4 0 50 KB
www.afretnobel.blogspot.com
BAB IV BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS A. Maksud Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam %) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah digilig-gilig menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. Indeks plastis suatu tanah adalah bilangan (%) yang merupakan selisih antara batas cair dan plastisnya. B. Alat Peralatan yang dipergunakan dalam pengujian batas plastis dan indeks plastisitas: 1. Cawan, 2. Pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet, 3. Spatel, 4. Pelat kaca, 5. Saringan no 40, 6. Batang kawat Ø 3mm untuk ukuran pembanding, dan 7. Alat-alat pemeriksaan kadar air. C. Benda Uji Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan sebanyak ± 15–20 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan terlebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula dikeringkan dalam suhu udara atau dengan suhu kurang dari 60 oC secukupnya saja, sampai dapat disaring. Memecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pestel (penumbuk/pengerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga tidak rusak. Kemudian disaring dengan saringan no.40.
www.LaporanTeknikSipil.wordpress.com
www.afretnobel.blogspot.com
Bagian yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji. D. Pelaksanaan Langkah-langkah pengujian batas plastis dan indeks plastisitas sebagai berikut: 1. Menaruh contoh tanah dalam cawan porselen, 2. Menambahkan air sedikit demi sedikit aduk sampai benar-benar merata. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari bila ditekan dengan jari, 3. Meremas dan membentuk menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh tanah seberat 8 gram (Ø 13 mm), 4. Menggiling bola uji ini di atas pelat kaca yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya rata (kecepatan kirakira ½ detik satu gerakan maju mundur), 5. Membandingkan dengan kawat pembanding bila pada penggiling diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm, 6. Memotong- motong batang menjadi 6 atau 8 bagian ini jika ternyata batang ini masih licin, 7. Meremas potongan tanah seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen, selanjutnya giling lagi seperti tadi dan 8. Mengulangi langkah- langkah di atas sampai pada diameter 3 mm tanah retak- retak. E. Hasil Pengamatan 1. Berat cawan kosong
( W1 )
=
18,62 gram
Berat cawan + tanah basah
( W2 )
=
34,67 gram
Berat cawan + tanah kering
( W3 )
=
30,90 gram
( W1 )
=
11,77 gram
Berat cawan + tanah basah
( W2 )
=
32,55 gram
Beart cawan + tanah kering
( W3 )
=
27,64 gram
2. Berat cawan kosong
www.LaporanTeknikSipil.wordpress.com
www.afretnobel.blogspot.com
F. Perhitungan 1. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan pada tanah tersebut di atas yang dinyatakan dalam %. Melaporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat terdekat, 2. Menghitung indeks plastis tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya seperti pada rumus 4.1, IP=LL-PL....................................................................................(4.1) 3. Jika salah satu dan batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa indeks plastis = NP (non plastis), 4. Jika tanahnya banyak berpasir, kerjakan pemeriksaan batas plastisnya terlebih dahulu dari pada batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa tanahnya NP, dan 5. Melaporkan bahwa tanahnya NP. Jika ternyata batas plastisnya tanah sama dengan batas cairnya, juga laporkan bahwa indeks plastisnya NP. Hasil perhitungan dari hasil pengamatan pengujian Batas Plastis dan Indeks Plastisitas: 1. Berat air
A
= W2 – W3
= 34,67 – 30,90
B
= W3 – W1
= 30,90 – 18,62
= 3,77
gram Berat tanah kering
= 12,28
gram Kadar air 2. Berat air
W=
3,77 A x100% = x100% B 12,28
= 30,70 %
A
= W2 – W3
= 32,55 – 27,64
= 4,91
B
= W3 – W1
= 27,64 – 11,77
gram Berat tanah kering
= 15,87
gram Kadar air
W=
4,91 A x100% = x100% B 15,87
Kadar air rata–rata
= 30,82 %
Batas Plastis kadar air rata–rata
= 30,82 %
= 30,94 %
Berdasar pemeriksaan batas cair : Flow Index
Lf
=
2,678 %
Batas Cair
LL
=
44,58 %
Batas Plastis
PL
=
30,82 %
Indek Plastisitas
IP
=
www.LaporanTeknikSipil.wordpress.com
LL – PL =
13,76 %
www.afretnobel.blogspot.com
G. Pembahasan 1. Berat batas cair berdasar tabel (4.1) dan grafik (4.2) dibawah, 2. Semakin banyak jumlah pukulan maka semakin sedikit kadar air tanahnya karena airnya berkurang karena penguapan, dan 3. Dalam pemeriksaan batas plastis sebaiknya menunggu pemeriksaan batas cairnya. Tabel 4.1 Karakter tanah berdasar nilai Indeks Plastisitas IP
Sifat
0
Non Plastis
Pasir
Non kohesif
7
Macam Tanah
Kohesif
(Sumber = Hary Cristiady Hardiyanto) 4. Hubungan antara penambahan air dengan batas-batas attenberg dapat dilihat pada gambar 4.1 (sumber: Hary Crisriady Hariyanto) Batas susut Padat
batas plastis
semi padat
plastis
batas cair Cair
(ω = penambahan air) Gambar 4.1 Batas-batas attenberg
www.LaporanTeknikSipil.wordpress.com
www.afretnobel.blogspot.com
Volume Tanah
Plastis Semi Padat
Padat
Cair
Indeks Plastisitas
SL
PL
LL Kadar air ω (%)
Gambar 4.2 Hubungan antara kadar air, volume tanah, konsistensi tanah dan batas-batas Atterberg (Sumber: Bahan Ajar Mekanika Tanah I)
H. Kesimpulan Dari hasil hitungan dan grafik di dapat parameter sebagai berikut: Ø LL
=
44,58 .%
Ø PL
=
30,82 %
Ø IP
=
13,76 %
Jadi dari data di atas di dapat 18,22 %, ternasuk jenis tanah lempung dimana IP =7- 17 %.
www.LaporanTeknikSipil.wordpress.com