik selama 4 minggu. Setelah biofilter terbentuk dilakukan penelitian utama dengan menggunakan limbah cair domestik yang baru. Penelitian utama dilakukan dengan debit konstan dan pengambilan dilakukan pada hari ke- 0 , 3 , 6 , dan 9 . Analisa dilakukan dilakukan di laboratorium untuk mengetahui kandungan BOD



HASIL DAN PEMBAHASAN 1. KONDISI PERCOBAAN



Tabung reaktor yang digunakan pada penelitian ini berupa tabung akrilik yang memiliki diameter luar 10 cm, diameter dalam 9,4 cm dengan tinggi 30 cm. Aliran yang digunakan adalah aliran upflow dengan debit 5,6 l/detik Aliran upflow dipilih supaya air limbah domestik yang lewat mengenai dengan baik biofilm. Media yang digunakan, yakni media kaca bening (float glass) dan tempered glass. Penelitian ini diawali dengan pertumbuhan mikroba dipermukaan media glass. Pada proses ini air limbah domestik (greywater) dialirkan secara terus menerus



media tempred glass, dan limbah cair domestic. kedalam reaktor yang telah terisi media biofilter selama 4 minggu. Setelah terbentuknya biofilm dilakukannya penggantian air limbah domestik baru. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 0, 3 , 6 dan 9. Analisa dilakukan untuk parameter BOD. 2. KUALITAS AIR LIMBAH DOMESTIK



Sampel yang digunakan pada penelitian (pengujian) ini adalah air Limbah Domestik dari drainase umum di jalan. Pramuka Gang. Jambu 2, Kelurahan Kemiling Raya, Kota Bandar Lampung. Karakteristik air limbah tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Kualitas Sampel Awal Air Limbah Domestik No 1



Identitas



Unit



Result



Regulation



Method



BOD percobaan



mg/l



28,0



-



Volumetri



mg/l



32,0



-



Volumetri



menggunakan media Tempered glass 2



BOD percobaan menggunakan mediamedia kaca bening (float glass)



Sumber: Data Primer hasil penelitian (pengujian) Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung, 2021



A. PENURUNAN BOD MENGGUNAKAN FLOAT GLASS Pada penelitian ini kaca bening (float glass) yang



digunakan adalah limbah kaca bening yang biasa digunakan untuk membuat etalase, kaca jendela dan lainnya. Kaca yang dipakai dari berbagai jenis ukuran, lalu tabung reaktor diisikan media limbah kaca bening (float glass) dengan ukuran media beragam kurang lebih panjang dan lebar 4 cm -10 cm seberat 300 gram. Setelah media tersusun dilakukannya proses pertumbuhan mikroba dengan cara mengalirkan air limbah domestik dari bawah keatas guna mengurangi resiko air yang lewat tanpa mengenai media biofilter. Proses pengaliran air dilakukan secara berulang yang mana aliran output kembali ke ember. Proses pertumbuhan dilakukan ±4 minggu hingga terbentuknya biofilm. Setelah terbentuknya biofilm dilakukan penggantian air limbah domestik yang baru. Proses pengaliran air dilakukan secara berulang yang mana aliran output kembali ke ember. Hal ini dilakukan agar hasil pengolahan menjadi baik. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke- 0, 3, 6 dan 9.



Hasil analisa penurunan BOD menggunakan media float glass dapat dilihat pada tabel 4.2. sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan BOD Media Kaca Bening Float Glass No



Pengamatan hari ke



Unit



BOD



Penurunan



1



0



mg/l



(mg/l) 32.0



(mg/l) -



2



3



mg/l



30.0



2



3



6



mg/l



18.8



11,2



4



9



mg/l



10.4



8,4



Kecepatan Penurunan (mg/l/hari) 0.6 3.73 2.8



Sumber : Data Primer,2021



Hubungan konsentrasi BOD terhadap waktu sampling dapat dilihat pada gambar 4.1.sebagai berikut:



Keterangan : LTM5 :Leq dengan waktu sampling tiap 5



Gambar 4.1 Hubungan Konsentrasi BOD Terhadap Waktu



Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pada hari ke-0 sampai hari ke-9 kurva menunjukkan terjadinya penurunan BOD pada limbah domestik. Hal ini menunjukkan terjadinya degradasi zat organik oleh aktivitas biofilm yang terbentuk di permukaan kaca bening (float glass). Hubungan Kecepatan Penurunan BOD Dengan Waktu Dapat Dilihat Pada Gambar 4.2 Sebagai Berikut:



Berdasarkan grafik kecepatan penurunan BOD, air limbah domestik mengalami kecepatan penurunan yang berbeda. Pada hari ke 0-3 mengalami penurunan BOD relatif kecil yakni sebesar 0,6 mg/l/hari. Hal ini disebabkan karena biofilm masih berada di fase penyesuaian dikarenakan permbaruan air limbah domestik, sehingga tingkat kecepatan penurunan tidak terjadi secara efektif. Pada hari ke 3-6 kecepatan penurunan BOD meningkat sebesar 3,73 mg/l/hari, hal ini terjadi karena mikroba pada biofim berada dalam fase lograritma, dimana mikroba berada dalam jumlah maksimal sehingga banyak zat organik yang terdegradasi. Pada hari ke 6-9 kecepatan penurunan BOD kembali menurun sebesar 2,8 mg/l/hari, hal ini terjadi karena mikroba menuju fase kematian disamping jumlah zat organik dalam limbah cair domestik semakin sedikit dan banyak mikroba yang mati sehingga zat organik sedikit yang terdegradasi. Apabila penelitian dilanjutkan lebih dari 9 hari, maka kecepatan penurunan akan semakin mengecil. B. PENURUNAN BOD MENGGUNAKAN TEMPRED GLASS Pada penelitian ini Tempered Glass yang digunakan adalah limbah tempered glass yang sudah tidak terpakai, tempered glass biasa digunakan untuk pelindung layar handphone. Tempered glass yang digunakan berukuran panjang 15 cm dan lebar 7 cm lalu ditekuk menjadi 3 bagian, kemudian diisikan kedalam reaktor dengan berat 300 gram dan posisi tegak didalam reaktor Setelah media tersusun dilakukan proses pertumbuhan mikroba dengan cara mengalirkan air limbah domestik dari bawah keatas guna untuk mengurangi resiko air yang lewat tanpa mengenai media biofilter. Proses pengaliran air dilakukan secara berulang yang mana aliran diresirkulasi kembali ke ember. Proses pertumbuhan dilakukan ±4 minggu sampai terbentuknya biofilm. Setelah terbentuknya biofilm, dilakukan penggantian air limbah domestik yang baru .Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke- 0 , 3 , 6 dan 9. Hasil analisa penurunan BOD menggunakan media tempered glass dapat dilihat pada Tabel 4.3. sebagai berikut:



Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kecepatan Penurunan BOD Dengan Waktu Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan BOD Media Tempered Glass No



Pengamatan Hari ke



Unit



BOD



Penurunan



1



0



mg/l



(mg/l) 28



(mg/l) -



2



3



mg/l



24



4



3



6



mg/l



8



16



4



9



mg/l



6



2



Kecepatan Penurunan (mg/l/hari) 1.3 5.3 0.6



Sumber : Data Primer,2021



Hubungan konsentrasi BOD terhadap waktu sampling dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:



Berdasarkan grafik kecepatan penurunan BOD diatas air limbah domestik mengalami kecepatan penurunan yang berbeda. Pada hari ke 0-3 mengalami kecepatan penurunan BOD relatif kecil yakni sebesar 1,3 mg/l/hari. Hal ini disebabkan karena biofilm masih berada di fase penyesuaian dikarenakan perbaruan air limbah domestik, sehingga tingkat kecepatan penurunan tidak terjadi secara efektif. Pada hari ke 3-6 kecepatan penurunan BOD meningkat sebesar 5,3 mg/l/hari, mikroba pada biofilm berada dalam fase lograritma dimana mikroba berada dalam jumlah maksimal sehingga banyak zat organik yang terdegradasi. Pada hari ke 6-9 kecepatan penurunan BOD menurun sebesar 0,6 mg/l/hari, hal ini terjadi karena mikroba menuju fase kematian disamping jumlah zat organik dalam limbah domestik semakin sedikit. Banyak mikroba yang mati sehingga zat organik sedikit yang terdegradasi. C. PERBEDAAN KEMAMPUAN KACA BENING (FLOAT GLASS) DAN TEMPERED GLASS PADA PENURUNAN BOD



Gambar 4.3 Hubungan Penurunan BOD Dengan Waktu.



Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pada 0 hari sampai 9 hari kurva menunjukkan terjadinya penurunan BOD pada limbah domestik, hal ini menunjukkan terjadinya degradasi zat organik oleh aktivitas biofilm yang terbentuk di permukaan tempered glass.



Dari hasil penelitian dengan menggunakan 2 jenis kaca, dilakukan perbandingan diantara keduanya untuk melihat jenis kaca mana yang lebih baik untuk dipakai sebagai media pertumbuhan mikroba dalam menentukan konsentrasi BOD. Hubungan konsentrasi BOD dan waktu sampling untuk kedua penelitian menggunakan dua jenis kaca ( tempered glass dan float glass) dapat dilihat pada grafik berikut:



Hubungan kecapatan penurunan BOD terhadap waktu sampling dapat dilihat pada gambar 4.4.sebagai berikut:



Gambar 4.5 Perbedaan Penurunan BOD Pada Media Kaca Bening(Float Glass ) Dan Tempered Glass



Berdasarkan grafik perbandingan penurunan BOD menunjukkan bahwa kedua media mampu menurunkan penurunan BOD, hal ini terjadi karena adanya aktifitas pada mikroba yang tumbuh pada permukaan media glass dan mendegradasi senyawa organik. Selama 9 hari dengan menggunakan media float glass dapat menurunkan 21,6 mg/l BOD, sedangkan pada penggunaan media tempered glass dapat menurunkan 22,0 mg/l BOD. Media tempered glass sedikit lebih baik digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba dalam menurunkan BOD dibandingkan media float glass. Pada penelitian digunakan berat kedua media kaca sama yakni 300 gram. Penempatan dari kedua media kaca kedalam reaktor sedikit berbeda. Pada media tempered glass berukuran 15cm x 7cm di lipat menjadi 3 bagian, kemudian dimasukkan kedalam reaktor dalam posisi tegak. Sedangkan pada media float glass kaca berukuran panjang dan lebar kurang lebih 4cm-10cm, dimasukkan kedalam reactor dalam posisi acak. Posisi kaca tempered glass yang tegak memmungkinkan kedua belah permukaan untuk kontak lebih baik dengan aliran air limbah domestik, sehingga luas permukaan tumbuhnya mikroba semakin luas. Sedangkan pada kaca bening float glass dengan ukuran yang lebih kecil dan disusun secara acak didalam reaktor ada bagian permukaan yang tidak kontak dengan pada air limbah dengan baik, yakni permukaan bagian atas. Hal ini berpengaruh pada luas permukaan biofilter yang efektif, hanya permukaan yang ada pada bagian bawah yang kontak dengan efektif dengan air limbah, hal ini menyebabkan efektifitas biofilter pada media float glass lebih sedikit kecil dibandingkan dengan media tempered glass. Dilihat dari kecepatan penurunan BOD kedua media mempunyai pola kecepatan penurunan BOD yang sama, dimana kecepatan penurunan BOD tertinggi terjadi pada hari ke 3-6. Hal ini mengindikasi bahwa fase logaritma pertumbuhan mikroba terjadi pada hari ke 3-6.



D. PEMBAHASAN Nilai BOD merupakan salah satu paramenter kimia yang sangat penting untuk diketahui dalam menentukan kualitas air limbah domestik. Nilai BOD mengacu pada banyaknya oksigen yang dibutukan oleh mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik secara biologis di dalam limbah cair domestik. Pengukuran BOD dilakukan sebagai dasar untuk mengetahui kemampuan mikroba yang melekat pada permukaan media biofilter yang dapat mendegradasi senyawa organik pada air limbah domestik. Dengan mengetahui nilai BOD maka akan diketahui jumlah zat organik yang telah terdegradasi oleh mikroba.( Mallongi, A., & Natsir, M. F. 2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paramenter BOD mengalami penurunan pada kedua jenis media dari 0 hari sampai 9 hari selama air limbah domestik beroperasi didalam reaktor. Proses penurunan paramenter BOD ini disebakan karena adanya mikroba yang melekat pada media biofilter (biofilm). Sifat mikroba yang cenderung untuk mempertahankan diri memicu untuk terbentuknya lapisan lendir yang disebut biofilm. Biofilm selain berfungsi sebagai habitat bakteri juga untuk menangkap bahan nutrisi guna pertumbuhan bakteri tersebut. Sebagaimana dipahami bahwa pada suplai oksigen yang memadai, mikroba akan aktif mendegradasi zat organik dalam air limbah domestic. Dengan penurunan BOD mengindikasi bahwa bahan organik yang terkandung dalam air limbah sebagian besar merupakan bahan yang biodegradable (dapat terdegradasi secara biologis).(Mega Filiazati,2013). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan menggunakan media tempered glass dan kaca bening (float glass) sebagai media pertumbuhan mikroba (biofilter), maka dapat disimpulkan bahwa media biofilter tempered glass dan media kaca bening (float glass) dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba (biofilter) untuk menurunkan konsentrasi BOD limbah cair domestik dan media tempred glass sedikit lebih baik digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba (biofilter) untuk menurunkan konsentrasi BOD pada air limbah domestik dibandingkan



