Pembesaraan Ikan Nila Dengan Aplikasi Pobiotik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • blist
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAHAN AJAR PELATIHAN PEMBESARAN NILA DENGAN APLIKASI PROBIOTIK OLEH TIM BUDIDAYA BPPP BITUNG I. MENGELOLA AIR MEDIA PEMBESARAN IKAN NILA DENGAN APLIKASI PROBIOTIK I. Pendahuluan Semakin berkembangnya teknologi budidaya, seperti budidaya di kolam, karamba dan jaring apung dan sebagainya serta perluasan areal budidaya, membawa konsekwensi meningkatnya kebutuhan benih ikan yang bermutu tinggi. Benih ikan merupakan salah satu faktor penentu dalam usaha peningkatan produksi budidaya perikanan. Ikan Nila Oreochromis niloticus adalah jenis ikan budidaya air tawar yang sangat digemari konsumen dan telah dikenal masyarakat luas karena rasanya yang lezat dan mudah dibudidayakan. Ikan nila telah dapat dibudidayakan dengan berbagai sistem, seperi sistem kolam air deras, air tenang, Karamba dan jaring apung (floating net) dengan media / wadah budidaya kolam, sungai dan danau. Bahkan Beberapa strain ikan nila telah dapat dikuasai teknik pembudidayaannya, antara lain nila hitam, nila merah, nila gift, nila nirwana dan nila gesit. Penyediaan benih yang bermutu, baik kualitas maupun kuantitasnya, tentunya juga ditentukan dari induk yang baik pula. Calon Induk ikan Nila perlu ditangani sebaik mungkin agar menghasilkan benih yang baik pula, walaupun ikan ini termasuk ikan yang paling mudah berkembang biak hampir disemua perairan, dan mulai memijah pada umur kurang lebih 4 – 6 bulan. Untuk memelihara calon induk Nila, diperlukan personal yang memiliki semangat yang tinggi serta kemampuan dan keuletan untuk menghasilkan calon-calon induk yang bermutu tinggi. II. Membuat Probiotik Fungsi dan Manfaat Probiotik Probiotik merupakan mikroba (jasad renik) yang bersifat menguntungkan. Bisa berupa fungi (jamur), actinomycetes, bakteri maupun mikroalga. Diantara beberapa kelompok mikroorganisme tersebut, bakteri merupakan kelompok yang paling banyak dikandung dalam probiotik yang dijual di pasaran. a. Fungsi Probiotik Probiotik dalam akuakultur memeiliki beberapa fungsi, diantaranya ada 8 fungsi utama yang dapat menjadi pertimbangan dalam penerapan probiotik untuk budidaya ikan lele, yaitu : 1



1. Untuk mengurai kandungan bahan organic dalam air yang berasal dari pakan, kotoran dan jasad yang mati. BAhan organic diubah menjadinbahan anorganik yang sangat bermanfaat bagi kestabilan plankton dan penyediaan makanan alami bagi ikan. 2. Menghilangkan senyawa beracun seperti amoniak, nitrit, H2S. Beberapa jenis bakteri mampu menetralkan senyawa bersifat racu tersebut menjadi senyawa yang tidak beracun bahkan bermanfaat baik bagi ikan mauoun lingkungan. 3. Menekan bakteri merugikan dalam air/dasar. 4. Interaksi dengan plankton. Bakteri probiotik dapat hidup secara bersamaan dan saling menguntungkan 5. Menghasilkan enzim dan nutrisi. Bkateri mengandung protein lebih dari 60% sehingga dapat berfungsi sebagai makanan alami baik untuk zooplankton maupun ikan pemakan detritus seperti lele. Bahkan bakteri probiotik tertentu dapat hidup di susu ikan dan membantu dalam pencernaan. 6. Menekan bakteri merugikan dalam pencernaan/usus. Bakteri yang hidup dalam usus akan menekan bakteri yang merugikan melalui persaingan tempat penempelan serta menghasilkan metabolit yang bersifat bakterisida. 7. Meningkatkan kekebalan ikan. Probiotik ternyata dapat meningkatkan kekebalan ikan sehingga ikan menjadi lebih tahan terhadap penyakit. Budidaya ikan dengan probiotik mempunyai organ dalam yang lebih baik dengna ikan yang tidak dipelihara dengan probiotik. 8. Viral effect yaitu buidaya ikan yang menggunakan probiotik ternyata lebih tahan terhadap serangan virus bila dibandingkan dengan yang tanpa probiotik. b. Manfaat Probiotik Dengan menggunakan probiotik dalam budidaya, maka beberap manfaat yang dapat kita peroleh diantaranya: 1. Memperbaiki lingkungan. Penggunaan probiotik dalam akualkultur sangat penting karena dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Probiotik dapat mengurai limbah dan menetralkan racun. 2. Mencegah terjadinya penyakit. Probiotik dalam media budidaya dapat menekan perkembangan bakteri pathogen. 3. Memperbaiki sistem pencernaan ikan. Probiotik yang diberikan melalui pakan dan hidup dalam usus menghasilkan enzim yang sangat bermanfaat dalam proses pencernaan makanan bagi ikan. 4. Membantu meningkatkan jumlah makanan alami. Probiotik dapat menstabilkan pertumbuhan fitoplankton. Fitoplankton dan probiotik merupkaan makanan bagi zooplankton dan zooplankton merupakan makanan alami ikan. 2



