Pembayaran Dividen Tidak Teratur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pembayaran Dividen Tidak Teratur Kenyataan beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak embayar dividen sama sekali (misalnya dalam periode masa rugi atau dalam periode kesulitan likuiditas). Untuk kasus pembayaran dividen yang tidak teratur ini, rumus (5-4) dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa. Contoh 5.6 Untuk mengilustrasikan penggunaan rumus (5-4), misalnya suatu perusahaan membayar dividen selama 5 periode sebagai berikut ini: Periode ke-t D1



1 Rp. 1.000,-



2 Rp. 1.500,-



3 Rp. 0,-



4 Rp. 750,-



5 Rp. 2.100,-



Diasumsikan bahwa tingkat bunga diskonto adalah konstan sebesar 20% tiap periodenya, maka nilai intrinsik saham ini perlembarnya adalah : P0* =



𝑅𝑝,1.000 (1+0,2)



+



𝑅𝑝 1500 (1+0,2)2



+



𝑅𝑝 750 (1+0,2)4



+



𝑅𝑝 2.100 (1+0,2)5



= Rp3.080,63,Dividen Konstan Tidak Tumbuh Umumnya perusahaan enggan memotong dividen karena pengurangan dividen akan dianggap sebagai sinyal jelek oleh investor. Perusahaan yang memotong dividen akan dianggap mengalami kesulitan likuiditas sehingga perlu mendapatkan tambahan dana dengan memotong dividen. Perusahaan emiten tidak ingin mengeluarkan sinyal seperti ini, sehingga jika tidak sangat terpaksa sekali biasanya perusahaan tidak akan memotong dividennya. Hal yang paling banyak ditemui adalah perusahaan membayar dividen yang konstan dari waktu ke waktu untuk menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil. Jika perusahaan membayar dividen konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham di rumus (5-4) menjadi : P0* =



D (1 + k)



+



D (1+k)2



D



+ ⋯ . + (1+k)∞



(5-5)



dan dapat disederhanakan menjadi: P0* =



D



(5-6)



k



Rumus (5-6) menjunjukkan model tidak bertumbuh atau model pertumbuhan nol (zerogrowth model) dari pembayaran dividen untuk menghitung nilai intrinsik saham untuk kasus pembayaran dviden yang konstan sebesar D dengan tingkat bunga diskonto sebesar k. Derivasi model pertumbuhan nol (zero-grow model) di persamaan (5-6) adalah sebagai berikut ini. Kalikan kedua sisi persamaan di (5-5) dengan nilai (1=k) sehingga didapatkan:



P0*(1+k) =



D(1+k) (1 + k)



D(1=k)



+



(1+k)2



D(1+k)



+ ⋯ . + (1+k)∞



atau P0*(1+k) = D+



D



D



+ ⋯ + (1+k)∞−1



(1 + k)



Kurangkan nilai-nilai dipersamaan ini dengan nilai-nilai di persamaan (5-5) sebagai berikut : P0*(1+k) – P0* = D +



D (1 + k)



P0*+ P0*. k- P0* = D P0*. k = D [1-



1 (1+k)∞



D



+ ⋯ + (1+k)∞−1 − (1



D + k)



D



D



− (1+k)2 + ⋯ − (1+k)∞



D (1+k)∞



].



Nilai dari (1+k)∞ merupakan nilai yang sangat besar mendekati nilai tidak berhingga dan nilai 1 (1+k)∞



adalah sama dengan nol, sehingga persamaan diatas menjadi :



P0*. k = D [1-0] P0*. k = D sehingga P0*. k =



D k



Kasus dividen konstan umumnya dilakukan untuk menilai saham preferen karena dividen saham preferen biasanya adalah konstan yang umumnya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominalnya. Contoh 5.7: Kebijaksanaan dividen suatu perusahaan adalah membayar dividen konstan sebesar Rp. 1.000 tiap tahunnya. Jika suku bunga diskonto pertahun adalah 20%, maka nilai intrinsik saham per lembar adalah sebesar : P0* =



Rp 1.000,− 0,2



= Rp5.000,-