dengan media float glass. Dapat dilihat selama 9 hari media tempered glassdapat menurunkan konsentrasi BOD sebesar 22,0 mg/l , sedangkan media kaca bening (float glas) dapat menurunkan konsentrasi BOD sebesar21,6 mg/l. Dilihat dari kecepatan penurunan BOD, pola pertumbuhan mikroba (biofilter) pada kedua media kaca sama, dimana fasa penyesuaian terjadi pada ha 0-3, fasa logaritma pada hari 3-6 dan setelah itu terjadi fasa penurunan. DAFTAR PUSTAKA Amri, K., & Wesen, P. (2015). Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Biofilter Anaerob Bermedia Plastik (Bioball). Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 7(2), 55-66. Apelabi, M. M., & Rostina, R. (2021). PENGARUH PROSES BIOFILTER AEROB ANAEROB TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD PADA LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA (STUDI LITERATUR). Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat, 21(1), 104-111. Azmi, K. N., Danumihardja, I. G., & Said, N. I. (2018). Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Kombinasi Biofilter Aerobik Media Plastik Sarang Tawon Dan Biofilter Media Kerikil Dengan Aliran Ke Atas. Jurnal Air Indonesia, 10(2). Filliazati, M. (2013). Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman Kiambang. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 1(1). Gischa, S. (2020). Jumlah Penduduk Indonesia 2020. Retrieved August, 15, 2020. Khaer, A. (2018). Teknologi Terapan Pemanfaatan Limbah Cair Pencucian Kendaraan dengan Metode Koagulasi dan Biofilter Multimedia. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 11(2), 43-51. Mallongi, A., & Natsir, M. F. (2019). Efisiensi Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu



Menggunakan Penambahan



Biofilter Efektif



Sistem



Upflow



Mikroorganisme



4.



dengan Jurnal



Nasional Ilmu Kesehatan, 1(2). Pamungkas, E. (2015). Studi kinerja biofilter aerob untuk mengolah dissertation,



air



limbah Institut



laundry



(Doctoral



Teknology



Sepuluh



Nopember). Pramita, A., Prasetyanti, D. N., & Fauziah, D. N. (2020). PENGGUNAAN MEDIA BIOBALL DAN TANAMAN KAYU APU (Pistia stratiotes) SEBAGAI BIOFILTER AEROBIK PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA. Journal of Research and Technology, 6(1), 131-136. Purnaningtias, A., & Afiuddin, A. E. (2018, December). Pemanfaatan Botol Plastik Bekas sebagai Biofilter Aerobik dalam Penurunan Konsentrasi COD, BOD pada Air Limbah Laboratorium Kesehatan. In Conference Proceeding on Waste Treatment Technology (Vol. 1, No. 1, pp. 51-56). Radityaningrum, A. D., & Kusuma, M. N. (2017). Perbandingan Kinerja Media Biofilter Anaerobic Biofilter dalam Penurunan TSS, BOD, COD pada Grey Water. Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 3(2). Said, N. I. (2005). Aplikasi Bio-Ball Untuk Media Biofilter Studi Kasus Pengolahan Air Limbah Pencucian Jean. Jurnal Air Indonesia, 1(1). Said, N. I. (1995). Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual Tangki Septik Filter Up Flow. Majalah Analisis Sistem Nomor, 3. Santoso, H. J. (2004). Penggunaan Up Flow Anaerob Biofilter Terhadap Penurunan Kadar Bod Air Limbah Tempe Di Desa Bandungrejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak (Doctoral Dissertation, Diponegoro University).