5. Meningkatkan produktivitas. Peran probiotik yang dapat memperbaiki dan menjaga kestabilan lingkungan serta meningkatkan jumlah makanan alami akan membuat ikan tidak mudah stress, angka kehidupan menjadi lebih tinggi, pertumbuhan lebih cepat sehingga hasilnya akan menjadi lebih baik. Probiotik, Prebiotik dan Synbiont Probiotik adalah mikroba yang sengaja diberikan melalui oral atau media (lingkungan). Jenis probiotik yang diberikan melalui oral antara lain Lactobacillus, Bacillus, Enterococcus, dan lain-lain. Prebiotik adalah substrat yang tidak bisa tercerna dalam saluran pencernaan tetapi dapat merangsang pertumbuhan probiotik dalam usus. Misalnya Fruktosa (sejenis serat) tidak dapat dicerna dan diserap oleh usus tetapi sangat diperlukan oleh mikroba probiotik tertentu dan dapat mempercepat perkembangannya. Sementara Synbiont adalah perpaduan atau gabungan antara probiotik dan prebiotik. Probiotik yang tersedia di pasaran ada berbagai merek dagang umumnya berbebentuk cair dan bubuk.



Aplikasi dalam Akuakultur Aplikasi probiotik dalam akuakultur sudah lama diterakan. Mulai dari persiapan kolam, masa pemeliharaan baik melalui pakan maupun media budidaya (lingkungan). Aplikasi pada persiapan bertujuan untuk mempercepat perombakan bahan organic di dasar kolam dan menghilangkan senyawa beracun sebelum masa budidaya diberikan melalui pakan dan lingkungan (air dan dasar). Pemberian probiotik melalui pakan adalah dengan cara mencampur probiotik (cair atau padat yang dicampur air) dengan pakan secara merata sehingga probiotik terserap ke dalam pakan, kemudian ditunggu sebentar sebelum diberikan ada ikan. 3



