Pemeriksaan Phlebografi Tekhni Mri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN PHLEBOGRAFI EKSTREMITAS



Tugas MRI Dosen pengampu : Fatimah, S.ST, M.Kes



Diajukan oleh :



Helga Zerin Kochita



PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tekhnik MRI Lanjut di Poltekes kemenkes Semarang dengan Judul : “PEMERIKSAAN PHLEBOGRAFI EKSTREMITAS” dan kami ucapkan terima kasih kepada Yth, ibu Fatimah, S.ST, M.Kes selaku dosen mata kuliah matrikulasi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan memberikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.



Semarang,januari 2021.



Penyusun



A. Pengertian Plebografi Pemeriksaan phlebografi adalah merupakan istilah lain dari pemeriksaan pembuluh darah balik (venografi) tungkai bawah. Venografi sendiri definisinya adalah pemeriksaan secara radiologis untuk memvisualisasikan pembuluh darah balik (vena) dengan menggunakan kontras media. Pemeriksaan ini sudah jarang sekali dilakukan seiring dengan perkembangan peralatan canggih tersebut karena para klinisi lebih memilih menggunakan modalitas CT SCAN, MRI atau USG. Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan pembuluh darah balik (venography) ini ada beraneka ragam antara lain: Lower Limb Venography (Phlebography), Upper Limb Venography, Superior Venocavography, Inferior Venocavography, Spleenoportography, dan Intra Oseous venography. Dari kesemua pemeriksaan tersebut yang masih sering dilakukan adalah pemeriksaan Lower Limb Venography atau yang sering disebut phlebografi. Umumnya pemeriksaan ini dengan kasus varises. B. Kegunaan Phlebografi Pemeriksaan ini sangat berguna sekali dalam memperlihatkan kelainan pembuluh darah vena tungkai bawah. Diantaranya adalah : 1. Dapat menentukan luas dan letak dari suatu perforasi pada pasien dengan varises. Informasi yang diperoleh sangat berguna sekali dalam kasus ulkus tungkai berulang sebagai follow up pasien setelah dioperasi. 2. Untuk mengetahui keadaan dan kemampua katup vena. Informasi yang diberikan akan sangat membantu pada kasus oedema yang tidak memperlihatkan varises pada daerah superficial. 3. Sangat berguna dalam investigasi dari ulkus atau oedema yang menyertai trombosis vena utama. 4. Dapat menentukan letak dari vena safena. Hal ini sangat berguna pada kasus varises berulang. 5. Dapat memperlihatkan trombosis pada vena iliaka karena oedema, ulkus, pembengkakan pembuluh darah berulang khususnya untuk mengetahui perkembangan vena setelah dilakukan tindakan operasi. 6. Untuk mengevaluasi kelainan konginital pada vena. 7. Untuk mengidentifikasi vena yang dijadikan cangkok sebagai arteri by pass .



C. Kontra Indikasi Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan : 1. Pasien yang diketahui alergi berat atau hipersensitif terhadap kontras media. 2. Pasien dengan trombophlebitis baru yang luas 3. Pasien dengan protombin tinggi yang sedang dalam perawatan khusus dan terapi anti koagulan karena dapat menyebabkan terjadinya hematom.



D. Komplikasi Yang Ditimbulkan Komplikasi yang dapat terjadi setelah pemeriksaan phlebografi adalah: 1. Infeksi pada daerah injeksi karena prinsip sterilitasnya kurang. 2. Jaringan kulit terluka, vena dorsum pedis berada pada daerah superficial. 3. Phlebitis 4. Alergi kontras mual, muntah gatal-gatal atau keluar bintik merah. 5. Gagal Jantung kongestif 6. Gagal Ginjal 7. Trombus



E. Persiapan Pemeriksaan pasien hanya diminta merendam kedua kakinya di air hangat terkadang cukup mencuci kaki saja sebelum pemeriksaan dilakukan. Pasien dijelaskan mengenai jalannya pemeriksaan, kegunaan pemeriksaan dan teknik atau proses selama pemeriksaan berlangsung samapai pada resiko yang mungkin terjadi setelah pemeriksaan dilakukan sehingga pasien diperiksa dalam kondisi siap mental dan physikisnya. Kemudian pasien diminta untuk mengisi informed consent atau surat persetujuan tindakan medis.