Sedangkan probiotik yang diberikan melalui media (air), biasanya probiotik (cari atau tepung) diencerkan dengan air secukupnya kemudian ditebar secara merata di permukaan kolam sehingga akan teraduk dengan sendirinya oleh ikan atau sengaja diaduk agar lebih cepat merata. Adapun pemberian probiotik ke dasar kolam dengan tujuan untuk mengurai lumpur yang mengendap dan senyawa racun di dasar kolam, dilakukan dengan mencampur probiotik dengan zeolite berfungsi sebagai pembawa atau substrat penempelan. Perbanyakan Probiotik Probiotik dapat digunakan secara langsung dari yang dibeli, namun karena harganya yang relative mahal maka sering dilakukan perbanyakannya untuk mengurangi biaya oprasional budidaya ikan. Bahan-bahan yang dipakai dalam kultur bakteri probiotik antara lain: Molase, dikenal sebagai tetes tebu merupakan hasil akhir dalam proses pembuatan gula, melalui proses pengolahan sehingga terpisah gulanya dan memiliki sukrosa 30% disamping gula reduksi sekitar 25% berupa glukosa dan fruktosa. Molase merupakan sumber utama karbon (c) dalam proses kultur bakteri probiotik Tepung Ikan, diperoleh dari proses penggilingan atau penghancuran ikan, mempunyai kandungan protein yang tinggi > 30% merupakan sumber protein utama atau Nitrogen (N) pada proses kultur bakteri probiotik Dedak Halus, berasal dari sosohan penggilingan beras, Kandungan protein 11% merupakan sumber karbonat utama dalam memgkultur bakteri probiotik. Ragi Roti, Biasanya terbentuk dari berbagai jamur dan bakteri dan fungsi utama sebagai fermentasi. Beberapa contoh formulasi yang ada: 2. Formula Dalam Kultur Bakteri Probiotik Formula 1. Bahan-bahan : 1. Tepung Ikan : 500 gram 2. Dedak Halus : 800 gram 3. Molase : 400 ml 4. Ragi Roti : 40 gram 5. Bakteri Probioatik : 150 gram 6. Air Tawar masak : 20 Liter



4



Formula 2. Bahan-bahan : 1. Tepung Ikan 2. Dedak Halus 3. Molase 4. Ragi Roti 5. Bakteri Probioatik 1. 6. Bakteri Probioatik 2. 7. Air Tawar masak



: 400 gra m : 1000 gram : 500 ml : 40 gram : 200 gram : 200 gram : 20 Liter



Cara Kultur a) Timbang Masing-masing Bahan b) Ayak tepug ikan dan dedak halus c) Rebus air tawar sampai mendidih, lalu masukan tepung ikan dan dedak, aduk sampai melarut . Perebusan bertjuan untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam air. d) Didinginkan air sambil diaduk-aduk sampai tepung ikan dan dedaknya merata e) Setelah suhu air menjadi turun menjadi 30º C,lalu masukan ragi roti dan molase, serta dengan bakteri probiotiknya, dan aduk sampai merata f) Pindahkan larutan yang sudah jadi kedalam jerigen atau ember g) Gunakan aerasi dalam larutan tersebut h) Sekitar 2-4 hari biasanya populasi bakteri akan tumbuh dengan pesat dan bakteri probiotiknya dapat diaplikasikan ke wadah pemeliharaan.



5



6



BAB. II PEMELIHARAAN IKAN NILA APLIKASI PROBIOTIK MENGELOLA AIR 1. Menentukan volume air Kuantitas air atau Debit air artinya jumlah air yang tersedia pada sumber air yang dapat mengairi kolam. Debit air adalah jumlah kapasitas air yang mengalir per satuan waktu pada sungai, selokan atau pipa pemasukan air. Debit air yang dibutuhkan pada pembenihan berbeda dengan pada pendederan. Air yang terlalu banyak dapat menyebabkan benih mudah terbawa arus air. Sementara jumlah air untuk pembesaran ikan dibutuhkan suplai oksigen yang tinggi yang diperoleh dari air. Debit air dapat diukur dengan alat yang disebut Current meter. Namun bisa juga dengan cara sederhana yaitu dengan perhitungan matematis dan bila debit airnya kecil lebih cocok dengan pengukuran langsung, yaitu dengan menampung air di pintu air dengan ember sampai penuh, catat waktu yang digunakan kemudian. Cara mengukur debit air dilakukan dengan mengukur volume air masuk ke dalam wadah penampungan dibagi waktu yang dibutuhkan dalam satuan liter per detik. 2. Mengukur parameter kualitas air Oksigen (O2) DO atau Dissolve Oksigen adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Oksigen menempati urutan teratas jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya. Oksigen berperan dalam proses respirasi (pernapasan). Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pernapasan ikan tergantung pada ukuran, suhu dan tingkat aktivitasnya. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas dalam kehidupan biota air, oleh karena itu ketersediaannya di air harus mencukupi. Kekuranganoksigenakanmengakibatkanterhambatnya/terganggunya pertumbuhan biota air juga berpengaruh pada laju petumbuhannya. Udara kurang berperan dalam menyuplai oksigen ke dalam air kecuali ada usaha untuk mempercepat proses difusi oksigen dengan alat bantu seperti aerator ataupun kincir. Difusi oksigen akan terjadi bila ada perbedaan tekanan antara udara dan air. Fitoplankton juga dapat menghasilkan oksigen. Sumber oksigen lainnya adalah aliran air baru yang masuk ke kolam Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman lebih dikenal dengan nama pH yang merupakan singkatan dari puissance negatif de Hidrogen yaitu logaritme dari kepekaan ion-ion Hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan. pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen pada suhu tertentu yang dinyatakan dengan mol per liter. Pada perairan alami kisaran pH adalah 4 sampai 9. pH = 7 berarti netral seperti air murni yang mempunyai ion H+ 7