F. Peralatan Yang Diperlukan Steril 1. Spuit 5 cc 1 buah 2. Spuit 25 cc 2 buah 3. Wing needle sesuai caliber venanya (ukuran 21, 23, 19 gauge) 4. Bokor atau kom steril untuk larutan garam fisiologis dan kontras 5. Duk steril untuk alas kaki. Tidak Steril 1. Botol berisi Kontras non ionic 60-70 cc 2. Botol berisi Larutan garam fisiologis untuk uji patensi pembuluh darah dan memflash kontras. 3. Cairan antiseptic (betadine) 4. Cairan alcohol 5. Kapas atau haas 6. Torniquet 7. Bengkok 8. Ampu sorot 9. Balok kecil buat pijakan dan tumpuan kakai yang tidak diperiksa 10. Alat resusitasi dan troli emergency



G. Kontras Media Kontras media yang digunakan adalah jenis non ionik sebanyak 60-70 cc untuk satu sisi dengan kekentalan 350-370 mmol/mg



H. Prosedur Pemeriksaan Pemeriksaan ini dilakukan secara team work antara radiolog, radiographer dan perawat serta petugas kamar gelap. 1. Pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur dan manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan. 2. Pasien melepaskan seluruh pakaian luar termasuk BH bagi pasien wanita dan mengenakan pakaina ganti yang telah disiapkan. 3. Tungkai yang akan diperiksan direndam air hanagat. Selama 10-15 menit. 4. Pasien dalam posisi duduk, kakai diletakkan diatas duk steril. 5. Dipasang tourniquet diatas pergelangan kaki. 6. Lakukan sterilisasi dengan antiseptic dan kapas alcohol area dorsum pedis. 7. Penyuntikan menggunakan wing needle yang sudah terhubung dengan spuit 5 cc berisi salin, ukurannya sesuai dengan caliber vena yang diperiksan. Kemudian Dilakukan fiksasi jarum dan kemudian dihubungkan dengan spuit 25 cc yang berisi kontras. Penyuntikan dilakukan seiring dengan pengaturan posisi objek pemeriksaan. 8. Pasien dibaringkan dalam posisi telentang diatas meja pemeriksaan sementara itu meja pemeriksaan diposisikan 45 derajat semi erect. Tungkai kontra lateral berpijak diatas balok kecil sehingga tungkai yang aakan diperiksa dalam posisi “menggantung”. 9. Pada tahap awal disuntikan sebanyak 50-60 cc untuk visualisasi vena daerah cruris dan femur kemudian tahap kedua disuntikkan 10 cc untuk visualisasi vena iliaka. Penyuntikan dilakukan dengan flow yang relative cepat untuk mengejar aliran kontras. Untuk visualisasi vena daerah cruris dilakukan proyeksi foto cruris AP dan lateral sedangkan pada vena femoralis cukup femur lateral dengan kolimasi diperlebar sehingga area pembuluh darah tercakup. 10. Setelah femur dan cruris diambil gambar posisi sudut meja diturunkan menjadi 25 derajat sehingga posisi lebih landai. Kemudian kontras 10 cc disuntikkan, stuwing dibuka dan diambil foto pelvis Ap untuk visualisasi vena iliaka sampai vena iliofemoralnya. 11. Setelah selesai kemudian dilakukan penyuntikan salin untuk membilas (flash), setelah itu wing needle dicabut dak kemudian bekas injeksi ditutup dengan plester dengan memperhatikan prinsip sterilitas. 12. Jangan lupa control fungsi-fungsi vital untuk mengawasi keadaan umum pasien, jika tidak ada tanda-tanda yang membahasayakan pemeriksaan selesai.



Gambaran Normal – Aliran kontras akan mengisi vena dan cabang-cabangnya bebas hambatan (lancar) – Katup venapun dapat divusualisasikan dengan jelas Gambaran tidak Normal Aliran kontras akan terbendung pada suatu bagian (obstruksi) dan pada akhirnya vena kolateral akan terbentuk. Bendungan bisa disebabkan adanya adanya varises, tumor, radang, ulkus, deep vein thrombosis dan lainnya.