dan ion OH- dalam konsentrasi sama, sedang pH kurang dari 7 bersifat asam dimana konsentrasi ion H+ tinggi dan ion OH- rendah sedangkan sebaliknya dimana konsentrasi ion H+ rendah dan konsentrasi ion H- tinggi, pH lebih dari 7 maka perairan bersifat basa. Perairan yang bersifat alkali (basa) umumnya lebih produktif daripada perairan yang bersifat asam. Kecerahan Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan persen (%). Kemampuan cahaya matahari untuk menembus sampai ke dasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Kekeruhan dipengaruhi oleh : - Benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur, dll - Adanya jasad-jasad renik seperti plankton - Warna air tsb Dalam suatu usaha budidaya kita harus mengetahui kecerahan dari perairan yang akan kita gunakan sampai dimana ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air. Agar dapat diketahui apakah air terlalu keruh, keruh atau agak keruh. Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh plankton atau jasad renik. Karena kekeruhan yang disebabkan oleh plankton atau jasad renik juga mencerminkan tingkat kesuburan dari suatu perairan. Perairan yang terlalu jernih juga tidak baik untuk kehidupan biota yang akan kita pelihara sebaliknya kekeruhan yang disebabkan oleh lumpur juga tidak baik. Plankton nabati disebut juga fitoplankton yaitu plankton yang mampu melakukan fotosintesis sedangkan plankton hewani disebut zooplankton adalah plankton yang tidak bisa melakukan fotosintesis, hanya memakan fitoplankton. Fitoplankton ada beberapa jenis dengan perbedaan warna masing-masing. Warna air hijau tua dominan Cyanophiceae, Mycricystis dan Anabaena karena mengandung khlorofil hijau tua. Air yang berwarna hijau muda didominasi Chlorophyta. Warna air hijau kecoklatan didominasi Diatomae dan warna coklat kemerahan biasanya didominasi oleh Dinoflagellata. Cara mengukur tingkat kecerahan di perairan adalah dengan menggunakan secchi disk atau pinggan secchi. Pinggan sechi adalah lingkaran tripleks diameter ±30 cm dicat hitam putih secara selang seling dalam kuadran dan diberi pemberat agar bisa tenggelam dan diberi tali untuk mengulur sampai sejauh mana pinggan sechi masih terlihat dan mulai hilang kemudian diukur. Kecerahan yang baik adalah berkisar antara 30 – 40 cm. Kecerahan diatas 30 cm sudah kurang baik karena pada kondisi tersebut fitoplankton sudah berbahaya. Kekeruhan karena suspensi koloid tanah/lumpur terlebih hidroksida besi sangat berbahaya bagi biota budidaya. 8



Suhu Air Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta kehidupan dari biota perairan karena berpengaruh terhadap proses metabolisme dalam tubuh. Laju pertumbuhan ikan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu sampai pada batas tertentu. Namun kenaikan suhu yang drastis tentu saja akan membahayakan kehidupan biota air. Suhu sangat berhubungan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dimana suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarut tetapi berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air dan laju reaksi kimia air. Kisaran suhu yang baik bagi pertumbuhan ikan adalah 20 o C – 32oC. Pada suhu 18oC – 25oC, ikan masih bertahan hidup namun nafsu makannya sudah mulai menurun yang kemudian akan berimbas pada laju pertumbuhan yang terhambat. Suhu berpengaruh pada kehidupan biota baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung ikan bisa mati kedinginan apabila suhu terlalu rendah dimana pada daerah sub tropis suhu air dibawah 12oC. Sedangkan secara tidak langsung suhu berpengaruh terhadap kelarutan oksigen di dalam air. Semakin tinggi suhu semakin rendah daya larut oksigen di dalam air dan sebaliknya padahal semakin tinggi suhu proses metabolisme dalam tubuh ikan akan semakin meningkat berarti semakin banyak membutuhkan oksigen. Setiap kenaikan suhu 10oC akan mempercepat laju reaksi kimia sebesar dua kali. Pengukuran suhu umumnya dilakukan dengan menggunakan termometer. Kekeruhan Kekeruhan air dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indra. Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan. Bila kekeruhan disebabkan oleh karena plankton, hal ini memang yang diharapkan. Namun, bila keruhanya akibat endapan lumpur yang terlalu tebal atau pekat, itu tidak diinginkan. Kandungan lumpur yang terlalu pekat dalam air, akan mengganggu ikan dalam air sehingga menjadi salah satu sebabnya kurangnya nafsu makan ikan. Selain itu, benih ikan yang masih kecil akan mengganggu pernafasannya karena lumpur akan ikut terpisah bersama air dan menyangkut dalam insang. Untuk mengetahui penyebab keruhnya air sungai oleh plankton atau lumpur, dapat diketahui dengan mudah dan cepat. Caranya dengan mengambil contoh air yang ditempatkan dalam gelas kaca, lalu biarkan beberapa saat. Bila terlihat endapan lumpur didasar gelas kaca, berarti kekeruhan air disebabkan oleh lumpur. Namun, bila tidak terlihat lapisan lumpur didasar gelas kaca dan keadaan air masih kelihatan kuning, hijau atau kecoklatan seperti sediakala maka kekeruhan disebabkan oleh plankton. Itulah air yang baik digunakan untuk budidaya ikan. 9



Ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengukur kekeruhan dengan mudah dan murah. Pertama, siapkan lempengan seng bulat lalu dicat putih dan hitam secara diagonal. Kemudian piring seng tadi di beri tangkai dari kayu yang sudah diberi ukuran dalam satuan centimeter. Piring seng dibenamkan secara perlahan kedalam air hingga warna putih yang ada pada piring seng tersebut tidak kelihatan, maka dasar itu dilihat ukuran pada kedalaman berapa centimeter warna dasar piring sudah tidak kelihatan lagi. 3. Mengelola kualitas air Air merupakan faktor budidaya yang paling penting. Air merupakan faktor mutlak dalam budidaya karena merupakan media hidup ikan.Air untuk kolam dapat berasal dari sungai, saluran irigasi atau saluran air lainnya. Kualitas air sangat pent – – C. Pada suhu optimum, pertumbuhan ikan normal. Suhu air sangat berpengaruh pada laju metabolisme ikan. Perubahan temperature yang terlalu drastis dapat menimbulkan gangguan fisiologis ikan yang dapat menyebabkan ikan stress. 1. Pertimbangan teknis Kolam terpal dapat dibangun di beberapa tempat, termasuk di halaman rumah, bekas garasi mobil, atau bekas gedung. Beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan dalam membangun kolam terpal adalah sebagai berikut : a) Ada sumber air untuk mengisi kolam terpal. Sumber air tersebut dapat berasal dari air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau. b) Ukuran ikannilayang hendak dipelihara perlu diperhatikan karena terkait dengan kedalaman air di dalam kolam, misalnya benihnilacocok dipelihara pada kedalaman air 30-40 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm, cukup dibuat kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 60 cm. c) Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula kerangka yang digunakan tidak berbahaya tajam yang dapat membuat terpal sobek. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dari pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain berfungsi meratakan tanah, kedua bahan dapat menstabilkan suhu. d) Untuk kolam yang dibangun di daerah pemukiman penduduk, perlu dipikirkan penanganan limbah air kolam. Perlu diupayakan penampungan untuk buangan air limbah sehingga air limbah dari pemeliharran ikan dapat di olah lebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Selain itu, dapat pula membangun bak atau sumur resapan 10



untuk menampung limbah yang di buang, atau membangun saluran permanen, yang terhubung langsung dengan sungai atau kanal besar. 2. Pertimbangan sosial-ekonomi Budidaya ikanniladi kolam terpal juga perlu pertimbangan faktor sosial- ekonomi, antara lain :  Lokasi yang dipilih untuk memeliharan i l a dengan kolam terpal bukanlah lokasi sengketa. Sekalipun kolam terpal mudah dibongkar dan dipindahkan, namun sebaiknya lokasi yang dipersengketakan tidak dipilih karena dapat merugikan.  Dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan nila vanamei sehingga memudahkan memperoleh induk atau benih.  Tersedia sarana dan prasaran trasportasi yang memadai untuk memudahkan pengadaan alat, bahan, trasportasi benih, hasil panen dan lain-lain.  Adanya alat dan bahan disekitar lokasi atau pengadaanya mudah.  Pasar cukup terbuka untuk menampung produksi, baik baik pasar lokal maupun pasar ekspor, serta harga yang cukup memadai.  Lokasi cukup aman dari berbagai gangguan, baik hewan-hewan liar maupun gangguan manusia (pencurian). Atau ada cara efektif untuk mengatasi gangguan tersebut.  Adanya sumber energi listrik untuk penerangan dan kebutuhan lainya.  Adanya dukungan dari pihak-pihak terkait, misalnya permodalan dan lain-lain. Untuk petani ikan kecil, dukungan juga dapat berupa penyuluhan teknis dan pemasaran hasil. A. Tahapan Pemeliharaan Ikan 1. Manajemen Pakan a. Gunakan pakan sesuai dengan bukaan mulut ikan b. Berikan pakan sesuai dengan kebutuhan dan jangan berlebih c. Dosis pakan yang di gunakan 1-2% dari biomassa (normal) atau sesuai respon ikan dengan cara beri pakan 1-2 genggam bila ikan respon makan tambah 3-5 genggam tunggu respon ikan 5-10 menit d. Berikan porsi 80% kenyang dengan frekuensi sehari 2 kali e. Untuk meningkatkan daya cerna dan efisiensi maka pakan di bibis atau fermentasi. a. Berikut cara melakukan fermentasi pakan : Larutkan biolacto 1 sdm ke dalam 2 liter air Dosis bibis atau fermentasi 10 ml/kg pakan (5 tutup botol akua/kg pakan) di campur air 170 ml/kg pakan, kemudian di campur merata pada pakan, tutup rapat. Fermentasi pakan di buat untuk 3-5 hari, jika bibis pakan sore dibuat pagi dan sebaliknya 11



2. Manajemen Kesehatan Ikan a. Gunakan benih yang sehat dan berkualitas b. Pengelolaan air yang baik, pemberian probiotik secara berkala, pengapuran secara rutin untuk mempertahankan kualitas air (alkalinitas) c. Pembuangan endapan secara berkala d. Penggunaan tumbuhan HERBAL (menjaga kondisi kesehatan) a. Kunyit , Temulawak, Jahe kencur, Bawang putih, Daun papaya dan Mengkudu dll b. Cara pengeolahannya sebagai berikut : cuci bersih tumbuhannya kemudian dihaluskan lalu di peras untuk diambil airnya, kemudian campurkan dengan pakan dan berikan pada ikan. e. Penanganan masalah yang kemungkinan timbul : No.



Permasalahan



Penanganan



1



Nitrit hasil oksidasi / reduksi nitrat akan tinggi dan mengganggu kesehatan ikan



2



pH air akan terus menurun (keasaman meningkat) sehingga mengganggu kesehatan ikan



pemberian garam dapur non idium secara rutin dari awal pemberian kapur secara rutin dari awal



f. Penanganan Ikan Sakit : No.



Permasalahan



Penanganan



1



Kematian < 50 ekor/ hari



2



Kematian > 50 ekor/ hari



Buang air sekitar 40 % (ketinggian air menjadi 35-40 cm), tambahkan air kembali 1020% (ketinggian airmenjadi 4550 cm), tambahkan molase 60 ml/m³ bak, tambahkan dolomit 40 gr/m³ bak, probiotik biolacto 1 sendok makan per bak, & ikan dipuasakan 1 hari sebelumnya Buang air 100 % (semua ikan mati dibuang), masukan air 12



tersu-menerus sampai busa terbuang, matikan atau cabut aerasi, tambahkan air baru (ketinggian air menjadi 20 cm) bersamaan dengan tambahkan everlac 3 tutup



3



Kematian > 70 %



Bak dikeringkan dan lakukan pemanenan. Ikan tidak boleh disatukan ke dalam bak yang lain (ikan diisolasi ke wadah yang lain).



13



III. MEMANEN 1. Menentukan waktu panen Tahapan akhir dalam suatu usaha budidaya ikan adalah kegiatan panen. Pemanenan adalah kegiatan yang relatif mudah dilakukan namun demikian pelaksanaan panen yang tidak sesuai dan tidak tepat dapat menyebabkan kerugian yang besar. Hal ini dapat terjadi karena tidak hati-hati dalam melakukan panen bisa menyebabkan ikan-ikan lolos ke saluran air ataupun juga ikan mengalami stress dan mati. Oleh sebab itu untuk menghindari hai ini perlu diketahui tata laksana pemanenan yang tepat dan sesuai. Pada saat panen benih harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati karena tubuh ikan yang luka akan mudah sekali mengalami kematian. Semua peralatan panen yang digunakan harus sesuai dengan ukuran benih dan terbuat dari bahan yang tidak melukai benih, seperti waring halus, nilon, dll. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari, saat masih pagi udara masih sejuk, suhu masih rendah dan hari mulai terang sehingga mudah untuk melihat benih yang akan dipanen dan memudahkan dalam transportasi benih nantinya. 2. Menyiapkan peralatan panen Untuk memanen benih ikan, digunakan perlatan sebagai berikut :  Happa Terbuat dari bahan nilon atau kain has yang halus dan berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Alat ini digunakan sebagai wadah tepat penampungan sementara bagi benih nila yang dipanen.  Scoop Net Berbentuk kantong dan terbuat dari besi untuk bingkainya sedangkan kantongnya dari bahan nilon, kain halus. Alat ini digunakan untuk menangkap benih.  Waring Waring adalah salah satu alat untuk menangkap benih ikan nila yang berbentuk empat persegi dan terbuat dari jaring tagaho serta bingkainya terbuat dari bahan bambu.  Saringan Merupakan alat yang digunakan untuk mencegah benih lolos saat penurunan/pengeringan kolam. Saringan terbuat dari jaring atau bahan lain yang dapat digunakan dan berfungsi untuk mencegah agar benih ikan tidak lolos.  Ember Digunakan untuk mengangkut benih ke tempat penampungan. 14



3. Melakukan pemanenan a. Jenis Panen Berdasarkan tujuan ada 2 jenis pemanenan ikan yaitu Panen Selektif dan Panen Total. Panen Selektif dilakukan untuk menangkap benih ikan ukuran tertentu sesuai kebutuhan sehingga akan menyisakan benih lain tetap berada di kolam. Panen selektif dapat dilakukan tanpa mengeringkan kolam sama sekali, tapi cukup dengan menurunkan ketinggianvolume air dalam kolam. Panen total dilakukan untuk menangkap seluruh benih yang ada di kolam. Pada panen ini kolam harus dikeringkan. b. Teknik Panen Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan panen ikan nila adalah sebagai berikut : - Siapkan seluruh perlatan panen di kolam - Tutup pintu pemasukan air - Pasang saringan, kemudian buka pintu pengeluaran air - Siapkan tempat penampungan sementara benih yaitu happa dengan cara memasang di kolam lain yang tidak dikeringkan - Tangkap benih ikan menggunakan waring dengan cara memasukkan waring kedalam kolam sambil diberi umpan makanan. Bila ikan sudah terkumpul cukup banyak, angkat waring dengan cepat namun hati-hati - Benih yang tertangkap dimasukkan ke dalam ember yang berisi air dan dibawa ke tempat penampungan - Lakukan penangkapan benih dengan scoop net.



15